DOCRPIJM e8dc818a8c BAB IIBAB II

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ................................................................................................................................................ I
BAB II ......................................................................................................................................................... 2
PROFIL KABUPATEN KOTA ................................................................................................................... 2
2.1 PROFIL KABUPATEN KOTA ............................................................................................................ 2
2.1.1 GAMBARAN WILAYAH ADMINISTRASI .............................................................................. 2
2.1.2 GAMBARAN TOPOGRAFI ................................................................................................... 8
2.1.3 GAMBARAN GEOHIDROLOGI ............................................................................................. 9
2.1.4 GAMBARAN GEOLOGI .................................................................................................... 11
2.1.5 GAMBARAN KLIMATOLOGI .............................................................................................. 18
2.1.6 KONDISI SOSIAL DAN EKONOMI ....................................................................................... 24
2.1.7 PETA WILAYAH KABUPATEN ............................................................................................ 27
2.2 POTENSI WILAYAH KABUPATEN ................................................................................................ 28
2.3 DEMOGRAFI DAN URBANISASI .................................................................................................. 35
2.4 ISU STRATEGIS SOSIAL EKONOMI DAN LINGKUNGAN BERDASARKAN RPJMD DAN
RTRW KABUPATEN........................................................................................................................ 39

i


RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

BAB II
PROFIL KABUPATEN KOTA

2.1

PROFIL KABUPATEN KOTA
2.1.1 Gambaran Wilayah Administrasi

Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan bagian integral dari Propinsi Sulawesi Utara,
beribukota Melonguane yang berjarak sekitar 271 mil laut dari Ibukota Propinsi Sulawesi
Utara yaitu Manado. Terletak antara 3º 38’ 00” - 5º 33’ 00” Lintang Utara dan 126° 38’ 00”
- 127° 10’ 00” Bujur Timur, berada diantara Pulau Sulawesi dengan Pulau Mindanao
(Republik Philipina), sehingga Kabupaten Kepulauan Talaud, bersama dengan Kabupaten
Kepulauan Sangihe, di sebut “ Daerah Perbatasan “.
Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan daerah bahari dengan
luas lautnya sekitar 37.800 km2 dan luas wilayah daratan 1.251,02 Km2. Terdapat tiga pulau
utama di Kabupaten Kepulauan Talaud, yaitu Pulau Karakelang, Pulau Salibabu, dan Pulau
Kabaruan.

Batas-batas wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud :
- Sebelah utara

:

Replubik Philipina Bagian Selatan (Pulau Mindanao);

- Sebelah Timur

:

Laut Pasifik

- Sebelah Selatan

:

Kabupaten Kepulauan Sangihe;

- Sebelah Barat


:

Laut Sulawesi.

Kabupaten Kepulauan Talaud terdiri dari 19 (sembilan belas) kecamatan, dimana
kecamatan terluas adalah Kecamatan Beo Utara (144.85 KM2) dan kecamatan

terkecil

adalah Kecamatan Miangas (2.39 KM2). Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan
pemekaran dari Kabupaten Kepulauan Sangihe (pada saat itu masih Kabupaten Kepulauan
Sangihe Talaud), berdasarkan Undang- Undang No. 8 Tahun 2002.
Sebagai daerah kepulauan, Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan daerah bahari dengan
luas lautnya sekitar 37800 km2 dan luas wilayah daratan 1 251.02 Km2

(Tabel

Terdapat tiga pulau utama di Kabupaten Kepulauan Talaud, yaitu Pulau Karakelang, Pulau
Salibabu, dan Pulau Kabaruan.


2

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

Gambar 2. 1 Peta Kab.Kepulauan Talaud
Sumber : Talaud Dalam Angka

3

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
Gambar 2. 2 Persentase Wilayah (Km²) Menurut Kecamatan Di Kabupaten Kepulauan
Talaud

Sumber : Minahasa Utara dalam angk a 2015 BPS

Tabel 2.0 Persentase Wilayah (Km²) Menurut Kecamatan Di Kabupaten Kepulauan Talaud
No.

KECAMATAN


2

LUAS (km )

PERSENTASE (%)

1

Kabaruan

66,03

5,28

2

Damau

49,58


3,96

3

Lirung

31,11

2,49

4

Salibaru

21,8

1,74

5


Kalongan

24,81

1,98

6

Moronge

20,35

1,63

7

Melonguane

77,39


6,19

8

Melonguane Timur

48,35

3,86

9

Beo

70,93

5,67

10


Beo Utara

144,85

11,58

11

Beo Selatan

63,87

5,11

12

Rainis

80,68


6,45

13

Tampan’Amma

124,18

9,93

14

Pulutan

58,81

4,70

15


Essang

94,76

7,57

16

Essang Selatan

75,02

6,00

17

Gemeh

137,71

11,01

18

Nanusa

58,4

4,67

19

Miangas

2,39

0,19

1.251,02

100,00

JUMLAH

4

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
Tabel 2. 1 Nama, Jumlah dan Luas Pulau
GUGUSAN

NAMA PULAU

LUAS PULAU

KETERANGAN

(Km2)
1. Nanusa

2. Karakelang

1.

Miangas

2,39

Dihuni

2.

Marampit

12,75

Dihuni

3.

Karatung

7,43

Dihuni

4.

Kakorotan

1,71

Dihuni

5.

