ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT STRES KARYAWAN DITINJAU DARI STRESSOR ON THE JOB Studi Kasus pada PT Sari Husada Yogyakarta SKRIPSI

  

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT STRES KARYAWAN

DITINJAU DARI STRESSOR ON THE JOB

Studi Kasus pada PT Sari Husada Yogyakarta

SKRIPSI

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

  

Disusun oleh:

ARNI SRI BUDIYATI

NIM: 032214019

  

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

  

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktuny a

Jalani hidupmu dengan setulus hati,

dan berbagilah dengan setulus hati.

  Ketekunan menimbulkan tahan uji

Tahan uji menimbulkan pengharapah

Dan pengharapan tidak mengecewakan

  

Kupersembahkan kary a ini untuk:

Yesus Kristus Juru Selamatku

Bapak dan Ibu y ang telah membesarkan dan mendidikku

Kakak-kakakku y ang selalu mendukungku PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : ARNI SRI BUDIYATI Nomor Mahasiswa : 032214019

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

  

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT STRES KARYAWAN DITINJAU

DARI STRESSOR ON THE JOB Studi Kasus pada PT Sari Husada Yogyakarta

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupaun memberikan royalty kepada saya selamA tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyatan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 04 April 2008 Yang menyatakan (ARNI SRI BUDIYATI)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

ABSTRAK

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT STRES KARYAWAN DITINJAU DARI

STRESSOR ON THE JOB

Studi kasus pada PT Sari Husada Yogyakarta

Arni Sri Budiyati

  

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2008

  Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan fenomena stres yang dialami oleh karyawan pada bagian Quality Assurance Unit I dan II, ditinjau dari stressor on

  

the job . Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah mengukur seberapa besar

  tingkat stres yang dialami oleh karyawan pada bagian Quality Assurance Unit I dan II serta mengidentifikasi ada tidaknya perbedaan tingkat stres karyawan bila dilihat antar unit dan jenis kelamin, ditinjau dari stressor on the job.

  Jenis penelitian ini adalah studi kasus, dengan jumlah sampel 38 orang yang terdiri dari 20 orang bagian Quality Assurance Unit I dan 18 orang bagian Quality

  

Assurance Unit II. Data dikumpulkan dengan kuesioner, dokumentasi, dan observasi.

  Teknik analisis data yang digunakan adalah independent sample t test.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres karyawan pada bagian Unit I dan II, keduanya termasuk dalam kategori tingkat stres

  Quality Assurance

  rendah dan tidak terdapat perbedaan tingkat stres karyawan bila dilihat antar unit I dan II maupun jenis kelamin, ditinjau dari stressor on the job.

  

ABSTRACT

ANALYSIS ON THE DIFFERENCE OF THE EMPLOYEE’S STRESS LEVEL

BASED ON STRESSOR ON THE JOB

Case study on PT Sari Husada Yogyakarta

  

Arni Sri Budiyati

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2008

  This research aims to explain the stress phenomenon experienced by the employees of Unit I and II Quality Assurance department, based on stressor on the

  

job . The research questions were developed to measure the stress level experienced

  by the employees of Unit I and II Quality Assurance department and to ident ify the difference on the stress level between the employees of both unit I and II and the gender, based on stressor on the job.

  This research is a case study, using a sample of 38 participants comprising of 20 employees from unit I Quality Assurance department and 18 employees from the unit II Quality Assurance department. Data were compiled using questionnaire, documentation, and observation. The data analysis technique used is independent

  sample t test .

  The result shows that both employees of Unit I and II Quality Assurance department, experienced such a low level of stress regarding to the stressor on the

  

job . There is no difference on stress level between employees of Unit I and II in term

of the gender based on stressor on the job.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Allah Bapa di Surga yang telah melimpahkan berkat dan kasihNya, sehingga penulis dapat menye lesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT STRES KARYAWAN DITINJAU DARI

  ” yang diajukan unt uk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

STRESSOR ON THE JOB

  Tersusunnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dorongan, bimbingan, dukungan maupun informasi dari awal sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Bapak Drs. Alex Kahu Lantum, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dha rma.

  2. Bapak Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si., selaku ketua jurusan Manajemen dan Dosen Pembimbing I yang telah dengan sabar membimbing dan mengarahkan penulis hingga skripsi ini dapat disusun.

  3. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., MBA., selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dengan sabar sehingga skripsi ini dapat disusun.

  4. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi Sanata Dharma yang telah memberikan

  5. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

  6. Bapak M. Astho, selaku Plant Pers. & Ind. Relation manager PT Sari Husada yang telah memberikan ijin penelitian dan Praktek Kerja Lapangan.

  7. Pak Sutana, Pak David dan Pak Panggung selaku staff HRD PT Sari Husada unit I dan Unit II yang telah membimbing penulis selama melakukan penelitian dan Praktek Kerja Lapangan di PT Sari Husada.

  8. Bapak Ramli, Ibu Asih Susami, Mbak Yusnita, Mbak Tasya dan seluruh karyawan bagian QA unit I dan II yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terima kasih telah membimbing dan meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner dan banyak membantu penulis saat melakukan penelitian.

