Usulan Perbaikan Tata Letak Mesin Di PT.Cottonindo Ariesta, Subang.
iv Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Pada penelitian ini, yang menjadi objek penelitian adalah PT. Cottonindo Ariesta, Subang. Produk yang diproduksi oleh PT. Cottonindo Ariesta adalah Facial Cotton, Cotton Bud, Baby Cotton Bud, Cotton Roll, Cotton Ball, dan Mini Cotton Ball. Saat ini tata letak mesin di PT. Cottonindo Ariesta berdasarkan ukuran mesin yang kemudian disesuaikan dengan luas dari ruangan yang ada, dengan tata letak yang dilakukan saat ini terdapat beberapa proses yang susunan tata letak mesinnya tidak sesuai dengan proses operasi atau jarak yang terlalu jauh. Masalah yang ingin diteliti pada perusahaan ini adalah ingin memberikan usulan metode tata letak mesin yang sebaiknya digunakan, ongkos material handling yang semakin kecil, dan proses produksi yang semakin optimal.
Usulan yang diberikan untuk PT. Cottonindo Ariesta adalah perubahan pada tata letak mesin agar dapat memfasilitasi proses manufaktur berbagai macam jenis produk tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat membantu PT. Cottonindo Ariesta agar tata letak pabriknya menjadi lebih baik, ongkos material handling semakin kecil, dan proses produksi yang semakin optimal. Metode yang digunakan adalah metode By Process dan metode By Group Technology (GT), metode dengan ongkos material handling terkecil yang terpilih.
Pengolahan data yang dilakukan adalah pembuatan Peta Proses Operasi, pembuatan Peta Perakitan, perhitungan Routing Sheet dan Peta Proses Produk Darab, perhitungan jumlah mesin, perhitungan Matriks Clustering, perhitungan jumlah mesin berdasarkan pengelompokan Clustering, perhitungan ongkos material handling, perhitungan FTC, Outflow & Inflow, dan skala prioritas, pembentukan ARD, dan pembentukan AAD produksi, yaitu pembentukan tata letak usulan.
Berdasarkan hasil pengolahan, didapatkan bahwa tata letak menggunakan metode By GT dengan duplikasi yang terpilih karena total ongkos material handling yang paling rendah dibandingkan metode yang lainnya. Hasil yang didapatkan dari pengolahan data adalah penghematan jarak perpindahan material handling sebesar 15,006 m/minggu atau sebesar 15,006% per minggu. Atau berdasarkan penghitungan penghematan jarak perpindahan maka didapatkan penghematan ongkos material handling sebesar 39,785% atau dalam hitungan biaya sebesar Rp 23.799,454 per minggu atau sebesar Rp 1.237.571,608 per tahun.
(2)
vii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL... x
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ... 1-1 1.2 Identifikasi Masalah ... 1-2 1.3 Pembatasan Masalah ... 1-2 1.4 Asumsi... 1-2 1.5 Perumusan Masalah ... 1-3 1.6 Tujuan Penelitian ... 1-3 1.7 Sistematika Penulisan... 1-3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perancangan Fasilitas ... 2-1 2.2 Perancangan Tata Letak Pabrik ... 2-4 2.3 Jenis-jenis Permasalahan Tata Letak ... 2-4 2.4 Perencanaan Aliran ... 2-6 2.5 Jenis-jenis Layout Beserta dengan Kelebihan dan Kekurangannya ... 2-7 2.6 Peta Proses Operasi ... 2-14 2.7 Metode Dasar Group Technology ... 2-16 2.8 Karakteristik Metode-Metode Group Technology ... 2-17 2.9 Tahapan dalam Perencanaan Tata Letak ... 2-19 2.10 Perencanaan Aliran Material ... 2-20 2.11 Ongkos Material Handling ... 2-21 2.12 Peta Dari-Ke (From to Chart), Outflow-Inflow, Skala Prioritas .... 2-22 2.13 Activity Relationship Diagram (ARD) ... 2-24
(3)
viii Universitas Kristen Maranatha
2.14 Metode-metode Perhitungan Jarak ... 2-25
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Penelitian Pendahuluan ... 3-4 3.2 Identifikasi Masalah ... 3-4 3.3 Pembatasan Masalah ... 3-4 3.4 Asumsi... 3-4 3.5 Perumusan Masalah ... 3-5 3.6 Penentuan Tujuan Penelitian ... 3-5 3.7 Studi Pustaka ... 3-5 3.8 Penentuan Metode Pemecahan Masalah ... 3-5 3.9 Pengumpulan Data ... 3-5 3.10 Pengolahan Data... 3-6 3.11 Analisis ... 3-8 3.12 Kesimpulan dan Saran... 3-9
BAB 4 PENGUMPULAN DATA
4.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 4-1 4.2 Struktur Organisasi... 4-2 4.3 Produk yang Diproduksi ... 4-3 4.4 Jam Kerja Perusahaan ... 4-4 4.5 Kapasitas Produksi ... 4-5 4.6 Data Jenis Mesin ... 4-6 4.7 Peta Proses Operasi (PPO) ... 4-7 4.8 Tata Letak Awal ... 4-9 4.9 Data Bahan Baku... 4-10 4.10 Data Alat Material Handling ... 4-10
BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
5.1 Pengolahan Data... 5-1 5.1.1 Assembly Chart (Peta Perakitan) ... 5-1 5.1.2 Perhitungan Routing Sheet dan Multi Product Process
