Proses produksi acara supermama seleb concert yang ditayangkan secara live oleh Indosiar DESMANITA SAPUTRI

(1)

LAPORAN KULIAH KERJA MEDIA

PROSES PRODUKSI ACARA

SUPERMAMA SELEB CONCERT

YANG DITAYANGKAN SECARA LIVE OLEH INDOSIAR

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Meraih

Sebutan Profesional Ahli Madya Dalam Bidang Penyiaran

Komunikasi Terapan

Disusun oleh :

Desmanita Saputri

NIM : D1405017

PROGRAM DIII KOMUNIKASI TERAPAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

PERSETUJUAN

Tugas Akhir Berjudul :

PROSES PRODUKSI ACARA SUPERMAMA SELEB CONCERT

YANG DITAYANGKAN SECARA LIVE OLEH INDOSIAR

Karya :

Nama : DESMANITA SAPUTRI NIM : D1405017

Konsentrasi :

PENYIARAN

Disetujui Untuk Dipertahankan Dihadapan Panitia Penguji Tugas Akhir Program Diploma III Komunikasi Terapan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta,……….. Menyetujui

Dosen Pembimbing,

Drs. Aryanto Budhi S, M.Si NIP. 131 633 897


(3)

PENGESAHAN

Tugas akhir ini telah Diujikan dan Disahkan oleh Panitia Ujian Tugas Akhir Program Diploma III Komunikasi Terapan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Hari : ………..

Tanggal : ………..

Panitia Ujian Tugas Akhir :

Ketua

Drs. Surisno Satriyo U, M.Si NIP. 131 471 448

Anggota

Drs. Aryanto Budhi S, M.Si NIP. 131 633 897

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret

Surakarta

Dekan,

Drs. H. Supriyadi SN, SU NIP. 130 936 616


(4)

MOTTO

· “Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan yang dilakukan Allah dari awal sampai akhir.” (Pengkotbah 3:11)

· Hadapi semua tanpa menyerah, namun berserahlah kepada-Nya, karena masa depan yang cerah ada di tangan-Nya.


(5)

PERSEMBAHAN

Penulis mempersembahkan karya ini kepada :

· Mama dan Papa yang selalu mendoakan serta memberikan semangat dan kasih sayang

· Kakak yang selalu menyayangiku

· Teman terdekatku yang selalu ada saat aku membutuhkan

· Sahabat-sahabatku yang selalu men-support-ku

· Teman-teman Broadcast ’05 dan PMK Fisip


(6)

KATA PENGANTAR

Puji Tuhan penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena penulis dapat menyelesaikan masa Kuliah Kerja Media (KKM) selama 1 bulan. Berkat tuntunan-Nya pula, penulis dapat menyelesaikan laporan kegiatan ini di Divisi Produksi Acara “Supermama Seleb Concert” sebagai tim kreatif. Penulis merasa sangat beruntung mendapatkan kesempatan yang sangat berharga ini.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran proses pelaksanaan kegiatan ini. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih secara khusus kepada :

1. Bapak Drs. H. Supriyadi SN, SU selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Drs. Aryanto Budhi S, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan kemudahan dalam melaksanakan KKM ini. 3. Bapak Dody Jufipriyanto selaku Manager Produksi non drama PT.

Indosiar Visual Mandiri dan merangkap sebagai Eksekutif Produser acara “Supermama Seleb Concert”, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat melaksanakan kegiatan KKM di Indosiar.

4. Ibu Sri dari HRD Indosiar, yang telah memberikan penulis kemudahan dalam bekerja.

5. Bapak Bapak Farry Yusbiakto selaku Produser acara “Supermama Seleb Concert”, yang telah memberikan pengarahan selama KKM. 6. Mbak Putu, Mbak Risna, Lina, dan Ono, selaku tim kreatif dan

pengarah acara tim “Supermama Seleb Concert” yang telah membantu penulis dalam memberikan informasi yang penulis butuhkan.


(7)

7. Vidi, Pak Joko dan seluruh tim EFP Indosiar yang telah memberikan ilmu dan pengarahan kepada penulis.

8. Parno, Pak Gerry, Pak Bujok, Pak Arnold dan para kru lainnya yang telah mengajari penulis banyak hal.

9. Mama, Papa dan Kakak yang telah memberikan banyak dukungan serta semangat, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik.

10.Yoga, teman terdekatku yang selalu mengasihiku dan mendampingiku.

11.Vania, Dian Pethek, Bim2, B’jah, Etha, Ina dan semua sahabat-sahabatku PMK D3 & S1 Fisip yang selalu mendoakan dan memberi dukungan.

12.Ganis, Nana, Devina Tunk2, Tika, dan teman-teman Broadcast 2005 untuk dukungannya.

13.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, atas dukungan moril dan materiilnya.

Semoga kebaikan Bapak, Ibu, dan Saudara akan mendapatkan balasan-Nya dan semoga juga pengalaman penulis selama mengikuti kegiatan ini dapat bermanfaat sebagai bekal berharga untuk persiapan terjun ke dunia kerja nantinya.

Surakarta, Juli 2008


(8)

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL………... i

PERSETUJUAN……… ii

PENGESAHAN………. iii

MOTTO………. iv

PERSEMBAHAN……….. v

KATA PENGANTAR………... vi

DAFTAR ISI……….. viii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……….. 1

B. Tujuan Praktek Kerja Lapangan……….. 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komunikasi……… 6

B. Ciri-ciri Komunikasi Massa………. 6

C. Fungsi Televisi Sebagai Media Massa………. 7

D. Prinsip-prinsip Televisi……… 8

E. Kelebihan dan Kelemahan Televisi………. 9

F. Format Station……….. 11

G. Tahap Pelaksanaan Acara……….13


(9)

BAB III DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

A. Profil Perusahaan………. 20

B. Sejarah Indosiar………...20

C. ID Indosiar………23

D. Target Indosiar………. 24

E. Misi dan Visi Indosiar……….. 25

F. Keunggulan Indosiar……… 25

G. Struktur Umum Perusahaan……….……….27

H. Umum………...29

BAB IV DESKRIPSI KEGIATAN DAN HASIL MAGANG A. Gambaran Acara……….. 34

B. Hambatan dan Kendala………45

C. Hasil Magang………... 46

D. Proses Produksi Acara Supermama Seleb Concert...50

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………... 61

B. Saran……….. 63

DAFTAR PUSTAKA………65 LAMPIRAN


(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan informasi manusia yang semakin meningkat berjalan seiring perkembangan teknologi yang semakin pesat pula. Sehingga dalam berkomunikasi kita dapat lebih canggih, cepat, aktual dan faktual dalam mendapatkan informasi. Hal ini memicu para industri media massa untuk semakin bersaing dalam menyajikan kebutuhan informasi yang modern saat ini.

Salah satu media penyiaran yaitu televisi telah mampu mengubah dunia dalam mengembangkan pola pikir setiap individu. Televisi memiliki keunggulan dibandingkan media cetak yaitu mampu menyampaikan pesan yang relatif cepat serta menyiarkan suatu perisitiwa yang tengah berlangsung melalui siaran reportase. Selain itu televisi memiliki keunggulan dalam waktu siarannya yaitu 24 jam tiap harinya. Dalam hal ini diharapkan adanya output siaran yang berkualitas dan berbobot di dalamnya. Program-program acaranya wajib mengandung informasi, pendidikan, hiburan, dan manfaat untuk pembentukan intelektualitas, watak, moral, kemajuan, kekuatan bangsa, serta mengamalkan nilai-nilai agama dan budaya Indonesia.

Kuatnya dampak yang ditimbulkan dari siaran televisi, maka dibutuhkan perencanaan siaran yang matang. Sehingga setiap mata acara


(11)

yang akan diproduksi dan disiarkan akan menghasilkan siaran yang sempurna. Diperlukan juga kerja sama yang solid antara manusia yang mengelola siaran, teknik serta administrasi dalam suatu perencanaan yang efektif dan efisien. Sehingga akan tercipta mata acara siaran yang menarik bagi khalayak yang akhirnya khalayak mendapatkan manfaat dari mata acara tersebut. Diantaranya yaitu dapat meningkatkan martabat manusia serta menempatkan diri sebagai makhluk individu, sosial dan ciptaan Tuhan.

Banyaknya jenis mata acara siaran, menggubah para instansi media pertelevisian, untuk selalu menyajikan mata acara yang variatif. Adapun jenis mata acara siaran televisi seperti variety show, kuis, news, sinetron, musik, dan lain-lain. Setiap mata acara disajikan secara live (langsung) dan recorded (tidak langsung / rekaman). Dalam menyiarkan acara ada yang di dalam Studio dan di luar Studio (Outside Broadcasting). Hal ini tergantung dari keputusan Produser dimana acara tersebut akan diselenggarakan. Dengan menyiarkan mata acara siaran selama 24 jam sehari, maka kebutuhan manusia akan informasi dan hiburan akan terpenuhi. Sifat dan durasi setiap mata acara juga telah dirancang oleh instansi televisi yang bersangkutan. Sehingga prosentase mata acara dapat terbagi rata sesuai kebutuhan.

Waktu penayangan mata acara juga menjadi pertimbangan yang penting dalam menyiarkan suatu acara. Karena hal tersebut merupakan salah satu faktor kesuksesan suatu mata acara. Hal ini sangat


(12)

mempengaruhi banyaknya audience karena waktu penayangan yang tepat. Ketertarikan audience akan suatu acara, tentunya akan mempengaruhi rating acara tersebut. Sehingga dapat dinilai apakah program acara tersebut akan berhasil atau tidak.

Sehubungan dengan tersebut, maka salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia yaitu PT. Indosiar Visual Mandiri (Indosiar), memiliki program-program acara yang dikemas semenarik mungkin. Ketatnya persaingan antar stasiun televisi swasta dalam menarik minat audience, Indosiar memilih program acara hiburan untuk menjadi program andalannya. Terbukti berhasil setelah Indosiar menayangkan program variety show yang mencari bakat baru dalam bidang menyanyi yaitu program acara Akademi Fantasi Indonesia (AFI). Setelah acara tersebut, Indosiar kembali mengembangkan program-program acara serupa yaitu AFI Junior, KondangIn, StarDut, dan MamaMia. Terakhir dengan suguhan acara yang cukup fresh diterima khalayak yaitu adanya program MamaMia.

Dengan kesuksesan acara MamaMia dan memanfaatkan peluang yang ada, maka Indosiar kembali mengadakan acara yang hampir serupa yaitu SuperMama Seleb Concert. Adanya acara tersebut yang cukup maksimal, variatif dan efisien akan budget, dapat mencapai perolehan rating yang memuaskan sehingga memberikan kepercayaan kepada para pemasang iklan. Semua hal tersebut, merupakan latar belakang pihak


(13)

Indosiar menyiarkan acara SuperMama Seleb Concert yang dapat menjadi program andalan yang dimiliki divisi non drama.

Maka dengan ini penulis ingin memberikan laporan tentang proses produksi acara live Supermama Seleb Concert yang ditayangkan oleh Indosiar sehingga menghasilkan sajian acara yang dapat menarik minat audience selama ± 6 jam dari sebuah kompetisi bernyanyi para selebritis. Dengan adanya acara tersebut pula, menambah deretan program variety show yang disiarkan secara live dan dapat mendongkrak rating stasiun televisi Indosiar. Hal ini terbukti dari minat khalayak yang sangat antusias akan tayangan ini. Oleh karena itu, penulis ingin menelusuri dan melaporkan kegiatan magang yang penulis lakukan di PT. Indosiar Visual Mandiri mengenai “Bagaimana Proses Produksi Acara Supermama Seleb Concert Yang Ditayangkan Secara Live Oleh Indosiar?”.

