IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 06 TAHUN 2003 TENTANG PEMBINAAN KOPERASI DAN UKM SKRIPSI

  

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH

KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 06 TAHUN

2003 TENTANG PEMBINAAN KOPERASI DAN UKM

SKRIPSI

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial

pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara

  

OLEH

WAHYU NUGRAHA

NIM 6661121810

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

  

ABSTRAK

Wahyu Nugraha. 6661121810. 2017. Implementasi Peraturan Daerah

Kabupaten Pandeglang Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi

dan Usaha Mikro Kecil Menengah. Program Studi Ilmu Administrasi

Negara. Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa. Pembimbing I: GandungIsmanto, S.Sos.,MM. dan Pembimbing

II: Kandung Sapto N., M.Si.

  Prinsip demokrasi ekonomi tercermin dalampasal 33 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan, perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan azas kekeluargaan. Indonesia merupakan negara dimana sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting. Peranan sektor pertanian belum mampu memberikan kontribusi yang besar dalam perekonomian nasional khususnya perekonomian masyarakat di pedasaan. Melalui wadah Koperasi Pertanian diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dipedesaan. Kabupaten Pandeglang Salah satu wilayah yang memiliki potensi pertanian yang cukup besar. Namun sektor pertanian di Kabupaten Pandeglang belum dapat mensejahterakan masyarakatnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana Implementasi Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM khususnya Pembinaan Koperasi Pertanian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Analisis dalam penelitian ini menggunakan teori yang dikemukakan oleh Van Metter dan Van horn dengan dimensi, Ukuran dan tujuan kebijakan, Sumberdaya, Karakteristik agen pelaksana, Sikap/kecenderungan (disposition) parapelaksana, Komunikasi antar organisasi dan Lingkungan ekonomi, sosial, dan politik. Dalam dimensi Ukuran dan tujuan kebijakan, masih banyaknya Koperasi Pertanian yang tidak aktif. Dalam dimensi Sumberdaya, Terbatasnya Sumber Daya finansial, jumlah SDM serta pengetahuan SDM aparatur. Dalam dimensi Karakteristik agen pelaksana, tidak ada prioritas dalam pembinaan koperasi pertanian. Dalam dimensi Sikap/kecenderungan (disposition) para pelaksana, kurangnya keinginan untuk mengembangkan koperasi petanian. Dalam dimensi Komunikasi antar organisasi, kordinasi sudah dilakukan dengan baik tetapi tidak ada prioritas dalam pembinaan koperasi pertanian. Dalam dimensi Lingkungan ekonomi, sosial, danpolitik, koperasi pertanian belum menjadikan kelembagaan akar rumput untuk mencapai kesejahteraan petani. Hasil dari penelitian ini adalah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UMKM khususnya Pembinaan Koperasi Pertanian.

  Kata Kunci :Implementasi , Kesejahteraan Petani, Koperasi Pertanian.

  

ABSTRACT

Wahyu Nugraha. 6661121810. 2017. Implementation of Pandeglang District

Regulation Number 06 of 2003 on Development Cooperatives and Micro Small

and Medium Enterprises. Department of Public Administration. Faculty of

Social and Political Science. University of Sultan Ageng Tirtayasa. 1st

Supervisor: Gandung Ismanto, S.Sos., MM. and 2nd Supervisor: Kandung

Sapto N., M.Si.

  

Economic democracy principles reflected in article 33 paragraph (1) of the 1945

Constitution which states, the economy is structured as a joint venture based on

the principle of kinship. Indonesia is a country where the agricultural sector has a

very important role. The role of the agricultural sector has not been able to make

a major contribution in the national economy, especially the economy of

communities in pedasaan. Through the Agricultural Cooperative container is

expected to improve the welfare of rural communities. Pandeglang One area that

has a sizeable agricultural potential. However, the agricultural sector in

Pandeglang not been able to prosper its people. The purpose of this study was to

determine how the implementation of the Regional Regulation No. 06 of 2003 on

Development Cooperation and Development of Agricultural Cooperatives in

particular SMEs. The method used in this research is qualitative descriptive. The

analysis in this study uses the theory proposed by Van Metter and Van's

dimensions, size and policy objectives, resources, characteristics of the executing

agency, attitude / tendency (disposition) of the implementers, communication

between organizations and economic environment, social, and political. In size

dimension and policy objectives, there are still many agricultural cooperative

inactive. In the dimension of resources, limited financial resources, human

resources and the amount of knowledge apparatuses. In the dimensional

characteristics of the executing agency, there is no priority in the development of

agricultural cooperatives. In the dimension of attitude / tendency (disposition) of

the implementers, lack of desire to develop agricultural cooperatives. In the

dimension of inter-organizational communication, coordination has been done

but there is no priority in the development of agricultural cooperatives.