Malo

2,16

Tidak Dihuni

6.

Mangupung

2,36

Tidak Dihuni

7.

Intata

0,28

Tidak Dihuni

8.

Garat

1,46

Tidak Dihuni

9.

Wora

0,005

Tidak Dihuni

10. Karakenga

801

Dihuni

11. Nusa Dolong

0,06

Tidak Dihuni

12. Nusa Topor

0,06

Dihuni

99,36

Dihuni

14. Sara Besar

0,04

Tidak Dihuni

15. Sara Kecil

0,02

Tidak Dihuni

16. Kabaruan

94,63

Dihuni

0,05

Tidak Dihuni

13. Salibaru

3. Salibaru

4. Kabaruan

17. Napombalu

Sumber : Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud

Tabel 2. 2 Nama Kecamatan, Jumlah Kelurahan/Desa
No.

KECAMATAN

KELURAHAN

DESA

JUMLAH

1.

Kabaruan

-

12

12

2.

Damau

-

8

8

3.

Lirung

3

4

7

4.

Salibaru

-

6

6

5.

Kalongan

-

5

5

6.

Moronge

-

6

6

7.

Melonguane

3

10

13

8.

Melonguane Timur

-

6

6

9.

Beo

3

4

7

5

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
10.

Beo Utara

2

6

8

11.

Beo Selatan

-

6

6

12.

Rainis

-

11

11

13.

Tampan’Amma

-

11

11

14.

Pulutan

-

5

5

15.

Essang

-

8

8

16.

Essang Selatan

-

9

9

17.

Gemeh

-

15

15

18.

Nanusa

-

9

9

19.

Miangas

-

1

1

JUMLAH

11

142

153

Sumber : Kantor Bupati Kepulauan Talaud

Kondisi topografi dan geomorfologi Kabupaten Kepulauan Talaud merupakan gugusan
pegunungan, perbukitan, lembah dan sungai. Gunung berapi yang ada di Kebupaten
Kepulauan Talaud yaitu gunung Piapi dengan ketinggian ±864 m yang memiliki luas daerah
berbahaya sementara sebesar ±20 km2, luas daerah waspada sebesar ±40 km2. Sungaisungai yang ada di Kabupaten Kepulauan Talaud dapat dilihat pada tabel berikut,

Tabel 2. 3 Nama-Nama Sungai dan Panjangnya
NAMA SUNGAI

KECAMATAN

PANJANG (Km)

Sungai Tarun

Melonguane

5,85

Sungai Anggun

Melonguane

4,1

Sungai Sawang

Melonguane

4,3

Sungai Allelo

Melonguane

2,3

Sungai Mala

Melonguane

3,2

Sungai Barowo

Melonguane

3,85

Sungai Lale

Melonguane

4,15

Sungai Tule

Melonguane Timur

4,7

Sungai Bawirun

Pulutan

5,75

Sungai Beng

Pulutan

3,15

Sungai Melam

Pulutan

3,05

Sungai Asu

Pulutan

3,5

Sungai Goat

Rainis

3,15

6

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
Sungai Tuabatu

Tampan ‘Amma

4,8

Sungai Binalang

Tampan ‘Amma

7,9

Sungai Burre

Tampan ‘Amma

5,95

Sungai Riung

Tampan ‘Amma

4,3

Sungai Dapihe

Tampan ‘Amma

5,8

Sungai Dapalan

Tampan ‘Amma

3,7

Sungai Ammat

Tampan ‘Amma

6,35

Sungai Ganalo

Gemeh

4,65

Sungai Bannada

Gemeh

3,95

Sungai Arangkaa

Gemeh

3,65

Sungai Gemeh

Gemeh

3,7

Sungai Lalue

Gemeh

5,55

Sungai Essang

Gemeh

7,6

Sungai Kuma

Gemeh

8,65

Sungai Ambia

Gemeh

3,35

Sungai Tatao

Gemeh

6,8

Sungai Ensem

Gemeh

4,95

Sungai Teling

Gemeh

6,95

Sungai Awit

Beo Utara

5

Sungai Rae

Beo Utara

4,6

Sungai Lobbo

Beo Utara

16,2

Sungai Loba

Beo

4,9

Sungai Awula

Beo

5,85

Sungai Pampang

Beo Selatan

3,45

Sungai Tarohan

Beo Selatan

2,85

Sungai Niampak

Beo Selatan

4,95

Sungai Pampalu

Beo Selatan

5,5

Sungai Lirung

Lirung

3

Sungai Damau

Damau

4,05

Sungai Akas

Damau

3,75

Sungai Birang

Damau

4,1

Sumber : Dinas Kehutanan, Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Talaud

7

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

2.1.2 Gambaran Topografi
Keadaan topografi di Kabupaten Kepulauan Talaud sebagian besar terdiri dari
wilayah pegunungan dan tanah berbukit-bukit yang dikelilingi oleh lautan. Ketinggian tanah
terbagi atas : 0 – 100 mdpl, 100 – 500 mdpl dan lebih dari 500 mdpl, hampir 50 % dari luas
keseluruhan memiliki ketinggian berkisar antara 100 – 500 mdpl. Sedangkan kemiringan
lerengnya berkisar antara 0 – 2 %, 2 – 15 %, 15 – 40 % dan lebih besar dari 40 %.
Topografi wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud sebagian besar wilayah Talaud memiliki
topografi bergunung-gunung yang membentang dari utara ke selatan, yang tersebar
dalam pulau-pulau. Gambaran tentang morfologi wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2. 4 Morfologi Kabupaten Kepulauan Talaud
No.

