PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENUMBUHKEMBANGKAN KARAKTER SISWA PADA REAKSI REDOKS.

(1)

(2)

iv

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim, Alhamdulillahhirabbil „Alamin puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah Subhana Wa Ta‟ala, atas segala berkat dan rahmat-Nya, maka skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi berjudul “Pengembangan Bahan Ajar dan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah Terhadap Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Menumbuhkembangkan Karakter Siswa Pada Kelarutan”, disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Kimia, Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Ajat Sudrajat, M.Si, sebagai dosen pembimbing skripsi (PS) yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibu Dr. Iis Siti Jahro, M.Si, Ibu Dra. Nurmalis, M.Si dan Ibu Dra. Ratu Evina Dibyantini, M.Si sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari penelitian sampai dengan selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada Bapak Drs. Jasmidi, M.Si selaku dosen pembimbing akademik (PA) dan kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Kimia FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

Ucapan terima kasih juga kepada guru-guru sekolah yang telah mendidik penulis sehingga penulis dapat memperoleh gelar Sarjana. Ucapan terima kasih kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Staf Tata Usaha, Guru Kimia dan Siswa/i kelas XI IPA SMAN 1 Tanjung Morawa yang telah banyak membantu penulis selama proses penelitian berlangsung.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada sosok yang takkan lekang dari kalbu, yang selalu menjadi inspirasi dan motivasi, yang mengajarkan arti cinta, keikhlasan, ketegaran dalam menjalani hidup, sosok yang rela berkorban demi kebahagiaan penulis dan selalu mendoakan penulis


(3)

v

disetiap sujudnya, yakni Ayahanda Jhon Kenedi dan Ibunda Risma Yanti sehingga saya dapat memperoleh gelar Sarjana. Ucapan terima kasih juga kepada Adik-Adik saya Rechilia Yonafri, Wulan Oktaviani dan Bisminur Silvia yang telah memberikan dukungan/ motivasi dan semangat serta do‟a yang luar biasa.

Terima kasih juga saya sampaikan kepada sahabat-sahabat saya Marlina Damayanti Harahap, Meysi Arami, Muntaharrahmi Melati Putri Harahap, Nadia Armina Ramud, Sri Handayani, Widya Pangestika, Zurma Nilam dan seluruh mahasiswa Kimia Reguler Dik B 2011 yang telah memberi warna dalam kehidupan, mengajarkan kedewasaan, memberikan kebahagiaan dan selalu memberikan dukungan serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini. Dan teristimewa juga kepada Arfan Arif Siregar, seseorang yang selalu membantu, menemani, membimbing, serta menyemangati penulis saat-saat jenuh. Tak lupa juga ucapan hangat terima kasih saya sampaikan kepada teman dalam satu kost yang menemani dalam semester akhir ini di rumah kost tercinta . Serta terima kasih juga disampaikan kepada seluruh teman-teman, kakak, abang dan saudara/i yang tidak bisa disebutkan satu per satu yang selalu mendukung dan mendoakan penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi saya ini. Kiranya isi skripsi saya ini bermanfaat bagi kita semua dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan sains.

Medan, Juni 2015 Penulis,


(4)

iii

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENUMBUHKEMBANGKAN KARAKTER

SISWA PADA KELARUTAN

Rizka Afriani (4113131062) Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada hubungan antara karakter dengan hasil belajar kimia siswa dengan model kooperatif berbasis masalah yang menggunakan bahan ajar yang dikembangkan pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan di kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tanjung Morawa. Dari hasil penelitian juga dapat diketahui apakah hasil belajar siswa lebih tinggi dari nilai KKM atau tidak. Sampel penelitian sebanyak satu kelas sampel yang diberi perlakuan menggunakan bahan ajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah. Penelitian ini menggunakan instrument test yang telah diujicobakan dan telah valid. Data hasil belajar siswa diuji normalitas dan homogenitasnya, hasil yang didapat dari kelompok sampel homogen dan berdistribusi normal. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji t dan uji r dan diperoleh thitung = 5,087 sedangkan ttabel = 2,423. Karena thitung > ttabel pada

