Jurnal Dhimas Bagus Sudiro Utomo M0509020

(1)

commit to user

PEMBANGUNAN MODEL E-MARKETING BERSAMA TINGKAT PROVINSI

DENGAN MEMANFAATKAN

WEB SERVICE

Dhimas Bagus Sudiro Utomo Jurusan Informatika

Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret dhimasbagus@student.uns.ac.id

Wiharto Jurusan Informatika

Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

wi_harto@yahoo.com

Hasan Dwi Cahyono Jurusan Informatika

Fakultas MIPA Universitas Sebelas Maret

hasandc@staff.uns.ac.id

ABSTRAK

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memiliki peranan dalam mendukung ketahanan ekonomi nasional, UMKM mampu menjadi penyedia lapangan kerja di masa-masa yang sulit. Salah satu tren Information Technology (IT) yang mampu mendukung pemasaran UMKM adalah electronic marketing (e-Marketing), namun dibutuhkan biaya besar untuk merambah pemasaran online. Dengan Model e-Marketing bersama, biaya pemasaran online untuk banyak UMKM dapat ditekan. Penelitian ini membangun model Web service e-Marketing Kabupaten/Kota dan e-Marketing Provinsi. Pembangunan Application Programming Interface (API) Web Service e-Marketing menerapkan REST Style dengan JavaScript Object Notation (JSON) sebagai format pertukaran data. Pembangunan e-Marketing Provinsi menerapkan Service Oriented Architecture (SOA) dengan memanfaatkan API Web Service e-Marketing di tiap Kabupaten/Kota. Dengan menggunakan API Web Service e-Marketing, e-Marketing Provinsi dapat memanfaatkan dan merekap data di tiap Kabupaten/Kota. Hasil penelitian menunjukan Model e-Marketing Provinsi dapat dibangun dengan memanfaatkan API Web Service Kabupaten/Kota. Pengujian API Web Service e-Marketing memiliki rata-rata waktu 454.2 ms untuk method POST dan 288.3 ms untuk method GET.

Kata Kunci: JSON, UMKM, REST, SOA, Web Service

I. PENDAHULUAN

Penggunaan komputer dalam bidang pemasaran dan penjualan dalam beberapa tahun terakhir berkembang dengan pesat[1]. Dengan adanya internet dan Information and Communication Technologies (ICT) proses pemasaran dan penjualan dapat dilakukan kapan saja tanpa terikat ruang dan waktu[2]. Hasil survei lembaga riset Kleiner Perkins Caufield & Byers (KPCB) tahun 2012, mengungkapkan bahwa pertumbuhan pengguna internet global di Indonesia menempati peringkat tiga setelah China dan India. Hampir semua lapisan masyarakat sudah sangat terbiasa dengan internet, karena hampir segala jenis informasi bisa diperoleh[3]. Salah satu penerapan ICT dan internet dalam bidang bisnis dan perdagangan adalah electronic marketing (e-Marketing).

Manfaat dan keuntungan menggunakan e-Marketing adalah untuk media promosi dalam rangka untuk meningkatkan volume penjualan, baik untuk penjualan online maupun konvensional[4]. Di samping keuntungan tersebut, hasil beberapa penelitian menunjukkan bahwa efektivitas penggunaan dalam mendongkrak peningkatan volume penjualan dan mempromosikan produk-produk industri cukup tinggi[5].

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) adalah salah satu bidang yang memberikan kontribusi yang segnifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan daya serap UMKM terhadap tenaga kerja yang sangat besar dan dekat dengan rakyat kecil [6]. Salah satu masalah yang dihadapi oleh UMKM adalah pemasaran. Pemasaran dengan metode konvensional memerlukan biaya tinggi, misalnya membuka cabang baru, ikut pameran, pembuatan dan penyebaran brosur dan sebagainya. Berkembangnya internet menjadi sarana yang efisien untuk membuka jalur pemasaran model baru bagi produk UMKM. Di samping biayanya relatif murah, dengan memanfaatkan internet penyebaran informasi akan lebih cepat dan jangkauannya lebih luas[7].

Media promosi Teknologi Informasi (IT) sangat diminati oleh UMKM, penggunaan IT untuk media promosi produk oleh UMKM menduduki urutan kedua setelah penggunaan IT untuk administrasi[8]. Di satu sisi dalam memasarkan produk UMKM masih bersifat perseorangan sesuai dengan usaha yang dimilikinya. UMKM menghadapi masalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang terbatas, keterbatasan jaringan informasi dan kurangnya permodalan. Biaya besar dalam membangun dan memelihara sistem e-Marketing membuat banyak UMKM tidak menjangkau model pemasaran tersebut, sekalipun prospektif[1].

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu bidang yang memberikan kontribusi yang segnifikan dalam memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini dikarenakan daya serap UMKM terhadap tenaga kerja yang sangat besar dan dekat dengan rakyat kecil. Statistik pekerja Indonesia menunjukan bahwa 97% tenaga kerja Indonesia bekerja di bidang UMKM[9]. Hal ini sepenuhnya disadari oleh pemerintah, sehingga UMKM termasuk dalam salah satu fokus program pembangunan yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia.

Pemerintah berusaha untuk membantu UMKM dalam memasarkan produknya dengan mengaitkan link Uniform Resource Locator (URL) http://www.indonesian-products.biz/ di website http://www.dekop.go.id/ yang berisi produk dan informasi UMKM di Indonesia[1]. Di satu sisi Dinas Koperasi dan UMKM Tingkat Kabupaten/Kota tidak bisa memonitoring keberjalanan UMKM di kotanya masing-masing. Instansi lain yang terkait dengan UMKM tidak dapat membantu memasarkan produk, karena jika akan memasarkan harus mengumpulkan data produk UMKM sendiri, atau maksimal memberikan link website ke URL tersebut. Sistem yang ada tidak dapat diintegrasikan dengan sistem e-Marketing di instansi lain yang terkait.


