PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA.

(1)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SISWA SMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

Oleh IIP SUPARNA

0902298

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA SMA

Oleh IIP SUPARNA

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Iip Suparna 2014 Universitas Pendidikan Indonesia


(3)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA SMA

Oleh Iip Suparna NIM 0902298

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I,

Dr. Winny Liliawati, S.Pd., M.Si NIP 197812182001122001

Pembimbing II,

Judhistira Aria Utama, S.Si., M.Si NIP 197703312008121001

Mengetahui, Ketua Jurusan


(4)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dr. Ida Kaniawati, M.Si NIP 196807031992032001


(5)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA Iip Suparna

NIM. 0902298

Pembimbing I : Winny Liliawati, Dr Pembimbing II : Judhistira Aria Utama, M.Si

Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA-UPI ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya buku ajar IPBA yang digunakan di salah satu SMA Negeri kota Bandung. Tujuan penelitian untuk memberikan gambaran mengenai penyusunan bahan ajar yang sesuai dengan kaidah penulisan, dapat menumbuhkan karakter, dan meningkatkan hasil belajar siswa. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah R&D dengan tiga tahapan, yaitu tahap studi pendahuluan, tahap studi pengembangan, dan tahap evaluasi. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes pilihan ganda dan tes dilema moral. Efektivitas penggunaan bahan ajar hidsrosfer terintegrasi dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan nilai gain yang dinormalisasi sebesar 0,45 dalam kategori sedang. Di samping itu penggunaan bahan ajar hidrosfer terintegrasi juga dapat menumbuhkan setiap aspek karakter, yaitu masing-masing 68,0% untuk aspek moral knowing dan 64,0% untuk aspek moral feeling. Penggunaan bahan ajar hidrosfer terintegrasi dapat menumbuhkan karakter dan meningkatkan hasil belajar siswa.


(6)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

Implementation of Integrated IPBA Instructional Materials On Hydrosphere theme in Investing Character and Improving Learning Outcomes on High School Students

This research is motivated by the lack of IPBA textbooks used in schools. The purpose of the study is to provide an overview about the compilation of instructional materials that accordance with the rules of writing which can instill character and enhance the knowledge of students. The method used in this research is using R&D with three stages, namely preliminary study phase, development and evaluation phases. Data collection was conducted by using the validation sheet, questionnaire about reading of teaching materials as well as multiple-choice test and a test of moral dilemmas. The effectiveness of the use of integrated hydrosphere instructional materials can also improve student learning outcomes with the normalized gain value of 0.45 in medium category. In addition, the use of integrated hydrosphere instructional materials in every aspect of learning can instill character, that is respectively 68.0% for knowing moral aspect and 64.0% for moral feeling aspect. Implementation of integrated hidrosfher instructional materials can cultivating character and improving learning outcomes.


(7)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SISWA SMA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Fisika

Oleh IIP SUPARNA

0902298

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(8)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA SMA

Oleh IIP SUPARNA

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

© Iip Suparna 2014 Universitas Pendidikan Indonesia


(9)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruh atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA SMA

Oleh Iip Suparna NIM 0902298

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH : Pembimbing I,

Dr. Winny Liliawati, S.Pd., M.Si NIP 197812182001122001

Pembimbing II,

Judhistira Aria Utama, S.Si., M.Si NIP 197703312008121001

Mengetahui, Ketua Jurusan


(10)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dr. Ida Kaniawati, M.Si NIP 196807031992032001


(11)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

ABSTRAK... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 7

1. Rumusan Masalah ... 7

2. Batasan Masalah... 7

3. Definisi Operasional... 8

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 12

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13

A. Bahan Ajar ... 13

1. Pengertian Bahan Ajar ... 13

2. Jenis-jenis Bahan Ajar... 14

3. Fungsi Bahan Ajar ... 17

4. Manfaat dan Peran Bahan Ajar ... 18

5. Prinsip-prinsip Bahan Ajar ... 19

6. Penulisan Bahan Ajar ... 24

B. Bahan Ajar IPBA Terintegrasi pada Tema hidrosfer ... 27

C. Penanaman Karakter ... 37


(12)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Penanaman Karater melalui Pendidikan ... 38

D. Hasil Belajar ... 41

1. Definisi Belajar ... 41

2. Hasil Belajar ... 43

E. Hubungan Bahan Ajar IPBA terintegrasi dengan Hasil Belajar dan Penanaman Karakter siswa ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 47

A. Metode dan Desain Penelitian ... 47

B. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 47

C. Prosedur Penelitian... 48

D. Instrumen Penelitian... 50

E. Teknik Pengumpulan Data ... 50

F. Teknik Pengolahan Data ... 57

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 61

A. Pelaksanaan Penelitian ... 61

B. Analisis Data Hasil dan Pembahasan ... 62

1. Hasil Tahap Studi Pengembangan ... 63

a. Validitas Bahan Ajar ... 63

b. Keterbacaan Bahan Ajar ... 69

2. Hasil Tahap Evaluasi... 76

a. Hasil Belajar Siswa ... 76

1) Domain I... 76

2) Domain IV ... 78

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 87

A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88


(13)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Carin dan Sund (Widowati, 2008)mengemukakan bahwa sains merupakan suatu sistem untuk memahami alam semesta melalui observasi dan eksperimen terkontrol. Definisi tersebut dapat dikatakan bahwa ilmu pengetahuan memiliki subjek dan objek. Manusia selaku subjek sains dituntut untuk memahami segala objek sains. Salah satu tuntutan ini tersirat dalam Al-Quran Surat Al-‘Alaq [96] : 1-5 :

“ Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari ‘alaq. Bacalah, dan tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajarkan manusia dengan pena, mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya (QS Al-‘Alaq [96] : 1-5).

Menurut Shihab (1998) dalam bukunya bahwa kata Iqra’ terambil dari akar kata yang berarti menghimpun, dengan makna seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca baik teks tertulis maupun tidak. Namun Allah SWT. sengaja dalam surat Al-‘Alaq tersebut tidak menyebutkan nama objek yang harus dibaca. Hal ini dikarenakan supaya umat manusia berupaya untuk rajin membaca, meneliti, menelaah, mengetahui ciri-ciri dengan dasar bismi Rabbik terhadap apa saja yang sekiranya bermanfaat baginya. Sehingga objek perintah iqra’ mencakup segala sesuatu yang dapat dijangkaunya, seperti fenomena alam semesta yang menjadi dasar objek sains ini, yakni seluruh fenomena yang terjadi pada atau dialami oleh benda-benda biotik dan abiotik di bumi, langit dan di antara keduanya. Dikarenakan objek sains sangat beragam maka pengkajian dan pendalamannyapun memerlukan disiplin ilmu sains secara khusus dan sesuai dengan apa yang dikajinya. Sejalan dengan hal ini, Widowati (2008) membagi sains menjadi dua bagian, yaitu physical sciences (fisik) yang terdiri dari


(14)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Astronomi, Kimia, Geologi, Mineralogi, Meteorologi, dan Fisika, sedangkan bagian kedua yaitu life sciences (Biologi) yang meliputi Anatomi, Fisiologi, Zoology, Sitologi, Embriologi, dan Mikrobiologi. Keduanya, physical science dan life science dimaknai sebagai natural science atau ilmu pengetahuan alam, yakni ilmu yang dipandang sebagai suatu cara atau metode sistematis untuk dapat mengamati fenomena alam semesta. Selain natural science, terdapat disiplin sains yang membahas mengenai pemahaman dan pengamatan tentang manusia, budaya dan masyarakat, yakni semua aspek kehidupan manusia termasuk hubungan atau interaksi sosial dan jalinan sosial sesama mereka. Disiplin sains ini disebut social science. Sosial science dikembangkan oleh para ahli falsafah Yunani seperti Plato, Aristotle, Archemedes dan Socrates pada abad ketiga dan keempat sembelum masehi (Yusof, 2001). Disiplin-disiplin ilmu yang termasuk kedalam sosial science adalah Sejarah, Sains Politik, Ekonomi, Psikologi, Undang-undang, Linguistik, Antropologi, dan Sosiologi. Dikatakan sains karena pengkajian sosial science dilakukan secara saintifik dan objektif serta sistematik terhadap fenomena sosial manusia yang terjadi di bumi ini. Perbedaan antara natural science dan sosial science adalah pada objek pengkajiannya. Untuk natural science yang menjadi objek pengkajiannya adalah fenomena alam, sedangkan untuk sosial science yang menjadi objek pengkajiannya adalah fenomena sosial manusia.

