BAB VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR - DOCRPIJM 1504018479BAB 6 ASPEK TEKNIS PERSEKTOR revisi

BAB VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR 6.1. RENCANA PROGRAM INVESTASI SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN 6.1.1. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

6.1.1.1. Isu Strategis

  Isu strategis pengembangan permukiman yang terkait dengan Penyusunan Rencana

Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) di Kabupaten Sragen

dapat dilihat pada tabel berikut :

  

TABEL VI. 1

IDENTIFIKASI ISU-ISU STRATEGIS SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN

  Rata-rata laju pertumbuhan penduduk kabupaten meningkat dari Tahun 2008 sampai Tahun 2010 dan kemudian mengalami penurunan sampai dengan Tahun 2012 dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk tiap tahun sebesar 0,59%

  2. Kurangnya kegiatan sosialisasi yang melibatkan masyarakat terhadap proses verifikasi dalam program bantuan pengembangan perumahan dari pemerintah.

  No Isu Strategis Keterangan

  A. Aspek Kependudukan

  Laporan Periodik Volume Sampah Harian, BLH Kabupaten Sragen) Sumber : Tim Penyusun, 2014

  Kurangnya infrastruktur Prasarana dan Sarana Umum (PSU) digambarkan adanya kondisi perumahan yang belum terlayani jaringan pengangkutan persampahan. Untuk saat ini jangkauan pelayanan pengelolaan persampahan mencakup Kota Sragen (Kelurahan Sine, Sragen Kulon, Sragen Tengah, Sragen Wetan, Nglorog, Karangtengah, Kroyo, dan Plumbungan) dan Kecamatan Gemolong.(Sumber :

  2. Belum optimalnya pemanfaatan infrastruktur permukiman yang sudah dibangun.

  Peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Sragen selain menuntut ketersedian lahan untuk permukiman juga menuntut lingkungan permukiman yang sehat dan aman yang didukung prasarana, sarana & utilitas (PSU), meliputi: jalan, drainase, persampahan, sanitasi, air bersih dan listrik dan sarana pendukung lainnya.

  1. Meningkatnya jumlah penduduk, yang menuntut adanya infrastruktur pendukung lingkungan permukiman.

  D. Aspek Lingkungan Permukiman

  Proses verifikasi dalam pengajuan bantuan pengembangan perumahan di Kabupaten Sragen, masih didasarkan atas data sekunder dari tingkat desa/kelurahan, kecamatan yang selanjutnya diajukan ke kabupaten dan akan disetujui oleh provinsi dalam bantuan dana pembangunan perumahan.

  Keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan dan pengembangan permukiman dan perumahan di Kabupaten Sragen masih terbatas. Hal tersebut digambarkan dalam program perbaikan rumah terhadap Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) masyarakat hanya sebagai penerima bantuan tanpa terlibat dalam proses pembangunan atau rehabilitasi rumah tersebut.

  (Sumber : Kabupaten Sragen Dalam Angka, 2013). Nilai laju pertumbuhan di

  1. Masih terbatasnya keterlibatan masyarakat dalam proses pembangunan dan pengembangan perumahan dan permukiman.

  1. Meningkatnya jumlah penduduk yang berimplikasi pada bertambahnya kebutuhan lahan untuk permukiman dan perumahan sebagai tempat tinggal.

  Sragen Dalam Angka, 2013).

  Rumah tangga yang memiliki rumah tidak layak huni di Kabupaten Sragen mengalami perkembangan yang fluktuatif. Pada Tahun 2009 jumlah rumah tangga yang mempunyai rumah tidak layak huni sebanyak 9.435 KK, menurun di Tahun 2008 menjadi 8.272 KK. Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2012 meningkat dari 8.847 KK meningkat menjadi 10.610 KK. (Sumber : Kabupaten

  1. Masih terdapatnya rumah tidak layak huni yang dijadikan tempat tinggal penduduk

  B. Aspek Lingkungan

  Bidang Kesra Kabupaten Sragen, 2011)

  2. Masih terdapatnya angka kemiskinan penduduk di Kabupaten Sragen Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) Tahun 2011 di Kabupaten Sragen mencapai 87.768 RTM atau 308.783 jiwa (34,8% dari jumlah penduduk) (Sumber : Bappeda

  Kabupaten Sragen tersebut sangat mempengaruhi kebutuhan lahan untuk permukiman dan perumahan sebagai tempat tinggal.

  C. Aspek Peran Serta Masyarakat/ Swasta

6.1.1.2. Kondisi Eksisting

  Kondisi eksisting pengembangan permukiman digambarkan dengan kondisi capaian suatu

kabupaten dalam menyediakan kawasan permukiman yang layak huni. Selain itu juga perlu

terlebih dahulu diketahui peraturan perundangan di tingkat Kabupaten Sragen yang mendukung

seluruh tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan

permukiman. Berikut merupakan gambaran mengenai kondisi eksisting pengembangan

permukiman Kabupaten Sragen.

  A.

  

Peraturan perundangan yang mendukung seluruh tahapan proses perencanaan,

pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman Peraturan perundangan yang digunakan Kabupaten Sragen dalam mendukung tahapan proses perencanaan, pembangunan, dan pemanfaatan pembangunan permukiman adalah Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor : 22/PERMEN/M/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota dan Rencana strategis Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sragen. Adapun substansi peraturan perundangan yang terkait pengembangan permukiman di Kabupaten Sragen sebagai berikut:

  

TABEL VI. 2

PERATURAN PERUNDANGAN TERKAIT PENGEMBANGAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN

No Peraturan Perundangan Terkait Pengembangan Permukiman Amanat Kebijakan Daerah Jenis Produk Pengaturan No./ Tahun Perihal

  1. Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat

  Nomor : 22/PER

MEN/M

  /2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah

   Pemerintah memberikan pelayanan dalam bidang perumahan rakyat agar masyarakat mampu menghuni rumah yang layak huni dan terjangkau dalam lingkungan yang sehat dan aman yang didukung dengan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU).  Pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah kabupaten/kota menyelenggarakan pelayanan urusan perumahan sesuai dengan SPM bidang perumahan rakyat yang terdiri dari jenis pelayanan dasar, indikator, nilai dan batas waktu pencapaian tahun 2009 – 2025.

