ANALISIS PERBANDINGAN PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI PERILAKU ETIS AKUNTAN : Studi Komparatif pada Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pendidikan Indonesia.
No. Daftar FPEB : 520/UN.40.7.D1/LT/2014
ANALISIS PERBANDINGAN PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI
MENGENAI PERILAKU ETIS AKUNTAN
(Studi Komparatif pada Mahasiswa Akuntansi di
Universitas Pendidikan Indonesia)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di program studi Akuntansi
Oleh
GITA TIARA PUSPITA 1001516
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2014
(2)
No. Daftar FPEB : 520/UN.40.7.D1/LT/2014
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS PERBANDINGAN PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI PERILAKU ETIS AKUNTAN
(Studi Komparatif pada Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pendidikan Indonesia)
Skripsi ini telah disetujui dan disahkan oleh: Pembimbing
Dra. Silviana Agustami, M.Si, Ak, CA NIP. 195611161988032001
Mengetahui,
Ketua Program Studi Akuntansi
Dr. H. Nono Supriatna, M.Si NIP. 196104051986091001
(3)
(4)
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN NASKAH HAK CIPTA
BERITA ACARA SIDANG ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA KASIH
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... vi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 7
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian ... 7
1.3.1 Maksud Penelitian ... 7
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Kegunaan Penelitian... 8
1.4.1 Kegunaan Secara Teoritis ... 8
1.4.2 Kegunaan Secara Praktis ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9
2.1 Landasan Teori ... 9
2.1.1 Persepsi ... 9
2.1.2 Perilaku Etis ... 10
2.1.3 Etika ... 10
2.1.3.1Pengertian Etika ... 10
(5)
ii Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
2.1.3.3Etika Profesi Akuntan ... 12
2.1.3.4.1 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) ... 12
2.1.3.4.2 International Federation Of Accountants (IFAC) ... 18
2.1.4 Gender ... 19
2.1.4.1 Pengertian Gender ... 19
2.1.4.2 Perbedaan Persepsi Berbasis Gender ... 20
2.1.5 Perbedaan Persepsi Berbasis Latar Belakang Pendidikan ... 22
2.2 Penelitian Terdahulu ... 24
2.3 Kerangka Pemikiran ... 33
2.4 Hipotesis Penelitian ... 36
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN ... 37
3.1 Objek Penelitian ... 37
3.2 Metode Penelitian... 38
3.2.1 Desain Penelitian ... 38
3.2.2 Operasional Variabel ... 39
3.2.3 Populasi Dan Sampel ... 41
3.2.3.1 Populasi ... 41
3.2.3.2 Sampel ... 42
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 44
3.2.4.1 Interpretasi Data ... 45
3.2.5 Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis ... 47
3.2.5.1 Transformasi Data Ordinal ... 47
3.2.5.2Pengujian Instrumen Penelitian... 47
3.2.5.2.1 Uji Validitas ... 47
3.2.5.2.2 Uji Reliabilitas ... 49
3.2.5.3Uji Normalitas ... 51
3.2.5.4Pengujian Hipotesis ... 51
3.2.5.4.1 Independent Sample t-test ... 52
Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan ... 54
(6)
iii Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 54
4.1.2 Data Responden ... 57
4.1.3 Deskripsi Dan Data Penelitian ... 58
4.1.3.1 Pengujian Validitas Instrumen ... 58
4.1.3.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 60
4.1.3.3 Deskripsi Persepsi Mahasiswa Jurusan Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan ... 62
4.1.4 Analisis Data ... 90
4.1.4.1 Uji Normalitas Data ... 90
4.1.4.2 Uji Homogenitas Varians ... 91
4.1.4.3 Pengujian Hipotesis Menggunakan Independent Sample t-test ... 93
4.1.4.3.1 Uji Hipotesis mengenai Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Berdasarkan Gender ... 93
4.1.4.3.2 Uji Hipotesis mengenai Perbedaan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 102
4.2 PEMBAHASAN ... 113
4.2.1 Pembahasan Mengenai Perbedaan Persepsi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Antara Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan ... 113
4.2.2 Pembahasan Mengenai Perbedaan Persepsi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Antara Mahasiswa Akuntansi dan Pendidikan Akuntansi .... 117
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN ... 121
5.1 SIMPULAN ... 121
5.2 SARAN ... 122
DAFTAR PUSTAKA ... vi LAMPIRAN
(7)
iv Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
2.1 Penelitian Terdahulu ... 24
3.1 Operasional Variabel... 40
3.2 Populasi Penelitian ... 41
3.3 Sampel Penelitian ... 43
3.4 Format Instrumen ... 45
3.5 Interpretasi Skor ... 52
4.1 Demografi Responden ... 57
4.2 Pengujian Validitas Instrumen ... 59
4.3 Interpretasi Skor ... 62
4.4 Data Sekunder ... 89
4.5 Uji Normalitas Data ... 91
4.6 Uji Homogenitas Varians Berdasarkan Gender ... 92
4.7 Uji Homogenitas Varians Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan ... 92
4.8 Uji Hipotesis Mengenai Persepsi Perilaku Etis Akuntan Secara Keseluruhan ... 94
4.9 Uji Hipotesis Mengenai Prinsip Tanggungjawab Profesi ... 95
4.10Uji Hipotesis Mengenai Prinsip Kepentingan Publik ... 96
4.11Uji Hipotesis Mengenai Prinsip Integritas ... 97
4.12Uji Hipotesis Mengenai Prinsip Tanggungjawab Obyektivitas ... 98
4.13Uji Hipotesis Mengenai Prinsip Tanggungjawab Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional ... 99
4.14Uji Hipotesis Mengenai Prinsip Kerahasiaan ... 100
4.15Uji Hipotesis Mengenai Prinsip Kepentingan Publik ... 101
(8)
v Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
4.17Uji Hipotesis Mengenai Persepsi Perilaku Etis Akuntan Secara Keseluruhan
... 103
4.18Uji Hipotesis Mengenai Prinsip Tanggungjawab Profesi ... 104
4.19Uji Hipotesis Mengenai Prinsip Kepentingan Publik ... 105
4.20Uji Hipotesis Mengenai Prinsip Integritas ... 106
4.21Uji Hipotesis Mengenai Prinsip Tanggungjawab Obyektivitas ... 107
4.22Uji Hipotesis Mengenai Prinsip Tanggungjawab Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional ... 109
4.23Uji Hipotesis Mengenai Prinsip Kerahasiaan ... 110
4.24Uji Hipotesis Mengenai Prinsip Kepentingan Publik ... 111
4.25Uji Hipotesis Mengenai Prinsip Standar Teknis ... 112
4.26Hasil Independent sampel t-test Perbedaan Persepsi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Antara Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan... 114
4.27Hasil Independent sampel t-test setiap indikator ... 115
4.28Hasil Independent sampel t-test Perbedaan Persepsi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Antara Mahasiswa Akuntansi dan Pendidikan Akuntansi ... 117
(9)
vi Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
2.2Kerangka Pemikiran ... 35 4.1 Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 61
(10)
vii Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
(11)
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
ANALISIS PERBANDINGAN PERSEPSI MAHASISWA AKUNTANSI MENGENAI PERILAKU ETIS AKUNTAN
(Studi Komparatif pada Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pendidikan Indonesia)
Oleh Gita Tiara Puspita
Pembimbing : Dra. Silviana Agustami, M.Si, Ak, CA
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1) Perbedaan persepsi mengenai perilaku etis akuntan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan dimana mahasiswa perempuan memiliki persepsi yang lebih baik daripada mahasiswa laki-laki. 2) Perbedaan persepsi mengenai perilaku etis akuntan antara mahasiswa Akuntansi dengan mahasiswa Pendidikan Akuntansi
Data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari 144 mahasiswa jurusan akuntansi pada program studi Akuntansi dan program studi Pendidikan Akuntansi di Universitas Pendidikan Indonesia. Analisis yang digunakan adalah analisis statistik Independent sample t test untuk menguji hipotesis dan menganalisa apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai perilaku etis akuntan berdasarkan gender dan latar belakang pendidikan.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dalam prinsip etika secara keseluruhan, terdapat perbedaan persepsi mengenai perilaku etis akuntan antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan. Sedangkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk persepsi mengenai perilaku etis akuntan antara mahasiswa akuntansi dan pendidikan akuntansi.
