Promosi Dataran Tinggi Dieng Sebagai Daerah Tujuan Wisata Alam dan Budaya.

(1)

ii Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK

Minat masyarakat untuk mengunjungi tempat wisata alam dan budaya di Indonesia saat ini sedang meningkat. Dataran Tinggi Dieng merupakan salah satu tempat wisata alam yang cukup lengkap, di dalamnya terdapat wisata alam, budaya, edukasi dan sejarah. Berdasarkan hasil obeservasi melalui wawancara dan tinjauan langsung ke lokasi, maka didapati data bahwa Dataran Tinggi Dieng dapat menjadi salah satu tujuan wisata alam dan budaya selain Yogyakarta dan Bali. Dikarenakan adanya kelemahan dimana Dataran Tinggi Dieng masih kurang melakukan promosi maka dilakukanlah suatu perancangan promosi dengan target yang lebih spesifik yaitu masyarkat dengan umur 20-30 tahun. Diharapkan dengan adanya perancangan promosi Dataran Tinggi Dieng sebagai daerah tujuan wisata alam dan budaya ini dapat memberikan manfaat bagi Dataran Tinggi Dieng untuk lebih dikenal dan lebih sering dikunjungi oleh masyarakat dari perkotaan.


(2)

iii Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

People’s interest to visit nature and cultural place attractions in Indonesia is increasing. Dieng Plateau is one of the perfect nature destination, consist of nature, culture, education and history. Based on the observation through interviews and reviews directly to the location, it was found that Dieng Plateau can be one of the natural and cultural tourist destination beside Yogyakarta and Bali. Due to the weakness of Dieng Plateau which is lack of promotion, therefore there is a planning of promotion with more specific target with range 20-30 years old. The author hopes that the Dieng Plateau promotion as a tourist and culture-nature destination can provide benefits to Dieng Plateau to be well-known and more frequently visited by people from urban areas.


(3)

viii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ...i

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN...iv

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN...v

KATA PENGANTAR...vi

DAFTAR ISI...viii

DAFTAR GAMBAR...xiii

DAFTAR TABEL...xvi

DAFTAR BAGAN...xvii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Ruang Lingkup...2

1.4 Tujuan Perancangan...3

1.5 Manfaat Perancangan...3

1.6 Teknik Pengumpulan Data...4

1.7 Skema Perancangan...6

1.8 Sistematika Penulisan...7

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pemasaran...8

2.1.1 Teori Pemasaran...8


(4)

ix Universitas Kristen Maranatha

2.2 Komunikasi Pemasaran...9

2.2.1 Komunikasi Pemasaran...9

2.3 Promosi...11

2.3.1 Definisi Promosi...11

2.4 Periklanan (Advertising)...12

2.4.1 Pengertian Periklanan...12

2.4.2 Fungsi Periklanan...12

2.4.3 Ciri Khas Periklanan...12

2.4.4 Tipe Periklanan...13

2.4.5 Tujuan dan Sasaran Periklanan...14

2.4.6 Pesan Iklan...15

2.5 Pariwisata...16

2.5.1 Definisi Pariwisata...16

2.5.2 Jenis Pariwisata...17

2.5.3 Pengembangan Pariwisata...18

2.5.4 Pengaruh Wisata dan Ekonomi...20

2.5.5 Syarat Objek Wisata...20

2.6 Landscape Photography...21

2.6.1 Definisi Landscape Photography...21

2.6.2 Teknik Dasar Landscape Photography...22

2.7 SWOT Dataran Tinggi Dieng...22

BAB III DATA DAN ANALISIS 3.1Data dan Fakta...24

3.1.1 Dataran Tinggi Dieng...24


(5)

x Universitas Kristen Maranatha

3.1.3 Objek Wisata...26

3.1.4 Seni Budaya...35

3.1.4.1Ruwatan Rambut Gimbal...35

3.1.4.2Dieng Culture Festival...35

3.1.5 Fasilitas...36

3.2 Lembaga yang Terkait...36

3.2.1 Dinas Pariwisata...37

3.2.1.1 Tugas Pokok, Visi dan Misi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara...37

3.2.1.2 Struktur Organisasi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banjarnegara...38

3.2.1.3Data Pengunjung Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng...39

3.2.1.4Instruksi Presiden 16 Tahun 2005...40

3.3 Tinjauan terhadap Penelitian atau Proyek Sejenis...41

3.4 Analisis terhadap Permasalahan Sesuai dengan Data dan Fakta...43

3.5 Hasil Penelitian...44

3.5.1 Hasil Angket atau Kuesioner...44

3.5.2 Infografis Kuesioner Mengenai Dataran Tinggi Dieng...55

3.5.3 Hasil Wawancara terhadap Narasumber atau Informan...56

3.5.3.1 Hasil Wawancara Dinas Kebudayaan dan Pariwisata...56

3.5.3.2 Hasil Wawancara Pengunjung Dataran Tinggi Dieng...57

3.6 Segmentasi, Targeting, Positioning...57


(6)

xi Universitas Kristen Maranatha

3.6.2 Targeting...58

3.6.3 Positioning...58

3.7 SWOT Promosi Dataran Tinggi Dieng...59

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi...60

4.2 Konsep Kreatif...61

4.2.1 Konsep Visual...61

4.3 Konsep Media...65

4.4 Hasil Karya...68

4.4.1 Logo...68

4.4.2 Tagline...69

4.4.3 Brochure...69

4.4.4 Poster...70

4.4.5 Map of Dieng Plateau...70

4.4.6 Ticket...71

4.4.7 Magz Ad...71

4.4.7.1 Awarness...71

4.4.7.2 Informing...72

4.4.7.3 Reminding...72

4.4.8 Promotion Booth...73

4.4.9 Website...73


(7)

xii Universitas Kristen Maranatha

4.4.11 Visitor Guide Book...74

4.4.12 Trave Tag...75

4.4.13 Social Media...75

4.4.14 Postcard & Postcard Box...76

4.4.15 Calendar...77

4.4.16 Ambient...77

4.4.17 Merchandise...78

4.4.17.1 Shirt...78

4.4.17.2 Travelling Set...79

4.4.17.3 Journal Book...79

4.4.17.4 Phone Case...79

4.4.17.5 Tas Backpack (Travel Kit)...80

4.5 Budgeting Media...81

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan...82

5.2 Saran...83

DAFTAR PUSTAKA...85

DAFTAR LAMPIRAN DAN LAMPIRAN...87

DATA PENULIS...88


(8)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

BAB III DATA DAN ANALISIS

Gambar 3.1: Komplek Candi Arjuna...27

Gambar 3.2: Pemandangan Kawah Sikidang...27

Gambar 3.3: Telaga Warna dan Pengilon...28

Gambar 3.4: Tuk Bima Lukar...29

Gambar 3.5: Pemandangan dari Bukit Sikunir...29

Gambar 3.6: Komplek Candi Arjuna Saat Silver Sunrise...30

Gambar 3.7: Dieng Plateau Theatre...31

Gambar 3.8: Kawah Sileri...31

Gambar 3.9: Kawah Candradimuka...32

Gambar 3.10: Sumur Jalatunda...32

Gambar 3.11: Telaga Dringo...33

Gambar 3.12: Telaga Merada...33

Gambar 3.13: Museum Dieng Kailasa...34

Gambar 3.14: Buah Carica...34

Gambar 3.15: Dua Orang Anak Gimbal yang Akan di Ruwat...35

Gambar 3.16: Tari Rampak Yakso pada Dieng Culture Festival...36

Gambar 3.17: Logo Disbudpar Banjarnegara...37

Gambar 3.18: Brosur Easykom...41

Gambar 3.19: Inspired Iceland Brochure...42


(9)

