HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 17 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

(1)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Prestasi belajar merupakan hasil belajar yang dicapai setelah melelui proses kegiatan pembelajaran. Prestasi belajar dapat ditunjukkan melelui nilai yang diberikan oleh seorang guru dari jumlah bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik. Setiap kegiatan pembelajaran tentunya selalu mengharapkan akan menghasilkan pembelajaran yang maksimal. Dalam proses pencapaianya, prestasi belajar sangat di pengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor utama yang sangat berpengaruh adalah keberadaan guru. Mengingat keberadaan guru dalam proses kegiatan belajar mengajar sangat berpengaruh, maka sudah semestinya kualitas guru harus diperhatikan.

Sebagaimana yang telah dikemukakan , bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, aspek utama yang ditentukan adalah kualitas guru. Untuk itu, upaya awal yang dilakukan dalam pendidikan adalah kualitas guru. Kualifikasi pendidikan guru sesuai dengan prasyarat minimal yang ditentukan oleh syarat-syarat seorang guru yang profesional. Guru profesional yang dimaksud adalah guru yang berkualitas, berkompetensi, dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar serta mampu mempengaruhi proses belajar siswa yang nantinya akan menghasilkan prestasi belajar yang baik.

Oleh karena itu, untuk menghasilkan pendidikan yang baik diperlukan langkah-langkah untuk memajukan pendidikan di Indonesia. Untuk itu pemerintah harus


(2)

mengambil kebijakan untuk perbaikan pendidikan, karena hal ini termaktub di dalam UUD yang merupakan dasar negara Indonesia, yaitu terdapat di dalam Pasal 31 ayat (1) yang berbunyi bahwa setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Pada pasal tersebut dapat diartikan bahwa setiap warga negara Indonesia wajib dan berhak mendapatkan pendidikan yang layak, sehingga dapat meningkatkan kualitas penduduk.

Belum lengkap rasanya bila membahas masalah pendidikan tanpa berbicara tentang guru. Karena figur yang satu ini sangat menentukan maju mundurnya pendidikan. Dalam kondisi yang bagaimanapun guru tetap memegang peranan penting, demikian halnya dalam kemajuan IPTEK dan perkembangan global, dan peranan guru tidak dapat digantikan dengan teknologi.

Melihat begitu pentingnya peranan guru dalam proses pendidikan dan sekaligus pihak yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan proses pendidikan (kegiatan pembelajaran), dituntut untuk memiliki sikap yang positif terhadap jabatanya. Guru merupakan suatu jabatn yang memerlukan keahlian, tanggung jawab dan rela memberikan layanan sosial diatas kepentingan pribadi. Sesuai dengan tun

Oleh karena, tujuan program pendidikan akan dapat tercapai oleh guru yang mempunyai sikap profesional yang positif.

Sehubungan dengan eksistensi mereka di dalam suatu lembaga pendidikan, maka perlu diwujudkan kesadaran itu dalam tindakan pembelajaran. Keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran di pengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: fasilitas, biaya, minat, sikap serta kemampuan guru itu sendiri.


(3)

Berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa seorang guru mempunyai peranan penting di dalam proses pembelajaran, oleh karena itu untuk mencapai sebuah keberhasilan belajar yang akan diraih oleh siswa dipengaruhi oleh sikap profesional guru, salah satu yang merupakan sikap profesional guru adalah latar belakang pendidikan guru dan pemahaman guru akan materi yang di ajarkan. Dunia pendidikan selalu menarik untuk dibicarakan, apalagi yang berkaitan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, maka berbagai upaya terus dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengeluarkan Peraturan Menteri yang berisi tentang kebijakan-kebijakan pelaksanaan pendidikan.

Berbagai perhatian dan upaya diarahkan pada perkembangan dan kemajuan pendidikan guna meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan secara nasional. Diantaranya penyempurnaan kurikulum, peningkatan kualitas guru, pengadaan modul, buku paket, serta pengadaan fasilitas-fasilitas belajar lain. Aktivitas belajar menjadi kegiatan setiap orang, seorang guru yang biasanya mengajar, pada saat yang lain bisa juga aktif dalam kegiatan belajar, seorang majikan bisa mengajari pembantunya, pada saat yang lain bisa juga belajar, baik dari pembantu maupun itu sendiri atau orang lain, dan begitu seterusnya.

Tugas guru saat ini bukan hanya untuk menyampaikan materi pelajaran di depan

an media pembelajaran bagi siswa, sehingga siswa lebih berperan aktif dalam proses belajar. Guru memberikan


(4)

peluang yang seluas-luasnya agar siswa dapat belajar lebih bermakna dengan memberi respon yang mengaktifkan semua siswa secara positif dan edukatif.

Saat ini kurikulum IPS untuk SMP telah menyatukan seluruh ilmu-ilmu sosial dalam satu bidang studi model pembelajaran terpadu, merupakan salah satu model implementasi kurikulum yang dianjurkan untuk diaplikasikan (BNSP,2007). Melalui pembelajaran IPS Terpadu peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung, sehingga dapat menambah kekuatan untuk menerima, menyimpan, memproduksi kesan-kesan tentang hal-hal yang dipelajarinya.

Dengan demikian peserta didik terlatih untuk menemukan sendiri berbagai konsep yang dipelajari secara holistik, bermakna, otentik dan aktif. Unsur yang terkait dengan mata pelajaran IPS di tingkat SMP ini merupakan perpaduan pelaksanaan mata pelajaran dari geografi, sosiologi, sejarah dan ekonomi.

Akan tetapi pelaksanaannya pembelajaran IPS Terpadu masih banyak dilaksanakan secara terpisah, sehingga pencapaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar masih dilakukan sesuai dengan bidang kajian masing-masing tanpa adanya keterpaduan di dalamnya. Hal ini banyak faktor yang menyebabkannya, salah satunya adalah kurangnya kesiapan guru dalam mengajarkan IPS Terpadu. Karena seperti yang kita ketahui bahwa pembekalan atau jenis pendidikan yang dimiliki oleh guru adalah sesuai dengan bidang profesinya yang didapatkan diperguruan tinggi.

Selanjutnya bagaimana dengan kesiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPS Terpadu, dilihat dari latar belakang pendidikanya dan pemahaman guru mengenaia materi mata pelajaran IPS terpadu. Dimana hal ini menjadi tambahan


(5)

tugas guru yang cukup berat, selain dari beberapa tuntutan kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang guru. Dari uraian diatas tentunya guru IPS Terpadu harus memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas tidak hanya pada bidang profesi yang didapatkan di perguruan tinggi. Tuntutan guru professional begitu luas, tidak hanya dalam penguasaan materi pembelajaran saja. Guru pada satu bidang studi saja belum tentu professional karena banyak faktor yang melatar belakanginya. Padahal masih banyak beberapa kasus guru yang berasal dari sarjana non-kependidikan yang mengambil program tambahan akta mengajar (IV) dan guru yang mengajar bukan dari latar belakang pendidikannya di perguruan tinggi. Hal ini yang menjadi salah satu faktor penyebab rendahnya kualitas tingkat pendidikan di Indonesia.

Oleh karena pentingnya peranan guru dalam konteks pembelajaran siswa, tentunya profesionalisme guru menjadi bagian penting dalam masyarakat pendidikan. Profesionalisme guru ini meliputi beberapa prinsip penting meliputi antara lain dikemukakan dalam UU RI Nomor 14 tentang Guru dan Dosen

sesuai dengan bidang tugas, memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan

Selanjutnya mengenai kompetensi guru yang harus dimiliki oleh guru profesional menurut E. Mulyasa (2007) adalah :

a. Kompetensi pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaranpeserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perangcangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya


(6)

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, serta berahlak mulia

c. Kompetensi profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam Standar Nasional pendidikan

d. Kompetensi sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali, peserta didik dan masyarakat sekitar..

SMP Negeri 17 Bandar Lampung sebagai salah satu lembaga pendidikan pemrintah yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar demi tercapainya suatu tujuan pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuanan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Adapun guru yang mengajar IPS dilihat dari latar belakang disiplin ilmu di SMP Negeri 17 Bandar Lampung Tahun2009/2010 yang akan diteliti dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 1. Guru yang mengajar IPS dilihat dari kompetensi guru yang akan diteliti di SMP Negeri 17 Bandar Lampung.

No Pendidikan Terakhir Jumlah

1 Pendidikan Geografi

-2 Pendidikan Ekonomi

-3 Pendidikan Sejarah 5 Orang

4 Pendidikan Sosiologi

-Sumber : Bagian Akademik dan Kurikulum SMP Negeri 17 Bandar Lampung Tahun 2010


(7)

Dari tabel 1 tersebut dapat dilihat bahwa guru mata pelajarn IPS terpadu di SMP Negeri 17 Bandar Lampung memiliki pendidikan terakhir yaitu Strata 1 (S1) dengan bidang studi pendidikan sejarah. Adapun prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP 17 Bandar Lampung pada hasil UAS Semester 2 adalah sebagai berikut. Tabel 2. Hasil Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran IPS Kelas VIII SMP Negeri

17 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010 No Kriteria

Ketuntasan Mengajar

Kelas JMLH %

VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F VIII G

1 Tuntas 22 24 17 15 24 16 11 129 49

2 Tidak

6,4

16 15 22 19 13 22 28 135 51

38 39 39 34 37 38 39 264 100

Sumber : Bagian Akademik dan Kurikulum SMP Negeri 17 Bandar Lampung Tahun 2010

Dari tabel 1 dapat di jelaskan bahwa guru yang mengajar mata pelajaran IPS merupakan lulusan strata 1 yang berasal dari program studi sejarah yang berjumlah 5 orang guru mata pelajaran IPS dan dari tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai siswa yang telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 6,4 sebanyak 129 siswa atau 49% , sedangkan siswa yang tidak memenuhi KKM sebanyak 135 siswa atau 51%. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran IPS di ujian akhir semester tahun pelajaran 2009/2010, 51 % siswa belum mencapai standar ketuntasan belajar belajar yang telah di tetapkan.

Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa ditentukan oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam diri maupun luar diri siswa , hal ini sesuai dengan


(8)

pendapat Bimo Walgito (1986:41) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempangaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut :

1. Faktor yang berada dalam diri individi (Faktor Intern) ,meliputi : Intelegensi, Motivasi belajar,Sikap siswa terhadap guru, Minat siswa terhadap mata pelajaran, dan persepsi siwa terhadapa guru yang mengajar. 2. Faktor yang berada diluar diri individu (Faktor Ekstern), meliputi :

Pekerjaan orang tua, Pendapatan orang tua, Pendidikan orang tua, Aktivitas belajar siswa, dan sarana belajar siswa.

Dari beberapa faktor tersebut, persepsi memiliki pengaruh didalam kegiatan pembelajaran. Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru merupakan salah satu faktor dari dalam diri siswa merupakan salah satu faktor yang diduga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa Hal ini sesuai dengan pendapat Diana Nur (2009:22) bahwa, Persepsi adalah proses seseorang untuk mengetahui, menginterpretasikan, dan mengevaluasi orang lain tentang sifat, kualitas, dan keadaan lain yang ada dalam diri seseorang yang dipersepsikan.

Dalam hal ini, kompetensi profesional guru dan kompetensi akademik yang dimiliki guru merupakan objek yang dipersepsikan oleh siswa. Apabila persepsi siswa tentang kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik oleh guru positif,maka tidak menutup kemungkinan akan berpengaruh positif terhadap siswa didalam prestasi belajarnya. Atas uraian di tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil dan melakukan penelitian dengan judul : Hubungan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru dan Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru dengan Prestasi Belajar IPS Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap di SMP 17 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010-2011.


(9)

B. Identifikasi Masalah

1. Tidak sesuainya latar belakang pendidikan guru yang mengajarkan mata pelajaran IPS terpadu

2. Kurangnya penguasaan materi guru pada pembelajaran IPS terpadu.

3. Meningkatkan prestasi belajar siswa dilihat dari latar belakang pendidikan guru dan pengasaan materi guru tentang pembelajaran IPS terpadu.

4. Kurangnya pemanfaatan media pembelajaran oleh guru mata pelajaran IPS terpadu

5. Lengkap atau tidaknya perangkat pembelajaran yang dimiliki oleh guru mata pelajaran IPS terpadu

6. Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru IPS di SMP Negeri 17 Bandar Lampung masih negatif.

7. Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru IPS di SMP Negeri 17 Bandar Lampung masih negatif.

8. Rendahnya prestasi belajar IPS terpadu siswa SMP Negeri 17 Bandar Lampung T.P 2010/2011

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah maka dalam penelitian ini peneliti membatasi pada kajian :

a. Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru (X1) b. Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru (X2) c. Prestasi belajar siswa (Y)


(10)

Dari identifikasi masalah di atas yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII semester genapdi SMP 17 Negeri Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011 ?

2. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi prdagogik guru terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII semester genap di SMP Negeri 17 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011 ?

3. Apakah ada hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII semester genap di SMP Negeri 17 Bandar Lampung TahunPelajaran 2010/2011 ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII semester genap di SMP 17 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011

2. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII semester genap di SMP 17 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011

3. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru terhadap prestasi belajar IPS pada siswa kelas VIII semester genap di SMP Negeri 17 Bandar Lampung TahunPelajaran 2010/2011.


(11)

F. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini adalah :

1. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pada Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila.

2. Guru IPS Terpadu : sebagai bahan informasi dan motivasi tentang pengetahuan mereka terhadap kompetensi profesional dan kompetensi akademik yang dimilikinya dan guru-guru yang lainnya dalam pembelajaran IPS Terpadu dan pengaruhnya terhadap tingkat prestasi belajar siswa secara umum.

3. Sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru IPS di SMP Negeri 17 Bandar Lampung 4. Sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki persepsi siswa tentang

kompetensi akademik guru IPS di SMP Negeri 17 Bandar Lampung. 5. Lembaga Pendidikan : sebagai motivasi agar senantiasa melakukan upaya

peningkatan kualitas guru dan sebagai bahan informasi untuk senantiasa memperhatikan usaha pengembangan sistem pembelajaran IPS Terpadu di tingkat SMP dan diharapkan untuk pihak penentu kebijakan bisa dijadikan sebagai rujukan untuk pengembangan pendidikan dalam bidang IPS Terpadu.

6. Penelitian ini bermanfaat sebagai bahan rujukan untuk pengembangan kualitas mahasiswa dalam bidang pendidikan, mengingat pentingnya penguasaan kompetensi pada bidangnya.


(12)

7. Peneliti/Mahasiswa :. Penelitian ini dapat bermanfaat untuk penulis sebagai pengembangan pengetahuan penulis sendiri di lapangan sesuai dengan jurusan yang penulis tekuni.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup penelitian ini adalah :

1. Ruang lingkup objek penelitian : hubungan antara persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru dan kompetensi akademik guru dengan prestasi belajar IPS siswa di SMP Negeri 17 Bandar Lampung

2. Ruang lingkup subjek penelitian : Siswa/siswi kelas VII semester genap SMP 17 Bandar Lampung

3. Ruang lingkup tempat dan waktu : SMP Negeri 17 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011

4. Ruang Lingkup ilmu : Pendidikan IPS. Pendidikan IPS adalah : merupakan suatu program pendidikan yang mengintergrasikan konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pendidikan ( membentuk warga negara yangmemiliki kompetensi sosial baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, maupun sebagai warga negara atau warga dunia. (Dr.Pargito.M,Pd dalam http://blog unila.ac.id/pargito/2010/08/04/ dasar-dasar pendidikan-ips). yang diakses pada hari rabu 11 Agustus 2010.


(13)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka 1. Guru

1.1. Pengertian Guru

Kata guru berasal dari bahasa sansekerta yang mempunyai arti seorang pengajar suatu bidang ilmu. Sedangkan dalam bahasa Indonesia guru umumnya merujuk kepada pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik.

Guru adalah pendidik profesional yang tugas utamanya mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, dan pendidikan menengah (UU No.14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen 2006 : 2).

Menurut Oemar Hamalik (2004 : 39) guru adalah pendidik yang memiliki tanggung jawab mewariskan dan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi muda sehingga terjadi konservasi nilai, serta dapat menciptakan, memodifikasi dan merekonstruksi nilai-nilai baru.

Dari pengertian di atas dapat di jelaskan bahwa seorang guru memiliki tanggung jawab serta tugas yang besar di dalam pengembangan dunia pendidikan. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki sikap profesional di dalam mengemban tugas dan tanggung jawabnya.


(14)

1.2. Tugas dan Peranan Guru 1.2.1 Tugas Guru

Guru memiliki tugas yang beragam yang berimplementasi dalam bentuk pengabdian. Tugas tersebut meliputi bidang profesi, bidang kemanusiaan dan bidang kemasyarakatan. Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup dan kehidupan. Mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa.

Tugas guru dalam bidang kemanusiaan adalah memposisikan dirinya sebagai orang tua ke dua. Dimana ia harus menarik simpati dan menjadi idola para siswanya. Adapun yang diberikan atau disampaikan guru hendaklah dapat memotivasi hidupnya terutama dalam belajar. Bila seorang guru berlaku kurang menarik, maka kegagalan awal akan tertanam dalam diri siswa. Guru adalah posisi yang strategis bagi pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa yang tidak mungkin digantikan oleh unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dahulu.

Semakin signifikannya keberadaan guru melaksanakan peran dan tugasnya semakin terjamin terciptanya kehandalan dan terbinanya kesiapan seseorang. Dengan kata lain potret manusia yang akan datang tercermin dari potret guru di masa sekarang dan gerak maju dinamika kehidupan sangat bergantung dari "citra" guru di tengah-tengah masyarakat.

Adapun tugas-tugas guru Syaiful Djamarah (2000) yaitu :

1. Menyerahkan kebudayaan kepada anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman.

2. Membentuk kepribadian anak yang harmonis, sesuai cita-cita dan dasar 3. Menyiapkan agar anak menjadi warga negara yang baik


(15)

4. Sebagai perantara dalam belajar

5. Guru adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik kearah kedewasaan, pendidikan maha kuasa, tidak dapat mendidik anak sesuai kehendaknya

6. Guru sebagai penghubung antara sekolah dengan masyarakat

7. Sebagai penegak disiplin, guru menjadi contoh dalam segala hal, tata tertib dapat berjalan bila guru dapat menjalani terlebih dahulu

8. Guru dapat menjadi administrator dan manajer 9. Pekerjaan guru sebagai profesi

10. Guru sebagai perencana kurikulum 11. Guru sebagai pemimpin

12. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak 1.2.2 Peranan Guru

Sebagaimana telah di ungkapkan diatas, bahwa peran seorang guru sangar signifikan dalam proses belajar mengajar. Peran guru dalam proses belajar mengajar meliputi banyak hal seperti sebagai pengajar, manajer kelas, supervisor, motivator, konsuler, eksplorator, dsb. Yang akan dikemukakan disini adalah peran yang dianggap paling dominan dan klasifikasi guru sebagai berikut :

1. Guru sebagai korektor, yaitu bisa membedakan mana yang benar dan salah 2. Guru sebagai inspirator, yaitu memberikan inspirasi yang baik demi kemajuan

belajar anak didiknya

3. Guru sebagai informator, yaitu memberikan informasi perkembangan ilmu dan pengetahuan serta teknologi, selain itu sejumlah bahan pengajaran yang telah di programkan dalam kurikulum.

