PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS V SEMESTER II SDN CANCANGAN CANGKRINGAN TAHUN PELAJARAN 20102011

  PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA KELAS V SEMESTER II SDN CANCANGAN CANGKRINGAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011 Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar oleh: Andang Suhana NIM: 091134243 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2011

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  Kupersembahkan untuk :

  Motto

“ Sikap bersyukur adalah cara mutlak

untuk mendapat hal-hal baik lebih banyak

lagi bagi kehidupanmu.”

  • Bapak J. Sudjada (†)
  • Ibu Yustina Haryanti
  • Lia Natalia Anggraeni • Avela Resita Dewi •

  Kakak-kakakku

PERNYATAAN KASLIAN KARYA

  

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan dalam daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 20 Desember 2011 Penulis Andang Suhana

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : ANDANG SUHANA Nomor Mahasiswa : 091134243

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma skripsi saya yang berjudul : “PE NGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN MEDIA

  

AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENULIS PUISI SISWA KELAS V SEMESTER II SDN CANCANGAN

CANGKRINGAN TAHUN PELAJARAN 2010/2011”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan hak

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media

lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun

memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai

penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 20 November 2011 Yang menyatakan, Andang Suhana

  

ABSTRAK

PENGGUNAAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DAN MEDIA

AUDIOVISUALUNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN

MENULIS PUISI SISWA KELAS V SEMESTER II

SDN CANCANGAN CANGKRINGAN

TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011

Andang Suhana

  

Sanata Dharma Universty

2011

  Puisi sebagai bagian dari pelajaran bahasa Indonesia harus dipelajari oleh siswa kelas V, semester 2, sekolah dasar. Siswa SDN Cancangan menemui kendala untuk memenuhi nilai standar berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan untuk pelajaran tersebut.

  Siswa Kelas V, SDN Cancangan, Tahun Pelajaran 2009/2010 belum sepenuhnya memahami materi puisi dan hanya 45% dari 20 siswa kelas V, SDN Cancangan, yang mampu memenuhi nilai standar KKM. Untuk memecahkan masalah tersebut, peneliti melakukan penelitian menggunakan pembelajaran pendekatan kontekstual dan media audio visual untuk mengarahkan siswa praktek menulis puisi. Para siswa diminta untuk menciptakan puisi berdasarkan pengalaman sehari-hari, melalui diskusi kelompok dan melihat contoh puisi, hal merupakan contoh pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan penerapan komponen pembelajaran pada pendekatan kontekstual.

  Kemmis dan Mc Taggart sebagai model penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk mengukur manfaat dari pendekatan ini. Penelitian dilakukan pada dua siklus, dan setiap siklus terdiri dari dua bagian pembelajaran. Peneliti juga membuat rubrik penilaian untuk mengukur kemampuan menulis puisi siswa.

  Hasil penelitian menunjukkan peningkatan siswa terhadap keterampilan menulis puisi. Sebelum penelitian, diperoleh data nilai yang menunjukkan 45% dari 20 siswa yang mampu memenuhi standar KKM. Pada siklus pertama, 60,86% dari 23 siswa kelas V, SDN Cancangan, mampu melampui standar KKM, dan pada siklus kedua 78,26% dari 23 siswa kelas V, SD N Cancangan, mampu memenuhi standar KKM.

  Kesimpulan dari penelitian ini adalah pendekatan kontekstual dan media audiovisual berpengaruh terhadap peningkatan keterampilan siswa menulis puisi. Batasan penelitian ini adalah peningkatan keterampilan siswa menulis puisi, hasil penelitian hanya untuk siswa kelas V, semester 2, SDN Cancangan, Cangkringan, Tahun 2010/2011.

  Kata kunci: Keterampilan menulis puisi, Pendekatan kontekstual, Media audiovisual.

  

ABSTRACT

THE USING CONTEXTUAL APPROACH AND AUDIOVISUAL MEDIA

FOR IMPROVING STUDENTS SKILL WRITING POETRY CLASS V

SEMESTER II ELEMENTARY SCHOOL CANCANGAN CANGKRINGAN

THE LESSON YEAR 2010/2011

  

Andang Suhana

Sanata Dharma University

2011

  Poetry as part of Indonesian language teaching should be studied by

students in grade fifth, two semesters of elementary school. SDN Cancangan

students have problems to meet the minimum standards based on completeness

criteria (KKM) defined for the lesson.

  Class V students, SDN Cancangan, Lessons Year 2009/2010 do not fully

understand the material of poetry, and only 45% of 20th graders fifth, SDN

Cancangan, which is able to meet the standards of KKM. To resolve problems,

researchers conducted experiments using a contextual approach to visual and

audio media to engage students practice writing poetry. The students were asked

to create poems based on everyday experience, through discussion groups, see the

examples of poetry, it is done in accordance with the application of the learning

component of the contextual approach.

