STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT: studi pada bank sampah wargi manglayang rt 01 rw 06 kelurahan palasari kecamatan cibiru bandung.

(1)

STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM

MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN

PERILAKU WARGA MASYARAKAT

(Studi Pada Bank Sampah Wargi Manglayang RT 01 RW 06 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung)

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Luar Sekolah

Oleh:

Shomedran, S. Pd

NIM 1303291

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

(3)

(4)

Shomedran, 2015

ABSTRAK

Penyelenggaraan pemberdayaan partisipatif pada Bank Sampah Wargi Manglayang ini menarik untuk diteliti karena pada kondisinya merupakan sesuatu yang tergolong baru mengenai pemberdayaan keterampilan dari sampah, kegiatan pemberdayaan yang tetap bisa bertahan, pemahaman dan keterampilan masyarakat yang masih kurang, pemanfaatan sumber daya alam, serta masih perlu dikaji dan diberi masukan sesuai dengan tugas pokoknya serta belum banyak dilakukan studi tentang pemberdayaan partisipatif pada Bank Sampah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui tentang implementasi, capaian hasil dalam membangun kemandiran ekonomi dan perilaku warga dan pendampingan.

Penelitian ini dilandasi oleh beberapa konsep dan teori yaitu konsep pemberdayaan masyarakat, kemandirian, pemberdayaan ditinjau dari PNF, partisipatif, dan konsep tentang Bank Sampah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif terhadap kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Subyek penelitian berjumlah sembilan orang yang terdiri dari pihak pengurus Bank Sampah, warga masyarakat dan aparat setempat, serta triangulasi yang dilakukan pada tim pakar Bank Sampah.

Hasil penelitian antara lain; 1) implementasi yang sudah berjalan dengan baik yang ditandai dengan adanya partisipasi warga masyarakat pada kegiatan perencanaan, sosialisasi dan pertemuan-pertemuan, pelaksanaan kegiatan, penyuluhan dan pelatihan, serta partisipasi pada aktivitas Bank Sampah; 2) capaian hasil menunjukkan terjadinya perubahan kemandirian ekonomi warga dapat terlihat dari adanya peningkatan pendapatan dari tabungan sampah dan adanya usaha dari kerajinan olahan sampah; 3) terjadinya perubahan tingkah laku warga dapat terlihat dari aktivitas warga yang tidak lagi membuang sampah, menjaga lingkungan, menyetorkan sampah dan berpartisiapasi dalam kegiatan sosial dan pembangungan; dan 4) pendampingan yang dilakukan pengelola sudah dilakukan yang ditandai oleh pemberian fasilitasi, penguatan, perlindungan dan pendukungan.

Dari hasil penelitian tentang pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian ekonomi dan perilaku warga masyarakat dapat disimpulkan sudah berjalan dengan baik yang dapat ditunjukkan dengan adanya partisipasi warga, terjadinya perubahan ekonomi yang ditandai dengan peningkatan pendapatan dan memiliki usaha, terjadinya perubahan perilaku warga terhadap sampah dan telah dilakukannya pendampingan oleh pengelola.


(5)

ABSTRACT

Implementation of empowerment participation in the Bank Trash Wargi Manglayang is interesting to study because the condition is something that is new about the empowerment skill of rubbish, empowerment activities that survive, understanding and skills of people who are still lacking, the utilization of natural resources, and still needs to be studied and given input in accordance with the main task, and there has been little study of participatory empowerment in Bank Trash. The aim of research is to know about the implementation, achievement of results in building economic independence and behavior of citizens and mentoring.

This study is based on the concepts and theories that the concept of community empowerment, independence, empowerment in terms of PNF, participatory, and the concept of Trash Bank. This study used a qualitative approach using qualitative descriptive method of the case. Data collection techniques used are observation, interview, and documentation. The subjects included nine people consisting of the Bank's management Garbage, citizens and local authorities, as well as triangulation performed on Trash Bank expert teams.

Results of the study, among others; 1) the implementation of which has been running well characterized by the participation of community members in planning activities, socialization and meetings, implementation, education and training, as well as participation in activities Bank Trash; 2) achievement of the results indicate the occurrence of a change of economic independence of citizens can be seen from the increase in revenue from savings garbage and the garbage processing business of craft; 3) the change in behavior of residents can be seen from the activities of people who are no longer dispose of waste, protecting the environment, depositing garbage and partisipation in social activities and Development; and 4) facilitation undertaken manager has done characterized by facilitation, strengthening, protection and support.

From the results of research on empowering participatory build economic independence and the behavior of residents can be concluded already well under way which can be demonstrated by the participation of citizens, the economic change characterized by an increase in revenue and have a business, changes in the behavior of the citizens of the trash and has done mentoring by the manager. Keywords: Empowerment, Participatory, Independence, Bank Trash


(6)

Shomedran, 2015

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 9

C. Rumusan dan Pembatasan Masalah ... 9

D. Tujuan Penelitian ... 10

E. Manfaat Penelitian ... 10

F. Struktur Organisasi Tesis ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Konsep Pemberdayaan Masyarakat... 12

1. Pengertian Pemberdayan Masyarakat ... 12

2. Indikator Keberdayaan ... 15

3. Prinsip-prinsip Pemberdayaan Masyarakat ... 18

4. Tujuan Pemberdayaan Masyarakat ... 21

5. Proses Pemberdayaan Masyarakat ... 24

B. Konsep Kemandirian ... 29

1. Pengertian Kemandirian ... 29

2. Karakteristik Kemandirian ... 31

3. Fungsi Kemandirian ... 33

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian ... 34

5. Proses Terbentuknya Kemandirian ... 35

6. Aspek-aspek Kemandirian ... 36


(7)

D. Konsep Partisipatif ... 48

1. Definisi Partisipasi ... 48

2. Definisi Partisipasi Masyarakat ... 50

3. Bentuk Partisipasi Masyarakat ... 53

4. Tingkat Partisipasi Masyarakat ... 54

5. Langkah-langkah Membangkitkan Partisipasi ... 55

E. Konsep Bank Sampah ... 56

1. Pengertian Bank Sampah ... 56

2. Manfaat dan Tujuan Bank Sampah ... 57

3. Peran Bank Sampah dalam Kehidupan Masyarakat ... 58

F. Kerangka Pemikiran ... 59

BAB III METODE PENELITIAN ... 60

A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 60

B. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 60

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data ... 62

D. Langkah-langkah Pengumpulan Data ... 64

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 66

F. Definisi Operasional ... 68

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN ... 73

A. Deskripsi Temuan Hasil Penelitian ... 73

B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 117

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 135

A. Simpulan ... 136

B. Rekomendasi ... 138

DAFTAR PUSTAKA ... 140 LAMPIRAN ...


(8)

Shomedran, 2015

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Indikator Keberdayaan ... 17

Tabel 2.2 Jenis Partisipasi ... 51

Tabel 2.3 Hubungan Partisipasi Semu dan Partisipasi Sesungguhnya ... 52


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir ... 59

Gambar 3.1 Komponen dalam Analisis Data (Flow Mode) ... 68

Gambar 4.1 Kantor Bank Sampah & Tempat Biodegester ... 78

Gambar 4.2 Buku Tabungan Nasabah ... 87

Gambar 4.3 Contoh Hasil Kerajinan Olahan dari Sampah ... 89

Gambar 4.4 Kegiatan Pameran yang Diikuti BSWM ... 90

Gambar 4.5 Aktivitas Pemberian Keterampilan ... 93

Gambar 4.6 Produk Kerajinan Olahan Sampah ... 94

Gambar 4.7 Aktivitas Pertemuan ... 101

Gambar 4.8 Penyediaan Keranjang Takakura ... 105

Gambar 4.9 Aktivitas Pengangkutan Sampah ... 110

Gambar 4.10 Aktivitas Koordinasi dan Pemberian Keterampilan ... 112

Gambar 4.11 Aktivitas di Sekolah Dasar dan Pengepul ... 113


(10)

Shomedran, 2015

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 SK Pembimbing ... 144

Lampiran 2 Surat Izin Penelitian... 146

Lampiran 3 Surat Keterangan dari Lembaga Penelitian ... 147

Lampiran 4 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 148

Lampiran 5 Pedoman Wawancara ... 151

Lampiran 6 Pedoman Observasi ... 162

Lampiran 7 Fhoto-fhoto ... 166

Lampiran 8 Profil Bank Sampah Wargi Manglayang ... 172


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pemberdayaan dalam arti luas merupakan suatu tindakan untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara proporsional agar secara perorangan dan atau kelompok masyarakat menjadi mandiri. Pemberdayaan masyarakat khususnya pada masyarakat yang termarjinalkan memiliki kaitan erat dengan sustainable development di mana pemberdayaan masyarakat merupakan suatu prasyarat utama serta dapat diibaratkan sebagai gerbong yang akan membawa masyarakat menuju suatu keberlanjutan secara ekonomi dan sosial yang dinamis, serta menuju kepada kemandirian.

Untuk mencapai kemandirian masyarakat diperlukan sebuah proses dan bentuk pemberdayaan yang dapat menjadikan masyarakat sebagai subyek dalam sebuah kegiatan pemberdayaan, dalam hal ini yaitu pemberdayaan partisipatif. Melalui proses dalam pemberdayaan maka masyarakat secara bertahap akan memperoleh kemampuan tersebut, masyarakat harus menjalani proses tersebut dengan berpartisipasi terhadap kegiatan-kegiatan pemberdayaan. Dengan demikian akan diperoleh kemampuan/daya dari waktu ke waktu dan akan terakumulasi kemampuan yang memadai, untuk mengantarkan kemandirian mereka. Apa yang diharapkan dari pemberdayaan yang merupakan suatu visualisasi dari pembangunan sosial ini diharapkan dapat mewujudkan komunitas yang baik dan masyarakat yang mandiri.

