PENGARUH PERMODALAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENERAPAN BUSINESS ENTITY TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA: SURVEI PADA TOKO KELONTONG SKALA KECIL DAN MENENGAH DI KECAMATAN DEPOK
PENGARUH PERMODALAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN
PENERAPAN BUSINESS ENTITY TERHADAP HUBUNGAN
ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DAN KECERDASAN
EMOSIONAL DENGAN EFEKTIVITAS MENGELOLA
USAHA: SURVEI PADA TOKO KELONTONG SKALA KECIL
DAN MENENGAH DI KECAMATAN DEPOK
Survei pada usaha toko kelontong di lingkungan sekitar kampus Universitas
Sanata Dharma, Universitas Atmajaya, Universitas Negeri Yogyakarta dan
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Di susun oleh:
Cicilia Istri Winarti
O21334010
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
HALAMAN MOTTO
Tuhan menjadikan segala sesuatu indah pada
waktunya……..karena untuk segala halHALAMAN PERSEMBAHAN
Kupersembahkan kepada:
1.Tuhan Yesus Kristus
2.Bapak Antonius Mujiyono dan Ibunda Lucia Budini yang menjaga dan mencintaiku
3.Kakakku Albertus Winarto dan Bernadus Windarto serta Agustinus Widayanto, yang mengasihiku
4.Mas Stepanus Winyanto yang menyayangiku
5.Teman-teman seperjuangan Ika, Ana, Rita, Hanik dan sahabat-sahabat PAK’02.
ABSTRAK
PENGARUH PERMODALAN, TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENERAPAN
BUSINESS ENTITY TERHADAP HUBUNGAN ANTARA JIWA
KEWIRAUSAHAAN DAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN
EFEKTIVITAS MENGELOLA USAHA
Survei Pada Usaha Toko Kelontong di Lingkungan Sekitar Kampus
Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya, Universitas Negeri
Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada
CICILIA ISTRI WINARTI
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Pengaruh permodalan terhadap
hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha, 2)
Pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan
efektivitas mengelola usaha, 3) Pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan
antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha, 4) Pengaruh
tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan
efektivitas mengelola usaha, 5) Pengaruh penerapan business entity terhadap
hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha dan 6)
Pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan
emosional dengan efektivitas mengelola usaha.Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman
Yogyakarta khususnya di lingkungan sekitar kampus Universitas Sanata Dharma,
Universitas Atmajaya, Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Gajah
Mada Yogyakarta pada bulan November sampai dengan bulan Desember 2006.
Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling.
Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Data dianalisis dengan
menggunakan teknik analisis regresi dengan memasukkan variabel dummy
sebagai variabel moderator.Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Tidak ada pengaruh permodalan
terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha
(
ρ=0,251>0,05). 2) Ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara
kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha (ρ=0,017 < 0,05). 3)
Tidak ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa
kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha (ρ=0,398 > 0,05). 4) Tidak ada
pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional
dengan efektivitas mengelola usaha (ρ=0,521 > 0,05). 5) Tidak ada pengaruh
penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan
efektivitas mengelola usaha (ρ=0,556 > 0,05). 6) Tidak ada pengaruh penerapan
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF BUSINESS CAPITAL, EDUCATIONAL LEVEL,
AND THE BUSINESS ENTITY APPLICATION TOWARD THE
RELATIONSHIP BETWEEN THE ENTREPRENEURSHIP SPIRIT, THE
EMOTIONAL INTELLIGENCE AND THE BUSINESS MANAGEMENT
EFFECTIVENESS
A Survey on the Business of “kelontong” Shops surrounding Sanata Dharma
University, Atmajaya University, Yogyakarta State University and Gadjah
Mada University
CICILIA ISTRI WINARTI
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2007
This study was aimed to reveal; 1) the influence of business capital towardthe relationship between the entrepreneurship spirit and the business management
effectiveness; 2) the influence of business capital toward the relationship between
the emotional intelligence and the business management effectiveness; 3) the
influence of educational level toward the relationship between the
entrepreneurship spirit and the business management effectiveness; 4) the
influence of educational level toward the relationship between the emotional
intelligence and the business management effectiveness; 5) the influence of
business entity application toward the relationship between the entrepreneurship
spirit and the business management effectiveness; 6) the influence of business
entity application toward the relationship between the emotional intelligence and
the business management effectiveness.This study was conducted in Depok District, Sleman Regency, Yogyakarta
that took place in the surroundings of Sanata Dharma University, Atmajaya
