PERAN IBU DALAM PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ANAK KELUARGA NELAYAN Peran Ibu dalam Pembentukan Kemandirian Anak Keluarga Nelayan.

PERAN IBU DALAM PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ANAK
KELUARGA NELAYAN

NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan Oleh :
RISKI SEPTIFANI
F 100 110 032

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

PERAN IBU DALAM PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ANAK
KELUARGA NELAYAN

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi
Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana ( S-1 ) Psikologi

Diajukan Oleh :
RISKI SEPTIFANI
F 100 110 032

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015

ii

PERAN IBU DALAM PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ANAK
KELUARGA NELAYAN

Yang diajukan oleh :
RISKI SEPTIFANI
F 100 110 032

Telah disetujui untuk dipertahankan

di depan Dewan Penguji

Telah disetujui oleh :
Pembimbing

Dr. Moordiningsih, M.Si., Psi

Surakarta, 5 November 2015

iii

PERAN IBU DALAM PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ANAK
KELUARGA NELAYAN

Yang Diajukan Oleh :
RISKI SEPTIFANI
F 100 110 032

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Pada 23 November 2015

dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Penguji Utama
Dr. Moordiningsih, M.Si., Psi.

_________________

Penguji Pendamping I
Wisnu Sri Hertinjung, S.Psi., M.Si.

_________________

Penguji Pendamping II
Dr. Eny Purwandari, M.Si., Psi.

_________________

Surakarta, 23 November 2015
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Fakultas Psikologi
Dekan,


Taufik Kasturi, M.Si., Ph.D

iv

ABSTRAKSI
PERAN IBU DALAM PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ANAK
KELUARGA NELAYAN

Riski Septifani
Moordiningsih
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Peran ibu dalam pembentukan kemandirian anak keluarga nelayan adalah
tugas, kewajiban, serta tanggung jawab sebagai seorang ibu untuk membantu anak
dalam proses pembentukan kemandiriannya berupa mencapai, mengatasi, serta
bertindak dalam melakukan pekerjaan sendiri tanpa bantuan atau dorongan orang
lain. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan peran ibu
dalam pembentukan kemandirian anak keluarga nelayan. Informan pada penelitian
berjumlah 5 orang diambil dengan cara purposive sampling dengan kriteria : a)

istri dari nelayan jurumudi atau anak buah kapal (ABK), b) baru memiliki satu
anak yang berusia 2 – 6 tahun, c) memiliki tempat tinggal sendiri. Metode
pengambilan data menggunakan wawancara dan behavior checklist. Analisis data
menggunakan matriks dan kategorisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan dalam
proses pembentukan kemandirian anak peran ibu diawali dengan pemahamannya
tentang kemandirian anak, kemudian dilanjutnya dengan ibu mulai
mempersiapkan kemandirian anak di mulai dari umur, kemampuan anak, serta
masa penyapihan. Selanjutnya diikuti dengan bentuk kemandirian anak pada
masing-masing keluarga nelayan memiliki kemandirian yang berbeda yaitu lebih
tinggi pada anak dari anak buah kapal (ABK). Adapun peran ibu dalam
pembentukan kemandirian anak yaitu sebagai pendidik dan pengajar, monitoring,
serta fasilitator. Namun, terdapat faktor yang berbeda antara ibu jurumudi dan ibu
anak buah kapal (ABK) yang mempengaruhi peran ibu dalam pembentukan
kemandirian anak yaitu faktor ekonomi berpengaruh terhadap peran ibu anak buah
kapal (ABK) sedangkan faktor masa penyapihan berpengaruh terhadap peran ibu.