Salah satu ilmu fisik yang sama penting dipelajari oleh siswa sekolah adalah disiplin ilmu yang secara khusus mempelajari keadaan bumi dan langit atau biasa disebut dengan Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA). Materi IPBA ini secara lengkap tidak hanya didasari oleh satu bidang physical sciences saja, seperti Fisika. Namun komposisi materi-materi IPBA merupakan kolaborasi antara beberapa physical sciences dan life sciences. Hal ini disampaikan oleh Barstow (2002) bahwa Earth and Space Sciences atau Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa (IPBA) adalah integrasi dan sintesis dari Fisika, Biologi, Kimia, Oseanografi, Meteorologi, Geofisika, Geologi,


(15)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Astrofisika, dan sains lainnya yang mempelajari kehidupan, bumi, dan langit. Dalam arti yang lain, sudah pasti bahwa IPBA merupakan bagian dari ilmu sains (IPA) dan harus dipelajari secara sains (IPA) melalui pengamatan, eksperimen dan sebagainya.

Namun sangat ironis sekali terhadap pembelajaran IPBA yang terjadi di sekolah. Sebagian besar materi-materi IPBA tingkat SMA/MA seperti hidrosfer, litosfer, atmosfer dan tata surya yang termasuk kedalam natural science tidak terdapat di dalam pelajaran sains (IPA). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Liliawati dan Iryanti (2008) di dalam penelitiannya bahwa untuk Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) materi IPBA untuk jenjang SMA terintegrasi ke dalam mata pelajaran Fisika (untuk materi gerak pelanet dan tata surya) dengan persentase hanya 7,14 % dari keseluruhan bab materi fisika di SMA. Persentase ini didapat dari perbandingan jumlah bab di buku Fisika SMA yang mengkaji tentang IPBA dengan jumlah bab keseluruhan Fisika. Sedangkan untuk materi IPBA lainnya seperti hidrosfer, pedosfer, litosfer, biosfer, atmosfer, dan antrosfer serta pola persebaran lainnya diberikan terpisah yaitu di dalam mata pelajaran Geografi dengan persentase 27,78% untuk program IPS dan 31,25% untuk program IPA. Persenan 27,78% dan 31,25% didapat dari perbandingan jumlah materi IPBA dalam mata pelajaran Geografi dengan jumlah keseluruhan materi Geografi untuk program IPA dan IPS. Persentase tersebut juga memberikan informasi bahwa materi IPBA lebih banyak disampaikan dalam mata pelajaran Geografi dari pada dalam mata pelajaran Fisika. Hal ini berdampak pada kurangnya persiapan dan kemampuan guru Geografi untuk menjelaskan materi IPBA yang sarat dengan konsep. Tidak hanya pada KTSP saja, kurikulum 2013 pun masih meletakkan sebagian besar materi IPBA seperti hidrosfer pada pelajaran Geografi (Kemdikbud, 2012). Hal ini tampak jelas, walaupun dalam pelajaran Geografi terdapat materi yang didasari oleh natural science tetapi kebanyakan materi pembahasan pelajaran tersebut didasari oleh


(16)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

social science, yakni objek pengkajiannya adalah manusia dan interaksinya antara sesama dan lingkungannya. Apalagi dari hasil studi pendahuluan peneliti di sekolah tempat penelitian bahwa penyampaian keseluruhan materi Geografi kelas X secara umum tidak disampaikan oleh guru sains (IPA) menggunakan proses sains (tidak terdapat proses pengamatan, eksperimen dan lain sebagainya) maka sudah dapat diprediksikan bahwa kekhasan materi IPBA sebagai disiplin ilmu sains yang sarat dengan fenomena alam dan konsep-konsep tidak sampai dipelajari secara mendalam oleh siswa-siswa. Terbukti berdasarkan laporan Nuryani Rustaman (Liliawati & Ramalis, 2010) bahwa berdasarkan hasil analisis soal materi earth science meliputi materi kebumian dan astronomi, TIMSS (Third Internasional Mathematics and Science Study) tahun 1999, 2003 dan 2007 umumnya siswa SMP Indonesia mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal yang mengandung keterampilan proses sains.

Oleh karena sebab itu sudah seharusnya dicarikan solusi yang tepat dalam mengatasi kejanggalan permasalahan tersebut. Salah satu solusi yang dapat mengatasi permasalahan di atas yaitu dengan pengadaan atau ketersedianya bahan ajar IPBA. Pemilihan solusi ini dikarenakan peran buku atau bahan ajar bagi guru dan siswa sangatlah penting. Menurut Sitepu (2012) bahan ajar yang digunakan guru dan siswa jika sesuai dengan standar dan tujuan pemerintah dalam kurikulum serta merupakan tahapan dalam pencapaian tujuan pendidikan tingkat institusional dan tujuan pendidikan nasional dapat meningkatkan dan meratakan mutu pendidikan nasional. Apalagi dengan adanya penerapan KTSP dilanjut dengan kurikulum 2013 yang mensyaratkan para guru untuk menggunakan bahan ajar mandiri sebagai pendekatan kompetensi dan penilaian dalam melaksanaan suatu pembelajaran menunjukkan pentingnya membuat dan mengembangkan bahan ajar. Terlebih lagi bahwa buku atau bahan ajar yang membahas mengenai pengetahuan bumi dan antariksa berdasarkan hakikat sains (IPA) secara keseluruhan sangatlah


(17)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penting untuk digunakan oleh siswa sekolah supaya pengetahuan earth and space science yang meliputi materi kebumian dan astronomi mereka dapat meningkat serta mampu untuk bersaing di jenjang Internasional. Alasan selanjutnya terhadap pemilihan solusi dari permasalahan ini adalah minimnya buku atau bahan ajar IPBA yang isinya kerap memperhatikan hakikat sains di sekolah-sekolah. Berdasarkan hasil penelitian Liliawati dan Ramalis (2011) melaporkan bahwa buku paket yang membahas tentang kebumian dan astronomi (IPA dan Geografi) masih jauh dari kriteria buku yang baik menurut Puskur Depdiknas. Hal ini berdampak pada Guru IPA untuk SMP dan Guru Geografi untuk SMA di Bandung dalam menyampaikan materi IPBA di sekolah banyak terjadi miskonsepsi sehingga banyak siswa tidak memahami konsep materi-materi IPBA yang telah diajarkan dan minimnya buku pengayaan di sekolah.

Materi IPBA yang terdapat dalam bahan ajar yang disusun peneliti sangat berbeda penyajiannya dengan materi IPBA yang terdapat dalam buku paket Geografi yang beredar di sekolah-sekolah. Selain konten setiap submaterinya selalu memperhatikan hakikat sains (IPA), teknik penyajiannyapun menggunakan webbed models yakni pengintegrasian beberapa mata pelajaran yang ada kaitannya dengan materi IPBA tanpa mengurangi esensi dari materi tersebut. Materi yang dipilih dari berberapa materi yang terdapat dalam IPBA adalah hidrosfer. Sedangkan mata pelajaran-mata pelajaran yang dikaitkan kedalam materi ini diantaranya Fisika, Geografi, Kimia, Biologi, Agama Islam dan Pendidikan Lingkungan Hidup. Pemilihan materi hidrosfer dimaksudkan untuk memberi kesadaran kepada siswa dan guru khususnya serta masyarakat pada umumnya tentang pentingnya menjaga dan melestarikan air di muka Bumi ini yang semakin hari semakin mengkhawatirkan. Seperti halnya kekeringan yang terjadi di Kecamatan Purbaratu Kabupaten Tasikmalaya. Masyarakat di daerah tersebut sangat kesulitan mencari air bersih untuk keperluan hidupnya sehingga mereka


(18)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

harus berjalan beberapa kilometer untuk mendapatkan sumber air bersih (Pikiran Rakyat, 2013). Selain itu, musibah yang sering terjadi di Jawa Barat dan sekitarnya erat sekali hubungannya dengan air, seperti banjir, longsor dan air kotor akibat pencemaran. Musibah tersebut pada hakikatnya datang dari Allah SWT. Namun yang menyebabkan musibah tersebut hadir adalah akibat ulah tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dan memiliki moral yang kurang baik. Hal ini sudah disebutkan dalam Al Quran Surat Ar Ruum [30] ayat 41 :

Telah tampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar).

