Analisis dan Penerapan Pengakuan Awal Aset Tetap Berdasarkan PSAK no. 16 Revisi 2011 (Studi Kasus PT. Heksatex Indah, Bandung).

(1)

ABSTRACT

The purpose of doing the application of PSAK No. 16 is to find out how the initial recognition and presentation of fixed assets such as machinery in the financial statements. The object of research authors are PT. HeksatexIndah is a textile company, the company's assets are such as a machine that has the effect of almost 90% of total non-current assets contained in the company. The research method of this paper is a qualitative deductive method of thinking, and to further deepen the qualitative exploratory approach. The data collection was conducted by the author with interviews and obsevarsi directly to the Head of Accounting. The results of research conducted after the application of PSAK No. 16 Revision 2011 early initial recognition of fixed assets such as machinery increases the cost of the machine with the transport costs of imports and forklip costs were capitalized. For the measurement of the machine, with the increasing value of the machinery depreciation will also increase. The impact of the financial statement, showing an increase in net income in the consolidated statement of comprehensive income and goes and there are reports that the financial position of the book value of fixed assets and depreciation increased due to mutations depreciation value addition and increased engine.


(2)

ix

ABSTRAK

Tujuan dari melakukan penerapan PSAK No.16 adalah untuk mengetahui bagaimana pengakuan awal dan penyajian aset tetap berupa mesin dalam laporan keuangan. Objek penelitian penulis adalah PT. Heksatex Indah merupakan perusahaan textile, dalam perusahaan terdapat aset tetap berupa mesin yang memiliki pengaruh hampir 90% dari total aset non-lancar yang terdapat pada perusahaan. Metode penelitian penulisan ini adalah kualitatif dengan metode berfikir deduktif, lalu untuk lebih memperdalam dengan pendekatan kualitatif eksploratif. Pengumpulan data yang dilakukan penulis dengan wawancara dan obsevarsi secara langsung kepada Kepala Bagian Akuntansi. Hasil penelitian setelah dilakukan penerapan PSAK No. 16 Revisi 2011 pengakuan awal atas aset tetap berupa mesin meningkatkan harga perolehan mesin dengan adanya biaya angkut impor dan biaya forklip yang dikapitalisasi. Untuk pengukuran mesin, dengan meningkatnya nilai mesin maka beban penyusutan juga akan meningkat. Dampak dalam penyajian laporan keuangan, menunjukkan peningkatan laba bersih rugi berjalan pada laporan pendapatan komprehensif dan ada laporan posisi keuangan yaitu nilai buku aset tetap dan penyusutan meningkat disebabkan dengan mutasi penambahan nilai mesin dan penyusutan yang meningkat.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ...iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRACT ...viii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4


(4)

xi

1.5 Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Aset Tetap ... 8

2.1.1. Definisi Aset Tetap ... 8

2.1.2. Kriteria dan Karakteristik Asset ... 10

2.1.3. Klasifikasi Asset ... 13

2.1.4. Cara Perolehan Aset ... 15

2.2. Pengakuan Aset Tetap ... 18

2.2.1. Biaya Perolehan Awal ... 19

2.2.2. Biaya Perolehan Selanjutnya... 19

2.3. Pengukuran Aset Tetap ... 20

2.3.1. Pengukuran saat Pengakuan ... 23

2.3.2. Pengukuran setelah Pengakuan ... 32

2.3.2.1. Model Biaya ... 32

2.3.2.2. Model Revaluasi... 33

2.4. Penyusutan Aset Tetap ... 33

2.4.1. Definisi Penyusutan ... 33

2.4.2. Metode Penyusutan ... 36

2.5. Penyajian Aset dalam Laporan Keuangan ... 45

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian ... 48


(5)

3.2. Jenis Penelitian ... 49

3.3. Jenis dan Sumber Data ... 51

3.3.1. Jenis Data ... 51

3.3.2. Sumber Data ... 52

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 52

3.4.1. Wawancara ... 53

3.4.2. Observasi ... 53

3.5. Analisis Data ... 53

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 4.1. Deskripsi Perusahaan Mengenai Aset Tetap Berupa Mesin PT Heksatex Indah selama tahun 2011 ... 56

4.1.1. Daftar Aset Tetap Berupa Mesin PT. Heksatex Indah selama tahun 2011 ... 56

4.1.2. Kebijakan Akuntansi Perusahaan PT. Heksatex Indah ... 57

4.2. Hasil Pembahasan menurut Catatan Perusahaan Mengenai Aset Tetap Berupa Mesin PT Heksatex Indah ... 58

4.2.1. Pengakuan Awal Aset Tetap Menurut PT. Heksatex Indah ... 58

4.2.2. Perhitungan Penyusutan dengan Menggunakan Double Declining Method ... 62

4.2.3. Pencatatan penyusutan mesin selama tahun 2011 PT. Heksatex Indah ... 63


(6)

xiii 4.2.4. Dampak Pengakuan Awal Mesin Terhadap Biaya Kos

Produksi (Overhead) dengan Laporan Pendapatan

Komprehensif PT. Heksatex Indah ... 64 4.2.5. Dampak Pengakuan Awal Mesin Terhadap Laporan