  2. Rencana strategis Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sragen

  • Program prioritas pembangunan perumahan dan permukiman Kabupaten Sragen  Program pembangunan perumahan

  Bagi RTM  Kegiatan Fasilitasi dan Stimulan Perbaikan Rumah Pasca Bencana  Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman perbatasan Kabupaten  Kegiatan Prasarana dan Sarana Kawasan Perdesaan

  Sumber : Tim Penyusun, 2014 B.

   Kondisi Pengembangan Permukiman di Perkotaan Kondisi pengembangan permukiman di perkotaan Kabupaten Sragen digambarkan dengan adanya kawasan kumuh dan kondisi RSH (Rumah Sederhana Sehat) sebagai berikut :

  

TABEL VI. 3

DATA KAWASAN KUMUH KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2014

No Lokasi Kawasan Kumuh Kategori

  1. Kawasan Kumuh Kel. Plumbungan, Kec. Karangmalang Kumuh ringan

  2. Kawasan Kumuh Dusun Widoro Kel. Sragen Wetan, Kec. Sragen Kumuh ringan

  3. Kawasan Kumuh Dusun Teguhan Kel. Sragen Wetan, Kec. Sragen Kumuh ringan

  4. Kawasan Kumuh Dusun Sragen Manggis Kel. Sragen Wetan, Kec. Sragen Kumuh ringan

  5. Kawasan Kumuh Dusun Gerdu Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen Kumuh ringan

  6. Kawasan Kumuh Dusun Tlebengan Kel. Sragen Tengah, Kec. Sragen Kumuh ringan

  Sumber : Surat Keputusan Bupati Sragen, 2014

   Kegiatan Fasilitasi Prasarana Rumah Sehat  Kegiatan Fasilitasi dan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya

   Kegiatan Pembinaan & Pengendalian Pembangunan Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkotaan dan Perdesaan  Kegiatan fasilitasi revitalisasi kawasan perkotaan kumuh  Kegiatan pembangunan prasarana dan sarana penunjang permukiman perkotaan dan perdesaan.

C. Kondisi Pengembangan Permukiman di Perdesaan

  

TABEL VI. 4

DATA PROGRAM PERDESAAN KABUPATEN SRAGEN TAHUN 2011 - 2013

Program/

  Kondisi No Lokasi Volume/Satuan Status Kegiatan Infrastruktur

  1. Program Pengembangan Perumahan  Kegiatan Fasilitasi dan Stimulasi

  19 Desa/ Kelurahan Terlaksana - 1.237 rumah

  Pembangunan Perumahan kondisi fisik

  Masyarakat Kurang Mampu Tahun 75%

  2012

  19 Desa/ Kelurahan 1.237 rumah Terlaksana

   Kegiatan Fasilitasi dan Stimulasi Pembangunan Perumahan kondisi fisik

  Masyarakat Kurang Mampu Tahun 100%

  2013

  2. Program Lingkungan Sehat Perumahan  Kegiatan Pendampingan Bantuan Kelurahan Karangtengah

  • dan Sebanyak 100 KK/rumah tinggal. Terlaksana Stimulan Pembangunan Perumahan Desa Tangkil Kecamatan Sragen Swadaya / BSP2S Tahun 2011

  Kabupaten Sragen Terlaksana  Kegiatan Penyusunan Dokumen BPS,  Sidang Pokja AMPL sebanyak 6 kali.

  EHRA dan SSK serta Operasional  Sidang Tim Teknis Penyusunan Dokumen Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) POKJA AMPL Kab. Sragen Tahun 2012 sebanyak 8 kali.

   Sidang Tim Teknis Penyusunan Dokumen Memorandum Program Sektor Sanitasi (MPSS) sebanyak 6 kali.  Lokakarya Dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS), dokumen SSK dan dokumen MPSS yang diikuti masing-masing @30 peserta.  Pelatihan Enumerator Survey Lapangan Studi Resiko Kegiatan Lingkungan sebanyak 50 peserta.  Survey Lapangan Studi Resiko Kegiatan Lingkungan di 25 Desa/Kel sampel oleh 50 enumerator : 1000 responden.  Editing, coding dan entri data hasil survey lapangan Studi Resiko Kegiatan Lingkungan: 15 orang.  Rapat koordinasi 7 kali, perjalanan dinas ke luar daerah 15 kali serta studi banding ke Kab.Kudus 1 kali.  Terwujudnya dokumen Studi EHRA; BPS; Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK); dan MPSS.

  Terlaksana  Kegiatan Penyusunan Dokumen BPS,  Sidang Tim POKJA Sanitasi Kab. Sragen sebanyak 6 kali yang diikuti oleh 23

  EHRA dan SSK serta Operasional orang Pokja AMPL Kab. Sragen Tahun 2013  koordinasi POKJA Sanitasi dan Kegiatan USRI tingkat Kabupaten sebanyak 12 kali

   konsultasi dan Rapat Koordinasi ke Bappeda Provinsi Jateng, Satker SNVT PLP Prov. Jawa Tengah dan Satker SNVT PBL Prov. Jawa tengah sebanyak 22 kali

  3. Program Pemberdayaan Komunitas Perumahan  Kegiatan Sosialisasi dan fasilitasi

  • Survey dan pengawasan permohonan IMB sebanyak 10 kali Terlaksana -

  Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

  VI-3 (RPI2-JM) Kabupaten Sragen Tahun 2014

  Program/ Kondisi No Lokasi Volume/Satuan Status Kegiatan

  Infrastruktur

  jaminan kepastian hukum dan perlindungan hukum Tahun 2011 Survey dan pengawasan pemberian Izin IMB sebanyak 300 permohonan IMB Terlaksana

   Kegiatan Sosialisasi dan Fasilitasi Jaminan Kepastian Hukum dan setiap hari

  Perlindungan Hukum Tahun 2012 selama

  12 bulan.