Morfologi

Luas (Ha)

Prosentase

1

Batu dan pulau pulau karang (B53)

2.529,72

2,36%

2

Dataran karstik berbukit kecil (K12)

20.770,62

19,41%

3

Dataran lava basa berbulit kecil (V51)

16,984

0,02%

371,048

0,35%

1.155,99

1,08%

4.818,22

4,50%

5.084,19

4,75%

14.796,19

13,82%

1.290,07

1,21%

1.352,38

1,26%

54.843,16

51,24%

4

5
6
7

8

9

10

11

Dataran lumpur antar pasang surut dibawah
halofit (B63)
Dataran sedimen bertupa yang berbukit kecil
(P08)
Kipas aluvial non vulkanik yang melereng landai
Punggung bukit cembung yang terorientasi di
atas batuan ultrabasa (M56)
Punggung bukit yang panjang dan sangat curam
di atas batuan metamorfsi
Punggung bukit yang sangat curam di atas
vulkanik basa (V52)
Sisi Punggung Bukit Sangat Curam diatas sedimen
bertupa
Sistem punggung bukit sedimen bertufa yang
sangat curam (M36)

Sumber : Peta Repprot Skala 1 : 250.000

8

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
Berdasarkan Tabel Wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud yang terdiri dari pulau-pulau
tersebut didominasi oleh morfologi dengan sistem punggung bukit yang sangat curam yaitu
hampir mencapai 51,24 % wilayah. Sedangkan wilayah yang datar hanya mencapai 19,41 %.
Adapun peta Morfologi Kabupaten Kepulauan Talaud disajikan pada gambar berikut ini.

2.1.3 Gambaran Geohidrologi
Wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud banyak terdapat aliran sungai baik yang
berbentuk kecil maupun sedang. Sungai-sungai tersebut terdapat di 3 pulau utama
yaitu Pulau Karakelang,

Pulau Salibabu dan Pulau Kabaruan. Tabel berikut ini

menjelaskan tentang nama sungai, tempat dan panjang sungai yang ada di Kabupaten
Kepulauan Talaud.
Tabel 2.5 Nama Sungai, Tempat dan Panjangnya di Kab. Kepulauan Talaud
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32

Nama Sungai
Sungai Tarun
Sungai Anggun
Sungai Sawang
Sungai Allelo
Sungai Mala
Sungai Barowo
Sungai Lale
Sungai Tule
Sungai Bawirung
Sungai Beng
Sungai Melam
Sungai Asu
Sungai Tuabatu
Sungai Binalang
Sungai Burre
Sungai Riung
Sungai Dapihe
Sungai Dapalan
Sungai Ammat
Sungai Ganalo
Sungai Bannada
Sungai Arangkaa
Sungai Gemeh
Sungai Lalue
Sungai Essang
Sungai Kuma
Sungai Ambia
Sungai Tatao
Sungai Ensem
Sungai Teling
Sungai Awit

Kecamatan
Melonguane
Melonguane
Melonguane
Melonguane
Melonguane
Melonguane
Melonguane
Melonguane
Timur n
Pulutan
Puluta
Pulutan
Pulutan
Tampan’amma
Tampan’amma
Tampan’amma
Tampan’amma
Tampan’amma
Tampan’amma
Tampan’amma
Gemeh
Gemeh
Gemeh
Gemeh
Gemeh
Gemeh
Gemeh
Gemeh
Gemeh
Gemeh
Gemeh
Beo Utara

Panjang (Km)
5.85
4.1
4.3
2.3
3.2
3.85
4.15
4.7
5.75
3.15
3.05
3.5
4.8
7.9
5.95
4.3
5.8
3.7
6.35
4.65
3.95
3.65
3.7
5.55
7.6
8.65
3.35
6.8
4.95
6.95
5
9

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

No.
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60

Nama Sungai
Sungai Rae
Sungai Lobbo
Sungai Loba
Sungai Awula
Sungai Pampang
Sungai Tarohan
Sungai Niampak
Sungai Pampalu
Sungai Lirung
Sungai Damau
Sungai Akas
Sungai Birang
Sungai Roai
Sungai Goat
Sungai Manganitu
Sungai Rane
Sungai Luhus
Sungai Laroe
Sungai Marro
Sungai Rainis
Sungai
Sarrumawurru tan
Sungai Limbawuta
Sungai Winsolong
Awarra
Sungai

Kecamatan
Panjang (Km)
Beo Utara
4.6
Beo Utara
16.2
Beo
4.9
Beo
5.85
Beo Selatan
3.45
Beo Selatan
2.85
Beo Selatan
4.95
Beo Selatan
5.5
Lirung
3
Damau
4.05
Damau
3.75
Damau
4.1
Rainis
1
Rainis
3.15
Rainis
11
Rainis
9.5
Rainis
3
Rainis
1
Rainis
5
Rainis
7
Rainis
1.2
Rainis
3
Rainis
0.7
Rainis
1
Sungai Asipi
Rainis
1
Sungai Abitun I
Rainis
2
Sungai Abitun 2
Rainis
2
Sungai Appe
Rainis
6
Total Panjang Sungai
272.25
Sumber : Kepulauan Talaud Dalam Angka 2015