( QS Ar Ruum [30] : 41)

Berdasarkan Tafsir Al Muyassar (2009) makna ayat di atas menjelaskan bahwa kerusakan seperti kekeringan, sedikit hujan, banyak wabah penyakit, dan munculnya macam-macam penyakit disebabkan oleh kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia. Kerusakan ini merupakan sebuah balasan atas perbuatan-perbuatan mereka yang dilakukan di dunia. Namun Allah SWT memberikan ujian itu agar manusia bertobat dan berhenti melakukan maksiat dan memperbaiki perbuatan mereka menuju perbuatan yang lurus. Berdasarkan ayat ini maka sudah dianggap pantas materi ini layak untuk dijadikan bahan penelitian melalui penyusunan bahan ajar IPBA ini.

Walaupun konten dan teknik penyajian materi IPBA ini berbeda dengan buku paket pada umumnya, namun bahan ajar IPBA yang disusun tetap memperhatikan ketentuan-ketentuan yang dianjurkan oleh pemerintah, seperti harus berdasarkan kurikulum dan tujuan pendidikan nasional (Sitepu, 2012). Keharusan terdapatnya ketentuan-ketentuan ini di dalam bahan ajar IPBA dimaksudkan supaya tujuan pembelajaran sains dapat dikerucutkan dengan tujuan umum pendidikan yang dirancang oleh pemerintah, yaitu dapat mencerdaskan kehidupan bangsa, yakni mencetak generasi muda yang


(19)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

memiliki kecerdasan spiritual, akal, emosional dan sosial. Hal ini sesuai dengan yang diutarakan oleh Liliasari, (2011) : “Sains yang bersifat unity in diversity sejalan dengan falsafah bangsa Indonesia, yaitu Bhineka Tunggal Ika. Dengan demikian, melalui belajar sains dapat pula dikembangkan karakter kebangsaan (Liliasari, 2011). “

Hal di atas didukung pula oleh tuntutan UU nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 3 yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan tuntutan ini maka bahan ajar IPBA yang disusun peneliti agar layak digunakan dan tampak baik maka rancangannyapun mengikuti rancangan bahan ajar sains pada umumnya. Menurut Allan J. MacCormack dan Robert E. Yager (Zuchdi, 2011) bahan ajar sains yang layak dan baik, setidaknya harus mencakup terhadap lima ranah atau domain pendidikan sains. Lima ranah atau domain pendidikan sains tersebut mencakup ranah pengetahuan, keterampilan, kreativitas, sikap, dan penerapan sains yang dikaitkan dalam kehidupan nyata.

Penyusunan bahan ajar IPBA terintegrasi bertemakan hidrosfer ini diharapkan memiliki tingkat validitas isi dan keterbacaan siswa yang baik sehingga dalam penerapannya dapat menanamkan karakter positif dan meningkatkan wawasan ilmu serta hasil belajar yang baik terhadap peserta didik.

B. Identifikasi dan Perumusan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka yang menjadi rumusan masalah secara umum adalah bagaimana menyusun bahan ajar IPBA terintegrasi pada tema hidrosfer yang dapat menanamkan karakter dan meningkatkan hasil belajar siswa SMA. Selebihnya,


(20)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

permasalahan secara umum tersebut dapat kembali dijabarkan menjadi pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana hasil validasi isi bahan ajar IPBA oleh pakar ?

2. Bagaimana keterbacaan bahan ajar IPBA terintegrasi oleh siswa? 3. Bagaimana pemunculan profil karakter siswa selama belajar

menggunakan bahan ajar IPBA terintegrasi ?

4. Bagaimana hasil belajar siswa setelah menggunakan bahan ajar IPBA terintegrasi terhadap peningkatan pengetahuannya?

2. Batasan Masalah

Untuk memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, perlu dijelaskan batasan masalah dalam penelitian ini. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah bahan ajar IPBA yang dirancang merupakan hasil integrasi dari berbagai mata pelajaran, di antaranya adalah Fisika, Biologi, Geografi, Kimia, Pendidikan Lingkungan Hidup, dan Agama Islam. Teknik integrasi yang dipakai dalam penyusunan bahan ajar ini adalah teknik Integrated yang dicetuskan oleh Fogarty (Trianto, 2013) dengan model Webbed. Bahan ajar IPBA terintegrasi ini juga berbasis a new Taxonomy for Science Education yang dikembangkan oleh Allan J. MacCormack dan Robert E. Yager sejak tahun 1989 dengan memiliki lima domain pendidikan sains, di antaranya:

a) Domain I (Knowing and Understanding)/(Knowledge domain). b) Domain II (Exploring and Discovering)/(Process of science

domain).

c) Domain III (Imagining and Creating)/(Creativity domain). d) Domain IV (feeling and Valuing)/(Attitudinal domain).

e) Domain V (Using and Applying)/(Application and conection domain).

Namun hanya domain I dan domain IV saja yang akan diteliti. Domain I atau domain pengetahuan merupakan domain yang


(21)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Sedangkan domain IV atau domain sikap digunakan untuk mengetahui profil karakter siswa. Dalam domain ini akan terlihat gambaran profil siswa secara keseluruhan bukan peningkatannya. Selain itu, untuk mengetahui bahwa bahan ajar yang disusun layak atau tidak, dilakukan uji keterbacaan dan uji validasi oleh para pakar, guru, dan siswa.

3. Definisi Operasional

a. Bahan ajar IPBA terintegrasi dengan tema Hidrosfer

Bahan ajar merupakan materi ajar yang dikemas sebagai bahan untuk disajikan dalam proses pembelajaran. Bahan ajar hidrosfer terintegrasi yang dimaksud pada penelitian ini merupakan bahan ajar yang disusun menggunakan model webbed melalui pendekatan dalam proses pembelajaran dengan secara sengaja mengaitkan beberapa mata pelajaran, di antaranya (1) Fisika, mencakup konsep pemuaian, fluida, dan konsep fisika lainnya yang sesuai, (2) Geografi, mencakup materi hidrosfer yang sesuai dengan kompetensi dasar, (3) Biologi, (4) Agama Islam, mencakup ayat-ayat suci Alquran yang menjadi dasar beberapa fakta dalam materi hidrosfer di antaranya Q.S. Al-Anbiya’: 30, Q.S. Ar-Rum: 48, Q.S. An-Nuur: 43, dan Q.S. Al-Mu’minuun: 18 serta nilai-nilai etika juga akhlak terhadap sesama manusia dan lingkungannya, (5) Kimia, mencakup struktur atom, sifat larutan, termokimia dan konsep lainnya, dan (6) Pendidikan Lingkungan Hidup, mencakup nilai-nilai positif tentang pentingnya menjaga lingkungan, melestarikan dan tidak merusaknya.