  Kemmis and Mc Taggart as research model that used by researcher to

measure the effect of the approach. The research conducted on two cycles, and

each cycle consisted of two part learning. Researcher also made assessment

rubric to measure poetry writing skill of the students.

  Result of the research shows the students’ improvement poetry writing

skills. Before the research, data obtained showing the value of 45% of the 20

students who are able to meet the standards of KKM. In the first cycle, 60.86%

from 23 students in grade V, SDN Cancangan, KKM able to go beyond the

standard, and the second cycle of 78.26% from 23 students in grade fifth, SD N

Cancangan, able to achieve KKM standards.

  Conclusion of this study is the contextual approach and audiovisual media

to affect the increased ability of students to write poetry. Limitation of this study is

the increased ability of students to write poetry, the results only for class fifth

students, semester 2, SDN Cancangan, Cangkringan, and Year 2010/2011.

  Key words: poetry writing skills, contextual approach, audiovisual media

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas

penyertaan, petunjuk dan pengalaman yang diberikan kepada penulis dalam

rangka menyusun skripsi dari awal hingga akhir. Penulis menyadari bahwa dalam

rangkaian penyusunan sekripsi ini, tidak lepas dari bantuan dari berbagai pihak,

berupa dukungan dalam bentuk apapun yang sifatnya membantu dan mendorong

tersusunnya skripsi ini dan tentu saja memiliki andil yang besar sehingga penulis

dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Secara khusus penulis memberikan penghargaan dan rasa terimakasih yang tulus kepada :

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

  2. Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Kaprodi PGSD USD yang telah memberikan masukan, saran, pandangan dan dukungan sejak awal sampai skripsi ini terselesaikan.

  3. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan dukungan, arahan, serta bimbingan dengan baik dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini.

  4. Theresia Yunia S., S.Pd., M.Hum., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan dukungan, arahan, serta bimbingan dengan baik dari awal sampai akhir penulisan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu Dosen, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah membekali penulis dengan berbagai macam ilmu pengetahuan.

  6. Panitia Penguji Ujian Sarjana Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk mengikuti ujian sarjana dan mempertahankan skripsi ini.

  7. Pujiami, S.Pd.,SD., selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Cancangan, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, yang telah bersedia memberikan ijin untuk mengadakan penelitian tindakan kelas di kelas V SDN cancangan.

  8. Isti Wartini, S.Pd., selaku guru bahasa Indonesia kelas V SDN Cancangan yang telah bersedia memberikan kesempatan, waktu dan pemikiran selama pelaksanaan penelitian di kelas.

  9. Bapak dan Ibu guru se-SD N Cancangan, Sleman, Yogyakarta yang telah memberikan motivasi dan arahan hingga penelitian ini terselesaikan.

  10. Ibu Yustina Haryanti, Lia Natalia Anggaraeni, A.Ma. dan Avela Resita Dewi, selaku keluarga yang telah memberikan dukungan materi dan doa, sehingga menjadi penyemangat untuk dapat menyelesaikan perkuliahan dengan baik.

  11. Teman-teman atas segala proses dan persahabatan yang telah kita lalui bersama dalam mengukir kenangan dan meraih tujuan.

  Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penulis dengan rendah hati mengharapkan kritik dan saran yang dapat

memberikan manfaat bagi penulis dan demi perbaikan karya ilmiah ini. Semoga

karya ilmiah ini bermanfaat bagi pembaca

  Penulis, Andang Suhana

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................................. vi ABSTRAK ...................................................................................... vii

  

ABSTRACT ...................................................................................... viii

  KATA PENGANTAR .............................................................................. ix DAFTAR ISI ...................................................................................... xi DAFTAR TABEL ................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ...............................................................

  1 A. Latar Belakang Masalah ..............................................

  1 B. Pembatasan Masalah ...................................................

  6 C. Perumusan Masalah ....................................................

  6 D. Pemecahan Masalah ...................................................

  7 E. Batasan Pengertian ......................................................

  8 F. Tujuan Penelitian ........................................................

  9 G. Manfaat Kontribusi Penelitian ...................................

  9

  BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................

  11 A. Kajian Teoritis..............................................................

  11 1. Menulis .......................................................................

  11 a.Pengertian Menulis ...................................................

  11 b. Tujuan Menulis .......................................................

  12 c. Keterampilan Menulis .............................................

  13 2. Puisi ...........................................................................

  13 a. Pengertian puisi ........................................................

  13 b. Jenis-jenis Puisi .......................................................

  14 c. Unsur-unsur Puisi .....................................................

  16 3. Pendekatan Kontekstual .............................................

  20 a. Pengertian ...............................................................

  20 b. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual.................

  21 c. Komponen-komponen Pembelajaran Kontekstual ..

  22 4. Media Pembelajaran ...................................................

  25 5. Media Audiovisual .....................................................