C. Tujuan Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Tujuan utama yang ingin dicapai penulis adalah :

1. Untuk melengkapi sebagai persyaratan dalam menyelesaikan kuliah dan mendapat sebutan Ahli Madya (A.Md) jurusan Penyiaran di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret.

2. Agar penulis dapat mengaplikasikan teori-teori selama perkuliahan khususnya bidang produksi acara televisi.


(14)

3. Mengamati, memahami dan terlibat langsung dalam proses produksi sebuah acara variety show secara live di televisi khususnya di Indosiar.

4. Sebagai wahana menambah ilmu tentang produksi televisi, khususnya menambah pengalaman dan ilmu dari proses produksi acara non drama di Indosiar.


(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Komunikasi

Istilah “komunikasi” berasal dari “communicatus” dalam bahasa latin yang artinya “berbagi” atau menjadi milik bersama”. Sehingga komunikasi dapat diartikan sebagai proses dimana seseorang berusaha untuk memberikan pengertian atau pesan kepada orang lain melalui pesan simbolis. Komunikasi bisa dilakukan secara langsung maupun tidak langsung dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang tersedia.

B. Ciri-ciri Komunikasi Massa

Para ahli komunikasi berpendapat bahwa yang dimaksudkan dengan Komunikasi Massa (Mass Communication) adalah Komunikasi melalui media massa; jelasnya, merupakan singkatan dari Komunikasi Media Massa ( Mass Media Communication ). Sehubungan dengan itu, dalam berbagai literatur sering dijumpai istilah “ Mass Communications “ (pakai s) selain Mass Communication (tanpa s). Arti Mass Comunications (pakai s) sama dengan mass media atau dalam bahasa Indonesiannya media massa. Sedang yang dimaksudkan dengan Mass Communication (tanpa s) adalah Prosesnya, yakni Proses Komunikasi Melalui Media Massa. (Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A., Televisi Siaran Teori dan Praktek, Bandung, Mandar Maju, 1993 hlm 12

Media Massa sebagai saluran komunikasi massa merupakan lembaga, yakni suatu institusi atau organisasi. Karena itu komunikatornya melembaga atau dalam bahasa asing disebut Institutionalized Communicator atau Organized Communicator. Berdasarkan kenyataan


(16)

tersebut, maka komunikator pada komunikasi massa dinamakan juga Komunikator Kolektif (Collective Communicator). Karena tersebarnya pesan komunikasi massa merupakan hasil kerja sama sejumlah kerabat kerja. Karena sifatnya kolektif, maka komunikator yang terdiri dari sejumlah kerabat kerja itu mutlak harus mempunyai keterampilan yang tinggi dalam bidangnya masing-masing.

C. Fungsi Televisi Sebagai Media Massa

Seperti halnya dengan media massa lainnya, televisi pada hakekatnya mempunyai tiga fungsi. Yakni Fungsi Penerangan, Pendidikan, dan Hiburan.

1. Fungsi Penerangan (The Information Function)

Dalam melaksanakan fungsinya sebagai sarana penerangan, Stasiun televisi selain menyiarkan informasi dalam bentuk siaran pandangan mata atau berita yang dibacakan penyiar, dilengkapi gambar-gambar yang sudah tentu faktual. Juga diskusi panel, ceramah, komentar,dll yang kesemuanya realistis.

2. Fungsi Pendidikan (The Educational Function)

Sebagai media komunikasi massa, televisi merupakan sarana yang ampuh untuk menyiarkan acara pendidikan kepada khalayak yang jumlahnya begitu banyak secara simultan. Hal ini dinamakan Educational Television (ETV), yakni acara pendidikan yang disisipkan ke dalam siaran yang sifatnya umum; dengan demikian acara pendidikan seperti itu termasuk pendidikan informal. Karena keampuhannya itulah, maka fungsi pendidikan yang dikandung televisi ditingkatkan lagi sehingga menjadi sarana pendidikan formal jarak jauh. Televisi siaran jenis ini disebut Instructional Television (ITV).

3. Fungsi Hiburan (The Entertainment Function)

Dikebanyakan Negara, terutama yang masyarakatnya bersifat agraris. Fungsi hiburan yang melekat pada televisi siaran, tampaknya dominan. Sebagian besar dari alokasi waktu masa


(17)

siaran diisi oleh acara-acara hiburan. Hal ini dapat dimengerti, oleh karena itu pada layar televisi dapat ditampilkan gambar hidup beserta suaranya bagaikan kenyataan. Dan dapat dinikmati juga di rumah oleh seluruh keluarga, serta dapat dinikmati oleh khalayak yang tidak mengerti bahasa asing, bahkan tuna aksara.

( Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A., Televisi Siaran Teori dan Praktek, Bandung, Mandar Maju, 1993 hlm.24 )

D. Prinsip-prinsip Televisi

Seperti halnya dengan radio yang sama-sama merupakan media massa elektronik, televisi siaran yang begitu besar manfaatnya bagi kehidupan manusia seperti sekarang. Mengalami proses perkembangan yang panjang. Kemajuan dan perkembangan televisi tidak lepas dari teleskop (telescope) oleh Galilei pada tahun 1608. Teropong atau alat penglihat jauh (tele berarti jauh, scopein berarti melihat). Pada waktu itu dianggap sebagai penemuan yang mempunyai arti penting bagi komunikasi jarak jauh dengan menggunakan isyarat-isyarat.

Sesudah tahun 1800, yakni ditemukannya elemen-galvanik yang memungkinkan dibangkitkannya aliran listrik, maka cara-cara baru untuk berkomunikasi jarak jauh itu lebih dapat dikembangkan. Pada tahun 1835 seorang Amerika bernama S. Morse menemukan telegraph (tele berarti jauh, graphein berarti menggambar atau menulis) yang memungkinkan pengiriman dan perekaman isyarat-isyarat dalam jarak jauh.

Setelah ditemukannya sistem komunikasi jarak jauh, para cendikiawan mempunyai pikiran yang lebih jauh bahwa akan lebih baik apabila komunikasi jarak jauh itu bukan dengan cara pengiriman dan penerimaan dalam bentuk titik dan garis, melainkan suara manusia. Pada


(18)

waktu itu sudah diketahui bahwa dapat didengarnya suara oleh manusia adalah dikarenakan getaran-getaran udara. Dan bahwa getaran-getaran tersebut disebabkan perubahan tekanan halus pada udara.

Dengan terjadinya kemajuan itu, tidak mengherankan kalau kemudian timbul harapan-harapan yang lebih dari pada itu. Yakni ditemukannya alat yang memungkinkan dapat terlihatnya sesuatu dari jarak jauh dengan kemampuan menghilangkannya rintangan-rintangan yang biasa menutupi penglihatan. Yang diinginkan adalah perkembangan dari teleskop, yakni televisi (television) yang bebas dari penghalang untuk melihatnya (tele berarti jauh, vision berarti penglihatan).

Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi batas antara satu negara dengan negara lainnya terlebih setelah digunakannya satelit untuk memancarkan televisi.

(Dedy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi, Bandung, Remaja Rosdakarya Offset, 2005 hlm 4)

E. Kelebihan dan Kelemahan Televisi

Apa sebenarnya yang menyebabkan televisi mampu menjadi primadona dalam menayangkan iklan atau menjadi pilihan banyak perusahaan dalam mengkomunikasikan produknya. Karena televisi memiliki beberapa kelebihan, Yaitu :

1. Kelebihan Televisi


(19)

Banyak pengiklan memandang televisi sebagai media yang paling efektif untuk menyampaikan pesan-pesan komersialnya. Salah satu keunggulannya adalah kemampuan menjangkau khalayak sasaran yang sangat luas. Jutaan orang menonton televisi secara teratur.

Televisi selain mampu menjangkau khalayak sasaran yang dapat dicapai oleh media lainnya, juga dapat menjangkau khalayak yang tidak terjangkau oleh media cetak. Jangkauan massal ini menimbulkan efisiensi biaya untuk menjangkau setiap kepala.

b. Dampak yang Kuat

Keunggulan lainnya adalah Kemampuannya menimbulkan dampak yang kuat terhadap konsumen, dengan tekanan pada sekaligus dua indera : penglihatan dan pendengaran. Televisi juga mampu menciptakan kelenturan bagi pekerjaan-pekerjaan kreatif dengan mengombinasikan gerakan, kecantikan, suara, warna, drama dan humor. c. Pengaruh yang Kuat

Akhirnya, televisi mempunyai kemampuan yang kuat untuk mempengaruhi persepsi khalayak sasaran. Kebanyakan masyarakat meluangkan waktunya dimuka televisi, sebagai sumber berita, hiburan, dan sarana pendidikan. Kebanyakan calon pembeli lebih “percaya” pada perusahaan yang mengiklankan produknya di televisi daripada yang tidak sama sekali. Ini adalah Cerminan bonafiditas pengiklan. (Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 1993 hlm 122)

Selain beberapa kelebihan yang dimiliki oleh televisi, televisi juga memiliki beberapa kelemahan-kelemahan. Diantaranya adalah :

2. Kelemahan Televisi

a. Tidak dapat diulang. b. Isi didengar hanya sekilas.

c. Distribusi dilakukan melalui pemancar atau transmisi memerlukan dana yang tidak sedikit.

d. Memerlukan biaya yang absolute yang sangat ekstrim untuk memproduksi dan menyiarkan siaran komersial. e. Kecenderungan televisi menempatkan khalayaknya sebagai

objek yang pasif, untuk menerima pesan. f. Khalayak yang tidak selektif.

Televisi tetap sebuah media yang selektif, segmentasinya tidak setajam surat kabar atau majalah.


(20)

(Rhenald Kasali, Manajemen Periklanan Konsep dan Aplikasinya di Indonesia, Jakarta, Pustaka Utama Grafiti, 1993 hlm 122)

F. Format Station

Sebuah televisi komersial mencari uang dengan menargetkan audience yang ingin disasar. Ini dalam hubungannya dengan pemasang iklan komersial di televisi. Hal ini dapat dilihat dari produsen yang memilih format stasiun yang sama dengan calon pembeli produknya. Dengan kata lain, format yang spesifik akan memudahkan para produsen memilih media yang akan dia gunakan untuk memasang iklan.

Programming dan penjadwalan pada televisi komersial setidaknya sebagian besar didorong oleh kepentingan iklan. Pengiklan ingin diikutsertakan dalam program-program yang menarik perhatian khalayak dan yang sesuai dengan citra dan tujuan pemasaran mereka. Programer ingin membeli dan memesan program tersebut untuk menjual waktu kepada pengiklan. Penjadwal ingin menyusun program sehingga mereka memperbesar kesempatan jual ini. Ini merupakan syarat-syarat dari kontrak komersial yang berisi kekuatan pasar yang tidak mengekang. (Graeme Burton, Membincangkan Televisi: Sebuah Pengantar Kepada Kajian Televisi, Yogyakarta & Bandung, Jalasutra, 2007 hlm.139)

Ambisi untuk meraih pemirsa sebanyak-banyaknya memang tidak salah, bahkan merupakan keharusan. Sebab sebuah program acara sebagus apa pun jika tidak ditonton apalah artinya. Persoalan yang kemudian menjadi paradoks, yakni upaya-upaya yang dilakukan dalam menyusun program seringkali justru menciptakan segmentasi khalayak yang terbelah. Hal itu disebabkan oleh tingkat kompetisi yang begitu tajam dengan munculnya banyak stasiun televisi sementara kemampuan inovasinya sangat terbatas. Dalam situasi kompetitif semacam itu, inovasi menjadi sangat tidak menarik karena dalam perencanaan membutuhkan waktu yang


(21)

cukup banyak, biaya survei yang besar, dan tentu dengan spekulasi yang mendebarkan pula, namun begitu program tersebut mampu meraup pemirsa yang banyak. Stasiun televisi lain dengan tanpa merasa berdosa mengekor.