(MPPC) ... 5-2 5.1.3 Matrix Clustering ... 5-8
(4)
ix Universitas Kristen Maranatha
5.1.4 Perhitungan Jumlah Mesin ... 5-14 5.1.5 Perhitungan Ongkos Material Handling (OMH) Awal ... 5-18 5.1.6 Perhitungan From to Chart (FTC), Outflow-Inflow Relationship Chart, Skala Prioritas (SP) Awal ... 5-45
5.1.7 Pembentukan Activity Relationship Diagram (ARD) Awal ... 5-72 5.1.8 Perhitungan Ongkos Material Handling (OMH) Perbaikan ... 5-82 5.1.9 Perhitungan From To Chart (FTC), Outflow-Inflow Relationship Chart, dan Skala Prioritas (SP) Perbaikan ... 5-96 5.1.10 Pembentukan Activity Relationship Diagram (ARD)
Perbaikan ... 5-103 5.1.9 Area Allocation Diagram (AAD) Produksi ... 5-103 5.2 Analisis ... 5-105 5.2.1 Analisis Kekurangan Tata Letak Awal ... 5-105 5.2.2 Analisis Tata Letak Usulan ... 5-106 5.2.3 Analisis Kelebihan Tata Letak Usulan Dibandingkan
dengan Tata Letak Awal ... 5-107
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ... 6-1 6.2 Saran ... 6-2
DAFTAR PUSTAKA ... xvii KOMENTAR DOSEN PENGUJI ... xviii DATA PENULIS ... xix LAMPIRAN
(5)
x Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
4.1 Jam Kerja Perusahaan 4-5
4.2 Kapasitas Produksi 4-5
4.3 Konversi Tiap Produk 4-6
4.4 Data Jenis Mesin 4-6
4.5 Data Bahan Baku 4-10
4.6 Alat Material Handling 4-10
5.1 Perhitungan Routing Sheet Facial Cotton 5-3
5.2 Perhitungan Routing Sheet Cotton Bud 5-3
5.3 Perhitungan Routing Sheet Baby Cotton Bud 5-4
5.4 Perhitungan Routing Sheet Cotton Roll 1 5-4
5.5 Perhitungan Routing Sheet Cotton Roll 2 5-5
5.6 Perhitungan Routing Sheet Cotton Ball 5-5
5.7 Perhitungan Routing Sheet Mini Cotton Ball 5-6
5.8 Keterangan Mesin dan Part untuk ROC 5-8
5.9 Matriks Awal Perhitungan ROC 5-9
5.10 Langkah 1 Perhitungan ROC 5-10
5.11 Langkah 2 Perhitungan ROC 5-11
5.12 Langkah 3 Perhitungan ROC 5-12
5.13 Matriks Akhir Perhitungan ROC 5-13
5.14 Hasil Ukuran Performansi 5-14
5.15 Perhitungan Kebutuhan Mesin GT non-duplikasi 5-15 5.16 Perhitungan Kebutuhan Mesin GT duplikasi 5-16
5.17 Perbandingan Jumlah Mesin 5-17
5.18 Frekuensi By Volume (Process) 5-18
5.19 Frekuensi By Weight (Process) 5-22
5.20 OMH By Process 5-25
(6)
xi Universitas Kristen Maranatha
Tabel Judul Halaman
5.22 Frekuensi By Weight (GT non-duplikasi) 5-31
5.23 OMH By GT non-duplikasi 5-34
5.24 Frekuensi By Volume (GT duplikasi) 5-36
5.25 Frekuensi By Weight (GT duplikasi) 5-40
5.26 OMH By GT duplikasi 5-43
5.27 Ringkasan Hasil OMH 5-44
5.28 FTC By Process 5-45
5.29 FTC By GT non-duplikasi Cell 1 5-46
5.30 FTC By GT non-duplikasi Cell 2 5-46
5.31 FTC By GT non-duplikasi Cell 3 5-47
5.32 FTC By GT non-duplikasi Cell Gabungan 5-47
5.33 FTC By GT duplikasi Cell 1 5-48
5.34 FTC By GT duplikasi Cell 2 5-48
5.35 FTC By GT duplikasi Cell 3 5-49
5.36 FTC By GT duplikasi Cell Gabungan 5-49
5.37 Outflow By Process 5-50
5.38 Inflow By Process 5-51
5.39 Outflow By GT non-duplikasi Cell 1 5-51
5.40 Inflow By GT non-duplikasi Cell 1 5-52
5.41 Outflow By GT non-duplikasi Cell 2 5-52
5.42 Inflow By GT non-duplikasi Cell 2 5-53
5.43 Outflow GT non-duplikasi Cell 3 5-53
5.44 Inflow By GT non-duplikasi Cell 3 5-53
5.45 Outflow By GT non-duplikasi Cell Gabungan 5-54 5.46 Inflow By GT non-duplikasi Cell Gabungan 5-54
5.47 Outflow By GT duplikasi Cell 1 5-55
5.48 Inflow By GT duplikasi Cell 1 5-55
5.49 Outflow By GT duplikasi Cell 2 5-56
5.50 Inflow By GT duplikasi Cell 2 5-56
(7)
xii Universitas Kristen Maranatha
Tabel Judul Halaman
5.52 Inflow By GT duplikasi Cell 3 5-57
5.53 Outflow By GT duplikasi Cell Gabungan 5-57
5.54 Inflow By GT duplikasi Cell Gabungan 5-58
5.55 Skala Prioritas By Process (Outflow) 5-59
5.56 Skala Prioritas By Process (Inflow) 5-60
5.57 Skala Prioritas By GT non-duplikasi (Outflow) Cell 1 5-61 5.58 Skala Prioritas By GT non-duplikasi (Inflow) Cell 1 5-62 5.59 Skala Prioritas By GT non-duplikasi (Outflow) Cell 2 5-63 5.60 Skala Prioritas By GT non-duplikasi (Inflow) Cell 2 5-63 5.61 Skala Prioritas By GT non-duplikasi (Outflow) Cell 3 5-64 5.62 Skala Prioritas By GT non-duplikasi (Inflow) Cell 3 5-64 5.63 Skala Prioritas By GT non-duplikasi (Outflow) Cell Gabungan 5-64 5.64 Skala Prioritas By GT non-duplikasi (Inflow) Cell Gabungan 5-65 5.65 Skala Prioritas By GT duplikasi (Outflow) Cell 1 5-66 5.66 Skala Prioritas By GT duplikasi (Inflow) Cell 1 5-67 5.67 Skala Prioritas By GT duplikasi (Outflow) Cell 2 5-68 5.68 Skala Prioritas By GT duplikasi (Inflow) Cell 2 5-69 5.69 Skala Prioritas By GT duplikasi (Outflow) Cell 3 5-69 5.70 Skala Prioritas By GT duplikasi (Inflow) Cell 3 5-70 5.71 Skala Prioritas By GT duplikasi (Outflow) Cell Gabungan 5-70 5.72 Skala Prioritas By GT duplikasi (Inflow) Cell Gabungan 5-71