Posisi Keuangan PT Heksatex Indah ... 69 4.3. Hasil Pembahasan Menurut PSAK No. 16 Revisi 2011 Mengenai

Aset Tetap ... 72 4.3.1. Pengakuan Awal Aset Tetap Menurut PSAK No. 16

Revisi 2011 ... 72 4.3.2. Perhitungan Penyusutan dengan Menggunakan Double

Declining Method Setelah Penerapan PSAK No.16 Revisi

2011 ... 75 4.3.3. Pencatatan Penyusutan Mesin Selama Tahun 2011

Setelah Penerapan PSAK No. 16 Revisi 2011 ... 76 4.3.4. Dampak Pengakuan Awal Mesin Terhadap Biaya Kos

Produksi (Overhead) dengan Laporan

Pendapatan Komprehensif PT. Heksatex Indah

Setelah Penerapan PSAK No. 16 Revisi 2011 ... 77 4.3.5. Dampak Pengakuan Awal Mesin Terhadap Laporan

Posisi Keuangan PT Heksatex Indah Setelah Setelah

Penerapan PSAK No. 16 Revisi 2011 ... 82 4.4. Analisis Perbandingan antara Perlakuan Akuntansi Aset Tetap


(7)

Berupa Mesin Menurut PT Heksatex Indah dengan Perlakuan

Akuntansi Aset Tetap berdasarkan PSAK No. 16 Revisi 2011 ... 85

4.4.1. Perbandingan Pengakuan Awal Aset Tetap Berupa Mesin Menurut PT Heksatex Indah dengan Perlakuan Akuntansi Aset Tetap berdasarkan PSAK No. 16 Revisi 2011 ... 85

4.4.2. Perbandingan Pengukuran Aset Tetap Berupa Mesin Menurut PT Heksatex Indah dengan Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan PSAK No. 16 Revisi 2011 ... 88

4.4.3. Perbandingan Penyajian dalam Laporan Keuangan Aset Tetap Berupa Mesin Menurut PT Heksatex Indah dengan Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan PSAK No. 16 Revisi 2011 ... 89

BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan ... 98

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 100

5.3. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 104

DAFTAR LAMPIRAN ... 107

DAFTAR RIWAYAT HIDUP (CURRICULUM VITAE) ... 124


(8)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 1 Biaya Kos Produksi PT. Heksatex ... 64 Gambar 2 Biaya Kos Produksi Setelah Penerapan PSAK No. 16 Revisi 2011 ... 77 Gambar 3 Perbandingan Biaya Kos Produksi Sebelum dan Setelah Penerapan


(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Dasar-Dasar Pengukuran Suatu Aset ... 20

Tabel II Contoh Data-Data Mengenai Biaya untuk Membangun Gedung ... 29

Tabel III Contoh Data-Data Hasil Biaya yang Telah Dikapitalisasi ... 29

Tabel IV Perhitungan Akumulasi Berdasarkan Metode Garis Lurus ... 38

Tabel V Penyesuaian Berdasarkan Metode Jumlah Angka Tahun ... 40

Tabel VI Penyesuaian Berdasarkan Saldo Menurun ... 42

Tabel VII Penyesuaian BErdasarkan Saldo Menurun Ganda ... 43

Tabel VIII Peneysuaian Berdasarkan Metode Jumlah Unit Produksi ... 45

Tabel IX Daftar Pembelian Mesin Impor Selama Tahun 2011... 56

Tabel X Tarif Saldo Menurun Ganda Berdasarkan Manfaat Aset ... 57

Tabel XI Pengukuran Mesin dengan Metode Saldo Menurun Ganda Selama Tahun 2011... 63

Tabel XII Perhitungan Biaya Kos Produksi ... 65

Tabel XIII Perhitungan Harga Pokok Penjualan ... 66


(10)

xvii Tabel XV Perhitungan Rincian Pembelian Mesin ... 70 Tabel XVI Laporan Posisi Keuangan ... 71 Tabel XVII Pengukuran Mesin dengan Metode Saldo Menurun Berganda Selama

Tahun 2011 Setelah Penerapan PSAK No. 16 Revisi 2011 ... 75 Tabel XVIII Perhitungan Biaya Kos Produksi Setelah Penerapan PSAK No. 16

Revisi 2011... 78 Tabel XIX Perhitungan Harga Pokok Penjualan Setelah Penerapan PSAK No. 16

Revisi 2011... 79 Tabel XX Laporan Pendapatan Komprehensif Setelah Penerapan PSAK No. 16