10

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

2.1.4 Gambaran Geologi
Bahan induk formasi geologi tanah yang dapat dijumpai di Kabupaten Kepulauan
Talaud adalah non vulkanis, sedimen kapur dan batuan basah dengan jenis tanah
mediteran merah kuning dan brown fosfat soil, sesuai bahan induk pembentukan tanah.
Berdasarkan Peta Geologi lembar Sangihe Talaud skala 1: 250.000 tahun 1996. Geologi
batuan penyusun wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud sangat bervariasi, antara lain berisi
formasi Batuan aluvium mudacampur endapan laut; endapan aluvium berupa kipas aluvial;
batu gamping, basalt andesit; tuff dan juga batu pasir. Untuk lebih jelasnya batuan
penyusun Kabupaten Kepulauan Talaud dapat diuraikan pada tabel dan sebaran secara
spatial dapat dilihat pada Peta Formasi Jenis Batuan.
Berdasarkan analis peta formasi jenis batuan dapat diketahui bahwa di Kabupaten
Kepulauan Talaud khususnya di P. Karakelang (Pulau terbesar di Kabupaten ini) batuan
penyusunnya didominasi oleh campuran Tufit, batu pasir, dan batu lumpur yang
menempati hampir sebahagian Pulau Karakelang. Di Pulau ini juga terdapat formasi batu
gamping, yang menempati urutan kedua.
Dengan formasi geologi yang seperti ini Kabupaten Kepulauan Talaud sebenarnya kaya
akan bahan tambang terutama galian C dan juga mineral yang potensial untuk
dikembangkan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 2. 6 Jenis Batuan di Kabupaten Kepulauan Talaud
No. Jenis Batuan
1

Aluvium muda berasal dari campuran endapan muara dan
endapan laut

Luas (Ha)
371,048

2

Aluvium, endapan kipas alluvial

4.818,222

3

Andesit, Basalt

1.290,075

4

Basalt, Andesit

16,984

5

Batu gamping

20.770,624

6

Batu karang, Aluvium muda, berasal dari endapan laut

2.529,719

7

Kursit, skis, Flit

14.796,187

8

Serpentinit, Peridotit, Dunit

5.084,185

9

Tufit batu pasir batu lumpur

1.155,987

10

Tufit, batu lumpur, batu pasir

1.352,379

11

Tufit, batu pasir, batu lumpur

5.4843,157

11

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
A. Potensi rawan bencana alam
Kabupaten Kepulauan Talaud termasuk dalam kawasan rawan bencana alam karena
adanya dua gunung api aktif, adanya ancaman tanah longsor akibat topografi daerah yang
berbukit dan bergunung, dan adanya kemungkinan gempa bumi akibat aktivitas
pergerakan lempeng Laut Maluku dan Halmahera yang menuju ke arah barat di bawah
busur Talaud-Sangihe. Karena sebagian Kabupaten Kepulauan Talaud termasuk dalam
kawasan rawan bencana ini, maka kawasan ini perlu ditetapkan sebagai kawasan lindung
yang bertujuan untuk melindungi manusia dan kegiatannya dari bencana yang disebabkan
oleh alam maupun secara tidak langsung oleh perbuatan manusia.
1. Longsor
Kerawanan bencana longsor dapat dibagi dalam tiga tingkat yaitu tidak rawan,
rawan dan sangat rawan. Kriteria untuk masing-masing tingkat kerawanan dapat di lihat
pada Tabel 1.32
Tabel 2. 7 Kriteria Tingkat Kerawanan Bencana Longsor
No.
1.

Tingkat
kerawanan
Tidak Rawan

Kriteria
a. Jarang atau tidak pernah terjadi longsor lama ataupun baru,
kecuali di tebing-tebing sungai.
b. Topografi datar – landai/ bergelombang
c. Lereng < 15 %
d. Material penyusun bukan lempung ataupun rombakan longsor
(talus).

2.

Rawan

a. Jarang terjadi longsor, kecuali bila lerengnya terganggu.
b. Topografi landai - sangat terjal.
c. Klas lereng berkisar (5-15%) - (> 70%).
d. Material penyusun lereng umumnya lapuk tebal.
e. Vegetasi penutup kurang - amat kurang.

3.

Sangat Rawan

a. Dapat dan sering terjadi longsor.
b. Topografi landai - sangat curam.
c. Lereng antara (5-15%) dan (>70%).
d. Material penyusun lereng lapuk tebal dan rapuh.
e. Curah hujan tinggi.
f. Vegetasi penutup kurang - amat kurang.
g. Longsor lama dan baru aktif terjadi.

