MODEL APLIKASI PENILAIAN ANALYTIC SCORING DENGAN RUBRIK PADA PENGAJARAN MENGARANG : “ Pengaruh Penggunaan Model Aplikasi Penilaian dan Motivasi Mengarang Terhadap Hasil Karangan Mahasiswa”.

(1)

MODEL APLIKASI PENILAIAN ANALYTIC SCORING

DENGAN RUBRIK PADA PENGAJARAN MENGARANG

“ Pengaruh Penggunaan Model Aplikasi Penilaian dan Motivasi Mengarang

Terhadap Hasil Karangan Mahasiswa” TESIS

Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Magister pendidikan Bahasa Jepang

Oleh

Julita Fahrul Rochim NIM 1207153

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2015


(2)

LEMBAR PENGESAHAN

MODEL APLIKASI PENILAIAN ANALYTIC SCORING DENGAN RUBRIK PADA PENGAJARAN MENGARANG

(Pengaruh Penggunaan Model Aplikasi Penilaian dan Motivasi Mengarang terhadap Hasil Karangan Mahasiswa)

Disyahkan oleh: Pembimbing I

Dr. Wawan Danasasmita, M.Ed. NIP. 195201281982031002

Pembimbing II

Riswanda Setiadi, M.A., Ph.D. NIP.196510131992021001

Mengetahui

Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Sekolah Pasca Sarjana


(3)

Dr. Dedi Sutedi, MA., M.Ed. NIP. 196605071996011001

MODEL APLIKASI PENILAIAN ANALYTIC SCORING DENGAN RUBRIK PADA PENGAJARAN MENGARANG

(Pengaruh Penggunaan Model Aplikasi Penilaian dan Motivasi Mengarang terhadap Hasil Karangan Mahasiswa)

Oleh

Julita Fahrul Rochim, S.Pd., M.Pd Universitas Pendidikan Indonesia

Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd) pada Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

Sekolah PascaSarjana

©Julita Fahrul Rochim, S.Pd., M.Pd 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

September 2015

Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(4)

ABSTRAK

Penelitian tentang Model Aplikasi Penilaian Analytic Scoring dengan Rubrik (Pengaruh Penggunaan Model Aplikasi Penilaian dan Motivasi Mengarang Terhadap Hasil Karangan Mahasiswa dalam Mata Kuliah Sakubun 2 Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah PROF. DR. Hamka Jakarta Tahun Ajaran 2014/2015).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan (1) Hubungan penggunaan model aplikasi penilaian, motivasi mengarang, dan hasil karangan mahasiswa; (2) pengaruh penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik terhadap hasil karangan mahasiswa; (3); pengaruh penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik terhadap motivasi mengarang (4) pengaruh penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik dan motivasi mengarang terhadap hasil karangan mahasiswa; (5)Bagaimana perbandingan hasil karangan mahasiswa sebelum dan sesudah dilakukan penilaian dengan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik; (6) Bagaimana motivasi mengarang mahasiswa sebelum dan sesudah dilakukan penilaian dengan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian evaluasi dengan jenis penelitian evaluasi sumatif, dengan jumlah sampel 21 mahasiswa. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik proportional random sampling, kemudian untuk menganalisis ketiga variabel dalam penelitian ini menggunakan analisis koresional dan regresi.

Hasil penelitian ditemukan bahwa tidak terdapat pengaruh simultan antara penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik (X1) dan motivasi mengarang (X2) hasil karangan mmahasiswa (Y). Berdasarkan penelitian dapat disimpullkan sebagai berikut: (1) Penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik memiliki hubungan yang kuat dan pengaruh yang signifikan terhadap motivasi mengarang; (2) Penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik memiliki hubungan yang cukup kuat namun tidak secara sigifikan terhadap hasil karangan mahasiswa; (3) terdapat perbedaan signifikan pada hasil karangan mahasiswa setelah dinilai menggunakan model aplikasi penilaian (4) Terdapat perbedaan yang signifikan pada motivasi mengarang mahasiswa setelah dinilai dengan model aplikasi penilaian.

Keyword: penilaian Sakubun, analytic scoring, model aplikasi penilaian analytic scoring


(5)

ABSTRACT

A research on application scoring model ‘Analytic Scoring with rubric’ (Influence of Application Scoring Model Usage and Motivation for Student’s Result in Writing in Sakubun

2 Lesson of Japanese Language Departement, Faculty of Teacher Training and Pedagogy of

Muhammadiyah University of PROF. DR. Hamka of 2014/2015 academic year.

This research aims to describe: (1) Relationship between application scoring model usage with rubric, student’s motivation, and student’s writing result 2)Influence of application scoring model usage with rubric against motivation for writing; (3) Influence of application scoring model usage with rubric against student’s writing result; (4) Influence of application scoring model with rubric usage and motivation for writing against student’s writing result; (5) Comparison in student’s writing result before and after application scoring model usage with rubric;(6) Comparison in student’s writing motivation before and after assessed by application scoring model usage with rubric. The research method used is summative evaluation with 21 students as samples. The researcher uses random proportional sampling technic, and then for analyzing the three variables in this research, the researcher uses correlational and regressive analysis.

The result of the research states that there is no simultaneous influence between usage of application scoring model with rubric (X1) and motivation for writing (X2) against student’s writing result (Y). Based on research above, it can be concluded as follow: (1) Application

scoring model ‘analytic scoring’ with rubric usage has close relation and significant influence against motivation for writing; (2) Application scoring model ‘analytic scoring’ with rubric usage has quite close relation but it has no significant influence against motivation for writing; (3) Found differences in student’s writing result after assessed by by application scoring model usage with rubric; (4) Found differences in student’s writing motivation after assessed by by application scoring model usage with rubric

Keyword: scoring, Sakubun, analytic scoring, application scoring model ‘analytic scoring’ with rubric, motivation for writing, student’s writing result

要旨

本研究 2014/2015年度 ハ カ大学 教育学部 日本語学科 後期作文授業

実施さ た作文 け Analytic Scoring by rubric評価 アプ ケ ション

アプ ケ ションを利用した評価 学習者 チベ ション 学習者 作文 回

帰分析 いう マ い 研究した


(6)

2 作文 け Analytic Scoring by rubric評価 アプ ケ ション を

利用した評価 学習者 チベ ション よう 影響を及ぼし い ;3) 作文

け Analytic Scoring by rubric評価 アプ ケ ション を利用した評価

学習者 作文 よう 影響を及ぼし い ; 4) 作文 け Analytic Scoring

by rubric評価 アプ ケ ション を利用した評価 学生 チベ ション

学習者 作文 よう 影響を及ぼし い 5 Analytic Scoring by rubric

評価 アプ ケ ション を利用した後 学習者 作文 よう 違い

あ 6 Analytic Scoring by rubric評価 アプ ケ ション を利用した

後 学習者 チベ ション よう 違い あ 四 こ を分析す

こ を目的 す 研究方法 sumatif evaluation 言う方法を使用し 無作為抽出法

選 た 名 学生を対象 した そし 相関分析 回帰分析パ ッ

ク 手法 分析した

調査 結果 Analytic Scoring by rubric評価 アプ ケ ションを利用した

評価(X1) 学生 チベ ション(X2) 書く力(Y) 重回帰 た 最後 研

究 結果 次 あ : Analytic Scoring by rubric評価 アプ ケ ショ

ン を利用した評価 学習者 チベ ション 強い関係 あ 学習者

作文 あま 強く い関係 あ Analytic Scoring by rubric評価 アプ ケ

ション を利用した評価 学習者 チベ ション 有意 あ 影響を及ぼ

し い Analytic Scoring by rubric評価 アプ ケ ション を利用し

た評価 学習者 作文 有意 い影響を及ぼし い Analytic Scoring by

rubric評価 アプ ケ ション を利用した評価 学習者 チベ ション

学習者 作文 重回帰 た Analytic Scoring by rubric評価 アプ ケ

ション を利用した評価 後 学習者 作文 有意 あ 違い あ

Analytic Scoring by rubric評価 アプ ケ ション を利用した評価 後

学習者 チベ ション 有意 あ 違い あ

キ ワ :作文評価 Analytic Scoring by rubric評価 アプ ケ ション


(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN... i

ABSTRAK ... ii

KATA PENGANTAR ...v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Identifikasi Masalah ...3

C. Batasan Masalah ...6

D. Rumusan Masalah ...7

E. Tujuan Penelitian ...7

F. Manfaat Penelitian ...8

G. Sistematika Penulisan Tesis ...9

H. Kerangka Berpikir ...10

BAB II KAJIAN TEORI ...13

A. Teori Penilaian ...13

1. Makna Penilaian dalam Pembelajaran ...13

2. Fungsi Penilaian dalam Pembelajaran ...15

3. Prinsip Penilaian dalam Pembelajaran ...17

B. Teori Penilaian Mengarang ...18

C. Analytic Scoring ...20

1. Penilaian Analytic Scoring dengan Rubrik Nakamura 1998...21

2. Penilaian Analytic Scoring dengan Rubrik Brown 2007 ...24

3. Penilaian Analytic Scoring dengan Rubrik Oregon Department of Education ...25

D. Rubrik Nilai...37

1. Pengertian Rubrik ...37

2. Macam-Macam Rubrik ...39

3. Cara Membuat Rubrik...40

E. Teori Mengarang ...31

F. Hubungan Model Penilaian, Motivasi, dan Kemampuan Mengarang ...43

G. Penelitian Yang Relevan ...45

BAB III METODE PENELITIAN ...48

A. Desain Penelitian...48

1. Jenis Penelitian...48

2. Variabel Penelitian ...49

B. Populasi dan Sampel ...51

1. Populasi Penelitian ...51


(8)

C. Tempat dan Waktu Penelitian ...53

D. Instrument Penelitian ...53

1. Observasi...54

2. Tes ...60

3. Angket ...67

E. Uji Coba Instrument ...70

F. Teknik Pengolahan Data ...72

G. Teknik Analisis Data ...72

H. Deskripsi Penelitian ...74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...78

A. Pelaksanaan Penelitian ...78

B. Analisis Data ...81

1. Analisis Korelasi Penggunaan Model Aplikasi Penilaian dengan Hasil Karangan Mahasiswa ...82

2. Analisis Korelasi Penggunaan Model Aplikasi Penilaian dengan Motivasi Mengarang ...83

3. Analisis Korelasi Ganda Penggunaan Model Aplikasi Penilaian, Motivasi Mengarang, dan Hasil Karangan Mahasiswa ...84

4. Analisis Pengaruh Penggunaan Model Aplikasi Penilaian Terhadap Hasil Karangan Mahasiswa ...86

5. Analisis Pengaruh Penggunaan Model Aplikasi Penilaian Terhadap Motivasi Mengarang ...88

6. Analisis Perbandingan Hasil Karangan Mahasiswa Sebelum dan Sesudah Penggunaan Model Aplikasi Penilaian Analytic Scoring dengan Rubrik ...90

7. Analisis Perbandingan Tingkat Motivasi Mengarang Sebelum dan Sesudah Penggunaan Model Aplikasi Penilaian Analytic Scoring dengan Rubrik ...92

C. Interpretasi Hasil Pengujian Hipotesis ...94

D. Pembahasan ...100

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...106

A. Simpulan ...106

B. Saran ...108

DAFTAR PUSTAKA ...110

LAMPIRAN ...113 SINOPSIS BAHASA JEPANG ...


