optimalisasi peran orangtuapekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini3-5 tahun melalui kegiatan parenting.
OPTIMALISASI PERAN ORANGTUAPEKERJA DALAM PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI(3-5
tahun)MELALUI KEGIATAN PARENTING
(Studi Deskriptif pada TKIslam Terpadu Al-KaukabaPerum Gerbang Singaperbangsa Telukjambe Karawang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi SebagianDari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah
Disusun Oleh :
VERA NURFADILLAH NIM 1001715
DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2014
(2)
OPTIMALISASI PERAN ORANGTUA PEKERJA DALAM PEMBENTUKAN KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI(3-5 tahun)
MELALUI KEGIATAN PARENTING
(Studi Deskriptif pada TK Islam Terpadu Al-Kaukaba Perum Gerbang Singaperbangsa Telukjambe Karawang)
Oleh
Vera Nurfadillah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Vera Nurfadillah 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
(3)
(4)
Vera Nurfadillah, 2014
Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN HAL
PERNYATAAN ... i
UCAPAN TERIMAKASIH ... ii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Rumusan Masalah ... 8
D. Tujuan Penelitian ... 8
E. Manfaat Penelitian ... 9
F. Struktur Organisasi Skripsi ... 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 11
A. Konsep Pendidikan Luar Sekolah ... 11
1. Keterkaitan Kegiatan Parenting dengan Pendidikan Luar Sekolah ... 11
B. Konsep Pendidikan Anak Usia Dini ... 12
1. Pengertian Pendidikan Anak Usia Dini ... 12
2. Tujuan Pendidikan Anak Usia Dini ... 14
3. Prinsip-Prinsip Pendidikan Anak Usia Dini ... 15
4. Karakteristik Anak Usia Dini ... 15
5. Aspek-Aspek Perkembangan Anak Usia Dini ... 16
6. Prinsip-Prinsip Perkembangan Anak Usia Dini ... 18
C. Konsep Keluarga ... 19
(5)
2. Ciri-Ciri Keluarga ... 20
3. Peranan Keluarga ... 20
4. Pentingnya Perang Orangtua dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini ... 25
D. Konsep Parenting ... 27
1. Pengertian Parenting ... 27
2. Unsur yang Terlibat dalam Kegiatan Parenting ... 28
3. Manfaat Parenting ... 30
4. Tujuan Parenting ... 30
5. Langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan Parenting ... 30
6. Strategi dan Metode Penyelenggaraan Kegiatan Parenting... 31
7. Media Yang Digunakan Dalam Kegiatan Parenting ... 32
8. Materi Kegiatan Parenting ... 32
9. Bentuk Kegiatan Parenting ... 32
10.Narasumber Kegiatan Parenting ... 33
E. Konsep Kemandirian ... 33
1. Pengertian Kemandirian ... 33
2. Fungsi Kemandirian... 35
3. Ciri-Ciri Kemandirian ... 36
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemandirian ... 36
5. Aspek-Aspek Kemandirian ... 38
6. Tingkat Kemandirian ... 38
7. Indikator Kemandirian ... 39
8. Tahapan Kemandirian ... 40
9. Jenis-Jenis Kemandirian ... 41
10.Pentingnya Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini ... 41
BAB III METODE PENELIATIAN ... 42
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 42
1. Lokasi Penelitian ... 42
2. Subjek, Populasi, dan Sampel Penelitian ... 42
(6)
Vera Nurfadillah, 2014
Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Tahap Pra-Lapangan ... 44
2. Tahap Pekerjaan Lapangan ... 44
3. Tahap Analisis Data ... 45
4. Tahap Penulisan Laporan ... 45
C. Metode Penelitian ... 46
D. Definisi Operasional ... 47
1. Optimalisasi Peran Orangtua Pekerja ... 47
2. Pembentukan Kemandirian ... 47
3. Kegiatan Parenting ... 48
E. Instrumen Penelitian ... 48
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 49
G. Teknik Pengumpulan Data ... 49
1. Wawancara ... 49
2. Angket ... 50
3. Studi Dokumentasi ... 50
4. Triangulasi Data ... 50
H. Analisis Data ... 51
1. Reduksi Data (Data Reduction) ... 51
2. Penyajian Data (Data Display)... 52
3. Kesimpulan (Conclusion Drawing/ verification) ... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55
A. Gambaran Lokasi Penelitian ... 55
1. Sejarah Lembaga TKIT Al-Kaukaba ... 55
2. Visi, Misi, dan Motto Lembaga ... 56
3. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ... 56
4. Sarana dan Prasarana Lembaga ... 58
B. Gambaran Umum Kegiatan Parenting ... 58
1. Latar Belakang ... 58
2. Waktu Penyelenggaraan ... 59
3. Data Pelaksana Kegiatan ... 59
(7)
5. Biaya ... 60 C. Deskripsi Hasil Penelitian ... 60
1. Pemahaman Orangtua Pekerja Mengenai Kegiatan
Parenting ... 62 2. Pemahaman Orangtua Pekerja Mengenai Kemandi-
rian Anak Usia Dini ... 67 3. Pelaksanaan Kegiatan Parenting Dalam Mengoptimalkan Peran
Orangtua Pekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak
Usia Dini ... 72 4. Hasil Yang Di Dapat Dari Kegiatan Parenting Mengenai Peran Orangtua Pekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak
Usia Dini Dilingkungan Keluarga ... 78 D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 89
1. Pemahaman Orangtua Pekerja Mengenai Kegiatan
Parenting ... 89 2. Pemahaman Orangtua Pekerja Mengenai Kemandirian Anak
Usia Dini ... 92 3. Pelaksanaan Kegiatan Parenting Dalam Mengoptimalkan Peran Orangtua Pekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak
Usia Dini ... 95 4. Hasil Yang Di Dapat Dari Kegiatan Parenting Mengenai Peran Orangtua Pekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak
Usia Dini Dilingkungan Keluarga ... 96 BAB V SIMPULAN dan SARAN ... 106
A. Simpulan ... 106 1.Pemahaman Orangtua Pekerja Mengenai Kegiatan
Parenting ... 106 2. Pemahaman Orangtua Pekerja Mengenai Kemandirian Anak
Usia Dini ... 106 3. Pelaksanaan Kegiatan Parenting Dalam Mengoptimalkan Peran Orangtua Pekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak
(8)
Vera Nurfadillah, 2014
Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Usia Dini ... 107
4. Hasil Yang Di Dapat Dari Kegiatan Parenting Mengenai Peran Orangtua Pekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini Dilingkungan Keluarga ... 107
B. Saran ... 108
1. Orangtua ... 108
2. TKIT Al-Kaukaba... 108
3. Praktisi PLS ... 108
4. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 109
(9)
ABSTRAK
Vera Nurfadillah (2014), Optimalisasi Peran Orangtua Pekerja dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini (3-5 Tahun) melalui Kegiatan
Parenting (Studi Deskriptif Pada TK Islam Terpadu Al-Kaukaba Perum
Gerbang Singaperbangsa Telukjambe Karawang)
Permasalahan mendasar penelitian ini adalah ketertarikan peneliti terhadap proses pelaksanaan kegiatan parenting yang diselenggarakan TKIT Al-Kaukaba untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran orangtua pekerja akan pentingnya peran orangtua dalam pembentukan kemandirian anak usia dini dan meningkatkan kemampuan orangtua pekerja dalam melakukan perannya dalam pembentukan kemandirian anak usia dini dilingkungan keluarga. Warga belajar yang menjadi sasaran adalah orangtua pekerja dari peserta didik TKIT Al-Kaukaba yang memerlukan upaya pengoptimalisasian perannya dalam membentuk kemandirian anak usia dini dilingkungan keluarga. Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pemahaman orangtua pekerja mengenai kegiatan parenting, pemahaman orangtua pekerja mengenai kemandirian anak usia dini, pelaksanaan kegiatan parenting dalam mengoptimalkan peran orangtua pekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini di TKIT Al-Kaukaba, dan hasil yang didapat dari kegiatan parenting mengenai peran orangtua pekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini dilingkungan keluarga.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendidikan luar sekolah, keluarga, parenting, pendidikan anak usia dini, dan kemandirian anak usia dini.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Penggunaan teknik pengumpulan data adalah wawancara, angket, observasi, studi dokumentasi, dan triangulasi. Penelitian dilakukan di TKIT Al-Kaukaba Karawang pada bulan Agustus 2014.