4. Guru sebagai organisator, yaitu mengelola kegiatan akademik

5. Guru sebagai motivator, yaitu mendorong anak didik agar bergairah dan dapat aktif belajar

6. Guru sebagai fasilitator, yaitu menyediakan fasilitas yang memungkinkan kemudahan belajar anak didik

7. Guru sebagai pembimbing, yaitu membimbing anak didik menjadi manusia dewasa yang cakap

8. Guru sebagai demonstrator, yaitu membantu siswa yang sukar memahami bahan pelajaran dengan memperagakan apa yang di ajarkan secara didaktis

9. Guru sebagai pengelola kelas, yaitu agar anak didik betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya

10. Guru sebagai motivator, yaitu sebagai penengah dalam proses belajar mengajar 11. Guru sebagai supervisor, yaitu membantu memperbaiki dan menilai secara kritis

terhadap pembelajaran

12. Guru sebagai evaluator, yaitu memberikan penilaian yang menyentuh aspek ekstrisik dan intrinsik.


(16)

Dari penjelasan di atas dapat ditarik satu garis kesimpulan bahwa tugas dan peranan guru sangatlah luas, bukan saja hanya mengajar dan mendidik siswa, tetapi juga harus mampu menyiapkan siswa yang memiliki moral dan kemampuan yang baik, sehingga diharapkan mampu mencetak generasi-generasi yang mampu memajukan bangsa.

2. Persepsi

2.1 Pengertian Persepsi

dari komponen kognitifnya, persepsi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : pengalaman, proses belajar, faktor cakrawala dan faktor pengetahuan. Selanjutnya menurut Jalaludin Rahmat (1994: 51), persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah pemberian makna pada stimuli inderawi.

Berdasarkan beberapa keterangan ahli tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa persepsi adalah suatu kesan atau tanggapan yang muncul karena adanya proses mengetahui sesuatu hal (objek) dengan alat inderanya yang kemudian diproyeksikan ke dalam bagian-bagian tertentu didalam otak sehingga dapat mengamati dan menafsirkan objek tersebut. Persepsi atau pandangan siswa terhadap guru bisa muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung, penilaian siswa terhadap seorang guru bisa berupa penilaian positif ataupun negatif, sesuai dengan apa yang ditangkap oleh siswa tersebut mengenai guru tersebut dari informasi-informasi yang diterima oleh panca indera melalui sebuah pengamatan.


(17)

Persepsi muncul akibat adanya sebuah proses atau tahapan tertentu yang dialami oleh individu. Menurut Jalaluddin Rahmat (1994:50) menyebutkan bahwa persepsi terjadi akibat :

atau alat indera stimuli ini akan dirubah menjadi energi syaraf untuk disampaikan ke otak stimuli akan diperoses, sehingga individu dapat memahami dan menafsirkan pesan atau objek yang telah diterimanya maka tahap ini terjadi Berdasarkan pendapat tersebut dapat dijelaskan bahwa terjadinya persepsi didahului oleh penerimaan objek oleh alat indera, yang diproyeksikan ke otak sehingga individu tersebut menyadari dan memahami apa yang telah diterimanya.

2.3 Persepsi Siswa Terhadap Prestasi

Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa ditentukan oleh beberapa faktor, baik yang berasal dari dalam diri maupun luar diri siswa , hal ini sesuai dengan pendapat Bimo Walgito (1986:41) yang menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempangaruhi prestasi belajar adalah sebagai berikut :

1. Faktor yang berada dalam diri individu (Faktor Intern) ,meliputi : Intelegensi, Motivasi belajar,Sikap siswa terhadap guru, Minat siswa terhadap mata pelajaran, dan persepsi siwa terhadapa guru yang mengajar.

2. Faktor yang berada diluar diri individu (Faktor Ekstern), meliputi : Pekerjaan orang tua, Pendapatan orang tua, Pendidikan orang tua, Aktivitas belajar siswa, dan sarana belajar siswa.

Dari beberapa faktor tersebut, persepsi memiliki pengaruh didalam kegiatan pembelajaran. Persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dan persepsi siswa tentang kompetensi akademik guru merupakan salah satu faktor dari dalam diri siswa merupakan salah satu faktor yang diduga dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa Hal ini sesuai dengan pendapat Diana Nur (2009:22) bahwa, Persepsi adalah proses


(18)

seseorang untuk mengetahui, meninterpretasikan, dan mengevaluasi orang lain tentang sifat, kualitas, dan keadaan lain yang ada dalam diri seseorang yang dipersepsikan. atan yang berasal dari komponen kognitif, persepsi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : pengalaman, proses belajar, faktor cakrawala dan faktor pengetahuan. Selanjutnya menurut Jalaludin Rahmat (1994: 51) persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan dan menafsirkan pesan.

3. Kompetensi Guru dan Profesionalisme Guru

Guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar, dan ikut berperan didalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang pembangunan. Oleh karena itu, guru merupakan salah satu unsur dibidang kependidikan harus berperan serta secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional, sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang.

Menurut Oemar Hamalik (2004:36), menyatakan bahwa yang dimaksud dengan guru

yang berwenang dan bertanggung jawab untuk membimbing dan membina anak didik baik secara individual maupun klasikal, disekolah atau diluar sekolah (Djamarah , 2000:32).

Oleh sebab itu seorang guru harus didukung dan mempunyai kompetensi yang baik. Kompetensi Guru merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh Guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru


(19)

dan Dosen. Pada BAB IV Kualifikasi dan Kompetensi, Pasal 7 ayat (2), berbunyi: Kompetensi guru sebagai agen pembelajaran meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi guru.

Selanjutnya mengenai kompetensi guru yang harus dimiliki oleh guru profesional menurut E. Mulyasa (2007) adalah :

a. Kompetensi pedagogik

Kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaranpeserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perangcangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya

b. Kompetensi kepribadian

Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa,arif dan berwibawa,menjadi teladan bagi peserta didik,dan berahlak mulia

c. Kompetensi profesional

Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang telah ditetapkan dalam Standar Nasional pendidikan

d. Kompetensi sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali, peserta didik dan masyarakat sekitar.

Selanjutnya kompetensi guru menurut pendidikan guru berdasarkan kompetensi yang dikutip oleh Sardiman (2003 : 164-181) adalah sebagai berikut :

1. Menguasai bahan

2. Mengelola program belajar mengajar 3. Mengelola kelas

4. Menggunakan media dan sumber 5. Menguasai landasan kependidikan 6. Mengelola interaksi belajar mengajar 7. Menilai prestasi siswa

8. Mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyluhan di sekolah 9. Mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah


(20)

10. Memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

Selain itu ada beberapa kompetensi lain yang dapat digabung menjadi sebuah kompetensi akademik. Didalam Naskah Akademik Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan yang disusun oleh Departemen Pendidikan Nasional menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kompetensi akademik guru adalah seluruh bekal yang bersifat basis keilmuan dari kegiatan mendidik yang akan diaplikasikan secara otentik dalam melaksanakan tugas keprofesionalan di lapangan.

Dengan memiliki kompetensi yang baik di harapkan seorang guru tersebut juga memiliki sikap profesionalisme dengan demikian dapat menciptakan guru yang profesional. Guru profesional yang dimaksud adalah guru yang berkualitas, berkompetensi, dan guru yang dikehendaki untuk mendatangkan prestasi belajar, serta mampu mempengaruhi proses pembelajaran siswa yang nantinya akan menghasikan prestasi belajar siswa yang baik.

Istilah profesionalisme berasal dari kata profession. Dalam kamus Inggris Indonesia berarti pekerjaan. Profesi juga dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan yang memerluksan pendidikan lanjut didalam science dan teknologi yang digunakan sebagai perangkat dasar untuk diimplementasikan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat (Sardiman, 2003:133).

Menurut Oemar Hamalik (2004:3) menyatakan bahwa suatu profesi erat kaitanya dengan jabatan atau pekerjaan tertentu yang dengan sendirinya menuntuk keahlian, pengetahuan dan keterampilan tertentu pula. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan profesi adalah suatu pekerjaan atau jabatan


(21)

yang memerlukan keahlian, pengetahuan, dan keterampilan tertentu pula yang dapat diimplememtasikan atau dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat. Berhubungan dengan profesionalisme seorang guru Oemar Hamalik (2004:27) mengemukakan bahwa guru profesional merupakan orang yang telah menempuh program pendidikan guru dan memiliki tingkat master serta telah mendapat ijazah negara dan telah berpengalaman dalam mengajar pada kelas-kelas besar.

Guru yang profesional merupakan faktor penentu proses pendidikan yang bermutu. Untuk dapat menjadi profesional, mereka harus mampu menemukan jati diri dan mampu mengaktualkan diri. Dengan menciptakan guru yang profesional akan dapat memperbaiki pembangunan pendidikan menjadi lebih baik.

4. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru

Persepsi dapat dikaitkan dengan kejadian yang dialami oleh seseorang dalam kehidupan

sehari- pengamatan yang berasal

dari komponen kognitifnya, persepsi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : pengalaman, proses belajar, faktor cakrawala, dan faktor pengetahuan. Selanjutnya menurut Jalaludin Rahmat (1994: 51), persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah pemberian makna pada stimuli inderawi.

