MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN AJARAN 20072008 YANG DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP

  AJARAN 2007/2008 YANG DIUNGKAP MELALUI METODE FOCUS GROUP

DISCUSSION DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

  Oleh Rusdwiana NIM : 031114015 PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008

  

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Berbahagialah, karena Yesus adalah baik adanya setiap waktu dan

setiap saat, dan bagi setiap orang” “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur” (Filipi 4:6)”

“Doa memberi kekuatan untuk menghadapi dan

memenangkan setiap tantangan hidup” “Kesuksesan di hari esok merupakan perencanaan yang baik di hari ini” “Masa depan kita ditentukan oleh keputusan yang kita buat saat ini”

  “Lakukanlah segala sesuatu dengan cinta dan setia”

Skripsi ini ku persembahkan untuk :

  Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan kasih & berkat yang melimpah Kedua Orang tuaku Agustinus Sadiyo & Maria Neneng Yeni Kakakku Thomas Susanto Kekasihku Antonius Sumaryoto, S. T. Keluarga Bapak Yohanes Tugiharso Sahabatku Ayu & Ayok Teman-temanku angkatan 2003

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 21 Juli 2008 Penulis Rusdwiana

  

ABSTRAK

MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA STELLA DUCE BANTUL

TAHUN AJARAN 2007/2008 YANG DIUNGKAP MELALUI METODE

FOCUS GROUP DISCUSSION DAN IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-

  

TOPIK BIMBINGAN

RUSDWIANA 031114015

  Penelitian ini bertujuan mengetahui motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008 yang diungkap melalui metode focus group discussion. Masalah yang pertama yang diteliti adalah “Bagaimana motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008 yang diungkap melalui metode Focus Group Discussion?”. Masalah yang kedua adalah “Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008 yang diungkap melalui metode Focus Group Discussion?”.

  Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Focus Group Discussion (FGD). Teknik analisis data yang digunakan adalah menganalisa jawaban siswa dengan melakukan pengkodingan. Motivasi belajar yang diungkap siswa melalui FGD adalah Belajar karena ingin memiliki wawasan yang luas, Mencapai cita-cita yang diharapkan, Mencapai kesuksesan, Mengembangkan kemampuan diri, Keinginan mendapatkan nilai tinggi, hobi mengerjakan soal-soal eksakta, Mencari pengalaman hidup, Sebagai modal masa depan, Membuat jadwal belajar di rumah, Mata pelajaran yang disenangi dapat memberi semangat dalam belajar, Persaingan, guru yang menyenangkan, Untuk mendapatkan hadiah, Pacar sebagai pemberi motivasi, Mendapatkan ijazah, Belajar bila ulangan atau bila ada PR, dan Tersedianya fasilitas,

  Berdasarkan hasil penelitian tersebut, diusulkan topik-topik bimbingan yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul. Topik-topik tersebut adalah Motivasi Belajar, Fungsi Motivasi Belajar, Tanggung Jawab, Motivasi Berprestasi, Motivasi untuk Memiliki wawasan yang Luas, Motivasi Dalam Mencapai Cita-cita, Mengelola

  

ABSTRACK

THE LEARNING MOTIVATION OF THE X GRADE STUDENTS OF

SMA STELLA DUCE BANTUL ACADEMIC YEAR 2007/2008 THROUGH

FOCUS GROUP DISCUSSION AND ITS IMPLICATIONS ON GUIDANCE TOPICS

  

PROPOSAL

Rusdwiana

  

031114015

  This study wanted to know the learning motivation of the X Grade students of SMA Stella Duce Bantul academic year 2007/2008. The first problem was what kind of learning motivation the X grade students of SMA Stella Duce Bantul academic year 2007/2008 have as seen through Focus Group Discussion method. The second problem was what guidance topics were appropriate to improve the learning motivation of the X grade students of SMA Stella Duce Bantul academic year 2007/2008 as seen through Focus Group Discussion method.

  The instrument used in this research was Focus Group Discussion. The data was analyzed by coding the students' answers. The learning motivation revealed by the students through FDG were learning to have a lot of information, to reach their dreams, to be successful, to improve themselves, to get high grades, to satisfy their hobby in science, to find life experience for their future, to make learning chedule at home, because the subject they like provide motivation in learning, challenge, nice teachers, to get presents, lovers as motivators, to get degree, to be able to do exams or to make homework, and the existence of facilities. Based on the research, guidance topics were proposed. The topics were learning motivation, the function of learning motivation, responsibilities, achievement motivation, motivation to get information, motivation to reach one's dreams, time management, self improvement, confidence, and effective learning.