Revisi 2011... 81 Tabel XXI Perhitungan Rincian Pembelian Mesin Setelah Penerapan PSAK No. 16 Revisi 2011... 83 Tabel XXII Laporan Posisi Keuangan tahun 2011 Setelah Penerapan PSAK No. 16 Revisi 2011... 85 Tabel XXIII Perbandingan Pengakuan Awal Aset Tetap Berupa Mesin ... 87 Tabel XXIV Perbandingan Pengukuran setelah Pengakuan Aset Tetap

Berupa Mesin ... 88 Tabel XXV Perbandingan Rincian Biaya Produksi ... 91 Tabel XXVI Perbandingan Perhitungan Harga Pokok Penjualan Selama Tahun 2011... 92


(11)

Tabel XXVII Perbandingan Penyajian Laporan Pendapatan Komprehensif ... 93 Tabel XXVIII Perbandingan Rincian Perhitungan Mesin Selama Tahun 2011 ... 94 Tabel XXIX Perbandingan Penyajian Laporan Posisi Keuangan tahun 2011 ... 95


(12)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran A Laporan Pendapatan Komprehensif ... 107

Lampiran B Laporan Perubahan Ekuitas ... 108

Lampiran C Laporan Posisi Keuangan ... 109

Lampiran D Laporan Arus Kas ... 111


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Adopsi IFRS diberbagai negara memiliki beberapa manfaat. Pertama, dapat menyajikan laporan keuangan dengan dasar yang sama sebagai pesaing asing dan membuat perbandingan lebih mudah (comparability). Kedua, menjadikan salah satu bahasa akuntansi perusahaan yang memiliki anak perusahaan di negara-negara yang mengizinkan dan jika mereka memiliki investor asing yang harus menggunakan IFRS (transparency). Ketiga, perusahaan dapat merasakan manfaat dengan menggunakan IFRS jika mereka ingin meningkatkan modal di luar negeri dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan laporan keuangan. Keempat, mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multi nasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analisis (Dudi M Kurniawan:2010).

Meskipun penerapan IFRS dapat memberikan manfaat bagi para analis keuangan dengan memberikan informasi keuangan yang berkualitas (Asbaugh dan Pincus:2001), namun dalam prosesnya penerapan IFRS tidak mudah. Misalnya, penerapan IFRS memiliki beberapa kendala antara lain; pertama, pengakuan awal yang berdasarkan principle based membuat sulitnya untuk mengakui biaya-biaya mana yang perlu diperhitungkan dalam biaya perolehan. Kedua, pengukuran saat ini diharuskan memakai nilai wajar sebagai dasar penilaian. Ketiga, pengungkapan


(14)

BAB I - Pendahuluan 2

yang lebih kompleks atau lebih rinci mengenai informasi sehingga dapat mempertimbangkan informasi tersebut untuk pengambilan keputusan. Keempat, penyajian menentukan jenis informasi, bagaimana informasi tersebut disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan.

Salah satu standar yang direvisi berdasarkan IFRS adalah PSAK No. 16 konvergensi IAS 16 Aset Tetap. Di dalam implementasi PSAK No. 16 Revisi 2011 terdapat isu terkait aset tetap mengenai pengakuan awal dan penyajian aset tetap dalam laporan keuangan. Selain itu, akibat dari konvergensi IFRS menyebabkan perubahan dari rule based menjadi principle based mengakibatkan sulitnya untuk mengakui biaya-biaya yang terkait dengan standar yang seharusnya diakui agar menghasilkan penyajian yang baik pada laporan keuangan. Pengakuan awal aset tetap dimulai saat mengakui biaya perolehan aset tetap yang diakui sebagai aset yang memenuhi syarat pengakuan aset, yaitu aset tersebut memungkinkan entitas memperoleh manfaat ekonomik masa depan. Biaya perolehan aset tetap meliputi harga perolehan termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dikreditkan, biaya-biaya yang diatribusikan secara langsung atas aset dan estimasi awal biaya pembongkaran dan pemindahan aset tetap dan restorasi lokasi aset tetap. Hal ini menjadi penting disebabkan biaya perolehan aset tetap akan diperhitungkan untuk memperoleh nilai penyusutan, kemudian akan menghasilkan nilai aset tetap bersih pada laporan keuangan. Sehingga pengakuan awal aset tetap dan penyajiannya dalam laporan keuangan dapat mencerminkan keadaan yang sebenarnya (representation faithfulness) dan memberikan informasi yang andal (reliable).