Hasil penelitian dalam penelitian ini mengenai: 1)Pemahaman orangtua pekerja kegiatan parenting yang paling optimal yaitu mengetahui terpenuhinya kebutuhan hak-hak anak merupakan manfaat kegiatan parenting dan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan orangtua merupakan tujuan kegiatan parenting, 2)Pemahaman orangtua pekerja mengenai kemandirian anak usia dini sudah baik, pemahaman tentang ciri-ciri kemandirian anaklah yang telah mencapai optimal yaitu anak dapat melakukan aktivitasnya sendiri meskipun tetap dengan pengawasan orang dewasa 3)Pelaksanaan kegiatan parenting dalam mengoptimalkan peran orangtua pekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini sudah baik, pelaksanaan kegiatan parenting di TKIT Al-Kaukaba sudah sesuai dan tepat dengan pendekatan andragogi yaitu berpusat pada kebutuhan peserta 4)Hasil yang didapat dengan adanya kegiatan parenting mengenai peran orangtua pekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini dilingkungan keluarga sudah baik yaitu diketahui dari orangtua aktif mengikuti kegiatan parenting, orangtua paham akan perannya dan lebih percaya diri dalam membentuk kemandirian anak dirumah. Penelitian ini direkemendasikan untuk orangtua, TKIT Al-Kaukaba, praktisi PLS, dan bagi peneliti selanjutnya.
(10)
Vera Nurfadillah, 2014
Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
Optimize Employee Parents Role In Forming Self Of Early Children (3-5 years old)
Through Parenting Activities
(Descriptive studies in Islamic Play Ground Al Kaukaba Perum Gerbang Singaperbangsa Telukjambe Karawang)
Basic problem of this research is anxiety researcher to implementation process of parenting activities from TKIT Al – Kaukaba to enhance understanding and awareness employee parents of importantness parents role in forming self of early children and enchance employee parents` skill in doing their role in forming self of early children in family environment. Target of participants are students` employee parents of TKIT Al – Kaukaba who are need optimal role in forming self of early children in family environment. Objectives of this research is to describe employee parents understanding about parenting activities, employee parents understanding about self of early children, parenting implementation in optimizing parents role in forming self of early children in TKIT Al – Kaukaba, and the result of parenting is about employee parents role in forming self of early children.
The theori used is family, parenting, ealy children education, and self of early children.
The method is desciptive research method by using mix-method approaches. Techniques of collecting data used are interviews, observation, questionnaire, document analysis, and triangulasi. The research is done in TKIT Al – Kaukaba Karawang in August 2014.
The result of this research is : 1) employee parents understanding about parenting activities, which are knowing the completeness of children right is advantage of parenting and increase skills, knowledge, and attitude of parents are objectives of parenting; 2) employee parents understanding about self of early children has been good, and understanding about marks of self of early children has been optimal, which is children can do thier activities by self although they are still need parents monitor ; 3) parenting implementation in optimizing parents role in forming self of early children in TKIT Al – Kaukaba has been good and appropriae with andragogi, which is centred in students need; 4) the result of parenting about employee parents role in forming self of early children in family environment has been good, it can be known from parents are active in joining parenting, parents understand about their role and become more confident in forming self of early children at home, this research is recommended for parents, TKIT Al – Kaukaba, PLS practicans, and the next researcher.
(11)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah pengalaman hidup setiap individu dalam berbagai lingkungan yang memiliki pengaruh positif untuk perkembangan individu sepanjang hayat. Sebagaimana telah diatur oleh pemerintah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab I Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional Bab VI Pasal 13 ayat 1 menyatakan “penyelenggaraan pendidikan dapat melalui jalur pendidikan formal, nonformal dan informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya”. Salah satu program pendidikan non formal yang memfokuskan pada pendidikan anak, yaitu Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 14 tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa:
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini umumnya merupakan pendidikan yang diselenggarakan yang memiliki tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada pengembangan seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini bisa dilaksanakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan informal. Pada jalur formal
(12)
2
Vera Nurfadillah, 2014
Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pendidikan anak usia dini diantaranya Taman Kanak-Kanak (TK), dan Raudatul Athfal (RA), pada jalur nonformal diantaranya Kelompok Bermain (Kober), Taman Penitipan Anak (TPA), dan Satuan Paud Sejenis (SPS), dan yang terakhir jalur pendidikan anak usia dini pada jalur informal yakni pendidikan keluarga.
Pendidikan bagi anak usia dini yang tidak kalah pentingnya dalam pertumbuhan, perkembangan, dan pembentukan karakter anak adalah pendidikan dalam keluarga. Pendidikan keluarga merupakan pendidikan alamiah yang melekat pada setiap keluarga. Institusi keluarga merupakan lingkungan pertama yang dijumpai anak dan yang mula-mula memberikan pengaruh yang mendalam serta memegang peranan utama dalam proses perkembangan anak. Orangtua memiliki tanggung jawab dalam memelihara, melindungi, mendidik, dan merawat anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik, karena pendidikan yang diterapkan oleh sebuah keluarga terhadap anaknya dapat mempengaruhi kepribadian setiap manusia.
Jalinan hubungan anak dengan orangtua dan anggota lain sering dianggap sebagai sistem atau jaringan yang saling berinteraksi, sistem tersebut berpengaruh pada anak baik langsung ataupun tidak langsung. Sikap dan cara pengasuhan anak oleh orangtua dalam mengasuh anak, bukan hanya sebatas dalam pemenuhan kebutuhan fisiknya saja, melainkan peran pendidikan keluarga sangatlah berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak,melakinkan salah satu faktor dalam melaksanakan keyakinan-keyakinan, nilai-nilai, dan persepsi budaya dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan keluarga merupakan pendidik pertama dan utama yang dimana anak lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah daripada diluar rumah sehingga dibutuhkan pengawasan serta perhatian lebih dari orang tua,terutama di bawah anak berusia 6 tahun.
Perkembangan diri anak, pertumbuhan kemauan dan daya kritisnya serta cara pengolahannya terhadap lingkungan itu tidak berlangsung sendirian, melainkan terekam pula didalamnya pengaruh yang diterimanya dari penangkapan dan penghayatan atau persepsinya terhadap situasi keluarga yang dihidupinya sejak dini. Lingkungan keluarga yang kiranya memungkinkan disenangi oleh anak ialah lingkungan keluarga yang diliputi suasana kebersamaan dan kasih sayang dalam
(13)
3
lingkungan pribadi setiap anggotanya. Dalam suasana yang demikianlah yang menjadi tempat berorientasi bagi semua anggotanya, lebih-lebih bagi anak. Dalam pendidikan keluarga hendaknya menciptakan suasana yang mengundang anak untuk belajar dan mengarahkan dirinya kepada perkembangan dan pertumbuhan serta pembentukan karakternya. Jika keluarga gagal dalam melaksanakan proses tumbuh kembang dan pembentukan karakter pada anak, maka institusi-institusi lainnya akan sulit untuk memperbaikinya. Kegagalan sebuah keluarga dalam melaksanakan proses tumbuh kembang dan pembentukan karakter pada anaknya akan berakibat pada masa depannya.
Namun, kenyataan yang terjadi saat ini adalah berkurangnya pengawasan dan perhatian pada anak dikarenakan orangtuanya bekerja. Kondisi anak usia dini yang memiliki orangtua yang bekerja, anak tersebut selalu ditinggal setiap harinya oleh orangtuanya dari pagi sampai sore hari. Sehingga anak tersebut sudah terbiasa dengan kondisi itu, tanpa disadari hal itu bisa berdampak buruk bagi perkembangan mereka, khususnya bagi karakter anak tersebut. Hal ini terjadi dikarenakan terbatasnya komunikasi antara orangtua dengan anaknya. Anak-anak kurang mendapatkan perhatian dari kedua orangtuanya dikarenakan keduanya sama-sama sibuk dengan pekerjaannya masing-masing sedangkan pada usia ini anak sangat membutuhkan perhatian ekstra dari orangtua.
Menurut Daniel Amien (dalam Permana, 2011, hlm.1) kecenderungan bagi orang tua yang bekerja akan menimbulkan dampak sosial yang serius bagi anak. Karena anak merasa diabaikan oleh kedua orang tuanya, secara tidak sadar di dalam bawah sadar anak tersebut cenderung akan melakukan hal negatif untuk menarik perhatian orangtuanya, hal ini terjadi karena sebagian besar dari orangtua akan memperhatikan anak apabila anak tersebut berbuat hal yang menjengkelkan. Berbeda dengan pendapat diatas, menurut Kiong (2010, hlm. 8) memaparkan bahwa “Menjadi wanita yang memiliki aktivitas berkarir diluar rumah sama artinya menciptakan anak yang mandiri” berdasarkan teori tersebut, dapat disimpulkan bahwa status orangtua yang bekerja memiliki pengaruh terhadap kemandirian anak. Hasil penelitian tentang dampak bagi orangtua yang bekerja bagi anak dari Texas University (dalam Permana, 2011, Hlm.2) bahwa salah satu
(14)
4
Vera Nurfadillah, 2014
Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dampak positif yang terjadi pada anak ketika ibu bekerja adalah anak belajar mandiri dalam melakukan aktivitas dirumah tanpa bantuan dari orang lain.