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel

1.1. Prinsip Penilaian Kurikulum DIKTI ... 10

2.1. Rubrik Penilaian Mengarang Menurut Nakamura (1998) ... 21

2.2. Rubrik Penilaian Mengarang Menurut Brown (2007) ... 24

2.3. Rubrik Penilaian Mengarang Menurut Oregon Department of Education ... 25

3.1. Distribusi Populasi Penelitian ... 52

3.2. Distribusi Populasi dan Sampel Penelitian ... 53

3.3. Kisi-Kisi Observasi Penelitian ... 54

3.4. Kisi-Kisi Angket Lembar Observasi Penilaian Mengarang Bahasa Jepang Pada Dosen... 55

3.5. Kisi-Kisi Angket Lembar Observasi Minat dan Motivasi Bahasa Jepang Mengarang Bahasa Jepang ... 57

3.6. Kisi-Kisi Angket Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa... 59

3.7. Variabel dan Poin Penilaian Aplikasi ... 60

3.8. Deskripsi Variabel Penilaian Isi dan Organisasi Karangan ... 62

3.9. Deskripsi Variabel Penilaian Kemampuan Penggunaan Tatabahasa... 64

3.10. Deskripsi Variabel Penilaian Penguasaan Kosakata ... 65

3.11. Deskripsi Variabel Penilaian Penulisan ... 66

3.12. Kisi-Kisi Angket Kepuasan terhadap Penggunaan Model Aplikasi Penilaian ... 67

3.13. Kisi-Kisi Angket Motivasi mengarang ... 68

3.14. Hasil Uji Normalitas dengan SPSS versi 16.0 ... 75

3.15. Hasil Uji Homogenitas dengan SPSS versi 16.0 ... 76

3.16. Hasil Uji Linieritas dengan SPSS versi 16.0 ... 76

4.1. Tingkat Korelasi dan Kekuatan Hubungan ... 81

4.2. Descriptive Statistics (Analisis Korelasi Penggunaan Model Aplikasi Penilaian dengan Hasil Karangan) ... 82 4.3. Correlations (Analisis Korelasi Penggunaan Model Aplikasi


(10)

Penilaian dengan Hasil Karangan) ... 82 4.4. Descriptive Statistics (Analisis Korelasi Penggunaan Model

Aplikasi dengan Motivasi Mengarang) ... 83 4.5. Correlations (Analisis Korelasi Penggunaan Model Aplikasi

Penilaian dengan Motivasi Mengarang) ... 83 4.6. Hasil Analisis Korelasi Ganda Penggunaan Model Aplikasi Penilaian,

Motivasi Mengarang, dan Hasil Karangan Mahasiswa ... 84 4.7. Anova (Analisis Regresi Ganda Penggunaan Model Aplikasi Penilaian,

Motivasi Mengarang, dan Hasil Karangan Mahasiswa ... 86 4.8. Model Summary (Analisis Regresi Penggunaan Model Aplikasi Penilaian

Terhadap Hasil Karangan Mahasiswa) ... 87 4.9. Anova (Analisis Regresi Penggunaan Model Aplikasi Penilaian

Terhadap Hasil Karangan Mahasiswa) ... 87 4.10. Coefficients (Analisis Regresi Penggunaan Model Aplikasi Penilaian

Terhadap Hasil Karangan Mahasiswa) ... 87 4.11. Model Summary (Analisis Regresi Penggunaan Model Aplikasi Penilaian

Terhadap Motivasi Mengarang) ... 88 4.12. Anova (Analisis Regresi Penggunaan Model Aplikasi Penilaian

Terhadap Motivasi Mengarang) ... 89 4.13. Coefficients (Analisis Regresi Penggunaan Model Aplikasi Penilaian

Terhadap Motivasi Mengarang) ... 89 4.14. Descriptive (Analisis Komparatif Sebelum dan Sesudah Penggunaan

Model Aplikasi Penilaian Pada Hasil Karangan Mahasiswa)... 91 4.15. Test Of Homogeneity of Variences (Analisis Komparatif Sebelum dan Sesudah

Penggunaan Model Aplikasi Penilaian Pada Hasil Karangan Mahasiswa) ... 91 4.16. Anova (Analisis Komparatif Sebelum dan Sesudah Penggunaan Model

Aplikasi Pada Hasil Karangan Mahasiswa) ... 91 4.17. Paired Samples Statistics (Analisis Komparatif Sebelum dan Sesudah

Penggunaan Model Aplikasi Penilaian Pada Motivasi Mengarang) ... 91 4.18. Paired Differences Mean (Analisis Komparatif Sebelum dan Sesudah Penggunaan Model


(11)

Aplikasi Pada Motivasi Mengarang) ... 91

DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar 1.1. Kerangka Berpikir ... 12

Gambar 2.1. Kaitan Antara Pengukuran, Penilaian, dan Evaluasi ... 14

Gambar 2.2. Komponen Penilaian Pembelajaran ... 16

Gambar 2.3. Skema Asesmen Kinerja ... 38


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang kompleks. Dalam kegiatan menuangkan ide dalam bentuk tulisan, banyak aspek kebahasaan yang terlibat, seperti kosa kata, kalimat, wacana, hubungan antar paragraf (kohesi), koherensi, dan lainnya. Mengacu kepada pemikiran di atas, jelaslah bahwa menulis bukan hanya sekedar menuliskan apa yang diucapkan (membahasa tuliskan bahasa lisan), tetapi merupakan suatu kegiatan yang terorganisir sedemikian rupa sehingga terjadi suatu tindak komunikasi (antara penulis dengan pembaca). Bila apa yang dimaksudkan oleh penulis sama dengan yang dimaksudkan oleh pembaca, maka seseorang dapat dikatakan telah terampil menulis.

Dengan demikian karya tulis merupakan cerminan berbagai aspek keterampilan berbahasa. Sebagai salah satu dari empat kemampuan berbahasa, menulis merupakan hal yang penting bagi pembelajar bahasa. Baik pembelajar bahasa yang mempelajari bahasa pertama ataupun pembelajar yang mempelajari bahasa sebagai bahasa kedua. Namun, terdapat perbedaan dalam kegiatan menulis karangan dengan bahasa pertama dan bahasa kedua.

Menulis dalam bahasa kedua berbeda dengan menulis dengan bahasa pertama. Dalam bahasa pertama kemampuan bahasa lisan yang dimiliki akan mendukung kemampuan menulis secara alamiah. Selain itu, ide atau gagasan yang akan disampaikan tidak terlalu mengalami banyak kesulitan karena pengguna bahasa pertama tersebut memahami secara baik pola pikir, budaya, bahasa tulis, dan hal lain yang berhubungan tentang menulis dalam bahasa pertamanya. Sedangkan menulis dengan bahasa kedua dituntut untuk memahami pola pikir dan budaya bahasa sasaran. Di samping itu, adanya perbedaan bahasa tulis antara bahasa pertama dan bahasa kedua merupakan kesulitan tersendiri. Khususnya dalam menulis bahasa Jepang,


(13)

dimana bahasa Jepang memiliki huruf yang berbeda dengan bahasa Indonesia. Bahasa Jepang juga memiliki dua cara atau gaya tulisan, yaitu menulis dari atas ke bawah (tategaki) dan menulis dari kanan ke kiri (yokogaki).

Dewasa ini kemampuan menulis telah dijadikan mata kuliah pada lembaga-lembaga yang melaksanakan pembelajaran bahasa asing, termasuk bahasa Jepang. Dalam pengajaran bahasa Jepang, keterampilan menulis ada tiga macam, yaitu menulis huruf (huruf Kana dan Kanji), menulis kalimat, dan menulis suatu cerita atau karangan. Ketiga hal ini masing-masing disebut hyouki , bunsaku , dan sakubun .

Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada keterampilan menulis suatu cerita atau karangan (Sakubun).

Pembelajaran Sakubun sering dirasa sulit bagi pembelajar dan pengajar yang melaksanakan pembelajaran tersebut. Misalnya bagi pembelajar, para pembelajar sering merasa kesulitan ketika diminta untuk mengarang dalam bahasa Jepang. Banyak hal yang menjadi kendala bagi pembelajar dalam menuangkan ide dalam bahasa Jepang secara tertulis. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan di atas, bahwa menulis merupakan gabungan dari berbagai aspek kebahasaan. Kesulitan itu tidak hanya dialami oleh pembelajar, pengajar pun sering kali merasa kesulitan dalam pengajaran Sakubun. Khususnya, dalam hal penilaian hasil karangan mahasiswa.

Dalam penilaian pengajaran bahasa Jepang, khususnya dalam bidang keterampilan menulis karangan. Penilaian kurang mendapat perhatian baik dari guru maupun peneliti pengajaran bahasa Jepang. Hal ini dapat terlihat dari penelitian tentang pengajaran menulis yang hanya memfokuskan pada cara pengajarannya saja. Sedangkan penelitian dalam hal evaluasi menulis/mengarang bahasa Jepang masih jarang dilakukan. Selain itu, penilaian untuk tulisan/karangan dalam bahasa Jepang pun masih belum memuaskan. Selama ini guru sebagai pengajar dan penilai hanya menilai berdasarkan evaluasi sekilas terhadap hasil karangan mahasiswa. Proses menilai tidak didasarkan pada aspek-aspek yang mencakup keseluruhan hal dalam isi karangan. Seperti isi karangan, ketepatan penggunaan pola kalimat, kosakata yang digunakan, huruf, dan lain sebagainya. Selain itu, penilaian masih dianggap subjektif.


(14)

Berdasarkan pengalaman penulis selama ini, baik sebagai pembelajar maupun pengajar bahasa Jepang, dapat disimpulkan bahwa penilaian pengajaran mengarang bahasa Jepang masih belum memuaskan, kurang efektif, dan kurang memberikan feedback kepada pembelajar. Penilaian mengarang bahasa Jepang hanya terfokus pada kemampuan tatabahasa dalam karangan, serta banyak atau tidaknya kesalahan tatabahasa, sedangkan masih banyak poin lain yang harus dinilai dalam sebuah karangan. Selain itu, tidak adanya standar penilaian, membuat subjektifitas penilaian terlihat jelas, serta tidak ada kesinambungan antara hasil karangan sebelumnya. Kemudian penilaian mengarang bahasa Jepang selama ini kurang memberikan motivasi kepada pembelajar, karena pembelajar hanya diberikan nilai bulat tanpa diberikan arahan mana kelebihan dan kekurangan pada hasil karangan mahasiswa.