Kata kunci : peran ibu, kemandirian anak, keluarga nelayan

v


ABSTRACT
THE INVOLVEMENT OF MOTHER TO BUILD INDEPENDENT OF
CHILDREN ON FISHERMAN FAMILY
Riski Septifani
Moordiningsih
Faculty of Psychology
Muhammadiyah University of Surakarta
The involvement of mother to build independent of children on fisherman family
is a task, a must and a responsibility as a mother to help the process of her
children to be independent. Such as some activities to make children gains,
resolves, also do some work by himself. The aim of this research is to know and
to describe mother’s involvement to build independent of children in fisherman
family. The subject of this research are 5 peoples who taken by purposive
sampling with the characteristics: a) wife from fisherman’s captain or common
fisherman, b) has one child with the rate of age is about 2-6 years old, c) has their
own house. This research is using interview and behavior checklist methode to
collect data. Writers uses matrix and categorization to analyze data. The result of
this research shows that on the process to build independent of children, on the
begining, mother is learning about the independent of child, then mother prepare
her children independences from age, children ability, weaning, then the

differences of independences form. There is a difference about the form of
independences. Independences of common fisherman children is higher than
another. Then mother involvement are also as a teacher, do monitoring, and as a
facilitator. But, there are some different factors among wife of fisherman’s captain
and wife of common fisherman that influence the process to build children
independences, they are economics factor that influence wife of common
fisherman and weaning factor that influence on wife of fisherman’s captain in the
process to build children independences.
Keyword: mother involvement, independent of children, fisherman family

tanggung

PENDAHULUAN

penanaman
Keluarga merupakan bagian

untuk

(Berns, 2004). Selain itu, keluarga


keluarga

dalam

kepada

anak.

mendapatkan

sosialisasi

sebagai lingkungan yang pertama
terdekat,

nilai

utama


Keluarga berfungsi sebagai tempat

microsystem pada lingkungan anak

dan

jawab

sosial,

memikul

vi

mengenai
kepercayaan,

pendidikan/
nilai-nilai
sikap,


pengetahuan, kemampuan dan teknik

seperti diskusi, memasak, mencuci

yang akan bertransmisi ketika muda.

merupakan salah satu kegiatan yang
harus dapat dilakukan secara mandiri

Peran ayah dan ibu dalam
menjalankan pengasuhan anak akan

oleh

memberikan hasil yang lebih baik

menjadi salah satu karakter penting

jika


bersama

yang akan ditanamkan oleh orang tua

(coparenting), yaitu bila orang tua

pada anak dan yakin akan membuat

bersikap

mereka

dilakukan

saling

secara

mendukung

dan

anak.

Karena

bahagia

Kemandirian

(Moordiningsih,

bertindak sebagai satu tim yang

2013) dan merupakan salah satu

bekerja

tujuan

sama,

bertentangan.

bukan

Menurut

saling

dari

pendidikan

karakter

(Basyori, 2006).

penelitian

Dari

Whitebeck dan Gecas (1988; dalam

data

yang

peneliti

proses

temukan pada keluarga nelayan pada

identifikasi terhadap orang tua baru

daerah pantai atau pesisir desa Bebel

dapat berlangsung apabila perilaku

kecamatan

orang tua terhadap anak berkualitas.

sebuah

Artinya

orang

berperan penuh di dalam kehidupan

sikap

yang

Lestari,

2012)

bahwa

tua

menunjukkan

supportif,

rumah

dan

Wonokerto

gambaran

tangga

memiliki

bahwa

nelayan.

ibu

Dapat

menerapkan kontrol yang didasarkan

dikatakan bahwa ibu pengganti ayah

pada alasan dan diskusi anak. Hal

saat ayah pergi untuk melaut. Ibu

tersebut didukung hasil penelitian

sebagai

selanjutnya bahwa dalam kegiatan

mendidik

pengasuhan ibu menghabiskan waktu

keputusan. Karena ayah yang sudah

bersama

dengan

sepenuhnya

melakukan

kegiatan

anak-anak

tulangpunggung
anak,

dalam

pengambil

menyerahkan

segala

pengasuhan

urusan rumah tangga kepada ibu.

seperti diskusi, memasak, mencuci.

