HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI AKADEMIK DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA YANG BEKERJA.

(1)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI AKADEMIK DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh: Riska Tyas Perdani

NIM 0802720

DEPARTEMEN PSIKOLOGI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN


(2)

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI AKADEMIK DAN PROKRASTINASI AKADEMIK PADA MAHASISWA YANG BEKERJA

Oleh Riska Tyas Perdani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Riska Tyas Perdani 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

(4)

(5)

ABSTRAK

Riska Tyas Perdani (0802720). Hubungan antara Motivasi Berprestasi Akademik dan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Bekerja. Skripsi Departemen Psikologi UPI (2015).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi akademik dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang bekerja. Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang bekerja di daerah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Bali sebanyak 98 responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuisioner. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur motivasi berprestasi akademik merupakan adaptasi dari kuesioner milik Anisyah (2013) yang terdiri dari 36 item dengan reliabilitas sebesar 0,935. Sedangkan untuk mengukur prokrastinasi akademik, kuesioner yang digunakan merupakan adaptasi dari kuesioner milik Arianti (2014) yang terdiri dari 29 item dengan reliabilitas sebesar 0,932. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan korelasi Spearman’s Rank.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara motivasi berprestasi akademik dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang bekerja. dengan koefisien korelasi (rxy) sebesar -0,462 pada tingkat signifikansi 0,01. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingkat hubungan motivasi berprestasi akademik dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang bekerja termasuk dalam kategori sedang.

Kata Kunci: Motivasi Berprestasi Akademik, Prokrastinasi Akademik, Mahasiswa, Bekerja.


(6)

ABSTRACT

Riska Tyas Perdani (0802720). The Relationship between Academic Achievement Motivation and Academic Procrastination for Working Students.

Undergraduate thesis of Psychology Department UPI (2015).

The purpose of this study is to understand the relationship between academic achievement motivation and academic procrastination for working students. The samples in this study consist of 98 undergraduate students who work in West Java, DKI Jakarta, and Bali. The data were taken by using two questionnaires. Academic achievement motivation variable measured by using the adaptation of the questionnaire that belongs to Anisyah (2013), which is involving 36 items with 0,935 points of reliability. Academic procrastination variable measured by using the adaptation of the questionnaire that belongs to Arianti (2014), which is involving 29 items with 0,932 points of reliability. This study was using The Spearman’s Rank correlations analysis path.

The result of this study shows that, there’s negative relation between academic achievement motivation and academic procrastination for working students with -0,462 points of correlation coefficients. The result of this study also shows that the relation between academic achievement motivation and academic procrastination for working students is rated moderate. Key word: academic achievement motivation, academic procrastination, working students


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ... ii

PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vii

UCAPAN TERIMA KASIH ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Struktur Penulisan Skripsi ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7


(8)

B.Kajian Pustaka Prokrastinasi Akademik ... 10

1. Pengertian Prokrastinasi ... 10

2. Pengertian Prokrastinasi Akademik ... 10

3. Ciri-Ciri Prokrastinasi Akademik ... 11

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prokrastinasi Akademik ... 12

C.Kerangka Berpikir ... 13

D.Hipotesis Penelitian ... 15

BAB III METODE PENELITIAN ... 16

A. Desain Penelitian ... 16

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 16

C. Variabel Penelitian ... 17

1. Definisi Operasional Motivasi Berprestasi Akademik ... 17

2. Definisi Operasional Prokrastinasi Akademik ... 17

D. Instrumen Penelitian ... 17

1. Instrumen Motivasi Berprestasi Akademik ... 18

2. Instrumen Prokrastinasi Akademik ... 19

3. Analisis Item dan Reliabilitas Instrumen ... 21

a. Analisis Item ... 21

b. Reliabilitas Instrumen ... 21

c. Kategorisasi Skala ... 23

E. Analisis Data ... 24


(9)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

A. Hasil dan Pembahasan ... 28

1. Gambaran Motivasi Berprestasi Mahasiswa yang Bekerja ... 28

2. Gambaran Prokrastinasi Akademik Mahasiswa yang Bekerja ... 29

3. Hubungan Antara Motivasi Berprestasi Akademik dengan Prokrastinasi Akademik pada Mahasiswa yang Bekerja ... 31

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

A. Kesimpulan ... 34

B. Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 36

LAMPIRAN 1 ADMINISTRASI ... 39

LAMPIRAN 2 ... 43

2.1 Kuisioner Motivasi Berprestasi Akademik dan Prokrastinasi Akademik . 44 2.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Motivasi Berprestasi Akademik ... 50

2.3 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Prokrastinasi Akademik ... 53

2.4 Data Hasil Kuisioner Motivasi Berprestasi Akademik ... 56

2.5 Data Hasil Kuisioner Prokrastinasi Akademik ... 61

2.6 Data Hasil Uji Korelasi ... 66


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Berprestasi Akademik ... 18

Tabel 3.2 Skor Kuesioner Motivasi Berprestasi Akademik ... 19

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Prokrastinasi Akademik ... 20

Tabel 3.4 Skor Kuesioner Prokrastinasi Akademik ... 20

Tabel 3.5 Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach ... 22

Tabel 3.6 Kategorisasi Skala ... 23

Tabel 3.7 Nilai Mean dan Standar Deviasi Variabel Motivasi Berprestasi Akademik ... 23

Tabel 3.8 Nilai Mean dan Standar Deviasi Variabel Prokrastinasi Akademik ... 24

Tabel 3.9 Kategorisasi Skala Variabel Motivasi Berprestasi Akademik ... 24

Tabel 3.10 Kategorisasi Skala Variabel Prokrastinasi Akademik ... 24

Tabel 3.11 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ... 25

Tabel 4.1 Gambaran Motivasi Berprestasi pada Mahasiswa yang Bekerja ... 28

Tabel 4.2 Gambaran Prokrastinasi pada Mahasiswa yang Bekerja ... 29

Tabel 4.3 Hubungan antara Motivasi Berprestasi Akademik dengan Prokrastinasi Akademik ... 31


(11)

DAFTAR GAMBAR


(12)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Mahasiswa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti orang yang belajar di perguruan tinggi. Arnett (dalam Santrock, 2011) menyatakan bahwa mahasiswa dalam tahap perkembangannya sudah masuk pada masa emerging adulthood atau masa peralihan dari masa remaja menuju dewasa dengan rentang usia 18-25 tahun. Pada masa ini, dalam perkembangannya, individu masih mencoba mencari karir apa yang sesuai dengannya, mencoba menemukan identitas diri mereka, dan gaya hidup seperti apa yang ingin mereka jalani (Santrock, 2011).