Environmental dimension in the economic, social, and political, agricultural

cooperatives have not been used as a grass-roots institutions to achieve the

welfare of farmers. Results from this study is the implementation of the Regional

Regulation No. 06 of 2003 on Development Cooperation and Development of

Agricultural Cooperatives in particular SMEs.

  Keywords: Implementation, Welfare of Farmers, Agricultural Cooperative.

AWALI SESUATU DENGAN BASMALLAH

  

HIDUPLAH HARI INI, Lakukan yang terbaik Lakukan apa yang

ingin dilakukan dan siap menerima apapun hasilnya.

  SKRIPSI

  INI KUPERSEMBAHKAN UNTUK Ciptaan Tuhan sangat luarbiasa yaitu ibuku yang selalu mendukung ambisiku.

KATA PENGANTAR

  Saya ucapkan Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmad dan hidayah-NYA, beserta ijin-NYA, saya dapat menyelesaikan Penelitian Skripsi dengan judul “Implementasi Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ilmu sosial pada konsentrasi kebijakan publik program studi ilmu administrasi negara fakultas ilmu sosial dan ilmu politik.

  Koperasi dirasa perlu untuk dipahami karena konsep koperasi merepresentasikan sosial budaya yang ada dimasyarakat Indonesia, koperasi di indonesia yang terkandung dalam UUD 1945, lebih menekankan kepada kemakmuran masyarakat bukan kemakmuran orang seorang.

  Hasil penelitian skripisi ini tentunya tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang selalu mendukung penulis baik secara moril maupun materil. Maka dengan ketulusan hati dan dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada semua pihak yang telah memberikan bimbingan dan bantuan sehingga penelitian skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Ucapan dan rasa hormat serta terimakasih penulis tunjukan kepada :

  1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd. Rektor Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

  3. Ibu Listyaningsih, M.Si. Kepala Program Studi Ilmu Administrasi Negara.

  4. Bapak Dr. Riswanda, MPA. Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara.

  5. Bapak Gandung Ismanto, MM. Selaku dosen pembimbing I yang mengarahkan dan memberikan masukan dalam penelitian ini.

  6. Bapak Kandung Sapto N., M.Si. Selaku dosen pembimbing II yang mengarahkan dan memberikan masukan dalam penelitian ini.

  7. Bapak Juliannes Cadith, M.Si. Selaku pembimbing Akademik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  8. Para Dosen dan Staff Tata Usaha Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

  9. Para Pegawai DINAS KOPERASI DAN UMKM Kabupaten Pandeglang dan Provinsi Banten, DEKOPINDA Kabupaten Pandeglang dan para pengurus dan anggota Koperasi Pertanian Sinar Desa, Koperasi Sumber Tunas Jaya dan Koperasi Serba Usaha Bina Lingkungan di Kabupaten Pandeglang.

  10. Para Pegawai Perpustakan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah memberikan pelayanan tempat yang nyaman untuk mendukung dalam menyusun penelitian ini.

  11. Kepada Ibu ku Hj. Ida Amsidar yang telah memberikan dukungan dan doanya.

  12. Serta kawan-kawan dan sahabat-sahabat yang telah membantu dan memberi dukungan dalam penelitian ini.

  Akhirnya penulis tak berhenti menguacapkan syukur kepada ALLAH SWT, karena atas ridho-Nya penelitian skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari banyak ditemukan kekurangan dalam penyajian materi, oleh karena itu penulis memohon maaf atas kekurangan tersebut. penulis mengharapkan masukan baik kritik maupun saran yang membangun .

  Pandeglang, 20 April 2017 Penulis

  Wahyu Nugraha NIM. 6661121810

  

DAFTAR ISI

  Halaman ABSTRAK LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS………………………. i MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………. ii KATA PENGANTAR………………………………………………... iii DAFTAR ISI………………………………………………………….. iv DAFTAR TABEL……………………………………………………... v DAFTAR GAMBAR…………………………………………………... vi

  BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ……………………..................................

  1 1.2. Identifikasi Masalah………………………………………………..

  23 1.3. Pembatasan Masalah……………………………………………….