(12)
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
COMPARATIVE ANALYSIS PERCEPTION OF STUDENTS IN ACCOUNTING ABOUT ACCOUNTANT ETHIC BEHAVIOR
(Comparative study on students of accounting in Indonesia University Of Education)
By
Gita Tiara Puspita
Supervisor : Dra. Silviana Agustami, M.Si, Ak, CA
This research aims to analyze 1) Differences in perception about accountant ethic behavior among male students and female students. 2) Differences in perceptions about accountant ethic behavior among accounting students and students in accounting education.
Data used are primary data collected from 144 students majoring in accounting and accounting education at Indonesia University of Education. Analysis of the data used is statistical analysis of independent sample t test to test the hypothesis and analyze whether there are differences in perceptions about accountant ethic behavior by gender and educational background.
These results indicate that the overall ethical principles, there are different perceptions about accountant ethical behavior among male students and female students. While there were no significant differences for perceptions of accountant ethic behavior among accounting students and accounting education students. Key Words: Perception, Ethics, Accountant Ethic Behavior
(13)
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan dunia global serta tuntutan profesi dalam menghasilkan profesi akuntan yang baik, maka dalam menjalankan aktivitasnya seorang akuntan dituntut untuk selalu meningkatkan kompetensinya. Seluruh akuntan di Indonesia bernaung di dalam organisasi profesi yang disebut Ikatan Akuntan Indonesia (Indonesian Institute of Accountants) yang disingkat IAI. Sejalan dengan semakin bertambahnya spesialisasi bidang-bidang pekerjaan yang dapat digeluti oleh para akuntan, maka terbentuk pula sub-sub organisasi profesi antara lain: Institute Akuntan Publik Indonesia (Indonesian Institute of Public Accountants), Insitut Akuntan Manajemen Indonesia (Indonesian Institute of Management Accountants), Institut Akuntan Sektor Publik (Indonesian Institute of Public Sector Accountants), dan Institut Akuntan Pendidik Indonesia (Indonesian Institute of Education Accountants).
Profesi akuntan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari praktek bisnis dan penyelenggaraan administrasi pemerintahan, mau tidak mau, berada dalam tekanan berat konflik kepentingan sehingga banyak profesi akuntan juga terseret ke dalam praktik-praktik yang tidak etis. Untuk mendukung profesionalisme akuntan, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mengeluarkan suatu standar profesi yang memuat seperangkat prinsip-prinsip moral dan mengatur tentang perilaku
(14)
2
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
profesional yaitu kode etik ikatan akuntan Indonesia yang mengatur tentang norma dalam perilaku antara akuntan dengan para klien, antara akuntan dengan sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat.
Profesi akuntan rentan terhadap pelanggaran etika. Maka dari itu akuntan mempunyai kode etik yang harus dipahami dengan baik. Menurut IAI kode etik merupakan perilaku etika akuntan dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya. Sukrisno Agoes (2009:160) menyebutkan bahwa kode etik IAI yang disahkan pada kongres IAI VIII tahun 1998 terdiri atas delapan prinsip yaitu; tanggungjawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis.
Kode etik akuntan atau perilaku etis akuntan telah menjadi isu yang menarik, Sorotan terhadap profesi akuntan tidak saja terjadi di Indonesia, tetapi juga terjadi di beberapa negara lain. Komponen-komponen utama yang menyebabkan seseorang melakukan perilaku tidak etis, yaitu opportunity, pressure, dan rationalization. Ketiga hal tersebut akan dapat kita hindari melalui meningkatkan moral, akhlak, etika, perilaku, dan lain sebagainya, karena kita meyakini bahwa tindakan yang bermoral dan beretika akan memberikan implikasi terhadap kepercayaan publik.
Di Indonesia, isu ini berkembang seiring dengan terjadinya pelanggaran etika, baik yang dilakukan oleh akuntan publik, akuntan manajemen, akuntan pemerintah, maupun akuntan pendidik. Beberapa kasus yang menjadi fenomena bagi perkembangan dunia akuntansi khususnya dalam kaitannya dengan etika
(15)
3
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
diantaranya; (1) Kasus Pembekuan izin Drs. Petrus Mitra Winata dari Kantor Akuntan Publik (KAP) Drs. Mitra Winata dan Rekan (2004), (2) Kasus Suap Mulyana W. Kusuma, sebagai seorang anggota KPU terhadap Salman Khairiansyah, sebagai anggota tim auditor BPK (2004), (3) Dugaan korupsi dalam kredit macet bank BRI yang dilakukan oleh Effendi Syam sebagai pegawai BRI, Biasa Sitepu sebagai akuntan publik, dan Zein Muhamad sebagai pimpinan Raden Motor (2009), dan (4) kasus manipulasi laporan keuangan PT KAI (2005).
