Peranan Audit Internal Atas Aktivitas Penjualan dalam Menunjang Optimalisasi Penjualan Obat di Bagian Farmasi Rumah Sakit.
iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
PERANAN AUDIT INTERNAL ATAS AKTIVITAS PENJUALAN DALAM MENUNJANG OPTIMALISASI PENJUALAN OBAT DI BAGIAN
FARMASI RUMAH SAKIT
(STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT X, BANDUNG)
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui adanya peranan audit internal dalam menunjang optimalisasi penjualan obat di Bagian Farmasi Rumah Sakit. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analisis dengan pendekatan studi kasus. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa audit internal sangat berperan dalam optimalisasi penjualan obat di bagian farmasi rumah sakit. Hal ini dapat dilihat dari: a) audit internal tidak terlibat dalam kegiatan operasional sehingga dapat dilaksanakan secara objektif; b) auditor internal memahami tentang standar profesi audit internal yang berlaku; c) adanya program audit yang dilakukan oleh audit internal agar pemeriksaan yang dilakukan tersusun dan terencana dengan baik; d) pelaksanaan audit yang sesuai dengan program audit yang dibuat; e) laporan audit dibuat setelah audit dilakukan; f) adanya tindak lanjut atas laporan hasil audit oleh manajemen. Penjualan obat di Bagian Farmasi Rumah Sakit X telah terpenuhi secara optimal. Hal ini dilihat dengan adanya unsur-unsur: a) tujuan farmasi rumah sakit; b) kebutuhan obat pasien; c) jumlah lembar resep; d) kesesuaian dengan anggaran penjualan; e) pemeriksaan; f) pelayanan.
(2)
v Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT
THE ROLE OF INTERNAL AUDIT IN SUPPORT OF THE SALES OPTIMIZATION OF PHARMACEUTICAL DRUG SALES AT THE
HOSPITAL
(A CASE STUDY IN HOSPITAL X, BANDUNG)
This research was conducted to determine the existence of internal audit's role in supporting the optimization of drug sales at the Hospital Pharmacy. The research methods used are descriptive analysis method with a case study approach. Based on the results obtained, it can be concluded that the internal audit was instrumental in optimizing drug sales at the hospital pharmacy. This can be seen from: a) internal audit is not involved in operational activities so that it can be carried out objectively; b) internal auditor understand about the internal audit profession's standard policies; c) the existence of the program audit carried out by internal audit to be carried out inspections were made and planned well; d) implementation of the audit in accordance with the audit program is made; e) an audit report made after audits were carried out; f) existence of follow-up on reports of results of audit by management. The sale of drugs in The Hospital X Pharmacy has fulfilled optimally. It is seen by the existence of the elements: a) the purpose of the hospital pharmacy; b) the drug the patient's needs; c) the number of sheets of the prescription; d) conformity with the sales budget; e) examinations; f) service.
