POLA PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU DI SMA RK BUDI MULIA PEMATANG SIANTAR.
Oleh .
JJ:hAjukan U ~r'ic t u#.
{)(Jlam Me
ri 'PIi J i ~t
;lfemetuahi Sebag.ian P'ers.:varatan
v .rl e . ~ Gehlr Jilagister P e~tdikan
lJNIV~RSTA
~ ~'Jdrn
i nisu
Pevtdi.d!Jum
lP.R OGRAM PASCASARJANi\.
NEGERI MEDA.N
MEDAN
2009
L~
1?/;z
1' - .,
- ··-
-. ..
,~
.i
;,:;
; .. '1_, ,'
KATAPENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah
memberikan berkat dan kekuatan sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini bertujuan
untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan Program
Studi Administrasi Pendidikan Pasca Smjana Universitas Negeri Medan.
Tesis ini beljudul : Pola Pengembangan Profesionalisme Guru SMA RK Budi
Mulia Pematangsiantar. Dalam penutisan tcsis ini penulis telah berusaha sebaik dan
semaksimal mungkin, namun karena keterbatasan penulis tesis ini tidak terlepas dari
kekurangan dan kelemahan.
Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak baik secara moril maupun materil, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
semoga Tuhan melimpahkan berkatNya kepada mereka yang telah memberikan bantuan
dan dorongan dalam penyelesaian tesis ini.
Pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besamya kepada: Bapak Prof. Dr Belferik Manullang selaku pembimbing I dan Bapak
Prof. Dr.Siman, MPd, selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu
memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi, dan koreksi yang sangat serius dalam
penyelesaian tesis ini. Ucapan terimakasih juga kepada Bapak Dr.Syaiful Sagala MPd,
Bapak Dr.Busmin Guming MPd , dan Bapak. Dr. Marihot Manullang MPd selaku nara
sumber yang telah memberikan koreksi dan masukan-masukan untuk perbaikan tesis ini,
serta seluruh Bapak dan lbu Dosen yang dengan iklas telah menyampaikan ilmunya
selama penulis menempuh pendidikan, rdcan-rekan mahasiswa yang telah memberikan
dorongan di Program Pasca Smjana Unimcd.
iii
Selanjutnya kepada Br. Silvester J.Simamora, SP selaku kepala sekolah SMA RK
Budi Mulia yang telah meberikan kemudahan dan informasi tentang sekolah untuk
keperluan penelitian ini. Begitu juga kepada guru -guru, staf tata usaha, dan adek-adek
siswa SMA RK Budi Mulia Pematangsiantar yang berkenan memberikan inforrnasi, data
dan hal-hal yang diperlukan penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Secara khusus kepada Ayahanda M Markus Simit (Aim),
Guming (Aim), atas bimbingan didikan, dan doa-doanya
dan lbunda Julianna
yang senantiasa menyertai
perjalanan penulis, tak lupa juga terima kasih kepada Bapak mertua Drs L.lumban Raja ,
dan lbunda Mertua (Aim), Abang, Kakak, Adik, keponakan dan seluruh keluarga yang
telah memberikan dukungan moril maupun materil.
Teristimewa kepada suamiku Drs Ojahan Lumban Raja, putra dan putri tercinta
Rumia Christina, Gibert Daniel, dan Nakkok Fernando dengan pengorbanan, bantuan
dan dukungan
sepenuhnya serta pengertian yang tak terukur sehingga penulis dapat
mengikuti studi dengan lancar dan menyelesaikan tesis ini, tentunya banyak mengurangi
hak-hak mereka untuk memperoleh perhatian sewajamya
Akhimya , semoga tesis ini dapat memberikan kontribusi yang berrnanfaat bagi
pembaca untuk menambah wawasan berpikir untuk kemajuan dunia pendidikan di masa
mendatang.
Medan, ............ April 2009
Penulis,
ROHIRMA SIRAIT
NIM.061188130023
iv
ABSTRAK
ROHIRMA SIRAIT. Pola Pengembangan Profesionalisme Guru SMA Budi Mulia
Pematangsiantar. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2009.
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan Pola Pengembangan Profesionalisme
Guru SMA Budi Mulia Pematangsiantar meliputi, (I) pelaksanaan tugas profesi guru
sebagai pendidik, (2) pelaksanaan tugas profesi guru sebagai pengajar, (3) pelaksanaan
tugas profesi guru sebagai pelatih, dan (4) pola pengembangan profesionalisme guru di
SMA Budi Mulia Pematangsiantar.
Penelitian mr menggunakan pendekatan analisis deskriptif kualitatif.
Pengumpulan data diperoleh melalui: wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.
lnforman penelitian adalah: kepala sekolah. guru, siswa, dan alumni SMA Budi Mulia
Pematangsiantar. Analisa data dengan menggunakan analisis data kuali,t atif dengan
menggunakan teknis analisis induktif.
Berikut ini merupakan deskripsi dari hasil penelitian. Guru SMA Budi Mulia
mendidik dalam kelas
Pematangsiantar telah melakukan: perlmna, tugas profesi
maupun di luar kelas, dengan memotivasi, menghargai, dan memberikan otonomi kepada
siswa untuk merencanakan kegiatannya Kedua, profesi mengajar menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan, mengkondisikan siswa belajar aktif. Menyampaikan
materi pembelajaran dengan merencanakan pembl~arn.
melaksanakan pembelajaran
yang mendidik, dan menilai proses dan basil belajar. Ketiga, profesi
melatih yaitu
mendorong siswa untuk mau meningkadtan prestasinya, melatih siswa berbuat sesuai
tuntutan kompetensi. Keempat., pola penganbangan profesionalisme guru yang dilakukan
yaitu: pembinaan dan pengembangan internal yang dilakukan kepala sekolah, pembinaan
dan pengembangan ektemal dengan program pelatihan, pengembangan yang dilakukan
guru itu sendiri dan pemberian gaji. insentif dan kesejahteraan yang layak.
Kesimpulan penelitian bahwa: SMA Budi Mulia Pematangsiantar konsisten
menjadikan visi dan misi sekolah membentuk siswa Budi Mulia seutuhnya, bermutu
secara kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga setiap guru dibina mengembangkan
profesionalisme dengan acuan yang mantap untuk setiap pribadi.
ABSTRACf
ROHIRMA SIRAIT. The Development of Teachers Professionalism Systems at SMA
Budi mulia Pematangsiantar. Thesis: Post Graduate Program state University of Medan
2009.
This research is aimed at revealing The Development of Teachers"
Professionalism System at SMA Budi Mulia Pematangsiantar which covers, (1) the
application of teachers" duty as educators, (2) the application of theachers" duty of
theachers, (3) the application of teachers" duty as instructors, and (4) the development
of teachers" professionalism system at SMA Budi Mulia Pematangsiantar.
This research used qualitative descriptive analysis approach. Data collections
were obtained by making : interview, observation, and documentation study. The
informants of the research were: headmaster, teachers, students, and the alumnus of SMA
Budi Mulia Pematangsinatar. Data anaJysis was obtained by using qualitative analysis
and inductive technique analysis.
The following is the result of the research description. The teachers of SMA Budi
Mulia Pematangsiantar have carried out: f1Stly, the duty of teacher as educators in the
classroom as well as outside the classroom, by motivating, appreciating, and giving the
autonomy to the students to make their own plans in their activity. Secondly, teachers
create confortable teching and learning abnosphere, and to make active students learning
conditions. Teachers conveyed teaching materials by making lesson plan, and to give
educated teaching and leming process, teachers make an evaluation to see the mastery
of the students based on the materials given to them. Thirdly, the duty as instructors was
to motivate students to improve ther achievement, to train the students to study based on
the competency. Fourthdly The development of teachers" pofesionalissm systems that
have been applied by the bead master are: character buildings and internal development,
external development by making training center program, and also the development that
have been applied by the teachers themselves, and the salary of the teachers, incebtive
and teachers" walfare.
The conclusion of the study is that SMA Budi mulia Pematangsiaotar is
consistently applying the vision and the mission of that school to guide the students to be
good students, qualified oognitively, affectively, and psychometrically, so that every
teachers is supposed to be professional teahers, based on their own mastery.
ii
DAFTARISI
HAL A MAN
ABSTRAK.......................................................•.................
ABSTRACT......................................................................
ii
KATA PENGANTAR..........................................................
iii
DAFT AR 181......................................................................
v
DAFT AR GAMBAR............................................................
vii
DAFT AR T ABEL................... . ...........................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN......................... ................................
ix
BAB l PENDAHULUAN ..........•....•.. .................................
1
A. La tar Belakaog Masalah ..... . ............ ···-·. •.••.••.
l
B. Fokus Peoelitian ...................................................... 9
C. Pertanyaao Peoelitiao . . . . . . . . . . . . . .. . . ... . .....•..•. .. . .. .•. . . .
l0
D. Tujuan Peoelitian...... ... ..•...........•....•.••....•......•.•..
II
E. Maofaat Peoelitian . .. . . . . . . .. . . .. . ............•........•..•..•..
II
F. Batasao Istilah •..... .............•.•...•...•••••....••••..•.......
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................
14
A. Dasar Teoretis................................................... .
14
l. Profesi Guru . . . . . . . . . •. • . . . . . . . . . . . . .. ..••.••.•• ..• ••••••••.•..
14
1.2. Profesi Meodidik ... ..•... .......•.••••••...•.•.....•...
18
1.3. Profesi Meogajar.......................................
24
1.4. Profesi Melatih. .. •. . .. . . . ....•.......•.•....•.••.......•
29
2. Profesiooalisme Guru . .•..... ... .•..•.••••••...•.•••...•••••
32
3. Peogembaogao Profesiooalisme Gura......................
41
B. Kerangka Konseptual................ .. ... ••.•.•.. ...••... •••• ..
50
C. Peoelitiao Yang Relevao ................................ ·-·.....
56
BAB III METODE PENELITIAN..........................................
58
A. Subjek Penelitiao... .•. . .. ..• ..•.•....•..•.•.••......•.•.•..•••..
58
v
B. Teknik Dan lnstrumen Penelitian ......•................. - ......60
C. Teknik Analisa Data...............................................
63
D. Keabsahan Data.................................................
64
BAB IV. PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN ... -..........
66
A. PAPARAN DATA ......••.....••......•.....................••....... 66
l. Sejarah siogkat ...•.•..•..••.....••....•.•..•........•. ···-··
66
2. Visi Dan Misi ..... ...........•.........•... ... ... .....•...
70
3. Struktur Orgaoisasi ..•....•...•.......•.•.••..•.•. ...........•..... 72
4. Uraian Tugas Dan Fungsi Kepala Sekolah...............
74
5. Keberadaan Guru............................................
75
6. Keberadaan Sarana dan Prasarana... .. . . . . . .. . ••.. .•.. ••
.77
7. Keberadaan Murid .................................................. 77
B. HASIL PENELITIAN •...•....••..••.........•..•...............••..••. 82
l. Pelaksanaan Profesi Guru Sebagai Pendidik ······-······
83
2. Pelaksanaan Profesi Guru Sebagai Pengajar ······-···
91
3. Pelaksanaan Profesi Guru Sebagai Pelatih.........
100
4. Pola Pengembangan Profesionalisme Guru.........
104
C. PEMBAHASAN •• •. •• •...••....•.. .• ....•.. .. ..•. ....•. ..••..
118
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .•...•..••••.•••...........•.. 127
A. Simpulan.... .. ...•.•.•••........... ....•.. .. ... ....•.••..
127
B. lmplikasi.... .• ... .....••....•...•....•...••.. .• ..•••..• ..
130
C. Saran... . ... . ..............................................
132
DAFT AR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWA Y AT HID UP
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
l. Profesi Guru ......................................................................... 16
2. Kerangka Berfikir Pengembangan Profesio-lisme Guru.........
55
3. Pinto Gerbang SMA Budi Mulia Pemataogsiaatar. ........... ...•• . ••..68
4. Struktur Organisasi Penyelenggara SMA Budi Mulia .. .. ..••.....•.•.•.. .. 73
5. Gedung Dan lapangan Upacara SMA Budi Mulia Sudut Pandang
Kanan..... . ................... ..................................................... 77
6. Gedung Dan lapangan Upacara SMA Budi Mulia Sudut Pandang
Kiri.. .• . . . .• .. • ••. . •. .. . . . . .. . . . . •.. ... . . . .......••.•..••••••••...•••.. .. .. .. .•••... 78
7. Pekarangan Dan Lapangan Basket 1. ....•....•............•....•..............86
8. Taman Dan Pendopo .• .. ....•....•••.••...•.••.•••..•••••••••.••••.•••..•.•••••.. •. 87
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
l . Jadwal Kegiatan Waktu penelitiao ....................•.•......•••••...••...... 54
2.
Jumlah Guru Dao Pegawai
·······························--····················75
3. Keseuaiao ljazah Dengan Pelajaran Yang Diajarkao .••••..••.••.•..•••.• 76
4. Keberadaan Geduog Belajar Dan Fasilitas Peouojaog ...•.••... .. ...
79
S. Keberadaao Tamatao Di Berbagai Perguruao Tinggi ....•..••.••.•.•..... 80
6. Jumlab Siswa ...•..•••••••..•••••••.••••...•......••....•...•.••••••••••••••••••••.• 82
viii
DAFT AR LAMPIRAN
Halaman
l. Keunikan Yang Ditemui Di SMA Budi Mulia Pematangsiantar...