Melihat kenyataan ini, penulis tergugah untuk mengangkat masalah penilaian pengajaran mengarang bahasa Jepang. Kemudian penulis juga ingin membuat suatu standar penilaian mengarang bahasa Jepang dengan mengkaji teori-teori maupun standar penilaian mengarang yang sudah ada, kemudian membuat suatu aplikasi yang dapat memudahkan pengajar dalam proses penilaian. Dengan adanya model aplikasi ini diharapkan dapat mengurangi tingkat subjektifitas penilaian mengarang, dan meningkatkan motivasi mengarang mahasiswa, yang kemudian juga diharapkan dapat meningkatkan hasil karangan mahasiswa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis mengangkat penelitian dengan judul “Model Aplikasi Penilaian Analytic Scoring dengan Rubrik” (Pengaruh Penggunaan Model Aplikasi Penilaian dan Motivasi Mengarang terhadap Hasil Karangan Mahasiswa dalam Mata Kuliah Sakubun 2 Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah PROF. DR. Hamka Tahun Ajaran 2014/2015).

B. Identifikasi Masalah

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan (demikian juga pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 tahun 2013 tentang standar penilaian pendidikan) menyatakan


(15)

bahawa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik (dalam basuki 2014, hlm. 6). Lebih lanjut, dalam Permendikbud Nomor 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, pasal 19, ayat 1 menyatakan bahwa prinsip penilaian harus mencakup prinsip edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan yang dilakukan secara terintegrasi.

Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014) dalam Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi menyatakan bahwa proses penilaian dalam pembelajaran Students Center Learning (SCL) dilakukan selama proses dengan melihat perkembangan hasil dalam beberapa tahapan pembelajaran. Dalam proses penilaian ini menjadi sangat penting poin seperti; memeriksa, mengkaji, memberi arahan, dan masukan kepada peserta didik, dan menggunakan suatu instrument penilaian sebagai tolak ukur ketercapaian kemampuan. Dalam hal ini proses penilaian yang diusulkan dan dianggap tepat dalam pembelajaran SCL adalah model penilaian yang disebut Asesmen Kinerja (Authentic Assessment atau Performance Assesment), yaitu penilaian yang terdiri dari tiga aktivitas dasar, yaitu: dosen memberi tugas, peserta didik menunjukkan kinerjanya, dinilai berdasarkan indikator tertentu dengan instrumen yang disebut Rubrik.

Berdasarkan paparan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa penilaian mengarang merupakan penilaian kinerja (performance assesment). Dengan demikian, penilaian yang tepat adalah membuat indikator poin apa yang sebaiknya dinilai dalam hasil karangan mahasiswa, kemudian membuat rubrik berdasarkan indikator tersebut. Selama ini penilaian mengarang bahasa Jepang (Sakubun), khususnya di Indonesia belum memiliki standar penilaian yang telah disepakati terkait indikator penilaian dalam hasil karangan peserta didik. Hal ini senada sebagaimana diungkapkan (Sutedi, 2008) menyatakan penilaian Sakubun masih bersifat subjektif, kemudian pengajar memberikan penilaian hanya berdasarkan pada banyak tidaknya kesalahan dalam kalimat, sedangkan isi dan komposisi kerangan tersebut kurang mendapat perhatian. Kemudian Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2014), mengungkapkan beberapa


(16)

permasalahan yang sering muncul dalam proses penilaian pada pembelajaran, antara lain: (1) Banyak di antara dosen yang terjebak hanya memberikan angka pada proses penilaiannya; (2) Dosen sering mengalami kesulitan dalam menentukan metode penilaian yang tepat untuk menilai kemampuan tertentu .

Berhubungan dengan masalah pertama, bukankah esensi dari penilaian adalah memberikan umpan balik pada kinerja kemampuan yang ditunjukkan mahasiswa agar dapat mengarah pada ketercapaian target pembelajaran sehingga pemberian angka bukanlah tujuan akhir dari penilaian, tetapi merupakan bagian dari penilaian hasil belajar. Kaitannya dengan penilaian mengarang bahasa Jepang (Sakubun), berdasarkan pengalaman peneliti saat menjadi mahasiswa, penilaian Sakubun hanya sebatas memberikan skor akhir kepada mahasiswa. Sehingga akibat yang ditimbulkan adalah mahasiswa tidak dapat mengetahui dimana letak kelebihan maupun kekurangannya dalam hasil karangan.

Berhubungan dengan masalah kedua, sering kali dosen memberikan penilaian tidak berdasarkan keseluruhan indikator penilaian yang seharusnya dinilai dalam sebuah hasil kinerja. Kaitannya dengan penilaian Sakubun, sebagaimana dijelaskan di atas bahwa penilaian selama ini hanya berdasarkan penilaian tentang banyak atau tidaknya kesalahan pada karangan mahasiswa tanpa melihat indikator lain seperti isi, organisasi karangan, maupun indikator lain dalam penilaian mengarang.

Melihat permasalahan yang ada peneliti mengambil kesimpulan bahwa perlu adanya suatu standar penilaian mengarang bahasa Jepang (Sakubun) yang di dalamnya tersusun berdasarkan indikator yang akan dinilai. Kemudian indikator yang telah disusun dibuat rubrik penilaian yang menjadi instrumen penilaian tersebut. Namun, muncul masalah baru yaitu penilaian akan memakan cukup banyak waktu. Sehingga perlu adanya suatu aplikasi yang dapat memudahkan proses penilaian, dan menjadikan penilaian lebih efektif dan efisien.

Dengan adanya model aplikasi penilaian mengarang, diharapkan dapat memberikan umpan balik kepada peserta didik. Lalu, dengan penilaian yang baik mahasiswa akan mendapatkan rasa kepuasan terhadap hasil penilaiannya, sehingga motivasi mengarang dapat ditingkatkan. Dengan meningkatnya motivasi mahasiswa


(17)

diharapkan juga dapat mempengaruhi kemampuan mengarang mereka. Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa penggunaan model aplikasi penilaian dan motivasi mengarang adalah unsur-unsur yang berfungsi meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengarang bahasa Jepang. Untuk kepentingan pendekatan dalam penelitian ini selanjutnya teori tersebut akan diaplikasikan dengan menggunakan berbagai sumber rujukan yang telah dimodifikasi sesuai dengan fokus permasalahan yang akan dikaji. Jadi, identifikasi masalahnya yaitu: Pengaruh Penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik dan motivasi mengarang terhadap hasil karangan mahasiswa.

C. Batasan Masalah

Masalah utama yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah kualitas penilaian mengarang bahasa Jepang, khususnya di Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah PROF. DR. Hamka. Berdasarkan hasil observasi peneliti sebelum melakukan penelitian dapat diambil kesimpulan bahwa penilaian mengarang di lembaga ini belum optimal. Hal ini diduga antara lain dipengaruhi oleh belum adanya standar penilaian mengarang yang disepakati, kemudian penilaian selama ini menggunakan metode penilaian holistik. Yaitu, hanya sebatas membaca hasil karangan mahasiswa secara sekilas kemudian memberi skor bulat, kemudian aspek yang dinilai hanya memfokuskan kemampuan tatabahasa saja. Lalu model penilaian tersebut masih bersifat subjektif, sehingga hasil penilaian tidak maksimal. Hasil penilaian yang tidak maksimal membuat motivasi mengarang mahasiswa tidak dapat tumbuh, dan akibatnya hasil karangan mahasiswa tidak dapat ditingkatkan.

Berdasarkan pernyataan masalah tersebut, penulis menerapkan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik dalam penilaian mengarang bahasa Jepang. Namun, model aplikasi penilaian ini hanya dapat digunakan untuk jenis karangan deskripsi saja sehingga penelitian ini perlu dibatasi yaitu bagaimana model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik ini mampu meningkatkan hasil karangan mahasiswa dalam karangan berbentuk deskripsi.


(18)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka masalah-masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan antara penggunaan model aplikasi penilaian, motivasi mengarang, dan hasil karangan mahasiswa.

2. Bagaimana pengaruh penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring

dengan rubrik terhadap motivasi mengarang?

3. Bagaimana pengaruh penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring

dengan rubrik terhadap hasil karangan mahasiswa?

4. Bagaimana pengaruh penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring

dengan rubrik dan motivasi mengarang secara simultan terhadap hasil karangan mahasiswa?

5. Bagiamana perbandingan hasil karangan mahasiswa sebelum dan sesudah diterapkan penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik?

6. Bagaimana perbandingan motivasi mengarang mahasiswa sebelum dan sesudah diterapkan penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik?

E. Tujuan Penelitian

Secara garis besar penelitian ini bertujuan untuk menyusun model penilaian karangan dalam pengajaran sakubun dengan model analytic scoring. Selain itu, setelah model penilaian tersebut dihasilkan, diharapkan dapat menghasilkan model penilaian berbasis komputer. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir waktu yang dibutuhkan pengajar dalam proses menilai. Kemudian dari penelitian ini diharapkan terjadi pengaruh terhadap hasil karangan mahasiswa dalam pengajaran sakubun.

Secara rinci, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:


(19)

1. Mendeskripsikan hubungan antara penggunaan model aplikasi penilaian, motivasi mengarang, dan hasil karangan mahasiswa.

2. Mendeskripsikan pengaruh penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik terhadap motivasi mengarang?

3. Mendeskripsikan pengaruh penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik terhadap hasil karangan mahasiswa?

4. Mendeskripsikan pengaruh penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik dan motivasi mengarang secara simultan terhadap hasil karangan mahasiswa?

5. Mendeskripsikan perbandingan hasil karangan mahasiswa sebelum dan sesudah diterapkan penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik?

6. Mendeskripsikan perbandingan tingkat motivasi mengarang mahasiswa sebelum dan sesudah diterapkan penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik?

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Dalam penelitian ini akan diketahui bagaimana bentuk aplikasi model penilaian analitik pada pembelajaran mengarang bahasa Jepang. Dengan model penilaian ini diharapkan mampu mengurangi tingkat subjektifitas penilaian mengarang bahasa Jepang. Kemudian penelitian ini juga akan dapat mengetahui bagaimana hubungan, pengaruh, dan perbedaan penggunaan model aplikasi penilaian ini terhadap motivasi dan hasil karangan mahasiswa.

2. Manfaat Praktis

a) Bagi dosen mata kuliah menulis karangan bahasa Jepang (sakubun), dapat menilai karangan secara tepat, dan sesuai dengan aspek-aspek yang mencakup keseluruhan keterampilan bahasa dalam menulis karangan bahasa Jepang.


