Penggunaan lks sebagai tindakan rasionalitas guru dalam proses pembelajaran (Kajian Fenomenologi di SMA N 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016) JURNAL

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

PENGGUNAAN LKS SEBAGAI TINDAKAN RASIONALITAS GURU
DALAM PROSES PEMBELAJARAN
(Kajian Fenomenologidi SMA N 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2015/2016).
Tomi Wursito Adi
Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sebelas MaretSurakarta
Abstrak
Tomi Wursito Adi. NIM K8411066 PENGGUNAAN LKS SEBAGAI
TINDAKAN

RASIONALITAS

GURU

DALAM

PROSES


PEMBELAJARAN (Kajian Fenomenologi di SMA N 7 Surakarta Tahun
Pelajaran 2015/2016). Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta. April 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan guru menggunakan
LKS dalam proses pembelajaran di kelas serta mengetahui dampak yang
ditimbulkan dari penggunaan LKS tersebut. Penelitian ini dilakukan di SMA N 7
Surakarta.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Pengumpulan data berasal dari wawancara, observasi, serta
dokumentasi. Wawancara dilakukan dengan informan kunci yang terdiri dari 1
guru laki-laki dan 2 guru perempuan yang mengajar kelas XI IPS. Sedangkan
informan pendukung terdiri 2 peserta didik kelas XI IPS. Penelitian ini
menggunakan teknik pengambilan informan dengancara purposive. Dalam
melakukan uji validitas data, yang dilakukan yaitu dengan metode cara
pengumpulan data triangulasi sumber dan triangulasi metode. Teknik analisis data
menggunakan analisis interaktif yang terdiri dari reduksi data, penyajian data,
penarikan kesimpulan serta verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, hasil yang didapatkan
sebagai berikut: (1) LKS sebagai sumber utama dalam proses pembelajaan, (2)

LKS dianggap lebih praktis dan lengkap dibandingkan buku paket, (3)
Pembelajaran hanya bertumpu dan berbasis pada LKS, (4) Guru kurang inovatif
dan malas dalam membuat soal, (5) Siswa menjadi tidak kritis.
Kesimpulannya bahwa pemilihan LKS sebagai sumber utama dalam
proses pembelajaran merupakan sebuah tindakan rasionalitas dari guru.
Kata kunci :Pembelajaran, LKS, Tindakan Rasionalitas

commit to user

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dan mampu untuk memancing dan
Pendidikan
merupakan
merangsang keaktifan siswa dalam
sebuah wadah untuk menciptakan
proses pembelajaran. Ketika seorang
salah satu tujuan dan cita-cita dari

guru dan siswa berperan aktif dalam
bangsa Indonesia yaitu untuk
proses pembelajaran maka akan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
tercipta kelancaran dan keefektifan
Wadah dari pendidikan tersebut salah
dalam proses pembelajaran tersebut.
satunya yaitu lembaga pendidikan
Pihak sekolahpun harus mampu
formal atau biasa disebut dengan
menyediakan
sumber-sumber
sekolah. Di sekolah, pendidikan
pembelajaran yang bervariasi dan
memiliki
tujuan utama
yaitu
berkualitas supaya mempermudah
memberikan sebuah pengajaran,
seorang guru dan peserta didik dalam

pendidikan serta pengetahuan dari
menambah wawasan dan referensi
seorang pendidik kepada peserta
dalam proses kegiatan belajar
didik. Dalam proses kegiatan belajarmengajar.
mengajar di sekolah biasanya
Dalam peraturan Menteri
menggunakan
berbagai
sumber
Pendidikan
Nasional
Republik
pembelajaran seperti buku pegangan
Indonesia Nomor 2 Tahun 2008
siswa atau buku paket, buku LKS
tentang Buku khususnya pasal 11
(Lembar Kerja Siswa), serta bukudengan jelas disebutkan bahwa
buku lainnya yang mendukung
pendidikan,