  23 1.4. Rumusan Masalah………………………………………………….

  24 1.5. Tujuan Penelitian…………………………………………………..

  24 1.6. Manfaat Penelitian………………………………………………...

  25 BAB II PEMBAHASAN

  2.1 Deskripsi Teori….……………………………………………………

  26 2.1.1 Konsep Kerja Kebijakan Publik ………….……………………….

  27

  2.1.3Implementasi Kebijakan Publik…………………………………

  29 2.1.4 Model-Model Implementasi………………................................

  30

  2.1.5 Pengertian Koperasi……………………………………………

  36 2.1.6 Fungsi, Asas dan Sendi Dasar Koperasi Indonesia…………….

  39 2.1.7 Jenis-Jenis Koperasi……………………………….....................

  40

  2.1.8 Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi da Usaha Kecil Menengah…………………………………………

  43 2.2. Penelitian Terdahulu…………………………………………….

  45

  2.3. Kerangka Pemikirian Penelitian…………………………………

  47 2.4 Asumsi Dasar ……………………………………………….........

  51 BA III METODE PENELITIAN

  3.1 Pendekatan Metode Penelitian……………………………………

  52 3.2 Fokus Penelitian…..………………………………........................

  54 3.3 Lokasi Penelitian………….…..…………………………………..

  54 3.4 Variabel Penelitian………………………………………………...

  54 3.4.1 Definisi Konsep……………..…………………………………..

  54

  3.4.2 Definisi Operasional……..………………………………………

  55 3.5 Instrumen Penelitian…..…………………………………………..

  57 3.6 Informan Penelitian…..…..……………………………………….

  59

  3.7 Teknik Pengumpulan Data…..……………………………………

  60

  3.8 Teknik Analisis Data………………………………………………

  65 3.9 Uji Keabsahan Data…..……………………………………..........

  69

  3.10 Jadwal Penelitian………………………………………………....

  71 BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Deskripsi Objek Penelitian……………………………................

  72 4.2 Deskripsi Data ...…..……………………………...........................

  97 4.2.1 Deskripsi Data Penelitian ……………..………………………..

  97 4.2.2 Daftar Informan Penelitian……..……………………………….

  99

  4.3 Deskripsi Hasil Penelitian………….…..…………………………. 101

  4.3.1 Ukuran dan Tujuan Kebijakan ……………..…………………... 101

  4.3.2 Sumber Daya……………..……..………………………………. 120

  4.3.3 Karakteristik Agen Pelaksana …………………………………… 134

  4.3.4 Sikap/Kecenderungan (Disposition) Para Pelaksana……………… 138

  4.3.5 Komunikasi Antarorganisasi dan Aktivitas Pelaksana……………. 147

  4.3.6 Lingkungan Ekonomi, Sosial, dan Politik……..………………….. 158

  4.4 Pembahasan………………………………………………………… 168

  BAB V PENUTUP

  5.1 Kesimpulan …..……………………………………………………… 184

  5.2 Saran ……..…..…..………………………………………………….. 185

  DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Jumlah Koperasi Berdasasarkan Kelompok Usaha ………………..

  6 Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pandeglang Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 – 2014...

  8 Tabel 1.3 Struktur Perekonomian Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan UsahaTahun 2010-2015 .....................................................................

  9 Tabel 1.4 Jumlah Koperasi Produksi di Kabupaten Pandeglang dari Tahun 2010- 2014…………………………………………………………………

  13 Tabel 1.5 Jumlah KeanggotaanKoperasi Pertanian Kabupaten Pandeglang Tahun 2010- 2015…………………………………………………………

  15 Tabel 3.1 Informan Penelitian………………………………………………..

  59 Tabel 3.2 Pedoman Wawancara………………………………………………

  62 Tabel 3.3 Jadwal Penelitian…………………………………………………..

  71 Tabel 4.1 Luas Panen, Produktifitas Per Hektar dan Produksi Padi dan Palawija di Kabupaten Pandeglang Tahun 2014……………………………….