(22)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Pendidikan

Lingkunga n Hidup

Kimia Fisika

Bahan Ajar Hidrosfer Terintegras

i

Agama Islam

Geografi

Biologi

Untuk mengetahui apakah bahan ajar sains yang disusun layak atau tidak, baik atau kurang baik, dan memiliki kelima domain sains di atas maka perlulah dilakukan uji validasi oleh dosen dan guru melalui instrumen yang berbentuk lembar validasi atau format evaluasi dan uji keterbacaan oleh siswa melalui angket yang disebarkan.

b. Peningkatan hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 1989) . Hasil belajar yang baik dan sesuai dengan harapan minimalnya menghasilkan keterampilan dan kecakapan, pengetahuan dan pengarahan, serta sikap yang positif dan cita-cita. Dalam penelitian ini hasil belajar yang diukur adalah hasil belajar domain I (Knowledge Domain) yang dapat diketahui melalui nilai gain skor pretest dan posttes dan domain IV (Attitudinal Domain) yang dilihat


(23)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bukan peningkatannya, namun profil karakter yang dimiliki siswa. Dua domain yang diukur adalah:

1) Domain I (Knowledge Domain)

Instrumen yang digunakan untuk mengukur domain ini adalah soal tes tulis pilihan ganda. Soal tes tulis pilihan ganda yang digunakan berjumlah 20 butir soal. Soal ini digunakan pada saat pretes dan posttest. Peningkatan hasil belajar domain I tersebut dilihat dari nilai gain yang dinormalisasi oleh kriteria Hake. 2) Domain IV (Attitudinal Domain)

Domain IV ini merupakan domain sikap atau karkter. Karakter merupakan watak, tabiat, akhlak, atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebijakan (virtues) yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap dan bertindak, Puskur Kemdiknas (Asmaun dan Angga, 2012). Penanaman karakter yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penanaman nilai-nilai positif kepada siswa melalui bahan ajar yang disusun oleh peneliti. Instrumen yang digunakan untuk mengukur domain ini adalah berupa soal tes dilema moral. Tes dilema moral adalah tes studi kasus yang diberikan pada saat pretest dan posttest yang bertujuan untuk melihat moral knowing dan moral feeling siswa. Untuk menilai tes ini, peneliti akan menilainya secara deskriftif, yakni dengan melihat kecenderungan jawaban siswa ke arah mana, apakah sudah memiliki salah satu moral tersebut, kedua-duanya atau malah tidak memiliki satupun moral knowing dan moral feeling.


(24)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diungkapkan di atas, tujuan penelitian ini secara umum adalah menerapkan bahan ajar IPBA terintegrasi yang dapat menumbuhkan karakter diri dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Sedangkan tujuan penelitian ini secara khusus adalah: 1. Menyusun bahan ajar IPBA terintegrasi

2. Memperoleh gambaran validitas isi bahan ajar IPBA terintegrasi oleh pakar.

3. Memperoleh gambaran keterbacaan bahan ajar IPBA terintegrasi oleh siswa dan guru.

4. Memperoleh gambaran profil karakter siswa yang muncul selama belajar menggunakan bahan ajar IPBA terintegrasi.

5. Memperoleh gambaran peningkatan hasil belajar IPBA siswa setelah diterapkan bahan ajar IPBA terintegrasi.

D. Manfaat Penelitian

Dari segi praktek dapat dijadikan salah satu referensi atau sebagai buku penunjang IPBA pada topik hidrosfer di SMA. Dari segi kebijakan, penyusunan bahan ajar hidrosfer terintegrasi ini dapat dijadikan referensi dan alternatif pendidik dalam mendukung kebijakan baru pemerintah yaitu penerapan kurikulum 2013.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Pada Bab I berisi tentang uraian pendahuluan. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat atau signifikansi penelitian. Bab II berisi tentang kajian pustaka dan kerangka pemikiran. Bab III berisi penjabaran rinci tentang metode penelitian yaitu metode dan desain penelitian, lokasi dan sampel penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan


(25)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

analisis data. Bab IV berisi tentang hasil penelitian dan pembahasan. Dan, Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran.


(26)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and Development/R&D). Menurut Sugiyono (2012) metode penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Metode Research and Development yang dikemukakan oleh Sugiyono ini memiliki tiga tahapan, diantaranya; tahap studi pendahuluan, tahap studi pengembangan, dan tahap evaluasi. Produk yang dihasilkan tidak selalu berbentuk benda atau perangkat keras (hardware), seperti buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas atau di laboratorium, tetapi bisa juga perangkat lunak (software). Dalam konteks penelitian ini yang menjadi produk rancangannya adalah bahan ajar IPBA terintegrasi dengan tema hidrosfer. Alur penelitian dengan menggunakan metode ini dapat dilihat pada Gambar 3.1. B. Lokasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA di kota Bandung, sedangkan sampelnya adalah 25 orang siswa kelas X salah satu SMA di kota Bandung. Penentuan sampel ini menggunakan teknik purposive sampling, yakni teknik pengambilan sampel dengan tujuan tertentu. Selain karakteristik dan keterbacaan bahan ajar hidrosfer terintegrasi yang diteliti, peneliti juga memiliki tujuan lain, yakni ingin mengetahui sejauh mana keterpakainnya dalam meningkatkan hasil belajar hidrosfer dan sejauh mana kegunaannya dalam menanamkan karakter yang sudah terbentuk setelah melakukan serangkaian pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar hidrosfer terintegrasi. Dipilihnya SMA tertentu dimaksudkan karena kondisi


(27)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

lingkungan sekolah sehari-harinya berbeda dengan lingkungan SMA- SMA lainnya yang berada di kota Bandung ini.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur pada penelitian ini terbagi menjadi tiga tahap : 1. Tahap Studi Pendahuluan

a) Analisis kurikulum materi hidrosfer dalam KTSP

b) Analisis buku ajar geografi khusus pada tema hidrosfer yang digunakan di SMA tempat penelitian.

c) Pemetaan materi hidrosfer terhadap berbagai mata pelajaran dan kompetensi dasar.

d) Merancang format bahan ajar sesuai hasil identifikasi pada tahap studi pendahuluan.

e) Menyusun bahan ajar yang dilengkapi dengan instrumen penelitian dengan mengacu pada standar referensi dan memperhatikan kondisi awal. 2. Tahap Studi Pengembangan

a) Melakukan telaah bahan ajar beserta judgement instrumen-instrumennya kepada pakar dan guru mata pelajaran yang bersangkutan (Dosen Fisika khusus IPBA, Dosen Geografi dan Guru Geografi) dengan memberikan lembar validasi.

b) Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi validitas, tingkat kesukaran, daya pembeda dan reliabilitas sehingga layak dipakai untuk tes akhir.

c) Melakukan uji keterbacaan oleh siswa

d) Melakukan evaluasi dan perbaikan (revisi I) dari hasil ujicoba bahan ajar sehingga diperoleh bahan ajar yang siap digunakan

3. Tahap Evaluasi


(28)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) Mengimplementasikan bahan ajar hidrosfer terintegrasi kepada siswa dengan metode penelitia eksperimen semu dan strategi yang sudah dipilih di kelas sampel pada sekolah mitra. Desain penelitian yang digunakan adalah One-Group Pretest-Posttest Design.

c) Mengamati (mengobservasi) kegiatan pembelajaran pada saat uji coba terhadap aktivitas siswa dan proses pembelajaran untuk mengetahui kekurangan yang ada.

d) Pelaksanaan posttest dan tes dilema moral tahap akhir.

e) Menganalisis dan membahas temuan penelitian mencakup instrumen-instrumen yang digunakan sehingga dapat ditarik kesimpulannya. f) Melakukan revisi.

g) Membuat rancangan akhir

1. Tahap Studi Pendahuluan

Studi literatur

Studi lapangan tentang kurikulum materi IPBA dan buku teks

Geografi

Deskripsi dan Analisis Temuan

Penyusunan Bahan Ajar Hidrosfer

Terintegrasi

Uji Validasi oleh Dosen & Guru

Evaluasi dan Perbaikan (Revisi I)

2. Tahap Studi Pengembangan

Uji Keterbacaan oleh siswa

3. Tahap Evaluasi

Tes awal

Implementasi Bahan Ajar Tes akahir

Evaluasi dan Perbaikan (Revisi II)

Rancangan Akhir


(29)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3. Skema Rancangan Penelitian

D. Instrumen Penelitian 1. Tes

Instrumen pertama yang digunakan adalah instrumen berbentuk tes. Didalam bukunya, Amir (Suharsimi, 2010) mengemukakan bahwa “tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang seseorang, dengan

cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat.” Sedangkan menurut Suharsimi

(2010) dalam bukunya Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan mengemukakan bahwa tes terbagi menjadi tiga macam, yaitu ; tes diagnostik, tes formatif, dan tes sumatif. Pada penelitian ini salah satu instrumennya berbentuk tes formatif dengan jenis tes objektif pilihan ganda terpadu tema hidrosfer dan tes dilema moral.

2. Nontes

Instrumen nontes yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket keterbacaan (kuesioner). Isi dari angket keterbacaan dalam penelitian ini adalah pertanyaan tentang aspek-aspek yang terdapat dalam bahan ajar, seperti ketertarikan terhadap bahan ajar, penyajian bahasa, tingkat kemudahan atau kesukaran dan lain-lainnya (Lampiran B.9). Instrumen nontes selanjutnya adalah lembar validasi bahan ajar (daftar periksa).