xiv Universitas Kristen Maranatha

Gambar 3.21: Brosur Candi Borobudur dan Ratu Boko...43

Gambar 3.22: Infografis Kawasan Dataran Tinggi Dieng...55

BAB IV PEMECAHAN MASALAH Gambar 4.1: Logo Promosi Dataran Tinggi Dieng...61

Gambar 4.2: Tampilan fotografi (Landscape)...63

Gambar 4.3: Tampilan fotografi (Human Interest)...63

Gambar 4.4: Promotion Media Timeline...68

Gambar 4.5: Logo...68

Gambar 4.6: Tag Line...69

Gambar 4.7: Brochure tampak depan dan belakang...69

Gambar 4.8: Poster...70

Gambar 4.9: Map of Dieng Plateau...70

Gambar 4.10: Ticket Wisata...71

Gambar 4.11: Magz Ad Awareness...71

Gambar 4.12: Magz Ad Informing...72

Gambar 4.13: Magz Ad Reminding...72

Gambar 4.14: Promotion Booth...73

Gambar 4.15: Website Main Page...73

Gambar 4.16: Website About Page dan The Trip Information...74

Gambar 4.17: Web Banner...74

Gambar 4.18: Cover depan dan belakang...74


(10)

xv Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.20: Travel Tag...75

Gambar 4.21: Social Media Facebook dan Twitter...75

Gambar 4.22: Postcard tampak depan dan belakang...76

Gambar 4.23: Postcard Box...76

Gambar 4.24: Calendar...77

Gambar 4.25: Ambient pada lift di pusat perbelanjaan...77

Gambar 4.26: In-Flight Entertainment...78

Gambar 4.27: Shirt of Dieng Plateau...78

Gambar 4.28: Travelling Set...79

Gambar 4.29: Journal Book...79

Gambar 4.30: Phone Case...79


(11)

xvi Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Data Wisatawan di Dataran Tinggi Dieng Tahun 2011...40 Tabel 3.2: Data Wisatawan di Dataran Tinggi Dieng Tahun 2012...40 Tabel 4.1: Budgeting Media...81


(12)

xvii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR BAGAN


(13)

xviii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A : Kuesioner

LAMPIRAN B : Daftar pertanyaan wawancara


(14)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang terletak di kawasan Ring of Fire, dimana banyak gunung berapi yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan beragamnya keadaan wilayah di Indonesia, membuat negara ini kaya akan keindahan alamnya, sehingga dapat menunjang untuk menjadikannya sebagai objek wisata. Namun hanya sebagian kecil dari banyaknya objek wisata di Indonesia yang dikenal dan dikunjungi oleh wisatawan secara luas.

Banyak objek-objek wisata yang dapat dikunjungi di Indonesia, seperti yang sudah banyak dikenal orang yaitu Pulau Bali sebagai pulau dewata dan Papua dengan keindahan Raja Ampat. Di Pulau Jawa juga memiliki keistimewaan yang dapat kita temukan di setiap daerah, salah satunya di Dataran Tinggi Dieng. Dieng merupakan salah satu dataran tinggi yang terletak di Jawa Tengah yang juga sering dikatakan sebagai tempat bersemayamnya para dewa.

Sebagai daerah yang terletak di antara dua kabupaten yaitu Wonosobo dan Banjarnegara, daerah ini cukup banyak dilalui oleh masyarakat dari kota Batang ke kota Banjarnegara. Dieng merupakan salah satu objek wisata yang sedang terus berusaha memajukan perkembangan serta mempromosikan daerahnya. Baik dari segi ekonomi, wisata maupun budaya. Pengembangan pariwisata merupakan suatu kegiatan dan usaha yang dilakukan untuk menarik wisatawan dengan cara mempromosikan tempat wisata, menyediakan prasarana, barang dan jasa, fasilitas yang diperlukan guna melayani kebutuhan wisatawan.

Saat ini, promosi tengah dilakukan oleh Dinas Pariwisata Dataran Tinggi Dieng diantaranya dengan mengikuti pameran-pameran serta Road Show ke beberapa daerah. Kegiatan promosi pariwisata ini perlu terus dilakukan dengan baik guna kemajuan pengembangan pariwisata dalam upaya meningkatkan minat pengunjung


(15)

2 Universitas Kristen Maranatha sehingga jumlah wisatawan yang mengunjungi dataran tinggi Dieng meningkat setiap tahunnya. Namun, untuk meningkatkan pariwisata dataran tinggi Dieng dirasakan perlu lebih dari sekedar mengikuti pameran dan Road Show. Oleh karena itu, penulis berharap melalui promosi wisata yang ditata secara baik ini dapat membantu tercapainya tujuan pemerintah setempat untuk membangun citra dataran tinggi Dieng di mata masyarakat secara luas.

Selain memberikan devisa dari aspek pariwisata, promosi wisata juga akan menyediakan lapangan pekerjaan. Misalnya dengan membuat Usaha Kecil Menengah yang memproduksi barang-barang cinderamata khas daerah, dengan adanya hal tersebut secara tidak langsung akan memicu pengrajin daerah untuk terus membudidayakan hasil bumi sekitar dan memacu kreativitas kerajinan khas daerah. Oleh karena itu dengan adanya promosi wisata ini diharapakan dapat menonjolkan potensi-potensi yang belum digali di dataran tinggi Dieng, tidak hanya dari sektor pariwisata saja, tetapi juga dari sektor lainnya seperti budaya sehingga meningkatkan citra dataran tinggi Dieng dimata masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan identifikasi masalah yang telah dipaparkan di atas, berikut ini akan dirumuskan pokok-pokok persoalan yang akan dibahas, dianalisis, dan dipecahkan dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut.

1.2.1 Faktor-faktor wisata dan seni budaya apa saja yang terdapat di dataran tinggi Dieng yang dapat menunjung sebagai promosi pariwisata daerah?

1.2.2 Bagaimana merancang media yang tepat bagi perancangan komunikasi visual promosi Dataran Tinggi Dieng sebagai tempat tujuan wisata alam dan budaya? 1.2.3 Apa sajakah aplikasi media yang tepat untuk melakukan promosi Dataran

Tinggi Dieng sebagai tempat tujuan wisata alam dan budaya?

1.3 Ruang Lingkup

Pembahasan masalah dibatasi pada permasalahan upaya yang dapat image masyarakat tentang Dataran Tinggi Dieng. Lokasi Dataran Tinggu Dieng berada di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Indonesia. Waktu penelitian dan perancangan pada bulan Juli – Agustus 2012. Perancangan ini dibatasi pada pembuatan promosi wisata yang


(16)

3 Universitas Kristen Maranatha menarik bagi masyarakat yang memiliki rentang usia 17-30 tahun yang tinggal di perkotaan sebagai target primer dan wisatawan mancanegara sebagai target sekunder.

1.4 Tujuan Perancangan

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan dalam rumusan masalah di atas,

berikut ini akan dikemukakan garis besar hasil yang ingin diperoleh setelah masalah

tersebut dipecahkan dalam penelitian yaitu sebagai berikut,

1.4.1 Memperkenalkan daerah wisata dataran tinggi Dieng secara meluas kepada

masyarakat sekitar dan di seluruh Indonesia maupun luar negeri.

1.4.2 Memperkenalkan Dieng dengan promosi yang yang tepat untuk menjadikan

dataran tinggi Dieng sebagai salah satu tujuan utama pariwisata di Indonesia.

1.4.3 Merancang media dan aplikasi media yang tepat bagi perancangan komunikasi

visual promosi Dieng sebagati tempat tujuan wisata alam dan budaya.

1.5 Manfaat Perancangan

Ditinjau dari berbagai sudut pandang, manfaat perancangan promosi wisata Dataran Tinggi Dieng dapat dijabarkan sebagai berikut :

1.5.1 Bagi Mahasiswa

• Mahasiswa dapat menerapkan metode penelitian yang telah dipelajari selama masa perkuliahan.

• Mahasiswa dapat menambah wawasan dan pengetahuan.

• Meningkatkan mahasiswa terhadap objek wisata yang ada di Indonesia khususnya di Dataran Tinggi Dieng sebagai objek wisata alam dan budaya.