Melihat dari fenomena kasus-kasus yang terjadi, ternyata pelanggaran etika kebanyakan dilakukan oleh kaum laki-laki. Menurut Gilligan, dalam Murtanto dan Marini (2003:793) perkembangan moral dan cara-cara pemikiran wanita berbeda secara fundamental terhadap pria. Menurut M Taufik Akbar (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Analisis Perbedaan Penerapan Etika Profesi Akuntan Dipandang Dari Segi Gender Dan Tingkat Pendidikan disebutkan bahwa penerapan etika profesi akuntan ditinjau dari gender memang terdapat perbedaan yang signifikan. Selain itu, Riza Sofia Nova Sari,dkk (2010) dalam penelitian kualitatif nya yang berjudul Tafsir Perilaku Etis Menurut Mahasiswa Akuntansi Berbasis Gender disebutkan bahwa mahasiswa perempuan memiliki penafsiran lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa laki-laki terhadap etika. Dari beberapa teori yang telah disebutkan maka terdapat kecenderungan bahwa perempuan dan laki-laki memiliki persepsi yang berbeda dimana perempuan cenderung memiliki persepsi yang lebih baik.
Selain itu pelanggaran etika akuntan yang tersorot kebanyakan datang dari kalangan akuntan publik, akuntan manajemen, dan akuntan pemerintah.
(16)
4
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tidak terpublikasi nya kasus-kasus pelanggaran dari kalangan akuntan pendidik diindikasikan adanya kecenderungan bahwa akuntan pendidik memiliki persepsi etika berbeda dan lebih baik dibandingkan ketiga jenis akuntan lainnya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan orientasi yang berbeda antara mereka. Menurut Dini Resda Santika (2012) dalam penelitiannya yang berjudul “Perbedaan Persepsi Antara Mahasiswa Junior dan Senior pada program S1 dan D3 Mengenai Profesi Akuntansi” disebutkan bahwa pada program S1 dan D3 memiliki hasil yang berbeda karena kedua program tersebut memiliki orientasi yang berbeda pula. Dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perilaku antara dua hal atau lebih yang memiliki orientasi berbeda. Perilaku yang berbeda adalah hasil dari persepsi yang berbeda pula.
Kasus-kasus pelanggaran etika mempengaruhi persepsi pengguna laporan keuangan terhadap reliabilitas laporan keuangan. Dengan adanya kasus-kasus tersebut, diperlukan upaya untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan. Maka dari itu, pendidikan mengenai etika harus dilakukan dengan benar kepada mahasiswa akuntansi sebelum mereka memasuki dunia kerja. salah satu tujuan dari pendidikan akuntansi adalah untuk mengenalkan mahasiswa kepada nilai-nilai dan standar-standar etik dalam profesi akuntan.
Ketersediaan kode etika profesi akuntan ini saja tidaklah cukup karena kode etik ini hanya akan menjadi sebatas pengetahuan apabila dalam penerapannya tidak dilaksanakan oleh para profesional akuntan. Penelitian ini dilakukan terhadap calon akuntan (mahasiswa) karena mereka adalah calon
(17)
5
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
akuntan yang seharusnya dibekali terlebih dulu pengetahuan mengenai etika, sehingga setelah lulus nanti mereka bisa bekerja secara profesional berdasar etika profesi dan dapat menerapkan etika dalam lingkungan kehidupan. Mahasiswa yang dipilih adalah mahasiswa laki-laki dan perempuan di program studi Akuntansi untuk mewakili akuntan publik, akuntan manajemen, dan akuntan pemerintah dan mahasiswa laki-laki dan perempuan di Pendidikan Akuntansi untuk mewakili akuntan pendidik.
Sebagai calon akuntan, mahasiswa perlu memahami etika profesi akuntan sejak dini agar memiliki persepsi yang baik mengenai perilaku etis akuntan karena seorang akuntan dituntut untuk dapat bersikap secara profesional untuk membuktikan bahwa profesi akuntan merupakan profesi yang memiliki etika tinggi dan mampu bekerja tanpa berpihak untuk kepentingan salah satu pihak saja, namun untuk semua pihak yang berkepentingan.
Pembelajaran etika akuntan baru dapat dikatakan efektif jika mahasiswa akuntansi mampu berperilaku etis dalam berbagai situasi dilema etis yang dihadapinya. Situasi dan kondisi di dunia kerja yang akan dihadapai para calon lulusan akuntansi ini tidak lepas dari kondisi yang terkait dilema etika. Menurut Arens et al (2008:100) Dilema etika adalah situasi yang dihadapi oleh seseorang di mana ia harus mengambil keputusan tentang perilaku yang tepat. Situasi dilema etika dapat terjadi dalam berbagai kasus pekerjaan akuntan, antara lain penugasan audit dan penyusunan anggaran partisipatif yang memungkinkan terjadinya kesenjangan anggaran. Adanya dilema etika ini membuat seorang akuntan menghadapi situasi konflik untuk memilih berbagai pilihan yang paling etis.
(18)
6
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Dunia pendidikan dengan kajian mengenai akuntansi mempunyai pengaruh yang besar terhadap perilaku etis seorang calon akuntan, oleh sebab itu pemahaman seorang calon akuntan sangat diperlukan dalam hal etika dan keberadaan pendidikan etika ini juga memiliki peranan penting dalam perkembangan profesi akuntansi di Indonesia.
Pendidikan akuntansi seharusnya membantu para peserta didik untuk memenuhi tantangan ini dengan membuat mahasiswa menjadi lebih siap dalam menghadapi dilema etis dalam dunia kerja. Mahasiswa akuntansi sudah seharusnya diperkenalkan dan dilatih agar mampu merasakan peran pentingnya etika dalam kehidupan profesional mendatang dan mampu mengembangkan perspektif kritis terhadap isu-isu etis yang sedang berkembang.
Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan diatas, Penelitian ini bertujuan untuk meneliti apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai perilaku etis akuntan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan dimana mahasiswa perempuan memiliki persepsi yang lebih baik dari laki-laki, dan apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai perilaku etis akuntan antara mahasiswa akuntansi dan pendidikan akuntansi. Maka judul untuk penelitian ini adalah “Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan (Studi Komparatif pada Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pendidikan Indonesia)”
(19)
7
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dituangkan dalam rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai perilaku etis akuntan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan dimana mahasiswa perempuan memiliki persepsi yang lebih baik daripada mahasiswa laki-laki?
2. Apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai perilaku etis akuntan antara mahasiswa Akuntansi dengan mahasiswa Pendidikan Akuntansi?
1.3 Maksud Dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dilakukannya penelitian ini adalah untuk menjawab tujuan secara umum dari proses penelitian, kemudian ditarik kesimpulan sehingga diperoleh hasil yang empiris mengenai permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai perilaku etis akuntan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan dimana
(20)
8
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
mahasiswa perempuan memiliki persepsi yang lebih baik daripada mahasiswa laki-laki.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan persepsi mengenai perilaku etis akuntan antara mahasiswa Akuntansi dengan mahasiswa Pendidikan Akuntansi.