E. Teknik Pengumpulan Data


(30)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrumen tes ini bertujuan untuk mengukur domain I (knowledge domain) yaitu peningkatan hasil belajar siswa. Soal pilihan ganda ini berjumlah 20 soal. Penggunaan instrumen tes ini diujikan kepada siswa diawal pembelajaran (pretest) dan diakhir pembelajaran (posttest). Kegunaan pretest adalah untuk mengetahui konsep/pengetahuan awal siswa sebelum dilakukannya pembelajaran. Sedangkan keguanaan posttest adalah untuk mengetahui konsep/pengetahuan siswa mengenai tema hidrosfer setelah dilakukannya pembelajaran menggunakan bahan ajar hidrosfer terintegrasi.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam menyusun instrumen penelitian adalah sebagai berikut :

a. Membuat kisi-kisi instrumen penelitian.

b. Menyusun instrumen penelitian berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. c. Melakukan judgement terhadap instrumen penelitian yang telah dibuat. d. Melakukan uji coba instrumen penelitian terhadap siswa.

Setelah instrumen yang diujicobakan tersebut valid dan reliabel, maka instrumen itu dapat digunakan untuk tes diawal dan diakhir pembelajaran. Maksud dari pengujian instrumen ini adalah untuk memenuhi persyaratan tertentu. Persyaratan yang dimaksudkan adalah merupakan analisis terhadap instrumen yang akan digunakan meliputi validitas butir soal, daya pembeda butir soal, tingkat kesukaran butir soal, dan reliabilitas perangkat instrumen. Berikut merupakan hasil dari analisis instrumen yang di ujicobakan.

1) Analisis Validitas Butir Soal

Validitas butir soal adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan butir soal yang digunakan. Sebuah soal dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Nilai validitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien produk momen. Validitas butir soal dapat dihitung dengan menggunakan perumusan :


(31)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

  

 

2 2

2

 

2

Y Y N X X N Y X XY N rxy        

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan Y, dua variabel yang

dikorelasikan.

X = skor tiap butir soal. Y = skor total tiap butir soal. N = jumlah siswa.

Kategori validitas dari setiap butir soal yang telah diujicobakan dapat ditentukan berdasarkan klasifikasi validitas butir soal pada Tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1. Klasifikasi Validitas Butir Soal

Nilai rxy Kriteria

1,00 Sempurna

0,80-0,99 Sangat Tinggi

0,60-0,79 Tinggi

0,40-0,59 Cukup

0,20-0,39 Rendah

0,00-0,19 Sangat Rendah

(Arikunto, 2010: 75)

Adapun analisis validitas butir soal terhadap hasil uji coba instrumen ditunjukkan pada Tabel 3.5.

2) Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal

Tingkat kesukaran suatu butir soal merupakan gambaran mengenai sukar atau tidaknya suatu butir soal. Tingkat kesukaran dapat juga disebut sebagai taraf kemudahan. Tingkat kesukaran dihitung dengan menggunakan perumusan :


(32)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

N N N F

TK   tr

Keterangan :

TK = F = Tingkat Kesukaran atau Taraf Kemudahan

Nt = Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok atas

Nr = Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah

N = Jumlah siswa pada kelompok atas ditambah jumlah siswa pada kelompok bawah.

Kategori tingkat kesukaran butir soal yang telah diujicobakan dapat ditentukan berdasarkan kategori validitas butir soal pada Tabel 3.2 di bawah ini.

Tabel 3.2. Kategori Tingkat Kesukaran

Nilai F Tingkat Kesukaran

0,00-0,25 Sukar

0,26-0,75 Sedang

0,76-1,00 Mudah

(Arikunto, 2010: 210)

Adapun analisis tingkat kesukaran butir soal terhadap hasil uji coba instrumen ditunjukkan pada Tabel 3.5.

3) Analisis Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda butir soal adalah kemampuan butir soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. (Arikunto, 2003: 211).

Daya pembeda butir soal dapat ditentukan dengan rumusan sebagai berikut:


(33)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B

A B B A

A P P

J B J B

D   

Keterangan:

D = Daya pembeda butir soal

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu

dengan benar

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Kategori daya pembeda butir soal yang telah diujicobakan dapat ditentukan berdasarkan interpretasi daya pembeda butir soal pada Tabel 3.3 di bawah ini.

Tabel 3.3. Interpretasi Daya Pembeda Butir Soal Nilai Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

Negatif Soal dibuang

0,00-0,20 Jelek

0,21-0,40 Cukup

0,41-0,70 Baik

0,71-1,00 Baik Sekali

(Arikunto, 2010: 218)

Adapun hasil analisis daya pembeda butir soal terhadap hasil uji coba instrumen ditunjukkan pada Tabel 3.5.

4) Analisis Reliabilitas Tes

Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg


(34)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

atau tidak berubah-ubah. Nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan menentukan koefisien reliabilitas. Teknik yang digunakan untuk menentukan reliabilitas tes adalah dengan menggunakan metoda belah dua (split half). Reliabilitas tes dapat dihitung dengan menggunakan perumusan : ) 1 ( 2 2 1 2 1 2 1 2 1 11 r r r   Keterangan :

r11 = koefisien reliabilitas

r

2 1 2

1 = korelasi antara skor-skor setiap belahan tes

Kategori reliabilitas tes yang telah diujicobakan dapat ditentukan berdasarkan interpretasi reliabilitas tes pada Tabel 3.4 di bawah ini.

Tabel 3.4. Interpretasi Reliabilitas Koefisien Korelasi Kriteria reliabilitas

0,81  r  1,00 sangat tinggi 0,61  r  0,80 tinggi 0,41  r  0,60 cukup 0,21  r  0,40 rendah 0,00  r  0,20 sangat rendah (Arikunto, 2010: 75)

Setelah dilakukan analisis terhadap hasil uji coba instrumen dengan menggunakan metode belah dua (Split half) ganjil-genap diperoleh nilai reliabilitas instrumen tes yang termasuk kategori tinggi yaitu dengan koefisien


(35)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

korelasi sebesar 0,7. Perhitungan analisis reliabilitas instrumen tes selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran C.2.

Selanjutnya, rekapitulasi hasil uji coba instrumen ditunjukkan pada Tabel 3.5. Tabel 3.5. Rekapitulasi Analisis Hasil Uji Coba Instrumen

No soal

Validitas Tingkat

kesukaran Daya pembeda Nilai Kategori Nilai Kategori Nilai Kategori

1 0,4 Cukup 0,68 Sedang 0,31 Cukup

2 -0,26 Rendah 0,94 Mudah -0,18 Dibuang

3 0,28 Rendah 0,18 Sukar 0,4 Baik

4 0,14 Sangat Rendah 0,36 Sedang 0,3 Cukup 5 0,09 Sangat Rendah 0,71 Sedang 0,2 Cukup

6 0,35 Rendah 0,86 Mudah 0,2 Cukup

7 0,49 Cukup 0,50 Sedang 0,7 Baik

8 0 Rendah 0,00 Sukar 0,0 Jelek

9 0,27 Rendah 0,60 Sedang 0,1 Jelek

10 0,36 Rendah 0,28 Sedang 0,6 Baik

11 -0,41 Rendah 0,13 Sukar -0,3 Dibuang 12 0,12 Sangat Rendah 0,76 Mudah 0,0 Jelek

13 0,21 Rendah 0,39 Sedang 0,2 Cukup

14 0,18 Sangat Rendah 0,73 Sedang 0,1 Jelek 15 -0,14 Sangat Rendah 0,26 Sedang -0,1 Dibuang

16 0,54 Cukup 0,65 Sedang 0,6 Baik

17 0,44 Cukup 0,18 Sukar 0,5 Baik

18 0,34 Rendah 0,78 Mudah 0,1 Jelak

19 0,15 Sangat Rendah 0,47 Sedang 0,4 Baik

20 0,57 Tinggi 0,84 Mudah 0,5 Baik

21 0,15 Sangat Rendah 0,68 Sedang 0,0 Jelek 22 0,18 Sangat Rendah 0,28 Sedang 0,2 Cukup 23 0,18 Sangat Rendah 0,78 Mudah 0,2 Cukup 24 0,16 Sangat Rendah 0,57 Sedang 0,2 Cukup 25 -0,04 Sangat Rendah 0,18 Sukar 0,0 Jelek

26 0,56 Tinggi 0,73 Sedang 0,6 Baik


(36)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan Tabel 3.5, diperoleh analisis bahwa dari 26 soal yang diujicobakan, terdapat 20 soal yang memenuhi kriteria kelayakan instrumen penelitian.