(2)

commit to user

Dengan membangun API Web service e-Marketing Kabupaten/Kota, pertukaran data dapat dikelola sekalipun di platform yang berbeda. Dengan pengembangan API Web service memungkinkan pengembangan aplikasi di platform yang berbeda dan di ruang lingkup yang lebih luas[10]. Kemudian dengan memanfaatkan API Web service dapat dibentuk Model e-Marketing Bersama di tingkat Provinsi (Unified e-Marketing). Dengan menerapkan Service Oriented Architecture (SOA), e-Marketing Provinsi dibangun dari kumpulan service yang berasal dari API Web service Marketing Kabupaten. Dengan dibentuknya e-Marketing Provinsi, Pemerintah Tingkat Provinsi dapat memonitoring keberjalanan UMKM Kota/Kabupaten di Provinsi tersebut dan mempromosikan produk-produk unggulan UMKM[11]. Data tetap dikelola oleh Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Provinsi dapat mengetahui potensi dan perkembangan UMKM di Kota/Kabupaten.

II. PENELITIAN TERKAIT

Seiring berkembangnya sistem informasi pada pemerintahan, tiap departemen pemerintahan mulai membuat sistem informasi mereka sendiri. Namun tiap sistem memiliki arsitektur dan database yang berbeda sehingga mereka berdiri sendiri, tidak dapat saling bertukar informasi dan berkomunikasi satu sama lain. Selain itu, pengembangan tiap sistem berbeda waktu, masalah pertukaran data menjadi semakin serius. Namun seiring perkembangan teknik jaringan, web service, xml dan SOAP menjadi sebuah teknik dalam pertukaran data antar sistem yang berbeda. Pesan dari web service dapat melewati bahasa pemrograman dan sistem operasi yang berbeda sehingga dapat berkomunikasi dengan aplikasi lain[10].

Dengan adanya perbedaan format pengiriman data pada web service, dilakukan sebuah studi kasus perbandingan antara format data JSON dan XML. Dari penelitian tersebut diperoleh perbandingan dalam grafik berdasarkan pemanfaatan sumber daya (resource) antara JSON dan XML seperti gambar 1, dapat dilihat bahwa JSON menggunakan sumber daya (System CPU Utilization) yang lebih sedikit daripada XML[12].

Gambar 1. JSON VS XML Resources Utilization

Model bisnis tradisional berangsur-angsur berubah menjadi model online business. Salah satunya e-commerce yang telah menjadi standar penting dalam mengukur tingkat modernisasi dan kekuatan komprehensif negara, kota atau suatu perusahaan atau lembaga publik. Selain itu juga menjadi parameter penting untuk turut serta dalam kompetisi dan kerjasama di kancah internasional. Melalui platform informasi Unified e-Commerce, logistik dan biaya pengelolaan di provinsi dapat dikurangi, dan juga peluang perdagangan dapat ditingkatkan[11].

Dengan Unified e-Commerce, dapat meningkatkan keadaan operasi, menyesuaikan struktur industri, mempromosikan pengembangan logistik modern dan konstruksi perdagangan, dan juga meningkatkan digitalisasi logistik, mengefisienkan departemen pemerintah terkait monitoring. Jenis platform ini dapat diterapkan secara luas. Setiap daerah harus menyesuaikan langkah-langkah untuk kondisi lokal dalam membangun platform Unified E-commerce, untuk mempromosikan pengembangan seluruh perekonomian[11].

III. DASAR TEORI

a. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana diatur dalam Undang-Undang. Usaha Mikro memiliki kriteria asset maksimal sebesar 50 juta dan omzet sebesar 300 juta[13].

Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini. Usaha Kecil memiliki kriteria asset sebesar 50 juta sampai dengan 500 juta dan omzet sebesar 300 juta sampai dengan 2,5 miliar[13].

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Usaha Menengah memiliki kriteria asset sebesar 500 juta sampai dengan 10 miliar dan omzet sebesar 2,5 miliar sampai dengan 50 miliar[13].

b. e-Marketing

E – Marketing (Electronic Marketing) merupakan suatu proses pemasaran yang menggunakan teknologi komunikasi elektronik, khususnya internet. Internet adalah jaringan fisik yang menghubungkan komputer - komputer di seluruh dunia, terdiri dari infrastruktur jaringan server dan jaringan komunikasi yang saling berhubungan sehingga dapat


(3)

commit to user

digunakan untuk menyimpan dan menyampaikan informasi [14].

c. Service Oriented Architecture (SOA)

Service dalam lingkup Service Oriented Architecture (SOA) merupakan sekumpulan fungsi, prosedur, atau proses yang akan memberi respon jika diminta oleh sebuah client. SOA adalah sebuah bentuk teknologi arsitektur yang mengikuti prinsip-prinsip service-orientation. Konsep service-orientation ini melakukan pendekatan dengan membagi masalah besar menjadi sekumpulan service kecil yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan tertentu[15].

d. Web service

World Wide Web Consortium (W3C) mendefinisikan web service sebagai sebuah sistem perangkat lunak yang dirancang untuk mendukung komunikasi dan interaksi antar mesin ke mesin (machine to machine) melalui sebuah jaringan (network). Web service juga termasuk Web APIs yang dapat diakses melalui jaringan seperti misalnya internet, dan dieksekusi melalui sebuah sistem jarak jauh sesusai dengan layanan yang diminta.

Definisi web service menurut W3C juga meliputi banyak sistem berbeda, tetapi pada umumnya lebih menyangkut pada client dan server yang berkomunikasi menggunakan Extensible Markup Language (XML) yang memenuhi standar SOAP (Simple Object Access Protocol). Asumsi secara umum adalah pada terminologi terdapat deskripsi dari mesin yang layanannya disediakan oleh server, atau sama seperti konsep dari Web Services Description Language (WSDL). WSDL bukan termasuk standard dari SOAP tetapi merupakan syarat mutlak untuk client-side otomatis pada framework Java dan .NET SOAP. Beberapa organisasi industri seperti WS-I mengklaim baik SOAP dan WSDL sebagai definisi dari web service.