(20)

Selain itu, model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik ini diharapkan dapat meminimalisir waktu yang dibutuhkan dalam proses penilaian. b) Bagi mahasiswa bahasa Jepang, terutama mahasiswa dalam mata kuliah

sakubun. Dapat meningkatan motivasi dan hasil karangan bahasa Jepang dengan model deskripsi. Sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mahasiswa dalam pembelajaran mengarang (sakubun).

c) Bagi lembaga terkait, dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Bandung. Diharapkan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik dalam pengajaran mengarang bahasa Jepang (sakubun) ini dapat dijadikan masukan sebagai salah satu alternatif penilaian pengajaran bahasa Jepang.

d) Bagi Universitas Pendidian Indonesia, khususnya Sekolah Pasca Sarjana Pendidikan Bahasa Jepang. Diharapkan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik ini dapat disosialisasikan kepada lembaga-lembaga bahasa Jepang yang melaksanakan mata kuliah mengarang dalam pembelajarannya. Baik tertulis (dalam bentuk jurnal atau sebagainya), maupun lisan (dalam bentuk penataran atau pelatihan), sebab diyakini model penilaian ini efektif bagi pengajar dan pembelajar.

e) Bagi Departemen Pendidikan Nasional, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu acuan dalam penilaian pengajaran bahasa Jepang.

G. Sistematika Penulisan Tesis

Sistematika penulisan tesis dalam penelitian ini disajikan sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang masalah, identifikaasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan tesis, dan kerangka berpikir.

BAB II KAJIAN TEORI

Berisi tentang landasan teori, penelitian yang relevan, dan pengajuan hipotesis. BAB III METODOLOGI PENELITIAN


(21)

Berisi tentang desain penelitian, populasi dan sampel, tempat dan waktu penelitian, instrumen penelitian, uji coba instrumen, teknik pengolahan data, teknik analisis data, dan deskripsi penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Berisi tentang pelaksanaan penelitian, analisis data, interpretasi hasil pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Berisi tentang kesimpulan dan saran dari hasil penelitian. H. Kerangka Beripikir

Dalam mengimplikasikan kurikulum dikti 2014 sesuai PERMENDIKBUD No.49 2014 pasal 19 ayat 1 tentang penilaian yang harus bersifat edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan.

Tabel 1.1

Prinsip Penilaian Kurikulum Dikti Prinsip

Edukatif Memotivasi untuk:

- Memperbaiki rencana dan cara belajar - Meraih capaian pembelajaran

Otentik - Berorientasi pada proses belajar yang berkesinambungan - Hasil belajar yang mencerminkan kemampuan siswa Objektif - Penilaian yang standarnya disepakati antara dosen dan

mahasiswa

- Bebas dari pengaruh subjektifitas penilai dan yang dinilai Akuntabel Penilaian yang dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan

kriteria yang jelas, disepakati pada wala kuliah, dan dipahami oleh mahasiswa

Transparan Hasil penilaian dapat diakses oleh semua pemangku kepentingan


(22)

Berdasarkan tabel prinsip penilaian di atas maka perlu adanya suatu model penilaian yang mencakup keseluruhan poin yang diukur dalam hasil karangan mahasiswa. Selama ini tidak ada standar yang disepakati terkait penilaian mengarang bahasa Jepang, oleh karena itu perlu adanya suatu model penilaian yang di dalamnya terdapat standar yang jelas dan mengacu pada teori yang akuntabel.

Kemudian sifat subjektifitas penilaian mengarang juga menjadi kendala dalam pembelajaran mengarang, terutama hal ini dirasakan oleh mahasiswa. Mahasiswa seharusnya mendapatkan pelayanan yang sebaik-baiknya oleh pengajar selaku pelayan dalam peran pendidikan. Penilaian mengarang selama ini dinilai masih tertutup, mahasiswa selaku objek yang dinilai tidak dapat mengakses hasil penilaian tersebut dengan baik. Jadi, dapat disimpulkan bahwa masih banyak terdapat masalah dalam penilaian mengarang bahasa Jepang. Akibat yang ditimbulkan dari permasalahan di atas salah satunya adalah minat mahasiswa yang kurang terhadap pembelajaran mengarang. Minat yang rendah berpengaruh terhadap motivasi yang rendah, dan secara tidak langsung juga mempengaruhi hasil belajar (hasil karangan mahasiswa).

Berkaitan dengan masalah tersebut perlu adanya suatu model penilaian mengarang bahasa Jepang yang baik. Suatu model penilaian yang disusun berdasarkan teori yang sudah teruji, kemudian unsur yang dinilai juga mencerminkan dari apa yang akan hendak dinilai oleh model penilaian tersebut. Kemudian model penilaian tersebut disusun secara fleksibel agar dapat diakses dengan baik oleh pihak yang berkepentingan sebagai pemenuhan prinsip transparan dalam prinsip penilaian. Model penilaian juga harus memenuhi kriteria objektif, walaupun penilaian mengarang memang pada dasarnya bersifat subjektif karena yang diukur adalah performance bahasa. Namun setidaknya tingkat subjektifitas dapat diminimalisir dengan model penilaian tersebut.

Kemudian hasil yang diharapkan dari terwujudnya suatu model tersebut adalah daya tarik mahasiswa, dalam hal ini motivasi dapat ditingkatkan oleh penggunaan dan penerapan model penilaian ini. Penilaian yang baik akan mewujudkan keterpuasan mahasiswa terhadap pelayanan pembelajaran. Kemudian, rasa kepuasan mahasiswa


(23)

akan dapat meningkatkan motivasi yang diharapkan dapat merangsang hasil karangan mahasiswa.

Kerangka pemikiran dapat digambarkan secara praktis mengenai pengaruh penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring dan motivasi mengarang mahasiswa terhadap hasil karangan mahasiswa pada penelitian ini secara rinci dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 1.1 Kerangka Berpikir

Umpan balik Peraturan Kemendikbud

Tentang standar nasional pendidikan tinggi No.

49 (SNPT) pasal 19

Lingkungan internal budaya menulis

universitas UHAMKA

MASUKAN

1. Subjektifitas dosen dalam penilaian mengarang

2. Tidak adanya standar penilaian mengarang bahasa Jepang

3. Penilaian mengarang bahasa Jepang yang dirasa kurang maksimal

4. Motivasi mengarang mahasiswa yang rendah

PROSES

1. Penerapan model penilaian analytic scorinng dengan rubrik

2. Membuat standar penilaian mengarang bahasa Jepang dengan mengacu penelitian terdahulu

3. Menerapkan konsep keterbukaan penilaian

4. Memberikan feedback kepada mahasiswa

KELUARAN

1. Berkurangnya tingkat subjektifitas penilaian mengarang.

2. Terciptanya stdandar penilaian mengarang bahasa Jepang. 3. Memaksimalkan penilaian mengarang bahasa Jepang 4. Meningkatnya motivasi mengarang mahasiswa Penimgkatan hasil karangan mahasiswa Tuntutan mahasiswa akan penilaian mengarang yang lebih

objektif dan terbuka

Proses pembelajaran mengarang (sakubun)


(24)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian 1. Jenis Penelitian

Sesuai dengan tujuannya, penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana subjektifitas penilaian mengarang dapat dikurangi dengan membandingkan hasil penilaian dengan model penilaian analytic scoring yang dinilai oleh beberapa penilai yang terlibat dalam penelitiaan ini. Kemudian penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui bagaimana model penilaian ini sebagai variabel bebas dan motivasi sebagai variabel moderator berpengaruh terhadap peningkatan hasil karangan mahasiswa sebagai variabel terikat. Penelitian ini termasuk dalam penelitian evaluasi karena menggunakan produk yang standar dan programnya telah ditetapkan. Menurut kidder, terdapat dua jenis penelitian evaluasi yaitu: penelitian evaluasi formatif yang menekankan pada proses, dan penelitian evaluasi sumatif yang menekankan pada produk tertentu (dalam Riduan, 2010, hlm.53).

Dengan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa penelitian ini menggunakan desain evaluasi sumatif. Dalam penelitian ini mengkaji sejauh mana efektifitas model penilaian analytic scoring dengan rubrik sebagai produk, dari variabel terikat (X1) dapat meningkatkan motivasi mengarang (X2) , kemudian dapat meningkatkan hasil karangan mahasiswa (Y) sebagai hasil dari efektifitas produk. Dalam penelitian ini, motivasi mengarang mahasiswa menjadi variabel moderator karena merupakan variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel terikat dan bebas. Sugiyono (2014, hlm.4) mengatakan bahwa variabel moderator merupakan variabel yang mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dan dependen. Variabel ini disebut juga sebagai variabel independen ke dua. Oleh karenanya, dalam penelitian ini variabel moderator diberi tanda (X2). Keterkaitan antara variabel bebas, variabel moderator dan variabel terikat dalam


(25)

penelitian ini merupakan kontribusi multivariat karena kontribusi antara lebih dari satu variabel. Kontribusi antar variabel dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 3.1

Kontribusi Antar Variabel

RX1Y RX1X2Y

RX2Y

Keterangan :

(X1) : Efektifitas model penilaian analytic scoring dengan rubrik (X2) : Motivasi mengarang

(Y) : Peningkatan hasil karangan mahasiswa R : Korelasi

Dari gambar tersebut terlihat bagaimana hubungan antar ketiga variabel, baik secara simultan (serentak), maupun parsial. Korelasi antara Penggunaan model penilaian analytic Scoring dengan rubrik (X1) dan hasil karangan mahasiswa (Y) ditandai dengan RX1Y, korelasi antara motivasi mengarang mahasiswa (X2) dan hasil karangan (Y) ditandai dengan RX2Y, kemudian korelasi simultan antara penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik (X1) dan motivasi mengarang (X2) terhadap peningkatan hasil karangan mahasiswa (Y) yang ditandai dengan RX1X2Y. Sedangkan tanda panah menggambarkan keterkaitan antara dua variabel terikat penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik (X1) dan motivasi mengarang (X2).