2. Soal tes dilema moral

Tes dilema moral ini dimaksudkan untuk mengukur kedalaman karakter positif yang tertanam setelah dilakukannya treatment kepada siswa atau mengukur domain IV (feeling and valuing domain) menurut the new taxonomy for science education (Lampiran B.3). Tes dilema moral ini berbentuk essay dengan bentuk studi kasus. Hasil dari tes ini disesuaikan dengan aspek –aspek yang ditentukan. Aspek tersebut mengacu pada aspek karakter baik yang dikemukakan oleh Thomas Lickona dalam bukunya yang berjudul Educating for Character.

Tabel 3.6. Aspek Karakter Baik Menurut Thomas Lickona

Moral Knowing Moral Feeling Moral Action Moral awareness Conscience (nurani) Competence Knowing moral values Self- esteem (percaya

diri)

Habit (kebiasaan) Perspective taking Empathy (merasakan

penderitaan orang lain) Moral reasoning Loving the good

(mencintai kebenaran) Decisions making Self –control (mampu

mengontrol diri) Self-knowledge Humility (kerendahan

hati)

(Lickona, 2012 : 85-99)

3. Angket keterbacaan bahan ajar terintegrasi (kuesioner)

Angket yang dimaksud pada penelitian ini adalah angket keterbacaan bahan ajar hidrosfer terintegrasi. Tujuan dari angket ini tidak jauh dari rasa ingin tahu peneliti dalam mengukur tingkat keterbacaan siswa dalam memahami isi dari bahan ajar hasil rancangan peneliti. Selain itu angket


(37)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

digunakan untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan bahan ajar IPBA terintegrasi. Selengkapnya angket keterbacaan ini ditunjukkan pada Lampiran B.7.

4. Lembar Validasi

Lembar validasi digunakan untuk mengetahui kekurangan-kekurangan bahan ajar yang dirancang dengan cara meminta saran serta kritik yang membangun terhadap beberapa pakar yang memahami isi, tampilan dan bahasa yang digunakan dalam bahan ajar hidrosfer terintegrasi. Dengan format lembaran yang didesain sesuai dengan komponen-komponen yang ada dalam bahan ajar seperti kelayakan isi, kebahasaan, kegrafisan, kelayakan representasi dan integrasi mata pelajaran. Selengkapnya lembar validasi ini ditunjukkan pada Lampiran B.2.

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1. Soal pilihan ganda terpadu dengan tema hidrosfer

Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pretest dan posttest. Setiap tes memiliki kemungkinan skor maksimum (100) dan skor minimum (0). Teknik yang digunakan untuk mengukur instrumen ini yaitu dengan menghitung rata-rata gain yang dinormalisasi setiap peserta didik berdasarkan persamaan :

Dengan T1 adalah skor tes awal (pretest), T2 adalah skor tes akhir

(posttest), dan Si adalah skor ideal (maksimum).

Selanjutnya hasil dari perhitungan menggunakan persamaan 3.5 diatas dicocokkan dengan kriteria yang ditunjukkan oleh Tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7. Kriteria Skor Gain Dinormalisasi

<g> Kriteria


(38)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

≥ 0,7 Tinggi

0,3 ≤ (<g>) < 0,7 Sedang

< 0,3 Rendah

(Hake, 1998)

2. Soal tes dilema moral

Data yang sudah terkumpulkan melalui tes dilema moral dalam bentuk studi kasus ini kemudian disesuaikan dengan rubrik yang telah dirancang dan didiskusikan terlebih dahulu dengan pakar. Rubrik ini mengacu kepada pendidikan karakter yang dicetuskan oleh Lickona (2012). Jawaban-jawaban siswa terhadap soal tes ini kemudian dipersentasekan masing-masing sebagai karakter baik yang tertanam dan terlihat setelah dilakukannya treatment.

Rubrik yang dirancang ditunjukkan oleh Tabel 3.8 dan 3.9 berikut. Tabel 3.8. Rubrik aspek moral knowing (pengetahuan moral)

No. Aspek Moral Knowing

(Pengetahuan moral) Indikator

1

Moral awarennes

(Kesadaran moral)

Siswa memiliki kesadaran akan dampak peristiwa banjir terhadap kehidupan manusia dan makhluk lainnya.

2

Knowing moral values

(Mengetahui nilai moral)

Siswa dapat menerapkan nilai-nilai moral positif yang sesuai dengan berbagai macam situasi dan kondisi yang sedang dihadapi.

3

Prespective taking

(Penentuan perspektif)

Siswa dapat mengambil sudut pandang orang lain, melihat situasi dan kondisi sebagaimana adanya, membayangkan bagaimana mereka berfikir, bereaksi dan merasakan masalah yang ada. 4 Moral reasoning

(Pemikiran moral)

Siswa memiliki kemampuan untuk memahami nilai-nilai moral.

5 Decision making

(Pengambilan Keputusan)

Siswa dapat mengambil keputusan moral secara tepat atas kejadian yang terjadi.

6 Self-knowledge ( Pengetahuan Pribadi)

Siswa dapat mengetahui dan mengembangkan kemampuan moral diri sendiri.

(Lickona, 2012 : 85-99) Tabel 3.9. Rubrik aspek moral feeling (perasaan moral)


(39)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Angket Keterbacaan (Kuesioner)

Sebelum dilakukan treatment terhadap kelas sampel, peneliti meminta terhadap siswa dari kelas uji coba untuk mengisi angket keterbacaan bahan ajar yang sudah dirancang dan disiapkan oleh peneliti. Data yang dihasilkan akan diolah secara kuantitatif dengan menggunakan teknik persentase 0-100%. Setelah itu, dilihat dari pilihan jawaban siswa yang paling dominan yang ditunjukkan oleh nilai persentase terbesar dari jawaban siswa. Persentase terbesar dari pilihan jawaban siswa inilah yang dijadikan aspek yang paling dominan dari angket keterbacaan bahan ajar, apakah mengarah ke arah positif atau sebaliknya.

4. Lembar Validasi Bahan Ajar

Data yang dihasilkan dari lembar validasi ini akan diolah secara kuantitatif dengan pemberian skor 1-5 dengan perincian seperti Tabel 3.10 di bawah ini :

Tabel 3.10. Kriteria Skor Validasi Bahan Ajar Skor Kriteria Bahan Ajar

No. Aspek Moral Feeling

(Pengetahuan moral) Indikator

1

Conscience

(Hati nurani)

Siswa dapat mengetahui perbuatan yang benar dan berkewajiban melakukan perbuatan yang benar tersebut.

2

Self-esteem

(Harga diri)

Siswa dapat mengukur rasa percaya dirinya terhadap kebebasan berpendapat mengenai permasalahan yang dihadapi.

3 Empathy (Empati)

Siswa dapat memerankan dan merasakan keadaan perasaan orang lain.

4

Loving the good

(Mencintai hal yang baik)

Siswa merasa senang melakukan perbuatan yang baik dikarenakan memiliki moralitas keinginan bukan sekedar moral tugas.

5 Self-control (Kendali diri)

Siswa dapat mencerminkan pengendalian diri sendiri dari perilaku yang kurang baik. 6 Humility

( Kerendahan Hati)

Siswa dapat mencerminkan tindakan tanpa disertai sifat sombong.


(40)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1 Tidak Baik

2 Kurang Baik

3 Cukup

4 Baik

5 Sangat Baik

(Pusbukur, 2013)

Kemudian dari hasil pemberian skor setiap komponen yang disajikan dalam lembar validasi akan dirata-ratakan. Sehingga dari hasil rata-rata tersebut akan dihasilkan satu angka diantara angka 1 sampai angka 5. Hasil rata-rata tersebut juga akan menunjukkan kriteria bahan ajar yang disusun apakah tidak baik, kurang baik, cukup, baik, atau sangat baik. Lembar validasi selengkapnya ditunjukkan pada Lampiran B2.