Berdasarkan beberapa keterangan ahli tersebut, dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa persepsi adalah suatu kesan atau tanggapan yang muncul karena adanya proses mengetahui sesuatu hal (objek) dengan alat inderanya yang kemudian diproyeksikan ke dalam bagian-bagian tertentu didalam otak sehingga dapat mengamati dan menafsirkan


(22)

objek tersebut. Persepsi atau pandangan siswa terhadap guru bisa muncul pada saat proses pembelajaran berlangsung, penilaian siswa terhadap seorang guru bisa berupa penilaian positif ataupun negatif, sesuai dengan apa yang ditangkap oleh siswa tersebut mengenai guru tersebut dari informasi-informasi yang diterima oleh panca indera melalui sebuah pengamatan.

Menurut Undang-undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Menurut Hamzah kompetensi profesional seorang guru adalah seperangkat kemampuan yang harus dimiliki seorang guru agar ia dapat melaksanakan tugas mengajarnya dengan berhasil.

Menurut E. Mulyasa (2007:135) ruang lingkup kompetensi profesional guru adalah : a. Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi, psikologis,

sosiologis, dan sebagainya.

b. Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik

c. Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggung jawabnya.

d. Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi

e. Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan sumber belajar yang relevan

f. Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran g. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik

h. Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik

Sedangkan secara lebih khusus, kompetensi profesional guru dapat dijabarkan sebagai berikut :

a. Memahami Standar Nasional Pendidikan

b. Mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan c. Menguasai materi standar

d. Mengelola program pembelajaran e. Mengelola kelas


(23)

g. Menguasai landasan-landasan kependidikan

h. Memahami dan melaksanakan pengembangan peserta didik i. Memahami dan melaksanakan administrasi sekolah

j. Memahami penelitian dalam pembelajaran

k. Menampilkan keteladanan dan kepemimpinan dalam pembelajaran l. Mengembangkan teori dan konsep dasar kependidikan

m. Memahami dan melaksanakan konsep pembelajaran individual.

Terdapat sepuluh kompetensi guru yang merupakan aspek kemampuan dasar seorang guru yang dikemukakan oleh Sardiman (2003) :

1. Kemampuan menguasai bahan

2. Kemampuan mengelola program belajar mengajar 3. Kemampuan mengelola kelas

4. Kemampuan menggunakan media dan sumber 5. Kemampuan menguasai landasan kependidikan 6. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar 7. Kemampuan menilai prestasi siswa

8. Kemampuan mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah

9. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

10. Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

Guru yang memiliki kompetensi yang baik akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, karena di dalam proses pembelajaran terdapat iteraksi antara guru dan siswa, yaitu guru dapat mempengaruhi siswa, begitu juga siswa dapat mempengaruhi guru. Hal ini dikarenakan siswa yang didukung dan diperhatikan oleh guru lebih termotivasi melakukan kegiatan akademik. Hal ini berkaitan dengan persepsi siswa terhadap kompetensi profesional gurunya.

Dalam penelitian ini tidak semua kompetensi profesional guru diteliti, hanya yang berhubungan dengan usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa yaitu menguasai materi pembelajaran, mengelola program pembelajaran, mengelola kelas, menggunakan media atau sumber pembelajaran, dan menilai hasil belajar siswa.


(24)

Penguasaan diartikan sebagai proses, cara, perbuatan, menguasai atau mengusahakan (KBBI,1989:468). Penguasaan yang dimaksud dalam penelitian ini diartikan sebagai sautu kesanggupan memahami, menguasai serta menerapkan materi-materi yang ada di dalam pembelajaran IPS atau mata pelajaran IPS. Materi adalah sesuatu yang menjadi bahan (KBBI,1989:556). Materi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ilmu pengetahuan social (IPS) yaitu, ekonomi, sejararah, geografi dan sosiologi.

Menurut Prof.Kumaidi,Ph.D dalam Cari Ilmu.Blogspot. yang di akses pada hari sabtu tanggal 24 Juli 2010, menjelaskan bahwa pengertian penguasaan materi adalah :

koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antar-mata pelajaran terkait; dan memahami penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari Menurut Sudjarwo dan Bujang Rahman ada beberapa indikator seorang guru dikatakan menguasai materi, yaitu

1. Seorang guru memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah.

2. Guru memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan materi ajar.

3. Guru memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait

4. Guru dapat menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari .

Menurut Nana Sudjana (2002 : 42) menyebutkan bahwa penguasaan materi oleh guru memberikan 32,38 % terhadap hasil belajar siswa. Sedangkan berdasarkan hasil uji kompetensi yang di lakukan oleh tim Direktorat Tenaga Kependidikan bekerjasama dengan Pusat Kurikulum, PGRI dan LPTK, hasilnya menunjuukan bahwa penguasaan guru terhadap penguasaan materi pelajaran untuk semua mata pelajaran rata-rata di bawah 50% (http:// www.suara merdeka harian.com./harian/0304/21/htm : 10 Oktober 2003) yang diakses pada hari sabtu tanggal 31 Juli 2010.


(25)

Penguasaan materi pelajaran sebagai dasar kemampuan guru untuk melakukan proses pembelajaran. Penguasaan materi pelajaran sebagai dasar kemampuan guru untuk melakukan proses pembelajaran..

Guru juga harus memiliki kemampuan untuk memilih, menata, dan mengemas materi pelajaran ke dalam cakupan dan kedalaman yang sesuai dengan sasaran kurikuler dan kemampuan daya tangkap sehingga mudah dicerna oleh siswa, dengan demikian proses pembelajaran menjadi menarik karena bersifat terarah, apalagi dilengkapi dengan media pembelajaran yang menarik, disampaikan secara lugas, tidak berbelit-belit, dan banyak melibatkan siswa.

4.2 Mengelola Program Pembelajaran

Keaktifan dan kreatifitas guru sangat diperlukan didalam menciptakan dan menumbuhakan kegiatan siswa di dalam proses pembelajaran, yang merupakan salah satu kemampuan guru untuk mengelola program pembelajaran yang telah disusun. Pengelolaan program pembelajaran adalah sebuah tahap pelaksanaan dari program pembelajaran yang telah disusun. Sehingga di harapkan guru harus memliki kemampuan yang baik di dalam merencanakan, menyusun dan mengelola program

pembelajaran dengan baik..

Sedangkan menurut Sardiman (2003) pengelolaan program belajar mengajar meliputi : 1. Merumuskan tujuan intruksional/pembelajaran

2. Memilih dan menyusun prosedur intruksional yang tepat 3. Melaksanakan program belajar mengajar

4. Mengenal kemampuan anak didik

5. Merencanakan dan melaksanakan pengajaran remedial. 4.3 Mengelola Kelas


(26)

Menurut Suharsimi Arikunto (1996:67), yang dimaksud pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan.

Dari pengrtian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengelolaan kelas merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh seorang guru ataupun orang lain yang merupakan penanggung jawab kegiatan belajar mengajar, sehingga dapat menciptakan dan memelihara kondisi kelas, agar proses belajar mengajar dapat mencapai hasil kegiatan belajar mengajar yang sesuai dengan yang diharapkan.

Indikator dari sebuah kelas yang dikatakan tertib menurut Suharsimi Arikunto (1996:68) adalah :

1. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan/ tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.

2. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya.

Pengelolaan kelas memang sangat diperlukan,karena tingkah laku dari siswa atau anak didik selalu berubah-ubah. Menurut Sardiman (2003) ada beberapa langkah-langkah yang bisa dilakuakn oleh guru di dalam kegiatan pembelajaran, yaitu :

1. Langkah-langkah siswa yang sudah sesuai dengan tujuan perlu dikembangkan dengan memberikan dukungan yang positif

2. Guru mengambil tindakan yang tepat bila siswa menyimpang dari tugas. 3. Sikap siswa yang keras ditanggapi dengan memadai dan tenang.

4. guru harus selalu memperhatikan dan memperhitung reaksi yang tidak diharapkan.

4.4 Menggunakan Media dan Sumber Pembelajaran


(27)

penerima. Jadi televisi, film, foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan cetakan dan sejenisnya adalah media komunikasi, Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan intruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut Sedangkan menurut Gagne dan Briggs (1975) dalam Azhar Arsyad (2000:4) :

menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku,tape recorder, kaset, video camera, video recorder,film,slide(gambar bingkai) , foto, Berdasarkan uraian tersebut dapat didimpulkan bahwa media pembelajaran diartikan segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan siswa, sehingga dapat mendorong proses pembelajaran.

Media pembelajaran mempermudah guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Materi yang diajarkan oleh guru dengan menggunakan media atau alat peraga akan lebih mudah di tangkap oleh siswa sehingga materi tersebut lebih mudah di mengerti oleh siswa.

Sementara itu, sumber pembelajaran atau sumber belajar menurut E. Mulyasa (2007:156) dapat dirumuskan sebagai segala sesuatu yang dapat memberikan kemudahan dalam belajar, sehingga diperoleh sejumlah informasi, pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang diperlukan.

Beberapa langkah yang perlu diperhatikan oleh guru didalam menggunakan media dan sumber belajar adalah :

1. Mengenal, memilih dan menggunakan media 2. Membuat alat-alat bantu pelajran yang sederhana

3. Menggunakan dan mengelola laboratorium dalam program belajar mengajar 4. Menggunakan buku pegangan atau buku sumber


(28)

5. Menggunkan perpustakaan dalam program belajar mengajar

6. Mengguanakan unit micro teaching dalam program pengalaman lapangan (Sardiman, 2003:167)

Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengguanan media dan sumber pembelajaran atau sumber belajar dapat mempengaruhi tingkat pemahaman siswa dalam menyerap materi pelajaran yang diberikan. Dengan menggunakan media dan sumber pembelajaran yang baik maka siswa kan lebih tertarik untuk menyimak guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat memberikan penilaian atau persepsi mengenai baik atau buruknya media dan sumber pembelajaran yang digunakan oleh gurunya.