2. Variabel penelitian

Penelitian ini membahas tiga variabel yang terdiri dari satu variabel bebas (independent variable), yaitu penggunaan model penilaian analytic scoring dengan rubrik (X1), variabel moderator (moderator variable), yaitu motivasi mengarang (X2)

X

1

X

2


(26)

dan peningkatan hasil karangan mahasiswa (Y). Adapun hakikat ketiga variabel tersebut meliputi:

a. Model Penilaian Analytic Scoring denga Rubrik

Penilaian merupakan hal penting dalam berjalannya proses pembelajaran. Penilaian yang baik akan dapat mengukur hasil belajar yang dilaksanakan. Mengarang merupakan salah satu kemampuan bahasa yang didalamnya terdapat banyak kemampuan dasar bahasa. Dimana kemampuan bahasa yang digunakan dalam proses mengarang tidak dapat dinilai dengan baik bila hanya menggunakan penilaian holistik. Penilaian holistik tidak dapat mengukur secara spesifik kemampuan bahasa dalam proses mengarang. Oleh karenanya penilaian analitik (analytic scoring) yang dirasa mampu mengukur kemampuan bahasa yang terdapat dalam proses mengarang. Penilaian analitik merupakan penilaian yang mengukur secara analitis aspek kebahasaan dalam proses mengarang. Pengukuran itu dilakukan dengan rubrik rubrik poin penilaian yang telah disusun berdasarkan pengamatan sebelumnya hal apa yang hendak dinilai. Namun penilaian analitik cukup memakan banyak waktu dalam proses penilaiannya, oleh karena itu dengan model aplikasi ini diharapkan dapat mempermudah dan menjadikan penilaian analitik lebih praktis.

b. Motivasi Mengarang

Pada umumnya seorang pengajar berusaha untuk meningkatkan motivasi belajar siswa-siswanya agar kemampuan mereka meningkat. Adanya motivasi yang tinggi biasanya dapat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang. Begitu juga dengan pembelajaran mengarang bahasa Jepang, guru berharap dengan tingginya motivasi mengarang dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswanya. Karena pada umumnya jika siswa dengan motivasi dan minat yang tinggi dalam mengarang akan mengahasilkan karangan yang baik, dan karangan yang baik adalah cerminan dari kemampuan mengarang yang baik pula.

c. Hasil Karangan Mahasiswa

Hasil karangan merupakan cerminan dari kemapuan berbahasa (language skills) yang didalamnya banyak aspek kebahasaan yang berpengaruh. Seperti kemampuan menuangkan ide dalam konten dan isi karangan, pengorganisasian karangan ;


(27)

hubungan antar paragraf, kalimat, tata bahasa, kosakata, maupun penulisan yang dalam bahasa Jepang terdapat huruf kanji, hiragana, dan katakana. Kemampuan mengarang Bahasa pertama dan kedua juga berbeda, akan tetapi kedunya saling berhubungan.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Sugiyono memberikan pengertian bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Selanjutnya, populasi ditinjau dari jumlahnya terdiri dari: (1) jumlah terhingga dan (2) jumlah tidak terhingga. Populasi jumlah terhingga terdiri dari elemen dengan jumlah tertentu, sedangkan populasi jumlah tak terhingga adalah elemen yang sukar dicari batasnya (dalam Arikunto, 2002 p.117). Penelitian ini termasuk ke dalam populasi jumlah terhingga karena yang menjadi populasi sudah diketahui jumlahnya, yaitu mahasiswa semester 4 Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah PROF. DR. Hamka Jakarta tahun ajaran 2014/2015.

Populasi penelitian ini adalah mahasiswa pada mata kuliah sakubun semester 4 Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah PROF. DR. Hamka Jakarta tahun ajaran 2014/2015. Dasar pertimbangan dipilihnya semester 4 sebagai populasi adalah sebagai berikut: (1) mahasiswa semester 4 pada umumnya lebih banyak pengalaman dan pengetahuan jika dibandingkan dengan semester 2; (2) Mahasiswa semester 4 merupakan kelas alternatif karena untuk semester 2 baru mengenal bahasa Jepang, dan semester 6 kemungkinan sedang konsentrasi untuk kegiatan PPL pada semester berikutnya. Setelah diobservasi, diketahui jumlah keseluruhan mahasiswa semester 4 Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah PROF. DR. Hamka Jakarta tahun ajaran 2014/2015 adalah sebanyak


(28)

41 orang yang terdiri dari 2 kelas, dan yang digunakan sebagai populasi adalah keseluruhan jumlah mahasiswa pada semester 4 tersebut, yaitu 41 orang.

Distribusi populasi mengenai penelitian ini dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

Tabel 3.1 Distribusi Populasi Penelitian

No Kelas Jumlah Mahasiswa

1. Semester 4 A 23

2. Semester 4 B 18

TOTAL 41

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian diambil dengan menggunakan teknik proportional random sampling. Dalam pengambilan sampel populasi tidak dibeda-bedakan tingkat prestasi akademiknya. Tekhnik dalam pengambilan sampelnya, diambil sampel secara acak dari tiap kelas dengan memperhatikan jumlah mahasiswa dan subjek-subjek di dalam populasi sehingga semua subjek dianggap sama. Dengan demikian maka peneliti memberikan hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi sampel.

Surakhmad (1994) berpendapat apabila ukuran populasi sebanyak kurang lebih dari 100 orang, maka pengambilan sampel sekurang-kurangnya 50% dari ukuran populasi. Apabila ukuran populasi sama dengan atau lebih dari 1000, ukuran sampel diharapkan sekurang-kurangnya 15% dari ukuran populasi (dalam Riduan, 2010, hlm. 65). Dalam penelitian ini menggunakan populasi sebanyak 41 mahasiswa, jadi penentuan jumlah sampel dapat dirumuskan sebagai berikut:

S = % + −�

− . % − %

% + −

− . % − %


(29)

S = 50% + 0.065 . (35%) S = 50% + 2.24%

S = 52.24%

Jadi jumlah sampel sebesar 41 x 52.24% = 21. 848 = 21 mahasiswa

Sampel penelitian ini diambil dari dua kelas tersebut dengan nomer absen ganjil.

Tabel 3.2

Distribusi Pupulasi dan Sampel Penelitian

No Kelas Jumlah Mahasiswa Jumlah sampel yang diambil

1. Semester 4 A 23 11

2. Semester 4 B 18 10

TOTAL 41 21

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah PROF. DR. Hamka, pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 18 Maret – 9 Mei 2015. Ujicoba instrument dilaksanakan pada tanggal 18 dan 25 Maret 2015.

D. Instrument Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa observasi, angket dan tes. Riduan (2010, hlm.72) menyatakan bahwa instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif tentang karakteristik variabel secara objektif. Sebelum membuat angket dan tes, diperlukan penyusunan kisi-kisi instrumen penelitian dengan membuat beberapa indikator berdasarkan teori yang dijabarkan menjadi beberapa butir soal.

Instrumen penelitian ini mencakup tiga variabel, yaitu variabel bebas (independent variable), yaitu model aplikasi penilaian analytic scoring dengan


(30)

rubrik (X1), variabel moderator (moderator variable), yaitu motivasi mengarang

(X2), dan variabel terikat (dependent variable), yaitu hasil karangan mahasiswa (Y). Model aplikasi penilaian analytic scoring (X1) dan motivasi mengarang (X2) intsrumennya berupa observasi dan angket, kemudian hasil karangan mahasiswa (Y) instrumennya berupa tes.

1. Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mendapatkan data yang dijadikan bahan informasi tentang tiga variabel yang ingin diketahui penulis, yaitu pengajar, pembelajar, motivasi mengarang mahasiswa, dan kondisi pembelajaran mengarang bahasa Jepang di mata kuliah sakubun 2 Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah PROF. DR Hamka tahun ajaran 2014/2015. Berikut ini akan dijelaskan kisi-kisi lembar observasi penelitian sebagai berikut:

Tabel 3. 3

KISI-KISI OBSERVASI PENELITIAN

Variabel Sub Variabel Indikator Item

Pertanyaan/ pernyataan Penilaian

Mengarang Pada Dosen

1. Tingkat Subjektifitas Penilaian Mengarang Bahasa Jepang

1-5

2. Permasalahan dalam Penilaian Mengarang Bahasa Jepang

6- 10

3. Standar Penilaian Mengarang Bahasa jepang

11-15

4. Model Penilaian

Mengarang Bahasa Jepang

16-20

Minat dan

Motivasi Mengarang Mahasiswa

1. Minat Mengarang 1. Minat mengarang mahasiswa

2. Kesulitan Mengarang dalam bahasa Jepang


(31)

2. Penilaian Mengarang

1. Tingkat Kepuasan Model Penilaian Mengarang yang Diterapkan

2. Feedback Penilaian Mengarang

13-20

Aktifitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Mengarang

1. Penilaian Aktifitas Siswa

1. Minat dan Motivasi 2. Tanya Jawab dan Diskusi

1-2

2. Aktifitas Pembelajaran Mengarang

1. Interaksi Antara Guru dan Siswa

2. Proses Mengarang Ssiwa

3-8

Penjelasan tujuan ketiga variabel observasi pada penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut :

(a) Lembar Observasi Penilaian Mengarang Pada Dosen

Lembar observasi penilaian mengarang pada dosen digunakan untuk mengetahui gambaran model penilaian yang diterapkan dan informasi terkait penilaian mengarang bahasa Jepang pada umumnya.

(b) Lembar Observasi Minat dan Motivasi Mengarang Mahasiswa

Lembar observasi minat dan motivasi mengarang mahasiswa adalah untuk mengetahui informasi tentang minat dan motivasi mengarang, kesulitan ketika mengarang dalam bahasa Jepang, serta pendapat mahasiswa tentang model penilaian yang selama ini diterapkan.

(c) Lembar Observasi Aktifitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Mengarang Lembar observasi aktifitas belajar siswa dalam pembelajaran mengarang adalah untuk mengetahui informasi tentang gambaran kondisi pembelajaran mengarang bahasa Jepang di mata kuliah sakubun 2 Prigram Studi Bahasa Jepang Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah PROF. DR Hamka tahun ajaran 2014/2015.

Tabel 3.4

KISI-KISI ANGKET LEMBAR OBSERVASI Penilaian Mengarang Bahasa Jepang Pada Dosen


(32)

NO ITEM PERNYATAAN VARIABEL PENILAIAN MENGARANG PADA DOSEN

ALTERNATIF JAWABAN 1 2 3 4 5

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.

Tingkat Subjektifitas Penilaian Mengarang Bahasa Jepang

Penilaian mengarang bahasa Jepang selama ini masih bersifat sangat subjektif.

Sangat sulit menghindari sifat subjektif dalam penilaian mengarang bahasa Jepang.

Tingkat subjektif dalam penilaian mengarang bahasa Jepang dapat dikurangi dengan adanya standar nilai yang jelas.

Tingkat Subjektifitas dalam penilaian mengarang sangat berpengaruh terhadap validitas hasil penilaian.

Subjektifitas penilaian mengarang disebabkan oleh prosedur pemberian skor. Sehingga skor yang diperoleh tidak menggambarkan kemampuan mahasiswa.

Permasalahan Dalam Penilaian Mengarang Bahasa Jepang

Selama ini penilaian mengarang bahasa Jepang hanya dilakukan secara individu secara langsung, yaitu dengan cara memperbaiki dan mengoreksi kesalahan langsung pada kertas karangan tersebut. Sehingga hanya siswa yang bersangkutan yang mengetahui dan menyadari kesalahan tersebut, sedangkan siswa yang lainnya tidak mendapatkan infomasi tersebut.