(3)
viii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK...iv
ABSTRACT...v
KATA PENGANTAR...vi
DAFTAR ISI...viii
DAFTAR TABEL...xii
DAFTAR GAMBAR...xiv
DAFTAR LAMPIRAN...xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah………...1
1.2 Identifikasi Masalah………...3
1.3 Tujuan Penelitian………...4
1.4 Kegunaan Penelitian………...4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Peranan...5
2.2 Audit Internal...5
2.2.1 Pengertian Audit Internal...6
2.2.2 Tujuan dan Ruang Lingkup Audit Internal...9
2.2.3 Kriteria Audit Internal yang Efektif...9
2.2.4 Internal Audit sebagai Aalat Manajemen...17
2.2.5 Posisi Audit Internal...21
(4)
ix Universitas Kristen Maranatha
2.2.7 Standar Profesi Audit Internal...26
2.2.8 Audit Internal dan Manajemen Resiko...28
2.2.9 Audit...29
2.2.10 Manfaat Internal Auditing...30
2.3 Optimalisasi...32
2.3.1 Optimalisasi Penjualan Obat...33
2.4 Penjualan...34
2.4.1 Pengertian Penjualan...34
2.4.2 Tujuan Penjualan...35
2.4.3 Penjualan, Pemasaran, dan Periklanan...35
2.4.4 Pengendalian Intern Penjualan...36
2.4.5 Tujuan Pengendalian Internal...37
2.4.6 Analisa Penjualan...38
2.5 Tinjauan Mengenai Rumah Sakit...38
2.6 Tinjauan Mengenai Farmasi...38
2.7 Hubungan Audit Internal dengan Optimalisasi Penjualan...40
2.8 Rerangka Pemikiran...41
BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian...45
3.2 Metode Penelitian...45
3.2.1 Metode Pengambilan Data...46
3.2.2 Jenis dan Sumber Data...47
(5)
x Universitas Kristen Maranatha
3.2.4 Teknik Pengembangan Instrumen...49
3.2.5 Penentuan Populasi dan Sampel...51
3.2.6 Penentuan Responden...52
3.2.7 Rancangan Data dan Pengujian Hipotesis...52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan...56
4.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit...56
4.1.2 Visi dan Misi...57
4.1.3 Fasilitas...57
4.1.4 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas...67
4.1.5 Kualifikasi Audit Internal...78
4.1.6 Pelaksanaan Audit Internal...86
4.1.6.1 Independensi...86
4.1.6.2 Kompetensi...88
4.1.6.3 Program Audit Internal...90
4.1.6.4 Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan...94
4.1.6.5 Komunikasi Hasil Penugasan Audit...99
4.1.6.6 Tindak Lanjut...100
4.1.7 Pelaksanaan Penjualan Obat di Bagian Farmasi Rumah Sakit...101
4.1.7.1 Tujuan Farmasi Rumah Sakit...102
4.1.7.2 Kebutuhan Obat Pasien...103
(6)
xi Universitas Kristen Maranatha
4.1.7.4 Kesesuaian dengan Anggaran Penjualan...105
4.1.7.5 Pemeriksaan...106
4.1.7.6 Pelayanan...107
4.2 Pengujian Hipotesis...110
4.2.1 Analisis Deskriptif Kualitatif...110
4.2.2 Analisis Statistik...111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...114
5.2 Saran...116
DAFTAR PUSTAKA...118
(7)
xii Universitas Kristen Maranatha DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1: Perbandingan Konsep Kunci Pengertian Audit Internal...20
Tabel 2.2: Perbedaan antara Paradigma Lama dan Paradigma Baru...21
Tabel 3.1: Variabel Indikator dan Skala Pengukuran...48
Tabel 3.2: Kriteria Penilaian Pelaksanaan Audit Internal yang Memadai...54
Tabel 3.3: Kriteria Penilaian Optimalisasi Penjualan Obat...54
Tabel 3.4: Kriteria Penilaian Peranan Audit Internal dalam Menunjang Optimalisasi Penjualan Obat...55
Tabel 4.1: Rangkuman Jawaban Responden: Sub Indikator Independensi...88
Tabel 4.2: Sertifikat Auditor Internal...89
Tabel 4.3: Rincian Sertifikat Auditor Internal...89
Tabel 4.4: Rangkuman Jawaban Responden: Sub Indikator Kemampuan Profesional...90
Tabel 4.5: Rangkuman Jawaban Responden: Sub Indikator Program Audit...93
Tabel 4.6: Rangkuman Jawaban Responden: Sub Indikator Pelaksanaan Pemeriksaan Kegiatan...98