(15)

BAB I - Pendahuluan 3

PT. Heksatex Indah adalah perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang tekstil. Perusahaan memiliki asset tetap berupa mesin yang beragam baik dari segi jumlah dan jenisnya. PT. Heksatex sampai saat ini sudah mengembangkan pangsa pasarnya hingga ke luar negeri, hal ini membuat perusahaan dituntut untuk mengadopsi standar berbasis IFRS dalam pencatatan aset tetap. Saat ini perusahaan sudah menerapkan aturan PSAK 16 namun belum sepenuhnya mengadopsi aturan standar revisi terbaru. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai metode pencatatan dan pengukuran asset tetap, khususnya mengenai pengakuan awal aset tetap serta penyajian dalam laporan keuangan pada PT. Heksatex Indah. Perusahaan saat ini diketahui belum memperhitungkan biaya-biaya yang menurut standar harus dimasukkan dalam pengukuran saat pengakuan biaya perolehan asset tetap.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti mengambil judul “Analisis dan Penerapan Pengakuan Awal Aset Tetap Berdasarkan PSAK No. 16 Revisi 2011 (Studi

Kasus PT Heksatex Indah, Bandung)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dengan berdasarkan pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16 Revisi 2011 merupakan pedoman dalam pelaksanaan akuntansi mengenai aset tetap. Maka penjelasan dari latar belakang penelitian yang dilakukan penulis mengidentifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut :


(16)

BAB I - Pendahuluan 4

a. Bagaimana pengakuan awal (initial recognition) aset tetap berupa mesin berdasarkan PSAK 16 Revisi 2011 pada PT. Heksatex Indah ?

b. Bagaimana penyajian aset tetap berupa mesin berdasarkan PSAK 16 Revisi 2011 pada PT. Heksatex Indah ?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian yang ingin dicapai sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana pengakuan awal aset tetap berupa mesin berdasarkan PSAK 16 Revisi 2011 pada PT. Heksatex Indah.

2. Untuk mengetahui bagaimana penyajian aset tetap berupa mesin pada laporan keuangan berdasarkan PSAK 16 Revisi 2011 pada PT. Heksatex Indah

1.4 Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini untuk mempermudah melakukan penelitian dalam mengembangkan pengetahuan obyek yang diteliti dan untuk membatasi agar penelitian ini tidak terlalu luas, maka diperlukan pembatasan masalah agar pembahasan menjadi lebih terarah. Maka dalam penelitian ini, penulis hanya


(17)

BAB I - Pendahuluan 5

membatasi masalah pada pengakuan awal untuk aset tetap hingga penyajian aset tetap dalam laporan keuangan PT. Heksatex Indah tahun 2011. Hal ini dikarenakan pengakuan awal aset tetap berupa mesin pembuatan kain (wrap knitting machines), mesin celup (dyeing machines), dan mesin (stenter machines) memiliki pengaruh yang cukup besar dalam perusahaan. Sekitar 90% dari total aset tetap perusahaan berasal dari mesin, ini yang menyebabkan menjadi faktor penting yang akan mempengaruhi pengukuran aset tetap hingga penyajian aset tetap dalam laporan posisi keuangan perusahaan.

1.5 Manfaat penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat penelitian, yaitu :

1. Bagi Penulis

Dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan lebih luas mengenai standar penyusunan laporan keuangan yang baru, yaitu International Financial Reporting Standard (IFRS). Selain itu penelitian ini sangat berguna terutama dalam mengembangkan teori yang telah diperoleh dibangku perkuliahan dan standar dalam IAS (International Accounting Standard) 16 mengenai aset tetap yang ada dengan kondisi sebenarnya dan memberikan konstribusi pemikiran mengenai aset tetap yang dimiliki perusahaan.


(18)

BAB I - Pendahuluan 6

a. Perusahaan menjadi bahan masukan dan saran dalam menerapkan kebijakan aktiva tetap sesuai aturan standar internasional International Financial Reporting Standard (IFRS) khususnya mengenai International Accounting Standard (IAS) 16 aset tetap.

b. Memberi bukti empiris kepada perusahaan mengenai adanya pengaruh positif penerapan International Financial Reporting Standard (IFRS) untuk periode di masa yang akan datang mengenai aset tetap pada laporan keuangan.

c. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan dalam membuat laporan keuangan untuk periode selanjutnya khusunya mengenai aset tetap, mulai dari identifikasi transaksi, pengakuan awal, pencatatan, pengukuran hingga penyajian.

3. Bagi pihak lain

a. Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dan referensi bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang akuntansi keuangan bagi para peneliti-peneliti selanjutnya

b. Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak eksternal perusahaan dalam memeriksa laporan keuangan khusunya mengenai aset tetap, mulai dari identifikasi transaksi, pencatatan, pengukuran hingga pengakuan.

c. Dapat dijadikan bahan evaluasi apakah selama ini standar yang ada dapat diterapkan atau tidak dalam keadaan nyata di lapangan. Dengan


(19)

BAB I - Pendahuluan 7

melihat pentingnya standar, perlu menyeimbangkan kebutuhan standar dan praktik di lapangan. Diharapkan semakin banyak perusahaan yang dapat mengadopsi standar berbasis IFRS agar pelaporan keuangan lebih dapat diandalkan dengan penggunaan standar berkualitas internasional.


