Perbandingan Efek Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Arabika (Coffea arabica) Terhadap Kewaspadaan dan Ketelitian Laki-Laki Dewasa.

(1)

v

ABSTRACT

THE COMPARISON of THE EFFECTS of ROBUSTA COFFEE

(Coffea canephora) and ARABICA COFFEE (Cofeea arabica)

TOWARD THE VIGILANCE and THE METICULOUSNESS of

THE ADULT MEN

Yohanes Adhitya P.S.P., 2012, First tutor : Pinandojo Djojosoewarno, Drs., dr., AIF Second tutor : Fen Tih, dr., M.Kes

Background : In order to perform the daily jobs, the vigilance and meticulousness are significant and necesary matter for human. There are various factor that can influence ones, vigilance as well as meticulousness, and the most famous ones are robusta coffee (Coffea canephora) and arabica coffea (Coffea arabica).

Objective : The research objective was to understand and to compare the effects of robusta coffee and arabica coffee on developing adult men’s vigilance and meticulousness.

Method : This research has the quality of real prospective experimental by using complete randomized design (RAL) and is comparative characterized with pre and post test program. This research is done to 40 adult men. The data is evaluated by using Jhonson Pascal Test and examined thoroughly by using Additional Sheet Test. The data is analyzed by examination method paired t and unpaired t with α = 0,05 using computer software signified based on p ≤ 0,05.

Result : Based on the result of measurements of the level of vigilance average before

given robusta coffee is 123,87 seconds and after given robusta coffee is 89,02 seconds. The result of measurements of the level of vigilance average before given arabica coffee is 108,90 seconds and after given arabica coffee is 91,95 seconds. Robusta coffee and arabica coffee increase the vigilance, but it is robusta coffee that takes more significant on developing vigilance compared to arabica coffee (p<0,01). The result of measurements of the level of meticulousness before given robusta coffee is 58,92 and after given robusta coffee is 74,82. The result of measurements of the level of meticulousness before given arabica coffee is 53,94 and after given arabica coffee is 64,14. Robusta coffee and arabica coffee increase the meticulousness, but it is robusta coffee that takes more significant on developing meticulousness compared to arabica coffee (p<0,01).

Conclusion : Robusta coffee and arabica coffee can develop vigilance and

meticulousness of adult men. Robusta coffee has better effect compared to arabica coffee.


(2)

iv

ABSTRAK

PERBANDINGAN EFEK KOPI ROBUSTA (Coffea canephora)

DAN ARABIKA (Coffea arabica) TERHADAP KEWASPADAAN

DAN KETELITIAN LAKI

LAKI DEWASA

Yohanes Adhitya P.S.P., 2012, Pembimbing 1 : Pinandojo Djojosoewarno, Drs., dr., AIF Pembimbing 2 : Fen Tih, dr., M.Kes

Latar belakang : Kewaspadaan dan ketelitian merupakan hal yang penting

dan diperlukan setiap manusia dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari, seperti mengerjakan tugas, soal ujian, praktikum, bekerja, berkendara, serta aktivitas sehari-hari. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kewaspadaan dan ketelitian seseorang salah satunya adalah kopi. Ada beberapa macam kopi di dunia dan yang paling terkenal adalah kopi robusta (Coffea canephora) dan arabika (Coffea arabica).

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui dan membandingkan efek kopi robusta

dan arabika dalam meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian laki – laki dewasa.

Metode : Penelitian ini bersifat prospektif eksperimental sungguhan dengan

menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dan bersifat komparatif dengan memakai rancangan pre dan post tes. Penelitian dilakukan pada 40 orang laki – laki dewasa. Data yang diukur adalah efek kopi robusta dan arabika terhadap peningkatan kewaspadaan dengan menggunakan Jhonson Pascal Test dan ketelitian dengan menggunakan Additional Sheet Test. Analisis data dengan metode uji t berpasangan dan uji t tidak berpasangan dengan α = 0,05 menggunakan perangkat lunak komputer signifikasi ditentukan berdasarkan nilai p ≤ 0,05.

Hasil penelitian : Hasil pengukuran tingkat kewaspadaan sebelum diberi kopi

robusta 123,87 detik dan setelah diberi kopi robusta 89,02 detik. Pengukuran tingkat kewaspadaan sebelum diberi kopi arabika 108,90 detik dan setelah diberi kopi arabika 91,95 detik. Kopi robusta dan arabika meningkatkan kewaspadaan tetapi kopi robusta lebih signifikan dalam meningkatkan kewaspadaan dibandingkan kopi arabika (p < 0,01). Hasil pengukuran tingkat ketelitian sebelum diberi kopi robusta 58,92 dan setelah diberi kopi robusta 74,82. Pengukuran tingkat ketelitian sebelum diberi kopi arabika 53,94 dan setelah diberi kopi arabika 64,14. Kopi robusta dan arabika meningkatkan ketelitian tetapi kopi robusta lebih signifikan dalam meningkatkan ketelitian dibandingkan kopi arabika (p < 0,01).

Kesimpulan : Kopi robusta dan arabika dapat meningkatkan kewaspadaan dan

ketelitian pada laki – laki dewasa. Kopi robusta mempunyai efek lebih baik dibandingkan dengan kopi arabika.


(3)

viii

DAFTAR ISI

halaman

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.4.1 Manfaat Akademis ... 4

1.4.2 Mnafaat Praktis ... 4

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 4

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 4

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 5

1.6 Metodologi Penelitian ... 6

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anatomi Sistem Saraf Pusat... 7

2.1.1 Cerebrum ... 8


(4)

ix

2.1.3 Formatio Retikularis ... 11

2.1.4 Sistem Limbik ... 13

2.2 Fisiologi Sistem Saraf Pusat ... 15

2.2.1 Peran Fasilitas Sinaptik dan Inhibisi Sinaptik ... 15

2.2.2 Klasifikasi Ingatan ... 16

2.2.2.1 Ingatan Jangka Pendek ... 17

2.2.2.2 Ingatan Jangka Menengah ... 17

2.2.2.3 Ingatan Jangka Panjang ... 17

2.2.3 Proses Konsolidasi Ingatan ... 18

2.3 Kewaspadaan dan Ketelitian ... 18

2.4 Kopi Robusta dan Arabika ... 21

2.4.1 Sejarah Kopi ... 21

2.4.2 Kopi Robusta ... 22

2.4.3 Kopi Arabika ... 24

2.4.4 Manfaat Kopi ... 26

2.5 Kafein ... 27

2.5.1 Sejarah Kafein ... 27

2.5.2 Manfaat dan Sediaan Kafein ... 27

2.5.3 Farmakodinamik Kafein ... 29

2.5.4 Farmakokinetik Kafein ... 30

Bagan kerangka pemikiran ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bahan dan Subjek Penelitian ... 34