  26 6. Uraian Materi Pelajaran .............................................

  27 B. Kerangka Berfikir ...........................................................

  28 C. Hipotesis Tindakan .........................................................

  28 BAB III METODE PENELITIAN ....................................................

  29 A. Desain Penelitian .........................................................

  29 B. Setting Penelitian ........................................................

  30 C. Rencana Tindakan .......................................................

  30 D. Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ..............

  33

  1.Jenis Data ................................................................

  33 2.Teknik Pengumpulan Data .....................................

  34 3.Instrumen Penelitian ...............................................

  35 E. Analisis Data ...............................................................

  38 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................

  42 A. Hasil Penelitian ...........................................................

  42 B. Pembahasan .................................................................

  59 BAB V PENUTUP ...........................................................................

  67 A. Kesimpulan .................................................................

  67 B. Saran ............................................................................

  68 DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................

  69 LAMPIRAN ......................................................................................

  71

  DAFTAR TABEL Tabel.1. Rubrik Penilaian Tugas Menulis Puisi ……………….....

  35 Tabel.2. Lembar Observasi Siswa ..................................................

  36 Tabel.3. Target Pencapaian Per Siklus ……………………….......

  38 Tabel.4. Targer Pencapaian Observasi Pembelajran ......................

  40 Tabel.5. Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 1 dan 2 ....................

  50 Tabel.6. Hasil Observasi Siklus II Pertemuan 1 dan 2 ....................

  57 Tabel.7. Data Nilai Keterampilan Menulis Puisi Siklus I ……. ...

  60 Tabel.8. Data Nilai Keterampilan Menulis Puisi Siklus II …........

  62 Tabel.9. Daftar Perbandingan Nilai Menulis Puisi Siswa ...............

  64 Tabel.10. Skor Hasil Lembar Observasi Pembelajaran ....................

  65

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar. 1.Siklus PTK model Kemmis & Mc. Taggart ……………

  29

  DAFTAR LAMPIRAN 1. Silabus ........................................................................................

  71 2. RPP ............................................................................................

  73 3. LKS .............................................................................................

  85 4. Nilai Kondisi Awal .....................................................................

  94 5. Nilai Siswa Siklus I .....................................................................

  95 6. Nilai Siswa Siklus II ...................................................................

  96 7. Hasil Observasi ...........................................................................

  97

  

8. Karya Puisi Siswa ....................................................................... 102

  

9. Laporan Data Pencapaian Penelitian ........................................... 121

  

10. Dokumentasi ............................................................................... 123

  

11. Surat Ijin Penelitian dari FKIP USD ........................................... 126

  

12. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ........................... 127

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mempunyai peranan penting bagi terciptanya komunikasi, salah satu

  peranan bahasa adalah sebagai alat penyampaian pesan. Agar pesan diterima sesuai dengan keinginan pembuat pesan, maka diperlukan penggunaan bahasa yang sesuai dan jelas. Mengingat pentingnya bahasa untuk berkomunikasi, maka tidak berlebihan jika bahasa sangat mutlak untuk dikuasi oleh semua orang dan menjadi bagian pelajaran dalam sebuah pendidikan. Secara umum bahasa juga merupakan identitas bagi suatu bangsa, untuk itu di Indonesia pelajaran bahasa Indonesia diberikan di setiap jenjang pendidikan.

  Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pelajaran pokok disetiap jenjang sekolah di Indonesia, mulai dari pra-sekolah hingga perguruan tinggi.

  Pembelajaran bahasa Indonesia mempunyai kesamaan tujuan yaitu untuk menguasai keterampilan berbahasa melalui berbagai aspek. Aspek bahasa yang diajarkan di sekolah meliputi aspek membaca, menulis, mendengarkan, menyimak dan berbicara selanjutnya aspek-aspek keterampilan berbahasa tersebut dipadukan dalam pembelajaran bahasa Indonesia.

  Pelajaran bahasa Indonesia di jenjang pendidikan sekolah dasar bertujuan untuk mengenal dan menguasai aspek-aspek berbahasa. Agar dapat terpenuhi keterampilan berbahasa diperlukan suatu pembelajaran yang mampu memudahkan anak didik untuk mencapai tingkat penguasaan yang baik.

  Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar hendaknya disampaikan secara runtut dan sistematis agar dapat mencapai hasil akhir pembelajaran yang diinginkan atau tuntas.

  Pembelajaran bahasa indonesia di sekolah dasar hendaknya mempersiapkan keterampilan berbahasa anak didik untuk menempuh jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar diberikan mulai dari kelas I, dengan bobot pembelajaran disetiap aspek berbahasa lebih ringan, tingkat mudah atau dasar kemudian meningkat sesuai dengan tingkatan kelas yang ditempuh.

  Pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar dipadukan dengan pembelajaran sastra, pelajaran sastra ini lebih menekankan pada kemampuan siswa mengenali dan membuat karya sastra. Karya sastra yang sering dijumpai pada pelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar adalah menulis puisi.

  Menulis puisi terdapat pada pelajaran bahasa Indonesia kelas V semester 2, dengan standar kompetensi mengungkapkan pikiran, perasaan, informasi, dan fakta secara tertulis dalam bentuk ringkasan, laporan dan puisi dan kompetensi dasar yakni menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat.

  Berdasarkan dengan materi menulis puisi di kelas V semester 2 tersebut, peneliti menemukan bahwa keterampilan menulis puisi siswa kelas V SD N Cancangan, Tahun Pelajaran 2009/2010 masih rendah. Setelah dilakukan observasi terhadap kondisi awal ada beberapa hal yang menyebabkan keterampilan menulis puisi rendah yakni, pemahaman siswa terhadap unsur-unsur puisi kurang, siswa tidak diarahkan untuk mengangkat tema lingkungan sekitar sebagai materi untuk menulis puisi sehingga daya imajinasi kurang, dan juga dibuktikan dengan dokumen nilai siswa yang masih berada dibawah standar nilai Kriteria Ketuntasan Minimum ( KKM ) yang ditentukan yakni 65. Dari dokumen atau data yang diperoleh dari guru bahasa Indonesia tersebut, diketahui bahwa siswa yang nilainya mencapai KKM 65 sebanyak 9 siswa dari 20 siswa kelas V Tahun Pelajaran 2009/2010 atau jika dipronsentase baru sebesar 45% mencapai nilai KKM.

  Sebagai calon guru sekolah dasar peneliti merasa prihatin dengan kondisi tersebut, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui kendala-kendala/permasalahan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh siswa berkaitan dengan keterampilan menulis puisi.

  Karena menulis puisi merupakan bagian dari pelajaran bahasa Indonesia maka keterampilan menulis puisi perlu untuk dikuasai siswa kelas V, semester 2, SDN Cancangan, Tahun Pelajaran 2010/2011. Selain dapat meningkatkan nilai pelajara bahasa Indonesia dengan menulis puisi siswa dapat mengetahui dan dapat menerapkan pentingnya menuangkan imajinasi, gagasan, dan buah pikiran mengenai peristiwa, pengalaman dan hal-hal yang berkaitan dengan lingkungannya dalam sebuah karya sastra. Dengan diawali mengetahui dan bisa menulis puisi melalui pembelajaran di sekolah dasar, siswa mampu menerapkan keterampilan menulis puisi pada jenjang sekolah berikutnya.

  Menurut McCrimmon (dalam Slamet 2009:96 ) ”menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahami dengan jelas”. Sedangkan puisi sendiri memiliki suatu nilai seni karya sastra yang dapat digunakan sebagai media mengkomunikasikan pikiran, perasaan dan imajinasi seseorang kepada orang lain.

  Menurut Watts-Dunton (Situmorang 1980:9) “Puisi adalah ekspressi dari pengalaman imajinatif, yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosionil dan berirama”.

  Berdasarkan pendapat tentang menulis dan puisi tersebut penulis membuat kesimpulan bahwa keterampilan menulis puisi memiliki paduan keterampilan yang membantu mengaktulisasi diri penulis dalam karya puisinya. Keterampilan menulis puisi dapat tercapai melalui pembelajaran yang mengacu pada kemauan dan kemampuan anak didik memunculkan imajinasi, mengungkapkan perasaan, berdasarkan pengalaman di lingkungan sekitar dan objek yang konkrit.

  Hal tersebut berbeda dengan pembelajaran yang dilakukan guru selama ini mengenai pembelajaran materi menulis puisi, yaitu dengan menggunakan pembelajaran dengan metode ceramah dilanjutkan dengan penugasan, pembelajaran tersebut dianggap kurang memberikan keleluasaan siswa dalam berimajinasi.

  Dengan menggunakan pendekatan kontekstual pada pembelajaran menulis puisi, diharapkan siswa dengan mudah mendapatkan bahan atau pengalaman terhadap objek nyata yang terjadi disekitar siswa. Hal tersebut sesuai dengan pengertian pendekatan kontekstual yaitu konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

  Menurut Sanjaya (Sugiyanto 2009:17) Pendekatan kontekstual melibatkan tujuh komponen utama pembelajaran efektif yakni: Kontruktivisme (constructivism), Bertanya (Questioning), Menemukan (Inquiri), Masyarakat Belajar (Learning Community), Permodelan (Modeling), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assesment) .

  Pendekatan Kontekstual memudahkan siswa menggali imajinasi dan memunculkan ide-ide kreatif karena berhubungan langsung dengan lingkungan sehari-hari siswa, sehingga dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis puisi.

  Selain menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran tersebut, peneliti juga memadukannya dengan penggunaan media pembelajaran yakni media audiovisual.