135
2. Instrumen Penelitian .......•...................................................
137
3. Lembar Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolab •...•.•..........
145
4. Lembar Hasil obesrvasi di ruangan belajar
156
5. Lembar Hasil Wawaocara Dengao Garu 1 (G1) ..•.•.•.•..•...•...........
162
6. Lembar Hasil peogamatao pelaksaoaao melatib •.....•......••••••••••.••••••..••. 164
7. Lembar basil wawaocara deogao gura 2(G2).••••.......•........••...•.....•. 166
8. Lembar Hasil observasi di ruaogao belajar.............................
169
9. Lembar basil wawaocara den gao Guru 3............ .• . .. •.••.•. . ........•.. 170
10. Lembar Hasil peogamatan di luar kelas..................................
174
11. Lembar Hasil Wawanca:ra Deogao Alamoi..............................
174
12. Kesimpulan peogamatao dan wawacara.................................
174
13. Foto-foto SMA Budi mulia pemataogsiantar.... .................... .••
186
14. Matriks Analisis Temuao Lapangan.......................................
189
ix
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalab
Dalam
upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM),
pendidikan memegang peran yang sangat penting. Pengembangan pendidikan akan
berpengaruh positif terhadap pengembangan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya. Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap
kem~uan
suatu bangsa dan merupakan wahana dalam mengemukakan pesan-pesan kontribusi
serta sarana dalam membangun watak bangsa (national character building)
(Mulyasa:2007;4). Dengan demikian bidang pendidikan adalah bidang yang mel\iadi
tulang punggung pelaksanaan pembangunan nasional.
Kualitas pendidikan ditentukan oleh penyempumaan integral dari seluruh
komponen pendidikan seperti kualitas guru, penyebaran guru yang merata.
kurikulum, siswa, sarana dan prasarana yang memadai, suasana pembelajaran yang
kondusif dan didukung oleh kebijakan pemerintah.
Guru merupakan sumber daya pendidikan yang mempunyai posisi sentral
yang bertumpu pada kualitas proses pembelajaran. Perao guru sangat menentuk:an
keberhasilan
proses
pembelajaran.
Performance
guru yang
menarik
akan
menimbulkan motivasi berprestasi (need for achievemenl), mampu mengajak siswa
berpikir divergent dengan memberikan berbagai pertanyaan lcategori high level yang
jawabnya tidak sekedar terlcait dengan fakta, ya atau tidak, benar atau salah serta
bentuk jawaban yang dikhotomi lainnya. Seorang guru di kelas dapat merwnuskan
jawaban kreatif, imajinatif, hipotetik dan sintetik (Gultom Syawal, 2006).
Sebaliknya dengan otoritasnya di kelas yang begitu besar itu, bagi seorang
guru juga
tidak menutup kemungkinan untuk tampil sebagai sosok yang
membosankan, instruktif, dan tidak mampu menjadi idola siswa di k:elas. Bahkan dia
juga bisa berkembang kearah proses pembelajaran yang secara tidak sadar
mematikan kreativitas, menumpulkan daya nalar, mengabaibn aspek afektif
(Suyanto,2006)
Berdasarkan hasil studi di negara-negara berkembang, guru memberikan
sumbangan dalarn prestasi siswa (36%), selanjutnya manajemen (23%), waktu
belajar (22%), sarana fisik (19%). Aspek yang berkaitan denpn guru adalah
menyangkut citra/mutu guru dan kesejahteraan (lndra Djati Sidi:2007).
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki
kualitas relative rendah (underqua/ified), dilihat dari tingkat penguasaan bahan 1\iar
dan keterampilan dalam menggunakan metode pembelajanm yang inovatif,
disamping adanya guru yang mengajar bukan pada keahliannya (mismaJch), kurang
efektifnya cara pengajaran, kurangnya wibawa guru di hadapan murid, k:urangnya
kematangan emosional sehingga kebanyakan guru dalarn hubungm dengan murid
masih hanya berfungsi sebagai pengl\iar dan belum sebagai pendidik:. pembimbing,
dan pelatih.
Menurut mantan Menteri Pendidikan Nasional Wardiman Djoyo Negoro dalam
wawancaranya dengan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) 16 Agustus 2004, Hanya
43% guru yang memenuhi syarat, artinya 53% belum memeouhi syarat, tidak
kompeten, tidak efektif, dan tidak profesional (Mulyasa:2007;3).
Paparan di atas menggarnbarkan sekilas kualitas guru di Indonesia yang
sebagian besar memprihatinkan.
Bagaimana dapat dikatalt.an profesional jika
2
penguasaan materi mata pelajaran yang diampu masih kurang dan guru yang
mengajar diluar bidang keahliannya. Ditambah lagi dengan masalah kesejahteraan
guru yang sangat memprihatinkan, apa lagi bagi mereka yang berstatus guru bantu
dan guru honor.
Selanjutnya Tilaar dalam Mulyasa (2007;6) mengemukakan tujuh masalah
pokok Sistem Pendidikan Nasional, yaitu menurunnya akhlak dan moral peserta
didik, pemerataan kesempatan belajar, masih rendahnya efisiensi internal sistem
pendidikan, status kelembagaan, lrurikulwn, manajemen pendidikan yang tidak
sejalan dengan pembangunan nasional, dan swnber daya yang bel urn profesional.
Fenomena di atas menunjukkan babwa kemerosotan pendidikan semata-mata
bukan pada kurikulum dan manajemen peodidikan, tetapi juga pada sumber daya
pendidikan dalam hal ini guru. Hal ini tentunya berakibat Iangsung pada rendahnya
kualitas lulusan hampir setiap jenjang peodidikan. Maka
bukan tanpa alasan
profesional guru harus dibenahi dan dikembangkan .
Guru salah satu faktor penentu keberbasilan pembelajaran memiliki tanggung
jawab yang
cukup
besar dalam mengelola pembelajaran yang
mencakup
perencanaan, pengorganisasian bahan pengajaran, penggunaan alat dan metode
pembelajaran dan penilaian basil belajar. Oleh kacena itu, guru dituntut untuk
meningkatkan profesionalismenya sebingga dapat mewujudkan manusia terdidik
(educated human beings) yang mempunyai life skills yang berkualitas tinggi.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa pengembangan profesionalisme guru
merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi, seiring dengan
semakin meningkatnya persaingan yang semakin ketat dalam era globalisasi seperti
sekarang ini. Diperlukan pembinaan yang benar-benar, agar guru ahli dibidangnya,
3
sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya agar setiap guru dapat bekerja dengan
maksimaL Profesionalisme
guru menuntut keseriusan dan kompetensi yang
memadai, sehingga seordllg guru dianggap layak untuk melaksanakan tugas.
Membentuk dan mengembangkan profesionalisme seorang guru bukanlah
pekerjaan
mudah, diperlukan waktu dan proses yang terus menerus
dan
berkelanjutan agar setiap guru memiliki berbagai kemampuan dan keterarnpilan
sesuai dengan tugas profesinya. Program yang terus menerus dan bekelanjutan itu,
bukan hanya tanggungjawab guru itu semata, tapi menjadi bagian dan tanggung
jawab masyarakat, sekolah dan pemerintah.
Salah satu faktor yang harus dilakukan dalam mencapai profesionalisme guru
adalah, perlunya perubahan paradigma dalam proses pembelajaran. Anak didik tidak
lagi sebagai objek pembelajaran tetapi harus berperan dan diperankan sebagai subjek
Sang guru tidak Iagi sebagai instruktur yang harus memposisikan dirinya lebih tinggi
dari anak didik, tetapi berperan sebagai, pengajar, pendidik, pelatih, fasilitator dan
konsultator yang sating melengkapi.
Dalarn konteks ini guru sebagai sumber daya pendidikan sedikitnya
mempunyai tiga sifat karakteristik yaitu: kreatif, profesiooal, dan menyenangkan.
Guru harus profesional dalarn membentuk kompetensi sesuai karakteristik peserta
didik. Guru harus kreatif dalarn memilih dan mengembangkan materi standar untuk
membentuk kompetensi peserta didik, guru juga harus menyenangkan bagi peserta
didik (Mulyasa ;2005; 13). Guru profesional tidak sekedar menjadikan anak terarnpil
secara praktis terhadap lingkungannya, mendidik juga berarti membantu anak untuk
menjadi dirinya dan peka terhadap lingkungannya. Guru yang profesional memiliki
pengetahuan dan keterarnpilan yang tidak dimiliki oleh orang awarn.
4
Kualitas guru sebagai agen pembelajaran sangat menentukan bagaimana guru
tersebut mengelola kompetensi yang dimilikinya sehingga dapat melakukan tugas·
tugas dengan profesional sebagaimana yang tertera kompcteosi dasar keguruan yang
sudah ditetapkan secara nasional. Guru profesional tidak banya menguasai bidang
ilmu, bahan .Yar, dan metode yang tepat, akan tetapi mampu memotivasi peserta
didik, memiliki keterampilan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia
pendidikan.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan dari tahun ke tahun menjadi program
pemerintah. antara lain dengan ditetapkannya UU No 20 Tahun 2003 Tentang
Sisdiknas, UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Doseo, Peraturan Pemerintah
No.l9 Tahun 2005 Tentang Standard Pendidikan Nasiooal, mengamanatkan bahwa
guru wl\iib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat
jasmani dan rohani, serta memilild kemampuan wttuk mewujudkan pendidlkan
nasional. Sejak diluncurkannya Undang-Undang dan peraturan di atas tuntutan
terhadap guru akan berubah. Pengembangan profesinalisme guru secara konsisten
menjadi salah satu faktor terpenting dari mutu pendidibo.. Untuk itu pemerintah
telah mencanangkan guru menjadi suatu profesi.
Guru merupakan profesi/jabatan atau peketjaan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru. Jenis peketjaan ini tidak dapat dilakuk.an oleb sembarang orang
di luar
kependidikan walaupun kenyataannya masib dilalrukan orang di luar
kependidikan. Itulah sebabnya jenis profesi ini paling mudah kena pencemaran
(Usman ;2006:6)
Selllf\iutnya menurut Usman, Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik,
mengajar, dan me/atih. Mendidik berarti meneruskao dim mengembangkan nilai-
5
nilai hidup kepada anak didik. Mengajar berarti mengembangkan ilmu pengetahuan
dan tegnologi kepada anak didik. Sedangkan melatih, berarti mengembangan
keterampilan-keterarnpilan pada peserta didik
Pekeljaan guru sebagai profesi telah tersirat
adanya suatu
keharusan
kompetensi agar profesi berfungsi dengan sebaik..lwknya.. Kompetensi guru
merupakan seperangkat k:emampuan atau kapabilitas yang dimilik:i oleh seseorang
yang telah menjadi bagian dari dirinya, agar dapat menampilk:an unjuk kelja sebagai
guru secara cepat dan tepat. Kompetensi adalah suatu pengetahuan, keterarnpilan,
dan kemarnpuan atau kapabilitas yang dimiliki seseoraog yang sudah menjadi bagian
dari dirinya
sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.
Menurut Gordon dalam Sanjaya (2005) ada beberapa aspek yang terkandung dalam
kompetensi yaitu: a) pengetahuan (knowledge), b) pemabaman (understanding), c)
keterampilan (skill), d) nilai (value), e) sikap (attitude) dan minat (interest).
Aspek kompetensi harus dimiliki dan di implelllCidasikan oleh guru dalarn
menjalankan peranannya sebagai pendidik,
pe~ar,
perencana pembelajaran,
pengelola pembelajaran, fasilitator, evaluator, dan sebagai agen pembelajaran.
Dengan kompetensi yang tinggi dan dapat digunalcan guru dalam mef\ialankan
tugasnya, diharapkan dapat menghasilkan anak didik yang berkualitas. Kompetensi
guru dapat dimaknai sebagai kebulatan penguasaan pengelahuan, keterampilan, dan
sikap yang berwujud tanggungjawab sebagai agen pembela9anmHasil
penelitian
Simon
dan
Alexander daJam
Mulyasa
(2007; 13)
menunjukkan adanya dua kunci penting dalam perao guru yang berpengaruh
terhadap peningkatan prestasi belajar peseta didik: yaitu. jumlah pembelajaran di
kelas, dan kualitas kemampuan guru. Dalarn hal ini, guru bendaknya mempunyai
6
kemampuan profesional untuk melakukan pembelajaran yang berkualitas. Guru yang
profesional mampu membelajarkan murid secara efektif sesuai dengan kendala
sumber daya dan lingkungan.
Profesionalisme
guru dalam
menjalankan
tugasnya
selalu dituntut
meningkatkan kualitas sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta kebutuhan masyarakat terhadap sumber daya manusia yang
berkualitas dan dan merniliki k.emarnpuan bersaing dan bersanding baik ditingkat
regional, nasional
maupun intemasional. Guru hams peka dan tanggap terhadap
perubahan-perubahan dan pembabaruan.