University, Yogyakarta State University and Gadjah Mada University from
November to December 2006. The Samples were taken by using the ‘purposive
sampling’ technique and the data was gathered by the mean of questionnaires. The
gathered data was then analyzed by the use of the technique of ‘regression
analysis’ by putting in the ‘dummy’ variable as the moderate variable.The results of the study showed that: 1) there was no influence of business
capital toward the relationship between the entrepreneurship spirit and the
business management effectiveness (ρ=0,251>0,05); 2) there was an influence of
business capital toward the relationship between the emotional intelligence and
the business management effectiveness (ρ=0,017 < 0,05); 3) there was no
influence of educational level toward the relationship between the
entrepreneurship spirit and the business management effectiveness (ρ=0,398 >
0,05); 4) there was no influence of educational level toward the relationship
between the emotional intelligence and the business management effectiveness
(
ρ=0,521 > 0,05); 5) there was no influence of business entity application toward
the relationship between the entrepreneurship spirit and the business management
effectiveness (ρ=0,556 > 0,05); 6) there was no influence of business entity
DAFTAR ISI Halaman
Halaman Judul........................................................................................................... i
Lembar Pengesahan .................................................................................................. ii
Susunan Panitia Penguji ............................................................................................ iii
Halaman Motto.......................................................................................................... iv
Halaman Persembahan .............................................................................................. v
Pernyataan Keaslian Karya ....................................................................................... vi
Abstrak ...................................................................................................................... vii
Abstract ..................................................................................................................... viii
Daftar Isi.................................................................................................................... ix
Daftar Tabel .............................................................................................................. xii
Daftar Lampiran ........................................................................................................ xv
Kata Pengantar .......................................................................................................... xvi
Bab I Pendahuluan A. Latar Belakang Masalah....................................................................
1 B. Batasan Masalah................................................................................
4 C. Rumusan Masalah ............................................................................
5 D. Tujuan Penelitian ..............................................................................
5 E. Manfaat Penelitian ............................................................................
6 Bab II Kajian Pustaka A. Efektivitas Mengelola Usaha ............................................................
8 B. Jiwa Kewirausahaan.......................................................................... 11
D. Permodalan........................................................................................ 19
E. Tingkat Pendidikan ........................................................................... 21
F. Penerapan Business Entity................................................................. 23
G. Pengaruh Permodalan Terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan Dengan Efektivitas Mengelola Usaha ..................... 24 H. Pengaruh Permodalan Terhadap Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Efektivitas Mengelola Usaha ............................. 26
I. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan Dengan Efektivitas Mengelola Usaha ..................... 27
J. Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Hubungan Antara
Kecerdasan Emosional Dengan Efektivitas Mengelola Usaha ......... 28 K. Pengaruh Penerapan Business Entity Terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan Dengan Efektivitas Mengelola Usaha ............. 29 L. Pengaruh Penerapan Business Entity Terhadap Hubungan Antara Kecerdasan Emosional Dengan Efektivitas Mengelola Usaha ......... 30 M. Kerangka Berpikir ............................................................................. 32 N. Paradigma Penelitian......................................................................... 35 O. Hipotesis Penelitian........................................................................... 35Bab III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian.................................................................................. 37 B. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 37 C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 38