taraf 5%, maka Ho ditolak. Sedangkan untuk uji korelasi atau uji r diperoleh diperoleh rhitung = 0,669 sedangkan rtabel = 0,308 dengan kontribusi karakter

terhadap hasil belajar sebesar 44,71%. Dengan demikian korelasi positif dari karakter terhadap hasil belajar serta hasil belajar kimia siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah yang didukung bahan ajar lebih besar dari pada nilai KKM yaitu 75. Peningkatan hasil belajar siswa dihitung dan didapatkan persen keberhasilan belajar siswa sebesar 71,74%. Dengan melihat peningkatan hasil belajar menggunakan bahan ajar yang diajarkkan dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah pada pokok bahasan kelarutan dan hasil kali kelarutan, maka diharapkan dapat diaplikasikan dalam pembelajaran kimia.

Kata kunci : Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah, Kelarutan Dan Hasil Kali Kelarutan, Bahan Ajar, Karakter


(5)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 5

1.3 Rumusan Masalah 5

1.4 Batasan Masalah 5

1.5 Tujuan Penelitian 6

1.6 Manfaat Penelitian 6

1.7 Defenisi Operasional 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 9

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1. Pengertian Hasil Belajar Kimia 9

2.1.2. Media Pembelajaran 8

2.1.3. Model Pembelajaran 14

2.1.3.1. Cooperative Problem Based Learning 15 2.1.3.2. Sistem Sosial dari Pembelajaran Berbasis Masalah 17 2.1.3.3. Prinsip Pengetahuan dari Pembelajaran Berbasis Masalah 17 2.1.3.4. Sistem Pendukung dari Pembelajaran Berbasis Masalah 17 2.1.3.5. Dampak Instruksional dan Dampak Pengiring 18


(6)

vii

2.1.4. Penilaian Belajar 18

2.1.4.1. Hasil Belajar 20

2.1.4.2. Karakter 21

2.1.5. Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan 25

2.1.5.1. Pengertian Kelarutan 25

2.1.5.2. Tetapan Hasil Kali Kelarutan 26 2.1.5.3. Hubungan Kelarutan dengan Ksp 27 2.1.5.4. Pengaruh Ion Senama Terhadap Kelarutan 29

2.1.5.5. Hubungan Ksp dengan pH 30

2.1.5.6. Ksp dan Reaksi Pengendapan 30

2.2. Kerangka Konseptual 31

2.3. Hipotesis 32

BAB III METODE PENELITIAN 33

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 33

3.2 Populasi dan Sampel 33

3.2.1 Populasi Penelitian 33

3.2.2 Sampel Penelitian 33

3.3 Variabel Penelitian dan Instrumen Penelitian 33

3.4 . Instrumen Penelitian 33

3.4.1. Uji Validitas Isi 34

3.4.2. Reabilitas Test 35

3.4.3. Tingkat Kesukaran Soal 36

3.4.4. Daya Pembeda Soal 37

3.4.5. Distruktor 37

3.5. Rancangan Penelitian 38

3.6. Prosedur Kegiatan Penelitian 39

3.7. Teknik Analisis Data 43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 47

4.1. Hasil Penelitian 50

4.1.1 Analisis Data Instrumen Penelitian 50


(7)

viii

4.1.3 Deskripsi Data Hasil Penelitian 56

4.1.4 Analisis Data Hasil Penelitian 57

4.2. Pembahasan 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 64

5.1. Kesimpulan 64 5.2. Saran 64

DAFTAR PUSTAKA 66


(8)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Tabel Tetapan Hasil Kali Kelarutan Pada Suhu 250 C 26 Tabel 3.1 Klasifikasi Analisis Validitas Isi 36