Kemandirian merupakan masalah penting sepanjang rentang kehidupan manusia. Kemandirian sangat dipengaruhi oleh perubahan-perubahan fisik, yang pada gilirannya dapat memicu terjadinya perubahan emosional, perubahan kognitif yang memberikan pemikiran tentang cara berpikir yang mendasari tingkah laku, serta perubahan nilai dalam peran sosial melalui pengasuhan orang tua dan aktivitas individu. Secara spesifik, masalah kemandirian menuntut suatu kesiapan individu, baik kesiapan fisik maupun emosional untuk mengatur,


(12)

2

Shomedran, 2015

mengurus dan melakukan aktivitas atas tanggung jawabnya sendiri tanpa banyak menggantungkan pada orang lain.

Untuk mencapai suatu kemandirian pada manusia ataupun masyarakat baik itu pada aspek kemandirian ekonomi ataupun perilaku mereka untuk itu diperlukan suatu cara yang tepat. Dalam hal ini pengembangan sumber daya manusia Indonesia dirasakan perlu dilakukan melalui berbagai kegiatan pemberdayaan agar terciptanya sumber daya manusia yang berkualitas, tangguh, berwawasan dan mempunyai keunggulan serta keterampilan sehingga akan mencapai suatu kemandirian pada diri masyarakat itu sendiri. Terkait dengan hal ini upaya pemerintah dalam membangun dan mengembangkan kualitas manusia melalui pembangunan dalam bidang pendidikan dilaksanakan melalui tiga jalur pendidikan yaitu pendidikan formal, nonformal, dan informal yang saling melengkapi dan memperkaya (UU RI No. 20 tahun 2003).

Pendidikan Nonformal menurut Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat 1 dan 2 berbunyi: (1) pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat. (2) pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan keperibadian profesional.

Tujuan pendidikan nonformal sebagaimana tercantum dalam peraturan pemerintah republik indonesia No. 73 Tahun 1991 yaitu: “Membina warga belajar agar memilki pengetahuan, keterampilan dan sikap mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri dan bekerja mencari nafkah”. Pendidikan nonformal terdiri dari berbagai program yaitu meliputi:

“Pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, serta pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik”. (UU RI No 20 Tahun 2003).

Kedudukan dan fungsi pendidikan luar sekolah adalah untuk melayani dan membina warga belajar supaya dapat tumbuh dan berkembang, memliki


(13)

3

pengetahuan dan keterampilan guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya, serta memenuhi kebutuhan belajar masyarakat.

Salah satu bentuk dari program pendidikan luar sekolah adalah melakukan berbagai program pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan keterampilan, pemberdayaan pemuda, pemberdayaan masyarakat, pelatihan dan lain-lain. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh komunitas Bank Sampah diantaranya yaitu melakukan kegiatan daur ulang sampah, pemberian keterampilan dan pelatihan, penabungan sampah dan lain-lain. Dalam pelaksanaannya tentu ada cara yang dilakukan dalam kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh Bank Sampah terkait dengan persampahan dan lingkungan serta pendidikan dan pemahaman masyarakat akan lingkungan.

Di Indonesia pada umumnya masalah sampah masih sulit diatasi. Hal ini di sebabkan karena selama ini masyarakat belum menyadari akan arti pentingnya kebersihan lingkungan dan teknologi pengolahan sampah yang masih jauh dari memadai. Dampak dari hal tersebut tentunya sangat banyak, mulai dari bahaya kesehatan, kebersihan lingkungan, banjir, pencemaran, polusi dan lain-lain. Masyarakat masih membuang sampah rumah tangga dan limbah industri ke jalan trotoar, pasar, sungai, got dan laut. Sepertinya tempat-tempat tersebut telah menjadi „tempat sampah raksasa bagi masyarakat dalam membuang sampah.

Masyarakat seakan merasa nyaman dengan kebiasaan buruk tersebut karena hampir tidak ada sanksi hukum yang tegas dan konsisten bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Hal tersebut tambah diperburuk oleh tata kelola pengolahan sampah yang masih tradisional yaitu dengan cara melakukan pembakaran di lahan terbuka (TPA/Tempat Pembuangan Akhir) dan ditimbun dengan tanah. Masih jarang pemerintah daerah maupun pusat yang memanfaatkan sampah sebagai sumber energi listrik atau perusahaan swasta yang mendaur ulang (recyle) sampah-sampah tertentu.

Setiap saat dalam kehidupan sehari-harinya manusia selalu menghasilkan sampah, yang disebut dengan sampah rumah tangga atau domestik, sebagai contoh adalah sampah dari bekas bumbu, detergen, plastik kemasan, botol plastik, dus dan lain-lain. Apabila tanpa pengelolaan yang tepat masalah sampah ini tentu sangat banyak dampak negatifnya. Dengan begitu banyaknya sampah maka cara


(14)

4

Shomedran, 2015

pemanfaatannya berbeda-beda sesuai dengan karakter dan sifat dasar sampah tersebut. Pengelolaan sampah memang sudah sepantasnya dilakukan demi menjaga keselamatan bumi dan ternyata dari segi ekonomi sampah bisa mendatangkan nilai lebih melalui daur ulang sampah menjadi berbagai bentuk kerajinan atau keterampilan.

Sampah bukan sesuatu yang asing dalam keseharian kita, karena kita secara pribadi setiap harinya menghasilkan sampah. Sampah adalah barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi. Berdasarkan kamus istilah lingkungan (1994) menyatakan bahwa sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembikinan, pemakaian barang rusak atau cacat dalam pembuatan manufaktur dan materi berlebihan atau ditolak atau buangan. Sedangkan menurut istilah lingkungan untuk manajemen, Encolink (1996) (dalam Rinrin Migristine, 2009, hlm. 2) menyebutkan sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

Di kota Bandung sampah yang dihasilkan rata-rata setiap harinya adalah sekitar 1.600 ton (www.nationalgeographic.co.id). Dari jumlah itu yang dapat terangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sekitar 1.200 ton dan sisanya tidak terangkut, diolah oleh warga dan dibuang di tempat pembuangan sampah liar. Selain hal tersebut juga tidak ditunjang dengan fasilitas dan prasarana pengangkut yang memadai. Jumlah truk pengangkut sampah saat ini yang ada berjumlah 120 unit, yang seharusnya diperlukan sekitar 140 unit untuk menjangkau 160 TPS di seluruh Bandung. Sedangkan pengangkutan di TPS rata-rata dapat dilakukan seminggu tiga kali. Sedangkan untuk sampah plastik yang dihasilkan di kota Bandung yaitu berkisar 150 ton setiap harinya, hal ini menunjukkan sekitar lebih kurang 20 persen dari total keseluruhan sampah untuk setiap harinya (www.pikiran-rakyat.com).

Melihat hal tersebut tentunya diperlukan alternatif dalam mengurangi dan mengolah sampah yang tentunya adalah melakukan proses pemberdayaan kepada masyarakat agar nantinya tumbuh kesadaran dan pada akhirnya dapat mandiri baik secara ekonomi maupun perilaku mereka. Salah satu solusi yang bisa dilakukan oleh masyarakat secara mandiri adalah dengan melakukan daur ulang


(15)

5

sampah untuk menjadi produk kerajinan, kompos, bioetanol dan alat rumah tangga melalui keterampilan-keterampilan pengolahan sampah tersebut. Pengolahan sampah ini di samping bermanfaat dalam membersihkan lingkungan, juga memiliki nilai ekonomi yang dapat membantu pendapatan warga. Upaya tersebut dapat menjadikan peluang usaha atau salah satu bentuk untuk berwiraswasta untuk usaha kecil menengah. Pengolahan sampah ini dapat dilakukan oleh siapa saja, termasuk oleh remaja, ibu-ibu, orang dewasa, pemuda maupun orang tua.

Berbagai program pemberdayaan berkenaan dengan sampah yang dilakukan sekarang ini salah satunya adalah melalui kegiatan penabungan sampah dan daur ulang sampah yang dilakukan oleh Bank Sampah Wargi Manglayang Cibiru Bandung, berbagai bentuk kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah penabungan sampah, menjadikan sampah berupa kerajinan tangan atau bentuk keterampilan lain yang bernilai ekonomi seperti tas dari plastik, dompet, karpet, tempat tisue, dan lain-lain. Mengelola sampah pada dasarnya membutuhkan suatu kreatifitas partisipatif aktif dari masyarakat, terutama dalam mengurangi jumlah sampah, memilah jenis sampah hingga berupaya menjadikan sampah bermanfaat baik itu berupa produk kerajinan atau jenis lain yang bernilai ekonomi.

Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan diharapkan menjadi salah satu bentuk solusi yang dapat diberikan kepada masyarakat sehingga nantinya masyarakat bisa menjadi lebih mandiri dengan apa yang mereka dapatkan dari hasil kegiatan tersebut. Tidak hanya menjadikan masyarakat mandiri dari segi keterampilan dan kemampuan mengola sampah saja tetapi juga diharapkan masyarakat akan sadar terhadap sampah, bagaimana agar tidak lagi membuang sampah sembarangan, melakukan pemilahan, pengumpulan dan sampai mendaur ulang kembali.

Bank Sampah yang menjadi salah satu lembaga yang bergerak dalam bidang pemberdayaan sebagai salah satu wadah dalam melakukan pengolahan sampah, baik itu sampah organik maupun anorganik dapat menjadi salah satu solusi dalam membantu mengurangi volume sampah yaitu dengan melakukan kegiatan daur ulang sampah plastik dan kegiatan menabung sampah. Dengan program yang dilakukan di Bank Sampah seperti melakukan pengolahan sampah menjadi


(16)

6

Shomedran, 2015

berbagai bentuk keterampilan dan kerajinan yang mempunyai nilai ekonomi dapat membantu masyarakat. Sampah yang masih banyak berserakan tidak seharusnya didiamkan saja, karena dengan kreatifitas dan keterampilan dapat menjadikan sampah plastik tersebut menjadi uang atau daya jual kembali. Dengan kondisi tersebut maka Bank Sampah Wargi Manglayang melakukan kegiatan pemberdayaan partisipatif warga masyarakat sekitar atau nasabah. Kegiatan ini memberikan pelatihan, penabungan sampah, keterampilan kepada masyarakat bagaimana mengolah sampah menjadi produk-produk keterampilan yang bernilai ekonomi seperti tas plastik, dompet, karpet, tempat tisue, tempat bunga, taplak meja dan lain-lain serta melakukan kegiatan penyadaran masyarakat akan sampah.

