PENGARUH BUSINESS KNOWLEDGE, BUSINESS SKILL, SELF CONFIDENCE DAN INOVASI TERHADAP BUSINESS PERFORMANCE INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) DI KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL
PENGARUH BUSINESS KNOWLEDGE, BUSINESS SKILL,
SELF CONFIDENCE DAN INOVASI TERHADAP BUSINESS PERFORMANCE
INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH (IKM) DI KABUPATEN PESISIR SELATAN ARTIKEL
Oleh :
ERMAN BUDIANTO NPM. 1210018212006
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS BUNG HATTA
Pengaruh Business Knowledge, Business Skill, Self Confidence dan Inovasi Terhadap Business Performance Industri Kecil dan Menengah (IKM) Di Kabupaten Pesisir Selatan
Oleh :
Erman Budianto¹, Zaitul¹, Erni Febrina Harahap¹
¹Program Studi Manajemen, Program Pascasarjana Universitas Bung Hatta E-mail : erman.budianto@gmail.com
Abstract
The important of the business performance has been documented by many study. However, business performance of small medium enterprise is stil limited, especially in Indonesia. Therefore, this study aims to investigate the relationship between business knowledge, business skill, self confidence and innovation with business performance among SME in West Sumatera, Indonesia. By using 282 SME and multiple regression analysis, all independent variabels significanly affect the business performance. Briefly, all hipotesys are accepted. Pratical implication of this study is that to increase the business performance of SME, it must increase business knowledge, business skill, self confidence and innovation. Therefore, the regulator can monitor these variabel in order to increase the performance of SME.
Keywords : Business Knowledge, Business Skills, Self confidence, Innovation Management and Business Performance.
Abstrak
Pentingnya kinerja bisnis telah didokumentasikan oleh banyak studi. Namun, penelitian kinerja bisnis perusahaan golongan kecil masih terbatas terutama di Indonesia. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara pengetahuan bisnis, keterampilan bisnis, kepercayaan diri dan inovasi dengan kinerja bisnis antara IKM di Sumatera Barat, Indonesia dengan menggunakan 282 IKM. Analisis data menggunakan regresi ganda adalah periode semua variabel independen yang signifikan mempengaruhi kinerja bisnis secara singkat, semua hipotesis diterima. Implikasi praktis dari penelitian ini bahwa untuk meningkatkan kinerja bisnis IKM itu, harus meningkatkan pengetahuan bisnis, keterampilan bisnis, kepercayaan diri dan inovasi. Oleh karena itu regulasi dapat memantau variabel tersebut dalam rangka meningkatkan kinerja IKM.
Kata Kunci : Business Knowledge, Business Skill, Self Confidence, Inovasi dan Business Performance.
1. Pendahuluan
perusahaan besar yang hanya sebesar 0,72%. Kondisi ini menunjukkan bahwa kinerja IKM dalam
Dewasa ini tuntutan akan persaingan dalam negeri ini sangat berperan dan penting dalam dunia bisnis semakin tinggi, oleh karena itu semua menigkatkan perekonomian dan pendapatan bagi sektor bisnis yang ada harus mampu untuk Negara. Untuk itu perlu adanya upaya dan dukungan melakukan perubahan dan meningkatkan nilai untuk pemerintah terhadap IKM dalam meningkatkan dapat memaksimalkan kepuasan pelanggan dalam produktifitas dan kinerjanya, baik dalam hal pemenuhan kebutuhannya. Salah satu indikator yang deregulasi maupun dukungan terhadap modal kerja dapat digunakan untuk menilai keberhasilan suatu bagi IKM yang saat ini menjadi masalah dalam organisasi atau badan usaha dalam menjalankan meningkatkan produktifitasnya. kegiatannya adalah kinerja. Menurut Cherrington
(1994), kinerja menunjukan pencapaian target kerja Hasil penelitian Departemen Perindustrian yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu. tahun 2005, diketahui IKM sedikitnya memiliki beberapa masalah yakni, (a) kekurangan modal yang
Salah satu sektor bisnis yang ikut memberikan disebabkan ketidaklancaran masuknya modal ke kontribusi dalam ekonomi di negara ini adalah pelaku industri sebagai akibat keterbatasan fasilitas Industri Kecil dan Menengah (IKM). Berdasarkan perbankan dan peran serta lembaga keuangan data dari Kemenko Perekonomian tahun 2013-2014 lainnya, (b) keterbatasan akses pasar karena (Depkop, www.depkop.go.id, 2015), perkembangan kurangnya informasi mengenai perubahan dan pangsa pasar IKM tahun 2013-2014 sekitar 17,11%, peluang pasar, (c) kualitas Sumber Daya Manusia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pangsa pasar (SDM) yang masih rendah terhadap pengetahuan Salah satu sektor bisnis yang ikut memberikan disebabkan ketidaklancaran masuknya modal ke kontribusi dalam ekonomi di negara ini adalah pelaku industri sebagai akibat keterbatasan fasilitas Industri Kecil dan Menengah (IKM). Berdasarkan perbankan dan peran serta lembaga keuangan data dari Kemenko Perekonomian tahun 2013-2014 lainnya, (b) keterbatasan akses pasar karena (Depkop, www.depkop.go.id, 2015), perkembangan kurangnya informasi mengenai perubahan dan pangsa pasar IKM tahun 2013-2014 sekitar 17,11%, peluang pasar, (c) kualitas Sumber Daya Manusia jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pangsa pasar (SDM) yang masih rendah terhadap pengetahuan
faktor eksternal dan b). faktor-faktor internal. Faktor internal meliputi aspek SDM (pemilik, manajer
Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan (keyakinan atau kepercayaan diri), dan aspek Menengah, Perindustrian, Perdagangan dan Pasar keuangan, aspek teknis produksi, inovasi dan aspek Kabupaten Pesisir Selatan berusaha untuk pemasaran. Sedangkan Faktor eksternal terdiri dari meningkatkan perekonomian di Kabupaten Pesisir kebijakan pemerintah, aspek sosial budaya dan Selatan dengan mengembangkan kompetensi yang ekonomi, serta peranan lembaga terkait seperti ada di IKM Pesisir Selatan dengan memperhatikan Pemerintah, Perguruan Tinggi, Swasta, dan SDM berkualitas untuk dapat ikut berpacu dalam Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM). Sedangkan kompetisi global saat ini. Sebagai wujud menurut Donelly Gibson, dan Ivancevich, (1996) keseriusannya dalam menangani masalah SDM kinerja dipengaruhi oleh 2 (dua) faktor yaitu: 1). dengan meningkatkan kompetensi individu dan Faktor kemampuan yang meliputi pengetahuan dan organisasi (Knowledge, Skill dan Ability), hal ini keterampilan, 2). Faktor motivasi yang meliputi menunjukkan bahwa kompetensi individu sangat kondisi sosial, kebutuhan individu, dan kondisi fisik. diperlukan
Namun dari kedua faktor dan permasalahan yang perusahaan itu sendiri. Namun dalam perkembangan sering dihadapi IKM sulitnya untuk berkembang dan pertumbuhan IKM juga menghadapi persoalan lebih dipengaruhi oleh faktor internal. yang sama, sehingga kegiatan dan operasinya belum
memperlihatkan kinerja karyawan yang optimalkan. Hasil penelitian Karmilati dan Purbasari, Berikut gambaran perkembangan dan pertumbuhan (2012), yang menjadikan variabel dependennya IKM di Kabupaten Pesisir Selatan :
kinerja karyawan menemukan bahwa knowledge dan skill berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja IKM. Sedangkan hasil penelitian Subaedi dkk (2010), yang menjadikan kinerja IKM sebagai variabel dependen, temuan mereka menyimpulkan bahwa knowledge tidak berpengaruh positif terhadap kinerja IKM, sedangkan skill berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja IKM. Selanjutnya hasil penelitian Surya dkk (2010), yang juga menjadikan kinerja karyawan
Dari ringkasan data di atas, terlihat sebagai variabel terikatnya, menyimpulkan bahwa pertumbuhan produksi IKM baik formal maupun non formal sepanjang empat tahun terakhir yaitu dari Employee knowledge dan Employee
skill berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
tahun 2012 sampai dengan tahun 2015, secara
karyawan.
