PENGGUNAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 2 PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

PENGGUNAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 2 PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

NOVITA DWI ASTUTI

Penelitian ini berlatar belakang dari rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa kelas V mata pelajaran matematika di SDN 2 Purwodadi. Perbaikan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran kontekstual, dengan tujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V.

Metode yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas, dengan prosedur pengkajian berdaur, yang terdiri dari 4 tahap, yaitu (1) perencanaan (planning), (2) pelaksanaan tindakan (acting), (3) pengamatan (observing), dan (4) refleksi (reflecting). Penelitian dilaksanakan dalam 3 siklus, setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Data penelitian diperoleh melalui observasi dan tes formatif (kognitif). Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, aktivitas siswa (afektif) pada siklus I adalah 61,14%, pada siklus II meningkat menjadi 70,23%, dan pada siklus III meningkat menjadi 70,53%. Sedangkan aktivitas siswa (psikomotor) pada siklus I adalah 60,99%, pada siklus II meningkat menjadi 69,95%, dan pada siklus III meningkat menjadi 81,82%. Hasil pembelajaran pada siklus I terdapat 12 orang siswa (54,55%) mencapai ketuntasan belajar, pada siklus II meningkat menjadi 15 siswa (68,18%), dan untuk siklus III meningkat menjadi 19 orang siswa (86,36%) dengan KKM ≥60. Peningkatan hasil belajar didukung uji perbedaan hasil pre-tes dengan post-tes, menggunakan uji t pada siklus I diperoleh hasil thitung = 15,61 > ttabel = 2,08, siklus II diperoleh hasil thitung = 13,13 > ttabel = 2,08, dan siklus III diperoleh hasil thitung = 16,67 > ttabel = 2,08 dengan α = 0,05 (taraf kepercayaan 5%), (dk): n-1 dan n = 22. Artinya ada perbedaan antara hasil pre-tes dengan hasil post-tes secara signifikan. Kata kunci : pendekatan pembelajaran kontekstual, aktivitas belajar, hasil belajar.


(2)

PENGGUNAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 2 PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh

NOVITA DWI ASTUTI

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

PENGGUNAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 2 PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh

NOVITA DWI ASTUTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Purwodadi, Kecamatan Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 22 November 1990, sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Drs. Suharto dan Ibu Dra. Puji Suryani.

Riwayat pendidikan peneliti:

1. Penulis menempuh Pendidikan Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di SDN 1 Purwodadi pada tahun 2002.

2. Sekolah Menengah Pertama (SMP) di selesaikan di SMPN 1 Trimurjo pada tahun 2005. 3. Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA Muhammadiyah 1 Metro pada

tahun 2008.


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas... ... 31

2. Diagram Kenaikan Rata-rata Aktivitas Siswa (afektif) ... ... 76

3. Diagram Kenaikan Rata-rata Aktivitas Siswa (psikomotor) ... ... 77

4. Diagram Kenaikan Rata-rata Kinerja Guru ... ... 78


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Rumusan Masalah ... 7

1.4 Tujuan Penelitian ... 7

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ... 9

2.2 Komponen-komponen Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ... 11

2.3 Karakteristik Pendekatan Pembelajaran Kontekstual ... 14

2.4 Langkah-langkah Penerapan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual .... 15

2.5 Pengertian Aktivitas Belajar 2.5.1 Pengertian Aktivitas ... 17

2.5.2 Pengertian Belajar ... 18

2.5.3 Pengertian Aktivitas Belajar ... 20

2.6 Pengertian Hasil Belajar ... 21

2.7 Pengertian Matematika ... 23

2.8 Hipotesis ... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian ... 25

3.1.2 Waktu Penelitian ... 25

3.2 Subjek Penelitian ... 25

3.3 Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Lembar Panduan Observasi ... 26

3.3.2 Tes ... 26

3.4 Alat Pengumpulan Data 3.4.1 Instrumen Aktivitas Siswa dan Kinerja Guru ... 27

3.4.2 Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa ... 27

3.5 Teknik Analisis Data 3.5.1 Analisis Data Kualitatif ... 27

3.5.2 Analisis Data Kuantitatif ... 28

3.6 Rincian Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 30

3.7 Indikator Keberhasilan Tindakan ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lingkungan SDN 2 Purwodadi ... 40


(7)

4.3 Pembahasan ... 75 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 84 5.2 Saran ... 85 DAFTAR PUSTAKA ... 87 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Klasifikasi Aktivitas Siswa ... ... 28

2. Klasifikasi Kinerja Guru Mengajar Berdasarkan Perolehan Nilai ... ... 28

3. Klasifikasi Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen ... ... 29

4. Keadaan Siswa ... ... 41

5. Rincian Kegiatan PTK Tiap Siklus ... ... 42

6. Data Persentase Aktivitas Belajar Siswa (Afektif) ... ... 76

7. Data Persentase Aktivitas Belajar Siswa (Psikomotor) ... ... 77

8. Data Persentase Kinerja Guru ... ... 78

9. Data Kuantitas Hasil Belajar Siswa ... ... 79


(9)

Motto

Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan

sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-

orang yang khusyuk”

(Al Baqarah: 45)

Kesulitan yang tidak bisa kita selesaikan adalah kesulitan yang kita dibayangkan.

Kesulitan apapun, selama masih nyata maka mash bisa diupayakan penyelesaiannya. Oleh

karena itu bebaskanlah hati dan pikiran dari bayangan masalah yang tidak bisa

diselesaikan.

(Mario Teguh)

Teruslah bermimpi indah, karena dengan bermimpi akan tumbuh motivasi. Mimpi bukan

hanya sekedar mimpi, akan tetapi harus diwujudkan dalam kehidupan nyata.


(10)

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji :

Ketua : Dr. Alben Ambarita, M. Pd. __________________ Sekretaris : Drs. Muncarno, M. Pd. __________________ Penguji

Bukan Pembimbing : Dra. Hj. Nelly Astuti, M. Pd. __________________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si. NIP 19600315 198503 1 003


(11)

HALAMAN PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama Mahasiswa : Novita Dwi Astuti Nomor Pokok Mahasiswa : 0813053050 Program Studi : S1 PGSD

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

Lokasi Penelitian : SDN 2 Purwodadi

Dengan ini menyatakan sesungguhnya bahwa Skripsi yang berjudul ”Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SDN 2 Purwodadi Tahun Pelajaran 2011/2012” tersebut adalah asli hasil penelitian saya kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam Daftar Pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat, apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar, maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-undang dan Peraturan yang berlaku.

