IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH TERINTEGRASI BUKU AJAR DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN MENUMBUH-KEMBANGKAN KARAKTER SISWA PADA LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT.

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH TERINTEGRASI BUKU AJAR DALAM MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR DAN MENUMBUHKEMBANGKAN KARAKTER SISWA PADA LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

TESIS

DiajukanUntukMemenuhiPersyaratan DalamMemperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh :

DEWI SARTIKA

NIM : 8136142005

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2015


(2)

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS MASALAH TERINTEGRASI BUKU AJAR DALAM MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR DAN MENUMBUHKEMBANGKAN KARAKTER SISWA PADA LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

Oleh:

DEWI SARTIKA

NIM : 8136142005

Menyetujui: Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Ajat Sudrajat, M.Si. Dr.Retno Dwi Suyanti, M.Si

NIP. 19640625 199003 1 003 NIP. 19580222 198903 1 002

Mengetahui:

Ketua Program StudiPendidikan Kimia

Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si. NIP. 19600618 198703 1 002


(3)

(4)

(5)

i ABSTRAK

Dewi Sartika . Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah Terintegrasi Buku Ajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar dan Menumbuh-kembangkan Karakter Siswa pada Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2015.

Penelitiaan ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah Terintegrasi Buku Ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. (2) Apakah Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dapat menumbuhkembangkan nilai karakter siswa. (3) Perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA sekolah. (4) Perbedaan antara peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dengan peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA sekolah. (5) Hubungan karakter siswa dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan. Jenis penelitian ini termasuk penelitian eksperimen, dengan sampel sebanyak 2 kelas yang diambil secara purposive sampling pada kelas eksperimen 1 diajar dengan model pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang dikembangkan dan pada kelas eksperimen II diajar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA Sekolah. Instrumen penelitian menggunakan: (1) tes hasil belajar dalam bentuk pilihan ganda yang telah diuji validitas, reliabilitas, daya beda, tingkat kesukaran dan pengecoh; (2) lembar observasi untuk mengukur karakter siswa. Data berdistribusi normal dan homogen. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan uji- t satu pihak. Data dianalisis menggunakan SPSS 17.0 dengan taraf signifikan 0,05. Hasil penelitian dan pengujian menunjukkan bahwa Hipotesis ketiga, keempat dan kelima Ha diterima Sig.< α (0,000 < 0,05). Berdasarkan perhitungan diperoleh peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen 1 adalah 0,50 atau 50% lebih tinggi dibandingkan peningkatan hasil belajar di kelas eksperimen 2 yaitu 0,37 atau 37 %. Nilai karakter komunikatif, kreatifitas, rasa ingin tahu, tanggung jawab dan toleransi siswa pada kelas yang menggunakan buku ajar kimia yang dikembangkan dalam penelitian ini lebih berkembang dibandingkan karakter siswa pada kelas yang menggunakan buku kimia sekolah

Kata Kunci: Hasil Belajar, Karakter, Kooperatif Berbasis Masalah, Buku ajar Kimia yang dikembangkan.


(6)

ii ABSTRACT

Dewi Sartika: Implementation of Cooperative Based Learning Model Integrated Textbook Problems in Improving Learning Outcomes and Grow-developed characters Students on Electrolytes and Non-Electrolytes. Thesis. Medan: Chemical Education Studies Postgduate Program, State University of Medan, 2015.

This Study aims to determine: (1) The cooperative proble based learning with the integration of senior text book can improve the student result in chemistry. (2) The cooperative problem based learning integration with senior text book develop with the students value characteristic. (3)The differences of the result study students in chemistry by using cooperative problem based learning with intergration of using text book ini senior high school which is developing with learning by using cooperative problem based learning in students text book. (4) The differences would be increase study result especially for students in chemistry which learn by cooperative problem based learning integration students text book which develope by learn using cooperative based learning for students text book. (5) The relation of students character with the result in chemistry by using cooperative problem based learning integration chemistry text book in senior high school that has been developed. The experimental study, with a sample of two classes are taken by purposive sampling at 1 experimental class taught by cooperative problem-based learning model integrated chemistry textbook SMA/ MA are developed and the experimental class II taught using cooperative problem-based learning model integrated chemistry textbook SMA/ MA. Research instruments used: (1) the test results in the form of multiple-choice study tested the validity, reliability, power differences, level of difficulty and detractors; (2) pieces of observation during the learning process is performed to measure the character of students. Normal distribution of data and homogeneous. The hypothesis was tested by using the self-t one party. Data were analyzed menggunakanSPSS 17.0 with 0.05 significance level . The results of research and testing indicate: The result of this study shows for three hypothes, four and five showed Sig.< α (0,000 < 0,05). Based on the calculation of the average values obtained in gain range 0,51 or 51% higher than experimental class 2 (37%). The value of chacarter Communicative. Creativity, Responsibilities end Tolerance in the experimental class 1 in more developed than experimental class.

Keywords: Learning, Character, Cooperative Problem-Based, Chemistry Textbooks developed.