3.1.1 Alat dan Bahan ... 34

3.1.2 Subjek Penelitian ... 34

3.2 Metode Penelitian ... 35

3.2.1 Desain Penelitian ... 35

3.2.2 Variabel Penelitian ... 35

3.2.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 35


(5)

x

3.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 36

3.2.4 Prosedur Penelitian ... 37

3.2.5 Analisis Data ... 40

3.2.5.1 Hipotesis Statistik ... 40

3.2.5.2 Kriteria Uji ... 41

3.3 Aspek Etik Penelitian ... 41

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 43

4.1.1 Jhonson Pascal Test ... 43

4.1.2 Additional Sheet Test ... 45

4.2 Pembahasan... 47

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 49

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 53

5.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 54

LAMPIRAN ... 57


(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Transmitter dan Lokasinya ... 19 Tabel 2.2 Beberapa Perbedaan Antara Kopi Robusta dan Arabika ... 26 Tabel 2.3 Kadar Kafein Dalam Makanan dan Minuman ... 29 Tabel 4.1 Rerata Waktu yang Diperlukan Untuk Menyelesaikan Jhonson Pascal

Test Sebelum dan Sesudah Diberikan Kopi Robusta dan Arabika ... 43 Tabel 4.2 Perbandingan Waktu yang Diperlukan Untuk Menyelesaikan Jhonson

Pascal Test Sebelum dan Sesudah Diberi Kopi Robusta atau Arabika Dengan Uji “t” berpasangan ... 44 Tabel 4.3 Perbandingan Waktu yang Diperlukan Untuk Menyelesaikan Jhonson

Pascal Test Sesudah Diberi Kopi Robusta dan Arabika Dengan Uji “t” tidak berpasangan ... 45 Tabel 4.4 Rerata Jumlah Angka yang Dapat Dijumlahkan Dalam Waktu Tertentu Pada Additional Sheet Test Sebelum dan Sesudah Diberi Kopi Robusta dan Arabika ... 45 Tabel 4.5 Perbandingan jumlah angka yang dapat dijumlahkan dalam waktu tertentu pada Additional Sheet Test sebelum dan sesudah diberi kopi robusta atau arabika dilakukan dengan uji “t” berpasangan ... 46 Tabel 4.6 Perbandingan jumlah angka yang dapat dijumlahkan dalam waktu tertentu pada Additional Sheet Test sesudah diberi kopi robusta dan arabika dilakukan dengan uji “t” tidak berpasangan ... 47


(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pembagian Susunan Saraf Pusat ... 8

Gambar 2.2 Pembagian Lobus Korteks Serebri ... 9

Gambar 2.3 Serabut – serabut Formatio Retikularis ... 12

Gambar 2.4 Sistem Aktivasi Retikular... 13

Gambar 2.5 Sistem Limbik ... 14

Gambar 2.6 Biji Kopi Robusta ... 22

Gambar 2.7 Tanaman Kopi Robusta ... 23

Gambar 2.8 Biji Kopi Arabika ... 24

Gambar 2.9 Tanaman Kopi Arabika ... 25

Gambar 2.10 Struktur Turunan Metil Xantin ... 31


(8)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Waktu yang Diperlukan Untuk Menyelesaikan Jhonson Pascal Test Sebelum dan Sesudah Diberikan Kopi Robusta ... 57 Lampiran 2 Waktu yang Diperlukan Untuk Menyelesaikan Jhonson Pascal Test Sebelum dan Sesudah Diberikan Kopi Arabika ... 58 Lampiran 3 Jumlah Angka yang Dapat Dijumlahkan Dalam Waktu Tertentu

Pada Additional Sheet Test Sebelum dan Sesudah Diberi Kopi Robusta ... 59 Lampiran 4 Jumlah Angka yang Dapat Dijumlahkan Dalam Waktu Tertentu

Pada Additional Sheet Test Sebelum dan Sesudah Diberi Kopi Arabika ... 60 Lampiran 5 Rerata Waktu yang Diperlukan Untuk Menyelesaikan Jhonson

Pascal Test Sebelum dan Sesudah Diberi Kopi Robusta dan

Arabika ... 61 Lampiran 6 Rerata Jumlah Angka yang Dapat Dijumlahkan Dalam Waktu

Tertentu Pada Additional Sheet Test Sebelum dan Sesudah Diberi Kopi Robusta dan Arabika ... 62 Lampiran 7 Kopi Robusta (pre dan post) dan Kopi Arabika (pre dan post)

Terhadap Jhonson Pascal Test Dengan Metode “t” test berpasangan...63 Lampiran 8 Kopi Robusta (pre dan post) dan Kopi Arabika (pre dan post)

Terhadap Additional Sheet Test Dengan Metode “t” test

berpasangan ... 64 Lampiran 9 Perbandingan Kopi Robusta dan Arabika Terhadap Jhonson Pascal


(9)

xiv

Lampiran 10 Perbandingan Kopi Robusta dan Arabika Terhadap Additional

Sheet Test Dengan Metode t test tidak berpasangan ... 66

Lampiran 11 Jhonson Pascal Test ... 67

Lampiran 12 Additional Sheet Test ... 68

Lampiran 13 Informed Consent ... 69

Lampiran 14 Lembar Persetujuan Komisi Etik Penelitian... 70


(10)

71

RIWAYAT HIDUP

Nama : Yohanes Adhitya Prakasa S.P.