(41)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa bahan ajar hidrosfer yang disusun peneliti secara integrasi dengan model webbed dikategorikan sebagai bahan ajar yang baik menurut para validator dan memiliki tingkat keterbacaan yang mengarah ke arah positif. Dari hasil dan analisis tersebut juga disimpulkan bahwa terdapat karakter yang tertanam dan meningkatanya hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran menggunakan bahan ajar hidrosfer terintegrasi ini. Secara khusus kesimpulan dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut :

1. Bahan ajar hidrosfer yang disusun peneliti memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahan ajar atau buku teks lainnya. Karakteristik tersebut dapat dilihat dari penyusunan bahan ajar tersebut menggunakan metode integrasi model webbed dengan mengintegrasikan berbagai materi seperti materi Fisika, Geografi, Kimia, Biologi, PLH, dan Agama Islam. Selain itu, bahan ajar hidrosfer ini juga mengintegrasikan konten bahan ajar dengan proses pembelajaran dan nilai-nilai moral yang dapat diterima oleh masyarakat dan agama. Karakteristik lainnya yaitu penggunaan bahan ajar ini juga dapat melibatkan siswa dalam menilai pemahaman dirinya menggunakan dinding feedback yang terdapat dalam bahan ajar.

2. Bahan ajar hidrosfer yang disusun peneliti mendapatkan respon yang baik dari para validator. Berdasarkan hasil validasi para validator didapat bahwa respon yang baik tersebut ditunjukkan dengan setiap aspek bahan ajar memiliki rata-rata nilai sebesar (3,89) dengan kategori baik, uraian nilai aspek tersebut diantaranya aspek kelayakan


(42)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

isi sebesar 4,04 dengan kategori baik, kebahasaan sebesar 4,03 dengan kategori baik, kegrafisan sebesar 4,33 dengan kategori baik, kelayakan representasi sebesar 4,15 dengan kategori baik, dan integrasi mata pelajaran sebesar 3,38 dengan kategori cukup.

3. Bahan ajar hidrosfer yang disusun peneliti juga mendapat respon positif dari para siswa. Respon tersebut ditunjukkan oleh rata-rata persentase nilai tigkat keterbacaan siswa mengarah ke arah positif. Uraian persentase nilai tersebut diantaranya terdapat 96% siswa tertarik terhadap bahan ajar hidrosfer, 52% siswa menyatakan baru membaca bahan ajar hidrosfer, 76% siswa meningkat pemahaman mater hidrosfernya, 72% siswa menyatakan penyajian bahasanya baik, 48% siswa menyatakan tidak ada kesalahan cetak, 56% siswa menyatakan gambar dalam bahan ajar sangat berfungsi, 60% siswa menyatakan bahan ajar hidrosfer layak untuk disebarkan di sekolah sekolah. Selain itu, terdapat rata-rata 55% menyatakan seluruh subtopik pada materi bahan ajar hidrosfer tergolong mudah untuk dipahami.

4. Peningkatan hasil belajar untuk knowledge domain (domain I) setelah belajar menggunakan bahan ajar hidrosfer terintegrasi terlihat dari nilai gain yang dinormalisasi sebesar 0,45 dengan kategori sedang.

5. Penggunaan bahan ajar hidrosfer terintegrasi dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan jumlah siswa yang memunculkan karakter baik.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran, antara lain:

1. Bahan ajar hidrosfer terintegrasi dapat dijadikan referensi guru dan siswa dalam mempelajari materi hidrosfer di sekolah.


(43)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya mengukur tiga domain lainnya dari a new taxonomy for education, yaitu domain II, domain III, dan domain IV.


(44)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S .(2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi, Cetakan kesebelas, Jakarta: Bumi Aksara

Azis, A. (2013). Pengembangan Bahan Ajar. [Online]. Tersedia di: www.uin-malang.ac.id [15 Agustus 2013]

Barstow. et al. (2002) . Report from the National Conference on the Revolution in Earth and Space Science Education, Snowmass, CO

Belawati, T. dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan UT.

Depag RI. (2009). Syamil Al-Quran The Miracle. Bandung: PT. Sygma Examedia arkan lema.

Depdiknas. (2003). Standar Penilaian Buku Pelajaran Sains. Jakarta: Depdiknas Depdiknas. (2004). Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar Sekolah

Menengah Atas. Jakarta: Dirjendikmenum.

Fade. (2011). Metode Penelitian Research and Development. [Online]. Tersedia di : http://www.scri.com

Hake, R.R. (2002). Lessons from the physics education reform effort," Conservation Ecology. [Online]. Tersedia di: http://www.consecol.org/vol5/iss2/art28. [15 Agustus 2011]

Hake, RR. (1998). “Interactive-engagement versus traditional method: A six thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics course.” Am J Phys, 66(1), 64-67.

Istanti. (2010). Model-Model pembelajaran Terpadu. [Online]. Tersedia di: http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/26/model-model-pembelajaran-terpadu-321430.html [8 Februari 2013]


(45)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Liliasari. (2011). Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa Melalui Pembelajaran. Makalash Seminar UNNES, hal 01.

Liliawati, W dan Ramalis, T.R. (2010). Identifikasi Miskonsepsi Materi IPBA bagi Siswa, Guru SMP dan Mahasiswa Calon Guru dalam Upaya Perbaikan dan Pengembangan Program Pembelajaran. Seminar Universitas Negeri Yogyakarta.

Liliawati, W dan Iryanti, M. (2008). Analisis Materi IPBA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Seminar Universitas Pendidikan Indonesia.

Liliawati, W, Ramalis, T.R & Utama, J.A. (2011). Penyusunan Buku Ajar Astronomi berdasarkan Pengembangan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP dan SMA. Laporan Penelitian Hibah Bersaing.

Majid, A. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

PISA OECD. ( 2006). What PISA Assesses. [Online]. Tersedia:

http://www.pisa.oecd.org/pages/0,3417,en_32252351_32235918_1_1_1_ 1_1,00.html. [30 Januari 2013]

Pusat Kurikulum dan Perbukuan. (2011). Pembangunan Karakter Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.

Sahlan, Asmaun dan Teguh, A. (2012). Desain Pembelajaran Bebasis Pendidikan Karakter. Jakarta: Ar-Ruzz Media.

Shihab, Q. (1998). Wawasan Al Quran. Bandung : Mizan

Sitepu, B.P. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Sudjana, Nana &Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.


(46)

Iip Suparna, 2014

PENERAPAN BAHAN AJAR IPBA TERINTEGRASI PADA TEMA HIDROSFER DALAM MENANAMKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sukmawati, D. (2013). Prinsip – Prinsip Bahan Ajar untuk Guru. [Online]. Tersedia di : www.panduanguru.com [15 Agustus 2013]

Sunendar, D & Wassid, I. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suyanto. (2011). Pendidikan Karakter dalam perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta : UNY Press.

Syadah, E. (2013). Implementasi Pembelajaran IPA Terpadu pada Tema Air dan Kesehatan untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Trianto. (2013). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara Widowati, A. (2008). Diktat Pendidikan Sains. Yogyakarta: UNY Press

Yusof, I. (2001). Pengenalan Sains Sosial. [Online]. Tersedia di: http//repo.uum.edu [27 Januari 2014]

Zaenal, A. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Zuchdi, D. (2011). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: UNY Press


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis di atas, secara umum dapat disimpulkan bahwa bahan ajar hidrosfer yang disusun peneliti secara integrasi dengan model webbed dikategorikan sebagai bahan ajar yang baik menurut para validator dan memiliki tingkat keterbacaan yang mengarah ke arah positif. Dari hasil dan analisis tersebut juga disimpulkan bahwa terdapat karakter yang tertanam dan meningkatanya hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran menggunakan bahan ajar hidrosfer terintegrasi ini. Secara khusus kesimpulan dalam penelitian ini akan dijabarkan sebagai berikut :

1. Bahan ajar hidrosfer yang disusun peneliti memiliki karakteristik yang berbeda dengan bahan ajar atau buku teks lainnya. Karakteristik tersebut dapat dilihat dari penyusunan bahan ajar tersebut

menggunakan metode integrasi model webbed dengan

mengintegrasikan berbagai materi seperti materi Fisika, Geografi, Kimia, Biologi, PLH, dan Agama Islam. Selain itu, bahan ajar hidrosfer ini juga mengintegrasikan konten bahan ajar dengan proses pembelajaran dan nilai-nilai moral yang dapat diterima oleh masyarakat dan agama. Karakteristik lainnya yaitu penggunaan bahan ajar ini juga dapat melibatkan siswa dalam menilai pemahaman dirinya menggunakan dinding feedback yang terdapat dalam bahan ajar.