  9. Bapak dan Ibu, terimakasih atas doa, kasih sayang, semangat, dan dukungan yang selalu diberikan.

  10. Kakak-kakakku tersayang, Mas aris & Mba Afi, Mas Sus & Mba Ana dan keponakanku Alegra, Mas Kris & Mba Vita, Makasih doa dan dukungannya.

  Love u all!

  11. Mas Hendrawan Priharjanto, makasih untuk semangat dan dukungannya buat adek selama ini.

  12. Sahabatku Neko dan Monik, Makasih buat persahabatan indah kita dan terima kasih juga untuk semangat dan dukungannya selama ini.

  13. Teman-teman Manajemen ’03: Eko, Kadek, Andi, Mira, Krisna, Titis, Keke, Sandy, Sita, Satya, Wisni, Dita, Andhit ’01, Eko ’02 dan teman-teman lainnya

  14. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih. Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis terbuka menerima kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membacanya.

  Yogyakarta, Februari 2008 Penulis

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................... v ABSTRAK ...................................................................................................... vi ABSTRACT ................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii DAFTAR ISI ................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ........................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..........................................................

  1 B. Rumusan Masalah ...................................................................

  3 C. Batasan Masalah ......................................................................

  4 D. Tujuan Penelitian .....................................................................

  4 E. Manfaat Penelitian ...................................................................

  5 F. Sistematika penulisan ..............................................................

  6

  BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Sumber Daya Manusia ..........................................

  22 L. Stres pada Eksekutif .................................................................

  32 S. Hipotesis ...................................................................................

  31 R. Kerangka Pemikiran.................................................................

  30 Q. Manajemen Stres......................................................................

  29 P. Metode Penangkal Stres...........................................................

  27 O. Fungsi Mengatasi Stres ............................................................

  26 N. Mengelola Stres ........................................................................

  24 M. Dampak Stres Kerja Terhadap Perusahaan..............................

  21 K. Stres Dalam Kerja ....................................................................

  8 B. Pengembangan Sumber Daya Manusia....................................

  20 J. Konsekuensi-konsekuensi dari Stres ........................................

  20 I. Biaya Stres................................................................................

  17 H. Reaksi Terhadap Stres ..............................................................

  17 G. Penyebab Stres .........................................................................

  15 F. Tanda-tanda Stres ....................................................................

  14 E. Tanggapan Tubuh terhadap Stres ............................................

  11 D. Unsur-unsur Stres ....................................................................

  10 C. Pengertian Stres .......................................................................

  34 BAB III METODE PENELITIAN

  B. Waktu dan Lokasi Penelitian ...................................................

  51 B. Visi, Misi, Tujuan dan Nilai- nilai PT Sari Husada ..................

  70 J. Laboratorium Quality Assurance (QA) ....................................

  69 I. Sumber Daya Manusia .............................................................

  66 H. Sertifikasi Mutu dan Penghargaan ...........................................

  64 G. Produk-produk PT Sari Husada................................................

  61 F. Fasilitas Karyawan...................................................................

  59 E. Deskripsi Pekerjaan..................................................................

  57 D. Ketenagakerjaan dan Jam Kerja ...............................................

  55 C. Struktur Organisasi...................................................................

  44 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Berdirinya PT Sari Husada .........................................

  35 C. Subjek dan Objek Penelitian ...................................................

  43 K. Analisis Data ...........................................................................

  42 J. Teknik Pengujian Instrumen ....................................................

  39 I. Instrumen .................................................................................

  38 H. Teknik Pengumpulan Data ......................................................

  37 G. Data ..........................................................................................

  36 F. Pengukuran Variabel ...............................................................

  36 E. Definisi Operasional ................................................................

  35 D. Identifikasi Variabel ................................................................

  71

  BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Pengumpulan Data ..................................................................

  73 B. Analisis Data ............................................................................

  77 C. Pembahasan..............................................................................

  91 BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan ..............................................................................

  97 B. Saran ........................................................................................

  97 C. Keterbatasan Penelitian ...........................................................

  99 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 100 LAMPIRAN

  

DAFTAR TABEL

  82 Tabel V.9. Kategorisasi Tingkat Stres Karyawan Wanita ...................

  89 Tabel V.14. Ringkasan Hasil Analisis tiap Stressor on The Job............

  Kelamin ..............................................................................

  87 Tabel V.13. Hasil Uji t Tingkat Stres Karyawan Berdasarkan Jenis ....

  85 Tabel V.12. Ringkasan Hasil Analisis Stressor on The Job...................

  84 Tabel V.11. Hasil Uji t Tingkat Stres Karyawan Berdasarkan Bagian..

  83 Tabel V.10. Rekapitulasi Stressor atau Penyumbang Stres Karyawan..

  82 Tabel V.8. Kategorisasi Tingkat Stres Karyawan Laki- laki ................

  Halaman Tabel V.1. Hasil Uji Validitas .............................................................

  81 Tabel V.7. Kategorisasi Tingkat Stres Karyawan Quality Assurance Unit II .................................................................................