NRP : 0910049

Tempat dan Tanggal Lahir : Yogyakarta, 17 Oktober 1989 Alamat : Jl. Brigjen Katamso 185 Yogyakarta Riwayat Pendidikan :

TK Pangudiluhur Yogyakarta, 1996 SD Pangudiluhur Yogyakarta, 2002 SLTP Stella Duce 1 Yogyakarta, 2005 SMA Kolese de Britto Yogyakarta, 2008


(11)

33

BAGAN KERANGKA PEMIKIRAN

KETERANGAN :

Adenosin  merupakan nukleotida yang berfungsi untuk mengurangi aktivitas sel saraf saat terdapat pada reseptornya.

SUMBER :

 Tortora G.J., Derrickson B. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 12th ed. John Wiley & Sons

 Weinberg, B.A., dan B.K. Bealer, The World of Caffeine, 2001. In: The Miracle of

Caffeine. 2010

 Goodman, L.S., Gilman, A.G., Hardman, J.G and Limbird, L.E. 2001.Goodman &Gil a ’s The P h a r m a c o l o g i c a l B a s i s o f T h e r a p e u t i c s . 10the d . U S A : T h e McGraw-Hill


(12)

Email: ethic_fkukmrsi@

med.maranatha. edu

KOMISI ETIK PENELITIAN

FAKULTAS KEDOKTERAN UK MARANATHA - R.S. IMMANUEL

BANDUNG

SOP/008/01.0 Berlaku mulai: Desember 2008 Hal 69 dari 2

Judul:

Formulir Protokol

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN

(INFORMED CONSENT)

Yang bertanda tangan dibawah ini: N a m a :

U s i a : Alamat : Pekerjaan : No. KTP/lainnya:

Dengan sesungguhnya menyatakan bahwa:

setelah mendapat keterangan sepenuhnya menyadari, mengerti, dan memahami tentang tujuan, manfaat dan risiko yang mungkin timbul dalam penelitian, serta sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri dari keikut sertaannya, maka saya setuju ikut serta dalam penelitian yang berjudul:

Perbandingan Efek Kopi Robusta (Coffea canephora) dan Arabika (Coffea

arabica) Terhadap Kewaspadaan dan Ketelitian Laki – laki Dewasa

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sesungguhnya dan tanpa paksaan. Bandung, ...

Mengetahui, Yang menyatakan

Penanggung jawab penelitian, Peserta penelitian,

( Yohanes Adhitya Prakasa S.P. ) ( )

Saksi-saksi:

1. ……… ( )

2. ……… ( )


(13)

57

LAMPIRAN 1

Waktu yang Diperlukan Untuk Menyelesaikan Jhonson Pascal Test Sebelum dan Sesudah Diberikan Kopi Robusta

NO. Sebelum (detik) Sesudah (detik) NO. Sebelum (detik) Sesudah(detik) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 153 95 98 113 106 154 150 140 172 101 124 141 169 123 121 133 101 117 110 89 118 68 81 86 69 113 104 73 114 69 93 91 137 77 86 90 80 84 77 63 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 82 144 120 99 110 170 92 129 138 105 113 91 136 128 159 102 166 131 113 117 73 96 70 73 79 109 79 115 109 84 81 78 100 87 89 87 102 96 83 98 Rata - rata 123,87 89,02


(14)

58

LAMPIRAN 2

Waktu yang Diperlukan Untuk Menyelesaikan Jhonson Pascal Test Sebelum dan Sesudah Diberikan Kopi Arabika

NO. Sebelum (detik) Sesudah (detik) NO. Sebelum (detik) Sesudah (detik) 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 112 97 113 125 103 118 89 144 104 108 111 87 118 95 122 107 103 124 115 94 103 76 98 103 88 100 77 94 82 84 83 72 98 78 105 93 100 100 106 76 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 100 91 82 96 133 122 90 108 122 84 110 103 113 130 123 107 107 132 119 95 86 70 69 88 117 110 85 115 103 66 90 90 109 100 103 104 85 95 99 78 Rata - rata 108,90 91,95


(15)

59

LAMPIRAN 3

Jumlah Angka yang Dapat Dijumlahkan Dalam Waktu Tertentu Pada Additional Sheet Test Sebelum dan Sesudah Diberi Kopi Robusta

NO. Sebelum Sesudah NO. Sebelum Sesudah

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 61 54,6 59,6 70,2 67,4 60,4 48,2 55,8 55,4 64,2 55 71,4 62 56 72 66,2 73 75 66 48,4 83 73,4 72,4 83,4 82 80 66,8 72,8 78 80,6 73,6 84 74 68 82 81 84 84 84 64,4 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 48,6 73,2 49,2 66 69,8 44,8 67 44 59,2 35,4 56 41,4 58,4 43,8 63 46,4 73,6 56,2 76 43 68,2 83 68 81,4 80 63,8 84 59,2 76,4 54,8 75,6 64,4 74,6 61,2 83 62 84 76,4 83 58,4 Rata - rata 58,92 74,82


(16)

60

LAMPIRAN 4

Jumlah Angka yang Dapat Dijumlahkan Dalam Waktu Tertentu Pada Additional Sheet Test Sebelum dan Sesudah Diberi Kopi Arabika

NO. Sebelum Sesudah NO. Sebelum Sesudah

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 57,8 46,8 48,8 59 58 61 44,2 47,2 45,8 54 39,4 72 70 43,6 71,2 60,2 64,2 64,4 59 62,6 66 60,6 60,4 70,2 68 69 56 59,8 58,4 68 54,2 73,8 80,8 57 74,6 72 77 74 73,2 74,8 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 47,4 67,4 41,6 53,2 59 40,4 61,8 46,4 61,6 34,8 45,2 37,6 47 35 57,8 38 69,6 72 68 44,7 58,2 75,4 51 65,4 64 53 70 54 71,2 47,2 51 47 59,2 44 69,4 48,6 77,2 84 71 57 Rata - rata 53,94 64,14


(17)

61

LAMPIRAN 5

Rerata Waktu yang Diperlukan Untuk Menyelesaikan Jhonson Pascal Test Sebelum dan Sesudah Diberi Kopi Robusta dan Arabika

Kopi Sebelum (detik) Sesudah (detik) %penurunan

Robusta 123,87 89,02 27,36%

Arabika 108,90 91,95 15,36%

Keterangan : Rata – rata waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan Jhonson Pascal Test sesudah diberi kopi robusta mengalami penurunan sebesar 27,36% sedangkan sesudah diberi kopi arabika mengalami penurunan sebesar 15,36%.