Tabel 4.7: Rangkuman Jawaban Responden: Sub Indikator Komunikasi Hasil Penugasan...100
Tabel 4.8: Rangkuman Jawaban Responden: Sub Indikator Tindak Lanjut...101
Tabel 4.9: Rangkuman Jawaban Responden: Sub Indikator Tujuan Farmasi...103
Tabel 4.10: Rangkuman Jawaban Responden: Sub Indikator Kebutuhan Obat Pasien...104
(8)
xiii Universitas Kristen Maranatha Tabel 4.11: Rangkuman Jawaban Responden: Sub Indikator Jumlah Lembar Resep...105 Tabel 4.12: Rangkuman Jawaban Responden: Sub Indikator Kesesuaian
Dengan Anggaran Penjualan...106 Tabel 4.13: Rangkuman Jawaban Responden: Sub Indikator Pemeriksaan...107 Tabel 4.14: Rangkuman Jawaban Responden: Sub Indikator Pelayanan...109 Tabel 4.15: Rangkuman Jawaban Responden: Analisis Data Pengujian
(9)
xiv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1: Ideal Positioning of Internal Audit...22 Gambar 2.2: Practical Positioning of Internal Audit...23 Gambar 2.2: Bagan Rerangka Pemikiran...44
(10)
xv Universitas Kristen Maranatha DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A: Struktur Organisasi Rumah Sakit X...120
Lampiran B: Jadwal Audit Rumah Sakit X...121
Lampiran C: Kuesioner Variabel Independen dan Variabel Dependen...122
Lampiran D: Jawaban Kuesioner Variabel Independen...126
Lampiran E: Jawaban Kuesioner Variabel Dependen...127
Lampiran F: Sampel Laporan Penjualan Per Transaksi Penjualan...128
Lampiran G: Sampel Rincian Pendapatan Per Tindakan Per Kassa...129
Lampiran H: Formulir Ketidaksesuaian...130
Lampiran I: Sampel Surat Penugasan...131
Lampiran J: Sampel Summary of Audit Intenal Findings...132
(11)
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Melalui Keputusan Presiden (Keppres) No.118 Tahun 2000 tentang perubahan atas Keppres No. 96/2000 mengenai bidang usaha yang tertutup dan bidang usaha yang terbuka dengan persyaratan tertentu bagi penanaman modal, pemerintah menetapkan delapan bidang usaha baru yang tertutup bagi penanaman modal asing (PMA). Adapun bidang usaha yang terbuka bagi PMA meliputi sembilan sektor yang diantaranya adalah bidang kesehatan. Kondisi ini berarti bertambah beratnya persaingan antar rumah sakit di Indonesia, dimana selain harus bersaing dengan rumah sakit lokal, rumah sakit-rumah sakit juga harus bersaing dengan rumah sakit asing.
Rumah sakit sebagai suatu jenis organisasi nirlaba (
non-for-profit-organization) seperti jenis-jenis usaha berorientasi laba lainnya juga memerlukan
pendapatan untuk dapat mempertahankan kelangsungan usahanya dan untuk dapat melakukan kegiatan pelayanan. Menyelaraskan nilai dan disiplin serta mengelola sumber-sumber daya yang ada. Suatu rumah sakit memiliki beberapa sumber pendapatan, yaitu: (1) pendapatan dari jasa perawatan; (2) pendapatan dari penjualan obat; (3) pendapatan dari pelayanan medis; (4) pendapatan dari penunjang medis; dan (5) pendapatan lain-lain. Pendapatan dari penjualan obat merupakan salah satu komponen pendapatan terbesar pada rumah sakit.Ini berarti pendapatan dari penjualan obat merupakan salah satu yang penting artinya bagi
(12)
2
Universitas Kristen Maranatha rumah sakit. Yang menarik adalah bahwa ternyata pendapatan yang diperoleh rumah sakit dari penjualan obat belumlah optimal. Artinya, jumlah resep yang ditebus oleh pasien ke bagian farmasi tidak mencapai target yang ditetapkan oleh rumah sakit, yaitu masih berada di bawah jumlah lembar resep yang dikeluarkan poliklinik rumah sakit. Padahal, maksud dibentuknya bagian farmasi rumah sakit adalah untuk menampung resep yang dikeluarkan oleh polilklinik sehingga rumah sakit akan mendapatkan pendapatan yang optimal dari penjualan obat yang berasal dari resep yang dikeluarkan poliklinik.