  79 Tabel V.6. Kategorisasi Tingkat Stres Karyawan Quality Assurance Unit I .................................................................................

  78 Tabel V.5. Hasil Jawaban pada Bagian Quality Assurance Unit II .....

  77 Tabel V.4. Hasil Jawaban pada Bagian Quality Assurance Unit I ......

  76 Tabel V.3. Profil Responden Berdasarkan Bagian dan Jenis Kelamin

  75 Tabel V.2. Hasil Uji Reliabilitas .........................................................

  90 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar II. 1. Tingkat Rangsangan ......................................................................

  14 Gambar II. 2. Stres dan Pekerjaan: Sebuah Model Kerja ....................................

  24 Gambar II. 3. Kerangka Pemikiran ......................................................................

  33 Gambar II. 4. Kerangka Pemikiran ......................................................................

  34 Gambar V. 1. Hasil Uji t Tingkat Stres antara Karyawan Bagian Quality Assurance Unit I dan Quality Assurance Unit II............................

  86 Gambar V. 2. Hasil Uji t Tingkat Stres antara Karyawan Laki- laki dan Wanita..

  Bagian Quality Assurance .............................................................

  89

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin canggih, PHK, dan bangkrutnya

  beberapa perusahaan telah menimbulkan dampak yang sangat merugikan, terutama bagi tenaga kerja. Sebagai contoh, mereka harus rela dipindahkan ke bagian yang tidak mereka kuasai dan tidak tahu berapa lama lagi mereka akan dapat bertahan atau dipekerjakan. Perubahan-perubahan inilah yang seringkali memicu terjadinya ketegangan, stres, dan gangguan jiwa dalam diri manusia.

  Pada dasarnya ketegangan merupakan suatu perasaan yang tidak mudah digambarkan dan timbul karena ada masalah yang harus ditanggulangi.

  Ketegangan yang berlarut-larut dapat menimbulkan stres. Definisi stres menurut Handoko adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir, dan kondisi seseorang. Kondisi-kondisi yang cenderung menyebabkan stres disebut stressors. Ada dua kategori penyebab stres yang dikemukakan oleh Handoko, yaitu on the job dan off the job. On the job stress adalah penyebab stres yang terjadi di dalam organisasi, seperti beban kerja, berbagai bentuk perubahan, tekanan atau desakan waktu, umpan balik, dan konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan off the job stress adalah penyebab stres yang terjadi di luar organisasi yang berpengaruh pada diri karyawan, seperti kekuatiran mengenai finansial, masalah keluarga, perubahan yang terjadi di tempat tinggal, dan masalah- masalah pribadi lainnya (Handoko, 2001:54-56).

  Stres kerja dapat disebabkan oleh hampir semua kondisi kerja, tetapi timbul tidaknya tergantung pada reaksi individu terhadap stres dalam pekerjaannya itu. Stres sangat tergantung dengan cara pandang individu terhadap suatu hal atau kejadian yang dapat menyebabkan stres. Suatu hal atau kejadian dapat menyebabkan stres pada seseorang namun tidak bagi orang lain. Berdasarkan reaksi terhadap situasi stres dibedakan dalam dua tipe kepribadian, yaitu tipe A dan tipe B. Orang yang mempunyai kepribadian tipe A adalah orang yang mempunyai ciri agresif, kompetitif dan setia pada pekerjaan. Sedangkan orang-orang tipe B lebih relaks dan tidak suka menghadapi masalah. (Handoko, 2001:203).

  Demikian juga dengan adanya perbedaan jenis kelamin. Hurlock (dalam Martiana, 2003:19) menyatakan peran seks yang ditentukan secara budaya mencerminkan perilaku dan sikap yang disetujui sebagai maskulin dan feminim dalam suatu budaya tertentu. Dengan penggolongan peran jenis kelamin ini, maka akan berpengaruh pada perilaku yang cenderung mereka sesuaikan dengan jenis kelaminnya. Adanya perilaku yang muncul ini, maka kemungkinan akan berbeda antara laki- laki dan wanita dalam mema ndang dan berpola pikir terhadap stimulus yang diterimanya. Dengan demikian berbeda pula dalam menanggapi dan merespon segala tekanan yang dihadapi.

  Penyebab stres bukan saja berbeda pada setiap orang, tetapi bisa berubah- ubah dari tahun ke tahun (Wilkinson, 2002:10). Adanya perbedaan cara menyesuaikan diri, kemampuan, dan keberhasilan tiap individu dalam menghadapi hal- hal yang sama-sama dapat mendatangkan stres, maka orang- orang dapat mengalami stres yang berbeda. Ada yang terkena sedikit dan dalam waktu singkat, ada juga yang berat dan menderita stres berkepanjangan. Pekerjaan mungkin akan menimbulkan stres hanya sesaat atau periodik, misalnya pada saat ada tugas baru, keadaan darurat, atau tantangan terhadap posisi atau wewenang seseorang. Oleh sebab itu, penulis ingin meneliti perbedaan tingkat stres karyawan. Dari uraian latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul penelitian Analisis Perbedaan Tingkat Stres Karyawan Ditinjau dari Stressor on the Job”.