Tabel 3.2 Tabel Rancangan Penelitian 39

Tabel 3.3 Tabel Penolong Untuk Uji Normalitas 44

Tabel 3.4 Kriteria Validitas 46

Tabel 3.5 Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi Koefisien Korelasi 49 Tabel 4.1 Analisis Kisi-Kisi Instrument Soal 53 Tabel 4.2 Tabel Kriteria Soal yang Digunakan Setelah Di Uji 54 Tabel 4.3 Penilaian Kualitas Bahan Ajar Menurut Dosen dan Guru Kimia 55 Tabel 4.4 Rata-Rata Nilai Hasil Belajar Siswa 56 Tabel 4.5 Uji Normalitas Data Post-test dan Karakter 58 Tabel 4.6 Uji Homogenitas Sampel 58


(9)

vii

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Skema Desain Langkah-Langkah Bahan Ajar 41 Gambar 3.2 Skema Desain Penelitian Hasil Belajar dan Karakter 42 Gambar 3.3 Daerah Penolakan dan Penerimaan Ho Uji Pihak Kanan 47 Gambar 4.1 Digram Hasil Rata-Rata Pre-test dan Post-test Sampel 57


(10)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus 69

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran 71 Lampiran 3a Kisi-Kisi Instrumen Tes (sebelum Divalidasi) 81 Lampiran 3b Kisi-Kisi Instrumen Tes (Sesudah Divalidasi) 82 Lampiran 4a Instrumen Tes (Sebelum Divalidasi) 83 Lampiran 4b Instrumen Tes (Sesudah Divalidasi) 90 Lampiran 5a Kunci Jawaban (Sebelum Divalidasi) 94 Lampiran 5b Kunci Jawaban (Sesudah Divalidasi) 95 Lampiran 6 Instrument Test Penilaian Bahan Ajar 96 Lampiran 7 Penilaian Kualitas Bahan Ajar 112

Lampiran 8 Lembar Analisis Masalah 1 128

Lampiran 9 Lembar Analisis Masalah 2 131

Lampiran 10 Lembar Analisis Masalah 3 139

Lampiran 11 Lembar Validasi Isi Instrument Penelitian 145 Lampiran 12 Tabel Validasi Isi Instrument Penelitian 160

Lampiran 13 Perhitungan Validitas Isi 161

Lampiran 14 Perhitungan Relliabieitas 163 Lampiran 15 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal 165

Lampiran 16 Perhitungan Daya Beda 166

Lampiran 17 Perhitungan Distruktor 167

Lampiran 18 Rekapitulasi Analisis Instrument Test 169

Lampiran 19 Data Penelitian 170

Lampiran 20 Uji Normalitas Data 171

Lampiran 21 Uji Homogenitas Data 172

Lampiran 22 Rubrik Penilaian Karakter 174

Lampiran 23 Pengukuran Karakter Siswa 176

Lampiran 24 Uji Normalitas Data Karakter 178 Lampiran 25 Uji Homogenitas Data Karakter 179 Lampiran 26 Data Peningkatan Hasil Belajar 181


(11)

xiii

Lampiran 28 Uji Korelasi 185

Lampiran 29 Tabel Nilai-Nilai Chi Kuadrat 187 Lampiran 30 Tabel Nilai-Nilai Untuk Distribusi t 188 Lampiran 31 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment 189

Lampiran 32 Bahan Ajar 190

Lampiran 33 Jadwal Kegiatan Penelitian 225


(12)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. Sedangkan fungsi pendidikan itu sendiri seperti yang tertuang dalam pasal 3 Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kecerdasan kehidupan bangsa tetap harus dilandasi oleh kemampuan, watak, atau karakter dalam koridor peradaban yang bermartabat. Dengan demikian fungsi pendidikan menurut undang-undang Sisdiknas Tahun 2003 itu adalah untuk membentuk karakter serta peradaban kehidupan bangsa yang bermarrtabat (Prayitno dan Manullang, 2010).