Kegiatan pemberdayaan partisipatif yang dilakukan di Bank Sampah Wargi Manglayang merupakan suatu usaha yang menjanjikan bagi penyelamatan lingkungan, pengembangan masyarakat dan sekaligus dapat berdampak ekonomis positif jika dilakukan dengan kreatif dan dengan manajemen yang baik. Kegiatan ini tentunya juga harus dilakukan pendampingan yang baik agar nantinya dapat berjalan terus dan bertahan sehingga masyarakat tidak menjadi ketergantungan ketika program diberikan saja. Kegiatan pemberdayaan dengan daur ulang sampah yang dilakukan di Bank Sampah Wargi Manglayang sudah dimulai sejak tahun 2008 lalu. Pelaksanaan kegiatan ini dilakukan melalui pendekatan pemberdayaan partisipatif masyarakat. Melalui upaya pemberdayaan partisipatif, masyarakat didorong agar memiliki kemampuan untuk memanfaatkan sumberdaya yang dimilikinya secara optimal serta terlibat secara penuh dalam kegiatan pengelolaan sampah dan pelestarian lingkungan. Kegiatan pemberdayaan di Bank Sampah tersebut sudah lama berjalan dan tetap bisa bertahan meskipun kegiatannya tidak di donasi oleh lembaga swasta ataupun pemerintah secara kontinu. Kegiatan yang dilakukan pada mulanya adalah inisiasi masyarakat sendiri yang di pelopori oleh beberapa warga sekitar misalkan saja bapak Rahmat, hal ini yang menarik adalah kegiatan dapat bertahan cukup lama tanpa ada bantuan secara kontinu oleh para donatur.

Pemberdayaan masyarakat bukan membuat masyarakat menjadi tergantung pada berbagai program pemberian (Charity). Karena pada dasarnya setiap apa yang dinikmati harus dihasilkan atas usaha sendiri (Ginanjar Kartasastima, 1995,


(17)

7

hlm. 20). Masyarakat memiliki peran penting dalam kegiatan tersebut, disamping sebagai penghasil sampah tiap harinya masyarakat juga terlibat langsung dalam kegiatan tersebut. Melalui pemberdayaan partisipatif, masyarakat diharapkan dapat meningkatkan kemandirian ekonomi dan perilaku masyarakat serta meningkatkan keterampilan dan kesadaran masyarakat sehingga kegiatan tersebut dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan.

Faktor yang sangat mempengaruhi keberlangsungan suatu program pemberdayaan masyarakat diantaranya adanya aspek strategis yang bersifat partisipatif. Dalam arti yaitu adanya partisipasi masyarakat pada suatu kegiatan pemberdayaan yang akan dilakukan. Pemberdayaan partisipasi ini lebih mencerminkan kenyataan yang ada di lapangan sekaligus merupakan cara melibatkan masyarakat untuk belajar bertanggung jawab dan ikut andil dalam kegiatan. Hal ini bersifat sederhana, demokratis dan membangkitkan motivasi. Metode tersebut memberikan kesempatan terhadap kelompok masyarakat dari berbagai tingkat, departemen, atau sektor yang berbeda untuk bersama-sama menyepakati situasi tertentu dalam ruang lingkup tertentu pula, yakni dalam bidang pemberdayaan masyarakat.

Pengembangan kegiatan secara partisipatif adalah salah satu cara untuk meningkatkan peran serta dari semua faktor yang terlibat untuk memikirkan dan berkontribusi pada semua tahapan kegiatan pemberdayaan dan pembangunan masyarakat. Hal ini bertujuan untuk bersama-sama mempelajari situasi dan kondisi yang ada agar dapat berkaitan dengan program yang akan dilakukan serta mencari solusi dari berbagai masalah yang ada di masyarakat.

Partisipatif masyarakat dalam pemberdayaan diantaranya mengacu pada pendekatan yang menggunakan metode partisipatory dengan peran utama perencana dan pelaksana program adalah masyarakat yang pada pelaksanaannya dipandu oleh fasilitator dan inisiator suatu progam pemberdayaan. Berdasarkan kondisi masyarakat yang digali melalui proses tersebut diharapkan muncul temuan-temuan penting yang dapat dirumuskan sebagai pemetaan permasalahan dan potensi yang dapat diwadahi oleh program pemberdayaan salah satunya oleh komunitas Bank Sampah yang berperan aktif dalam kegiatan pemberdayaan dan lingkungan.


(18)

8

Shomedran, 2015

Dari hasil studi penjajakan, diketahui bahwa kegiatan pemberdayaan di Bank Sampah Wargi Manglayang Palasari Cibiru Bandung merupakan salah satu progam yang diselenggarakan dalam rangka untuk mengurangi volume sampah dan memberdayakan masyarakat sekitar agar sadar akan sampah, menjadi mandiri dan kegiatan tersebut sudah rutin dilakukan sebagai bentuk kegiatan pemberdayaan bagi masyarakat sekitar. Program ini diikuti oleh masyarakat sekitar yang yang merupakan anggota atau nasabah dari Bank Sampah tersebut, yang telah menghasilkan berbagai bentuk keterampilan dari sampah seperti yang telah disebutkan di atas dan juga program penabungan sampah. Bank Sampah merupakan salah satu lembaga yang banyak bergerak dibidang pemberdayaan masyarakat terutama memberikan pemberdayaan lingkungan dan pemberian pengatahuan dan keterampilan khususnya yang berkenaan tentang sampah. Melihat kondisi masyarakat sekitar yang kurang kemandirian dan kesadaran terhadap sampah maka Bank Sampah Wargi Manglayang melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat.

Dengan demikian kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah yang sudah lama berjalan dengan konsep pemberdayaan partisipatif masyarakat yang pada kenyataannya program tersebut dapat bertahan tanpa ada bantuan secara kontinu oleh pihak donatur tetapi tetap memberikan kegiatan pemberdayaan terutama berkaitan dengan sampah dan lingkungan menarik untuk diteliti dan dikaji dikarenakan dalam perkembangannya merupakan sesuatu yang tergolong baru dan sangat bermanfaat bagi masyarakat sehingga perlu mendapat masukan sesuai dengan fungsi dan tugas pokoknya, serta masih sedikit dilakukannya studi tentang pemberdayaan khususnya di Bank Sampah Wargi Manglayang Cibiru Bandung. Atas dasar itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berkenaan dengan “Studi Tentang Pemberdayaan Partisipatif dalam Membangun Kemandirian Ekonomi dan Perilaku Warga Masyarakat” (Studi pada Bank Sampah Wargi Manglayang RT 01/RW 06 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung).


(19)

9

B. Identifikasi Masalah

Uraian pada latar belakang merupakan dasar dalam mengidentifikasi permasalahan dalam penelitian ini. Secara lebih khusus, permasalahan-permasalahan di atas diidentifikasi sebagai berikut:

1. Pemanfaatan dan pengolahan potensi sumber daya alam seperti halnya sampah yang belum dioptimalkan sehingga perlunya pemberdayaan untuk mencapai kemandirian warga.

2. Penerapan pemberdayaan partisipatif pada Bank Sampah dalam menciptakan kemandirian ekonomi dan perilaku bagi warga sekitar yang masih perlu dikaji dan diteliti.

3. Masih kurangnya keterampilan dan kesadaran masyarakat dalam melakukan daur ulang sampah.

4. Bank Sampah Wargi Manglayang tetap bertahan dan menjalankan program pemberdayaan meskipun tanpa adanya bantuan dari donatur secara kontinu. 5. Kegiatan pemberdayaan masyarakat yang di lakukan Bank Sampah Wargi

Manglayang masih perlu dikaji dan diteliti. C. Rumusan dan Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan permasalahan secara umum dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah Pemberdayaan Partisipatif dalam Membangun Kemandirian Ekonomi dan Perilaku Warga Masyarakat (Studi pada Bank Sampah Wargi Manglayang RT 01/RW 06 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung)?”. Untuk itu secara khusus rumusan masalah dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi pemberdayaan partisipatif pada Bank Sampah Wargi Manglayang?

2. Bagaimana capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian ekonomi warga pada Bank Sampah Wargi Manglayang?

3. Bagaimana capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian perilaku warga pada Bank Sampah Wargi Manglayang?

4. Bagaimana pendampingan yang dilakukan oleh pengelola terhadap kegiatan pemberdayaan masyarakat pada Bank Sampah Wargi Manglayang?


(20)

10

Shomedran, 2015

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mengamati, mengkaji, menganalisis dan mendeskripsikan tentang pemberdayaan partisipatif pada Bank Sampah Wargi Manglayang RT 01/RW 06 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung. Sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Implementasi pemberdayaan partisipatif pada Bank Sampah Wargi Manglayang.

2. Capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian ekonomi warga pada Bank Sampah Wargi Manglayang.

3. Capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian perilaku warga pada Bank Sampah Wargi Manglayang.

4. Pendampingan yang dilakukan oleh pengelola terhadap kegiatan pemberdayaan masyarakat pada Bank Sampah Wargi Manglayang.

E. Manfaat Penelitian

Temuan-temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik itu secara teoritis maupun praktis bagi berbagai pihak.