Guru yang profesional tidak hanya tabu akan tugas, peranan dan
kompetensinya namun juga melaksaoakan apa-apa yang menjadi tugas dan
peranannya, dan selalu meningkatkan kompetensinya agar tercapai kondisi proses
pernbelajaran yang efektif untuk meoeapai tujuan pembelajaran yang optimal. Guru
yang profesional selalu belajar dan belajar untuk mengembangkan profesinya sebagi
pendidik., pengajar dan, pelatih.
Selanjutnya kualitas guru dapat dilibat dari dua segi yaitu dari segi proses
dan dari segi basil. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apa bila mampu
melibatkan anak didik secara aktif, baik fisik., mental, maupun sosial dalam proses
pembelajaran dan mempunyai gairah dan semangat dalarn proses pembelajaran.
Sedangkan dari segi basil apa bila pembelajaran yang di berikan oleh guru marnpu
mengubah perilaku sebagian besar peserta didik kearah penguasaan kompetensi
dasar yang lebih bailc.
Guru sebagai titik seotral pembinaan dalarn pembelajaran akan berhasil
dengan baik seandainya dia seodiri memanfaatkan segala potensi yang ada dan dapat
7
mengusahakannya dari
lingku~
yang bersangkutan. Pendayagunaan potensi itu
dapat berupa penyegaran atau penambahan ilmu bagi guru yang bersangkutan, atau
penerapan materi yang sesuai, penggunaan pendekatan, penggunaan metode yang
tepat, penggunaan dan penerapan. penilaian yang tepat, penggunaan media, bahan,
dan sumber belajar yang dibuat bersama oleh guru dan anak didik dilingkungannya,
pelaksanaan administrasi sekolah yang baik dan pecan serta masyarakat
Membentuk manusia yang terdidik bukanlah suatu hal yang mudah, disinilah
diperlukan
kesinergian
setiap
penyelenggara
pendidikan
terutama
untuk
meningkatkan kineijanya. Dalam konteks otonomi pendidikan, memiliki implikasi
bahwa pemerintah daerah perlu menciptakan sebuah sistem rekrutmen dan
pembinaan karier guru agar para guru memiliki profesionalisme dan efektivitas yang
tinggi supaya ketika ia memasuki ruang kelas mampu menegakkan standar kualitas
yang ideal bagi proses pembelajaran..
Upaya meningkatkan Jremampuan profesionalisme guru sebagai pendidik,
pengajar, dan pelatih dan pembimbing
tidak terlepas dari peranan manajemen
pendidikan sekolah yang meqjadi tumpuan terselenggaranya pendidikan. Sekolah
sebagai tempat dimana berbapi kebijakan diterapkan membutuhkan sumber daya
manusia pendidikan yang profesional. Sekolah harus mempunyai perencanaan untuk
mengembangkan kemampuan profesionalisme
guru. Pembinaan profesionalme
guru akan berhasil dengan baik apa bila tercipta ildim pembinaan profesional,
dimana pengawas. kepala sekolah dan pembina lainnya dapat melakukan tugasnya
masing-masing mengutamakan dan memusatkan perhatian terhadap pembinaan
profesional guru.
8
Pengembangan profesionalisme guru kini menjadi perhatian yang serius.
Oleh karenya kecukupan sumber, mutu proses pembelajaran dan mutu lulusan sangat
akan terpenuhl bila profesionalisme
guru serta dukungan biaya yang diperlukan
tersedia. Membenahi dan mengembangkan profesional guru adalah awal yang baik
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
SMA RK Budi Mulia Pematangsiantar
salah satu lembaga pendidikan
swasta yang secara terus menerus melakukan upaya meningkatkan profesionalisme
guru-gurunya. Penulis memilih SMA RK Budi Mulia Pematangsiantar karena
sekolah ini merupakan SMA pavorit, bukan saja di Kota Pematangsiantar, tapi juga
di daerah-daerah sekitarnya seperti Kabupaten Simalungun, Tobasa, Tapanuli Utara,
Sarnosir, dan Jainnya. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya animo siswa tamatan
SMP yang ingin melanjutkan sekolahnya ke sekolah ini . Setiap tahun ajaran, siswa
yang mendaftar di sekolah ini berjubel tapi yang diterima melalui testing sangat
terbatas. Para murid berlomba-lomba masuk ke sekolah ini karena menurut siswa
dan orang tua, prestasi yang dicapai sekolah ini tinggi sehingga banyak alumninya
yang berhasil diterima di Perguruan Tinggi Negeri yang ternama dan bahlcan banyak
yang sudah mendapat pekerjaan yang baik di Indonesia dan di Luar Negeri. Prestasi
ini pasti ada hubungannya dengan pelaksanaan mendidik, mengajar, melatih peserta
didik dan pengembangan profesionalisme guru.
B. Fokus Penelitian
Bertolak dari rumusan di atas maka penelitian ini difolruskan pada Pola
pengembangan
profesionalisme
guru yang dilakukan di SMA RK Budi Mulia
9
Pematangsiantar.
Pola pengembangan profesionalisme guru dapat dilihat lebih
spesifik pada:
1. Pelaksanaan tugas profesi guru sebagai pendidik di SMA RK Budi Mulia
Pematangsiantar.
2. Pelaksanaan tugas profesi guru sebagai pengajar di SMA RK Budi Mulia
Pematangsiantar
3. Pelaksanaan tugas profesi guru sebagai pelatih di SMA RK Budi Mulia
Pematangsiantar
4. Pola Pengembangan
profesionalisme
guru di
SMA RK
Budi Mulia
Pematangsiantar.
C. Pertanyaan Penelitian
Dari fokus penelitian yang yang ditetapkan
pertanyaan dalam penelitian ini adalah :
Pola
di atas, maka yang menjadi
Pengembangan Profesionalisme
Guru di SMA RK Budi Mulia Pematangsiantar. Secara khusus pertanyaan penelitian
adalah:
I . Bagaimanakah pelaksanaan tugas profesi guru sebagai pendidik di SMA RK
Budi Mulia Pematangsiantar?
2. Bagaimanakah pelaksanaan tugas profesi guru sebagai pengajar di SMA RK
Budi Mulia
Pematangsiantar?
3. Bagaimanakah pelaksanaan tugas profesi guru sebagai pelatih di
Budi Mulia
SMA RK
Pematangsiantar?
4. Bagaimanakah Pola pengembangan profesionalisme
Mulia Pematangsiantar?
10
guru di SMA RK Budi
D. Tujuan
Dari pemaparan di atas maka tujuan penelitian adalah:
Mengungkapkan pelaksanaan profesi mendidik., mengajar, melatih, dan pola
pengembangan profesionalisme guru di SMA RK Budi Mulia Pematangsiantar.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bennanfaat untuk:
l. Guru sebagai
bahan rnasukan dalarn pelaksanaan profesi mendidik,
mengajar dan melatih.
2. Sekolah-sekolah, baik sekolah swasta maupun negeri dalam peningkatan
profesionalisme guru-gurunya
3. Kepala
sekolah
sebagai
babao
pertimbangan
dalarn
peningkatan
profesionalisme guru di sekolah yang dipimpinnya.
4. Dinas Pendidikan dan Pengajaran kota Pematangsiantar dalam pembinaan
profesionalisme guru-guru di kota Pematangsiantar.
5. Pengembangan khasanah llmu Peogetahuan khususnya pelaksanaan profesi
guru sebagai pendidik., pengajar, pelatih dan pola
profesionalisme guru.
11
pengembangan
F. Batasan Istilah
1. Profesi:
Menunjuk kepada suatu peketjaan ataujabatan yang didasarkan pada pendidikan
intelektual khusus yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesediaan
terhadap pekerjaan, dan merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.
2. Profesiona/:
Pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
yang memenuhi standar motu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi. Menunjuk pada peoampilan atau performance kinerja seseorang yang
sesuai dengan tuntutan profesinya.
3. Profesionalisasi:
MerUadikan atau mengembengkan suatu bidang pekerjaan atau jabatan secarn
profesional .
5. Profesionalisme :
Merupakan
komitmen para anggota suatu
profesi
untuk
meningkatkan
kemampuannya secara terus menerus dan merniliki sistem budaya yang mampu
memberikan pelayanan yang memuaskan bagi yang dilayani.
6. Profesi mendidik:
Tugas meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup peserta didik. yaitu
pengembangan aspek-aspek moral, agama, dan segi-segi kepribadian seperti
sikap dan tingkah laku.
12
6. Profesi mengajar:
Tugas meneruskan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu
mengembangkan kemampuan peserta didik menganalisa suatu masalah dan
menarik kesimpulan secara logis dalam memecahkan suatu masalah.
7. Proftsi melatih:
Kegiatan mengembangkan keterarnpilanlkecetatan., membentuk kompetensi
dasar peserta didik dan penerapannya.
8. Pengembangan profesionalisme guru:
Usaha untuk mengembangkan kemampuan guru untuk memiliki kualitas dalam
tugas profesinya yaitu: mendidik,
m~,
melatih, dan membimbing
peserta
didik secara terus•menerus secara efektif sesua.i dengan k.endala sumber daya
lingkungan, serta melaksanakan tugas-tugas
jawab.
13
lainnya dengan penuh tanggung
BABV.
SIMPULAN, IMPUKASI DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan basil penelitian yang dilakukan melalui wawancara, observasi
serta dokumentasi terhadap kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru-guru, dan
siswa-siswa
setiap
hari
dapat
disimpulkan
bahwa:
SMA
Budi
Mulia
Pematangsiantar telah berhasil meningkatkan mutu akademik dan non akademik.
serta dapat membangun sarana /prasarana pembelajaran yang cukup representative
untuk melayani peserta didik sehingga pengabdiannya mendapat kepercayaan dari
masyarakat. Guru-guru
SMA Budi Mulia telah menerapkan pembelajaran yang
menyenangkan dan kondusif, dengan peuuh kedisiplinan. Hasilnya dapat dibuktikan
dengan lulusan SMA Budi Mulia Panataogsiantar telah
banyak yang menjadi
manusia seutuhnya yang bermutu secara kognitif, afektif, dan psikomotorik sesuai
dengan Visi Budi Mulia.
Hasil yang dicapai ini ini tidak terlepas dari peranan guru dalam mendidik,
mengajar, melatih, dan mutu pengembangan profesionalisme yang dilakukan SMA
Budi Mulia Pematangsiantar yaitu:
l. Guru- guru di SMA RK Budi Mulia Pematangsiantar telah melakukan tugas guru
sebagai pendidik baik didalam kelas maupun di luar kelas. Siswa dihargai dan
dimotivasi belajar atas dorongao diri sendiri, Osis diberi otonomi untuk
merencanakan kegiatannya. Gmu
karakter anak didik,
SMA Budi Mulia, berupaya membentuk
bukan baoya mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, tetapi berupaya meugembangkan afeksi anak didik secara positif,
127
dengan kegiatan retret untuk
pembinaan kerohanian, porseni, perayaan bari
besar keagamaan dan camping. Mereka dilatih untuk berbudi pekerti, berbudi
mulia atau kelakuan baik. Mereka melihat potensi yang dimiliki anak didik,
selanjutnya diberi motivasi agar potensi tersebut dapat berkembang. Guru-guru
SMA Budi Mulia
memberikan keteladanan, dan menciptakan suasana
pendidikan yang k.ondusif. Hubungan antara guru dan anak didik adalah edublif
2. Guru SMA Budi Mulia
menciptakan
dalam pelaksanaan tugas profesi mengajar mampu
suasana dan k.egiatan pembelajaran yang menyenangk.an. Anak
didik tidak lagi dijadikan sebagai objek pembelajaran, tapi sudah berpenm dan
diperankan sebagi subjek. Seluruh tenaga kependidikan yang berada di sekolah
ini ikut terlibat untuk. k.emajuan anak didik dan sekolah. Selanjutnya tugas guru
sebagai pengajar/penyampai materi pembelajaran yaitu:
l) merencanakan
pembelajaran, 2) melaksaoakao pembelajaran yang mendidik, 3) menilai proses
dan hasil belajar. Dalam proses pembelajaran selalu mengadakan test awal (pre
tes) dan test akhir (post test) dengan lisan maupun tulisan, menggunakan
berbagai metode pembelajaran dan pemberikan tugas. Kertas ujian dan tugas
anak didik selalu diperiksa, dioilai dengan baik, kertas dikembalikan, dan rapot
dibagikan setiap bulan. Guru-guru SMA Budi Mulia telah melakukan tugas
utarnanya membelajarkao siswa, yaitu mengkodisikan siswa agar belajar aktif
sehingga
potensi dirioya yaitu:
kognitif,
afektif,
dan
psikomotorik.nya
berkembang dengan maksimat Guru mengetahui model belajar yang sesuai
dengan keadaan peserta didiknya, menggunakan media, menguasai dan
melaksanakan berbagai C8la membelajarkan siswa.
128
3. Tugas guru sebagai pelatih (coaches) mendorong siswanya untuk mau
meningkatkan prestasinya Guru SMA Budi Mulia melatih peserta didik lebih
kreatif dan arif, mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain dan memberi
batasan-batasan pada orang lain, dengan k:egitan-kegiatan MOS, Porseni,
retret.
dan camping. Guru mampu melatih siswanya dalam membentuk: kompetensi
dasar sesuai kurikulum dan terampil berbuat sesuai kompetensi masing-masing.