(20)

98 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan informasi yang diperoleh mengenai Analisis dan Penerapan Pengakuan Awal Aset Tetap berdasarkan PSAK No. 16 Revisi 2011. Dan penelitian yang telah dilakukan pada PT. Heksatex Indah, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. PT. Heksatex Indah dalam pengakuan awal aset tetap berupa mesin yang dilakukan sepenuhnya belum sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16 Revisi 2011 atau International Accounting Standard 16. Aset tetap yang diperoleh perusahaan selama tahun 2011 berupa mesin yang diperoleh dengan cara tunai dan kredit pada PT. Heksatex Indah. Pada pengakuan menurut perusahaan biaya perolehan aset tetap berupa mesin hanya meliputi harga perolehan dari mesin tersebut. Sehingga biaya yang diatribusikan untuk mesin sampai siap digunakan oleh maksud manajemen dibebankan dan disajikan pada laporan pendapatan komprehensif. Dalam jurnal yang dicatat oleh perusahaan dalm jurnal pembelian mesin terpisah dengan beban yang diatribusikan untuk mesin sampai siap digunakan, yaitu beban forklip dan beban angkut impor. Hal tersebut tidak sesuai dengan PSAK No. 16 paragraf 16, bahwa harga perolehannya, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak dikreditkan setelah dikurangi diskon pembelian dan potongan lain dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset


(21)

BAB V - Simpulan dan Saran 99

ke lokasi dan kondisi yang diinginkan agar dapat digunakan. Maka dampak dari tidak diterapkan PSAK No.16 Revisi 2011 adalah aset tetap berupa mesin dengan cara kredit lebih rendah Rp. 122.418.161 dan mesin yang diperoleh dengan tunai lebih rendah Rp. 56.015.041. Hal ini juga berdampak pada biaya penyusutan yang lebih rendah Rp.14.981.134 sebelum diterapkan PSAK No. 16 Revisi 2011.

Kesulitan-kesulitan yang dialami oleh perusahaan untuk dapat mengidentifikasi biaya-biaya yang berhubungan dengan aset tetap berupa mesin, yaitu biaya yang diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan supaya aset tersebut siap digunakan sesuai maksud manajemen. Hal tersebut menyebabkan adanya kemungkinan aset tetap berupa mesin dapat disajikan lebih (undervalue) atau lebih tinggi (overvalue) dari yang seharusnya. Sehingga memungkinkan informasi mengenai aset tetap berupa mesin pada PT. Heksatex Indah menjadi kurang andal dan relevan

2. Pengaruh dan dampak yang timbul pada pengukuran aset tetap berupa mesin harga perolehan mesin menjadi lebih kecil (undervalued) Rp. 178.433.202 dikarenakan kesalahan dalam pengakuan awal pembelian mesin. Dengan demikian hal tersebut akan berdampak pada penyusutan mesin, dalam perhitungan penyusutan mesin menggunakan metode double declining mengalami peningkatan setelah melakukan penerapan PSAK No. 16 Revisi 2011 sebesar Rp. Rp.14.981.134. Hal ini dikarenakan biaya yang dikapitalisasi pada nilai aset mengakibatkan meningkatnya nilai aset maka penyusutan juga akan meningkat. Walaupun selisih ini memang tidak terlalu material, namun jika di masa yang akan datang perusahaan


(22)

BAB V - Simpulan dan Saran 100

Universitas Kristen Maranatha

membutuhkan mesin untuk produksi yang cukup besar nilainya, maka biaya penyusutan juga akan meningkat dan mengakibatkan selisih peningkatan tersebut mungkin dapat menjadi material. Hal ini berakibat pada kurang andalnya nilai penyusutan yang disajikan dalam laporan posisi keuangan PT. Heksatex Indah. 3. Dalam penyajian laporan pendapatan komprehensif PT. Heksatex Indah setelah

menerapkan PSAK No. 16, biaya angkut impor dan biaya forklip yang dikapitalisasi pada nilai aset berdampak pada harga pokok penjualan lebih besar Rp. 3.781.134. Biaya penyusutan yang meningkat seiring meningkatnya nilai aset tidak memiliki pengaruh besar dalam mengurangi harga pokok penjualan. Hal tersebut menyebabkan laba bersih meningkat sebesar Rp. 122.589.051. Dalam penyajian laporan posisi keuangan penambahan mutasi mesin lebih besar sehingga berdampak pada nilai buku mesin yang lebih besar sebesar Rp. 178.433.202 dan berdampak pada nilai buku aset tetap keseluruhan. Hal tersebut juga berdampak pada penambahan penyusutan mesin selama tahun 2011 lebih rendah Rp.14.981.134 sehingga berdampak pada total nilai buku penyusutan yang lebih rendah. Karena perbedaan pada pengakuan awal pembelian mesin maka dampaknya sampai pada total nilai aset non-lancar dan perubahan laba bersih selama tahun 2011.