Selain SOAP dengan XML nya terdapat jenis engine web service lainnya yang banyak diimplementasikan pada aplikasi web, yaitu REST. REST web service atau yang kadang disebut RESTful web service atau RESTful API adalah Web service yang mengimplementasikan arsitektur REST. Pada arsitektur REST, setiap service atau layanan dipandang sebagai sebuah resources yang diidentifikasikan melalui URL. Web service REST memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Menggunakan method HTTP secara eksplisit

2. Memiliki struktur direktori URI

3. Pesan yang ditransfer dalam format XML, JSON atau keduanya

e. JSON

Java Script Object Notation (JSON) adalah format pertukaran data yang ringan, mudah dibaca dan ditulis oleh manusia, serta mudah diterjemahkan dan dibuat (generate) oleh komputer.

Format ini dibuat berdasarkan bagian dari bahasa pemrograman javascript. JSON terdiri dari dua struktur, yaitu:

- Pasangan nama dengan nilai. Pada beberapa bahasa hal ini dinyatakan sebagai object, record, struct, dictionary, hash tabel, keyed list atau associative array.

- Daftar nilai terurutkan (an ordered list of values). Pada kebanyakan bahasa, hal ini dinyatakan sebagai array, vector, list atau sequence.

f. Model Prototyping

Model Prototyping adalah metode proses pembuatan sistem yang dibuat secara terstruktur dan memiliki beberapa tahap-tahap yang harus dilalui pada pembuatannya, namun jika tahap final dinyatakan bahwa sistem yang telah dibuat belum sempurna atau masih memiliki kekurangan, maka sistem akan dievaluasi kembali dan akan melalui proses dari awal. Model prototyping mengarahkan bahwa sebelum mengembangkan software yang sesungguhnya, maka dibuat terlebih dahulu model atau prototypenya[16]. Prototyping Model juga dapat diartikan sebagai pembuatan sistem atau software dengan metode siklus. Siklus pengembangan menggunakan model prototyping dapat dilihat dalam gambar 2 berikut ini.

Gambar 2. Model Prototyping

IV. METODOLOGI

a. Pengumpulan data

Dalam penelitian ini dilakukan pengumpulan data terkait functional requirement sistem yang diperoleh dari e-Marketing Kabupaten. Berikut data kebutuhan dari beberapa aktor.

Tabel 1. F unctional Requirement Pelanggan

No. F unctional Requirement

1. Melihat Katalog Produk 2. Memesan Produk

3. Melakukan Pemantuan Pesanan 4. Komplain


(4)

commit to user

6. Melihat Halaman FAQ 7. Melihat Info Terbaru 8. Edit Profil dan Password

Tabel 2. F unctional Requirement UMKM

No. F unctional Requirement

1. Melihat Laporan Pemesanan Barang 2. Melihat Laporan Komplain 3. Mengelola Data Produk 4. Mengelola Data Pesanan 5. Mengelola Status Pesanan 6. Mengelola Biaya Pengiriman 7. Mengelola Data User/Customer 8. Mengelola Komplain

9. Mengelola Info Terbaru 10. Edit Profil dan Password

Tabel 3. F unctional Requirement Admin e-Marketing Kabupaten

No. F unctional Requirement

1. Mengelola Admin UMKM 2. Mengelola Data Desa 3. Mengelola Data Kecamatan 4. Mengelola Kategori Produk

5. Melihat Statistik per Tahun tiap Kategori 6. Melihat Rekap Komplain

7. Melihat Rekap Transaksi per Kategori 8. Edit Password

b. Analisis Sistem

Analisis dilakukan terhadap e-Marketing tingkat Kabupaten/Kota yang dibuat berdasar requirement. Hasil analisis berupa list fungsi API Web service dan list fitur yang akan dikembangkan untuk e-Marketing tingkat Provinsi.

Gambar 3. Skema e-Marketing Provinsi

Pada gambar 3 di atas dijelaskan bagaimana kumpulan Marketing tingkat Kabupaten/Kota membentuk e-Marketing baru di tingkat Provinsi. Dan berikut hasil analisis untuk fungsi API Web service.

Tabel 4. List Fungsi Web service

No. Class Fungsi

1. api_barang Barang 2. api_barang barang_umkm 3. api_barang barang_all 4. api_barang barang_kategori 5. api_pemesanan pemesanan 6. api_pemesanan histori_detail 7. api_pemesanan biaya_pengiriman 8. api_komplain komplain 9. api_komplain histori_komplain 10. api_faq faq

11. api_info info_terbaru 12. api_user signup 13. api_user cek_username 14. api_user edit_profil 15. api_user ganti_password 16. api_report rekap_transaksi 17. api_report rekap_pemasukan 18. api_report umkm_all 19. api_report umkm

20. api_report penjualan_kategori_per_tahun 21. api_report rekap_komplain

Dan berikut functional requirement untuk Admin e-Marketing Provinsi.

Tabel 5. Fuctional Requirement Admin Provinsi

No. F unctional Requirement

1. Melihat Data UMKM

2. Melihat Rekap Transaksi per Kategori 3. Melihat Rekap Komplain per Kategori 4. Melihat Statistik Penjualan per Periode 5. Melihat Rekap Pemasukan per Kategori 6. Mengelola Setting API Kabupaten 7. Memperbaharui produk di sisi Provinsi

c. Pembangunan e-Marketing Provinsi

Pembangunan e-Marketing Provinsi dan API Web Service menggunakan bahasa pemograman PHP dengan framework CodeIgniter.

d. Pengujian

Pada tahap ini dilakukan pengujian Blackbox untuk testing e-Marketing Provinsi dan testing response time untuk API Web service.

V. HASIL

a. Gambaran Umum Aplikasi

Aplikasi e-Marketing Provinsi ini adalah sebuah prototype aplikasi dengan cara kerja memanfaatkan Web service dari e-Marketing Kabupaten. Sebelum dapat berinteraksi dan memanfaatkan data, dibutuhan pengaturan berupa alamat API Web service. Setelah pengaturan dilakukan, e-Marketing Provinsi dapat digunakan meliputi fungsi e-Marketing secara umum maupun fungsi rekap data.

b. Implementasi


(5)

commit to user

API Web Service e-Marketing Kabupaten dibuat berdasarkan database e-Marketing Kabupaten. Pengelolaan data pada Kabupaten ditunjukkan pada relational database berikut.