Metro, Maret 2012 Yang membuat pernyataan,

Novita Dwi Astuti NPM 0813053050


(12)

PERSEMBAHAN

Ya Robb, apabila karya ini merupakan salah satu kebanggaannya, maka ku

persembahkan karya ini untuk orang yang ku cinta dan ku sayang sebagai tanda bakti dan

sayangku kepada:

Ibunda dan Ayahanda yang telah membesarkan, mendidik, mendoakan, dan

mencurahkan kasih sayang serta perhatiannya demi kebahagiaan dan keberhasilan ananda.

Sungguh ananda tak akan pernah dapat membalas itu semua dengan sempurna.

Saudara kandungku, Ayunda Jean dan Adinda Ando yang selalu memberikan

dukungan dan doanya untukku.

Saudara Iparku Kakanda Ludy yang senantiasa membantu dan memberikan

semangat kepadaku.

Keponakanku, si jagoan Jedy yang senantiasa menghibur dan melepas lelahku

Para pendidik yang mendidikku dengan ketulusan dan kesabarannya, semoga mendapat

ridho Allah SWT.

Teman-teman seperjuangan yang tak dapat ku sebutkan satu persatu, semoga kelak kita

penuh manfaat untuk diri kita dan orang lain.


(13)

Judul Skripsi : PENGGUNAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN

KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN

AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 2 PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : NOVITA DWI ASTUTI Nomor Pokok Mahasiswa : 0813053050 Program Studi : S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI, 1. Komisi Pembimbing

Dr. Alben Ambarita, M. Pd. Drs. Muncarno, M. Pd. NIP 19570711 198503 1 004 NIP 19581213 198503 1 003

2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd. NIP 19510507 198103 1 002


(14)

SANWACANA

Penulis memanjatkan doa serta puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Universitas Lampung.

Skripsi ini tersusun atas bimbingan dan masukan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Unila yang telah memberikan dukungan yang teramat besar terhadap perkembangan program studi PGSD.

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Unila yang telah memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus PGSD tercinta. 3. Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD yang telah

memberikan sumbangsih untuk kemajuan kampus PGSD tercinta.

4. Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd., selaku Ketua PGSD UPP Metro yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama proses penyusunan skripsi.

5. Bapak Dr. Alben Ambarita, M. Pd., selaku Pembimbing I dan selaku pembimbing akademik atas semua jasanya baik tenaga dan pikiran yang tercurahkan untuk bimbingan, masukan, saran, dan nasihat serta bantuan yang diberikan di sela kesibukannya.

6. Bapak Drs. Muncarno, M. Pd., selaku Pembimbing II, yang dalam kesibukannya senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing dalam penyusunan penelitian ini.


(15)

7. Ibu Dra. Hj. Nely Astuti, M. Pd., selaku Pembahas yang telah memberikan saran-saran dan masukan.

8. Bapak/Ibu Dosen dan Staf Karyawan S1 PGSD UPP Metro, yang telah membantu sampai skripsi ini selesai.

9. Ibu Farida Haryani, S. Pd., selaku Kepala Sekolah SDN 2 Purwodadi.

10. Ibu Yatini, S. Pd. SD., selaku guru bidang studi matematika SDN 2 Purwodadi

11. Siswa-siswi Kelas V SDN 2 Purwodadi yang telah berpartisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

12. Kedua orang tua, kakak, adik, dan keponakan yang telah memberikan doa, motivasi, serta bantuan dalam menyelesaikan studi ini.

13. Rekan-rekan senasib dan seperjuangan, mahasiswa Program Studi S1 PGSD angkatan 2008, terimakasih atas kebersamaan dan dukungan yang telah diberikan selama ini. 14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu yang telah

banyak membantu penulis.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini belum memenuhi kesempurnaan, akan tetapi penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin

Metro, Maret 2012 Penulis


(16)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2006. Pendidikan Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Adjie, Nahrowi, dan Maulana. 2006. Pemecahan Masalah Matematika. UPI Press. Bandung.

Ahmadi, Abu, dkk. 2004. Psikologi Belajar. PT Rineka Cipta. Jakarta.

Aisyah, Nyimas, dkk. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. DEPDIKNAS. Jakarta.

Alwi, Hasan, dkk. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ketiga. Balai Pustaka. Jakarta.

Ambarita, Alben. 2006. Manajemen Pembelajaran. Direktorat Ketenagaan Dirjen Dikti. Jakarta.

Andayani, dkk. 2009. Pemantapan Kemampuan Profesional. Universitas Terbuka. Jakarta.

Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. Aqib, Zainal, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru. Yrama Widiya.

Bandung.

Depdiknas. 2008. Kriteria dan Indikator Keberhasilan Pembelajaran. Dikti. Jakarta. Dimyati, dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Djamarah, dkk. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Banjarmasin. Hadis, Abdul. 2008. Psikologi dalam Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Hernawan, Asep Herry, dkk. 2007. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI PRESS. Bandung.

Johnson, B. Elain. 2006. Contextual Teaching and Learning. Mizan Learning Center. Bandung.


(17)

88

Komalasari, Kokom. 2010. Pembelajaran Kontekstual. PT Refika Aditama: Bandung. Kunandar. 2011. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Rajawali Pers. Jakarta Lukas. 2011. Pengertian Aktivitas Belajar. http://id.shvoong.com/social-sciences/

education/2202976-pengertian-aktifitas-belajar/. Diakses pada tanggal 16 Desember 2011 pukul 15.00 WIB.

Mulyono, Anton. Pengertian Aktivitas. http://yotra.blogspot.com/2011/02/pengertian-aktivitas-belajar.html. Diakses pada tanggal 16 Desember 2011 pukul 14.42 WIB.

Muncarno. 2008. Bahan Ajar Statistik Pendidikan. . Metro. Mursell, J. 2008. Mengajar dengan Sukses. PT Bumi Aksara. Jakarta.

Muslich, Masnur. 2011. Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Bumi Aksara. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Rahmat, Cece, dkk. 2006. Psikologi Pendidikan. UPI PRESS. Bandung.

Sanjaya, Wina. 2006. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Prenada Media Group. Jakarta.

Sa’ud, Udin Syaefudin. 2008. Inovasi Pendidikan. Alfabeta. Bandung.

Sardiman. 2011. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo. Bandung.