1.4 Kegunaan Penelitian
1.4.1 Kegunaan Secara Teoritis
Bagi akademisi, Penelitian ini diharapkan bisa mengembangkan khazanah keilmuan di bidang akuntansi keprilakuan mengenai perilaku etis akuntan dan dapat menjadi masukan bagi para pendidik di bidang akuntansi agar mereka dapat mengembangkan konsep pendidikan etika dengan lebih memperhatikan perkembangan moral agar mereka dapat membentuk perilaku etis mahasiswa sebagai calon akuntan sejak dini.
1.4.2 Kegunaan Secara Praktis
Bagi para calon akuntan, penelitian ini dapat memberikan manfaat praktis, Penelitian ini membantu mereka untuk lebih mempersiapkan diri menghadapi berbagai kasus pelanggaran etika akuntansi yang terjadi. Selain itu, dengan adanya penelitian ini diharapkan mahasiswa calon akuntan akan lebih sadar terhadap berbagai kasus pelanggaran yang terjadi di bidang akuntansi agar mereka dapat lebih siap untuk meghindari terjadinya krisis etis profesional.
(21)
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:118) Objek penelitian adalah fenomena atau masalah penelitian yang telah diabstraksi menjadi suatu konsep atau variabel. Obyek penelitian ditemukan melekat pada subyek penelitian.
Sementara itu Husein Umar (2007: 303), menyatakan bahwa Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu.
Sedangkan Pengertian objek penelitian yang dikemukakan oleh Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2007: 56), menyatakan bahwa objek penelitian adalah adalah karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skor atau ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda atau merupakan konsep yang diberi lebih dari satu nilai.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian merupakan sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk mendapatkan data tertentu. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek penelitiannya adalah para mahasuiswa Universitas Pendidikan Indonesia yang mengikuti kuliah pada Progaram Studi akuntansi dan pendidikan akuntansi baik laki-laki maupun perempuan. Objek yang dikaji adalah persepsi mahasiswa akuntansi mengenai perilaku etis akuntan. Subjek penelitian ini adalah mahasiswa
(22)
38
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Strata 1 laki-laki dan perempuan di program studi akuntansi dan pendidikan akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia.
3.2 Metode Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode dekriptif dengan teknik survai, mengenai metode deskriptif ini dikemukakan oleh Suharsimi sebagai berikut
3.2.1 Desain Penelitian
Menurut Arfan Ikhsan (2008:88) Desain penelitian merupakan rencana yang terstruktur dari penyelidikan yang digambarkan untuk memperoleh jawaban tentang pertanyaan penelitian. Dalam pengertian luas, desain penelitian dapat diartikan sebagai keseluruhan proses perancangan dan pelaksanaan penelitian, sedangkan dalam arti yang sempit dan khusus, desain penelitian berarti prosedur pengumpulan dan analisis data, maksudnya menguraikan tentang metode pengumpulan dan analisis data apa saja yang digunakan menjelaskan penelitian.
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:3) Istilah deskriptif berasal dari istilah bahasa inggris to describe yang berarti memaparkan atau menggambarkan suatu hal misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan, dan lain-lain. Dengan demikian yang dimaksud dengan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan untuk menyelidiki keadaan, kondisi atau hal lain-lain yang sudah disebutkan, yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk laporan.
(23)
39
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Jenis penelitian deskriptif yang digunakan adalah penelitian komparasi. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:6) Kata komparasi dalam bahasa inggris comparation, yaitu perbandingan. Makna dari kata tersebut menunjukan bahwa dalam penelitian ini peneliti bermaksud mengadakan perbandingan kondisi, apakah kondisi tersebut sama atau terdapat perbedaan.
Sedangkan menurut Sugiyono (2013:54) suatu penelitian yang bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda disebut penelitian Komparatif. Maka dari itu metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif.
3.2.2 Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2013:58) Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Kerlinger, dalam Sugiyomo (2013:58) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk (construct) atau sifat yang akan dipelajari. Selanjutnya Kidder, dalam Sugiyono (2013:59) menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas (qualities) dimana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
(24)
40
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka variabel pada penelitian ini adalah perilaku etis akuntan.
Tabel 3.1 Operasional Variabel
Variabel Pengertian Indikator Skala Item No
Perilaku Etis Akuntan
Menurut IAI, perilaku etis akuntan atau kode etik akuntan merupakan perilaku etika yang dilakukan
seorang akuntan dalam memenuhi tanggung jawab profesionalnya.
Etika sendiri merupakan suatu pemikiran/penilaian moral. Etika sebagai pemikiran moral bisa saja mencapai taraf ilmiah bila proses penalaran terhadap moralitas tersebut bersifat kritis, metodis dan
sistematis. Sukrisno Agoes
- Tanggungjawab profesi, - Kepentingan publik, - Integritas, - Objektivitas, - Kompetensi dan
kehati-hatian profesional, - Kerahasiaan, - Perilaku
profesional, - Standar teknis
Ordinal 1,2,3,4
5,6,7,8 9,10,11,12 13,14,15,16 17,18,19,20 21,22,23,24 25,26,27,28 29,30,31,32
(25)
41
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
(2009:27)
3.2.3 Populasi Dan Sampel 3.2.3.1 Populasi
Menurut Sugiyono (2013:115) Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
(26)
42
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:173) Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa aktif yang terdaftar pada program studi Akuntansi dan program studi Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia.
Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh dari bagian akademik prodi akuntansi dan pendidikan akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia, maka populasi nya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2 Populasi Penelitian
Program Studi Laki-laki Perempuan Total
Akuntansi 157 225 382
Pendidikan Akuntansi 142 235 377
Total 299 460 759
Sumber : Bagian Akademik Program Studi Akuntansi dan Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia per Agustus 2014
3.2.3.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2013:116) Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan
(27)
43
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:174) Jika hanya akan meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel.
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan Purposive Sampling Method. Menurut Sugiyono (2013:122) Sampling Purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2010:183) Purposive Sampling dilakukan dengan cara mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
Kriteria pengambilan sampel adalah sebagai berikut:
1) Telah mengikuti mata kuliah Audit dan Etika Bisnis pada program studi Akuntansi atau mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi dan Studi Kelayakan Bisnis di program studi Pendidikan Akuntansi. Syarat mata kuliah tersebut menjadi indikator pemahaman mahasiswa terhadap perilaku etis akuntan.
2) Mahasiswa yang masih mengontrak mata kuliah diluar skripsi dan tugas akhir.