Dua kriteria yang diajukan untuk menunjukkan akhir masa muda dan permulaan dari masa dewasa awal adalah kemandirian ekonomi dan bertanggung jawab pada perilakunya (Santrock, 2011). Kemandirian ekonomi dapat terlihat dengan mulainya individu yang berada pada fase dewasa awal merambah dunia kerja. Menurut Dudija (2011: 201) mahasiswa bekerja adalah individu yang menuntut ilmu pada jenjang perguruan tinggi dan berstatus aktif, yang juga menjalankan usaha atau sedang berusaha mengerjakan suatu tugas yang diakhiri buah karya yang dapat dinikmati oleh orang yang bersangkutan.

Fenomena kuliah sambil bekerja bukan merupakan hal yang baru di Indonesia, dapat dilihat dengan banyaknya universitas-universitas negeri maupun swasta yang membuka kelas khusus untuk karyawan. Pada umumnya, universitas-universitas yang membuka kelas karyawan ini menyediakan waktu perkuliahan diluar waktu kerja, seperti kelas malam atau kelas sabtu-minggu. Bahkan ada juga mahasiswa kelas reguler yang kuliah sambil bekerja.

Berdasarkan data yang peneliti peroleh melalui wawancara (Maret 2014) kepada 4 orang mahasiswa yang kuliah sambil bekerja terdapat beberapa alasan mengapa para mahasiswa tersebut menjalani kuliah sambil bekerja. Diantaranya adalah untuk menambah pengalaman, belajar mandiri, dan sebagian memang untuk menghidupi dirinya sendiri ataupun keluarganya.


(13)

2

Menurut Motte dan Schwartz (Daulay dan Rola, 2009) kuliah sambil bekerja memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positif dari kuliah sambil bekerja diantaranya adalah mahasiswa dapat membantu orang tua dalam membiayai kuliah, memperoleh pengalaman kerja, serta kemandirian ekonomis (Daulay dan Rola, 2009). Salah satu dampak negatif dari kuliah sambil bekerja ditunjukkan pada data yang diperoleh National Center for Education Statistic pada tahun 2002, semakin banyak jam kerja mahasiswa dalam 1 minggu mempengaruhi nilai mereka secara negatif di perkuliahan (Santrock, 2011).

Beberapa peneliti melakukan penelitian mengenai mahasiwa yang bekerja. Muliani (2013) meneliti perbedaan motivasi belajar mahasiswa yang bekerja dan tidak bekerja, ada kecenderungan motivasi belajar mahasiswa yang bekerja lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak bekerja. Dudija (2011) meneliti perbedaan motivasi menyelesaikan skripsi mahasiswa yang bekerja dan mahasiswa yang tidak bekerja, hasil penelitiannya menunjukkan bahwa mahasiswa yang bekerja memiliki motivasi menyelesaikan skripsi lebih tinggi daripada mahasiswa yang tidak bekerja.

Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa yang bekerja justru lebih termotivasi untuk belajar dan menyelesaikan kuliahnya. Motivasi berprestasi, menurut McClelland (dalam Sobur, 2003: 285) adalah suatu daya dalam mental manusia untuk melakukan suatu kegiatan yang lebih baik, lebih cepat, lebih efektif, dan lebih efisien daripada kegiatan yang dilaksanakan sebelumnya. Rumiani (2006: 40) menyatakan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan yang menggerakkan individu untuk meraih sukses dengan standar tertentu dan berusaha untuk lebih unggul dari orang lain dan mampu untuk mengatasi segala rintangan yang menghambat pencapaian tujuan.


(14)

3

berprestasi yang tinggi yang ditunjukkan dengan semangat hidup yang tinggi, ulet, optimis, dan memiliki dorongan untuk meraih sukses (Uyun, dalam Rumiani, 2006).

Mahasiswa yang bekerja harus mempertahankan prestasi akademis, menyelesaikan pendidikan, dan memperoleh manfaat dari pendidikan yang dijalaninya, meskipun prioritas mereka bukan hanya kuliah (Mulyani, 2008). Namun dengan banyaknya tugas kuliah dan kerja yang dihadapi, mahasiswa yang bekerja harus bisa membagi waktu dan fokusnya dengan baik. Bruno (Rumiani, 2006) menyatakan bahwa ada kecenderungan individu yang memiliki beban kerja atau tugas yang terlalu banyak akan melakukan prokrastinasi.

Solomon dan Rothblum (Ferrari et al., 1995: 72) mendefinisikan prokrastinasi sebagai tindakan yang tidak diperlukan dalam menunda pelaksanaan tugas sampai pada kondisi dimana orang tersebut mengalami ketidaknyamanan. Prokrastinasi banyak dilakukan pada beberapa jenis pekerjaan. Jenis-jenis tugas yang sering ditunda oleh prokrastinator, yaitu tugas pembuatan keputusan, tugas-tugas rumah tangga, aktivitas akademik, pekerjaan kantor dan lainnya. Pada penelitian ini, peneliti hanya melakukan pengukuran pada prokrastinasi akademik. Prokrastinasi akademik adalah jenis penundaan yang dilakukan pada jenis tugas formal yang berhubungan dengan tugas akademik, misalnya tugas sekolah atau tugas kursus (Ghufron, 2010: 156).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa prokrastinasi merupakan hal yang biasa terjadi pada masyarakat umum, dan banyak dilakukan di kalangan mahasiswa (Klassen et al., 2009). Sebagai contoh, Ellis dan Knaus (dalam Ferrari et al., 1995) memperkirakan bahwa lebih dari 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi. Dalam penelitian Arianti (2014) disebutkan bahwa 5,93% dari 135 mahasiswa FIP UPI angkatan 2006-2009 yang sedang mengerjakan skripsi mengalami prokrastinasi pada kategori sangat rendah, 24,44% termasuk dalam kategori rendah, 41,48% termasuk dalam kategori sedang, 21,48% termasuk dalam kategori tinggi, dan 6,67% termasuk dalam kategori sangat tinggi.