Dalam suatu sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis serta harus selalu dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan dan tantangan zaman. Meskipun demikian, perubahan dan pengembangannya harus dilakukan secara sistematis dan terarah, tidak asal berubah. Perubahan dan pengembangan kurikulum tersebut harus memiliki visi dan arah yang jelas. Ketidakefektifan kurikulum 2013 yang telah diterapkan membuat pemerintah mengembalikan kurikulum lama yaitu kurikulum 2006 (KTSP) untuk sebagian besar sekolah di Indonesia. Hal ini disebabkan karena sebagian besar sekolah belum siap melaksanakan kurikulum 2013.

Namun untuk saat ini masalah pendidikan di Indonesia yang sangat memprihatinkan adalah lemahnya proses pembelajaran. Praktek nyata yang terjadi didunia pendidikan yang masih berkembang hingga saat ini adalah pembelajaran yang terkesan mengesampingkan karakter siswa. Hal ini dapat dilihat dari proses


(13)

2

pembelajaran kimia saat ini yang lebih banyak memaksa siswa untuk menghapal sebagian besar konsep kimia, tanpa adanya kesempatan untuk lebih memahami konsep melalui pengalaman belajar lain, seperti kerja ilmiah. Kerja ilmiah ini dibutuh untuk mengasah perkembangan psikomotor dan afektif siswa. Dengan model pembelajaran yang masih bersifat konvensional, siswa akan menjadi pembelajar pasif dan diduga kepedulian siswa terhadap masalah dalam kehidupan sehari-hari yang relevan tidak akan muncul (Kurniawati dan Amarlita, 2013).

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kimia di SMAN 1 Tanjung Morawa selama ini masih menggunakan proses pembelajaran kimia dengan cara yang monoton dengan pendekatan yang berpusat pada guru (teacher

centered approach). Dan dari hasil pengamatan peneliti disekolah SMAN 1 Stabat

didapat hasil rata-rata ulangan harian siswa yang masih berada dibawah KKM yaitu 64. Dimana KKM untuk pelajaran kimia yaitu 75. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan proses belajar mengajar perlu pengalaman pemecahan masalah. Dengan pendekatan yang diterapkan oleh guru tersebut, menyebabkan masih belum tercapainya efektivitas pembelajaran kimia di sekolah. Di samping itu, sumber belajar yang ada umumnya hanya menyajikan sebatas materi yang ada dibuku. Peserta didik masih bergantung pada pendidik dalam proses pemahamannya. Peserta didik enggan ketika diminta untuk mempelajari sendiri materi dalam buku. Adanya permasalahan ini mendorong perlunya sumber belajar.

Bahan ajar yang ada saat ini kurang memperhatikan karakter dan lebih banyak mengarahkan siswa untuk hanya menguasai materi. Selain itu, bahan ajar yang ada kurang dapat menghubungkan wawasan lingkungan dengan materi (Kurniawati dan Amarlita, 2013). Dan lagi buku ajar yang digunakan terutama buku kimia belum ada yang memasukkan nilai-nilai karakter dalam rumusan Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar.

Dalam Magdalena, dkk (2014) disebutkan kimia adalah salah satu mata pelajaran ilmu alam yang mempelajari gejala-gejala alam, tetapi mengkhususkan diri didalam mempelajari struktur, susunan, sifat dan perubahan materi, serta


(14)

3

energi yang menyertai perubahan materi. Tim Pengembang Ilmu Pendidikan (2007) menjelaskan bahwa dijadikannya mata pelajaran kimia sebagai bagian dari kurikulum pendidikan menengah, menunjukkan bahwa kimia mempunyai nilai pendidikan disamping aplikasinya menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia. Seringkali keberadaan kimia dalam kurikulum sekolah karena ilmu tersebut dipandang menjadi pondasi untuk mempelajari berbagai bidang ilmu dan teknologi di perguruan tinggi. Pandangan ini yang melandasi pemikiran pengembang kurikulum dan pengajar kimia untuk merancang materi pelajaran sangat akademik-teoritik serta bercakupan luas karena harus meliput semua pengetahuan dasar kimia. Salah satu materi dalam pelajaran kimia yaitu: materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Kompetensi kimia kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp) sulit dipahami , karena pemahaman peserta didik sebatas pada menghafalkan konsep dan mengaplikasikan langsung konsep yang dipelajari, sehingga diharapkan kreativitasnya juga berkembang (Setiyono, 2011).