(17)

4 Universitas Kristen Maranatha 1.5.2 Bagi Pemerintah khususnya Dinas Pariwisata

• Membantu pemerintah setempat khususnya Dinas Pariwisata untuk mempromosikan Dataran Tinggi Dieng sebagai objek wisata melalui media komunikasi visual.

• Dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke Dataran Tinggi Dieng dengan adanya promosi wisata yang dibuat.

• Untuk memperkenalkan Dataran Tinggi Dieng yang mempunyai keindahan alam serta budaya dalam bidang pariwisata pada wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara sebagai penambah pemasukan devisa negara.

1.5.3 Bagi Masyarakat

• Dapat menarik dan mendorong minat masyarakat untuk mengunjungi Dataran Tinggi Dieng sebagai objek wisata alam dan budaya.

• Meningkatkan wawasan masyarakat mengenai daerah tujuan wisata alam khususnya di daerah Jawa Tengah.

1.6 Teknik Pengumpulan Data 1.6.1 Wawancara

Metode wawancara secara umum adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab dengan pewawancara dengan informan. Pada hal ini informan dari penelitian ini adalah pihak dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan selaku pengelola daerah wisata Dataran Tinggi Dieng dan wawancara dengan pengunjung dari Dataran Tinggi Dieng.

1.6.2 Observasi

Dalam penelitian ini digunakan metode observasi, yang berperan aktif dalam

pertimbangan bahwa keterlibatan langsung ke dalam lingkungan masyarakat

dapat memberi lebih banyak data yang akurat, disamping mempermudah


(18)

5 Universitas Kristen Maranatha 1.6.3 Studi Pustaka

Metode ini digunakan dengan cara mencari informasi yang dibutuhkan tentang

segala sesuatu yang berhubungan dengan Dataran Tinggi Dieng melalui

berbagai media. Sumber dapat diperoleh melalui buku, majalah, koran, jurnal

dan sebagainya.

1.6.4 Kuesioner

Metode kuesioner dilakukan dengan maksud untuk menggali atau merekam

data mengenai apa yang diketahui oleh responden perihal objek dan subjek

tertentu mengenai Dataran Tinggi Dieng. Kuesioner ini dilakukan kepada 100


(19)

6 Universitas Kristen Maranatha 1.7 Skema Perancangan


(20)

7 Universitas Kristen Maranatha 1.8 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah, fokus penelitian yang terdiri dari

ruang lingkup serta batasan masalah, teknik pengumpulan data, skema perancangan dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi tentang dasar pemikiran untuk menganalisis dan teori yang akan dipakai sebgai

pijakan dan teori untuk merancang.

BAB III URAIAN DATA DAN ANALISIS

Berisi rincian data mengenai institusi pemberi proyek, khalayak sasaran serta proyek

sejenis yang pernah dilakukan, dan analisi data dengan matriks atau tabel, analisis sebab

akibat, dan SWOT.

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

Strategi atau konsep mengenai strategi komunikasi, kreatif, visual dan media. Hasil

perancangan mulai dari sketsa hingga penerapan pada media-media.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dari penelitian, terdiri dari jawaban, solusi, kelebihan dan

keunikan. Serta saran dari sidang, rekomendasi, dan arahan pengembangan.

DAFTAR PUSTAKA


(21)

8 Universitas Kristen Maranatha

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pemasaran

2.1.1 Teori Pemasaran

Ada beberapa definisi mengenai pemasaran diantaranya adalah dari:

a. Philip Kotler (Marketing) ‘pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran’.

b. Menurut Philip Kotler dan Amstrong pemasaran adalah ‘sebagai suatu proses sosial dan managerial yang membuat individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan lewat penciptaan dan pertukaran timbal balik produk dan nilai dengan orang lain’.

c. Pemasaran adalah ‘suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan’.

d. Menurut W Stanton ‘pemasaran adalah sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli maupun pembeli potensial’.

2.1.2 Fungsi Pemasaran

Fungsi pemasaran erat berkaitan dengan kegiatan perusahaan seperti penjualan, perdagangan, distribusi, penetapan harga dan sebagainya. Oleh sebab itu, fungsi pemasaran sangat penting bagi kemajuan dan perkembangan perusahaan.

Fungsi utama mengapa kegiatan pemasaran dilakukan :

1. Memberikan informasi tentang produk yang dijual perusahaan 2. Mempengaruhi keputusan membeli konsumen


(22)

9 Universitas Kristen Maranatha 2.2 Komunikasi Pemasaran

Pada dasarnya, sebuah komunikasi dapat menginformasikan dan membuat konsumen menyadari atas keberadaan suatu produk yang ditawarkan. Komunikasi itu sendiri berguna untuk membujuk konsumen agar berhasrat masuk ke dalam hubungan pertukaran (exchange relationship)(Nugroho 235).

2.2.1 Komunikasi Pemasaran

Menurut Philip Kotler, komunikasi pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat terutama konsumen sasaran suatu pemasaran mengernai keberadaan produk di pasar. Konsep yang sering digunakan dalam penyampaian pesan disebut sebagai marketing communication mix. Marketing Communication Mix adalah suatu proses untuk memberitahu, mengingatkan, dan membujuk konsumen agar tertarik dengan produk atau jasa yang ditawarkan. Marketing Communication Mix merupakan penggabungan antara advertising, personal selling, sales promotion, public relation, dan direct marketing dalam sebuah perusahaan yang digunakan untuk menarik konsumen agar target yang diinginkan tercapai.

Menurut Philip Kotler yang dialihbahasakan oleh Hendra Teguh, Ronny A. Rusly, dan Benyamin Molan (2002:642), menyatakan bahwa Marketing Communication Mix terdiri dari :

1. Advertising (Periklanan)

Yaitu semua bentuk persentasi non personal dan promosi ide barang atau jasa oleh sponsor yang ditunjuk dengan mendapat bayaran. Contohnya adalah media Above The Line, Below The Line, dan Through The Line. Media Above The Line sendiri terdiri dari televisi, radio, koran, majalah, brosur, katalog, internet dan lain-lain.

2. Sales Promotion (Promosi Penjualan)

Yaitu insentif jangka pendek dari perusahaan kepada pelanggan untuk mendorong keinginan konsumen agar mencoba atau pembelian produk atau jasa. Contoh : kupon undian, sampel produk, hadiah gratis, dan lain-lain.


(23)

10 Universitas Kristen Maranatha 3. Public Relation and Publicity (Hubungan Masyarakat dan Publisitas)

Yaitu berbagai program yang dirancang untuk mempromosikan dan melindungi citra perusahaan atau produk individualnya dengan cara membangun sebuah relasi yang baik antara perusahaan dengan pelanggan untuk memperoleh kesan atau tanggapan yang baik. Contoh : Seminar, kegiatan amal dan sebagainya. 4. Personal Selling (Penjualan secara pribadi)

Yaitu interaksi langsung antara satu atau lebih calon pembeli dengan tujuan untuk meningkatkan penjualan dan membangun relasi dengan pelanggan. Contoh : Word of mouth, presentasi, rapat dan sebagainya.

5. Direct Marketing (Pemasaran Langsung)

Yaitu penggunaan surat, telepon, dan alat penguhubung non-personal lainnya untuk berkomunikasi dengan mendapatkan respon dari calon pelanggan dan pelanggan lainnya. Contoh : Direct Mail, E-mail, dan sebagainya.

Sebelum memilih cara yang tepat menggunakan marketing communication mix untuk mencapai target yang diinginkan, sangat penting untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan elemen dari marketing communication mix tersebut. Selain itu pemilihan communication mix disesuaikan dengan strategi komunikasi.

Beberapa langkah untuk membangun sebuah communication mix, yaitu :

a. Mengidentifikasi target audience dalam arti kita harus mengetahui siapa target audience kita, dimana target audience, dan apa saja yang dibutuhkan oleh target audience. Oleh karena itu, riset serta segmentasi pasar perlu dilakukan untuk memudahkan dalam mengidentifikasi target audience. Dengan melakukan segmentasi pasar, kita bisa memperoleh informasi tentang demografi, geografi, serta pola pikir dari target audience kita.

b. Menentukan objektif dari promosi. Objektif yang kita tentukan dalam promotional mix harus realistis dan dapat tercapai.

c. Menentukan budget untuk melakukan sebuah promosi. Dalam menentukan sebuah budget haruslah dipikirkan secara matang dan realistis, dalam arti sesuai dengan kemampuan finansial dan kebutuhan.