Salah satu peran orang tua dalam pendidikan anak yaitu pembentukan karakter, dan salah satu pembentukan karakter yakni mengajarkan kemandirian pada anak sesuai dengan tingkat perkembangan anak, apalagi jika kedua orang tuanya bekerja, pembentukan kemandirian ini sangat menunjang bagi perkembangan anak, anak dilatih untuk tidak begitu tergantung pada orang tua. Kemandirian akan memberikan banyak dampak positif bagi perkembangan seseorang terutama anak, yakni berupa kemampuan dalam memecahkan masalah. Keluarga dapat berperan sebagai pondasi dasar untuk memulai langkah-langkah pembiasaan bersikap dan berperilaku yang diharapkan. Pembiasaan kemandirian ini disertai dengan teladan dan diperkuat dengan penanaman nilai. Menurut Martinis dan Jamilah (2013, hlm.63), menjelaskan bahwa:
Kemandirian anak usia dini adalah keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bantuan bergantung orang lain, mampu bersosialisasi, dapat melakukan aktivitas sendiri, dapat membuat keputusan sendiri dalam tindakannya, dapat berempati dengan orang lain.
Secara wajar pembentukan karakter kemandirian berasal dari dalam diri anak seperti jenis kelamin, usia maupun pendidikan dan perkembangan anak. Namun bisa juga perkembangan kemandirian berasal dari luar diri anak. Menurut Thoha (dalam Permana, 2011, hlm.3), menjelaskan bahwa:
Faktor eksternal merupakan faktor yang datang atau ada diluar anak itu sendiri, yang meliputi lingkungan, karakteristik, sosial, stimulasi, pola asuh yang dipengaruhi komunikasi yang bangun dalam keluarga, kualitas informasi anak dan orangtua yang dipengaruhi pendidikan orangtua dan status pekerjaan ibu.
Orang tua merupakan faktor yang ada diluar dalam kemandirian anak. Dalam hal ini orangtua perlu bersikap positif dalam memuji, memberi dukungan, dan tidak mendikte terhadap usaha yang dilakukan anak untuk mandiri, dan memberi semangat ketika anak mulai untuk bersikap mandiri atas hidupnya.
Membentuk karakter kemandirian anak usia dini, tergantung dari sikap dan perilaku orangtua dalam memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anak. Karena hal tersebut berkenaan dengan tugas dan tanggung jawab orang tua yang
(15)
5
paling utama dalam mendampingi anak, sebab dalam hal ini orang tualah yang berada paling dekat dengan anak. Seperti pendapat yang dikemukakan oleh Al-Hawani (dalam Permana, 2011, hlm. 4) bahwa “Pengaruh pertama yang membekas dalam kehidupan anak adalah pengaruh orang yang ada disekitarnya, yaitu kedua orang tua dan anggota keluarga yang tinggal satu rumah dengannya”. Dengan demikian orang tua dan lingkunganlah yang sangat berperan dalam pembentukan kemandirian anak.
Melihat betapa utama dan pentingnya keluarga bagi pendidikan dan pembentukan kemandiran bagi anak, maka dari itu perlu adanya suatu wadah untuk meningkatkan dan memberdayakan keluarga yaitu melalui kegiatan pendidikan keorangtuaan atau yang lebih sering dikenal parenting. Kegiatan ini dapat diselenggarakan di berbagai lembaga formal maupun nonformal, seperti lembaga PKBM, PAUD, Kursus dan Bimbingan Belajar maupun sekolah-sekolah formal lainnya. Parenting merupakan kegiatan yang diberikan kepada orangtua untuk memberikan wawasan mengenai tumbuh kembang anak agar orang tua dalam mengasuh dan membelajarkan anaknya sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dapat memberikan pengasuhan dengan baik dan benar. Kegiatan ini diadakan karena masih banyak orangtua yang belum memahami betapa pentingnya keluarga bagi pendidikan dan pembentukan karakter pada anak. Dengan diadakan kegiatan keorangtuaan ini diharapkan orang tua dapat memahami dan dengan sukarela ikut terlibat dalam kegiatan yang akan membantunya dalam memperoleh pemahaman untuk mendidik anak dilingkungan rumah dengan kegiatan pembelajaran dilembaga pendidikan dapat disatukan. Mereka beranggapan dengan sudah mengikutsertakan anaknya ke lembaga formal dan non formal, anaknya sudah medapatkan pendidikan dan dapat membentuk karakter kemandirian yang diharapkan. Kebanyakan dari orang tua menaruh harapan besar kepada lembaga pendidikan sehingga meraka tidak memperdulikan besarnya biaya, seberapapun akan mereka keluarkan demi pendidikan anak mereka. Pola pikir yang beranggapan bahwa tanggung jawab hanya diserahkan kepada pihak lembaga adalah kekeliruan yang harus di benarkan, bahwa tanggung jawab dalam hal ini merupakan tugas dari keluarga.
(16)
6
Vera Nurfadillah, 2014
Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Salah satu lembaga pendidikan anak usia dini yang menyelenggarakan kegiatan parenting adalah TKIT Al-Kaukaba. TKIT Al-Kaukaba pada tahun ajaran 2014/2015 memiliki jumlah peserta didik 94 anak dengan dibagi kedalam lima kelas. Anak usia 3-5 tahun dibagi menjadi dua kelas yaitu kelas A1 dan A2 dengan berjumlah 15 orang tiap kelasnya, sedangkan anak usia 5-6 tahun dibagi menjadi tiga kelas yakni B1, B2, dan B3 dengan jumlah 20-21 anak perkelasnya.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh penulis, dalam pembelajarannya lembaga ini menerapkan pembelajaran pendidikan karakter yang dimana memiliki tujuan untuk membentuk anak-anak yang cerdas secara kognitif, tampil menjadi pribadi yang berakhlak terpuji dan berkarakter, salah satunya yaitu melatih anak untuk mandiri sesuai dengan misinya yaitu mengembangkan berbagai kreativitas agar anak mandiri dan berprestasi.
Dalam pelaksanaannya pihak lembaga selalu bekerjasama dan melibatkan orang tua dalam membentuk kemandirian anak, hal ini dikarenakan di TKIT Al-Kaukaba 40% orang tua muridnya bekerja. Disamping memberikan pelayanan pendidikan bagi anak usia dini, lembaga ini juga menyelenggarakan pendidikan untuk orang tua agar orang tua mampu mampu mengoptimalkan perannya terutama dalam mendidik, membentuk karakter, dan mengasuh anak dirumah ataupun lingkungan keluarga, khususnya bagi orangtua yang keduanya bekerja.
Berdasarkan dengan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk mengambil topik mengenai “ Optimalisasi Peran Orangtua Pekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini (3-5 tahun) Melalui Kegiatan Parenting (Studi Deskriptif di TK Islam Terpadu Al-Kaukaba Perum Gerbang Singaperbangsa Telukjambe Karawang)”
B. Identifikasi Masalah
Dari hasil observasi yang dilakukan penulis ke TK Islam Terpadu (TKIT) Al-Kaukaba, penulis mengidentifikasikan fakta-fakta yang mendukung terhadap permasalahan yang diajukan penulis mengenai optimalisasi peran keluarga yang bekerja terhadap pembentukan kemandirian anak usia dini melalui kegiatan parenting di TKIT Al-Kaukaba, yaitu:
(17)
7
1. TKIT Al-Kaukaba pada kegiatan pembelajarannya menerapkan pendidikan karakter, salah satunya melatih peserta didiknya untuk mandiri sesuai dengan misinya yaitu mengembangkan berbagai kreativitas agar anak mandiri dan berprestasi.
2. TKIT Al-Kaukaba mendukung anak untuk menjadi individu yang mandiri, hal ini dapat dilihat dari anak ketika melakukan aktivitas disekolah tanpa didampingi oleh orang tuanya. Orangtua hanya diperbolehkan mengantar dan menjemput anak.
3. Terdapat beberapa anak yang ditinggal orangtuanya bekerja, ketika melakukan beberapa kegiatan baik saat pembelajaran maupun bermain, mereka saling membantu satu sama lain. Bahkan anak terlihat mampu berkomunikasi dengan baik dengan ekspresi ceria hingga jam sekolah selesai. 4. TKIT Al-Kaukaba bekerjasama dan melibatkan orang tua dalam menerapkan
kemandirian dilingkungan keluarga melalui parenting dengan membentuk PMOG (Persatuan Orangtua Murid dan Guru).
5. TKIT Al-Kaukaba tidak hanya memberikan stimulasi pendidikan dan pembentukan kemandirian saja, namun juga memfasilitasi orangtua dengan mendapatkan informasi penting tentang tumbuh kembang anak melalui kegiatan parenting dan buku penghubung.