  83 Tabel 4.2 Daerah Irigasi di Kabupaten Pandeglang…………………………..

  84 Tabel 4.3 Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Pendidikan dan Jenis Kelamin …

  93 Tabel 4.4 Jumlah PNS/CPNS Berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin …..

  93 Tabel 4.5 Daftar Informan…………………………………………………… 100

Tabel 4.6 Daftar Koperasi Pertanian dibubarkan Tahun 2016………………. 116Tabel 4.7 Sumber Daya Manusia Aparatur Dinas Koperasi dan UMK Kabupaten

  Pandeglang Bidang Koperasi Tahun 2016…………………….... 124

Tabel 4.8 Program dan Kegiatan Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten

  Pandeglang Tahun 2016 ………………………….………………. 145

Tabel 4.9 Daftar Koperasi di Bina Oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten

  Pandeglang Tahun 2014/2016……………………………………. 151

  

DAFTAR GAMBAR

  1.1 Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Pandeglang Tahun 2010 – 2014…………………………………………………………………..

  11

  1.2 Jumlah Koperasi Produksi di Kabupaten Pandeglang dari Tahun 2010- 2014…………………………………………………………………….

  14 1.3 Jumlah Keanggotaan Koperasi Pertanian……………………………….

  16 1.4 Jumlah Koperasi Pertanian……………..……………………………….

  17

  2.1 Kerangka Berfikir………...……………..………………………………

  50 3.1 Komponen-Komponen Analisis Data Model Prasetya Irawan………….

  69

  4.1 Perkembangan Produksi Padi di Kabupaten Pandeglang 2009-2014 ………………………………………………………………….

  82

  4.2 Aktifitas Koperasi Pertanian Sinar Desa………………………............... 105

  4.3 Contoh Laporan Rapat Anggota Tahunan Koperasi Serba Usaha Lingkungan……………………………………………………... 108

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1 : Jadwal Bimbingan Skripsi Lampiran 2 : Struktur Organisasi Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang Lampiran 3 : Dokumentasi Foto Penelitian Lampiran 4 : Potensi Sektor Pertanian di Kabupaten Pandeglang Lampiran 5 : Transkrip dan Koding Data Lampiran 6 : Koding Data Lampiran 7 : Kategorisasi Data Lampiran 8 : Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang No 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan UKM Lampiran 9 : Keterangan Tanda Terima Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Banten Lampiran 10 : Member Check

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

  Arus globalisasi yang semakin pesat dewasa ini merupakan tantangan bagi perkembangan ekonomi di Indonesia, sebagai salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk ke 4 terbanyak di dunia dan didukung oleh Bonus Demografi produktif yang tinggi dan sumber daya alam yang sangat melimpah seharusnya Indonesia menjadi negara yang mandiri dalam ekonomi. Pembangungan ekonomi yang berkelanjutan merupakan upaya untuk mencapai cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam UUD 1945 Pada alinea ke IV, dimana salah satu cita-cita bangsa Indonesia adalah memajukan kesejahteraan umum.

  Sistem persaingan pasar bebas atau neoliberalisme, ekonomi Indonesia semakin rentan akan dampak krisis global dikarenakan ketergantungan barang- barang impor sangat tinggi. Pemerintah mengambil sikap melalui kebijakan- kebijakan dan strategi mengurangi ketergantungan barang-barang impor khususnya impor pangan, pada tahun 2014 lalu, jumlah impor gandum mencapai 7,4 juta ton, gula 3,2 juta ton, dan jagung 3,3 juta ton. Senada dengan yang dikatakan Presiden Jokowi."Kalau semua produk-produk seperti ini, gula, kedelai, jagung, garam semua impor. Bahkan buah-buahan dan beras, inilah yang dolar seperti sekarang, meski faktor terbesar adalah eksternal. (Sumber

:detikfinance. Blak-blakan Jokowi Soal Indonesia Negeri Ketergantungan Impor.

  Senin, 21/09/2015 21:31 WIB ).

  Dalam mengatasi dinamika ekonomi dan mengantisipasi imbas krisis ekonomi global, Indonesia memerlukan perubahan secara konkret yang awalnya hanya menjadi produsen SDA harus dirubah menjadi penghasil produk-produk inovatif dan kompetitif. Hal tersebut dilakukan untuk meningkatkan daya saing di bidang perdagangan dan sumber daya manusia (SDM). Pemerintah harus mengoptimalkan keunggulan produk dan kemampuan produksinya di sektor- sektor penting seperti tekstil, pariwisata, perkebunan, perikanan, teknologi, industri kreatif, energi dan dibidang pertanian. Negara-negara berkembang harus menghadapi situasi paling buruk yaitu krisis ekonomi global dan jika negara- negara maju melakukan proteksi terhadap ekspor – impor dari negara-negara berkembang, hal ini tentu saja akan memberi dampak yang besar kepada dunia perekonomian negara-negara berkembang khususnya indonesia. Salah satu dampak yang akan terasa yaitu meningkatnya jumlah kemiskinan, Kemiskinan merupakan masalah sosial yang senantiasa hadir di tengah-tengah masyarakat, khususnya di negara berkembang termasuk di Indonesia.