Sebagai pelatih, guru SMA Budi Mulia
memberikan peluang yang sebesar-
besamya bagi peserta didik Wltuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya
sendiri sebagai latihan untuk meocapai basil pembelajaran optimaL
4. Pola pengembangan profesionalisme guru di SMA Budi Mulia Pematangsianlar
yaitu, I) Perencanaan pembinaan dan pengembangan, yaitu dengan mengadakan
seleksi motivasi, keterampilan terbadap guru yang akan di terima; 2) Pelaksanaan
pembinaan dan pengembangan dengan : (a) Pembinaan dan pengembangan
internal institusi, yaitu dengan memfasilitasi guru, melakukan supervisi dengan
memberikan bimbingan dan araban; (b) Pembinaan dan pengembangan ekstemal
institusi. Untuk meniogkatkan dan mengembangakan profesionalisme guru
secara ekstemal, SMA Budi Mulia Pematangsiantar mengirim guru-guru sains
mengikuti pendidikan dan pelatihan sains ke Jakarta, yang diselenggarakan dan
didanai Yayasan Pusat
Budi Mulia di Jakarta dengan mengundang trainer.
yaitu pengarang buku-buku sains dari Jakarta dan Yogyakarta seperti Bob Foster
pengarang buku Fisika.. Dalam pelaksanan
guru, khususnya dalam.
pengembangan profesionalisme
pendidibn dan pelatihan kurikulum tingkat
pendidikan (KTSP) diadakan di Pematangsiantar.
satuan
SMA Budi MuJia bek.Cija
sarna dengan yayasao Katolik. yang ada di Sumatera Utara mengundang trainer
129
pakar
kurikulum
dari
Sanata
Darma
Yogyakarta.
Semua
gwu-guru
diikutsertakan, dan pelaksanaan pelatihan dilakukan pada waktu libur sekolah
agar tidak mengganggu proses pembelajaran. (c) pemberian gaj i dan kesejahteran
yang layak yaitu: dengan menentukan gaji pokok, masa ketja, pemberian
tunjangan-tunjangan, dan insentif setiap akhir tahun. (d) pembinaan dan
pengembangan
yang dilakulcan guru itu sendiri , dengan belajar sendiri, dan
mengikuti seminar-seminar pendidikan. 3) Evaluasi hasil pembinaan dan
pengembangan terbadap kerjasama, disiplin, tanggungjawab, dan keterampilan
B. lmplikasi .
Setiap guru barus meyakini bahwa pekerjaan guru itu sebagai
suatu peketjaan yang menuntut keahlian. Profesi guru adalah
prof~
yaitu
pekeljaan yang
mernerlukan keahlian kbusus yaitu: mendidik, mengajar, rnelatih tidak ter1epas dari
mernbimbing manusia. Kalau guru sebagai profesi, maka guru itu barns bekelja
secara profesiooal. Menjadi profesional merupakan upaya utama yang barus
dilakukan dalam ranglca pencapaian proses pendidikan sesuai dengan harapan.
SMA Budi Mulia Pematangsiantar konsisten menjadikan visi dan
misi
sekolah mernbentuk siswa Budi Mulia seutuhnya bermutu secara kogniti( afektif.
dan . psikomotorik
sebagai pijakan untuk semua program ketja sehingga setiap
tenaga profesional dibina mengembangkan diri dengan acuan yang mantap untuk
setiap pribadi.
Guru-guru SMA Budi Mulia telah menampilkan kemampuannya dalam
bentuk perbuatan (performance), bukan sekedar kata-kata. Mereka bekerja alas dasar
tugas, wewenang, tanggungjawab profesi untuk kepentingan dan kepuasan peserta
130
didik, orang tua, dan masyarakat. Memiliki komitmen sebagai anggota profesi lDJluk
meningkatakan
profesionalnya.
Memiliki
kapasitas
untuk
beketja
mandiri,
mementingkan peserta didik. Terns menerus mengembangkan strategi dan metoda
yang digunakannya dalam melakukan pekeljaan sesuai dengan profesinya.
Guru
SMA Budi Mulia
dikatakan profesional
karena guru tersebut
memiliki kualitas mengajar yang tinggi, dan melaksanakan tugasnya dengan penuh
tanggung jawab. Bahwa profesional guru
di sekolah ini
bukan semata-mata
berkaitan dengan fisik. melainkan tentang wujud penampilan dari segi potensi dan
kualitasnya antara lain adalah: mengetahui tugas, peranan dan kompetensinya serta
dapat melaksanakannya, dan mampu mengembangkan keprofesionalan dalam proses
pembelajaran
Guru SMA· Budi Mulia salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran
memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam mengelola pembelajaran
khususnya di SMA Budi Mulia Pematangsiantar yang mencakup perencanaan,
pengorganisasian bahan pengajaran, penggunaan alat dan metode pembelajaran dan
penilaian basil belajar. Oleh karena itu, guru dituntut untuk secara terus menerus
meningkatkan profesionalismenya sehingga dapat terns menerus
mewujudkan
manusia terdidik (educated human beings) yang mempunyai lifo skills yang
berkualitas tingi.
Kepala sekolah SMA Budi Mulia berhasil membimbing para guru untuk
menjadi profesional bisa diikuti unit-unit yang lain sehingga keberbasilan
pengembangan kemampuan profesional guru teljadi di sekolah lain. Guru SMA Budi
Mulia telah memiliki kualifikasi akademik dan profesionalisme guru sebagai
pendidik, pengajar, pelatih, dan agen pembelajaran.
131
C. Saran --Saran
Berdasarkan pada simpulan penelitian dan pembahasan sebelumnya yang
telah dilaksanakan peneliti memberikan saran:
Pematangsiantar
mempertahankan dan
meningkatkan secara terus menerus pelaksanaan
tugas profesi meodidik,
I . Guru-guru
SMA
Budi
Mulia
mengajar, dan melatih.
2. Guru-guru SMA Budi Mulia Pematangsiantar dalam pembelajaran, tetap
mempelajari dan mengikuti sosialisai kurikulum yang sedang berlaku.
3. Dalam pelaksanaan melatib agar setiap guru, dalam setiap mata pelajaran tetap
melakukan pengembangan. dan penilaian psikomotorik.
4. Mengingat guru-guru
SMA
Budi Mulia tergolong profesional, sebaiknya
kemampuannya dapat secara utuh ditampilkan di depan kelas, sehingga anak
didik tidak perlu lagi mengeluarkan biaya yang besar untuk ikut bimbingan
belajar atau les privat pada sore hari kepada gurunya.
5. Hendaknya Yayasan tetap meningkatkan profesionalisme guru terus menerus
dan meningkatkan kesejabteraan guru, sehingga guru-guru tetap termotivasi
untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat.
6. Pemerintah Daerab Kota Pematangsiantar khususnya melalui Dinas Peodidikan
dan
Pengajaran memantau secara teratur .dan berkesinambungan pelaksaoaan
mendidik,
mengajar, melatih, dan
dilakukan
guru-guru
pengembangan profesiooalisme yang
SMA Budi Mulia Pematangsiantar, untuk bisa
pertimbangan masukan di sekolah lain yang ada di Pematangsiantar
132
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Qomari Dan Sagala Syaiful. 2006. Profesi Jabatan Kependidikan Dan
Guru
Sebagai Upaya Menjamin Kualilas Pembelajaran, Jakarta : Uhamka Press
Badafal, Ibrahim. 2006. Peningkatan Profesiona/isme Guru Sekolah Dasar Jakarta:
Bwni Aksara
Budiningsih, C, Asri. 2005. Be/ajar Dan Pemhe/ajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Danim, Sudarwan. 2006. Visi Baru Manajemen Selr.olah, Jakarta: Bwni Aksara
Dedi Supriadi. 1998. Mengangkat Citra Dan Martabat Guru, Yogyakarta: Adicita
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.. 1999. Sistem Pembinaan Profesional
Guru, Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pengelolaan Kurikulum Berbasis Kelas.
Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional 2004. Standar Kompetensi Guru Pemula (SKGP).
Gultom, Syawal. 2006. Kompetensi Dan Profesionalisme Guru Dan Dosen. Medan:
Makalah Disajikan Pada Seminar Nasional Sertifikasi, Kompetensi Dan
Profesionalisme Guru dan Dosen.Universitas Negeri Medan
.Hamalik, Oemar; 1991. Pendiditon Guru Konsep Dan Stratejig, Bandung: Mandar
Maju.
- - ---:-· 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Jakarta Bwni Aksara.
--'-----'--::·2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Hasan, Ani .2003. Pengembalfgan Profesional Guru Di Abad Pertengahan
(httpllartikel. us/amhasan.html)
Hasibuan, S.P, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi
Aksara
Hamzah,H, Uno, B. 2008. Profesi Kependidilcan. Jakarta: Bwni Aksara
Indra Djati Sidi, Pendidikan Dan Peran Guru Dalam Era Globalisasi, Dalam
Majalah Komunilca No 25ffahun VIII/2000
132
Manullang, Belferik. 2006. Kepemimpinan Pedagogis Membangun Korober
Manusia, Medan: Program Pasca Srujana.
Manullang, Belferik, Sry Melfayetty. 2005. Teori Administrasi Manajemen Perfe/aif
llmu Pendidikan, Medan: Program Pasca Srujana.
Manullang, Belferik, Sry Melfayetty. 2005. Persfektif 1/mu Pendidikan Membentuk
Kepribadian .Esensi Pendidikan IQ-EQ-SQ, Medan: Program Pasca
Srujana.
Mangkuprawira, Th.Sjafri. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Stratejilc.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdsa Karya.
Mulyasa, E. 2004. Menjadi Guru Profosional, Bandung: Remaja Rosdakarya.
.2007. Slandar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nasution, S. Metode Penelilian Naturalistik Kualitataif, Bandung : Tarsito.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang SIOifdar
Pendidikan Nasional.
Pidarta, Made. 1997. Landoson Kependldllum, Jakarta: Rineka Cipta
Purwanto, Petrus. 2008. "Pola Pengembangan Profesional Guru SD Sl Antonius
Seri Amal Medan,"' Thesis, Medan: Program Pasca srujana Universitas
Negeri Medan.
Rooijakkers. 2008. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta:Grasindo
Sagala, Syaiful. 2006. Administrasi Pendidikan Temporer. Bandung. Alfabeta.
Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profosional Guru Dan Tenaga Kependidilcan.
Bandung. Alfabeta
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam lmplemenlasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi,. Jakarta; Prenada Media.
Siagian, P, Sondang . 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Bumi
Aksara.
Soetjipto, Kosasi Raflis. 2004. Profosi Keguruan, Jakarta.Rineka Cipta. Tilaar
Spradley,
J.P.
1980. Participation
Rinehard& Winstons.
133
Observation,
New
York:
Hold.
Supriadi. 1998. Mengangkat Citra Dan Martabat Guru, Yogyakarta: Adicita Karya
Nusa
Suhertian., Piet. A.l994. Projil Pendidikan Professional, Yogyakarta: Andi Offset.
Suparlan, 2008 Guru sebagai profesi dan Standar komptensinya, (hhlp/pkabwowdpress.com/2008/04119/model-dan-pembelajaran-berorientasikompetensi-siswa, diakses 9 mei 2008).
Swyana, Agus. 2006. Panduan Praktis Mengelola Pelatihan, Jakarta: Edsa Mahkota
Tim lnstruktur PLPG. 2008. Materi Pendidikan Dan Pelatihan Profosi Guru
(PLPG): Unversitas Negeri Medan.
Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen.
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Uno, H. Harnzah, B. 2008. Profesi Kependidilcan, Jakarta: Bwni Aksara
Usman., Husaini. 2006. Manje~
Jakarta:Bwni Aksara.
Teori,
Praktek Dan Rise/ Pendidikan,
Usman, Uzer, Moh. 2006. Menjadi Guru Profosional, Bandung ; Rosda Karya.
. Wijaya. 2008, Pembelajaran Guru. Lesson Study Dan Kompetensi Guru
(http: Pembelajaran
W~.
Com/2008/05122/Lesson Study-Kompetensi
Guru, Diakses, 22 Mei 2008)
Zamroni. 2006. Kebijakan Depdi1nas Dalam Pengembangan Profesi, Makalah
disajikan Pada Seminar Nasional. Setifikasi, Kompetensi Guru dan Dosen.
Universitas Negeri Medan
134
JJ:hAjukan U ~r'ic t u#.
{)(Jlam Me
ri 'PIi J i ~t
;lfemetuahi Sebag.ian P'ers.:varatan
v .rl e . ~ Gehlr Jilagister P e~tdikan
lJNIV~RSTA
~ ~'Jdrn
i nisu
Pevtdi.d!Jum
lP.R OGRAM PASCASARJANi\.
NEGERI MEDA.N
MEDAN
2009
L~
1?/;z
1' - .,
- ··-
-. ..
,~
.i
;,:;
; .. '1_, ,'
KATAPENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah
memberikan berkat dan kekuatan sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Tesis ini bertujuan
untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Magister Pendidikan Program
Studi Administrasi Pendidikan Pasca Smjana Universitas Negeri Medan.
