) PROGRAM KELOMPOK USAHA MANDIRI DALAM RANGKA PEMBERAYAAN MASYARAKAT DI PKBM BINA CIPTA UJUNGBERUNG.

(1)

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Daftar FIP :024/S/PLS/IV/2013

PROGRAM KELOMPOK USAHA MANDIRI DALAM RANGKA

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

DI PKBM BINA CIPTA UJUNGBERUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi Sebagian dari

Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana pendidikan

Jurusan Pendidikan Luar Sekolah

Oleh :

Santi Susilawati

1003219

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKA INDONESIA

2013

LEMBAR PENGESAHAN SANTI SUSILAWATI


(2)

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PROGRAM KELOMPOK USAHA MANDIRI DALAM RANGKA PEMBERAYAAN MASYARAKAT

DI PKBM BINA CIPTA UJUNGBERUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing 1 :

Dr. Ayi Olim, M.Pd. NIP. 19510914 197501 1 001

Pembimbing II :

Nike Kamarubiani, M.Pd. NIP. 19750702 200801 2 006

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Luar Sekolah Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. Jajat S. Ardiwinata, M.Pd. NIP.19590826 198603 1 003


(3)

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini bahwasanya saya :

Nama : Santi Susilawati Tempat & Tanggal Lahir : Bandung, 14 Mei 1975

NIM : 1003219

Jurusan/Fakultas/Program : PLS/FIP/S1

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Program Kelompok Usaha

Mandiri Dalam Rangka Pemberayaan Masyarakat Di Pkbm Bina Cipta Ujungberung ” ini beserta seluruh isinya benar-benar karya saya sendiri, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko / sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian ditemukan adanya anggapan terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Agustus 2013 Yang Membuat Pernyataan

Santi Susilawati NIM. 1003219


(4)

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Santi Susilawati, (2013) PROGRAM KELOMPOK USAHA MANDIRI DALAM RANGKA

PEMBERAYAAN MASYARAKAT DI PKBM BINA CIPTA UJUNGBERUNG

Penelitian ini berdasarkan latar belakang Tingkat ekonomi masyarakat sangat rendah sehingga warga belajar lebih mementingkan mencari penghasilan tambahan daripada mengikuti program kelompok usaha mandiri dan cara pandang masyarakat tentang kelompok usaha mandiri masih kurang.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai (1) kegiatan pemberdayaan pada program kelompok usaha mandiri (2) pengelolaan kelompok usaha mandiri dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan (3) faktor pendukung serta penghambat dari program kelompok usaha mandiri

Subjek penelitian ini adalah pengelola, tutor, warga belajar dan pihak-pihak yang terkait dengan pelaksanaan program keaksaraan usaha mandiri . Lokasi penelitian mengambil tempat di PKBM Bina Cipta Ujungberung Kelurahan Cigending Kecamatan Ujungberung Kota Bandung . Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode diskriptif kualitatif.

Hasil penelitian adalah dari delapan responden yang menjadi sample yaitu pengelola, tutor dan warga belajar perubahan lima orang warga belajar yang mampu mengikuti program kelompok usaha mandiri dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat antara lain: (1) kegiatan pemberdayaan dengan langkah-langkah pemberdayaan yang didalamnya mencakup upaya terarah baik itu program dan keinginannya sesuai dengan penerima manfaat , pendekatan kelompok dapat memecahkan masalah responden serta mekanisme yang terkait pendekatan pemberdayaan melalui penajaman sarana, kepercayaan masyarakat dan kemampuan masyarakat dapat merubah paradigma warga belajar (2) Pengelolaan program kelompok usaha mandiri melalui perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, evaluasi, dan pengembangan di dukung dengan motivasi warga belajar kelompok usaha mandiri , strategi dan metode yang digunakan pada pengelolaan dan pengembangan inovasi pembelajaran diantaranya metode pembelajaran melalui arisan, penggunaan fasilitas komunikasi berupa telepon genggam, kegiatan lomba-lomba, display buku yang diadakan di warung. (3) Faktor pendukung dan penghambat dari program keaksaraan usaha mandiri diantaranya faktor pendukung kewenangan dan kebijakan Dinas Pendidikan Nonformal, ketersediaan dukungan anggaran yang dikeluarkan untuk program kelompok usaha mandiri baik dari APBN, APBN maupun instansi lain. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat nya diantaranya masih kurangnya pemahaman pengelola program tentang KUM, kurangnya sarana prasarana khususnya bahan bacaan yang terkait dengan kewirausahaan, kemitraan dan pembinaan.


(5)

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edui DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

UCAPAN TERIMA KASIH ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB.1 PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Identifikasi & Perumusan Masalah ... 3

C.Tujuan ... 3

D.Metode Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

F. Struktur Organiasi ... 5

BAB. II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A.Pendidikan NonFormal ... 7

B.Pendidikan Orang Dewasa ... 11

C.Kewirausahaan ... 15

D.Pemberdayaan Masyarakat ... 17

E. Pengelolaan Program ... 25

F. SWOT (Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats ) ... 26

BAB III METEDOLOGI PENELITIAN ... 29

A. Lokasi Penelitian ... 29

B. Metedologi Penelitian ... 29

C. Subjek Penelitian ... 31

D. Tehnik dan Instrumen Penelitian ... 33

E. Langkah-langkah Pengumpulan Data ... 40

F. Analisis Data ... 36

G. Definisi Operasional ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Sejarah singkat ... 40

B.Hasil Penelitian ... 40

1. Kegiatan Pemberdayaan Pada kelompok ... 48

Usaha Mandiri 2. Pengelolaan Program Kelompok Usaha Mandiri ... 53


(6)