tenaga
pendidikan,
kelancaran dari kegiatan belajaranggota komite sekolah/madrasah,
mengajar tersebut.
dinas pendidikan, pemerintah daerah,
Keberagaman sumber belajar
pegawai dinas pendidikan dan
yang berkualitas dan bervariasi
koperasi
yang
beranggotakan
sangat penting bagi peserta didik.
pendidikan, baik secara langsung
Keberagaman
sumber
belajar
maupun bekerjasama dengan pihak
membuat peserta didik mampu untuk
lain dilarang bertindak menjadi
aktif membaca, menambah wawasan

distributor atau pengecer buku
pengetahuan, berkemampuan untuk
kepada peserta didik di satuan
menganalisis sebuah kejadian serta
pendidikan yang bersangkutan atau
mampu
memecahkan
sebuah
kepada satuan pendidikan yang
masalah dan soal-soal dengan
bersangkutan kecuali untuk bukuberpikir kritis. Dengan demikian ,
buku yang hak ciptanya sudah dibeli
akan menimbulkan suasana yang
oleh departemen-departemen yang
efektif dalam proses pembelajaran di
menangani urusan agama dan/atau
kelas. Selain ketersediaan dari
pemerintah daerah.
sumber belajar, seorang gurupun
Dalam realitanya penggunaan

juga dituntut untuk lebih kreatif
buku LKS buatan penerbit masih
dalam menentukan model dan
mendominasi peredarannya di setiap
strategi pembelajaran yang sesuai
sekolah. Beberapa SMA dari
untuk diterapkan di kelas.
berbagai daerah di Indonesia juga
Idealnya
dalam
proses
diwarnai
dengan
maraknya
kegiatan belajar mengajar seorang
penggunaan buku LKS tersebut.
guru harus berperan aktif dalam
Maraknya penggunaan buku LKS
memberikan
sebuah

materi
commit
to
user
pembelajaran kepada peserta didik
juga terjadi di Surakarta, tidak

perpustakaan.uns.ac.id

terkecuali di Sekolah Menengah Atas
Negeri favorit. Menurut Dewi salah
satu siswa dari SMA N 1 Surakarta
mengatakan bahwa “hampir semua
mata pelajaran menggunakan buku
LKS, bahkan pada kelas X hanya
mata pelajaran Matematika dan
Akuntansi
saja
yang
tidak

menggunakan
LKS
(Sumber:
wawancara,13 Juli 2015). Rizwanda
idham salah satu siswa dari SMA N
2 Surakarta pun juga mengatakan
bahwa “hampir semua mapa
pelajaran menggunakan buku LKS
Modul” (Sumber: wawancara,13 Juli
2015). Pendapat yang hampir sama
juga dilontarkan oleh Yudha dan
Satrio siswa dari SMA N 6
Surakarta.
Mereka
mengatakan
“hampir semua mata pelajaran
menggunakan buku LKS, bahkan
mata pelajaran yang masuk dalam
UN juga menggunakan buku LKS
dan yang tidak menggunakan buku

LKS hanya mata pelajaran Agama
dan
Seni
Budaya.
(Sumber:
wawancara, 13 Juli 2015).
Oleh karena itu, disini penulis
mengambil
judul
penelitian
“Penggunaan
LKS
sebagai
Tindakan
Rasionalitas
Guru
dalam Proses Pembelajaran (Studi
Fenomenologi di SMA Negeri 7
Surakarta)


digilib.uns.ac.id

sehingga siswa diharapkan dapat
mempelajari materi ajar tersebut
(Lismawati, 2010: 38). Berdasarkan
definisi dari para ahli tersebut dapat
disimpulkan Lembar Kerja Siswa
adalah lembaran-lembaran yang
berisi materi ajar yang memiliki
tujuan
untuk
memberikan
pengetahuan
dan
ketrampilan
menguasai materi.
Menurut Lismawati (2010:
39) menjelaskan adapun ciri-ciri
LKS adalah sebagi berikut:
(1) LKS hanya terdiri dari
beberapa halaman, tidak sapai
seratus halaman. (2) LKS
dicetak sebagai bahan ajar
yang
spesifik
untuk
dipergunakan oleh satuan
tingkat pendidikan tertentu.
(3) Di dalamnya terdiri
uraian
singkat
tentang
pokok
bahasan
secara
umum, rangkuman pokok
bahasan, puluhan soal-soal
pilihan ganda dan soal-soal
isian.