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 45
F. Pengujian Instrument Penelitian ....................................................... 45
G. Teknik Analisis Data........................................................................ 50
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan A. Deskripsi Data ................................................................................... 55 B. Persyaratan Analisis Data ................................................................. 74 C. Pengujian Hipotesis........................................................................... 75 D. Pembahasan....................................................................................... 82 Bab V Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan ....................................................................................... 94 B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 97 C. Saran.................................................................................................. 97
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 100
LAMPIRAN .............................................................................................................. 103
DAFTAR TABEL
HalamanTabel III. 1 : Skor Pernyataan Efektivitas Mengelola Usaha ............................ 39
Tabel III. 2 : Kisi-kisi Kuesioner Efektivitas Mengelola Usaha ....................... 39
Tabel III. 3 : Skor Pernyataan Jiwa Kewirausahaan ......................................... 40
Tabel III. 4 : Kisi-kisi Kuesioner Jiwa Kewirausahaan ................................... 40
Tabel III. 5 : Skor Pernyataan Kecerdasan Emosional...................................... 41
Tabel III. 6 : Kisi-kisi Kuesioner Kecerdasan Emosional ................................. 42
Tabel III. 7 : Kategorisasi dan Skor Permodalan .............................................. 43
Tabel III. 8 : Kategorisasi dan Skor Tingkat Pendidikan ................................. 43
Tabel III. 9 : Skor Pernyataan Penerapan Business Entity ................................ 44
Tabel III. 10 : Kisi-kisi Kuesioner Penerapan Business entity ............................ 44
Tabel III. 11 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Untuk Variabel Efektivitas
Mengelola Usaha .......................................................................... 46Tabel III. 12 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Untuk Variabel Jiwa
Kewirausahaan ............................................................................ 47Tabel III. 13 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Untuk Variabel Kecerdasan
Emosional.................................................................................... 48Tabel III. 14 : Hasil Pengujian Validitas Kuesioner Untuk Variabel Penerapan
Business Entity ............................................................................ 49
Tabel IV. 1 : Daftar Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Efektivitas
Tabel IV. 2 : Daftar Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Efektivitas
Mengelola Usaha Pada Wirausaha Yang Bermodal Kecil.......... 57Tabel IV. 3 : Daftar Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Efektivitas
Mengelola Usaha Pada Wirausaha Dengan Tingkat PendidikanTinggi .......................................................................................... 58
Tabel IV. 4 : Daftar Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Efektivitas
Mengelola Usaha Pada Wirausaha Dengan Tingkat Pendidikan Rendah......................................................................................... 59
Tabel IV. 5 : Daftar Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Efektivitas
Mengelola Usaha pada Wirausaha Dengan Penerapan Business Entity Tinggi ............................................................................... 60
Tabel IV. 6 : Daftar Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Efektivitas
Mengelola Usaha pada Wirausaha Dengan Penerapan Business Entity Rendah .............................................................................. 61
Tabel IV. 7 : Daftar Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Jiwa Kewirausahaan
Pada Wirausaha Yang Bermodal Besar ...................................... 62Tabel IV. 8 : Daftar Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Jiwa Kewirausahaan
Pada Wirausaha Yang Bermodal Kecil ....................................... 63Tabel IV. 9 : Daftar Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Jiwa Kewirausahaan
Pada Wirausaha Dengan Tingkat Pendidikan Tinggi ................. 64Tabel IV. 10 : Daftar Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Jiwa Kewirausahaan
Pada Wirausaha Dengan Tingkat Pendidikan Rendah ................ 65
Tabel IV. 11 : Daftar Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Jiwa Kewirausahaan
Pada Wirausaha Dengan Penerapan Business Entity Tinggi....... 66Tabel IV. 12 : Daftar Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Jiwa Kewirausahaan
Pada Wirausaha Dengan Penerapan Business Entity Rendah ..... 67Tabel IV. 13 : Daftar Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Kecerdasan