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduii

Kelompok Usaha Mandiri

C.Hasil Pembahasan ... 60 1. Kegiatan Pemberdayaan pada kelompok ... 62

Usaha Mandiri

2. Pengelolaan Program Kelompok Usaha Mandiri ... 68 3. Faktor Pendukung dan Penghambat yang Dihadapi ... 72

Pada ProgramKelompok Usaha Mandiri

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 75

A. Kesimpulan ... 75 B. Rekomendasi ... 76

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN


(7)

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduiii DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kompetensi Keaksaraan dasar ... 20

Tabel 4.1.1 Tenaga Pendidik dan kependidikan ... 47

Tabel 4.1.2 Struktur Organisasi ... 48

Tabel 4.1.3 Data Responden ... 49

Tabel 4.1.5 Jenis Buku di PKBM Bina Cipta Ujungberung ... 70

Tabel 4.1.6 Rencana Kegiatan Kelompok Usaha Mandiri ... 71

Tabel 4.1.7 Identifikasi Kebutuhan dan Anggaran Biaya ... 72


(8)

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.eduiv DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pedoman Wawancara Pengelola Lampiran 2 Pedoman Wawancara Tutor Lampiran 3 Pedoman Wawancara Responden 1 Lampiran 4 Pedoman Wawancara Responden 2 Lampiran 5 Pedoman Wawancara Responden 3 Lampiran 6 Pedoman Wawancara Responden 4 Lampiran 7 Pedoman Wawancara Responden 5


(9)

1

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar 1945 dengan tegas mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan dan mempunyai kewajiban dan tanggungjawab dalam penyelenggaraan pendidikan untuk mencapai tujuan negara, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan menciptakan kesejahteraan sosial. Dijelaskan pada UU No. 11 tahun 2009 Bab 1 pasal 1 yang dimaksud dengan kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya. Kesejahteraan sosial memiliki tujuan untuk , 1) meningkatkan taraf kesejahteraan, kualitas, dan kelangsungan hidup; 2) memulihkan fungsi sosial dalam rangka mencapai kemandirian; 3) meningkatkan ketahanan sosial masyarakat dalam mencegah dan menangani masalah kesejahteraan sosial; 4) meningkatkan kemampuan, kepedulian dan tanggungjawab sosial dunia usaha dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan; 5) meningkatkan kemampuan dan kepedulian masyarakat dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial secara melembaga dan berkelanjutan; dan 6) meningkatkan kualitas manajemen penyelenggaraan kesejahteraan sosial. 7) Sedangkan untuk pendidikan diamanatkan dalam Undang-undang Dasar 1945 yang berbunyi setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan dan meningkatkan kualitas hidup dijamin haknya sebagaimana tersebut dalam UUD 45.

Penjabaran lebih lanjut tertuang dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 13 ayat (1), yang menyatakan bahwa jalur pendidikan terdiri dari pendidikan formal, nonformal, dan informal. Ketiga jalur tersebut saling melengkapi dan memperkaya dan dimaksudkan untuk mengakomodasi terjadinya perbedaan kesempatan dalam mengenyam pendidikan karena perbedaan kemungkinan akses terhadap


(10)

2

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan. Jalur-jalur pendidikan ini disediakan agar dapat melayani semua warga negara sesuai dengan prinsip pendidikan sepanjang hayat menuju terbentuknya sumber daya manusia Indonesia yang bermutu dengan segala karakteristiknya.

Salah satu peningkatan sumber daya manusia salah satunya dapat ditempuh melalui pendidikan, pendidikan bagi masyarakat khususnya masyarakat yang tidak pernah mengenal pendidikan formal dapat difasilitasi dengan program-program yang di selenggarakan pada jalur pendidikan luar sekolah, yang dinaungi melalui satuan-satuan pendididikan luar sekolah yang menyelenggarakan kegiatan keaksaraan, pelatihan, pendidikan anak usia dini, Life skill, dan salah satu kegiatan yang diselenggarakan dalam penelitian ini adalah program Kelompok Usaha mandiri, dimana muatannya adalah peningkatan keterampilan pada masyarakat yang membentuk kelompok yang mendirikan sebuah usaha dari hasil keterampilan tersebut dan hasilnya dapat diperoleh untuk peningkatan kesejahteraan anggota kelompok usaha tersebut.

Pada program kelompok usaha mandiri , warga belajar yang mengikuti program ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan, penigkatan taraf hidup masyarakat. Kelompok usaha mandiri tersebut dilakukan dengan muatan-muatan local dan mengunakan bahan-bahan yang tersedia di wilayah sekitar, dalam pelaksanaan kelompok usaha mandiri masih pada tahap kegiatan secara bersama belum sampai pada kemandirian untuk usaha, dan warga belajarpun masih sulit untuk membagi waktu sehingga kadang kala untuk kegaiatan kelompok usaha mandiri ini dilaksanakan hanya sekedar dilaksanakan masyarakat tidak mengaplikasikan kegiatan yang di peroleh untuk diterapkan secara mandiri.