5.73 OMH Perbaikan By Process (outflow) 5-82
5.74 OMH Perbaikan By Process (inflow) 5-84
5.75 OMH Perbaikan By GT non-duplikasi (outflow) 5-86 5.76 OMH Perbaikan By GT non-duplikasi (inflow) 5-88 5.77 OMH Perbaikan By GT duplikasi (outflow) 5-90
5.78 OMH Perbaikan By GT duplikasi (inflow) 5-92
5.79 Ringkasan OMH Perbaikan 5-93
5.80 OMH Tata Letak Awal 5-94
(8)
xiii Universitas Kristen Maranatha
Tabel Judul Halaman
5.82 Outflow Cell 1 By GT duplikasi (outflow) Perbaikan 5-96 5.83 Inflow Cell 1 By GT duplikasi (outflow) Perbaikan 5-97 5.84 FTC Cell 2 By GT duplikasi (outflow) Perbaikan 5-97 5.85 Outflow Cell 2 By GT duplikasi (outflow) Perbaikan 5-98 5.86 Inflow Cell 2 By GT duplikasi (outflow) Perbaikan 5-98 5.87 FTC Cell 3 By GT duplikasi (outflow) Perbaikan 5-99 5.88 Outflow Cell 3 By GT duplikasi (outflow) Perbaikan 5-99 5.89 Inflow Cell 3 By GT duplikasi (outflow) Perbaikan 5-99 5.90 FTC Cell Gabungan By GT duplikasi (outflow) Perbaikan 5-100 5.91 FTC Cell Gabungan By GT duplikasi (outflow) Perbaikan 5-100 5.92 FTC Cell Gabungan By GT duplikasi (outflow) Perbaikan 5-101 5.93 Skala Prioritas Outflow Cell Gabungan By GT duplikasi
(outflow) Perbaikan 5-102
5.94 Skala Prioritas Inflow Cell Gabungan By GT duplikasi
(outflow) Perbaikan 5-102
5.95 Jarak pada Tata Letak Awal 5-105
5.96 Perbandingan Jumlah Mesin pada Tata Letak Awal dan
Usulan 5-106
(9)
xiv Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
2.1 Sistematika Perencanaan Fasilitas Pabrik 2-1
2.2 Jenis-jenis Layout 2-8
2.3 Tata Letak Produk (by product) 2-9
2.4 Tata Letak Produk Tetap (Fixed Layout) 2-10
2.5 Tata Letak Proses (By Process) 2-12
2.6 Tata Letak Selular (By GT) 2-13
2.7 Matriks Part-Machine 2-18
2.8 Matriks Terstruktur (Possibly Block Diagonal) 2-18
2.9 Langkah-langkah Perancangan Tata Letak 2-20
2.10 Activity Relationship Diagram 2-24
2.11 Perhitungan Jarak Euclidean 2-26
2.12 Perhitungan Aisle Distance 2-27
3.1 Flowchart Penelitian 3-1
4.1 Struktur Organisasi PT. Cottonindo Ariesta 4-2
4.2 Produk Facial Cotton 4-3
4.3 Produk Cotton Bud 4-3
4.4 Produk Baby Cotton Bud 4-3
4.5 Produk Cotton Roll 4-4
4.6 Produk Cotton Ball 4-4
4.7 Produk Mini Cotton Ball 4-4
4.8 PPO Facial Cotton 4-8
4.9 Tata Letak Awal 4-9
5.1 Peta Perakitan Cotton Bud 5-1
(10)
xv Universitas Kristen Maranatha
Gambar Judul Halaman
5.3 ARD Awal (Outflow By Process) 5-72
5.4 ARD Awal (Inflow By Process) 5-73
5.5 ARD Awal (Outflow By GT non-duplikasi) Cell 1 5-74 5.6 ARD Awal (Outflow By GT non-duplikasi) Cell 2 5-75 5.7 ARD Awal (Outflow By GT non-duplikasi) Cell 3 5-75 5.8 ARD Awal (Outflow By GT non-duplikasi) Cell Gabungan 5-76 5.9 ARD Awal (Inflow By GT non-duplikasi) Cell 1 5-76 5.10 ARD Awal (Inflow By GT non-duplikasi) Cell 2 5-77 5.11 ARD Awal (Inflow By GT non-duplikasi) Cell 3 5-77 5.12 ARD Awal (Inflow By GT duplikasi) Cell Gabungan 5-78 5.13 ARD Awal (Outflow By GT duplikasi) Cell 1 5-78 5.14 ARD Awal (Outflow By GT duplikasi) Cell 2 5-79 5.15 ARD Awal (Outflow By GT duplikasi) Cell 3 5-79 5.16 ARD Awal (Outflow By GT duplikasi) Cell Gabungan 5-79 5.17 ARD Awal (Inflow By GT duplikasi) Cell 1 5-80 5.18 ARD Awal (Inflow By GT duplikasi) Cell 2 5-80 5.19 ARD Awal (Inflow By GT duplikasi) Cell 3 5-80 5.20 ARD Awal (Inflow By GT duplikasi) Cell Gabungan 5-81
5.21 ARD Perbaikan Terpilih 5-103
(11)
xvi Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul Halaman
A Peta Proses Operasi (PPO) LA-1
B Perhitungan Jarak Antar Stasiun Kerja pada Tata Letak Awal LB-1 C Perhitungan Jarak Antar Stasiun Kerja pada Tata Letak Usulan LC-1
(12)
Lampiran A
LA-1
LAMPIRAN A
(13)
Lampiran A
LA-2
No produk : 1 Dipetakan Oleh : Yovina K
PETA PROSES OPERASI
RINGKASAN JUMLAH TOTAL 12 1 13 Comber Noil O-1 O-2 O-5 O-6 WAKTU (DETIK)
Opening & Mixing (Manual)
Streamlining (Blowing Carding)
Penggulungan (Loose Cotton Dryer Silas)
OPERASI
PEMERIKSAAN
Nama Produk : Facial Cotton Tanggal dipetakan : 3 Oktober 2010
O-3
O-4
Pembasahan dan pelipatan kapas (Mesin Lipat) O-8 Pemutihan (Dyeing) Air O-9 I-1 Cutting (Cutting) Ditimbang (Timbangan) Inspection (meja inspeksi) O-10 Zat kimia plastik Drying (Centrifius Drying) Drying (Centrifius Drying) 10.500" 600" 11.100" G2% 1200" 1800" 600" 420" 540" 420" 660" Packing (mesin press untuk plastik) O-11 mika bening kode produk 1500" 900" 900" 600" Q2% Q5% ;