Suherman. 2007. Upaya Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Yang Berdampak Pada Hasil Belajar Menggunakan Metode Master Learning-Discovery Berbasis

Komik Matematika. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.

Supinah, dkk. 2008. Pembelajaran Matematika SD dengan Pendekatan Kontekstual

dalam Melaksanakan KTSP. Depdiknas. Yogyakarta.

Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Suwangsih, Erna, dkk. 2006. Model Pembelajaran Matematika. UPI. Bandung.

Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Masmedia Buana Pustaka. Sidoarjo.


(18)

89

Tim Penyusun. 2010. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group. Jakarta.


(19)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Pendidikan adalah usaha sadar diri dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif mengembangkan kepribadian dan kemampuan baik di dalam maupun di luar sekolah. Oleh karena itu pendidikan hendaknya melihat jauh kedepan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang.

Untuk meningkatkan mutu suatu pendidikan dibutuhkan perjuangan dalam proses pembelajaran di sekolah yang dilakukan oleh guru, peserta didik, orang tua, dan lingkungan. Penentu keberhasilan pendidikan di sekolah adalah guru. Oleh karena itu, guru sebagai pengajar perlu memiliki dan menerapkan berbagai pengetahuan dengan strategi belajar yang dapat membantu peserta didik, untuk memahami materi ajar.

Berdasarkan Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada Bab IV pasal 10 ayat 1 menyatakan bahwa kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Guru harus memiliki kemampuan untuk mendidik, mengajar, dan melatih agar siswanya kelak menjadi manusia yang pandai, terampil, dan berbudi luhur. Untuk dapat melaksanakan tugas tersebut, guru hendaknya menguasai kemampuan


(20)

2

mengajarkan pengetahuan dan keterampilan hidup, mendidik agar menjadi manusia yang berakhlak dan melatih siswanya agar mampu memanfaatkan pengetahuan dan keterampilannya bagi hidupnya kelak di masyarakat. Guru harus memiliki kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, serta menjadi teladan bagi siswa-siswanya. Dalam kehidupan sosial, guru sebagai bagian dari masyarakat harus dapat berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan siswa, sesama guru, orang tua/wali siswa dan masyarakat sekitar.

Berbagai fakta di lapangan menunjukkan fenomena yang cukup memprihatinkan, yaitu (1) kebanyakan siswa di sekolah tidak dapat membuat hubungan antara apa yang mereka pelajari dan bagaimana pengetahuan tersebut akan diaplikasikan, dan (2) siswa- siswa menghadapi kesulitan memahami konsep akademik (seperti konsep matematika) saat diajar dengan metode ceramah dan penugasan padahal mereka sangat perlu untuk memahami konsep-konsep saat mereka berhubungan dengan dunia kerja dimana mereka akan hidup.

Pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran matematika dapat mengaktifkan siswa serta menyadarkan siswa bahwa matematika tidak selalu membosankan. Guru hanya sebagai fasilitator untuk membentuk dan mengembangkan pengetahuan itu sendiri, bukan untuk memindahkan pengetahuan. Perlu diketahui bahwa baik atau tidaknya suatu pemilihan model pembelajaran akan tergantung pada tujuan pembelajarannya, kesesuaian dengan materi pembelajaran, kompetensi dasar yang diharapkan, tingkat perkembangan siswa, kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran serta mengoptimalkan sumber-sumber belajar yang ada sebagai media pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 11 Oktober 2011 dengan guru dan siswa kelas V di SDN 2 Purwodadi menunjukkan bahwa ternyata hasil belajar matematika siswa-siswa tersebut masih


(21)

3

rendah. Hal ini terlihat dari nilai rata-rata setiap kali ulangan khususnya pada mata pelajaran matematika yaitu berada dikisaran 5,3 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥60 yang artinya nilai rata-rata masih di bawah KKM.

Berdasarkan pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti pada tanggal 12 Oktober 2011 dengan guru dan siswa menunjukkan bahwa penyebab rendahnya nilai rata-rata setiap kali ulangan khususnya pada mata pelajaran matematika dikarenakan terdapat beberapa masalah yang timbul dalam proses pembelajaran, antara lain yaitu: (1) Pada saat pembelajaran berlangsung, guru aktif dan siswa pasif, ini terlihat dari kurangnya partisipasi siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat, dan (2) Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran menggunakan metode ceramah dan penugasan, sehingga membuat siswa merasa bosan, kurang menarik, dan kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

Peneliti kembali melakukan pengamatan dan wawancara pada tanggal 15 Oktober 2011 dengan guru dan siswa yaitu ketika pembelajaran matematika berlangsung, peneliti menyimpulkan bahwa guru kurang berupaya melibatkan siswa dalam proses pembelajaran, baik ketika penanaman konsep, maupun penugasan. Penugasan hanya menggunakan sumber buku pegangan siswa tanpa menggunakan buku lainnya yang relevan sehingga pengetahuan siswa hanya sebatas buku pegangan siswa.

Pengamatan dan wawancara kembali dilakukan oleh peneliti pada tanggal 18 Oktober 2011 dengan guru dan siswa. Dari pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, menunjukkan bahwa pembelajaran bersifat abstrak, hal ini terlihat dari cara guru mengajar yaitu kurang mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa.


(22)

4

Pengamatan dan wawancara kembali dilakukan oleh peneliti pada tanggal 19 Oktober 2011 dengan guru dan siswa. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa enggan bertanya ketika ada materi yang kurang dipahami sehingga siswa tidak dapat menyelesaikan soal. Berdasarkan fakta masih terdapat siswa tidak selesai mengerjakan soal yang diberikan guru, hal ini disebabkan karena siswa tidak paham dengan materi yang disampaikan guru. Ketidakpahaman ini disebabkan karena tidak memperhatikan ketika guru menjelaskan materi pelajaran dengan alasan siswa merasa bosan. Sedangkan siswa yang aktif bertanya kepada guru ketika ada materi yang kurang dipahami terbukti memperoleh nilai yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang tidak bertanya ketika belum paham terhadap materi pembelajaran.

Dari hasil pengamatan-pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, diduga ada keterkaitan antara aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika. Siswa yang belum tuntas memiliki aktivitas yang rendah sedangkan siswa yang tuntas memiliki aktivitas yang tinggi dalam mengikuti proses pembelajaran.