5.2. Keterbatasan Saran

Penelitian ini mepunyai keterbatasan yang dapat dijadikan pertimbangan bagi peneliti lainnya yang ingin mengangkat tema yang sama dengan penelitian ini, agar


(23)

BAB V - Simpulan dan Saran 101

mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Keterbatasan yang pada penelitian ini, antara lain:

1. Peneliti hanya menganalisis pengakuan awal dari aset tetap berupa mesin dengan biaya yang diatribusikan pada mesin hingga mesin sampai siap digunakan oleh maksud manajemen. Untuk analisis penyajian aset tetap, penulis membatasi hanya untuk penyajian aset tetap berupa mesin saja sebab mesin pada perusahaan PT. Heksatex Indah memiliki kapasitas 90% atas total aset tetap yang dimiliki perusahaan.

2. Dalam perhitungan pengukuran aset tetap berupa mesin yang diperoleh dengan cara pembelian secara tunai dan kredit selama tahun 2011. Peneliti tidak menganalisis pengukuran setelah pengakuan dengan menggunakan model revaluasi.

3. Peneliti melakukan pembahasan hanya sampai penyajian aset tetap berupa mesin dalam laporan keuangan saja dan tidak membahas mengenai pengungkapan yang diperlukan untuk aset tetap dalam laporan keuangan perusahaan.

5.3. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan serta beberapa kesimpulan dan keterbatasan pada penelitian ini, saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:


(24)

BAB V - Simpulan dan Saran 102

Universitas Kristen Maranatha

a. Pada pengakuan awal aset tetap berupa mesin yang diperoleh secara tunai dan kredit, perusahaan disarankan untuk menerapkan aturan sesuai dengan PSAK No. 16 Revisi 2011, yaitu untuk melakukan kapitalisasi biaya yang diatribusikan secara langsung yang membawa aset tetap ke lokasi dan kondisi agar siap digunakan, biaya yang dimaksud yang berkaitan dengan mesin adalah biaya forklip dan biaya angkut impor dikapitalisasi pada nilai mesin sehingga menambah biaya perolehan mesin. Untuk penyajian keterangan biaya dalam catatan laporan keuangan agar lebih jelas mengenai biaya yang berkaitan dengan masing-masin aset tetap yang dimiliki perusahaan.

b. Setelah pengakuan awal telah sesuai dengan PSAK No. 16, maka nilai dari mesin yang digunakan untuk menghitung biaya penyusutan juga berubah dengan menggunakan metode garis berganda (double declining). Selain itu, perusahaan perlu melakukan pemeriksaan dampak lain yang terjadi, yaitu biaya yang dikapitalisasi pada nilai aset membuat biaya pabrikasi atau produksi pada periode tersebut akan berkurang maka harga pokok penjualan akan meningkat dan laba bersih pun akan berubah.

c. Untuk penyajian aset tetap dalam laporan keuangan agar menggunakan hasil pengakuan awal setelah penerapan PSAK No. 16, khususnya dalam laporan pendapatan komprehensif dan laporan posisi keuangan perusahaan agar dapat menghasilkan informasi yang lebih andal dan relevan bagi para pembaca laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.


(25)

BAB V - Simpulan dan Saran 103

a. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian pada perusahaan yang memperoleh pendapatan dan manfaat langsung dari aset tetap, agar dalam menerapkan pengakuan awal aset tetap menurut PSAK No. 16 Revisi 2011 secara penuh diterapkan. Lingkup analisis aset tetap dapat diperluas tidak hanya mencakup mesin maka penyajian aset tetap secara detail tidak hanya mencakup mesin, tetapi bangunan, kendaraan atau aset yang diciptakan sendiri oleh perusahaan.

b. Pada penelitian selanjutnya dapat memperluas lingkup analisis aset tetap secara keseluruhan tidak hanya berupa mesin, tetapi bangunan, kendaraan atau aset yang diperoleh perusahaan dengan ditukarkan atau aset yang diciptakan sendiri oleh perusahaan, sehingga mampu melengkapi kekurangan yang ada pada penelitian ini. Peneliti menyarankan untuk menambahkan perhitungan pengukuran setelah pengakuan dengan menggunakan model revaluasi agar informasi yang disajikan dalam laporan keuangan mengenai aset tetap lebih relevan dan andal.

c. Peneliti mengharapkan penelitian selanjutnya agar dapat menambahkan kajian penelitian mengenai pengungkapan aset tetap dalam laporan keuangan perusahaan.


(26)

104

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, A., Abib. 2006. Problematika Penentuan Sampel Dalam Penelitian Bidang Perumahan dan Permukiman. Dimensi Teknik Arsitektur, 2 (34), hal. 138-146.

Accounting Principles Board. 1970. APB Statement No.4 Basic Concepts and

Accounting Principles Underlying Financial Statement of Business Enterprises. AICPA

Ashbaugh, H., dan M. Pincus. 2001. “Domestic accounting standards, International Accounting Standards, and the predictability of earnings.” Journal of Accounting Research 39: 417-434.