Selain itu, anak-anak yang berada di

Sebaliknya ayah dalam keluarga

lingkungan

melibatkan anak-anak dalam proyek

melanjutkan

yang maskulin di sekitar rumah

keterbatasan biaya. Untuk itu banyak

seperti pekerjaan rumah (Hall &

anak-anak yang tidak melanjutkan

Walker, 1995). Kegiatan pengasuhan

sekolah atau putus sekolah di tuntut

7

nelayan

tidak

sekolah

dapat
karena

untuk mencari nafkah dari yang

melibatkan kaum perempuan dan

mencari ikan di tempat pelelangan

sistem pembagian kerja tersebut telah

ikan, sampai ikut para nelayan.

menempatkan

bahwa

kaum

perempuan

Berdasarkan uraian di atas

sebagai “penguasa aktivitas ekonomi

terdapat

pesisir”.

fenomena

serta

Dampak

dari

sistem

pemaparan yang melatarbelakangi

pembagian kerja ini adalah kaum

peneliti untuk melakukan penelitian

perempuan

tentang

dalam

pengambilan keputusan penting di

anak

rumah tangganya (Kusnadi, 2006).

“Peran

pembentukan

ibu

kemandirian

keluarga nelayan”

mendominasi

dalam

Peran wanita dalam perekonomian
rumah tangga nelayan pantai terbukti
relatif besar, berbagai jenis kegiatan

LANDASAN TEORI
Nelayan merupakan unsur

untuk memenuhi kebutuhan rumah

sosial yang sangat penting dalam

tangga dilakukan oleh istri nelayan

struktur

(Salamah,

masyarakat

pesisir.

2005).

Kebudayaan yang mereka miliki

tangga

mewarnai

perempuan,

sosial
secara

karakteristik

perilaku

budaya masyarakat
umum.

pesisir

Salah

nelayan

Dalam

rumah

miskin,

kaum

isteri

nelayan,

mengambil peranan yang strategis

satu

untuk

menjaga

integrasi

rumah

karakteristik yang menjadi ciri-ciri

tangganya. Modernisasi perikanan

sosial budaya masyarakat nelayan

yang berdampak serius terhadap

adalah

proses

sistem pembagian kerja

pemiskinan

telah

berbasis seks (laut menjadi ranah

menempatkan

laki-laki dan darat adalah ranah

sebagai penanggung jawab utama

kaum perempuan (Kusnadi, 2006).

kelangsungan hidup rumah tangga

Kaum perempuan memiliki cukup

nelayan

banyak waktu untuk menyelesaikan

mengurusi

tangung jawab pekerjaan tersebut.

(Nugraheni,

Peran ibu keluarga nelayan.

uraian di atas dapat disimpulkan

Sebagian

besar

kaum

(Kusnadi,

perempuan

2006)

kebutuhan
2012).

serta
anak

Berdasarkan

aktivitas

bahwa Peran ibu dalam keluarga

perekonomian di kawasan pesisir

nelayan adalah sebagai pendukung

8

dalam

membantu

suami

sebuah

bekerja

keluarga

dengan

tingkat

untuk memenuhi kebutuhan rumah

sosial ekonomi yang rendah, mereka

tangga, menjaga integrasi rumah

akan mendapatkan lebih lelah dan

tangga,

jawab

berperilaku lebih keras untuk anak-

kelangsungan hidup rumah tangga,

anak mereka sebagai akibat dari stres

mengurus anak.

yang mereka alami. Sedang pada ibu

penanggung

Faktor

pendukung

yang bekerja (Astuti, 2013) akan

dan

penghambat peran ibu keluarga

mengalami

kesulitan

dalam

nelayan.

memainkan

perannya

dalam

faktor

Syukur (2009) menemukan

keluarga. Ibu yang bekerja membuat

pendukung

mereka

peran

wanita

sepenuhnya

dalam pemberdayaan keluarga, yaitu

memperhatikan

konsep diri serta kepuasan peran

kasih sayang kepada anak.

dalam

upaya

dan

kurang
memberikan

Berdasarkan penjelasan di

pemberdayaan

keluarga.

