PERAN SASTRA ANAK DALAM PEMBENTUKAN KARA

PERAN SASTRA ANAK DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK
Vindy Radifani Amalia
Universitas Negeri Malang, Fakultas Sastra, Jurusan Sastra Indonesia,
Prodi S-1 Bahasa dan Sastra Indonesia
vindyamalia@gmail.com
abstrak: Sastra anak adalah karya imajinatif yang fokus utamanya untuk
mendidik anak-anak dan ditulis untuk mencerminkan perasaan dan
pengalaman yang dapat dilihat dan dipahami anak-anak. Nilai yang
terkandung dalam karya sastra berupa ajaran-ajaran moral bagi pembaca
dan secara ekplisit mampu mengubah karakter anak dalam proses
pembelajarannya sejak usia dini. Peran sastra anak dalam membentuk
karakter antara lain: (1) membantu anak-anak memiliki perilaku dan
kebiasaan positif melalui proses apresiasi dan berkreasi, serta (2) menjadi
media atau sarana untuk pembelajaran karakter karena membuat anak
belajar dengan perasaan senang (tanpa keterpaksaan), sehingga secara
perlahan anak mengadopsi nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya
sehari-hari.
Kata kunci: peran, sastra anak, membentuk karakter

PENDAHULUAN
Menurunnya kualitas moral bangsa yang terjadi sekarang ini ditandai

dengan merosotnya nilai-nilai karakter dan meningkatnya tindakan negatif yang
mengacu pada kriminalitas dikalangan anak-anak. Nilai karakter merupakan cara
berpikir dan perilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik
dalam lingkup keluarga, masyarakat bangsa dan negara. Penurunan nilai karakter
tersebut dikhawatirkan dapat menyebabkan rendahnya kualitas dan produktivitas
bagi masa depan bangsa. Memperkuat gagasan tersebut, Samani (2012: 2)
menyebutkan bahwa pendidikan di Indonesia perlu dikembangkan kembali
mengingat

semakin

banyaknya

tawuran

antarpelajar,

kenakalan

remaja,


penggunaan obat terlarang, ketidakjujuran, dan perilaku negatif lainnya. Berkaitan
dengan hal tersebut, pendidikan karakter yang berkualitas perlu dibentuk dan
dibina sejak dini sebab usia dini merupakan masa kritis bagi pembentukan
karakter seseorang. Pernyataan penulis tersebut diperkuat oleh Mursini (tanpa

tahun: 1) yang berpendapat masa 0 tahun hingga beranjak remaja sekitar 13 tahun
dapat dikatakan merupakan masa yang paling penting untuk menanamkan nilainilai sebagai manusia. Di sinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk
memberikan kebutuhan-kebutuhan anaknya akan perkembangan kepribadian
anak.
Salah satu cara untuk membantu proses pembentukan karakter anak usia
dini adalah melalui sebuah karya sastra, khususnya sastra anak. Sastra anak
merupakan sastra yang ditujukan untuk anak, bukan sastra tentang anak. Menurut
Puryanto (2008:2), sastra tentang anak bisa saja isinya tidak sesuai untuk anakanak, tetapi sastra untuk anak sudah tentu sengaja dan disesuaikan untuk anakanak selaku pembacanya. Penggunaan bahasa yang imajinatif juga dapat
mengundang emosi anak untuk merasakan dan menghayati peran tokoh dan
konflik yang ditimbulkan. Sejalan dengan itu, Wahidin (2009) unsur yang paling
menonjol dalam sastra anak adalah imajinasinya. Selain itu, sastra anak bertumpu
dan bermula pada penyajian nilai dan imbauan tertentu yang dianggap sebagai
pedoman tingkah laku. Dalam pedoman tingkah laku terdapat nilai-nilai moral
yang secara eksplisit akan mengubah karakter anak. Karena alasan-alasan