4.5 Menilai Hasil Pembelajaran

Menilai hasil pembelajaran merupakan salah satu tahapan yang penting di dalam

kegiatan pembelajaran. Penilaian sangat diperlukan untuk menilai berhasil atau tidaknya kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Tujuan utama penilaian dalam proses pembelajaran adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai pencapaian tujuan intruksional siswa, sehingga tindak lanjut hasil belajarakan dapat dilakukan, hal ini sesuai dengan pendapat Sutisna (1993:212), yang berpendapat :

Penilaian proses belajar mengajar dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan perencanaan kegiatan belajar mangajar yang telah disusun dan dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai proses yang menentukan betapa baik organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai maksud-maksud yang telah ditetapkan.

Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan oleh guru didalam menilai hasil pembelajaran adalah :

1. Mengumpulkan data hasil belajar siswa

a. Setiap kali ada usaha mengevaluasi selama pelajaran berlangsung b. Pada akhir pelajaran


(29)

2. Menganalisis data hasil belajar siswa

a. Siswa yang menemukan pola-pola belajar yang lain b. Keberhasilan atau tidaknya siswa dalam belajar 3. Menggunakan data hasil belajar siswa

a. Lahirnya feed back untuk masing-masing siswa dan ini perlu diketahui oleh guru

b. Adanyafeed back itu maka guru akan menganalisis dengan tepat follow upatau kegiatan-kegiatan berikutnya. (Sardiman, 2003:175)

Dengan demikian, melaksanakan penilaian hasil pembelajaran merupakan salah satu bentuk tugas guruyang dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa didalam mencapai tujuan pembelajaran, sehingga dapat diupayakan tindak lanjut dari hasil tersebut.

Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru adalah pandangan atau tanggapan siswa mengenai kemampuan guru didalam proses pembelajaran sehingga mencapai sebuah keberhasilan.

5. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial,dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.

Menurut pasal 10 UU No.14 tahun 2005 dijelaskan ada 4 kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang guru yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi sosial, kompetensi pribadi, dan kompetensi profesional yang bisa didapat melalui pendidikan profesi Kompetensi-kompetensi tersebut merupakan hasil dari sebuah hasil dari proses pendidikan. Selanjutnya dalam Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola peserta didik.


(30)

Ada beberapa kompetensi pedagogik yang harus dimiliki seorang guru yaitu : 1. Telah menguasai konsep dan landasan pendidikan

2. Telah menguasai peserta didik secara baik

3. Telah menguasai bidang studi dan mampu mengemas bidang studi untuk pembelajaran

4. Telah memiliki kompetensi melaksanakan proses pembelajaran.

Dengan demikian persepsi siswa mengenai kompetensi pedagogik guru dapat diartikan sebagai tanggapan atau pendapat siswa tentang kemampuan guru didalam melaksanakan kewajibanya sebagai pentransfer ilmu. Pandangan atau tanggapan tersebut dapat tercipta dari sebuah pengamatan siswa mengenai kemampuan guru tersebut, hasil pengamatan tersebut bisa menjadi sebuah informasi untuk melakukan penilaian terhadap kemampuan guru tersebut dan penilaian tersebut bisa berupa penilaian positif maupun negatif sesuai dengan informasi yang diterima oleh panca indera.

6. Pembelajaran IPS

Pembelajaran adalah proses yang dilaksanakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar bagaimana belajar memperoleh dan memperoses pengetahuan, keterampilan dan sikap (Dimyati & Mudjiono, 1994 : 142).

Secara harfiah dapat dijelaskan bahwa pembelajaran adalah upaya seseorang yang mempunyai tujuan untuk membantu orang lain dalam belajar, yang artinya pembelajaran bukan hanya mengajar sebab titik beratnya ialah pada semua kejadian yang bisa berpengaruh secara langsung pada belajar orang, (Gagne&Briggs dalam Margaret E, Bell Gredller. 1994:205).


(31)

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah usaha seseorang untuk membantu orang lain didalam proses belajar untuk memperoleh dan memperoses pengetahuan, keterampilan serta sikap.

Pengertian IPS adalah :

Ilmu pengetahuan sosial merupakan suatu program pendidikan yang mengintegrasikan konsep-konsep ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pendidikan (membentuk warga negara yang memiliki kompetensi sosial baik sebagai pribadi, anggota masyarakat, maupun sebagai warga negara atau warga duniahttp://blog.unila.ac.id/pargito/2010/08/04/dasar-dasar-pendidikan-ips/. Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan.

7. Prestasi Belajar

Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud dengan prestasi adalah. Hasil yang telah dicapai (dilakukan, di kerjakan dan sebagainya). Adapun belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkunganya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahan-perubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku.

Menurut Slameto pengertian belajar dapat didefinisikan sebagai berikut :

Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkunganya.


(32)

Ada beberapa definisi mengenai prestasi belajar yang di kemukakan oleh beberapa ahli. Syamsu Mappa (1997 : 9) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang diperoleh peserta didik dari ketaatanya belajar yang telah dilakukanya selama pada waktu tertentu.

Sedangkan menurut Purwanto (1991 : 20) prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai yang diberikan guru kepada murid-muridnya dalam jangka waktu tertentu, maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang diperoleh melalui evaluasi sesuai dengan tujuan instruksional yang hasilnya dinyatakan dengan nilai angka.

Prestasi belajar dapat bersifat tetap dalam sejarah kehidupan manusia karena seorang manusia akan mengejar prestasi sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-masing. Prestasi belajar meliputi segenap ranah kejiawaan yang berubah sebagai akibat dari pengalaman dan proses belajar siswa yang bersangkutan. Prestasi belajar dapat dinilai dengan cara :

a. Penilaian Formatif

Penilaian formatif adalah kegiatan penilaian yang bertujuan untuk mencari umpan balik (feedback), yang selanjutnya hasil penilainya tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar yang sedang atau yang sudah dilaksanakan. b. Penilaian Sumatif

Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sampai dimana penguasaan atau pencapaian belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajari selama jangka waktu tertentu.

Dari penjelasan di atas maka dapat di sebutkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil dari proses pembelajaran, yang didapatkan setelah melalui beberapa fase kagiatan pembelajaran. Dengan demikian prestasi belajar adalah nilai yang telah diperoleh siswa dari proses pembelajaran.


(33)

Yang dimaksud prestasi belajar didalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPS yang akan dicapai siswa dalam mata pelajaran IPS setelah siswa tersebut selesai mengikuti kegiatan pembelajaran

Rentang penilaian adalah sebagai berikut : : Kurang

6,6-7,9 : Sedang : Tinggi

Sumber : Dokumentasi Guru Mata Pelajaran IPS SMP Negeri 17 Bandar Lampung Tahun pelajaran 2009/2010

B. Kerangka Pikir

Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, yaitu dua variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y). Variabel bebas yang pertama adalah persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru (X1) dan yang kedua adalah persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru (X2) sedangkan variabel terikat adalah prestasi belajar siswa kelas VIII semester genap di SMP Negeri 17 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011.

Prestasi belajar IPS merupakan hasil dari sebuah proses pembelajaran bidang studi IPS. Prestasi atau hasil dari sebuah proses pembelajaran tentulah tidak akan sama pada masing-masing siswa, hal ini berkaitan dengan pandangan atau persepsi siswa mengenai kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik guru.

Hal ini dikarenakan persepsi siswa terhadap kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik guru merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar seorang siswa. Oleh sebab itu jika persepsi siswa terhadap kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik guru baik atau positif siswa akan lebih giat dalam belajar


(34)

sedangkan apabila persepsi siswa terhadap kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik guru buruk atau negatif, maka siswa tersebut akan cenderung malas dalam belajar sehingga akan mempengaruhi prestasi atau hasil belajar siswa tersebut.

Dengan memiliki kompetensi yang baik, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Titik tekan pada kajian ini adalah tentang persepsi siswa terhadap kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik guru yang dikaitkan terhadap prestasi belajar IPS siswa kelas VIII semester genap di SMP Negeri 17 Bandar Lampung tahun 2010-2011.

Berdasarkan uraian tersebut, maka kerangka pikir dalam penelitian ini adalah :

Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir

C. Hipotesis

Persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru (X2)

Persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru (X1)

Prestasi belajar siswa (Y)


(35)

Menurut Suharsimi Srikunto (2002:67), hipotesis adalah sebagai jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Hipotesis yang diajukan dalampenelitian ini adalah :

1. Ada hubungan positif yang sangat erat dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan prestasi belajar IPS siswa kelas VIII semester genap di SMP Negeri 17 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011.

2. Ada hubungan positif yang sangat erat dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajar IPS siswa kelas VIII semester genap di SMP Negeri 17 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011.

3. Ada hubungan positif yang sangat erat dan signifikan antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru dengan prestasi belajarIPS siswa kelas VIII semester genap di SMP Negeri 17 Bandar Lampung tahun pelajaran 2010/2011.


(36)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Didalam penelitian ini menggunakan pendekatan Ex post Facto. Penelitian dengan Ex post Facto merupakan penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudaian ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut (Sugiono, 2008:7).

Metode yang digunakan dalam penetilian ini adalah metode penelitian korelasional, yaitu metode yang menghubungkan satu variabel dengan variabel yang lain (Sumadi Suryabrata, 2003 ; 82). Tujuan menggunakan metode korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien korelasinya..

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 130), populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitianya merupakan penelitian populasi. Berdasarkan pendapatan diatas maka yang menjadi populasi didalam penelitian ini adalah seluruh siswa siswi kelas VIII A, B dan C semester genap di SMP 17 Bandar Lampung yang berjumlah 115 siswa.. Dasar pemilihan kelas ini adalah untuk mempermudah penarikan sampel karena 3 kelas ini diberikan pembelajaran oleh satu guru.