Selanjutnya,

faktor

atas

pendukung

peran

dalam

pendukung dan penghambat peran

mengatur ekonomi pada keluarga

ibu dalam keluarga nelayan yaitu

nelayan dipengaruhi oleh pendapatan

ekonomi, status dalam pekerjaan,

suami,

serta pendidikan.

curahan

pendidikan,

serta

istri

waktu,
status

tingkat
dalam

dapat

disimpulkan

faktor

Kemandirian anak
Kemandirian

pekerjaan (Nugraheni, 2012).

pengertian

Hasil penelitian Yilmaz dan

dari

mencakup

berbagai

istilah

Muluk (2004) menyatakan bahwa

seperti autonomy, independency, dan

pendapatan rendah atau tinggi dari

self

keluarga memiliki juga berdampak

Kemandirian didefinisikan bersikap

pada perkembangan anak. Dalam

dan berperilaku atas dasar inisiatif

keluarga

dan

dengan

tingkat

sosial

reliance

kemampuan

(Bashori,

sendiri

(Majid,

ekonomi yang rendah, kebutuhan

2011).

dasar tidak dapat memenuhi secara

perilaku yang aktivitasnya diarahkan

umum dan tindakan anak terbatas.

kepada

Karena peluang terbatas ibu dalam

mengharapkan

9

Kemandirian

2006).

diri

merupakan

sendiri,

tidak

pengarahan

dari

orang lain, dan bahkan mencoba

mandiri yaitu : bebas, inisiatif,

memecahkan

atau

percaya

masalahnya

sendiri

menyelesaikan
tanpa

diri,

tanggung

jawab,

ketegasan diri, serta kontrol diri.

minta

Soetjiningsih

bantuan kepada orang lain (Bashori,

(1995),

Selanjutnya berdasarkan

menyebutkan faktor – faktor yang

penelitian yang dilakukan Cunning

mempengaruhi kemandirian menjadi

(Sidharto

2007),

dua, yaitu faktor internal dan faktor

kemampuan untuk mengurus dirinya

eksternal. Faktor internal merupakan

sendiri dapat mendorong anak untuk

faktor yang ada dari diri anak itu

mengerti tentang dirinya sendiri yang

sendiri yang meliputi emosi dan

dapat

kepercayaan

intelektual. faktor eksternal yaitu

dirinya dalam berinteraksi sosial. .

faktor yang datang atau ada di luar

Jika seorang anak tidak mandiri

anak itu sendiri. Faktor ini meliputi

umumnya akan merasa dirinya tidak

lingkungan,

mampu dan tidak berdaya, akibatnya

stimulasi, pola asuh, cinta dan kasih

perasaan tidak berdaya dan tidak

sayang, komunikasi anak dan orang

mampu akan membuat anak sangat

tua, pendidikan orangtua serta status

mudah

pekerjaan ibu.

2006).

&

Izzaty,

meningkatkan

dipengaruhi

oleh

lingkungannya.
Menurut

karakteristik,

sosial,

Pertanyaan penelitian
Erikson

1. Bagaimana

(Berk,

kemandirian

anak

pada keluarga nelayan?

2002) anak pada usia 1-3 tahun

2. Bagaimana

menggunakan keterampilan mental

peran

ibu

dalam

dan motorik barunya, anak-anak

pembentukan kemandirian anak

ingin

keluarga nelayan?

memilih

dan

memutuskan

sendiri. Pada usia 3 – 6 tahun ada

3. Faktor

pendukung

proses peralihan dari otonomi vs rasa

penghambat

malu

pembentukan kemandirian anak

dan

ragu-ragu

ke

tahap

“inisiatif vs rasa bersalah”.
Suryadi

dan

peran

ibu

dan
dalam

keluarga nelayan :
a. Faktor

Damayanti

apa

saja

yang

mendukung peran ibu dalam

(2003) mengemukakan ada 6 aspek
yang perlu dimiliki seseorang agar

10

pembentukan

kemandirian

Berdasarkan hasil analisis

anak keluarga nelayan?
b. Faktor

apa

saja

pada penelitian ini dapat diketahui
yang

bahwa peran ibu dalam pembentukan

menghambat peran ibu dalam

kemandirian anak keluarga nelayan

pembentukan

di awali dengan proses pembentukan

kemandirian

anak keluarga nelayan?

kemandirian

anak

yaitu

melalui

tahapan pertama pemahaman ibu
METODE PENELITIAN

tentang

kemandirian;

selanjutnya

Penelitian ini dilakukan di

tahap persiapan anak di lihat dari

desa Bebel kecamatan Wonokerto

aspek umur, kematangan anak, serta

untuk

dan

masa penyapihan; tahap terakhir

mendeskripsikan peran ibu dalam

proses kedua di atas akan diikuti

membentuk

anak

dengan bentuk kemandirian anak.