Untuk mengatasi berbagai temuan di atas, diperlukan pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk lebih aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Pengetahuan diletakkan dan dihubungkan dengan konteks dimana pengetahuan tersebut dikembangkan. Berdasarkan pemikiran itu, maka pembelajaran harus diciptakan semirip mungkin dengan situasi dunia nyata siswa, yaitu dengan mengaitkan secara langsung kegiatan pembelajaran dengan keseharian siswa, sehingga dapat mempermudah pemahaman siswa dalam belajar matematika.

Depdiknas dalam Supinah (2008: 9) menyatakan bahwa pendekatan pembelajaran yang dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran berjalan dengan produktif dan bermakna bagi siswa adalah pembelajaran kontekstual.


(23)

5

Istilah pendekatan pembelajaran kontekstual dalam bahasa asing dikenal dengan Contextual Teaching and Learning atau biasa disebut CTL (Supinah, 2008: 7).

Menurut Muslich (2011: 40) kesadaran perlunya pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran, didasarkan adanya kenyataan bahwa sebagian besar siswa tidak mampu menghubungkan antara apa yang mereka pelajari dengan bagaimana pemanfaatannya dalam kehidupan nyata. Hal ini disebabkan karena pemahaman konsep akademik yang mereka peroleh hanyalah sesuatu yang abstrak, yaitu pembelajaran yang hanya mengutamakan tingkat hafalan dari sekian banyak topik atau pokok bahasan, tetapi tidak diikuti dengan pemahaman atau pengertian yang mendalam, yang bisa diterapkannya ketika siswa berhadapan dengan situasi baru dalam kehidupannya.

Sedangkan menurut Trianto (2009: 107) melalui hubungan di dalam dan luar kelas, suatu pendekatan pembelajaran kontekstual menjadikan pengalaman lebih relevan dan berarti bagi siswa dalam membangun pengetahuan yang akan mereka terapkan dalam pembelajaran seumur hidup. Pendekatan pembelajaran kontekstual menyajikan suatu konsep yang mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari siswa dengan konteks dimana materi tersebut digunakan.

Pemanfaatan pendekatan pembelajaran kontekstual akan menciptakan ruang kelas yang didalamnya siswa akan menjadi peserta aktif, dan bertanggung jawab terhadap belajarnya. Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual akan sangat membantu guru untuk menghubungkan materi pelajaran dengan situasi dunia nyata dan memotivasi siswa untuk membentuk hubungan antara pengetahuan dan aplikasinya dengan kehidupan mereka sebagai anggota keluarga, warga negara, dan pekerja. Dengan penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstualdiharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.


(24)

6

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti membuat judul “Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Kontekstual untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Kelas V SDN 2 Purwodadi Tahun Pelajaran 2011/2012”.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perlu diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut:

1.2.1 Rendahnya hasil belajar matematika, terlihat dari nilai rata-rata setiap kali ulangan khususnya pada mata pelajaran matematika yaitu berada dikisaran 5,3 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥60 yang artinya nilai rata-rata masih di bawah KKM.

1.2.2 Pada saat pembelajaran berlangsung, guru aktif dan siswa pasif, ini terlihat dari kurangnya partisipasi siswa untuk bertanya dan mengemukakan pendapat.

1.2.3 Metode yang digunakan dalam proses pembelajaran menggunakan metode ceramah dan penugasan, sehingga membuat siswa merasa bosan, kurang menarik, dan kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran.

1.2.4 Hanya menggunakan sumber buku pegangan siswa tanpa menggunakan buku lainnya yang relevan sehingga pengetahuan siswa hanya sebatas buku pegangan siswa.

1.2.5 Pembelajaran bersifat abstrak, hal ini terlihat dari cara guru mengajar yaitu kurang mengaitkan materi pembelajaran dengan situasi dunia nyata siswa. 1.2.6 Guru kurang berupaya melibatkan siswa dalam pembelajaran, baik ketika


(25)

7

1.3Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dengan identifikasi masalah di atas, batasan rumusan masalah penelitian ini adalah:

1.3.1 Bagaimanakah pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V di SDN 2 Purwodadi?

1.3.2 Bagaimanakah pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V di SDN 2 Purwodadi?

1.4Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1.4.1 Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V di SDN 2 Purwodadi dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual.

1.4.2 Meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas V di SDN 2 Purwodadi dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual.

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas V SDN 2 Purwodadi adalah:

1.5.1 Bagi siswa

Melalui pendekatan pembelajaran kontekstual diharapkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika dapat meningkat, serta


(26)

8

meningkatkan motivasi siswa dalam belajar matematika yang pada akhhirnya dapat menjadi anak berprestasi.

1.5.2 Bagi guru

Dapat memperluas wawasan guru tentang penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual pada pembelajaran matematika. Serta dapat dijadikan salah satu alternatif mengajar oleh guru sehingga dapat meningkatkan kualitas profesional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

1.5.3 Bagi sekolah

Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas siswa dan guru dalam pembelajaran matematika maupun pelajaran lain.

1.5.4 Bagi peneliti

Dapat menambah pengalaman tentang penelitian tindakan kelas, sebagai rujukan untuk diimplementasikan pada mata pelajaran lainnya sehingga dapat menjadi guru yang profesional.


(27)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dikenal juga dengan Classroom Action Research (CAR). PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelas melalui refleksi diri dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat, Wardhani (2008:1.4).

3.1Setting Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SDN 2 Purwodadi, Kec. Trimurjo, Kabupaten Lampung Tengah.

3.1.2 Waktu Penelitian

Kegiatan ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 selama lima bulan dimulai dari persiapan (penyusunan proposal, seminar proposal, dan perbaikan proposal) sampai penyusunan laporan hasil penelitian.

3.2Subjek penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaborasi partisipan antara peneliti dengan guru kelas V SDN 2 Purwodadi. Adapun subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas V SDN 2 Purwodadi yang berjumlah 22


(28)

26

orang siswa, terdiri atas 11 orang siswa laki-laki dan 11 orang siswa perempuan. Alasan pemilihan subjek penelitian ini dilatarbelakangi oleh letak geografis sekolah yang berdekatan dengan tempat tinggal peneliti. Sedangkan guru yang diajak kolaborasi sudah memiliki pengalaman melakukan PTK, pendidikan formal Strata 1 (S1), tersertifikasi sebagai guru profesional, dan memiliki pengalaman mengajar ≥29 tahun.