Gambar 4. Relational Database e-Marketing

2. Tabel Database di e-Marketing Provinsi

Dalam e-Marketing Provinsi dibutuhkan sebuah tabel dalam database yang menyimpan pengaturan dan list API yang digunakan. Berdasarkan list API ini, Marketing Provinsi dapat berinteraksi dengan e-Marketing Kabupaten. Tabel list API Kabupaten dijelaskan pada tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6. Tabel Kabupaten

No. Nama Jenis

1. id_kabupaten VARCHAR (3) 2. nama_kabupaten VARCHAR (20)

3. api VARCHAR (50)

Agar beban load web tidak terlalu tinggi akibat akses produk ke banyak API, dilakukan penyimpanan data barang di sisi Provinsi. Fungsi penyimpanan data barang dilakukan di sisi admin dengan tabel tampung barang. Data barang dari API yang sudah terlist akan bisa diproses dan disimpan datanya di e-Marketing Provinsi. Tabel Tampung Barang dijelaskan pada Tabel 7 dibawah ini.

Tabel 7. Tabel Tampung Barang

No. Nama Jenis

1. id_tampung INT (6) 2. id_barang INT (6)

3. rating ENUM (1,2,3,4,5)

4. id_umkm INT (5)

5. id_kategori INT (2) 6. nama_barang VARCHAR (20) 7. foto_barang VARCHAR (100)

8. harga INT (10)

9. deskripsi TEXT

10. lama_pembuatan VARCHAR (10)

11. nama_umkm VARCHAR (50)

12. nama_kategori VARCHAR (50) 13. id_kabupaten VARCHAR (3)

14. berat FLOAT

Tabel customer berfungsi agar customer bisa login di sisi e-Marketing Provinsi dan dengan menggunakan username dapat mengirimkan data pemesanan ke e-Marketing Kabupaten saat melakukan pemesanan barang. Adapun tabel customer di sisi Provinsi memiliki format yang sama dengan tabel customer di sisi Kabupaten/Kota. Tabel Customer di sisi provinsi dijelaskan pada Tabel 8 di bawah ini.

Tabel 8. Tabel Customer

No. Nama Jenis

1. username VARCHAR (10)

2. KTP VARCHAR (16)

3. nama_customer VARCHAR (20)

4. tanggal_lahir DATE

5. jenis_kelamin ENUM (Laki-laki, Perempuan) 6. alamat_customer TEXT

7. email_customer VARCHAR (20) 8. telepon_customer VARCHAR (15)

9. pekerjaan VARCHAR (20)

10. kabupaten_customer VARCHAR (20)

11. password VARCHAR (20)

2. Fitur List Produk dan Info

Gambar 5. Halaman Utama

Gambar 5 di atas merupakan Halaman Utama atau Beranda dari e-Marketing Provinsi. Halaman ini menggunakan data Database e-Marketing Provinsi yang terlebih dahulu sudah mengambil data dari e-Marketing Kabupaten dengan memanfaatkan API Barang. Di halaman Beranda juga memanfaatkan API Info untuk menampilkan Info terbaru dari e-Marketing Kabupaten masing-masing.


(6)

commit to user

3. Fitur Pemesanan

Gambar 6. Halaman Keranjang Belanja

Pada Gambar 6 merupakan Keranjang Belanja dimana Customer dapat memasukkan produk yang akan dipesan sebelum Check Out. Pada proses selanjutnya Customer akan dihadapkan pada Konfirmasi Akun

Gambar 7. Konfirmasi Akun

Gambar 7 menunjukan proses Konfirmasi Akun. Pada proses ini, field Kabupaten yang berisi Kabupaten/Kota Customer akan dijadikan pedoman untuk biaya pengiriman dengan memanfaatkan API Pemesanan – Biaya Pengiriman.

Gambar 8. Konfirmasi Biaya/Detail Belanja

Proses selanjutnya adalah konfirmasi Biaya, ditunjukkan pada Gambar 8. Perhitungan Belanja sudah ditotal dengan Biaya Pengiriman. Jika Customer sudah setuju, e-Marketing Provinsi akan memanfaatkan API Pemesanan untuk melakukan post Pemesanan ke e-Marketing Kabupaten terkait.

4. Fitur Manajemen Profil dan Riwayat Pemesanan

Customer dapat mengelola akun mereka di halaman Profil. Di halaman profil, customer dapat mengganti detail profil dan password mereka dengan memanfaatkan API User. Selain itu customer juga dapat melihat Histori Pemesanan dengan fungsi yang memanfaatkan API Pemesanan.

Gambar 10. Riwayat Pemesanan

Gambar 10 di atas adalah Riwayat Pemesanan yang didapat dengan memanfaatkan API Pemesanan e-Marketing Kabupaten.

5. Fitur Komplain dan Riwayat Komplain

Customer dapat mengirimkan komplain kepada UMKM yang pernah melakukan transaksi. Fitur Komplain dan Histori Komplain memanfaatkan API Komplain. Gambar 11 di bawah merupakan Histori Komplain.

Gambar 11. Histori Komplain

6. Fitur Tampung Data Barang

Gambar 12. Perbaharui Data Barang

Di sisi Admin, Admin dapat menggunakan fungsi Perbaharui Data Barang untuk menampung Data Barang dari e-Marketing Kabupaten. Gambar 12 di atas menunjukkan fungsi tampung barang. Fungsi ini memanfaatkan API Barang.

7. Fitur Laporan

Fitur ini berada di sisi Admin dengan memanfaatkan API Report di e-Marketing Kabupaten. Terdapat beberapa fitur laporan seperti


(7)

commit to user

Rekap Transaksi, Rekap Pemasukan, Rekap UMKM, Rekap Komplain dan Rekap Penjualan per Tahun.