Banyak program inovatif yang menarik dan mampu menjadi tayangan yang eksklusif hanya berumur pendek karena banyak ditiru oleh stasiun televisi lain. Akibatnya, tayangan televisi menjadi cepat jenuh (overload) dan disusul dengan kegelisahan khalayak mencari tayangan lain. Sebagai contoh, ketika sebuah stasiun televisi berhasil merebut pemirsa dengan pertandingan tinju yang disiarkan secara langsung, beberapa stasiun televisi turut membuat program yang sama dengan nama program yang berbeda. Ketika sebuah stasiun televisi mencuat karena program infotainment yang melansir informasi (berita) seputar selebritis, stasiun lain tidak mau kalah. Demikian pula ketika sebuah stasiun televisi berhasil membuat program konser musik model festival, tanpa merasa berdosa dan tanpa merasa malu yang lain mengekor. Realitasnya, belum tentu yang pertama tampil sebagai “pemenang” dalam merebut pemirsa. Sebab pengekor biasanya telah mempelajari kelemahan-kelemahan sang pionir dan menutupinya dengan modifikasi tertentu. Maka, berlakulah motto: We are not the first but the best!.

Inilah paradoks program acara pada dunia pertelevisian kita, yang cenderung memproduksi pesan yang sama atau lebih tepatnya kaya dengan duplikasi. Akibatnya, ragam acara yang seharusnya menjadi tuntutan


(22)

publik karena publik berhak memperoleh tayangan sesuai dengan yang disukai, menjadi tidak terpenuhi. Khalayak berada dalam posisi tawar yang lemah, kecuali sekadar menjadi objek yang terkondisikan oleh program-program tersebut.

Persaingan stasiun televisi yang makin ketat menuntut para pengelolanya harus pandai mencari celah agar dapat bertahan hidup. Beberapa televisi yang semula bersifat umum dapat mengalihkan segmentasi pasarnya secara khusus. Begitu pula stasiun-stasiun televisi yang hadir belakangan ini dengan bendera segmentasi tertentu. Segmentasi ibarat pisau membelah rentang usia dan gaya hidup pemirsa. Dengan adanya segmentasi pasar, maka target konsumen yang terkait dengan pemirsa akan semakin jelas. Konsumen yang jelas inilah yang akan terus menerus dibidik oleh pemasang iklan dan produsen. Segmentasi pasar yang telah secara sadar diambil oleh masing-masing televisi akan menjadi faktor penentu keberhasilannya. Cara mengetahui suatu stasiun televisi dikatakan berhasil adalah dengan perolehan rating.

Oleh karena itu, untuk mendapatkan pengetahuan secara konkret, digelarlah penelitian tentang perilaku khalayak televisi (Television Audience Measurement, TAM) oeleh sebuah lembaga riset internasional yang sekarang bernama Nielsen Media Research (NMR). Berbagai data rating yang dikeluarkan oleh NMR ini tentu saja ditindaklanjuti oleh stasiun televisi dengan sejumlah tindakan konkret dan cepat. (Erica L. Panjaitan & TM. Dhani Iqbal, Matinya Rating Televisi, Jakarta, Obor Indonesia, 2006 hlm 21)

G. Tahap Pelaksanaan Acara

Menurut Alal Wurtzel, tahapan-tahapan dalam proses produksi televisi dibagi menjadi empat tahapan, yaitu Perencanaan produksi (pre


(23)

production planning), persiapan dan latihan (setup dan rehearsal), produksi (production), dan penyesuainan (post production).

(Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, Jakarta, Gramedia, 1997, hlm 72)

1. Perencanaan Produksi (pre production planning)

Merupakan proses awal dari sebuah kegiatan. Tahap ini merupakan tahap yang sangat penting, sebab apabila tahap ini dapat dilaksanakan dengan baik maka sebagian yang telah direncanakan sudah selesai. Tahap ini meliputi :

a) Membuat konsep, pengembangan konsep

b) Menetapkan tujuan dan melakukan pendekatan produksi c) Penulisan Naskah

d) Melakukan production meeting dengan kerabat kerja inti (key members)

e) Melakukan casting artis pendukung f) Menyusun anggaran yang diperlukan

2. Persiapan dan latihan (setup and rehearsal)

Tahapan ini merupakan persiapan-persiapan yang bersifat teknis dan dilakukan oleh tim inti bersama anggota kerabat kerjanya, dan mempersiapkan peralatan yang akan digunakan sampai mempersiapkan lokasi untuk setting lampu, audio maupun tata dekorasi. Setelah persiapan-persiapan selesai dilakukan tahap selanjutnya melakukan latihan baik dari anggota kerabat kerja sampai artis pendukungnya, mulai dari switcher,


(24)

penata lampu, penata suara, floor director, cameraman sampai ke pengarah acaranya. Latihan ini langsung dipimpin oleh pengarah acara.

3. Produksi (production)

Dimaksud dengan produksi adalah melaksanakan perubahan bentuk naskah auditif dan visual sesuai dengan kaidah-kaidah yag berlaku untuk di televisi. Pelaksanaan produksi tergantung dari tuntutan naskahnya, dengan demikian karakter produksi lebih ditentukan oleh karakter naskahnya.

Karakter produksi dibagi menjadi :

a) Produksi dilaksanakan di dalam atau di luar studio

Jenis produksi ini hasilnya disiarkan secara langsung atau direkam terlebih dahulu dan dalam menyelesaikan produksinya dapat melakukan post production atau dapat sekaligus jadi.

b) Produksi gabungan

Artinya sebagian produksi di luar studio, kemudian diberikan insert yang bahannya diproduksi di luar studio. c) Produksi Rekaman

Pelaksanaannya dapat dialksanakan dalam bentuk rekaman secara utuh (live on tape), rekaman dalam bentuk pembagian (recording in segment), rekaman dengan menggunakan kamera jinjing (Single camera single VTR),


(25)

rekaman dengan menggunakan beberapa kamera dan beberapa VTR (multi camera multiple VTR).

4. Penyesuaian (post production)

Merupakan tahap akhir kerja dari bahan yang telah diproduksi baik dengan satu kamera atau beberapa kamera.

Kegiatan pada tahap ini meliputi :

a) Melaksanakan editing baik dari gambar maupun suara / dubbing (online dan offline), menggunakan alat linier maupun non linier

b) Pengisian grafik baik yang berbentuk tulisan maupun bentuk yang lainnya

c) Pengisian narasi

d) Pengisian ilustrasi musik

e) Melakukan evaluasi terhadap hasil produksi

H. Proses Penyiaran Acara

1. Proses Penyiaran Acara dari Studio

Acara penyiaran televisi adalah hasil kerja kolektif sejumlah kerabat kerja. Jumlah mereka dan jenis keahliannya tergantung pada acara yang akan digarap. Kesibukan akan tampak terutama di ruang kendali (Control Master) dan di Studio, dimana acara akan disiarkan atau direkam. Di ruang kendali (Control Master) yang biasanya terletak lebih tinggi dari pada Studio, duduk secara berderetan menghadap Studio dan beberapa monitor prapandang (Preview Monitor) para kerabat kerja yang terdiri dari pengarah acara, pengawas cahaya dan pengawas suara. Sedang di Studio sibuk pula pengarah studio, asisten pengarah Studio, para cameraman, para juru gantar, juru doli, juru cahaya dan lain-lain sesuai tugasnya masing-masing. Demikian pula di ruang VTR juga terdpapat kesibukan juru video, juru audio, juru telecine, dan lain sebagainya.


(26)

(Darwanto, Produksi Acara Televisi, Jakarta, Gramedia, 1994, hlm 90) Dalam mengoperasikan semua peralatan ketika acara sedang berlangsung, maka semua kerabat kerja wajib tunduk kepada pengarah acara sebagai “komandan”, demikian pula para pengisi acara. Siaran, atau rekaman dimulai apabila semua peralatan yang menghasilkan gambar, suara, dan cahaya berfungsi optimal.

Dalam hal ini, geladi (rehearsal) harus benar-benar meyakinkan pengarah acara sehingga siaran atau rekaman dapat dilaksanakan dan tidak mengalami kegagalan. Pada umumnya untuk dapat mengudarakan acara yang memuaskan pemirsa, dilakukan beberapa tahap geladi. Tahap-tahap itu diantaranya persiapan pengarah acara, pembacaan naskah (script reading), geladi rangka (dry run), geladi lengkap (walk through), dan geladi tuntas (final dress rehearsal).

Saat mengudarakan acara secara live atau recorded, pengarah acara yang ada di ruang panel melalui microphone terus menerus memberikan komando kepada kerabat kerja. Para kerabat kerja memperhatikan instruksi tersebut melalui headphone. Termasuk juga mengarahkan para cameraman, untuk memerintah mereka menentukan angle yang tepat.

Untuk melancarkan jalannya operasi di Studio, pengarah acara melimpahkan tanggung jawab kepada pengarah Studio (floor director). Biasanya pengarah Studio akan memberikan aba-aba pada saat acara akan diudarakan atau direkam. Isyarat non-verbal tersebut berdasarkan instruksi dari pengarah acara di ruang kendali. Pengarah acara juga didampingi


(27)

asisten pengarah acara, yang bertugas mencatat waktu setiap shot, adegan, dan sequen supaya tidak melebihi waktu yang telah ditetapkan.

Sebagaimana yang telah dijelaskan di antara banyaknya acara yang disiarkan stasiun televisi ada yang mudah dan ada yang rumit unutk diproduksi. Tetapi apapun acara yang diudarakan dari stasiun televisi siaran mutlak harus memuaskan seluruh pemirsa.

2. Proses Penyiaran di Luar Studio (Outside Broadcasting)

Siaran dapat dilakukan dimana saja, di dalam studio atau di luar studio. Di luar studio misalnya di pinggir jalan, suatu tempat kejadian (on the spot), maupun lokasi yang telah dipilih untuk menyiarkan suatu acara. Penyajian acara dari luar studio biasanya dinamakan outside broadcasting atau remote telecast.

Untuk menyajikan acara dari luar studio itu dipergunakan sebuah kendaraan besar dalam bentuk bis yang biasa disebut Outside Broadcast Van yang sering disingkat OB-Van atau TV-Car. Kendaraan siaran luar ini pada hakekatnya adalah kamar kendali dalam bentuk mini, dalam arti kata bahwa di dalamnya terdapat berbagai peralatan untuk memproduksi sebuah acara, sebagai mana biasa terdapat di dalam kamar kendali di stasiun televisi siaran.