(28)
44
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan kriteria tersebut maka responden yang paling tepat untuk penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi dan pendidikan akuntansi angkatan 2011.
Tabel 3.3 Sampel Penelitian
Program Studi Laki-laki Perempuan Total
Akuntansi 36 57 93
Pendidikan Akuntansi 21 67 88
Total 57 124 181
Sumber : Bagian Akademik Program Studi Akuntansi dan Pendidikan Akuntansi Universitas Pendidikan Indonesia per Agustus 2014
Menurut Roscoe dalam Sugiyono (2013:129) Ukuran sampel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. Bila sampel dibagi dalam kategori (misalnya : pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sampel setiap kategori minimal 30.
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data
Teknik Pengumpulan Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui pengumpulan data primer, yaitu dengan cara menyebarkan kuisioner. Menurut Sugiyono (2013:199) Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
(29)
45
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.
Uma Sekaran, dalam Sugiyono (2013:199) mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan angket atau kuisioner sebagai teknik pengumpulan data yaitu : prinsip penulisan, pengukuran dan penampilan fisik.
Penelitian ini menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2013:132) Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif tanpa jawaban netral. Menurut Azwar (2003:141) Jawaban netral bisa saja dihilangkan agar tidak ada social desire pada topik yang sedang dikaji. Selain itu jawaban netral juga dihilangkan agar subjek penelitian tidak memberikan jawaban tersebut yang dianggap jawaban yang paling aman untuk suatu masalah.
Format Kuisioner skala likert dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk checklist, seperti pada tabel berikut ini :
(30)
46
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4 Format Instrumen
No. Item Pernyataan SS ST TS STS
Adapun keterangan dalam kuisioner penelitian tersebut yaitu sebagai berikut:
- SS yaitu Sangat setuju diberi skor 4 - ST yaitu Setuju diberi skor 3 - TS yaitu Tidak setuju diberi skor 2
- STS yaitu Sangat tidak setuju diberi skor 1
3.2.4.1Interpretasi Data
Menurut Sugiyono (2010:133) kriteria interpretasi skor berdasarkan jawaban responden dapat ditentukan sebagai berikut “skor maksimum setiap kuesioner adalah 5 dan skor minimum adalah 1, atau
berkisar antara 20% sampai 100%”.
Karena dalam penelitian ini skor berkisar antara 1-4, maka kisaran skor adalah 25% sampai 100%. jarak antara skor yang berdekatan adalah 18,75%. ((100%-25%)/4),” sehingga dapat diperoleh kriteria sebagai berikut:
(31)
47
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Interpretasi Skor
Hasil Kategori
25%-43,75% Sangat Rendah
43,76%-62,5% Rendah
62,51%-81,25% Tinggi
81,26%-100% Sangat Tinggi
Sumber: data diolah
Interpretasi skor ini diperoleh dengan cara membandingkan skor item yang diperoleh berdasarkan jawaban responden dengan skor tertinggi jawaban kemudian dikalikan 100%.
Skor item diperoleh dari hasil perkalian antara nilai skala pertanyaan dengan jumlah responden yang menjawab pada nilai tersebut. Sementara skor tertinggi diperoleh dari jumlah nilai skala pertanyaan paling tinggi dikalikan dengan jumlah responden secara keseluruhan.
3.2.5 Analisis Data Dan Pengujian Hipotesis
3.2.5.1Transformasi Data Ordinal Menjadi Data Interval
Menurut Riduwan dan Sunarto (2010:96) Untuk mengubah data ordinal menjadi data interval digunakan Metode Suksesif Interval (MSI).
(32)
48
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Apabila suatu pernyataan atau pertanyaan diajukan dengan menggunakan skala Likert, maka akan diperoleh data ordinal, di mana tidak menunjukkan perbandingan suatu jawaban secara nyata. Dengan data interval, perbandingan antar jawaban yang sebenarnya akan terlihat sehingga selanjutnya dapat diolah untuk memperoleh suatu nilai jawaban responden.
3.2.5.2Pengujian Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:173) Untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel maka instrumen yang digunakan juga harus valid dan reliabel.
Maka dalam penelitian ini dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas untuk mendapatkan syarat mutlak penelitian yang valid dan reliabel.
3.2.5.2.1 Uji Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument penelitian. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah. Sebuah instrument dinyatakan valid apabila mampu mrngukur apa yang diinginkan.
(33)
49
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Imam Ghozali (2012:34) mendefinisikan uji validitas sebagai alat untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Jadi validitas ingin mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak kita ukur.
Validitas suatu instrumen menunjukkan suatu alat ukur yang dapat mengukur sejauh mana kebenaran alat itu untuk mengukur sesuatu yang diperlukan, atau seberapa kesahihannya. Uji validitas ini dilakukan dengan cara mencari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan dengan menggunakan rumus pearson product moment. Adapun rumus pearson product moment adalah :
∑ – ∑ ∑ √ ∑ ∑ ∑ ∑ Kriteria keputusan :
rhitung > rtabel maka instrumen tersebut valid rhitung < rtabel maka instrumen tersebut tidak valid
Uji Validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan bantuan SPSS 20.0 for windows. Pengujian dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item setiap butir pernyataan dengan
(34)
50
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
skor total, selanjutnya interpretasi dari koefisien korelasi yang dihasilkan, bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya lebih dari sama dengan 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik (Sugiyono, 2013: 178).
3.2.5.2.2 Uji Reliabilitas
Menurut Riduwan dan Sunarto (2010:348) realibilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah dianggap baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Reliabel artinya dapat dipercaya dan dapat diandalkan. Sehingga beberapa kali diulang pun hasilnya akan tetap sama (konsisten).
Uji reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten dari waktu ke waktu. (Imam Ghozali, 2012:36). Jika jawaban terhadap indikator-indikator acak, maka dapat dikatakan bahwa tidak reliable.
Menurut Mardalis (2009:61-62) Reliabilitas atau keterandalan suatu instrumen sebagai alat ukur dimaksudkan untuk
(35)
51
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
mengetahui sejauh mana kebenaran alat ukur tersebut cocok digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur sesuatu. Reliabilitas instrumen diperlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan metode cronbach alpha.
Rumus:
[ ∑ ]
Keterangan
∑
Kriteria keputusan :
rhitung > rtabel maka instrumen tersebut reliabel rhitung < rtabel maka instrumen tersebut tidak reliable
Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan bantuan SPSS 20.0 for windows. Kerlinger (2000: 450) mensyaratkan suatu instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien Cronchbach Alpha diatas 0.50.