Gambar 13. Rekap Pemasukan

Gambar 13 di atas merupakan Rekap Pemasukan. Dan Gambar 14 di bawah ini merupakan Rekap Penjualan per Tahun yang divisualisasikan dalam bentuk grafik.

Gambar 14. Penjualan per Tahun

c. Pengujian

Setelah system selesai dibangun dilakukan dua pengujian. Pengujian API web service untuk response time dan pengujian e-Marketing tingkat Provinsi dengan menggunakan metode Blackbox. Pengujian pertama dilakukan di Server Online dengan mengakses fungsi-fungsi web service sebanyak 10 kali dalam kurun waktu tiap menit. Berikut diperoleh Hasil pengujian.

Tabel 9. Tabel Pengujian Web service

Class Function Response time (ms) Best Worst Average

api_barang barang 259 662 312.8

api_barang barang_umkm 177 309 233.3

api_barang barang_all 197 298 251.3

api_barang barang_kategori 171 302 229

api_pemesanan pemesanan 382 728 490.6

api_pemesanan histori_detail 265 731 365.5 api_pemesanan biaya_pengiriman 175 284 195.3

api_komplain komplain 270 1079 401.6

api_komplain histori_komplain 271 314 286.1

api_faq faq 140 693 216.1

api_info info_terbaru 176 291 227.2

api_user signup 356 536 432

api_user cek_username 272 286 278.5

api_user edit_profil 422 614 508.7

api_user ganti_password 251 820 438.3

api_report

rekap_transaksi_per_

kategori 259 893 384.6

api_report

rekap_pemasukan_p

er_kategori 205 833 322.9

api_report umkm_all 158 759 270.5

api_report umkm 199 819 383.9

api_report

penjualan_kategori_

per_tahun 255 427 291.8

api_report rekap_komplain 270 765 364.1

Gambar 15 di bawah ini adalah tampilan grafik secara rata-rata untuk semua fungsi yang dimiliki API web service e-Marketing Kabupaten saat dilakukan testing online sebanyak 10 kali.

Gambar 15. Grafik Rata-Rata Pengujian Web service

Response time untuk API Web service memiliki rata-rata waktu 454.2 ms untuk method POST dan 288.3 ms untuk method GET. Sedangkan untuk pengujian Blackbox dilakukan dengan mengetes setiap fungsi di e-Marketing tingkat Provinsi. Hasil pengujian Blackbox diperoleh sistem sudah mengeluarkan output yang sesuai dengan input dan sistem berfungsi dengan semestinya.

VI. PEMBAHASAN

Berdasarkan Penelitian Construction of Provincial Unified E-Commerce Information Platform[12] dalam pembangunan aplikasi e-commerce di tingkat provinsi diperlukan penyesuaian di tingkat kabupaten/kota. Penyesuaian dilakukan pula dalam penelitian ini. Dengan membuat aturan dan model e-marketing dan API Web service di tingkat kabupaten/kota dapat membentuk unified e-marketing di tingkat provinsi. Pembangunan dan Penggunaan API Web Service digunakan sebagai pertukaran data antar aplikasi, di mana berdasarkan penelitian Data Exchange Based on Web Service[10] pertukaran data dapat dilakukan dengan baik melalui Web Service dan memiliki kemungkinan untuk dikembangkan di platform yang berbeda.


(8)

commit to user

Pemilihan format data JSON berdasarkan penelitian Comparison of JSON and XML Data Interchange Formats: A Case Study[11] di mana format data JSON menggunakan resource lebih sedikit dibandingkan XML. Penerapan format data JSON ini menghasilkan API Web Service dengan nilai rata-rata waktu 454.2 ms untuk method POST dan 288.3 ms untuk method GET.

VII.KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian menghasilkan API Web service e-Marketing Kabupaten yang memungkinkan pengembangan di platform yang berbeda dan pembangunan aplikasi dengan ruang lingkup lebih luas.

2. Penelitian menghasilkan e-Marketing Provinsi yang dibuat dengan memanfaatkan API Web Service e-Marketing di Tingkat Kabupaten. Melalui e-Marketing Provinsi dapat memonitoring penjualan sekaligus rekap data dari e-Marketing Kabupaten dan menjadi Unified e-Marketing dengan produk-produk yang berasal dari Kabupaten.

3. Response time untuk API Web service memiliki rata-rata waktu 288.3 ms untuk method POST dan 454.2 ms untuk method GET.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Jauhari, Jaidan. 2010. Upaya Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Dengan Memanfaatkan E-Commerce. Jurnal Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer UNSRI.

[2] Jinling, Chang et all. 2009. Modeling E-Commerce Website Quality with Quality Function Deployment, IEEE International Conference on Deployment eBusiness Engineering. 21-23 Oct. 2009.

[3] Meeker, Mary. Wu, Liang. 2013. Internet Trends D11 Conference. Kleiner Perkins Caufield & Byers. 29 June 2015. [4] Jansen, B.J. 2006. An Examination Of Searcher’s Perceptions

Of Nonsponsored And Sponsored Links During E-commerce Web Searching. Journal Of The American Society For Information Science And Technology, 57(14):1949–1961. [5] Alexander, Y.Y. 2002. Enabling E-Commerce Growth Through

The Social Construction Of A Virtual Community’s Culture. Journal of Electronic Commerce Research, VOL. 3, NO. 4, 2002 Page 279.

[6] Anonim. 2012. UMKM Serap Tenaga Kerja Lebih Besar. Berita Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik 26 Januari 2012.

[7] Tambunan, Tulus T.H. 2015. Peluang, Tantangan dan Ancaman Bagi UMKM Indonesia dalam Era CAFTA dan ME-ASEAN 2015. Seminar dan Konferensi Nasional Magister Manajemen Universitas Muria Kudus.

[8] Rahmana, Arief. 2009. Peranan Teknologi Informasi dalam Peningkatan Daya Saing Usaha Kecil Menengah. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009). [9] Anonim. 2012. Sandingan Data UMKM: Perkembangan Data

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun 2011-2012. Badan Pusat Statistik.