6. Kegiatan parenting di TKIT Al-Kaukaba ini dilaksanakan secara rutin, yaitu setiap satu bulan sekali pada hari sabtu, pukul 10.00-12.00. Pengambilan jadwal tersebut dikarenakan agar orang tua yang bekerja bisa menghadiri kegiatan parenting tersebut.
7. Orangtua yang sering mengikuti kegiatan parenting ini berjumlah 30-50 dari jumlah keseluruhan orangtua yang mengikuti kegiatan parenting sebanyak 94 orang. Dan orang tua yang bekerja pada kegiatan parenting ini sebanyak 37 orang, namun yang sering dan aktif mengikuti kegiatan parenting ini berjumlah 15-30.
8. Melihat dari jumlah peserta yang menghadiri kegiatan parenting tersebut, kegiatan parenting ini cukup mendapatkan respon yang baik dari peserta. Namun peserta yang tidak mengahadiri kegiatan ini membuat peserta tidak
(18)
8
Vera Nurfadillah, 2014
Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mendapatkan informasi secara lengkap mengenai pembentukan kemandirian anak.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman orangtua pekerja mengenai kegiatan parenting? 2. Bagaimana pemahaman orangtua pekerja mengenai kemandirian anak usia
dini?
3. Bagaimana pelaksanaan kegiatan parenting dalam mengoptimalkan peran orangtua pekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini di TKIT Al-Kaukaba?
4. Bagaimana hasil yang didapat dari kegiatan parenting mengenai peran orangtua pekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini di lingkungan keluarga?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah, tujuan umum penelitian adalah memperoleh data/informasi tentang optimalisasi peran orangtua pekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini (3-5 tahun) melalui kegiatan parenting. Adapun secara khusus tujuan penelitian untuk memperoleh data empiris sebagai berikut:
1. Mengetahui dan mendeskripsikan pemahaman orangtua pekerja mengenai kegiatan parenting.
2. Mengetahui dan mendeskripsikan pemahaman orangtua pekerja mengenai kemandirian anak usia dini.
3. Mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan parenting dalam mengoptimalkan peran orangtua pekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini di TKIT Al-Kaukaba.
4. Mendeskripsikan hasil yang didapat dari kegiatan parenting mengenai peran orangtua pekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini di lingkungan keluarga.
(19)
9
E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai bahan masukan bagi pengembangan khazanah keilmuan. Dengan adanya peran orangtua khususnya yang bekerja dapat membentuk kemandirian anak dengan baik. Sehingga mampu melaksanakan perannya dengan baik di masa yang akan datang.
2. Manfaat Praktis
a. Sebagai bahan masukan bagi pengelola, tutor, dan lembaga pendidikan anak usia dini sebagai penyelenggara pendidikan anak usia dini supaya menyediakan ruang ekspresi bagi anak, mempersiapkan fasilitas bermain, mempersiapkan pembelajaran yang dapat menunjang bagi pembentukan karakter, perkembangan dan pertumbuhan anak, dan melibatkan orang tua pada kegiatan pembelajaran agar pertumbuhan dan perkembangan anak bisa berjalan secara optimal.
b. Sebagai bahan masukan bagi keluarga untuk lebih memberikan perhatian kepada anak secara intensif dan menyiapkan sarana dan fasilitas kegiatan pembelajaran dirumah yang dapat menunjang pembentukan kemandirian, pertumbuhan dan perkembangan anak secara lebih optimal.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Berdasarkan pada pedoman penulisan karya ilmiah yang dikeluarkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia (2013, hlm.20) Struktur organisasi skripsi mempermudah pembahasan skripsi yang terdiri dari bagian sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN
Bab I, Pendahuluan, membahas tentang latar belakang maslah, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika organisasi skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Bab II Kajian Pustaka, sebagai landasan konsepsi penelitian ini, mencakup konsep pendidikan luar sekolah, konsep pendidikan anak usia dini, konsep keluarga, konsep parenting, konsep kemandirian anak usia dini.
(20)
10
Vera Nurfadillah, 2014
Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN
Bab III Metode Penelitian, membahas mengenai lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan analisis data.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV Hasil Penelitian, membahas mengenai: gambaran lokasi penelitian, gambaran umum program pelatihan, gambaran subjek penelitian, deskripsi hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab V Simpulan dan Saran, membahas simpulan hasil penelitian dan beberapa saran yang dapat direkomendasikan sebagai hasil temuan penelitian.
(21)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK Islam Terpadu (TKIT) Al-Kaukaba yang beralamat di Perum Gerbang Singaperbangsa Kecamatan Telukjambe, Kabupaten Karawang. Lokasi penelitian ini dipilih karena TKIT Al-Kaukaba merupakan salah satu lembaga pendidikan anak usia dini yang melaksanakan kegiatan parenting, dimana kegiatan ini merupakan bagian dari pendidikan nonformal. Kegiatan parenting ini diselenggarakan sebagai upaya yang diselenggarakan oleh pihak lembaga dalam rangka membantu orangtua dalam meningkatkan kesadaran terkait perannya dalam pembentukan kemandirian anak usia dini di lingkungan keluarga.
2. Subjek, Populasi, dan Sampel Penelitian
Subjek penelitian adalah individu yang dijadikan sebagai sampel dalam penelitian. Subjek penelitian yaitu sesuatu baik orang, benda, atau lembaga (organisasi) yang sifat keadaannya akan diteliti, dengan kata lain subjek penelitian merupakan sesuatu atau seseorang yang didalam dirinya terdapat suatu objek penelitian. Subjek penelitian kualitatif dinamakan narasumber atau partisipan, informan, teman, dan pendidik dalam penelitian.
Subjek penelitian yang dijadikan sumber data dalam penelitian optimalisasi peran orangtua yang bekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini melalui kegiatan parenting yaitu orangtua yang bekerja dari peserta didik TKIT Al-Kaukaba yang mempunyai anak usia 3-5 tahun. Sumber yang diperlukan dalam memenuhi informasi data adalah sebanyak 2 orang selaku peserta parenting, dan 2 orang dari pihak lembaga TKIT Al-Kaukaba. Informasi yang digali dari subjek penelitian diatas adalah mengenai pelaksanaan kegiatan parenting di TKIT Al-Kaukaba.
(22)
43
Vera Nurfadillah, 2014
Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya menggali informasi sejauh mana orangtua pekerja memahami mengenai kegiatan parenting, memahami kemandirian anak usia dini, dan hasil dari kegaiatan parenting mengenai peran orangtua yang bekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini dengan menggunakan populasi sebesar 28 orang yang bekerja yang mempunyai anak berusia 3-5 tahun.
Populasi merupakan seluruh subjek penelitian yang menjadi anggota unit yang diteliti. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 80) menjelaskan, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut (Sugiyono, 2012, hlm. 81) Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm.131) sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Menurut Suharsimi Arikunto (2006, hlm. 134) menyatakanapabila subjek penelitian kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, namun jika jumlah subjek penelitian besar, dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Dalam penelitian ini sampel yang digunakan sebanyak 28 orangtua yang bekerja yang mempunyai anak usia 3-5 tahun. Pengambilan sampel seperti ini disebut dengan istilah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 85) purposive sampling disebut dengan pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian dalam penelitian ini merupakan rancangan peneliti dari awal hingga akhir penelitian, dengan cara memberikan gambaran mengenai tahap perencanaan penelitian, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data hingga penulisan laporan penelitian. Adapun tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh peneliti dalam menjawab pertanyaan penelitian, sesuai yang dikemukakan oleh Moleong (2014, hlm. 127) yaitu:
(23)
44
1. Tahap Pra-Lapangan
Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan peneliti pada tahap pra-lapangan ini sebagai berikut:
a. Pada kegiatan awal yang dilakukan peneliti yaitu melakukan studi pendahuluan dengan melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian yang berlokasi di Perum Gerbang Singaperbangsa Telukjambe Karawang. Hal ini dilaksanakan peneliti agar memperoleh gambaran mengenai pokok permasalahan yang ada di lokasi, yang akan dijadikan tempat penelitian. b. Peneliti menentukan objek dan subjek penelitian yang akan diteliti yakni 2
orangtua yang bekerja dan 2 orang dari pihak pengelola lembaga.
c. Selanjutnya peneliti mengurus hal-hal terkait perizinan kepada pihak-pihak terkait mulai dari instansi dimana peneliti sedang menempuh pendidikan, sampai pihak lemabaga TKIT Al-Kaukaba dimana peneliti akan melakukan penelitian.
d. Pada tahap pra-lapangan ini peneliti melakukan penjajakan dan pengenalan lapangan melalui wawancara dengan pemilik sekaligus pengelola lembaga terkait permasalahan-permasalahan yang mungkin bisa diangkat dalam penelitian, sehingga peneliti menjadi anggota kelompok yang diteliti.
e. Memilih dan memanfaatkan informan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.
f. Menyiapkan perlengkapan penelitian agar peneliti sejauh mungkin sudah menyiapkan segala alat dan perlengkapan penelitian yang diperlukan sebelum terjun kedalam penelitian.
g. Persoalan etika penelitian. Disini peneliti harus menghormati, mematuhi, dan mengindahkan nilai-nilai masyarakat dan pribadi tersebut.