Selama ini penilaian mengarang bahasa Jepang dilakukan secara tertutup. Yaitu penilaian hanya dilakukan oleh guru tanpa memberi informasi kepada mahasiswa tentang kesalahan yang terdapat dalam karangan. Hal ini yang membuat mahasiswa mengulangi berkali-kali kesalahannya.

Pengajar terkadang memberikan penilaian hanya berdasarkan pada banyak tidaknya kesalahan dalam kalimat, sedangkan isi dan komposisi karangan tersebut kurang mendapat perhatian..

Penilaian mengarang bahasa Jepang selama ini tidak dilakukan secara berkesinambungan. Yakni penilaian yang dilakukan secara berencana, terus menerus, dan bertahap untuk memperoleh gambaran tentang perkembangan kemampuan menulis mahasiswa.

Penilaian mengarang membutuhkan waktu dan tenaga yang banyak.


(33)

11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.

Standar Penilaian Mengarang Bahasa Jepang

Selama ini tidak ada standar yang jelas pada penilaian mengarang bahasa Jepang.

Tidak adanya standar penilaian yang jelas pada penilaian mengarang bahasa Jepang membuat pengajar kesulitan dalam proses penilaian.

Standar penilaian mengarang yang ideal akan dapat merefleksikan kemampuan menulis mahasiswa dengan baik.

Tiap pengajar memiliki standar penilaian yang berbeda-beda.

Tidak ada kriteria penilaian mengarang yang jelas. Model Penilaian Mengarang Bahasa Jepang

Terdapat hubungan yang signifikan antara model penilaian mengarang bahasa Jepang terhadap motivasi menulis mahasiswa.

Model penilaian mengarang bahasa Jepang yang menarik dapat meningkatkan motivasi menulis Mahasiswa.

Model penilaian mengarang bahasa Jepang yang baik dapat meningkatkan kemampuan menulis mahasiswa. Model penilaian mengarang bahasa Jepang yang baik dapat membantu pengajar dalam hal keefektifitasan penilaian mengarang.

Diperlukan adanya model penilaian mengarang bahasa Jepang yang baik untuk membantu pengajar dalam proses penilaian.

Deskripsi alternatif jawaban pada lembar observasi penilaian mengarang bahasa Jepang pada dosen diatas yaitu; (1) sangat tidak setuju, (2) tidak setuju, (3) kurang setuju, (4) setuju, dan (5) sangat setuju.

Tabel 3.5

KISI-KISI ANGKET LEMBAR OBSERVASI Minat dan Motivasi Mengarang Bahasa Jepang

NO. PERTANYAAN 1 2 3 4 5

1 Apakah anda meyukai kegiatan mengarang dalam bahasa Jepang?

2 Apakah anda senang jika mendapatkan tugas mengarang dalam bahasa Jepang di Universitas?

3 Apakah anda merasa semangat ketika mengerjakan tugas mengarang dalam bahasa Jepang di Universitas?


(34)

4 Apakah anda merasa senang dalam mengungkapkan pemikiran anda dalam bentuk karangan?

5 Apakah anda melaksanakan tugas mengarang yang diberikan di Universitas dengan penuh rasa tanggung jawab?

6 Apakah anda selalu termotivasi untuk membuat karangan yang baik ketika mengerjakan tugas mengarang dalam bahasa Jepang di Universitas?

7 Apakah anda merasa seperti ada kompetisi antar teman sekelas dalam mengerjakan tugas karangan yang diberikan Universitas?

8

Apakah anda merasa termotivasi untuk memperbaiki kesalahan pada karangan anda? 9 Apakah menurut anda kegiatan mengarang

bahasa Jepang adalah kegiatan yang sulit? 10 Apakah anda sering menemui kendala ketika

mengarang dalam bahasa Jepang?

11 Apakah anda dapat dengan mudah menemukan ide ketika mengarang dalam bahasa Jepang?

12 Apakah anda dapat dengan mudah menentukan alur dan latar ketika mengarang dalam bahasa Jepang?

13 Apakah menurut anda penilaian mengarang dalam bahasa Jepang sudah maksimal?

14 Apakah anda puas dengan model penilaian mengarang dalam bahasa Jepang yang digunakan dosen?

15 Apakah menurut anda model penilaian mengarang bahasa Jepang yang diterapkan dapat mengukur kemampuan mengarang anda dengan baik?

16 Apakah anda dapat mengetahui kelemahan kemampuan mengarang anda dengan model penilaian mengarang dalam bahasa Jepang yang diterapkan?

17 Apakah anda dapat mengetahui kelebihan kemampuan mengarang anda dengan model penilaian mengarang dalam bahasa Jepang yang diterapkan?

18 Apakah menurut anda model penilaian yang diterapkan cukup objektif dalam menilai hasil


(35)

karangan anda?

19 Apakah anda memperoleh feedback (umpan balik) dengan model penilaian mengarang yang diterapkan?

20 Apakah anda mendapat motivasi lebih dengan model penilaian yang diterapkan?

Tabel 3.6

KISI-KISI ANGKET LEMBAR OBSERVASI Aktifitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Mengarang

NO ITEM PERNYATAAN VARIABEL AKTIFITAS

BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MENGARANG

ALTERNATIF JAWABAN

TAMPAK TIDAK

TAMPAK 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

Aspek Penilaian Aktifitas Siswa

Minat dan motivasi pada saat proses pembelajaran menulis.

Ide tulisan apakah orisinil dari mereka sendiri atau berasal dari pengalaman pribadi kemudian dimodifikasi dan dikreasi sehingga menjadi lebih menarik.

Selama proses menulis dan mengarang siswa melakukan tanya jawab dan diskusi baik guru maupun dengan siswa lainnya untuk meningkatkan kualitas tulisan

Siswa menulis/mengarang melalui tahap-tahap yang semestinya memang harus mereka lakukan.

Terjadi interaksi positif yang memungkinkan mereka saling membangun proses belajar mereka sehingga semua anggota kelompok dapat saling berbagi dan menyempurnakan tulisan/karangan mereka.

Guru memberikan pemodelan bagaimana proses menulis/mengarang dilakukan, dan siswa memanfaatkan pemodelan itu untuk meningkatkan kualitas tulisan/karangan mereka

Siswa membagi apa yang telah ditulisnya kepada siswa lain, paling tidak salah satu di antara temannya untuk dapat memberikan tanggapan baik berupa saran maupun kritik yang bersifat membangun. Siswa secara mandiri juga melakukan evaluasi diri terhadap karya yang dihasilkannya.

Siswa selalu diajak untuk melakukan refleksi pada setiap tahapan menulis/mengarang yang mereka lakukan.


(36)

2. Tes

Tes pada umumnya digunakan untuk menilai dan mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar yang berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran serta tujuan pengajaran. Tes ini dilakukan penulis untuk memperoleh data dan informasi tentang hasil karangan bahasa Jepang di mata kuliah sakubun 2 Program Studi Bahasa Jepang Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah PROF. DR Hamka tahun ajaran 2014/2015. Bentuk tesnya adalah mengarang dalam bahasa Jepang dengan tema yang telah ditentukan dalam mata kuliah tersebut.

Hasil mengarang mahasiswa dinilai dengan model aplikasi penilaian analytic scoring yang menjadi produk dalam penelitian ini. Kemudian hasil penilaian dipresentasikan pada jam mata kuliah berikutnya, sehingga mahasiswa dapat mengetahui informasi mengenai hasil mengarangnya dan mendapatkan umpan balik (feedback) dari hasil karangannya. Kemudian dari beberapa penilaian mengarang mahasiswa tersebut dihitung secara statistik untuk mengetahui adakah hubungan model penilaian analytic scoring dengan rubrik terhadap peningkatan hasil karangan mahasiswa.

Berikut ini merupakan kriteria dan bobot penilaian model penilaian analytic scoring dengan rubrik dalam penelitian ini berdasarkan tinjauan pustaka dari beberapa teori ahli (pada bab II), dan masukan dari beberapa pengajar bahasa Jepang yang dijadikan penulis responden dalam penelitian ini. Varibel penilaian, poin penilaian, deskripsi penilaian, dan presentase poin penilaian dijelaskan dalam tabel di bawah ini :

Tabel 3.7

Variabel dan Poin Penilaian Aplikasi Variabel

Penilaian dan Presentase

Poin Penilaian Deskripsi Presentase

I. Isi dan

Organisasi Karangan

(40%)

1. Subtansi karangan

Merupakan penilaian terhadap kesesuaian keseluruhan isi karangan dengan judul/tema yang ditentukan.

20%


(37)

kalimat untuk dipahami

tingkat kemudahan isi karangan untuk dipahami oleh pembaca. 3. Hubungan

antar paragraph

Merupakan penilaian terhadap bagaimana kesatuan hubungan antar paragraf. Yaitu keterkaitan pargaraf satu dan yang lainnya.

5%

4. Hubungan antar kalimat

Merupakan penilaian terhadap bagaimana kesatuan hubungan antar kalimat. Yaitu keterkaitan antara kalimat satu dan yang lainnya. 5% II. Kemampuan penggunaan tatabahasa (30%) 1. Ketepatan penggunaan tatabahasa

Merupakan penilaian terhadap ketepatan pengguanaan tata bahasa dalam karangan.

15%

2. Ketepatan kalimat

Merupakan penilaian terhadap nilai alamiah suatu kalimat dalam karangan. Yaitu apakah kalimat dalam karangan memiliki nilai alamiah dalam bahasa sasaran, ataukah kalimat dalam karangan disampaikan dengan pola pikir bahasa asal (tidak alami).

10%

3. Ketepatan penggunaan partikel

Merupakan penilaian terhadap ketepatan penggunaan partikel dalam penyusunan kalimat dalam karangan. 5% III. Penguasaan kosakata (20%) 1. Keberagama n kosakata

Merupakan penilaian terhadap jumlah kosakata yang digunakan dalam karangan. Yaitu sesuai atau tidaknya terhadap jumlah kosakata yang ditentukan pengajar sebelum mengarang.

15%

2. Ketepatan penggunaan kosakata

Merupakan penilaian ketepatan penggunaan kosakata dalam karangan.


(38)

IV. Penulisan (10%)

1. Penguasaan huruf

Merupakan penilaian terhadap penguasaan huruf dalam menulis sebuah karangan.

6%

2. Ketepatan penggunaan kosakata

Merupakan penilaian terhadap ketepatan huruf yang digunakan dalam karangan.

4%

Kemudian masing-masing poin penilaian di atas dinilai dengan bobot poin antara skala 1-5. Penjelasan skala bobot masing masing penilaian di atas dijelaskan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.8

Deskripsi Variabel Penilaian Isi dan Organisasi Karangan Poin Penilaian Bobot

Poin Deskripsi

Subtansi karangan 1 Kuantitas keseluruhan isi karangan sangat minim. Banyak teks bersifat mengulang dan seperti kumpulan ide yang tidak berhubungan, kurang detail khusus dan banyak yang umum. Dengan kata lain, tulisan tidak tepat, dan isi karangan tidak sesuai dengan tema dan judul yang ditentukan.