Menggunakan

Adapun proses tersebut, pertama

memahami

keluarga

kemandirian

nelayan.

metode kualitatif dengan pendekatan

pemahaman

fenomenologi.

Alat

anak merupakan sikap bebas tanpa

data

digunakan

yang

wawancara,

checklist

pengumpulan

tentang

kemandirian

yaitu

melarang anak untuk melakukan hal-

behaviour,

hal sendiri sehingga tidak tergantung

observasi, serta dokumentasi.

dan

terkekang

oleh

lingkungan

Informan dalam penelitian

terutama orang tua atau teman serta

purposive

selama kegiatan tersebut positif atau

sampling. Adapun kriterianya adalah

baik. Apabila diuraikan pengertian di

informan utama 5 ibu, yang memiliki

atas maka mandiri adalah sikap

ciri-ciri: istri dari seorang nelayan

bebas tanpa melarang sehingga anak

jurumudi atau anak buah kapal

dapat memilih keinginan sendiri.

(ABK), baru memiliki satu orang

Sejalan

anak yang berumur 2 – 6 tahun, serta

disampaikan oleh Bashori (2006)

sudah memiliki rumah sendiri.

yaitu kemandirian dapat diartikan

ini

diambil

secara

dengan

definisi

yang

sebagai sikap bebas dan orginal yang
HASIL DAN PEMBAHASAN

diarahkan kepada diri sendiri, tidak
mengharapkan

11

pengarahan

dari

orang lain dan bahkan mencoba

Amazone

memecahkan

menyelesaikan

dini yaitu pemisahan secara awal

masalahnya sendiri tanpa bantuan

antara ibu dan bayi sudah menjadi

kepada orang lain.

kecenderungan

atau

Kedua, tahap persiapan awal

melakukan

penyapihan

umum

pada

penduduk tersebut dengan tujuan

pembentukan di lihat dari aspek

mempercepat

kemandirian

umur, kematangan anak, serta masa

mereka sehingga mendorong bayi

penyapihan. Dari hasil penelitian

meninggalakan

keseluruhan keluarga nelayan mulai

mungkin.

ibunya

anak

secepat

membentuk dari umur sebelum satu

Ketiga, bentuk kemandirian

tahun hingga umur dua tahun artinya

anak pada masing-masing keluarga

mereka telah mempersiakan dari

berbeda-beda antara keluarga anak

awal perkembangan anak. Hal ini

buah

karena orang tua bertanggung jawab

jurumudi. Karena mereka memiliki

untuk menyiapkan perilaku mandiri

kemandirian yang berbeda. Dari hasil

sedini mungkin (Haqquzzaki, 1994).

penelitian

Semakin

kemandirian pada anak dari anak

awal

anak

membentuk

kemandirian

maka

anak

cenderung

berinisiatif

kapal

maupun

keluarga

menunjukkan

bahwa

akan

buah kapal (ABK) lebih tinggi jika

dalam

dibandingkan dengan kemandirian

mengejar prestasi. Kematangan anak

anak jurumudi.

dilihat dari kesiapan anak dalam

Peran

ibu

dalam

berkomunikasi serta psikomotorik

pembentukan kemandirian anak dari

anak.

masa

hasil penelitian seluruh keluarga

penyapihan

nelayan menunjukkan ibu sebagai

Karena menurut ibu, semakin cepat

pendidik dan pengajar, ibu sebagai

anak melakukan penyapihan maka

pemantau (monitoring), ibu sebagai

semakin mudah untuk membuatnya

penyedia fasilitas (fasilitator).