Menyadari hal tersebut, perlu adanya suatu perubahan dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk mempelajari materi kimia lebih mudah, lebih bermakna, dan pembelajaran yang menekankan kesempatan siswa untuk berlatih, mengulang dan berargumentasi. Salah satunya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah yang dikembangkan dengan bahan ajar yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter. Karakter menetukan kualitas moral dan arah dari setiap generasi muda dalam mengambil keputusan dan tingkah laku. Karena itu karakter merupakan bagian integral yang harus dibangun, agar generasi mudamemiliki sikap dan pola piker yang berlandaskan moral yang kokoh dan benar (Prayitno dan Manullang, 2010).

Model pembelajaran kooperatif berbasis masalah merupakan kombinasi dari model Problem based learning dengan model kooperatif. Model pembelajaran kooperatif berbasis masalah dikembangkan dengan mengambil keuntungan dari Problem based learning dikombinasikan dengan kelebihan yang ada dalam model kooperatif. Model pembelajaran kooperatif berbasis masalah memiliki beberapa keunggulan seperti siswa ditantang untuk dapat memecahkan


(15)

4

masalah yang dihadapi, sehingga kemampuan siswa baik kognitif, afektif dan psikomotorik dapat berkembang (Suharta dan Luthan, 2013). Dengan demikian maka pengetahuan siswa akan bertambah sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa akan meningkat. Dalam tahapan kooperatif berbasis masalah siswa dituntut untuk beraktivitas seperti pada tahapan kelima yaitu siswa mempresentasikan hasil kerja mereka, diikuti dengan pertanyaan dan jawaban. Maka dari aktivitas-aktivitas inilah karakter komunikatif akan muncul.

Pada penelitian yang dilakukan Ivatul Laily Kurniawati dan Dhamas Mega Amarlita (2013) yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran Kimia Siswa Kelas X Dalam Materi Hidrokarbon” didapat bahwa rata-rata hasil belajar siswa yang mengalami pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berbasis masalah adalah 83,5 % dengan ketuntasan belajar siswa menjadi 100%. Untuk penelitian “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Kimia Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan (Ksp) dengan Pendekatan SETS Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Dan Kreatif Siswa” yang dilakukan Fiengky Priyo setiyono menunjukkan adanya peningkatan kreativitas peserta didik dari awal pembelajaran sebesar 46,3% dan di akhir pembelajaran 66,4%.. Sedangkan pada penelitian yang berjudul “Application of Cooperative Problem-Based Learning Model to Develop Creativity and Foster Democracy, and Improve Student Learning Outcomes in Chemistry in High

School” yang dilakukan Suharta dan Putri Lynna A. Luthan (2013) menunjukkan

bahwa model pembelajaran ini bisa meningkatkan hasil belajar siswa dari 84,1% menjadi 86,4%.

Berdasarkan uraian diatas maka penelitian berencana melakukan penelitian yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar Dan Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Dan Menumbuhkembangkan Karakter Siswa Pada Ksp “.


(16)

5

1.2Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Proses belajar mengajar kimia masih dengan cara yang monoton dengan pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered approach).

2. Sumber belajar yang ada umumnya hanya menyajikan sebatas materi saja.

1.3Rumusan Masalah

Masalah yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria BSNP (Badan Standard Nasional Pendidikan)?

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah yang didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelarutan dan hasil kali kelarutan?

3. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah yang didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat menumbuhkembangkan rasa ingin tahu, kerja sama dan komunikatif siswa?

4. Apakah hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah lebih besar dari nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75?