(37)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Untuk menentukan jumlah sampel yang akan diteliti, Menurut Suharsimi Arikunto (2006:134) sedangkan menurut SutrisnoHadi (1980:70) dalam Margono( (2000:121) sampel adalah sebagai bagian dari populasi,sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Maslah sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut :

a. Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah populasi,sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi.

b. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil-hasil kepenelitianya dalam arti mengenakan kesimpulan-kesimpulan kepada objek, gejala atau kejadian yang lebih luas.

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:134) Bahwa :

-ancer, maka apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi, jika jumlah subyeknya besar, dapat diambil 10-15% atau

20-3. Teknik Pengambilan Sampel

Untuk siswa pengambilan sampel menggunakan teknikProporsional Random Sampling yaitu pengambilan sampel dengan memperhatikan jumlah tiap-tiap kelas yang dilakukan secara acak (random) untuk menentukan jumlah sampel tiap-tiap kelas.. Teknik ini digunakan karena pada setiap kelas mempunyai populasi yang berbeda-beda, sehingga dapat diperoleh sampel yang dapat mewakili (representatif) dengan banyaknya subjek pada tiap-tiap kelas. Dari jumlah populasi yang ada di ambil sebesar 40% sehingga jumlah sampel adalah 40% x 115 = 46, jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 46 siswa. Kemudian dari hasil sebaran sampel di atas dapat dilihat pada Tabel 3.


(38)

Tabel 3.Jumlah Populasi dan Sampel Kelas VIII

No Kelas Jumlah Siswa x 20% Sampel

1 2 3

VIII A VIII B VIII C

38 x 40% = 15,2 38 x 40% = 15,2 39 x 40% = 15,6

15 15 16

Jumlah 115 46

Sumber :Bagian Akademik dan Kurikulum SMP N 17 Bandar Lampung Tahun 2010 Adapun cara penentuan sampelnya melalui undian, dengan menulis nama-nama populasi pada kertas kecil, kemudian digulung dan dimasukkan ke dalam kotak dan diundi, nama yang keluar diambil sebagai responden untuk sampel tiap-tiap kelas dan nama yang sudah keluar dimasukkan kembali ke dalam kotak sehingga setiap populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih lagi,kemudian dilakukan pengundian lagi untuk mendapatkan nama responden yang lain sampai sampelnya terpenuhi.

C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Pengertian variabel adalah segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan, penelitian atau gejala yang akan diteliti (Sumadi Suryabrata 2003:79), sedangakn Suharsimi Arikunto (2006:18) menjelaskan bahwa variabel adalah obyek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Berdasarkan kedua pendapat tersebut bahwa variabel adalah suatu kondisi yang dapat diukur dan mengandung nilai tertentu serta dapat dijadikan obyek penelitian. Variabel di dalam penelitian ini adalah segala seuatu yang berhubungan dengan Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Profesional Guru dan Persepsi Siswa Terhadap Kompetensi Akademik Guru dengan Tingkat Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII Semester Genap


(39)

di SMP 17 Bandar Lampung. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, 1 variabel bebas dan 1 variabel terikat.

1. Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi siswa terhadap kompetensi profesiona gurul (X1) dan persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru (X2) 2. Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar IPS siswa kelas VIII semster genap di SMP Negeri 17 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011 (Y) D. Definisi Operasional

Pengertian definisi operasional adalah segala unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel. Definisi operasional adalah suatu informasi linier yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama (Masri Singarimbun 2006:46).

Definisi operasional dari penelitian ini adalah :

1. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Profesional Guru

Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial dan spiritual yang secara kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik,


(40)

pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme (E. Mulyasa 2007:27).

Menurut Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 10 ayat (1) kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Adapun dalam penelitian ini akan dikaji atau diteliti mengenai kompetensi profesional guru, adapun indikator kompetensi profesional guru adalah :

1. Kemampuan Menguasai Materi

a. Menjelaskan materi pelajaran sesuai silabus dan kurikulum

b. Setiap mengajar membawa RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) atau bahan ajar sesuai materi

c. Selalu melihat RPP atau bahan ajar lainya ketika menjelaskan materi d. Memberikan contoh materi yang dekat dengan lingkungan

e. Dapat menjawab dengan jelas dan benar pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa.

2. Kemampuan Mengelola Program Pembelajaran

a. Menyampaikan tujuan pembelajaran sebelummenjelaskan materi b. Menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran c. Mengaktifkan siswa siswinya

d. Diakhir pelajaran guru merengkum materi yang telah diberikan 3. Kemampuan mengelola kelas

a. Membagi pandangan keseluruh siswa

b. Mengajar dengan penuh semangat sehingga siswa tertarik untuk belajar c. Menegur siswa yang ribut

d. Memindahkan siswa yang ribut atau menggangu temanya e. Menyediakan waktu untuk tanya jawab

4. Kemampuan Mengguanakan Media atau Sumber Pembelajaran a. Menggunakan media pembelajaran IPS

b. Media yang digunakan dapat memperjelas materi yang disampaikan

c.Memanfaatkan lingkungan sekolah atau sekitar sebagai media atau sumber pembelajaran

d. Membuat serta menggunakan alat bantu atau gambar-gambar yang relevan 5. Kemampuan Menilai Hasil Pembelajaran

a. Membuat soal ujian sesuai dengan materi yang disampaikan b. Soal ujian yang dibuat tidak sukar dan tidak mudah

c. Memberikan penilaian yang objektif (apa adanya) d. Berkas ujian atau tugas dikembalikan


(41)

Persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru adalah pandangan atau tanggapan siswa mengenai kemampuan guru didalam proses pembelajaran sehingga mencapai sebuah keberhasilan. Dalam penelitian ini indikator mengenai persepsi siswa terhadap kompetensi profesional guru dibagi menjadi dua, yaitu persepsi siswa yang positif dan negatif. Dikatan positif bila siswa memiliki persepsi yang baik terhadap kompetensi profesional guru, dan dikatakan negatif bila siswa memiliki pandangan yang buruk terhadap kompetensi profesional guru.

Variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru diukur dengan menggunakan butir pertanyaan dengan menggunakan skala linkert yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Jumlah pernyataan ada 25 soal, setelah itu dilakukan uji validitas instrumen dan hasilnya dari 25 soal yang diuji ada 3 soal yang tidak valid, soal yang tidak valid tersebut tidak digunakan sehingga hanya 22 soal yang digunakan dengan menggunakan kategori jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat setuju.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel hasil validitas item soal berikut ini.

Tabel 4. Hasil Validitas Item Soal Kuesioner Penelitian Tentang Kompetensi Profesional guru

No Koefisien Korelasi (rxy)

rtabel Keterangan

1 0.744 0.632 Valid

2 0.679 0.632 Valid

3 0.717 0.632 Valid

4 0.794 0.632 Valid

5 0.763 0.632 Valid

6 0.676 0.632 Valid

7 0.802 0.632 Valid

8 0.679 0.632 Valid

9 0.656 0.632 Valid


(42)

Sumber : Data Perhitungan Uji Validitas Tahun 2010

Dari data hasil uji coba validitas instrumen pada tabel 3 tersebut diketahui bahwa hasil koefisien korelasi valididtas r xy >r tabel dengan n = 10. untuk melihat pola jawaban

siswa bisa dilihat pada lampiran .Untuk pernyataan persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru, skor dimulai dari angka 5,4,3,2,1.

Sehingga skor total tertinggi adalah 110 dan skor terendah adalah 22. Langkah selanjutnya adalah menggolongkan tingkat persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan kategori Tinggi dan Rendah.

Rumus Interval yang digunakan untuk menentukan kategori kompetensi profesional guru adalah :

NT - NR I =

Keterangan :

I = Interval

NT = Nilai Variabel Tinggi NR = Nilai Variabel Rendah

K = Kategori

11 0.843 0.632 Valid

12 0.842 0.632 Valid

13 0.621 0.632 Valid

14 0.777 0.632 Valid

15 0.814 0.632 Valid

16 0.759 0.632 Valid

17 0.706 0.632 Valid

18 -0.04 0.632 Tidak Valid

19 0.716 0.632 Valid

20 0.805 0.632 Valid

21 0.248 0.632 Tidak Valid

22 0.220 0.632 Tidak Valid

23 0.655 0.632 Valid

24 0.730 0.632 Valid

25 0.853 0.632 Valid


(43)

2. Persepsi Siswa Tentang Kompetensi Pedagogik Guru

Persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru berarti, kesan atau tanggapan siswa kompetensi pedagogik yang dimiliki oleh seorang guru. Penilaian tersebut bisa positif maupun negatif tergantung dengan informasi yang diterima oleh panca indera siswa, bila persepsi tersebut positif terhadap kompetensi pedagogik yang dimiliki seorang , maka diharapkan prestasi belajar siswa akan menjadi lebih baik. Namun sebaliknya, bila persepsi siswa terhadap kompetesnsi pedagogik guru negatif, maka prestasi belajarnya akan menurun .

Adapun indikator mengenai kompetensi pedagogik guru adalah : 1. Telah menguasai konsep dan landasan kependidikan

a.Memahami landasan kependidikan b.Memahami kebijakan pendidikan c.Memahami tingkat perkembangan siswa

d.Memahami pendekatan pembelajaran yang sesuai materi pembelajarannya e.Menerapkan kerja sama dalam pekerjaan

f.Memanfaatkan kemajuan IPTEK dalam pendidikan 2. Telah memahami peserta didik secara baik

a. Guru mengenal perbedaan individual siswa dan melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan keberagaman tersebut

b. Guru memahami bagaimana siswa berkembang dan belajar c. Guru memperlakukan siswa dengan adil

d. Guru memperhatikan perkembangan kognitif siswa.