3.2.5.3Uji Normalitas Data
Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel independen berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Jika
(36)
52
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
datanya tidak berdistribusi normal maka analisis nonparametrik yang digunakan, jika datanya berdistribusi normal maka analisis parametrik yang dapat digunakan, termasuk korelasi product moment. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika datanya menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka data tersebut memenuhi asumsi normalitas.
Pengujian normalitas data dapat menggunakan uji normalitas Komolgorov-Smirnov Z dengan bantuan SPSS 20.0 for windows. Menurut Duwi Priyatno (2010:40) Metode pengambilan keputusan untuk uji normalitas yaitu jika kolmogrov-smirnov Z < 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal
3.2.5.4Uji Homogenitas Varians
Uji homogenitas varians dalam penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah data penelitian berasal dari varians yang sama atau tidak, dengan melihat perbandingan nilai signifikasi yang dihasilkan > 0.05 maka data berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama. Sebaliknya jika signifikasi yang dihasilkan < 0.05 maka data tidak berasal dari populasi yang mempunyai varians yang sama.
3.2.5.5Pengujian Hipotesis
Jika data dalam penelitian ini berdistribusi normal maka pengujian hipotesis diuji dengan Independent Sample t-test. Singgih Santoso
(37)
53
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
(2005:42) mengungkapkan bahwa tujuan dari Uji Independent Sample t-test ini adalah membandingkan rata-rata dua grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lain, apakah kedua grup tersebut mempunyai rata-rata yang sama ataukah tidak secara signifikan.
Uji Independent Sample t-test ini dilakukan dengan cara membandingkan perbedaan antara dua rata-rata dari dua sampel dengan standar error perbedaan rata-rata kedua sampel tersebut atau secara rumus dapat ditulis sebagai berikut (Imam Ghozali, 2012: 64):
Uji hipotesis independent sample t-test dalam penelitian ini menggunakan bantuan Microsoft Excel dengan data analysis toolpak untuk hipotesis berarah (one tailed) dan bantuan SPSS 20.0 for windows untuk hipotesis yang tidak berarah (two tailed). Menurut Imam Ghozali (2012:66) Jika probabilitas pada t-test menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kedua sampel/grup. Tetapi, jika nilai probabilitas t-test menunjukkan lebih kecil dari 0,05, maka terdapat perbedaan antara kedua sampel/grup.
Adapun hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(38)
54
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
etis akuntan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan dimana mahasiswa perempuan memiliki persepsi yang lebih baik daripada mahasiswa laki-laki
Ha1 : μ1 > μ2 : Terdapat perbedaan persepsi mengenai perilaku etis akuntan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan dimana mahasiswa perempuan memiliki persepsi yang lebih baik daripada mahasiswa laki-laki
Ho2 : μ1 = μ2 : Tidak terdapat perbedaan persepsi mengenai perilaku etis akuntan antara mahasiswa Akuntansi dengan mahasiswa Pendidikan Akuntansi.
Ha2 : μ1 ≠ μ2: Terdapat perbedaan persepsi mengenai perilaku etis akuntan antara mahasiswa Akuntansi dengan mahasiswa Pendidikan Akuntansi.
(39)
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Analisis perbandingan persepsi mahasiswa akuntansi mengenai perilaku etis akuntan,” maka dalam bab ini dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Dalam prinsip etika secara keseluruhan, terdapat perbedaan persepsi mengenai perilaku etis akuntan antara mahasiswa laki-laki dan perempuan. Perbedaan persepsi mahasiswa laki-laki dan perempuan mengenai perilaku etis akuntan terdapat pada prinsip; tanggungjawab profesi, kepentingan publiki, integritas, obyektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan dan standar teknis. Sedangkan untuk prinsip perilaku profesional tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk persepsi mengenai perilaku etis akuntan antara mahasiswa perempuan dan mahasiswa laki-laki.
2. Dalam prinsip etika secara keseluruhan, tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk persepsi mengenai perilaku etis akuntan antara mahasiswa akuntansi dan pendidikan akuntansi. Dalam setiap prinsip nya pun tidak terdapat perbedaan yang signifikan untuk persepsi mengenai perilaku etis akuntan antara mahasiswa akuntansi dan pendidikan akuntansi.
(40)
122
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk para calon akuntan yaitu mahasiswa jurusan akuntansi baik pendidikan maupun non pendidikan, untuk lebih memperhatikan hal-hal yang terkait dengan etika. Karena etika khususnya etika profesi akuntansi wajib dipahami oleh semua profesi akuntan. Etika profesi yang baik akan mencerminkan citra profesi yang baik pula.
2. Untuk para akuntan pendidik di Universitas Pendidikan Indonesia agar terus memberikan pengajaran yang baik mengenai etika profesi akuntan dan senantiasa menjunjung tinggi prinsip-prinsip etika profesi akuntan yang terdiri dari tanggungjawab profesi, kepentingan publik, integritas, obyektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional dan standar teknis.
3. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat memperluas ruang lingkup populasi jangan terfokus di satu kampus saja sehingga diperoleh perbandingan hasil antara mahasiswa laki-laki dan perempuan di program studi akuntansi dan pendidikan akuntansi yang ada di kampus lain sehingga hasilnya dapat digeneralisasi. Selain itu, teknik pengumpulan datanya juga dapat dilakukan tidak hanya menggunakan kuesioner tetapi bisa dilengkapi dengan wawancara/observasi kepada responden.
(41)
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Agus Arijanto. (2012). Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis. Jakarta:Grafindo
Arens A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. (2008). Auditing dan Jasa Assurance : Pendekatan Integrasi (Alih Bahasa: Herman Wibowo) Jakarta:
Erlangga .
Arfan Ikhsan. (2008). Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Azwar Saifuddin. (2003). Psikologi – Tes dan Pengukuran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Bambang Supomo dan Nur Indriantoro. (2007). Metode Penelitian Bisnis - Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE
Buchari Alma. (2009). Pengantar Bisnis. Bandung : Alfabeta
Duwi Priyatno. (2010). 5 Jam Belajar Olah Data Dengan SPSS 19. Yogyakarta: Andi
Fakih. (2006). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gibson, Ivancevich, Donelly. (1996). Organisasi : Perilaku, Struktur dan Proses. Edisi Alih Bahasa. Jakarta: Erlangga
Husen Umar. (2007). Metode Riset Akuntansi Terapan. Jakarta: Ghalia Indonesia Imam Ghozali. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 20, Edisi 6. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Jalaldin, Rakhmat. (2003). Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
(42)
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Kerlinger F.N. (2000). Foundations of Behavioral Research. Orlando : Harcourt Collage Publisher
Makmun Khairani. (2011). Psikologi Umum. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Mardalis. (2009). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi
Aksara
Notoatmodjo Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert. (2006). Business 8th Edition -Pearson International Edition. New Jersey : Prentice Hall
Riduwan dan Sunarto. (2010). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Robbins, S.P. (2003). Organization Behavior. New Jersey: Pearson Education, Inc Santrock, J, W. (2003). Adolscence : Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga Singgih Santoso. (2010). Statistik Multivariat. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo.