(24)

11 Universitas Kristen Maranatha d. Menentukan waktu (timeline) yang tepat dalam sebuah promosi. Sebuah

timeline diperlukan dalam sebuah promosi agar objektif/target bisa tercapai dengan maksimal.

e. Menentukan pesan dan media yang digunakan dalam sebuah promosi. Pesan yang singkat, padat dan jelas diperlukan dalam menyampaikan promosi agar bisa menarik atensi serta ketertarikan dari target audience.

2.3 Promosi

2.3.1 Definisi Promosi

Banyak orang menganggap bahwa promosi dan pemasaran mempunyai pengertian yang sama, dimana sebenarnya promosi hanya merupakan salah satu bagian dari kegiatan prasaran. Walaupun promosi sering dihubungkan dengan penjualan tetapi kenyataannya promosi mempunyai arti yang lebih luas dari penjualan karena penjualan hanya berhubungan dengan pertukaran hak milik yang dilakukan oleh tenaga penjual, sedangkan promosi adalah setiap aktivitas yang ditujukan untuk memberitahukan, membujuk atau mempengaruhi konsumen untuk tetap menggunakan produk yang dihasilkan perusahaan tersebut.

Untuk mengadakan promosi, setiap perusahaan harus dapat menentukan dengan tepat alat promosi manakah yang dipergunakan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan. Ada beberapa definisi mengenai promosi diantaranya adalah :

a. Menurut Lamb, Hair, Mc-Daniel (2001), promosi adalah komunikasi dari para penjual yang menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan pora calon pembeli suatu produk dalam rangka mempengaruhi pendapat mereka atau memperoleh suatu respon.


(25)

12 Universitas Kristen Maranatha 2.4 Periklanan (Advertising)

2.4.1 Pengertian Periklanan

Periklanan adalah penggunaan media untuk memberitahukan kepada konsumen tentang sesuatu. Dari mata seorang konsumen, iklan merupakan sumber informasi atau hanya bentuk hiburan. Sedangkan dari pandangan sosial, iklan merupakan suatu bentuk kelompok masyarakat. Secara umum, iklan membantu menjelaskan akan suatu produk, sedangkan bagi perusahaan, iklan merupakan alat pemasaran yang sangat penting.

Pengertian periklanan menurut Philip Kotler (2007:658), menyatakan bahwa : “Periklanan adalah segala bentuk persentasi non-pribadi dan promosi gagasan, barang, atau jasa oleh sponsor tertentu yang harus dibayar.” Sedangkan pengertian periklanan menurut Rhenald Kasali (2007:172), menyatakan bahwa : “Iklan adalah pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media”.

Jadi, dari kedua definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa periklanan adalah suatu media yang digunakan untuk mempromosikakn suatu produk kepada masyarakat dengan menggunakan sponsor tertentu yang dibayar.

2.4.2 Fungsi Periklanan

Iklan sebagai teknik penyampaian pesan dalam bidang bisnis yang sifatnya non-personal. Secara teoritik melaksanakan fungsi-fungsi seperti yang diemban media massa lainnya. Fungsi periklanan dalam manajemen diantaraya adalah sebagai alat komunikasi dan koordinasi memberikan kriteria dalam pengambilan keputusan dan sebagai alat evaluasi.

2.4.3 Ciri-ciri Khas Periklanan

Ciri-ciri khas dari iklan menurut Djaslim Saladin (2003:133) terdapat empat


(26)

13 Universitas Kristen Maranatha 1. Public Presentation (penyajian dimuka umum), maksudnya iklan merupakan

suatu sarana komunikasi yang sangat bersifat umum.

2. Pervasivenes (penyerahan menyuluruh), maksudnya iklan merupakan medium

yang diserap secara menyeluruh dan memungkinkan pihak perusahaan untuk

menanggulangi pesaingnya itu berulang-ulang.

3. Expresivenes (daya ungkap yang kuat), maksudnya periklanan memberikan

peluang untuk menampilkan perusahaan serta produknya dengan cara yang

sangat mengesankan dengan penggunaan bunyi dan warna secara cerdas.

4. Impresonality (kurang berkepribadian), maksudnya periklanan senantiasa

bersifat umum, daya meyakinkan konsumen masih kurang.

2.4.4 Tipe Periklanan

Menurut Buchari Alma (2007:182) ada enam tipe periklanan, yaitu :

1. Price Advertising, yaitu yang menonjolkan harga menarik. Contohnya dapat kita baca dari iklan; kamera saku; kamera masa kini, untuk siapa saja, fujica pocket 250, hanya Rp. 17.000 berikut tas dan film.

2. Brand Advertising, yaitu periklanan untuk pemantapan pada merk tertentu dalam jangka panjang, seperti : Instant, kini Dancow Instant lezat, hanya 4 detik Dancow Instant.

3. Quality Advertising, menciptakan impressi bahwa produk yang direklamekan mempunyai mutu yang tinggi. Misalnya: Pakailah Vim untuk lantai, Vim pembersih lantai yang ampuh.

4. Product Advertising, berusaha mempengaruhi konsumen dengan faedah-faedah dari pemakaian suatu produk. Contoh: Obat Pil Ampuh, untuk sakit kepala, pusing-pusing, sakit gigi, nyeri otot, dan sakit perut.

5. Institutional Advertising, yaitu menonjolkan nama perusahaan dengan harapan agar konsumen mempunyai kesan mendalam tentang nama perusahaan tersebut, sehingga ini merupakan jaminan mutu seperti: Bayer jaminan mutu.


(27)

14 Universitas Kristen Maranatha 6. Prestige Advertising, berusaha membeikan fashion pada suatu produk atau

mendorong masyarakat mengasosiasikan produk tersebut dengan kekayaan atau kedudukan. Seperti orang-orang penting di dunia memakai arloji Rolex.

2.4.5 Tujuan dan Sasaran Periklanan

Kunci utama dalam merancang sebuah iklan yang efektif adalah menentukan tujuan dari periklanan itu sendiri. Secara umum, tujuan iklan dapat diklasifikasikan berdasarkan maksud yang diinginkan oleh suatu perusahaan atas pesan yang akan disampaikan melalui iklan kepada konsumen sasarannya. Sehingga konsumen tersebut dapat mengolah pesan tersebut dengan baik.

Mission yaitu menetapkan tujuan periklanan yang merujuk pada keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran, penentuan pasar sasaran, penentuan posisi pasar, dan bauran promosi. Strategi penentuan posisi pemasaran dan strategi bauran pemasaran mengidentifikasikan tugas yang harus dilaksanakan periklanan dalam pelaksanaan program pemasaran keseluruhan.

Menurut Philip Kotler (2007 : 236) tujuan iklan dapat digolongkan menurut apakah sasarannya untuk menginformasikan, membujuk, mengingatkan, atau menguatkan. Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Iklan informatif, dimaksudkan untuk menciptakan kesadaran dan pengetahuan tentang produk baru atau ciri baru produk yang sudah ada.

2. Iklan persuasif, dimaksudkan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan, dan pembelian suatu produk atau jasa. Sebagian iklan persuasif menggunakan iklan perbandingan ( comparative advertising), yang melakukan perbandingan antara ciri-ciri dua merk atau lebih.

3. Iklan pengingat, dimaksudkan untuk merangsang pembelian produk dan jasa kembali.

4. Iklan penguatan, dimaksudkan untuk meyakinkan pembeli sekarang bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat.