Emosional Pada Wirausaha Yang Bermodal Besar .................... 68Tabel IV. 14 : Daftar Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Kecerdasan
Emosional Pada Wirausaha Yang Bermodal Kecil..................... 69Tabel IV. 15 : Daftar Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Kecerdasan
Emosional Pada Wirausaha Dengan Tingkat Pendidikan Tinggi 70Tabel IV. 16 : Daftar Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Kecerdasan
Emosional pada Wirausaha dengan Tingkat Pendidikan Rendah 71Tabel IV. 17 : Daftar Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Kecerdasan
Emosional Pada Wirausaha dengan Penerapan Business EntityTinggi .......................................................................................... 72
Tabel IV. 18 : Daftar Kategorisasi dan Interpretasi Penilaian Kecerdasan
Emosional Pada Wirausaha dengan Penerapan Business Entity Rendah......................................................................................... 73
Tabel IV. 19 : Ringkasan Hasil Uji Normalitas .................................................. 75
DAFTAR LAMPIRAN
HalamanKuesioner ............................................................................................................ 103
Lampiran 1 : Tabel Data Penelitian ................................................................... 115
Lampiran 2 : Pengujian Validitas dan Reliabilitas ............................................ 137
Lampiran 3 : Pengujian Deskriptif Data ............................................................ 152
Lampiran 4 : Perhitungan PAP Tipe II .............................................................. 170
Lampiran 5 : Pengujian Normalitas ................................................................... 177
Lampiran 6 :Analisis Regresi Dengan Memasukkan Variabel Dummy Sebagai Variabel Moderator ......................................................... 178KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih atas
berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
lancar. Skripsi ini merupakan karya tulis ilmiah sebagai tugas akhir yang diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.Proses penulisan skripsi ini tak lepas dari bimbingan, bantuan serta
dukungan dari banyak pihak. Oleh karenanya pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan terima kasih dengan tulus kepada:
1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Drs. Sutarjo Adisusilo J.R. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Bapak S. Widanarto P., S.Pd, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Akuntansi.
4. Bapak Drs. F.X. Muhadi, M.Pd. selaku dosen pembimbing 1 yang telah
berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan skripsi ini.
5. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd, M.Si selaku dosen pembimbing II dan Bapak
selaku tim penguji yang telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan selama penulisan skripsi ini.6. Ibu Natalina Premastuti B, S.Pd. selaku tim penguji.
7. Bapak L. Saptono, S.Pd, M.Si yang telah membantu dan membimbing selama
8. Segenap dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Program Studi Pendidikan Akuntansi, yang telah memberikan bantuan penulis selama penulis duduk di bangku kuliah.
9. Para wirausaha toko kelontong di kecamatan Depok khususnya di lingkungan
sekitar kampus Universitas Sanata Dharma, Universitas Atmajaya, Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Gadjah Mada yang telah berkenan meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner sehingga penulis memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.
10. Bapak Antonius Mujiyono dan Ibunda Lucia Budini, yang selalu memberikan
doa restu, kasih sayang, dukungan, perhatian yang melimpah serta memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma.
11. Kakakku Albertus Winarto dan Bernadus Windarto, serta adikku Agustinus
Widayanto yang mendoakan dan memberikan dukungan.
12. Mas Stepanus Winyanto yang telah mendoakan, memberi motivasi dan
menyayangi serta mengasihi.
13. Teman-teman seperjuangan PAK’02 yang terkasih terutama Ika, Ana, Rita,
Hanik, Lia dan lain-lain.Akhir kata semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penulis
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang mempunyai naluri yang sama untuk bisa mempunyai
penghasilan sendiri dan untuk bisa memiliki penghasilan, manusia harus berusaha. Menurut Saparudin dan Iskandar (2004:1), usaha adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perorangan atau kelompok untuk mendapat penghasilan dengan tujuan memperoleh keuntungan. Usaha yang dimaksud adalah usaha kecil dan menengah yaitu usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak dua ratus juta atau penjualan tahunan dibawah satu milyar.
Bekerja untuk memperoleh penghasilan tidak hanya dilakukan dengan menjadi karyawan ataupun bekerja pada orang lain tetapi bekerja bisa dilakukan dengan mendirikan suatu usaha sendiri dengan berwirausaha. Namun, kenyataan sehari-hari sering tidak mendukung upaya menciptakan masyarakat wirausaha. Contohnya yang sederhana sebagian orang masih ingin menjadi pegawai negeri atau pegawai suatu perusahaan dibandingkan dengan berwirausaha.