OB-Van tersebut antara lain dilengkapi :

a) Meja konsol video, alat yag dioperasikan pengarah acara bersama pengarah tehnik dan pemadu gambar;

b) Monitor kendali kamera yang berfungsi sebagai monitor pra-pandang, lengkap dengan monitor induk;

c) Meja konsul audio, khusu bagi juru audio;

d) Peralatan interkomunikasi untuk hubungan jarak jauh antara kerabat kerja di dalam OB-Van, di lapangan, di Studio atau di pemancar;

e) Jam untuk mendapatkan penunjukan waktu yang akurat; f) Piringan gelombang mikro lengkap dengan pemancar kecil,

yang dipancangkan di bagian luar kendaraan; g) Peralatan audio untuk jarak jauh;


(28)

h) Peralatan pembangkit listrik;

i) Tempat menyimpan peralatan segala keperluan.

(Drs. Onong Uchjana Effendy, M.A., Televisi Siaran Teori dan Praktek, Bandung, Mandar Maju, 1993 hlm 120)

Dengan demikian, OB-Van sangat mempunyai peranan penting dalam produksi outside broadcasting. Karena antena parabola OB-Van yang akan mentransmisikan audio dan visual ke satelit dan akan diolah sehingga siaran dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

Siaran di luar Studio membutuhkan tenaga lebih. Karena peralatan studio yang dibutuhkan akan dibawa ke lokasi siaran. Sehingga dapat dikatakan siaran di luar lebih merepotkan daripada di dalam Studio. Akan tetapi adapun tujuan dari melakukan siaran di luar Studio, yaitu salah satunya untuk mendapatkan kapasitas space/ruang lebih dari kapasitas ruang yang terbatas untuk keperluan siaran.


(29)

BAB III

DESKRIPSI LEMBAGA / INSTANSI

A. Profil Perusahaan

Nama : PT INDOSIAR VISUAL MANDIRI Tbk. (anak perusahaan dari PT. INDOSIAR KARYA MEDIA Tbk.)

Alamat : Jl. Damai No. 11 Daan Mogot, Jakarta 11510, Indonesia

Telp./fax : 021-567 2222, 568 8888 / 021 – 565 5756, 565 5662

Web : http://www.indosiar.com Izin Operasi : Stasiun Televisi (Media) Ukuran : Besar

Jumlah SDM : 1.500 orang (bulan Januari 2007)

Terdaftar : 22 Maret 2001, di Jakarta Stock Exchange dengan nominal Rp 250,- per saham

B. Sejarah Indosiar

PT. Indosiar Visual Mandiri (“Perseroan”) didirikan berdasarkan Akta Pendirian Nomor 165 tanggal 19 Juli 1991, dibuat di hadapan Benny Kristianto, S.H, Notaris di Jakarta. Akta tersebut memperoleh pengesahan


(30)

dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan surat keputusan No. C2-6430.HT.01.01.Th 93 tanggal 22 Juli 1993 dan telah didaftarkan pada Kantor Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan di bawah No. 647/A.PT/HKM/1993/pn.JAK.SEL tanggal 3 Agustus 1993 serta telah dipublikasikan dalam Berita Republik Indonesia No. 84 tanggal 19 Oktober 1993 Tambahan No. 4916.

Setelah memiliki Izin Siaran Nasional Stasiun Penyiaran Televisi Swasta (SPTS) yang dikeluarkan oelh Departemen Penerangan Republik Indonesia tanggal 30 Januari 1993 No. 208/RTV/K/I/1993 maka sejak 11 Januari 1995, Perseroan memulai kegiatan usahanya di bidang penyiaran televisi. Indosiar resmi masuk di Jakarta Stock Exchange tanggal 22 Maret 2001. Di tahun 2004, Indosiar secara menyeluruh diambil alih oleh PT. Indosiar Karya Media Tbk, yang mana sejak berdiri telah mempunyai saham di Indosiar.

Indosiar merupakan salah satu televisi swasta nasional di Indonesia yang terbilang sukses menjadi stasiun televisi terkemuka dengan tayangan berkualitas bersumber pada in-house production, kreatifitas dan sumber daya manusia yang handal.

Kurang dari 5 tahun, Indosiar mampu melampaui performa dari stasiun televisi yang lain dalam hal rating dan pendapatan saham masyarakat. Perseroan senantiasa menyajikan program-program yang tidak hanya menarik audience namun juga berkualitas. Karena hal ini, setiap tahun Indosiar memperoleh penghargaan bertaraf nasional maupun


(31)

internasional seperti P anasonic Award dan peringkat kedua dari Broadcaster of The Year in Asia pada 7 Desember 2000 di Singapura. Kembali lagi penghargaan diberikan sebagai Runner-up Broadcaster of The Year dari Asian Television Award tahun 2000. Tahun 2001 mendapatkan beberapa penghargaan diantaranya yaitu Best Sport Programme untuk program “Gelar Tinju Profesional”, Highly Commended untuk program “Kuis Siapa Berani”, program musik spesial “Goresan Tinta Melly Goeslaw” serta penghargaan terkini yang diperoleh Indosiar adalah Asian Television Award 2005 untuk program “Misa Malam Natal” dan “The Bells – A Christmast Concert”.

Indosiar mengalami kemajuan pesat dari tahun ke tahun. Sekarang jaringan siaran Indosiar mencakup 209 kota dan 34 stasiun relay dengan lebih dari 8,5 jam penyiaran dan 75% program hasil sendiri. Perseroan juga berhasil menjangkau audience sebanyak 80% dari total penduduk Indonesia. Serangkaian inovasi di bidang pertelevisian juga telah dilakukan oleh perusahaan ini, diantaranya sponsor produk yang disisipkan dalam suatu program (built-in-sponsorship), lalu penggalangan dana bantuan yang diintegrasi melalui koordinasi telepon, strategi penayangan program pada hari berurutan (strip-in), acara siaran langsung atau live stimultan ke dua atau tiga kota sekaligus. Indosiar juga selalu berusaha menyajikan program-program informasi, pendidikan dan hiburan yang terbaik bagi masyarakat.


(32)

C. ID Indosiar

Untuk mengenal sebuah stasiun televisi, selain logo, juga bisa dilihat dari ciri khas yang biasa disebut ID (Identity station). ID station Indosiar yaitu seekor ikan bertubuh besi yang mengembangkan sayap dan melintasi bola dunia. Dengan ID station inilah Indosiar menginginkan agar audience mengetahui ciri khas, juga memudahkan audiene mengetahui di stasiun mana siaran mereka saat itu.

Sementara lambang ikan besi itu sendiri memiliki beragam filosofi. Ikan itu sendiri digambarkan sebagai ikan besi, maksudnya yaitu mengacu pada tekhnologi mutakhir yang digunakan Indosiar saat ini, yakni teknologi digital. Kemudian ikan besi tersebut melintasi bola dunia, merupakan penggambaran jangkauan siaran Indosiar yang tanpa batas, melesat ke segala arah dan diterima oleh segala lapisan masyarakat. Untuk mempopulerkan diri, Indosiar merancang slogan yang berbunyi “Memang Untuk Anda”. Hal ini merupakan segmentasi yang ingin dicapai Indosiar untuk semuanya. Artinya siaran Indosiar diperuntukkan untuk segala usia, juga segala lapisan masyarakat.


(33)

D. Target Indosiar

Indosiar yang berperan sebagai stasiun televisi keluarga, berusaha untuk menyiarkan program acara menarik dan berkualitas yang dapat dinikmati oleh semua kelompok umur, jenis kelamin, dan status sosial.

Kesuksesan industri pertelevisian yaitu adanya kualitas program acara siaran yang terbaik. Sehingga dengan adanya program acara siaran yang berkualitas dapat meningkatkan peringkat yang lebih tinggi. Indosiar mempunyai usaha sendiri agar dapat meningkatkan program-program acara terbaiknya. Dalam hal ini, selalu mencoba yang terbaik dalam memahami keinginan untuk target audience di Indonesia dan selalu mengevaluasi semua acara dalam setiap peringakat mingguan, bulanan, maupun harian.

Target audience yang dimiliki Indosiar terbagi menjadi 3 bagian dari program acaranya, yaitu :

1. Non Local Programme, program acara dengan format budaya barat untuk film, komedi situasi, dan kartun animasi.

2. Local Programme, yang memiliki 2 bagian seperti :

· Program Drama, seperti sinetron, film serial, komedi, dan kartun animasi.

· Program Non Drama, seperti budaya, musik, pertunjukkan campuran, permainan, program majalah, talk show, olahraga, agama, dan kejadian spesial yang biasanya disiarkan secara live atau langsung.


(34)

3. Program Berita, yang mempunyai informasi tentang berita yang keras dan berita yang ringan.

E. Misi dan Visi Indosiar 1. Misi Indosiar

Sebagai tekad perseroan untuk memberikan yang terbaik abgi masyarakat Indonesia, maka misi yang diemban oleh perseroan adalah terwujud pada kata “fish” atau ikan yang merupakan logo Indosiar itu sendiri. Adapun kata “fish” merupakan singakatan-singkatan dari :

a. Futuristic : menjadikan orientasi perkembangan dengan menembus inovasi untuk yang terbaik.

b. Innovative : menjadi pusat perkembangan di Indonesia dengan ide-ide yang asli (trendsetter).

c. Satisfactory : memprioritaskan kepuasan stakeholders dan audience.

d. Humanity : memperhatikan dengan baik lingkungan sekitar.

2. Visi Indosiar

Menjadikan sebuah stasiun televisi terkemuka yang memiliki kualitas terbaik yang bersumber pada produksi in-house, kreatifitas, dan kemampuan sumber daya manusia yang handal.

F. Keunggulan Indosiar

Selain Indosiar dikenal sebagai stasiun televisi swasta dengan kemampuan memproduksi program siaran langsung yang popular, Indosiar


(35)

juga dikenal sebagai stasiun televisi dengan terobosan baru di bidang pertelevisian di Indonesia. Misalnya dalam hal strategi penayangan program pada hari berurutan (strip-in), penulisan lirik lagu (subtitle) unutk karaoke pemirsa di rumah, pembuatan program sekaligus media promosi (promotainment), jajak pendapat jarak jauh (telepoling), sponsor produk dalam sebuah program (built-in sponsorship) serta penggalangan dana bantuan yang terintegrasi antara telepon, ATM, dan program televisi (telethon) program musik live/program variasi, terjemahan dari bahasa asing dalam penayangan, penayangan bersamaan dari 2 atau 3 kota sekaligus dalam satu program kepada beberapa Negara tetangga direspon dengan baik oleh masyarakat.

Dalam mempertahankan pemirsa di situasi yang sangat berkompetisi ini, Indosiar memproduksi semua program acara sendiri di dalam sebuah production house sebagaimana sebaik program acara yang dibeli dari luar perusahaan yang berkualitas dan menarik. Dengan memproduksi sendiri program acara yang popular, Indosiar dapat dengan cepat memenuhi selera para pemirsa, kemauan dan kebutuhan pemirsa yang secara terus menerus berubah dari waktu ke waktu, dan menghasilkan program yang berkualitas dengan penekanan biaya pada saat yang sama.