2. Tahap Pekerjaan Lapangan
Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan peneliti pada tahap pekerjaan lapangan ini sebagai berikut:
a. Pada kegiatan ini, peneliti berusaha memahami, menimbang dan memilah data yang akan dijadikan sebagai fokus permasalahan penelitian serta melakukan persiapan diri.
(24)
45
Vera Nurfadillah, 2014
Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
b. Memasuki lapangan, mulai terjalin keakraban antara peneliti dengan subjek penelitian, seolah-olah tidak ada pembatas antara peneliti dan subjek penelitian. Dengan begitu responden dapat sukarela dalam menjawab pertanyaan dan memberikan informasi yang diperlukan peneliti.
c. Setelah peneliti menentukan subjek penelitian, pada tahap pelaksanaan lapangan ini maka peneliti menyusun instrumen penelitian, kemudian mengumpulkan data yang ada dilapangan, serta membuat penyimpulan hasil data yang diperoleh dari lapangan.
3. Tahap Analisis Data
Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan peneliti pada tahap analisis data sebagai berikut:
a. Pada tahap analisis data, peneliti menganalisis hasil data dan informasi yang ada dilapangan, karena pada tahap analisis data ini merupakan tahap yang menentukan dalam mencari jawaban atas permasalahan penelitian. Metode yang dipakai saat analisis data pada penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, penggunaan metode ini digunakan dalam usaha mencari dan mengumpulkan data untuk mendeskripsikan secara lengkap, teratur, dan teliti terhadap suatu objek penelitian.
b. Kegiatan analisis data ini dimulai dengan mengumpulkan data dan informasi yang berasal dari proses wawancara, observasi, dan dokumen resmi. Kemudian setelah data terkumpul dibuat sebuah hipotesis yang kemudian diuji menggunakan angket.
4. Tahap Penulisan Laporan
Adapun langkah-langkah yang dilaksanakan peneliti pada tahap penulisan laporan ini sebagai berikut:
a. Pada tahap ini, peneliti menyajikan keseluruhan tahapan kegiatan selama penelitian.
b. Peneliti pengumpulkan data yang sudah terkumpul selama proses penelitian berlangsung.
c. Proses analisis data dilakukan secara terus-menerus selama proses penelitian sampai pada data dan informasi yang diperlukan terkumpul.
(25)
46
d. Pengolahan data berupa laporan awal atas perbandingan laporan data empirik dan teoritik, dan pengolahan data akhir dilaksanakan setelah data terkumpul secara lengkap.
e. Tahap penulisan laporan ini adalah tahap akhir penyusunan hasil penelitian. f. Setelah itu peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing dan disetujui
untuk diuji.
g. Setelah semua proses selesai laporan penelitian disajikan sesuai dengan outline yang berlaku dilingkungan Universitas.
C. Metode Penelitian
Sugiyono (2012, hlm. 2) menyatakan metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif, menurut Nazir (2011, hlm. 54) metode deskriptif adalah suatu metode untuk meneliti status sekelompok manusia, objek, set kondisi, sistem pemikiran, ataupun kelas peristiwa pada masa sekarang. Metode ini mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.
Penelitian deskriptif memiliki tujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sitematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Metode ini menggunakan pengklasifikasian 2 penyajian data yaitu kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif digambarkan melalui kata atau kalimat-kalimat yang dikelompokan atau dikategorikan untuk memperoleh kesimpulan. Sedangkan data kuantitatif disajikan dalam bentuk angka. Teknik ini disebut dengan teknik deskriptif kuantitatif.
Metode deskriptif kuantitatif metode ini juga biasa disebut statistik deskriptif. Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
(26)
47
Vera Nurfadillah, 2014
Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi (Sugiyono, 2012, hlm. 147). Yang termasuk kedalam statistik deskriptif antara lain adalah perhitungan desil, presentil, penyajian data melalui grafik, diagram lingkaran, tabel, pictogram, perhitungan modus,median, mean (perhitungan tendensi sentral), perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi serta perhitungan persentase.
D. Definisi operasional
Peneliti memberikan batasan istilah definisi dimaksudkan untuk mencegah dari terjadinya kesalahan dalam menafsirkan istilah-istilah dari pembahasan penelitian, yaitu sebagai berikut:
1. Optimalisasi Peran Orangtua Pekerja
Optimalisasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1995, hlm. 628) berasal dari kata optimal yang berarti terbaik, tertinggi, sedangkan optimalisasi berati suatu proses meninggikan atau meningkatkan. (dalam http://indraachmadi.blogspot.com/2012/04/optimalisasi.html diakses 08/07/2014 [online]). Menurut KBBI (2014) Peran adalah perangkat tingkah yg diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di masyarakat. Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam maupun dari luar dan bersifat stabil. (dalam http://kbbi.web.id/peran diakses 08/07/2014 [online]). Pekerja merupakan seseorang yang melaksanakan aktivitas fisik maupun pikiran dalam mengerjakan, mendesain, maupun menyelesaikan sesuatu diluar rumah (dalam
http://www.mcscv.com/produk_detail.php?page-id=Pengertian-DefinisiBekerja&rdmt=103165&pid=About-JOBdiakses 22/09/2014 [online]). Pengertian dari optimalisasi peran orangtua pekerja pada penelitian ini adalah upaya untuk meningkatkan kinerja sebuah peran melalui seperangkat tingkah laku, kemampuan, pemahaman dan sikap orangtua yang bekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini dan pelaksanaan kegiatan parenting.
2. Pembentukan Kemandirian
Martinis dan Jamilah (2013, hlm. 63) memaparkan kemandirian adalah keadaan dapat berdiri sendiri tanpa bergantung kepada orang lain, mampu
(27)
48
bersosialisasi, dapat melakukan aktivitasnya sendiri, dapat membuat keputusan sendiri dalam tindakannya dan berempati dengan orang lain.Pengertian pembentukan kemandirian dalam penelitian ini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak usia dini dilaksanakan melalui pembiasaan. Batasan kemandirian untuk anak usia dini dalam penelitian ini yaitu sesuai dengan tahapan kemandirian anak usia 3-5 tahun, seperti melatih anak memakai dan melepaskan baju atau jaket sendiri, melatih anak membersihkan diri sendiri dan menggosok gigi sendiri, melatih anak makan sendiri dengan rapih bahkan bisa menggunakan garpu, melatih anak agar membereskan mainannya sendiri, melatih anak agar mampu mengikuti kegiatan dari awal-akhir tanpa ditemani, dan anak melaksanakan aktivitas sendiri, tetapi hal tersebut tetap masih dalam bimbingan dan pengawasan dari orangtua.
3. Kegiatan Parenting
Menurut Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Keluarga (DIRJEN PAUDNI, 2012) yaitu: Kegiatan Parenting adalah kegiatan yang ditujukan kepada para orangtua atau anggota keluarga lain dalam rangka menyelaraskan pengetahuan dan keterampilan untuk melaksanakan perannya dalam peningkatan gizi dan kesehatan, perawatan, pengasuhan, pendidikan dan perlindungan di rumah sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal, sesuai usia dan tahap perkembangannya. Pengertian kegiatan parenting dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan oleh lembaga pendidikan anak usia dini yaitu TKIT Al-Kaukaba sebagai upaya membantu orangtua untuk meningkatkan pemahaman serta kemampuannya dalam pembentukan kemandirian anak usia dini, seperti kegiatan parenting, unsur-unsur kegiatan parenting, manfaat kegiatan parenting, tujuan kegiatan parenting, dan bentuk kegiatan parenting.
E. Instrumen Penelitian
Pada dasarnya penelitian merupakan melaksanakan pengukuran terhadap fenomena sosial ataupun alam. Menurut Sugiyono (dalam Permana, 2011, hlm.
(28)
49
Vera Nurfadillah, 2014
Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41) menjelaskan instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Instrumen penelitian dirancang menurut indikator pokok permasalahan dalam kegiatan penelitian yang diubah menjadi beberapa pertanyaan yang dibuat dalam pedoman wawancara dan angket hasil pengembangan dari beberapa indikator-indikator yang sudah didapat dalam penelitian. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah angket dan pedoman wawancara.