2. Bahan ajar hidrosfer yang disusun peneliti mendapatkan respon yang baik dari para validator. Berdasarkan hasil validasi para validator didapat bahwa respon yang baik tersebut ditunjukkan dengan setiap aspek bahan ajar memiliki rata-rata nilai sebesar (3,89) dengan kategori baik, uraian nilai aspek tersebut diantaranya aspek kelayakan


(2)

isi sebesar 4,04 dengan kategori baik, kebahasaan sebesar 4,03 dengan kategori baik, kegrafisan sebesar 4,33 dengan kategori baik, kelayakan representasi sebesar 4,15 dengan kategori baik, dan integrasi mata pelajaran sebesar 3,38 dengan kategori cukup.

3. Bahan ajar hidrosfer yang disusun peneliti juga mendapat respon positif dari para siswa. Respon tersebut ditunjukkan oleh rata-rata persentase nilai tigkat keterbacaan siswa mengarah ke arah positif. Uraian persentase nilai tersebut diantaranya terdapat 96% siswa tertarik terhadap bahan ajar hidrosfer, 52% siswa menyatakan baru membaca bahan ajar hidrosfer, 76% siswa meningkat pemahaman mater hidrosfernya, 72% siswa menyatakan penyajian bahasanya baik, 48% siswa menyatakan tidak ada kesalahan cetak, 56% siswa menyatakan gambar dalam bahan ajar sangat berfungsi, 60% siswa menyatakan bahan ajar hidrosfer layak untuk disebarkan di sekolah sekolah. Selain itu, terdapat rata-rata 55% menyatakan seluruh subtopik pada materi bahan ajar hidrosfer tergolong mudah untuk dipahami.

4. Peningkatan hasil belajar untuk knowledge domain (domain I) setelah belajar menggunakan bahan ajar hidrosfer terintegrasi terlihat dari nilai gain yang dinormalisasi sebesar 0,45 dengan kategori sedang.

5. Penggunaan bahan ajar hidrosfer terintegrasi dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan jumlah siswa yang memunculkan karakter baik.

B. Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diajukan beberapa saran, antara lain:


(3)

2. Disarankan untuk penelitian selanjutnya mengukur tiga domain lainnya dari a new taxonomy for education, yaitu domain II, domain III, dan domain IV.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S .(2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. (2010). Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan Evaluasi Pendidikan. Edisi Revisi, Cetakan kesebelas, Jakarta: Bumi Aksara

Azis, A. (2013). Pengembangan Bahan Ajar. [Online]. Tersedia di: www.uin-malang.ac.id [15 Agustus 2013]

Barstow. et al. (2002) . Report from the National Conference on the Revolution in Earth and Space Science Education, Snowmass, CO

Belawati, T. dkk. (2003). Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Pusat Penerbitan UT.

Depag RI. (2009). Syamil Al-Quran The Miracle. Bandung: PT. Sygma Examedia arkan lema.

Depdiknas. (2003). Standar Penilaian Buku Pelajaran Sains. Jakarta: Depdiknas Depdiknas. (2004). Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar Sekolah

Menengah Atas. Jakarta: Dirjendikmenum.

Fade. (2011). Metode Penelitian Research and Development. [Online]. Tersedia di : http://www.scri.com

Hake, R.R. (2002). Lessons from the physics education reform effort,"

Conservation Ecology. [Online]. Tersedia di:

http://www.consecol.org/vol5/iss2/art28. [15 Agustus 2011]

Hake, RR. (1998). “Interactive-engagement versus traditional method: A six thousand-student survey of mechanics test data for introductory physics course.” Am J Phys, 66(1), 64-67.

Istanti. (2010). Model-Model pembelajaran Terpadu. [Online]. Tersedia di: http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/26/model-model-pembelajaran-terpadu-321430.html [8 Februari 2013]


(5)

Liliasari. (2011). Membangun Masyarakat Melek Sains Berkarakter Bangsa Melalui Pembelajaran. Makalash Seminar UNNES, hal 01.

Liliawati, W dan Ramalis, T.R. (2010). Identifikasi Miskonsepsi Materi IPBA bagi Siswa, Guru SMP dan Mahasiswa Calon Guru dalam Upaya Perbaikan dan Pengembangan Program Pembelajaran. Seminar Universitas Negeri Yogyakarta.

Liliawati, W dan Iryanti, M. (2008). Analisis Materi IPBA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Seminar Universitas Pendidikan Indonesia.

Liliawati, W, Ramalis, T.R & Utama, J.A. (2011). Penyusunan Buku Ajar Astronomi berdasarkan Pengembangan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligence) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP dan SMA. Laporan Penelitian Hibah Bersaing.

Majid, A. (2007). Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

PISA OECD. ( 2006). What PISA Assesses. [Online]. Tersedia:

http://www.pisa.oecd.org/pages/0,3417,en_32252351_32235918_1_1_1_ 1_1,00.html. [30 Januari 2013]

Pusat Kurikulum dan Perbukuan. (2011). Pembangunan Karakter Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional.

Sahlan, Asmaun dan Teguh, A. (2012). Desain Pembelajaran Bebasis Pendidikan Karakter. Jakarta: Ar-Ruzz Media.

Shihab, Q. (1998). Wawasan Al Quran. Bandung : Mizan

Sitepu, B.P. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Sudjana, Nana &Ibrahim. (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.


(6)

Sukmawati, D. (2013). Prinsip – Prinsip Bahan Ajar untuk Guru. [Online]. Tersedia di : www.panduanguru.com [15 Agustus 2013]

Sunendar, D & Wassid, I. (2008). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suyanto. (2011). Pendidikan Karakter dalam perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta : UNY Press.

Syadah, E. (2013). Implementasi Pembelajaran IPA Terpadu pada Tema Air dan Kesehatan untuk Meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Trianto. (2013). Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: Bumi Aksara Widowati, A. (2008). Diktat Pendidikan Sains. Yogyakarta: UNY Press

Yusof, I. (2001). Pengenalan Sains Sosial. [Online]. Tersedia di: http//repo.uum.edu [27 Januari 2014]

Zaenal, A. (2012). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Zuchdi, D. (2011). Pendidikan Karakter. Yogyakarta: UNY Press


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENUMBUHKEMBANGKAN KARAKTER SISWA PADA KELARUTAN.

0 3 20

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENUMBUHKEMBANGKAN KARAKTER SISWA PADA REAKSI REDOKS.

0 4 21

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH TERINTEGRASI BUKU AJAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENUMBUHKEMBANGKAN KARAKTER SISWA.

3 10 31

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH TERINTEGRASI BUKU AJAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENUMBUHKEMBANGKAN KARAKTER SISWA PADA PERHITUNGAN KIMIA.

0 1 34

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE PROBLEM BASED LEARNING (CPBL) TERINTEGRASI BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENUMBUHKEMBANGKAN KARAKTER SISWA PADA REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI.

0 6 32

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH TERINTEGRASI BUKU AJAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENUMBUH-KEMBANGKAN KARAKTER SISWA PADA LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 6 33

PENERAPAN LEVELS OF INQUIRY DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI IPBA.

0 1 40

Bahan ajar powerpoint Geografi SMP dan SMA ppt HIDROSFER

0 1 29

Efektivitas Perkuliahan IPBA Terintegrasi Berbasis Kecerdasan Majemuk untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Menanamkan Karakter Diri Mahasiswa Calon Guru SMP pada Tema Tata Surya.

0 0 9

PENYUSUNAN BAHAN AJAR KIMIA INOVATIF MATERI LAJU REAKSI TERINTEGRASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA SMA ipi413384

0 0 11