Seperti organisasi-organisasi lainnya, rumah sakit juga membutuhkan suatu sistem manajemen yang mengarah pada pencapaian tujuan dan sasaran organisasi. Rumah sakit memiliki manajemen yang bertanggung jawab untuk melakukan pengendalian atas perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan aktivitas-aktivitasnya. Fungsi ini dibantu oleh audit internal yang merupakan alat pengendalian manajemen atau perpanjangan tangan manajemen dalam melakukan fungsi pengawasan (controlling), sehingga dapat dikatakan bahwa keberadaan fungsi audit internal adalah penting untuk membantu manajemen dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan. Lebih lagi, perkembangan saat ini telah menempatkan fungsi audit internal pada posisi yang lebih penting dari pada sebelumnya. Ada pergeseran peran auditor internal dari suatu fungsi yang bertugas memberikan penilaian dan pengawasan menjadi suatu fungsi yang dapat memberikan masukan-masukan operasional dan strategis.
Bagian farmasi pada sebuah rumah sakit dibentuk untuk mendapatkan pendapatan dari penjualan obat. Namun, ternyata bahwa tujuan tersebut seperti
(13)
3
Universitas Kristen Maranatha dinyatakan di atas belum tercapai secara optimum atau belum memuaskan. Audit internal, sebagai suatu fungsi yang tujuan utamanya adalah membantu organisasi mencapai tujuannya, dirasakan semakin dibutuhkan keberadaannya dalam rumah sakit. Kenyataan ini semakin didukung oleh peraturan pemerintah mengenai akreditasi rumah sakit di mana salah satu syaratnya adalah fungsi audit internal atau satuan pengawas intern dalam rumah sakit.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dalam rangka menyusun tugas akhir untuk mengikuti sidang Sarjana Lengkap Strata 1 pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha dengan judul:
“Peranan Audit Internal atas Aktivitas Penjualan dalam Menunjang Optimalisasi Penjualan Obat pada Bagian Farmasi Rumah Sakit (Studi Kasus pada Rumah Sakit X, Bandung).”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah pelaksanaan audit internal padaRumah Sakit X?
2. Apakah audit internal memiliki peran yang signifikan dalam menunjang optimalisasi penjualan obat pada bagian farmasi Rumah Sakit?
(14)
4
Universitas Kristen Maranatha 1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui efektivitas pelaksanaan audit internal padaRumah Sakit X.
2. Mengetahui apakah audit internal memiliki peran yang signifikan dalam menunjang optimalisasi penjualan obat pada bagian farmasi Rumah Sakit.
1.4 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah:
1. Bagi penulis, menambah pengetahuan dan keilmuan penulis akan bidang audit internal pada umumnya, dan audit internal rumah sakit pada khususnya serta menambah khasanah tentang sifat usaha rumah sakit.
2. Bagi rumah sakit, sebagai masukan bagi pihak manajemen rumah sakit untuk mengetahui pentingnya fungsi audit internal dalam suatu rumah sakit, untuk mengevaluasi keefektifan audit internal di rumah sakit masing-masing, dan mendapatkan informasi yang dapat meningkatkan penjualan obat di bagian farmasi masing-masing yang dimilikinya.
3. Bagi pembaca, memberikan wawasan tentang peran audit internal, khususnya tentang peranan audit internal di rumah sakit dan hubungannya dengan penjualan obat.
(15)
114
Universitas Kristen Maranatha
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada audit internal di Rumah Sakit X dan didukung oleh teori-teori yang melandasi serta hasil pembahasan pada bab terdahulu, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan yang peneliti ambil dapat dibagi menjadi beberapa pokok berdasarkan pengidentifikasian masalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan audit internal atas optimalisasi penjualan obat di bagian farmasi Rumah Sakit X sangat berperan. Hal ini dapat terlihat dari:
a. Audit internal pada Rumah Sakit X tidak terlibat dalam kegiatan operasional sehingga audit dapat dilaksanakan secara objektif dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
b. Para auditor internal memahami tentang standar profesi audit internal yang berlaku.
c. Adanya program audit yang dilakukan oleh audit internal agar pemeriksaan yang dilakukan tersusun dan terencana dengan baik.
d. Pelaksanaan audit yang sesuai dengan program audit yang dibuat.
e. Laporan audit dibuat setelah audit dilakukan, laporan tersebut memuat temuan-temuan hasil audit, rekomendasi dan saran mengenai kelemahan-kelemahan dan pengendalian yang ada untuk ditindak lanjuti oleh bagian-bagian terkait.