Sebenarnya semua orang mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi wirausaha. Inilah saatnya untuk mewujudkan suatu kemandirian dan melepaskan diri dari ketergantungan yang sudah menjadi ciri karakteristik negara sedang berkembang ataupun negara miskin. Pencabutan subsidi BBM
dilatih untuk mandiri dan bertahan. Jika ternyata kita bisa bertahan dan
mampu mencapai kemajuan berarti sedikit demi sedikit kita bisa melepaskan
diri dari jeratan kemiskinan. Berjuang dan berusaha keras merupakan modal
utama untuk bisa menggapai kemajuan, mencari peluang menuju sukses
dengan menjadi pencipta lapangan pekerjaan juga merupakan perwujudan dari
kemandirian.Bekerja keras memang bukan hal yang mudah untuk dilaksanakan, di
sini diperlukan mental yang kuat karena hanya dengan bekerja orang bisa
memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari – hari.
Untuk menjadi pengusaha itu tak mengenal usia tua atau muda, kaya atau
miskin, jenius atau tidak, mahasiswa atau bukan, sudah sarjana atau belum dan
gelar formal seseorang itu bukanlah jaminan atau faktor penentu satu-satunya
untuk kita berhasil menjadi pengusaha.Keberhasilan seseorang menjadi pengusaha sangat bergantung pada
kemampuan kita untuk merekayasa diri melalui pengalaman hidup di luar
keluarga. Kegagalan merupakan pengalaman hidup yang biasa dilalui oleh
seorang wirausaha, karena dalam mencapai sukses memang harus melalui
rintangan yang tidak ringan oleh sebab itu seorang wirausaha harus memiliki
dasar yang kuat agar bisa menghadapi tantangan dalam bisnisnya
(Adiprigandari, Republika 8 September 2004).Dalam rangka mencapai efektifitas mengelola usaha seorang wirausaha
juga harus mampu berpikir kreatif. Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan
yang percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen), berinisiatif (energik
dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan
berwawasan ke depan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tampil berbeda),
dan berani mengambil risiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka akan
tantangan).Menjadi pengusaha sukses tentunya menjadi dambaan semua orang yang
menekuni dunia usaha. Mencapai sukses harus melalui rintangan yang tidak
ringan, banyak diantaranya yang putus asa setelah gagal berulang kali dalam
menekuni bisnisnya. Menjadi pengusaha memang tidak bisa hanya bermodal
nekat, seorang pengusaha harus memiliki kecerdasan emosional agar bisa
menghadapi tantangan dalam bisnisnya. Emitonal Intelligence atau kecerdasan
emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan
menghadapi frustasi; mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-
lebihkan kesenangan; mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stres
tidak melumpuhkan kemampuan berpikir; berempati dan berdoa (Goleman
1999;45).Apabila seorang wirausaha memiliki kecerdasan emosional yang tinggi
diduga dia dapat mengelola usahanya dengan baik sehingga tujuan dapat
dicapai dengan efektif. Untuk melihat efektivitas dalam mengelola usaha
peneliti menggunakan permodalan, tingkat pendidikan dan penerapan business
entity sebagai variabel moderator. Hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa
permodalan merupakan sektor penting dalam menjalankan suatu usaha. permodalan tingkat pendidikan seseorang diduga juga berpengaruh terhadap pola seseorang dalam menjalankan suatu usaha karena pendidikan merupakan perbuatan fundamental manusia yang mengubah menentukan dan membangun hidup manusia (Tanlain,1996:18).
Faktor lain yang tidak kalah pentingnya dalam menentukan efektivitas mengelola usaha adalah penerapan business entity yang merupakan pemisahan kas usaha dengan kas pribadi atau pemisahan kepentingan pribadi pemilik dengan perusahaan (usaha). Prinsip ini menunjukkan bahwa dalam usaha pemisahan kekayaan perlu dilakukan karena kekayaan usaha tidak sama dengan kekayaan pribadi. Pemisahan kekayaan juga bermanfaat untuk memudahkan pemilik usaha mengontrol atau melihat sampai dimana perkembangan usaha secara finansial.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian tentang “Pengaruh Permodalan, Tingkat Pendidikan dan Penerapan Business Entity Terhadap Hubungan Antara Jiwa Kewirausahaan dan Kecerdasan Emosional dengan Efektivitas Mengelola Usaha: Survei Pada Toko Kelontong Skala Kecil dan Menengah di Kecamatan Depok.”