(15)

4

Gambaran umum prokrastinasi akademik pada mahasiswa jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia angkatan 2005-2007 menurut Fitriani (2012) diantaranya adalah 7,5% mahasiswa termasuk dalam kategori sangat rendah, 22,5% rendah, 37,5% sedang, 30% tinggi, 2,5% sangat tinggi, dengan jumlah sampel sebanyak 40 orang. Gunawinata (2008) dalam penelitiannya menemukan bahwa tingkat prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi di Surabaya sebesar 5,05% termasuk pada kategori sedang, 7,80% cenderung rendah, 76,15% subjek penelitiannya termasuk pada kategori rendah, dan 11,01% termasuk pada kategori sangat rendah, dengan jumlah sampel sebanyak 218 orang.

Prokrastinasi yang dilakukan seseorang menjadi indikasi kurangnya motivasi berprestasi (need for achievement) seseorang untuk tampil optimal seperti sering terlambat, persiapan yang terlalu lama sehingga tidak mampu menyelesaikan tugas tepat waktu (Rumiani, 2006).

Dalam beberapa penelitian ditemukan korelasi negatif antara motivasi berprestasi dan prokrastinasi kronis. Chu dan Choi (2005) menemukan bahwa motivasi ekstrinsik berhubungan negatif dengan prokrastinasi aktif. Delta (2007) menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara negatif antara prokrastinasi akademik dengan motivasi berprestasi (r = -0,382). Kemudian Seo (2013), dalam penelitiannya mengenai hubungan prokrastinasi aktif dan prokrastinasi pasif dengan motivasi akademik juga menemukan bahwa prokrastinasi pasif memiliki hubungan negatif dengan motivasi ekstrinsik.

Seperti yang telah peneliti tuliskan diatas, penelitian-penelitian sebelumnya telah membahas mengenai hubungan antara prokrastinasi dan motivasi berprestasi. Namun pada penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara motivasi berprestasi akademik dan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang bekerja.


(16)

5

“Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi akademik dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang bekerja?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi akademik dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang bekerja.

D. Manfaat Penelitian

a. Memperdalam kajian mengenai hubungan motivasi berprestasi akademik dan prokrastinasi akademik.

b. Menambah variasi penelitian mengenai hubungan motivasi berprestasi akademik dan prokrastinasi akademik dengan subjek yang berbeda yaitu mahasiswa yang bekerja.

c. Bagi universitas ataupun lembaga pendidikan yang memiliki mahasiswa bekerja, penelitian ini dapat membantu dalam menyusun perencanaan kuliahh bagi mahasiswa yang bekerja.

d. Bagi mahasiswa yang bekerja, penelitian ini dapat membantu dalam menyusun rencana dalam mensiasati antara tuntutan akademis dan pekerjaan.

E. Struktur Penulisan Skripsi BAB I: Pendahuluan

a. Latar Belakang Penelitian

b. Identifikasi dan Perumusan Masalah c. Tujuan Penelitian

d. Manfaat Penelitian

e. Struktur Penulisan Skripsi

BAB II: Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian


(17)

6

b. Kerangka Pemikiran c. Hipotesis Penelitian

BAB III: Metode Penelitian

BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB V: Kesimpulan dan Saran


(18)

16

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Sugiyono (2011: 14) menyatakan bahwa metode penelitian kuantitatif ini dapat disebut juga sebagai metode ilmiah karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yang konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode korelasional. Metode korelasional ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel motivasi berprestasi akademik dengan prokrastinasi akademik, dan jika terdapat hubungan maka seberapa erat dan seberapa berartinya hubungan itu (Arikunto, 2006: 247). Kemudian hasilnya akan dianalisis secara statistik untuk mengetahui hubungan antara variabel motivasi berprestasi akademik dengan prokrastinasi akademik yang telah ditentukan oleh peneliti.

B. Populasi, dan Sampel Penelitian

Penelitian ini menggunakan teknik sampling kuota. Teknik sampling kuota merupakan teknik penentuan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan (Sugiyono, 2011: 67).

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang bekerja di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Bali. Sampel pada penelitian ini adalah sebagian mahasiswa yang bekerja di Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Bali. Kuota yang ditentukan dalam penelitian ini sebanyak 98 orang responden. Peneliti menyebarkan kuesioner online menggunakan google form kepada 98 orang responden yang berada di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Bali. Karakteristik dari mahasiswa bekerja yang menjadi responden dalam penelitian ini, diataranya:

a. Mahasiswa/mahasiswi


(19)

17

C. Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2011: 61) merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel, yaitu motivasi berprestasi akademik sebagai variabel independen (variabel bebas) dan prokrastinasi akademik sebagai variabel dependen (variabel terikat).

1. Definisi Operasional Motivasi Berprestasi Akademik

Motivasi berprestasi akademik dalam penelitian ini adalah suatu dorongan yang menggerakkan mahasiswa bekerja untuk berprestasi di bidang akademik dengan cara bertanggung jawab atas tugas-tugasnya, menetapkan nilai yang akan dicapai atau standar keunggulan, berusaha bekerja kreatif, berusaha mencapai cita-cita, memiliki tugas yang moderat, melakukan kegiatan sebaik-baiknya, dan mengadakan antisipasi (McClelland, et al., 1953).