(16)
115
Universitas Kristen Maranatha f. Adanya tindak lanjut atas laporan hasil audit oleh manajemen. Salah satu
tindak lanjut berupa penyempurnaan ketatalaksanaan.
2. Penjualan obat di Bagian Farmasi Rumah Sakit X telah terpenuhi secara optimal. Hal ini dapat dilihat dengan adanya unsur-unsur:
a. Tujuan farmasi rumah sakit telah berjalan dengan baik karena Farmasi Rumah Sakit X dapat menjalankan fungsi dan tugasnya, yaitu memenuhi kebutuhan penyediaan farmasi, baik obat dan alat kesehatan.
b. Kebutuhan obat pasien selalu dapat tersedia di bagian farmasi rumah sakit yang menggunakan sistem yang terkomputerisasi yang memudahkan pasien untuk mendapatkan obat sesegera mungkin.
c. Jumlah lembar resep telah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh bagian farmasi rumah sakit.
d. Kesesuaian dengan anggaran penjualan berada dalam kisaran yang cukup tinggi yaitu sebesar 90% - 95%.
e. Pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dapat menghindari kesalahan dalam pencatatan, kerusakan dan kehilangan barang yang ada di bagian gudang farmasi.
f. Pelayanan dalam rumah sakit telah berjalan dengan sangat baik.
3. Terdapat kelemahan dalam pelaksanaan audit internal, yaitu dalam kegiatan pemeriksaan audit internal tidak membuat matriks risiko dari departemen yang diperiksanya.
4. Dalam pelayanan farmasi rumah sakit, sebagian pasien ada yang melakukan komplain terhadap pelayanan farmasi rumah sakit, karena petugas tidak
(17)
116
Universitas Kristen Maranatha mampu memberikan kepastian mengenai lamanya penyediaan obat sesuai resep, sehingga pasien terlalu lama menunggu untuk mengambil obat. Sesuai standar yang telah ditetapkan waktu maksimal yang diperlukan petugas untuk menyediakan obat sesuai resep yaitu 15 menit. Jadi petugas farmasi harus mampu menyediakan obat sesuai resep dalam waktu 15 menit. Komplain lainnya yaitu petugas farmasi tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan terhadap pertanyaan pasien tentang obat yang diberikan oleh dokter. Adanya komplain tersebut disebabkan oleh kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh petugas farmasi dalam menyediakan obat sesuai resep dan keterampilan dalam menjawab pertanyaan yang ditanyakan pasien. Selain itu kurangnya sumber daya di dalam Bagian Farmasi Rumah Sakit.
5.2 Saran
Saran-saran yang dapat penulis kemukakan setelah melakukan penelitian atas peranan audit internal dalam menunjang optimalisasi penjualan obat di bagian farmasi rumah sakit adalah sebagai berikut:
1. Dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan sebaiknya audit internal rumah sakit perlu membuat matriks risiko yang dapat memudahkan kinerja auditor internal rumah sakit. Matriks risiko perlu dikembangkan audit internal sebagai pedoman bagi mereka untuk melakukan pemeriksaan lebih mendalam mengenai departemen yang memiliki risiko yang paling tinggi. Agar hal-hal yang tidak diharapkan di bagian yang diperiksanya dapat terhindarkan. Auditor internal dapat memberikan kegiatan penjaminan dan konsultasi yang
(18)
117
Universitas Kristen Maranatha independen dan objektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan efektivitas kegiatan operasi perusahaan dalam rumah sakit. 2. Pelayanan di bagian farmasi rumah sakit perlu menerapkan standar yang telah
ditetapkan secara konsekuen. Agar segala bentuk komplain terhadap bagian farmasi dapat dihindari. Oleh karena itu, Kepala Instalasi Farmasi rumah sakit memegang peranan penting dalam perbaikan kinerja pelayanan di bagian farmasi rumah sakit. Kepala instalasi farmasi rumah sakit sering melakukan inspeksi terhadap semua kegiatan yang ada di bagian farmasi. Hal ini dapat menghindari hal-hal yang dapat merugikan keselamatan pasien dan membuat kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan oleh bagian farmasi. Perlu adanya sistem reward or punishment bila petugas farmasi sudah mampu atau belum mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara baik dan benar. Yaitu dapat menyediakan obat sesuai resep kurang dari waktu yang telah ditetapkan oleh standar. Dengan adanya sistem ini dapat memotivasi dan membuat efek jera bagi karyawan agar dapat berkinerja lebih maksimal dengan mengikuti standar yang telah ditetapkan.