Walaupun Lembar Kerja Siswa
digunakan sebagai media yang
efektif dalam pembelajaran karena
media yang sederhana dan dapat
menjangkau semua kalangan pelajar.
Setiap
media
pasti
memiliki
keunggulan dan kekurangan, untuk
keunggulan dan kekurangan dari
KAJIAN PUSTAKA
media pembelajaran Lembar Kerja
Menurut Soekamto (2010;47)
Siswa (LKS) dalam (Lismawati,
Lembar Kerja Siswa merupakan
2010;40) sebagai berikut:
lembaran-lembaran
yang
berisi
1. Keunggulan media Lembar
pedoman
bagi
siswa
untuk
Kerja Siswa
melakukan kegiatan agar siswa
a) Dari aspek penggunaan:
memperoleh
pengetahuan
dan
merupakan media yang
keterampilan yang perlu dikuasai.
paling mudah. Dapat
Sedangkan menurut Akhyar dan
dipelajari di mana saja
Mustain LKS adalah materi ajar yang
commit to user
dan kapan saja tanpa
sudah dikenal sedemikian rupa

perpustakaan.uns.ac.id

harus menggunakan alat
khusus.
b) Dari aspek pengajaran:
dibandingkan
media
pembelajaran jenis lain
bisa
dikatakan lebih
unggul.
Karena
merupakan media yang
canggih
dalam
mengembangkan
kemampuan siswa untuk
belajar tentang fakta dan
mampu menggali prinsipprinsip umum dan abstrak
dengan
menggu-nakan
argumentasi
yang
realistis.
c) Dari
aspek
kualitas
penyampaian
pesan
pembelajaran
yaitu
mampu
memaparkan
kata-kata, angka-angka,
notasi musik, gambar dua
dimensi, serta diagram
dengan
proses
yang
sangat cepat.
d) Dari aspek ekonomi:
secara ekonomis lebih
murah
dibandingkan
dengan
media
pembelajaran
yang
lainnya.
2. Kekurangan media Lembar
Kerja Siswa
a) Tidak
mampu
mempresentasikan
gerakan,
pemaparan
materi bersifat linear,
tidak
mampu
mempresentasikan
kejadian secara berurutan.
b) Sulit
memberikan
bimbingan
kepada
pembacanya
yang
mengalami
kesulitan
commit to user

digilib.uns.ac.id

c)

d)

e)

f)

g)

h)

memahmi bagian-bagian
tertentu.
Sulit memberikan umpan
balik untuk pertanyaan
yang
diajukan
yang
memiliki
banyak
kemungkinan
jawaban
atau pertanyaan yang
membutuhkan
jawaban
yang
kompleks
dan
mendalam.
Tidak
mengakomodasi
siswa dengan kemampuan
baca terbatas karena
media ini ditulis pada
tingkat baca tertentu.
Memerlukan pengetahuan
prasyarat agar siswa dapat
memahami materi yang
dijelaskan. Siswa yang
tidak memenuhi asumsi
pengetahuan prasyarat ini
akan mengalami kesulitan
dalam memahami.
Cenderung
digunakan
sebagai hafalan. Ada
sebagaian guru yang
menuntut siswanya untuk
menghafal data, fakta dan
angka.Tuntutan ini akan
membatasi penggunaan
hanya
untuk
alat
menghafal.
Kadangkala
memuat
terlalu
banyak
terminologi dan istilah
sehingga
dapat
menyebabkan
beban
kognitif
yang
besar
kepada siswa.
Presentasi
satu
arah
karena bahan ajar ini
tidak interaktif sehingga
cenderung
digunakan
dengan
pasif,
tanpa