2. Definisi Operasional Prokrastinasi Akademik

Berdasarkan teori dari Schouwenburg (dalam Ferrari, et al., 1995) prokrastinasi akademik dalam penelitian ini didefinisikan sebagai suatu perilaku penundaan penyelesaian suatu tugas mahasiswa bekerja yang termanifestasi dalam beberapa aspek seperti penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas perkuliahan, kelambanan dalam pengerjaan tugas perkuliahan, kesenjangan antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan aktivitas lain selain mengerjakan tugas perkuliahan.

D. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kuantitatif, peneliti akan menggunakan instrumen penelitian untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian ini digunakan


(20)

18

orang tentang variabel penelitian (Sugiyono, 2011: 134). Instrumen penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Instrumen Motivasi Berprestasi Akademik

Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat motivasi berprestasi akademik ialah instrumen berupa kuesioner milik Anisyah (2013) dengan nilai reliabilitas 0.911 yang dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan penelitian dan diuji kembali reliabilitasnya. Item-item dalam kuesioner ini diturunkan berdasarkan teori dari McClelland (1953) mengenai ciri-ciri individu dengan motivasi berprestasi akademik yang tinggi. Kuesioner ini terdiri dari 36 pernyataan yang bersifat

favorable dan menggunakan skala Likert dengan lima pilihan jawaban

berskala 1-5. Berikut ini merupakan kisi-kisi kuesioner motivasi berprestasi akademik:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Kuesioner Motivasi Berprestasi Akademik

No. Dimensi Indikator Nomor Item

(favorable)

1.

Mempunyai tanggung jawab pribadi

Mengerjakan tugas yang menjadi

tanggung jawabnya. 1, 14

Mengerjakan tugas tanpa peniruan

terhadap hasil karya orang lain. 15

2.

Menetapkan nilai yang akan dicapai atau menetapkan standar keunggulan

Menguasai secara tuntas materi yang

dipelajari. 2, 16, 26

Menetapkan nilai yang lebih tinggi

dari nilai standar. 3, 17, 27

3. Berusaha bekerja kreatif

Mencari ide-ide kreatif dengan gigih

dan giat untuk menyelesaikan tugas. 4, 18, 28

Mampu menghasilkan ide-ide kreatif

dalam menyelesaikan tugas. 5, 19, 29

4.

Berusaha mencapai cita-cita

Mengerjakan tugas dengan rajin dan

tekun. 6, 20, 30

Memanfaatkan waktu yang dimiliki untuk mengerjakan tugas (tidak mengulur-ulur waktu).

7, 21, 31

5.

Memiliki tugas yang moderat

Membagi tugas menjadi beberapa

bagian agar mudah dikerjakan. 8, 22, 32

Memiliki tugas yang tidak terlalu sulit


(21)

19

6.

Melakukan kegiatan sebaik-baiknya

Menyusun jadwal dalam setiap

pelaksanaan kegiatan. 10, 34

Mengerjakan tugas tanpa

mengabaikannya. 11, 24, 35

7. Mengadakan antisipasi

Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan.

12, 25, 36

Mencari sumber informasi baru untuk

menambah wawasan. 13

Responden harus memilih salah satu alternatif jawaban yang telah disediakan, untuk setiap pernyataan yang ada. Pilihan jawaban yang disediakan adalah S (Selalu), Sr (Sering), J (Jarang), P (Pernah), TP (Tidak Pernah).

Setelah responden memberikan jawaban pada setiap pernyataan dalam kuesioner ini, maka jawaban responden akan dinilai berdasarkan kriteria skor berikut ini:

Tabel 3.2

Skor Kuesioner Motivasi Berprestasi Akademik

Pilihan Jawaban Skor Jawaban

Selalu 5

Sering 4

Jarang 3

Pernah 2

Tidak Pernah 1

2. Instrumen Prokrastinasi Akademik

Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat prokrastinasi akademik dalam penelitian ini berupa kuesioner milik Arianti (2014) dengan nilai reliabilitas 0.936 yang dimodifikasi oleh peneliti sesuai dengan kebutuhan penelitian dan diuji kembali reliabilitasnya. Item-item dalam kuesioner ini diturunkan berdasarkan teori dari Schouwenburg (dalam Ferrari et al., 1995) mengenai indikator-indikator prokrastinasi


(22)

20

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Kuesioner Prokrastinasi Akademik

No. Dimensi Indikator Nomor Item

(favorable) 1. Penundaan untuk memulai maupun menyelesaikan tugas perkuliahan.

Melakukan penundaan dalam memulai pengerjaan tugas.

1, 9, 15, 23, 28, 29 Melakukan penundaan dalam

menyelesaikan tugas perkuliahan.

2, 10, 16, 24, 27

2.

Kelambanan dalam pengerjaan tugas perkuliahan.

Memerlukan waktu yang lama untuk

mengerjakan tugas perkuliahan. 3, 17, 22, 25

Tidak memperhitungkan waktu yang dimiliki dalam mengerjakan tugas perkuliahan.

4, 12, 18, 26

3.

Kesenjangan antara rencana dan kinerja aktual.

Ketidaksesuaian antara rencana dengan tindakan untuk mengerjakan tugas perkuliahan.

5, 11, 19

Keterlambatan dalam memenuhi batas waktu yang ditentukan dalam

menyelesaikan tugas perkuliahan.

6, 13, 20

4.

Melakukan aktivitas lain selain mengerjakan tugas perkuliahan.

Melakukan kegiatan yang lebih menyenangkan daripada mengerjakan tugas perkuliahan.

7, 21

Mengerjakan tugas perkuliahan

sambil melakukan aktivitas lain. 8, 14

Pada kuesioner prokrastinasi akademik ini pilihan jawaban yang digunakan yaitu S (Selalu), Sr (Sering), J (Jarang), P (Pernah), TP (Tidak Pernah). Responden harus memilih salah satu dari lima pilihan jawaban yang tersedia sesuai dengan keadannya pada saat itu.