F. Proses Pengembangan Instrumen
Proses pengembangan instrumen, peneliti melakukan beberapa tahapan yakni: 1. Membuat kisi-kisi penelitian
2. Menjabarkan ksisi penelitian ke dalam pedoman wawancara dan angket. 3. Melakukan bimbingan kepada pembimbing mengenai pedoman wawancara
dan angket.
4. Melaksanakan penelitian ke lapangan.
G. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 224) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Pada penelitian ini, peneliti memulai mengumpulkan data dengan pihak pengelola dan narasumber tentang pelaksanaan kegiatan parenting, dan hasil kegiatan parenting. Setelah itu peneliti melakukan penyebaran angket untuk mengukur sejauh mana pemahaman orang tua, terutama orangtua yang bekerja yang mengikuti kegiatan parenting mengenai perannya dalam pembentukan kemandirian anak usia dini dilingkungan keluarga. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini yaitu:
1. Wawancara
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data memiliki tujuan apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti. Menurut Esterberg (dalam Sugiyono, 2012, hlm. 231)
(29)
50
wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.
Pada penelitian ini wawancara dilakukan kepada pihak-pihak yang menjadi sumber data dalam penelitian ini. Wawancara pada penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai pelaksanaan kegiatan parenting dalam mengoptimalkan peran orangtua pekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini.
2. Angket
Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang hal-hal yang ingin diketahui oleh peneliti (Suharsimi Arikunto, 2006, hlm. 151). Angket atau kuisioner dapat berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka. Angket atau kusioner ini diberikan langsung kepada responden, lewat internet atau pos. Dalam penelitian ini angket disebar langsung kepada orangtua pekerja peserta kegiatan parentingyang mempunyai anak usia 3-5 tahun di TKIT Al-Kaukaba.
3. Studi Dokumentasi
Dalam melakukan studi dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan harian, dan sebagainya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti (Arikunto 2002, hlm. 131) Dalam hal seperti ini studi dokumentasi digunakan bertujuan untuk memperoleh data yang bersifat administratif dan data-data kegiatan yang terdokumentasikan sebagai adanya bukti penyelenggaraan kegiatan parenting di TKIT Al-Kaukaba. Sumber data berupa catatan, berupa buku panduan, foto-foto kegiatan, jadwal kegiatan, dan lain sebagainya.
4. Triangulasi Data
Sugiyono (2012, hlm. 241) triangulasi data diartikan sebagai suatuteknik pengumpulan data yang memiliki sifat menggabungkan dari beberapa teknik pengumpulan data dan sumber data yang sudah ada. Karena peneliti menggunakan teknik triangulasi data, maka peneliti mengumpulkan data sekaligus menguji kredibilitas data dengan berbagai teknik pengumpulan data dan berbagai
(30)
51
Vera Nurfadillah, 2014
Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sumber data. Triangulasi menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama (Sugiyono, 2012, hlm. 241).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara mendalam, angket (kuisioner), dan studi dokumentasi untuk sumber data yang sama secara bersamaan. Teknik ini bertujuan untuk mengetahui data yang diperoleh akan lebih konsisten, tuntas, dan pasti. Pengumpulan data yang bervariasi dilaksanakan terus-menerus karena data yang diperoleh akan di deskripsikan, mana pandangan yang sama, berbeda dan spesifik berdasarkan sumber data, kemudian dianalisis sehingga memperoleh suatu kesimpulan
H. Analisis Data
Pada penelitian ini peneliti memakai dua teknik analisis data, yakni deskriptif dan analisis persentase. Menurut Sugiyono (2012, Hlm. 243) mejelaskan teknik deskriptif adalah teknik mendeskripsikan atau menggambarkan suatu objek yang diteliti melalui data populasi dan sampel sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Sedangkan teknik analisis persentase digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel yang diteliti dengan perhitungan statistik sederhana yaitu perhitungan persentase dalam berbagai tafsiran. Hal tersebut dilaksanakan untuk menyederhanakan data agar mudah diketahui dan dimengerti.
Analisis data dilaksanakan untuk menyusun data yang didapatkan secara sistematis. Data yang dianalisis diproleh dari hasil jawaban angket yang telah diisi oleh responden yang berjumlah 32 orang peserta kegiatan parenting. Analisis data ini dilakukan denga 2 orang peserta kegiatan parenting dan 2 orang dari pihak pengelola kegiatan.
Pengolahan dan analisis data dalam penelitian ini yaitu dengan langkah-langkah yang dikemukakan Sugiyono (2012, Hlm. 247-252) sebagai berikut:
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian pada pengabstrakan, penyederhanaan dan transformasi data ”kasar” yang muncul dari catatan tertulis yang diperoleh dari lapangan dengan jumlah yang banyak, untuk
(31)
52
itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci . Reduksi data merupakan proses yang berfikir sensitif dalam bentuk analisis yang mempertajam, memfokuskan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan dirancang sedemikian rupa sehingga akhirnya kesimpulan dapat ditarik dan di verifikasi.
2. Penyajian Data (Data display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data (penyajian data). Penyajian data merupakan beberapa kumpulan informasi tersusun dan terstruktur yang dapat memberi adanya kemungkinan penarikan kesimpulan dan pengambilan suatu tindakan. Penyajian-penyajian data ini dapat berupa berbagai jenis matriks, jaringan, grafik, dan bagan. Denganmendisplaykan data kita dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilaksanakan secara lebih jauh dengan cara menganalisis ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang diperoleh dari penyajian data yang ada.
3. Kesimpulan (Conclusion Drawing/verification)
Kesimpulan akhir penelitian kemungkin tidak akan dapat muncul sampai pengumpulan data yang paling akhir. Hal itu tergantung dari beberapa kumpulan catatan yang di dapat dilapangan. Kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran peneliti selama menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan serta tukar pikiran.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam mengolah data yakni:
a. Seleksi data. Pada tahap ini data yang telah diseleksi kemudian disesuaikan dengan tujuan penelitian.
b. Klasifikasi data. Pada tahap ini data yang telah diseleksi kemudian digolongkan sesuai dengan pertanyaan penelitian untuk mempermudah pengolahan data.
c. Tabulasi data. Pada tahap ini data yang sudah dikelompokan kemudian ditabulasi untuk memperoleh dan mengetahui frekuensi dari setiap item pertanyaan, dilihat dari jawaban keseluruhan responden. Selanjutnya data
(32)
53
Vera Nurfadillah, 2014
Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
hasil perhitungan dimasukan kedalam tabel yang telah tersedia untuk mempermudah menganalisis data.
Setelah data diolah kemudian data tersebut dianalisis untuk menyederhanakan data yang sudah didapat ke dalam bentuk yang mudah di interpretasikan. Berikut langkah-langkah menganalisis data seperti yang di kemukakan Arikunto(2002, hlm. 115) Membuat tabel dengan kolom-kolom: no urut, alternatif jawaban, frekuensi yang di observasi dan persentase.
1) Mencari frekuensi yang diobservasi (F) dengan cara menjumlah dari setiap alternatif jawaban.
2) Mencari frekuensi keseluruhan (n) dengan menjumlah frekuensi observasi dari setiap alternatif jawaban.
3) Mencari nilai persentase dengan cara menggunakan rumus sebagai berikut:
P=�
�X 100%
n
keterangan:
P = Presentase
f = Frekuensi jawaban terhadap satu poin r = Jumlah responden yang dijadikan sampel 100 % = Bilangan konstanta/tetap
(Arikunto, 2002, hlm. 115)
Untuk mempermudah dalam menafsirkan data yang diperoleh maka peneliti membuat kriteria perhitungan persentase jawaban kolektif yang diberikan responden sebagai berikut:
0% = tidak seorang pun memberikan jawaban 1% - 24% = hanya sebagian kecil
25% - 49% = kurang dari setengahnya 50% = setengahnya
51% - 74% = lebih dari setengahnya 75% - 99% = sebagian besar
(33)
54
100% = seluruhnya (Arikunto, 2002, hlm. 115)
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka setiap jawaban yang didapat dari angket yang disebarkan akan diketahui persentasenya. Kemudian akan mempermudah dalam menafsirkan data penelitian ini. Adapun hasil penafsiran persentase kemudian dianalisis dan dideskripsikan berdasarkan teori dan konsep yang berkaitan dengan penelitian ini.
(34)
106 Vera Nurfadillah, 2014
Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini peneliti mengemukakan kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian dilapangan dan uraian pada bab-bab sebelumnya mengenai masalah yang diteliti yakni: “Optimalisasi Peran Orangtua Pekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini (3-5 tahun) Melalui Kegiatan Parenting”
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya yaitu bab IV, dengan demikian peneliti akan menyimpulkan hasil penelitian sebagai berikut:
1. Pemahaman Orangtua Pekerja Mengenai Kegiatan Parenting
Berdasarkan hasil temuan peneliti dilapangan diketahui bahwa pemahaman orangtua pekerja mengenai kegiatan parenting di TKIT Al-Kaukaba sudah baik, yang sudah mencapai tingkat pemahaman yang optimal yaitu pada aspek manfaat dan tujuan kegiatan parenting yaitu terpenuhinya hak-hak anak merupakan manfaat dari kegiatan parenting dan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan orangtua merupakan tujuan kegiatan parenting.