2 Menunjukkan keseluruhan isi dan kuantitas karangan yang terbatas . Banyak teks bersifat mengulang dan seperti kumpulan ide yang tidak berhubungan, kurang detail khusus dan banyak yang umum.

3 Menunjukkan secara cukup jelas keseluruhan isi karangan. Walaupun terdapat kekurangan dalam beberapa bagian, namun dalam keseluruhan isi karangan cukup terdapat penjelasan terkait tema yang diangkat.

4 Menunjukkan secara jelas keseluruhan isi karangan. Tidak terdapat begitu banyak kesalahan dan terdapat penjelasan yang cukup.

5 Menunjukkan secara jelas keseluruhan isi karangan yang tersusun sistematik. Isi karangan cukup secara kuantitas dan dijelaskan secara detail.

Kemudahan

kalimat untuk dipahami

1 Banyak ditemukan kesalahan, dan bagian yang tidak dapat dimengerti, kemudian banyak poin yang tidak benar.

2 Ada beberapa bagian yang salah, dan ada beberapa bagian yang tidak dapat dimengerti, dan berpengaruh terhadap


(39)

keseluruhan poin yang benar.

3 Ada beberapa bagian kesalahan, tetapi hanya kesalahan sederhana. Tidak terdapat bagian yang tidak dapat dimengerti, sekalipun ada tidak berpengaruh secara keseluruhan makna.

4 Terdapat 1, 2 bagian yang salah, akan tetapi hanya kesalahan sederhana. Tidak terdapat bagian yang tidak dapat dimengerti.

5 Tidak ada kesalahan, kalimat dapat menyampaikan makna secara jelas.

Hubungan antar paragraph

1 Sama sekali tidak ada integrasi (kaitan) antar paragraf, pembagian paragraf sangat tidak tepat. Tidak ada kaitan antara paragraf pembuka dan penutup.

2 Tidak ada integrasi (kaitan) antar paragraf, pembagian paragraf juga salah. Bagian paragraf pembuka dan penutup tidak tepat.

3 Kurang begitu ada integrasi (kaitan) antar paragraf, pembagian paragraf juga kurang tepat. Bagian paragraf pembuka dan penutup tidak tepat.

4 Terdapat integrasi (kaitan) pada hubungan antar paragraf, dan pembagian paragraf yang tepat, sehingga menjadi suatu organisasi yang seimbang dan baik. Namun, bagian paragraf pembuka dan penutupnya kurang begitu tepat. 5 Terdapat integrasi (kaitan) pada hubungan antar paragraf,

dan pembagian paragraf yang tepat, sehingga menjadi suatu organisasi yang seimbang dan baik. Bagian paragraf pembuka dan penutupnya tepat.

Hubungan antar kalimat

1 Tidak terdapat integrasi (kaitan) pada hubungan antar kalimat dalam paragraf, kemudian kuantitas kalimat dalam paragraf sangat terbatas sehingga menjadi suatu organisasi yang tidak seimbang dan tidak baik. Tidak terdapat kaitan anatar bagian kalimat pembuka dan penutup kalimat dalam paragraf.

2 Tidak terdapat integrasi (kaitan) pada hubungan antar kalimat dalam paragraf, sehingga menjadi suatu organisasi yang tidak seimbang dan tidak baik. Tidak terdapat kaitan anatar bagian kalimat pembuka dan penutup kalimat dalam paragraf.

3 Kurang terdapat integrasi (kaitan) pada hubungan antar kalimat dalam paragraf, sehingga menjadi suatu organisasi yang tidak seimbang dan kurang baik. Tidak terdapat kaitan anatar bagian kalimat pembuka dan penutup kalimat dalam paragraf.


(40)

Tabel 3.9

Deskripsi Variabel Penilaian Kemampuan Penggunaan Tatabahasa Poin Penilaian Bobot

Poin

Deskripsi

Ketepatan penggunaan tatabahasa

1 Terdapat banyak kesalahan penggunaan tatabahasa. Dan merupakan kesalahan yang besar.

2 Terdapat beberapa kesalahan penggunaan tatabahasa. Dan kesalahan tersebut merupakan kesalahan yang besar. 3 Ada 1, 2 kesalahan dalam penggunaan tatabahasa. Akan

tetapi bukan merupakan kesalahan yang besar.

4 Menggunakan tatabahasa yang tepat. Menggunakan tatabahasa yang sudah dipelajari dengan baik.

5 Menggunakan tatabahasa yang tepat. Mencoba menggunakan tatabahasa tingkat atas.

Ketepatan kalimat 1 Kalimat tidak lengkap dan run-on. Kalimat yang simple dan tidak variatif. Kalimat tidak konsistenm bertujuanm dan tidak baik, tidak terdapat transisi antar kalimat. 2 Tulisan memiliki banyak kalimat yang tidak lengkap dan

run-on. Sedikit sekali kalimat yang variatif. Sedikit kalimat yang menggunakan variasi kalimat secara konsisten, bertujuan, dan baik. Transisi antar kalimat tidak konsekuen dan tidak baik.

3 Terdapat lumayan banyak kalimat yang tidak lengkap dan

run-on. Hanya beberapa kalimat yang variatif. Beberapa kalimat menggunakan variasi kalimat secara konsisten, bertujuan, dan baik. Transisi antar kalimat cukup konsekuen dan cukup baik.

4 Terdapat 1, 2 kalimat yang tidak lengkap dan run-on. Variasi kalimat biasa saja seperti karangan pada umumnya. Sebagian besar menggunakan variasi kalimat secara konsisten, bertujuan, dan baik. Transisi antar kalimat konsekuen dan baik.

5 Semua ditulis dengan kalimat lengkap tidak ada run-on. dalam paragraf, sehingga menjadi suatu organisasi yang seimbang dan baik. Namun, bagian kalimat pembuka dan penutup dalam kalimat kurang begitu tepat.

5 Terdapat integrasi (kaitan) pada hubungan antar kalimat dalam paragraf dan menjadi suatu organisasi yang seimbang dan baik. Bagian kalimat pembuka dan penutup dalam paragraf sangat tepat.


(41)

Menggunakan variasi kalimat secara konsisten(complex, compound, dan simple). Menggunakan variasi kalimat secara konsisten, bertujuan, dan baik. Transisi antar kalimat konsekuen dan baik.

Ketepatan penggunaan partikel

1 Hampir keseluruhan partikel salah dalam penggunaannya, sehingga mempengaruhi makna kalimat secara keseluruhan.

2 Terdapat banyak kesalahan penggunaan partikel dalam penyusunan kalimat. Kesalahan tersebut mempengaruhi makna kalimat.

3 Terdapat beberapa kesalahan penggunaan partikel dalam penyusunan kalimat. Kesalahan tersebut sedikit mempengaruhi makna kalimat.

4 Terdapat 1, 2 penggunaan partikel yang kurang tepat dalam penyusunan kalimat. Namun kesalahan tersebut tidak mempengaruhi makna kalimat.

5 Penggunaan partikel yang tepat dalam penyusunan kalimat sehingga mencerminkan makna yang tepat.

Tabel 3.10

Deskripsi Variabel Penilaian Penguasaan Kosakata Poin Penilaian Bobot

Poin

Deskripsi

Keberagaman kosakata

1 Terdapat ketidaktepatan serta menunjukkan keterbatasan dan kemonotonan ungkapan dan kosakata. Kesalahan penggunaan kosakata sangat mempengaruhi makna kalimat dalam karangan.

2 Terdapat ketidaktepatan serta menunjukkan keterbatasan dan kemonotonan ungkapan dan kosakata. Kesalahan penggunaan kosakata mempengaruhi makna kalimat dalam karangan.

3 Terdapat ketidaktepatan serta menunjukkan keterbatasan dan kemonotonan ungkapan dan kosakata. Namun, kesalahan penggunaan kosakata tidak mempengaruhi makna kalimat dalam karangan.

4 Menggunakan ungkapan dan kosakata yang tepat, hanya ada1, 2 poin saja kesalahan, dan menggunakan keberagaman ungkapan dan kosakata pada lembar ujian. 5 Menggunakan ungkapan dan kosakata yang tepat,

penjelasan yang cukup, dan mencoba menggunakan ungkapan dan kosakata yang beragam pada lembar ujian.


(42)

Ketepatan penggunaan kosakata

1 Terdapat banyak kesalahan penggunaan kosakata dalam penyusunan kalimat, dan mempengaruhi makna kalimat. 2 Terdapat banyak kesalahan penggunaan kosakata dalam

penyusunan kalimat. Kesalahan penggunaan kosakata yang tidak fatal namun mempengaruhi makna kalimat. 3 Terdapat beberapa kesalahan penggunaan kosakata dalam

penyusunan kalimat. Kesalahan penggunaan kosakata yang tidak fatal namun mempengaruhi makna kalimat. 4 Terdapat 1, 2 kesalahan penggunaan kosakata dalam

penyusunan kalimat. Akan tetapi kesalahan tersebut adalah kesalahan sederhana dan tidak mempengaruhi makna kalimat.

5 Pemilihan dan penggunaan kosakata yang tepat dalam penyusunan kalimat.

Tabel 3.11

Deskripsi Variabel Penilaian Penulisan Poin Penilaian Bobot

Poin

Deskripsi

Penguasaan huruf 1 Hampir keseluruhan kata ditulis dengan hiragana, katakana, atau romaji saja. Secara keseluruhan menunjukkan kemampuan penguasaan penulisan huruf yang tidak baik.

2 Terdapat banyak kata yang seharusnya ditulis dengan kanji, hiragana, katakana, atau romaji tetapi ditulis dengan huruf lainnya. Secara keseluruhan menunjukkan kemampuan penguasaan penulisan huruf yang kurang baik.

3 Terdapat cukup banyak kata yang seharusnya ditulis dengan kanji hiragana, katakana, atau romaji tetapi ditulis dengan huruf lainnya.Secara keseluruhan menunjukkan kemampuan penguasaan penulisan huruf yang cukup baik.

4 Terdapat 1, 2 kata yang seharusnya ditulis dengan kanji, hiragana, katakana, atau romaji tetapi ditulis dengan huruf lainnya.Namun secara keseluruhan penulisan menunjukkan kemampuan penguasaan penulisan huruf yang baik.