tersebut, artikel ini akan membahas mengenai peran-peran sastra anak dalam
membantu membentuk karakter anak.
SASTRA ANAK
Sastra anak adalah karya imajinatif dalam bentuk bahasa yang berisi
pengalaman, perasaan, dan pikiran anak yang khusus ditujukan pada anak-anak
ditulis oleh pengarang anak-anak maupun pengarang dewasa (Rumidjan,
2013:14). Tarigan (1995: 5) mengakatakan bahwa buku anak-anak adalah buku
yang menempatkan mata anak-anak sebagai pengamat utama, mata anak-anak
sebagai fokusnya. Sastra anak adalah sastra yang mencerminkan perasaan dan
pengalaman anak-anak masa kini, yang dapat dilihat dan dipahami melalui mata
anak-anak. Dengan kata lain sastra anak adalah karya imajinatif yang difokuskan
untuk anak-anak dan ditulis untuk mencerminkan perasaan dan pengalaman yang
dapat dilihat dan dipahami anak-anak. Kajian dalam sastra anak perlu memuat
rasa kesenangan, kegembiraan, kenikmatan, cita-cita, dan petualangan anak.Fokus

utama sastra anak adalah mendidik. Hal inilah yang membedakan sastra anak
dengan sastra lainnya.
Endraswara (dalam Mursini, tanpa tahun) mengatakan bahwa penceritaan
dalam sastra anak mencerminkan liku-liku kehidupan yang dapat dipahami oleh
anak, melukiskan perasaan anak, dan menggambarkan pemikiran-pemikiran anak.

Menegaskan hal tersebut, Citraningtyas (2013: 2) mengatakan bahwa sastra anak
adalah “Utile et Dulce” bukannya seperti penyataan terkenal Horace, yakni karya
sastra adalah “Dulce et Utile”. Perubahan tersebut oleh Citraningtyas didasarkan
pada kenyataan bahwa tujuan utama ditulisnya karya sastra adalah untuk
mendidik, baru kemudian sastra anak kadang menghibur. Fungsi utama sastra
anak untuk mendidik dikarenakan terdapat nilai-nilai tertentu yang mempengaruhi
perkembangan kejiwaan anak dan berpengaruh pada pembentukan karakter anak.
Bunanta (1998: 41-48) membagi sastra anak menjadiberbagai jenis, yakni
buku bacaan bergambar, komik, sastra tradisional, cerita fantasi modern, fiksi
realistis, fiksi sejarah, fiksi ilmiah, puisi, buku infirmasi, dan biografi. Sastra anak
memiliki karakteristik unik yang membuatnya berbeda dari karya sastra
umumnya. Karakteristik unik tersebut menurut Nurgiyantoro (2005: 7), antara
lain: (a) menggunakan bahasa yang mudah dipahami anak-anak, yakni bahasa
yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan pemahaman anak; (b)
menggunakan alur lurus yang tidak berbelit-belit; (c) fokus penceritaannya pada
apa yang dilakukan dan akibat yang dialami tokoh utama; (d) pesan yang
terkandung di dalamnya merupakan nilai-nilai, moral, dan pendidikan yang sesuai
dengan tingkat perkembangan dan pemahaman anak-anak; (e) menceritakan
berbagai hal, termasuk kisah tentang binatang yang dapat berbicara, bertingkah
laku, berpikir dan berperasaan seperti layaknya manusia; dan (f) tampilan sastra

anak, seperti bentuk buku segitiga, bentuk bundar, bentuk buah-buahan, penuh
gambar, dan ilustrasi-ilustrasi yang menambah variasi pada sastra anak. Sejumlah
karakteristik tersebut memudahkan identifikasi berbagai bacaan yang dapat
dikategorikan sebagai sastra anak.