(19)
118
Universitas Kristen Maranatha DAFTAR PUSTAKA
Arens, et al, 2008, Auditing and Assurance Service Jilid I & II, Edisi Keduabelas, New Jersey, Pearson Prentice Hall International Inc.
Swastha, Basu, 1999, Manajemen Penjualan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE
Hartadi, Bambang, 1990, Auditing Suatu Pedoman Pemeriksaan Akuntansi
Tahap Pendahuluan, Yogyakarta: BPFE
Tugiman, Hiro, 2001, Standar Profesional Audit Internal, Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Ikatan Akuntan Indonesia, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik,
Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YPKN
Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium, Jilid 1, Jakarta: Prenhallindo
Sawyer’s, B. Lawrence, 2005, Internal Auditng Practice of Modern Internal Auditing,Florida, The Institute Auditors, Almonte Spring
Mulyadi, 2002, Auditing, Edisi Keenam, Jakarta: Salemba Empat
Moeller & Herbert Witt, 1999, Brink’s Modern Internal Auditing, Fifth Edition, America: John Wiley & Sons Inc
Mulyadi dan Puradiredja, 2002, Auditing, Edisi Keenam, Jakarta, Penerbit Salemba Empat
Ratliff, et al, 2002, Internal Auditing Practice of Modern International Auditing
The Institute of Internal Audit (IIA) Research Foundation, 2004, The Professional Practice Framework, Florida, The IIA Research Foundation
(20)
119
Universitas Kristen Maranatha
Ratliff, et al, 2002, Introduction to Auditing: Logic, Principles, and Techniques, The Institute of Internal Auditors, Altamonte Springs, Florida Komaruddin, 1994, Ensiklopedia Manajemen, Edisis Kedua, Jakarta: Penerbit
Bumi Aksara
Ratliff, et al, 1996, Internal Auditing: Principle and Techniques, 2nd Edition, The Institute of Internal Auditors, Altamonte Springs, Florida
Jogiyanto, H.M, 2010, Metode Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan
Pengalaman-Pengalaman, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE
Boynton, et al, 2001, Modern Auditing, 7th Edition, New York: John Willey and Sons Inc
Willson, et al, 1997, Controllership, Edisi Ketiga, Jakarta: Penerbit Erlangga Champion, Dean J., 1990, Basic Statistic for Social Research, 2nd Edition, New
York: Mac Millan Publishing Co
Anthony, Robert. N, and Govindarajan Vijay, 2001, Management Control
System, 10th Edition, Mc Grow-Hill International Edition, New York Snook, L., 1992, Hospitals: What They Are and How They Work, 2nd Edition,
Aspen Publishers, Inc
Wilson, et al, 1990, Controllership: Tugas Akuntan Manajemen, Edisi Ketiga, Jakarta: Penerbit Erlangga
Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV. Alfabeta Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal, 2004
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada audit internal di Rumah Sakit X dan didukung oleh teori-teori yang melandasi serta hasil pembahasan pada bab terdahulu, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan. Kesimpulan-kesimpulan yang peneliti ambil dapat dibagi menjadi beberapa pokok berdasarkan pengidentifikasian masalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan audit internal atas optimalisasi penjualan obat di bagian farmasi Rumah Sakit X sangat berperan. Hal ini dapat terlihat dari:
a. Audit internal pada Rumah Sakit X tidak terlibat dalam kegiatan operasional sehingga audit dapat dilaksanakan secara objektif dan bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama.