Tesis ini beljudul : Pola Pengembangan Profesionalisme Guru SMA RK Budi
Mulia Pematangsiantar. Dalam penutisan tcsis ini penulis telah berusaha sebaik dan
semaksimal mungkin, namun karena keterbatasan penulis tesis ini tidak terlepas dari
kekurangan dan kelemahan.
Penulisan tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan dan dorongan dari berbagai
pihak baik secara moril maupun materil, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu,
semoga Tuhan melimpahkan berkatNya kepada mereka yang telah memberikan bantuan
dan dorongan dalam penyelesaian tesis ini.
Pada kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-
besamya kepada: Bapak Prof. Dr Belferik Manullang selaku pembimbing I dan Bapak
Prof. Dr.Siman, MPd, selaku pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu
memberikan bimbingan, pengarahan, motivasi, dan koreksi yang sangat serius dalam
penyelesaian tesis ini. Ucapan terimakasih juga kepada Bapak Dr.Syaiful Sagala MPd,
Bapak Dr.Busmin Guming MPd , dan Bapak. Dr. Marihot Manullang MPd selaku nara
sumber yang telah memberikan koreksi dan masukan-masukan untuk perbaikan tesis ini,
serta seluruh Bapak dan lbu Dosen yang dengan iklas telah menyampaikan ilmunya
selama penulis menempuh pendidikan, rdcan-rekan mahasiswa yang telah memberikan
dorongan di Program Pasca Smjana Unimcd.
iii
Selanjutnya kepada Br. Silvester J.Simamora, SP selaku kepala sekolah SMA RK
Budi Mulia yang telah meberikan kemudahan dan informasi tentang sekolah untuk
keperluan penelitian ini. Begitu juga kepada guru -guru, staf tata usaha, dan adek-adek
siswa SMA RK Budi Mulia Pematangsiantar yang berkenan memberikan inforrnasi, data
dan hal-hal yang diperlukan penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
Secara khusus kepada Ayahanda M Markus Simit (Aim),
Guming (Aim), atas bimbingan didikan, dan doa-doanya
dan lbunda Julianna
yang senantiasa menyertai
perjalanan penulis, tak lupa juga terima kasih kepada Bapak mertua Drs L.lumban Raja ,
dan lbunda Mertua (Aim), Abang, Kakak, Adik, keponakan dan seluruh keluarga yang
telah memberikan dukungan moril maupun materil.
Teristimewa kepada suamiku Drs Ojahan Lumban Raja, putra dan putri tercinta
Rumia Christina, Gibert Daniel, dan Nakkok Fernando dengan pengorbanan, bantuan
dan dukungan
sepenuhnya serta pengertian yang tak terukur sehingga penulis dapat
mengikuti studi dengan lancar dan menyelesaikan tesis ini, tentunya banyak mengurangi
hak-hak mereka untuk memperoleh perhatian sewajamya
Akhimya , semoga tesis ini dapat memberikan kontribusi yang berrnanfaat bagi
pembaca untuk menambah wawasan berpikir untuk kemajuan dunia pendidikan di masa
mendatang.
Medan, ............ April 2009
Penulis,
ROHIRMA SIRAIT
NIM.061188130023
iv
ABSTRAK
ROHIRMA SIRAIT. Pola Pengembangan Profesionalisme Guru SMA Budi Mulia
Pematangsiantar. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2009.
Penelitian ini bertujuan mengungkapkan Pola Pengembangan Profesionalisme
Guru SMA Budi Mulia Pematangsiantar meliputi, (I) pelaksanaan tugas profesi guru
sebagai pendidik, (2) pelaksanaan tugas profesi guru sebagai pengajar, (3) pelaksanaan
tugas profesi guru sebagai pelatih, dan (4) pola pengembangan profesionalisme guru di
SMA Budi Mulia Pematangsiantar.
Penelitian mr menggunakan pendekatan analisis deskriptif kualitatif.
Pengumpulan data diperoleh melalui: wawancara, observasi, dan studi dokumentasi.
lnforman penelitian adalah: kepala sekolah. guru, siswa, dan alumni SMA Budi Mulia
Pematangsiantar. Analisa data dengan menggunakan analisis data kuali,t atif dengan
menggunakan teknis analisis induktif.
Berikut ini merupakan deskripsi dari hasil penelitian. Guru SMA Budi Mulia
mendidik dalam kelas
Pematangsiantar telah melakukan: perlmna, tugas profesi
maupun di luar kelas, dengan memotivasi, menghargai, dan memberikan otonomi kepada
siswa untuk merencanakan kegiatannya Kedua, profesi mengajar menciptakan suasana
pembelajaran yang menyenangkan, mengkondisikan siswa belajar aktif. Menyampaikan
materi pembelajaran dengan merencanakan pembl~arn.
melaksanakan pembelajaran
yang mendidik, dan menilai proses dan basil belajar. Ketiga, profesi
melatih yaitu
mendorong siswa untuk mau meningkadtan prestasinya, melatih siswa berbuat sesuai
tuntutan kompetensi. Keempat., pola penganbangan profesionalisme guru yang dilakukan
yaitu: pembinaan dan pengembangan internal yang dilakukan kepala sekolah, pembinaan
dan pengembangan ektemal dengan program pelatihan, pengembangan yang dilakukan
guru itu sendiri dan pemberian gaji. insentif dan kesejahteraan yang layak.
Kesimpulan penelitian bahwa: SMA Budi Mulia Pematangsiantar konsisten
menjadikan visi dan misi sekolah membentuk siswa Budi Mulia seutuhnya, bermutu
secara kognitif, afektif, dan psikomotorik sehingga setiap guru dibina mengembangkan
profesionalisme dengan acuan yang mantap untuk setiap pribadi.
ABSTRACf
ROHIRMA SIRAIT. The Development of Teachers Professionalism Systems at SMA
Budi mulia Pematangsiantar. Thesis: Post Graduate Program state University of Medan
2009.
This research is aimed at revealing The Development of Teachers"
Professionalism System at SMA Budi Mulia Pematangsiantar which covers, (1) the
application of teachers" duty as educators, (2) the application of theachers" duty of
theachers, (3) the application of teachers" duty as instructors, and (4) the development
of teachers" professionalism system at SMA Budi Mulia Pematangsiantar.
This research used qualitative descriptive analysis approach. Data collections
were obtained by making : interview, observation, and documentation study. The
informants of the research were: headmaster, teachers, students, and the alumnus of SMA
Budi Mulia Pematangsinatar. Data anaJysis was obtained by using qualitative analysis
and inductive technique analysis.
The following is the result of the research description. The teachers of SMA Budi
Mulia Pematangsiantar have carried out: f1Stly, the duty of teacher as educators in the
classroom as well as outside the classroom, by motivating, appreciating, and giving the
autonomy to the students to make their own plans in their activity. Secondly, teachers
create confortable teching and learning abnosphere, and to make active students learning
conditions. Teachers conveyed teaching materials by making lesson plan, and to give
educated teaching and leming process, teachers make an evaluation to see the mastery
of the students based on the materials given to them. Thirdly, the duty as instructors was
to motivate students to improve ther achievement, to train the students to study based on
the competency. Fourthdly The development of teachers" pofesionalissm systems that
have been applied by the bead master are: character buildings and internal development,
external development by making training center program, and also the development that
have been applied by the teachers themselves, and the salary of the teachers, incebtive
and teachers" walfare.
The conclusion of the study is that SMA Budi mulia Pematangsiaotar is
consistently applying the vision and the mission of that school to guide the students to be
good students, qualified oognitively, affectively, and psychometrically, so that every
teachers is supposed to be professional teahers, based on their own mastery.
ii
DAFTARISI
HAL A MAN
ABSTRAK.......................................................•.................
ABSTRACT......................................................................
ii
KATA PENGANTAR..........................................................
iii
DAFT AR 181......................................................................
v
DAFT AR GAMBAR............................................................
vii
DAFT AR T ABEL................... . ...........................................
viii
DAFTAR LAMPIRAN......................... ................................
ix
BAB l PENDAHULUAN ..........•....•.. .................................
1
A. La tar Belakaog Masalah ..... . ............ ···-·. •.••.••.
l
B. Fokus Peoelitian ...................................................... 9
C. Pertanyaao Peoelitiao . . . . . . . . . . . . . .. . . ... . .....•..•. .. . .. .•. . . .
l0
D. Tujuan Peoelitian...... ... ..•...........•....•.••....•......•.•..
II
E. Maofaat Peoelitian . .. . . . . . . .. . . .. . ............•........•..•..•..
II
F. Batasao Istilah •..... .............•.•...•...•••••....••••..•.......
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................
14
A. Dasar Teoretis................................................... .
14
l. Profesi Guru . . . . . . . . . •. • . . . . . . . . . . . . .. ..••.••.•• ..• ••••••••.•..
14
1.2. Profesi Meodidik ... ..•... .......•.••••••...•.•.....•...
18
1.3. Profesi Meogajar.......................................
24
1.4. Profesi Melatih. .. •. . .. . . . ....•.......•.•....•.••.......•
29
2. Profesiooalisme Guru . .•..... ... .•..•.••••••...•.•••...•••••
32
3. Peogembaogao Profesiooalisme Gura......................
41
B. Kerangka Konseptual................ .. ... ••.•.•.. ...••... •••• ..
50
C. Peoelitiao Yang Relevao ................................ ·-·.....
56
BAB III METODE PENELITIAN..........................................
58
A. Subjek Penelitiao... .•. . .. ..• ..•.•....•..•.•.••......•.•.•..•••..
58
v
B. Teknik Dan lnstrumen Penelitian ......•................. - ......60
C. Teknik Analisa Data...............................................
63
D. Keabsahan Data.................................................
64
BAB IV. PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN ... -..........
66
A. PAPARAN DATA ......••.....••......•.....................••....... 66
l. Sejarah siogkat ...•.•..•..••.....••....•.•..•........•. ···-··
66
2. Visi Dan Misi ..... ...........•.........•... ... ... .....•...
70
3. Struktur Orgaoisasi ..•....•...•.......•.•.••..•.•. ...........•..... 72
4. Uraian Tugas Dan Fungsi Kepala Sekolah...............
74
5. Keberadaan Guru............................................
75
6. Keberadaan Sarana dan Prasarana... .. . . . . . .. . ••.. .•.. ••
.77
7. Keberadaan Murid .................................................. 77
B. HASIL PENELITIAN •...•....••..••.........•..•...............••..••. 82
l. Pelaksanaan Profesi Guru Sebagai Pendidik ······-······
83
2. Pelaksanaan Profesi Guru Sebagai Pengajar ······-···
91
3. Pelaksanaan Profesi Guru Sebagai Pelatih.........
100
4. Pola Pengembangan Profesionalisme Guru.........
104
C. PEMBAHASAN •• •. •• •...••....•.. .• ....•.. .. ..•. ....•. ..••..
118
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .•...•..••••.•••...........•.. 127
A. Simpulan.... .. ...•.•.•••........... ....•.. .. ... ....•.••..
127
B. lmplikasi.... .• ... .....••....•...•....•...••.. .• ..•••..• ..
130
C. Saran... . ... . ..............................................
132
DAFT AR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWA Y AT HID UP
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
l. Profesi Guru ......................................................................... 16
2. Kerangka Berfikir Pengembangan Profesio-lisme Guru.........
55
3. Pinto Gerbang SMA Budi Mulia Pemataogsiaatar. ........... ...•• . ••..68
4. Struktur Organisasi Penyelenggara SMA Budi Mulia .. .. ..••.....•.•.•.. .. 73
5. Gedung Dan lapangan Upacara SMA Budi Mulia Sudut Pandang
Kanan..... . ................... ..................................................... 77
6. Gedung Dan lapangan Upacara SMA Budi Mulia Sudut Pandang
Kiri.. .• . . . .• .. • ••. . •. .. . . . . .. . . . . •.. ... . . . .......••.•..••••••••...•••.. .. .. .. .•••... 78
7. Pekarangan Dan Lapangan Basket 1. ....•....•............•....•..............86
8. Taman Dan Pendopo .• .. ....•....•••.••...•.••.•••..•••••••••.••••.•••..•.•••••.. •. 87
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
l . Jadwal Kegiatan Waktu penelitiao ....................•.•......•••••...••...... 54
2.
Jumlah Guru Dao Pegawai
·······························--····················75
3. Keseuaiao ljazah Dengan Pelajaran Yang Diajarkao .••••..••.••.•..•••.• 76
4. Keberadaan Geduog Belajar Dan Fasilitas Peouojaog ...•.••... .. ...
79
S. Keberadaao Tamatao Di Berbagai Perguruao Tinggi ....•..••.••.•.•..... 80
6. Jumlab Siswa ...•..•••••••..•••••••.••••...•......••....•...•.••••••••••••••••••••.• 82
viii
DAFT AR LAMPIRAN
Halaman
l. Keunikan Yang Ditemui Di SMA Budi Mulia Pematangsiantar...