(18)

62

LAMPIRAN 6

Rerata Jumlah Angka yang Dapat Dijumlahkan Dalam Waktu Tertentu Pada Additional Sheet Test Sebelum dan Sesudah Diberi Kopi Robusta dan Arabika

Kopi Sebelum Sesudah %peningkatan

Robusta 58,92 74,82 28,77%

Arabika 53,94 64,14 20,26%

Keterangan : Rata – rata jumlah angka yang dapat dijumlahkan dalam waktu tertentu pada Additional Sheet Test sesudah diberi kopi robusta mengalami peningkatan sebesar 28,77% sedangkan sesudah diberi kopi arabika mengalami peningkatan sebesar 20,26%.


(19)


(20)

63

LAMPIRAN 7

Kopi Robusta (pre dan post) dan Kopi Arabika (pre dan post) Terhadap Jhonson Pascal Test Dengan Metode “t” test berpasangan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 arb_pre 108.9000 40 14.65816 2.31766

arb_post 91.9500 40 13.19275 2.08596

Pair 2 rob_pre 123.8750 40 24.62872 3.89414

rob_post 89.0250 40 16.41839 2.59598

Paired Samples Test Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

95% Confidence Interval of the Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper

Pair 1 arb_pre - arb_post 16.95000 9.64751 1.52540 13.86458 20.03542 11.112 39 .000

Pair 2 rob_pre - rob_post 34.85000 15.33481 2.42465 29.94569 39.75431 14.373 39 .000

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 arb_pre & arb_post 40 .765 .000


(21)

64

LAMPIRAN 8

Kopi Robusta (pre dan post) dan Kopi Arabika (pre dan post) Terhadap Additional Sheet Test Dengan Metode “t” test berpasangan

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 arb_pre 53.9425 40 11.26446 1.78107

arb_post 64.1400 40 10.31724 1.63130

Pair 2 rob_pre 58.9200 40 10.76593 1.70224

rob_post 74.8200 40 8.70082 1.37572

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 arb_pre & arb_post 40 .962 .000

Pair 2 rob_pre & rob_post 40 .938 .000

Paired Samples Test Paired Differences

t df Sig. (2-tailed)

95% Confidence Interval of the Difference

Mean Std. Deviation Std. Error Mean Lower Upper

Pair 1 arb_pre - arb_post -10.19750 3.13773 .49612 -11.20100 -9.19400 -20.555 39 .000 Pair 2 rob_pre - rob_post -15.90000 3.99050 .63095 -17.17622 -14.62378 -25.200 39 .000


(22)

65

LAMPIRAN 9

Perbandingan Kopi Robusta dan Arabika Terhadap Jhonson Pascal Test Dengan Metode “t” test tidak berpasangan

Group Statistics

kopi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

jhonson arabika 40 15.3620 7.60097 1.20182

robusta 40 27.3615 8.78998 1.38982

Independent Samples Test t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

jhonson Equal variances assumed -6.531 78 .000 -11.99950 1.83738 -15.65744 -8.34156 Equal variances not

assumed


(23)

66

LAMPIRAN 10

Perbandingan Kopi Robusta dan Arabika Terhadap Additional Sheet Test Dengan Metode “t” test tidak berpasangan

Group Statistics

kopi N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

additional arabika 40 20.2575 8.27007 1.30761

robusta 40 28.7683 11.10097 1.75522

Independent Samples Test t-test for Equality of Means

95% Confidence Interval of the Difference

t df Sig. (2-tailed)

Mean Difference

Std. Error

Difference Lower Upper

additional Equal variances assumed -3.888 78 .000 -8.51075 2.18875 -12.86822 -4.15328 Equal variances not

assumed


(24)

67

LAMPIRAN 11

JHONSON PASCAL TEST

Nama :

Umur :

KUNCI JAWABAN

A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z P N X B T D U M C O Z W Q I C V Y E G F H A J R L S

D R G S A E H U P Y

R B Y M J A V T N B

C E P T J Q E H C I

T P K A P L N I Z H

W D F K A F N O W Y

Sebelum mengonsumsi kopi :


(25)

68

LAMPIRAN 12

ADDITION SHEET TEST

5 5 2 8 1 1 4 7 5 3 1 2 0 6

4 1 4 5 8 2 6 3 4 9 0 3 2 4

6 2 2 4 4 2 2 7 2 8 3 4 5 3

7 5 5 6 8 5 2 4 5 6 0 6 6 4

3 4 2 7 2 6 4 2 8 1 9 8 2 1

2 7 5 1 1 7 6 4 1 4 7 3 1 5

3 3 3 2 4 3 8 5 1 9 6 0 4 6

7 6 5 5 6 4 2 2 8 0 6 5 5 7

7 9 7 3 3 1 1 1 8 5 5 1 5 9

5 3 9 7 2 2 8 3 3 1 4 7 7 5

7 0 1 2 4 6 0 4 8 5 2 0 4 9

8 7 1 3 9 8 2 5 1 0 2 4 6 2

5 4 2 4 5 0 4 7 0 4 1 6 4 3

4 3 3 7 3 5 8 3 4 8 2 8 2 6

6 1 5 5 2 7 2 2 2 7 3 3 6 2

2 4 8 9 1 4 1 4 1 4 3 7 4 6

5 6 0 4 4 0 5 5 4 0 2 3 1 2

7 8 8 9 5 5 8 2 7 4 1 6 4 8

2 4 0 3 1 3 0 1 0 6 5 8 8 0

1 8 6 7 1 5 8 3 4 3 0 1 1 4

5 4 2 9 0 1 4 4 7 7 6 3 2 6

0 8 4 2 7 6 0 5 0 1 5 2 4 1

1 1 5 4 9 9 4 3 8 4 0 1 6 3

4 2 1 7 4 3 2 2 4 3 9 3 6 6

2 3 1 4 2 6 4 4 1 7 8 4 3 4

3 6 6 8 5 5 7 0 2 9 7 1 4 6

6 2 9 1 2 0 3 3 3 7 4 1 7 8


(26)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Kewaspadaan dan ketelitian merupakan hal yang penting dan diperlukan setiap manusia dalam melaksanakan kegiatannya sehari-hari, seperti mengerjakan tugas, soal ujian, praktikum, bekerja, berkendara, serta aktivitas sehari-hari. Kewaspadaan yang kurang baik dapat mengakibatkan penurunan kinerja kerja, kecelakaan kerja, bahkan dapat mengakibatkan kecelakaan lalu lintas sedangkan penurunan ketelitian dapat mengakibatkan seseorang memperoleh hasil prestasi belajar yang buruk (Anang Prayudi, 2006).