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

pemahaman
yang
yang digunakan Weber dalam
memadai.
klasifikasinya mengenai tipe-tipe
LKS dapat dikatakan sebagai
tindakan sosial. Tipe-tipe tindakan
sumber pembelajaran karena LKS
sosial meliputi :
merupakan satu-satunya sumber
1. Rasionalitas Instrumental
belajar siswa dalam memperoleh
Tingkat rasionalitas
ilmu dan materi pembelajaran
yang paling tinggi ini
(Mustiqon, 2012: 130). LKS
meliputi
pertimbangan
dikatakan
sebagai
media
dan pilihan yang sadar
pembelajaran
karena
LKS
yang berhubungan dengan
merupakan media pembelajaran yang
tujuan tindakan itu dan
digunakan
oleh
guru
untuk
alat yang dipergunakan
menyampaikan sebuah pesan atau
untuk
mencapainya.
materi yang ada di dalam LKS
Weber menjelaskan :
tersebut kepada siswa (Sadiman,
Tindakan diarahkan
2005:6).
secara
rasional
Dalam penelitian ini penulis
kesuatu
sistem
dari
menggunakan
teori
tindakan
tujuan-tujuan individu
rasionalitas Max Weber untuk
yang memiliki sifatmenjawab permasalahan yang telah
sifatnya
sendiri
dipaparkan penulis dalam rumusan
apabila
tujuan
itu,
alat
masalah. Seorang guru tentunya
dan
akibat-akibat
sangat
berperan
aktif
dalam
sekundernya
pemilihan dan penggunakan LKS
diperhitungkan
dan
sebagai
sumber
dan
media
dipertimbangkan
pembelajaran di kelas. Peran dari
semuanya
secara
seorang guru dalam pemilihan dan
rasional.
Hal
ini
penggunaan buku LKS tersebut pasti
mencakup
juga terdapat sebuah landasan,
pertimbangan rasional
pertimbangan, serta tujuan dalam
atas alat alternatif
pemilihannya. Oleh karena itu, disini
untuk
mencapai
penulis menggunakan teori tindakan
tujuan
itu,
rasionalitas Max Weber untuk
pertimbangan
mengetahui atau menjawab alasan
mengenai hubunganpemilihan buku LKS sebagai sumber
hubungan tujuan itu
dan media pembelajaran dari seorang
dengan
hasil-hasil
guru serta dampak dari penggunaan
yang
mungkin
dari
buku LKS tersebut bagi seorang guru
penggunaan
alat
dan siswa dalam pembelajaran.
tertentu
apa
saja,
dan
Bagi
Weber,
konsep
akhirnya
rasionalitas merupakan kunci bagi
pertimbangan
suatu analisa obyektif mengenai artimengenai pentingnya
arti subyektif dan juga merupakan
tujuan-tujuan
yang
dasar perbandingan mengenai jenismungkin
berbeda
jenis tindakan sosial yang berbeda.
commit to user
Rasionalitas merupakan konsep dasar