1. Manfaat Teoritis

a. Meningkatkan makna pemberdayaan terutama bagi masyarakat

b. Menambah bahan pengayaan berdasarkan studi lapangan untuk program studi Pendidikan Luar Sekolah dan Mahasiswa Pendidikan Luar Sekolah pada khususnya.

c. Menambah sumber pengetahun tentang pemberdayaan partisipatif pada kegiatan pemberdayaan masyarakat, khususnya bagi penyelenggara, praktisi Pendidikan Nonformal akademisi/perguruan tinggi, dan lembaga-lembaga yang peduli terhadap pendidikan nonformal pada umumnya. 2. Manfaat Praktis

a. Mengembangkan sistem kerja internal dan pembinaan pengolahan sampah dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat sekitar Bank Sampah Wargi Manglayang Palasari Cibiru Kota Bandung. b. Memberikan sumbangsih pemikiran bagi lembaga terkait khususnya

Bank Sampah dalam melakukan program-program pemberdayaan masyarakat.


(21)

11

c. Sebagai masukan dalam upaya pengembangan program Pendidikan Luar Sekolah yang berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

d. Sebagai masukan bagi Dinas terkait dan lembaga pendidikan nonformal dalam melakukan kegiatan pemberdayaan masyarakat.

F. Struktur Organisasi Tesis

Sebagai upaya untuk memudahkan dalam pemahaman penelitian ini maka penulisan tesis nantinya disusun dengan struktur sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan, yang meliputi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah dan pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi tesis.

BAB II: Kajian Pustaka, yang terdiri dari konsep yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti yakni mencakup: konsep pemberdayaan masyarakat, konsep kemandirian, pemberdayaan masyarakat dalam konteks PNF, konsep partisipatif, dan konsep Bank Sampah.

BAB III: Metode Penelitian, yang meliputi pendekatan dan metode penelitian, lokasi dan subyek penelitian, teknik dan instrumen pengumpulan data, langkah-langkah pengumpulan data, teknik pengolahan dan anlisis data. BAB IV: Temuan dan Pembahasan yaitu penjabaran dari deskripsi temuan hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian menggunakan teori yang relevan.

BAB V: Simpulan dan rekomendasi, yang merupakan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan penelitian, serta saran-saran atau rekomendasi yang diberikan oleh peneliti yang berkaitan dengan hasil temuan penelitian yang ditujukan kepada pembuat kebijakan, pengguna hasil yang bersangkutan, peneliti berikutnya dan lain sebagainya.


(22)

60 Shomedran, 2015

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan, menganalisis dan mendeskripsikan data tentang pemberdayaan partisipatif pada kegiatan pemberdayaan masyarakat di Bank Sampah Wargi Manglayang. Pendekatan penelitian yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif kualitatif terhadap kasus atau fenomena kegiatan tersebut. Studi kasus adalah penelitian tentang subyek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase atau khas dari keseluruhan personalitas. Hasil dari penelitian kasus merupakan generalisasi dari pola-pola kasus yang tipikal dari individu, kelompok, lembaga atau hal lainnya. Lebih lanjut Sugiyono (2011, hlm. 13) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah:

“Metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpoitisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi”.

Berdasarkan dari pengertian dan ciri-ciri penelitian kualitatif menurut para ahli, maka dapat dikatakan bahwa pendekatan kualitatif merupakan pendekatan yang tepat digunakan dalam penelitian tentang strategi pemberdayaan partisipatif dalam meningkatkan kemandirian warga di Bank Sampah Wargi Manglayang Cibiru Bandung. Dalam penelitian ini, peneliti ikut berpartisipasi di lapangan, mencatat secara hati-hati apa yang terjadi, menafsirkan dan memberikan makna serta melakukan analisis reflektif terhadap berbagai dokumen berdasarkan temuan-temuan dilapangan secara obyektif, dan membuat laporan penelitian secara detail.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada aspek pemberdayaan partisipatif yang dilakukan pada kegiatan pemberdayaan masyarakat di Bank Sampah Wargi


(23)

61

Manglayang. Pemilihan lokasi ini didasarkan pada ketertarikan peneliti untuk mengkaji secara mendalam mengenai implementasi pemberdayaan partisipatif, hasil yang dicapai dalam membangun kemandirian ekonomi dan perilaku warga masyarakat serta pendampingan yang dilakukan oleh pengelola terhadap program pemberdayaan.

2. Subyek penelitian

Pada penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi Social Situation atau situasi sosial yang terdiri atas tiga elemen, yaitu: tempat (Place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis dan sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden akan tetapi narasumber, partisipan, atau informan. Berdasarkan hal tersebut sangatlah jelas bahwa yang menjadi sumber data atau subyek penelitian dalam penelitian ini adalah pihak yang terlibat dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat pada Bank Sampah Wargi Manglayang. Adapun yang menjadi subyek penelitian diantaranya yaitu ketua Bank Sampah Wargi Manglayang, pengurus Bank Sampah Wargi Manglayang, aparat setempat dan warga masyarakat/nasabah sebagai sasaran.

Pengambilan sumber data dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Teknik purposive adalah teknik pengambilan sumber data dengan pertimbangan tertentu. Sumber data/subyek penelitian dapat memberikan data sesuai dengan kebutuhan penelitian yaitu subyek penelitian yang dapat mengemukakan, menjelaskan, menyatakan, mendemonstrasikan, dan memperlihatkan berbagai kegiatan berkenaan dengan fokus penelitian dan aspek-aspek yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini terutama berkenaan dengan gambaran implementasi pemberdayaan partisipatif, hasil yang dicapai dalam membangun kemandirian ekonomi dan perilaku warga masyarakat, dan pendampingan yang dilakukan.

Jumlah subyek penelitian tidak ditentukan secara ketat, akan tetapi tergantung pada ketercapaian redundancy (ketuntasan dan kejenuhan data ditambah subyek tidak memberikan informasi yang baru). Sehubungan dengan itu maka tidak semua warga masyarakat dijadikan subyek penelitian, melainkan dipilih secara purposive, yaitu hanya beberapa orang warga masyarakat yang terlibat dalam kegiatan. Bila pemilihan informan benar-benar jatuh pada subyek


(24)

62

Shomedran, 2015

yang sangat menguasai situasi sosial yang diteliti (obyek) maka tidak perlu tambahan banyak informan lagi. Jadi yang menjadi perhatian bagi peneliti kualitatif adalah tuntasnya perolehan informasi dengan keragaman variasi yang ada, bukan banyaknya informan.

C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrumen utama atau alat penelitian adalah peneliti sendiri. Peneliti sebagai human instrument, berfungsi menentukan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuan penelitian. Setalah kemudian fokus penelitian sudah menjadi jelas maka kemungkinan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan melalui berbagai teknik pengumpulan data.

Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu sesuai dengan kebutuhan dalam pengumpulan data, adapun teknik yang dipergunakan yaitu; pengamatan (observation), wawancara (Interview) dan studi dokumentasi yang pelaksanaanya akan diuraikan sebagai berikut:

1. Pengamatan (Observation)

Observasi merupakan dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Pengamatan (observasi) adalah upaya aktif peneliti mengumpulkan data dengan berbuat sesuatu, memilih apa yang diamati dan terlibat secara aktif di dalamnya. Observasi yang dilakukan peneliti untuk melihat secara alamiah kegiatan yang dilakukan oleh subyek penelitian. Pada saat observasi, peneliti memberikan kenyamanan kepada subyek penelitian untuk melakukan kegiatannya seperti biasa, sementara peneliti mengamati secara cermat berbagai sikap, perilaku, tanggapan dari subyek penelitian selama dan setelah mengikuti kegiatan.

Dalam penelitian ini observasi dilakukan oleh peneliti untuk mengamati dan mencatat tentang kejadian yang berlangsung sesuai dengan fokus permasalahan yang diteliti yaitu; 1) gambaran implementasi pemberdayaan partisipatif; 2) hasil yang dicapai dari pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian


(25)

63

ekonomi warga; 3) hasil yang dicapai dari pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian ekonomi warga: dan 4) pendampingan yang dilakukan oleh pengelola terhadap kegiatan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan. 2. Wawancara (interview)

Wawancara merupakan cara yang penting untuk memeriksa keakuratan data hasil observasi. Wawancara dapat digunakan untuk mengumpulkan informasi yang tidak mungkin diperoleh lewat observasi. Tujuan mewawancarai seseorang adalah untuk mengetahui apa yang ada dipikiran mereka, apa yang mereka pikirkan, atau bagaimana perasaan mereka tentang sesuatu hal, dikarenakan hal-hal tersebut tidak dapat diobservasi.

Dalam penelitian ini wawancara dilakukan langsung kepada sumber informan yaitu ketua, pengurus/pengelola Bank Sampah, dan warga masyarakat yang terlibat dalam program ini. Adapun data yang digali melalui wawancara meliputi: 1) gambaran implementasi pemberdayaan partisipatif; 2) capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian ekonomi warga; 3) capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian perilaku warga; dan 4) pendampingan yang dilakukan oleh pengelola terhadap kegiatan pemberdayaan.

3. Studi Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang. Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif.

Studi dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh gambaran tentang kegiatan program pemberdayaan masyarakat dengan strategi pemberdayaan partisipatif di Bank Sampah Wargi Manglayang, data-data yang dikumpulkan mengenai: 1) Profil kegitan pemberdayaan; 2) Semua aspek kegiatan pemberdayaan; dan 3) Profil lembaga Bank Sampah Wargi Manglayang; 4) Foto-foto kegiatan, dan 5) hal-hal yang dianggap relevan untuk menunjang penelitian ini.


(26)

64

Shomedran, 2015

D. Langkah-langkah Pengumpulan Data

Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap kegiatan, yaitu: tahap persiapan, tahap pelaksanaan, tahap kredibilitas penelitian dan tahap pelaporan. Keempat tahapan tersebut akan diuraikan di bawah:

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan bertujuan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan lengkap mengenai masalah yang akan diteliti. Tahap persiapan diawali dengan penjajakan lapangan untuk menentukan permasalahan atau fokus penelitian. Tahap persiapan ini secara rinci meliputi pemilihan topik penelitian, mengkaji literatur yang relevan, observasi lapangan yang berkaitan dengan topik, penyusunan proposal dan perizinan.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan ini peneliti mengumpulkan data sesuai dengan fokus dan tujuan penelitian. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi. Berkaitan dengan pengumpulan data ini, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan yaitu: pedoman wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi, kamera, dan perekam. Peneliti mengamati dan mengikuti secara aktif kegiatan yang dilakukan dan mencatat serta mendokumentasikan semua aspek yang berhubungan dengan kegiatan tersebut. Kemudian peneliti melakukan wawancara langsung kepada subyek penelitian.