KATA PENGANTAR

  Segala Puji Syukur diucapkan kepada Tuhan Yesus Yang Maha Kasih, atas anugerah dan berkatNya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

  Diucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan masukan, bantuan dan dukungan berharga baik secara langsung maupun tidak langsung. Ucapan terima kasih ditujukan kepada : 1.

  Dr. M.M. Sri Hastuti, M.Si., sebagai Ketua Program Studi Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma.

  2. Dra. M. J. Retno Priyani, M.Si., sebagai dosen pembimbing skripsi, yang dengan penuh kesabaran dan perhatian selalu memberi motivasi, mendampingi sekaligus mengarahkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

  3. A. Setyandari, S. Pd.,S. Psi.,M.A. dan Drs. Wens Tanlain, M. Pd. Dosen Penguji yang telah memberikan bimbingan, dukungan dan pengalaman yang membantu penulis dalam menyelesaikan skirpsi.

  4. Seluruh dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya yang sangat berguna bagi masa depan peneliti.

  5. Sekretariat Prodi Bimbingan dan Konseling Mas Moko dan Staf Administrasi Dekanat FKIP : Mas Anto, Mbak Agnes, Mas Agus. Terima kasih banyak.

  6. Bapak Kepala Sekolah dan Koordinator BK SMA Stella Duce Bantul yang telah menerima dan mengijinkan melakukan penelitian di SMA Stella Duce Bantul serta seluruh siswa kelas

  X SMA Stella Duce Bantul yang telah bekerjasama melakukan FGD sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

  7. Kedua orang tuaku Bapak dan Mama yang penuh kasih sayang membantu, memberi

  Kekasihku Antonius Sumaryoto terima kasih atas kasih sayang, dukungan dan perhatian yang kamu berikan buat aku…..I Love U….!!!

  9. Kakakku Thomas Susanto terima kasih atas dukungan selama mengerjakan skripsi ini.

  10. Segenap keluarga besar Bpk Yohanes Tugiharso : Mbak wal, Sela, Mas Ion, Mas Bas, Mbak Lia, Pak Paulus, diucapkan terima kasih atas dukungannya.

  11. Keluarga besar Bantul : Mbah Puteri, Mbah Kakung, Lik Sar, Om Andreas, Lik Dal, Lik Warno, Lik Mus, Budek Niem, terima kasih banyak.

  12. Keluarga besar Cicurug : Mami, Mang dodih, Mang Yayang, Mang Iyan, Mang Agus, Mang Ade, Yeye, Bi Titin Bi Iis, Bi Ati, terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya.

  13. Semua sepupu : Apit, Dede, Iseu, Adam, Kiki, Selvy, Rizal, Bayu, Sidik, Mbak Ris, Alm.

  Yuli, Desi, Tyo, Santi, Indra, Anis, Gusti, Ellen, Ebi, terima kasih atas kebersamaannya.

  14. Teman-teman seperjuangan di Prodi BK’03, terimakasih atas kerjasama, suka-duka, selama kuliah secara Khusus diucapkan terima kasih kepada : Asep, Dewi, Tina, Bayu.

  15. Sahabatku Ayu (Pinguen), Ayok dan Leonardus Kristanto, diucapkan banyak terima kasih atas kebersamaan, dukungan, suka duka yang dihadapi bersama selama ini.

  16. Semua pihak yang banyak membantu selama menempuh kuliah dan menyelesaikan skripsi ini.

  Akhir kata diharapkan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia pendidikan, khususnya dalam bidang Bimbingan dan Konseling, kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini diterima dengan senang hati.

  Penulis Rusdwiana

  Halaman HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………………... ii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………... iii HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN …………………………………... iv HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………….. v LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN UMUM ……………………………………………….. vi ABSTRAK ………………………………………………………………………… vii

  ……………………………………………………………………….. viii

  ABSTRACK

  KATA PENGANTAR ……………………………………………………………... ix DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. xi DAFTAR TABEL …………………………………………………………………. xiv DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………………. xv BAB I : PENDAHULUAN ………………………………………………………...

  1 A.

  1 Latar Belakang Masalah ……………………………………………….

  B.

  5 Rumusan Masalah ……………………………………………………..

  C.