Setelah responden memberikan jawaban pada setiap pernyataan dalam kuesioner ini, maka jawaban responden akan dinilai berdasarkan kriteria skor berikut ini:

Tabel 3.4

Skor Kuesioner Prokrastinasi Akademik

Pilihan Jawaban Skor Jawaban

Selalu 5

Sering 4

Jarang 3

Pernah 2


(23)

21

Skor total diperoleh dengan menjumlahkan seluruh total skor jawaban responden. Semakin tinggi skor yang diperoleh, maka semakin tinggi prokrastinasi akademik yang dilakukan oleh mahasiswa yang bekerja.

3. Analisis Item dan Reliabilitas Instrumen a. Analisis Item

Meskipun pada penelitian ini peneliti menggunakan instrumen yang telah digunakan sebelumnya, namun peneliti tetap melakukan analisis item pada instrumen penelitian karena subjek yang digunakan berbeda.

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat validitas instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti melakukan uji coba instrumen kepada 100 orang partisipan mahasiswa bekerja dari berbagai universitas. Pengujian item dilakukan dengan menghitung korelasi antara masing-masing skor item dengan skor total item. Peneliti menggunakan korelasi Bivariate Spearman Brown dengan bantuan software SPSS versi 19.

Setelah didapatkan nilai korelasi antara skor item dan skor total item, peneliti membandingkan dengan harga r tabel. Berdasarkan tabel korelasi Spearman Rank pada taraf signifikansi 5% dengan uji 2 sisi dan jumlah responden (n) = 100, maka didapatkan r tabel sebesar 0,197. Berdasarkan hasil perbandingan skor item dan skor total item, diketahui bahwa seluruh item pada kuesioner motivasi berprestasi akademik dan prokrastinasi akademik valid.

b. Reliabilitas Instrumen

Setelah analisis item dilakukan, proses selanjutnya adalah uji reliabilitas. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila


(24)

22

angka 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi pula reliabilitasnya. Sebaliknya, semakin rendah koefisien reliabilitas mendekati angka 0, maka semakin rendah pula reliabilitasnya (Azwar, 2012: 112).

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui reliabilitas instrumen digunakan koefisien Alpha Cronbach yang dihitung menggunakan bantuan software SPSS versi 19. Guilford (Sugiyono, 2011: 172) menunjukkan kriteria koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dapat dikategorisasikan sebagai berikut:

Tabel 3.5

Koefisien Reliabilitas Alpha Cronbach

Kriteria Koefisien

Sangat Reliabel >0,900

Reliabel 0,700 – 0,900

Cukup Reliabel 0,400 – 0,700

Kurang Reliabel 0,200 – 0,400

Tidak Reliabel < 0,200

Uji reliabilitas instrumen motivasi berprestasi akademik dan prokrastinasi akademik dilakukan kepada 100 partisipan uji coba instrumen. Hasil uji reliabilitas instrumen motivasi berprestasi akademik menunjukkan bahwa koefisien reliabilitas instrumen motivasi berprestasi akademik adalah 0,935. Artinya, instrumen tersebut termasuk dalam kategori instrumen yang sangat reliabel.

Hasil uji reliabilitas instrumen prokrastinasi akademik menunjukkan koefisien reliabilitas instrumen prokrastinasi akademik adalah sebesar 0,932. Artinya, instrumen tersebut termasuk dalam kategori instrumen yang sangat reliabel.

Berdasarkan hasil yang dipaparkan di atas, dapat disimpulkan bahwa kedua isntrumen memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi


(25)

23

sehingga dapat digunakan dalam penelitian ini sebagai instrumen pengumpul data.

c. Kategorisasi Skala

Kategorisasi skala dimaksudkan untuk menempatkan individu ke dalam kelompok-kelompok yang posisinya berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang diukur (Azwar, 2012). Dalam penelitian ini, kedua variabel akan dikelompokkan ke dalam tiga kategori dengan menggunakan rumus yang dikutip dari Ihsan (2009: 77) yang dapat dilihat pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kategorisasi Skala

Rumus Kategorisasi Kategori

X < µ-1σ Rendah

µ-1σ ≤ X ≤ µ+1σ Sedang

X > µ+1σ Tinggi

Keterangan: X = skor subjek

µ = mean atau rata-rata

σ = standar deviasi

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan software SPSS dapat diketahui nilai mean dan standar deviasi dari variabel motivasi berprestasi akademik pada tabel 3.7 dan variabel prokrastinasi akademik pada tabel 3.8.

Tabel 3.7

Nilai Mean dan Standar Deviasi Variabel Motivasi Berprestasi Akademik


(26)

24

Tabel 3.8

Nilai Mean dan Standar Deviasi Variabel Prokrastinasi Akademik Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

75.84 336.479 18.343 29

Setelah dilakukan perhitungan statistik berdasarkan rumus yang telah dituliskan di atas, maka dihasilkan kategori skala untuk variabel motivasi berprestasi akademik dan prokrastinasi akademik pada tabel 3.9 dan 3.10.

Tabel 3.9

Kategorisasi Skala Variabel Motivasi Berprestasi Akademik

Rumus Kategorisasi Kategori

X < 106,03 Rendah

106,03 ≤ X ≤ 149,07 Sedang

X > 149,07 Tinggi

Tabel 3.10

Kategorisasi Skala Variabel Prokrastinasi Akademik

Rumus Kategorisasi Kategori

X < 57,490 Rendah

57,490 ≤ X ≤ 94,183 Sedang

X > 94,183 Tinggi

E. Analisis Data

Teknik analisis data ditentukan berdasarkan pada bentuk data yang dihasilkan dan jenis hipotesisnya. Data yang dihasilkan oleh variabel motivasi berprestasi akademik dan prokrastinasi akademik berbentuk data ordinal dengan skala likert. Hipotesis pada penelitian ini merupakan hipotesis asosiatif. Hipotesis asosiatif merupakan dugaan tentang adanya hubungan antara variabel dalam populasi yang akan diuji melalui hubungan antar variabel dalam sampel yang diambil dari populasi tersebut (Sugiyono, 2012:


(27)

25

Data skor yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis untuk memperoleh koefisien korelasi. Uji korelasi bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel. Pada penelitian ini, korelasi dilakukan terhadap variabel motivasi berprestasi akademik dengan variabel prokrastinasi akademik menggunakan teknik korelasi Spearman Rank. Syarat digunakannya uji korelasi Spearman adalah jenis data yang dikorelasikan adalah data ordinal. Setelah mengetahui nilai koefisien korelasinya, maka langkah selanjutnya adalah menginterpretasikan koefisien korelasi kedua variabel tersebut.

Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan yang tertera pada tabel 3.11 sebagai berikut (Sugiyono, 2012: 231).

Tabel 3.11

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,00 – 0,199 Sangat Rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

Dengan mengacu pada tabel diatas peneliti dapat menentukan seberapa kuat hubungan variabel motivasi berprestasi akademik dengan prokrastinasi akademik. Kuatnya hubungan antar variabel dinyatakan dalam koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif terbesar = 1 dan koefisien korelasi negatif terbesar = -1, sedangkan yang terkecil adalah 0 (Sugiyono, 2012: 226).

Arah hubungan kedua variabel dinyatakan dalam bentuk hubungan positif atau negatif. Hubungan kedua variabel dikatakan positif bila nilai satu


(28)

26

variabel diturunkan maka akan menaikkan nilai variabel lainnya (Sugiyono, 2012: 225).

F. Prosedur Penelitian

Proses penelitian yang akan dilakukan akan diuraikan ke dalam beberapa tahap pelaksanaan penelitian, yaitu sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

a. Peneliti melakukan studi pustaka guna memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai variabel-variabel yang akan diteliti.

b. Menetapkan desain penelitian dan instrumen yang akan digunakan c. Menetapkan populasi, sampel, dan teknik sampling yang akan

digunakan.

d. Menyusun proposal penelitian.

e. Mengajukan proposal penelitian kepada Dewan Pembimbing Skripsi untuk mendapatkan pengesahan dan persetujuan.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Peneliti mulai membuat kuesioner secara online dengan menggunakan google form agar dapat disebarkan kepada responden yang tersebar di berbagai wilayah berbeda.

b. Proses penyebaran kuesioner dimulai dengan menyebarkan link google

form yang telah dibuat kepada mahasiswa-mahasiswa yang bekerja

dari beberapa universitas yang berada di daerah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Bali.

3. Tahap Pengolahan Data a. Verifikasi Data

Verifikasi data bertujuan untuk mengecek kelengkapan jumlah kuesioner dan respondennya sehingga tidak terdapat kekurangan ataupun kekeliruan data yang dibutuhkan untuk proses pengolahan data.


(29)

27

b. Tabulasi Data

Tabulasi data merupakan langkah dimana peneliti merekap seluruh data yang diperoleh untuk kemudian dilakukan penghitungan data dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 19.

c. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul diolah menggunakan software SPSS versi 19 untuk kemudian dilihat hasil korelasi antara kedua variabelnya. 4. Tahap Penyelesaian

a. Menuliskan hasil analisis data

b. Membahas hasil penelitian dengan teori-teori pendukung.

c. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian dan mengajukan saran bagi pihak-pihak yang terkait.


(30)

34

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Sebagian besar mahasiswa yang bekerja di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Bali memiliki motivasi berprestasi akademik yang cukup. Mahasiswa yang bekerja cukup mampu untuk mencapai keberhasilan tidak hanya di dalam pekerjaan tapi juga di bidang akademik.

2. Sebagian besar mahasiswa yang bekerja wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Bali juga bisa melakukan prokrastinasi. Hal ini dapat disebabkan oleh kelelahan fisik yang sangat mungkin terjadi pada mahasiswa bekerja yang banyak menghabiskan waktunya di kantor dan di kampus, serta kurang mampunya mahasiswa tersebut untuk mengontrol dirinya dalam menghadapi tuntutan dan tekanan baik dari pekerjaan ataupun tugas-tugas akademisnya.

3. Terdapat hubungan antara motivasi berprestasi akademik dengan prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang bekerja, yang berada pada tahap korelasi sedang. Arah hubungan antara kedua variabel adalah negatif, yang berarti bahwa jika motivasi berprestasi mahasiswa yang bekerja tinggi, maka tingkat prokrastinasi akademiknya akan rendah, atau sebaliknya.

B. SARAN

1. Bagi mahasiswa yang bekerja

Mahasiswa yang bekerja diharapkan dapat memanfaatkan terbatasnya waktu yang dimiliki dengan optimal, agar tugas-tugasnya sebagai mahasiswa tetap dapat dilaksanakan dengan baik dan terhindar dari prokrastinasi.

2. Bagi peneliti selanjutnya

a. Apabila hendak melakukan penelitian dengan tema yang sama dengan penelitian ini, disarankan untuk menspesifikasikan populasi dari


(31)

35

penelitian yang akan dilakukan agar dapat lebih fokus ke suatu populasi tertentu.

b. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 98 orang. Untuk peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema dan subjek yang sama, disarankan untuk menambah jumlah sampel untuk memperkecil tingkat kesalahan dan membuat hasil penelitian lebih representatif. c. Disarankan juga bagi peneliti selanjutnya untuk lebih memperhatikan

karakteristik dari mahasiswa bekerja yang akan dijadikan subjek penelitian. Peneliti selanjutnya bisa memperhitungkan faktor-faktor lain yang mungkin bisa mempengaruhi hasil penelitian seperti lamanya bekerja dan status dalam pekerjaan atau jenis pekerjaannya.


(32)

36

Daftar Pustaka

Anisyah, L. (2013). Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Kepribadian Kreatif pada Remaja (Studi Korelasional pada Siswa Kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 6 Bandung). Skripsi pada Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.

Arianti, N. (2014). Hubungan antara Self Efficacy dengan Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi pada Mahasiswa (Studi Deskripstif-Korelasional pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UPI Angkatan 2006-2009). Skripsi pada Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.

Arikunto, S. (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi, Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Burka, J. & Yuen, L. (2008). Procrastination: Why You Do It, What to Do About It Now. Cambridge: Da Capo Press.