Tujuan iklan seharusnya muncul dari analisis mendalam mengenai situasi pemasaran sekarang. Jika kelas produk tersebut sudah matang, perusahaan itu


(28)

15 Universitas Kristen Maranatha adalah pemimpin pasar, dan jika penggunaan merk ternyata rendah, tujuan yang tepat seharusnya adalah merangsang penggunaan yang lebih tinggi. Jika kelas poduk tersebut masih baru, perusahaan itu bukanlah pemimpin pasar, tetapi merk tersebut lebih unggul dibandingkan dengan pemimpin pasar tadi, lalu tujuan yang tepat adalah meyakinkan pasar tentang keunggulan merk tersebut.

Dibutuhkan perspektif yang baik dalam menentukan tujuan suatu kegiatan dalam perusahaan, karena pada umumnya tujuan kampanye dalam periklanan bersumber pada tujuan perusahaan atau organisasi secara keseluruhan.

2.4.6 Pesan iklan

Idealnya suatu pesan harus mendapat perhatian, menarik, membangkitkan keinginan, dan mengahasilkan tindakan dari target audience.

Lima masalah dalam menyusun pesan, yaitu:

1. Isi pesan, di mana komunikator harus mempertimbangkan apa yang harus disampaikan kepada khalayak sasaran supaya mendapat tanggapan yang diinginkan.

Hal ini disebut juga Unique Selling Proposition (USP), yang artinya: a. Himbauan

b. Tema

c. Ide atau usulan penjualan yang unik Macam-macam himbauan, yaitu:

a. Himbauan rasional, yaitu menghimbau kesenangan pribadi dari khalayak pendengar.

b. Himbauan emosional, yaitu membangkitkan emosi negatif atau positif yang memotivasi pembelian.

c. Himbauan moral, yaitu untuk memberitahukan mengenai apa yang baik dan benar.

2. Format pesan, yaitu format yang berisikan pokok berita, kalimat-kalimat, ilustrasi dan warnanya.


(29)

16 Universitas Kristen Maranatha a. Cermat memilih kata-kata

b. Kualitas suara (irama, kecepatan dan lain-lain) c. Vokalisasi (desah, gerak mulut dan lain-lain)

Bila disajikan produk itu sendiri, maka harus diperhatikan : a. Warna

b. Tekstur, bentuk, dan ukurannya

3. Sumber pesan, dimana pesan-pesan yang akan disampaikan lebih persuasif sifatnya dan dapat dipercaya.

Tiga faktor kredibilitas pesan, yaitu: Keahlian, terpercaya dan disukai.

4. Perencanaan pesan, yaitu menciptakan beberapa alternatif pesan, dan memilih yang terbaik.

5. Evaluasi dan seleksi pesan, yaitu mengevaluasi dan menyeleksi kualitas appeal (daya tarik) yang menyehatkan. Dalam hal ini harus diperhatikan tentang tema dan appeal periklanan.

2.5 Pariwisata

2.5.1 Definisi Pariwisata

Pengertian pariwisata dalam perkembangannya mengalami sebuah proses pergeseran definisi dari konvensional sampai devinisi modern yang saat ini sering digunakan secara konvensional adalah perjalanan yang dilakukan tidak mengaitkan dengan maksud-maksud lain kecuali hanya untuk mengisi waktu-waktu luang masa liburan.

Menurut Spillane (1989), pariwisata merupakan suatu kegiatan melakukan perjalanan dengan tujuan mendatangkan kesenangan, mencari kepuasan, mencari sesuatu dan memperbaiki kesehatan, menikmati olahraga atau istirahat, menunaikan tugas, berziarah dan lain-lain. Sementara menurut Keputusan Menteri Dalam Negeri (Kepmendagri)(1990) pariwisata adalah perjalan dari suatu tempat ke tempat lain yang dilakukan oleh perorangan atau kelompok sebagai usaha untuk mencari keseimbangan dan kebahagiaam dengan lingkungan hidup dalam dimensional budaya, alam dan ilmu yang sifatnya sementara.


(30)

17 Universitas Kristen Maranatha Menurut Sirsang (2004), pariwisata adalah kegiatan yang tidak sekedear untuk bersenang-senang atau melakukan perjalanan dan melepaskan diri dari rutinitas kerja, namun selain itu dalam kegiatan tersebut juga terkandung banyak unsur marginalisasi terhadap pihak lemah melalui berbagai cara mulai dari yang bersifat soft, misalnya kerja sama manajemen internasional dan pinjaman data investasi sampai pada penggusuran dan sebagainya.

Menurut Prof. Salah Wahab (1995), pariwisata adalah suatu perjalanan wisata yang tidak dikaitkan dengan keperluan atau maksud lain selain mengisi waktu luang dalam mengisi masa liburan. Pengertian yang dikemukakan tersebut merupkan pengertian pariwisata murni sedangkan dalam pengertian modern, pariwisata adalah suat perjalanan termasuk perjalanan pariwisata. Pendapat ini muncul dari pemikiran bahwa sebagian orang mengaitkan perjalanan dinasnya dengan perjalanan pariwisata, dengan asumsi bahwa setelah urusan dinasnya selesai makan sebagian waktunya digunakan untuk menyaksikan objek wisata ditempat yang dikunjungi sehingga muncul istilah bussiness tourist. Masih menurut Prof. Salah Wahab, pariwisata merupakan salah satu industri yang mampu menyediakan lapangan pekerjaan, pendapatan, taraf hidup dan dalam mengaktifkan sektor produksi lain di negara penerima wisatawan.

2.5.2 Jenis Pariwisata

Ada berbagai macam jenis pariwisata menurut Spillane, diantaranya adalah L 1. Pleasure tourism, yaitu pariwisata untuk menikmati perjalanan.

Pariwisata ini dilakukan oleh orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, mencari udara segar, mengendorkan ketegangan syarafnya, menikmati keindahan alam, menikmati cerita rakyat suatu daerah, serta menikmati hiburan dan sebagainya.

2. Recreation tourism, yaitu pariwisata untuk tujuan rekreasi.

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari lbir untuk istirahat, untuk memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohani yang merekondisikan keletihan dan kelelahannya.


(31)

18 Universitas Kristen Maranatha 3. Cultural tourism, yaitu pariwisata untuk kebudayaan.

Jenis pariwisata ini ditandai dengan adanya rangkaian motivasi seperti keinginan untuk belajar di pusat-pusat pengajaran dan riset, mempelajari adat-istiadat, cara hidup masyarakat negara lain dan sebagainya.

4. Sport tourism, yaitu pariwisata untuk tujuan olahraga.

Jenis pariwisata ini bertujuan untuk olahraga, baik hanya untuk menarik penonton olahraga dan olahragawannya sendiri serta ditunjukkan bagi mereka yang ingin mempraktekannya sendiri.

5. Bussiness tourism, yaitu pariwisata untuk urusan berdagang.

Dalam pariwisata jenis ini, unsur yang ditekankan adalah kesempatan yang digunakan oleh pelaku perjalanan dalam menggunakan waktu bebasnya untuk memanjakan dirinya sebagai wisatawan dengan mengunjungi berbagai objek wisata dan jenis pariwisata yang lain.

6. Convention tourism, yaitu pariwisata untuk konvensi

Banyak negara tertarik untuk menggarap jenis pariwisata ini dengan banyaknya hotel atau bangunan-bangunan yang khusus dilengkapi unruk menunjang pariwisata jenis ini.

Jika dilihat dari jenis pariwisata menurut Spillane diatas, maka objek wisata Dataran Tinggi Dieng termasuk dalam jenis pleasure tourism karena objek wisata Dataran Tinggi Dieng merupakan objek wisata yang bisa digunakan untuk mencari udara segar, mengendorkan ketegangan syrafnya, dan menikmati keindahan alam.

Selain itu juga, objek wisata Dataran Tinggi Dieng juga termasuk dalam jenis cultural tourism karena objek wisata Dataran Tinggi Dieng merupakan objek wisata yang bisa digunakan untuk mengetahui/belajar mengenai sejarah kebudayaan di masa lalu.