Kemampuan untuk selalu fokus pada suatu aktivitas menyebabkan terkurasnya energi pada tubuh. Selain itu, diperlukan juga kecepatan respon dan kemampuan berpikir logis untuk bisa memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sehari – hari. Kemampuan ini sering diasosiasikan dengan istilah “intelegensi” atau

“kecerdasan” yang sampai saat ini merupakan kunci sukses dalam setiap hal

(Anang Prayudi, 2006).

Banyak hal yang dapat menurunkan kecepatan respons dan kemampuan berpikir seseorang antara lain kejenuhan, sakit kepala, kurang istirahat, dan suasana hati yang tidak baik. Intensitas dan kesesuaian atas segala sesuatu dipegaruhi oleh beberapa hal yaitu mekanisme memroses informasi yang mengatur keyakinan dan kecepatan berpikir seperti logika visuospasial dan daya ingat, mekanisme respons seperti kecepatan dan ketepatan reaksi, mekanisme perseptif seperti ketajaman dan kejelasan serta akurasi dalam memahami hal – hal yang terjadi di sekitar kita. Saat kewaspadaan dan ketelitian bekerja bersama daya kognitif, seseorang dapat berpikir, memecahkan masalah, dan membuat keputusan. Perkembangan kognitif merupakan perkembangan manusia yang sangat erat kaitannya dengan pengetahuan yaitu seluruh proses psikologis yang berkaitan dengan individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya (Gagne,


(27)

2

1974).

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi kewaspadaan dan ketelitian seseorang, seperti makanan dan minuman yang dikonsumsi setiap harinya, aktivitas sehari – hari, kesehatan tubuh, dan penggunaan zat - zat tertentu. Salah satu yang digunakan untuk meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian adalah kopi (Media Perkebunan, 2012).

Saat ini banyak orang yang mengonsumsi kopi, bahkan ada orang yang mengonsumsi kopi sebagai kebutuhan sehari – hari mereka. Kopi merupakan zat yang dianggap dapat membantu agar tetap fokus dan terjaga. Banyak penelitian saat ini yang meneliti tentang manfaat kopi tersebut. Banyak penelitian menunjukkan bahwa kopi yang dianggap dapat meningkatkan kewaspadaan dan menyebabkan seseorang terjaga merupakan hasil yang sangat istimewa. Selain itu, banyak berbagai fakta yang telah diketahui bahwa pada orang dewasa, kopi mempunyai banyak manfaat yaitu dapat meningkatkan konsentrasi, memperbaiki suasana hati, mempercepat respon, meningkatkan ketelitian, meningkatkan daya ingat, menajamkan logika, dan meredakan serangan migrain. Kopi memberikan manfaat – manfaat tersebut secara aman tanpa menyebabkan efek samping yang berat sehingga saat ini banyak orang yang mengonsumsi kopi (ico).

Di Indonesia terdapat dua jenis kopi yang umum, yaitu kopi robusta (Coffea canephora) dan kopi arabika (Coffea arabica). Kandungan kafein biji kopi robusta (1,57 – 2,68 %) lebih besar dibandingkan biji kopi arabika (0,94 – 1,59 %), sehingga kopi robusta mempunyai efek yang lebih kuat daripada kopi arabika (Wilbaux, 1963).

Kafein dalam kopi didapatkan dari biji kopi robusta dan kopi arabika. Kafein merupakan senyawa yang bersifat stimulan terhadap sistem saraf pusat dan juga otak, merupakan senyawa dari family Rubiaceae yang secara alami banyak terkandung pada berbagai produk hasil bumi seperti dalam biji kopi. Karena secara alami banyak terkandung dalam produk hasil bumi, maka kafein banyak dikonsumsi oleh masyarakat umum (media perkebunan).

Di Indonesia saat ini terdapat dua jenis kopi yang paling terkenal, yaitu kopi robusta dan kopi arabika serta manfaat kopi yang baik, maka penulis tertarik


(28)

3

untuk meneliti lebih lanjut tentang perbandingan efek kedua kopi tersebut terhadap kewaspadaan dan ketelitian pada laki - laki dewasa.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Apakah kopi robusta meningkatkan kewaspadaan pada laki - laki dewasa. 2. Apakah kopi robusta meningkatkan ketelitian pada laki - laki dewasa. 3. Apakah kopi arabika meningkatkan kewaspadaan pada laki - laki dewasa. 4. Apakah kopi arabika meningkatkan ketelitian pada laki - laki dewasa.

5. Apakah kopi robusta lebih berefek dibandingkan arabika dalam meningkatkan kewaspadaan pada laki – laki dewasa.

6. Apakah kopi robusta lebih berefek dibandingkan arabika dalam meningkatkan ketelitian pada laki - laki dewasa.

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penelitian adalah untuk memperoleh suatu zat yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian pada laki - laki dewasa.