3.3Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Lembar panduan observasi

Instrumen ini dirancang oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas. Lembar observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai kinerja guru dan aktivitas belajar siswa selama penelitian tindakan kelas sedang berlangsung pada pembelajaran matematika dengan pendekatan pembelajaran kontekstual.

3.3.2 Tes

Pengumpulan data dengan teknik tes ini dilakukan dengan mengadakan tes tertulis. Tes tertulis berupa soal-soal latihan yang diberikan kepada siswa untuk dikerjakan secara individu dengan bentuk instrumen essay. Tes digunakan untuk mendapatkan data besarnya prestasi belajar matematika kelas V semester 2 SDN 2 Purwodadi yang diajarkan dengan pendekatan pembelajaran kontekstual.

3.4Alat Pengumpulan Data

Instrumen penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang lengkap, valid, serta reliabel yang dapat mendukung keberhasilan dalam melaksanakan penelitian ini. Intrumen yang dimaksud yaitu terdiri dari:


(29)

27

3.4.1 Instrumen Aktivitas Siswa dan Kinerja Guru

Instrumen aktivitas siswa dan kinerja guru digunakan untuk menjaring data yang berkaitan dengan aktivitas siswa dan kinerja guru selama pembelajaran di kelas sedang berlangsung yaitu pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. Setiap data yang diamati selama berlangsungnya pembelajaran langsung dicatat dalam lembar yang telah disediakan.

3.4.2 Instrumen Tes Hasil Belajar Siswa

Instrumen tes hasil belajar siswa digunakan untuk menjaring data yang berkaitan dengan kemampuan siswa memahami materi pembelajaran. Instrumen ini terdiri dari pre-tes (dilaksanakan di awal pertemuan setiap siklus) dan post-tes (dilaksanakan di akhir pertemuan setiap siklus). Instrumennya berbentuk tes tertulis berupa soal-soal latihan untuk dikerjakan secara individu.

3.5Teknik Analisis Data

Data penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

3.5.1 Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis aktivitas belajar siswa, dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung. Data aktivitas siswa dan kinerja guru diperoleh dari pengamatan langsung ketika melaksanakan pembelajaran di kelas dengan menggunakan lembar panduan observasi. Setiap data yang diamati selama berlangsungnya pembelajaran langsung dicatat dalam lembar yang telah disediakan. Nilai aktivitas setiap siswa dan analisis kinerja guru diperoleh dengan rumus:


(30)

28

x SM

R

NP 100

Keterangan :

NP = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperloleh

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap

Diadopsi dari Purwanto (2008: 102)

Klasifikasi aktivitas siswa ini dapat dilihat pada Tabel 1 berikut: Tabel 1. Klasifikasi Aktivitas Siswa

No Persentase Tingkat Aktivitas Belajar Siswa

1 ≥75,6% Aktif

2 59,4%-75,5% Cukup Aktif

3 <59,4% Kurang Aktif

Adaptasi dari Memes dalam Suherman (2007: 30)

Sedangkan klasifikasi kinerja guru dapat dilihat pada Tabel 2 berikut: Tabel 2. Klasifikasi Kinerja Guru Mengajar Berdasarkan Perolehan

Nilai

Persentase Tingkat Aktivitas Guru mengajar

N>80 Sangat Baik

60<N≤80 Baik

40<N≤60 Cukup Baik

20<N≤40 Kurang Baik

N≤20 Sangat Kurang

Adaptasi: Purwanto (2008: 7.8) 3.5.2 Analisis Data Kuantitatif

Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis data tes hasil belajar siswa.

3.5.2.1 Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa secara individual digunakan rumus:

S = R X 100 N


(31)

29

Keterangan :

S = Nilai yang diharapkan

R= Jumlah skor/item yang dijawab benar N= Skor maksimum dari tes

Sumber: Purwanto (2008: 112)

3.5.1.2 Untuk menghitung nilai rata-rata aktivitas siswa diperoleh dengan rumus:

n x

X

Keterangan: 

X = nilai rata-rata aktivitas kelas

x = jumlah nilai

n = jumlah aspek yang di nilai Diadaptasi dari Muncarno (2010: 15)

3.5.1.3 Untuk menghitung ketuntasan belajar siswa klasikal digunakan rumus:

Ketuntasan klasikal = Jumlah siswa yang tuntas belajar X 100 % Jumlah seluruh siswa

Adapun klasifikasi tingkat keberhasilan belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Klasifikasi Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam Persen No Rentang Nilai Tingkat hasil belajar siswa

1 ≥80 Sangat Tinggi

2 60 – 79 Tinggi

3 40 – 59 Sedang

4 20 – 39 Rendah

5 <20 Sangat Rendah


(32)

30

3.5.1.4 Uji perbedaan antara hasil pre-tes dengan hasil post-tes one group design, menggunakan rumus:

Keterangan:

Md = mean dari perbedaan pre-tes dengan post-tes (post-tes – pre-tes)

xd = deviasi masing-masing subyek (d - Md) xd2 = jumlah kuadrat deviasi

d.b = ditentukan dengan N-1

Pengambilan keputusan menggunakan angka pembanding ttabel dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika t hitung ≥ t tabel maka hipotesis diterima; dan b. Jika t hitung ≤ t tabel maka hipotesis ditolak. Sumber: Muncarno (2008: 26)

3.6Rincian Prosedur Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur penelitian yang ditempuh adalah pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari 4 tahapan dasar yang saling terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2) Pelaksanaan (acting), (3) Pengamatan (observing), dan (4) Refleksi (reflecting).


(33)

31

Gambar 1. Alur Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Sumber: Suharsimi Arikunto, dkk. 2006) 3.7Indikator Keberhasilan Tindakan

Penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran matematika dapat dikatakan berhasil apabila:

3.7.1 Persentase rata-rata aktivitas siswa secara klasikal meningkat setiap siklusnya, dan mencapai mencapai ≥75% yang aktif.

3.7.2 Adanya peningkatan rata-rata nilai asesmen setiap siklusnya

3.7.3 Tingkat keberhasilan belajar siswa yang tuntas secara klasikal mencapai 75% (dengan KKM ≥60).

Sumber: Depdiknas (2008: 5)

SIKLUS I

1. Tahap Perencanaan (planning)

1) Menetapkan KD dan materi pelajaran yang akan disampaikan.Dengan KD “menghitung penjumlahan dan pengurangan berbagai bentuk pecahan” pada materi pecahan kelas V semester 2 sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini di SDN 2 Purwodadi.