b. Para auditor internal memahami tentang standar profesi audit internal yang berlaku.
c. Adanya program audit yang dilakukan oleh audit internal agar pemeriksaan yang dilakukan tersusun dan terencana dengan baik.
d. Pelaksanaan audit yang sesuai dengan program audit yang dibuat.
e. Laporan audit dibuat setelah audit dilakukan, laporan tersebut memuat temuan-temuan hasil audit, rekomendasi dan saran mengenai kelemahan-kelemahan dan pengendalian yang ada untuk ditindak lanjuti oleh bagian-bagian terkait.
(2)
f. Adanya tindak lanjut atas laporan hasil audit oleh manajemen. Salah satu tindak lanjut berupa penyempurnaan ketatalaksanaan.
2. Penjualan obat di Bagian Farmasi Rumah Sakit X telah terpenuhi secara optimal. Hal ini dapat dilihat dengan adanya unsur-unsur:
a. Tujuan farmasi rumah sakit telah berjalan dengan baik karena Farmasi Rumah Sakit X dapat menjalankan fungsi dan tugasnya, yaitu memenuhi kebutuhan penyediaan farmasi, baik obat dan alat kesehatan.
b. Kebutuhan obat pasien selalu dapat tersedia di bagian farmasi rumah sakit yang menggunakan sistem yang terkomputerisasi yang memudahkan pasien untuk mendapatkan obat sesegera mungkin.
c. Jumlah lembar resep telah sesuai dengan apa yang diharapkan oleh bagian farmasi rumah sakit.
d. Kesesuaian dengan anggaran penjualan berada dalam kisaran yang cukup tinggi yaitu sebesar 90% - 95%.
e. Pemeriksaan yang dilakukan secara berkala dapat menghindari kesalahan dalam pencatatan, kerusakan dan kehilangan barang yang ada di bagian gudang farmasi.
f. Pelayanan dalam rumah sakit telah berjalan dengan sangat baik.
3. Terdapat kelemahan dalam pelaksanaan audit internal, yaitu dalam kegiatan pemeriksaan audit internal tidak membuat matriks risiko dari departemen yang diperiksanya.
4. Dalam pelayanan farmasi rumah sakit, sebagian pasien ada yang melakukan komplain terhadap pelayanan farmasi rumah sakit, karena petugas tidak
(3)
mampu memberikan kepastian mengenai lamanya penyediaan obat sesuai resep, sehingga pasien terlalu lama menunggu untuk mengambil obat. Sesuai standar yang telah ditetapkan waktu maksimal yang diperlukan petugas untuk menyediakan obat sesuai resep yaitu 15 menit. Jadi petugas farmasi harus mampu menyediakan obat sesuai resep dalam waktu 15 menit. Komplain lainnya yaitu petugas farmasi tidak dapat memberikan jawaban yang memuaskan terhadap pertanyaan pasien tentang obat yang diberikan oleh dokter. Adanya komplain tersebut disebabkan oleh kurangnya kompetensi yang dimiliki oleh petugas farmasi dalam menyediakan obat sesuai resep dan keterampilan dalam menjawab pertanyaan yang ditanyakan pasien. Selain itu kurangnya sumber daya di dalam Bagian Farmasi Rumah Sakit.