  Penggunaan media audiovisual tersebut dimaksudkan peneliti untuk memudahkan siswa mengamati kembali objek yang diamati dilingkungan siswa untuk dihadirkan kembali didalam ruangan kelas. Dengan mengamati hasil rekaman dari objek yang dijumpai siswa diharapkan dapat memunculkan ide-ide kreatif dengan suasana yang berbeda. Penggunaan media tersebut yang utama bertujuan untuk menghadirkan pengalaman yang dapat didengarkan (audio) dan dilihat (visual) yang terdapat pada objek pengamatan.

  Dengan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dan media audiovisual ini peneliti mengaharapkan adanya peningkatan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V, semester 2, SD N Cancangan, Cangkringan.

  B. Pembatasan Masalah

  Peneliti menyadari, bahwa tidak setiap masalah yang timbul dari bermacam- macam penyebab pada pembelajaran menulis puisi tidak dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini mengingat keterampilan menulis puisi didasarkan pada daya imajinatif dan ide-ide kreatif siswa yang berbeda-beda.

  Untuk itu penelitian ini dibatasi pada Pelajaran bahasa Indonesia untuk kelas V, semester 2, di SDN Cancangan, Cangkringan, Tahun Pelajaran 2010/2011, pada kompetensi dasar menulis puisi bebas dengan pilihan kata yang tepat, dan materi pokok menulis puisi. Penilaian didasarkan pada hasil karya puisi siswa dengan memperhatikan unsur-unsur fisik puisi yaitu meliputi pilihan kata, bait, kesesuaian judul dan isi, dan penggunaan gaya bahasa.

  Dalam pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis puisi, peneliti menggunakan pendekatan kontekstual dan media audiovisual dalam penelitian untuk meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa SDN Cancangan, kelas V, semester 2, Tahun Pelajaran 2010/2011.

  C. Perumusan Masalah

  Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka diajukan rumusan masalah “Apakah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan kontekstual dan media audiovisual dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada pembelajaran bahasa Indonesia siswa Kelas V, Semester 2, SDN Cancangan, Cangkringan, Tahun Pelajaran 2010/2011?”

D. Pemecahan Masalah

  Menulis puisi merupakan kemampuan yang menjadi bagian dari kompetensi dasar yang akan dicapai di sekolah dasar pada pelajaran bahasa Indonesia. Metode pembelajaran yang digunakan dalam pelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis puisi adalah pembelajaran yang menarik, efektif, dan tepat, sehingga dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi siswa. Pelajaran bahasa Indonesia khusunya materi menulis puisi perlu perhatian sehingga siswa mempunyai kesempatan mengaktualisasi diri dalam pembelajaran tersebut dan dapat menyampaikan pesan dalam bentuk karya sastra tulis dengan leluasa menurut pengalamannya terhadap lingkungan sehari-hari.

  Pendekatan kontekstual merupakan suatu pembelajaran yang memadukan materi pelajaran dengan kondisi lingkungan siswa, sehingga dapat memotivasi siswa untuk lebih memahami materi pelajaran tersebut, karena siswa dihadapkan pada kondisi lingkungan dan kehidupan siswa sehari-hari (konteks, pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa tidak merasa asing dengan pengetahuan yang mengarah pada keterampilan yang dapat diterapkan pada pemasalahan yang dihadapinya.

  Pendekatan kontekstual dapat merubah suasana pembelajaran dalam kelas, sehingga pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis puisi tidak dilakukan monoton dalam ruang kelas, namun dapat dilakukan juga diluar kelas sehingga objek yang menjadi inspirasi dalam penulisan dapat dialami secara nyata melalui pengamatan secara langsung dilingkungan siswa.

  Diperlukan media pembelajaran yang mendukung aspek mendengar dan melihat sebagai gambaran nyata terhadap objek. Media audiovisual dianggap cocok karena memiliki peranan sebagai media penyampai pesan yang dapat ditangkap indera penglihatan dan pendengaran serta secara nyata dapat menggambarkan serupa dengan objek yang diamati.

E. Batasan Pengertian

  Untuk memperjelas pengertian dan istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti membuat batasan terhadap beberapa pengertian tersebut. Berikut ini merupakan pengertian-pengertian yang dimaksud.

  1. Menulis adalah kegiatan menggali pikiran dan perasaan mengenai suatu subjek memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahami dengan jelas. McCrimmon (Slamet 2009:96 )

  2. Puisi adalah ekspressi dari pengalaman imajinatif, yang bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa emosionil dan berirama. Menurut Watts Dunton (Situmorang 1980:9)

  3. Peningkatan keterampilan menulis puisi yang akan dicapai pada penelitian ini adalah keterampilan siswa dalam menghasilkan karya puisi yang dapat memenuhi unsur fisik puisi.