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

secara
relatif.
Tipe tindakan ini
(Lawang, 2004:220).
ditandai oleh dominasi
2. Rasionalitas
yang
perasaan atau emosi tanpa
Berorientasi Nilai
refleksi intelektual atau
Weber
menyebut
perencanaan yang sadar.
tindakan rasionalitas nilai
Seseorang yang sedang
ini dengan Wertrationales
mengalami
perasaan
Handeln. Dalam tipe ini
meluap-luap seperti cinta,
sang aktor memiliki suatu
kemarahan,
ketakutan
komitmen
untuk
atau kegembiraan, dan
menanggulangi
tujuan
secara
spontan
mengungkapkan perasaan
akhir atau nilai-nilai.
itu tanpa refleksi, berarti
Pemahaman tindakan ini
sedang memperlihatkan
lebih mudah dan sangat
tindakan
afektif.
mirip dengan puncak
Tindakan ini benar-benar
tujuan yang dimiliki oleh
tidak rasional karena
sang
aktor.
(Zeitlin,
kurangnya pertimbangan
1995:256)
logis,
ideologi,
atau
3. Tindakan Tradisional
kriteria
rasionalitas
Tindakan tradisional
lainnya.
Lawang,
dilakukan
di
bawah
pengaruh
adat
dan
2004;221)
kebiasaan.
Hal
ini
METODE PENELITIAN
berkenaan dengan jumlah
yang
sangat
banyak
Dalam
penelitian
ini,
dilakukan
sehari-hari,
peneliti akan mengambil lokasi
yang
telah
menjadi
penelitian di SMA N 7 Surakart.
kebiasaan yang dilakukan
Lokasi dari SMA N 7 Surakarta
orang. Dalam jenis ini,
terletak di Jalan Mr. Muhammad
arti tindakan itu berasal
Yamin No. 79 Tipes, Surakarta.
dari
ideal-ideal
atau
Pertimbangan atau landasan yang
perlambanganmendasari peneliti untuk memilih
perlambangan yang tidak
SMA N 7 Surakarta sebagai tempat
mempunyai bentuk logis
penelitian adalah :
tertentu yang dimiliki
1. SMA N 7 Surakarta memiliki
oleh
tindakan
yang
beragam sumber dan media
dilakukan
dalam
pembelajaran
yang
bisa
rasionalitas
nilai.
digunakan
dalam
pembelajaran
Sepanjang
nilai-nilai
2. Guru SMA N 7 Surakarta
tradisional
menjadi
menggunakan
LKS
buatan
dirasionalisasi,
maka
penerbit sebagai acuan dan
tindakan tradisionalnya
pedoman pembelajaran pada
bergabung
dengan
tahun ajaran 2015/2016
tindakan rasional nilai.
3.
SMA N 7 Surakarta pernah
(Giddens, 1986:188).
commit to user mengembangkan LKS sebagai
4. Tindakan Afektif

perpustakaan.uns.ac.id

sumber dan media pemelajaran
secara mandiri.
Penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif.
Penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang bermaksud untuk
memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian,
misalnya
perilaku,
persepsi,
motivasi,
tindakan
dan
lain
sebagainya (Moleong, 2010: 6).
Penelitian
kualitatif
lebih
menekankan pada makna, lebih
memfokuskan pada data kualitas
dengan
analisis
kualitatifnya
(Sutopo, 2002: 48). Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang
mengumpulkan dan menganalisis
data berupa kata-kata (lisan maupun
tulisan) dan perbuatan-perbuatan
manusia (Afrizal, 2014: 13).

digilib.uns.ac.id

Teknik
sampling
atau
pengambilan
sampling
atau
pengambilan
cuplikan
dalam
penelitian ini menggunakan teknik
purposive
sampling.
Menurut
Bungin, purposive sampling adalah
satu strategi menentukan informan
yang
paling
umum
didalam
penelitian
kualitatif,
yaitu
menentukan kelompok peserta yang
menjadi informan sesuai dengan
kriteria terpilih yang relevan dengan
masalah penelitian (2011: 107).
Kelompok peserta yang dimaksud
adalah informan yang berasal dari
SMA N 7 Surakarta, yaitu : 1)
Seorang guru mata pelajaran yang
menggunakan
LKS
dalam
pembelajaran. Seorang guru mata
pelajaran yang dimaksudkan disini
adalah
seorang
guru
yang
menggunakan LKS sebagai pusat
pembelajaran di kelas, seorang guru
yang menggunakan LKS sebagai
satu-satunya sumber dan media
pembelajaran di kelas. 2) Siswa
SMA N 7 Surakarta.