[10] Zhang, C., Hu, Y., Zhang, G., & Sha J. 2006. Data Exchange Based on Web services. International Journal of Computer Science and Network Security, VOL.6 No.5A. [11] Nurseitov, N., Paulson, M., Reynolds, R., & Izurieta, C.

2009. Comparison of JSON and XML Data Interchange Formats: A Case Study. ISCA 22nd International Conference on Computer Applications in Industry and Engineering, CAINE.

[12] Zhong, Cuixiang & Huang, Minghe. 2009. Construction of Provincial Unified E-commerce Information Platform. Proceedings of the 2009 International Symposium on Web

Information Systems and Applications (WISA’09).

[13] Undang-Undang UMKM (Usaha Mikro, Kecil & Menengah): Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pustaka Mahardika.

[14] Chaffey, Chadwick, Johnston, Mayer. 2006. Internet Marketing: Strategy, Implementation and Practice. Prentice Hall.

[15] Erl, Thomas. Service Oriented Architecture (SOA): Concepts, Technology and Design. Pretince Hall.

[16] Rajib Mall, “Fundamentals of Software Engineering”, New Delhi, PHI Learning Pvt. Ltd., 2004.


(9)

(1)

commit to user

6. Melihat Halaman FAQ 7. Melihat Info Terbaru 8. Edit Profil dan Password

Tabel 2. F unctional Requirement UMKM No. F unctional Requirement

1. Melihat Laporan Pemesanan Barang 2. Melihat Laporan Komplain 3. Mengelola Data Produk 4. Mengelola Data Pesanan 5. Mengelola Status Pesanan 6. Mengelola Biaya Pengiriman 7. Mengelola Data User/Customer 8. Mengelola Komplain

9. Mengelola Info Terbaru 10. Edit Profil dan Password

Tabel 3. F unctional Requirement Admin e-Marketing Kabupaten No. F unctional Requirement

1. Mengelola Admin UMKM 2. Mengelola Data Desa 3. Mengelola Data Kecamatan 4. Mengelola Kategori Produk

5. Melihat Statistik per Tahun tiap Kategori 6. Melihat Rekap Komplain

7. Melihat Rekap Transaksi per Kategori 8. Edit Password

b. Analisis Sistem

Analisis dilakukan terhadap e-Marketing tingkat Kabupaten/Kota yang dibuat berdasar requirement. Hasil analisis berupa list fungsi API Web service dan list fitur yang akan dikembangkan untuk e-Marketing tingkat Provinsi.

Gambar 3. Skema e-Marketing Provinsi Pada gambar 3 di atas dijelaskan bagaimana kumpulan Marketing tingkat Kabupaten/Kota membentuk e-Marketing baru di tingkat Provinsi. Dan berikut hasil analisis untuk fungsi API Web service.

Tabel 4. List Fungsi Web service

No. Class Fungsi

1. api_barang Barang 2. api_barang barang_umkm 3. api_barang barang_all 4. api_barang barang_kategori 5. api_pemesanan pemesanan 6. api_pemesanan histori_detail 7. api_pemesanan biaya_pengiriman 8. api_komplain komplain 9. api_komplain histori_komplain 10. api_faq faq

11. api_info info_terbaru 12. api_user signup 13. api_user cek_username 14. api_user edit_profil 15. api_user ganti_password 16. api_report rekap_transaksi 17. api_report rekap_pemasukan 18. api_report umkm_all 19. api_report umkm

20. api_report penjualan_kategori_per_tahun 21. api_report rekap_komplain

Dan berikut functional requirement untuk Admin e-Marketing Provinsi.

Tabel 5. Fuctional Requirement Admin Provinsi No. F unctional Requirement

1. Melihat Data UMKM

2. Melihat Rekap Transaksi per Kategori 3. Melihat Rekap Komplain per Kategori 4. Melihat Statistik Penjualan per Periode 5. Melihat Rekap Pemasukan per Kategori 6. Mengelola Setting API Kabupaten 7. Memperbaharui produk di sisi Provinsi

c. Pembangunan e-Marketing Provinsi

Pembangunan e-Marketing Provinsi dan API Web Service menggunakan bahasa pemograman PHP dengan framework CodeIgniter.

d. Pengujian

Pada tahap ini dilakukan pengujian Blackbox untuk testing e-Marketing Provinsi dan testing response time untuk API Web service.

V. HASIL

a. Gambaran Umum Aplikasi

Aplikasi e-Marketing Provinsi ini adalah sebuah prototype aplikasi dengan cara kerja memanfaatkan Web service dari e-Marketing Kabupaten. Sebelum dapat berinteraksi dan memanfaatkan data, dibutuhan pengaturan berupa alamat API Web service. Setelah pengaturan dilakukan, e-Marketing Provinsi dapat digunakan meliputi fungsi e-Marketing secara umum maupun fungsi rekap data.

b. Implementasi


(2)

commit to user

API Web Service e-Marketing Kabupaten dibuat berdasarkan database e-Marketing Kabupaten. Pengelolaan data pada Kabupaten ditunjukkan pada relational database berikut.

Gambar 4. Relational Database e-Marketing

2. Tabel Database di e-Marketing Provinsi

Dalam e-Marketing Provinsi dibutuhkan sebuah tabel dalam database yang menyimpan pengaturan dan list API yang digunakan. Berdasarkan list API ini, Marketing Provinsi dapat berinteraksi dengan e-Marketing Kabupaten. Tabel list API Kabupaten dijelaskan pada tabel 6 di bawah ini.

Tabel 6. Tabel Kabupaten

No. Nama Jenis

1. id_kabupaten VARCHAR (3)

2. nama_kabupaten VARCHAR (20)

3. api VARCHAR (50)

Agar beban load web tidak terlalu tinggi akibat akses produk ke banyak API, dilakukan penyimpanan data barang di sisi Provinsi. Fungsi penyimpanan data barang dilakukan di sisi admin dengan tabel tampung barang. Data barang dari API yang sudah terlist akan bisa diproses dan disimpan datanya di e-Marketing Provinsi. Tabel Tampung Barang dijelaskan pada Tabel 7 dibawah ini.