Sesuai dengan misi humanity yang dimiliki Indosiar, Indosiar membuka kesempatan seluas-luasnya untuk bekerja bagi para penyandang cacat. Tercatat dari data tahun 2002, ada 45 penyandang cacat yang


(36)

bekerja di Indosiar, yang terdiri dari 8 tuna netra, 33 tuna daksa dan 4 tuna rungu yang tersebar di berbagai departemen sesuai dengan keahlian masing-masing. Selain itu, Indosiar sangat memperhatikan potensi sekaligus kesejahteraan karyawannya melalui pelatihan dan penyediaan fasilitas, mulai dari olahraga hingga rohani, koperasi, tunjangan kesehatan, hingga program asuransi serta pensiun.

G. Struktur Umum Perusahaan

Board of Commissioners

Board of Directors

Corporate Secretariat Department

Corporate R & D Department Information Technology Department News Directorate Sales, Marketing & Program Directorate Finance & Accounting Directorate General & Technical Directorate Non Drama Production Division INFO- TAINMENT Magazine


(37)

Sumber : Annual Report PT. Indosiar Visual Mandiri 2003 dan Non Drama Production Working Structure.

Struktur organisasi umum Indosiar berdasarkan Annual Rport 2003 pada posisi tertinggi diduduki Board of Commissioners yang terdiri dari tujuh orang, yaitu :

1. Eko Santoso Soepardjo, sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak 1996

2. Amir Effendi Siregar

3. Teuku Iskandar Komisaris

4. Benny Setiawan Santoso Independen 5. Mohammad Jusuf Hamka

6. Hartanto Saputrajaya Nyoto Komisioner 7. Andru B. Subowo

Di bawahnya terdapat Board of Directors yang terdiri dari empat orang : 1. Handoko, sebagai Direktur Utama Perseroan sejak 1992 2. Phiong P. Dharma

3. Harry Pramono Direktur 4. Nurhadi Purwosaputro

Board of Directors ini langsung membawahi sebanyak tujuh divisi, Corporate Secretariat Departmenr, Corporate R & D Department, Information Technology Department, General & Technical Directorate,


(38)

Finance & Accounting Directorate, Sales, Marketing & Program Directorate, dan News Directorate.

Sementara Divisi Produksi Non Drama berada di bawah Sales, Marketing, & Program Directorate bersama Divisi Produksi Drama.

H. Umum

Dalam menayangkan siarannya, Perseroan membedakan menjadi dua yaitu program asing dan program lokal yang meliputi program drama, non drama dan berita. Untuk memenuhi kebutuhan jam tayangnya, untuk produksi lokal yang dibuat sendiri oleh Perseroan membentuk 3 divisi produksi yaitu Drama, Non Drama dan News. Tercatat dari data tahun 2002, total karyawan PT. Indosiar Visual Mandiri sejumlah 1.648 orang, 718 di antaranya adalah tim produksi beserta tim pendukung lainnya

Indosiar berusaha memahami selera, kemauan, dan kebutuhan audience, tidak hanya mempelajari pasar Indonesia tapi juga trend dunia. Trend itu menjadi pertimbangan dalam mengembangkan program acara yang sama tapi telah diganti dengan kondisi Indonesia yang ada. Usaha itu mendapatkan tanggapan yang positif dari masyarakat. Sebagai buktinya yaitu AFI (Akademi Fantasi Indonesia) yang telah sukses mendapatkan popularitas diantara program televisi lain sepanjang tahun 2004, yang mengadopsi program reality show dari Mexico. Acara ini sempat mendominasi urutan teratas program acara televisi pada tahun 2004 berdasarkan survey AGB Nielsen dari 9 kota di Indonesia.


(39)

Untuk selalu memenuhi kebutuhan para pemirsa, Indosiar memproduksi sendiri program acara drama dan berita yang dihadirkan setiap minggunya. Bahkan hampir 35% tayangannya disiarkan secara langsung oleh Indosiar.

Berperan sebagai perusahaan yang terjun dalam industri pertelevisian, Indosiar menyadari pentingnya tujuan dari penggunaan fasilitas dan teknologi dalam mendukung kesuksesannya. Pemancar pusat yang digunakan oleh Indosiar di Daan Mogot dapat menjangkau area yang luas, sehingga berperan penting dalam kesuksesan Indosiar.

Demi mempertahankan sasaran pemirsa, perlu adanya perluasan jangkauan siaran dan demi memperbaiki kualitas program acara, Indosiar mempertahankan investasinya dalam stasiun pemancar yang disertai bangunan stasiun pemancar yang baru atau meningkatkan teknologi stasiun pemancar yang telah ada. Pada permulaan tahun 2005, Indosiar mempunyai 26 stasiun pemancar dengan area jangkauan 170 kota di Indonesia dan populasi Indonesia yang mendekati 160 juta jiwa. Sejak pertama kali siaran, Indosiar telah mempersiapkan peralatan yang modern baik digital audio ataupun komputer, yang akhiranya akan memproduksi gambar yang lebih baik dan suara yang lebih jernih dari sistem analog.

Saat ini sistem presentasi On Air juga menggunakan teknologi digital. Seluruh studio yang dimiliki Indosiar telah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas modern, seperti Vision Mixer Digital dengan efek video digital, Still Store and Characters Generator (saluran tunggal dan ganda),


(40)

Audio Consol and Digital Recorder, sistem pencahayaan secara komputerisasi, dan sistem suara Fold Back.

Pada divisi produksi juga dilengkapi fasilitas yang lengkap, antara lain yaitu Editing, Audio Dubbing, Tape Transfer, Computer Graphic, dan Tape Library. Guna memenuhi kegiatan acara siaran langsung seperti halnya rekaman di luar studio dan siaran berita, didukung dengan OB Van, mobil angkut ke lapangan, Electronic Field Production (EFP) dan juga Electronic News Gathering (ENG).

Untuk siaran secara cepat, terutama berita – informasi – gambar bergerak dari daerah yang terisolasi telah diakomodasikan menggunakan Satelite News Gathering G – Wave Device, yang mampu mengirim gambar bergerak dari setiap daerah seluruh Indonesia dan juga menampilkan video streaming langsung. Selain itu Indosiar juga menggunakan NICAM (Near Instantaneously Companded Audio Multiplex) Philips 728 Digital Stereo sebagai sistem teknologi suara digital. Fasilitas-fasilitas yang dimiliki Indosiar meliputi :

1. Studio

Indosiar memiliki empat studio yang berkualitas tinggi dan dapat digunakan dalam setiap kegiatan seperti berita, kuis, talkshow, dan sebagainya. Keempat studio tersebut dilengkapi dengan peralatan yang modern untuk menunjang In House Production. Setiap studio memiliki peralatan yang berkualitas tinggi pula seperti camera, lighting dan sound system.


(41)

Studio 1 (satu) dan 2 (dua) merupakan studio dengan luas 625 meter persegi dan memiliki kapasitas 200 tempat duduk serta mempunyai peralatan standar pada sebuah studio, yang dilengkapi dengan vision mixer dan digital video effect. Studio juga dilengkapi dengan peralatan still store, sebuah generator dengan saluran ganda, sistem pencahayaan komputerisasi dan sistem rekaman digital.

Studio 3 (tiga) dan 4 (empat) merupakan studio dengan luas 450 meter persegi. Studio ini dilengkapi peralatan studio standar dengan fasilitas vision mixer, still store tools, dan generator dengan saluran tunggal. Studio ini juga dilengkapi dengan sistem pencahayaan komputerisasi dan suara dengan sistem digital yang mempunyai fasilitas mikrofon, radio mikrofon unutk meminimalisir suara umpan balik.

2. Ruangan Post Production

Fasilitas yang telah disiapkan untuk mendukung kegiatan post production atau paska produksi seperti fasilitas editing, fasilitas audio, tape transfer, sub titling, computer graphic, dan tape library.

3. Outdoor Broadcasting

Siaran yang dilakukan di luar area Indosiar didukung dengan fasilitas OB Van atau OB Bus. Biasanya program acara yang


(42)

disiarkan bersifat live dari luar studio, yang memiliki kualitas yang sama dengan di dalam studio.

4. Art (dekorasi)

Indosiar juga mempunyai fasilitas-fasilitas lain yang mendukung kegiatan di dalam membuat program seperti dekorasi dan mensetting latar belakang dengan mendapatkan suasana yang memikat.

(www.indosiar.com, www.sinarharapan.com, dan bagian Humas PT. Indosiar Visual Mandiri)


(43)

BAB IV

DESKRIPSI KEGIATAN DAN HASIL MAGANG

A. Kegiatan di Indosiar

1. Minggu Pertama

- Jumat, 1 Februari 2008

Penulis mendapatkan pengarahan dari pihak Indosiar dan kemudian dipilihkan program acara. Setelah melakukan pertimbangan penulis ditempatkan pada acara Supermama Seleb Concert. Karena para Produser yang mana akan menjadi pembimbing pada saat Magang tidak masuk kantor yang dikarenakan terjebak banjir, maka penulis membantu Koordinator Juri Votelock (Bapak Arnold) untuk mengumpulkan data calon Juri Votelock. Penulis diberi pengarahan dalam memilah Fax permohonan menjadi Juri Votelock yang kemudian didata di komputer, sehingga didapat 100 calon Juri Votelock, dan 20 cadangan calon Juri Votelock. Nantinya semua calon Juri Votelock akan dihubungi satu per satu untuk dikonfirmasi kesediaan dan kepastian mereka hadir ke Studio Indosiar untuk menjadi Juri Votelock pada program acara Duel Show. Karena hampir sebagian besar para calon tidak dapat hadir karena banjir, maka penulis dan teman-teman Magang diikutsertakan menjadi Juri Votelock dalam acara tersebut.


(44)

- Senin, 4 Februari 2008

Penulis bertemu dengan pembimbing selama Magang di Indosiar yaitu Bapak Farry Yusbiakto selaku Produser acara Supermama Seleb. Penulis mengikuti Meeting dan diperkenalkan kepada Tim Produksi acara Supermama Seleb. Di dalam meeting tersebut, penulis membahas persiapan Grand Final Supermama Seleb yang akan dilaksanakan pada keesokan harinya yaitu tanggal 5 Februari 2008. Penulis juga diberi kesempatan untuk menyalurkan ide mengenai artis pendukung beserta konsep session challenge untuk Grand Final babak selanjutnya. Selain itu, penulis mencari pencipta lagu yang akan dibawakan oleh para peserta melalui internet. Kemudian penulis juga diajarkan untuk membuat rundown. Dalam membuat rundown, penulis menemukan istilah-istilah asing yang belum penulis dengar sebelumnya, yaitu seperti hooker dan VT. Akhirnya penulis menanyakan hal tersbut kepada pembimbing magang penulis.

- Selasa, 5 Februari 2008

Penulis mencetak rundown sebanyak 60 lembar yang nantinya akan diberikan kepada setiap tim produksi. Penulis dan kru Supermama berangkat ke lokasi shooting yaitu di TTA, Taman Mini. Sesampai di sana, penulis mengamati proses rehearsal para peserta dan band Nidji. Penulis diberi kepercayaan untuk membuat VT (Video Teaser) yaitu dengan mewawancarai Kiki Farel beserta Mama Dahlia dan Yadi Sembako beserta Mama Suhana, mengenai perasaan mereka


(45)

hingga dapat memasuki babak Grand Final. Hasil wawancara tersebut dibawa ke ruang editing untuk diedit dan dibawa ke OB-Van dan segera disiarkan.