  6 Tujuan Penelitian ……………………………………………………....

  D.

  6 Manfaat Penelitian …………………………………………………......

  E.

  7 Definisi Operasional …………………………………………………...

  BAB II : KAJIAN PUSTAKA ……………………………………………………..

  9 A.

  9 Motivasi Belajar ….……………………………………………………

  1.

  9 Pengertian Motivasi Belajar ……………………………………… 2.

  14 Macam-macam Motivasi Belajar ………………………………… 3.

  18 Fungsi Motivasi dalam Belajar …………………………………...

  B.

  19 Siswa SMA kelas X …………………………………………………… C.

  21 Bimbingan ……………………………………………………………..

  1.

  21 Pengertian Bimbingan …………………………………………….

  2.

  24 Program Bimbingan ……………………………………………… 3.

  26 Peranan Bimbingan dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa.

  D.

  28 Focus Group Discussion ……………………………………………… 1.

  28 Pengertian FGD …………………………………………………...

  2.

  32 Alasan Menggunakan FGD ……………………………………….

  3. Manfaat, Keuntungan, Keunggulan dan Kelemahan menggunakan FGD .................................................................................................

  33 4. Peran penting yang perlu diperhatikan oleh peneliti dalam pelaksanaan Focus Group Discussion …………………………

  35 5.

  36 Pembentukan TIM ...........................................................................

  BAB III : METODOLOGI PENELITIAN ...............................................................

  42 A.

  42 Jenis Penelitian .......................................................................................

  B.

  42 Subjek Penelitian ....................................................................................

  C.

  43 Alat Pengumpul Data .............................................................................

  D.

  44 Validitas dan Reliabilitas ........................................................................

  E.

  44 Pengumpulan Data .................................................................................

  F.

  49 Teknik Analisa Data ...............................................................................

  BAB VI : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA ...............................

  51 A.

  51 Hasil Penelitian .......................................................................................

  B.

  67 Pembahasan ............................................................................................

  BAB V : USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA STELLA DUCE BANTUL TAHUN AJARAN 2007/2008 ................................................

  71 BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................

  82 A.

  82 Ringkasan ...............................................................................................

  B.

  87 Kesimpulan .............................................................................................

  C.

  88 Saran .......................................................................................................

  1.

  89 Bagi SMA Stella Duce Bantul ...........................................................

  2.

  89 Bagi Siswa .........................................................................................

  3.

  89 Bagi Peneliti Lain ............................................................................. DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................

  90 LAMPIRAN ..............................................................................................................

  93

  Halaman Tabel 1 : Jadwal Pengumpulan Data Penelitian …………………………………... 48   Tabel 2 : Hal-hal Yang Memotivasi Belajar Siswa ……………………………….. 52   Tabel 3 : Hal-hal Yang Tidak Memotivasi Belajar Siswa ………………………...

  53 Tabel 4 : Hal-hal Yang Memotivasi Belajar Siswa …….…………………………. 54   Tabel 5 : Hal-hal Yang Tidak Memotivasi Belajar Siswa ………………………..

  55   Tabel 6 : Hal-hal Yang Memotivasi Belajar Siswa …………….............................. 55   Tabel 7 : Hal-hal Yang Tidak Memotivasi Belajar Siswa …….....………………..

  57 Tabel 8 : Hal-hal Yang Memotivasi Belajar Siswa ……..………………………... 58   Tabel 9 : Hal-hal Yang Tidak Memotivasi Belajar Siswa …….....………………..

  59  

  Tabel 10 : Hasil FGD Dari Keseluruhan Kelas Selama Empat Kali Pertemuan Hal- hal Yang Memotivasi Belajar Siswa …………………………………….

  60 Tabel 11 : Hasil FGD Dari Keseluruhan Kelas Selama Empat Kali Pertemuan Tentang Hal-hal YangTidak Memotivasi Belajar Siswa ………………..

  62 Tabel 12 : Rincian Pernyataan Motivasi Belajar Yang Diungkapkan Oleh Siswa  

  SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008 Berdasarkan FGD …

  62 Tabel 13 : Persentase Motivasi Belajar Siswa ……………………………………... 65   Tabel 14 : Persentase Siswa yang Tidak Termotivasi ………………………………

  66  

  Tabel 15 : Usulan Topik-Topik Bimbingan Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar   Siswa Kelas X SMA Stella Duce Bantul ……………………………….

  72

  Halaman 1. Pertanyaan-pertanyaan Untuk FGD …………….. …………………………….