  4. Pendekatan Kontekstual adalah konsep belajar yang mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan kehidupan mereka sehari-hari.

  5. Media audiovisual adalah suatu media yang menayangkan/menampilkan objek dapat ditangkap oleh indra penglihatan dan pendengaran.

  6. Media pendidikan adalah alat yang dapat membantu menyampaikan pesan pembelajaran mengenai suatu materi pelajaran.

  F. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan kontekstual dan media audiovisual pada pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis puisi dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas V, semester 2, SD N Cancangan, Cangkringan, Tahun Ajaran 2010/2011.

  G. Manfaat Kontribusi Penelitian

  Penelitian ini dilaksaanan dengan harapan dapat menyumbangkan manfaat- manfaat:

  1. Secara Teoritis Berdasarkan hasil penelitian ini dapat mengembangkan pembelajaran dan berani untuk menerapkan suatu jenis pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas dan keutuhan dalam penyampaian materi pelajaran bahasa Indonesia pada materi menulis puisi.

  2. Secara Praktis

  a. Bagi peneliti, merupakan pengalaman berharga dalam menerapkan pendekatan kontekstual dan media audiovisual pada pembelajaran bahasa Indonesia materi menulis puisi.

  b. Bagi guru sekolah dasar, dapat menjadi masukan dalam variasi pembelajaran yang dapat dikembangkan dan dilaksanakan kembali dalam pelajaran bahasa Indonesia.

  c. Bagi sekolah dasar, hasil penelitian dapat menjadi sebuah laporan yang dapat menambah suatu bacaan untuk memberikan manfaat bagi kalangan guru sebagai salah satu contoh penelitian tindakan kelas, bagi yang masih mengalami kesulitan memulai/melakukan penelitian dan sebagai pembanding bagi yang sudah melakukan penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis

1. Menulis

  a. Pengertian Menulis Menulis pada hakikatnya adalah pengungkapan gagasan atau perasaan secara tertulis dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan bertatap muka dengan orang lain.

  Menurut soeparno dan M. Yunus (Slamet 2008:96) menulis dapat didefinisikan sebagai kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai medianya.

  Menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang,

  membuat surat) dengan tulisan. Alwi (2003:12-19)

  Menurut konsep ini kegiatan menulis merupakan kegiatan untuk mengungkapkan segala sesuatu yang ada di dalam pikiran dan perasaan seseorang kepada orang lain dalam bentuk tulisan.

  Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menulis adalah kegiatan mengkomunikasikan ide, gagasan, perasaan menjadi pesan yang dituangkan dalam bentuk tulisan dan dapat disampaikan kepada orang lain tanpa bertatap muka secara langsung. Menulis juga merupakan suatu kegiatan yang produktif, dan keterampilan ini harus selalu dilatih dengan disertai praktik teratur. b. Tujuan Menulis Tujuan menulis beragam sesuai dengan penulisnya menulis sebagai kegiatan pemberitahuan dan mengajar, meyakinkan atau mendesak, menghibur dan menyenangkan, dan menyatakan atau mengekspresikan perasaan dan emosi.

  Menurut Hartig (dalam Tarigan 1994:34) tujuan menulis adalah: 1) Tujuan penugasan (assignment purpose), penulis menulis sesuatu karena ditugaskan, bukan atas kemampuan sendiri.

  2) Altruistik, yaitu untuk menyenagkan pembaca. 3) Persuasif, yaitu untuk menyakinkan para pembaca dan kebenaran gagasan yang diutamakan.

  4) Informasional, yaitu untuk memberikan informasi. 5) Pernyataan diri, yaitu untuk memperkenalkan diri sebagai pengarang pada pembaca.

  6) Pemecahan masalah, yaitu untuk mencerminkan atau menjelajahi pikiran-pikiran agar dapat dimengerti oleh pengarang.

  7) Kreatif, yaitu untuk mencapai nilai-nilai artistik dan nilai-nilai kesenian.

  Peneliti memaknai tujuan menulis sebagai penuangan pikiran dalam kata- kata yang disusun menjadi suatu rangkaian pesan untuk dikomunikasikan pada diri sendiri sebagai bentuk refleksi diri dan untuk orang lain sebagai informasi tertulis. Dalam menulis puisi, menulis merupakan penuangan imajinasi, perasaan dalam bentuk tulisan untuk diungkapkan atau disampaikan kepada orang lain sebagai bentuk karya seni. c. Keterampilan Menulis Kegiatan menulis mempunyai hasil berupa tulisan, pesan, bacaan yang disajikan dalam berbagai media. Publikasi sebuah tulisan sebagian besar menjadi pangkal tujuan seseorang ketika ingin menulis dengan harapan dapat dinikmati orang lain.