2.5.3 Pengembangan Pariwisata

Perencanaan dan pengembangan pariwisata merupakan suatu proses yang dinamis dan berkelanjutan menuju ketataran nilai yang lebih tinggi dengan cara melakukan penyesuaian dan koreksi berdasar pada hasil monitoring dan


(32)

19 Universitas Kristen Maranatha evaluasi serta umpan balik implementasi rencana sebelumnya yang merupakan dasar kebijaksanaan dan merupakan misi yang harus dikembangkan.

Perencanaan dan pengembangan pariwisata bukanlah system yang berdiri sendiri, melainkan terkait erat dengan sistem perencanaan pembangunan yang lain secara inter sektoral dan inter regional. Perencanaan pariwisata haruslah di dasarkan pada kondisi dan daya dukung dengan maksud menciptakan interaksi jangka panjang yang saling menguntungkan diantara pencapaian tujuan pembangunan pariwisata, peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat, dan berkelanjutan daya dukung lingkungan di masa mendatang (Fandeli, 1995).

Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang dalam tahap pembangunannya, berusaha membangun industri pariwisata sebagai salah satu cara untuk mencapai neraca perdagangan luar negeri yang berimbang. Pengembangan kepariwisataan saat ini tidak hanya untuk menambah devisa negara maupun pendapatan pemerintah daerah. Akan tetapi juga diharapkan dapat memperluas kesempatan berusaha disamping memberikan lapangan pekerjaan baru untuk mengurangi pengangguran.

Pariwisata dapat menaikkan taraf hidup masyarakat yang tinggal di kawasan tujuan wisata tersebut melalui keuntungan secara ekonomi. Dengan mengembangkan fasilitas yang mendukung dan menyediakan fasilitas rekreasi, wisatawan dan penduduk setempat saling diuntungkan. Pengembangan daerah wisata hendaknya memperlihatkan tingkatnya budaya, sejarah dan ekonomi dari tujuan wisata.

Perkiraan jumlah wisatawan di Dataran Tinggi Dieng sangat diperlukan dalam rangka perencanaan pengembangan pariwisata nasional dan dapat berfungsi sebagai sarana pemerataan pembangunan di daerah yang sekaligus untuk menciptakan kesempatan berusaha atau kesempatan bekerja serta meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat sekitar sehingga mereka tidak tertinggal oleh perkembangan usaha jasa dan sarana pariwisata.


(33)

20 Universitas Kristen Maranatha 2.5.4 Pengaruh Wisata dan Ekonomi

Pariwisata bukan saja sebagai sumber devisa, tetapi juga merupakan faktor dalam menentukan lokasi industri dalam perkembangan daerah-daerah yang miskin sumber-sumber alam. Sehingga perkembangan pariwisata adalah salah satu cara untuk memajukan ekonomi di daerah-daerah yang kurang berkembang tersebut sebagai akibat kurangnya sumber-sumber alam (Yoeti, 1997).

Gunn (1988), mendefinisikan pariwisata sebagai aktivitas ekonomi yang harus dilihat dari dua sisi yakni sisi permintaan (demand side) dan sisi pasokan (supply side). Lebih lanjut dia mengemukakan bahwa keberhasilan dalam pengembangan pariwisata di suatu daerah sangat tergantung kepada kemampuan perencana dalam mengintegrasikan kedua sisi tersebut secara berimbang ke dalam sebuah rencana pengembangan pariwisata.

Menurut Robert (Toety, 1990). Kelincahan dalam berusaha harus dilakukan agar pendapatan selama musim kedatangan wisatawan bisa menjadi penyeimbang bagi musim sepi wisatawan. Pengaruh yang ditimbulkan oleh pariwisata terhadap ekonomi ada dua ciri, pertama produk pariwisata tidak dapat disimpan, kedua permintaanya sangat tergantung pada musim, berarti pada bulan tertentu ada aktivitas yang tinggi, sementara pada bulan-bulan yang lain hanya ada sedikit kegiatan.

2.5.5 Syarat Objek Wisata

Sihite (2000) merumuskan dalam bukunya bahwa suatu objek wisata harus dapat memenuhi syarat-syarat tertentu agar dapat bertahan dan menjadi target wisata yang diminati. Syarat-syarat tersebut ialah sebagai berikut.

1. Aman

Situasi yang memberikan rasa aman, terbebas dari rasa takut, ancaman, gangguan serta aman dalam penggunaan sarana dan prasarana wisata.

2. Tertib

Terciptanya suasana yang teratur baik dalam hal tertib peraturan, tertib waktu, tertib mutu pelayanan, maupun tertib dari segi informasi.


(34)

21 Universitas Kristen Maranatha 3. Bersih

Suatu objek wisata harus menampilkan keadaan yang sehat, hygienis, bebas dari limbah, serta bersih dari segi pelayanan petugas objek wisatanya,

4. Sejuk

Keadaan yang nyaman dan segara yang tercipta melalui penataan lingkungan. 5. Indah

Objek wisata terlihat indah apabila ditata secara teratur dan serasi sehingga memancarkan keindahan baik interior maupun eksteriornya.

6. Ramah tamah

Merupakan sikap dan pelayanan yang diberikan oleh petugas objek wisata, masyarakat di sekitar objek wisata, dan pemerintah yang ditunjukkan dengan bersikap senyum, membantu tanpa pamrih, dan sopan dalam berkomunikasi. 7. Kenangan

Mencakup hal-hal seperti: akomodasi yang nyaman, atraksi dan mutu budaya yang baik, makanan dan kekhasan daerah, serta terdapat cinderamata yang memberikan kenangan akan suatu objek wisata.

2.6 Landscape Photography

2.6.1 Definisi Landscape Photography

Foto landscape adalah sebuah imaji yang menyajikan sebuah hamparan pemandangan. Imaji yang dihasilkan bukan hanya sekedar foto pemandangan, namun harus bisa menterjemahkan nilai-nilai estetika, etika dan efek sebuah foto landscape. Landscape adalah buah dari ekspresi pribadi, kita harus menggunakan emosi, ide dan konsep serta referensi simbol sebagai medium untuk berkomunikasi (Sah, 2009).

“My landscape photograph should be as beautiful as i see” (Sah, 2009)

Memotretlah saat matahari hendak terbit sampai naik, lalu sebelum matahati tenggelam sampai menjelang malam. Ada yang memberi istilah "Golden Hours" atau "Blue Hours". Saat-saat itulah waktu yang terbaik dan bagus untuk


(35)

22 Universitas Kristen Maranatha mendapatkan imaji yang sempurna untuk sunset atau sunrise. Namun, bagi landscaper (fotografer landscape) kapanpun bisa memotret landscape bahkan malam hari, karena foto landscape tidak terbatas waktu.

“David says that a bad photograph is a paragraph; a good photograph is a sentence; a great photograph is a phrase and The more you simplify your vision, the stronger your images will be". (John Shaw)

2.6.2 Teknik Dasar Landscape Photography

Berikut adalah teknik dasar menurut John Shaw. 1. Ingat aturan komposisi sepertiga (rule of third)

2. Adanya garis imajiner atau perspektif akan membuat foto lebih dinamis 3. Memotret dengan format horizontal/vertical

4. Memotret dengan wide, medium close dan close-up

5. Gunakan tripod dan shutter release saat memotret dengan teknik slow speed.

6. Penggunaan diafragma 8mm – 32mm untuk mendapatkan gambar yang tajam.

2.7 SWOT

Peneliti kemudian menganalisa Dataran Tinggi Dieng dengan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunitties, dan Threats).