  93 2. Tabulasi data ……………………………….…………………………………..

  94

  3. Anggota TIM yang diikutsertakan saat melakukan FGD ……………………. 106

  4. Anggota kelompok yang mengikuti FGD . ……………………………………. 107

  5. Perhitungan persentase hasil Focus Group Discussion ………………………... 110

  6. Surat permohonan ijin penelitian ……………………………………………… 111

  7. Surat keterangan penelitian ……………………………………………………. 112  

BAB I PENDAHULUAN Bab ini memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan definisi operasional. A. Latar Belakang Masalah Manusia memiliki motivasi yang melatarbelakangi berbagai macam

  tingkah laku dalam kehidupannya. Di antara sekian banyak motivasi yang melatarbelakangi tingkah laku manusia salah satunya adalah motivasi belajar.

  Motivasi pada dasarnya terjadi karena adanya kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi. Motivasi merupakan syarat mutlak untuk belajar. Di sekolah sering kali ada anak yang malas, tidak menyenangkan, suka membolos, suka mencontek saat ujian dan lain sebagainya. Permasalahan yang dihadapi oleh siswa adalah kurang berhasilnya guru dalam pemberian motivasi yang kuat untuk mendorong siswa agar dapat belajar dengan segenap tenaga dan pikirannya dan dapat mencapai prestasi yang diharapkan. Misalnya, siswa mendapat nilai buruk pada suatu mata pelajaran, bukan berarti siswa tersebut bodoh terhadap mata pelajaran tersebut. Seringkali terjadi seorang siswa malas terhadap mata pelajaran tertentu, karena siswa tersebut tidak memiliki kemampuan dalam mata pelajaran tersebut tetapi sangat giat dalam mata pelajaran lain yang dianggap mampu dan disenangi.

  Motivasi dimiliki oleh setiap manusia, dengan memiliki motivasi manusia melakukan banyak kegiatan untuk mencukupi kebutuhannya. Demikian juga motivasi sangat menentukan kegiatan belajar siswa. Banyak bakat siswa tidak berkembang karena siswa tidak memiliki motivasi yang kuat. Jika siswa mendapat motivasi yang kuat, maka siswa dapat mengembangkan bakatnya dengan semangat yang luar biasa, sehingga dapat mencapai hasil-hasil yang sangat memuaskan.

  Pada kenyataannya, proses belajar yang terjadi pada siswa kadang-kadang mengalami kendala. Kendala ini disebabkan karena motivasi belajar yang ada pada diri siswa mulai melemah. Motivasi belajar akan semakin menguat apabila siswa memiliki sikap percaya diri dan optimis terhadap usaha-usaha atau tindakan yang dilakukannya demi kelancaran proses belajar yang bertujuan mengembangkan aspek kognitifnya. Siswa yang memiliki motivasi belajar cukup tinggi akan memperoleh hasil belajar yang baik.

  Menurut Winkel (1987) faktor yang mendasari motivasi belajar siswa menurun adalah :

  1. Kehidupan di luar sekolah menawarkan banyak bentuk rekreasi yang dapat membuat orang merasa puas, meskipun rasa puas itu tidak dapat bertahan lama.

  2. Pengaruh dari teman-teman yang tidak menghargai prestasi tinggi dalam belajar di sekolah dan prestasi di bidang lain.

  3. Kekaburan mengenai cita-cita kehidupan sesudah tamat sekolah.

  4. Keadaan keluarga yang kurang menguntungkan, karena sejak kecil anak kurang ditantang untuk memberikan prestasi yang patut dibanggakan atas dasar usahanya sendiri.

  5. Sikap kritis sejumlah orang muda terhadap masyarakat, sehingga mereka meragukan kegunaan dari belajar di sekolah. Belajar memerlukan motivasi, karena motivasi merupakan suatu kekuatan Keinginan untuk mendapat nilai yang tinggi merupakan kebutuhan yang harus diperjuangkan dan harus dipenuhi oleh siswa. Motivasi dan kebutuhan mempunyai hubungan dalam belajar yakni dengan kebutuhan siswa yang bermacam-macam, dapat memunculkan motivasi yang bervariasi pula dalam belajar di kelas.