keseluruhan pertumbuhan produksi berfluktuasi. Sepanjang 4 (empat) tahun terakhir kedua jenis IKM
Berdasarkan hasil riset terdahulu ini, Penulis ini umumnya mengalami peningkatan yang melihat masih terdapat perbedaan antar peneliti baik berfluktuasi. Pada tahun 2012 total produksi kedua dalam menggunakan variabel dependen dengan jenis IKM adalah sebesar Rp.303,081,509,- faktor yang mempengaruhinya seperti knowledge, kemudian ditahun 2013 terjadi penurunan menjadi skill dan ability , maupun hasil penelitian yang masih Rp.244,690,549 dan kembali terjadi peningkatan tidak konsisten antara peneliti. Diantara gab yang kembali pada tahun 2014 dan 2015 masing-masing ada antar penelitian terdahulu, penulis tertarik untuk sebesar Rp. 329,682,290, dan Rp.334,295,783 mengetahui dan menganalisis kembali sejauh mana dimana kenaikan kedua tahun juga relatif rendah.
peran dari faktor business knowledge, business skill, dengan menambahkan variabel baru yaitu self
Melihat kenyataan ini, dapat dikatakan bahwa confidence dan inovasi yang mempengaruhi kinerja kemampuan produksi dan daya serap produk-produk IKM di pasar masih relatif rendah, selain itu kondisi IKM yang ada di Kabupaten Pesisir Selatan.
ini juga mengindikasikan masih belum optimalnya Mencermati latar belakang masalah diatas, kinerja yang dihasilkan IKM sehubungan dengan penulis tertarik
untuk mendalaminya dan rendahnya kemampuan inovasi dan kreatifitas yang menganalisa lebih mendalam melalui suatu diciptakan oleh pelaku IKM dalam memberikan penelitian yang penulis tuangkan dalam judul kepuasan dan loyalitas pelanggan atau konsumen penelitian : “Pengaruh Business Knowledge, terhadap produk dan jasa yang dihasilkan oleh IKM. Business Skill, Self Confidence
dan Inovasi
Terhadap Business Performance Industri Kecil dan
Menengah adalah Menengah (IKM) di Kabupaten Pesisir Selatan”.
b. Perusahaan
Industri
perusahaan yang melakukan kegiatan usaha di bidang industri dengan nilai investasi lebih besar
Berikut rumusan masalah yang diungkapkan dari Rp. 200 juta sampai dengan paling banyak dalam penelitian ini : Rp. 10 milyar, tidak termasuk tanah dan
- Apakah Business Knowledge berpengaruh
bangunan tempat usaha.
positif dan signifikan terhadap Business Dasar pembentukan UPL-IKM adalah Performance IKM di Kabupaten Pesisir Selatan? Peraturan Direktur Jenderal Industri Kecil dan - Apakah Business Skill berpengaruh positif dan Menengah Nomor: 55/IKM/PER/8/2007 tentang signifikan terhadap Business Performance IKM Pedoman Pembentukan dan Pengelolaan Unit di Kabupaten Pesisir Selatan? Pendampingan Langsung Industri Kecil dan - Apakah Self Confidence berpengaruh positif dan
yang merupakan signifikan terhadap Business Performance IKM implementasi dari salah satu tujuh kebijakan yang di Kabupaten Pesisir Selatan? ditetapkan oleh Kementrian Perindustrian RI untuk - Apakah Inovasi berpengaruh positif dan mencapai target pertumbuhan IKM 12,2% per tahun signifikan terhadap Business Performance IKM dan kenaikan peran IKM dalam Product Domestic di Kabupaten Pesisir Selatan? Bruto (PDB) dari 38% menjadi 54% pada tahun
Menengah
(UPL-IKM),
2. Kajian Teoritis dan Pengembangan
2025 yang akan datang. Ketujuh kebijakan tersebut
Hipotesis
adalah : (1) Perkuatan Program; (2) Perkuatan
2.1 Kinerja Organisasi
Pendampingan; (3) Perkuatan Kelembagaan; (4) Perkuatan SDM; (5) Perkuatan Teknologi; (6)
Kinerja merupakan output atau hasil kerja yang dihasilkan seorang pegawai atau karyawan dalam Perkuatan Jejaring Kerja; (7) Perkuatan Anggaran. suatu organisasi atau perusahaan. Jauch dan Glueck UPL-IKM adalah perwujudan dari kebijakan ketiga
yaitu Perkuatan Kelembagaan, Anonimous (2009). (2010); dalam penelitian Suci (2009), Kinerja usaha (business performance) adalah “merujuk pada Sebagai sebuah organisasi publik, peran UPL-IKM
tingkat pencapaian atau prestasi dari perusahaan adalah sebagai : (1) Fasilitator untuk memfasilitasi IKM dalam kaitannya dengan sumber informasi, dalam periode waktu tertentu”. Menurut Bernice and Meredith (2002); dalam penelitian Wispandono sumber modal dan lain-lain; (2) Komunikator untuk
(2010), mengemukakan bahwa keberhasilan suatu menginformasikan hal-hal yang diperlukan oleh perusahaan IKM; (3) Motivator untuk memberikan perusahaan dalam mencapai tujuannya sering disamakan dengan kinerjanya. Untuk itu masalah dorongan dan motivasi kewirausahaan kepada
kinerja usaha, khususnya di sektor usaha IKM perusahaan
Dinamisator untuk menggerakkan IKM dalam memajukan usaha; (5)
IKM;
merupakan faktor yang perlu diperhatikan sebab dengan adanya kinerja usaha yang dihasilkan maka Inovator untuk memberikan pemikiran dan masukan akan dapat mempengaruhi kelangsungan hidup bagi kepada IKM; (6) Konsultan untuk memberikan
bimbingan dan arahan kepada perusahaan IKM setiap pelaku usaha IKM. dalam pemecahan masalah dan pengembangan
Usaha IKM adalah usaha ekonomi produktif usaha, Anonimous (2009). yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha, yang bukan
Menurut Donelly, Gibson dan Ivancevich merupakan anak perusahaan atau bukan cabang (1996), kinerja dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :
1). Faktor kemampuan yang meliputi pengetahuan perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari dan ketrampilan, 2). Faktor motivasi yang meliputi