Pusat kegiatan belajar masyarakat (PKBM) sebagai wadah pembelajaran masyarakat yang tumbuh dan berkembang dari, oleh dan untuk masyarakat. Sangat potensial sebagai media untuk mengatasi permasalahan di atas karena salah satu tugas PKBM adalah memberikan layanan kepada masyarakat, salah satu layanan tersebut adalah pelaksanaan kegiatan kelompok usaha mandiri yang dilakukan oleh PKBM Bina Cipta Ujungberung Bandung. sebagai suatu hal yang memiliki pusat perhatian dalam membantu masyarakat Pemberdayaan masyarakat


(11)

3

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terjadi pada berbagai tingkatan umur untuk tumbuh dan berkembang melalui berbagai fasilitasi dan dukungan agar mereka mampu memutuskan, merencanakan dan mengambil tindakan untuk mengelola dan mengembangkan lingkungan fisiknya serta kesejahteraan sosialnya. Proses ini berlangsung dengan dukungan

collective action dan networking yang dikembangkan masyarakat.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan maka peneliti mengidentifikasi permasalahan tersebut yaitu .

1. Tingkat ekonomi masyarakat sangat rendah sehingga warga belajar lebih mementingkan mencari penghasilan tambahan daripada mengikuti program kelompok usaha mandiri.

2. Cara pandang masyarakat tentang budaya baca yang dilakukan oleh kelompok usaha mandiri masih kurang, hal ini terbukti kelompok usaha mandiri lebih banyak di berikan kiasan/contoh dari pigur seseorang, daripada membaca langsung biografi yang bersangkutan.

3. Rendahnya kompetensi pengelola & pendidik.

4. Kurangnya binaan dari Penilik PLS pada program keaksaraan Usaha Mandiri 5. Upaya menjalin kemitraan dan kerjasama masih sangat rendah dalam

mengembangkan hasil dari kelompok usaha mandiri

C. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh hasil dari program kelompok usaha mandiri dalam melestarikan keberaksaraan melalui budaya baca. Secara khusus tujuan penelitian dapat di rumuskan sebagai berikut 1. Memperoleh gambaran kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh PKBM

Bina Cipta Ujungberung pada program kelompok usaha mandiri

2. Memperoleh data bagaimana pengelolaan program kelompok usaha mandiri yang dilakukan oleh PKBM Bina Cipta Ujungberung.


(12)

4

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Memperoleh data factor pendukung dan penghambat apa saja yang dihadapi PKBM Bina Cipta Ujungberung dalam menyelenggarakan program kelompok usaha mandiri

D. Metode Penelitian

Dalam upaya menemukan fakta dan data secara ilmiah peneliti menggunakan metode studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif, yaitu suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat dalam mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (M. Natsir, Ph. D, 1999:63). Sedangkan menurut Nurul Zuriah (2006:47 ) penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

Sedangkan teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi, yaitu studi metode yang disengaja dan sistematis tentang fenomena social dan gejala-gejala alam dengan mengamati dan pencatatan (Kartini Kartono, 1990:157).

2. Wawancara, dimana dalam teknik ini menghendaki adanya komunikasi langsung antara peneliti dengan subjek peneliti atau sample. Wawancara adalah suatu percakapan, tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih yang duduk berhadapan secara fisik dan diarahkan pada suatu masalah tertentu (Kartini Kartono, 1990:187). Wawancara ini digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan yang dapat menunjang terhadap permasalahan yang diteliti.

3. Studi Dokumentasi, Menurut Suharsimi Arikunto (1998: 236), studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, transkip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger,


(13)

5

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

agenda, dan sebagainya. Studi dokumentasi, digunakan untuk memperoleh sejumlah data dan informasi berkenaan dengan gambaran benda-benda yang dijadikan acuan, alat atau fasilitas proses pelaksanaan program.

4. Studi Kepustakaan adalah suatu teknik untuk mendapatkan data teoritis guna memperoleh pendapat para ahli dan teorinya melalui sumber bacaan (Bohar Suharto, 1987:224). Teknik ini dilakukan dengan jalan mempelajari, membaca berbagai sumber literatur guna memperoleh konsep dan teori yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti yang dapat dijadikan landasan pemikiran dalam penulisan ini.

E.Manfaat penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan mempunyai dua manfaat yaitu manfaan secara praktis, dan manfaan secara teoritis. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi:

1. Pengelola, program studi pendidikan luar sekolah dalam rangka mengembangkan program kelompok usaha mandiri

2. Lembaga pendidikan, khususnya bagi PKBM maupun smua lembaga yang menyenggarakan program kelompok usaha mandiri secara berkelanjutan

Adapun secara teoritis manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian dan informasi tentang program kelompok usaha mandiri

2. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka mengembangkan program kelompok usaha mandiri di daerah Ujungberung khususnya dan jawa barat umumnya.

3. Menambah wawasan bagi akademisi, praktisi, dan mahasisawa dalam pengkajian program kelompok usaha mandiri

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam pembahasan dan penyusunan selanjutnya , maka penulis memberikan gambaran umum tentang isi dan materi yang akan di bahas yaitu sebagai berikut :


(14)

6

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bab 1 Pendahuluan , merupakan uraian tentang Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembahasan dan Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian ,Definisi Operasional, kerangka berpikir dan sistematika penulisan.

Bab II Tinjauan Teoritis, merupakan landasan teori dan gambaran umum mengenai dasar penelitian atau teori yang melandasi penelitian.

Bab III Metodologi Penelitian, yang didalamnya mengulas mengenai pendekatan dan metode penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, penyusunan alat pengumpul data dan teknik analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab V Kesimpulan dan Rekomendasi


(15)

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian

Lokasi Penelitian berdasarkan hasil data dari aparat desa, Pusat Kegiatan Belajar Masyarat PKBM Bina Cipta Ujungberung berada tepat di Kelurahan Cigending. Adapun kondisi geografisnya dataran tinggi dengan mata pencaharian penduduk berdagang, wirausaha , karyawan swasta dan bahkan banyak juga penganguran.