MANFAAT SASTRA ANAK
Sastra dihargai karena ia berguna bagi hidup manusia. Sastra
mengungkapkan pengalaman manusia agar manusia lain dapat mengambil
pelajaran dari pengalaman itu dan hidup manusia akan lebih baik. Dari karya
sastra, orang akan belajar banyak tentang pengalaman hidup, persoalan dengan
aneka ragamnya dan bagaiamana menghadapinya (Zulela, 2012: 20-21).
(…)
PEMBENTUKAN KARAKTER ANAK
Gordon Allport (dalam Forum Harian Kompas, 2011) mendefinisikan
karakter manusia sebagai kumpulan atau kristalisasi dari kebiasan-kebiasaan
seorang individu. Dari sudut proses pembentukkannya ada ahli yang mengatakan
bahwa karakter manusia itu adalah turunan (hereditas), sebagian lain lagi
mengatakan lingkungan yang membentuk karakter kepribadian seseorang. Kedua
faktor tersebut tidak untuk diperdebatkan karena kedua faktor tersebut sangat
berperan di dalam pembentukan karakter kepribadian seorang manusia. Tetapi

yang paling penting untuk diperhatikan adalah bahwa kebiasaan manusia setiap
hari itulah yang akan membentuk karakter seorang manusia
(…)

PEMANFAATAN SASTRA ANAK DALAM PEMBENTUKAN
KARAKTER ANAK
Melalui karya sastra, anak-anak sejak dini bisa melakukan olah rasa, olah
batin, dan olah budi sehingga secara tidak langsung anak-anak memiliki perilaku
dan kebiasaan positif melalui proses apresiasi dan berkreasi melalui karya sastra.
Hal tersebut sesuai dengan Desain Induk Pembangunan Karakter Bangsa Tahun
2010-2025 (Pemerintah Republik Indonesia, 2010: 21) yang menulis secara
psikologis karakter individu dimaknai sebagai keterpaduan empat bagian yang
saling terkait antara satu dengan yang lain, yakni olah hati, olah pikir, olah raga,
dan olah rasa/karsa. Melalui karya sastra, anak-anak akan mendapatkan
pengalaman baru dan unik yang belum tentu bisa mereka dapatkan dalam

kehidupan nyata. Karya sastra juga bisa menjadi media atau sarana untuk
membentuk karakter, sebab sastra mengandung nilai etika dan moral yang
berkaitan dengan hidup dan kehidupan manusia.
(….)

SIMPULAN
Menurunnya kualitas moral bangsa yang terjadi sekarang ini ditandai
dengan merosotnya nilai-nilai karakter dan meningkatnya tindakan negatif yang
mengacu pada kriminalitas dikalangan anak-anak. Dalam hal ini, sastra dapat
membantu proses pembentukan karakter anak melalui sastra anak, terutama
melalui cerita anak. Melalui penggunaan bahasa yang imajinatif sehingga dapat
mengundang emosi anak untuk merasakan dan menghayati peran tokoh dan
konflik yang ditimbulkan, teks-teks kesusastraan diyakini akan mengubah
karakter anak karena mengandung nilai-nilai yang mengandung pesan moral Hal
ini dikarenakan fokus utama sastra anak adalah untuk mendidik, kemudian untuk
menghibur.
Peran-peran sastra anak dalam membentuk karakter anak antara lain: (1)
melalui karya sastra, anak-anak memiliki perilaku dan kebiasaan positif melalui
proses apresiasi dan berkreasi, serta (2) menjadi media atau sarana untuk
membentuk karakter karena membuat anak belajar dengan perasaan senang (tanpa
keterpaksaan), sehingga secara perlahan mengadopsi nilai-nilai tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Apabila minat anak terhadap karya sastra terbangun, maka
anak akan mulai berhadapan dengan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
Secara mandiri anak juga akan mengenal serta menyerap nilai-nilai moral, agama,
budaya dan sebagainya. Dengan demikian bukan tidak mungkin karakter anak

akan terbangun menjadi karakter yang baik.

DAFTAR RUJUKAN
(…)