5 Penggunaan kanji, hiragana, katakana, romaji dengan tepat dalam penulisan karangan.

Ketepatan penulisan huruf

1 Terdapat banyak penulisan kanji, hiragana, katakana yang salah, dan tidak dapat terbaca dengan baik.


(1)

Julita Fahrul Rochim, 2016

mahasiswa yang sangat signifikan. Artinya mahasiswa merasa hasil karangan mereka diapresiasi dengan sistem penilaian menggunakan model aplikasi ini. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil nilai angket yang dibagikan, dimana dari hasil angket menunjukkan tingkat keterpuasan yang cukup besar.

3. Penggunaan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik berpengaruh cukup kuat tidak signifikan terhadap hasil karangan mahasiswa.

Hasil penelitian ini menginformasikan bahwa penggunaan model penilaian dan juga penerapannya tidak secara signifikan dapat meningkatkan hasil karangan mahasiswa. Model penilaian hanya bagian dari proses penghitungan hasil kinerja, bukan metode atau teknik untuk menghasilkan kinerja yang baik. Namun pengaruh yang cukup kuat mengindikasikan bahwa model penilaian juga merupakan salah satu aspek yang penting dalam proses pembelajaran. Model penilaian yang baik akan dapat mengukur hasil kinerja mahasiswa secara baik pula. Artinya selain variabel lain seperti metode pengajaran, tekhnik pengajaran, media pembelajaran, dan yang lainnya, aspek penilaian juga menjadi bagian terpenting di dalamnya.

4. Penggunaan model aplikasi penilaian anayltic scoring dengan rubrik dan motivasi mengarang tidak berpengaruh secara simultan terhadap hasil karangan mahasiswa.

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa makna yang terungkap dari penelitian ini adalah variabel penggunaan model penilaian analytic scoring dengan rubrik yang dilaksanakan pada pembelajaran mengarang menghasilkan peningkatan dari segi motivasi mengarang mahasiswa. Namun, peningkatan motivasi mengarang dari akibat penggunaan model aplikasi ini secara simltan tidak berpengaruh terhadap hasil karangan mahasiswa. Namun, terungkap bahwa secara parsial penggunaan model penilaian ini memiliki pengaruh yang kuat dan signifikan terhadap motivasi mengarang.

5. Terdapat perbedaan yang cukup signifikan pada hasil karangan mahasiswa sebelum dan sesudah dinilai menggunakan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik.


(2)

Julita Fahrul Rochim, 2016

Dari hasil analisis dan pembahasan dapat diketahui bahwa hasil karangan mahasiswa sebelum menggunakan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik mengalami peningkatan signifikan sesudah dilakukan penilaian dengan menggunakan model penilaian ini. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa dapat memahami aspek-aspek yang dijadikan poin penilaian. Kemudian, mahasiswa juga dapat memahami kekurangan dan kelebihan hasil karangan mereka sebelumnya. Sehingga pada tugas karangan berikutnya, mereka tau apa yang harus diperbaiki pada karangan selanjutnya. Hal ini sesuai dengan apa yang terlihat pada angket kesan penggunaan model aplikasi penilaian yang dibagikan kepada mahasiswa pada pertemuan terakhir.

6. Terdapat perbedaan signifikan pada tingkat motivasi mengarang mahasiswa sebelum dan sesudah dinilai menggunakan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik.

Dari hasil analisis dan pembahasan dapat diketahui tingkat motivasi mengarang mahasiswa sebelum menggunakan model aplikasi penilaian analytic scoring dengan rubrik mengalami peningkatan signifikan sesudah dilakukan penilaian dengan menggunakan model penilaian ini. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa merasakan rasa puas dan senang ketika hasil karangan mereka diapresiasi dengan penilaian menggunakan model penilaian ini. Rasa puas dan senang tersebut direfleksikan dengan peningkatan motivasi mereka dalam hal mengarang. Artinya bahwa model penilaian ini mampu menstimulus motivasi eksternsik mereka dari luar.

B. Saran-Saran

Dari keseluruhan hasil penelitian dan pengkajian terkait masalah penilaian dalam pengajaran mengarang bahasa Jepang, maka disarankan sebagai berikut:

1. Dosen pengampu mata kuliah Sakubun senantiasa mengembangkan dan mengupgrade model penilaian yang paling baik dan efektif untuk mendapatkan hasil penilaian yang maksimal. Dengan hasil penilaian yang maksimal dapat mencerminkan kemampuan mahasiswa secara tepat dan juga diharapkan dapat meningkatkan hasil karangan mahasiswa.


(3)

Julita Fahrul Rochim, 2016

2. Dosen pengampu mata kuliah sakubun memberikan pemahaman bagaimana mengarang yang baik dalam bahasa Jepang. Serta bagaimana mengoptimalkan kemampuan bahasa dalam proses mengarang dengan memberikan perkuliahan yang berisi tentang peningkatan kemampuan menulis mahasiswa yang masih lemah.

3. Dalam mengimplikasikan kurikulum dikti 2014 sesuai PERMENDIKBUD No.49 2014 pasal 18 ayat 1 tentang penilaian yang harus bersifat edukatif, otentik, objektif, akuntabel, dan transparan mengindikasikan penilaian yang tepat untuk SCL adalah dengan penilaian performance dengan rubrik. Artinya diharapkan dosen pengampu mata kuliah sakubun dapat membuat rubrik yang lebih baik agar poin yang hendak diukur dapat terukur secara maksimal.

4. Lebih banyak lagi peneliti yang mengkaji tentang penilaian, khususnya dalam bidang kemampuan menulis karena masih sangat minim kajian penelitian di bidang penilaian kemampuan menulis.

5. Peneliti menyadari akan banyaknya kekurangan dalam penelitian ini, antara lain; (1) perlu kajian teori lebih lanjut terkait besar kecilnya presentase pada komponen variabel penilaian dalam model aplikasi penilaian ini, (2) model aplikasi penilaian ini belum dapat menginterpretasikan hasil karangan berdasarkan kemampuan bahasa Jepang secara detail, (3) masih terdapat deskripsi variabel penilaian pada model aplikasi ini yang agak sulit dipahami dalam proses penilaian (berdasarkan hasil diskusi dengan pengampu mata kuliah sakubun, (4) Karena hanya sebatas studi kasus terhadap satu lembaga, perlu adanya ujicoba pada beberapa lembaga lain untuk menguji kevalidan dan tingkat reliabilitas model aplikasi penilaian ini. Oleh karenanya, perlu tindak lanjut penelitian berikutnya yang mengkaji kajian yang sama hingga diharapkan kekurangan dalam penelitian ini terselesaikan.


(4)

Julita Fahrul Rochim, 2016

DAFTAR PUSTAKA

Anthony J. Nitko. & Susan M. Brookhart. (2005). Educational Assessment of Students (5rd. ed.). United States of America: Pearson Merrill Prentice Hall Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

Brown, H. Douglas. (2001). Teaching by Principles: An Interactive Approch to Language Pedagogy (2rd. ed). San Fransisco: Pearson Longman

Dalman. (2015). Keterampilan Menulis. Depok: Raja Grafindo

Dewi, Yanti. (2013). Penerapan Strategi Motivasional Arias Berorientasi Karakter dalam Pembelajaran Menulis Puisi Epik dengan Menggunakan Media Film R.A Kartini Karya Sjumandjadja. Bandung: Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Sekolah Pasca Sarjana Universitas pendidikan Indonesia Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Pendidikan Tinggi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi. Jakarta: Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.From:http://dosen.perbanas.id/wp- content/uploads/2015/05/Buku-Panduan-Kurikulum-Dikti-Pembelajaran-2014.pdf

Elis, Lisdiana. (2013). Pengaruh Metode Cooperative Learning Student Team Achievement Division Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Pada Siswa Yang mengalami Problema Belajar Dalam Pokok Bahasan Perhitungan Kebutuhan Pupuk. Bandung: Program Studi Pendidikan Kebutuhan Khusus Sekolah Pasca Sarjana Universitas Pendidikan Indonesia

Glass, Kathy Tuchman. (2005).Curriculum Design for Writing Instruction. California: Corwin Press

Heaton, J.B. (1995). Writing English Language Test (6rd. ed). New York: Longman Group UK

Hitomi Okazaki & Toshio. (2005). Nihongo Kyouiku ni Okeru Gakushuu no Bunseki to Dezain: Gengo Shuutoku Katei no Shiten kara Mita Nihongo Kyouiku (2rd. ed). Tokyo: Bonjinsha

Ismet Basuki. (2014). Asesmen Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Japan Foundation. (2010). Kaku Koto wo Oshieru. Nihongo Kyoujuhou 8. Tokyo:


(5)

Julita Fahrul Rochim, 2016

Japan Foundation. (2011). Gakushuu wo Hyouka suru. Nihongo Kyoujuhou 12. Tokyo: Hitsuji Shobo

Kusaeri. (2014). Acuan & Tekhnik Penilaian Proses Hasil Belajar Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Kusaeri, dan Suprananto. (2012). Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu

Mitani, K., Murakami, K., Komuro, T. (2004). Sakubun no Hyouka Tejun ga Hyouka ni Oyobasu Eikyou ni Tsuite Analytic Scoring no Saiten Kanshite. Tokyo: NagoyaUniversity.From:http://ir.nul.nagoyau.ac.jp/jspui/bitstream/2237/824 3/1/5-01.pdf

Oomori Masami & Kono Toyoko. 2013. Sakubun Jugyou no Tsukuri Kata. Tokyo: Aruku

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. (2014). Standar Nasional PendidikanTinggi.From:http://mwa.itb.ac.id/wpcontent/uploads/2014/06/per men_tahun2014_nomor049-STANDAR-NASIONAL-PENDIDIKAN-TINGGI.pdf

Riduan. (2010). Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung; Alfabeta

Sardiman. (2006). Interaksi dan Motivasi Belajar mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Sugiyono. (2014). Statistika Untuk Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. Agus, S. (2015). Cara Mudah Belajar SPSS & LISREL; Teori dan Aplikasi untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sunarti. & S. Racmawati. (2014). Penilaian dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Andi Offset.

Syofian, S. (2012) Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif; Dilengkapi dengan Perhitungan Manual dan Aplikasi SPSS. Jakarta: Bumi Angkasa Tajima Masumi. (2010). Nihongo no Bunshou ni Taisuru Bunsekiteki Hyouka no

Shinraisei no kenshou. ISSN. Chuogakuin University

Tarigan, Hendry Guntur. (2005). Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa

Tokai Daigaku Ryuugakusei Senta. (2005). Nihongo Kyouikuhou Gairon. Tokyo: Tokai University

Wena, Made. (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi Aksara


(6)

Julita Fahrul Rochim, 2016 Makalah yang disajikan:

Sutedi, D. (2008). Upaya Untuk Mengatasi Masalah dalam Pembelajaran Sakubun Seminar ModelPembelajaran Bahasa Jepang Berbasis IT. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

From:http://file.upi.edu/browser.php?dir=Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAH ASA_JEPANG/196605071996011-DEDI_SUTEDI/Doc_File_%28WF%29/