Sukirno, Sadono. (2006). Pengantar Bisnis. Jakarta : Kencana
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
(43)
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Sumanto. (2014). Psikologi Umum. Yogyakarta: CAPS.
Winkel, W.S (1997). Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan. Jakarta:Grasindo
Abdullah, I. (2003). Penelitian Berwawasan Gender dalam Ilmu Sosial. Jurnal Humaniora Volume XV, no 3. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Ameen, E.C., D.M. Guffrey, dan J.J. McMillan. (1996). Gender Differences in
Determining The Ethical Sensitivity of Future Accounting Professional. Journal of Business Ethics 15
Archifaris Hadiwirya Satria. (2013). Perbedaan Persepsi Antara Mahasiswa Akuntansi Pada Program Strata 1 dan PPAk Terhadap Profesi Akuntansi. Bandung : Universitas Widyatama.
Arnastasya Astriana Rizky. (2012). Analisis Persepsi Mahasiswa Pendidikan Profesi Akuntansi Terhadap Penerapan Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Bandung : Universitas Widyatama
Borkowski, S.C dan Y.J Ugras. (1992). The Ethical Attitudes of Students as a Function of Age, Sex, and Experience. Journal of Business Ethics 11 Laksmi, Ayu C dan Nur Indriantoro. (1999). “ Persepsi Akuntan Publik Laki-laki
dan Perempuan terhadap Isu-isu Yang Berkaitan dengan Akuntan Publik
Perempuan,” Simposium Nasional Akuntansi II (September), IAI-KAPd.,
Malang.
M Taufik Akbar (2009). Analisis Perbedaan Penerapan Etika Profesi Akuntan Dipandang Dari Segi Gender Dan Tingkat Pendidikan (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi Di Kota Padang). Simposium Nasional Akuntansi. Padang.
Murtanto Dan Marini. (2003)“Persepsi Akuntan Pria Dan Akuntan Wanita Serta Mahasiswa Dan Mahasiswi Akuntansi Terhadap Etika Bisnis Dan Etika
Profesi Akuntan” Simposium Nasional Akuntansi VI (Oktober),
(44)
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Indiana Farid Martadi Sri Suranta .(2006). Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akuntansi, dan Karyawan Bagian Akuntansi Dipandang Dari Segi Gender Terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi (Studi kaus di Kota Surakarta). Simposium Nasional Akuntansi. Surakarta
Ni Nengah Seri Ekayani & Made Pradani Adi Putra (2003). Persepsi Akuntan Dan Mahasiswa Bali Terhadap Etika Bisnis. Simposium Nasional Akuntansi. Bali.
Nirinta Kinanti Agminanda. (2013). Persepsi Audiens Tentangtalk Show Kick Andy (Studi Deskriptif Padamahasiswa Di Universitas Brawijaya Malang Terhadap Talk Show Kick Andy). Malang : Universitas Brawijaya.
Rahmawati, A. (2004). Persepsi Remaja Tentang Konsep Maskulin dan Feminim dilihat dari beberapa Latar elakangnya. Skripsi pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Riza Sofia Nova Sari, Dkk. (2010). Tafsir Perilaku Etis Menurut Mahasiswa
Akuntansi Berbasis Gender. Simposium Nasional Akuntansi.
Ambar Kusnadi. (2013). Contoh Kasus Pelanggaran Etika Profesi. [Online].
Tersedia:http://ambar-kusnandi.blogspot.com/2013/01/contoh-kasus-pelanggaran-etika-profesi.html [diakses tahun 2014)
Applied Business Computation (ABC). (2012). Mengaktifkan Data Analysis Toolpak. [Online]. Tersedia : http://abc.aurino.com/?p=431 [diakses tahun 2014]
Program Studi Akuntansi. (2013). Profile Program Studi Akuntansi. [Online] Tersedia : http://akuntansi.upi.edu/profile/ [diakses tahun 2014]
Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2012). Profile Program Studi Pendidikan Akuntansi. [Online]. Tersedia : http://dikakuntansi.upi.edu/profile/ `\ [diakses tahun 2014]
Statistik Ceria. (2013). Uji t : Perbedaan rata-rata dua sampel saling bebas. [Online]. Tersedia: http://statistikceria.blogspot.com/2013/12/tutorial- excel-uji-t-perbedaan-rata-rata-dua-kelompok-saling-bebas
(45)
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tempo. (2007). Izin Kantor Akuntan Publik Mitra Winata Dibekukan. [Online]. Tersedia: http://www.tempo.co/read/news/2007/03/27/05696474/Izin-Kantor-Akuntan-Publik-Mitra-Winata-Dibekukan [diakses tahun 2014]
(1)
122
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu 5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
1. Untuk para calon akuntan yaitu mahasiswa jurusan akuntansi baik pendidikan maupun non pendidikan, untuk lebih memperhatikan hal-hal yang terkait dengan etika. Karena etika khususnya etika profesi akuntansi wajib dipahami oleh semua profesi akuntan. Etika profesi yang baik akan mencerminkan citra profesi yang baik pula.
2. Untuk para akuntan pendidik di Universitas Pendidikan Indonesia agar terus memberikan pengajaran yang baik mengenai etika profesi akuntan dan senantiasa menjunjung tinggi prinsip-prinsip etika profesi akuntan yang terdiri dari tanggungjawab profesi, kepentingan publik, integritas, obyektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional dan standar teknis.
3. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat memperluas ruang lingkup populasi jangan terfokus di satu kampus saja sehingga diperoleh perbandingan hasil antara mahasiswa laki-laki dan perempuan di program studi akuntansi dan pendidikan akuntansi yang ada di kampus lain sehingga hasilnya dapat digeneralisasi. Selain itu, teknik pengumpulan datanya juga dapat dilakukan tidak hanya menggunakan kuesioner tetapi bisa dilengkapi dengan wawancara/observasi kepada responden.
(2)
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Agus Arijanto. (2012). Etika Bisnis Bagi Pelaku Bisnis. Jakarta:Grafindo
Arens A., Randal J. Elder, dan Mark S. Beasley. (2008). Auditing dan Jasa Assurance : Pendekatan Integrasi (Alih Bahasa: Herman Wibowo) Jakarta:
Erlangga .