usaha menengah atau usaha besar, yang memenuhi kondisi sosial, kebutuhan individu, dan kondisi fisik. kriteria usaha kecil. Menurut Peraturan Dirjen
Penilaian business performance atau kinerja Perindustrian Nomor : 55/IKM/PER/8/2007 tentang IKM dalam penelitian ini mengunakan indikator Usaha Kecil dan Menengah (IKM) adalah angket yang dikembangkan oleh Antoncic dan perusahaan industri yang terdiri dari Iindustri Kecil Omerzel (2008), dalam Critical entrepreneur dan Industri Menengah yaitu :
knowledge dimensions for the SME performance
a. Perusahaan Industri Kecil adalah perusahaan yang terdiri dari 4 (empat) item pernyataan terkait dengan business performance atau kinerja IKM yang yang melakukan kegiatan usaha di bidang industri dengan nilai investasi paling banyak Rp. dimilik oleh pimpinan IKM di Kabupaten Pesisir
200 juta tidak termasuk nilai tanah dan Selatan. bangunan tempat usaha.
2.2 Business Knowledge
Knowledge secara umum mencakup 2 (dua) Spencer dan Spencer (1993); dalam hal yaitu fakta yang dipelajari seseorang dan Karmilati dan Purbasari (2012), menyatakan bahwa strategi bagaimana fakta tersebut digunakan. Borich Skill merupakan hasil dari berulang kali menerapkan dan Fenton (1977); dalam Singh (2010); dalam pengetahuan atau kemampuan. Ivanceviche et al Karmilati dan Purbasari (2012), menyatakan : (2005); dalam Karmilati dan Purbasari (2012), juga Knowledge competency specify the cognitive menegaskan Skill adalah bakat yang dipelajari dan
understanding a worker is expected to yang seseorang miliki untuk melakukan suatu tugas. demonstrate”. Kemudian Daft (2008); dalam Lebih jauh Blanchard dan Thacker (2010); dalam Karmilati dan Purbasari (2012), “Knowledge is a Karmilati dan Purbasari (2012) menyatakan terdapat conclusion drawn from information after it is linked
2 (dua) level skill, yaitu : Compilation (lower level), to other information and compared to what is yaitu ketika seseorang sedang mempelajari already known”. Blanchard dan Thacker (2010); keterampilan tertentu atau baru saja mempelajari, ia dalam Karmilati dan Purbasari (2012), memberikan masih dalam tahap kompilasi (compilation stage). Ia pengertian lebih rinci, “Knowledge is an organized masih berfikir tentang apa yang akan dan sedang dia body of facts, principles, procedures, and lakukan. Sedangkan yang kedua Automaticity information acquired over time”. Pendapat lain (Higher Level), setelah seseorang menguasai menurut Hendrik (2003), pengetahuan merupakan keterampilan dan sering menggunakannya telah data dan informasi yang digabung dengan mencapai tahap otomatisasi. kemampuan, intuisi, pengalaman, gagasan serta
Wahyudi (2002), yaitu Keterampilan adalah motivasi dari sumber yang kompeten.
kecakapan atau keahlian untuk melakukan suattu pekerjaan hanya diperoleh dalam praktek,
Yuniarsih dan Suwatno (2008), bahwa : Keterampilan kerja ini dapat dikelompokan 3 (tiga) ”Pengetahuan adalah suatu informasi yang dimiliki kategori, yaitu sebagai beriku: a). Keterampilan seseorang khususnya pada bidang spesifik.” mental, seperti analisa, membuat keputusan, Pengetahuan karyawan turut menentukan berhasil menghitung, menghapal. b). Keterampilan fisik, tidaknya pelaksanaan tugas yang dibebankan seperti keterampilan yang berhubungan dengan kepadanya,
pekerjaannya sendiri dan c). Keterampilan sosial, pengetahuan yang cukup akan meningkatkan yaitu seperti dapat mempengaruhi orang lain, efisiensi perusahaan. Namun bagi karyawan yang berpidato, menawarkan barang, dan lain-lain. belum mempunyai pengetahuan cukup, maka akan
bekerja tersendat-sendat. Pemborosan bahan, waktu Penilaian variabel business skill atau dan tenaga serta faktor produksi yang lain akan keterampilan bisnis yang dimiliki oleh pimpinan diperbuat oleh karyawan berpengetahuan kurang. IKM di Kabupaten Pesisir Selatan, dalam penelitian Pemborosan ini akan mempertinggi biaya dalam ini menggunakan angket yang dikembangkan oleh pencapaian tujuan organisasi. Atau dapat Antoncic dan Omerzel (2008), dalam Critical disimpulkan bahwa karyawan yang berpengetahuan entrepreneur knowledge dimensions for the SME kurang, akan mengurangi efisiensi. Maka dari itu, performance yang terdiri dari 8 (delapan) item karyawan yang berpengetahuan kurang harus pernyataan terkait dengan business skill atau diperbaiki dan dikembangkan melalui pelatihan keterampilan bisnis yang dimiliki oleh pimpinan SDM, agar tidak merugikan usaha-usaha IKM di Kabupaten Pesisir Selatan. pencapaian tujuan organisasi yang sudah ditentukan
2.4 Self Confidence
sebelumnya. Self confidence atau percaya diri adalah sejauh
Penilaian variabel business knowledge atau mana adanya keyakinan terhadap penilaian atas pengetahuan bisnis yang dimiliki oleh pimpinan kemampuan untuk berhasil. Bandura (2005), IKM di Kabupaten Pesisir Selatan, dalam penelitian mendefinisikan self confidence sebagai suatu ini
penulis menggunakan
angket
yang
keyakinan seseorang yang mampu berperilaku sesuai dikembangkan oleh Antoncic dan Omerzel (2008), dengan yang diharapkan dan diinginkan. Ignoffo dalam Critical entrepreneur knowledge dimensions (1999), secara sederhana mendefinisikan self for the SME performance yang terdiri dari 9 confidence berarti memiliki keyakinan terhadap diri (sembilan) item pernyataan untuk menilai business sendiri. Dikatakan juga bahwa Self confidence knowledge yang dimilik oleh pimpinan IKM di merupakan sikap positif seorang individu yang Kabupaten Pesisir Selatan. merasa memiliki kompetensi atau kemampuan untuk