- Rabu, 6 Februari 2008

Meeting dan evaluasi dilaksanakan kembali di ruang meeting Non Drama. Penulis menghadiri meeting tersebut untuk membahas lebih lanjut persiapan shooting babak selanjutnya. Serta membahas kekurangan atau kesalahan dari shooting pada hari sebelumnya. Ditemukan kekurangan dari shooting tersebut yaitu ketidakpuasan tim produksi kepada Ade Rai sebagai pendukung acara di session challenge dalam memberikan tantangan kepada para peserta. Dapat dikatakan suasana pada saat session tersebut terkesan membosankan. Dalam meeting ini, penulis diberi kesempatan untuk memberikan ide band pilihan sebagai band pendukung acara Supermama pada tanggal 12 Februari mendatang. Penulis mengusulkan Kerispatih dan Samsons. Tetapi setelah dihubungi ke manager band tersebut oleh produser, kedua band tersebut tidak menyanggupi untuk tampil pada tanggal yang telah ditentukan. Akhirnya setelah melakukan lobby via telefon, didapat band Radja sebagai band pendukung acara. Penulis ditemani tim kreatif menemui tim divisi Talent untuk segera membuat Form Booking Artist.


(46)

- Kamis, 7 Februari 2008

Penulis mengamati proses komunikasi via telefon antara produser dan peserta. Dalam percakapan tersebut produser menanyakan lagu apa yang akan dibawakan pada concert selanjutnya yaitu tanggal 12 Februari. Karena peserta yang tersisa 4 orang, maka produser menginginkan para peserta masing-masing membawakan 2 buah lagu. Setelah mendapat data lagu yang akan dinyanyikan oleh para peserta, penulis mencari para pencipta lagu tersebut melalui internet. Kemudian penulis memasukkannya ke dalam file rundown yang sedang dibuat.

- Jumat, 8 Februari 2008

Penulis tidak melakukan magang karena hari itu merupakan hari libur bersama.

2. Minggu Kedua

- Senin, 11 Februari 2008

Penulis membantu koordinator Juri Votelock dalam mendata para calon Juri Votelock. Kemudian penulis kembali diajak meeting untuk membahas persiapan shooting keesokan harinya. Penulis membuat rundown dan membantu mematangkan konsep session challenge.

- Selasa, 12 Februari 2008

Kali ini penulis berangkat ke lokasi shooting bersama tim EFP. Penulis mengamati persiapan tim EFP dalam menyiapkan alat-alat


(47)

yang akan dibawa ke lokasi. Sampainya di lokasi, penulis kembali bertugas mewawancarai peserta ditemani tim yang telah ditentukan yang terdiri dari seorang cameraman dan seorang lightman. Kali ini penulis mewawancarai Adly Fairuz beserta Mama Lutfiah dan Randy Pangalila beserta Mama Dahlia. Sebelum melakukan wawancara, penulis melakukan koordinasi dengan tim mengenai tempat/lokasi pengambilan gambar saat wawancara. Penulis dan tim berusaha membuat hasil wawancara semenarik mungkin. Seolah-olah penulis berperan menjadi sutradara/director dalam sebuah shooting taping/recorded. Penulis diajarkan mengisi VTR Cue Sheet yang isinya berupa VT wawancara peserta yang kemudian dikirim ke OB-Van. VTR Cue Sheet merupakan timecode hasil VT yang akan disiarkan. Proses penyutingan gambar dilakukan di ruang VT Editing.

- Rabu, 13 Februari 2008

Penulis mempelajari hal baru yaitu editing offline memakai alat

editing linier. Penulis diajak oleh seorang kru Indosiar ke ruang Editing Suite yang terletak di depan Studio 1 Indosiar. Di sana penulis diajarkan editing offline.


(48)

- Kamis, 14 Februari 2008

Penulis kembali diikutsertakan dalam meeting membahas shooting untuk tanggal 19 Februari. Dalam meeting ini membahas untuk konsep session challenge beserta artis pendukungnya. Tim kreatif mengusulkan ide cerita dalam session challenge yaitu selebritis yang akan berperan sebagai seorang ibu dan anak. Belum ditemukan siapa yang cocok berperan sebagai ibu dan anak tersebut.

- Jumat, 15 Februari 2008

Penulis dan tim kreatif kembali membahas tentang artis pendukung pada session challenge. Setelah dilakukan pelobbyan dengan beberapa artis via telefon, akhirnya didapat Mpok Minah yang berperan sebagai ibu dan Daus “kecil” yang berperan sebagai anak. Saat pembahasan dalam meeting ini pula, tim membahas mengenai alur ceritanya. Setelah pembookingan artis via telefon, segera penulis menuju ke ruang divisi Talent untuk mengkonfirmasi mereka dan segera membuat Form Booking Artist.

3. Minggu Ketiga


(49)

Penulis mengecek semua Form Booking Request di setiap divisi untuk kesiapan mereka untuk shooting keesokan hari dari Divisi Talent, Transportasi, Efek Lighting, OB-Van, Studio, Art & Property, dan divisi lainnya. Selain itu penulis kembali mencari pencipta lagu dari lagu-lagu yang akan dinyanyikan peserta via Internet. Kemudian memasukkan nama-nama pencipta lagu tersebut ke dalam rundown.

- Selasa, 19 Februari 2008

Penulis membagikan mencetak dan membagikan rundown ke setiap tim produksi. Setelah itu mengamati proses persiapan dari ruang panel, ruang EDP, dan ruang VT Editing. Penulis mewawancarai Indra L. Bruggman beserta mama dan Adly Fairuz beserta mama. Kaset hasil penyutingan gambar yang telah penulis lakukan bersama tim, segera penulis berikan ke ruang Editing. Yang kemudian akan diedit oleh para editor. Setelah itu hasil VT yang sudah jadi, segera dikirim ke OB-Van untuk segera ditayangkan. Penulis juga mengamati proses reherasal para peserta, Maia Band, dan Batavia Dancers dari depan panggung. Penulis juga membantu tim kreatif dalam mengarahkan Mpok Minah dan Daus gambaran konsep cerita untuk session challenge.

- Rabu, 20 Februari 2008

Evaluasi dan meeting kembali penulis hadiri dalam kegiatan

Magang di Indosiar. Bertempat di ruangan meeting yang sama, Tim Produksi dan penulis dihadapkan oleh persoalan pro kontra acara Supermama Seleb Concert. Produser Supermama mendapat panggilan


(50)

dari pihak FPI dan ormas-ormas lainnya. Pergunjingan dan perdebatan dari ormas-ormas yang mempersoalkan dampak negatif yang ditimbulkan dari program acara tersebut. Yaitu diantaranya audience, para peserta dan para pendukung acara disangka tidak menjalankan Ibadah sholat maghrib. Karena acara ini memang bertepatan pada berkumandangnya adzan maghrib. Selain alasan tersebut, disebutkan bahwa acara Supermama Seleb, membawa dampak buruk bagi masyarakat khususnya anak-anak, dimana anak-anak bersikap menjadi seorang “banci” layaknya Ivan Gunawan dan Ruben Onsu. Tetapi Produser dan Tim Produksi Supermama tidak menggubris kontra tersebut.

- Kamis, 21 Februari 2008

Penulis diperintah untuk mengamati perolehan rating Supermama oleh Produser. Penulis mencari data tersebut via Internet. Setelah data tersebut didapat, Penulis dan Tim Produksi membahas perolehan rating berdasarakan Nielsen Media Research tersebut. Terdapat perolehan rating acara Supermama adalah peringkat satu dari program-program acara lainnya di stasiun swasta di Indonesia. Setelah itu, penulis beserta tiim kreatif membahas serta mempersiapkan untuk babak Final yang akan dilaksankan pada tanggal 26 Februari 2008.

- Jumat, 22 Februari 2008

Ide yang telah didapat dari meeting sebelumnya, kembali diulas dalam meeting kali ini. Penulis membantu tim Produksi membantu


(51)

dalam persiapan Press Conference Final Supermama Seleb Concert yang akan diadakan pada tanggal 25 Februari 2008 berlokasi di kantin Indosiar. Dalam hal ini, penulis membantu memberikan informasi kepada divisi Humas dimana mereka akan membuat Press Release untuk para wartawan media cetak maupun media elektronik lainnya.

4. Minggu Keempat

- Senin, 25 Februari 2008

Penulis mendampingi Produser dan Tim Produksi dalam Press Conference. Setelah press conference berlangsung, penulis dan itm kembali melakukan meeting. Dalam meeting ini membahas tim Supermama akan mengundang beberapa selebritis unutk menjadi Juri Votelock dan audience. Setelah dilakukan pembookingan lewat telefon, didapat Julia Perez dan Tommy Kurniawan. Untuk selebritis yang menjadi Juri Votelock, diberikan tarif sebesar Rp. 2.000.000,-. Dibandingkan dengan masyarakat umum yang menjadi Juri Votelock sebesar Rp. 100.000,-. Ditentukan pula Dede Yusuf yang saat itu mencalonkan menjadi wakil rakyat untuk menjadi audience.

- Selasa, 26 Februari 2008

Kali ini konsep VT yang akan ditampilkan bukanlah hasil wawancara melainkan yel-yel dari para pendukung finalis. Dalam kesempatan ini, penulis berusaha mengarahkan para supporter untuk menampilkan kehebohan dan antusias para supporter tiap finalis.


(52)

Penulis juga menemai tim kreatif saat memberikan pengarahan konsep cerita session challenge kepada Golden Girls (Ida Kusumah, Mieke Wijaya, Conny Sutedja, dan Rina Hasyim). Kemudian penulis diberi tanggung jawab untuk menyunting gambar performance peserta oleh editor menggunakan alat editing offline linier. Penulis mencatat timecode dalam VTR Cue Sheet yang kemudian diberikan ke ruang panel. Selain itu penulis mencoba proses kerja EDP. Dengan diberi pengarahan dari seorang Producer Assistant, penulis dapat mengoperasikan EDP yang berguna memperindah panggung dengan efek lighting digital. Di akhir acara on-air, penulis mewawancarai pemenang Supermama Seleb yaitu Adly Fairuz mengenai perasaan dan reaksinya saat memenangkan Grand Prize sebuah mobil.

- Rabu, 27 Februari 2008

Walaupun sudah didapat siapa pemenang sebuah mobil Supermama Seleb, tim akan mengadakan Supermama Seleb Reunion yang akan diadakan pada tanggal 4 Maret 2008. dengan mengikutsertakan seluruh peserta yang berjumlah 18 pasang, tim kreatif mengusulkan untuk memilah peserta menjadi beberapa


(53)

kelompok. Penulis membantu memasukkan nama-nama peserta ke dalam beberapa kategori. Penulis mengusulkan jenis kategori tersebut yaitu kelompok mama pendiam dan kelompok mama terheboh. Dalam setiap kategori terdapat 3 pasang peserta. Ketika mengkategorikan dibutuhkan konsentrasi dan siasat yang tepat agar setiap peserta dapat bersaing dalam kelompoknya masing-masing. Setelah dilakukan pertimbangan dari Produser didapat kesepakatan untuk pemenang Supermama Reunion ini, yaitu tiket berlibur ke Singapore.

- Kamis, 28 Februari 2008

Penulis mengamati proses persiapan acara Superstar Show di Studio 1 Indosiar yang hampir serupa dengan Supermama Seleb. Selain itu penulis juga mengamati proses on-air program Fokus Siang. Setelah itu, penulis membantu memilah fax permohonan Juri Votelock serta mendatanya untuk program Superstar Show.