Studi dokumentasi dilakukan peneliti melalui dokumen yang dimiliki, meliputi: profil Bank Sampah Wargi Manglayang, profil penyelenggara, profil kelompok atau peserta kegiatan, administrasi kegiatan, administrasi penyelenggara kegiatan dan foto-foto yang dimiliki oleh penyelenggara yang berkaitan dengan kegiatan pemberdayaan masyarakat tersebut. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti dengan terlibat secara aktif dalam semua kegiatan yang dilakukan warga masyarakat pada kegiatan pemberdayaan.

Setelah data yang dibutuhkan peneliti terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah kegiatan pengolahan data hasil penelitian, seperti kita ketahui bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sebelum, selama dan setelah dari lapangan. Kegiatan yang dilakukan adalah menyusun data dan informasi


(27)

65

sesuai dengan kajian penelitian ini yaitu mendeskripsikan gambaran implementasi startegi pemberdayaan partisipatif, hasil yang dicapai, pendampingan yang dilakukan dan dampak strategi pemberdayaan partisipatif dalam meningkatkan kemandirian ekonomi dan prilaku warga di Bank Sampah Wargi Manglayang. Selanjutnya data hasil pengumpulan dari lapangan dikaji secara mendalam menggunakan teori-teori dan konsep dari beberapa ahli yang dikemukakan pada kajian teori untuk kemudian disimpulkan dan diberikan rekomendasi pada pihak-pihak terkait untuk lebih efektif dan efisennya kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah di Bank Sampah Wargi Manglayang.

3. Tahap Kredibilitas Penelitian

Data yang diperoleh dan dikumpulkan selama penelitian berlangsung, sebelum dianalisis maka peneliti akan menguji kredibilitas datanya telebih dahulu, adapun kegiatan-kegitan yang dilakukan oleh peneliti untuk menguji kredibilitas data yaitu meliputi:

a. Member Check

Kegiatan ini merupakan tahap seleksi dan penafsiran data. Setiap data yang diperoleh selalu dicek ulang dan diteliti kembali kepada sumber aslinya, yaitu sumber penelitian. Selanjutnya data yang sudah dicek, akan dilolah dan ditafsirkan. Kegiatan ini dilakukan selama penelitian berlangsung sampai penelitian dianggap selesai.

b. Triangulasi

Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi digunakan untuk menguji kredibilitas data, yaitu mengecek kredibilitas data dengan berbagai teknik dengan pengumpulan data dan berbagai sumber data (Sugiyono, 2010, hlm. 330).

Teknik triangulasi berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan triangulasi waktu. Peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam dan dokumentasi untuk sumber data yang secara serempak. Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang


(28)

berbeda-66

Shomedran, 2015

beda dengan teknik yang sama. Triangulasi dalam penelitian ini dilakukan langsung pada tim pakar dari Bank Sampah Wargi Manglayang dan Ketua RW selaku penanggung jawab pada kepengurusan kegiatan Bank Sampah Wargi Manglayang dan pihak masyarakat sekitar terkait dengan program pemberdayaan di Bank Sampah Wargi Manglayang.

c. Kerahasiaan

Kegiatan ini dilakukan untuk menjamin kerahasiaan semua informasi yang diberikan oleh subyek penelitian, diupayakan hanya diketahui oleh peneliti. Data atau informasi yang diberikan oleh sorang informan tidak diperlihatkan kepada informan lainnya. Kerahasiaan yang dimaksud dalam penelitian ini lebih bersifat pribadi, artinya hal-hal yang menyangkut masalah-masalah pribadi informan yang terungkap dalam penelitian ini hanya akan diketahui oleh peneliti saja.

d. Tahap Pelaporan

Tahap ini merupakan tahap akhir dalam penulisan tesis, sebelum tesis ini dapat dijadikan rujukan bagi penelitian berikutnya, maka terlebih dahulu draft tesis ini dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Masukan-masukan dan saran perbaikan dari dosen pembimbing sangat bermanfaat untuk menyempurnakan draft tesis. Setelah draft tesis dirasakan oleh dosen pembimbing layak untuk mengikuti ujian, maka peneliti diperbolehkan untuk mengikuti ujian tahap satu dan seterusnya tahap dua, setelah dinyatakan lulus maka tesis ini pun akan dipublikasikan dalam jurnal dan dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya yang memiliki topik serupa.

E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Pada saat wawancara peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu diperoleh data yang dianggap kredibel dan cukup.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Analisis dalam penelitian ini telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum


(29)

67

terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Namun dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Analisis data penelitian kualitatif menyangkut analisis di lapangan maupun setelah data terkumpul serta interpretasi dari fenomena yang ada. Analisis data berkaitan erat dengan satuan dan kategorisasi yang analog dengan variabel dalam penelitian kualitatif. Dari hasil analisis ini kemudian dikembangkan generalisasi dari penelitian yaitu mengangkat fenomena yang terorganisir menjadi suatu kebulatan hasil penelitian kualitatif.

Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah model analisis dari Miles dan Huberman (1984) (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 337). Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh (meskipun ditambah sumber data lagi tidak akan memberikan informasi yang baru). Aktivitas yang dilakukan dalam analisis data yaitu:

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Mereduksi data berarti mengambil bagian pokok atau inti sari dari data yang diperoleh. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberi gambaran yang lebih jelas, mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya bila diperlukan. Dengan demikian hal ini memudahkan peneliti dalam menentukan data apa saja yang harus dikumpulkan.

2. Penyajian Data (Data Desplay)

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah penyajian data. Dengan penyajian data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami serta mampu menggambarkan keseluruhan atau bagian-bagian. Menyajikan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif adalah bersifat naratif. Ini dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing/Verification)

Langkah ketiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verfikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan bersifat sementara, dan masih diragukan oleh karena itu kesimpulan senantiasa diverifikasi selama penelitian


(30)

68

Shomedran, 2015

berlangsung dan berubah bila tidak ditemui bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Adapun langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini ditunjukkan pada gambar 3.1 di bawah ini:

Gambar: 3.1 Komponen dalam analisis data (Flow Model) F. Definisi Operasional

Tujuan disusunnya defenisi operasional dalam penelitian ini adalah untuk membatasi pengertian beberapa istilah yang digunakan oleh peneliti sehingga tidak terjadi perbedaan penafsiran antara peneliti dengan pembaca dalam mengartikan istilah-istilah dalam penelitian ini. Adapun istilah-istilah yang perlu dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat dalam arti luas merupakan suatu strategi tindakan untuk memfasilitasi dan mendorong masyarakat agar mampu menempatkan diri secara proporsional agar secara perorangan atau kelompok masyarakat menjadi mandiri. Pemberdayaan itu sendiri berarti menyiapkan kepada masyarakat sumber daya, kesempatan, pengetahuan dan keahlian untuk meningkatkan kapasitas mereka dalam menentukan masa depan mereka serta berpartisipasi dan mempengaruhi dalam kehidupan komunitas mereka (Ife, 1995, hlm. 155). Selanjutnya Ife mengemukakan bahwa memberdayakan masyarakat

Periode Pe gu pula Reduksi data

Display data

Kesimpulan

/verifikasi

Setelah

Setelah

Setelah Sela a

Sela a

Sela a A tisipasi


(31)

69

mengandung makna mengembangkan, memandirikan, menswadayakan dan memperkuat posisi tawar masyarakat lapisan bawah terhadap kekuatan-kekuatan mereka disegala bidang.

Selanjutnya Ginanjar Kartasasmita (1995, hlm. 18) menyebutkan bahwa pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat kita yang dalam kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkat kemiskinan dan keterbelakangan, dengan kata lain memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kegiatan pemberdayaan yang dilakukan pada Bank Sampah Wargi Manglayang dengan kegiatan yang menjadi program pemberdayaan yang telah dilakukan. Kegiatan tersebut tentunya berkaitan dengan persampahan yaitu melakukan pemberdayaan melalui daur ulang sampah dan penabungan sampah, yang nantinya diharapkan masyarakat dapat berdaya dan sadar akan sampah.

2. Partisipatif

Asngari (2001, hlm. 29) menyatakan bahwa penggalangan partisipasi itu dilandasi adanya pengertian bersama dan pengertian tersebut adalah karena diantara orang-orang itu saling berkomunikasi dan berinteraksi sesamanya. Selanjutnya Slamet (2003, hlm. 8) menyatakan bahwa partisipasi masyarakat dalam pemberdayaan dan pembangunan adalah sebagai ikut sertanya masyarakat alam pemberdayaan dan pembangunan, ikut dalam kegiatan-kegiatan pemberdayaan, dan ikut serta dalam memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil dari pemberdayaan dan pembangunan itu sendiri. Partisipasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah partisipasi masyarakat, keikutsertaan, keterlibatan masyarakat sekitar Bank Sampah Wargi Manglayang dalam kegiatan pemberdayaan yang dilakukan.

3. Pemberdayaan Partisipatif

Pemberdayaan Partisipasi merupakan komponen penting dalam pembangkitan kemandirian dan proses pemberdayaan (Craig dan may, 1995 dalam Hikmat, 2004: 67). Lebih lanjut Hikmat (2004: 69) menjelaskan pemberdayaan dan partisipasi merupakan strategi yang sangat potensial dalam


(32)

70

Shomedran, 2015

rangka meningkatkan ekonomi, sosial dan transformasi budaya. Proses ini pada akhirnya akan dapat menciptakan pembangunan yang berpusat pada rakyat.

