Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Pencegahan Rehipertensi: Studi pada Warga Desa Poleganyara Sulawesi Tengah T1 462008027 BAB V
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pencegehan
rehipertensi oleh masyarakat desa Poleganyara. Penelitian ini
memberikan kesimpulan :
1. Perilaku pencegahan rehipertensi dari 30 riset partisipan yang
diteliti
yaitu
upaya
pengecekan
tekanan
darah
(frekuensi
pengecekan tekanan darah, tempat pengukuran tekanan darah dan
nilai tekanan darah), mengatur pola konsumsi (garam, MSG,
daging, sayuran dan buah-buahan), pola tidur (jam tidur malam,
siang dan lamanya waktu tidur), aktivitas fisik (dalam bentuk
kegiatan fisik dirumah, sawah, dan kebun), pengendalian stress
(meluapkan emosi, aktivitas fisik, interaksi sosial, tidur dan aktivitas
spiritual), penggunaan
ramuan tradisional dan obat medis
(kemangi, daun jarak, sambiloto, daun belimbing, daun salam, daun
sirsak, daun papaya, mengkudu dan obat. Perilaku ini didapatkan
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman riset partisipan selama
mengalami hipertensi.
2. Dalam penelitian ini, untuk mencapai perilaku pencegahan
rehipertensi, didahului oleh adanya perubahan perilaku. Teori
116
perubahan perilaku yang berhubungan dengan hasil penelitian ini
yaitu teori transtheorical dan teori kognitif sosial. Menurut teori
transtheorical setiap partisipan akan mengalami 6 tahapan mulai
dari
pengenalan
mempertahankan
penyakit
perilaku
hipertensi
pencegahan
sampai
rehipertensi
usaha
(tahap
precontemplation sampai termination). Namun pada penelitian ini
tidak semua perilaku pencegahan rehipertensi yang diterapkan
mencapai tahap terminasi. Perilaku yang mencapai tahap terminasi
yaitu mengurangi konsumsi garam dan mengurangi konsumsi
daging. Menurut teori kognitif sosial, umumnya 30 partisipan
mengalami perubahan perilaku berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki, dimana pengetahuan ini diperoleh dari petugas kesehatan
maupun sesama penderita hipertensi yang sudah lebih dulu
berpengalaman dalam menangani hipertensi. Dari informasi yang
didapatkan ini setiap partisipan menerapkan perilaku pencegahan
rehipertensi meskipun tidak semua perubahan perilaku yang
diterapkan dapat dilakukan secara terus menerus karena setiap
partisipan akan memilih perilaku mana yang lebih nyaman untuk
dilakukan.
5.2. Saran
5.2.1
Bagi masyarakat desa Poleganyara
Diharapkan setiap masyarakat desa Poleganyara dapat
lebih berinisiatif medapatkan informasi tentang pencegahan
117
penyakit khususnya hipertensi dengan mengikuti penyuluhan
atau bertanya pada petugas kesehatan terkait sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan dan menambah tindakan-tindakan
pencegahan hipertensi untuk mengurangi kejadian hipertensi.
5.2.2
Bagi penelitian selanjutnya
1.
Faktor aktivitas fisik pada penelitian sebelumnya hanya
meneliti latihan fisik seperti aerobik dan treadmill
sedangkan dalam penelitian ini, aktivitas fisik dari
partisipan dalam bentuk pekerjaan sehingga diharapkan
penelitian selanjutnya dapat lebih mengeksplor jenis
aktivitas fisik lainnya dalam upaya mencegah dan
mengurangi hipertensi.
2.
Dari hasil penelitian, meluapkan amarah sebagai wujud
pengendalian
stress
merupakan
salah
satu
faktor
pendukung untuk mengurangi hipertensi yang bermanfaat
dalam memberikan kepuasan emosional. Terkait hal ini,
terdapat penelitian sebelumnya yang mengungkapkan dua
hal berbeda, penelitian pertama mengatakan bahwa
ekspresi emosional merupakan bentuk ekspresi negatif
yang dapat meningkatkan risiko hipertensi, sedangkan
penelitian lain mengatakan ekspresi emosional dapat juga
menjadi
ekspresi
penuh
semangat
yang
dapat
menigkatkan kesehatan psikologis. Diharapkan pada
118
penelitian selanjutnya dapat mengkaji bentuk ekspresi
emosional lainnya yang bermanfaat untuk mengurangi
risiko hipertensi.