Secara umum, indikator-indikator dalam kegiatan parenting merupakan suatu rangkaian yang terstruktur dan saling berhubungan serta tidak dapat dipisahkan saat proses pelaksanaannya antara indikator satu dengan indikator lain. Maka pemahaman mengenai kegiatan parenting perlu di sosialisasikan kepada peserta kegiatan, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kepincangan dalam pelaksanaan kegiatan parenting.
2. Pemahaman Orangtua Pekerja Mengenai Kemandirian Anak Usia Dini Hasil temuan peneliti dilapangan diketahui bahwa pemahaman orangtua pekerja mengenai kemandirian anak usia dini di TKIT Al-Kaukaba sudah baik, yang sudah mencapai tingkat pemahaman yang optimal yaitu pada indikator
(35)
ciri-107
ciri kemandirian anak usia dini yaitu anak dapat melakukan aktivitasnya sendiri meskipun tetap dengan pengawasan orang dewasa.
Pada dasarnya semua indikator dalam pembentukan kemandirian anak usia dini merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan satu sama lainnya. Maka pembentukan kemandirian pada anak usia dini sebagaimana yang di ungkapkan oleh Chaeffer (2000) haruslah kontinyu dan dalam keadaan makin besar dan matang, serta berjalan secara bertahap dan sangat dipengaruhi oleh semua aspek dalam pembentukan kemandirian tersebut. 3. Pelaksanaan Kegiatan Parenting Dalam Mengoptimalkan Peran
Orangtua Pekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini Pelaksanaan kegiatan parenting dalam mengoptimalkan peran orangtua pekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini (3-5 tahun) di TKIT Al-Kaukaba sudah baik dan optimal yang pada dasarnya sudah sesuai dan tepat dengan pendekatan andragogi yaitu berpusat pada kebutuhan peserta. Hal tersebut terlihat berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti meliputi langkah-langkah pelaksanaan, strategi dan metode kegiatan parenting, bentuk kegiatan parenting, dan kesulitan yang dihadapi.
4. Hasil Yang Di Dapat Dari Kegiatan Parenting Mengenai Peran Orangtua Pekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini Di Lingkungan Keluarga
Hasil temuan peneliti dilapangan diketahui bahwa hasil yang yang didapat dari kegiatan parenting mengenai peran orangtua pekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini di TKIT Al-Kaukaba sudah baik, hal ini terlihat dari hasil angket pada pertanyaan di setiap indikator yang diteliti tentang respon dan partisipasi, 8 peran yang dipaparkan oleh Soelaeman (1994), dan manfaat yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan parenting yaitu orangtua aktif mengikuti kegiatan parenting, orangtua paham akan perannya, dan lebih paham dan percaya diri dalam membentuk kemandirian anak dirumah.
(36)
108
Vera Nurfadillah, 2014
Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Saran
1. Orangtua
Orangtua merupakan pendidik yang pertama dan utama dalam pembentukan kemandirian anak usia dini. Berdasarkan penelitian dilapangan, ditemukan bahwa pemahaman baik kegiatan parenting maupun kemandirian anak usia dini, orangtua khususnya orangtua yang bekerja dan peran orangtua dalam pembentukan kemandirian anak usia dini khusunya dilingkungan keluarga sudah baik. Namun dengan begitu, pengoptimalisasian pemahaman serta peran tersebut harus selalu dilakukan secara konsisten dan terus-menerus. Hal ini dikarenakan bukan saja hanya untuk meningkatkan keterampilan orangtua dalam pembentukan kemandirian anak, tetapi juga akan berpengaruh terhadap pembentukan kemandirian anaknya.
2. TKIT Al-Kaukaba
Penyelenggaraan program parenting yang diselenggarakan oleh pihak lembaga sudah baik, akan tetapi pelaksanaan kegiatan parenting tersebut harus lebih ditingkatkan mengingat pembentukan kemandirian anak usia dini yang berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Dari perkembangan zaman tersebut orangtua dituntut untuk memiliki kualitas dan keterampilan peran yang perlu ditingkatkan dalam pembentukan kemandirian anak usia dini. Maka dari situlah TKIT Al-Kaukaba sebagai lembaga pendidikan anak usia dini harus bisa mengambil peran yang bisa meningkatkan pembentukan kemandirian anak usia dini itu sendiri yaitu orangtua.
3. Praktisi PLS
Penelitian ini semoga bisa memberikan manfaat sebagai referensi untuk para praktisi PLS khususnya bagi pengelola PAUD supaya dapat menyelenggarakan kegiatan parenting seperti yang diselenggarakan oleh TKIT Al-Kaukaba. Diharapkan pemaparan mengenai pelaksanaan kegiatan parenting ini dapat dijadikan contoh pengelola PAUD yang ingin menyelenggarakan kegiatan parenting.
(37)
109
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini semoga memberikan manfaat untuk referensi peneliti selanjutnya yang merasa tertarik supaya mengkaji lebih dalam kajian pembentukan kemandirian anak usia dini, khususnya tentang peran orangtua yang bekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengkaji lebih dalam tentang upaya-upaya lain yang mungkin dilakukan dalam meningkatkan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan orangtua dalam pembentukan kemandirian anak usia dini.
(38)
110
Vera Nurfadillah, 2014
Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Z. (2011). Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini). Bandung: CV. Nuansa Aulia.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasan, M. (2013). Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: DIVA Press.
IKAPI. (2009). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia.
Kiong, M. (2010) . Siapa Bilang Ibu Bekerja Tidak Bisa Mendidik Anak Dengan Baik?. Jakarta: Progressio.
Martinis & Jamilah. (2013). Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Gaung Persada Press Group.
Moleong, L.J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif EDISI REVISI. Bandung: ROSDA.
Nazir, M. (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Noe’man, R.R. (2012). Amazing Parenting: Menjadi Orangtua Asyik, Membentuk
Anak Hebat. Jakarta: Noura Books.
Rosmawati, W. (2013). Pembentukan Karakter Dimulai Sejak Dini. Bandung: OMAHIMA.
Sudjana. (2001). Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.
Sudjana. (2004). Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.
(39)
111
Suyadi, dan Ulfah, M. (2013). Konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.
Soelaeman. (1994). Pendidikan Dalam Keluarga. Bandung: ALFABETA.
Solahuddin, G., dkk. (2010). The Golden Years. Jakarta: PT. Gramedia Cet.1.
Sumber Elektronik
Achmadi, I. (2012). Optimalisasi. [online]. tersedia: http://indraachmadi.blogspot.com/2012/04/optimalisasi.html [08 juli 2014].
Harahap. (2009) . Program Parenting pada kelompok bermain pendidikan anak usia dini. [online]. tersedia: http://www.bpplsprel.go.id/buletin/read.html [4 Agustus 2014].
KBBI. (2014) . Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [online]. tersedia: http://kbbi.web.id/peran [08 juli 2014].
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, PAUDNI. (2012). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Keluarga. [online]. tersedia: http://paud.kemdikbud.go.id/uploads/pedoman/juknis-penyelenggaraan-parenting-file.pdf [4 Agustus 2014].
Kementrian Dalam Negeri Riau. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [online]. tersedia:
http://riau.kemenag.go.id/file/file/produkhukum/fcpt1328331919.pdf [28 juni 2014].
MCSCV. (2014). Dimensi Pemahaman Mengenai Bekerja dan Mendapatkan Pekerjaan Dengan Status dan Jenis Usaha Apapun Yang Anda Lakukan Dalam Berbagai Sub Sistem Core Bisnis Dunia Kerja. [online]. tersedia: http://www.mcscv.com/produk_detail.php?page-id=Pengertian-Definisi- Bekerja&rdmt=103165&pid=About-JOB [22 September 2014].
Sumber Lain
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, PAUDNI. (2012). Model Pelaksanaan Program Pendidikan Keorangtuaan Di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kemendikbud.
Kementrian Pendidikan Nasional, PAUDNI. (2011). Petunjuk Orientasi Teknis Peningkatan Pemahaman Program Penguatan PAUD Berbasis Keluarga (Parenting). Jakarta: Kemendiknas.
(40)
112
Vera Nurfadillah, 2014
Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kostianissa, N. (2013). Optimalisasi Partisipasi Orangtua Pada Program Parenting. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Nurianti, E. (2009). Penerapan Metode Practical LifeExercises (PLE) dalam Menumbuhkan Kemandirian Anak Usia Dini. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2013
Profil Lembaga TKIT Al-Kaukaba Tahun 2014.