  Motivasi belajar sangat penting dalam kegiatan belajar, karena motivasi merupakan pendorong yang dapat melahirkan kegiatan bagi seseorang khususnya siswa. Siswa tentu bersemangat untuk menyelesaikan tugas dan kegiatan belajarnya karena ada motivasi yang kuat dalam dirinya. Motivasi tersebut yang mendorong siswa untuk mencapai tujuan belajar.

  Dalam proses belajar, motivasi sangat dibutuhkan karena siswa yang tidak memiliki motivasi dalam belajar tidak akan memiliki semangat dalam melakukan belajar. Siswa akan terdorong untuk melakukan aktivitas belajar bila kegiatan belajar menjadi kebutuhan bagi siswa. Maslow (1970) sangat percaya bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, rasa cinta, penghargaan dan aktualisasi diri. Kebutuhan-kebutuhan ini menurut Maslow, mampu memotivasi tingkah laku individu.

  Berdasarkan tingkat kebutuhan Maslow tersebut, sering terjadi bahwa siswa di tingkat SMA kelas X yang berusia kurang lebih 16 tahun, cenderung belajar bila disertai dengan hadiah, kebutuhan yang selalu terpenuhi dan dukungan serta perhatian dari orang tua atau orang lain yang menyayanginya. melaksanakan proses dan kegiatan belajarnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh guru pembimbing untuk membantu siswa agar termotivasi dalam belajarnya adalah dengan memberikan layanan bimbingan yang tersusun dan terencana dalam suatu program bimbingan. Usulan topik-topik bimbingan hendaknya berdasarkan sikap dan tingkah laku yang ditunjukan oleh siswa dalam belajar baik di sekolah maupun di rumah dan untuk inilah dibutuhkan penelitian.

  Dalam penelitian ini digunakan metode Focus Group Discussion, karena metode ini cocok untuk mengungkap motivasi belajar siswa. Motivasi ada di dalam diri siswa, tidak dapat dilihat atau diobservasi maka dari itu membutuhkan metode yang benar-benar dapat mengungkap motivasi belajar siswa. Metode ini juga dapat membantu siswa untuk mengungkapkan kesulitan siswa dalam belajar, siswa dapat mengungkapkan hal-hal yang dianggap mengganggu konsentrasinya dalam belajar dan dalam metode FGD siswa lain dapat membantu memecahkan masalah temannya dalam mengatasi kesulitan belajar karena dalam FGD siswa dapat mensharingkan pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai prestasi belajar siswa.

  Cara mengungkap motivasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

  

Focus Group Discussion (FGD), karena FGD efektif untuk mendapatkan

  informasi bagaimana cara siswa berpikir, berperasaan dan bagaimana cara siswa bertindak, dalam hal ini yang mempunyai pengaruh besar dalam memotivasi belajar siswa, hal-hal yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, dan orang-orang yang dapat mendukung prestasi belajar siswa. Melalui FGD juga dapat diketahui hal-hal yang memotivasi belajar siswa secara riil.

  Penelitian ini mengenai motivasi belajar dari siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008 yang Diungkap Melalui Metode Focus

  Group Discussion . Dengan mengadakan penelitian ini, diharapkan dapat

  memperoleh gambaran mengenai motivasi belajar dari siswa kelas X dan dapat digunakan sebagai bahan untuk mengusulkan topik-topik bimbingan yang sesuai.

B. Rumusan Masalah

  Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui Motivasi Belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008 yang diungkap melalui metode Focus Group Discussion. Permasalahan pokok dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun

  Ajaran 2007/2008 yang diungkap melalui metode Focus Group

  Discussion ? 2.

  Topik-topik bimbingan manakah yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008 (yang diungkap melalui metode Focus Group Discussion)?

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk : 1.

  Mengetahui motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008 yang diungkap melalui metode focus group discussion.

  2. Menyusun topik-topik bimbingan yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008 (yang diungkap melalui metode focus group discussion).

  D. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi : 1.

  Guru Pembimbing dan Guru Mata Pelajaran a.

  Mengetahui motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008 yang diungkap melalui metode Focus Group Discussion.

  b. Berdasarkan motivasi belajar yang ditunjukkan oleh siswa kelas X, guru pembimbing dapat menyusun topik-topik bimbingan yang sesuai untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul.

  c.

  Penggunaan metode FGD juga memberikan manfaat bagi guru pembimbing dan guru mata pelajaran tentang : a) Sikap guru yang disukai oleh siswa.

  b) Metode-metode mengajar yang diinginkan oleh siswa.

  2. Siswa kelas X a.

  Siswa semakin berani berbicara dimuka umum.

  b.