Chaplin, J.P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Chu, A. H. C., dan Choi, J. N. (2005). Rethinking Procrastination: Positive Effects of “Active” Procrastination Behavior on Attitudes and Performance. The Journal of Psychology, 145 (3), 245-264.

Daulay, S. F. & Rola, F. (2009). Perbedaan Self Regulated Learning Antara Mahasiswa yang Bekerja dan yang Tidak Bekerja. Universitas Sumatra Utara. [Online] Tersedia: http://fpsi.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/jurnal-fastirola.ok_.pdf diakses pada 9 Mei 2015 Dudija, N. (2011). Perbedaan Motivasi Menyelesaikan Skripsi antara mahasiswa

yang Bekerja dengan Mahasiswa yang Tidak Bekerja. Humanitas, Vol. VIII no. 2, 196-206.

Ferrari, R., Johnson, L., & McCown, W. (1995). Procrastination and Task Avoidance: Theory, Research, and Treatment. New York: Plenum Press. Ferrari, R., Johnson, L., & Scher, S. J. (2000).Toward an Understanding of

Academic and Nonacademic Tasks Procrastinated by Students: The Use of Daily Logs. [Online] Tersedia: http://works.bepress.com/steven_scher/8


(33)

37

Fiore, N. A. (2007). The Now Habit: A Strategic Program for Overcoming Procrastination and Enjoying Guilt-Free Play. New York: Penguin Group (USA) Inc.

Fitriani, N. (2012). Hubungan Perceived Social Support Teman Sebaya dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan 2005-2007. Skripsi pada Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.

Fyans, L. J. (1980). Achievement Motivation: Recent Trends in Theory and Research. New York: Plenum Press.

Ghufron, M. N., & Risnawita R. (2010). Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Gunawinata, V. A. R., Nanik, & Lasmono, H. K. (2008). Perfeksionisme, Prokrastinasi Akademik, dan Penyelesaian Skripsi Mahasiswa. Anima, Indonesian Psychological Journal, Vol. 23, No. 3, 256-276.

Ihsan, H. (2009). Metode Skala Psikologi. Bandung.

Klassen, R. M. et al. (2009). Academic Procrastination in Two Settings: Motivation Correlates, Behavioral Patterns, and Negative Impact of Procrastination in Canada and Singapore. International Association of Applied Psychology, 361-379.

Knaus, W. (2010). End Procrastination Now! Get It Done with a Proven Psychological Approach. New York: McGraw-Hill Companies.

McClelland, D. C. (1961). The Achieving Society. Mew Jersey: D. Van Nostrand Compani, Inc.

Muliani, E. S. (2013). Perbedaan Motivasi Belajar antara Mahasiswa yang Bekerja dan Tidak Bekerja. Universitas 17 Agustus Samarinda. [Online] Tersedia: http://www.slideshare.net/aezmarnaoved/perbedaan-motivasi-

belajar-antara-mahasiswa-yang-bekerja-dan-tidak-bekerja-pada-mahasiswa-universitas diakses pada 9 Mei 2015


(34)

38

Rumiani. (2006). Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Stres Mahasiswa. Jurnal PSikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No.2, 37-48.

Santrock, J. W. (2011). Life-Span Development Thirteenth Edition. New York: McGraw-Hill Companies.

Saydam, G. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia : Suatu Pendekatan Mikro. Jakarta: Djambatan.

Seo, Eun Hee. (2013). A Comparison of Active and Passive Procrastination In Relation To Academic Motivation. Social Behavior and Personality, 2013, 41 (5), 777-786.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.

Wyk, L. V. (2004). The Relationship between Procrastination and Stress in The Life of The High School Teacher. Thesis of Faculty of Ecinomic and Management Sciences at University of Pretoria.


(1)

b. Tabulasi Data

Tabulasi data merupakan langkah dimana peneliti merekap seluruh data yang diperoleh untuk kemudian dilakukan penghitungan data dengan menggunakan bantuan software SPSS versi 19.

c. Pengolahan Data

Data yang telah terkumpul diolah menggunakan software SPSS versi 19 untuk kemudian dilihat hasil korelasi antara kedua variabelnya.

4. Tahap Penyelesaian

a. Menuliskan hasil analisis data

b. Membahas hasil penelitian dengan teori-teori pendukung.

c. Membuat kesimpulan dari hasil penelitian dan mengajukan saran bagi


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Sebagian besar mahasiswa yang bekerja di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Bali memiliki motivasi berprestasi akademik yang cukup. Mahasiswa yang bekerja cukup mampu untuk mencapai keberhasilan tidak hanya di dalam pekerjaan tapi juga di bidang akademik.

2. Sebagian besar mahasiswa yang bekerja wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta,

dan Bali juga bisa melakukan prokrastinasi. Hal ini dapat disebabkan oleh kelelahan fisik yang sangat mungkin terjadi pada mahasiswa bekerja yang banyak menghabiskan waktunya di kantor dan di kampus, serta kurang mampunya mahasiswa tersebut untuk mengontrol dirinya dalam menghadapi tuntutan dan tekanan baik dari pekerjaan ataupun tugas-tugas akademisnya.

3. Terdapat hubungan antara motivasi berprestasi akademik dengan

prokrastinasi akademik pada mahasiswa yang bekerja, yang berada pada tahap korelasi sedang. Arah hubungan antara kedua variabel adalah negatif, yang berarti bahwa jika motivasi berprestasi mahasiswa yang bekerja tinggi, maka tingkat prokrastinasi akademiknya akan rendah, atau sebaliknya.

B. SARAN

1. Bagi mahasiswa yang bekerja

Mahasiswa yang bekerja diharapkan dapat memanfaatkan terbatasnya waktu yang dimiliki dengan optimal, agar tugas-tugasnya sebagai mahasiswa tetap dapat dilaksanakan dengan baik dan terhindar dari prokrastinasi.