135
2. Instrumen Penelitian .......•...................................................
137
3. Lembar Hasil Wawancara Dengan Kepala Sekolab •...•.•..........
145
4. Lembar Hasil obesrvasi di ruangan belajar
156
5. Lembar Hasil Wawaocara Dengao Garu 1 (G1) ..•.•.•.•..•...•...........
162
6. Lembar Hasil peogamatao pelaksaoaao melatib •.....•......••••••••••.••••••..••. 164
7. Lembar basil wawaocara deogao gura 2(G2).••••.......•........••...•.....•. 166
8. Lembar Hasil observasi di ruaogao belajar.............................
169
9. Lembar basil wawaocara den gao Guru 3............ .• . .. •.••.•. . ........•.. 170
10. Lembar Hasil peogamatan di luar kelas..................................
174
11. Lembar Hasil Wawanca:ra Deogao Alamoi..............................
174
12. Kesimpulan peogamatao dan wawacara.................................
174
13. Foto-foto SMA Budi mulia pemataogsiantar.... .................... .••
186
14. Matriks Analisis Temuao Lapangan.......................................
189
ix
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalab
Dalam
upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM),
pendidikan memegang peran yang sangat penting. Pengembangan pendidikan akan
berpengaruh positif terhadap pengembangan sumber daya manusia dan sumber daya
lainnya. Pendidikan memberikan kontribusi yang sangat besar terhadap
kem~uan
suatu bangsa dan merupakan wahana dalam mengemukakan pesan-pesan kontribusi
serta sarana dalam membangun watak bangsa (national character building)
(Mulyasa:2007;4). Dengan demikian bidang pendidikan adalah bidang yang mel\iadi
tulang punggung pelaksanaan pembangunan nasional.
Kualitas pendidikan ditentukan oleh penyempumaan integral dari seluruh
komponen pendidikan seperti kualitas guru, penyebaran guru yang merata.
kurikulum, siswa, sarana dan prasarana yang memadai, suasana pembelajaran yang
kondusif dan didukung oleh kebijakan pemerintah.
Guru merupakan sumber daya pendidikan yang mempunyai posisi sentral
yang bertumpu pada kualitas proses pembelajaran. Perao guru sangat menentuk:an
keberhasilan
proses
pembelajaran.
Performance
guru yang
menarik
akan
menimbulkan motivasi berprestasi (need for achievemenl), mampu mengajak siswa
berpikir divergent dengan memberikan berbagai pertanyaan lcategori high level yang
jawabnya tidak sekedar terlcait dengan fakta, ya atau tidak, benar atau salah serta
bentuk jawaban yang dikhotomi lainnya. Seorang guru di kelas dapat merwnuskan
jawaban kreatif, imajinatif, hipotetik dan sintetik (Gultom Syawal, 2006).
Sebaliknya dengan otoritasnya di kelas yang begitu besar itu, bagi seorang
guru juga
tidak menutup kemungkinan untuk tampil sebagai sosok yang
membosankan, instruktif, dan tidak mampu menjadi idola siswa di k:elas. Bahkan dia
juga bisa berkembang kearah proses pembelajaran yang secara tidak sadar
mematikan kreativitas, menumpulkan daya nalar, mengabaibn aspek afektif
(Suyanto,2006)
Berdasarkan hasil studi di negara-negara berkembang, guru memberikan
sumbangan dalarn prestasi siswa (36%), selanjutnya manajemen (23%), waktu
belajar (22%), sarana fisik (19%). Aspek yang berkaitan denpn guru adalah
menyangkut citra/mutu guru dan kesejahteraan (lndra Djati Sidi:2007).
Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar guru memiliki
kualitas relative rendah (underqua/ified), dilihat dari tingkat penguasaan bahan 1\iar
dan keterampilan dalam menggunakan metode pembelajanm yang inovatif,
disamping adanya guru yang mengajar bukan pada keahliannya (mismaJch), kurang
efektifnya cara pengajaran, kurangnya wibawa guru di hadapan murid, k:urangnya
kematangan emosional sehingga kebanyakan guru dalarn hubungm dengan murid
masih hanya berfungsi sebagai pengl\iar dan belum sebagai pendidik:. pembimbing,
dan pelatih.
Menurut mantan Menteri Pendidikan Nasional Wardiman Djoyo Negoro dalam
wawancaranya dengan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) 16 Agustus 2004, Hanya
43% guru yang memenuhi syarat, artinya 53% belum memeouhi syarat, tidak
kompeten, tidak efektif, dan tidak profesional (Mulyasa:2007;3).
Paparan di atas menggarnbarkan sekilas kualitas guru di Indonesia yang
sebagian besar memprihatinkan.
Bagaimana dapat dikatalt.an profesional jika
2
penguasaan materi mata pelajaran yang diampu masih kurang dan guru yang
mengajar diluar bidang keahliannya. Ditambah lagi dengan masalah kesejahteraan
guru yang sangat memprihatinkan, apa lagi bagi mereka yang berstatus guru bantu
dan guru honor.
Selanjutnya Tilaar dalam Mulyasa (2007;6) mengemukakan tujuh masalah
pokok Sistem Pendidikan Nasional, yaitu menurunnya akhlak dan moral peserta
didik, pemerataan kesempatan belajar, masih rendahnya efisiensi internal sistem
pendidikan, status kelembagaan, lrurikulwn, manajemen pendidikan yang tidak
sejalan dengan pembangunan nasional, dan swnber daya yang bel urn profesional.
Fenomena di atas menunjukkan babwa kemerosotan pendidikan semata-mata
bukan pada kurikulum dan manajemen peodidikan, tetapi juga pada sumber daya
pendidikan dalam hal ini guru. Hal ini tentunya berakibat Iangsung pada rendahnya
kualitas lulusan hampir setiap jenjang peodidikan. Maka
bukan tanpa alasan
profesional guru harus dibenahi dan dikembangkan .
Guru salah satu faktor penentu keberbasilan pembelajaran memiliki tanggung
jawab yang
cukup
besar dalam mengelola pembelajaran yang
mencakup
perencanaan, pengorganisasian bahan pengajaran, penggunaan alat dan metode
pembelajaran dan penilaian basil belajar. Oleh kacena itu, guru dituntut untuk
meningkatkan profesionalismenya sebingga dapat mewujudkan manusia terdidik
(educated human beings) yang mempunyai life skills yang berkualitas tinggi.
Tidak dapat disangkal lagi bahwa pengembangan profesionalisme guru
merupakan sebuah kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda lagi, seiring dengan
semakin meningkatnya persaingan yang semakin ketat dalam era globalisasi seperti
sekarang ini. Diperlukan pembinaan yang benar-benar, agar guru ahli dibidangnya,
3
sesuai dengan kapasitas yang dimilikinya agar setiap guru dapat bekerja dengan
maksimaL Profesionalisme
guru menuntut keseriusan dan kompetensi yang
memadai, sehingga seordllg guru dianggap layak untuk melaksanakan tugas.
Membentuk dan mengembangkan profesionalisme seorang guru bukanlah
pekerjaan
mudah, diperlukan waktu dan proses yang terus menerus
dan
berkelanjutan agar setiap guru memiliki berbagai kemampuan dan keterarnpilan
sesuai dengan tugas profesinya. Program yang terus menerus dan bekelanjutan itu,
bukan hanya tanggungjawab guru itu semata, tapi menjadi bagian dan tanggung
jawab masyarakat, sekolah dan pemerintah.
Salah satu faktor yang harus dilakukan dalam mencapai profesionalisme guru
adalah, perlunya perubahan paradigma dalam proses pembelajaran. Anak didik tidak
lagi sebagai objek pembelajaran tetapi harus berperan dan diperankan sebagai subjek
Sang guru tidak Iagi sebagai instruktur yang harus memposisikan dirinya lebih tinggi
dari anak didik, tetapi berperan sebagai, pengajar, pendidik, pelatih, fasilitator dan
konsultator yang sating melengkapi.
Dalarn konteks ini guru sebagai sumber daya pendidikan sedikitnya
mempunyai tiga sifat karakteristik yaitu: kreatif, profesiooal, dan menyenangkan.
Guru harus profesional dalarn membentuk kompetensi sesuai karakteristik peserta
didik. Guru harus kreatif dalarn memilih dan mengembangkan materi standar untuk
membentuk kompetensi peserta didik, guru juga harus menyenangkan bagi peserta
didik (Mulyasa ;2005; 13). Guru profesional tidak sekedar menjadikan anak terarnpil
secara praktis terhadap lingkungannya, mendidik juga berarti membantu anak untuk
menjadi dirinya dan peka terhadap lingkungannya. Guru yang profesional memiliki
pengetahuan dan keterarnpilan yang tidak dimiliki oleh orang awarn.
4
Kualitas guru sebagai agen pembelajaran sangat menentukan bagaimana guru
tersebut mengelola kompetensi yang dimilikinya sehingga dapat melakukan tugas·
tugas dengan profesional sebagaimana yang tertera kompcteosi dasar keguruan yang
sudah ditetapkan secara nasional. Guru profesional tidak banya menguasai bidang
ilmu, bahan .Yar, dan metode yang tepat, akan tetapi mampu memotivasi peserta
didik, memiliki keterampilan yang tinggi dan wawasan yang luas terhadap dunia
pendidikan.
Upaya peningkatan kualitas pendidikan dari tahun ke tahun menjadi program
pemerintah. antara lain dengan ditetapkannya UU No 20 Tahun 2003 Tentang
Sisdiknas, UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Doseo, Peraturan Pemerintah
No.l9 Tahun 2005 Tentang Standard Pendidikan Nasiooal, mengamanatkan bahwa
guru wl\iib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat
jasmani dan rohani, serta memilild kemampuan wttuk mewujudkan pendidlkan
nasional. Sejak diluncurkannya Undang-Undang dan peraturan di atas tuntutan
terhadap guru akan berubah. Pengembangan profesinalisme guru secara konsisten
menjadi salah satu faktor terpenting dari mutu pendidibo.. Untuk itu pemerintah
telah mencanangkan guru menjadi suatu profesi.
Guru merupakan profesi/jabatan atau peketjaan yang memerlukan keahlian
khusus sebagai guru. Jenis peketjaan ini tidak dapat dilakuk.an oleb sembarang orang
di luar
kependidikan walaupun kenyataannya masib dilalrukan orang di luar
kependidikan. Itulah sebabnya jenis profesi ini paling mudah kena pencemaran
(Usman ;2006:6)
Selllf\iutnya menurut Usman, Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik,
mengajar, dan me/atih. Mendidik berarti meneruskao dim mengembangkan nilai-
5
nilai hidup kepada anak didik. Mengajar berarti mengembangkan ilmu pengetahuan
dan tegnologi kepada anak didik. Sedangkan melatih, berarti mengembangan
keterampilan-keterarnpilan pada peserta didik
Pekeljaan guru sebagai profesi telah tersirat
adanya suatu
keharusan
kompetensi agar profesi berfungsi dengan sebaik..lwknya.. Kompetensi guru
merupakan seperangkat k:emampuan atau kapabilitas yang dimilik:i oleh seseorang
yang telah menjadi bagian dari dirinya, agar dapat menampilk:an unjuk kelja sebagai
guru secara cepat dan tepat. Kompetensi adalah suatu pengetahuan, keterarnpilan,
dan kemarnpuan atau kapabilitas yang dimiliki seseoraog yang sudah menjadi bagian
dari dirinya
sehingga mewarnai perilaku kognitif, afektif, dan psikomotoriknya.
Menurut Gordon dalam Sanjaya (2005) ada beberapa aspek yang terkandung dalam
kompetensi yaitu: a) pengetahuan (knowledge), b) pemabaman (understanding), c)
keterampilan (skill), d) nilai (value), e) sikap (attitude) dan minat (interest).
Aspek kompetensi harus dimiliki dan di implelllCidasikan oleh guru dalarn
menjalankan peranannya sebagai pendidik,
pe~ar,
perencana pembelajaran,
pengelola pembelajaran, fasilitator, evaluator, dan sebagai agen pembelajaran.
Dengan kompetensi yang tinggi dan dapat digunalcan guru dalam mef\ialankan
tugasnya, diharapkan dapat menghasilkan anak didik yang berkualitas. Kompetensi
guru dapat dimaknai sebagai kebulatan penguasaan pengelahuan, keterampilan, dan
sikap yang berwujud tanggungjawab sebagai agen pembela9anmHasil
penelitian
Simon
dan
Alexander daJam
Mulyasa
(2007; 13)
menunjukkan adanya dua kunci penting dalam perao guru yang berpengaruh
terhadap peningkatan prestasi belajar peseta didik: yaitu. jumlah pembelajaran di
kelas, dan kualitas kemampuan guru. Dalarn hal ini, guru bendaknya mempunyai
6
kemampuan profesional untuk melakukan pembelajaran yang berkualitas. Guru yang
profesional mampu membelajarkan murid secara efektif sesuai dengan kendala
sumber daya dan lingkungan.
Profesionalisme
guru dalam
menjalankan
tugasnya
selalu dituntut
meningkatkan kualitas sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan
teknologi, serta kebutuhan masyarakat terhadap sumber daya manusia yang
berkualitas dan dan merniliki k.emarnpuan bersaing dan bersanding baik ditingkat
regional, nasional
maupun intemasional. Guru hams peka dan tanggap terhadap
perubahan-perubahan dan pembabaruan.