B. Batasan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada dan adanya keterbatasan dari penelti, maka penelitian ini memfokuskan perhatian pada faktor jiwa efektivitas mengelola usaha. Sebagai variabel moderator yang terkait dengan variabel-variabel tersebut adalah permodalan, tingkat pendidikan, dan penerapan business entity.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut.
1. Apakah ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha?
2. Apakah ada pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha?
3. Apakah ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha?
4. Apakah ada pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha?
5. Apakah ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha?
6. Apakah ada pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha? D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pengaruh permodalan terhadap hubungan antara jiwa
2. Untuk mengetahui pengaruh permodalan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.
3. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
4. Untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan terhadap hubungan antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.
5. Untuk mengetahui pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan antara jiwa kewirausahaan dengan efektivitas mengelola usaha.
6. Untuk mengetahui pengaruh penerapan business entity terhadap hubungan
antara kecerdasan emosional dengan efektivitas mengelola usaha.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Bagi mahasiswa, penelitian ini bermanfaat:
a. Agar dapat mengetahui dan memahami masalah efektifitas mengelola usaha.
b. Melatih dan mengaplikasikan pengetahuan teoretik ke dalam dunia praktik.
2. Bagi wirausaha, penelitian ini bermanfaat dalam memberikan sumbangan pikiran bagi wirausaha agar dapat meningkatkan efektivitas mengelola usahanya.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma Penelitian ini bermanfaat sebagai tambahan sumber bacaan perpustakaan Universitas Sanata Dharma sebagai acuan lebih lanjut.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Efektivitas Mengelola Usaha
1. Pengertian Efektivitas Mengelola Usaha Suryana (2003:95) menjelaskan bahwa dalam mengelola suatu usaha terdiri dari dua aspek yaitu perencanaan usaha dan pengelolaan keuangan. Perencanaan usaha merupakan suatu cetak biru tertulis yang berisikan misi usaha, usulan usaha, operasional usaha, rincian strategi dan peluang yang mungkin diraih. Pengelolaan keuangan berarti bagaimana mengusahakan sumber dana, menggunakan dan mengendalikan dana perusahaan.
Masatsugu (1991) menjelaskan bagaimana menjalankan perusahaan antara lain dengan menjaga tujuan agar selalu terlihat jelas, memiliki gambaran transaksi keuangan, mengetahui titik impas, mengusahakan biaya semurah-murahnya, menghilangkan yang tidak diperlukan dan efisiensi tinggi.
Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti dapat membawa hasil, berhasil guna. Menurut Anthony, Dearden dan Norton (1992:14) efektivitas diartikan sebagai kemampuan suatu unit untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Semakin besar kontribusi keluaran yang dihasilkan terhadap nilai pencapaian tujuan/sasaran tersebut, maka dapat
(1993) adalah derajat keberhasilan suatu organisasi sampai seberapa jauh suatu organisasi dapat dinyatakan berhasil dalam usaha untuk mencapai apa yang menjadi tujuannya. Dari uraian tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa efektivitas mengacu pada suatu keberhasilan suatu unit usaha untuk mencapai tujuannya.
2. Dimensi Mengelola Usaha Adiprigandari (www.republika.com) mengungkapkan seorang pengusaha harus memiliki beberapa dasar yang kuat agar dapat mengelola usaha dengan baik. Dasar-dasar tersebut antara lain: a. Semangat kerja. Mencintai apa yang dikerjakan sehingga membuatnya terus berkarya menghasilkan prestasi-prestasi baru tiada henti. Ketika menghadapi halangan atau kegagalan, tidak putus asa dan justru belajar dari kegagalan.
b. Seorang pengusaha harus memiliki impian. Impian merupakan wujud dari visi dan misi seseorang dalam berkarya. Dengan mimpi pikiran akan terfokus dan memudahkan untuk mencapai apa yang diinginkan.
c. Tegas dalam mengambil keputusan. Menunda pekerjaan merupakan kerugian bagi pengusaha. Kecepatan dalam mengambil keputusan yang tepat merupakan kunci keberhasilan dan keputusan harus diterapkan secara konsisten agar hasil yang diharapkan bisa segera terwujud.
d. Dedikasikan seluruh tenaga, waktu, dan pikiran untuk pekerjaan.
