TINJAUAN YURIDIS TERHADAP EFEKTIVITAS PENEGAKAN HUKUM PIDANA KASUS KOSMETIK BERBAHAYA DAN TIDAK MEMILIKI IZIN EDAR BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN DAN UNDANG-UNDANG NOM.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP EFEKTIVITAS PENEGAKAN HUKUM PIDANA KASUS
KOSMETIK BERBAHAYA DAN TIDAK MEMILIKI IZIN EDAR BERDASARKAN UNDANGUNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN DAN UNDANG-UNDANG
NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN
ABSTRAK
Verawaty Br.Tinjak
110110110036
Penggunaan kosmetik yang telah meluas di masyarakat mempengaruhi pertumbuhan
industri di bidang kosmetik yang semakin meningkat setiap tahun , namun dalam
penyelenggaraannya masih banyak pelaku usaha yang melakukan pelanggaran berupa
menyediakan dan/atau mengedarkan kosmetik berbahaya dan tidak memiliki izin edar.
Mengenai larangan dan sanksi dalam menyediakan dan/atau kosmetik berbahaya dan tidak
memiliki izin edar diatur dalam Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Walaupun telah diatur mengenai larangan bahkan sanksi pidana hal tersebut tidak
menghambat para pelaku usaha untuk tetap melakukan pelanggaran, bahkan terjadi
dibeberapa kasus pelaku usaha telah menjadi residivis kasus kosmetik berbahaya dan tidak
memiliki izin edar. Terdapat kandungan berbahaya dalam kosmetik tersebut dapat
menyebabkan gangguan kesehatan bagi pemakainya, sehingga akan ada masyarakat
terutama konsumen yang mengalami kerugian akibat pemakaian kosmetik berbahaya dan tidak
memiliki izin edar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penegakan hukum
pidana kasus kosmetik berbahaya dan tidak memiliki izin edar serta untuk mengetahui
perlindungan hukum bagi konsumen kasus kosmetik berbahaya dan tidak memiliki izin edar.

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis yaitu dengan menggambarkan fakta-fakta,
situasi, dan kondisi objek penelitian yang diteliti dan kemudian dilakukan analisis data
berdasarkan data kepustakaan yang merupakan sumber data sekunder untuk mendapatkan
kesimpulan yang selanjutnya akan disampaikan secara kualitatif. Metode pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan yuridis normatif yaitu dengan cara
meneliti bahan-bahan kepustakaan sehingga data yang digunakan adalah data sekunder yang
merupakan sumber data utama.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, pertama menunjukkan bahwa penerapan
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan dalam kasus kosmetik berbahaya
dan tidak memiliki izin edar masih belum berjalan efektif karena masih ditemukannya kendala
maupun hambatan terutama dari faktor aparat penegak hukum, faktor sarana dan fasilitas,
faktor masyarakat maupun faktor kebudayaan. Kedua, beredarnya kosmetik berbahaya dan
tidak memiliki izin edar akan merugikan konsumen oleh karenanya bagi konsumen yang
dirugikan dapat menggunakan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan
Konsumen dan penggabungan perkara gugatan ganti kerugian dalam Pasal 98 sampai dengan
Pasal 101 KUHAP untuk melindungi dan menjamin hak-hak yang dimilikinya.
iv

Dokumen yang terkait

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA MENGEDARKAN SEDIAAN FARMASI TANPA DILENGKAPI IZIN EDAR BERDASARKAN UNDANG UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN

6 68 39

PENERAPAN SANKSI PIDANA TERHADAP PEREDARAN SEDIAAN FARMASI OBAT TANPA IZIN EDAR BERDASARKAN UNDANG- Penerapan Sanksi Pidana Terhadap Peredaran Sediaan Farmasi Obat Tanpa Izin Edar Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Studi Kasu

0 6 16

PEREDARAN OBAT TANPA MEMILIKI NOMOR IZIN EDAR DIKAITKAN DENGAN UNDANG UNDANG NO.36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN DAN UNDANG UNDANG NO.8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

0 1 2

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana Aborsi Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

0 0 8

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana Aborsi Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

0 0 1

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana Aborsi Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

0 3 26

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana Aborsi Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

0 0 29

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana Aborsi Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan Chapter III IV

0 0 32

Pertanggungjawaban Pidana Terhadap Tindak Pidana Aborsi Berdasarkan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana dan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan

0 0 3

TINDAK PIDANA PENGEDARAN DAN PENYALAHGUNAAN OBAT FARMASI TANPA IZIN EDAR MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG KESEHATAN Andin Rusmini

1 1 22