mengembangkan penilaian positif baik terhadap dirinya maupun lingkungan. Self confidence adalah percaya akan kemampuan sendiri yang memadai dan
2.3 Business Skill 2.3 Business Skill
produk yang baru untuk industri. Dengan kata lain inovasi adalah modifikasi atau penemuan ide untuk
Self confidence bukan merupakan sesuatu perbaikan secara terus-menerus serta pengembangan yang sifatnya bawaan tetapi merupakan sesuatu yang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Ahmed and terbentuk dari interaksi. Untuk menumbuhkan self Shepherd (2010), inovasi perusahaan dapat confidence diperlukan situasi yang memberikan menghasilkan R & D (Research and Development), kesempatan untuk berkompetisi, karena seseorang produksi serta pendekatan pemasaran dan akhirnya belajar tentang dirinya sendiri melalui interaksi mengarah kepada komersialisasi inovasi tersebut. langsung dan komparasi sosial. Dari interaksi Inovasi dikatakan sebagai proses mewujudkan ide langsung dengan orang lain akan diperoleh baru, yang berbeda dengan yang dulu, dengan cara informasi tentang diri dan dengan melakukan produksi atau dengan membuatnya menjadi nyata, komparasi sosial seseorang dapat menilai dirinya dimana inovasi termasuk generasi evaluasi, konsep sendiri bila dibandingkan dengan orang lain. baru dan implementasi. Dimana penggunaan metode Seseorang akan dapat memahami diri sendiri dan baru dan berbeda serta teknologi untuk akan tahu siapa dirinya yang kemudian akan meningkatkan kualitas biaya atau lebih rendah, berkembang menjadi percaya diri atau self untuk memenuhi atau melampaui target perusahaan. confidence .
Karakteristik inovasi yang mempengaruhi Menurut Hakim (2002), rasa percaya diri cepat lambat penerimaan informasi Everett (2003), tidak muncul begitu saja pada diri seseorang, tetapi
sebagai berikut :
ada proses tertentu didalam pribadinya sehingga
1) Keunggulan relatif (relative advantage) – terjadilah pembentukan rasa percaya diri itu. Keunggulan relatif yaitu sejauh mana inovasi Terbentuknya rasa percaya diri yang kuat terjadi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. melalui proses : Tingkat keuntungan atau kemanfaatan suatu
a) Terbentuknya kepribadian yang baik sesuai inovasi dapat di ukur berdasarkan nilai dengan proses perkembangan yang melahirkan
ekonominya, atau dari faktor status sosial, kelebihan-kelebihan tertentu.
kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai
b) Pemahaman seseorang terhadap kelebihan- komponen yang sangat penting. Makin kelebihan yang dimilikinya dan melahirkan
menguntungkan bagi penerima makin cepat tersebarnya inovasi.
keyakinan kuat untuk bisa berbuat segala sesuatu dengan memanfaatkan kelebihan-
2) Kompatibilitas (compatibility) - Kompatibel kelebihannya tersebut.
ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai, pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima.
c) Pemahaman dan reaksi positif seseorang Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau terhadap
norma yang diyakini oleh penerima tidak akan dimilikinya agar tidak menimbulkan rasa rendah
kelemahan-kelemahan
yang
diterima secepat inovasi yang sesuai dengan diri atau rasa sulit menyesuaikan diri.
norma yang ada di masyarakat.
d) Pengalaman didalam menjalani berbagai aspek
3) Kerumitan (complexity) - Kompleksitas ialah, kehidupan dengan
tingkat kesukaran untuk memahami dan kelebihan yang ada pada dirinya.
menggunakan
segala
menggunakan inovasi bagi penerima. Suatu inovasi yang mudah dimengerti dan mudah
Penilaian variabel self confidence dalam digunakan oleh penerima akan cepat tersebar, penelitian
sedangkan inovasi yang sukar dimengerti atau dikembangkan oleh Antoncic dan Omerzel (2008),
ini mengikuti
kuisioner
yang
sukar digunakan oleh penerima akan lambat dalam Critical entrepreneur knowledge dimensions
proses penyebarannya.
cobakan (triability)– (delapan) item pernyataan terkait dengan Self
for the SME performance yang terdiri dari 8
4) Kemampuan
diuji
Kemampuan untuk diujicobakan adalah di mana Confidence yang dimilik oleh pimpinan IKM di
suatu inovasi dapat dicoba atau tidaknya suatu Kabupaten Pesisir Selatan
inovasi oleh penerima. Jadi agar dapat dengan
2.2 Inovasi
cepat di adopsi, suatu inovasi harus mampu mengemukakan keunggulanya.
5) Kemampuan untuk diamati (observability) - dalam menghadapi persaingan
Inovasi adalah salah satu pilihan korporasi
yang dimaksud dengan dapat diamati ialah pengelolaan yang berkelanjutan. Freeman (2004),
pasar dan
mudah atau tidaknya pengamatan suatu hasil menganggap inovasi sebagai upaya dari perusahaan
inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah melalui penggunaan teknologi dan informasi untuk
diamati akan makin cepat diterima oleh diamati akan makin cepat diterima oleh
menerima pengaruh dari variabel independen. Dimana dalam penelitian ini adalah Business
Untuk pengukuran variabel inovasi dalam performance IKM (Y) merupakan prestasi penelitian ini, peneliti menggunakan atau organisasi yang dihasilkan oleh IKM di mengadopsi kuisioner yang dikembangkan oleh Kabupaten Pesisir Selatan dalam menjalankan Yahya Al-Ansari, Simon Pervan and Jun Xu (2013),
aktifitas usahanya.