3. Telah menguasai bidang studi dan mampu mengemas bidang studi untuk pembelajaranya

a. Menguasai keilmuan dan keterampilan sesuai materi pembelajaran b. Menguasai materi pembelajaran sesuai bidangnya

4. Telah memiliki kompetensi melaksanakan proses pembelajaran a. Sistematis dalam menjelaskan materi

b. Memberikan umpan balik pada siswa c. Mendorong Siswa untuk aktif


(44)

Variabel persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru diukur dengan menggunakan butir pertanyaan dengan menggunakan skala linkert yang terdiri dari pernyataan positif dan negatif. Jumlah pernyataan ada 20 soal dan setelah dilakukan uji validitas instrumen ada 4 soal yang tidak valid, sehingga hanya 16 pernyataan yang digunakan, pernyataan tersebut menggunakan kategori jawaban sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju dan sangat setuju. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel hasil validitas item soal berikut ini.

Tabel 5. Hasil Validitas Item Soal Kuesioner Penelitian Tentang Kompetensi Pedagogik Guru

No Koefisien Korelasi (rxy)

rtabel Keterangan

1 0.842 0.632 Valid

2 0.775 0.632 Valid

3 0.659 0.632 Valid

4 0.847 0.632 Valid

5 0.641 0.632 Valid

6 0.832 0.632 Valid

7 0.693 0.632 Valid

8 0.604 0.632 Valid

9 0.645 0.632 Valid

10 0.715 0.632 Valid

11 -0.013 0.632 Tidak Valid

12 0.272 0.632 Tidak Valid

13 0.789 0.632 Valid

14 0.707 0.632 Valid


(45)

Sumber : Data Perhitungan Uji Validitas Tahun 2010

Dari data hasil uji coba validitas instrumen pada tabel 3 tersebut diketahui bahwa hasil koefisien korelasi valididtas r xy >r tabel dengan n = 10. untuk melihat pola jawaban

siswa bisa dilihat pada lampiran. Untuk pernyataan persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru, skor dimulai dari angka 5,4,3,2,1. Sehingga skor total tertinggi adalah 80 dan skor terendah adalah 16. Langkah selanjutnya adalah menggolongkan tingkat persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru dengan kategori Tinggi dan Rendah.

Rumus Interval yang digunakan untuk menentukan kategori kompetensi pedagogik guru adalah :

NT - NR I =

Keterangan :

I = Interval

NT = Nilai Variabel Tenggi NR = Nilai Variabel Rendah

K = Kategori

3. Prestasi Belajar

Prestasi belajar dalam penelitian ini adalah hasil yang dicapai siswa dalam mengikuti pelajaran geografi yang berupa nilai atau angka sebagai hasil dari suatu usaha, yaitu usaha dalam belajar. Hasil ini diambil dari nilai Ujian Tengah Semester (MID) siswa kelas VIII semester genap. Prestasi belajar tersebut dibakukan dalam

16 0.804 0.632 Valid

17 0.769 0.632 Valid

18 0.021 0.632 Tidak Valid

19 0.769 0.632 Valid

20 0.736 0.632 Valid


(46)

bentuk angka yang di peroleh dari hasil Ujian Tengah Semester (MID) yang kemudian di konversikan dengan skala 1-10 menurut Daryanto (2008: 207-209) menyatakan bahwa ada beberapa alternative skala pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Di antara skala-skala pengukuran tersebut ialah: a. Skala bebas yaitu yang tidak tetap. Adakalanya skor tertinggi 20, 25, atau 50,

tergantung dari banyak dan bentuk soal. Jadi angka tertinggi dari skalayang digunakan tidak selalu sama.

b. Skala 1-10, pada umumnya guru memberikan angka tertinggi adalah angka 10 dan jarang memberikan angka pecahan, misalnya 5,5. Angka 5,5 akan dibulatkan menjadi 6. c. Skala 1-100, untuk skala 1-100 guru memberikan angka tertinggi adalah 100. Nilai 5,5 dalam skala 1-10 biasanya dibulatkan menjadi 6, tetapi dalam skala 1-100 ini boleh dituliskan dengan angka 55.

d. Skala huruf, yaitu skala pengukuran dengan mengunakan huruf A, B, C, D, dan E dengan kriteria angka yang sudah ditentukan.

E. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data antara lain : 1. Teknik Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi Arikunto, 2006 : 151). Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi responden tentang persepsi siswa terhadap latar belakang pendidikan guru dan persepsi siswa terhadap pengusaan materi oleh guru serta data lain yang diperlukan,


(47)

yang menjadi responden dalam teknik ini adalah siswa kelas VIII semester genap SMP Negeri 17 Bandar Lampung yang berjumlah 106 orang.

2. Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi menurut Suahrsimi Arikunto (2006:140) adalah suatu cara mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang merupakan catatan-catatan trnskip, buku, surat kabar, agenda dan sebagainya. Sedangkan menurut Riduwan (2004:105) dokumentasi adalah ditujukan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku-buku yang relevan, peraturan-peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, film dokumenter, data yang relevan dengan penelitian.

Teknik dokumentasi yang digunakan didalam penelitian ini untuk memperoleh data mengenai masalah yang akan diteliti yang berdasarkan arsip-arsip sekolah maupun dokumen yang diperlukan yang ada hubunganya dengan subyek penelitian sehingga mendapatkan data yang diperlukan. Teknik dokumentasi juga dapat digunakan untuk mendapatkan informasi tentang sekolah SMPN 17 Bandar Lampung yang berupa keadaan sekolah, jumlah guru dan jumlah siswa serta jumlah ruang kelas.

F. Persyaratan Uji Instrumen 1.1 Uji Validitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2002:70) validitas adalah mutu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid bila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Teknik uji validitas dalam penelitian ini menggunakanKorelasi Product Moment


(48)

rxy =

2 ( X) 2 2 ( Y) 2}

Adapun kriteria pengujiannya adalah apabila

r

hitung>

r

tabel dengan taraf signifikan 0,05

maka instrumen tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya apabila

r

hitung <

r

tabel maka

instrumen tersebut tidak valid.

1.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Reabilitas menunjukkan pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena tersebut dapat dikatakan sudah baik. Kuisoner dapat dikatakan reliabel bila memiliki taraf kepercayaan tinggi dan keajegan. Untuk mengukur tinggkat reliabilitas menggunakan metode belah duaSpearmen Brown

r11= 2 . ½ ½ 1 + ½ ½ Keterangan :

r11 : Koefisien reliabelitas internal seluruh item ½ ½ : Koefisien Product Moment antar belahan

Dengan kriteria uji apabila

r

hitung>

r

tabel dengan taraf signifikan 0,05 maka instrumen

tersebut dinyatakan reliabel. Sebaliknya apabila

r

hitung<

r

tabel maka instrumen tersebut

tidak reliabel.

G. Teknik Analisa Data

Data dari hasil uji instrumen yang digunakan dalam analisis data didalam penelitian ini merupakan data yang bersifat ordinal, sementara itu dalam penelitian ini dalam analisis


(49)

datanya menggunakan statistik Product Moment, sehingga diperlukan perubahan data terlebih dahulu dari data bersifat ordinal menjadi data yang bersifat interval. Untuk mengubah data ordinal ke interval dilakukan melalui methode of succesive interval, dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Mencari skor terbesar dan terkecil b. Mencari nilai rentangan (R) c. Mencari banyak kelas

BK= 1 + 3,3 log n (rumus Storges) d. Mencari nilai panjang kelas (i)

I = R:BK

e. Membuat tabulasi dengan tabel penolong f. Mencari rata-rata (Mean)

X = f x N

g. Mencari simpangan baku ( Standar Deviasi ) n. x2 ( x)2

S =

n (n-1)

h. Mengubah data ordinal menjadi data interval dengan rumus : (X1- X)

T1= 50+10 S (Riduwan,2004:188-189) 1. Uji Normalitas

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Chi Kuadrat yang berdasarkan sampel yang akan diuji hipotesisnya. Apakah sample berdistribusi normal atau tidak, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

Mencari skor terbesar dan terkecil b. Mencari nilai rentangan (R) c. Mencari banyak kelas

BK= 1 + 3,3 log n (rumus Storges) d. Mencari nilai panjang kelas (i)

I = R:BK

e. Membuat tabulasi dengan tabel penolong f. Menentukan rata-rata dengan rumus :


(50)

Z = f xi

h. Membuat daftar frekuensi dengan jalan:

1. Menentukan batas atas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor kanan kelas interval ditmabah 0,5. 2. Mencari Z score untuk batas kelas interval dengan rumus :

Batas kelas - X Z =

S

3. Mencari luas 0-Z dari tabel kurva normal dari 0-Z dengan menggunakan angka-angka 0-Z.

4. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka 0-Z. 5. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dengan mengalikan luas tiap interval

dengan jumlah responden.

i. Mencari Chi Kuadrat Hitung ( 2hitung ) k ( fo fe )

2hitung =

i = 1 fe

Kriteria pengujian adalah jika 2hitung < 2tabel maka variabel tersebut berdistribusi normal dan jika 2hitung > 2tabel maka variabel tersebut berdistribusi tidak normal. (Riduwan,2004:180-181)

Uji normalitas menggunakanspss for windowsversi 16.0 adalah : Rumusan hipotesis :

Ho : data berasal dari populasi berdistribusi normal H1: data berasal dari populasi tidak berdistribusi normal Kriteria pengambilan keputusan :

Tolak Ho apabila nilai signifikan (sig.) < 0.05 berarti distribusi sampel tidak normal