4. Program Pembangunan Infrastruktur Perdesaan

   Peningkatan Prasarana Fisik Ke Bantuan semen ke masyarakat sebanyak 74.280 zak Terlaksana Masyarakat Tahun 2011  Kegiatan Pembangunan Sarana dan  Desa Juwok dan Desa Gebang  Sumur Dalam 2 buah. Terlaksana Prasarana Air Bersih Perdesaan  Reservoir 7 m³ 1 buah di Desa Juwok. Tahun 2012  Pipa dan Aksesories 983 m.

   Pemasangan Listrik 2 paket.

  Terlaksana  Desa Blangu dan Desa Gesi.  Pembangunan Sumur Dalam 1 buah di Desa Gesi, Normalisasi Sumur Dalam 1 buah di Desa Blangu.

   Reservoir 7 m³ 1 buah.  Pipa dan Aksesories 983 m.  Pemasangan Listrik 2 paket.  Desa Dukuh dan Desa  Sumur Dalam 2 buah. Terlaksana Denanyar  Reservoir 7 m³ 1 buah di Desa Denanyar.

   Pipa dan Aksesories 983 m.  Pemasangan Listrik 2 paket.

  Terlaksana  Desa Tempelrejo dan Desa  Sumur dalam 2 buah

  Jekani  Reservoir volume 7 m³ 1 buah di Desa Jekani  Pipa dan aksesories 983 m  Pemasangan listrik 2 paket

   Desa Banyurip dan Desa Jenar  Pembangunan sumur dalam 1 buah di Desa Banyurip. Terlaksana  Normalisasi sumur dalam 1 buah di Desa Jenar.

   Reservoir volume 7 m³ di Desa Banyurip.  Pipa dan aksesories 986 m.  Pemasangan listrik 2 paket.

  Terlaksana  Ds. Pungsari dan Ds. Cangkol.  Pembangunan sumur dalam 1 buah di Desa Pungsari  Normalisasi sumur dalam 1 buah di Desa Cangkol  Reservoir volume 7 m³ sebanyak 2 buah

   Pipa dan aksesories 986 m  Pemasangan listrik 2 paket Kecamatan Ngampal : Monitoring dan evaluasi program P2KP di 16 lokasi desa/kelurahan Terlaksana  Kegiatan Monitoring, Evaluasi, dan

  Pelaporan Tahun 2012  Desa Bener  Desa Pilangsari  Desa Kebonromo  Desa Bandung  Desa Gabus  Desa Klandungan

  Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

  VI-4 (RPI2-JM) Kabupaten Sragen Tahun 2014

  Program/ Kondisi No Lokasi Volume/Satuan Status Kegiatan

  Infrastruktur

   Desa Ngarum  Desa Karangudi Kecamatan Sragen :  Kelurahan Sragen Wetan  Kelurahan Sragen Kulon  Desa Tangkil  Kelurahan Sragen Tengah  Desa Kedungupit  Kelurahan Karang Tengah  Kelurahan Sine  Kelurahan Nglorog

16 Desa Pamsimas Reguler dan 2

  Terlaksana  Kegiatan DPMU (District Project  16 Desa Pamsimas Reguler

  Management Unit) Program Desa lokasi replikasi, :

   2 Desa lokasi replikasi Pamsimas PPIP,P2KP Tahun 2012 Desa pamsimas reguler :  Desa Blangu, Gesi  Desa Tegalrejo, Gondang  Desa Jambeyan, Sambirejo  Desa Ngrombo, Plupuh  Desa Purworejo, Gemolong Kecamatan Mondokan :  Desa Pare  Desa Sono  Desa Tempelrejo  Desa Kedawun Kecamatan Tanon :  Desa Bonagung  Desa Sambiduwur Kecamatan Sumberlawang :  Desa Pagak  Desa Cepoko  Desa Jati Kecamatan Miri :  Desa Brojol  Desa Gilirejo Baru Desa lokasi replikasi :  Desa Klandungan, Ngrampal  Desa Bagor, Miri  Kegiatan BOP Sanitasi USRI dan Lokasi Sanitasi USRI :  2 Desa/Kel lokasi Sanitasi USRI Terlaksana Penunjang PPIP, P2KP Tahun 2012  Kelurahan Sine, Sragen  9 Desa lokasi PPIP  Desa Bandung, Ngrampal Lokasi PPIP meliputi :  Desa Masaran, Masaran  Desa Pilang, Masaran  Desa Sambiduwur, Tanon

  Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

  VI-5 (RPI2-JM) Kabupaten Sragen Tahun 2014

  Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Sragen Tahun 2014

   Pipa dan Aksesories 4940 m’ Terlaksana

  Terlaksana  Ds. Girimargo Kecamatan Miri  Reservoir dan aksesoris 7,5 m³ 1 buah

   Reservoir dan aksesoris 7,5 m³ 1 buah  Pipa dan Aksesories 1.832 m

  Terlaksana  Ds. Dukuh Kecamatan Tangen (Sisa DAK 2012)

   Pembangunan Sumur Dalam 1 buah  Reservoir dan aksesoris 7,5 m³1 buah  Pipa dan Aksesories 734 m

  Terlaksana  Ds. Bedoro Kecamatan Sambungmacan (Sisa DAK 2012)