Innovation and business performance of SMEs :
2. Variabel Independen adalah variabel yang The case of Dubai, yang dibangun dengan 10 menjadi penyebab bagi variabel dependen yang (sepuluh) item pernyataan terkait dengan inovasi
meliputi :
yang dilakukan oleh IKM di Kabupaten Pesisir
knowledge (X 1 ), adalah Selatan pengetahuan yang dimiliki oleh pimpinan
a) Business
Berdasarkan kajian teoritis yang telah IKM di Kabupaten Pesisir Selatan dalam dijelaskan di atas dapat dinyatakan hipotesis
mengelola sumberdaya yang dimiliki Penelitian sebagai beriktu :
organisasi dalam pencapaian Business - Business Knowledge berpengaruh positif dan
performance .
signifikan terhadap Business Performance
b) Business skill (X 2 ), adalah seperangkap (Kinerja IKM) di Kabupaten Pesisir Selatan.
keterampilan atau professional kerja yang - Business Skill berpengaruh positif dan
dimiliki pimpinan IKM di Kabupaten Pesisir signifikan terhadap Business Performance
Selatan dalam memberdayakan potensi yang (Kinerja IKM) di Kabupaten Pesisir Selatan.
dalam mencapai - Self confidence berpengaruh positif dan
dimiliki organisasi
Business performance . signifikan terhadap Business Performance
c) Self Confidance (X 3 ), adalah merupakan (Kinerja IKM) di Kabupaten Pesisir Selatan.
kepercayaan atau keyakinan yang dimiliki - Inovasi berpengaruh positif dan signifikan
pimpinan IKM di Kabupaten Pesisir Selatan terhadap Business Performance (Kinerja IKM)
dalam mengelola dan menjalankan aktifitas di Kabupaten Pesisir Selatan.
usahanya dalam mencapai Business Berikut kerangka konseptual penelitian :
performance.
d) Inovasi (X 4 ), merupakan kratifitas dan inovasi yang dimiliki pimpinan IKM di Kabupaten
Business Knowledge
Pesisir Selatan
dalam mengelola dan
(X 1 )
menjalankan aktifitas usahanya dalam mencapai
H 1 Business performance .
Business Skill
4. Teknik Analisis Data
(X 2 )
Business
Pengujian hipotesis penelitian dengan
Performance (Y)
Self Confidence
menggunakan analisis regresi linear berganda.
(X 3 )
H 3 Untuk mengetahui pengaruh business knowledge,
H 4 business skill, self confindence dan inovasi terhadap
business performance , alat analisis yang digunakan adalah model regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda yaitu untuk menganalisis seberapa besar pengaruh antara beberapa variabel
Inovasi (X 4 )
Gambar 1. Kerangka Konseptual
independen.
3. Metode Penelitian
5. Hasil Pengujian Dan Pembahasan
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah Berikut hasil pengujian pengujian hipotesis IKM yang ada pada Kecamatan yang wilayahnya dengan menggunakan analisis regresi linear
saling berdekatan di Kabupaten Pesisir Selatan yaitu berganda, pada Tabel 2 : sebanyak 951 IKM. Dengan penggunaan teknik sampel Teknik accidental sampling dan perhitungan rumus slovin diperoleh jumlah sampel sebanyak 282 IKM di Kabupaten Pesisir Selatan. Defenisi Operasioanl dan Pengukuran Variabel Penelitian : saling berdekatan di Kabupaten Pesisir Selatan yaitu berganda, pada Tabel 2 : sebanyak 951 IKM. Dengan penggunaan teknik sampel Teknik accidental sampling dan perhitungan rumus slovin diperoleh jumlah sampel sebanyak 282 IKM di Kabupaten Pesisir Selatan. Defenisi Operasioanl dan Pengukuran Variabel Penelitian :
1. Pengaruh Business Knowledge Terhadap penelitian Antoncic dan Omerzel (2008), dalam
Business Performance
Critical entrepreneur knowledge dimensions for the Berdasarkan Tabel 2 di atas, hasil pengujian SME performance, dimana hasil penelitiannya
menunjukkan bahwa pengetahuan entrepreneur data dengan analisis regresi linear berganda, menemukan nilai koefisien regresi untuk variabel (entrepreneur
secara signifikan business knowledge sebesar 0.152 yang merupakan memberikan kontribusi terhadap kinerja IKM.
knowledge )
Kemudian hasil penelitian. Temuan hipotesis ini kemampuan variabel business knowledge dalam menjelaskan atau mempengaruhi variabel business sesuai dengan landasan teori yang telah
performance . Dimana nilai t hitung sebesar 4.691 dan dikemukakan pada bab sebelumnya, seperti yang dinyatakan oleh Hendrik (2003), pengetahuan dengan nilai signifikan sebesar 0.000. Untuk menilai diterima dan ditolaknya hipotesis dengan cara 1 merupakan data dan informasi yang digabung
(pertama) dilakukan dengan membandingkan nilai t dengan kemampuan, intuisi, pengalaman, gagasan serta motivasi dari sumber yang kompeten. Pendapat
hitung
dengan t tabel . Dimana nilai t hitung yang dihasil sebesar 4.691 dengan t tabel pada N = 282, diperoleh lain seperti Noe et al (2000), menyatakan knowledge nilai t tabel sebesar 1.972. Dengan demikian, dimana merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi
spesifikasi kinerja organisasi dalam melaksanakan nilai t hitung > t tabel atau 4.691 > 1.972. Sedangkan
jika menggunakan
pendekatan
signifikansi pekerjaannya.