B. Rumusan Masalah

  1. Seberapa besar tingkat stres yang dialami oleh karyawan pada bagian unit I dan Quality Assurance unit II?

  Quality Assurance

  2. Apakah ada perbedaan tingkat stres antara karyawan bagian Quality

  Assurance unit I dengan karyawan bagian Quality Assurance unit II,

  ditinjau dari stressor on the job?

  3. Apakah ada perbedaan tingkat stres antara karyawan laki- laki dan wanita di bagian Quality Assurance, ditinjau dari stressor on the job?

  C. Batasan Masalah

  Pada penelitian ini penulis memberikan batasan penelitian, yaitu dengan melakukan penelitian pada karyawan PT Sari Husada, khususnya karyawan di bagian Quality Assurance unit I dan karyawan Quality Assurance unit II. Penelitian ini mengenai tingkat stres yang dialami oleh karyawan ditinjau dari yang dikemukakan oleh Handoko yang meliputi beban

  stressor on the job

  kerja yang berlebihan, perubahan, tekanan atau desakan waktu, umpan balik dan konflik.

  D. Tujuan Penelitian

  1. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat stres yang dialami oleh para karyawan di bagian Quality Assurance unit I dan Quality Assurance unit

  II.

  2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat stres antara karyawan bagian Quality Assurance unit I dan Quality Assurance unit II, ditinjau dari stressor on the job.

  3. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan tingkat stres antara karyawan laki- laki dan wanita di bagian Quality Assurance, ditinjau dari stressor on

  the job .

E. Manfaat Penelitian

  1. Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini dapat membantu pihak perusahaan untuk mengetahui besarnya tingkat stres kerja yang dialami oleh karyawannya (khususnya karyawan bagian Quality Assurance unit I dan Quality Assurance unit II). Selain itu, pihak perusahaan juga mendapatkan informasi mengenai hal- hal atau peristiwa di tempat kerja yang dapat menyebabkan stres pada diri karyawan sehingga dapat membantu manajemen dalam mengelola stres para karyawan.

  2. Bagi Universitas Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah koleksi judul skripsi perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan bisa digunakan sebagai referensi awal bagi mahasiswa yang melakukan penelitian sejenis, sehingga penelitian ini dapat dikembangkan lebih lanjut.

  3. Bagi Penulis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengalaman dan pengetahuan penulis dalam penerapan teori-teori yang diperoleh selama kuliah.

F. Sistematika Penulisan

  Skripsi ini terdiri dari enam bab, yaitu pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, gambaran umum perusahaan, analisis data dan pembahasan serta kesimpulan, saran dan keterbatasan.

  BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

  BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi teori-teori yang menjadi acuan dalam penelitian yang terdiri dari pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia, pengembangan Sumber Daya Manusia, pengertian stres, unsur-unsur stres, tanggapan tubuh terhadap stres, tanda-tanda stres, penyebab stres, reaksi terhadap stres, biaya stres, konsekuensi-konsekuensi dari stres, stres dalam kerja, stres pada eksekutif, dampak stres kerja terhadap perusahaan, mengelola stres, fungsi mengatasi stres, metode penangkal stres, manajemen stres, kerangka pemikiran, dan hipotesis.

  BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi metode penelitian yang meliputi jenis pene litian, waktu dan lokasi penelitian, subyek dan obyek pene litian, identifikasi variabel, definisi operasional, pengukuran variabel, data, teknik pengumpulan data, instrumen, teknik pengujian instrumen, dan analisis data.

  BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini berisi gambaran umum mengenai PT Sari Husada Yogyakarta. BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang analisis data dan pembahasannya. BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN Bab ini berisi kesimpulan dari hasil pembahasan analisis data, saran yang diberikan penulis untuk perusahaan dan keterbatasan penelitian.

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) Sumberdaya manusia memiliki posisi yang sangat strategis dalam

  organisasi, artinya unsur manusia memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas untuk pencapaian tujuan. Untuk mencapai kondisi yang lebih baik maka perlu adanya manajemen terhadap SDM secara memadai sehingga terciptalah SDM yang berkualitas. Berikut ini merupakan pengertian MSDM menurut Sulistiyani dan Simamora:

  Definisi MSDM menurut Sulistiyani: “Pendekatan terhadap manajemen manusia. Pendekatan terhadap manajemen manusia tersebut didasarkan pada nilai manusia dalam hubungannya dengan organisasi” (Sulistiyani, 2003:10). Definisi MSDM menurut Simamora:

  “Pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan” (Simamora, 2004: 4-5).

  Menurut Handoko, manajemen sumber daya manusia mengemukakan fungsi- fungsi personalia, yaitu penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia. Personalia melakukan tindakan-tindakan untuk memberikan satuan kerja yang efektif kepada organisasi. Untuk mengestimasi kebutuhan sumber daya manusia organisasi di waktu yang akan datang, dilakukan suatu kegiatan yang disebut perencanaan sumber daya manusia.