   Reservoir dan aksesoris 7,5 m³ 1 buah  Pipa dan Aksesories 2.941 m

  Terlaksana  Ds. Tanggan Kecamatan Gesi  Sumur Dalam 1 buah

   Ds. Sunggingan Kecamatan Miri  Sumur Dalam 1 buah  Reservoir dan aksesoris 7,5 m³ 1 buah  Pipa dan Aksesories 4940 m

  Kecamatan Plupuh  Pembangunan Sumur Dalam 1 buah  Reservoir dan aksesoris 7,5 m³ 1 buah

  VI-6 No Program/ Kegiatan Lokasi Volume/Satuan Status Kondisi Infrastruktur

  Terlaksana  Ds. Somomorodukuh

  Pipa dan Aksesories 4.940 m’

   Ds. Gemantar Kecamatan Mondokan  Sumur Dalam 1 buah  Reservoir dan aksesoris 7,5 m³ 1 buah

  Prasarana Air Bersih Perdesaan Tahun 2013 10 lokasi, meliputi :

  Terlaksana  Kegiatan Pembangunan Sarana dan

   Pembangunan Jalan Lingkungan Tawang  Pembangunan Jalan Lingkungan Puro Asri- Karangmalang  Jalan Lingkungan Tawang : 1.135 m  Jalan Lingkungan Puro Asri-Karangmalang sepanjang 971 m

   Kegiatan Pembangunan Jalan dan Jembatan Perdesaan Tahun 2013

   10 Desa Terlaksana

   Desa Karangtalun, Tanon  Desa Peleman, Gemolong  Desa Nganti, Gemolong  Desa Sunggingan, Miri  Desa Geneng, Miri  Desa Bendo, Sukodono  Kegiatan BOP Pamsimas Tahun 2012 Lokasi Pamsimas HID 10 desa :  Desa Jembangan, Plupuh.  Desa Girimargo, Miri.  Desa Krikilan, Kalijambe.  Desa Ngargosari, Sumberlawang.  Desa Plosorejo, Gondang.  Desa Doyong, Miri.  Desa Peleman, Gemolong.  Desa Sidokerto, Plupuh.  Desa Soko, Miri.  Desa Japoh, Jenar.

   Pipa dan Aksesories 4896 m Terlaksana

  Program/ Kondisi No Lokasi Volume/Satuan Status Kegiatan

  Infrastruktur

  Terlaksana  Ds. Jekani Kec. Mondokan  Pipa dan Aksesories 3.689 m

  Terlaksana  Ds. Kandangsapi Kecamatan  Sumur Dalam 1 buah

  Jenar  Pipa dan Aksesories 129 m Katelan Kecamatan

  Terlaksana  Ds.  Sumur Dalam 1 buah

  Tangen  Reservoir dan aksesoris 7,5 m³1 buah Pipa dan Aksesories 734 m’

    Kegiatan BOP Pamsimas dan 40 lokasi  BOP Pamsimas dan Replikasi (Pamsimas APBD) (honor fasilitator, honor Terlaksana Replikasi Tahun 2013 pengelola, sosialisasi, ATK, dll) di 40 lokasi 110 lokasi Terlaksana

   Kegiatan BOP dan Penunjang PPIP  BOP dan Penunjang PPIP 2013 (honor fasilitator, honor pengelola, sosialisasi, Tahun 2013

  ATK, dll) di 110 lokasi 10 lokasi Terlaksana

   Kegiatan BOP Sarana Air Bersih  BOP Pembangunan Sarpras Air Bersih Pedesaan 10 Lokasi Perdesaan Bantuan Pemeliharaan Terlaksana

   Kegiatan  Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Bersih Perdesaan Sarana dan Prasarana Air Bersih Perdesaan  Kegiatan Fasilitator SLBM 4 lokasi  Menyewa tenaga ahli sebagai fasilitator SLBM 4 orang untuk 4 lokasi Terlaksana

  Sumber : Laporan Keterangan Pertanggungjabawan Jabatan Bupati-Wakil Bupati Sragen Tahun 2011

  • – Tahun 2013

  Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

  VI-7 (RPI2-JM) Kabupaten Sragen Tahun 2014

6.1.1.3. Permasalahan dan Tantangan

  Permasalahan dan tangangan pengembangan permukiman yang terdapat di Kabupaten Sragen dapat dilihat pada tabel berikut.

  

TABEL VI. 5

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DAN TANTANGAN PENGEMBANGAN PERMUKIMAN KABUPATEN SRAGEN

  Masih terbatasnya capaian pelaksanaan kegiatan penyediaan rumah layak huni di Kabupaten Sragen, sehingga layanan rumah layak huni belum sepenuhnya dapat dinikmati masyarakat.

   Koordinasi antar SKPD kabupaten yang terkait dalam penyediaan perumahan, khususnya terkait data, sumber pembiayaan, dan jenis program pembangunan perumahan permukiman.  Koordinasi antar SKPD Kabupaten terkait dalam penyediaan perumahan dan penyediaan PSU (Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum) sehingga terwujud kondisi perumahan yang diikuti dengan penyediaan PSU.

  No Permasalahan Pengembangan Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi

   Pelibatan masyarakat dalam proses perencanaan, pembangunan, dan pengembangan permukiman di Kabupaten Sragen.  Pelibatan masyarakat dalam monitoring, evaluasi dan pemeliharaan program

  Peningkatan peran serta masyarakat dalam proses perencanaan, pembangunan, dan pengembangan permukiman di Kabupaten Sragen.

  Masih terbatasnya peran serta masyarakat dalam proses perencanaan, pembangunan, dan pengembangan permukiman di Kabupaten Sragen.

  b.

   Koordinasi antar pihak pemerintah, swasta, masyarakat dan pihak terkait lainnya dalam penyamaan dan sinergitas program-program penyediaan perumahan dan permukiman serta PSU.  Pengembangan bentuk-bentuk kerjasama antar pihak pemerintah, swasta, masyarakat dan pihak terkait lainnya dalam pelaksanaan pembangunan rumah layak huni dan PSU dilingkungan permukiman tersebut.  Peningkatan alternatif sumber-sumber pembiayaan melalui kerjasama dengan pihak swasta dalam proses penyediaan perumahan dan permukiman.