dilakukan dengan membandingkan signifikan yang
2. Pengaruh Business Skill Terhadap Business
dihasilkan dengan kesalahan menolak data sebesar
Performance
0.05. Hasil perbandingan menemukan bahwa Berdasarkan Tabel 2, hasil análisis regresi signifikan yang dihasilkan lebih kecil dari kesalahan linear berganda dapat dilihat nilai koefisien regresi menolak data pada 0.05 atau 0.000 < 0.05, artinya untuk variabel business skill sebesar 0.112 yang juga terdapat pengaruh positif dan signifikan merupakan kemampuan variabel business skill business knowledge terhadap business performance dalam menjelaskan atau mempengaruhi variabel IKM di Kabupaten Pesisir Selatan. business performance . Dimana nilai t hitung sebesar
Berdasarkan temuan empiris diatas, dapat 2.732 dan dengan nilai signifikan sebesar 0.007. dijelaskan bahwa business knowledge merupakan
Selanjutnya untuk menilai diterima dan faktor yang penting yang sangat diperlukan oleh ditolaknya hipotesis dapat dilakukan dengan pimpinan IKM dalam mengelola bisnis yang membandingkan nilai t hitung dengan t tabel . Dimana dijalankannya. Melalui kecukupan pengetahuan
yang dihasilkan sebesar 2.732 dengan t terkait dengan seluk beluk bisnis yang dijalankan,
nilai t
hitung
tabel pada N = 282, diperoleh nilai t tabel sebesar 1.972. baik terkait dengan proses kegiatan produksi, Hasil perbandingan menunjukkan nilai t hitung >t tabel pemasaran dan pelanggan maka pimpinan IKM akan atau 2.732 > 1.972. Sementara jika melalui mengetahui dan mampu menganalisis kebutuhan
dilakukan dengan akan kapasitas produksi yang akan dilaksanakan membandingkan signifikan yang dihasilkan dengan dalam memenuhi kebutuhan atau pemintaan kesalahan menolak data sebesar 0.05. Hasil pelanggan. Dalam artian pengetahuan bisnis yang perbandingan menyatakan bahwa signifikan yang memadai dapat membantu kemajuan atau dihasilkan lebih kecil dari kesalahan menolak data pertumbuhan bisnis IKM sekaligus dapat pada 0.05 atau 0.007 < 0.05, artinya juga sama mengatisipasi terjadinya kerugian atau masalah yang dengan pernyataan di atas terdapat pengaruh positif hendak terjadi. dan signifikan business skill terhadap business
pendekatan
signifikansi
Hasil temuan penelitian ini sejalan dengan performance IKM di Kabupaten Pesisir Selatan. penelitian Subeadi dkk (2010), yang meneliti tentang
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa kompetensi SDM IKM dan pengaruhnya terhadap business skill yang merupakan keterampilan atau kinerja IKM. Temuan penelitian mereka sedikit profesional bisnis pimpinan merupakan salah satu berbeda yaitu menemukan dimana salah satu bentuk faktor yang juga ikut memberikan dampak terhadap kompetensi yaitu knowledge tidak berpengaruh
IKM atau business signifikan terhadap kinerja IKM di Surabaya. performasnce. Keterampilam ini akan memberikan Selanjutnya penelitian Matin dan Sabagh (2015), dukungan bagi pimpinan dalam melakukan penataan yang berjudul Effects of Knowledge Management bisnis baik yang berhubungan dengan alokasi tenaga Capabilities on Organizational Performance in kerja, proses produksi dan pendistribusian produk Iranian Export Companies , menemukan bahwa atau jasa kepasar secara baik. Dengan skill ini juga
pencapaian
kinerja kinerja
berkontribusi dalam menentukan naik turunnya kinerja organisasi IKM (business performance). Hal
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa self confidence adalah penelitian penelitian Antoncic dan Omerzel (2008), sikap positif pimpinan IKM yang merasa memiliki dalam Critical entrepreneur knowledge dimensions
kemampuan untuk for the SME performance, menyatakan bahwa mengembangkan penilaian positif baik terhadap ketrampilan atau (skill) secara signifikan juga ikut dirinya maupun lingkungan dari aktifitas bisnis yang menentukan kinerja IKM atau perusahaan. dijalani. Self confidence dapat dikatakan juga adalah Selanjutnya hasil penelitian Subaedi dkk (2010), percaya akan kemampuan sendiri yang memadai dan dengan judul “Kompetensi SDM IKM dan menyadari kemampuan yang dimiliki, serta dapat Pengaruhnya Terhadap Kinerja IKM di Surabaya”, memanfaatkan secara tepat bagi pimpinan IKM hasil temuannya
kompetensi
atau
menemukan bahwa skill
dalam mengelola usahanya untuk mencapai tujuan. berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa keyakinan kinerja IKM di Surabaya, Sementara hasil penelitian menjadi sangat penting untuk menumbuhkan Karmilati dan RR (2012), dengan judul “Pengukuran keberanian bagi pimpinan IKM untuk dapat Kinerja IKM Menurut Faktor Kompetensi SDM”, melakukan terobosan bisnis yang diyakini juga menemukan bahwa skill berpengaruh secara memberikan dampak terhadap perkembangan dan positif dan signifikan terhadap kinerja IKM. pertumbuhan usaha dalam rangka memaksimalkan
Dapat ditambahkan bahwa keterampilam atau kepuasan pelanggan. professional pimpinan IKM dalam professional kerja
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil terhadap usaha yang dijalani akan berdampak penelitian Antoncic dan Omerzel (2008), dalam terhadap semakin baiknya tingkat pertumbuhan Critical entrepreneur knowledge dimensions for the pendapatan dan keberlangsungan hidup dari usaha SME performance, menyatakan bahwa keyakinan itu
sendiri. Sebagimana yang
dinyatakan
atau self confidence secara signifikan juga ikut Ivanceviche et al (2005); dalam Karmilati dan menentukan kinerja perusahaan. Selanjutnya temuan Purbasari (2012), menegaskan Skill adalah bakat penelitian Andriansyah dan Ratnasari (2014), dalam yang dipelajari dan yang seseorang miliki untuk Effect of Self Confident and Self Assessment for melakukan suatu tugas. Skill berubah seiring dengan Performance with Social Skill as Moderating pelatihan atau pengalaman. Lebih lanjut menurut Variables, menyatakan bahwa kepercayaan atau self Noe et al (2000), salah satu faktor yang confidence dapat meningkatkan kinerja organisasi. mempengaruhi kinerja individu atau organisasi
adalah skill yang tergabung dalam kesatuan KSA Hasil hipotesis ini sesuai dengan kajian teoritis (knowledge, skill, ability).
yang ada, menurut Bandura (2005), mendefinisikan self confidence sebagai suatu keyakinan seseorang
3. Pengaruh Self Confidence Terhadap Business
yang mampu berperilaku sesuai dengan yang
Performance
diharapkan dan diinginkan. Selanjutnya pernyataan Hasil analisis regresi linear berganda pada Hakim (2002), menjelaskan self confidence yaitu Tabel 2 di atas, menunjukkan nilai koefisien regresi sebagai suatu keyakinan seseorang terhadap segala untuk variabel self confidence sebesar 0.208 yang aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan merupakan kemampuan variabel ini dalam tersebut membuatnya merasa mampu untuk dapat menjelaskan atau mempengaruhi variabel business mencapai berbagai tujuan dalam hidupnya. Menurut performance . Dimana nilai t hitung sebesar 5.101 dan Al-Uqshari (2005), self confidence adalah keyakinan dengan nilai signifikan sebesar 0.000. Hasil seorang individu akan kemampuan yang dimiliki perbandingan nilai t hitung dengan t tabel . Dimana nilai sehingga merasa puas dengan keadaan dirinya untuk t hitung yang dihasilkan sebesar 5.101 dengan t tabel mencapai tujuannya. pada N = 282, diperoleh nilai t tabel sebesar 1.972.