Guru yang profesional tidak hanya tabu akan tugas, peranan dan
kompetensinya namun juga melaksaoakan apa-apa yang menjadi tugas dan
peranannya, dan selalu meningkatkan kompetensinya agar tercapai kondisi proses
pernbelajaran yang efektif untuk meoeapai tujuan pembelajaran yang optimal. Guru
yang profesional selalu belajar dan belajar untuk mengembangkan profesinya sebagi
pendidik., pengajar dan, pelatih.
Selanjutnya kualitas guru dapat dilibat dari dua segi yaitu dari segi proses
dan dari segi basil. Dari segi proses guru dikatakan berhasil apa bila mampu
melibatkan anak didik secara aktif, baik fisik., mental, maupun sosial dalam proses
pembelajaran dan mempunyai gairah dan semangat dalarn proses pembelajaran.
Sedangkan dari segi basil apa bila pembelajaran yang di berikan oleh guru marnpu
mengubah perilaku sebagian besar peserta didik kearah penguasaan kompetensi
dasar yang lebih bailc.
Guru sebagai titik seotral pembinaan dalarn pembelajaran akan berhasil
dengan baik seandainya dia seodiri memanfaatkan segala potensi yang ada dan dapat
7
mengusahakannya dari
lingku~
yang bersangkutan. Pendayagunaan potensi itu
dapat berupa penyegaran atau penambahan ilmu bagi guru yang bersangkutan, atau
penerapan materi yang sesuai, penggunaan pendekatan, penggunaan metode yang
tepat, penggunaan dan penerapan. penilaian yang tepat, penggunaan media, bahan,
dan sumber belajar yang dibuat bersama oleh guru dan anak didik dilingkungannya,
pelaksanaan administrasi sekolah yang baik dan pecan serta masyarakat
Membentuk manusia yang terdidik bukanlah suatu hal yang mudah, disinilah
diperlukan
kesinergian
setiap
penyelenggara
pendidikan
terutama
untuk
meningkatkan kineijanya. Dalam konteks otonomi pendidikan, memiliki implikasi
bahwa pemerintah daerah perlu menciptakan sebuah sistem rekrutmen dan
pembinaan karier guru agar para guru memiliki profesionalisme dan efektivitas yang
tinggi supaya ketika ia memasuki ruang kelas mampu menegakkan standar kualitas
yang ideal bagi proses pembelajaran..
Upaya meningkatkan Jremampuan profesionalisme guru sebagai pendidik,
pengajar, dan pelatih dan pembimbing
tidak terlepas dari peranan manajemen
pendidikan sekolah yang meqjadi tumpuan terselenggaranya pendidikan. Sekolah
sebagai tempat dimana berbapi kebijakan diterapkan membutuhkan sumber daya
manusia pendidikan yang profesional. Sekolah harus mempunyai perencanaan untuk
mengembangkan kemampuan profesionalisme
guru. Pembinaan profesionalme
guru akan berhasil dengan baik apa bila tercipta ildim pembinaan profesional,
dimana pengawas. kepala sekolah dan pembina lainnya dapat melakukan tugasnya
masing-masing mengutamakan dan memusatkan perhatian terhadap pembinaan
profesional guru.
8
Pengembangan profesionalisme guru kini menjadi perhatian yang serius.
Oleh karenya kecukupan sumber, mutu proses pembelajaran dan mutu lulusan sangat
akan terpenuhl bila profesionalisme
guru serta dukungan biaya yang diperlukan
tersedia. Membenahi dan mengembangkan profesional guru adalah awal yang baik
untuk meningkatkan mutu pendidikan.
SMA RK Budi Mulia Pematangsiantar
salah satu lembaga pendidikan
swasta yang secara terus menerus melakukan upaya meningkatkan profesionalisme
guru-gurunya. Penulis memilih SMA RK Budi Mulia Pematangsiantar karena
sekolah ini merupakan SMA pavorit, bukan saja di Kota Pematangsiantar, tapi juga
di daerah-daerah sekitarnya seperti Kabupaten Simalungun, Tobasa, Tapanuli Utara,
Sarnosir, dan Jainnya. Hal ini ditunjukkan dengan tingginya animo siswa tamatan
SMP yang ingin melanjutkan sekolahnya ke sekolah ini . Setiap tahun ajaran, siswa
yang mendaftar di sekolah ini berjubel tapi yang diterima melalui testing sangat
terbatas. Para murid berlomba-lomba masuk ke sekolah ini karena menurut siswa
dan orang tua, prestasi yang dicapai sekolah ini tinggi sehingga banyak alumninya
yang berhasil diterima di Perguruan Tinggi Negeri yang ternama dan bahlcan banyak
yang sudah mendapat pekerjaan yang baik di Indonesia dan di Luar Negeri. Prestasi
ini pasti ada hubungannya dengan pelaksanaan mendidik, mengajar, melatih peserta
didik dan pengembangan profesionalisme guru.
B. Fokus Penelitian
Bertolak dari rumusan di atas maka penelitian ini difolruskan pada Pola
pengembangan
profesionalisme
guru yang dilakukan di SMA RK Budi Mulia
9
Pematangsiantar.
Pola pengembangan profesionalisme guru dapat dilihat lebih
spesifik pada:
1. Pelaksanaan tugas profesi guru sebagai pendidik di SMA RK Budi Mulia
Pematangsiantar.
2. Pelaksanaan tugas profesi guru sebagai pengajar di SMA RK Budi Mulia
Pematangsiantar
3. Pelaksanaan tugas profesi guru sebagai pelatih di SMA RK Budi Mulia
Pematangsiantar
4. Pola Pengembangan
profesionalisme
guru di
SMA RK
Budi Mulia
Pematangsiantar.
C. Pertanyaan Penelitian
Dari fokus penelitian yang yang ditetapkan
pertanyaan dalam penelitian ini adalah :
Pola
di atas, maka yang menjadi
Pengembangan Profesionalisme
Guru di SMA RK Budi Mulia Pematangsiantar. Secara khusus pertanyaan penelitian
adalah:
I . Bagaimanakah pelaksanaan tugas profesi guru sebagai pendidik di SMA RK
Budi Mulia Pematangsiantar?
2. Bagaimanakah pelaksanaan tugas profesi guru sebagai pengajar di SMA RK
Budi Mulia
Pematangsiantar?
3. Bagaimanakah pelaksanaan tugas profesi guru sebagai pelatih di
Budi Mulia
SMA RK
Pematangsiantar?
4. Bagaimanakah Pola pengembangan profesionalisme
Mulia Pematangsiantar?
10
guru di SMA RK Budi
D. Tujuan
Dari pemaparan di atas maka tujuan penelitian adalah:
Mengungkapkan pelaksanaan profesi mendidik., mengajar, melatih, dan pola
pengembangan profesionalisme guru di SMA RK Budi Mulia Pematangsiantar.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bennanfaat untuk:
l. Guru sebagai
bahan rnasukan dalarn pelaksanaan profesi mendidik,
mengajar dan melatih.
2. Sekolah-sekolah, baik sekolah swasta maupun negeri dalam peningkatan
profesionalisme guru-gurunya
3. Kepala
sekolah
sebagai
babao
pertimbangan
dalarn
peningkatan
profesionalisme guru di sekolah yang dipimpinnya.
4. Dinas Pendidikan dan Pengajaran kota Pematangsiantar dalam pembinaan
profesionalisme guru-guru di kota Pematangsiantar.
5. Pengembangan khasanah llmu Peogetahuan khususnya pelaksanaan profesi
guru sebagai pendidik., pengajar, pelatih dan pola
profesionalisme guru.
11
pengembangan
F. Batasan Istilah
1. Profesi:
Menunjuk kepada suatu peketjaan ataujabatan yang didasarkan pada pendidikan
intelektual khusus yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesediaan
terhadap pekerjaan, dan merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.
2. Profesiona/:
Pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber
penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan
yang memenuhi standar motu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan
profesi. Menunjuk pada peoampilan atau performance kinerja seseorang yang
sesuai dengan tuntutan profesinya.
3. Profesionalisasi:
MerUadikan atau mengembengkan suatu bidang pekerjaan atau jabatan secarn
profesional .
5. Profesionalisme :
Merupakan
komitmen para anggota suatu
profesi
untuk
meningkatkan
kemampuannya secara terus menerus dan merniliki sistem budaya yang mampu
memberikan pelayanan yang memuaskan bagi yang dilayani.
6. Profesi mendidik:
Tugas meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup peserta didik. yaitu
pengembangan aspek-aspek moral, agama, dan segi-segi kepribadian seperti
sikap dan tingkah laku.
12
6. Profesi mengajar:
Tugas meneruskan dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yaitu
mengembangkan kemampuan peserta didik menganalisa suatu masalah dan
menarik kesimpulan secara logis dalam memecahkan suatu masalah.
7. Proftsi melatih:
Kegiatan mengembangkan keterarnpilanlkecetatan., membentuk kompetensi
dasar peserta didik dan penerapannya.
8. Pengembangan profesionalisme guru:
Usaha untuk mengembangkan kemampuan guru untuk memiliki kualitas dalam
tugas profesinya yaitu: mendidik,
m~,
melatih, dan membimbing
peserta
didik secara terus•menerus secara efektif sesua.i dengan k.endala sumber daya
lingkungan, serta melaksanakan tugas-tugas
jawab.
13
lainnya dengan penuh tanggung
BABV.
SIMPULAN, IMPUKASI DAN SARAN
A.Simpulan
Berdasarkan basil penelitian yang dilakukan melalui wawancara, observasi
serta dokumentasi terhadap kegiatan yang dilakukan kepala sekolah, guru-guru, dan
siswa-siswa
setiap
hari
dapat
disimpulkan
bahwa:
SMA
Budi
Mulia
Pematangsiantar telah berhasil meningkatkan mutu akademik dan non akademik.
serta dapat membangun sarana /prasarana pembelajaran yang cukup representative
untuk melayani peserta didik sehingga pengabdiannya mendapat kepercayaan dari
masyarakat. Guru-guru
SMA Budi Mulia telah menerapkan pembelajaran yang
menyenangkan dan kondusif, dengan peuuh kedisiplinan. Hasilnya dapat dibuktikan
dengan lulusan SMA Budi Mulia Panataogsiantar telah
banyak yang menjadi
manusia seutuhnya yang bermutu secara kognitif, afektif, dan psikomotorik sesuai
dengan Visi Budi Mulia.
Hasil yang dicapai ini ini tidak terlepas dari peranan guru dalam mendidik,
mengajar, melatih, dan mutu pengembangan profesionalisme yang dilakukan SMA
Budi Mulia Pematangsiantar yaitu:
l. Guru- guru di SMA RK Budi Mulia Pematangsiantar telah melakukan tugas guru
sebagai pendidik baik didalam kelas maupun di luar kelas. Siswa dihargai dan
dimotivasi belajar atas dorongao diri sendiri, Osis diberi otonomi untuk
merencanakan kegiatannya. Gmu
karakter anak didik,
SMA Budi Mulia, berupaya membentuk
bukan baoya mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, tetapi berupaya meugembangkan afeksi anak didik secara positif,
127
dengan kegiatan retret untuk
pembinaan kerohanian, porseni, perayaan bari
besar keagamaan dan camping. Mereka dilatih untuk berbudi pekerti, berbudi
mulia atau kelakuan baik. Mereka melihat potensi yang dimiliki anak didik,
selanjutnya diberi motivasi agar potensi tersebut dapat berkembang. Guru-guru
SMA Budi Mulia
memberikan keteladanan, dan menciptakan suasana
pendidikan yang k.ondusif. Hubungan antara guru dan anak didik adalah edublif
2. Guru SMA Budi Mulia
menciptakan
dalam pelaksanaan tugas profesi mengajar mampu
suasana dan k.egiatan pembelajaran yang menyenangk.an. Anak
didik tidak lagi dijadikan sebagai objek pembelajaran, tapi sudah berpenm dan
diperankan sebagi subjek. Seluruh tenaga kependidikan yang berada di sekolah
ini ikut terlibat untuk. k.emajuan anak didik dan sekolah. Selanjutnya tugas guru
sebagai pengajar/penyampai materi pembelajaran yaitu:
l) merencanakan
pembelajaran, 2) melaksaoakao pembelajaran yang mendidik, 3) menilai proses
dan hasil belajar. Dalam proses pembelajaran selalu mengadakan test awal (pre
tes) dan test akhir (post test) dengan lisan maupun tulisan, menggunakan
berbagai metode pembelajaran dan pemberikan tugas. Kertas ujian dan tugas
anak didik selalu diperiksa, dioilai dengan baik, kertas dikembalikan, dan rapot
dibagikan setiap bulan. Guru-guru SMA Budi Mulia telah melakukan tugas
utarnanya membelajarkao siswa, yaitu mengkodisikan siswa agar belajar aktif
sehingga
potensi dirioya yaitu:
kognitif,
afektif,
dan
psikomotorik.nya
berkembang dengan maksimat Guru mengetahui model belajar yang sesuai
dengan keadaan peserta didiknya, menggunakan media, menguasai dan
melaksanakan berbagai C8la membelajarkan siswa.