Q2%
G2%
O-7 Pengeringan dan Pelurusan
(Cylinder Dryer) 660"
O-12 Packing dirapikan (mesin potong untuk plastik) 900"
Q1% dus
(14)
Lampiran A
LA-3
No produk : 2 Dipetakan Oleh : Yovina K
PETA PROSES OPERASI
RINGKASAN JUMLAH TOTAL 11 1 12 Silver O-9 I-1
WAKTU (DETIK) Inspection
(meja inspeksi)
OPERASI
PEMERIKSAAN
Nama Produk : Cotton Bud Tanggal dipetakan : 3 Oktober 2010
O-2 O-4 O-6 O-1 Streamlining (Carding) Drying 1 (Dryer Opener) Bed Wetting (Belt Press) Assembly (Cotton Bud) Pemutihan (Dyeing) Packing sementara (Manual) O-10 plastik Polypropylene
O-7 Cetak + Cutting (Cotton Filter) lem zat kimia O-8 air Stick dirapikan (Mesin Ayak Stick Cotton Bud)
O-3 (Centrifius Drying)Drying
plastik / tabung
Packing (Shrink) O-11 plastik kemasan kode produk 900" Q2% 10.780" 600" 11.380" 600" Q1% 420" 540" 480" 720" 720" 480" 1600" 2700" 1200" Q2% Q3%
O-5 Drying 2 (Loose Cotton Dryer) 1020"
(15)
Lampiran A
LA-4
No produk : 3 Dipetakan Oleh : Yovina K
PETA PROSES OPERASI
Nama Produk : Baby Cotton Bud Tanggal dipetakan : 3 Oktober 2010
RINGKASAN JUMLAH TOTAL 11 1 12 Silver O-9 I-1
WAKTU (DETIK) Inspection
(meja inspeksi) OPERASI PEMERIKSAAN O-2 O-4 O-6 O-1 Streamlining (Carding) Drying 1 (Dryer Opener) Bed Wetting (Belt Press) Assembly (Baby Cotton Bud) Pemutihan (Dyeing) Packing sementara (Manual) O-10 plastik Polypropylene
O-7 Cetak + Cutting (Cotton Filter) lem zat kimia O-8 air Stick dirapikan (Mesin Ayak Stick Cotton Bud)
O-3 (Centrifius Drying)Drying
plastik / tabung
Packing (Shrink)
O-11
plastik kemasankode produk 900" Q2% 9.880" 600" 10.480" 600" Q1% 420" 540" 480" 720" 720" 480" 1600" 1800" 1200" Q2% Q3%
O-5 Drying 2 (Loose Cotton Dryer) 1020"
(16)
Lampiran A
LA-5
No produk : 4 Dipetakan Oleh : Yovina K
PETA PROSES OPERASI
RINGKASAN JUMLAH
TOTAL
10
1
11
WAKTU (DETIK)
OPERASI
PEMERIKSAAN
Nama Produk :Cotton Roll 1 Tanggal dipetakan : 3 Oktober 2010 Silver
O-7
I-1 Inspection (meja inspeksi) O-2
O-4
O-6 O-1
Streamlining (Carding)
Drying 1 (Dryer Opener)
Bed Wetting (Belt Press)
Cutting (Cotton Roll) Pemutihan
(Dyeing)
Packing sementara (Manual) O-8
plastik zat kimia
O-3 (Centrifius Drying)Drying
Packing (mesin press untuk plastik)
O-10
kode produk 900" Q2%
600" Q1%
420"
540"
480"
480"
1600"
1800"
1000" Q2%
O-5 Drying 2 (Loose Cotton Dryer) 1020"
9.140"
600"
9.740"
O-9 Ditimbang (Timbangan) 900"
(17)
Lampiran A
LA-6
No produk : 5 Dipetakan Oleh : Yovina K
PETA PROSES OPERASI
RINGKASAN JUMLAH
TOTAL
6
1
7
WAKTU (DETIK)
OPERASI
PEMERIKSAAN
Nama Produk :Cotton Roll 2 Tanggal dipetakan : 3 Oktober 2010 Silver
O-7
I-1 Inspection (meja inspeksi) O-2
O-4
O-6 O-1
Streamlining (Carding)
Drying 1 (Dryer Opener)
Bed Wetting (Belt Press)
Packing (mesin Press untuk barang) Pemutihan
(Dyeing)
plastik zat kimia
O-3 (Centrifius Drying)Drying
600" Q1% 420"
540"
480"
480"
1600"
480" Q2%
O-5 Drying 2 (Loose Cotton Dryer) 1020"
5.020"
600"
5.620"
Tali rafia
(18)
Lampiran A
LA-7
No produk : 6 Dipetakan Oleh : Yovina K
PETA PROSES OPERASI
RINGKASAN JUMLAH
TOTAL
WAKTU (DETIK)
OPERASI
PEMERIKSAAN
Nama Produk : Cotton Ball Tanggal dipetakan : 3 Oktober 2010
Silver
O-7
I-1 Inspection (meja inspeksi) O-2
O-4
O-6 O-1
Streamlining (Carding)
Drying 1 (Dryer Opener)
Bed Wetting (Belt Press)
Cutting (Cotton Ball) Pemutihan
(Dyeing)
Packing sementara (Manual) O-8
plastik zat kimia
O-3 (Centrifius Drying)Drying
Packing (mesin press untuk plastik)
O-10
kode produk 900" Q2%
600" Q1%
420"
540"
480"
480"
1600"
1200"
1000" Q2%
O-5 Drying 2 (Loose Cotton Dryer) 1020"
10
1
11
8.540"
600"
9.140"
O-9 Ditimbang
(Timbangan) 900"
(19)
Lampiran A
LA-8
No produk : 7 Dipetakan Oleh : Yovina K
PETA PROSES OPERASI
RINGKASAN JUMLAH
TOTAL
10
1
11
WAKTU (DETIK)
OPERASI
PEMERIKSAAN
Nama Produk : Mini Cotton Ball Tanggal dipetakan : 3 Oktober 2010
8.440"
600"
9.040"
Silver
O-7
I-1 Inspection (meja inspeksi) O-2
O-4
O-6 O-1
Streamlining (Carding)
Drying 1 (Dryer Opener)
Bed Wetting (Belt Press)
Cutting (Cotton Ball) Pemutihan
(Dyeing)
Packing sementara (Manual) O-8
plastik zat kimia
O-3 (Centrifius Drying)Drying
Packing (mesin press untuk plastik)
O-10
kode produk 900" Q2%
600" Q1%
420"
540"
480"
480"
1600"
1100"
1000" Q2%
O-5 Drying 2 (Loose Cotton Dryer) 1020"
O-9 Ditimbang
(Timbangan) 900"
(20)
Lampiran B
LB-1
LAMPIRAN B
PETA PROSES PRODUK DARAB
(MPPC)
(21)
Lampiran B
(22)
Lampiran C