5. Apakah ada hubungan antara karakter dengan hasil belajar siswa?

1.4Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah diantaranya:

1. Pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah.

2. Bahan ajar yang digunakan adalah bahan ajar yang telah dibuat.

3. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI semester II SMAN 1 Tanjung Morawa Tahun Ajaran 2014/2015

4. Materi pokok yang diajarkan adalah kelarutan dan hasil kali kelarutan.

5. Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).


(17)

6

1.5Tujuan Penelitian

Adapun mengenai tujuan penelitian yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah bahan ajar yang dibuat sesuai dengan BSNP (Badan Standard Nasional Pendidikan).

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah yang didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelarutan dan hasil kali kelarutan.

3. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah yang didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat menumbuhkembangkan rasa ingin tahu, kerja sama dan komunikatif siswa. 4. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran

kooperatif berbasis masalah lebih besar dari nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75.

5. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara karakter dengan hasil belajar siswa.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman yang dapat meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang calon guru.

2. Bagi guru kimia, sebagai masukkan untuk menambah wawasan guru untuk meningkatkan hasil belajar kimia serta karakter siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah dibantu dengan bahan ajar yang telah dirancang sendiri sebelumnya.

3. Bagi siswa diharapkan agar penelitian ini mampu membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar dan menumbuhkembangkan karakter siswa dengan penerapan bahan ajar serta model pembelajaran ini.

4. Bagi sekolah penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perbaikan pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa.


(18)

7

1.7Defenisi Operasional

Ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan pada penelitian pengembangan ini diantaranya:

1. Model pembelajaran kooperatif berbasis masalah adalah suatu kombinasi dari pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran berbasis masalah yang menerapkan tantangan pada siswa untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga kemampuan siswa baik kognitif, afektif dan psikomotorik dapat berkembang.

2. Bahan ajar yang digunakan adalah bahan ajar berkualitas yang mengintegrasikan pendidikan karakter dan telah divalidasi oleh validator sesuai kriteria BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).

3. Hasil belajar adalah hasil kegiatan belajar siswa yang menggambarkan penguasaan terhadap bahan ajar yang mencakup aspek kognitif yang terdiri dari C1 (hafalan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), dan C4 (analisis) dan

dinyatakan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

4.

Rasa ingin tahu adalah upaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang telah dibaca, dilihat, dan didengar. Karakter rasa ingin tahu siswa dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian dengan beberapa indikator yang meliputi mengikuti proses pembelajaran dengan antusias dan aktif, mengerjakan tugas dengan baik, aktif mencari sumber belajar, dan termotivasi untuk selalu bertanya sesuai dengan materi yang dibahas.

5. Kerja sama adalah tindakan berkelompok dimana anggota-anggotanya saling mendukung untuk mencapai suatu hasil mufakat. Karakter kerja sama siswa dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian dengan beberapa indikator yang meliputi ingin memberi bantuan pada orang lain, dapat dipercaya dalam tindakan, keterlibatan dalam memberikan pendapat, dan kemampuan dalam memberikan solusi.

6. Komunikasi adalah tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Karakter komunikasi siswa dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian dengan beberapa indikator yang meliputi


(19)

8

merespon masalah dengan tanggap, mempresentasikan hasil diskusi dengan lengkap, tanya jawab siswa sesuai dengan materi yang dibahas, dan siswa membuat kesimpulan dengan tepat.


(20)

64 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria BSNP (Badan Standard

Nasional Pendidikan).

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah yang

didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelarutan dan hasil kali kelarutan.

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah yang

didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat menumbuhkembangkan rasa ingin tahu, kerja sama dan komunikatif siswa.

4. Hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah lebih besar dari nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

5. Ada hubungan antara karakter dengan hasil belajar siswa. 5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai beberapa saran :

1. Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk dapat menerapkan model pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah dan didukung bahan ajar yang dikembangkan karena mampu meningkatkan hasil belajar kimia secara optimal serta menumbuhkembangkan karakter siswa khususnya pada pokok bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai pembelajaran kooperatif berbasis masalah yang didukung bahan ajar yang dikembangkan agar lebih memperhatikan kelemahan – kelemahan dalam pembelajaran ini sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.