  Atas dasar informasi pekerjaan dan kebutuhan karyawan di waktu yang akan datang, dilakukan penarikan karyawan melalui proses seleksi. Proses ini dilakukan untuk memperoleh orang-orang yang memenuhi spesifikasi kebutuhan.

  Karyawan yang baru masih memerlukan pelatihan agar dapat melaksanakan pekerjaan dengan efektif. Rencana-rencana sumber daya manusia selanjutnya menunjukkan permintaan-permintaan baru organisasi. Permintaan ini dipenuhi melalui penarikan karyawan tambahan dan melalui pengembangan para karyawan yang sudah ada. Program pengembangan mengajarkan berbagai keterampilan baru kepada karyawan. Kemudian sejalan dengan perubahan permintaan, kegiatan-kegiatan penempatan melakukan transfer, promosi, pemberhentian sementara, atau bahkan pemecatan para karyawan.

  Untuk memeriksa kegiatan-kegiatan personalia di atas, prestasi kerja perlu dinilai. Kegiatan penilaian ini tidak hanya mengevaluasi prestasi kerja karyawan, tetapi juga menunjukkan seberapa baik berbagai kegiatan personalia telah dilakukan. Prestasi kerja jelek bisa berarti bahwa kegiatan-kegiatan seleksi, latihan atau pengembangan perlu ditinjau kembali.

  Apabila karyawan melaksanakan pekerjaan dengan baik, mereka harus menerima kompensasi yang layak dan adil. Bentuk penghargaan ini mencakup pengupahan, penggajian, dan berbagai bentuk kompensasi pelengkap seperti asuransi dan rekreasi. Balas jasa lain juga berupa pelayanan karyawan, seperti penciptaan kondisi kerja yang aman dan sehat. Selanjutnya, upaya- upaya motivasi, komunikasi, pengendalian stres, konseling dan disiplin adalah teknik- teknik penting lain yang digunakan untuk memelihara prestasi dan kepuasan kerja karyawan (Handoko, 2001:6-9).

B. Pengembangan Sumber Daya Manusia

  Sumber daya manusia adalah sumber daya terpenting yang dimiliki oleh organisasi. Di kalangan pejabat atau petugas yang mengelola sumber daya manusia sering terdapat persepsi yang membedakan pelatihan dan pengembangan. Perbedaan tersebut pada intinya mengatakan bahwa pelatihan dimaksudkan untuk membantu meningkatkan kemampuan para pegawai melaksanakan tugas sekarang, sedangkan pengembangan lebih berorientasi pada peningkatan produktivitas kerja para pekerja di masa depan. Akan tetapi sesungguhnya pembedaan tersebut tidak perlu ditonjolkan, karena manfaat pelatihan yang ditempuh sekarang dapat berlanjut sepanjang karier seseorang. Berarti suatu pelatihan dapat bersifat pengembangan bagi pegawai yang bersangkutan karena mempersiapkannya memikul tanggung jawab yang lebih besar di kemudian hari.

  Pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan yang baik sudah tentu bermanfaat bagi anggota organisasi. Manfaat tersebut antara lain:

  1. Membantu para pegawai membuat keputusan dengan lebih baik

  2. Meningkatkan kemampuan para pekerja dalam menyelesaikan berbagai masalah yang dihadapinya

  3. Timbulnya dorongan dalam diri pekerja untuk terus meningkatkan kemampuan kerjanya

  4. Mengurangi ketakutan menghadapi tugas-tugas baru

  5. Peningkatan kemampuan pegawai untuk mengatasi stres, frustasi dan konflik yang pada gilirannya dapat memperbesar rasa percaya pada diri sendiri. Dari berbagai manfaat yang dikemukakan di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyelenggaraan pelatihan dan pengembangan karyawan sebagai investasi organisasi mutlak dilakukan (Siagian, 1996:181-185).

C. Pengertian Stres

  Salah satu masalah yang pasti akan dihadapi oleh setiap orang dalam kehidupan berkarya adalah stres. Stres harus diatasi, baik oleh karyawan sendiri tanpa bantuan orang lain maupun dengan bantuan pihak lain seperti para spesialis

  Sebagai definisi dapat dikatakan bahwa stres merupakan kondisi ketegangan yang berpengaruh terhadap emosi, jalan pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Stres yang tidak diatasi dengan baik biasanya berakibat pada ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara positif dengan lingkungannya, baik dalam arti lingkungan pekerjaan maupun di luarnya. Pada umunnya akan menghadapi berbagai gejala perilaku seperti gugup, tegang, selalu cemas, mudah putus asa, mudah marah, sukar mengendalikan emosi, dan bersifat agresif (Siagian, 1996:300).

  Definisi stres dari beberapa ahli adalah sebagai berikut: Stres menurut Handoko:

  “Suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seseorang”(Handoko, 2001:54).