Tabel 7. Tabel Tampung Barang

No. Nama Jenis

1. id_tampung INT (6)

2. id_barang INT (6)

3. rating ENUM (1,2,3,4,5)

4. id_umkm INT (5)

5. id_kategori INT (2) 6. nama_barang VARCHAR (20) 7. foto_barang VARCHAR (100)

8. harga INT (10)

9. deskripsi TEXT

10. lama_pembuatan VARCHAR (10)

11. nama_umkm VARCHAR (50)

12. nama_kategori VARCHAR (50) 13. id_kabupaten VARCHAR (3)

14. berat FLOAT

Tabel customer berfungsi agar customer bisa login di sisi e-Marketing Provinsi dan dengan menggunakan username dapat mengirimkan data pemesanan ke e-Marketing Kabupaten saat melakukan pemesanan barang. Adapun tabel customer di sisi Provinsi memiliki format yang sama dengan tabel customer di sisi Kabupaten/Kota. Tabel Customer di sisi provinsi dijelaskan pada Tabel 8 di bawah ini.

Tabel 8. Tabel Customer

No. Nama Jenis

1. username VARCHAR (10)

2. KTP VARCHAR (16)

3. nama_customer VARCHAR (20)

4. tanggal_lahir DATE

5. jenis_kelamin ENUM (Laki-laki, Perempuan) 6. alamat_customer TEXT

7. email_customer VARCHAR (20) 8. telepon_customer VARCHAR (15)

9. pekerjaan VARCHAR (20)

10. kabupaten_customer VARCHAR (20)

11. password VARCHAR (20)

2. Fitur List Produk dan Info

Gambar 5. Halaman Utama

Gambar 5 di atas merupakan Halaman Utama atau Beranda dari e-Marketing Provinsi. Halaman ini menggunakan data Database e-Marketing Provinsi yang terlebih dahulu sudah mengambil data dari e-Marketing Kabupaten dengan memanfaatkan API Barang. Di halaman Beranda juga memanfaatkan API Info untuk menampilkan Info terbaru dari e-Marketing Kabupaten masing-masing.


(3)

commit to user

3. Fitur Pemesanan

Gambar 6. Halaman Keranjang Belanja

Pada Gambar 6 merupakan Keranjang Belanja dimana Customer dapat memasukkan produk yang akan dipesan sebelum Check Out. Pada proses selanjutnya Customer akan dihadapkan pada Konfirmasi Akun

Gambar 7. Konfirmasi Akun

Gambar 7 menunjukan proses Konfirmasi Akun. Pada proses ini, field Kabupaten yang berisi Kabupaten/Kota Customer akan dijadikan pedoman untuk biaya pengiriman dengan memanfaatkan API Pemesanan – Biaya Pengiriman.

Gambar 8. Konfirmasi Biaya/Detail Belanja

Proses selanjutnya adalah konfirmasi Biaya, ditunjukkan pada Gambar 8. Perhitungan Belanja sudah ditotal dengan Biaya Pengiriman. Jika Customer sudah setuju, e-Marketing Provinsi akan memanfaatkan API Pemesanan untuk melakukan post Pemesanan ke e-Marketing Kabupaten terkait.

4. Fitur Manajemen Profil dan Riwayat

Pemesanan

Customer dapat mengelola akun mereka di halaman Profil. Di halaman profil, customer dapat mengganti detail profil dan password mereka dengan memanfaatkan API User. Selain itu customer juga dapat melihat Histori Pemesanan dengan fungsi yang memanfaatkan API Pemesanan.

Gambar 10. Riwayat Pemesanan

Gambar 10 di atas adalah Riwayat Pemesanan yang didapat dengan memanfaatkan API Pemesanan e-Marketing Kabupaten.

5. Fitur Komplain dan Riwayat Komplain

Customer dapat mengirimkan komplain kepada UMKM yang pernah melakukan transaksi. Fitur Komplain dan Histori Komplain memanfaatkan API Komplain. Gambar 11 di bawah merupakan Histori Komplain.

Gambar 11. Histori Komplain

6. Fitur Tampung Data Barang

Gambar 12. Perbaharui Data Barang

Di sisi Admin, Admin dapat menggunakan fungsi Perbaharui Data Barang untuk menampung Data Barang dari e-Marketing Kabupaten. Gambar 12 di atas menunjukkan fungsi tampung barang. Fungsi ini memanfaatkan API Barang.

7. Fitur Laporan

Fitur ini berada di sisi Admin dengan memanfaatkan API Report di e-Marketing Kabupaten. Terdapat beberapa fitur laporan seperti


(4)

commit to user

Rekap Transaksi, Rekap Pemasukan, Rekap UMKM, Rekap Komplain dan Rekap Penjualan per Tahun.

Gambar 13. Rekap Pemasukan

Gambar 13 di atas merupakan Rekap Pemasukan. Dan Gambar 14 di bawah ini merupakan Rekap Penjualan per Tahun yang divisualisasikan dalam bentuk grafik.

Gambar 14. Penjualan per Tahun

c. Pengujian

Setelah system selesai dibangun dilakukan dua pengujian. Pengujian API web service untuk response time dan pengujian e-Marketing tingkat Provinsi dengan menggunakan metode Blackbox. Pengujian pertama dilakukan di Server Online dengan mengakses fungsi-fungsi web service sebanyak 10 kali dalam kurun waktu tiap menit. Berikut diperoleh Hasil pengujian.