Selanjutnya

penyapihan,

masa

adalah

mandiri dan tidak tergantung dengan

Perbedaan pada ibu anak

ibu. Hasil penelitian Erikson (2010)

buah kapal dan ibu jurumudi yaitu

menemukan bahwa pada nelayan

pada cara mendidik dan mengajar ibu

Yurok, salah satu penduduk sungai

anak buah kapal (ABK) menerapkan

12

cara dengan hukuman fisik berupa

tumbuh

mencubit,

(Werdiningsih & Astarani, 2012).

serta

memberikan

dan

Dari

Pada hukuman yang dilakukan oleh

jurumudi dan ibu anak buah kapal

ibu anak buah kapal (ABK) berupa

(ABK) dalam penelitian ini telah

mencubit memiliki dampak yang

berusaha untuk memberikan fasilitas

terlihat pada anak yaitu cenderung

dalam

pembentukan

mengulang

anak.

Penyedian

memberontak

dimarahi,

dengan

diberikan

tetap

penelitian

anak

pengalaman langsung kepada anak.

jika

hasil

berkembang

ada

ibu

kemandirian

fasilitas

sama-sama

yang

bervariasi.

melakukan yang dilarang oleh ibu.

Bentuk penyediaan fasilitas oleh ibu

Hasil penelitian McKee dkk (2004)

jurumudi dan anak buah kapal

menyatakan

(ABK) yang dalam bentuk barang

bahwa

pendisiplinan

yang dilakukan melalui kekerasan

yaitu

membelikan

gayung

kecil

fisik maupun verbal oleh orang tua

untuk anak dapat mandi sendiri,

secara keras justru dapat berdampak

menyediakan gelas untuk anak dapat

negatif pada perilaku anak.

mengambil sendiri, serta membelikan
sandal untuk dapat anak gunakan

Untuk itu pemantauan yang

sendiri.

dilakukan oleh ibu anak buah kapal
(ABK) lebih intens dibandingkan

Adapun penyediaan fasilitas

dengan ibu jurumudi. Dengan cara

non barang yang dilakukan oleh ibu

lebih sering ikut dalam permainan

untuk membentuk kemandirian anak

anak, bekerjasama dengan ayah, serta

yaitu pengkondisian rumah yang

mencari tahu perkembangan anak di

dilakukan

sekolah melalui guru kelas.

memudahkan

Selanjutnya,
yang

terlihat

fasilitas.

yaitu

Setiap



anaknya,

anak

ibu

untuk

menggapai

perbedaan

sesuatu tanpa meminta bantuan orang

penyediaan

lain serta membuat lingkungan anak

orang

agar nyaman serta nyaman. Hasil

tua

penelitian

mempunyai peranan yang besar bagi
anak

oleh

mulai

menunjukkan

dari

A’yun
bahwa

(2015)
salah

satu

menyediakan kebutuhan dasar anak

dalam membentuk kemandirian anak

yang diperlukan untuk membantu

orang tua bertugas mengkondisikan

13

dengan melakukan penataan fisik

terbuka, mengakibatkan ibu tidak

rumah

leluasa mengajarkan anak ke toilet.

yaitu

berupa

peletakkan

Ibu

peralatan anak yang disesuaikan
dengan

kemampuan

menjangkaunya.

anak
Dari

dalam

menjalankan

perannya tentu tidak berjalan mulus,

untuk

ada

hasil

faktor

pendukung

maupun

penelitian, bahwa dari ibu jurumudi

penghambat di dalamnya. Adapun

dan ibu anak buah kapal (ABK)

faktor pendukung dan penghambat

sebagai penyedia fasilitas non barang

peran

berupa mengenalkan peralatan rumah

kemandirian anak keluarga nelayan

tangga seperti letak gelas, galon,

yaitu dari dalam ibu sendiri berupa

serta tempat sampah kepada anak

emosi, sedangkan dari luar yaitu

agar saat anak menginginkan atau

atmosfir keluarga, ekonomi, anak,

melakukan sesuatu dengan mudah

lingkungan anak (teman), serta masa

dilakukan tanpa meminta bantuan.