Luas Wilayah Kelurahan Cigending 92,585 ha (Lampiran peta wilayah) dengan batas-batas wilayah :

a. Bagian Selatan : Kelurahan Pakemitan Kecamatan Cinambo b. Bagian Utara : Desa Pasir Endah Kecamatan Cilengkrang c. Bagian Timur : Kelurahan Pasir Wangi Kecamatan Ujungberung d. Bagian Barat : Kelurahan Pasir Endah Kecamatan Ujungberung

Penelitian difokuskan di Pusat Kelompok Belajar Masyarakat (PKBM) Bina Cipta Ujungberung yang berada di wilayah Andir Kaler Rt.03 Rw.06 Kelurahan Cigending Kecamatan Ujungberung Kota Bandung.

B. Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, tujuannya adalah mencoba menggambarkan situasi dan kondisi yang ada dan tengah berlangsung saat ini. Karena itu, penggunaan metode penelitian deskriptif lebih tepat dipakai untuk menjawab permasalahan dalam penelitian ini. Sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Moh. Ali (1995 : 120) bahwa :

Metode penelitian deskriptif dipergunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi dan analisis/ pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran tentang suatu keadaan secara objektif dalam suatu deskripsi situasi.


(16)

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian adalah cara-cara berfikir dan berbuat yang dipersiapkan dengan baik untuk mengadakan penelitian dan untuk mencapai suatu tujuan penelitian ( Kartini Kartono, 1990:20 ). Berdasarkan kecenderungan data yang didapat dari studi penjajagan ke lapangan dan kesesuaian dengan tujuan penelitian, maka pendekatan yang diambil oleh penulis adalah pendekatan kualitatif dengan metode yang tepat digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi deskriptif.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Karena pada hakikatnya ingin memahami dan

mengungkapkan secara mendalam atau dengan kata lain “memotret” bagaimana

proses program kelompok usaha mandiri dalam melestarikan keberaksaraan melalui budaya baca di PKBM Bina Cipta Ujungberung.

Menurut M. Iqbal Hasan ( 2002:22 ) dalam (hermanto blog):

Deskriptif artinya melukiskan variable demi variable, satu demi satu. Metode deskriptif bertujuan untuk :

(a) Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada,

(b) Mengidentifikasi masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku,

(c) Membuat perbandingan atau evaluasi,

(d) Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang.

Metode deskriptif pada hakekatnya adalah mencari teori bukan menguji teori. Metode ini menitikberatkan pada observasi dan suasana alamiah. Peneliti bertindak sebagai pengamat. Ia hanya membuat kategori pelaku, mengamati gejala, dan mencatatnya dalam buku observasi.

Sedangkan menurut Arikunto ( 1992:104 ) penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan untuk memberikan gejala-gejala, fakta-fakta, atau


(17)

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat, mengenai sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati. Sementara itu menurut Kirk dan miller, penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan terhadap manusia dalam kawasanya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan peristiwanya.

Adapun cirri atau karakteristik penelitian kualitatif menurut Biklen(1982 ) Lincoln dan Guba ( 1985 ) dalam Nana Sudjana adalah sebagai berikut : lingkungan alamiah sebagai sumber data langsung, manusia merupakan alat (instrument) utama pengumpul data, analisis data dilakukan secara induktif, penelitian bersifat deskriptif-anasis, tekanan penelitian berada pada proses, pembatasan penelitian berdasarkan fokus, perencanaan bersifat lentur dan terbuka, hasil penelitian merupakan kesepakatan bersama, pembentukan teori berasal dari dasar, pendekatan penelitian menggunakan metode kualitatif, teknik sampling cenderung purposive, penelitian bersifat menyeluruh (holistis), makna sebagai perhatian utama penelitian.

Berdasarkan cirri-ciri tersebut diatas peneliti dapat berkomunikasi secara langsung dengan subjek yang diteliti serta dapat mengamati mereka sejak awal sampai akhir proses penelitian. Fakta atau data itulah yang nantinya diberi makna sesuai dengan teori-teori yang terkait dengan fokus masalah yang diteliti.

C. Subjek Penelitian

Untuk menentukan subjek penelitian memang tidaklah mudah. Diperlukan pencarian yang matang terlebih dahulu untuk menentukan subjek penelitian tersebut. Tanpa subjek penelitian, penelitian tidak akan mungkin dilakukan karena subjek penelitian merupakan salah satu komponen utama yang mempunyai


(18)

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kedudukan yang sangat penting dalam suatu penelitian. Selain itu, dalam subjek penelitian juga terdapat variabel-variabel yang menjadi kajian untuk diteliti.

Arikunto (1992: 102) menyatakan pendapatnya tentang subjek penelitian, yaitu bahwa:

Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang, dan tempat dimana data yang dipermasalahkan melekat, selanjutnya dijelaskan perbedaan antara responden penelitian dan sumber data responden penelitian adalah orang yang dapat merespon, memberikan informasi tentang data penelitian. (yakin-fokus-dan-kreatif-475427.html

Sumber data adalah bagian dari subjek penelitian yang merupakan bagian pelengkap dari suatu penelitian. Sumber data adalah benda, hal, atau orang dan tempat dimana peneliti, mengamati, membaca, atau bertanya tentang data.