  Stres menurut Anoraga dan Suyati: “Suatu tekanan psikis atau emosi pada seseorang”. Stres tidak hanya berlaku bagi mereka yang sibuk. Dengan kata lain, stres bisa terjadi pada setiap orang, tidak perduli apakah orang tersebut berpendidikan atau tidak, pimpinan atau tidak, pimpinan perusahaan, ibu rumah tangga, supir, pembantu rumah tangga, ataupun pengangguran. Bahkan stres juga tidak memandang umur (Anoraga dan Suyati, 1995:153).

  Stres menurut Griffin: “Reaksi seorang individu terhadap rangsangan yang kuat” (Griffin, 2004:19).

  Stres menurut Looker dan Gregson: “Sebuah keadaan yang dialami ketika ada sebuah ketidaksesuaian antara tuntutan-tuntutan yang diterima dan kemampuan untuk menga tasinya” (Looker dan Gregson, 2005:44). Stres menurut Daft:

  “Sebuah respons fisiologis dan emosional pada rangsangan yang memberikan tuntutan-tuntutan fisik atau psikologis pada satu individu” (Daft, 2003:290). Pada umumnya kita merasakan bahwa stres me rupakan suatu kondisi yang negatif, suatu kondisi yang mengarah ke timbulnya penyakit fisik maupun mental, atau mengarah ke perilaku yang tak wajar. Selye membedakan antara distress (aspek buruk stres) dan eustress, yang merupakan kekuatan yang positif.

  Seseorang dapat mengalami stres berat akibat kekurangan ataupun kelebihan rangsangan. Apa yang dianggap orang sebagai kekurangan rangsangan belum tentu sama bagi orang lain. Kekurangan rangsangan merupakan hal yang berbahaya. Pola pekerjaan modern sudah mencoba mengusahakan agar pekerjaan tidak terasa membosankan dan berulang- ulang. Diperkenalkannya teknologi dan mesin- mesin baru seringkali menurunkan rangsangan dan menimbulkan stres (Smith, 1991:4-6).

  Grafik tingkat stres dan tingkat rangsangan:

  Tingkat stres

  Rendah Tinggi

  Gambar II.1 Tingkat Rangsangan

D. Unsur-unsur stres

  Stres merupakan hal yang rumit dan kompleks. Dalam peristiwa stres ada tiga hal yang saling mengait, yaitu hal, peristiwa, orang, keadaan yang menjadi sumber stres (stressor); orang yang mengalami stres (the stressed); dan hubungan antara orang yang mengalami stres dengan hal yang menjadi penyebab stres (transactions).

  Dari segi orang yang mengalami stres, kita dapat memusatkan perhatian pada tanggapan (response) orang itu terhadap hal-hal yang dinilai mendatangkan stres. Tanggapan orang terhadap sumber stres dapat menggejala pada psikologis dan fisiologis. Tanggapan itu disebut strain, yaitu tekanan atau ketegangan.

  Hubungan antara orang yang mengalami stres dan keadaan (situation) yang penuh stres merupakan proses. Proses itu merupakan pengaruh timbal balik dan menciptakan usaha penyesuaian, atau tepatnya penyeimbangan yang terus- menerus antara orang yang mengalami stres dengan keadaan yang penuh stres itu.

  Artinya, hal yang mendatangkan stres mempenga ruhi orang yang mengalami stres dan hal yang mendatangkan stres ditanggapi oleh orang yang yang mengalami stres. Proses saling mempengaruhi dan mengimbangi antara orang yang mengalami stres dan keadaan yang penuh stres itu disebut transaksi (transaction).

  Karena perbedaan cara, kemampuan, dan keberhasilan orang-orang dalam mempengaruhi dampak yang mendatangkan stres itu berhadapan dengan hal- hal yang sama-sama dapat mendatangkan stres, maka orang-orang dapat mengalami stres yang berbeda. Ada yang terkena, ada yang terkena sedikit dan dalam waktu singkat, ada yang berat terpukul dan menderita stres berkepanjangan (Hardjana, 1994:11-14).

E. Tanggapan Tubuh Terhadap Stres

  Sesuai dengan berat-ringannya stres dan lama-singkatnya stres itu berlangsung, tubuh me nanggapinya lewat beberapa tingkat. Tanggapan tubuh terhadap stres yang pertama disebut tanggapan terhadap bahaya (alarm

  ). Tanggapan ini berfungsi untuk mengerahkan sumber daya tubuh

  reaction

  melawan stres. Pada awal tanggapan terhadap bahaya itu, untuk sesaat reaksi tubuh turun di bawah normal seperti tekanan darah, detak jantung, dan pernapasan berkurang. Tetapi reaksi tubuh itu segera berbalik naik seperti darah mengalir lebih cepat, jantung berdetak lebih tinggi, masuk-keluarnya napas lebih sering, dan keringat mengucur lebih deras.

  Tanggapan fisik terhadap stres yang kedua adalah tahap perlawanan (stage of resistance). Tahap tanggapan yang kedua terjadi bila stres itu tetap kuat, namun tidak mematikan orang yang terkena. Pada tahap perlawanan, tubuh tidak banyak menunjukkan gejala stres dan seolah-olah biasa saja, tetapi tubuh yang sudah menahan stres itu menjadi lemah bila menghadapi stres baru. Salah satu akibat dari hilangnya kemampuan tubuh menghadapi stres baru itu adalah mudah terkena penyakit. Masalah kesehatan yang berkaitan dengan stres ini disebut penyakit penyesuaian (deseases of adaptation). Tanggapan perlawanan terhadap stres dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti bisul, tekanan darah tinggi, asma, dan penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan rusaknya fungsi kekebalan tubuh.