penyapihan. Perbedaan yang muncul

Peletakan mainan yang memudahkan

antar ibu anak buah kapal dan ibu

anak untuk mengambil, mengingat,

jurumudi terletak pada ekonomi serta

serta merapikan mainan tersebut.

masa penyapihan. Pada ibu anak

Serta pengkondisian rumah yang

buah

kondusif yaitu aman serta nyaman

hambatan

yang dilakukan ibu dengan menjaga

kesulitan dalam pemenuhan fasilitas

anak

dari

berbahaya
membersihkan
sehingga

ibu

dalam

kapal

(ABK)

pada

pembentukan

mengalami

ekonomi

yaitu

barang-barang

yang

rumah. Sedangkan pada ibu yaitu

di

serta

perilaku manja anak pada masa

rumah,
rumah

nyaman

agar

untuk

penyapihan.

rapi
anak

beraktifitas. Namun pada ibu anak

KESIMPULAN

memiliki

Berdasarkan hasil analisis dan

pemenuhan

pembahasan penelitian maka dapat

fasilitas barang maupun non barang,

disimpulkan mengenai peran ibu

yaitu kondisi rumah yang tidak

dalam membentuk kemandirian anak

memiliki toilet, sumur yang masih

pada keluarga nelayan adalah sebagai

buah

kapal

kekurangan

(ABK)
dalam

berikut:

14

1.

Proses

pembentukan

kemandirian
nelayan

anak

dengan

penyapihan

keluarga

terhadap peran ibu jurumudi.

pemahaman

oleh ibu tentang kemandirian

SARAN

anak yang kemudian berlanjut
dengan

ibu

beberapa

kesimpulan,

yang

maka

berikut penjelasannya :

siap

1.

yaitu

dari

penulis

menyarankan kepada beberapa pihak,

menentukan bahwa anak telah
umur,

Ibu nelayan

kematangan anak, serta masa

Berdasarkan hasil penelitian

proses penyapihan. Hal tersebut

peneliti menyarankan yang pertama

diikuti

bentuk

kepada ibu nelayan untuk dapat

keluarga

bekerjasama dengan ayah dalam

Perbedaannya

pembentukan kemandirian melalui

kemandirian anak pada anak

komunikasi saat ayah di rumah, serta

buah kapal lebih tinggi daripada

menjadi pengontrol perilaku anak.

anak jurumudi.

Kedua, dalam proses pembentukan

Peran ibu dalam membentuk

kemandirian anak dapat dilakukan

kemandirian

dengan

dengan
anak

nelayan.

3.

Berdasarkan hasil penelitian dan

menentukan
aspek

kemandirian

2.

berpengaruh

anak

keluarga

berbagai

cara

namun

nelayan yaitu sebagai pendidik

pemberian hukuman secara fisik

dan pengajar, monitoring, serta

pada

fasilitator.

kecenderungan anak untuk melawan.

Faktor

pendukung

penghambat

dalam

anak

mengakibatkan

dan

Hal tersebut dapat membuat anak

keluarga

takut dan merasa tidak dicintai oleh

nelayan yaitu atmosfir keluarga,

ibunya.

ekonomi, ibu, anak, lingkungan

dilakukan ibu dapat ditambah dengan

anak

pemberian

(teman),

serta

masa

Proses

penguatan

reward

hadiah

sudah

dapat

kepada

pada

yang

melakukan aktifitas sendiri, sehingga

berpengaruh terhadap peran ibu

anak lebih termotivasi. Ketiga, untuk

anak buah kapal (ABK). Masa

mendukung

ekonomi

15

jika

atau

penyapihan. Perbedaan adalah
faktor

anak

yang

pembentukan

kemandirian
memenuhi

anak

tidak

dengan

A'yun, Q. (2015). Peran Orang Tua
dalam Pendidikan Anak
Usia Dini (Studi Kasus pada
Keluarga Muslim Pelaksana
Homeschooling). Surakarta:
Universitas Muhammadiyah
Surakarta.

harus

menggunakan

atau menyediakan alat dengan harga
yang mahal sehingga paling utama
adalah

penataan

rumah

yang

memudahkan anak serta nyaman

Bashori,

untuk beraktifitas.