Tujuan penelitian adalah untuk :

1. Mengetahui efek kopi robusta dalam meningkatkan kewaspadaan pada laki - laki dewasa.

2. Mengetahui efek kopi robusta dalam meningkatkan ketelitian pada laki - laki dewasa.

3. Mengetahui efek kopi arabika dalam meningkatkan kewaspadaan pada laki - laki dewasa.

4. Mengetahui efek kopi arabika dalam meningkatkan ketelitian pada laki – laki dewasa.

5. Mengetahui kopi robusta lebih berefek dibandingkan arabika dalam meningkatkan kewaspadaan pada laki – laki dewasa.


(29)

4

6. Mengetahui kopi robusta lebih berefek dibandingkan arabika dalam meningkatkan ketelitian pada laki - laki dewasa.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Akademis

Manfaat Akademis penelitian Karya Tulis Ilmiah ini adalah mengungkapkan khasiat dan perbandingan efek kopi robusta dan arabika terhadap kewaspadaan dan ketelitian pada laki - laki dewasa terutama di kalangan mahasiswa.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat memberi pengetahuan yang cukup kepada masyarakat tentang khasiat dan perbandingan efek kopi robusta dan arabika terhadap kewaspadaan dan ketelitian.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Kewaspadaan dan ketelitian selalu diperlukan manusia dalam kehidupan sehari-hari dan berpusat di otak. Informasi yang pernah diterima akan diolah di otak akan kembali diingat, dan dipecahkan. Proses ini menggunakan pikiran yang merupakan hasil dari “pola” perangsangan berbagai sistem saraf pada saat yang bersamaan dan dalam urutan yang pasti, dimana melibatkan korteks serebri, talamus, sistem limbik, dan bagian atas formatio retikularis batang otak. Proses ini disebut teori holistik dari pikiran (Guyton dan Hall, 2008).

Kafein merupakan zat farmakologi yang paling banyak dikonsumsi di dunia. Efek utamanya adalah menstimulasi susunan saraf pusat yang bekerja di formatio retikularis pusat eksitasi (semendo).


(30)

5

Secara kimiawi, kafein merupakan golongan alkaloid dan bagian dari kelompok senyawa yang dikenal sebagai methylxanthine. Substansi lain dari golongan methylxanthine yang juga banyak dikenal adalah theophyllin dan theobromine. Nilai kafein normal dalam satu gelas kopi (150ml) yang berasal dari biji kopi mengandung 85 mg kafein. Absorbsi kafein pada saluran pencernaan cepat dan lengkap sekitar 20 – 40 menit setelah minum. Kadar puncak kafein dalam plasma mencapai 15 – 120 menit setelah minum (Goodman&Gillman, 2008).

Kafein juga dikatakan mampu meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian serta dapat menurunkan tingkat kesalahan pada tugas – tugas kognitif (media perkebunan).

Mekanisme kerja kafein adalah sebagai suatu antagonis reseptor adenosine di dalam otak yang menghalangi adesonin. Molekul kafein strukturnya serupa dengan adenosine dan terikat pada reseptor adenosine pada permukaan sel. Penurunan adenosine mengakibatkan meningkatnya neurotransmitter dopamin. Dopamin merupakan neurotransmitter yang berperan mengatur gerakan dan membentuk ingatan (Nelson and Gilbert, 2005) sehingga dengan meningkatnya dopamin maka performa ingatan pun akan meningkat, demikian juga dengan fungsi kognitif. Penggunaan kafein akut juga dapat meningkatkan kadar serotonin sehingga dapat menyebabkan perubahan mood (Goodman&Gillman, 2008).

Di Indonesia terdapat dua jenis kopi yang umum, yaitu kopi robusta (Coffea canephora) dan kopi arabika (Coffea arabica). Kandungan kafein biji kopi robusta (1,57 – 2,68 %) lebih besar dibandingkan biji kopi arabika (0,94 – 1,59 %), sehingga kopi robusta mempunyai efek yang lebih kuat daripada kopi arabika (Wilbaux, 1963).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Kopi robusta meningkatkan kewaspadaan pada laki - laki dewasa. 2. Kopi robusta meningkatkan ketelitian pada laki - laki dewasa.


(31)

6

3. Kopi arabika meningkatkan kewaspadaan pada laki - laki dewasa. 4. Kopi arabika meningkatkan ketelitian pada laki - laki dewasa.

5. Kopi robusta lebih berefek dibandingkan arabika dalam meningkatkan kewaspadaan pada laki – laki dewasa.

6. Kopi robusta lebih berefek dibandingkan arabika dalam meningkatkan ketelitian pada laki - laki dewasa.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat ekperimental sungguhan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dan bersifat komparatif dengan memakai rancangan pre dan post tes. Data yang dinilai adalah kewaspadaan dan ketelitian pada laki - laki dewasa sebelum dan sesudah meminum kopi robusta atau arabika.

Analisis data mengunakan statistik dengan metode uji “t” berpasangan dan dengan metode uji “t” tidak berpasangan dengan α = 0,05 menggunakan perangkat lunak komputer kemudian signifikasi ditentukan berdasarkan nilai p ≤ 0,05.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian : Laboratorium Faal Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.


(32)

53

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Kopi robusta meningkatkan kewaspadaan pada laki – laki dewasa. 2. Kopi robusta meningkatkan ketelitian pada laki – laki dewasa. 3. Kopi arabika meningkatkan kewaspadaan pada laki – laki dewasa. 4. Kopi arabika meningkatkan ketelitian pada laki – laki dewasa.

5. Kopi robusta lebih berefek dibandingkan arabika dalam meningkatkan kewaspadaan pada laki – laki dewasa.

6. Kopi robusta lebih berefek dibandingkan arabika dalam meningkatkan ketelitian pada laki – laki dewasa.

5.2 Saran

1. Disarankan untuk mengonsumsi kopi arabika terutama bila melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan dan ketelitian yang meningkat dan mengonsumsi kopi robusta bila akan melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan dan ketelitian yang lebih tinggi lagi.

2. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji toksisitas kopi robusta dan arabika.

3. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek kopi robusta dan arabika terhadap fungsi kognitif.


(33)

54

Daftar Pustaka

Anang Prayudi. 2006. Perbandingan tingkat kewaspadaan serta faktor yang mempengaruhi pada sopir truk hauling shift siang dan malam kontraktor tambang batubara. http://eprints.ui.ac.id/48243/1/98533-T%2017699 Perbandingan%20tingkat.pdf. (cited 20 Desember 2010).

Anne Ahira. 2009. Otak. http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/otak.htm. (cited 15 Agustus 2009).

Barrett K. E., Barman S. M., Boitano S., Brooks H. L. 2010. Ganong’s Review of Medical Physiology. 23rd ed. Boston: McGraw Hill

Daniel S. Wibowo. 2008. Neuroanatomi untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang: Bayumedia Publishing.