  Pemerintah harus mengambil langkah dalam menghadapi sekenario itu dengan menguatkan ekonomi akar rumput dalam negri yaitu dengan memberi melalui Koperasi. Sistem perekonomian indonesia yang berdasarkan demokrasi ekonomi sesuai dengan isi pembukaan UUD 1945, antara lain menyatakan bahwa salah satu tujuan negara indonesia adalah utuk memajukan kesejahteraan umum. Hal ini tidak lepas dari pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembukaan UUD 1945 yaitu, “ negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat, sebagai mana dijabarkan lebih lanjut dalam pasal 23,27,33 dan 34 UUD 1945.

  Prinsip demokrasi ekonomi tercermin dalam pasal 33 ayat (1) UUD 1945 yang menyatakan sebagai berikut : perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan. Kemudian didalam penjelasan UUD 1945 antara lain dinyatatakan sebagai berikut : Produksi dikerjakan oleh semua, untuk semua, dibawah pimpinan atau pemilikan anggota-anggota masyarakat. Penekanan ini lebih kepada kemakmuran masyarakat, bukan kemakmuran orang seorang, yang terkandung dalam UUD 1945 diatas sangat relevan dengan konsep Koperasi di indonesia dan itu sejalan dengan program pemerintah dalam pembangunan ekonomi di indonesia khususnya ekonomi kerakyatan. Peranan koperasi dalam menggerakan perekonomian harus dioptimalkan karena belajar dari pengalaman terdahulu peran koperasi sangat besar dan dibutuhkan dalam membantu perekonomian Indonesia. Koperasi banyak menyerap sumber daya manusia. Hal ini tentu saja membantu memperkecil jumlah pengangguran yang ada.Terbukti Tahun 1998, saat krisis global I, koperasi mampu melewatinya Pemantapan perekonomian nasional melalui pengembangan koperasi telah berkontribusi pada peningkatan pelaku ekonomi di kelompok akar rumput sehingga lebih merata dan berkeadilan. Pertumbuhan koperasi dan UMKM terus meningkat dari tahun ke tahun.Sehingga mampu mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. Berdasarkan data Dekopin, jumlah koperasi di Indonesia berkembang pesat sejak 2009 hingga 2014 dari 110.470 unit koperasi menjadi 203,701. Jumlah anggota koperasi pun ikut meroket dari 29,2 juta menjadid 35,2 juta. Sementara volume usaha meningkat dari Rp 82,21 triliun menjadi Rp 125,690 triliun. “Pertumbuhan koperasi dan UKM tentu akan berdampak pada pengurangan kemiskinan dan pengangguran. Pasalnya, Kemenkop dan UKM memberikan fasilitas berbagai pelatihan, kemudian pendanaan, pendampingan, dan menjembatani pemasaran produk-produk dari UKM baik di dalam maupun luar negeri,”.(Sumber : Indopos. Pemerintah Jokowi Diminta Lanjutkan Program Koperasi.Minggu, 26 Oktober 2014 - 02:33 ).

  Program Pemerintah terus berupaya mencapai target swasembada pangan selama tiga tahun. Dimana hal ini termanivestasikan kedalam 9 agenda prioritas ‘Nawacita”. Pemerintah pusat untuk menguatkan ekonomi nasional harus didukung oleh semua daerah dengan mengoptimalkan peran koperasi dengan konsep ekonomi kerakyatan, sudah ditegaskan diatas bahwa peran koperasi sangat strategis dalam pembangunan ekonomi nasional dan daerah. Secara umum Koperasi memiliki potensi untuk menjadi sarana bagi peningkatan taraf hidup kini menjadi salah satu fokus pemerintah. Salah satu daerah yang merupakan daerah otonom baru yaitu Provinsi Banten yang memiliki sumber daya alam yang melimpah salah satunya dibidang pertanian, potensi terbaik di Provinsi Banten dalam bidang pertanian adalah Kabupaten Pandeglang.