2.

Peneliti selanjutnya
Para

peneliti

yang

kemandirian

anak

pada

keluarga nelayan dapat menjadikan

Berns. (2004). Child, Family, School,
Community
Socialization
and Support. United State of
America: Strawberry Field
Publishing.

hasil penelitian ini sebagai tambahan
informasi

dengan

mempertimbangkan

hal-hal

yang

belum terungkap secara jelas yaitu
latar

belakang

pendidikan

Psikologi
Sakinah.
Suara

Berk, L. E. (2002). Infants, Children,
and Adolescents. Boston:
Library of Congress.

selanjutnya berminta untuk meneliti
tentang

K. (2006).
Keluarga
Yogyakarta:
Muhammdiyah.

Erikson, E. H. (2010). Childhood
and Society. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

anak,

pekerjaan ibu. Selain itu diperlukan
penelitian lebih lanjut mengenai latar

Hall, L., & Walker, A. (1995).
Gender and family work in
one-parent
households.
Marriage and the family ,
685 - 692.

belakang keluarga terhadap proses
pembentukan kemandirian anak.

Haqquzaki, M. (1994). Hubungan
Antara Tingkat Pendidikan
Orang
Tua
dengan
Kemandirian
Remaja.
Surakarta:
Universitas
Muhammdiyah Surakarta.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, A. W. (2013). Peran Ibu
Rumah
Tangga
dalam
Meningkatkan
Kesejahteraan
Keluarga.
Semarang:
Universitas
Negeri Semarang.

Kusnadi. (2006). Konflik Sosial
Nelayan : Kemiskinan dan
Perebutan Sumber Daya

16

Alam. Yogyakarta : LKis
Pelangi Aksara Yogyakarta
Lestari,

Salamah. (2005). Peranan Wanita
dalam
Perekonomian
Rumah Tangga Nelayan di
Pantai Depok Parangtritis
Bantul. PKS , 4, 73 - 84.

S.
(2012).
Psikologi
Keluarga : Penanaman
Nilai dan Penanganan
Konflik dalam Keluarga.
Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.

Sidharto, S., & Izzaty, R. E. (2007).
Pengambangan Kebiasaan
Positif. Yogyakarta: Tiara
Wacana.

Majid, A., & Andayani, D. (2011).
Pendidikan
Karakter
Perspektif Islam. Bandung:
Remaja Rosdakarya Offset.

Soetjiningsih.
(1995).
Tumbuh
Kembang Anak. Jakarta:
EGC.

McKee, L., Roland, E., Coffelt, N.,
Olson, L. A., Forehand, R.,
Massari, C., et al. (2007).
Hars Discipline and Child
Problem Behaviors : The
Role of Positive Parenting
and
Gender.
Journal
Families Violence , 22, 187
- 196.

Suryadi,

D., & Damayanti, C.
(2003). Perbedaan tingkat
Kemandirian Remaja Puteri
yang Ibunya Bekerja dan
yang tidak bekerja. Jurnal
Psikologi , 1-28.

Syukur, Y. (2009). Pengaruh Konsep
Diri dan Kepuasan Peran
dengan
Upaya
Pemberdayaan Keluarga di
Kecamatan Padang Utara
Kota Padang. PEDAGOGI
(Jurnal
Ilmiah
Ilmu
Pendidikan) , IX, 76-88.

Muflikhati, I., Hartoyo, Sumarwan,
U., Fahrudin, A., & Herien,
P. (2010). Kondisi Sosial
Ekonomi
dan
Tingkat
Kesejahteraan Keluarga :
Kasus di Wilayah Pesisir
Jawa Barat. Jur. Ilm. Kel. &
Kons. , 3, 1 - 10.
Nugraheni, W. (2012). Peran dan
Potensi
Wanita
dalam
Pemenuhan
Kebutuhan
Ekonomi Keluarga Nelayan.
Journal of Educational
Social Studies , 1, 104 - 111.

17

18