Berdasarkan
rumusan
masalah dan tujuan yang diajukan,
penelitian ini menggunakan jenis
penelitian fenomenologi. Menurut
Bogdan dan Biklen (1982) dalam
Asmadi Asla (2003) penelitian
dengan pendekatan fenomenologi
Teknik pengumpulan data
berusaha memahami makna dari
merupakan langkah yang paling
suatu peristiwa atau fenomena yang
utama dalam penelitian, karena
saling berpengaruh dengan manusia
tujuan utama dari penelitian adalah
dalam situasi tertentu. Penelitian
mendapatkan data. Dalam penelitian
fenomenologi berorientasi untuk
ini, teknik pengumpulan data yang
memahami,
menggali
dan
digunakan
adalah
wawancara
menafsirkan arti dari peristiwamendalam,
observasi
dan
peristiwa, fenomena-fenomena dan
dokumentasi.
hubungan orang-orang yang biasa
Uji validitas data digunakan
dalam situasi tertentu (Iskandar,
berkaitan data dan informasi yang
2013:
206).
Fenomenologi
dikumpulkan
dalam
penelitian.
memandang perilaku manusia, apa
Menurut Alias Baba dalam Iskandar
yang mereka katakan, apa yang
(2013) “validitas adalah sejauh mana
mereka lakukan adalah sebagai suatu
instrumen
penelitian
mengukur
produk dari bagaimana orang
dengan tepat konstruk variabel
menafsir terhadap dunia mereka
penelitian”. Sedangkan menurut
commit to user
Afrizal validitas data yang terkumpul
(Sutopo, 2002: 25).

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

pelajaran. Pengunakan LKS sebagai
sarana atau sebuah metode dan
strategi bagi seorang guru untuk
mencapai sebuah tujuan yang
diinginkan. Guru mata pelajaran
memiliki sebuah pertimbangan dan
perhitungan secara rasional dalam
memilih buku LKS sebagai satusatunya
acuan
dan
pedoman
pembelajaran di kelas. Dari temuan
hasil penelitian, guru memilih
menggunakan LKS dalam proses
pembelajaran di kelas didasarkan
pada materi dan latihan soal yang
terdapat di LKS dianggap lebih
lengkap dari pada materi dan latihan
HASIL PENELITIAN DAN
soal yang ada dalam buku paket.
PEMBAHASAN
Dengan demikian LKS merupakan
Dari temuan hasil penelitian,
suatu alat yang praktis bagi guru
penggunaannya LKS digunakan guru
maupun
siswa
dalam
proses
sebagai bahan tugas, bahan diskusi
pembelajaran di kelas, karena guru
kelompok, dan sebagai pemberian
tidak perlu mencari tambahan materi
nilai
siswa
dalam
proses
pelajaran atau latihan soal yang akan
pembelajaran. Dalam LKS terdapat
diberikan kepada siswa dan dalam
sekumpulan materi dan soal-soal
mendapatkan materi pelajaran siswa
pembelajaran yang nantinya materi
tidak perlu mencari referensi maupun
dan
soal-soal
tersebut
akan
buku lain selain LKS tersebut.
digunakan guru sebagai bahan
Banyaknya materi dan latihan
materi, tugas, diskusi, dan pemberian
soal yang ada di LKS ini juga
nilai.
menjadi pertimbangan dari seorang
LKS merupakan central
guru untuk menjadikan LKS sebagai
learning atau pusat pembelajaran di
pengganti posisinya dalam mengajar.
kelas. Seorang guru menggunakan
Dari temuan hasil penelitian, ketika
LKS sebagai alat untuk menciptakan
guru mata pelajaran tidak bisa
dan meningkatkan keaktifan siswa
mengikuti proses pembelajaran di
dalam melakukan diskusi kelompok,
kelas maka posisi guru digantikan
menjawab pertanyaan atau soal dan
oleh pemberian tugas dan latihan
memahami
sebuah
materi
soal yang ada di LKS tersebut. Selain
pembelajaran serta meningkatkan
itu LKS juga digunakan sebagai alat
kemampuan
siswa
dalam
guru dalam memberikan nilai kepada
menyampaikan ataupun bertanya
siswa, melalui; diskusi, latihan soal,
yang berkaitan dengan hasil diskusi
maupun presentasi.
kelompok.
LKS selalu menjadi pilihan
Penggunaan LKS sebagai
guru sebagai sumber dan media
suatu
tindakan
rasionalitas
pembelajaran di kelas. Siswa wajib
commit to user
instrumental bagi seorang guru mata
membeli LKS di setiap tahun ajaran
dalam
penelitian
dapat
mengambarkan
realitas
yang
diharapkan oleh peneliti (2014: 167).
Dalam penelitian kualitatif bukan
jumlah informan yang menentukan
validitas data yang terkumpul
melainkan ketepatan dan kesesuaian
sumber data dengan data yang
diperlukan. Salah satu teknik untuk
memperoleh data yang valid dalam
penelitian
kualitatif
adalah
penggunaan teknik trianggulasi.
Dalam penelitian ini menggunakan
trianggulasi sumber dan trianggulasai
metode.