Perencanaan

Refleksi Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan Perencanaan

Siklus II Pengamatan

dst.


(34)

32

2) Menganalisis Pemetaan SK/KD, Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan merujuk pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 41 Tahun 2007 dan disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran kontekstual. 3) Menyusun perangkat pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS), memilih

dan membuat alat peraga serta media yang akan digunakan selama proses pembelajaran.

4) Menyiapkan lembar instrumen observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

5) Menyusun alat tes dan pedoman penskoran, yaitu bentuk instrumen essay untuk setiap siklus

2. Tahap Pelaksanaan (acting)

Tahap ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan terutama skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan.

1) Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan yang akan dilaksanakan

2) Melalui apersepsi guru bertanya jawab kepada siswa untuk merangsang berpikir siswa tentang materi yang akan diajarkan.

3) Guru melakukan pre-tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran

4) Sebelum peserta didik bekerja dengan lembar kerja, guru melakukan serangkaian peragaan dengan menggunakan alat peraga.

5) Guru membentuk kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 orang siswa secara heterogen.

6) Setiap kelompok dibagikan alat peraga dan LKS yang telah disediakan oleh guru.


(35)

33

7) Siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam LKS. Selama pembelajaran berlangsung, guru mengawasi pekerjaan siswa dan memberikan bimbingan atau arahan untuk meluruskan hal-hal yang masih salah dipahami oleh siswa.

8) Secara acak, perwakilan masing-masing kelompok menuliskan hasil diskusinya dan kelompok lain memberikan tanggapan.

9) Mengacu pada jawaban siswa, melalui tanya jawab antara guru dan siswa membahas penyelesaian masalah untuk menetapkan jawaban yang benar 10) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi

yang belum dimengerti.

11) Sebagai penguatan, guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal yag dikembangkan oleh peneliti.

12) Perwakilan siswa mengumpulkan hasil kerja siswa di meja guru.

13) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

3. Tahap Observasi (observing)

Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan meliputi lembar observasi aktivitas siswa yaitu untuk melihat peningkatan aktivitas dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, dan lembar observasi aktivitas guru yaitu untuk melihat kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran.

4. Refleksi (reflecting)

Tahap terakhir siklus ini merupakan kegiatan menganalisis seluruh informasi yang telah terkumpul yang diperoleh pada tahap observasi. Peneliti merefleksikan kegiatan yang berlangsung dengan membuat kesimpulan, hasilnya digunakan


(36)

34

untuk menentukan langkah-langkah perbaikan pada pembelajaran berikutnya lebih lanjut dalam mencapai tujuan penelitian. Apabila tujuan penelitian belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.

SIKLUS II

Pada akhir siklus I (sebanyak 3 pertemuan) telah dilakukan refleksi oleh tim peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus II. Siklus II terdiri dari satu KD dan dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan. Siklus kedua ini dilakukan sebagai usaha peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. Hasil pembelajaran pada siklus II ini diharapkan lebih baik dari siklus I. 1. Tahap Perencanaan (planning)

1) Menetapkan KD dan materi pelajaran yang akan disampaikan. Dengan KD “menghitung perkalian dan pembagian berbagai bentuk pecahan” pada materi pecahan kelas V semester 2 sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini di SDN 2 Purwodadi.

2) Menganalisis Pemetaan SK/KD, Silabus, RPP dengan merujuk pada Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 41 Tahun 2007 dan disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran kontekstual.

3) Menyusun perangkat pembelajaran berupa LKS, memilih dan membuat alat peraga serta media yang akan digunakan selama proses pembelajaran.

4) Menyiapkan lembar instrumen observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

5) Menyusun alat tes dan pedoman penskoran, yaitu bentuk instrumen essay untuk setiap siklus


(37)

35

2. Tahap Pelaksanaan (acting)

Tahap ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan terutama skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan.

1) Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan yang akan dilaksanakan

2) Melalui apersepsi guru bertanya jawab kepada siswa untuk merangsang berpikir siswa tentang materi yang akan diajarkan.

3) Guru melakukan pre-tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran

4) Sebelum peserta didik bekerja dengan lembar kerja, guru melakukan serangkaian peragaan dengan menggunakan alat peraga.

5) Guru membentuk kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 orang siswa secara heterogen.

6) Setiap kelompok dibagikan alat peraga dan LKS yang telah disediakan oleh guru.

7) Siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam LKS. Selama pembelajaran berlangsung, guru mengawasi pekerjaan siswa dan memberikan bimbingan atau arahan untuk meluruskan hal-hal yang masih salah dipahami oleh siswa.

8) Secara acak, perwakilan masing-masing kelompok menuliskan hasil diskusinya dan kelompok lain memberikan tanggapan.

9) Mengacu pada jawaban siswa, melalui tanya jawab antara guru dan siswa membahas penyelesaian masalah untuk menetapkan jawaban yang benar 10) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi


(38)

36

11) Sebagai penguatan, guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal yang dikembangkan oleh peneliti.

12) Perwakilan siswa mengumpulkan hasil kerja siswa di meja guru.

13) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

3. Tahap Observasi (observing)

Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan meliputi lembar observasi aktivitas siswa yaitu untuk melihat peningkatan aktivitas dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, dan lembar observasi aktivitas guru yaitu untuk melihat kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran.

4. Refleksi (reflecting)

Tahap terakhir siklus ini merupakan kegiatan menganalisis seluruh informasi yang telah terkumpul yang diperoleh pada tahap observasi. Peneliti merefleksikan kegiatan yang berlangsung dengan membuat kesimpulan, hasilnya digunakan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan pada pembelajaran berikutnya lebih lanjut dalam mencapai tujuan penelitian. Apabila tujuan penelitian belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.

SIKLUS III

Pada akhir siklus II telah dilakukan refleksi oleh tim peneliti untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus II. Siklus III terdiri dari satu KD dan dilaksanakan sebanyak 3 pertemuan. Siklus ketiga ini dilakukan sebagai usaha peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran


(39)

37

matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. Hasil pembelajaran pada siklus III ini diharapkan lebih baik dari siklus II.

1. Tahap Perencanaan (planning)

1) Menetapkan KD dan materi pelajaran yang akan disampaikan. Dengan KD “menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala” pada materi pecahan kelas V semester 2 sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini di SDN 2 Purwodadi.