Tabel 9. Tabel Pengujian Web service

Class Function Response time (ms)

Best Worst Average

api_barang barang 259 662 312.8

api_barang barang_umkm 177 309 233.3

api_barang barang_all 197 298 251.3

api_barang barang_kategori 171 302 229

api_pemesanan pemesanan 382 728 490.6

api_pemesanan histori_detail 265 731 365.5 api_pemesanan biaya_pengiriman 175 284 195.3

api_komplain komplain 270 1079 401.6

api_komplain histori_komplain 271 314 286.1

api_faq faq 140 693 216.1

api_info info_terbaru 176 291 227.2

api_user signup 356 536 432

api_user cek_username 272 286 278.5

api_user edit_profil 422 614 508.7

api_user ganti_password 251 820 438.3

api_report

rekap_transaksi_per_

kategori 259 893 384.6

api_report

rekap_pemasukan_p

er_kategori 205 833 322.9

api_report umkm_all 158 759 270.5

api_report umkm 199 819 383.9

api_report

penjualan_kategori_

per_tahun 255 427 291.8

api_report rekap_komplain 270 765 364.1

Gambar 15 di bawah ini adalah tampilan grafik secara rata-rata untuk semua fungsi yang dimiliki API web service e-Marketing Kabupaten saat dilakukan testing online sebanyak 10 kali.

Gambar 15. Grafik Rata-Rata Pengujian Web service

Response time untuk API Web service memiliki rata-rata waktu 454.2 ms untuk method POST dan 288.3 ms untuk method GET. Sedangkan untuk pengujian Blackbox dilakukan dengan mengetes setiap fungsi di e-Marketing tingkat Provinsi. Hasil pengujian Blackbox diperoleh sistem sudah mengeluarkan output yang sesuai dengan input dan sistem berfungsi dengan semestinya.

VI. PEMBAHASAN

Berdasarkan Penelitian Construction of Provincial Unified E-Commerce Information Platform[12] dalam pembangunan aplikasi e-commerce di tingkat provinsi diperlukan penyesuaian di tingkat kabupaten/kota. Penyesuaian dilakukan pula dalam penelitian ini. Dengan membuat aturan dan model e-marketing dan API Web service di tingkat kabupaten/kota dapat membentuk unified e-marketing di tingkat provinsi. Pembangunan dan Penggunaan API Web Service digunakan sebagai pertukaran data antar aplikasi, di mana berdasarkan penelitian Data Exchange Based on Web Service[10] pertukaran data dapat dilakukan dengan baik melalui Web Service dan memiliki kemungkinan untuk dikembangkan di platform yang berbeda.


(5)

commit to user

Pemilihan format data JSON berdasarkan penelitian Comparison of JSON and XML Data Interchange Formats: A Case Study[11] di mana format data JSON menggunakan resource lebih sedikit dibandingkan XML. Penerapan format data JSON ini menghasilkan API Web Service dengan nilai rata-rata waktu 454.2 ms untuk method POST dan 288.3 ms untuk method GET.

VII.KESIMPULAN

Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Penelitian menghasilkan API Web service e-Marketing Kabupaten yang memungkinkan pengembangan di platform yang berbeda dan pembangunan aplikasi dengan ruang lingkup lebih luas.

2. Penelitian menghasilkan e-Marketing Provinsi yang dibuat dengan memanfaatkan API Web Service e-Marketing di Tingkat Kabupaten. Melalui e-Marketing Provinsi dapat memonitoring penjualan sekaligus rekap data dari e-Marketing Kabupaten dan menjadi Unified e-Marketing dengan produk-produk yang berasal dari Kabupaten.

3. Response time untuk API Web service memiliki rata-rata waktu 288.3 ms untuk method POST dan 454.2 ms untuk method GET.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Jauhari, Jaidan. 2010. Upaya Pengembangan Usaha Kecil Dan Menengah (UKM) Dengan Memanfaatkan E-Commerce. Jurnal Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer UNSRI.

[2] Jinling, Chang et all. 2009. Modeling E-Commerce Website Quality with Quality Function Deployment, IEEE International Conference on Deployment eBusiness Engineering. 21-23 Oct. 2009.

[3] Meeker, Mary. Wu, Liang. 2013. Internet Trends D11 Conference. Kleiner Perkins Caufield & Byers. 29 June 2015. [4] Jansen, B.J. 2006. An Examination Of Searcher’s Perceptions

Of Nonsponsored And Sponsored Links During E-commerce Web Searching. Journal Of The American Society For Information Science And Technology, 57(14):1949–1961. [5] Alexander, Y.Y. 2002. Enabling E-Commerce Growth Through

The Social Construction Of A Virtual Community’s Culture. Journal of Electronic Commerce Research, VOL. 3, NO. 4, 2002 Page 279.

[6] Anonim. 2012. UMKM Serap Tenaga Kerja Lebih Besar. Berita Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Republik 26 Januari 2012.

[7] Tambunan, Tulus T.H. 2015. Peluang, Tantangan dan Ancaman Bagi UMKM Indonesia dalam Era CAFTA dan ME-ASEAN 2015. Seminar dan Konferensi Nasional Magister Manajemen Universitas Muria Kudus.

[8] Rahmana, Arief. 2009. Peranan Teknologi Informasi dalam Peningkatan Daya Saing Usaha Kecil Menengah. Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009). [9] Anonim. 2012. Sandingan Data UMKM: Perkembangan Data

Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dan Usaha Besar (UB) Tahun 2011-2012. Badan Pusat Statistik.

[10] Zhang, C., Hu, Y., Zhang, G., & Sha J. 2006. Data Exchange Based on Web services. International Journal of Computer Science and Network Security, VOL.6 No.5A. [11] Nurseitov, N., Paulson, M., Reynolds, R., & Izurieta, C.

2009. Comparison of JSON and XML Data Interchange Formats: A Case Study. ISCA 22nd International Conference on Computer Applications in Industry and Engineering, CAINE.

[12] Zhong, Cuixiang & Huang, Minghe. 2009. Construction of Provincial Unified E-commerce Information Platform. Proceedings of the 2009 International Symposium on Web

Information Systems and Applications (WISA’09).

[13] Undang-Undang UMKM (Usaha Mikro, Kecil & Menengah): Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Pustaka Mahardika.

[14] Chaffey, Chadwick, Johnston, Mayer. 2006. Internet Marketing: Strategy, Implementation and Practice. Prentice Hall.

[15] Erl, Thomas. Service Oriented Architecture (SOA): Concepts, Technology and Design. Pretince Hall.

[16] Rajib Mall, “Fundamentals of Software Engineering”, New Delhi, PHI Learning Pvt. Ltd., 2004.


(6)