Babbie, E. 1986. The Practice of Social Research. (4th ed). California: Wadsworth Publishing Co

Ekadinata, A. 2010. Akuntansi Penyusutan Akitva Tetap pada PT. Pelabuhan Indoensia I (PERSERO) Medan. Program pascasarjana strata-1. Medan : Universitas

Sumatera Utara

Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Akuntansi Aktiva Tetap. Bumi Aksara: Jakarta

Hendriksen. 2000. Accounting Theory. 9th Edition

Hongren, Horrison, Robinson, dan Secokusomo. 2001. Akuntansi Aktiva Tetap dan Penyusutan, Erlangga, Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Akuntansi Keuangan No. 16, Aset Tetap. Jakarta: Salemba Empat


(27)

Daftar Pustaka 105

Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis:Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygant, Terry D. Werfield, 2007. Akuntansi Intermediate, Edisi Kesepuluh, Jilid Dua, Erlangga, Jakarta.

Kriyantono. 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Prenada Media Group. Jakarta.

Kurniawan, Dudi M. 2010. Manfaat Adopsi IFRS di Indonesia. Kompas. Kompas, 6 Mei 2010

Most, Kenneth S. 1982. Accounting Theory. Columbus, OH: Grid Publishin, Inc

Putra, Lie Dharma. 2011. Perlakuan Akutansi Aktiva Tetap diakses dari http : //putra- Finance-accounting-taxation.blogspot.com/2007/11/aktiva-tetap-perlakuan-akuntansi.html pada tanggal 28 Oktober 2012

Ridwan ABD, Achmad. 2011. Perlakuan Akuntansi Aset Biologis PT.Perkebunan Nusantara XIV Makassar (PERSERO). Program pascasarjana strata-1. Makassar : Universitas Hassanudin

Statement of Acounting Concepts No.4, Australian Accounting Standards Board (AASB) (prg 12)

Strauss, A., & Corbin, J. (1990). Basics of qualitative research: Grounded theory procedures and techniques. Newbury Park, CA: Sage Publications, Inc.


(28)

Daftar Pustaka 106

III). Yogyakarta: BPFE.

Wibiyanto, Bayu. 2007. Analisis Terhadap Ekuitas Merk Sony Ericsson. Program pascasarjana strata-1. Jakarta : Universitas Indonesia


(1)

BAB V - Simpulan dan Saran 101

Universitas Kristen Maranatha mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Keterbatasan yang pada penelitian ini, antara lain:

1. Peneliti hanya menganalisis pengakuan awal dari aset tetap berupa mesin dengan

biaya yang diatribusikan pada mesin hingga mesin sampai siap digunakan oleh maksud manajemen. Untuk analisis penyajian aset tetap, penulis membatasi hanya untuk penyajian aset tetap berupa mesin saja sebab mesin pada perusahaan PT. Heksatex Indah memiliki kapasitas 90% atas total aset tetap yang dimiliki perusahaan.

2. Dalam perhitungan pengukuran aset tetap berupa mesin yang diperoleh dengan

cara pembelian secara tunai dan kredit selama tahun 2011. Peneliti tidak menganalisis pengukuran setelah pengakuan dengan menggunakan model revaluasi.

3. Peneliti melakukan pembahasan hanya sampai penyajian aset tetap berupa mesin

dalam laporan keuangan saja dan tidak membahas mengenai pengungkapan yang diperlukan untuk aset tetap dalam laporan keuangan perusahaan.

5.3. Saran

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan serta beberapa kesimpulan dan keterbatasan pada penelitian ini, saran-saran yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:


(2)

BAB V - Simpulan dan Saran 102

Universitas Kristen Maranatha

a. Pada pengakuan awal aset tetap berupa mesin yang diperoleh secara tunai dan

kredit, perusahaan disarankan untuk menerapkan aturan sesuai dengan PSAK No. 16 Revisi 2011, yaitu untuk melakukan kapitalisasi biaya yang diatribusikan secara langsung yang membawa aset tetap ke lokasi dan kondisi agar siap digunakan, biaya yang dimaksud yang berkaitan dengan mesin adalah biaya forklip dan biaya angkut impor dikapitalisasi pada nilai mesin sehingga menambah biaya perolehan mesin. Untuk penyajian keterangan biaya dalam catatan laporan keuangan agar lebih jelas mengenai biaya yang berkaitan dengan masing-masin aset tetap yang dimiliki perusahaan.

b. Setelah pengakuan awal telah sesuai dengan PSAK No. 16, maka nilai dari mesin

yang digunakan untuk menghitung biaya penyusutan juga berubah dengan menggunakan metode garis berganda (double declining). Selain itu, perusahaan perlu melakukan pemeriksaan dampak lain yang terjadi, yaitu biaya yang dikapitalisasi pada nilai aset membuat biaya pabrikasi atau produksi pada periode tersebut akan berkurang maka harga pokok penjualan akan meningkat dan laba bersih pun akan berubah.

c. Untuk penyajian aset tetap dalam laporan keuangan agar menggunakan hasil

pengakuan awal setelah penerapan PSAK No. 16, khususnya dalam laporan pendapatan komprehensif dan laporan posisi keuangan perusahaan agar dapat menghasilkan informasi yang lebih andal dan relevan bagi para pembaca laporan keuangan dalam pengambilan keputusan.