2. Bagi peneliti selanjutnya

a. Apabila hendak melakukan penelitian dengan tema yang sama dengan


(3)

penelitian yang akan dilakukan agar dapat lebih fokus ke suatu populasi tertentu.

b. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 98 orang. Untuk peneliti selanjutnya yang tertarik dengan tema dan subjek yang sama, disarankan untuk menambah jumlah sampel untuk memperkecil tingkat kesalahan dan membuat hasil penelitian lebih representatif. c. Disarankan juga bagi peneliti selanjutnya untuk lebih memperhatikan

karakteristik dari mahasiswa bekerja yang akan dijadikan subjek penelitian. Peneliti selanjutnya bisa memperhitungkan faktor-faktor lain yang mungkin bisa mempengaruhi hasil penelitian seperti lamanya bekerja dan status dalam pekerjaan atau jenis pekerjaannya.


(4)

Daftar Pustaka

Anisyah, L. (2013). Hubungan Antara Motivasi Berprestasi dengan Kepribadian

Kreatif pada Remaja (Studi Korelasional pada Siswa Kelas XI Sekolah

Menengah Atas Negeri 6 Bandung). Skripsi pada Jurusan Psikologi

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.

Arianti, N. (2014). Hubungan antara Self Efficacy dengan Prokrastinasi Penyelesaian Skripsi pada Mahasiswa (Studi Deskripstif-Korelasional

pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan UPI Angkatan 2006-2009).

Skripsi pada Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.

Arikunto, S. (2006). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi, Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Burka, J. & Yuen, L. (2008). Procrastination: Why You Do It, What to Do About

It Now. Cambridge: Da Capo Press.

Chaplin, J.P. (2006). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Chu, A. H. C., dan Choi, J. N. (2005). Rethinking Procrastination: Positive Effects of “Active” Procrastination Behavior on Attitudes and Performance. The

Journal of Psychology, 145 (3), 245-264.

Daulay, S. F. & Rola, F. (2009). Perbedaan Self Regulated Learning Antara

Mahasiswa yang Bekerja dan yang Tidak Bekerja. Universitas Sumatra

Utara. [Online] Tersedia:

http://fpsi.mercubuana-yogya.ac.id/wp-content/uploads/2012/06/jurnal-fastirola.ok_.pdf diakses pada 9 Mei 2015 Dudija, N. (2011). Perbedaan Motivasi Menyelesaikan Skripsi antara mahasiswa

yang Bekerja dengan Mahasiswa yang Tidak Bekerja. Humanitas, Vol. VIII no. 2, 196-206.

Ferrari, R., Johnson, L., & McCown, W. (1995). Procrastination and Task

Avoidance: Theory, Research, and Treatment. New York: Plenum Press.

Ferrari, R., Johnson, L., & Scher, S. J. (2000).Toward an Understanding of Academic and Nonacademic Tasks Procrastinated by Students: The Use of


(5)

Fiore, N. A. (2007). The Now Habit: A Strategic Program for Overcoming

Procrastination and Enjoying Guilt-Free Play. New York: Penguin Group

(USA) Inc.

Fitriani, N. (2012). Hubungan Perceived Social Support Teman Sebaya dengan Prokrastinasi Akademik Mahasiswa Jurusan Psikologi FIP UPI Angkatan

2005-2007. Skripsi pada Jurusan Psikologi Universitas Pendidikan

Indonesia Bandung: Tidak Diterbitkan.

Fyans, L. J. (1980). Achievement Motivation: Recent Trends in Theory and

Research. New York: Plenum Press.

Ghufron, M. N., & Risnawita R. (2010). Teori-Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Gunawinata, V. A. R., Nanik, & Lasmono, H. K. (2008). Perfeksionisme, Prokrastinasi Akademik, dan Penyelesaian Skripsi Mahasiswa. Anima,

Indonesian Psychological Journal, Vol. 23, No. 3, 256-276.

Ihsan, H. (2009). Metode Skala Psikologi. Bandung.

Klassen, R. M. et al. (2009). Academic Procrastination in Two Settings: Motivation Correlates, Behavioral Patterns, and Negative Impact of Procrastination in Canada and Singapore. International Association of

Applied Psychology, 361-379.

Knaus, W. (2010). End Procrastination Now! Get It Done with a Proven

Psychological Approach. New York: McGraw-Hill Companies.

McClelland, D. C. (1961). The Achieving Society. Mew Jersey: D. Van Nostrand Compani, Inc.

Muliani, E. S. (2013). Perbedaan Motivasi Belajar antara Mahasiswa yang

Bekerja dan Tidak Bekerja. Universitas 17 Agustus Samarinda. [Online]

Tersedia:

http://www.slideshare.net/aezmarnaoved/perbedaan-motivasi- belajar-antara-mahasiswa-yang-bekerja-dan-tidak-bekerja-pada-mahasiswa-universitas diakses pada 9 Mei 2015

Mulyani, I. (2008). Kontribusi Kelelahan Fisik terhadap Motivasi Berprestasi

Akademis pada Mahasiswa yang Bekerja. Universitas Gunadarma.

[Online] Tersedia: https://www.academia.edu/4692694/

Kontribusi_Kelelahan_Fisik_Terhadap_Motivasi_Berprestasi_Akademis_ Pada_Mahasiswa_Yang_Bekerja diakses pada 9 Mei 2015


(6)

Rumiani. (2006). Prokrastinasi Akademik Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan Stres Mahasiswa. Jurnal PSikologi Universitas Diponegoro Vol.3 No.2, 37-48.

Santrock, J. W. (2011). Life-Span Development Thirteenth Edition. New York: McGraw-Hill Companies.

Saydam, G. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia : Suatu Pendekatan

Mikro. Jakarta: Djambatan.

Seo, Eun Hee. (2013). A Comparison of Active and Passive Procrastination In Relation To Academic Motivation. Social Behavior and Personality, 2013, 41 (5), 777-786.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sobur, A. (2003). Psikologi Umum. Bandung: CV Pustaka Setia.

Wyk, L. V. (2004). The Relationship between Procrastination and Stress in The

Life of The High School Teacher. Thesis of Faculty of Ecinomic and