(21)

65

3. Diperlukan kesabaran guru dalam membimbing dan memberikan motivasi

kepada siswa, karena kemampuan siswa mengkonstruksi pengetahuan memiliki berbagai latar belakang yang berbeda-beda.


(1)

1.2Ruang Lingkup

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah:

1. Proses belajar mengajar kimia masih dengan cara yang monoton dengan pendekatan yang berpusat pada guru (teacher centered approach).

2. Sumber belajar yang ada umumnya hanya menyajikan sebatas materi saja. 1.3Rumusan Masalah

Masalah yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria BSNP (Badan Standard Nasional Pendidikan)?

2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah yang didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelarutan dan hasil kali kelarutan?

3. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah yang didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat menumbuhkembangkan rasa ingin tahu, kerja sama dan komunikatif siswa?

4. Apakah hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif

berbasis masalah lebih besar dari nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75?

5. Apakah ada hubungan antara karakter dengan hasil belajar siswa? 1.4Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi masalah diantaranya:

1. Pembelajaran dilaksanakan dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah.

2. Bahan ajar yang digunakan adalah bahan ajar yang telah dibuat.

3. Subjek penelitian adalah siswa kelas XI semester II SMAN 1 Tanjung Morawa Tahun Ajaran 2014/2015

4. Materi pokok yang diajarkan adalah kelarutan dan hasil kali kelarutan.

5. Kurikulum yang digunakan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).


(2)

6

1.5Tujuan Penelitian

Adapun mengenai tujuan penelitian yang diharapkan dalam penelitian pengembangan ini adalah:

1. Untuk mengetahui apakah bahan ajar yang dibuat sesuai dengan BSNP (Badan

Standard Nasional Pendidikan).

2. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis

masalah yang didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelarutan dan hasil kali kelarutan.

3. Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis

masalah yang didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat menumbuhkembangkan rasa ingin tahu, kerja sama dan komunikatif siswa.

4. Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran

kooperatif berbasis masalah lebih besar dari nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75.

5. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara karakter dengan hasil belajar siswa.

1.6Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan

pengalaman yang dapat meningkatkan kompetensi saya sebagai seorang calon guru.

2. Bagi guru kimia, sebagai masukkan untuk menambah wawasan guru untuk meningkatkan hasil belajar kimia serta karakter siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah dibantu dengan bahan ajar yang telah dirancang sendiri sebelumnya.

3. Bagi siswa diharapkan agar penelitian ini mampu membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar dan menumbuhkembangkan karakter siswa dengan penerapan bahan ajar serta model pembelajaran ini.

4. Bagi sekolah penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam perbaikan pembelajaran kimia di SMA Negeri 1 Tanjung Morawa.


(3)

1.7Defenisi Operasional

Ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan pada penelitian pengembangan ini diantaranya:

1. Model pembelajaran kooperatif berbasis masalah adalah suatu kombinasi dari

pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran berbasis masalah yang

menerapkan tantangan pada siswa untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga kemampuan siswa baik kognitif, afektif dan psikomotorik dapat berkembang.

2. Bahan ajar yang digunakan adalah bahan ajar berkualitas yang

mengintegrasikan pendidikan karakter dan telah divalidasi oleh validator sesuai kriteria BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan).

3. Hasil belajar adalah hasil kegiatan belajar siswa yang menggambarkan penguasaan terhadap bahan ajar yang mencakup aspek kognitif yang terdiri dari C1 (hafalan), C2 (pemahaman), C3 (penerapan), dan C4 (analisis) dan dinyatakan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru.

4.