- Jumat, 29 Februari 2008

Penulis diikutkan kembali untuk meeting persiapan Supermama Reunion terakhir kalinya bagi penulis. Penulis membantu membuat rundown dan mencari pencipta lagu via internet. Sebagai ucapan terima kasih para kru Indosiar atas bantuan penulis dan teman-teman Magang penulis lainnya, koordinator Juri Votelock memberikan hak kepada penulis untuk menjadi Juri Votelock pada acara Superstar Show pada hari itu juga.


(54)

B. Hambatan dan Kendala

Dalam melaksanakan magang di Indosiar tepatnya pada acara Supermama Seleb Concert, penulis mengalami beberapa hambatan dan kendala. Di anataranya penulis menemukan beberapa istilah asing yang belum penulis kenal sebelumnya yaitu seperti hooker, VT, EFP, LED dan EDP. Tetapi penulis kemudian menanyakan istilah-istilah tersebut kepada pembimbing Magang penulis.

Ketika penulis melakukan wawancara guna membuat Video Teaser (VT), awalnya penulis merasa gugup dan kaku. Tetapi setelah tim EFP memberikan saran dan pengarahan yang lebih lanjut, maka lama kelamaan penulis merasa lebih santai dan tidak gugup lagi. Saat mewawancarai pula, peserta yang akan diwawancarai bermalas-malasan untuk segera take. Penulis dan tim akhirnya berusaha merayu mereka unutk segera melakukan wawancara.

Hambatan juga penulis alami saat penulis diperintah untuk mencari pencipta lagu via Internet. Karena konektivitas Internet yang sulit dan lambat, maka penulis tidak dapat mencari daftar pencipta lagu lewat Internet. Maka penulis berusaha bertanya satu per satu kru Non Drama Indosiar untuk mendapatkan informasi mengenai pencipta lagu yang belum penulis dapat.


(55)

C. Hasil Magang

1. Sejarah dan Arti Supermama Seleb Concert

Supermama Seleb Concert merupakan sebuah acara gubahan dari acara sebelumnya yang pernah ditayangkan oleh Indosiar yaitu MamaMia Show 2007. Keinginan mengulang kembali kesuksesan Indosiar dalam perolehan rating yang cukup tinggi yang didasarkan tingginya antusias audience akan program tersebut, maka pihak Indosiar memberikan suguhan acara yang tidak kalah menarik dengan acara MamaMia. Supermama Seleb memulai produksinya Sejak awal tahun 2008, tepatnya pada tanggal 1 Januari 2008.

Arti dari Supermama Seleb sendiri yaitu pasangan selebritis dan mama yang super atau hebat.

2. Deskripsi dan Kriteria

Supermama Seleb Concert merupakan konser dari sebuah kompetisi para selebritis yang bukan penyanyi yang ditemani mamanya yang berperan sebagai seorang manager dan diharapkan sang mama dapat mendampingi anaknya.

Acara yang bersifat hiburan berupa acara musik ini, menampilkan 18 pasang peserta (selebritis&mamanya), yang kemudian setiap episodenya mengeliminasi sepasang peserta dengan polling 100 audience yang mereka sebut dengan istilah Juri Votelock.


(56)

Adapun nama-nama peserta Supermama Seleb Concert yaitu : 1) Adly Fairuz & Mama Lutfiah

2) Yadi Sembako & Mama Suhana 3) Indra L. Bruggman & Mama Mimi 4) Randy Pangalila & Mama Agatha 5) Kiki Farrel & Mama Dalia

6) Hengky Kurniawan & Mama Rita 7) Dwi Andhika & Mama Ferry 8) Bedu & Mama Sri

9) Donita & Mama Yeni

10)Dede Hazanah & Mama Diah 11)Asta Ananta & Mama Yunta 12)Irene & Mama Selvi

13)Verlita & Mama Indah 14)Sezha Idris & Mama Shirley 15)Rorencia & Mama Nanny 16)Daus & Mama Dedeh 17)Deny Cagur & Mama Enny 18)Argo Aa Jimmy & Mama Yati

Sebelum memasuki tahap Grand Final, Supermama Seleb Concert ditayangkan dari Studio 1 Indosiar setiap 3 kali seminggu yaitu setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis. Waktu penayangan acara Supermama dimulai pada pukul 18.00 WIB sampai dengan sekitar pukul 24.00 WIB.


(57)

Memasuki bulan Februari 2008, di saat penulis melakukan kegiatan Magang, acara ini memasuki tahap Grand Final, dan siaran dilakukan 1 minggu sekali yaitu setiap hari Selasa dengan waktu penayangan yang sama. Dalam tahap ini ada 6 pasang peserta yang masuk dan bersaing untuk menjadi yang terbaik, yang nantinya akan mendapatkan hadiah Grand Prize berupa sebuah mobil.

Siaran yang berlangsung ± 6 jam ini, dilakukan di luar lokasi Indosiar, yaitu di Teater Tanah Airku, Taman Mini Indonesia Indah. Sehingga seluruh peralatan yang diperlukan, dibawa ke lokasi shooting. Selain melibatkan 100 audience yang berperan sebagai Juri Votelock, Supermama Seleb Concert menghadirkan 3 Juri Komentator, yang akan mempengaruhi penilaian para Juri Votelock untuk memberikan suara/vote kepada setiap peserta yang tampil. Setiap Juri Komentator memiliki wewenang untuk memberikan masukan kepada tiap peserta mengenai kualitas suara, penampilan panggung, dan fashion. Tetapi Juri Komentator tidak dipeerkenankan menjatuhkan peserta karena peserta berasal dari kalangan artis, sehingga tidak menjatuhkan kredibilitas image mereka. Per episode, menampilkan Juri Komentator yang berbeda. Tetapi untuk bidang fashion, Supermama menetapkan Ivan Gunawan untuk menjadi komentator tetap.

Dengan dipandu 2 pembawa acara (Host) yaitu Ruben Onsu dan Eko Patrio, acara ini disegarkan dengan humor dan celotehan yang fresh untuk diterima audience. Tak heran apabila kata-kata baru yang dibuat


(58)

oleh para pengisi acara (host), menjadi trendsetter di kalangan masyarakat. Supermama juga dimeriahkan oleh Batavia Dancer dan Dian HP Band untuk mengiringi setiap peserta saat menampilkan kemampuan mereka di atas panggung.

Selain menampilkan perform setiap peserta, acara ini menghadirkan bintang tamu beberapa band yang sedang digemari oleh audience. Sebelum Host mempersilahkan para Juri Votelock menekan tombol vote yang telah disediakan untuk memilih salah satu peserta terbaik pilihan masing-masing, setiap peserta harus menghadapi session challenge. Dimana dalam session ini, peserta diuji kekompakannya dengan mamanya. Setiap episode, tim kreatif harus memberikan challenge yang berbeda. Untuk lebih menarik perhatian audience, dalam session ini melibatkan kalangan selebritis untuk menantang dan menguji para peserta.

3. Sasaran Penonton

Acara ini diperuntukkan masyarakat umum, tanpa batas usia dan lapisan masyarakat.

4. Respon Masyarakat

Supermama Seleb mendapat respon yang cukup antusias dari seluruh masyarakat Indonesia. Bahkan para selebritis menyempatkan unutk menonton Superrama secara langsung dari lokasi, diantaranya hádala Julia Perez, Shireen Sungkar, Said “Bajuri”dan Tommy Kurniawan. Tak heran acara Supermama Seleb Concert selalu mendapat rating teratas selama acara ini ditayangkan.


(59)

D. Proses Produksi Acara Supermama Seleb Concert

Dalam pelaksanaan Proses Produksi Acara Supermama Seleb Concert, melalui beberapa tahap meliputi Pra Produksi, Pelaksanaan Produksi, dan Pasca Produksi.

1. Tahap Pra Produksi (Pre Production)

Proses Pra Produksi merupakan suatu tahap awal dari keseluruhan proses produksi, yaitu bagaimana sebuah ide atau desain program yang pada akhirnya menjadi kemasan audio visual yang siap untuk ditayangkan. Pada tahap ini tugas dan peran tim kreatiflah yang sangat dominan dalam membuat sebuah program acara menjadi tayangan yang menarik bagi penonton. Pra Produksi dalam acara Supermama Seleb Concert di Indosiar, tempat penulis melakukan praktik kerja lapangan meliputi :

a. Penuangan Ide atau Gagasan

Ide atau gagasan adalah suatu pemikiran imajinatif yang akan direalisasikan ke dalam sebuah bentuk nyata. Proses ini merupakan tahap awal dan paling utama yang harus diperhatikan untuk dapat dikembangkan menjadi perencanaan sebuah produksi sesuai dengan tujuan yang hendak


(60)

dicapai. Dalam hal ini, seorang produser yang berperan paling dominan di samping adanya penambahan-penambahan ide dari tim produksinya.

Ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, maka ia membuat gambaran garis besar sebuah program acara yang kemudian diberikan kepada tim produksi Supermama Seleb Concert untuk diulas lebih lanjut sehingga menjadi sebuah program yang matang dan siap untuk diproduksi. Hal ini dilakukan pada saat rapat program berlangsung. Ide dari produser, bahwa acara Supermama Seleb Concert dibuat dengan konsep yang berbeda dari episode sebelumnya.

b. Meeting Kru Produksi

Meeting dihadiri oleh tim produksi Supermama Seleb Concert. Materi rapat program mengenai beberapa hal berikut ini seperti :

(a) Membuat Rundown

Rundown dibuat oleh Produser dan Tim kreatif melalui pertimbangan sebelumnya. Durasi setiap session sangat diperhatikan untuk memperkirakan waktu selesainya shooting. Rundown Supermama Seleb terbagi dalam 11 hingga 13 part session setiap tayangnya. Tim Produksi juga perlu mensiasati urutan performance peserta dan band. Sehingga audience tidak merasa jenuh dan tetap menonton acara Supermama.

(b) Menghubungi seluruh peserta dan pendukung acara

Kejelasan dari seluruh pihak yang mendukung proses produksi sehingga dapat menghasilkan acara yang menarik sangat diperlukan. Maka komunikasi pihak produksi Supermama dan para peserta serta pendukung


(61)

acara tersebut harus seimbang. Sehingga tidak terjadi miss communication antara kedua belah pihak.

(c) Membuat script on-air

Script on-air sangat diperlukan di samping rundown. Karena script on-air yang akan membantu Host dalam membawakan sebuah acara. Walaupun nantinya Host akan mengembangkan sendiri tiap kata mereka. (d) Menetapkan Jadwal Rehearsal dan Shooting

Penjadwalan disini berkaitan dengan waktu rehearsal dan shooting program yang dilakukan. Agar produksi dapat berjalan lancar, sangat diperlukan koordinasi yang baik antara produser dengan pihak yang mengurusi di bagian studio yang akan dijadikan sebagai lokasi shooting yaitu area Teater Tanah Airku, TMII. Maka setelah melakukan negosiasi, terjadilah kesepakatan waktu shooting untuk Grand Final Supermama Seleb Concert dilaksanakan tanggal 5, 12, 19, 26 Februari 2008. Shooting dimulai dari pukul 18.00-24.00 WIB, dan waktu penayangan ini fleksibel (dapat berubah sewaktu-waktu). Jadwal Rehearsal dilakukan 3 jam sebelum waktu live, yaitu dimulai dari pukul 14.00 WIB. Namun para tim produksi sudah bersiap di lokasi dari pukul 11.00 WIB untuk persiapan. (e) Menentukan Tim Produksi

Dalam sebuah program sangat diperlukan sumber daya manusia yang bekerja secara professional dan bertanggung jawab untuk mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan tujuan yang hendak


(62)

dicapai, yang dikenal dengan istilah Tim Produksi. Tim Produksi yang solid merupakan sumber kekuatan dalam sebuah program.