Sumber data yang dipilih juga dapat mempertimbangkan beberapa persyaratan, sebagai mana yang dijelaskan pada (hhtp : yakin-fokus-dan-kreatif-475427.html), kriteria yang perlu dipertimbangkan didalam menentukan sumber data penelitian kualitatif , yaitu: (1) Subjek sudah cukup lama dan intensif, yaitu menyatu didalam kegiatan yang menjadi bidang penelitian, (2) subjek masih aktif atau terlibat penuh didalam kegiatan atau bidang tersebut, (3) subjek memiliki waktu yang cukup untuk dimintai informasi, (4) subjek didalam member informasi tidak cenderung atau dikemas terlebih dahulu, (5) objek masih asing bagi peneliti sehingga lebih tertantang untuk belajar banyak tentang objek tertentu.(hhtp : yakin-fokus-dan-kreatif-475427.html)

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah ketua PKBM Bina Cipta Ujungberung, pengelola PKBM Bina Cipta Ujungberung, dan warga belajar program kelompok usaha mandiri dalam melestarikan keberaksaraan melaui budaya baca di PKBM Bina Cipta Ujungberung Kota Bandung. Yang terdiri atas 1 orang ketua PKBM Bina Cipta Ujungberung, 2 orang pengelola PKBM Bina Cipta Ujungberung, dan 10 orang warga belajar program kelompok usaha mandiri dalam melestarikan keberaksaraan melaui budaya baca.


(19)

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu D. Teknik dan Instrument Penelitian

Intrumen penelitian atau alat pengumpul data/informasi dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, artinya sebagai alat untuk merekam informasi selama berlangsungnya penelitian, sebagaimana diungkapkan oleh S.Nasution (1992) bahwa peneliti adalah “key instrument” yaitu peneliti sendiri yang bertindak sebagai pengamat. Peneliti langsung terjun ke lapangan untuk mengumpulkan data/informasi yang diperlukan.

Dengan demikian, alat-alat yang dipaparkan di bawah ini merupakan pelengkap. Keputusan penggunaan instrumen pelengkap ini, didasarkan pada pendekatan, metode penelitian dan jenis data yang diperlukan.

Ada empat teknik pengumpul data yang dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu, teknik observasi, teknik wawancara, teknik studi dokumentasi, dan studi kepustakaan.

a. Observasi

Nasution (1992:58) berpendapat bahwa “dalam tiap pengamatan harus selalu dikaitkan pada dua hal, yakni informasi (misalnya apa yang terjadi) dan konteks (hal-hal yang berkaitan di sekitarnya)”. Informasi yang dilepas dari konteknya akan kehilangan makna. Jadi sesuatu hanya diperoleh dalam kaitan informasi dan konteknya.

Sedangkan menurut Kartini kartono (1990:157) observasi adalah studi yang disengaja dan sistematis tentang fenomena dari gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan.

Alasan penggunaan observasi ialah untuk mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, kebiasaan dan memungkinkan pembentukan pengetahuan, baik bagi peneliti maupun pihak yang menjadi subyek penelitian.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, S. Nasution (1988:73) mengungkapkan bahwa : Tujuan wawancara ialah untuk mengetahui apa yang terkandung dalam pikiran dan hati orang lain, bagaimana pandangannya tentang hal-hal yang tidak dapat diketahui melalui observasi. Dalam setiap kali


(20)

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

melaksanakan wawancara harus senantiasa diutarakan tujuan peneliti berwawancara dengan responden serta keterangan apa yang diperlukan darinya.

Ada tiga macam pendekatan yang dapat dilakukan dalam melakukan wawancara yaitu :

1) bentuk percakapan informal, yang mengandung unsur spontanitas, kesantaian. tanpa pola atau arah yang ditentukan sebelumnya.

2) menggunakan lembaran berisi garis-garis besar pokok-pokok, topik atau masalah yang dijadikan pegangan dalam pembicaraan.

3) menggunakan daftar pertanyaan yang lebih terinci, namun bersifat terbuka yang telah dipersiapkan terlbih dahulu dan akan diajukan menurut urutan dan rumusan yang tercantum.

Pada pelaksaaan penelitian yang penulis lakukan, ketiga pendekatan tersebut dilaksanakan dengan mempertimbangkan situasi yang berkembang serta persoalan yang diperbicangkan.

Lexy J. Moleong (2002:138) menjelaskan bahwa : “pada dasarnya wawancara dapat dilakukan dalam dua bentuk yaitu a) wawancara terstruktur; dan

2) wawancara tak berstruktur”. Dalam wawancara berstruktur peneliti menetapkan

sendiri masalah dan pertanyaan-pertanyaaan yang diajukan dengan tujuan untuk menjawab fokus penelitian, sedangkan wawancara tak berstruktur muncul apabila jawaban berkembang di luar pertanyaan-pertanyaan penelitian namun tidak keluar dari permasalahan penelitian. (yakin-fokus-dan-kreatif-475427.html)

c. Studi Dokumentasi

Menurut Suharsimi Subino (1984: 18), studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan-catatan, transkip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.

studi dokumentasi, digunakan untuk memperoleh sejumlah data dan informasi berkenaan dengan gambaran benda-benda yang dijadikan acuan, alat atau fasilitas proses pelaksanaan program. Teknik ini, banyak berkaitan dengan upaya memperoleh data, mengapa dokumen itu dibuat, latar belakang apa dokumen itu dibuat, dan bagaimana peran dokumen itu bagi proses pelaksanaan program. Substansi yang dijadikan bahan kajian dari setiap dokumen,


(21)

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berkaitan dengan bentuk dan rumusan kebijakan yang menyangkut fungsi, peranan, rincian tugas, wewenang, tanggung jawab, sistem dan organisasi penyelenggaraan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis serta hasil-hasil penelitian yang relevan.

d. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan dilakukan untuk menyempurnakan penelitian. Studi ini dimaksud untuk memperkuat kebenaran hasil penelitian dengan menambahkan data atau bahan yang bersumber dari perpustakaan.