Kamil (2009, 202) menjelaskan partisiapasi masyarakat dalam pemberdayaan merupakan sesuatu hal yang sangat penting dalam kegiatan pemberdayaan dan nonformal. Dimana partisipasi tersebut dapat ditunjukkan dari berbagai bentuk seperti partispasi tenaga, pikiran, juga partisipasi dalam bentuk materi. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pemberdayaan partisipatif yaitu sebuah proses kegiatan pemberdayaan yang menjalakankan strategi partisipatif sehingga pada kenyataannya warga masyrakat dijadikan subyek dari pemberdayaan yang dilakukan pada Bank Sampah Wargi Manglayang.

4. Kemandirian Ekonomi

Avilliani (2012, hlm. 6) kemandirian ekonomi diartikan sebagai bangsa, masyarakat ataupun keluarga yang memiliki ketahanan ekonomi terhadap berbagai macam krisis dan tidak tergantung pada pihak luar. Maksud lain dari kemandirian dalam bidang ekonomi ini adalah masyarakat umum dapat memproduksi untuk memenuhi kebutuhan pribadi dalam batas mensejahterakan diri dan tidak membutuhkan dan bergantung pada orang lain dalam menjalankan persoalan ekonomi.

Kemandirian ekonomi yang dimaksud pada penelitian ini adalah kemandirian warga masyarakat di sekitar Bank Sampah Wargi Manglayang pada aspek kemandirian ekonomi yang ditandai dengan adanya tambahan pendapatan dari kegiatan pengolahan sampah.

5. Kemandirian Perilaku

Kemandirian perilaku merupakan kemampuan individu dalam menentukan pilihan atau keputusan untuk mengelola dirinya, Stienberg (1993, hlm. 292). Ada tiga karakteristik individu yang memiliki kemandirian perilaku, yaitu mampu mengambil keputusan, tidak terpengaruh oleh pihak lain dan memiliki rasa percaya diri (self-reliance). Sedangkan aspek kemandirian perilaku yang dimaksud pada penelitian ini adalah perubahan perilaku warga ditandai dengan perubahan sikap dan perilaku warga masyarakat yang sudah sadar akan sampah dan bagaimana memanfaatkan sampah.


(33)

71

Definisi Bank Sampah menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI Nomor 13 Tahun 2012 adalah tempat pemilahan dan pengumpulan sampah yang dapat didaur ulang dan/atau diguna ulang yang memiliki nilai ekonomi. Dengan kata lain Bank Sampah sebagai upaya memaksimalkan nilai sampah dengan tujuan menciptakan lingkungan yang sehat, bersih, hijau dan asri, mengurangi sampah ke TPA, mengubah perilaku masyarakat, mendidik masyarakat peduli lingkungan dan berorganisasi, meningkatkan kreatifitas, dan memberikan keuntungan bagi penghasil sampah.

7. Implementasi

Implementasi adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Usman (2002, hlm. 70) yang menjelaskan bahwa implementasi adalah bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan atau adanya mekanisme suatu sistem, implementasi bukan sekedar aktivitas tetapi suatu kegiatan yang terencana dan untuk mencapai tujuan kegiatan.

Implementasi yang dimaksud adalah segala aktivitas yang berkenaan dengan penyelenggaraan kegiatan terutama yang menyangkut dengan proses pelaksaanaan kegiatan yang menyangkut aspek keterlaksanaan. Sedangkan implementasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah segala aspek aktivitas kegiatan yang berkenaan dengan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan pada Bank Sampah Wargi Manglayang yang menyangkut aspek kegiatan pengolahan dan penabungan sampah.

8. Hasil

Adapun yang dimaksud dengan hasil dalam penelitian ini adalah sesuatu yang dihasilkan dari kegiatan pemberdayaan partisipatif yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat untuk menjadi mandiri. Masyarakat mempunyai keterampilan, sikap dan kemampuan dalam melakukan pengolahan sampah, yang mencakup kemandirian pada aspek ekonomi dan perilaku warga terhadap sampah. Dengan kemandirian sebagai hasil yaitu kemandirian ekonomi dan perilaku sebagai bentuk capaian hasil dari kegiatan pemberdayaan yang dilakukan pada Bank Sampah Wargi Manglayang.


(34)

72

Shomedran, 2015

Pendampingan merupakan upaya terus menerus dan sistematis dalam mendampingi (memfasilitasi) individu, kelompok maupun komunitas dalam mengatasi permasalahan dan menyesuaikan diri dengan kesulitan hidup yang dialami sehingga mereka dapat mengatasi permasalahan tersebut dan mencapai perubahan hidup ke arah yang lebih baik. Pendampingan merupakan proses interaksi timbal balik antara individu/kelompok yang mendampingi dan yang didampingi yang bertujuan untuk memotivasi dan mengorganisir individu atau kelompok dalam mengembangkan sumber daya dan potensi yang didampingi dan tidak menimbulkan ketergantungan terhadap orang yang mendampingi, Suharto (2005, hlm. 93).

Sedangkan yang dimaksud dengan pendampingan pada penelitian ini adalah kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh pengelola terhadap kegiatan pemberdayaan yang dilakukan di Bank Sampah Wargi Manglayang RT 01/RW 16 Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Bandung, agar tetap bertahan dan berjalan sesuai dengan rencana sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendampingan yang dimaksud bisa berupa individu, kelompok maupun komunitas baik secara formal maupun nonformal.


(35)

BAB V

SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah dikemukakan pada Bab IV, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Implementasi Pemberdayaan Partisipatif pada Bank Sampah Wargi Manglayang

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa implementasi pemberdayaan partisipatif sudah berjalan dengan efektif, hal ini ditandai dengan adanya keterlibatan dan partisipasi masyarakat, ikut merencanakan, merumuskan dan menjalankan program kegiatan serta adanya rasa memiliki dan ikutsertanya masyarakat sebagai pengelola. Pada aspek partsipasi masyarakat ditunjukkan bahwa kalau warga sekitar ada yang aktif dan ada yang belum aktif dalam ikutserta pada kegiatan, hal ini dikarenakan berbagai faktor yang dialami oleh warga baik itu dari internal ataupun eksternal. Begitu juga dengan halnya kegiatan perencanaan, perumusan dan menjalankan program, warga dapat dilihat bahwa ada yang aktif dan ada yang tidak. Adanya rasa memiliki, warga masyarakat juga sudah melakukannya meskipun terdapat beberapa kendala yang dialami oleh warga. Secara umum dapat dilihat bahwa implementasi pemberdayaan partisipatif yang dijalankan sudah terlihat bagus dan dapat dirasakan oleh warga sekitar. Kesempatan yang diberikan kepada warga masyarakat untuk berpartisipasi pada kegiatan pemberayaan mengenai daur ulang dan pengolahan sampah, sudah terlaksana dengan baik sehingga membuat masyarakat ingin ikutserta pada aktivitas kegiatan pemberdayaan yang dilaksanakan.

2. Capaian Hasil Pemberdayaan Partisipatif dalam Membangun Kemandirian Ekonomi Warga Masyarakat pada Bank Sampah Wargi Manglayang

Capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian ekonomi warga masyarakat, memang belum sepenuhnya signifikan dirasakan oleh warga. Dalam hal ini terdapat sebagian warga masyarakat yang menekuni kegiatan kerajinan dari pengolahan sampah, sebagai bentuk untuk menambah


(36)

137

Shomedran, 2015

pendapatan dan penghasilan. Perubahan dalam kemandirian ekonomi ini yang pertama dilihat dari peningkatan pendapatan, secara umum warga sekitar memperoleh pendapatan tambahan dari kegiatan menabung sampah, dan ada juga sebagian warga yang memperoleh tambahan pendapatan hasil penjualan dari pembuatan kerajinan pengolahan sampah. Peningkatan pendapatan dari sampah ini memang bukanlah pendapatan utama tetapi juga penting bagi mereka sebagai masukan tambahan. Dari aspek memiliki usaha dari pengolahan sampah belum cukup optimal dirasakan oleh warga, karena hal ini hanya beberapa warga yang telah menekuni kegiatan pembuatan kerajinan dari pengolahan sampah, hal ini memang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Di sisi lain kemandirian ekonomi warga masyarakat ditandai dengan memiliki buku tabungan sampah sudah optimal dirasakan oleh masyarakat sekitar, karena hampir semua warga sudah menyetorkan sampah rumah tangga ke Bank Sampah Wargi Manglayang.

3. Capaian Hasil Pemberdayaan Partisipatif dalam Membangun Kemandirian Perilaku Warga Masyarakat pada Bank Sampah Wargi Manglayang

Capaian hasil pemberdayaan partisipatif dalam membangun kemandirian perilaku warga masyarakat sudah dirasakan oleh warga masyarakat sekitar terkait pemberdayaan masyarakat yang dilakukan berkaitan dengan pengolahan dan daur ulang sampah. Dengan kesempatan yang dimiliki oleh warga untuk berpartisipasi pada kegiatan pemberdayaan tersebut, dari sanalah kemudian warga memperoleh pengetahuannya tentang sampah. Kemandirian perilaku warga masyarakat terlihat dari warga yang sudah memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan lingkungan. Warga juga sudah berpartisipasi pada kegiatan sosial dan pembangunan serta warga sudah peduli dengan sampah dan tidak membuangnya sembarangan. Dengan adanya pemberdayaan partisipatif tersebut sekarang masyarakat sekitar semakin mandiri dalam menyikapi masalah sampah di lingkungan mereka. Warga sudah melakukan pemilahan sampah, menyetorkan sampah, mengolah sampah dengan benar, membuat kerajinan dari mengolah sampah, dan memanfaatkan kembali sampah serta tidak membuangnya sembarangan. Kondisi tersebut menunjukkan terjadinya perubahan perilaku warga masyarakat dalam menangani sampah di lingkungan mereka.