   Peningkatan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan infrastruktur permukiman saat ini menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota.

   Perhatian dan penanganan terhadap pembangunan bidang Cipta Karya khususnya kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih perlu ditingkatkan.

  Masih terbatasnya kerjasama lintas sektor swasta untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan permukiman.

  3. Aspek Peran Serta Masyarakat/Swasta a.

  Pentingnya pencapaian penyediaan rumah layak huni yang didukung dengan PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum) secara sinergi dengan semua SKPD terkait.

  Perlunya percepatan peningkatan cakupan pelayanan rumah layak huni kepada masyarakat berpenghasilan rendah.

  Huni), RTLH (Rumah Tidak Layak Huni), dan PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum) lingkungan pemukiman ditangani oleh beberapa SKPD Kabupaten Sragen, sehingga berpeluang untuk terjadi kesalahan data atau tumpang tindih kegiatan.

  1. Aspek Teknis a.

  Pentingnya pencapaian target/sasaran pembangunan dalam bidang Cipta Karya sektor Pengembangan Permukiman.

  a. Belum optimalnya kapasitas kelembagaan serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman di Kabupaten Sragen.

  2. Aspek Kelembagaan

   Koordinasi dengan SKPD kabupaten/provinsi/pusat dalam penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) permukiman  Penyelenggaraan penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) permukiman secara sinergis sesuai dengan rencana induk sistem PSU.

  Perlunya percepatan peningkatan cakupan pelayanan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) permukiman.

  Masih terbatasnya capaian pelaksanaan kegiatan dalam penyediaan prasarana, sarana dan utilitas umum (PSU) permukiman di Kabupaten Sragen, sehingga cakupan pelayanan infrastruktur permukiman masih terbatas.

  b.

   Koordinasi dengan pemerintah pusat (Kemenpera) dan kabupaten/kota lain yang mendapat program pembangunan perumahan yang sama sehingga kesalahan dalam pelaksanaan program BSPS dapat diminimalisir.  Peningkatan penyelenggaraan pembangungan dalam penyediaan rumah khususnya untuk masyarakat berpenghasilan rendah.

   Peningkatan pelatihan, bimbingan teknis, dan pembinaan dalam optimalisasi kapasitas kelembagaan penyelenggara, sehingga dapat memenuhi SPM di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.  Monitoring dan evaluasi hasil kegiatan pembangunan perumahan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat b. Penanganan RLH (Rumah Layak

  No Permasalahan Pengembangan Permukiman Tantangan Pengembangan Alternatif Solusi pembangunan perumahan dan permukiman.

4. Aspek Lingkungan Permukiman a.

  Masih terdapatnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan.

  Pentingnya pencapaian penyediaan rumah layak huni yang didukung dengan PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum) dengan tetap mempertimbangkan aspek pembangunan berkelanjutan.

   Penyediaan rumah layak huni yang didukung dengan penyediaan PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum) dalam lingkungan permukiman.  Penyediaan rumah layak huni yang diikuti dengan penyediaan ruang terbuka hijau, serta daerah-daerah resapan sehingga mampu menjaga kelestarian lingkungan.  Pengembangan program-program pengendalian degradasi lingkungan permukiman pada masing-masing lingkungan permukiman.

  b. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar di lingkungan permukiman, khususnya pada daerah tertinggal/ terpencil, dan kawasan perbatasan di Kabupaten Sragen.

  Pentingnya penyediaan PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum) di lingkungan permukiman dalam mendukung terwujudnya lingkungan permukiman yang layak huni dan nyaman.

   Penyediaan PSU (Prasarana, Sarana dan Utilitas Umum) lingkungan permukiman pada daerah tertinggal/terpencil, dan kawasan perbatasan.

  c. Belum berkembangnya kawasan perdesaan yang potensial di Kabupaten Sragen.

  Pentingnya pengembangan kawasan perdesaan yang potensial di Kabupaten Sragen sebagai daya tarik dalam

   Identifikasi dan promosi potensi kawasan perdesaan yang potensial.  Program peningkatan rumah layak huni pada kawasan perdesaan yang potensial.

  Sumber : Tim Penyusun, 2014 6.1.2.

   Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman Analisis kebutuhan pengembangan permukiman dilakukan dengan mengacu pada

beberapa arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta

  

Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat pusat maupun di tingkat

Kabupaten Sragen. Beberapa kebijakan di tingkat pusat yang dapat dijadikan acuan meliputi

RPJMN 2010-2014, MDGs 2015 (pengurangan proporsi rumah tangga kumuh tahun 2020),

Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh tahun 2014 sebesar

10%, Arahan MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia)

dan MP3KI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pengentasan Kemiskinan Indonesia), Arahan

Direktif Presiden untuk program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 2010-2014.

Sedangkan di tingkat Kabupaten Sragen acuan kebijakan meliputi target RPJMD, RTRW Kabupaten

Sragen, maupun Renstra SKPD, program PNPM (yang terkait dengan pembangunan rumah layak

huni dan permukiman), serta dokumen RPIJM Kabupaten Sragen Tahun 2010-2014. Mengacu

pada beberapa acuan kebijakan tersebut, maka dapat diuraikan perkiraaan kebutuhan program

pengembangan permukiman di Kabupaten Sragen (baik untuk di permukiman perkotaan maupun

di permukiman perdesaan) dalam jangka waktu 5 (lima) tahun. Adapun secara rinci perkiraaan

kebutuhan program pengembangan permukiman di Kabupaten Sragen dapat dilihat pada tabel

berikut.

  Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Sragen Tahun 2014

   Program Perumahan Swadaya untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)  Fasilitasi dan stimulan pembangunan perumahan swadaya bagi Rumah tangga Miskin (RTM)

   Perwujudan “Kota Layak Anak”

   Perwujudan “Kota Layak Anak”  Penataan dan penertiban reklame  Penataan dan pengembangan kawasan stadion olahraga terpadu

   Perwujudan “Kota Layak Anak”  Penyediaan fasilitas pusat seni dan budaya  Penyediaan berbagai fasilitas sosial ekonomi yang mampu mendorong perkembangan kawasan perkotaan.

   Perwujudan “Kota Layak Anak”  Peningkatan kualitas lingkungan perumahan

  diffable;

   Penyusunan Rencana Pengembangan Kawasan Permukiman Prioritas (RPKPP)  Penyediaaan sarana dan prasarana permukiman perkotaan yang nyaman dan peduli

   Penyusunan Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP)

  Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman (RP3KP)

  Perwujudan “Kota Layak Anak”  Penyusunan Rencana Pembangunan dan

  Kawas an  Pengembangan kawasan permukiman perkotaan terpadu  Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkotaan 

  3. Kebutuhan Pengembangan Permukiman Baru

   Program Perumahan Swadaya untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)  Fasilitasi dan stimulan pembangunan perumahan swadaya bagi Rumah tangga Miskin (RTM)

  VI-10

TABEL VI. 6

PERKIRAAN KEBUTUHAN PROGRAM PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DI PERKOTAAN UNTUK 5 TAHUN

   Program Perumahan Swadaya untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)  Fasilitasi dan stimulan pembangunan perumahan swadaya bagi Rumah tangga Miskin (RTM)

   Program Perumahan Swadaya untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)  Fasilitasi dan stimulan pembangunan perumahan swadaya bagi Rumah tangga Miskin (RTM)

  2. Kebutuhan RSH Unit  Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Perkotaan  Penataan/Peningkatan Infrastruktur Permukiman RSH  Program Perumahan Swadaya untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR)  Fasilitasi dan stimulan perbaikan perumahan berbasis masyarakat  Fasilitasi dan stimulan pembangunan perumahan swadaya bagi Rumah Tangga Miskin (RTM)

   Perwujudan “Kota Layak Anak”

   Perwujudan “Kota Layak Anak”  Program pembangunan perumahan di permukiman perkotaan  Penataan dan penertiban reklame

  Layak Anak”  Program pembangunan perumahan di permukiman perkotaan  Mengembangkan fasilitas ruang publik dan ruang terbuka hijau kota;  Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Di Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan)

  Layak Anak”  Program pembangunan perumahan di permukiman perkotaan  Mengembangkan fasilitas ruang publik dan ruang terbuka hijau kota;  Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Di Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan)  Perwujudan “Kota

   Program pembangunan perumahan di permukiman perkotaan  Mengembangkan fasilitas ruang publik dan ruang terbuka hijau kota;  Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Di Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan)  Perwujudan “Kota

  Ha  Penyusunan Rencana Tindak Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh  Penanganan Kawasan Permukiman Kumuh  Program pembangunan perumahan di permukiman perkotaan  Penyediaan fasilitas ruang publik dan ruang terbuka hijau kota;  Penyediaaan sarana dan prasarana permukiman perkotaan yang nyaman dan peduli diffable;  Peningkatan kualitas lingkungan perumahan  Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Di Perkotaan (PNPM Mandiri Perkotaan)  Progam pengembangan Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya  Perwujudan “Kota Layak Anak”

  1. Sasaran Penurunan Kawasan Kumuh

  No Uraian Unit Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

  Sumber : Tim Penyusun, 2014

  

TABEL VI. 7

PERKIRAAN KEBUTUHAN PROGRAM PENGEMBANGAN PERMUKIMAN DI PERDESAAN YANG MEMBUTUHKAN PENANGANAN UNTUK 5 TAHUN

No Uraian Unit Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

  1. Desa Potensial Desa Pengembangan Kawasan Peningkatan sistem Peningkatan sistem Peningkatan sistem  Pembangunan  Pengembangan kawasan Untuk Agopolitan Kabupaten Sragen permukiman perdesaan pemasaran hasil produksi pemasaran hasil produksi pemasaran hasil produksi Agropolitan yang terpadu dengan pertanian pertanian pertanian

   Pengembangan komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi tempat usaha pertanian  Pengembangan kawasan produksi pertanian dan kota tani  Pengembangan kawasan agro industri  Peningkatan sistem pemasaran hasil produksi pertanian

  2. Desa Potensial Desa  Penyediaan Sarana dan prasarana perikanan Untuk budidaya untuk usaha pembenihan atau unit Minapolitan pembenihan rakyat yang tersebar diwilayah

  Kabupaten  Pengembangan perikanan darat

  3. Kawasan Rawan Kawasan a.

  a. Program Pengembangan Program Pengembangan Program Pengembangan Program Pengembangan Infrastruktur Kawasan Program Pengembangan

  Bencana Permukiman Rawan Bencana Infrastruktur Kawasan Infrastruktur Kawasan Infrastruktur Kawasan Infrastruktur Kawasan

  b. Permukiman Rawan Permukiman Rawan Permukiman Rawan Permukiman Rawan Rawan Banjir :

   Pengendalian pembangunan kawasan Bencana Bencana Bencana Bencana permukiman dan fasilitas pendukungnya b.

  Rawan Kekeringan :  Melakukan program pembinaan, penyuluhan  Pengembangan kepada masyarakat di kawasan rawan banjir bangunan penyimpan

  c. Rawan Longsor : air pembangunan kawasan  Pengendalian permukiman dan fasilitas pendukungnya  Pengembangan jalur ruang evakuasi  Melakukan program pembinaan, penyuluhan kepada masyarakat di kawasan rawan longsor d.