Sumber: Review RTRW Kab. Talaud 2007
12

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

Tabel 2. 8 Potensi Bahaya Tanah Longsor di Kabupaten Kepulauan Talaud
Potensi Longsor
Sangat Tinggi

Nama Kecamatan
Beo
Beo Selatan
Beo Utara
Damau
Essang
Essang Selatan
Gemeh
Kabaruan
Kalongan
Lirung
Melonguane
Melonguane Timur
Pulutan
Rainis
Salibabu
TampanAmma
Beo
Beo Selatan
Beo Utara
Damau
Essang
Essang Selatan
Gemeh
Kabaruan
Kalongan
Lirung
Melonguane
Melonguane Timur
Miangas
Moronge
Nanusa
Pulutan
Rainis
Salibabu
TampanAmma

Luas (Ha)

Potensi Longsor

2367,372 Tinggi
464,786
3348,92
725,594
35,511
821,376
2847,48
1348,687
106,704
268,22
844,203
2506,642
876,509
2110,979
196,309
4278,561
597,513
633,165
1208,302 Tidak Ada
865,623
681,589
823,89
2059,677
618,105
434,467
385,69
2283,22
666,365
52,461
244,578
541,524
396,459
2035,769
820,647
1427,644

Nama Kecamatan
Beo
Beo Selatan
Beo Utara
Damau
Essang
Essang Selatan
Gemeh
Kabaruan
Kalongan
Lirung
Melonguane
Melonguane Timur
Moronge
Nanusa
Pulutan
Rainis
Salibabu
TampanAmma
Beo
Beo Selatan
Beo Utara
Damau
Essang
Essang Selatan
Gemeh
Kabaruan
Kalongan
Lirung
Melonguane
Melonguane Timur
Miangas
Moronge
Nanusa
Pulutan
Rainis
Salibabu
TampanAmma

Luas (Ha)
1522,644
1401,805
4218,078
1385,03
644,799
1779,053
5853,15
2371,183
647,064
677,711
3254,495
2315,503
59,123
680,898
1060,705
3858,628
1461,248
4276,424
1081,819
1264,378
2158,791
1254,017
1536,179
1914,206
3032,516
1357,703
1178,782
798,971
2745,982
927,61
264,005
1189,373
2062,455
831,849
2236,314
2364,802
1738,594

Berdasarkan tabel di atas, dapat di ketahui bahwa potensi bahaya longsor yang sangat

tinggi dapat terjadi di Kecamatan TampanAmma, Kecamatan Melonguane Timur diikuti
oleh Kecamatan Beo. Adapun secara spatial dapat dilihat pada peta berikut ini.

Ringan

Gambar 2. 2 Peta Potensi Bahaya Longsor

13

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
Gambar 2.3 Peta Potensi Bahaya Rawan Longsor Kab. Kepulauan Talaud

14

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

2.

Banjir

Pengertian banjir ada dua, yaitu:
• Meluapnya aliran sungai dari alur sungai yang disebabkan oleh debit banjir dan kapasitas alur
sungai mengecil karena sedimentasi
• inudasi, yaitu daerah tergenang air akibat dari faktor topografi datar dan drainase jelek.
Daerah rawan banjir di wilayah perencanaan mencakup daerah muara sungai, dataran banjir
dan dataran aluvial terutama di sepanjang S. Tarun di Kecamatan Melonguane, Sungai Binalang
di Kecamatan Rainis. Faktor-faktor penyebab banjir antara lain adalah curah hujan yang tinggi,
penutupan lahan di daerah hulu berkurang dan kapasitas alur sungai terutama di daerah hilir
berkurang karena sedimentasi dan topografis daerah.

3.

Tsunami

Gelombang tsunami berbeda dengan gelombang laut lainnya yang bersifat kontinyu,
gelombang tsunami ditimbulkan oleh gaya impulsif yang bersifat insidentil, tidak kontinyu.
Periode gelombang tsunami antara 10 – 60 menit, panjang gelombangnya mencapai 100 km.
Ditengah lautan tinggi gelombang tsunami paling besar sekitar 5 meter, maka saat mencapai
pantai tinggi gelombangnya bisa sampai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air.
Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan
jangkauan dapat mencapai sejauh 500 meter dari garis pantai.
Dalam catatan sejarah kejadian tsunami yang pernah terjadi di indonesia sejak 1608 belum
pernah tercatat terjadinya bencana tsunami di daerah Kabupaten Kepulauan Talaud.
4. Bencana alam geologi
B. Kawasan Rawan Gempa
Daerah Kabupaten Kepulauan Talaud tergolong daerah yang berpotensi tinggi/rawan akan
gempa bumi. Kegiatan penunjaman Lempeng Maluku ke arah barat di bawah busur MinahasaSangihe yang masih aktif sampai sekarang dapat mengakibatkan terjadinya gempa bumi
tektonik. Di samping itu, di Talaud berpotensi sebagai lajur sumber gempa bumi.
Data gempa bumi yang dirasakan di daerah Sulawesi Utara antara tahun 1990 dan September
2005 tercatat sebanyak 297 kali dengan kisaran magnitude 4,0-7,1 skala Richter (SR). Dari data
yang ada, gempa dengan magnitude 4,0-5,0 SR terjadi sebanyak 107 kali (36,03%), dengan
magnitude 5,1-6,0 SR sebanyak 163 kali (54,88%), 6,1-7.0 SR sebanyak 26 kali (8,75%), dan
maginitude 7,1 sebanyak 1 kali (0,34%). Umumnya pusat gempa terletak di Laut Maluku. Daerah
ini termasuk ke dalam daerah yang berintensitas cukup tinggi untuk terjadi gempa dan dapat