4. Pengaruh Inovasi Terhadap Business
Hasil perbandingan menunjukkan nilai t hitung >t tabel atau 5.101 > 1.972. sedangkan, hasil perbandingan
Performanc e
juga menyatakan bahwa signifikan yang dihasilkan Berdasarkan hasil analisis regresi linear lebih kecil dari kesalahan menolak data pada 0.05 berganda pada Tabel 2 di atas, menunjukkan nilai atau 0.000 < 0.05, hal ini menunjukkan terdapat koefisien regresi untuk variabel inovasi sebesar pengaruh positif dan signifikan self confidence 0.107 merupakan kemampuan variabel ini dalam terhadap business performance IKM di Kabupaten menjelaskan atau mempengaruhi variabel business Pesisir Selatan.
performance . Dimana nilai t hitung sebesar 3.105 dan Dengan kata lain inovasi adalah modifikasi atau dengan nilai signifikan sebesar 0.002. Sedangkan penemuan ide untuk perbaikan secara terus-menerus untuk menilai diterima dan ditolaknya hipotesis serta pengembangan untuk memenuhi kebutuhan dapat dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung pelanggan. Pendapat lain Pervaiz K. Ahmed and dengan t tabel . Dimana nilai t hitung yang dihasil adalah Charles D. Shepherd (2010) inovasi perusahaan sebesar 3.105 dengan t tabel pada N = 282, diperoleh dapat menghasilkan R &
D (Research and nilai t tabel sebesar 1.972. Hasil perbandingan Development), produksi serta pendekatan pemasaran menunjukkan nilai t hitung >t tabel atau 3.105 > 1.972. dan akhirnya mengarah kepada komersialisasi Selanjutnya hasil perbandingan juga menyatakan inovasi tersebut. Dapat ditambahkan inovasi sebagai bahwa signifikan yang dihasilkan lebih kecil dari fenomena psikologi dan sosial budaya, kedua aspek kesalahan menolak data pada 0.05 atau 0.002 < 0.05, tersebut dapat merupakan kunci keberhasilan atau Oleh karena itu hasil ini juga menyatakan terdapat kegagalan suatu organisasi, Daghfous et al (1999). pengaruh positif dan signifikan inovasi terhadap
6. Kesimpulan dan Saran
business performance IKM di Kabupaten Pesisir Selatan.
Hasil pengujian dan pembahasan dari penelitian ini menyimpulkan, secara keseluruhan
Hasil ini menunjukkan bahwa inovasi yang ditemukan pengaruh positif dan signifikan pada dilakukan pimpinan IKM dalam aktifitas usahanya semua variabel independen (Busisness knowledge, sangat penting dan perlu dalam menciptakan Business skill, Self Confidence dan Inovasi) terhadap keunggulan dan daya saing produk atau jasa di variabel independen yaitu Business performance pasar, yang pada akhirnya akan berdampak terhadap pada IKM di Kabupaten Pesisir Selatan. Selanjutnya kinerja dari IKM itu sendiri. Dengan kata lain hasil perhitungan Tingkat Capian jawaban inovasi adalah proses mewujudkan ide baru, yang Responden (TCR) secara keseluruhan menghasilkan berbeda dengan yang dulu, dengan cara produksi bahwa Business performance yang telah dicapai atau dengan membuatnya menjadi nyata, dimana IKM di Kabupaten Pesisir Selatan secara inovasi termasuk generasi evaluasi, konsep baru dan keseluruhan sudah terlihat cukup baik dengan semua implementasi. Dimana penggunaan metode baru dan faktor yang mempengaruhinya yang terdiri dari berbeda serta teknologi untuk meningkatkan kualitas Busisness knowledge, Business skill, Self Confidence biaya atau lebih rendah, untuk memenuhi atau dan Inovasi terlihat juga sudah cukup baik dalam melampaui target perusahaan. Melalui inovasi ini
mempengaruhi Business juga perusahaan dapat menemukan pertumbuhan performance yang telah dicapai IKM di Kabupaten usaha yang diinginkan, karena inovasi akan
menentukan
atau
Pesisir Selatan.
memberikan keuatan dan nilai tambah bagi produk perusahaan yang dapat memaksimalkan kepuasan
Sedangkan implikasi dari temuan penelitian pada pelanggan. Selain itu inovasi yang tinggi baik ini dapat diberikan sebagai berikut : itu inovasi proses maupun inovasi produk akan
1. Implikasi Untuk Akademisi.
meningkatkan kemampuan perusahaan menciptakan
ini diharapkan dapat produk yang berkualitas. Kualitas produk yang
Hasil penelitian
memberikan kontribusi pada literatur penelitian tinggi akan meningkatkan keunggulan bersaing dan kepustakaan pada penelitian-penelitian yang perusahaan yang pada akhirnya berdampak pada
akan datang, khususnya study yang berkaitan kinerja perusahaan.
dengan Pengaruh Busisness knowledge, Business Temuan penelitian ini sejalan dengan
skill, Self Confidence dan Inovasi terhadap penelitian Hartini (2012), yang menemukan bahwa
Business performasnce pada IKM di Kabupaten inovasi merupakan kekuatan bagi usaha kecil
Pesisir Selatan. Hasil Penelitian ini mencoba menengah dan dapat meningkatkan kinerja
untuk mengkonfirmasi hasil-hasil penelitian perusahaan.
terdahulu dan memberikan pemahaman baru, Kusumawati (2010), temuan penelitiannya juga
dimana secara teoritis hasil penelitian ini masih menemukan bahwa inovasi produk dapat
konsisten dan sejalan dengan beberapa berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
penelitian terdahulu seperti yang telah dijelaskan perusahaan.
sebelumnya.