(3)

BAB V - Simpulan dan Saran 103

Universitas Kristen Maranatha

a. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti menyarankan untuk melakukan penelitian pada

perusahaan yang memperoleh pendapatan dan manfaat langsung dari aset tetap, agar dalam menerapkan pengakuan awal aset tetap menurut PSAK No. 16 Revisi 2011 secara penuh diterapkan. Lingkup analisis aset tetap dapat diperluas tidak hanya mencakup mesin maka penyajian aset tetap secara detail tidak hanya mencakup mesin, tetapi bangunan, kendaraan atau aset yang diciptakan sendiri oleh perusahaan.

b. Pada penelitian selanjutnya dapat memperluas lingkup analisis aset tetap secara

keseluruhan tidak hanya berupa mesin, tetapi bangunan, kendaraan atau aset yang diperoleh perusahaan dengan ditukarkan atau aset yang diciptakan sendiri oleh perusahaan, sehingga mampu melengkapi kekurangan yang ada pada penelitian ini. Peneliti menyarankan untuk menambahkan perhitungan pengukuran setelah pengakuan dengan menggunakan model revaluasi agar informasi yang disajikan dalam laporan keuangan mengenai aset tetap lebih relevan dan andal.

c. Peneliti mengharapkan penelitian selanjutnya agar dapat menambahkan kajian

penelitian mengenai pengungkapan aset tetap dalam laporan keuangan perusahaan.


(4)

104

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, A., Abib. 2006. Problematika Penentuan Sampel Dalam Penelitian Bidang Perumahan dan Permukiman. Dimensi Teknik Arsitektur, 2 (34), hal. 138-146.

Accounting Principles Board. 1970. APB Statement No.4 Basic Concepts and

Accounting Principles Underlying Financial Statement of Business Enterprises. AICPA

Ashbaugh, H., dan M. Pincus. 2001. “Domestic accounting standards, International

Accounting Standards, and the predictability of earnings.” Journal of Accounting Research 39: 417-434.

Babbie, E. 1986. The Practice of Social Research. (4th ed). California: Wadsworth Publishing Co

Ekadinata, A. 2010. Akuntansi Penyusutan Akitva Tetap pada PT. Pelabuhan Indoensia I (PERSERO) Medan. Program pascasarjana strata-1. Medan : Universitas

Sumatera Utara

Harahap, Sofyan Syafri. 2002. Akuntansi Aktiva Tetap. Bumi Aksara: Jakarta

Hendriksen. 2000. Accounting Theory. 9th Edition

Hongren, Horrison, Robinson, dan Secokusomo. 2001. Akuntansi Aktiva Tetap dan Penyusutan, Erlangga, Jakarta

Ikatan Akuntan Indonesia. 2011. Standar Akuntansi Keuangan No. 16, Aset Tetap. Jakarta: Salemba Empat


(5)

Daftar Pustaka 105

Universitas Kristen Maranatha Indriantoro, Nur dan Supomo, Bambang. 2009. Metodologi Penelitian Bisnis:Akuntansi

dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Kieso, Donald E., Jerry J. Weygant, Terry D. Werfield, 2007. Akuntansi Intermediate, Edisi Kesepuluh, Jilid Dua, Erlangga, Jakarta.

Kriyantono. 2006, Teknik Praktis Riset Komunikasi. Prenada Media Group. Jakarta.

Kurniawan, Dudi M. 2010. Manfaat Adopsi IFRS di Indonesia. Kompas. Kompas, 6 Mei 2010

Most, Kenneth S. 1982. Accounting Theory. Columbus, OH: Grid Publishin, Inc

Putra, Lie Dharma. 2011. Perlakuan Akutansi Aktiva Tetap diakses dari http : //putra- Finance-accounting-taxation.blogspot.com/2007/11/aktiva-tetap-perlakuan-akuntansi.html pada tanggal 28 Oktober 2012

Ridwan ABD, Achmad. 2011. Perlakuan Akuntansi Aset Biologis PT.Perkebunan Nusantara XIV Makassar (PERSERO). Program pascasarjana strata-1. Makassar : Universitas Hassanudin

Statement of Acounting Concepts No.4, Australian Accounting Standards Board (AASB) (prg 12)

Strauss, A., & Corbin, J. (1990). Basics of qualitative research: Grounded theory procedures and techniques. Newbury Park, CA: Sage Publications, Inc.


(6)

Daftar Pustaka 106

Universitas Kristen Maranatha

III). Yogyakarta: BPFE.

Wibiyanto, Bayu. 2007. Analisis Terhadap Ekuitas Merk Sony Ericsson. Program pascasarjana strata-1. Jakarta : Universitas Indonesia