  Kabupaten Pandeglang merupakan salah satu dari 8 Kabupaten/Kota di Provinsi Banten yang berada di ujung Barat Pulau Jawa dimana sebagian besar wilayahnya merupakan lahan pertanian dari 274.689 hektar luas Pandeglang, sebesar 239.731 hektar ( 87,27 persen ) digunakan untuk usaha pertanian. (Sumber

  

: BPS Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015 ). Wilayah selatan Kabupaten

  Pandeglang terbentang pantai serta beberapa pulau yang merupakan wilayah potensial untuk pariwisata, baik wisatawan lokal maupun domestik. Meskipun kedua sektor tersebut sudah dikelola, akan tetapi hasilnya belum cukup memuaskan, hal ini menjadi tantangan untuk pemerintah Kabupaten Pandeglang dalam upaya peningkatan perekonomian masyarakat yang tentunya akan menunjang peningkatan PAD Kabupaten Pandeglang.

  Berkaitan dengan potensi tersebut, perekembangan gerakan Koperasi dan UMKM di Kabupaten Pandeglang Berdasarkan data yang tercatat pada Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang pada akhir tahun 2015, sebagai berikut : Jumlah Koperasi Berbadan Hukum sebanyak 601 unit, yang aktif sebanyak 375 unit, sisanya sebanyak 226 Koperasi tidak aktif, (Sumber : Dinas

  

Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015 ). Untuk lebih

Tabel 1.1 Jumlah Koperasi Berdasasarkan Kelompok Usaha

  

NO JENIS NAMA KOPERASI STATUS TOTAL

KOPERASI AKTIF TIDAK AKTIF

  I PRODUKSI 1.

INDUSTRI PERTANIAN

  1

  1 2.

INDUSTRI KERAJINAN

  2

  2

  4

  3. KOPERASI KRISTA MINA PRIMA (KKMP)

  4. KOPERASI PERTANIAN ( KOPTAN )

  47

  4

  51

  5. KOPERASI PRIMER HUTAN RAKYAT

  5

  2

  7 (KPHR)

  6. KOPERASI PRODUKSI PERKEBUNAN (KPP)

  7. KOPERASI KELOMPOK TANI

  3

  1

  4 NELAYAN ANDALAN (KTNA)

  8. KOPERASI WARGA NELAYAN (KWN)

  6

  9

  15

  9. KOPERASI PERSATUAN PENGUSAHA

  4

  1

  5 PENGGILINGAN PADI (PERPADI)

  10. KOPERASI PETERNAKAN

  2

  2 UNGGAS/PERIKANAN

  11. PRIMKOPTI

  1

  1

  12. PUSAT KOPERAS PERTANIAN

  1

  1 JUMLAH KOPERASI PRODUKSI

  75 34 108

II KONSUMSI

  1. KOPED

  1

  1

  2. KOPERASI PASAR ( KOPPAS )

  7

  2

  9

  3. KOPERASI PERDAGANGAN

  23

  7

  30 PENGUSAHA KECIL/MENENGAH

  4. KOPERASI RITEL

  1

  1 JUMLAH KOPERSI KONSUMSI

  31

  10

  41 III JASA-JASA

  1. BENGKEL

  2

  2

  2. BMT/KBMT/BTM

  10

  3

  13

  3. KOPERASI SIMPAN PINJAM

  7

  4

  11

  4. KOPERASIWISATA

  6

  12

  18

IV SERBAUSAHA

2. KOPERASI UNIT DESA ( KUD )

  20

  7

  27 JUMLAH KOPERASI SERBAUSAHA

  20 99 208

1. KOPERASI PEGAWAI REPUBLIK

  64

  9

  73 V FUNGSIONAL

  INDONESIA ( KPRI )

  2. PERSATUAN KOPERASI PEGAWAI

  1

  1 NEGERI ( PKP-R I) KOP SEKUNDER

  3. KOPERSI TNI DAN KEPOLISIAN

  4

  1

  5 VI GOLONGAN JUMLAH KOPERASI FUNGSIONAL

  69

  10

  79 MASYARAKAT

  1. KOPERASI KARYAWAN (KOPKAR)

  11

  3

  14

  2. KOPONTREN

  27

  20

  47

  3. KOPERASIWANITA (KOPWAN)

  8

  14

  22

  4. KOPERASIWANITA PENGEMBANG

  11

  11 SUBERDAYA (KWPS)

  5. KOPERASI PEMUDA (PEMUDA)

  1

  8

  9

  6. PRIMER KOPERASI

  2

  2

  4 PERSATUANWREDATAMA RI (PRIMKOPTAMA)

  7. KOPERASI PERINTIS KEMERDEKAAN

  1

  1

  8. PUSAT KOPERASIWANITA

  1

  1 PENGEMBANG SUMBERDAYA (PUSAT KWPS) KOP. SEKUNDER

  9. KOPERASIWARGA/DESA/MASYARAK

  4

  13

  17 AT (KOPMAS/KOPWAR/KWD)

JUMLAH KOPERASI GOLONGAN

  67 52 119 MASYARAKAT JUMLAH TOTAL 375 226 601 (Sumber : Dinas Koperasi dan UMKM Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015 )