  Tanggapan tubuh terhadap stres yang ketiga adalah tahap kelelahan (stage

  

of exhaustion ). Stres yang berat dan berlangsung lama dapat menghabiskan

  sumber daya tubuh. Bila berkepanjangan, stres dapat membuat orang yang terkena hanya menyisakan sedikit saja sumber dayanya. Pada saat itu, penderita stres mencapai tahap kelelahan. Bila stres tidak teratasi, penyakit dan kerugian fisik dapat bertambah dan bisa menyebabkan kematian (Hardjana, 1994:37-39).

  F. Tanda-tanda Stres

  Menurut Anoraga dan Suyati, gejala stres umumnya ditandai dengan hilangnya nafsu makan, turunnya berat badan secara drastis, susah tidur, penggunaan obat-obat perangsang yang berlebihan, ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan, melamun, kehilangan bahan pembicaraan, keluhan fisik yang tidak beralasan, sering menarik nafas panjang, dan suka berbicara mengenai bunuh diri (Anoraga dan Suyati, 1992:152).

  G. Penyebab Stres Kondisi-kondisi yang cenderung mengakibatkan stres disebut stressors.

  Menurut Handoko, ada dua kategori penyebab stres, yaitu on-the-job dan off-the-

  job . Hampir setiap kondisi pekerjaan bisa menyebabkan stres, tergantung pada

  reaksi karyawan. Kondisi-kondisi tersebut antara lain:

  1. Beban kerja yang berlebihan

  2. Tekanan atau desakan waktu

  3. Kualitas supervisi yang jelek

  4. Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai

  5. Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab

  6. Kemenduaan peranan (role ambiguity)

  7. Frustasi

  8. Konflik antar pribadi dan antar kelompok

  9. Perbedaan nilai-nilai perusahaan dan karyawan

  10. Berbagai bentuk perubahan Di lain pihak, stres karyawan juga dapat disebabkan masalah- masalah yang terjadi di luar perusahaan. Penyebab- penyebab stres “off-the-job” antara lain:

  1. Kekuatiran finansial

  2. Masalah yang bersangkutan dengan anak

  3. Masalah- masalah fisik

  4. Masalah- masalah perkawinan, seperti perceraian

  5. Perubahan yang terjadi di tempat tinggal

  6. Masalah- masalah pribadi lainnya, seperti kematian sanak saudara (Handoko, 2001:201).

  Griffin mengelompokkan penyebab stres dalam 4 kategori, yaitu:

  1. Tuntutan tugas Penyebab stres yang terkait dengan tugas itu sendiri. Sejumlah pekerjaan secara alami lebih cenderung menimbulkan stres dibanding pekerjaan yang lain.

  2. Tuntutan fisik Penyebab stres yang terkait dengan lingkungan kerja.

  3. Tuntutan peran Stres bisa ditimbulkan oleh ketidakjelasan peran ataupun konflik peran yang mungkin dialami individu dalam kelompok.

  4. Tuntutan interpersonal Penyebab stres yang terkait dengan hubungan antar pribadi dalam organisasi (Griffin, 2004:20).

  Schuler dan Jackson juga mengungkapkan beberapa penyebab umum stres bagi banyak pekerja, yaitu supervisor (atasan), salary (gaji), security (keamanan), dan safety (keselamatan). Aturan-aturan kerja yang sempit dan tekanan-tekanan yang tiada henti untuk mencapai jumlah produksi yang lebih tinggi adalah penyebab utama stres yang dikaitkan para pekerja dengan supervisor (Schuler dan Jackson, 1999:233).

H. Reaksi Terhadap Stres

  Orang-orang mempunyai toleransi yang berbeda terhadap berbagai situasi stres. Berdasarkan reaksi terhadap situasi stres, dibedakan dalam dua tipe kepribadian, yaitu tipe A dan tipe B. Orang-orang tipe A adalah mereka yang agresif, kompetitif dan setia pada pekerjaan. Mereka lebih cenderung mengalami gangguan- gangguan fisik akibat stres seperti serangan jantung, penyakit lever, dan sebagainya.

  Sedangkan orang-orang tipe B lebih relaks dan tidak suka menghadapi masalah. Mereka relaks dalam kaitannya dengan tekanan waktu, sehingga mereka lebih kecil kemungkinannya untuk menghadapi masalah- masalah yang berhubungan dengan stres (Handoko, 2001:203).

  Dengan memicu diri sendiri dan belajar untuk menggunakan kendali dan kecerdasan mereka yang secara alami memiliki kecenderungan energi tinggi, individu- individu tipe A dapat menjadi kekuatan-kekuatan hebat untuk inovasi dan kepemimpinan dalam organisasi mereka (Daft, 2003:292).