  Siswa semakin berani mengungkapkan masalah yang sedang dihadapi berkaitan dengan motivasi belajar.

  3. Bagi Peneliti Dapat mengetahui motivasi belajar siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun Ajaran 2007/2008.

E. Definisi Operasional 1.

  Siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Stella Duce Bantul Tahun ajaran 2007/2008.

2. SMA Stella Duce Bantul adalah salah satu SMA swasta di bawah Yayasan Tarakanita, (milik suster-suster tarekat Carolus Baromeus).

  3. Motivasi belajar adalah dorongan yang ada di dalam diri siswa yang dapat menimbulkan keinginan belajar, sehingga tujuan belajar yang dikehendaki siswa dapat tercapai yang ditunjukan dengan prestasi belajar siswa di sekolah.

  4. Topik-topik bimbingan adalah tema atau pokok bimbingan yang akan dibahas atau disajikan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di sekolah, dengan tujuan agar siswa dapat mencapai prestasi belajar yang diinginkan.

  5. Focus Group Discussion adalah sebuah metode penelitian yang digunakan untuk memperoleh data yang riil dan sistematis dalam memperoleh informasi dalam hal ini informasi tentang motivasi belajar siswa di sekolah.

   

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Motivasi belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar Kata motif diartikan sebagai upaya untuk mendorong seseorang

  melakukan sesuatu. Motif juga dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu (Purwanto, 1997: 60). Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam diri subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Bahkan motif dapat diartikan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). Berawal dari kata “motif”, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan atau mendesak (Sardiman, 2007: 73).

  Menurut Mc. Donald (Sardiman, 2007: 73), motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald mengandung tiga elemen penting yaitu: a.

  Bahwa motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa

    manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dari dalam diri manusia), penampakkannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.

  b.

  Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa atau ”feeling”, afeksi seseorang. Motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.

  c.

  Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.

  Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena dorongan oleh adanya unsur lain yaitu tujuan; tujuan tersebut akan menyangkut soal kebutuhan. Dengan ketiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi akan menyebabkan terjadi suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan membuat persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Hal ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.

  Motivasi juga dapat dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan dan bila seseorang tidak senang, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak senang tersebut. Motivasi itu dapat dirangsang oleh faktor dari luar tetapi motivasi tersebut tumbuh dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai

    kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai. Dikatakan “keseluruhan”, karena pada umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar (Sardiman, 2007: 75).

  Djamarah (2002) berpendapat bahwa motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk dorongan yang timbul pada diri seseorang sadar atau tidak sadar untuk melakukan tindakan dengan tujuan tertentu. Motivasi dapat juga dalam bentuk usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya. Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang. Siswa melakukan kegiatan belajar karena ada motivasi, bila tidak ada motivasi belajar berarti tidak ada kegiatan belajar.

  Dalam kehidupan, siswa membutuhkan penghargaan dan tidak mau dikucilkan. Berbagai peranan dalam kehidupan yang dipercayakan kepadanya, memberikan rasa percaya diri kepada siswa. Siswa merasa berguna, dihargai atau dihormati oleh guru dan orang lain. Perhatian, ketenaran, status, martabat dan sebagainya merupakan kebutuhan yang wajar serta memberikan motivasi bagi siswa dalam belajar (Djamarah: 2002).

  Kebutuhan akan perhatian dan penghargaan, membangkitkan minat

    belajar. Seseorang yang berminat terhadap suatu aktivitas akan memperhatikan aktivitas secara konsisten dan rasa senang. Minat sangat berpengaruh terhadap aktivitas belajar. Siswa yang berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajari dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik bagi siswa dan siswa dapat dengan mudah menghafal pelajaran yang menarik minatnya. Proses belajar akan berjalan lancar apabila disertai minat, karena minat merupakan motivasi utama yang dapat membangkitkan gairah belajar siswa. Jadi minat merupakan sumber dari motivasi yakni keinginan hati yang diwujudkan dalam sikap dan tingkah laku untuk mencapai tujuan.

  Jadi motivasi merupakan suatu penggerak yang dapat mendorong individu melakukan sesuatu yang dikehendakinya. Orang dapat melakukan sesuatu karena ada motivasi yang disertai minat untuk melakukan suatu pekerjaan dalam hal ini belajar. Siswa dapat belajar dengan sungguh-sungguh mata pelajaran tertentu karena siswa tersebut memiliki minat yang cukup besar terhadap mata pelajaran tersebut, bila siswa tidak berminat dalam suatu mata pelajaran maka siswa tersebut tidak mempunyai motivasi untuk melakukan kegiatan belajar pada mata pelajaran tersebut.