  Kabupaten Pandeglang didominasi oleh sektor pertanian, hal tersebut sebanding dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Dari 274.689 hektar luas Pandeglang, 219.950 hektar (80,07 persen). (Sumber :BPS

  

Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015) . diantaranya digunakan untuk usaha sisanya digunakan untuk pekarangan/lahan untuk bangunan dan halaman sekitarnya, padang rumput, lahan yang sementara tidak diusahakan dan lain sebagainya.

  Jika dilihat dari PDRB Kabupaten Pandeglang, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merefleksikan besaran nilai tambah bruto yang tercipta sebagai akibat proses produksi barang dan jasa oleh sektor produktif dalam perekonomian suatu daerah tanpa melihat pelaku ekonominya.Kabupaten Pandeglang Produk Domestik Regional Bruto atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga komoditas penyusunan PDRB terhadap capaian nilai PDRB yaitu :

Tabel 1.2 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Pandeglang Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010 – 2015

  

Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015

(7) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

  Atas 12,279.54 13,694.97 15,115.44 16,460.31 18,456.04 16,010,181 Dasar Harga Berlaku

  Atas 12,279.54 12,984.40 13,738.88 14,415.45 15,139.66 20,277,961 Dasar Harga Konstan (Sumber :BPS Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015)

  Nilai PDRB dapat menggambarkan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber daya yang dimiliki menjadi suatu proses produksi. Proses pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pandeglang yang terus berjalan sedikit demi sedikit diharapkan mampu meningkatkan daya saing dan peranannya dalam percaturan ekonomi regional, yang pada akhirnya menciptakan masyarakat Kabupaten pandeglang sejahtera.

  Struktur ekonomi Kabupaten Pandeglang tahun 2010 sampai dengan 2014 seperti ditunjukkan dalam tabel :

Tabel 1.3 Struktur Perekonomian Kabupaten Pandeglang Menurut Lapangan

  

UsahaTahun 2010-2015

Tahun Sektor 2011 2012 2013 2014 2015

  2010 (%) (%) (%) (%) (%) 30,25 31,90 30,30 31,20 34,15 34,40

  Pertanian

Pertambangan dan 11,07 12,05 13,48 13,41 11,46 12,19

Penggalian Perdagangan Besar dan

  10.52 11,82 12,27 12,00 11,59 10,91 Eceran , adan Reparasi Mobil dan Motor

  6,34 6,64 6,76 6,53 6,42 6.,01 Industri Pengolahan 0,35 0,50 0,38 0,41 0,32 0,30 Pengadaan Listrik dan Gas 0,06 0,07 0,07 0,06 0,06 0,06 Pengadaan Air 4,52 4,63 4,65 4,70 4,70 4,79 Konstruksi

  Transportasi dan 5,21 5,37 5,23 5,15 5,43 5,83 Pergudangan

  Jasa Keuangan 2,15 2,28 2,35 2,50 2,52 2,45 Real Estate 5,87 8,31 7,88 7,52 7,07 6,64 Jasa Perusahaan 0,12 0,24 0,23 0,23 0,23 0,23 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 5,15

  5,60 5,96 6,00 5,72 6,38 Jasa Pendidikan 3,09 3,11 3,13 3,17 3,21 3,31 Jasa Kesehatan dan Kegiatan

  Sosial 0,98 1,00 0,98 0,96 0,93 0,94 Jasa Lainnya

  1,02 1,05 1,04 0,96 1,01 1,10 Total

  100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 (Sumber :BPS Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015)

  Struktur perekonomian Kabupaten Pandeglang, didominasi oleh sektor pertanian. Hal tersebut sebanding dengan besarnya luas lahan yang digunakan untuk pertanian. Dari 274.689 hektar luas Pandeglang, 219.950 hektar (80,07 persen) diantaranya digunakan untuk usaha pertanian, jika di lihat secara keseluruhan, dalam lima tahun terakhir ( Tahun 2010–2015) ternyata belum menunjukkan adanya pergeseran struktur ekonomi yang berarti, dimana posisi masing-masing sektor masih tetap meskipun terdapat perubahan besarnya kontribusi.