I. Biaya Stres

  Biaya stres bagi individu dan industri amat besar. Kemangkiran, kecemasan, depresi, kemarahan, perjudian, pencurian, konflik, penyakit, masalah konsentrasi dan ingatan, serta pengambilan keputusan yang buruk merupakan sebagian bentuk dari stres yang dapat menyebar dengan cepat.

  Walaupun banyak orang memperlihatkan stres di tempat kerja, namun tidak semua stres berasal dari pekerjaan yang dijalankan. Akan tetapi, ketika efeknya terlihat di tempat kerja, ini menjadi masalah serius bagi karyawan yang bersangkutan dan dapat menjadi mahal bagi perusahaan. Berapapun angkanya, stres yang berlebihan menggambarkan pemborosan waktu, uang, tenaga, yang amat besar, dan setiap cara untuk mencegah atau menetralkan stres patut mendapatkan perhatian yang paling serius (Budiyanto, 1995:2).

  J. Konsekuensi-konsekuensi dari Stres

  Dampak dari stres bisa positif atau negatif. Konsekuensi-konsekuensi negatif mungkin berbentuk perilaku, bersifat psikologis, atau medis. Dari segi perilaku, stres mungkin menimbulkan tindakan-tindakan yang merusak atau berbahaya, seperti merokok, minum alkohol, makan terlalu banyak, dan terlibat narkoba. Perilaku-perilaku lain yang dipic u oleh stres adalah kecelakaan dan kekerasan terhadap diri sendiri atau orang lain.

  Konsekuensi-konsekuensi psikologis dari stres berhubungan dengan kesehatan mental dan kebahagiaan mental seseorang. Dampak-dampak ini meliputi gangguan tidur, depresi dan masalah keluarga. Para manajer secara spesifik rapuh terhadap gangguan tidur jika mereka mengalami stres di tempat kerja. Konsekuensi-konsekuensi medis dari stres mempengaruhi kesehatan psikologis individu. Serangan jantung dan stroke bisa ditimbulkan oleh stres, begitu juga sakit kepala, sakit punggung, bisul, serta gangguan-gangguan kulit seperti jerawat dan gatal-gatal.

  Stres individual juga memiliki konsekuensi langsung kepada perusahaan. Bagi seorang karyawan, stres bisa berdampak pada kualitas kerja yang buruk dan produktivitas yang rendah. Bagi seorang manajer, stres bisa berdampak pada keputusan yang buruk dan gangguan hubungan kerja. Perilaku penarikan diri juga bisa disebabkan oleh stres. Individu- individu yang kesulitan mengatasi stres di lingkungan kerja mungkin akan pura-pura sakit dan tidak masuk kerja atau bahkan meninggalkan perusahaan. Kepuasan kerja, komitmen dan motivasi untuk bekerja bisa memburuk akibat level stres yang berlebihan (Griffin, 2004:21).

  K. Stres dalam Kerja

  Konsekuensi kegiatan kerja dan non-kerja saling bergantung, sumber stres di tempat kerja tercurah ke dalam kegiatan non-kerja seseorang. Jadi stres di tempat kerja saling berkaitan dengan stres di luar tempat kerja. Jenis konsekuensi stres yang potensial adalah sebagai berikut:

  1. Dampak subjektif, seperti kecemasan, kebosanan, depresi, keletihan, frustasi, kehilangan kesabaran, rendah diri, gugup dan merasa kesepian.

  2. Dampak perilaku, seperti kecenderungan mendapat kecelakaan, alkoholik, penyalahgunaan obat-obatan, emosi yang tiba-tiba meledak, makan berlebihan, merokok berlebihan, perilaku yang mengikuti kata hati dan gugup.

  3. Dampak kognitif, seperti ketidakmampuan mengambil keputusan yang jelas, konsentrasi yang buruk, rentang perhatian yang pendek, sangat peka terhadap kritik dan rintangan mental.

  4. Dampak fisiologis, seperti meningkatnya kadar gula, meningkatnya denyut jantung dan tekanan darah, kekeringan di mulut, berkeringat, dan tubuh panas dingin.

  5. Dampak organisasi, seperti keabsenan, pergantian karyawan, produktivitas rendah, keterasingan dari rekan sekerja, ketidakpuasan kerja, menurunnya keikatan dan kesetiaan terhadap organisasi (Suwarto, 1999:236-237).

  Untuk dapat lebih memahami kaitan antara stressor, stres, dan kosekuensinya/dampaknya, maka dikembangkan model integrasi antara stres dan kerja (Suwarto, 1999:235-237) sebagai berikut:

  Gambar II.2 Stres dan pekerjaan: sebuah model kerja L.

   Stres pada Eksekutif

  Pada umumnya istilah “eksekutif” menimbulkan pengertian suatu status, wewenang, tanggung jawab, kekuasaan dan semacamnya. Seseorang dengan jabatan eksekutif terbiasa dan sangat akrab dengan berbagai macam persoalan yang bersumber dari tugas yang dibebankan kepadanya. Baik beban karena