LC-1
LAMPIRAN C
(23)
Lampiran C
LC-2
Metode Rank Order Clustering (ROC) o Matriks awal
1 2 3 4 5 6 7 8
1 1
2 1 1 1 1 1 1
3 1
4 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1
7 1
8 1
9 1
10 1
11 1
12 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1
15 1
16 1 1 1 1 1 1 1
17 1
18 1
19 1
20 1
21 1 1 1 1
22 1 1
23 1 1 1 1
part (p)
machine (m)
o Langkah-langkah ROC o Langkah Pertama
1 2 3 4 5 6 7 8
128 64 32 16 8 4 2 1
5 1 1 1 1 1 1 1 254
13 1 1 1 1 1 1 1 254
16 1 1 1 1 1 1 1 254
21 1 1 1 1 150
23 1 1 1 1 150
3 1 128
10 1 128
11 1 128
15 1 128
18 1 128
19 1 128
2 1 1 1 1 1 1 126
4 1 1 1 1 1 1 126
12 1 1 1 1 1 1 126
14 1 1 1 1 1 1 126
22 1 1 96
7 1 64
1 1 32
9 1 16
20 1 8
6 1 1 6
8 1 1
17 1 1
part (p)
machine (m) langkah 1
(24)
Lampiran C
LC-3 o Langkah Kedua
8 6 7 5 4 3 2 1
1 4 2 8 16 32 64 128
5 1 1 1 1 1 1 1 1
13 2 1 1 1 1 1 1 1
16 4 1 1 1 1 1 1 1
21 8 1 1 1 1
23 16 1 1 1 1
3 32 1
10 64 1
11 128 1
15 256 1
18 512 1
19 1024 1
2 2048 1 1 1 1 1 1
4 4096 1 1 1 1 1 1
12 8192 1 1 1 1 1 1
14 16384 1 1 1 1 1 1
22 32768 1 1
7 65536 1
1 131072 1
9 262144 1
20 524288 1
6 1048576 1 1
8 2097152 1
17 4194304 1
6291456 1079327 1079327 555015 292895 194567 129031 2047 langkah 2
part (p)
machine (m)
o Langkah Ketiga
8 6 7 5 4 3 2 1
1 4 2 8 16 32 64 128
5 1 1 1 1 1 1 1 1 254
13 2 1 1 1 1 1 1 1 254
16 4 1 1 1 1 1 1 1 254
21 8 1 1 1 1 150
23 16 1 1 1 1 150
3 32 1 128
10 64 1 128
11 128 1 128
15 256 1 128
18 512 1 128
19 1024 1 128
2 2048 1 1 1 1 1 1 126
4 4096 1 1 1 1 1 1 126
12 8192 1 1 1 1 1 1 126
14 16384 1 1 1 1 1 1 126
22 32768 1 1 96
7 65536 1 64
1 131072 1 32
9 262144 1 16
20 524288 1 8
6 1048576 1 1 6
8 2097152 1 1
17 4194304 1 1
part (p)
machine (m) langkah 3
(25)
Lampiran C
LC-4 o Matriks akhir
6 7 5 4 3 2 1 8
4 2 8 16 32 64 128 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1
13 2 1 1 1 1 1 1 1
16 4 1 1 1 1 1 1 1
21 8 1 1 1 1
23 16 1 1 1 1
2 32 1 1 1 1 1 1
4 64 1 1 1 1 1 1
12 128 1 1 1 1 1 1
14 256 1 1 1 1 1 1
22 512 1 1
7 1024 1
1 2048 1
9 4096 1
20 8192 1
6 16384 1 1
3 32768 1
10 65536 1
11 131072 1
15 262144 1
18 524288 1
19 1048576 1
8 2097152 1
17 4194304 1
machine (m)
part (p)
Grouping Efficiency
o = 64 e = 5 v = 34 M = 23 P = 8
v e o e o η1 34 5 64 5 54
= 52,688%
94,505%5 34 64 8 * 23 34 64 8 * 23 e v o MP v o MP
η2
% 597 , 73 % 505 , 94 * 5 . 0 % 688 , 52 * 5 . 0 ) 1 ( 2
1
(26)
Lampiran C
LC-5
Grouping Efficacy
o = 64 e = 5 v = 34
% 204 , 60 34 64 5 64 1 1 v o e o Dimana :
o = jumlah angka 1 dalam matriks
e = jumlah exceptional elements dalam solusi v = jumlah voids dalam solusi
M = jumlah mesin P = jumlah part
= grouping efficiency
Metode Cluster Identification Algorithm (CIA) o Matriks awal
1 2 3 4 5 6 7 8
1 1
2 1 1 1 1 1 1
3 1
4 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1
7 1
8 1
9 1
10 1
11 1
12 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1
15 1
16 1 1 1 1 1 1 1
17 1
18 1
19 1
20 1
21 1 1 1 1
22 1 1
23 1 1 1 1
part (p)
(27)
Lampiran C
LC-6 o Langkah-langkah CIA o Langkah Pertama
(28)
Lampiran C
LC-7 o Langkah Ketiga
o Langkah Keempat
o Matriks Akhir
PF - 2
1 2 3 4 5 6 7 8
5 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1
16 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1
12 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1
3 1
10 1 11 1 15 1 18 1 19 1
21 1 1 1 1
23 1 1 1 1
21 1 1
7 1
1 1
22 1 1
9 1
20 1
8 1
17 1
MC - 1
MC - 2
(29)
Lampiran C
LC-8
Grouping Efficiency
o = 69 e = 0 v = 80 M = 23 P = 8
v e o e o η1 80 0 69 0 69
= 46,309%
100%0 80 69 8 * 23 80 69 8 * 23 e v o MP v o MP
η2
% 155 , 73 % 100 * 5 . 0 % 309 , 46 * 5 . 0 ) 1 ( 2
1
w w
Grouping Efficacy
o = 69 e = 0 v = 80
% 309 , 46 80 69 0 69 1 1 v o e o Dimana :
o = jumlah angka 1 dalam matriks
e = jumlah exceptional elements dalam solusi v = jumlah voids dalam solusi
M = jumlah mesin P = jumlah part
(30)
Lampiran C
LC-9
Metode Direct Clustering Algorithm (DCA) o Matriks awal
1 2 3 4 5 6 7 8
1 1
2 1 1 1 1 1 1
3 1
4 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1
7 1
8 1
9 1
10 1
11 1
12 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1
14 1 1 1 1 1 1
15 1
16 1 1 1 1 1 1 1
17 1
18 1
19 1
20 1
21 1 1 1 1
22 1 1
23 1 1 1 1
part (p)
machine (m)
o Langkah-langkah DCA o Langkah Pertama
Columns