David S. Tatro, Drug Facts and Comparisons. 14th ed.Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

Dement, W.C., dan C. Vaugham, The promise of Sleep, 1999. In: The Miracle of Caffeine. 2010

Drake, R. L., Vogl, W., Mitchell, A. W. M. 2005. Grays Anatomy for Students. China: Elsevier Churchill Livingstone.

Fitzgerald M. J. T., Gruener G., Mtui E. 2007. Clinical Neuroanatomy and Neuroscience. 5th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders.

Gagne R. M. 1974. Essentials of Learning for Instruction. 2nd ed. Hinsdale, IL: The Dryden Press.

Gunawan dan Sulistia.2009.Farmakologi dan Terapi.Edisi 5.Jakarta: Fakultas Kedokteran UI

Guyton A.C., Hall J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC.

Hilary. 2007. Pembagian Otak Manusia.

http://hil4ry.wordpress.com/2007/07/26/pembagian-otak-manusia/. (cited 4 Oktober 2011).

Kaplan, H. I., Sadock, BJ., Grebb, JA. 2010. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jilid I. Jakarta : Binarupa Aksara. Hal : 590-2.

Katzung B. G. 2007. Basic and Clinical Pharmacology. 10th ed. Boston: McGraw Hill.


(34)

55

Kinomura S., Larsson J., Gulyas B., Roland P. E. 1996. Activation by Attention of the Human Reticular Formation and Thalamic Intralaminar Nuclei.

Science 271(5248): 512-5.

Meyers, Hannah. ""Suave Molecules of Mocha" — Coffee, Chemistry, and Civilization".2007. avaible from URL www.cat.inist.com

Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, diterjemahkan oleh Widianto, M.B., dan Ranti, A.S., Penerbit ITB, Bandung

Nelson, Aaron P., Ph.D., M.D., Gilbert, Susan. 2005. The Harvard Medical School Guide to Achieving Optimal Memory. New York: McGraw Hill. http://unikunik.wordpress.com/2009/05/03/pengaruh-kafein-terhadap-kemampuan-mengingat/

Phytomedical technologies ; 2006, Caffeine . Diakses Tanggal 20 Maret 2012 Rall, TW. The Methylxanthines. In: Goodman and Gilman’s Pharmacological

Basic of Therapeutics, McGraw-Hill, 9th ed, Hardman, J (ED), New York 1993.

R. Wilbaux, Coffee processing, food and agriculture, 1963 In: H.Lestari Kandungan Kafein, Asam Khlorogenat dan Trigonellin Biji Kopi.2005. Sherwood, L. 2006. The Central Nervous System. In: Human Physiology. New

York: Thomson Brooks / Cole.

Sidharta Priguna, M.D.,Ph.D.(2005).Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum.Dian Rakyat: Jakarta.

Siswoputranto, P.S. 1978. Perkembangan Teh, Kopi, dan Coklat Internasional. Gramedia : Jakarta.

Sloane, E. 2003, Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Snell R. S. 2010. Clinical Neuroanatomy. 7th ed. Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins.

Sunaryo, Wilmana. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: Penerbit FK UI: 224-33

Tortora G. J., Derrickson B. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 12th ed. John Wiley & Sons.

Vander A., Sherman J., Luciano D. 2003. Human Physiology The Mechanisms of Body Function. 8th ed. Boston: McGraw Hill.


(35)

56

Weinberg, B.A., dan B.K. Bealer, The World of Caffeine, 2001. In: The Miracle of Caffeine. 2010


(1)

5

Secara kimiawi, kafein merupakan golongan alkaloid dan bagian dari kelompok senyawa yang dikenal sebagai methylxanthine. Substansi lain dari golongan methylxanthine yang juga banyak dikenal adalah theophyllin dan theobromine. Nilai kafein normal dalam satu gelas kopi (150ml) yang berasal dari biji kopi mengandung 85 mg kafein. Absorbsi kafein pada saluran pencernaan cepat dan lengkap sekitar 20 – 40 menit setelah minum. Kadar puncak kafein dalam plasma mencapai 15 – 120 menit setelah minum (Goodman&Gillman, 2008).

Kafein juga dikatakan mampu meningkatkan kewaspadaan dan ketelitian serta dapat menurunkan tingkat kesalahan pada tugas – tugas kognitif (media perkebunan).

Mekanisme kerja kafein adalah sebagai suatu antagonis reseptor adenosine di dalam otak yang menghalangi adesonin. Molekul kafein strukturnya serupa dengan adenosine dan terikat pada reseptor adenosine pada permukaan sel. Penurunan adenosine mengakibatkan meningkatnya neurotransmitter dopamin. Dopamin merupakan neurotransmitter yang berperan mengatur gerakan dan membentuk ingatan (Nelson and Gilbert, 2005) sehingga dengan meningkatnya dopamin maka performa ingatan pun akan meningkat, demikian juga dengan fungsi kognitif. Penggunaan kafein akut juga dapat meningkatkan kadar serotonin sehingga dapat menyebabkan perubahan mood (Goodman&Gillman, 2008).

Di Indonesia terdapat dua jenis kopi yang umum, yaitu kopi robusta (Coffea canephora) dan kopi arabika (Coffea arabica). Kandungan kafein biji kopi robusta (1,57 – 2,68 %) lebih besar dibandingkan biji kopi arabika (0,94 – 1,59 %), sehingga kopi robusta mempunyai efek yang lebih kuat daripada kopi arabika (Wilbaux, 1963).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

1. Kopi robusta meningkatkan kewaspadaan pada laki - laki dewasa.


(2)

3. Kopi arabika meningkatkan kewaspadaan pada laki - laki dewasa.

4. Kopi arabika meningkatkan ketelitian pada laki - laki dewasa.

5. Kopi robusta lebih berefek dibandingkan arabika dalam meningkatkan kewaspadaan pada laki – laki dewasa.

6. Kopi robusta lebih berefek dibandingkan arabika dalam meningkatkan ketelitian pada laki - laki dewasa.

1.6 Metodologi Penelitian

Penelitian ini bersifat ekperimental sungguhan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dan bersifat komparatif dengan memakai rancangan pre dan post tes. Data yang dinilai adalah kewaspadaan dan ketelitian pada laki - laki dewasa sebelum dan sesudah meminum kopi robusta atau arabika. Analisis data mengunakan statistik dengan metode uji “t” berpasangan dan dengan metode uji “t” tidak berpasangan dengan α = 0,05 menggunakan perangkat lunak komputer kemudian signifikasi ditentukan berdasarkan nilai p ≤ 0,05.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian : Laboratorium Faal Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha.