Kadangkala seseorang harus bekerja sedikitnya 13 jam sehari dan tujuh hari seminggu agar impianya segera terwujud.
e. Rinci. Pengusaha harus bisa memperhatikan hal yang detail dari proses
produksi usahanya dan tidak bersikap masa bodoh. Dengan demikian, ia bisa mengetahui kendala yang dihadapi dan cara mengatasinya. Ia juga tidak mudah dibohongi bawahannya.
f. Tidak menggantungkan hidup pada nasib. Yang menentukan apa yang
ingin Anda kerjakan dan hidup Anda tidak ditentukan oleh atasan melainkan diri sendiri adalah Anda sendiri.
g. Dana. Menjadi kaya bukan tujuan utama seorang wirausahawan. Uang
hanya ukuran keberhasilan. Bila sukses uang akan datang dengan sendirinya.
h. Bagi-bagi. Kepemilikan usaha dibagikan kepada karyawan karena tanpa mereka bisnis tidak akan berjalan. Karena itu, karyawan harus diperhatikan agar ada rasa memiliki terhadap perusahaan.
i. Memiliki etika moral. Pengusaha sukses selalu memiliki moralitas yang baik dalam menjalankan bisnisnya. Moralitas ini menjadi penting karena berfungsi sebagai kendali diri agar tidak terjebak pada praktik bisnis yang menghalalkan segala cara.
j. Mampu belajar dan mendengarkan. Pengusaha harus terus belajar dan mendengarkan masukan dari orang lain, tidak bergantung pada bakat alam. Berbagai ajang diskusi seminar, sekolah, konferensi menjadi tempat baginya untuk terus mengasah pengetahuan dibidangnya. k. Rencana bisnis. Seorang pengusaha selalu memiliki rencana bisnis yang akan dikembangkan. Penyusunan rencana bisnis ini penting sebagai arahan dalam mencapai tujuan perusahaan. Ketika menyusun rencana bisnis biasanya seorang pengusaha melibatkan konsultan bisnis professional. l. Hasil terbaik. Pengusaha sukses selalu ingin mencapai prestasi terbaiknya. Prestasi itu akan menjadi kepuasan tersendiri yang sulit diganti apapun.
B. Jiwa Kewirausahaan
1. Pengertian Jiwa Kewirausahaan Jiwa kewirausahaan adalah rasa percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen), berinisiatif (energik dan percaya diri), memiliki motif berprestasi (berorientasi hasil dan berwawasan ke depan), memiliki jiwa kepemimpinan (berani tanpil berbeda), dan berani mengambil resiko dengan penuh perhitungan (karena itu suka akan tantangan) (Suryana, 2003:2). Seorang yang memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola- pola tingkat laku sebagai berikut:
a. Inovasi, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan menerima ide-ide baru.
b. Keberanian untuk mengambil resiko, yaitu usaha untuk menimbang dan menerima resiko dalam pengambilan keputusan dan dalam menghadapi ketidakpastian.
c. Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajeman meliputi: perencanaan, usaha untuk mengkoordinir, usaha untuk menjaga kelancaran usaha dan usaha untuk mengawasi serta mengevaluasi usaha.
d. Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan mengarahkan tujuan usaha
2. Dimensi Jiwa Kewirausahaan Proses kreatif dan inovatif hanya dilakukan orang-orang yang memiliki jiwa dan sikap kewirausahaan (Suryana, 2003) yaitu: a. Percaya diri (self-confidence).
Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan. Dalam praktik sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh sebab itu kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas, dan ketidaktergantungan.
Seorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki
keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan. b. Berinisiatif Inisiatif berarti usaha (tindakan) yang mula-mula, prakarsa. Jadi sifat berinisiatif ini harus selalu dimiliki oleh seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan.
c. Memiliki motif berprestasi Motif berprestasi ialah suatu nilai sosial yang menekankan pada hasrat untuk mencapai yang terbaik guna mencapai kepuasan secara pribadi.
d. Memiliki jiwa kepemimpinan Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda, lebih dulu, lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan inovasi, ia selalu menampilkan barang dan jasa yang dihasilkannya dengan lebih cepat, lebih dulu dan segera berada dipasar.
e. Berani mengambil resiko Kemauan dan kemampuan untuk mengambil resiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Wirausaha yang tidak
mau mengambil resiko akan sukar memulai atau berinisiatif.
C. Kecerdasan Emosional
1. Pengertian Kecerdasan Emosional
Hernowo (www.mizan.com) menyatakan bahwa emosi sama
dengan keterlibatan atau proses pelibatan, emosi akan melibatkan
seseorang dalam suatu kegiatan yang membuat seseorang menaruh
perhatian kepada apa yang sedang dipelajarinya, ini bisa terjadi karena
emosi menghubungkan sesuatu yang berada diluar dengan diri pribadi
seseorang. Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak rencana
seketika untuk mengatasi masalah yang ditanamkan secara berangsur-
angsur yang terkait dengan pengalaman dari waktu-ke waktu. Lebih lanjut
dalam kamus bahasa Inggris Oxford mendefinisikan “emotional is
expressing emotion especially liable to emotion arousing emotion” , yaitu
suatu kegiatan atau pergolakan pikiran, serangkaian kegiatan untuk
bertindak.Dameria (http://ganeca.blogspirit.com) menyatakan bahwa
kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk mengenali,
mengekspresikan, dan mengelola emosi, baik emosi dirinya sendiri
maupun emosi orang lain, dengan tindakan konstruktif, yang
mempromosikan kerja sama sebagai tim yang mengacu pada produktivitas
dan bukan pada konflik. Verina (http://dokter.indo.net.id) menjelaskan
bahwa kecerdasan emosional mencakup pengendalian diri semangat dan
ketekunan serta kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan
menghadapi frustasi, kesanggupan untuk mengendalikan dorongan hati
dan emosi, tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan
membaca perasaan terdalam orang lain (empati) dan berdoa, untuk
memelihara hubungan dengan sebaik-baiknya, kemampuan untuk
menyelesaikan konflik, serta untuk memimpin. Lebih lanjut pakar
psikologi Cooper dan Sawat (1998) mengatakan bahwa kecerdasan
emosional merupakan kemampuan merasakan, memahami, dan secara
selektif menerapkan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi dan
pengaruh yang manusiawi.
a. Menurut Goleman (1999:45) kecerdasan emosional adalah
kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati dan menjaga agar beban stress tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Lebih lanjut Harifa (http://www.ekafood.com) mengungkapkan bahwa kecerdasan emosi wirausaha mencakup dua hal yang penting yaitu kecakapan pribadi dan kecakapan sosial. Kecakapan pribadi mencakup soal bagaimana kita mengelola diri sendiri. Tiga unsur terpentinguntuk menilai kecakapan pribadi seseorang adalah sebagai berikut.
b. Kesadaran diri. Menyangkut kemampuan mengenali emosi diri sendiri
dan efeknya, mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri, dan keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri atau percaya diri.
c. Pengaturan diri. Menyangkut kemampuan mengelola emosi –emosi dan desakan-desakan yang merusak, memelihara norma kejujuran dan menghadapi perubahan, dan mudah menerima atau terbuka terhadap gagasan, pendekatan dan informasi-informasi baru.
d. Motivasi. Menyangkut dorongan prestasi untuk menjadi lebih baik,
komitmen, inisiatif untuk memanfaatkan kesempatan, dan optimisme dalam menghadapi halangan dan kegagalan.Kecakapan sosial menyangkut soal bagaimana kita menangani
suatu hubungan. Dua unsur terpenting untuk menilai kecakapan sosial
seseorang adalah sebagai berikut.a. Empati. Ini menyangkut kemampuan untuk memahami orang lain, perspektif orang lain, dan berminat terhadap kepentingan orang lain.