15

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
disetarakan dengan skala IX-X MMI, tapi pada umumnya intensitas gempa bumi yang terjadi di
daerah ini mencapai antara III-IX MMI.
Berdasarkan SNI-1726 2002 Indonesia dibagi menjadi 6 wilayah gempa seperti ditunjukkan
dalam gambar dibawah ini. Dimana wilayah gempa 1 adalah wilayah dengan kegempaan yang
paling rendah dan wilayah gempa 6 adalah wilayah dengan kegempaan paling tinggi. Pembagian
wilayah gempa ini, didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar akibat pengaruh gempa
rencana dengan periode ulang 500 tahun..
Sebagaimana dalam peta bahaya gempa bumi bahwa Kabupaten Kepulauan Talaud termasuk
dalam kategori wilayah gempa 5-6 (tinggi – paling tinggi) dengan tingkat perambatan 0,25 – 30 g
apabila terjadi gempa bumi lihat Peta persebaran Gempa :

Gambar 2. 4 Peta Sebaran Gempa

.

Dengan demikian untuk wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud ini adalah sangat rawan terhadap
terjadinya gempa bumi.
C. Potensi sumber daya alam
Kabupaten Kepulauan Talaud dikarunia keanekaragaman tambang yang tinggi. Tercatat oleh
Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Kepulauan Talaud. Variasi kekayaan mulai dari
pertambangan emas, pasir besi maupun pertambangan galian C seperti : Batu, Pasir dan lainlain adapula bahan tambang lainnya.
Kesesuaian lahan pertanian
Analisis kesesuaian lahan bagi kawasan budidaya (khususnya pertanian, perkebunan) dilakukan
berdasarkan informasi sistem lahan yang dikeluarkan oleh RePPProT (Regional Physical Planning
Project for Transmigration) pada skala tinjau (1 : 250.000).
Analisis Kesesuaian Lahan pertanian bertujuan untuk menilai suatu kawasan, apakah sesuai
atau tidak bagi kegiatan budidaya pertanian lahan basah (lahan basah), pertanian pangan lahan
kering dan tanaman keras (tahunan). Faktor-faktor yang mempengaruhinya adalah:
• Kemiringan lereng
• Kedalaman efektif tanah
16

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
• Tingkat erosi
• Struktur (tekstur) tanah
• Ketersediaan air
Beberapa faktor lainnya yang ikut mempengaruhi, seperti keasaman tanah, kelembaban,
kondisi perakaran, ketersediaan hara, toksisitas, dan lainnya namun karena rencana ini untuk
tujuan tertentu (tidak detail), maka faktor-faktor lainnya tersebut dianggap relatif sama di
seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud .


Kemiringan lereng

Kemiringan lereng di Kabupaten Kepulauan Talaud dibedakan menjadi lima kelas yaitu datar,
landai, agak curam, curam dan sangat curam. Persebaran presentase Datar mencapai 24,6 % dari
total wilayah Kabupaten, landai 16,2 %. Dengan demikian ada sekitar 40% wilayah Kabupaten
Kepulauan Talaud dapat dimanfaatkan untuk berbagai pengembangan wilayah.
Tabel 2. 9 Kelas Kemiringan Lereng di Kabupaten Kepulauan Talaud
No. Kelas Kemiringan Lereng Luas (Ha)

Prosentase
(%)

1.

Datar

25.358,34

24,73

2.

Landai

16.579,66

16,17

3.

Agak Curam

17.713,36

17,27

4.

Curam

19.754,59

19,26

5.

Sangat Curam

23.147,85

22,57

Total

102.553,80
Sumber : Data SRTM

Secara garis besar, analisa kesesuaian lahan dari faktor kemiringan lereng bagi tanaman
lahan basah, tanaman pangan lahan kering dan tanaman pangan keras (tahunan) adalah
sebagai berikut:
Tabel 2. 10 Kesesuaian Lahan Berdasarkan Kemiringan Lereng
Kemiringan
Lereng
0–8%

Kesesuaian Lahan

Cakupan Wilayah

Sesuai untuk pekarangan dan 24 % dari luas daratan wilayah
bahkan lahan basah pada tempat Kabupaten Talaud
yang cukup air permukaannya

8- 15 % hingga Sesuai untuk tanaman pangan 16
15-25%

lahan kering

%

wilayah

Kabupaten

Kepulauan Talaud lereng 8-15%
dan 15-25 % seluas hampir 17 %
dari luas kabupaten

Sumber : Hasil Analisis tim Konsultan 2010
17

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

Tabel 2.11 Kemiringan Lereng pada setiap Kecamatan
No.

Nama Kecamatan

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

Beo
Beo Selatan
Beo Utara
Damau
Essang
Essang Selatan
Gemeh
Kabaruan
Kalongan
Lirung
Melonguane
Melonguane Timur
Miangas
Moronge
Nanusa
Pulutan
Rainis
Salibabu
TampanAmma

Luas Kemiringan Lereng (Ha)
Datar

1081,819
1264,378
2158,791
1254,017
1536,179
1914,206
3032,516
1357,703
1178,782
798,971
2745,982
927,610
264,005
1189,373
2062,455
831,849
2236,314
2364,802
1738,594

Landai

597,513
633,165
1208,302
865,623
681,589
823,890
2059,677
618,105
434,467
385,690
2283,220
666,365
52,461
244,578
541,524
396,459
2035,769
820,647
1427,644