(37)

138

4. Pendampingan yang Dilakukan Oleh Pengelola terhadap Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Bank Sampah Wargi Manglayang

Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh pengelola pada kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan pemberdayaan partisipatif sudah berjalan dengan baik, dengan kegiatan pendampingan yang dilakukan meliputi kegiatan fasilitasi, penguatan, perlindungan dan pendukungan. Pendampingan yang dilakukan oleh pengelola juga pengurus kepada warga masyarakat sekitar terhadap kegiatan pemberdayaan yang dilakukan sudah dapat dirasakan oleh warga sekitar. Kegiatan fasilitasi yang dilakukan yaitu dengan melakukan koordinasi, pembimbingan, juga memberikan fasilitas kepada warga sekitar terkait penanganan sampah seperti melakukan penjemputan sampah ke rumah penduduk. Kegiatan penguatan yang dilakukan pengelola adalah memberikan informasi, memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah sampah melalui pelatihan dan penyuluhan, juga memberikan gagasan dan bertukar pengalaman kepada warga sekitar. Perlindungan yang dilakukan pengelola adalah selalu menjalin hubungan dengan masyarakat, membangun jaringan yang dilakukan dengan kerjasama melalui Sekolah Dasar di sekitar, pengepul, pencercah dan Fakultas Kehutanan Industri Pertanian Universitas Padjajaran Bandung. Pendukungan yang dilakukan oleh pengelola yaitu dengan menjalankan tugas-tugas teknis, menjalin relasi juga mengatur pendanaan.

B. Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat dijadikan pertimbangan atau masukan dari hasil penelitian pemberdayaan partisipatif adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan dapat mengoptimalkan semua elemen masyarakat yang ada dan harus memiliki persamaan persepsi dan berpartisipasi serta ikut andil dalam semua aspek kegiatan pemberdayaan yang dilakukan, mulai dari perencanaan sampai pada penikmatan hasil serta evaluasi, agar implementasi pemberdayaan tersebut berjalan dengan baik.

2. Diharapkan pengelola dapat terus melakukan kegiatan pemberdayaan, baik berkaitan dengan pengolahan sampah ataupun bentuk lain. Sehingga kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat berjalan secara berkelanjutan.


(38)

139

Shomedran, 2015

3. Perlu secara tersistem untuk terus pengelola memberikan pemahaman, keahlian dan keterampilan kepada warga masyarakat sekitar tentang manfaat dan dampak sampah, sehingga mereka semakin sadar dan peduli dengan lingkungan.

4. Diharapkan pengelola dapat terus memberikan dorongan dan motivasi kepada warga masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan dan pembangunan.

5. Diharapkan pengelola dapat mengoptimalkan lagi kegiatan pembuatan kerajinan dari pengolahan sampah sehingga akan berdampak baik pada kemandirian ekonomi dan perilaku warga sekitar.

6. Lebih mengoptimalkan lagi potensi yang ada dan dapat menjadikan Bank Sampah Wargi Manglayang sebagai contoh dalam penanganan sampah bagi masyarakat luas.

7. Dapat dijadikan rujukan bagi peneliti lain sebagai bentuk pengembangan pemberdayaan masyarakat yang berkaitan dengan pengolahan dan daur ulang sampah dengan melakukan tindak lanjut melalui survei dan melakukan pengukuran.


(39)

140

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009). Teknologi Pengelolaan Limbah: Daur Ulang Sampah Plastik Bisnis yang Menjanjikan dan ramah Lingkungan. http://onlinebuku.com.

Antonius. (2002). Relasi dengan Sesama. Jakarta: Elexmedia Komputindo. Anwas, Oos M. (2013). Pemberdayaan di Era Globalisasi. Bandung: Alfabeta. Asngari, P.S. (2001). Peranan agen Pembaharuan/Penyuluh dalam Usaha

Memberdayakan (Empowerment) Sumber Daya Manusia Pengelola Agribisnis. Fakultas Peternakan: IPB.

Avilliani. (2012). Kemandirian Ekonomi. UIN: Institute for Development of Economics and Finance (INDEF).

Combs, Philip H & Ahmed, Manzoor. (1984). Memerangi Kemiskinan di Pedesaan melalui Pendidikan Nonformal. (Terjemahan Yayasan Ilmu Ilmu Sosial/YIIS). Jakarta: Rajawali. (Buku Asli terbit tahun 1974). Compton B, dan B Galaway. (1989). Social Work Processes. Pacific Grove:

Brooks/Cole.

Copey, Stephen R. (1997). The 7 Habits of Higly Effective People. Terjemahan. Jakarta: Binarupa Aksara.

Depdiknas. (1991). Peraturan Pemerintah No 73 tahun 1991 Tentang Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Jakarta: Diklusepora.

____________. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rienika Cipta.

Fahrudin, A., dkk. (2011). Pemberdayaan Partisipasi dan Penguatan Kapasitas Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Fauzi I, Kartika. (2011). Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung. Alfabeta. Hikmat, H. (2013). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora. Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan. Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Ife, J. (2006). Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi (diterjemahkan oleh Sastrawan Manunlang dkk). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KNLH). (2008). Statistik Persampahan Indonesia. Jakarta.

____________. (2008). Panduan Praktis Pemilahan Sampah. Kerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Jakarta.


(40)

141

Shomedran, 2015

____________. (2011). Bank Sampah dan 3R : Membangun Lingkungan dan Ekonomi Kerakyatan. Jakarta.

Kamil, M. (2008). Pusat Budaya dan Belajar Masyarakat. Bandung: Dewa Ruchi. ____________. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi).

Bandung: Alfabeta.

Kartasasmita, G. (1995). Pembangunan Untuk Rakyat. Jakarta: Pustaka Cidesindo.

Kartadinata, S. (1998). Peningkatan Mutu dan Pengembangan Sistem Manajemen Layananan Bimbingan dan Konesling di Sekolah Dasar. Bandung: IKIP Bandung.

Khomsiyah. (2013). Membangun Kemandirian Ekonomi melalui Pembangunan Ekonomi Lokal Berkelanjutan Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia. Jakarta: Universitas Trisakti.

Kiefer, C. H. (1984). Citizen Empowerment: A Developmental Perspective. Prevention in Human Service. Vol. 3: USA.

Kindervatter, S. (1979). Nonformal Education As An Empowering Process With Case Studies From Indonesia and Thailand. US of Amerika: Center For International Education.

Leagans, P. J. (1961). Extention Education in Community Development in Kamath. M. G: Directorate of Extension.

Lexy J, Moleong. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya.

Mahaneni. (2014). Kemandirian. [online]. Tersedia: http://mahaneni.blogspot.com/2014/04/k-e-m-n-d-i-r-i-n-1.html. [akses: 18 april 2015].

Masrun, dkk. (1986). Studi Mengenal Kemandirian Pada Penduduk di Tiga Suku Bangsa (Jawa, Batak, Bugis). Yogyakarta: FE-UGM.

Matthews, J. L. (1973). The Place of Evaluation in Extension. In D, Bryn (ed). Evaluation in Extention.

Migristine, R. (2009). Pengolahan Sampah Plastik. Bandung: Titian Ilmu.

Mikkelsen, B. (2003). Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-uapya Pemberdayaan: Sebuah Buku Pegangan Bagi Para Pratktisi Lapangan. Terjemahan Mathoes Nalle. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Bagi Remaja.

[online]. Tersedia:

http//www.//daffodilmuslimah.multiply.com/journal/item/162/Kemandiri an_sebagai_Kebutuhan_Psikologis_Pada_Remaja. [akses: 20 Februari 2015].

Ndraha, T. (1990). Pembangunan Masyarakat: Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas. Bandung: Rineka Cipta.


(1)

4. Pendampingan yang Dilakukan Oleh Pengelola terhadap Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat di Bank Sampah Wargi Manglayang

Kegiatan pendampingan yang dilakukan oleh pengelola pada kegiatan pemberdayaan masyarakat dengan pemberdayaan partisipatif sudah berjalan dengan baik, dengan kegiatan pendampingan yang dilakukan meliputi kegiatan fasilitasi, penguatan, perlindungan dan pendukungan. Pendampingan yang dilakukan oleh pengelola juga pengurus kepada warga masyarakat sekitar terhadap kegiatan pemberdayaan yang dilakukan sudah dapat dirasakan oleh warga sekitar. Kegiatan fasilitasi yang dilakukan yaitu dengan melakukan koordinasi, pembimbingan, juga memberikan fasilitas kepada warga sekitar terkait penanganan sampah seperti melakukan penjemputan sampah ke rumah penduduk. Kegiatan penguatan yang dilakukan pengelola adalah memberikan informasi, memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam mengolah sampah melalui pelatihan dan penyuluhan, juga memberikan gagasan dan bertukar pengalaman kepada warga sekitar. Perlindungan yang dilakukan pengelola adalah selalu menjalin hubungan dengan masyarakat, membangun jaringan yang dilakukan dengan kerjasama melalui Sekolah Dasar di sekitar, pengepul, pencercah dan Fakultas Kehutanan Industri Pertanian Universitas Padjajaran Bandung. Pendukungan yang dilakukan oleh pengelola yaitu dengan menjalankan tugas-tugas teknis, menjalin relasi juga mengatur pendanaan.

B. Rekomendasi

Rekomendasi yang dapat dijadikan pertimbangan atau masukan dari hasil penelitian pemberdayaan partisipatif adalah sebagai berikut:

1. Diharapkan dapat mengoptimalkan semua elemen masyarakat yang ada dan harus memiliki persamaan persepsi dan berpartisipasi serta ikut andil dalam semua aspek kegiatan pemberdayaan yang dilakukan, mulai dari perencanaan sampai pada penikmatan hasil serta evaluasi, agar implementasi pemberdayaan tersebut berjalan dengan baik.

2. Diharapkan pengelola dapat terus melakukan kegiatan pemberdayaan, baik berkaitan dengan pengolahan sampah ataupun bentuk lain. Sehingga kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat berjalan secara berkelanjutan.


(2)

3. Perlu secara tersistem untuk terus pengelola memberikan pemahaman, keahlian dan keterampilan kepada warga masyarakat sekitar tentang manfaat dan dampak sampah, sehingga mereka semakin sadar dan peduli dengan lingkungan.

4. Diharapkan pengelola dapat terus memberikan dorongan dan motivasi kepada warga masyarakat untuk terus berpartisipasi dalam kegiatan pemberdayaan dan pembangunan.