  Byrne ( dalam Slamet 2008:106 ) keterampilan menulis pada hakikatnya bukan sekedar kemampuan menulis symbol-symbol grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata disusun menjadi kalimat tertentu, melainkan keterampilan menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga buah pikiran tersebut dapat disampaikan kepada pembaca dengan berhasil.

  Berdasarkan pendapat tersebut keterampilan menulis pada puisi dapat dimaknai sebagai kemampuan mengungkapkan perasaan, buah pemikiran dan secara jelas tercemin dari kata-kata yang dirangkai sehingga dapat membuahkan gambaran situasi yang dialami penulis. Keterampilan menulis siswa yang akan dicapai pada penelitian ini dilihat dari kemampuan siswa menuangkan pikiran dan perasaan terhadap objek nyata melalui pengamatan lingkungan sekitarnya.

2. Puisi

  a. Pengertian Puisi Puisi merupakan karya seni dalam bidang sastra, sehingga banyak pendapat yang berbeda mengenai arti puisi. Secara struktural puisi terdiri dari beberapa kata yang membentuk baris, bait serta masing-masing mempunyai makna atau arti tersendiri dan mempunyai sudut pandang tertentu.

  Menurut Watts-Dunton (Situmorang, 1980:9) mengatakan bahwa puisi adalah ekspressi yang konkret dan bersifat artistik dari pikiran manusia dalam bahasa yang emosional dan berirama.

  Sementara Mathew Arnold (Situmorang, 1980:9) puisi adalah satu-satunya cara yang indah, impressif dan yang paling efektif mendendangkan sesuatu.

  Dari pernyataan-pernyataan tersebut peneliti berpendapat bahwa puisi merupakan suatu bentuk ekspressi yang mendalam dari pengalaman tentang pengamatan suatu hal yang dialami, kemudian dipadukan dengan imajinasi serta pemikiran seseorang terhadap lingkungan sekitar.

  b. Jenis-jenis Puisi Berdasarkan isi yang terkandung dalam puisi, puisi dapat dibagi menjadi tiga yaitu :

  1) Puisi Epik disebut juga Puisi Naratif, bentuk puisi ini agak panjang dan bercerita kepahlawanan, tokoh kebangsaan, masalah surga, neraka, Tuhan, dan kematian. Disamping itu puisi epik tersebut dapat dikatakan bahwa penyair menceritakan hal-hal diluar dirinya.

  Dari pengertian tersebut dapat dikatakan bahwa dalam puisi epik, penyair menceritakan hal yang belum atau tidak akan pernah dialami. Dalam pembuatan puisi jenis ini dapat bersumber dari cerita orang lain atau dari membaca buku. Di Indonesia puisi yang termasuk jenis ini disebut syair dan balada.

  2) Puisi lirik merupakan puisi yang bersifat subyektif dan personal. Artinya penyair menceritakan masalah-masalah yang bersumber dari dirinya. Puisi ini bentuknya agak pendek dan biasanya menggunakan kata ganti orang pertama. Isinya tentang cinta, kematian, masalah muda dan tua. Adapun yang termasuk puisi lirik antara lain sonata, eligi, ode, dan himne. 3) Puisi dramatik, puisi jenis ini bersifat objektif dan subyektif. Dalam hal ini seolah-olah penyair keluar dari dirinya dan berbicara melalui tokoh lain.

  Dengan kata lain dalam puisi ini penyair menyampaikan secara langsung pengalaman yang ingin diungkapkan tetapi menyampaikan melalui tokoh lain sehingga tampaknya seperti sebuah dialog. Menurut Suharianto (1981:29), berdasarkan kata-kata dalam pembentukan puisi, puisi dibagi menjadi dua yaitu.

  1) Puisi Prismatis adalah puisi-puisi yang menggunakan kata-kata sebagai lambang atau kiasan. Dalam puisi ini pengarang dalam menggunakan kata- kata sulit dipahami bagi yang belum menguasai benar teori puisi. Misalnya ketika penyair ingin menggambarkan suatu keadaan maka menggunakan simbol tersendiri, sehingga ketika pembaca ingin memahaminya harus benar-benar mencermati dan dirasakan. 2) Puisi diaphan adalah puisi yang kata-katanya sangat terbuka, tidak mengandung pelambang-pelambang atau kiasan-kiasan. Dalam puisi diaphan mengarang menggunakan bahasa yang mudah dipahami atau dapat dikatakan bahwa kata yang digunakan adalah kata-kata yang diungkapkan dalam sehari-hari. c. Unsur-unsur Puisi Secara sederhana puisi terbentuk dari berbagai unsur yang disebut kata,larik, bait, bunyi, dan makna. Unsur tersebut saling mempengaruhi bagi terciptanya keutuhan sebuah karya puisi.