8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 7 8 17 1 2 3 4 5 6 7 9 10 11 12 13 14 15 16 18 19 20 21 22 23 6 2 4 5 6 12 13 14 16 21 23 8 17 1 3 7 9 10 11 15 18 19 20 22 5 2 4 5 6 12 13 14 16 21 23 8 17 1 3 7 9 10 11 15 18 19 20 22 4 2 4 5 12 13 14 16 20 6 21 23 8 17 1 3 7 9 10 11 15 18 19 22 3 2 4 5 12 13 14 16 21 23 9 20 6 8 17 1 3 7 10 11 15 18 19 22 2 2 4 5 12 13 14 16 1 22 21 23 9 20 6 8 17 3 7 10 11 15 18 19 1 2 4 5 12 13 14 16 22 7 1 21 23 9 20 6 8 17 3 10 11 15 18 19 p 5 13 16 21 23 3 10 11 15 18 19 2 4 12 14 22 7 1 9 20 6 8 17
Rows
1 2 3 4 5 6 7 8 5 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 2
16 1 1 1 1 1 1 1 3
21 1 1 1 1 4
23 1 1 1 1 5
3 1 6
10 1 7
11 1 8
15 1 9
18 1 10
19 1 11
2 1 1 1 1 1 1 12
4 1 1 1 1 1 1 13
12 1 1 1 1 1 1 14
14 1 1 1 1 1 1 15
22 1 1 16
7 1 17
1 1 18
9 1 19
20 1 20
6 1 1 21
8 1 22
17 1 23
part
machine langkah 1
(31)
Lampiran C
LC-10 o Langkah Kedua
Rows
5 (1) 1 2 3 4 5 6 7 8
13 (2) 1 2 3 4 5 6 7 8
16 (3) 1 2 3 4 5 6 7 8
21 (4) 1 2 3 4 5 6 7 8
23 (5) 1 4 6 7 2 3 5 8
3 (6) 1 4 6 7 2 3 5 8
10 (7) 1 4 6 7 2 3 5 8
11 (8) 1 4 6 7 2 3 5 8
15 (9) 1 4 6 7 2 3 5 8
18 (10) 1 4 6 7 2 3 5 8
19 (11) 1 4 6 7 2 3 5 8
2 (12) 1 4 6 7 2 3 5 8
4 (13) 4 6 7 2 3 5 1 8
12 (14) 4 6 7 2 3 5 1 8
14 (15) 4 6 7 2 3 5 1 8
22 (16) 4 6 7 2 3 5 1 8
7(17) 2 3 4 6 7 5 1 8
1 (18) 2 3 4 6 7 5 1 8
9 (19) 3 2 4 6 7 5 1 8
20 (20) 4 3 2 6 7 5 1 8
6 (21) 5 4 3 2 6 7 1 8
8 (22) 6 7 5 4 3 2 1 8
17 (23) 8 6 7 5 4 3 2 1
c.a 8 6 7 5 4 3 2 1
Coloumns
8 6 7 5 4 3 2 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 2
16 1 1 1 1 1 1 1 3
21 1 1 1 1 4
23 1 1 1 1 5
3 1 6
10 1 7
11 1 8
15 1 9
18 1 10
19 1 11
2 1 1 1 1 1 1 12
4 1 1 1 1 1 1 13
12 1 1 1 1 1 1 14
14 1 1 1 1 1 1 15
22 1 1 16
7 1 17
1 1 18
9 1 19
20 1 20
6 1 1 21
8 1 22
17 1 23
1 2 3 4 5 6 7 8
langkah 2
part
(32)
Lampiran C
LC-11 o Langkah Ketiga
Columns
8 (1) 1 (5) 2 (13) 3 (16) 4 (21) 5 (23) 6 (3) 7 (10) 8 (11) 9 (15) 10 (18) 11 (19) 12 (2) 13 (4) 14 (12) 15 (14) 16 (22) 17 (7) 18 (1) 19 (9) 20 (20) 21 (6) 22 (8) 23 (17)
7 (2) 5 13 16 21 23 3 10 11 15 18 19 2 4 12 14 22 7 1 9 20 6 8 17
6 (3) 5 13 16 2 4 12 14 22 7 21 23 3 10 11 15 18 19 1 9 20 6 8 17
5 (4) 5 13 16 2 4 12 14 22 1 7 21 23 3 10 11 15 18 19 9 20 6 8 17
4 (5) 5 13 16 2 4 12 14 21 23 9 22 1 7 3 10 11 15 18 19 20 6 8 17
3 (7) 5 13 16 2 4 12 14 20 21 23 9 22 1 7 3 10 11 15 18 19 6 8 17
2 (6) 5 13 16 2 4 12 14 21 23 6 20 9 22 1 7 3 10 11 15 18 19 8 17
1 (8) 5 13 16 2 4 12 14 21 23 6 20 9 22 1 7 3 10 11 15 18 19 8 17
p 8 (22) 17 (23) 5 (1) 13 (2) 16 (3) 2 (12) 4 (13) 12 (14) 14 (15) 21 (4) 23 (5) 6 (21) 20 (20) 9 (19) 22 (16) 1 (18) 7 (17) 3 (6) 10 (7) 11 (8) 15 (9) 18 (10) 19 (11) Rows
8 6 7 5 4 3 2 1
22 1 1
23 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 3
2 1 1 1 1 1 1 1 4
3 1 1 1 1 1 1 1 5
12 1 1 1 1 1 1 6
13 1 1 1 1 1 1 7
14 1 1 1 1 1 1 8
15 1 1 1 1 1 1 9
4 1 1 1 1 10
5 1 1 1 1 11
21 1 1 12
20 1 13
19 1 14
16 1 1 15
18 1 16
17 1 17
6 1 18
7 1 19
8 1 20
9 1 21
10 1 22
11 1 23
1 2 3 4 5 6 7 8
revise 1
part
machine
o Matriks Akhir
8 6 7 5 4 3 2 1
22 1 1
23 1 2
1 1 1 1 1 1 1 1 3
2 1 1 1 1 1 1 1 4
3 1 1 1 1 1 1 1 5
12 1 1 1 1 1 1 6
13 1 1 1 1 1 1 7
14 1 1 1 1 1 1 8
15 1 1 1 1 1 1 9
4 1 1 1 1 10
5 1 1 1 1 11
21 1 1 12
20 1 13
19 1 14
16 1 1 15
18 1 16
17 1 17
6 1 18
7 1 19
8 1 20
9 1 21
10 1 22
11 1 23
1 2 3 4 5 6 7 8
machine
(33)
Lampiran C
LC-12
Grouping Efficiency
o = 64 e = 5 v = 34 M = 23 P = 8
v e o e o η1 34 5 64 5 54
= 52,688%
94,505%5 34 64 8 * 23 34 64 8 * 23 e v o MP v o MP
η2
% 597 , 73 % 505 , 94 * 5 . 0 % 688 , 52 * 5 . 0 ) 1 ( 2
1
w w
Grouping Efficacy
o = 64 e = 5 v = 34
% 204 , 60 34 64 5 64 1 1 v o e o Dimana :
o = jumlah angka 1 dalam matriks
e = jumlah exceptional elements dalam solusi v = jumlah voids dalam solusi
M = jumlah mesin P = jumlah part
(34)
1 – 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan tata letak pabrik adalah bagaimana cara menentukan letak mesin-mesin yang ada dan digunakan dalam proses produksi suatu produk. Letak mesin-mesin perlu diatur sedemikian rupa sehingga mampu meminimasi ongkos penanganan material. Oleh sebab itu, dalam proses peletakan mesin-mesin perlu diketahui seberapa erat hubungan antar mesin. Ongkos material handling merupakan salah satu komponen dari biaya produksi. Penempatan mesin yang kurang tepat dapat mengakibatkan jarak perpindahan material yang tinggi sehingga ongkos material handling menjadi tinggi. Oleh sebab itu diperlukan untuk menghitung ongkos material handling untuk mengetahui biaya yang dibutuhkan dalam melakukan perpindahan material antar mesin, sehingga secara langsung dapat menekan biaya perpindahan material, yang dapat meminimasi biaya produksi secara keseluruhan.