Agak Curam

589,807
659,661
1707,019
704,925
458,033
825,864
2627,300
804,244
351,683
321,265
1967,677
936,878
50,595
586,429
464,616
1921,533
870,234
1865,190

Curam

932,837
742,144
2511,059
680,105
186,766
953,189
3225,850
1566,939
295,381
356,446
1286,818
1378,625
8,528
94,469
596,089
1937,095
591,014
2411,234

Sangat Curam

2367,372
464,786
3348,920
725,594
35,511
821,376
2847,480
1348,687
106,704
268,220
844,203
2506,642
876,509
2110,979
196,309
4278,561

Sumber: Hasil Analisis tim Konsultan 2010

2.1.5 Gambaran Klimatologi
Keadaan iklim di wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud secara global menurut klasifikasi iklim dari
schmidt & Ferguson adalah bertipe iklim A (iklim basah) yang memiliki bulan basah sebanyak 8 –
9 bulan dengan jumlah curah hujan bulanan pada tahun 2014 mencapai 263.5 mm/bulan.
Menurut data klimatologi yang dikeluarkan oleh Stasiun Meteorologi KL. III Naha Tahun 2010 –
2014 keadaan iklim di gugusan Kabupaten Kepulauan Talaud kejadian hujan lebih sering terjadi
pada bulan Januari, Pebruari, Nopember dan Desember yang bervariasi antara 22 – 25 hari hujan.
Intensitas tertinggi terjadi pada bulan Desember dan Januari dengan diselingi intensitas sedang
pada bulan Pebruari, Maret dan Nopember, intensitas terendah terjadi pada 4 bulan
pertengahan tahun yaitu bulan April, Mei, Juni dan Oktober. Bulan kering terjadi pada akhir bulan
Agustus hingga pertengahan September.
Tabel berikut memperlihatkan data klimatologi untuk suhu rata – rata, jumlah curah hujan dan
tekanan udara setiap tahunnya yang dicatat oleh Badan Meteorologi dan Geofisika Balai Wilayah
IV, Stasiun Meteorologi KL. III Naha Tahuna sepanjang tahun 2010 – 2014.

18

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

Tabel 2.12 Keadaan suhu rata-rata (°C)

Sumber : Talaud Dalam Angka 2015

19

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

Tabel 2. 13 Curah Hujan (Milimeter)

Sumber : Talaud Dalam Angka 2015

20

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
Tabel 2. 14 Tekanan Udara (Milibar)

Suhu tahunan (dalam 10 tahun) di Kabupaten Kepulauan Talaud rata – rata adalah berkisar 270
C, kelembaban udara berkisar antara 66 – 92 %. Dengan kelembaban rata – rata sebesar 85 %,
kelembaban udara termasuk tinggi dan bersuhu tropis sedang berimplikasikan pada kenyamanan
yang sedang bagi iklim lingkungan permukiman dan relatif sesuai untuk perkembangan tanaman
bila dihubungkan dengan persentase rata – rata jumlah penyinaran sinar matahari per bulan
sebesar 63 %. Tabel berikut memperlihatkan data klimatologi khusus intensitas penyinaran
matahari, kelembaban udara dan angin tahun 2010 – 2014.

21

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

Tabel 2. 15 Kecepatan Angin rata-rata
Kabupaten Kepulauan Talaud 2010 -2014

Sumber : Talaud Dalam Angka 2015

22

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

Tabel 2. 16 Kelembaban Udara rata-rata (%)

Sumber : Talaud Dalam Angka 2015 ; Stasiun Meteorologi Naha, Tahuna

23

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
Tabel 2. 17 Penyinaran Matahari rata-rata (%)

Sumber : Talaud Dalam Angka 2015 ; Stasiun Meteorologi Naha, Tahuna

2.1.6 Kondisi Sosial dan Ekonomi


Kondisi Sosial Budaya

Ditingkat pendidikan dasar, jumlah murid pada tahun 2008 tercatat sebanyak 10.556
murid.Sedangkan jumlah guru tercatat sebanyak 823 guru. Ratio murid terhadap guru Sekolah
Dasar pada tahun 2008 sebesar 12,83 atau dapat dikatakan bahwa setiap guru akan membimbing
sekitar 12-13 murid. Angka ini meningkat dari tahun 2007 yaitu 11-12 murid.

Pada tingkat pendidikan menengah pertama, jumlah murid pada tahun 2008 sebanyak 4.817,
sedangkan jumlah guru tercatat sebanyak 381 guru. Ratio murid terhadap guru tahun 2008
sebesar 12.64 atau setiap guru membimbing sekitar 12 -13 anak.
Untuk tingkat pendidikan menengah atas, jumlah murid yang tercatat pada tahun 2008 sebanyak
3.337 murid dan jumlah guru sebesar 214 guru. Ratio murid terhadap guru sebesar 15.59
atau setiap guru akan membimbing sekitar 15 - 16 anak.

Data jumlah lulusan untuk tiap level pendidikan pada tahun 2008 tidak tersedia sehingga tidak
dapat dilihat kondisi pertumbuhan lulusan untuk setiap level.