  Belajar adalah kegiatan atau aktivitas pokok yang dilakukan oleh siswa sebagai pelajar. Selama melakukan kegiatan belajar, tentunya siswa memiliki keinginan agar kegiatan yang dilakukan pada akhirnya akan

    termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar karena hasil dari aktivitas pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan siswa (Ahmadi & Supriyono, 1991: 118).

  Belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan pada individu melalui pengalaman hidup individu yang belajar itu sendiri. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri.

  Motivasi belajar adalah faktor psikis dalam diri siswa yang dapat menimbulkan kegiatan belajar dan terungkap lewat sikap dan tingkah laku. Peranan yang khas dalam hal ini adalah penumbuh gairah, perasaan senang dan semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai energi untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar yang kuat menjadi sebab utama siswa melakukan aktivitas belajar pada suatu saat tertentu (Handoko, 1992). Siswa yang memiliki motivasi belajar kuat akan melakukan kegiatan belajar, supaya dapat mencapai tujuan yang dikehendaki. Misalnya seorang siswa yang memiliki intelegensi cukup tinggi, dapat menjadi gagal dalam hal apa saja karena tidak memiliki motivasi yang kuat dalam belajar. Hasil belajar akan optimal kalau ada motivasi yang kuat. Kegiatan belajar siswa yang tidak

    memberi motivasi yang dapat membangkitkan semangat dan kegiatan siswa untuk belajar (Sardiman, 2007: 75).

  Dimyati dan Mujiono (2002), menyebutkan pentingnya motivasi belajar bagi siswa antara lain sebagai berikut : a.

  Mengarahkan kegiatan belajar b.

  Memberi semangat belajar Cara memotivasi belajar siswa di atas menunjukan bahwa betapa pentingnya bila motivasi belajar disadari oleh siswa sendiri, jika pentingnya motivasi belajar disadari oleh siswa, maka tugas belajar akan terselesaikan dengan baik.

2. Macam-macam Motivasi Belajar

  Macam atau jenis motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, maka dari itu motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat bervariasi, di antara sekian banyak motivasi, yang mendasari motivasi dalam belajar siswa adalah motivasi instrinsik dan ekstrinsik.

  a.

  Motivasi Instrinsik Motivasi intrinsik adalah kegiatan belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Misalnya, siswa belajar karena ingin mengetahui seluk beluk suatu masalah selengkap-lengkapnya, ingin menjadi orang yang terdidik atau ingin menjadi ahli di bidang ilmu

    Menurut Winkel (1996) keinginan untuk menjadi ahli dan orang yang terdidik, berpangkal pada penghayatan akan kebutuhan dan daya upaya siswa dalam melakukan kegiatan belajar, untuk memenuhi kebutuhan. Keinginan siswa hanya dapat dipenuhi dengan belajar yang giat, karena tidak ada cara lain untuk memenuhi kebutuhan tersebut, bila ingin menjadi orang terdidik atau ahli, selain belajar.

  Kegiatan belajar biasanya disertai pula minat dan perasaan senang, karena siswa menyadari bahwa dengan belajar, dapat memperkaya dirinya sendiri. Dalam terbentuknya motivasi intrinsik, biasanya orang lain memegang peranan. Misalnya orang tua atau guru menyadarkan anak akan kaitan antara belajar dan menjadi orang yang berpengetahuan. Kesadaran dalam diri siswa suatu ketika mulai timbul dari dalam diri sendiri namun pengaruh dari pendidik telah ikut menanamkan kesadaran bagi diri siswa. Hal yang khas dalam motivasi intrinsik dan yang membedakan antara motivasi intrinsik dan ekstrinsik ialah kenyataan bahwa satu-satunya cara untuk mencapai tujuan yang ditetapkan ialah belajar. Memiliki motivasi kuat dalam belajar, tidak harus memiliki motivasi intrinsik, karena siswa yang termotivasi belajar ekstrinsikpun dapat didorong oleh motivasi yang kuat (Winkel, 1996: 174).