Permana, I. (2011). Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Usia 2-4 Tahun Pada Keluarga Ibu Pekerja Dan Tidak Bekerja Di RW 11 Desa Jayagiri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
(1)
107
ciri kemandirian anak usia dini yaitu anak dapat melakukan aktivitasnya sendiri meskipun tetap dengan pengawasan orang dewasa.
Pada dasarnya semua indikator dalam pembentukan kemandirian anak usia dini merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan dan saling berhubungan satu sama lainnya. Maka pembentukan kemandirian pada anak usia dini sebagaimana yang di ungkapkan oleh Chaeffer (2000) haruslah kontinyu dan dalam keadaan makin besar dan matang, serta berjalan secara bertahap dan sangat dipengaruhi oleh semua aspek dalam pembentukan kemandirian tersebut. 3. Pelaksanaan Kegiatan Parenting Dalam Mengoptimalkan Peran
Orangtua Pekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini Pelaksanaan kegiatan parenting dalam mengoptimalkan peran orangtua pekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini (3-5 tahun) di TKIT Al-Kaukaba sudah baik dan optimal yang pada dasarnya sudah sesuai dan tepat dengan pendekatan andragogi yaitu berpusat pada kebutuhan peserta. Hal tersebut terlihat berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan oleh peneliti meliputi langkah-langkah pelaksanaan, strategi dan metode kegiatan parenting, bentuk kegiatan parenting, dan kesulitan yang dihadapi.
4. Hasil Yang Di Dapat Dari Kegiatan Parenting Mengenai Peran Orangtua Pekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini Di Lingkungan Keluarga
Hasil temuan peneliti dilapangan diketahui bahwa hasil yang yang didapat dari kegiatan parenting mengenai peran orangtua pekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini di TKIT Al-Kaukaba sudah baik, hal ini terlihat dari hasil angket pada pertanyaan di setiap indikator yang diteliti tentang respon dan partisipasi, 8 peran yang dipaparkan oleh Soelaeman (1994), dan manfaat yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan parenting yaitu orangtua aktif mengikuti kegiatan parenting, orangtua paham akan perannya, dan lebih paham dan percaya diri dalam membentuk kemandirian anak dirumah.
(2)
B. Saran 1. Orangtua
Orangtua merupakan pendidik yang pertama dan utama dalam pembentukan kemandirian anak usia dini. Berdasarkan penelitian dilapangan, ditemukan bahwa pemahaman baik kegiatan parenting maupun kemandirian anak usia dini, orangtua khususnya orangtua yang bekerja dan peran orangtua dalam pembentukan kemandirian anak usia dini khusunya dilingkungan keluarga sudah baik. Namun dengan begitu, pengoptimalisasian pemahaman serta peran tersebut harus selalu dilakukan secara konsisten dan terus-menerus. Hal ini dikarenakan bukan saja hanya untuk meningkatkan keterampilan orangtua dalam pembentukan kemandirian anak, tetapi juga akan berpengaruh terhadap pembentukan kemandirian anaknya.
2. TKIT Al-Kaukaba
Penyelenggaraan program parenting yang diselenggarakan oleh pihak lembaga sudah baik, akan tetapi pelaksanaan kegiatan parenting tersebut harus lebih ditingkatkan mengingat pembentukan kemandirian anak usia dini yang berkembang seiring dengan perkembangan zaman. Dari perkembangan zaman tersebut orangtua dituntut untuk memiliki kualitas dan keterampilan peran yang perlu ditingkatkan dalam pembentukan kemandirian anak usia dini. Maka dari situlah TKIT Al-Kaukaba sebagai lembaga pendidikan anak usia dini harus bisa mengambil peran yang bisa meningkatkan pembentukan kemandirian anak usia dini itu sendiri yaitu orangtua.
3. Praktisi PLS
Penelitian ini semoga bisa memberikan manfaat sebagai referensi untuk para praktisi PLS khususnya bagi pengelola PAUD supaya dapat menyelenggarakan kegiatan parenting seperti yang diselenggarakan oleh TKIT Al-Kaukaba. Diharapkan pemaparan mengenai pelaksanaan kegiatan parenting ini dapat dijadikan contoh pengelola PAUD yang ingin menyelenggarakan kegiatan
(3)
109
4. Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini semoga memberikan manfaat untuk referensi peneliti selanjutnya yang merasa tertarik supaya mengkaji lebih dalam kajian pembentukan kemandirian anak usia dini, khususnya tentang peran orangtua yang bekerja dalam pembentukan kemandirian anak usia dini. Peneliti selanjutnya diharapkan mampu mengkaji lebih dalam tentang upaya-upaya lain yang mungkin dilakukan dalam meningkatkan pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan orangtua dalam pembentukan kemandirian anak usia dini.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Z. (2011). Pedoman Teknis Penyelenggaraan PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini). Bandung: CV. Nuansa Aulia.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Edisi Revisi V. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Edisi Revisi VI. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasan, M. (2013). Pendidikan Anak Usia Dini. Jogjakarta: DIVA Press.
IKAPI. (2009). Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Bandung: Fokusmedia.
Kiong, M. (2010) . Siapa Bilang Ibu Bekerja Tidak Bisa Mendidik Anak Dengan Baik?. Jakarta: Progressio.
Martinis & Jamilah. (2013). Panduan Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Gaung Persada Press Group.
Moleong, L.J. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif EDISI REVISI. Bandung: ROSDA.
Nazir, M. (2011). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.
Noe’man, R.R. (2012). Amazing Parenting: Menjadi Orangtua Asyik, Membentuk
Anak Hebat. Jakarta: Noura Books.
Rosmawati, W. (2013). Pembentukan Karakter Dimulai Sejak Dini. Bandung: OMAHIMA.
Sudjana. (2001). Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.
Sudjana. (2004). Pendidikan Luar Sekolah: Wawasan, Sejarah Perkembangan, Falsafah, Teori Pendukung, Asas. Bandung: Falah Production.
Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA.
(5)
111
Suyadi, dan Ulfah, M. (2013). Konsep dasar Pendidikan Anak Usia Dini. PT Remaja Rosdakarya: Bandung.
Soelaeman. (1994). Pendidikan Dalam Keluarga. Bandung: ALFABETA. Solahuddin, G., dkk. (2010). The Golden Years. Jakarta: PT. Gramedia Cet.1. Sumber Elektronik
Achmadi, I. (2012). Optimalisasi. [online]. tersedia:
http://indraachmadi.blogspot.com/2012/04/optimalisasi.html [08 juli 2014]. Harahap. (2009) . Program Parenting pada kelompok bermain pendidikan anak
usia dini. [online]. tersedia: http://www.bpplsprel.go.id/buletin/read.html [4 Agustus 2014].
KBBI. (2014) . Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [online]. tersedia: http://kbbi.web.id/peran [08 juli 2014].
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, PAUDNI. (2012). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Keluarga. [online]. tersedia: http://paud.kemdikbud.go.id/uploads/pedoman/juknis-penyelenggaraan-parenting-file.pdf [4 Agustus 2014].
Kementrian Dalam Negeri Riau. (2003). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. [online]. tersedia:
http://riau.kemenag.go.id/file/file/produkhukum/fcpt1328331919.pdf [28 juni 2014].
MCSCV. (2014). Dimensi Pemahaman Mengenai Bekerja dan Mendapatkan Pekerjaan Dengan Status dan Jenis Usaha Apapun Yang Anda Lakukan Dalam Berbagai Sub Sistem Core Bisnis Dunia Kerja. [online]. tersedia: http://www.mcscv.com/produk_detail.php?page-id=Pengertian-Definisi- Bekerja&rdmt=103165&pid=About-JOB [22 September 2014].
Sumber Lain
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, PAUDNI. (2012). Model Pelaksanaan Program Pendidikan Keorangtuaan Di Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Kemendikbud.
Kementrian Pendidikan Nasional, PAUDNI. (2011). Petunjuk Orientasi Teknis Peningkatan Pemahaman Program Penguatan PAUD Berbasis Keluarga
(6)
Kostianissa, N. (2013). Optimalisasi Partisipasi Orangtua Pada Program Parenting. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Nurianti, E. (2009). Penerapan Metode Practical LifeExercises (PLE) dalam Menumbuhkan Kemandirian Anak Usia Dini. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia Tahun 2013 Profil Lembaga TKIT Al-Kaukaba Tahun 2014.
Permana, I. (2011). Perbedaan Tingkat Kemandirian Anak Usia 2-4 Tahun Pada Keluarga Ibu Pekerja Dan Tidak Bekerja Di RW 11 Desa Jayagiri Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FIP UPI Bandung: tidak diterbitkan.