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

dalam menyampaikan materi dan
baru. Penggunaan LKS sudah
membuat latihan soal berkurang,
menjadi tradisi atau budaya dalam
karena LKS dianggap lebih praktis
dunia pendidikan khususnya di SMA
dan lengkap dari buku paket. Selain
N 7 Surakarta. Menurut Weber,
itu LKS mampu menggantikan posisi
tindakan
guru
dalam
guru dalam proses pembelajaran di
mempertimbangkan dan memilih
kelas ketika guru tidak bisa mengikui
LKS sebagai sumber pembelajaran di
proses pembelajaran. Sikap praktis
kelas
merupakan
tindakan
dan budaya instan yang dimiliki guru
rasionalitas instrumental.
tersebut
merupakan inti dari
Dari temuan hasil penelitian,
tindakan rasionalitas guru dalam
dampak dari penggunaan LKS yaitu
pembelajaran hanya bertumpu dan
memilih LKS sebagai satu-satunya
berbasis pada LKS karena dalam
sumber dan media pembelajaran di
kegiatan pembelajaran di kelas
kelas.
seorang guru hanya menggunakan
LKS sebagai satu-satunya acuan dan
SIMPULAN DAN SARAN
pedoman dalam memberikan materi
A. SIMPULAN
maupun soal tanpa berusaha untuk
Dari penelitian yang telah
menambah buku atau referensi lain.
dilakukan,
mengenai penggunaan
Penggunaan LKS dalam proses
LKS dalam proses pembelajaran di
pembelajaran membuat guru tidak
SMA N 7 Surakarta maka dapat
inovatif dalam membuat materi
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
maupun membuat latihan soal. Guru
hanya mengandalkan materi dan
1. LKS merupakan central
latihan soal yang jawaban dari soal
learning
atau
pusat
tersebut sudah ada pada halaman
pembelajaran di kelas. Guru
sebelumnya. Guru menjadi malas
mengunakan LKS sebagai
dalam membuat soal, baik itu soal
satu-satunya acuan dan
harian maupun soal ujian semester.
pedoman dalam kegiatan
Penggunaan LKS ini juga
belajar mengajar di kelas.
berdampak pada siswa. Menurut
2. LKS dianggap lebih lengkap
temuan hasil penelitian, pengunaan
dan praktis bagi guru dan
LKS dalam proses pembelajaran
siswa
dalam
proses
membuat siswa menjadi tidak kritis,
pembelajaran di kelas. LKS
dimana siswa hanya mengandalkan
menjadi
alat
untuk
LKS tersebut sebagai landasan untuk
membantu
dan
menjawab materi maupun soal yang
mempermudah guru dalam
diberikan oleh guru, baik itu latihan
memberikan
materi
soal, maupun ujian semester karena
pelajaran maupun dalam
jawaban dari soal-soal tersebut ada
pembuatan soal ujian.
pada halaman sebelumnya.
3. Penggunaan LKS dalam
Penggunaan LKS dianggap
proses
pembelajaran
sebagai sebuah langkah tepat bagi
memiliki berbagai dampak,
seorang
guru
dalam
proses
baik berdampak bagi guru
pembelajaran di kelas. Dengan
maupun
siswa.
LKS
commit to user
menggunakan LKS beban dari guru
membuat serta menjadikan