119
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perilaku pencegehan
rehipertensi oleh masyarakat desa Poleganyara. Penelitian ini
memberikan kesimpulan :
1. Perilaku pencegahan rehipertensi dari 30 riset partisipan yang
diteliti
yaitu
upaya
pengecekan
tekanan
darah
(frekuensi
pengecekan tekanan darah, tempat pengukuran tekanan darah dan
nilai tekanan darah), mengatur pola konsumsi (garam, MSG,
daging, sayuran dan buah-buahan), pola tidur (jam tidur malam,
siang dan lamanya waktu tidur), aktivitas fisik (dalam bentuk
kegiatan fisik dirumah, sawah, dan kebun), pengendalian stress
(meluapkan emosi, aktivitas fisik, interaksi sosial, tidur dan aktivitas
spiritual), penggunaan
ramuan tradisional dan obat medis
(kemangi, daun jarak, sambiloto, daun belimbing, daun salam, daun
sirsak, daun papaya, mengkudu dan obat. Perilaku ini didapatkan
berdasarkan pengetahuan dan pengalaman riset partisipan selama
mengalami hipertensi.
2. Dalam penelitian ini, untuk mencapai perilaku pencegahan
rehipertensi, didahului oleh adanya perubahan perilaku. Teori
116
perubahan perilaku yang berhubungan dengan hasil penelitian ini
yaitu teori transtheorical dan teori kognitif sosial. Menurut teori
transtheorical setiap partisipan akan mengalami 6 tahapan mulai
dari
pengenalan
mempertahankan
penyakit
perilaku
hipertensi
pencegahan
sampai
rehipertensi
usaha
(tahap
precontemplation sampai termination). Namun pada penelitian ini
tidak semua perilaku pencegahan rehipertensi yang diterapkan
mencapai tahap terminasi. Perilaku yang mencapai tahap terminasi
yaitu mengurangi konsumsi garam dan mengurangi konsumsi
daging. Menurut teori kognitif sosial, umumnya 30 partisipan
mengalami perubahan perilaku berdasarkan pengetahuan yang
dimiliki, dimana pengetahuan ini diperoleh dari petugas kesehatan
maupun sesama penderita hipertensi yang sudah lebih dulu
berpengalaman dalam menangani hipertensi. Dari informasi yang
didapatkan ini setiap partisipan menerapkan perilaku pencegahan
rehipertensi meskipun tidak semua perubahan perilaku yang
diterapkan dapat dilakukan secara terus menerus karena setiap
partisipan akan memilih perilaku mana yang lebih nyaman untuk
dilakukan.
5.2. Saran
5.2.1
Bagi masyarakat desa Poleganyara
Diharapkan setiap masyarakat desa Poleganyara dapat
lebih berinisiatif medapatkan informasi tentang pencegahan
117
penyakit khususnya hipertensi dengan mengikuti penyuluhan
atau bertanya pada petugas kesehatan terkait sehingga dapat
meningkatkan pengetahuan dan menambah tindakan-tindakan
pencegahan hipertensi untuk mengurangi kejadian hipertensi.
5.2.2
Bagi penelitian selanjutnya
1.
Faktor aktivitas fisik pada penelitian sebelumnya hanya
meneliti latihan fisik seperti aerobik dan treadmill
sedangkan dalam penelitian ini, aktivitas fisik dari
partisipan dalam bentuk pekerjaan sehingga diharapkan
penelitian selanjutnya dapat lebih mengeksplor jenis
aktivitas fisik lainnya dalam upaya mencegah dan
mengurangi hipertensi.
2.
Dari hasil penelitian, meluapkan amarah sebagai wujud
pengendalian
stress
merupakan
salah
satu
faktor
pendukung untuk mengurangi hipertensi yang bermanfaat
dalam memberikan kepuasan emosional. Terkait hal ini,
terdapat penelitian sebelumnya yang mengungkapkan dua
hal berbeda, penelitian pertama mengatakan bahwa
ekspresi emosional merupakan bentuk ekspresi negatif
yang dapat meningkatkan risiko hipertensi, sedangkan
penelitian lain mengatakan ekspresi emosional dapat juga
menjadi
ekspresi
penuh
semangat
yang
dapat
menigkatkan kesehatan psikologis. Diharapkan pada
118
penelitian selanjutnya dapat mengkaji bentuk ekspresi
emosional lainnya yang bermanfaat untuk mengurangi
risiko hipertensi.
119