(3)

53

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

1. Kopi robusta meningkatkan kewaspadaan pada laki – laki dewasa. 2. Kopi robusta meningkatkan ketelitian pada laki – laki dewasa. 3. Kopi arabika meningkatkan kewaspadaan pada laki – laki dewasa. 4. Kopi arabika meningkatkan ketelitian pada laki – laki dewasa.

5. Kopi robusta lebih berefek dibandingkan arabika dalam meningkatkan kewaspadaan pada laki – laki dewasa.

6. Kopi robusta lebih berefek dibandingkan arabika dalam meningkatkan ketelitian pada laki – laki dewasa.

5.2 Saran

1. Disarankan untuk mengonsumsi kopi arabika terutama bila melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan dan ketelitian yang meningkat dan mengonsumsi kopi robusta bila akan melakukan aktivitas yang membutuhkan kewaspadaan dan ketelitian yang lebih tinggi lagi.

2. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai uji toksisitas kopi robusta dan arabika.

3. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai efek kopi robusta dan arabika terhadap fungsi kognitif.


(4)

54

Anang Prayudi. 2006. Perbandingan tingkat kewaspadaan serta faktor yang mempengaruhi pada sopir truk hauling shift siang dan malam kontraktor tambang batubara. http://eprints.ui.ac.id/48243/1/98533-T%2017699 Perbandingan%20tingkat.pdf. (cited 20 Desember 2010).

Anne Ahira. 2009. Otak. http://www.anneahira.com/pencegahan-penyakit/otak.htm. (cited 15 Agustus 2009).

Barrett K. E., Barman S. M., Boitano S., Brooks H. L. 2010. Ganong’s Review of Medical Physiology. 23rd ed. Boston: McGraw Hill

Daniel S. Wibowo. 2008. Neuroanatomi untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang: Bayumedia Publishing.

David S. Tatro, Drug Facts and Comparisons. 14th ed.Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins

Dement, W.C., dan C. Vaugham, The promise of Sleep, 1999. In: The Miracle of Caffeine. 2010

Drake, R. L., Vogl, W., Mitchell, A. W. M. 2005. Grays Anatomy for Students. China: Elsevier Churchill Livingstone.

Fitzgerald M. J. T., Gruener G., Mtui E. 2007. Clinical Neuroanatomy and Neuroscience. 5th ed. Philadelphia, PA: Elsevier Saunders.

Gagne R. M. 1974. Essentials of Learning for Instruction. 2nd ed. Hinsdale, IL: The Dryden Press.

Gunawan dan Sulistia.2009.Farmakologi dan Terapi.Edisi 5.Jakarta: Fakultas Kedokteran UI

Guyton A.C., Hall J.E. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC.

Hilary. 2007. Pembagian Otak Manusia.

http://hil4ry.wordpress.com/2007/07/26/pembagian-otak-manusia/. (cited 4 Oktober 2011).

Kaplan, H. I., Sadock, BJ., Grebb, JA. 2010. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jilid I. Jakarta : Binarupa Aksara. Hal : 590-2.

Katzung B. G. 2007. Basic and Clinical Pharmacology. 10th ed. Boston: McGraw Hill.


(5)

55

Kinomura S., Larsson J., Gulyas B., Roland P. E. 1996. Activation by Attention of the Human Reticular Formation and Thalamic Intralaminar Nuclei.

Science 271(5248): 512-5.

Meyers, Hannah. ""Suave Molecules of Mocha" — Coffee, Chemistry, and Civilization".2007. avaible from URL www.cat.inist.com

Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, diterjemahkan oleh Widianto, M.B., dan Ranti, A.S., Penerbit ITB, Bandung

Nelson, Aaron P., Ph.D., M.D., Gilbert, Susan. 2005. The Harvard Medical School Guide to Achieving Optimal Memory. New York: McGraw Hill. http://unikunik.wordpress.com/2009/05/03/pengaruh-kafein-terhadap-kemampuan-mengingat/

Phytomedical technologies ; 2006, Caffeine . Diakses Tanggal 20 Maret 2012

Rall, TW. The Methylxanthines. In: Goodman and Gilman’s Pharmacological

Basic of Therapeutics, McGraw-Hill, 9th ed, Hardman, J (ED), New York 1993.

R. Wilbaux, Coffee processing, food and agriculture, 1963 In: H.Lestari Kandungan Kafein, Asam Khlorogenat dan Trigonellin Biji Kopi.2005. Sherwood, L. 2006. The Central Nervous System. In: Human Physiology. New

York: Thomson Brooks / Cole.

Sidharta Priguna, M.D.,Ph.D.(2005).Neurologi Klinis Dalam Praktek Umum.Dian Rakyat: Jakarta.

Siswoputranto, P.S. 1978. Perkembangan Teh, Kopi, dan Coklat Internasional. Gramedia : Jakarta.

Sloane, E. 2003, Anatomi dan Fisiologi Untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran EGC : Jakarta.

Snell R. S. 2010. Clinical Neuroanatomy. 7th ed. Philadelphia, PA: Lippincott Williams & Wilkins.

Sunaryo, Wilmana. 1995. Farmakologi dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: Penerbit FK UI: 224-33

Tortora G. J., Derrickson B. 2009. Principles of Anatomy and Physiology. 12th ed. John Wiley & Sons.

Vander A., Sherman J., Luciano D. 2003. Human Physiology The Mechanisms of Body Function. 8th ed. Boston: McGraw Hill.


(6)

Weinberg, B.A., dan B.K. Bealer, The World of Caffeine, 2001. In: The Miracle of Caffeine. 2010