perpustakaan.uns.ac.id

digilib.uns.ac.id

siswa,
sesuai
guru dan siswa memiliki
peraturan yang sudah
budaya
instan.
LKS
ditetapkan
pada
membuat
guru
kurang
Peraturan
Menteri
inovatif dan malas dalam
Pendidikan Nasional
membuat soal. Guru kurang
Republik Indonesia
inovatif dan malas dalam
Nomor 2 Tahun 2008
membuat
soal
ini
tentang buku pasal
dikarenakan dalam LKS
11.
terdapat banyak latihan soal
2. Bagi Siswa
di dalamnya, jadi guru
a. LKS tidak digunakan
tinggal menyalin soal-soal
yang ada di LKS tersebut
sebagai satu-satunya
untuk dijadikan soal ujian.
sumber belajar
Dampak yang ditimbulkan
b. Gunakan
referensi
oleh
penggunaan
LKS
lain
dalam
dalam proses pembelajaran
menyelesaikan latihan
ini juga terjadi pada siswa.
soal. Karena soal-soal
Penggunaan LKS membuat
yang terdapat dalam
siswa tidak kritis. Siswa
LKS sudah tertera
justru
menjadi
jawabannya
ketergantungan kepada soaldihalaman
soal yang ada di LKS dan
sebelumnya
cenderung menghafal soal
3. Bagi Sekolah
dan jawaban yang ada di
a. Sebaiknya
sekolah
LKS tersebut.
dapat menyediakan
buku-buku
atau
B. SARAN
1. Bagi Guru
referensi lain yang
a. Diharapkan
guru
lebih bervariasi guna
memiliki penguasaan
menambah wawasan
materi pelajaran yang
ilmu
pengetahuan
matang dan sesuai
bagi guru dan siswa
dengan silabus dan
serta
mampu
RPP
(Rancangan
memperdalam materiPelaksanaan
materi pembelajaran.
Pembelajaran) yang
b. Melengkapi koleksi
telah ditentukan.
perpustakaan supaya
b. Sebaiknya
guru
siswa tidak terpaku
menggunakan sumber
pada LKS
ajar atau referensi
DAFTAR PUSTAKA
yang bervariasi dan
Andreski, Stanilav. (1996). Max
jangan menggunakan
Weber
:
Kapitalisme,
LKS sebagai pusat
pembelajaran
atau
Birokrasi,
dan
Agama.
central learning.
Yogyakarta : Tiara Wacana
c. Sebaiknya guru tidak
commit to user
menjual LKS kepada

perpustakaan.uns.ac.id

Giddens,
Anthony.
(1985).
Kapitalisme
dan
Teori
Sosial Madern : Suatu
Analisis Terhadap Karya
Tulis Marx Durkheim dan
Max Weber, Capitalism and
Modern Social Theory : an
Analysis of Writing of Max,
Durkheim and Max Weber.
Jakarta : UI Press

digilib.uns.ac.id

Kontemporer. Yogyakarta :

Gajah
Press

.

Johnson, Doyle. P, 1986. Teoti
Sosiologi
Klasik
dan
Modern, terjemahan Robert
M.Z. Lawang dari judul asli
“Sosiological
Theory
Classical Founders and
Contemporary
Perspectives ”.
Jakarta:
Penerbit P.T. Gramedia
Lismawati. (2010). Pengoptimalan
Penggunaan Lembar Kerja
Siswa
(LKS)
Sebagai
Sarana
Peningkatan
Prestasi Belajar Pendidikan
Agama Islam di SMA.
Raudlatul Ulum KapediSumenep.
Skripsi.
Universitas Islam Negeri
(UIN) Malang
Moleong,
Lexy
J.
(2011).
Metodologi
Penelitian
Kualitatif.
Bandung:
REMAJA ROSDAKARYA.
Zeitlin, Irving. (1995). Memahami
Kembali Sosiologi : Kritik
commit to user
Terhadap Teori Sosiologi

Mada

University