2) Menganalisis Pemetaan SK/KD, Silabus, RPP dengan merujuk pada Keputusan Mentri Pendidikan Nasional No 41 Tahun 2007 dan disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran kontekstual.

3) Menyusun perangkat pembelajaran berupa LKS, memilih dan membuat alat peraga serta media yang akan digunakan selama proses pembelajaran.

4) Menyiapkan lembar instrumen observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

5) Menyusun alat tes dan pedoman penskoran, yaitu bentuk instrumen essay untuk setiap siklus

2. Tahap Pelaksanaan (acting)

Tahap ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan terutama skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan.

1) Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan yang akan dilaksanakan

2) Melalui apersepsi guru bertanya jawab kepada siswa untuk merangsang berpikir siswa tentang materi yang akan diajarkan.

3) Guru melakukan pre-tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran


(40)

38

4) Sebelum peserta didik bekerja dengan lembar kerja, guru melakukan serangkaian peragaan dengan menggunakan alat peraga.

5) Guru membentuk kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 orang siswa secara heterogen.

6) Setiap kelompok dibagikan alat peraga dan LKS yang telah disediakan oleh guru.

7) Siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam LKS. Selama pembelajaran berlangsung, guru mengawasi pekerjaan siswa dan memberikan bimbingan atau arahan untuk meluruskan hal-hal yang masih salah dipahami oleh siswa.

8) Secara acak, perwakilan masing-masing kelompok menuliskan hasil diskusinya dan kelompok lain memberikan tanggapan.

9) Mengacu pada jawaban siswa, melalui tanya jawab antara guru dan siswa membahas penyelesaian masalah untuk menetapkan jawaban yang benar 10) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi

yang belum dimengerti.

11) Sebagai penguatan, guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal yang dikembangkan oleh peneliti.

12) Perwakilan siswa mengumpulkan hasil kerja siswa di meja guru.

13) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

3. Tahap Observasi (observing)

Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan meliputi lembar observasi aktivitas siswa yaitu untuk melihat peningkatan aktivitas dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, dan


(41)

39

lembar observasi aktivitas guru yaitu untuk melihat kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran.

4. Refleksi (reflecting)

Tahap terakhir siklus ini merupakan kegiatan menganalisis seluruh informasi yang telah terkumpul yang diperoleh pada tahap observasi. Peneliti merefleksikan kegiatan yang berlangsung dengan membuat kesimpulan, hasilnya digunakan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan pada pembelajaran berikutnya lebih lanjut dalam mencapai tujuan penelitian. Apabila tujuan penelitian belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.


(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil tindakan dan pembahasan yang diuraikan pada Bab IV, maka dirumuskan kesimpulan bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi pecahan kelas V SDN 2 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012, sebagai berikut.

5.1.1 Rata-rata persentase aktivitas siswa (afektif) siklus I adalah 61,14%, siklus II meningkat menjadi 70,23%, dan siklus III meningkat menjadi 80,53%. Untuk rata-rata persentase aktivitas siswa (psikomotor) siklus I adalah 60,99%, siklus II meningkat menjadi 69,95%, dan siklus III meningkat menjadi 81,82%.

5.1.2 Nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan KKM ≥60 siklus I dengan jumlah siswa tuntas 12 orang siswa (54,55%) adalah 63,55, siklus II meningkat menjadi 15 orang siswa (68,18%) adalah 73,09, dan siklus III meningkat menjadi 19 orang siswa (86,36%) adalah 83,55.

5.1.3 Dengan analisis uji perbedaan hasil pre-tes dengan hasil post-tes menggunakan uji t pada siklus I diperoleh hasil thitung= 15,61 > ttabel= 2,08, siklus II diperolah hasil thitung= 13,13 > ttabel= 2,08, dan siklus III diperoleh hasil thitung= 16,67 > ttabel= 2,08.


(43)

85

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, berikut ini disampaikan saran-saran dalam menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual, yaitu: 5.2.1 Kepada siswa

5.2.1.1 Selalu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat mempermudah memahami materi pembelajaran dan hasil belajar dapat meningkat.

5.2.1.2 Siswa harus bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, baik tugas individu maupun kelompok.

5.2.2 Kepada guru

5.2.2.1 Lebih kreatif melaksanakan pembelajaran dengan mengaitkan dunia nyata siswa, dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan siswa supaya siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan.

5.2.2.2 Menggunakan berbagai buku yang relevan dengan materi yang diajarkan dan menyusun serta menggunakan media LKS.

5.2.2.3 Penggunaan media LKS dan pendekatan pembelajaran kontekstual yang berkualitas, harus didukung dengan kemampuan pelaksanaannya yang tidak dapat sekaligus dikuasi. Oleh karena itu guru harus terus mencoba dan melaksanakan serta memperbaiki kekurangan-kekurangan penyusunan LKS dan penerapan pendekatan pembelajaran yang dipilih.

5.2.3 Kepada sekolah

5.2.3.1 Agar menyediakan atau melengkapi fasilitas sarana dan prasarana yang diperlukan supaya proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik sehingga hasil belajar dapat meningkat.


(44)

86

5.2.3.2 Perlu dilakukan pengembangan proses pembelajaran tentang penggunaan media LKS dan pendekatan yang selain pendekatan pembelajaran kontekstual, untuk menambah wawasan dan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

5.2.4 Kepada Peneliti

Penelitian ini mengkaji tentang implementasi perbaikan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada materi pecahan. Untuk itu kepada peneliti berikutnya, dapat melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kontekstual pada materi lainnya.


(1)

37

matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual. Hasil pembelajaran pada siklus III ini diharapkan lebih baik dari siklus II.

1. Tahap Perencanaan (planning)

1) Menetapkan KD dan materi pelajaran yang akan disampaikan. Dengan KD “menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan skala” pada materi pecahan kelas V semester 2 sesuai dengan kurikulum yang berlaku saat ini di SDN 2 Purwodadi.

2) Menganalisis Pemetaan SK/KD, Silabus, RPP dengan merujuk pada Keputusan Mentri Pendidikan Nasional No 41 Tahun 2007 dan disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran kontekstual.

3) Menyusun perangkat pembelajaran berupa LKS, memilih dan membuat alat peraga serta media yang akan digunakan selama proses pembelajaran.

4) Menyiapkan lembar instrumen observasi untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

5) Menyusun alat tes dan pedoman penskoran, yaitu bentuk instrumen essay untuk setiap siklus

2. Tahap Pelaksanaan (acting)

Tahap ini merupakan pelaksanaan dari perencanaan terutama skenario pembelajaran yang telah dibuat pada tahap perencanaan.

1) Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan yang akan dicapai melalui kegiatan yang akan dilaksanakan

2) Melalui apersepsi guru bertanya jawab kepada siswa untuk merangsang berpikir siswa tentang materi yang akan diajarkan.

3) Guru melakukan pre-tes untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum pembelajaran


(2)

4) Sebelum peserta didik bekerja dengan lembar kerja, guru melakukan serangkaian peragaan dengan menggunakan alat peraga.

5) Guru membentuk kelompok belajar yang beranggotakan 4-5 orang siswa secara heterogen.

6) Setiap kelompok dibagikan alat peraga dan LKS yang telah disediakan oleh guru.

7) Siswa diminta untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam LKS. Selama pembelajaran berlangsung, guru mengawasi pekerjaan siswa dan memberikan bimbingan atau arahan untuk meluruskan hal-hal yang masih salah dipahami oleh siswa.

8) Secara acak, perwakilan masing-masing kelompok menuliskan hasil diskusinya dan kelompok lain memberikan tanggapan.

9) Mengacu pada jawaban siswa, melalui tanya jawab antara guru dan siswa membahas penyelesaian masalah untuk menetapkan jawaban yang benar 10) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi

yang belum dimengerti.

11) Sebagai penguatan, guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal yang dikembangkan oleh peneliti.

12) Perwakilan siswa mengumpulkan hasil kerja siswa di meja guru.

13) Guru dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil pembelajaran yang telah dilakukan.

3. Tahap Observasi (observing)

Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan, menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan meliputi lembar observasi aktivitas siswa yaitu untuk melihat peningkatan aktivitas dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, dan


(3)

39

lembar observasi aktivitas guru yaitu untuk melihat kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran.

4. Refleksi (reflecting)

Tahap terakhir siklus ini merupakan kegiatan menganalisis seluruh informasi yang telah terkumpul yang diperoleh pada tahap observasi. Peneliti merefleksikan kegiatan yang berlangsung dengan membuat kesimpulan, hasilnya digunakan untuk menentukan langkah-langkah perbaikan pada pembelajaran berikutnya lebih lanjut dalam mencapai tujuan penelitian. Apabila tujuan penelitian belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Berdasarkan hasil tindakan dan pembahasan yang diuraikan pada Bab IV, maka dirumuskan kesimpulan bahwa penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika materi pecahan kelas V SDN 2 Purwodadi tahun pelajaran 2011/2012, sebagai berikut.

5.1.1 Rata-rata persentase aktivitas siswa (afektif) siklus I adalah 61,14%, siklus II meningkat menjadi 70,23%, dan siklus III meningkat menjadi 80,53%. Untuk rata-rata persentase aktivitas siswa (psikomotor) siklus I adalah 60,99%, siklus II meningkat menjadi 69,95%, dan siklus III meningkat menjadi 81,82%.

5.1.2 Nilai rata-rata hasil belajar siswa dengan KKM ≥60 siklus I dengan jumlah siswa tuntas 12 orang siswa (54,55%) adalah 63,55, siklus II meningkat menjadi 15 orang siswa (68,18%) adalah 73,09, dan siklus III meningkat menjadi 19 orang siswa (86,36%) adalah 83,55.

5.1.3 Dengan analisis uji perbedaan hasil pre-tes dengan hasil post-tes menggunakan uji t pada siklus I diperoleh hasil thitung= 15,61 > ttabel= 2,08, siklus II diperolah hasil thitung= 13,13 > ttabel= 2,08, dan siklus III diperoleh hasil thitung= 16,67 > ttabel= 2,08.


(5)

85

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diuraikan di atas, berikut ini disampaikan saran-saran dalam menerapkan pendekatan pembelajaran kontekstual, yaitu: 5.2.1 Kepada siswa

5.2.1.1 Selalu aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga dapat mempermudah memahami materi pembelajaran dan hasil belajar dapat meningkat.

5.2.1.2 Siswa harus bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, baik tugas individu maupun kelompok.

5.2.2 Kepada guru

5.2.2.1 Lebih kreatif melaksanakan pembelajaran dengan mengaitkan dunia nyata siswa, dengan memanfaatkan benda-benda yang ada di lingkungan siswa supaya siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan.

5.2.2.2 Menggunakan berbagai buku yang relevan dengan materi yang diajarkan dan menyusun serta menggunakan media LKS.

5.2.2.3 Penggunaan media LKS dan pendekatan pembelajaran kontekstual yang berkualitas, harus didukung dengan kemampuan pelaksanaannya yang tidak dapat sekaligus dikuasi. Oleh karena itu guru harus terus mencoba dan melaksanakan serta memperbaiki kekurangan-kekurangan penyusunan LKS dan penerapan pendekatan pembelajaran yang dipilih.

5.2.3 Kepada sekolah

5.2.3.1 Agar menyediakan atau melengkapi fasilitas sarana dan prasarana yang diperlukan supaya proses pembelajaran dapat berlangsung dengan baik sehingga hasil belajar dapat meningkat.


(6)

5.2.3.2 Perlu dilakukan pengembangan proses pembelajaran tentang penggunaan media LKS dan pendekatan yang selain pendekatan pembelajaran kontekstual, untuk menambah wawasan dan kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

5.2.4 Kepada Peneliti

Penelitian ini mengkaji tentang implementasi perbaikan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran kontekstual pada materi pecahan. Untuk itu kepada peneliti berikutnya, dapat melaksanakan perbaikan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran kontekstual pada materi lainnya.


Dokumen yang terkait

PENGGUNAAN MEDIA VISUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IVA SDN 2 BANJAR NEGERI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

1 14 46

PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

4 33 62

PENGGUNAAN MEDIA REALIA UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV SDN 2 METRO SELATAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

6 29 61

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SISWA KELAS V SD NEGERI 3 ADILUWIH TAHUN PELAJARAN 20112012

0 13 30

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V B SDN 1 TOTOKATON TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 55

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS V B SDN 1 TOTOKATON TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 62

PENGGUNAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN 2 PURWODADI TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 12 44

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn KELAS V C SDN 2 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 10 55

PENERAPAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKn KELAS V C SDN 2 METRO TIMUR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 53

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK BAGI SISWA KELAS IV SDN 2 TANJUNG SARI TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 50