Terima Ho apabila nilai signifikan (sig.) > 0.05 berarti distribusi sampel normal. (Dr. Basrowi dan Dr. Soenyono,Sh.,M.Si, 2007:78)


(51)

Untuk Menguji angka-angka statistik digunakan uji Barlet. Adapun langkah-langkanya adalah sebagai berikut :

1. Memasukkan angka-angka statistik untuk pengujian homogenitas pada tabel penolong

2. Menghitung varian gabungan dari semua sampel, dengan rumus : n.(ni 1) Si2

S2=

n.(ni-1) 3. Menghitung Log S

4. Menghitung nilai B, dengan rumus : B= (Log S) (ni 1)

5.Menghitung nilai 2hitung

2hitung = ( Ion 10) (B- (dk) Log S)

Kriteria pengujian adalah jika 2 hitung < 2 tabel maka variabel tersebut bersifat homogen dan jika 2 hitung > 2tabel maka variabel tersebut bersifat tidak homogen (Riduwan,2004:180-181)

Uji homogenitas menggunakanspss for windowsversi 16.0 : Rumusan hipotesis :

Ho : varians populasi homogen H1 : varians populasi tidak homogen Kriteria pengambilan keputusan :

Jika probabilitas (sig.) > 0.05 maka Ho diterima

Jika probabilitas (sig.) <0.05 maka Ho ditolak (Dr. Basrowi dan Dr. Soenyono,Sh.,M.Si, 2007:78)

H. Pengujian Hipotesis

Untuk pengujian hipotesis pertama, kedua dan ketiga digunakan statistik model Product Moment dengan rumus :


(52)

Pada hipotesis pertama dihitung korelasi antara persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru dengan prestasi siswa belajar IPS terpadu,dengan rumus :

rxy =

2 ( X) 2 2 ( Y) 2}

Keterangan :

rxy= Koefisien korelasi antara variabel X1dan variabel X2 N = Jumlah sampel yang diteliti

X1= Skor variabel persepsi siswa tentang kompetensi profesional guru Y1= Skor variabel prestasi belajar IPS terpadu siswa

Hipotesis yang kedua, dihitung korelasi antara persepsi siswa terhadap kompetensi pedagogik guru dengan prestasi siswa belajar IPS terpadu, dengan rumus :

rxy =

X2 ( X) 2 2 ( Y) 2}

Keterangan :

rxy= Koefisien korelasi antara variabel X1dan variabel X2 N = Jumlah sampel yang diteliti

X1= Skor variabel persepsi siswa tentang kompetensi akademik guru Y1= Skor variabel prestasi belajar IPS terpadu siswa

Setelah diperoleh besarnya r, maka untuk menguji signifikan korelasi dihitung dengan uji statistik t dengan rumus :

2

1 2 r n r t

Kriteria pengujian hipotesis ditolak jika thitung < ttabel untuk distribusi t diambil n-2 dengan = 0.05 (Riduwan,2004 : 110)


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad. 2005.Media Pembelajaran.Raja Grafindo Persada. Jakarta Asrorun Niam Sholeh. 2006.Membangun Profesionalitas Guru, Elsas, Jakarta Bimo Walgito. 2004. Pengantar Psikologi Umum. Fakultas Psikologi UGM.

Yogyakarta.

Basrowi dan Soenyono. 2007.Metode Analisis Data Sosial.CV. Jenggala Pustaka Utama. Kediri

Dedi Supriadi. 1999.Mengangkat Citra dan Martabat Guru.Adicita Karya Nusa. Yogyakarta

Dian Maya Sofiana. 2008. Profesionalisme Guru dan Hubungannya Dengan Prestasi Belajar Siswa di MTS

Al-Skripsi.FTIK UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Eka Ria Nanda Putri. 2010. Hubungan Antara Persepsi Siswa tentang Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Dengan Prestasi Belajar Geografi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Kotabumi Semester Ganjil TP 2009/2010.Skripsi.FKIP. Universitas Lampung

E. Mulyasa. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung

http://sambasalim.com/pendidikan/hakikat-seorang-guru.html (diakses pada hari Senin tanggal 13 Juni 2011 jam 14.00WIB).

http : // www. Suara Merdeka Harian.com/harian/0304/21/htm : 10 Oktober diakses pada hari sabtu tanggal 31 Juli 2010

http://blog.unila.ac.id/pargito/2010/08/04/dasar-dasar-pendidikan-ips/: diakses pada hari rabu tanggal 11 Agustus 2010

Margono. 2000.Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta

Moh. Pabundu Tika. 2005. Metodologi Penelitian Geografi. Bumi Aksara. Jakarta.


(2)

PT. Remaja Rosdakarya, Bandung

Nana Sudjana. 2002. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Biru. Bandung

Ngalim Purwanto. 1991.Psikologi Pendidikan.Remaja Karya. Bandung

Oemar Hamalik. 2004. Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. Bumi Aksara. Jakarta.

Puji Panji Lestari. 2009. Persepsi Siswa Terhadap Guru Dalam Pembelajaran IPS di SMP Negeri 16 Bandar Lampung Tahun 2009,Skripsi. FKIP. Universitas Lampung.

______________ 2006. Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI No. 14 Th. 2005). Sinar Grafika. Jakarta

______________ 2008. Naskah Akademik Program Pendidikan Profesi Guru Prajabatan.Departemen Pendidikan Nasional

Jalaludin Rahmad. 1994. Psikologi Komunikasi Edis Revisi. PT. Remaja Rosda Karya . Bandung

Riduwan. 2004.Metode dan Teknik Penyusunan Tesis.Alfabeta. Jakarta.

Sardiman. 2003. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Slameto. 1991.Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.Rineka Cipta. Jakarta.

Sumadi Suryabrata. 2003.Metodologi Penelitian.PT Grafindo Persada. Jakarta Sudjarwo dan Bujang Rahman. 2008. Pengembangan Profesionalitas Guru.

FKIP. Universitas Lampung.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Praktik.Rineka Cipta. Jakarta Triyanto. 2002. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktik. Prestasi

Pustaka. Jakarta.

WWW.Cari Ilmu Online.Com. Prof.Kumaidi,Ph.DLingkup MateriUji Sertifikasi Guru.diakses pada hari rabu tanggal 11 Agustus 2010


(3)

Tabel 25. Sebaran Pola Jawaban Siswa Untuk Uji Validitas Variabel X1

no 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 5 3 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 5 4 4

2 4 4 4 5 5 3 4 5 4 5 5 4 4 4 4 3 5 3 5

3 4 5 5 3 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 2

4 2 3 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 2

5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 4 3 3 3

6 1 1 2 2 2 4 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 3 5 1

7 4 5 3 4 2 4 3 4 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 2

8 3 2 4 3 3 4 3 4 4 4 4 2 5 1 3 3 3 3 1

9 1 2 3 2 3 1 2 4 3 1 3 2 3 2 1 2 1 4 1

10 4 1 2 2 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4 4 5 1 2

r hitung 0.744 0.679 0.717 0.7949 0.763 0.676 0.802 0.679 0.656 0.816 0.843 0.84 0.621 0.777 0.814 0.759 0.706 -0.04 0.716

r tabel 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632

status v v v v v v v v v v v v v v v v v d v


(4)

3 4 4 5 4 5 109

4 5 4 5 5 4 107

5 4 5 3 5 5 109

5 4 4 5 5 5 109

4 4 3 5 4 4 109

1 4 5 3 1 2 68

4 1 4 3 3 5 92

2 2 3 4 4 4 78

2 4 3 3 3 1 57

4 1 2 4 4 4 87

0.805 0.248 0.22 0.655 0.73 0.853

0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632

v d d v v v

Tabel 26.Sebaran Pola Jawaban Siswa Untuk uji validitas variabel X2


(5)

1 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 3 2 4 4 2

2 4 3 3 3 1 3 2 1 3 3 5 5 3 4 5

3 2 4 2 3 1 3 3 2 2 1 5 4 4 3 4

4 5 5 5 5 5 4 4 3 2 5 5 5 5 4 5

5 4 4 4 5 5 5 3 4 4 5 4 5 5 4 5

6 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4

7 2 3 5 4 5 3 3 5 2 4 4 1 1 1 4

8 4 4 5 5 2 4 4 5 5 4 3 1 5 5 2

9 1 4 2 4 2 2 3 1 2 4 4 5 3 3 5

10 5 5 4 5 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 2

r hitung 0.842 0.775 0.659 0.847 0.641 0.832 0.693 0.604 0.645 0.715 -0.13 0.272 0.789 0.707 -0.21

r tabel 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632 0.632

status v v v v v v v v v v d d v v d

16 17 18 19 20 total

4 3 4 4 4 77


(6)

3 4 2 2 4 58

4 5 5 5 5 91

4 5 2 4 4 85

4 4 3 5 5 89

3 1 4 3 2 60

4 4 4 3 4 77

3 1 4 4 2 59

4 4 3 4 4 86

0.804 0.769 0.021 0.769 0.736

0.632 0.632 0.632 0.632 0.632


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 17 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 5 68

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 KOTABUMI SEMESTER GANJIL TP 2009/2010

0 7 14

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN KOMPETENSI PADAGOGIK GURU TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 9 110

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG METODE MENGAJAR GURU DAN KOMPETENSI PADAGOGIK GURU TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 12 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 8 78

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU IPS DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 19 BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

0 5 53

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

1 15 52

HUBUNGAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS V SD NEGERI 2 LABUHAN RATU KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 15 53

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA GAJAH MADA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2013/2014

2 11 79

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI 1 BELALAU KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013-2014

0 18 56

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI DENGAN PRESTASI BELAJAR GEOGRAFI SISWA DI SMA NEGERI 1 BELALAU KABUPATEN LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013-2014

0 18 85