1. Strenghts

a. Dataran Tinggi Dieng memiliki semua jenis wisata di dalamnya seperti wisata alam, budaya, sejarah dan edukasi.

b. Kawasan wisata yang bersih, udara segar dan nyaman.

c. Dieng merupakan satu-satunya dataran tinggi di Indonesia yang terdapat pemukiman warga di dalamnya.

d. Memiliki adat istiadat yang masih kental serta cerita-cerita rakyat yang unik di dalamnya.

e. Dataran Tinggi Dieng terletak di daerah pegunungan yang cocok sebagai tempat refreshing bagi masyrakat untuk melepas kejenuhan di perkotaan. f. Terdapat hotel, homestay, museum, SPBU dan museum sebagai fasilitas


(36)

23 Universitas Kristen Maranatha 2. Weaknesses

a. Kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng kurang melakukan promosi.

b. Kurangnya informasi mengenai tempat wisata serta peta wisata yang ada di sekitar Dieng.

c. Perawatan infrastruktur objek wisata yang masih kurang memadai sehingga fasilitas yang ada di objek wisata menjadi tidak maksimal

3. Opportunities

a. Dapat meningkatkan sektor pariwisata karena daerah ini dapat dijangkau dari beberapa kota besar di Jawa Tengah.

b. Sekolah-sekolah sering mengadakan study tour untuk mengunjungi kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng, baik dari sekitar maupun luar kota Banjarnegara. c. Makin meningkatnya minat masyarakat di Indonesia terhadap wisata lokal

seperti wisata alam dan budaya.

4. Threats

a. Terdapatnya tempat wisata yang berada di sekitar Banjarnegara seperti Candi Borobudur dan Candi Gedong Songo.

b. Keadaan alam sekitar Dieng yang tidak bisa diprediksi apabila sewaktu-waktu mengalami bencana alam.

c. Kurangnya perawatan terhadap alam sekitar dapat mengurangi keindahan alam yang ada di Dataran Tinggi Dieng.


(37)

82 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan riset dan pendalaman masalah, penulis menyimpulkan bahwa Dataran Tinggi Dieng adalah sebuah kawasan wisata dengan potensi wisata yang sangat besar yang berasal dari kondisi alam dan lokasi geografisnya yang cukup dekat dengan kota-kota besar. Selain itu Dataran Tinggi Dieng juga memiliki kondisi atau suasana alam yang sangan indah, adanya wisata budaya dan sejarah yang menjadi wisata andalan lainnya, serta masih kentalnya budaya yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Dengan potensi inilah maka Dataran Tinggi Dieng layak dijadikan tempat wisata alam dan budaya alternatif bagi masyarakat di kota khususnya kota-kota besar di Indonesia. Dengan kondisi rutinitas perkotaan yang dipenuhi dengan kebosanan, kejenuhan dan kepenatan maka kebutuhan berwisata pun menjadi suatu hal yang penting untuk dilakukan, dan Dataran Tinggi Dieng dengan segala potensi alam dan budaya serta udaranya yang masih segar menjadi suatu jalan keluar bagi masyarakat kota untuk melakukan penyegaran diri (refreshing) agar dapat beraktifitas dengan lebih efektif. Sayangnya, kondisi dan potensi yang dimiliki oleh Dataran Tinggi Dieng masih belum banyak diketahui oleh banyak orang, oleh karena itu diperlukan adanya suatu jalan keluar untuk meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi Dataran Tinggi Dieng yaitu melalui suatu promosi wisata. Dataran Tinggi Dieng membutuhkan promosi yang cukup gencar untuk memberikan suatu identitas terhadap masyarakat agar tidak kalah bersaing dengan Bali dan Yogyakarta.

Berawal dari masalah-masalah di atas, maka penulis membuat sebuah perancangan yang berfungsi memberikan sosialisasi dengan cara promosi tentang Dataran Tinggi Dieng, memberikan dan membagikan informasi mengenai suasana serta identitas dari Dieng yang dapat diingat oleh wisatawan. Perancangan yang dibuat harus berbeda dari pesaing-pesaing agar menjadi daya tarik tersendiri untuk wisatawan. Hal ini dijawab dengan dengan penggunaan foto landscape serta elemen grafis yang mendominasi hampir dari seluruh media promosi. Perancangan tersebut harus mampu memberikan informasi yang lengkap sehingga dapat menarik wisatawan (audiance).


(38)

83 Universitas Kristen Maranatha

Dengan media promosi yang tepat, maka wisatawan dapat tertarik untuk mengunjungi Dataran Tinggi Dieng seperti, website,ambient, in-flight entertainment, information booth dan lainnya. Karena ingin menampilkan secara jelas tentang bagaimana suasana di Dataran Tinggi Dieng kepada audiace, maka penggunaan fotografi menjadi suatu hal yang wajib dalam promosi tersebut.

Penulis juga menyadari bahwa sebuah promosi lokasi wisata tidak bisa hanya dilakukan sekali saja, oleh karena itu penulis merancang sebuah timeline media promosi untuk mengatur waktu dari media promosi yang akan dipromosikan. Dari hasil riset, pengamatan, dan perancangan, penulis juga menyimpulkan bahwa sebuah media promosi haruslah dilakukan dengan cara-cara yang kreatif, informatif, serta istimewa agar dapat berfungsi dengan efektif.

Demikianlah kesimpulan yang diperoleh oleh penulis selama melakukan penelitian dan perancangan. Semoga hasil penulisan ini serta perancangan media promosi dapat berguna di masa yang akan datang. Terimakasih.

5.2 Saran

Saran dari penulis bagi Dataran Tinggi Dieng dan Dinas Kebudayan Pariwisata setempat sebagai sebuah tujuan wisata yang memiliki potensi alam dan budaya yang besar adalah diharapkan memiliki jalan akses yang lebih nyaman serta fasilitas jalan yang baik. Selain itu juga diharapkan memiliki fasilitas penunjang wisata yang lebih baik dan modern. Kedua hal ini akan mempengaruhi daya wisata yang dimiliki oleh Dataran Tinggi Dieng itu sendiri. Selain itu Dataran Tinggi Dieng sebaiknya melakukan promosi yang lebih gencar lagi dengan tepat sasaran agar bisa menarik wisatawan di luar daerah Jawa Tengah dan wisatawan mancanegara untuk mengunjungi Dataran Tinggi Dieng.


(39)

84 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Sihombing MFA, Danton. 2001. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Thugianto, L. Agus. 2007. Dieng Plateau Central Java Indonesia. Yogyakarta, Jentera Intermedia.

CR, Otto Sukatno. 2004. Dieng Poros Dunia. 2004, Yogyakarta. IRCiSod.

Lori Siebert dan Lisa Ballard. 2001. Making a Good layout. Cincinnati, Ohio, North Light Book.

Asensio, Paco. 2012. Star Graphic Designers. Spanyol, Maomao Publications.

Kotler, Philip & Gary Amstrong. 1998. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta, Prenhallindo.

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta, C.V ANDI.

Pitana, I Gede, Putu G. Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta, C.V ANDI.

Becherel, Lionel. Vellas, Francois. 2008. Pemasaran Pariwisata Internasional. Cet 1. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.

Schmoll, A.G. 2004. Tourism Promotion. London, Tourist International Press.

Kamus Besar Bahasa Indonesia: pusat bahasa. 2008 Edisi 4. Jakarta, PT Gramadia Pustaka Umum.

Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta,

C.V ANDI.

Tourism. Indonesi. www.indonesia-tourism.com/central-java/dieng-plateau.html (diunduh pada tanggal 18Oktober 2012. 11.27)

Notes. Backpacker. www.backpacker-notes.com/2011/08/dieng-plateau-surganya-dewa-dewi.html (diunduh pada tanggal 19 Oktober 2012. 14.18)


(40)

85 Universitas Kristen Maranatha

Dieng. Central Java Tourism.

www.central-java-tourism.com/desa-wisata/in/dieng.htm (diunduh pada tanggal 9 November 2012. 19.25)

Dieng Plateau. www.diengplateau.com/search/label/About%20Dieng (diunduh pada tanggal 9 November 2012. 19.43)

Pesona Dieng. www.pesonadieng.com/p/dieng.html (diunduh pada tanggal 8 November 2012. 15.43)


(1)

mendapatkan imaji yang sempurna untuk sunset atau sunrise. Namun, bagi landscaper (fotografer landscape) kapanpun bisa memotret landscape bahkan malam hari, karena foto landscape tidak terbatas waktu.