  Rawan Gerakan Tanah :  Pengendalian pembangunan kawasan permukiman dan fasilitas pendukungnya  Melakukan program pembinaan, penyuluhan kepada masyarakat di kawasan rawan gerakan tanah secara geologis

  e. Rawan Kekeringan :  pembangunan sumur dalam kegiatan dan/atau  pengembangan komoditas pertanian hemat air

4. Kawasan Kawasan pembangunan perumahan

   Program  Program pembangunan  Program  Program  Program Perbatasan permukiman perdesaan perumahan permukiman pembangunan pembangunan pembangunan  Penyediaan berbagai fasilitas sosial ekonomi perdesaan perumahan perumahan perumahan yang mampu mendorong perkembangan permukiman permukiman permukiman

   Program pengembangan

  Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah

  VI-11 (RPI2-JM) Kabupaten Sragen Tahun 2014

  Penyusunan Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2-JM) Kabupaten Sragen Tahun 2014

  VI-12 No Uraian Unit Tahun I Tahun II Tahun III Tahun IV Tahun V

  kawasan perdesaan  Program pengembangan infrastruktur kawasan permukiman di perbatasan infrastruktur kawasan permukiman di perbatasan perdesaan

   Program pengembangan infrastruktur kawasan permukiman di perbatasan perdesaan  Program pengembangan infrastruktur kawasan permukiman di perbatasan perdesaan

   Program pengembangan infrastruktur kawasan permukiman di perbatasan

  5. Desa Kategori Miskin

  Desa  Program pembangunan perumahan permukiman perdesaan  Peningkatan Prasarana dan Sarana di Kawasan Kumuh Perdesaan  Program Pembangunan Insfrastruktur Pedesaan ( PPIP )  Program Pengembangan Kualitas Lingkungan Permukiman Perdesaan  Program pembangunan perumahan permukiman perdesaan

   Program Pengembangan Kualitas Lingkungan Permukiman Perdesaan  Program pembangunan perumahan permukiman perdesaan  Program Pengembangan Kualitas Lingkungan Permukiman Perdesaan  Program pembangunan perumahan permukiman perdesaan

   Program Pengembangan Kualitas Lingkungan Permukiman Perdesaan  Program pembangunan perumahan permukiman perdesaan  Program Pengembangan Kualitas Lingkungan Permukiman Perdesaan

  6. Kawasan Dengan Komoditas Unggulan

  Kawasan  Pengembangan keterkaitan sosial ekonomi antara PPL dengan wilayah pelayanannya.

   Pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D) Pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D)

  Pengembangan Kawasan Terpilih Pusat Pengembangan Desa (KTP2D)

  Sumber : Tim Penyusun, 2014

6.1.3. Kesiapan Daerah terhadap Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) Sektor Pengembangan Permukiman

  • Belum tersedianya DED pembangunan permukiman di Kabupaten Sragen.
  • Belum tersedianya beberapa dokumen perencanaan berbasis kawasan (RP2KP, RTBL KSK, Masterplan. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK), sehingga perlu diprioritaskan guna sebagai acuan kegiatan yang lebih teknis.

  2. Kriteria Khusus

  √ Penanganan program/kegiatan PNPM dilakukan dengan mengacu pada RIS PNPM dengan koordinasi SKPD terkait, sehingga tidak terjadi tumpang tindih program/kegiatan dalam pembangunan permukiman.

   Desa di kecamatan yang tidak ditangani PNPM Inti lainnya.

  √ Kegiatan PNPM di Kabupaten Sragen sudah dilakukan sejak Tahun 2007, dengan mengacu kesepakatan dan ketentuan pelaksanaan RIS PNPM.

   Sudah ada kesepakatan dengan Menkokesra.

  √ Calon penghuni yang direncanakan sebagai penghuni Rusunawa yaitu penduduk dengan kondisi Rumah Tangga Miskin dan yang mempunyai rumah dengan kondisi tidak layak huni.

  Adanya kesanggupan Pemda dalam menyediakan PSU permukiman diwujudkan dengan adanya rencana pembangunan PSU permukiman yang tertuang dalam dokumen pendukung, misalnya : RIS SPAM, SSK, dan dokumen lainnya.  Ada calon penghuni

   Kesanggupan Pemda menyediakan Sambungan Listrik, Air Minum, dan PSD lainnya √

  √ Salah satu alasan pembangunan Rusunawa di Kabupaten Sragen (Misalnya : yang direncanakan di Kecamatan Sidoharjo) adalah sebagai salah satu upaya untuk meminimalisasikan kawasan kumuh.

   Dalam Rangka penanganan Kws. Kumuh

  √ Pemda Kabupaten Sragen tentunya akan bersedia melakukan penandatanganan MoA untuk mendukung terlaksananya program pembangunan Rusunawa yang sudah tertuang dalam indikasi program pembangunan dalam bidang perumahan dan permukiman.

  Rusunawa  Kesediaan Pemda untuk penandatanganan MoA

   Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.

  Tersedianya unit pelaksana kegiatan dalam pengembangan permukiman yang diwadahi oleh DPU Bidang Ciptakarya Seksi Perumahan dan permukiman

   Ada unit pelaksana kegiatan √

  √ Tersedianya dana daerah berupa APBD untuk pembiayaan pengembangan permukiman.

   Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi.

   Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (RP2KP, RTBL KSK, Masterplan. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK)

  Pengembangan permukiman perkotaan dan perdesaan diarahkan pada lahan-lahan yang mempunyai kesesuaian dengan peruntukan lahan yang tertuang dalam Rencana Tata Ruang.  Sudah tersedia DED.

   Kesiapan lahan (sudah tersedia) √

  √ Indikator kinerja disesuaikan dengan yang tertuang dalam Renstra SKPD Kabupaten Sragen.

  Kabupaten Sragen mempunyai produk rencana kegiatan rinci dalam pengembangan permukiman perkotaan dan perdesaan yaitu termuat dalam produk RTRW, RPJMD, RPIJM, serta Renstra SKPD Kabupaten Sragen.  Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra.

   Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas √

  1. Kriteria Umum

  

TABEL VI. 8

KESIAPAN KABUPATEN SRAGEN TERHADAP KRITERIA KESIAPAN SEKTOR PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

No Kriteria Kesiapan Chek List Kriteria Kesiapan Keterangan

  Dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Sragen terdapat kriteria yang

menentukan, yang terdiri dari kriteria umum dan khusus. Adapun beberapa kriteria kesiapan

sektor pengembangan permukiman yang terdapat di Kabupaten Sragen sebagai berikut.

  • Belum tersedianya lembaga pengelola pasca konstruksi. Misalanya dalam program bantuan rumah layak huni, kegiatan pasca kontruksi sepenuhnya dikelola dan dilakukan oleh pemilik rumah.

RIS PNPM

  No Kriteria Kesiapan Chek List Kriteria Kesiapan Keterangan

  √ Pengembangan PISEW salah satunya dapat dilakukan dalam konsep agropolitan dengan pendekatan kajian wilayah untuk mendapatkan desa-desa yang mempunyai potensi pertanian.

  Salah satu dasar dalam pelaksanaan penanganan kawasan kumuh di Kabupaten Sragen dilakukan dengan memperhatikan kondisi kependudukan kawasan permukiman yaitu kawasan dengan kepadatan penduduk tinggi dan kawasan dengan kondisi penduduk masuk dalam kategori RTM (Rumah Tangga Miskin)

   Kondisi kependudukan dalam kawasan permukiman kumuh yang dinilai, mempunyai indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh berdasarkan kerapatan dan kepadatan penduduk √

  √ Salah satu dasar dalam pelaksanaan penanganan kawasan kumuh di Kabupaten Sragen dilakukan dengan memperhatikan kondisi fisik bangunan perumahan yaitu rumah dengan kondisi tidak layak huni.

   Fisik bangunan perumahan permukiman dalam kawasan kumuh memiliki indikasi terhadap penanganan kawasan permukiman kumuh dalam hal kelayakan suatu hunian berdasarkan intensitas bangunan yang terdapat didalamnya.

  √ Dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Sragen dilakukan dengan mengacu pada kesesuaian pemanfaatan ruang dalam RTRW maupun RDTRK yaitu sebagai kawasan permukiman/ perumahan, sehingga mempunyai legalitas kawasan yang sesuai dengan RTR tersebut.

  Vitalitas Non Ekonomi  Kesesuaian pemanfaatan ruang kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah atau RDTRK, dipandang perlu sebagai legalitas kawasan dalam ruang kota

  Program pengembangan infrastruktur sosial ekonomi wilayah salah satunya dilakukan pada kawasan pengembangan agropolitan untuk mendukung peningkatan komoditas unggulan kawasan.

   Mendukung komoditas unggulan kawasan √

  Beberapa program dalam pembangunan infrastruktur wilayah diperdesaan sebagai berikut.  Pengembangan komoditas pertanian yang memiliki nilai ekonomi tinggi;  Pengembangan kawasan produksi pertanian dan kota tani;  Pengembangan kawasan agro industri;  Peningkatan sistem pemasaran hasil produksi pertanian.

   Pembangunan infrastruktur dasar perdesaan yang mendukung (i) transportasi, (ii) produksi pertanian, (iii) pemasaran pertanian, (iv) air bersih dan sanitasi, (v) pendidikan, serta (vi) kesehatan √

  PISEW (Pengembangan Infrasruktur Sosial Ekonomi Wilayah)  Berbasis pengembangan wilayah

   Tingkat kemiskinan desa >25%.

  √ Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) Tahun 2011 di Kabupaten Sragen mencapai 87.768 RTM atau 308.783 jiwa (34,8% dari jumlah penduduk). Hal tersebut menunjukkan bahwa PPIP perlu ditingkatkan penyelenggaraannya sebagai upaya pengentasan kemiskinan.

  Kegiatan PPIP yang sudah terlaksana di Kabupaten Sragen berdasarkan LKPJ sudah terealisasi sejak Tahun 2011, dan secara rutin hingga Tahun 2013. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja program PPIP berjalan dengan baik, dan terjadi peningkatan dalam pelaksanaan program.  Tingkat kemiskinan desa >25%

   Kabupaten reguler/sebelumnya dengan kinerja baik √

  √ Program PPIP dilakukan dengan prioritas lokasi dibeberapa desa yang mempunyai kriteria sebagai kawasan perdesaan, baik berdasarkan arahan dari RTRW maupun dari kriteria lainnya yang menunjukkan desa tersebut sebagai kawasan tertinggal.

  Program PPIP dilakukan berdasarkan pada program yang tertuang dalam RPIJM Kabupaten yang sebelumnya juga sudah dilakukan pembahasan dan lokakarya dengan SKPD terkait, dan anggota DPR Kabupaten Sragen.  Usulan bupati, terutama kabupaten tertinggal yang belum ditangani program Cipta Karya lainnya

  Komisi V - DPR RI √

  PPIP (Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan)  Hasil pembahasan dengan

  √ Pelaksanaan kegiatan PNPM dilakukan mengikuti pedoman dan menyediakan BOP (Bantuan Operasional Pembiayaan) minimal 5% dari BLM (Bantuan Langsung Masyarakat).

   Bupati menyanggupi mengikuti pedoman dan menyediakan BOP minimal 5% dari BLM.

  √ Jumlah Rumah Tangga Miskin (RTM) Tahun 2011 di Kabupaten Sragen mencapai 87.768 RTM atau 308.783 jiwa (34,8% dari jumlah penduduk). Hal tersebut menunjukkan bahwa RIS PNPM perlu ditingkatkan penyelenggaraannya sebagai upaya pengentasan kemiskinan.