  Menurut Thornburgh (Prayitno, 1989: 10) yang dimaksud motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak

    perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seorang yang senang membaca, tidak usah ada yang menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Bila dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan, maka yang dimaksud motivasi intrinsik adalah keinginan untuk mencapai tujuan dalam belajar itu sendiri. Sebagai contoh konkrit, seorang siswa melakukan kegiatan belajar, karena siswa ingin mendapatkan pengetahuan, nilai atau keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak karena tujuan yang lain-lain. Itu sebabnya motivasi instrinsik dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya (Winkel, 1996).

  Djamarah (2002) mengemukakan bahwa motivasi tersebut intrinsik bila tujuannnya inheren dengan situasi belajar dan kebutuhan serta tujuan siswa untuk menguasai nilai-nilai yang terkandung di dalam pelajaran itu. Misalnya, siswa cenderung mengerjakan tugas-tugas yang menantang dan berusaha untuk menemukan penyelesaian sendiri. Siswa termotivasi untuk belajar semata-mata menguasai nilai-nilai yang terkandung dalam bahan pelajaran, bukan karena keinginan lain seperti ingin mendapat pujian, nilai yang tinggi atau hadiah melainkan karena orientasinya pada masa depan. Maka kegiatan belajar dipandang sebagai jalan menuju ke realisasi cita-

    yang termotivasi secara intrinsik aktivitasnya lebih baik dalam belajar dari siswa yang termotivasi secara ekstrinsik.

  b.

  Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah aktivitas belajar dimulai dan diteruskan, berdasarkan kebutuhan dan dorongan yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar sendiri. Misalnya, siswa rajin untuk memperoleh hadiah yang telah dijanjikan kepadanya kalau berhasil baik; siswa yang tekun dalam belajar untuk menghindari ancaman akan hukuman; dan siswa yang belajar demi memperoleh pujian (Winkel, 1996: 173).

  Motivasi belajar selalu berpangkal pada suatu kebutuhan yang dihayati oleh seseorang, walaupun orang lain mungkin memegang peranan dalam menimbulkan motivasi. Hal yang khas pada motivasi ekstrinsik bukanlah ada atau tidak adanya pengaruh dari luar, melainkan apakah kebutuhan yang ingin dipenuhi pada dasarnya dapat dipenuhi dengan cara lain (Winkel, 1996: 173).

  Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Sebagai contoh seorang siswa belajar karena tahu besok paginya akan ujian dengan harapan dapat nilai baik, sehingga akan dipuji oleh temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapat nilai yang baik, atau ingin mendapat hadiah. Motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan

    diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar (Sardiman, 2007: 89-90).

  Bila motivasi ekstrinsik yang diberikan dapat membantu siswa keluar dari lingkungan masalah kesulitan belajar, maka motivasi dapat diberikan dengan baik oleh guru. Misalnya pemberian nilai yang baik sesuai dengan hasil usaha siswa itu sendiri maka siswa akan termotivasi untuk belajar dari hasil usahanya untuk menjadi lebih baik. Bila guru memperhatikan hal tersebut maka siswa tidak menghindari permasalahannya yang sulit tetapi berani menghadapinya. Motivasi belajar dan motivasi ekstrinsik memiliki fungsi yang sama yaitu sebagai pendorong, penggerak sikap dalam melakukan kegiatan belajar.

3. Fungsi Motivasi Dalam Belajar

  Motivasi sangat diperlukan dalam belajar, hasil belajar akan optimal bila terdapat motivasi dalam diri siswa. Makin tepat motivasi yang diberikan kepada siswa maka akan makin berhasil pelajaran yang diikuti oleh siswa. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa, motivasi selalu berhubungan dengan tujuan. Dengan demikian, motivasi mempengaruhi adanya kegiatan.

  Menurut Sardiman (2007: 84-85) ada tiga fungsi motivasi yaitu : a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

    b.

  Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang hendak dicapai.

  Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuan.

  c.

  Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan akan lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan menghabiskan waktunya untuk bermain sebab tidak selaras dengan tujuan.

  Motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapai prestasi. Siswa melakukan usaha belajar karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka siswa yang belajar akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya (Sardiman, 2007: 86)

B. Siswa SMA Kelas X

  Monks, Knoers dan Haditono (1998) melakukan analisis yang cermat mengenai semua aspek perkembangan pada masa remaja, dengan melakukan pembagian usia pada masa remaja. Salah satu pembagian usia yang digolongkannya adalah umur 12-15 tahun merupakan masa remaja awal, dan