5. Diharapkan pengelola dapat mengoptimalkan lagi kegiatan pembuatan kerajinan dari pengolahan sampah sehingga akan berdampak baik pada kemandirian ekonomi dan perilaku warga sekitar.

6. Lebih mengoptimalkan lagi potensi yang ada dan dapat menjadikan Bank Sampah Wargi Manglayang sebagai contoh dalam penanganan sampah bagi masyarakat luas.

7. Dapat dijadikan rujukan bagi peneliti lain sebagai bentuk pengembangan pemberdayaan masyarakat yang berkaitan dengan pengolahan dan daur ulang sampah dengan melakukan tindak lanjut melalui survei dan melakukan pengukuran.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2009). Teknologi Pengelolaan Limbah: Daur Ulang Sampah Plastik Bisnis yang Menjanjikan dan ramah Lingkungan. http://onlinebuku.com.

Antonius. (2002). Relasi dengan Sesama. Jakarta: Elexmedia Komputindo. Anwas, Oos M. (2013). Pemberdayaan di Era Globalisasi. Bandung: Alfabeta. Asngari, P.S. (2001). Peranan agen Pembaharuan/Penyuluh dalam Usaha

Memberdayakan (Empowerment) Sumber Daya Manusia Pengelola Agribisnis. Fakultas Peternakan: IPB.

Avilliani. (2012). Kemandirian Ekonomi. UIN: Institute for Development of Economics and Finance (INDEF).

Combs, Philip H & Ahmed, Manzoor. (1984). Memerangi Kemiskinan di Pedesaan melalui Pendidikan Nonformal. (Terjemahan Yayasan Ilmu Ilmu Sosial/YIIS). Jakarta: Rajawali. (Buku Asli terbit tahun 1974). Compton B, dan B Galaway. (1989). Social Work Processes. Pacific Grove:

Brooks/Cole.

Copey, Stephen R. (1997). The 7 Habits of Higly Effective People. Terjemahan. Jakarta: Binarupa Aksara.

Depdiknas. (1991). Peraturan Pemerintah No 73 tahun 1991 Tentang Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Jakarta: Diklusepora.

____________. (2002). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Dimyati dan Mudjiono. (1999). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rienika Cipta.

Fahrudin, A., dkk. (2011). Pemberdayaan Partisipasi dan Penguatan Kapasitas Masyarakat. Bandung: Humaniora.

Fauzi I, Kartika. (2011). Mengelola Pelatihan Partisipatif. Bandung. Alfabeta. Hikmat, H. (2013). Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Bandung: Humaniora. Hurlock, Elizabeth B. (1980). Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan. Terjemahan. Istiwidayanti dan Soedjarwo. Jakarta: Erlangga.

Ife, J. (2006). Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi (diterjemahkan oleh Sastrawan Manunlang dkk). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kementerian Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia (KNLH). (2008).

Statistik Persampahan Indonesia. Jakarta.

____________. (2008). Panduan Praktis Pemilahan Sampah. Kerjasama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA). Jakarta.


(4)

____________. (2011). Bank Sampah dan 3R : Membangun Lingkungan dan Ekonomi Kerakyatan. Jakarta.

Kamil, M. (2008). Pusat Budaya dan Belajar Masyarakat. Bandung: Dewa Ruchi. ____________. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi).

Bandung: Alfabeta.

Kartasasmita, G. (1995). Pembangunan Untuk Rakyat. Jakarta: Pustaka Cidesindo.

Kartadinata, S. (1998). Peningkatan Mutu dan Pengembangan Sistem Manajemen Layananan Bimbingan dan Konesling di Sekolah Dasar. Bandung: IKIP Bandung.

Khomsiyah. (2013). Membangun Kemandirian Ekonomi melalui Pembangunan Ekonomi Lokal Berkelanjutan Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia. Jakarta: Universitas Trisakti.

Kiefer, C. H. (1984). Citizen Empowerment: A Developmental Perspective. Prevention in Human Service. Vol. 3: USA.

Kindervatter, S. (1979). Nonformal Education As An Empowering Process With Case Studies From Indonesia and Thailand. US of Amerika: Center For International Education.

Leagans, P. J. (1961). Extention Education in Community Development in Kamath. M. G: Directorate of Extension.

Lexy J, Moleong. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remadja Karya.

Mahaneni. (2014). Kemandirian. [online]. Tersedia:

http://mahaneni.blogspot.com/2014/04/k-e-m-n-d-i-r-i-n-1.html. [akses: 18 april 2015].

Masrun, dkk. (1986). Studi Mengenal Kemandirian Pada Penduduk di Tiga Suku Bangsa (Jawa, Batak, Bugis). Yogyakarta: FE-UGM.

Matthews, J. L. (1973). The Place of Evaluation in Extension. In D, Bryn (ed). Evaluation in Extention.

Migristine, R. (2009). Pengolahan Sampah Plastik. Bandung: Titian Ilmu.

Mikkelsen, B. (2003). Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-uapya Pemberdayaan: Sebuah Buku Pegangan Bagi Para Pratktisi Lapangan.

Terjemahan Mathoes Nalle. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Mu’tadin, Z. (2002). Kemandirian Sebagai Kebutuhan Psikologis Bagi Remaja.

[online]. Tersedia:

http//www.//daffodilmuslimah.multiply.com/journal/item/162/Kemandiri an_sebagai_Kebutuhan_Psikologis_Pada_Remaja. [akses: 20 Februari 2015].

Ndraha, T. (1990). Pembangunan Masyarakat: Mempersiapkan Masyarakat Tinggal Landas. Bandung: Rineka Cipta.


(5)

Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Onny, S. P., dan A. M. W. Pranka. (1996). Pemberdayaan: Konsep, Kebijakan

dan Implementasi. Jakarta: CSIS.

Parson, J. dkk. (1994). The Integration Of Social Work Practice. California: Brooks/Cole.

Raharjo, S. (1987). Keadaan dan Permasalahan Penegakan Hukum Dewasa Ini. Simposiom FH. UNDIP.

Rappaport, J. (1984). Studies in Empowerment: Introduction to the Issue, Prevention In Human Issue. USA.

Rifaid. (200). Dampak Pelatihan Keterampilan Terhadap Peruabhan Sikap dan Perlikau Serta Kemandirian Bekas Wanita Tuna Susila (WTS) di NTB. Tesis Program Pasca Sarjana UPI: Tidak Diterbitkan.

Sabarguna S, Boy. (2009). Pengembangan Posyandu, Peningkatan Pendapatan, Pengolahan Sampah juga Seni dan Pariwisata dalam Rangka Pembangunan Masyarakat Desa. Jakarta: Sagung Seto.

Sampah Membawa Berkah. (2010). Sebuah Potret Budaya Masyarakat Peduli Lingkungan, Jakarta: BinaSwadaya.

Sastropoetro, S. (1986). Partisipasi, Komunikasi, Persuasi dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional. Bandung: PT Alumni.

Siagian, P Sondang. (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Sihombing, U. (2000). Pendidikan Luar Sekolah Manajemen Strategi, Konsep, Kiat dan Pelaksanaan. Jakarta: PD Mahkota.

Slamet, M. (2003). Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. IPB: Press Bogor.

Soetomo. (2006). Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

____________. (2013). Pemberdayaan Masyarakat Mungkinkah Muncul Antitesanya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Steinberg, L. 1999. Adolescence (6th edition). New York: McGraw Hill

Sucipto C, Dani. (2012). Teknologi Pengolahan Daur Ulang Sampah. Yogyakarta: Gosyen Publishing.

Sudjana, D. (2000). Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.

____________. (2004). Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.

____________. (2007). Sistem dan Manajemen Pelatihan. Bandung: Falah Production.


(6)

____________. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suharto, E. (1997). Pembangunan, Kebijakan Sosial dan Pekerjaan Sosial: Spektrum Pemikiran. Bandung: Lembaga Studi Pembangunan STKS. ____________. (2005). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat.

Bandung: Refika Aditama.

____________. (2014). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: Refika Aditama.

Sulistiyani A, Teguh. (2004). Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan. Yogyakarta: Gava Media.

Sumodiningrat, G. (2009). Mewujudkan Kesejahteraan Bangsa: Menanggulangi Angka Kesmiskinan dengan Prinsip Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: PT Alex Media Komputindo.

Surya, M. (1998). Dasar-dasar Penyuluhan (Konseling). Jakarta: Dirjen Dikti. Suryana, E. (2009). Menumbuhkan Budaya Belajar Menuju Kemandirian

Berusaha. [online]. Tersedia: http//www.fkip- uninus.org./index.php/artikel-fkip-uninus-bandung/arsip-artikel/77-menumbuhkan-budaya-belajar-menuju-kemandirian-berusaha. [akses: 21 Februari 2015].

Suyono, H. (2009). Mengubah Loyang Menjadi Emas: Autobiografi Haryono Suyono. Jakarta: Citra Kharisma Buda.

Totok, M & Soebianto, P. (2013). Pemberdayaan Masyarakat dalam persepektif Kebijakan Publik. Bandung: Alfabeta.

Undang-undang RI No. 18 Tahun 2008. Pengelolaan Sampah. Jakarta: Menteri Hukum dan HAM.

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas.

Usman, N. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Utsman, dkk. (2010). Model-model Pemberdayaan Masyarakat Desa. Kemdiknas: Direktorat Pendidikan Masyarakat Dirjen PNFI Jurusan PLS UNESA.

Winardi. (1979). Dasar-dasar Ilmu Manajemen. Bandung: PT Alumni.

Word Bank. (2002). Monitoring and Evaluation: Some Tools, Methods and Approaches. Washington D. C: The Word Bank.

Yunus, L. (2010). Pendidikan Kecakapan Hidup (Life Skill) Dalam Pemberdayaan Perempuan Kepala Keluarga (PEKKA) untuk Peningkatan Pendapatan dan Kemandirian Berwirausaha. Tesis Magister pada PPS UPI Bandung. Tidak diterbitkan.