Saat ini, kondisi awal tata letak mesin di PT. Cottonindo Ariesta berdasarkan ukuran mesin yang kemudian disesuaikan dengan luas dari ruangan yang ada, dengan tata letak yang dilakukan saat ini terdapat beberapa proses yang susunan tata letak mesinnya tidak sesuai dengan proses operasi atau jarak yang terlalu jauh, contohnya jarak antara mesin Belt Press dengan mesin Dyeing pada proses pembuatan produk Cotton Bud, Baby Cotton Bud, Cotton Roll, dan Cotton Ball. Tata letak mesin yang belum tepat dapat mempengaruhi hal-hal yang berkaitan dengan proses produksi, seperti contohnya ongkos material handling yang besar, jarak antar stasiun kerja yang jauh, dan lain-lain. Selain itu juga, perusahaan ingin mengetahui metode yang terbaik untuk tata letak mesin di PT. Cottonindo Ariesta.
(35)
Bab 1 Pendahuluan 1 - 2
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
Salah satu penelitian yang dilakukan adalah perubahan pada tata letak mesin agar dapat memfasilitasi proses manufaktur berbagai macam jenis produk tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat membantu PT. Cottonindo Ariesta agar tata letak pabriknya menjadi lebih baik, ongkos material handling semakin kecil, proses produksi yang semakin optimal, dan mengusulkan metode yang baik untuk kasus tata letak mesin di PT. Cottonindo Ariesta.
1.2Identifikasi Masalah
Tata letak mesin saat ini, terdapat beberapa proses yang susunan tata letak mesinnya tidak sesuai dengan proses operasi atau jarak yang terlalu jauh, contohnya jarak antara mesin Belt Press dengan mesin Dyeing dan dari mesin Carding ke mesin Press untuk barang. Tata letak mesin yang belum tepat dapat mempengaruhi hal-hal yang berkaitan dengan proses produksi, seperti contohnya ongkos material handling yang besar, jarak antar stasiun kerja yang jauh, dan lain-lain.
1.3Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar lingkup pembahasan masalah menjadi lebih spesifik dan tidak terlalu luas. Pembatasannya adalah sebagai berikut: 1. Layout yang diamati adalah layout fabrikasi.
2. Layout yang diteliti berdasarkan Distance Based Objective yaitu minimasi ongkos material handling.
1.4Asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada penambahan atau pengurangan jumlah mesin. 2. Luas area produksi tidak berubah.
(36)
Bab 1 Pendahuluan 1 - 3
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 1.5Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan dibahas dirumuskan dalam poin-poin berikut ini:
1. Bagaimana tata letak mesin pada pabrik saat ini?
2. Bagaimana usulan tata letak yang baru bagi perusahaan?
3. Apa kelebihan tata letak usulan dibandingkan dengan tata letak saat ini?
1.6Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui tata letak mesin pada pabrik saat ini.
2. Memberikan usulan tata letak yang baru bagi perusahaan.
3. Menjelaskan kelebihan tata letak usulan dibandingkan tata letak saat ini.
1.7Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Berisi teori – teori dan konsep yang digunakan untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Berisi flowchart dari sistematika penelitian yang dilakukan mulai dari awal hingga penelitian selesai.
BAB 4 PENGUMPULAN DATA
Berisi data – data dari perusahaan tempat penulis melakukan pengamatan, yaitu sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan data-data lainnya seperti peta proses operasi, jenis produk yang diproduksi dan juga mesin – mesin yang digunakan dalam proses produksi.
(37)
Bab 1 Pendahuluan 1 - 4
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
Berisi pengolahan data dengan menggunakan perbandingan antara tata letak by GT (Group Technology) dan by Process dan analisis dari hasil pengolahan yang telah didapat.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dari hasil pengolahan data dan rumusan masalah serta saran bagi perusahaan maupun untuk peneliti selanjutnya.
(38)
6 - 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1Kesimpulan
Berdasarkan pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan dalam Bab 5, maka penulis menarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Tata letak produksi yang dimiliki perusahaan saat ini penempatan mesin dilakukan berdasarkan ukuran mesin. Dari segi jarak perpindahan material, didapatkan jarak perpindahan yang jauh sehingga mengakibatkan ongkos material handling menjadi lebih mahal dan waktu perpindahan dari satu mesin ke mesin lainnya menjadi lama.
2. Hasil dari perhitungan jumlah mesin menunjukkan bahwa jumlah mesin pada tata letak usulan sama dengan jumlah mesin pada tata letak awal. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah mesin yang ada sekarang sudah cocok dengan kebutuhan produksi, namun dalam penataannya masih perlu diatur agar diperoleh ongkos material handling yang lebih rendah. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, metode yang terpilih berdasarkan tata letak by GT duplikasi karena menghasilkan nilai ongkos material handling terkecil dibandingkan dengan metode tata letak by process ataupun tata letak by GT non-duplikasi.
3. Kelebihan tata letak usulan yang diusulkan oleh penulis dijabarkan dalam poin-poin berikut:
Berdasarkan penghitungan penghematan jarak perpindahan maka didapatkan penghematan jarak perpindahan material handling sebesar 15,006 m/minggu atau sebesar 15,006% per minggu.
Berdasarkan penghitungan penghematan jarak perpindahan maka didapatkan penghematan ongkos material handling sebesar 39,785% atau dalam hitungan biaya sebesar Rp 23.799,454 per minggu atau sebesar Rp 1.237.571,608 per tahun.
(39)
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 2
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
Hasil yang didapatkan untuk penghematan ongkos material handling tidak terlalu besar karena salah satu alasan dalam penelitian ini adalah perusahaan ingin mengetahui metode yang baik untuk dilakukan di PT. Cottonindo Ariesta, karena pada saat ini tata letak mesin hanya berdasarkan ukuran mesin yang kemudian disesuaikan dengan luas dari ruangan yang ada.
6.2Saran
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis serta kesimpulan yang telah dibuat oleh penulis untuk membuat tata letak usulan dengan menggunakan Metode By GT duplikasi, maka penulis memberikan saran baik untuk pihak perusahaan maupun untuk penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
1. Dalam mengubah tata letak awal menjadi tata letak usulan, perusahaan sebaiknya mengambil waktu pada hari libur panjang, sehingga tidak mengganggu proses produksi harian perusahaan.
2. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan agar dapat menggunakan algoritma-algoritma metaheuristic dan software dalam penyusunannya sehingga tidak memakan waktu dalam proses pengerjaan laporan penelitian.
(40)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Apple, James M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Bandung: ITB.
2. Francis, McGinnis, White. 1992. Facility Layout and Location An Analytical Approach. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
3. Heragu, Sunderesh. 1997. Facilities Design. Boston: PWS Publishing Company.
4. Kusiak, A., 1991, Computational Intelegent In Design and Manufacturin. New Jersey: Prentice Hall International.
5. Meyers, F.E. 1993. Plant Layout and Material Handling. New Jersey: Prentice Hall International.
6. Purnomo, Hari. 2008. Perencanaan & Perancangan Fasilitas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
7. Tompkins, James A and White, John A. 1996. Facilities Planning, 2nd ed. New York: John Wiley & Sons, Inc.
(1)
Bab 1 Pendahuluan 1 - 2
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha Salah satu penelitian yang dilakukan adalah perubahan pada tata letak mesin agar dapat memfasilitasi proses manufaktur berbagai macam jenis produk tersebut. Penelitian ini diharapkan dapat membantu PT. Cottonindo Ariesta agar tata letak pabriknya menjadi lebih baik, ongkos material
handling semakin kecil, proses produksi yang semakin optimal, dan
mengusulkan metode yang baik untuk kasus tata letak mesin di PT. Cottonindo Ariesta.