  Puisi juga mempunyai bentuk dan memiliki unsur-unsur didalamnya seperti menurut Waluyo (1995:26-27) dalam puisi terdapat struktur fisik dan struktur batin. Struktur fisik terdiri atas unsur-unsur kata, bahasa kiasan, citraan, gaya bahasa, dan sasaran rektorik. Sementara itu, menurut Badrun (1993:54) unsur- unsur puisi antara lain yaitu diksi, imajiner, bahasa kiasan, sarana retorik, bunyi, irama, tipografi, tema, dan makna.

  I.A. Richard (dalam Situmorang 1980:12) membedakan dua hal yang membangun puisi, yaitu the nature of poetry (hakekat puisi) dan the method of

  

poetry (metode puisi). Hakekat puisi sebagai unsur yang membangun struktur

  dalam puisi terdiri atas tema (sense), nada (tone), perasaan (feeling), amanat (atention). Selanjutnya, unsur metode puisi membangun struktur luar dari puisi terdiri atas diction (diksi), imagery (pencitraan), the concrete word (kata-kata konkret), figurative language (majas), rhythm and rime (ritme dan rima).

  Metode puisi yang membangun struktur luar puisi tersebut akan diuraikan sebagai berikut: a) Diksi (diction)

  Diksi berarti “pilihan yang tepat dan selaras” (dalam penggunaannya) untuk mengungkapkan gagasan sehingga terbentuk efek tertentu (sesuai yang diharapkan).

  Diksi dalam teks puisi/lirik ikut menentukan keberhasilan maupun kegagalan penyair.

  Diksi merupakan pemilihan kata dari penyair untuk menyampaikan gagasannya sehingga dapat membangkitkan suasana tertentu. Selain itu diksi dalam puisi mencerminkan kemampuan dan keluasan wawasan pengarang dalam pemilihan dan penggunaan kata- kata yang tepat, sehingga diksi dapat menentukan pesan suatu teks puisi sehingga dapat diterima atau tidak oleh masyarakat (Hermintoto, 2003:23).

  Meyer ( dalam Badrun 1989:9) membagi diksi dalam tiga hal yaitu : 1.1) Diksi formal adalah bermatabat, inpersonal dan menggunakan bahasa tinggi.

  1.2) Diksi pertengahan, diksi ini agak sedikit tidak formal dan biasanya kata-kata yang digunakan adalah yang dipakai oleh kebanyakan orang yang berpendidikan. 1.3) Diksi informal, mencakup dua bahasa sehari-hari yang dalam hal ini termasuk slang, dan dialek yang meliputi dialek geografis dan sosial.

  b) Pencitraan (imagery) “Imagery atau pencitraan adalah daya bayang” (situmorang,

  1974:20). Pencitraan di dalam puisi merupakan ungkapan daya bayang yang berupa pengalaman indrawi. Cuddon (dalam situmorang,

  1989:15) mengungkapkan imagery sebagai istilah yang umum menunjuk pada penggunaan bahasa untuk menampilkan objek-objek, tindakan, perasaan, pemikiran, ide, pernyataan pemikiran dan pengalaman-pengalaman yang bersifat indra atau bukan indra”.

  Pengimajian dapat dibatasi dengan pengertian, kata, atau susunan kata-kata yang dapat mengungkapkan pengalaman sensoriosa, seperti penglihatan, pendengaran, dan perasaan. Baris atau bait puisi seolah mengandung gema suara (imaji auditif), benda yang nampak

  (imaji visual), atau sesuatu yang dapat kita raba, rasakan, dan sentuh (imaji taktil). Pengimajian ditandai dengan penggunaan kata yang

  konkret dan khas (Waluyo 1995:79)

  c) Kata-kata konkret Kata konkret adalah kata-kata yang digunakan oleh penyair untuk menggambarkan suatu lukisan keadaan atau suasana batin dengan maksud untuk membangkitkan imaji pembaca.

  Misalnya saja penyair melukiskan seorang gadis yang benar-benar pengemis gembel, penyair menggunakan kata-kata gadis berkaleng kecil. Dengan penggunaan kata-kata konkret dalam puisi dapat memudahkan pembaca mengimajinasikan dalam bentuk yang jelas dan bermakna.

  Kata-kata konkret digunakan penyair untuk mengungkapkan dengan tepat keinginannya melukiskan suatu keadaan, membayangkan dengan tepat akan apa yang hendak dikemukankannya. Jadi penyair memilih kata-kata yang konkret untuk melukiskan atau mengatakan sesuatu itu dengan setepat-tepatnya, secermat-cermatnya dan sekonkrit-konkritnya. (Situmorang, 1980:22)

  Waluyo (1995:78) ada hubungan erat antara diksi, pengimajian, dan kata konkret. Diksi harus menghasilkan dorongan pengimajian dan karena itu kata-kata menjadi lebih konkret seperti yang diungkapkan.

  Penggunaan kata-kata konkret dalam puisi dimaksudkan untuk memberikan kesan seadanya mengenai suatu hal, peristiwa dan keadaan yang dilihat penyair.