Rasa ingin tahu adalah upaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas

dari sesuatu yang telah dibaca, dilihat, dan didengar. Karakter rasa ingin tahu siswa dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian dengan beberapa indikator yang meliputi mengikuti proses pembelajaran dengan antusias dan aktif, mengerjakan tugas dengan baik, aktif mencari sumber belajar, dan termotivasi untuk selalu bertanya sesuai dengan materi yang dibahas.

5. Kerja sama adalah tindakan berkelompok dimana anggota-anggotanya saling

mendukung untuk mencapai suatu hasil mufakat. Karakter kerja sama siswa dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian dengan beberapa indikator yang meliputi ingin memberi bantuan pada orang lain, dapat dipercaya dalam tindakan, keterlibatan dalam memberikan pendapat, dan kemampuan dalam memberikan solusi.

6. Komunikasi adalah tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain. Karakter komunikasi siswa dinilai dengan menggunakan rubrik penilaian dengan beberapa indikator yang meliputi


(4)

8

merespon masalah dengan tanggap, mempresentasikan hasil diskusi dengan lengkap, tanya jawab siswa sesuai dengan materi yang dibahas, dan siswa membuat kesimpulan dengan tepat.


(5)

Setelah melakukan penelitian, perhitungan data dan pengujian hipotesis, peneliti memperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Bahan ajar yang dikembangkan memenuhi kriteria BSNP (Badan Standard Nasional Pendidikan).

2. Penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah yang didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada kelarutan dan hasil kali kelarutan.

3. Penerapan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah yang didukung bahan ajar yang dikembangkan dapat menumbuhkembangkan rasa ingin tahu, kerja sama dan komunikatif siswa.

4. Hasil belajar siswa yang menerapkan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah lebih besar dari nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal).

5. Ada hubungan antara karakter dengan hasil belajar siswa. 5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan penelitian, maka peneliti mempunyai beberapa saran :

1. Diharapkan kepada guru bidang studi kimia untuk dapat menerapkan model pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah dan didukung bahan ajar yang dikembangkan karena mampu meningkatkan hasil belajar kimia secara optimal serta menumbuhkembangkan karakter siswa khususnya pada pokok bahasan Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai

pembelajaran kooperatif berbasis masalah yang didukung bahan ajar yang dikembangkan agar lebih memperhatikan kelemahan – kelemahan dalam pembelajaran ini sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.


(6)

65

3. Diperlukan kesabaran guru dalam membimbing dan memberikan motivasi kepada siswa, karena kemampuan siswa mengkonstruksi pengetahuan memiliki berbagai latar belakang yang berbeda-beda.


Dokumen yang terkait

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR KIMIA INOVATIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PENGAJARAN LAJU REAKSI.

0 2 33

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR DAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENUMBUHKEMBANGKAN KARAKTER SISWA PADA KELARUTAN.

0 3 20

PENGARUH BAHAN AJARAN DAN IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENUMBUHKEMBANGKAN KARAKTER SISWA DALAM HIDROLISIS.

2 5 26

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH TERINTEGRASI BUKU AJAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENUMBUHKEMBANGKAN KARAKTER SISWA.

3 10 31

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH TERINTEGRASI BUKU AJAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENUMBUHKEMBANGKAN KARAKTER SISWA PADA PERHITUNGAN KIMIA.

0 1 34

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE PROBLEM BASED LEARNING (CPBL) TERINTEGRASI BAHAN AJAR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENUMBUHKEMBANGKAN KARAKTER SISWA PADA REAKSI REDUKSI DAN OKSIDASI.

0 6 32

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH TERINTEGRASI BUKU AJAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENUMBUH-KEMBANGKAN KARAKTER SISWA PADA LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

0 6 33

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH UNTUK MENUMBUHKEMBANGKAN KREATIVITAS DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA POKOK BAHASAN HIDROLISIS GARAM.

0 4 21

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA.

0 0 34

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI TERBIMBING DENGAN PENDEKATAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENGEMBANGKAN KARAKTER DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA -

0 0 73