Sebagaimana yang telah diungkap oleh Subino (1982 : 28) studi kepustakaan atau literatur dimaksudkan untuk mendapatkan teori-teori, konsep-konsep, sebagai bahan pertimbangan penguat atau penolakan terhadap temuan hasil penelitian, dan untuk mengambil beberapa kesimpulan, literatur buku-buku yang dikaji dalam studi kepustakaan yang berkaitan langsung dengan permasalahan penelitian

E. Langkah-Langkah Pengumpulan Data

1. Persiapan

Tahap ini merupakan tahap awal dalam melakukan penelitian. Dalam tahap ini, peneliti pertama-tama melakukan survey awal kelapangan untuk menentukan atau mengidentifikasi masalah yang terjadi di lapangan yang sekiranya bias dijadikan masalah penelitian. Kemudian peneliti melakukan kegiatan penyusunan rancangan penelitian yang biasa disebut proposal penelitian yang kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing untuk disetujui. Kegiatan selanjutnya yaitu peneliti melakukan perumusan perizinan pada pihak-pihak yang berwenang.

Selanjutnya peneliti menjajaki keadaan lapangan serta menyiapkan perlengkapan penelitian.

2. Pelaksanaan

Tahap ini merupakan kegiatan penggalian informasi data secara mendalam dengan mengenal lebih dekat kepada subjek penelitian, mengadakan pengamatan permulaan terhadap lingkungan subjek penelitian, kegiatan-kegiatan dan interaksi


(22)

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

antara sumber belajar dan warga belajar serta pengelola program, kemudian diadakan kegiatan partisipatif bersama subjek penelitian dengan melakukan wawancara baik dengan warga belajar, sumber belajar maupun pengelola program.

Pada tahap ini merupakan kegiatan utama dalam pengumpulan data dan melakukan analisis data terhadap hasil pengumpulan data tersebut.

3. Pelaporan

Dalam tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut : a. Triangulasi

Yakni pengecekan, pemeriksaan dari data yang telah diperoleh di lapangan terutama untuk memperoleh keabsahan data. Hal ini sesuai dengan pendapat

yang dikemukakan oleh Moleong “merupakan tahap keabsahan data yang diperoleh memanfaatkan sesuatu yang lain untuk keperluan pengecekan atau pembanding dengan data lain“. Dalam tahap ini dilakukan kegiatan membandingkan hasil observasi dengan hasil wawancara dan membandingkan hasil wawancara sumber belajar dengan warga belajar

b. Pembuatan Laporan

Setelah kegiatan triangulasi, kemudian pada tahap ini dilakukan penyusunan laporan hasil pengumpulan data. Kegiatan selanjutnya yang dilakukan yaitu mengadakan laporan yang telah disusun.

F. Analisis Data

Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan dalam sugiono (2008:244) menyatakan bahwa analisi data adalah proses mencari dan meyususun data yang diperoleh dari hasul wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat di informasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.


(23)

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Selanjutnya menurut sugiono (2008:245) analisi data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan selesai dilapangan.

Adapun proses analisi menurut Sugiono (2008:245)data mencakup : 1. Analisis sebelum dilapangan

Analisis data yang dilakukan oleh peneliti dilakukan sebelum memasuki lapangan dengan melihat data-data yang dimiliki oleh pengelola kegitan yaitu Rumah Belajar dan data pendukung dari pihak pemerintahan setempat, dan akan terus berkembang setelah peneliti masuk pada penelitian dilapangan.

2. Analisis data dilapangan model Miles and Huberman

Miles and Huberman dalam sugiono (2008:246), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanta sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu Data Reduction, Data Display, dan Conclusion Drawing/Verification.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Data Display (Penyajian Data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, Flowchart dan sejenisnya, dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi. Dalam penyajian data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan mendeskrifsikan hadil penelitian, yang didukung oleh pernyataan Miles and Huberman dalam Sugiono (2008:249) menyatkan yang paling sering digunakan untuk penyajian data penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.


(24)

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu c. Conclusion Drawing/Verification.

Lamgkah ketiga dalam analisi data menurut Miles and Huberman adalah

penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang

dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Kesimpulan dalam penelitian kaulitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripfi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dan dapat berupa hubungan kausal atau interaktfi, hipotesis atau teori.

Dalam hal tersebut peneliti dapat menyimpulkan penelitian untuk menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.

G.Definisi Operasional

Terdapat beberapa istilah dalam penelitian ini yang perlu di jelaskan agar tidak terjadi kesalahan pemaknaan tentang hal-hal yang dimaksudkan yaitu : 1. Kelompok usaha mandiri

2. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat terkait erat dengan faktor internal dan eksternal. Tanpa mengecilkan arti dan peranan salah satu faktor, sebenarnya kedua faktor tersebut saling berkontribusi dan mempengaruhi secara sinergis dan dinamis. Meskipun dari beberapa contoh kasus yang disebutkan sebelumnya faktor internal sangat penting sebagai salah satu wujud self-organizing dari masyarakat namun kita juga perlu memberikan perhatian pada faktor eksternalnya.