  Sektor pertanian masih merupakan sektor yang memberikan sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Pandeglang, pada tahun 2013 kontribusi dari sektor pertanian sebesar 34,15 persen dan ditahun 2014 menurun tapi tidak signifikan sebesar 33,29 persen dan ditahun 2015 memningkat sebesar meningkat ditahun 2015 sebesar 12,19. Kemudian sektor selanjutnya yang memberikan sumbangan terbesar yaitu sektor Perdagangan Besar dan eceran , dan Reparasi mobil dan motor, kontribusi pada tahun 2014 sebesar 11,59 menurun pada tahun 2015 sebesar 10,91. (Sumber :BPS Kabupaten Pandeglang, Tahun

  2015 ).

  Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten adalah merupakan yang terbesar di Kabupaten pandeglang,Bila dilihat selama periode 5 tahun terakhir, grafik kontribusi sektor pertanian berikut ini :

  

Grafik. 1.1

Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Pandeglang Tahun

2010 – 2015

  (Sumber :BPS Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015)

  Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB pada tahun 2015 tercatat

  31,9 30,3 31,2 34,15

  33,29 34,4

  28

  29

  30

  31

  32

  33

  34

  35 2010 2011 2012 2013 2014 2015 tahunnya. Sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar terhadap PDRB Kabupaten Pandeglang, yakni sebesar Rp. 6.863,684 milyar dari total PDRB Kabupaten Pandeglang pada tahun 2015 pandeglang saat ini. (Sumber : BPS

  

Kabupaten Pandeglang, Tahun 2015 ). Potensi sektor pertanian dalam

  menggerakan perekonomian masyarakat dikabupaten jika dikelola dengan baik melalui pembinaan koperasi pertanian maka akan berdampak positif kepada pendapatan daerah yang lebih besar serta adanya pemerataan ekonomi ditingkat masyarakat. Pemerintah daerah Kabupaten Pandeglang menyadari pentingnya koperasi untuk membangun perekonomian masyarakat itu tertuang didalam Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 06 Tahun 2003 Tentang Pembinaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Didalam Pasal 2 Pembinaan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah bertujuan :

  1) Memantapkan dan menumbuh kembangkan swadaya Koperasi danUsaha Kecil Menengah sehingga mampu menjadi pusat pelayananperekonomian yang memiliki daya saing, efektif dan efisien.

  2) Memperkuat kerangka dasar ekonomi kerakyatan yang merupakan bagian integral dari pembangunan ekonomi nasional.

  Tabel 1.4

JUMLAH KOPERASI PRODUKSI DI KABUPATEN PANDEGLANG

DARI TAHUN 2010 -2014

  STATUS JENIS KOPERASI AKTIF TIDAK AKTIF TAHUN TAHUN 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2010 2011 2012 2013 2014 2015 PRODUKSI

  1 INDUSTRI

  1

  1

  1

  1

  

1

1 - - - - - - PERTANIAN

  2 INDUSTRI

  2

  2

  2

  2

  

2

  2

  2

  2

  2 2 - - KERAJINAN

  3 KOPERASI - -

  1

  1

  1 - 1 - - - -

  • KRISTA MINA PRIMA (KKMP)

  67

  69

  69

  69

  

59

  47

  50

  35

  35

  20

  8

  4

  4 KOPERASI PERTANIAN (KOPTAN)

  5 KOPERASI

  4

  4

  4

  5

  

5

  5

  1 - 2 - -

  2 PRIMER HUTAN RAKYAT (KPHR)

  6 KOPERASI

  • 8 - - - -

  6

  6 - 5 - - PRODUKSI PERKEBUNAN (KPP)

  7 KOPERASI

  3

  3

  3

  3

  

3

  3

  1

  1

  1

  1

  1

  1 KELOMPOK TANI NELAYAN ANDALAN (KTNA)

  8 KOPERASI

  8

  8

  8

  

6

  6

  18

  14

  14

  14

  9 WARGA NELAYAN (KWN)

  • 8

  9 KOPERASI

  5

  5

  5

  

4

  4

  3

  3

  3

  2

  1 PERSATUAN PENGUSAHA PENGGILINGAN PADI ( PERPADI)

  • 5

  10 KOPERASI

  3

  3

  3