Temuan hipotesis ini relevan dengan kajian
2. Implikasi Untuk Birokrasi
teoritis, sebagimana yang diyatakan oleh Freeman Bagi birokrasi dan pihak-pihak terkait, hasil (2004), menganggap inovasi sebagai upaya dari
penelitian ini diharap dapat meningkatkan perusahaan melalui penggunaan teknologi dan Busisness knowledge, Business skill, Self informasi untuk mengembangkan, memproduksi dan
Confidence dan Inovasi dalam perumusan memasarkan produk yang baru untuk industri.
kebijakan atau pengambilan keputusan dalam kebijakan atau pengambilan keputusan dalam
a) Implikasi terkait dengan business performance IKM, pimpinan IKM harus mampu menciptakan inovasi dalam bentuk ide-ide kreatif yang dapat menjadikan produknya memiliki keunikan dan memiliki daya saing yang tinggi di pasar serta diminati oleh pelanggan. Selain itu pimpinan IKM harus mampu menciptakan metode pemasaran produk yang lebih baik lagi, seperti melakukan perkenalan produk-produk IKM melalui kegiatan promosi dengan jalan mengadakan iven-iven secara personal kepada pelanggan atau mengikuti kegiatan-kegiatan bazar yang dilakukan oleh instansi pemerintah. Selain itu untuk pencapaian yang telah baik yakni pada pertumbuhan penjualan, diharapkan pimpinan IKM dapat mempertahankannya bahkan meningkatkannya pada masa mendatang dengan jalan memberikan kekonsistenan pelayanan
meningkatkan pelayanan, harga yang lebih bersaing,
berkelanjutan pada kegiatan produksi yang lebih efisien dan efektif lagi yang mampu memberikan harga pokok produk yang lebih rendah kepada pelanggan.
b) Untuk perbaikan terhadap business knowledge. pimpinan IKM harus dapat meningkatkan pengetahuannya yang dari waktu kewaktu untuk selalu di update terkait dengan kegiatan bisnis, baik yang berhubungan dengan proses produksi, pelanggan, pesaing maupun dengan aktifitas pemasaran produk-produk IKM. Pimpinan harus selalu membenahi dan menata organisasi bisnisnya menunju kondisi yang ideal dalam pelaksanaan kegiatan operasi usaha. Baik yang terkait dengan alokasi tenaga kerja, waktu dan proses kegiatan produksi agar dapat berjalan secara efektif dan efisien. Kemudian terhadap pencapaian yang telah lebih baik seperti ide untuk melakukan pemasaran produk yang lebih luas termasuk rencana untuk pemasaran keluar negeri. Pimpinan IKM harus dapat bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengetahui proses dan aturan yang berlaku tentang pemasaran global atau keluar negeri.
c) Untuk perbaikan business skill, pertama pimpinan IKM harus fokus kepada komunikasi dengan lingkungan kerja, hal ini dilakukan agar pendelegasian tugas dan pekerjaan kepada pekerja dapat berjalan dengan baik. Setiap permasalahan dan hambatan pimpinan harus dapat memberikan solusi cepat dan terbaik agar
tidak menganggu proses produksi baik secara kualitas maupun terkait dengan pemakaian bahan baku. Selain itu pimpinan perlu melakukan pengendalian dan pengawasan guna mengetahui apakah pelaksanaan pekerjaan bawahan telah berjalan baik dan sesuai dengan standar kerja yang telah ditentukan. Selanjutnya untuk pencapaian yang telah lebih baik seperti kemampuan untuk melihat gambaran besar tentang usaha, pimpinan IKM harus dapat mengimplementasikan pemikiran dan ide yang ada secara bertahap dalam kegiatan usahanya. Seperti mempersiapkan SDM yang lebih baik melalui pelatihan dan pendidikan, meningkatkan prasarana pendukung dalam kegiatan usaha serta selalu melakukan perbaikan berkelanjutan dalam setiap capaian dalam gambaran usaha yang akan dilakukan.
d) Peningkatan Self confidence, pimpinan IKM, yakni terkait dengan perencanaan pekerjaan dan ketekunan pimpinan untuk konsisten dalam pelaksanaan rencana tersebut walau kadang dalam keadaan tidak menyenangkan. Pimpinan dapat meningkatkan kompetensi baik secara formal maupun non formal melalui jalur pendidikan dan pelatihan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dan kesiapan dalam menghadapi tantangan dan permasalahan dalam
penyusunan perencanaan dan implementasi dari perencanaan yang telah dibuat. Selain itu setiap permasalahan yang terjadi harus dapat dicarikan solusi tanpa ditunda-tunda. Pimpinan IKM lebih tekun dan cakap untuk mengali potensi dan ide-ide kreatif dalam mengembangkan proses produksi, inovasi produk dan pemasaran dalam memajukan usaha. Pimpinan
diharapkan selalu
melakukan pengawasan dan komunikasi terhadap tenaga kerja dan pelanggan tentang hal-hal yang menjadi hambatan atau masalah bagi tenaga kerja dan pelanggan sebagai perbaikan dan evaluasi untuk inovasi pada tahap perencanaan berikutnya.
e) Implikasi variabel inovasi, perbaikan yang harus dilakukan Pimpinan IKM dapat mencari cara-cara
baru
dan
invovatif dalam pengembangan produk baik terkait dengan kualitas produk maupun dengan kegiatan pemasaran poduk dengan hasil yang lebih maksimal dan memiliki daya saiang yang tinggi terhadap produk lain. Ini dapat dilakukan dengan pengembangan dan riset atau penelitian proses produksi ataupun pemasaran yang memberikan nilai tambah (utility) kepada produk IKM. Selain itu untuk peningkatan capaian yang telah lebih baik Pimpinan IKM invovatif dalam pengembangan produk baik terkait dengan kualitas produk maupun dengan kegiatan pemasaran poduk dengan hasil yang lebih maksimal dan memiliki daya saiang yang tinggi terhadap produk lain. Ini dapat dilakukan dengan pengembangan dan riset atau penelitian proses produksi ataupun pemasaran yang memberikan nilai tambah (utility) kepada produk IKM. Selain itu untuk peningkatan capaian yang telah lebih baik Pimpinan IKM
Edition, Allyn & Bacon, Boston metode pemasaran yang selalu dapat Daft, Richard L. Manajemen Edisi 1, (2007). Alih dikembangkan untuk dapat menjangkau
bahasa oleh Edward Tanujaya dan Shirly pelanggan yang lebih luas lagi, melalui kerja
Tiolina. Salemba Empat, Jakarta, 2007 sama dengan berbagai pihak maupun Dinas Koperindag dan Pasar Kabupaten Pesisir pemerintah
Selatan. (2016). Data Direktori IKM tahun pertumbuhan penjualan dan usaha IKM, selain
itu memotivasi
dan Ivancevich. memunculkan ide-ide baru karyawan dalam
karyawan untuk
bisa Donnelly,
Gibson,
(1996). Manajemen Edisi Sembilan Jilid 1. memunculkan inovasi produk inilah yang
Alih Bahasa: Zuhad Ichyaudin. Jakarta : diharapkan akan bisa meningkatkan kinerja
Erlangga.
perusahaan, agar perusahaan meningkatkan Everett. Rogers, M. (1994). A History of keunggulan bersaing melalui keunggulan
Communication Study: A Biographical sumber daya yang terdiri dari keunggulan