(25)

75 Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripisi data hasil penelitian di bab sebelumnya, maka dari itu ada beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh PKBM Bina Cipta Ujungberung

Program kelompok usaha mandiri dilaksanakan dengan langkah-langkah pemberdayaan yang didalamnya mencakup upaya terarah baik itu program dan keinginannya sesuai dengan penerima manfaat , pendekatan kelompok dapat memecahkan masalah responden serta mekanisme yang terkait dengan pendekatan pemberdayaan melalui penajaman sarana, kepercayaan masyarakat dan kemampuan masyarakat dapat merubah paradigma warga belajar.

2. Pengelolaan program kelompok usaha mandiri dalam usaha pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PKBM Bina Cipta Ujungberung

Pada dasarnya secara garis besar tidak jauh berbeda dengan pengelolaan pengelolaan program lainnya. Yaitu terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pembinaan, evaluasi dan pengembangan. Masih banyak yang harus diperbaiki dalam pengelolaan program kelompok usaha mandiri yang telah dilaksanakan terutama agar tujuan utamanya tercapai yaitu melestarikan keberaksaraan warga belajar. Untuk saat ini, program kelompok usaha mandiri yang dilaksnakan memang belum sampai pada salah satu tujuan utamanya yaitu menjadikan membaca sebagai budaya dalam masyarakat. Ini tidak terlepas dari peranan lembaga dan masyarakat dalam melaksanakan KUM tersebut. Hal tersebut tidak dapat dilakukan dalam waktu yang sangat singkat.


(26)

76

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi PKBM Bina Cipta Ujungberung dalam menyelenggarakan program kelompok usaha mandiri dalam upaya pemberdayaan masyarakat .

Sesuai pada bab sebelumnya bahwa pendukung dari kegiatan program kelompok usaha mandiri yaitu diantaranya adalah (1) kewenangan dan Kebijakan Dinas Pendidikan nonformal dalam peningkatan program kelompok usaha mandiri (2) komitmen bersama untuk melestarikan aksarawan melalui budaya baca (3) ketersediaan dukungan anggaran yang dikeluarkan untuk program kelompok usaha mandiri baik dari APBN, APBN maupun instansi lain.

Adapun yang menjadi faktor penghambat nya diantaranya yaitu (1) masih kurangnya kesepahaman pengelola program tentang kelompok usaha mandiri (2) kurangnya sarana prasarana khususnya bahan bacaan yang terkait dengan kewirausahaan (3) belum terjalinnya kemitraan yang luas (4) masih kurangnya pembinaan terhadap semua unsure yang terlibat baik pengelola maupun sasaran program kelompok usaha mandiri.

B. Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang ingin disampaikan penulis pada pelaksanaan program ini yang ditujukan kepada:

1. Warga Belajar

b. Warga belajar harus lebih dapat memanfaatkan waktu luanganya untuk selalu belajar dan berlatih meningkatkan kemampuan

c. Warga belajar senantiasa mempunyai kepercayaan diri untuk dapat terus belajar dan menambah ilmu pengetahuan;

d. Manfaatkan sumber-sumber yang dapat dijadikan sebagai bahan belajar baik di rumah maupun di lingkungan masyarakat.

2. Pengelola

a. Diperlukan tindak lanjut program kewirausahaan dan keaksaraan sebagai pelestarian keberaksaraan warga;

b. Pelaksanaan monitoring dilakukan sesering mungkin sehingga akan lebih terkontrol;


(27)

77

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Adanya bimbingan khusus yang terus menerus kepada tim pelaksana sehingga dapat bersama-sama mengembangkan pola-pola pembelajaran yang lebih baik;

d. Lebih banyak lagi menjalin kemitraan agar warga belajar dan pengelola bisa sama-sama belajar dari berbagai sumber.


(28)

Santi Susilawati, 2013

Program Kelompok Usaha Mandiri Dalam Pemberdayaan Masyarakat Di PKBM Bina Cipta Agung Berung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Arif,Z. (1994).Andragogi.Bandung:Angkasa

Basrowi dan Suwandi.(2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta

Moleong (2007).Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Nasution,S. (2003). Metode penelitian naturalistic Kualitatif.Bandung : Tarsito _________ (2004).Manajemen Program Pendidikan (Untuk Pendidikan Non

Formal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia).Bandung : Falah Production.

_________ (2000).Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan,

Falsafah, teori pendukung, Asas.Bandung : Falah Production.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif.

Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Hamidjojo. Santoso. S (1974). Beberapa Catatan Tentang Partisipasi

Masyarakat. Jakarta : Depdikbud


(1)

Selanjutnya menurut sugiono (2008:245) analisi data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan, dan selesai dilapangan.

Adapun proses analisi menurut Sugiono (2008:245)data mencakup : 1. Analisis sebelum dilapangan

Analisis data yang dilakukan oleh peneliti dilakukan sebelum memasuki lapangan dengan melihat data-data yang dimiliki oleh pengelola kegitan yaitu Rumah Belajar dan data pendukung dari pihak pemerintahan setempat, dan akan terus berkembang setelah peneliti masuk pada penelitian dilapangan. 2. Analisis data dilapangan model Miles and Huberman

Miles and Huberman dalam sugiono (2008:246), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanta sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu Data Reduction, Data Display, dan

Conclusion Drawing/Verification.

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Data Display (Penyajian Data)

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, Flowchart dan sejenisnya, dengan mendisplay data, maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi. Dalam penyajian data yang digunakan oleh peneliti adalah dengan mendeskrifsikan hadil penelitian, yang didukung oleh pernyataan Miles and Huberman dalam Sugiono (2008:249) menyatkan yang paling sering digunakan untuk penyajian data penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif.


(2)

c. Conclusion Drawing/Verification.