5.2 Saran
Saran-saran yang dapat penulis kemukakan setelah melakukan penelitian atas peranan audit internal dalam menunjang optimalisasi penjualan obat di bagian farmasi rumah sakit adalah sebagai berikut:
1. Dalam pelaksanaan kegiatan pemeriksaan sebaiknya audit internal rumah sakit perlu membuat matriks risiko yang dapat memudahkan kinerja auditor internal rumah sakit. Matriks risiko perlu dikembangkan audit internal sebagai pedoman bagi mereka untuk melakukan pemeriksaan lebih mendalam mengenai departemen yang memiliki risiko yang paling tinggi. Agar hal-hal yang tidak diharapkan di bagian yang diperiksanya dapat terhindarkan. Auditor internal dapat memberikan kegiatan penjaminan dan konsultasi yang
(4)
independen dan objektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan efektivitas kegiatan operasi perusahaan dalam rumah sakit. 2. Pelayanan di bagian farmasi rumah sakit perlu menerapkan standar yang telah
ditetapkan secara konsekuen. Agar segala bentuk komplain terhadap bagian farmasi dapat dihindari. Oleh karena itu, Kepala Instalasi Farmasi rumah sakit memegang peranan penting dalam perbaikan kinerja pelayanan di bagian farmasi rumah sakit. Kepala instalasi farmasi rumah sakit sering melakukan inspeksi terhadap semua kegiatan yang ada di bagian farmasi. Hal ini dapat menghindari hal-hal yang dapat merugikan keselamatan pasien dan membuat kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan oleh bagian farmasi. Perlu adanya sistem reward or punishment bila petugas farmasi sudah mampu atau belum mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara baik dan benar. Yaitu dapat menyediakan obat sesuai resep kurang dari waktu yang telah ditetapkan oleh standar. Dengan adanya sistem ini dapat memotivasi dan membuat efek jera bagi karyawan agar dapat berkinerja lebih maksimal dengan mengikuti standar yang telah ditetapkan.
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arens, et al, 2008, Auditing and Assurance Service Jilid I & II, Edisi Keduabelas, New Jersey, Pearson Prentice Hall International Inc.
Swastha, Basu, 1999, Manajemen Penjualan, Edisi Ketiga, Yogyakarta: BPFE Hartadi, Bambang, 1990, Auditing Suatu Pedoman Pemeriksaan Akuntansi
Tahap Pendahuluan, Yogyakarta: BPFE
Tugiman, Hiro, 2001, Standar Profesional Audit Internal, Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Ikatan Akuntan Indonesia, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik, Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YPKN
Kotler, Philip, 2000, Manajemen Pemasaran, Edisi Millenium, Jilid 1, Jakarta: Prenhallindo
Sawyer’s, B. Lawrence, 2005, Internal Auditng Practice of Modern Internal Auditing,Florida, The Institute Auditors, Almonte Spring
Mulyadi, 2002, Auditing, Edisi Keenam, Jakarta: Salemba Empat
Moeller & Herbert Witt, 1999, Brink’s Modern Internal Auditing, Fifth Edition, America: John Wiley & Sons Inc
Mulyadi dan Puradiredja, 2002, Auditing, Edisi Keenam, Jakarta, Penerbit Salemba Empat
Ratliff, et al, 2002, Internal Auditing Practice of Modern International Auditing The Institute of Internal Audit (IIA) Research Foundation, 2004, The Professional
(6)
Ratliff, et al, 2002, Introduction to Auditing: Logic, Principles, and Techniques, The Institute of Internal Auditors, Altamonte Springs, Florida Komaruddin, 1994, Ensiklopedia Manajemen, Edisis Kedua, Jakarta: Penerbit
Bumi Aksara
Ratliff, et al, 1996, Internal Auditing: Principle and Techniques, 2nd Edition, The Institute of Internal Auditors, Altamonte Springs, Florida
Jogiyanto, H.M, 2010, Metode Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, Edisi Pertama, Yogyakarta: BPFE
Boynton, et al, 2001, Modern Auditing, 7th Edition, New York: John Willey and Sons Inc
Willson, et al, 1997, Controllership, Edisi Ketiga, Jakarta: Penerbit Erlangga Champion, Dean J., 1990, Basic Statistic for Social Research, 2nd Edition, New
York: Mac Millan Publishing Co
Anthony, Robert. N, and Govindarajan Vijay, 2001, Management Control System, 10th Edition, Mc Grow-Hill International Edition, New York Snook, L., 1992, Hospitals: What They Are and How They Work, 2nd Edition,
Aspen Publishers, Inc
Wilson, et al, 1990, Controllership: Tugas Akuntan Manajemen, Edisi Ketiga, Jakarta: Penerbit Erlangga
Sugiyono, 2002, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV. Alfabeta Konsersium Organisasi Profesi Audit Internal, 2004