“David says that a bad photograph is a paragraph; a good photograph is a sentence; a great photograph is a phrase and The more you simplify your vision, the stronger your images will be". (John Shaw)

2.6.2 Teknik Dasar Landscape Photography

Berikut adalah teknik dasar menurut John Shaw. 1. Ingat aturan komposisi sepertiga (rule of third)

2. Adanya garis imajiner atau perspektif akan membuat foto lebih dinamis 3. Memotret dengan format horizontal/vertical

4. Memotret dengan wide, medium close dan close-up

5. Gunakan tripod dan shutter release saat memotret dengan teknik slow speed.

6. Penggunaan diafragma 8mm – 32mm untuk mendapatkan gambar yang tajam.

2.7 SWOT

Peneliti kemudian menganalisa Dataran Tinggi Dieng dengan SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunitties, dan Threats).

1. Strenghts

a. Dataran Tinggi Dieng memiliki semua jenis wisata di dalamnya seperti wisata alam, budaya, sejarah dan edukasi.

b. Kawasan wisata yang bersih, udara segar dan nyaman.

c. Dieng merupakan satu-satunya dataran tinggi di Indonesia yang terdapat pemukiman warga di dalamnya.


(2)

2. Weaknesses

a. Kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng kurang melakukan promosi.

b. Kurangnya informasi mengenai tempat wisata serta peta wisata yang ada di sekitar Dieng.

c. Perawatan infrastruktur objek wisata yang masih kurang memadai sehingga fasilitas yang ada di objek wisata menjadi tidak maksimal

3. Opportunities

a. Dapat meningkatkan sektor pariwisata karena daerah ini dapat dijangkau dari beberapa kota besar di Jawa Tengah.

b. Sekolah-sekolah sering mengadakan study tour untuk mengunjungi kawasan wisata Dataran Tinggi Dieng, baik dari sekitar maupun luar kota Banjarnegara. c. Makin meningkatnya minat masyarakat di Indonesia terhadap wisata lokal

seperti wisata alam dan budaya.

4. Threats

a. Terdapatnya tempat wisata yang berada di sekitar Banjarnegara seperti Candi Borobudur dan Candi Gedong Songo.

b. Keadaan alam sekitar Dieng yang tidak bisa diprediksi apabila sewaktu-waktu mengalami bencana alam.

c. Kurangnya perawatan terhadap alam sekitar dapat mengurangi keindahan alam yang ada di Dataran Tinggi Dieng.


(3)

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan riset dan pendalaman masalah, penulis menyimpulkan bahwa Dataran Tinggi Dieng adalah sebuah kawasan wisata dengan potensi wisata yang sangat besar yang berasal dari kondisi alam dan lokasi geografisnya yang cukup dekat dengan kota-kota besar. Selain itu Dataran Tinggi Dieng juga memiliki kondisi atau suasana alam yang sangan indah, adanya wisata budaya dan sejarah yang menjadi wisata andalan lainnya, serta masih kentalnya budaya yang ada di Dataran Tinggi Dieng. Dengan potensi inilah maka Dataran Tinggi Dieng layak dijadikan tempat wisata alam dan budaya alternatif bagi masyarakat di kota khususnya kota-kota besar di Indonesia. Dengan kondisi rutinitas perkotaan yang dipenuhi dengan kebosanan, kejenuhan dan kepenatan maka kebutuhan berwisata pun menjadi suatu hal yang penting untuk dilakukan, dan Dataran Tinggi Dieng dengan segala potensi alam dan budaya serta udaranya yang masih segar menjadi suatu jalan keluar bagi masyarakat kota untuk melakukan penyegaran diri (refreshing) agar dapat beraktifitas dengan lebih efektif. Sayangnya, kondisi dan potensi yang dimiliki oleh Dataran Tinggi Dieng masih belum banyak diketahui oleh banyak orang, oleh karena itu diperlukan adanya suatu jalan keluar untuk meningkatkan minat masyarakat untuk mengunjungi Dataran Tinggi Dieng yaitu melalui suatu promosi wisata. Dataran Tinggi Dieng membutuhkan promosi yang cukup gencar untuk memberikan suatu identitas terhadap masyarakat agar tidak kalah bersaing dengan Bali dan Yogyakarta.

Berawal dari masalah-masalah di atas, maka penulis membuat sebuah perancangan yang berfungsi memberikan sosialisasi dengan cara promosi tentang Dataran Tinggi Dieng, memberikan dan membagikan informasi mengenai suasana serta identitas dari Dieng yang dapat diingat oleh wisatawan. Perancangan yang dibuat harus berbeda


(4)

Dengan media promosi yang tepat, maka wisatawan dapat tertarik untuk mengunjungi Dataran Tinggi Dieng seperti, website,ambient, in-flight entertainment, information booth dan lainnya. Karena ingin menampilkan secara jelas tentang bagaimana suasana di Dataran Tinggi Dieng kepada audiace, maka penggunaan fotografi menjadi suatu hal yang wajib dalam promosi tersebut.

Penulis juga menyadari bahwa sebuah promosi lokasi wisata tidak bisa hanya dilakukan sekali saja, oleh karena itu penulis merancang sebuah timeline media promosi untuk mengatur waktu dari media promosi yang akan dipromosikan. Dari hasil riset, pengamatan, dan perancangan, penulis juga menyimpulkan bahwa sebuah media promosi haruslah dilakukan dengan cara-cara yang kreatif, informatif, serta istimewa agar dapat berfungsi dengan efektif.

Demikianlah kesimpulan yang diperoleh oleh penulis selama melakukan penelitian dan perancangan. Semoga hasil penulisan ini serta perancangan media promosi dapat berguna di masa yang akan datang. Terimakasih.

5.2 Saran

Saran dari penulis bagi Dataran Tinggi Dieng dan Dinas Kebudayan Pariwisata setempat sebagai sebuah tujuan wisata yang memiliki potensi alam dan budaya yang besar adalah diharapkan memiliki jalan akses yang lebih nyaman serta fasilitas jalan yang baik. Selain itu juga diharapkan memiliki fasilitas penunjang wisata yang lebih baik dan modern. Kedua hal ini akan mempengaruhi daya wisata yang dimiliki oleh Dataran Tinggi Dieng itu sendiri. Selain itu Dataran Tinggi Dieng sebaiknya melakukan promosi yang lebih gencar lagi dengan tepat sasaran agar bisa menarik wisatawan di luar daerah Jawa Tengah dan wisatawan mancanegara untuk mengunjungi Dataran Tinggi Dieng.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Sihombing MFA, Danton. 2001. Tipografi dalam Desain Grafis. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama.

Thugianto, L. Agus. 2007. Dieng Plateau Central Java Indonesia. Yogyakarta, Jentera Intermedia.

CR, Otto Sukatno. 2004. Dieng Poros Dunia. 2004, Yogyakarta. IRCiSod.

Lori Siebert dan Lisa Ballard. 2001. Making a Good layout. Cincinnati, Ohio, North Light Book.

Asensio, Paco. 2012. Star Graphic Designers. Spanyol, Maomao Publications.

Kotler, Philip & Gary Amstrong. 1998. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta, Prenhallindo.

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta, C.V ANDI.

Pitana, I Gede, Putu G. Gayatri. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta, C.V ANDI.

Becherel, Lionel. Vellas, Francois. 2008. Pemasaran Pariwisata Internasional. Cet 1. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia.

Schmoll, A.G. 2004. Tourism Promotion. London, Tourist International Press.

Kamus Besar Bahasa Indonesia: pusat bahasa. 2008 Edisi 4. Jakarta, PT Gramadia Pustaka Umum.

Kusrianto, Adi. 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual. Yogyakarta,

C.V ANDI.


(6)

Dieng. Central Java Tourism.

www.central-java-tourism.com/desa-wisata/in/dieng.htm (diunduh pada tanggal 9 November 2012. 19.25)

Dieng Plateau. www.diengplateau.com/search/label/About%20Dieng (diunduh pada tanggal 9 November 2012. 19.43)

Pesona Dieng. www.pesonadieng.com/p/dieng.html (diunduh pada tanggal 8 November 2012. 15.43)