1.2Identifikasi Masalah
Tata letak mesin saat ini, terdapat beberapa proses yang susunan tata letak mesinnya tidak sesuai dengan proses operasi atau jarak yang terlalu jauh, contohnya jarak antara mesin Belt Press dengan mesin Dyeing dan dari mesin
Carding ke mesin Press untuk barang. Tata letak mesin yang belum tepat
dapat mempengaruhi hal-hal yang berkaitan dengan proses produksi, seperti contohnya ongkos material handling yang besar, jarak antar stasiun kerja yang jauh, dan lain-lain.
1.3Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah dilakukan agar lingkup pembahasan masalah menjadi lebih spesifik dan tidak terlalu luas. Pembatasannya adalah sebagai berikut: 1. Layout yang diamati adalah layout fabrikasi.
2. Layout yang diteliti berdasarkan Distance Based Objective yaitu minimasi
ongkos material handling.
1.4Asumsi
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Tidak ada penambahan atau pengurangan jumlah mesin. 2. Luas area produksi tidak berubah.
(2)
Bab 1 Pendahuluan 1 - 3
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha 1.5Perumusan Masalah
Masalah-masalah yang akan dibahas dirumuskan dalam poin-poin berikut ini:
1. Bagaimana tata letak mesin pada pabrik saat ini?
2. Bagaimana usulan tata letak yang baru bagi perusahaan?
3. Apa kelebihan tata letak usulan dibandingkan dengan tata letak saat ini?
1.6Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui tata letak mesin pada pabrik saat ini.
2. Memberikan usulan tata letak yang baru bagi perusahaan.
3. Menjelaskan kelebihan tata letak usulan dibandingkan tata letak saat ini.
1.7Sistematika Penulisan BAB 1 PENDAHULUAN
Berisi latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Berisi teori – teori dan konsep yang digunakan untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
Berisi flowchart dari sistematika penelitian yang dilakukan mulai dari awal hingga penelitian selesai.
BAB 4 PENGUMPULAN DATA
Berisi data – data dari perusahaan tempat penulis melakukan pengamatan, yaitu sejarah perusahaan, struktur organisasi, dan data-data lainnya seperti peta proses operasi, jenis produk yang diproduksi dan juga mesin – mesin yang digunakan dalam proses produksi.
(3)
Bab 1 Pendahuluan 1 - 4
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha BAB 5 PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS
Berisi pengolahan data dengan menggunakan perbandingan antara tata letak
by GT (Group Technology) dan by Process dan analisis dari hasil pengolahan
yang telah didapat.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
Berisi kesimpulan dari hasil pengolahan data dan rumusan masalah serta saran bagi perusahaan maupun untuk peneliti selanjutnya.
(4)
6 - 1 Universitas Kristen Maranatha
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1KesimpulanBerdasarkan pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan dalam Bab 5, maka penulis menarik beberapa kesimpulan yaitu:
1. Tata letak produksi yang dimiliki perusahaan saat ini penempatan mesin dilakukan berdasarkan ukuran mesin. Dari segi jarak perpindahan material, didapatkan jarak perpindahan yang jauh sehingga mengakibatkan ongkos material handling menjadi lebih mahal dan waktu perpindahan dari satu mesin ke mesin lainnya menjadi lama.
2. Hasil dari perhitungan jumlah mesin menunjukkan bahwa jumlah mesin pada tata letak usulan sama dengan jumlah mesin pada tata letak awal. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah mesin yang ada sekarang sudah cocok dengan kebutuhan produksi, namun dalam penataannya masih perlu diatur agar diperoleh ongkos material handling yang lebih rendah. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, metode yang terpilih berdasarkan tata letak by GT duplikasi karena menghasilkan nilai ongkos material handling terkecil dibandingkan dengan metode tata letak by process ataupun tata letak by GT non-duplikasi.
3. Kelebihan tata letak usulan yang diusulkan oleh penulis dijabarkan dalam poin-poin berikut:
Berdasarkan penghitungan penghematan jarak perpindahan maka didapatkan penghematan jarak perpindahan material handling sebesar 15,006 m/minggu atau sebesar 15,006% per minggu.
Berdasarkan penghitungan penghematan jarak perpindahan maka didapatkan penghematan ongkos material handling sebesar 39,785% atau dalam hitungan biaya sebesar Rp 23.799,454 per minggu atau sebesar Rp 1.237.571,608 per tahun.
(5)
Bab 6 Kesimpulan dan Saran 6 - 2
Laporan Tugas Akhir Universitas Kristen Maranatha
Hasil yang didapatkan untuk penghematan ongkos material
handling tidak terlalu besar karena salah satu alasan dalam
penelitian ini adalah perusahaan ingin mengetahui metode yang baik untuk dilakukan di PT. Cottonindo Ariesta, karena pada saat ini tata letak mesin hanya berdasarkan ukuran mesin yang kemudian disesuaikan dengan luas dari ruangan yang ada.
6.2Saran
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis serta kesimpulan yang telah dibuat oleh penulis untuk membuat tata letak usulan dengan menggunakan Metode By GT duplikasi, maka penulis memberikan saran baik untuk pihak perusahaan maupun untuk penelitian selanjutnya, yaitu sebagai berikut:
1. Dalam mengubah tata letak awal menjadi tata letak usulan, perusahaan sebaiknya mengambil waktu pada hari libur panjang, sehingga tidak mengganggu proses produksi harian perusahaan.
2. Untuk penelitian selanjutnya, penulis menyarankan agar dapat menggunakan algoritma-algoritma metaheuristic dan software dalam penyusunannya sehingga tidak memakan waktu dalam proses pengerjaan laporan penelitian.
(6)
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR PUSTAKA
1. Apple, James M. 1990. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Bandung: ITB.
2. Francis, McGinnis, White. 1992. Facility Layout and Location An
Analytical Approach. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
3. Heragu, Sunderesh. 1997. Facilities Design. Boston: PWS Publishing Company.
4. Kusiak, A., 1991, Computational Intelegent In Design and Manufacturin. New Jersey: Prentice Hall International.
5. Meyers, F.E. 1993. Plant Layout and Material Handling. New Jersey: Prentice Hall International.
6. Purnomo, Hari. 2008. Perencanaan & Perancangan Fasilitas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
7. Tompkins, James A and White, John A. 1996. Facilities Planning, 2nd ed.