TUNTUTAN GANTI RUGI AKIBAT KESALAHAN LEGAL OPINION YANG DIBERIKAN OLEH ADVOKAT DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA.
TUNTUTAN GANTI RUGI AKIBAT KESALAHAN LEGAL OPINION YANG DIBERIKAN
OLEH ADVOKAT DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8
TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
Adhi Muhammad I M
110110080229
Abstrak
Advokat berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tentang
Advokat (selanjutnya disebut UU Advokat), merupakan orang yang berprofesi
memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi
persyaratan berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam Pasal 2 dan Pasal 3 UU
Advokat. Salah satu dari jasa yang diberikan oleh advokat dalam ranah hukum
perdata adalah memberi legal opinion atau pendapat hukum mengenai suatu
objek tertentu. Posisi advokat sebagai pemegang kuasa dari klien dan sebagai
pihak yang ditunjuk untuk memberikan legal opinion pada dasarnya bertujuan
agar tindakan hukum yang akan diambil oleh klien sesuai dengan hukum yang
berlaku di Indonesia, dan apabila advokat keliru dalam memberikan legal
Opinion tersebut secara tidak langsung dapat mengakibatkan kerugian bagi klien
baik materiil ataupun imateriil, lebih jauh lagi klien yang dirugikan akibat legal
opinion tersebut dapat digugat oleh pihak lain baik atas dasar wanprestasi
maupun perbuatan melawan hukum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisa profesi advokat sebagai pelaku usaha di bidang jasa berdasarkan
UUPK dan tindakan hukum yang dapat ditempuh oleh klien sebagai konsumen
berdasarkan UUPK dan KUHPerdata.
Metode penelitian yang digunakan dalam menganalisa dan meneliti tugas
akhir ini adalah melalui data yuridis normatif dengan data utama berupa data
sekunder yang diperoleh dengan studi kepustakaan. Dengan spesifikasi
penelitian berupa deskriptif analitis dan metode analisis menggunakan normatif
kualitatif.
Hasil dari penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini menunjukan
bahwa, pertama advokat dapat diklasifikasikan sebagai pelaku usaha
sebagaimana tercantum dalam UUPK dikarenakan telah memenuhi unsur-unsur
dari pelaku usaha sebagaimana diatur dalam UUPK. Kedua tindakan hukum
yang dapat ditempuh oleh klien yang dirugikan terdiri dari dua jalur yakni melalui
jalur litigasi dengan gugatan atas dasar perbuatan melawan hukum dan jalur
non- litigasi yaitu melalui BPSK, sementara itu sendiri berkaitan dengan hak
imunitas yang dimiliki advokat sebagaimana tercantum dalam Pasal 16 UU
Advokat hanya berlaku untuk di dalam ruang lingkup proses litigasi sehingga
legal opinion yang merupakan bentuk jasa hukum di luar proses litigasi dapat
digugat oleh klien apabila menimbulkan kerugian.
i
OLEH ADVOKAT DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8
TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA
Adhi Muhammad I M
110110080229
Abstrak
Advokat berdasarkan Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 tentang
Advokat (selanjutnya disebut UU Advokat), merupakan orang yang berprofesi
memberi jasa hukum, baik di dalam maupun di luar pengadilan yang memenuhi
persyaratan berdasarkan ketentuan yang berlaku dalam Pasal 2 dan Pasal 3 UU
Advokat. Salah satu dari jasa yang diberikan oleh advokat dalam ranah hukum
perdata adalah memberi legal opinion atau pendapat hukum mengenai suatu
objek tertentu. Posisi advokat sebagai pemegang kuasa dari klien dan sebagai
pihak yang ditunjuk untuk memberikan legal opinion pada dasarnya bertujuan
agar tindakan hukum yang akan diambil oleh klien sesuai dengan hukum yang
berlaku di Indonesia, dan apabila advokat keliru dalam memberikan legal
Opinion tersebut secara tidak langsung dapat mengakibatkan kerugian bagi klien
baik materiil ataupun imateriil, lebih jauh lagi klien yang dirugikan akibat legal
opinion tersebut dapat digugat oleh pihak lain baik atas dasar wanprestasi
maupun perbuatan melawan hukum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menganalisa profesi advokat sebagai pelaku usaha di bidang jasa berdasarkan
UUPK dan tindakan hukum yang dapat ditempuh oleh klien sebagai konsumen
berdasarkan UUPK dan KUHPerdata.
Metode penelitian yang digunakan dalam menganalisa dan meneliti tugas
akhir ini adalah melalui data yuridis normatif dengan data utama berupa data
sekunder yang diperoleh dengan studi kepustakaan. Dengan spesifikasi
penelitian berupa deskriptif analitis dan metode analisis menggunakan normatif
kualitatif.
Hasil dari penelitian dalam penyusunan tugas akhir ini menunjukan
bahwa, pertama advokat dapat diklasifikasikan sebagai pelaku usaha
sebagaimana tercantum dalam UUPK dikarenakan telah memenuhi unsur-unsur
dari pelaku usaha sebagaimana diatur dalam UUPK. Kedua tindakan hukum
yang dapat ditempuh oleh klien yang dirugikan terdiri dari dua jalur yakni melalui
jalur litigasi dengan gugatan atas dasar perbuatan melawan hukum dan jalur
non- litigasi yaitu melalui BPSK, sementara itu sendiri berkaitan dengan hak
imunitas yang dimiliki advokat sebagaimana tercantum dalam Pasal 16 UU
Advokat hanya berlaku untuk di dalam ruang lingkup proses litigasi sehingga
legal opinion yang merupakan bentuk jasa hukum di luar proses litigasi dapat
digugat oleh klien apabila menimbulkan kerugian.
i