Arfan Ikhsan. (2008). Metodologi Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Yogyakarta: Graha Ilmu
Azwar Saifuddin. (2003). Psikologi – Tes dan Pengukuran. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Bambang Supomo dan Nur Indriantoro. (2007). Metode Penelitian Bisnis - Untuk Akuntansi dan Manajemen. Yogyakarta: BPFE
Buchari Alma. (2009). Pengantar Bisnis. Bandung : Alfabeta
Duwi Priyatno. (2010). 5 Jam Belajar Olah Data Dengan SPSS 19. Yogyakarta: Andi
Fakih. (2006). Analisis Gender dan Transformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Gibson, Ivancevich, Donelly. (1996). Organisasi : Perilaku, Struktur dan Proses. Edisi Alih Bahasa. Jakarta: Erlangga
Husen Umar. (2007). Metode Riset Akuntansi Terapan. Jakarta: Ghalia Indonesia Imam Ghozali. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM
SPSS 20, Edisi 6. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Jalaldin, Rakhmat. (2003). Psikologi Komunikasi, Edisi Revisi. Bandung : Remaja Rosdakarya.
(3)
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Kerlinger F.N. (2000). Foundations of Behavioral Research. Orlando : Harcourt Collage Publisher
Makmun Khairani. (2011). Psikologi Umum. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Mardalis. (2009). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi
Aksara
Notoatmodjo Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta
Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert. (2006). Business 8th Edition -Pearson International Edition. New Jersey : Prentice Hall
Riduwan dan Sunarto. (2010). Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi dan Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Robbins, S.P. (2003). Organization Behavior. New Jersey: Pearson Education, Inc Santrock, J, W. (2003). Adolscence : Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga Singgih Santoso. (2010). Statistik Multivariat. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo.
Sukirno, Sadono. (2006). Pengantar Bisnis. Jakarta : Kencana
Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta.
Suharsimi Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta
(4)
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu Sumanto. (2014). Psikologi Umum. Yogyakarta: CAPS.
Winkel, W.S (1997). Bimbingan dan konseling di institusi pendidikan. Jakarta:Grasindo
Abdullah, I. (2003). Penelitian Berwawasan Gender dalam Ilmu Sosial. Jurnal Humaniora Volume XV, no 3. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Ameen, E.C., D.M. Guffrey, dan J.J. McMillan. (1996). Gender Differences in
Determining The Ethical Sensitivity of Future Accounting Professional. Journal of Business Ethics 15
Archifaris Hadiwirya Satria. (2013). Perbedaan Persepsi Antara Mahasiswa Akuntansi Pada Program Strata 1 dan PPAk Terhadap Profesi Akuntansi. Bandung : Universitas Widyatama.
Arnastasya Astriana Rizky. (2012). Analisis Persepsi Mahasiswa Pendidikan Profesi Akuntansi Terhadap Penerapan Kode Etik Profesi Akuntan Publik. Bandung : Universitas Widyatama
Borkowski, S.C dan Y.J Ugras. (1992). The Ethical Attitudes of Students as a Function of Age, Sex, and Experience. Journal of Business Ethics 11 Laksmi, Ayu C dan Nur Indriantoro. (1999). “ Persepsi Akuntan Publik Laki-laki
dan Perempuan terhadap Isu-isu Yang Berkaitan dengan Akuntan Publik
Perempuan,” Simposium Nasional Akuntansi II (September), IAI-KAPd.,
Malang.
M Taufik Akbar (2009). Analisis Perbedaan Penerapan Etika Profesi Akuntan Dipandang Dari Segi Gender Dan Tingkat Pendidikan (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi Di Kota Padang). Simposium Nasional Akuntansi. Padang.
Murtanto Dan Marini. (2003)“Persepsi Akuntan Pria Dan Akuntan Wanita Serta Mahasiswa Dan Mahasiswi Akuntansi Terhadap Etika Bisnis Dan Etika
Profesi Akuntan” Simposium Nasional Akuntansi VI (Oktober),
(5)
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Indiana Farid Martadi Sri Suranta .(2006). Persepsi Akuntan, Mahasiswa Akuntansi, dan Karyawan Bagian Akuntansi Dipandang Dari Segi Gender Terhadap Etika Bisnis dan Etika Profesi (Studi kaus di Kota Surakarta). Simposium Nasional Akuntansi. Surakarta
Ni Nengah Seri Ekayani & Made Pradani Adi Putra (2003). Persepsi Akuntan Dan Mahasiswa Bali Terhadap Etika Bisnis. Simposium Nasional Akuntansi. Bali.
Nirinta Kinanti Agminanda. (2013). Persepsi Audiens Tentangtalk Show Kick Andy (Studi Deskriptif Padamahasiswa Di Universitas Brawijaya Malang Terhadap Talk Show Kick Andy). Malang : Universitas Brawijaya.
Rahmawati, A. (2004). Persepsi Remaja Tentang Konsep Maskulin dan Feminim dilihat dari beberapa Latar elakangnya. Skripsi pada Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan. Bandung : Universitas Pendidikan Indonesia. Riza Sofia Nova Sari, Dkk. (2010). Tafsir Perilaku Etis Menurut Mahasiswa
Akuntansi Berbasis Gender. Simposium Nasional Akuntansi.
Ambar Kusnadi. (2013). Contoh Kasus Pelanggaran Etika Profesi. [Online].
Tersedia:http://ambar-kusnandi.blogspot.com/2013/01/contoh-kasus-pelanggaran-etika-profesi.html [diakses tahun 2014)
Applied Business Computation (ABC). (2012). Mengaktifkan Data Analysis Toolpak. [Online]. Tersedia : http://abc.aurino.com/?p=431 [diakses tahun 2014]
Program Studi Akuntansi. (2013). Profile Program Studi Akuntansi. [Online] Tersedia : http://akuntansi.upi.edu/profile/ [diakses tahun 2014]
Program Studi Pendidikan Akuntansi. (2012). Profile Program Studi Pendidikan Akuntansi. [Online]. Tersedia : http://dikakuntansi.upi.edu/profile/ `\ [diakses tahun 2014]
Statistik Ceria. (2013). Uji t : Perbedaan rata-rata dua sampel saling bebas. [Online]. Tersedia: http://statistikceria.blogspot.com/2013/12/tutorial- excel-uji-t-perbedaan-rata-rata-dua-kelompok-saling-bebas
(6)
Gita Tiara Puspita, 2014
Analisis Perbandingan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai Perilaku Etis Akuntan
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |perpustakaan.upi.edu
Tempo. (2007). Izin Kantor Akuntan Publik Mitra Winata Dibekukan. [Online]. Tersedia: http://www.tempo.co/read/news/2007/03/27/05696474/Izin-Kantor-Akuntan-Publik-Mitra-Winata-Dibekukan [diakses tahun 2014]