24

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
Gambar 2. 5 Rasio Murid SD, SLTP dan SLTA di Kabupaten Kepulauan Talaud 2008

Sumber : Talaud dalam Angka

Sesuai dengan falsafah negara, pelayanan kehidupan beragama dan Kepercayaan Terhadap
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa dikembangkan dan ditingkatkan untuk membina kehidupan
masyarakat dan mengatasi berbagai masalah sosial budaya yang mungkin menghambat
kemajuan bangsa

Gambar 2. 6 Persentase Penduduk Menurut Agama di Kabupaten Kepulauan Talaud

Sumber : Talaud Dalam Angka
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dan bertujuan
agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, leluasa dan
murah. Meningkatnya derajat kesehatan masyarakat, maka mutu sumber daya manusia dalam
pembangunan nasional meningkat pula.

Upaya-upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sudah banyak dilakukan oleh
pemerintah antara lain dengan memberikan penyuluhan kesehatan agar keluarga berperilaku
25

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
hidup sehat, dan penyediaan fasilitas seperti puskesmas, posyandu, pos obat desa, pondok
bersalin desa serta penyediaan air bersih.

26

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

2.1.7 Peta Wilayah Kabupaten
Gambar 2.7 Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Kepulauan Talaud

Sumber : RPJMD Talaud Tahun 2014-201
27

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD

2.2 Potensi Wilayah Kabupaten
Berdasarkan atas deskripsi karakteristik wilayah dan dengan berpedoman pada Rencana
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Talaud, maka dapat diidentifikasi wilayah yang memiliki
potensi untuk dikembangkan sebagai kawasan budidaya seperti hutan produksi dan hutan rakyat,
pertanian, perikanan, pertambangan, pemukiman, industri, pariwisata, pendidikan, tempat
ibadah, perdagangan dan jasa, serta kesehatan.
A. Pengembangan Wilayah/Kawasan Hutan Produksi dan Hutan Rakyat
Kawasan yang diperuntukkan bagi hutan produksi terbatas dimana eksploitasinya
dilakukan dengan sistem tebang pilih dan tanam. Ditinjau dari kegiatan eksploitasi yang dapat
dilakukan, kawasan hutan produksi terdiri dari hutan produksi terbatas (HPT), hutan produksi biasa
(HPB) dan hutan produksi konversi (HPK). Hutan produksi terbatas hanya dapat dieksploitasi
dengan cara tebang habis, serta dalam bentuk hutan tanaman industri (HTI). Hutan produksi
konversi, pada dasarnya dapat dikembangkan untuk kegiatan-kegiatan lain di luar sektor
kehutanan. Pemanfaatan ruang pada kawasan ini didasarkan pada tujuan utama pengembangan
kawasan budidaya, yaitu mengembangkan areal (kawasan budidaya) sesuai dengan potensi yang
ada.
Kawasan peruntukan hutan rakyat sebagaimana dimaksud adalah kawasan di luar
kawasan hutan yang ditetapkan Menteri Kehutanan yang memiliki tingkat kelerengan lebih dari
30% yang sudah tidak sesuai untuk pengembangan kegiatan budidaya pertanian dan perkebunan
dan dapat dikembangkan oleh masyarakat untuk budidaya tanaman/vegetasi hutan yang memiliki
nilai ekonomis tinggi.

B. Pengembangan Wilayah/Kawasan Pertanian
Kawasan peruntukkan pertanian sebagaimana dimaksud di wilayah Kabupaten adalah
kawasan yang secara teknis dapat dimanfaatkan untuk kegiatan budidaya pertanian dalam arti
luas; Jenis kegiatan budidaya perdesaan non terbangun berupa kegiatan pertanian dalam arti luas,
yang berdasar SK Mentan No 683/Kpts/Um/8/1981 dan 837/Kpts/Um/11/1980, meliputi kegiatan
pertanian yang difungsikan sebagai kawasan penyangga, kegiatan pertanian lahan kering
(palawija) kegiatan pertanian tanaman tahunan atau perkebunan, dan kegiatan pertanian
tanaman hias, peternakan, dan perikanan. Berdasarkan fungsi pemanfaatan ruang Kabupaten
Kepulauan Talaud terdapat lahan yang sesuai bagi pengembangan pertanian dan secara
operasional, strategi pengembangannya adalah memanfaatkan secara optimal kawasan budidaya
untuk pengembangan pertanian yang didasarkan pada kesesuaian lahan. Dalam tata ruang
Kabupaten Kepulauan Talaud lokasi atau penyebaran kawasan budidaya pertanian tidak dijelaskan
secara eksplisit mengingat terjadinya tumpang tindih lokasi untuk masing-masing usaha pertanian.
28

RPIJM 2015-2019 KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD
Pengembangan kawasan budidaya pertanian secara keseluruhan diarahkan untuk
budidaya tanaman pangan lahan basah, tanaman pangan lahan kering, perkebunan/ tanaman
tahunan, holtikultura, peternakan dan perikanan. Secara garis besar penggunaan areal pertanian
di Kabupaten Kepulauan Talaud dialokasikan bagi kegiatan :
-. Ekstensifikasi: Areal ekstensifikasi umumnya bukan termasuk dalam kriteria fungsi mintakat/
zona kawasan hutan dan areal yang telah diperuntukan bagi pembangunan serta lokasi
transmigrasi. Penggunaan lahan di wilayah ini pada umumnya adalah hutan atau semak belukar
dengan kemiringan tanahnya