Lamgkah ketiga dalam analisi data menurut Miles and Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Kesimpulan dalam penelitian kaulitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripfi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dan dapat berupa hubungan kausal atau interaktfi, hipotesis atau teori.

Dalam hal tersebut peneliti dapat menyimpulkan penelitian untuk menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.

G.Definisi Operasional

Terdapat beberapa istilah dalam penelitian ini yang perlu di jelaskan agar tidak terjadi kesalahan pemaknaan tentang hal-hal yang dimaksudkan yaitu : 1. Kelompok usaha mandiri

2. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat terkait erat dengan faktor internal dan eksternal. Tanpa mengecilkan arti dan peranan salah satu faktor, sebenarnya kedua faktor tersebut saling berkontribusi dan mempengaruhi secara sinergis dan dinamis. Meskipun dari beberapa contoh kasus yang disebutkan sebelumnya faktor internal sangat penting sebagai salah satu wujud self-organizing dari masyarakat namun kita juga perlu memberikan perhatian pada faktor eksternalnya.


(3)

75

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan deskripisi data hasil penelitian di bab sebelumnya, maka dari itu ada beberapa hal yang dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh PKBM Bina Cipta Ujungberung

Program kelompok usaha mandiri dilaksanakan dengan langkah-langkah pemberdayaan yang didalamnya mencakup upaya terarah baik itu program dan keinginannya sesuai dengan penerima manfaat , pendekatan kelompok dapat memecahkan masalah responden serta mekanisme yang terkait dengan pendekatan pemberdayaan melalui penajaman sarana, kepercayaan masyarakat dan kemampuan masyarakat dapat merubah paradigma warga belajar.

2. Pengelolaan program kelompok usaha mandiri dalam usaha pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh PKBM Bina Cipta Ujungberung

Pada dasarnya secara garis besar tidak jauh berbeda dengan pengelolaan pengelolaan program lainnya. Yaitu terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pembinaan, evaluasi dan pengembangan. Masih banyak yang harus diperbaiki dalam pengelolaan program kelompok usaha mandiri yang telah dilaksanakan terutama agar tujuan utamanya tercapai yaitu melestarikan keberaksaraan warga belajar. Untuk saat ini, program kelompok usaha mandiri yang dilaksnakan memang belum sampai pada salah satu tujuan utamanya yaitu menjadikan membaca sebagai budaya dalam masyarakat. Ini tidak terlepas dari peranan lembaga dan masyarakat dalam melaksanakan KUM tersebut. Hal tersebut tidak dapat dilakukan dalam waktu yang sangat singkat.


(4)

76

3. Faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi PKBM Bina Cipta Ujungberung dalam menyelenggarakan program kelompok usaha mandiri dalam upaya pemberdayaan masyarakat .

Sesuai pada bab sebelumnya bahwa pendukung dari kegiatan program kelompok usaha mandiri yaitu diantaranya adalah (1) kewenangan dan Kebijakan Dinas Pendidikan nonformal dalam peningkatan program kelompok usaha mandiri (2) komitmen bersama untuk melestarikan aksarawan melalui budaya baca (3) ketersediaan dukungan anggaran yang dikeluarkan untuk program kelompok usaha mandiri baik dari APBN, APBN maupun instansi lain.

Adapun yang menjadi faktor penghambat nya diantaranya yaitu (1) masih kurangnya kesepahaman pengelola program tentang kelompok usaha mandiri (2) kurangnya sarana prasarana khususnya bahan bacaan yang terkait dengan kewirausahaan (3) belum terjalinnya kemitraan yang luas (4) masih kurangnya pembinaan terhadap semua unsure yang terlibat baik pengelola maupun sasaran program kelompok usaha mandiri.

B. Rekomendasi

Beberapa rekomendasi yang ingin disampaikan penulis pada pelaksanaan program ini yang ditujukan kepada:

1. Warga Belajar

b. Warga belajar harus lebih dapat memanfaatkan waktu luanganya untuk selalu belajar dan berlatih meningkatkan kemampuan

c. Warga belajar senantiasa mempunyai kepercayaan diri untuk dapat terus belajar dan menambah ilmu pengetahuan;

d. Manfaatkan sumber-sumber yang dapat dijadikan sebagai bahan belajar baik di rumah maupun di lingkungan masyarakat.

2. Pengelola

a. Diperlukan tindak lanjut program kewirausahaan dan keaksaraan sebagai pelestarian keberaksaraan warga;


(5)

77

c. Adanya bimbingan khusus yang terus menerus kepada tim pelaksana sehingga dapat bersama-sama mengembangkan pola-pola pembelajaran yang lebih baik;

d. Lebih banyak lagi menjalin kemitraan agar warga belajar dan pengelola bisa sama-sama belajar dari berbagai sumber.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Arif,Z. (1994).Andragogi.Bandung:Angkasa

Basrowi dan Suwandi.(2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta : Rineka Cipta

Moleong (2007).Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Remaja Rosdakarya Nasution,S. (2003). Metode penelitian naturalistic Kualitatif.Bandung : Tarsito _________ (2004).Manajemen Program Pendidikan (Untuk Pendidikan Non Formal dan Pengembangan Sumber Daya Manusia).Bandung : Falah Production. _________ (2000).Pendidikan Luar Sekolah, Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah, teori pendukung, Asas.Bandung : Falah Production.

Sugiyono, (2011). Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif. Kualitatif, dan R&D. Bandung : Alfabeta

Hamidjojo. Santoso. S (1974). Beberapa Catatan Tentang Partisipasi Masyarakat. Jakarta : Depdikbud