128
3. Tugas guru sebagai pelatih (coaches) mendorong siswanya untuk mau
meningkatkan prestasinya Guru SMA Budi Mulia melatih peserta didik lebih
kreatif dan arif, mendengarkan dan menghargai pendapat orang lain dan memberi
batasan-batasan pada orang lain, dengan k:egitan-kegiatan MOS, Porseni,
retret.
dan camping. Guru mampu melatih siswanya dalam membentuk: kompetensi
dasar sesuai kurikulum dan terampil berbuat sesuai kompetensi masing-masing.
Sebagai pelatih, guru SMA Budi Mulia
memberikan peluang yang sebesar-
besamya bagi peserta didik Wltuk mengembangkan cara-cara pembelajarannya
sendiri sebagai latihan untuk meocapai basil pembelajaran optimaL
4. Pola pengembangan profesionalisme guru di SMA Budi Mulia Pematangsianlar
yaitu, I) Perencanaan pembinaan dan pengembangan, yaitu dengan mengadakan
seleksi motivasi, keterampilan terbadap guru yang akan di terima; 2) Pelaksanaan
pembinaan dan pengembangan dengan : (a) Pembinaan dan pengembangan
internal institusi, yaitu dengan memfasilitasi guru, melakukan supervisi dengan
memberikan bimbingan dan araban; (b) Pembinaan dan pengembangan ekstemal
institusi. Untuk meniogkatkan dan mengembangakan profesionalisme guru
secara ekstemal, SMA Budi Mulia Pematangsiantar mengirim guru-guru sains
mengikuti pendidikan dan pelatihan sains ke Jakarta, yang diselenggarakan dan
didanai Yayasan Pusat
Budi Mulia di Jakarta dengan mengundang trainer.
yaitu pengarang buku-buku sains dari Jakarta dan Yogyakarta seperti Bob Foster
pengarang buku Fisika.. Dalam pelaksanan
guru, khususnya dalam.
pengembangan profesionalisme
pendidibn dan pelatihan kurikulum tingkat
pendidikan (KTSP) diadakan di Pematangsiantar.
satuan
SMA Budi MuJia bek.Cija
sarna dengan yayasao Katolik. yang ada di Sumatera Utara mengundang trainer
129
pakar
kurikulum
dari
Sanata
Darma
Yogyakarta.
Semua
gwu-guru
diikutsertakan, dan pelaksanaan pelatihan dilakukan pada waktu libur sekolah
agar tidak mengganggu proses pembelajaran. (c) pemberian gaj i dan kesejahteran
yang layak yaitu: dengan menentukan gaji pokok, masa ketja, pemberian
tunjangan-tunjangan, dan insentif setiap akhir tahun. (d) pembinaan dan
pengembangan
yang dilakulcan guru itu sendiri , dengan belajar sendiri, dan
mengikuti seminar-seminar pendidikan. 3) Evaluasi hasil pembinaan dan
pengembangan terbadap kerjasama, disiplin, tanggungjawab, dan keterampilan
B. lmplikasi .
Setiap guru barus meyakini bahwa pekerjaan guru itu sebagai
suatu peketjaan yang menuntut keahlian. Profesi guru adalah
prof~
yaitu
pekeljaan yang
mernerlukan keahlian kbusus yaitu: mendidik, mengajar, rnelatih tidak ter1epas dari
mernbimbing manusia. Kalau guru sebagai profesi, maka guru itu barns bekelja
secara profesiooal. Menjadi profesional merupakan upaya utama yang barus
dilakukan dalam ranglca pencapaian proses pendidikan sesuai dengan harapan.
SMA Budi Mulia Pematangsiantar konsisten menjadikan visi dan
misi
sekolah mernbentuk siswa Budi Mulia seutuhnya bermutu secara kogniti( afektif.
dan . psikomotorik
sebagai pijakan untuk semua program ketja sehingga setiap
tenaga profesional dibina mengembangkan diri dengan acuan yang mantap untuk
setiap pribadi.
Guru-guru SMA Budi Mulia telah menampilkan kemampuannya dalam
bentuk perbuatan (performance), bukan sekedar kata-kata. Mereka bekerja alas dasar
tugas, wewenang, tanggungjawab profesi untuk kepentingan dan kepuasan peserta
130
didik, orang tua, dan masyarakat. Memiliki komitmen sebagai anggota profesi lDJluk
meningkatakan
profesionalnya.
Memiliki
kapasitas
untuk
beketja
mandiri,
mementingkan peserta didik. Terns menerus mengembangkan strategi dan metoda
yang digunakannya dalam melakukan pekeljaan sesuai dengan profesinya.
Guru
SMA Budi Mulia
dikatakan profesional
karena guru tersebut
memiliki kualitas mengajar yang tinggi, dan melaksanakan tugasnya dengan penuh
tanggung jawab. Bahwa profesional guru
di sekolah ini
bukan semata-mata
berkaitan dengan fisik. melainkan tentang wujud penampilan dari segi potensi dan
kualitasnya antara lain adalah: mengetahui tugas, peranan dan kompetensinya serta
dapat melaksanakannya, dan mampu mengembangkan keprofesionalan dalam proses
pembelajaran
Guru SMA· Budi Mulia salah satu faktor penentu keberhasilan pembelajaran
memiliki tanggung jawab yang cukup besar dalam mengelola pembelajaran
khususnya di SMA Budi Mulia Pematangsiantar yang mencakup perencanaan,
pengorganisasian bahan pengajaran, penggunaan alat dan metode pembelajaran dan
penilaian basil belajar. Oleh karena itu, guru dituntut untuk secara terus menerus
meningkatkan profesionalismenya sehingga dapat terns menerus
mewujudkan
manusia terdidik (educated human beings) yang mempunyai lifo skills yang
berkualitas tingi.
Kepala sekolah SMA Budi Mulia berhasil membimbing para guru untuk
menjadi profesional bisa diikuti unit-unit yang lain sehingga keberbasilan
pengembangan kemampuan profesional guru teljadi di sekolah lain. Guru SMA Budi
Mulia telah memiliki kualifikasi akademik dan profesionalisme guru sebagai
pendidik, pengajar, pelatih, dan agen pembelajaran.
131
C. Saran --Saran
Berdasarkan pada simpulan penelitian dan pembahasan sebelumnya yang
telah dilaksanakan peneliti memberikan saran:
Pematangsiantar
mempertahankan dan
meningkatkan secara terus menerus pelaksanaan
tugas profesi meodidik,
I . Guru-guru
SMA
Budi
Mulia
mengajar, dan melatih.
2. Guru-guru SMA Budi Mulia Pematangsiantar dalam pembelajaran, tetap
mempelajari dan mengikuti sosialisai kurikulum yang sedang berlaku.
3. Dalam pelaksanaan melatib agar setiap guru, dalam setiap mata pelajaran tetap
melakukan pengembangan. dan penilaian psikomotorik.
4. Mengingat guru-guru
SMA
Budi Mulia tergolong profesional, sebaiknya
kemampuannya dapat secara utuh ditampilkan di depan kelas, sehingga anak
didik tidak perlu lagi mengeluarkan biaya yang besar untuk ikut bimbingan
belajar atau les privat pada sore hari kepada gurunya.
5. Hendaknya Yayasan tetap meningkatkan profesionalisme guru terus menerus
dan meningkatkan kesejabteraan guru, sehingga guru-guru tetap termotivasi
untuk melaksanakan tugasnya dengan penuh semangat.
6. Pemerintah Daerab Kota Pematangsiantar khususnya melalui Dinas Peodidikan
dan
Pengajaran memantau secara teratur .dan berkesinambungan pelaksaoaan
mendidik,
mengajar, melatih, dan
dilakukan
guru-guru
pengembangan profesiooalisme yang
SMA Budi Mulia Pematangsiantar, untuk bisa
pertimbangan masukan di sekolah lain yang ada di Pematangsiantar
132
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Qomari Dan Sagala Syaiful. 2006. Profesi Jabatan Kependidikan Dan
Guru
Sebagai Upaya Menjamin Kualilas Pembelajaran, Jakarta : Uhamka Press
Badafal, Ibrahim. 2006. Peningkatan Profesiona/isme Guru Sekolah Dasar Jakarta:
Bwni Aksara
Budiningsih, C, Asri. 2005. Be/ajar Dan Pemhe/ajaran, Jakarta: Rineka Cipta
Danim, Sudarwan. 2006. Visi Baru Manajemen Selr.olah, Jakarta: Bwni Aksara
Dedi Supriadi. 1998. Mengangkat Citra Dan Martabat Guru, Yogyakarta: Adicita
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.. 1999. Sistem Pembinaan Profesional
Guru, Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Pengelolaan Kurikulum Berbasis Kelas.
Pusat Kurikulum, Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional 2004. Standar Kompetensi Guru Pemula (SKGP).
Gultom, Syawal. 2006. Kompetensi Dan Profesionalisme Guru Dan Dosen. Medan:
Makalah Disajikan Pada Seminar Nasional Sertifikasi, Kompetensi Dan
Profesionalisme Guru dan Dosen.Universitas Negeri Medan
.Hamalik, Oemar; 1991. Pendiditon Guru Konsep Dan Stratejig, Bandung: Mandar
Maju.
- - ---:-· 2008. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem,
Jakarta Bwni Aksara.
--'-----'--::·2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Hasan, Ani .2003. Pengembalfgan Profesional Guru Di Abad Pertengahan
(httpllartikel. us/amhasan.html)
Hasibuan, S.P, Malayu. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Bumi
Aksara
Hamzah,H, Uno, B. 2008. Profesi Kependidilcan. Jakarta: Bwni Aksara
Indra Djati Sidi, Pendidikan Dan Peran Guru Dalam Era Globalisasi, Dalam
Majalah Komunilca No 25ffahun VIII/2000
132
Manullang, Belferik. 2006. Kepemimpinan Pedagogis Membangun Korober
Manusia, Medan: Program Pasca Srujana.
Manullang, Belferik, Sry Melfayetty. 2005. Teori Administrasi Manajemen Perfe/aif
llmu Pendidikan, Medan: Program Pasca Srujana.
Manullang, Belferik, Sry Melfayetty. 2005. Persfektif 1/mu Pendidikan Membentuk
Kepribadian .Esensi Pendidikan IQ-EQ-SQ, Medan: Program Pasca
Srujana.
Mangkuprawira, Th.Sjafri. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia Stratejilc.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Moleong, Lexy J. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Rosdsa Karya.
Mulyasa, E. 2004. Menjadi Guru Profosional, Bandung: Remaja Rosdakarya.
.2007. Slandar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Nasution, S. Metode Penelilian Naturalistik Kualitataif, Bandung : Tarsito.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 tahun 2005 tentang SIOifdar
Pendidikan Nasional.
Pidarta, Made. 1997. Landoson Kependldllum, Jakarta: Rineka Cipta
Purwanto, Petrus. 2008. "Pola Pengembangan Profesional Guru SD Sl Antonius
Seri Amal Medan,"' Thesis, Medan: Program Pasca srujana Universitas
Negeri Medan.
Rooijakkers. 2008. Mengajar Dengan Sukses. Jakarta:Grasindo
Sagala, Syaiful. 2006. Administrasi Pendidikan Temporer. Bandung. Alfabeta.
Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profosional Guru Dan Tenaga Kependidilcan.
Bandung. Alfabeta
Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran Dalam lmplemenlasi Kurikulum Berbasis
Kompetensi,. Jakarta; Prenada Media.
Siagian, P, Sondang . 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:Bumi
Aksara.
Soetjipto, Kosasi Raflis. 2004. Profosi Keguruan, Jakarta.Rineka Cipta. Tilaar
Spradley,
J.P.
1980. Participation
Rinehard& Winstons.
133
Observation,
New
York:
Hold.
Supriadi. 1998. Mengangkat Citra Dan Martabat Guru, Yogyakarta: Adicita Karya
Nusa
Suhertian., Piet. A.l994. Projil Pendidikan Professional, Yogyakarta: Andi Offset.
Suparlan, 2008 Guru sebagai profesi dan Standar komptensinya, (hhlp/pkabwowdpress.com/2008/04119/model-dan-pembelajaran-berorientasikompetensi-siswa, diakses 9 mei 2008).
Swyana, Agus. 2006. Panduan Praktis Mengelola Pelatihan, Jakarta: Edsa Mahkota
Tim lnstruktur PLPG. 2008. Materi Pendidikan Dan Pelatihan Profosi Guru
(PLPG): Unversitas Negeri Medan.
Undang-Undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen.
Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
Uno, H. Harnzah, B. 2008. Profesi Kependidilcan, Jakarta: Bwni Aksara
Usman., Husaini. 2006. Manje~
Jakarta:Bwni Aksara.
Teori,
Praktek Dan Rise/ Pendidikan,
Usman, Uzer, Moh. 2006. Menjadi Guru Profosional, Bandung ; Rosda Karya.
. Wijaya. 2008, Pembelajaran Guru. Lesson Study Dan Kompetensi Guru
(http: Pembelajaran
W~.
Com/2008/05122/Lesson Study-Kompetensi
Guru, Diakses, 22 Mei 2008)
Zamroni. 2006. Kebijakan Depdi1nas Dalam Pengembangan Profesi, Makalah
disajikan Pada Seminar Nasional. Setifikasi, Kompetensi Guru dan Dosen.
Universitas Negeri Medan
134