Dalam hal ini produserlah yang harus pintar memilih Tim Produksinya. Untuk produksi acara Supermama Seleb Show Concert , Tim Produksinya adalah :

- Eksekutif Produser : Dody Jufiprianto, Gerry Gutawa - Produser : Farry Yusbiakto, Budi Joko - Pengarah Acara : Razy

- Ass. Pengarah Acara : M. Havis, Lina, Winyono, Suharyono - Penulis/kretif : Nurisna L, Ni Putu Suci

- Pengarah Lapangan : Fonny Aryadi, Heri Jauhari, Doni Siswandi - Asst. Administrasi : Dwi Kristiyono, Iwan Aries

- Pengarah Tehnik : Sonny Hasanudin

- VTR Operator : Sukarsa Tasum, Wahyudi, Hazairin

- Penata Kamera : Hadi K, Hermawan, Nashrullah, Endin Z, Supriyatno, Teguh, Masri, Paudjidinoor - Penata Suara : Ganda H, Albert MS, Titus S, Jarot S - Penata Lampu : M. Asmin, Feryanto, Vidi Rizal (EFP) - Perancang Set : Rino P, Kuryana, Agus, Fahmi

- Perlengakapan Set : Martin, Jajat, Suwarsono, Emen S - Efek Khusus : Rukmono, Yonni

- Lampu EFek : Nur Ali, Mardianto


(63)

- Penata Busana : Sudjino

- Penyunting Gambar : Joko S, Subarkah, Gozali, Sukarno, Saefuddin, Feriandy (KiSS)

- Perancang Grafis : Renasus K, Rukman S, m. Arief

- Promo : Fini Kania

- VTR On Air : Irfan, Septono, Dadhi, Indra, Rudi - Operator Genset : Joko, Maruli, Bambang, Sugeng Dendy - Mekanikal Elekrikal : Agil, M. Taufik

- Facility : Agaptus, M. Yusron - Pengendali Siaran : Benny, Roy, Reza, Argo - Pemelihara Set : Agung, Dody

- Information Technology : Cucuk, Buyung, Rio, Saldy, Sugeng, David - Talent : Anne S, Yose Rizal, Ulva

- Unit Produksi : Ketus M, Eppy M

- Protokoler : Ngatemen, Heroe, Sidik, Nyoman B, Agus - Photografi : Ibrahim, Yayat

- Transportasi : Madrawi, Mulyadi, Zulkifar, Sodik, Paijan - Petugas Keamanan : Satgas Tim B

- Pembantu Umum : Tofu Dudi

(f) Menentukan band atau penyanyi yang akan tampil sebagai pendukung acara

Band/penyanyi yang dipilih merupakan band/peyanyi yang lagunya sedang laku di pasaran seperti Maia, Once, Radja, Setelah tim kreatif dan


(64)

produser menentukan siapa saja yang akan menjadi bintang tamu, tim segera menghubungi pihak Talent Indosiar untuk segera menghubungi dan membooking management band/penyanyi yang bersangkutan. Hal ini sudah dilakukan maksimal 1 bulan sebelum jadwal ditentukan. Sehingga pihak band/penyanyi dapat mempersiapkan dan mengatur jadwal mereka. Dalam hal ini pihak Talent juga melakukan negosiasi tentang pembayaran (tarif) dengan pihak management band/penyanyi. Setealah terjadi kesepakatan via telepon atau e-mail, pihak Talent membuat Form Booking Artist yang telah ditandatangani Produser yang akan diberikan kepada management band/penyanyi tersebut.

(g) Menentukan ide konsep session Challenge beserta artis pendukung Session challenge merupakan session dimana para peserta dan mamanya diuji kekompakannya. Dalam session ini tim kreatif harus menuangkan ide kreatifnya agar acara tidak terasa bosan dan menarik perhatian audience.

c. Budget Arrangement

Setiap produksi pasti membutuhkan biaya. Dalam hal ini produser berhubungan langsung dengan pihak administrasi dan marketing untuk mengatur biaya produksi.

d. Membuat Set Panggung

Set panggung Supermama mengadopsi set panggung dari MamaMia Show 2007 . Dikarenakan konsep acara Supermama tidak jauh berbeda dengan konsep MamaMia.


(65)

e. Membuat Set Audio

Sama halnya dengan set panggung, set audio pun juga memakai set audio MamaMia. Theme song “Mamamia” ciptaan Trie Utami & Aditya juga diterapkan pada acara Supermama Seleb.

f. Membuat Set Lighting

Set lighting juga mengambil konsep set lighting acara MamaMia.

g. Blocking Camera Arrangement

Mengatur Blocking Camera tidak perlu berfikir kembali. Indosiar sering melakukan shooting live di Teater Tanah Airku. Maka blocking camera hampir serupa dengan blocking camera acara sebelumnya.

h. Artist Booking

Setelah pembookingan artis lewat telefon oleh produser atau tim kreatif, tim segera meminta ke pihak divisi Talent untuk segera membuat Form Booking Artist dan melobby tarif artis bersangkutan.

i. Transportation Booking

Karena lokasi shooting Grand Final berada di luar lokasi gedung Indosiar, maka transportasi sangat dibutuhkan untuk mengangkut alat beserta awak tim produksi.

j. Production Support

Yang termasuk dalam production support yaitu property, special effect, effect lighting (background lighting), multimedia, grafik (cetakan, video image). Guna dari production support ialah memperindah produksi dengan sentuhan artistik dan peralatan di dalamnya.


(1)

Grafik yang tampil di panggung, berasal dari ruang EDP yang dihubungkan dengan ruang Panel.

c. Offline Editing

Offline editing dilakukan di ruang VT editing. Di raungan ini para editor mengedit VT hasil wawancara dan VT perform peserta.

d. Online editing

Online Editing dilakukan di ruang Panel (OB-Van). Yang berperan dalam online editing adalah switcher dan dipantau oleh Produser.

e. Mixing / Dubbing

Mixing audio dilakukan secara on-air melalui Mixer Control Audio.


(2)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam mempersiapkan suatu acara yang disiarkan secara live / langsung mengalami proses yang cukup rumit. Namun dengan jumlah personil kru produksi yang cukup banyak, meringankan beban kerumitan yang dihadapi. Tim produksi dengan job description masing-masing, telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan benar. Sehingga proses produksi dapat berjalan lancar walaupun menagalami beberapa kendala.

Koordinasi antar kru juga penting dilakukan agar tidak terjadi miss communication dan miss understanding. Produser dan tim produksi harus selalu berhubungan, maka dalam hal ini diadakannya meeting sangatlah penting. Kerjasama yang solid harus dibangun sehingga setiap proses diharapkan dapat berjalan dengan lancar.

Setelah penulis mendapatkan kesempatan praktik kerja lapangan mengikuti kegiatan sebagai tim kreatif terhadap proses produksi dalam acara Supermama Seleb Concert di stasiun televisi PT. Indosiar Visual Mandiri, penulis menyadari betapa pentingnya peran tim kreatif dan tim produksi inti dalam program tersebut. Peran kreatif pada proses produksi


(3)

dalam program Supermama Seleb Concert dapat dikatakan mempunyai tanggung jawab tersendiri sebagai salah satu bagian dari tim produksi.

Kreatif mempunyai peran, membantu produser lebih kedalam tahap pra produksi yaitu merencanakan dan mempersiapkan konsep acara. Seperti menetapkan desain produksi, menentukan ide / tema, membuat naskah, menentukan pembawa acara, penyanyi, dan lagu-lagu, juga ikut serta dalam proses produksi seperti mengarahkan pembawa acara dan penyanyi mengenai apa yang harus mereka lakukan nanti pada saat program acara akan diproduksi. Saat melaksanakan proses produksi kuncinya adalah adanya komunikasi yang efektif dan diusahakan jangan sampai terjadi miss communication dan miss understanding, karena kalau sampai hal itu terjadi dapat mengakibatkan kefatalan sehingga menjadi terhambatnya proses shooting.

Untuk menyukseskan sebuah program menjadi tayangan yang menarik bagi pemirsa sangat dibutuhkan sumber daya manusia yang bekerja dalam sebuah tim kerja dimana mereka bekerja sesuai dengan peran dan tugas yang diembannya secara professional dan bertanggung jawab, serta memiliki rasa solidaritas dan harus didukung pula dengan suasana yang menyenangkan.

Proses produksi yang penulis lakukan pada saat magang di Indosiar, dapat dipahami lebih jauh dan dipraktikan karena penulis telah menerima teori proses produksi selama masa perkuliahan. Sehingga saat melakukan praktik kerja lapangan, penulis dapat memahami proses


(4)

produksi tersebut. Pengalaman kerja inilah yang merupakan suatu proses pembelajaran bagi penulis untuk mendapatkan hasil yang optimal dari apa yang penulis inginkan.

B. Saran

Untuk Indosiar :

· Dengan semakin banyaknya televisi swasta yang bermunculan di Indonesia, Indosiar hendaknya lebih selektif dalam menayangkan program acara unggulannya. Yaitu dengan cara menampilkan acara-acara yang dapat menarik perhatian banyak pemirsa. Jangan hanya menayangkan program acara yang itu-itu saja, karena dapat membuat pemirsa yang menyaksikan menjadi jenuh dan akhirnya bosan.

· Kerabat kerja hendaknya saling melakukan koordinasi yang sebaik mungkin, antara satu dengan lainnya atas tanggung jawab terhadap profesi masing-masing.

· Bermunculnya para selebtitis lelaki yang berpenampilan wanita, dapat menimbulkan dampak buruk bagi masyarakat khususnya anak-anak. Mengingat acara-acara Indosiar dalam hal celotehan menjadi trendsetter bagi masyarakat, sebaiknya tidak lagi menampilkan para “waria/banci” dalam acara-acaranya. Agar masyarakat tidak meniru adegan atau celotehan


(5)

yang ditimbulkan oleh mereka yang dapat berdampak buruk bagi perkembangan jiwa anak-anak.

· Lebih dapat mengontrol Host dan pendukung acara saat mereka mengeluarkan celotehan dan “banyolan”. Memang dapat menghibur audience, tapi sering sekali celotehan terebut di luar kendali, bahkan menyimpang dari norma etika yang ada.

· Acara yang berdurasi 6 jam atau lebih, dapat menyita waktu audience. Selain itu juga membuat audience jenuh. Maka disarankan agar tidak lagi menayangkan acara-acara berdurasi 6 jam, cukup 2-3 jam waktu penayangannya

Untuk D3 Penyiaran FISIP UNS :

· Perlu lebih ditingkatkan kerjasama dengan instansi-instansi penyiaran mengenai kegiatan KKM.

· Hendaknya pihak dari fakultas melakukan kunjungan ke instansi-instansi tempat para mahasiswa dan mahasiswinya sedang melakukan KKM, agar instansi juga mengetahui dengan baik anak didik dari universitas mana yang mereka beri kesempatan untuk melakukan KKM. Selain itu para mahasiswa dan mahasiswinya juga akan merasa diperhatikan dari pihak fakultas, tidak hanya diiamkan seperti itu saja.


(6)