(7)

iii

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah Terintegrasi Buku Ajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar dan Menumbuh-kembangkan Karakter Siswa pada Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit” Shalawat beriring salam semoga selalu tercurah ke arwah Nabi besar Muhammad SAW yang Insya Allah akan selalu menjadi suri tauladan bagi umat manusia dan guru dari semua guru ada.

Penyelesaian tesis ini merupakan salah satu persyaratan akademik dalam menyelesaikan Program Magister pada Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Negeri Medan. Penyelesaian tesis ini tidak terlepas dari bimbingan dan arahan dari pembimbing yang terhormat Bapak Dr. Ajat Sudrajat M.Si. selaku dosen pembimbing I dan Ibu Prof. Dr. Dwi Retno Suyanti, M.Si. selaku dosen pembimbing II. Terima kasih atas segala bimbingan, arahan, nasihat, saran, motivasi, dan kemudahan yang selalu Bapak dan Ibu berikan sejak awal penulisan sampai penyelesaian tesis ini.

Pada kesempatan ini pula, penulis menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat nara sumber: Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.Si, Bapak Dr. Mahmud, M.Sc, Bapak Dr. Simson Tarigan, M.Pd yang dengan keluasan dan kedalaman ilmunya masing-masing telah memberikan masukan yang begitu berarti terhadap tesis ini.

Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur PPs Universitas Negeri Medan. Terima kasih juga kepada Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Pendidikan Kimia yang telah banyak memberikan ilmu kepada penulis selama mengikuti perkuliahan. Terima kasih kepada teman-teman


(8)

iv

mahasiswa seangkatan yang banyak memberikan dukungan dan motivasi dalam penyusunan tesis ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Gamel Natser, S.Pd selaku Kepala SMA Negeri 1 Ulu Barumun yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menempuh pendidikan dan melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1 Ulu Barumun. Terima kasih juga kepada rekan-rekan guru SMA Negeri 1 Ulu Barumun yang telah bekerja sama selama penelitian sampai saat ini.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada orangtua tercinta, Ayahanda Alm. Rahim Ritonga dan Ibunda Fera Anriani Siagian atas segala motivasi dan doa yang selalu menyertai perjalanan hidup penulis. Khususnya Kepada Suami tercinta Suparman, Amd dan buat anak-anakku tersayang Fathiyyah Muthmainnah dan Ahmad Faqih Al- Banna yang penuh kesabaran dan pengertian serta keikhlasan hati untuk ditinggalkan selama penulis menjalani pendidikan.

Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu yang telah turut membantu penulis dalam menyelesaikan pendidikan. Semoga semua bantuan yang telah diberikan menjadi amal yang akan mendapat balasan yang lebih baik di sisi Allah SWT. Penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat bagi semua yang membutuhkannya.

Medan, 2015 Penulis,

Dewi Sartika NIM : 8136142005


(9)

v

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 6

1.3 Rumusan Masalah ... 7

1.4 Batasan Masalah ... 8

1.5 Tujuan Penelitian ... 8

1.6 Manfaat Penelitian ... 9

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 12

2.1Kajian Teoritis ... 12

2.1.1 Hasil Belajar ... 12

2.1.2 Model Pembelajaran Kooperatif ... 15

2.1.3 Model Pembelajaran Berbasis Masalah ... 17

2.1.4 Model Kooperatif Berbasis Masalah... 18

2.1.5 Buku Ajar ... 20

2.1.6 Karakteristik Ilmu Kimia ... 22

2.1.7 Materi Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit ... 23

2.1.8 Pendidikan Karakter ... 24

2.2Kerangka Konseptual ... 27

2.2.1 Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah Terintegrasi Buku Ajar yang telah dikembangkan terhadap meningkatnya hasil belajar siswa ... 29

2.2.2 Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah Terintegrasi Buku Ajar yang telah dikembangkan terhadap Peningkatan hasil belajar siswa ... 30

2.2.3 Hubungan Karakter Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa yang Diajar Dengan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah Terintegrasi Buku Ajar Kimia Pada Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit ... 33

2.3Studi Pendahuluan yang Telah dan Sedang Dilaksanakan ... 35

2.4Hipotesis ... 37

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

3.1Lokasi dan Waktu Penelitian ... 39

3.1.1 Lokasi Penelitian ... 39

3.1.2 Waktu Penelitian ... 39


(10)

vi

3.2.1 Populasi ... 39

3.2.2 Sampel ... 40

3.3Variabel Penelitian ... 40

3.4Jenis Penelitian ... 40

3.5Prosedur Penelitian ... 40

3.5.1 Persiapan Penelitian ... 40

3.5.2 Tahap Penelitian ... 41

3.6Rancangan Penelitian ... 42

3.7Instrumen Penelitian dan Analisis Data ... 43

3.7.1 Instrumen Penelitian ... 43

3.7.1.1Validitas ... 43

3.7.1.2Tingkat Kesukaran ... 44

3.7.1.3Daya Beda ... 45

3.7.1.4Reabilitas ... 45

3.7.1.5Analisis Pengecoh ... 45

3.8Teknik Analisis Data ... 47

3.8.1 Hubungan Karakter Siswa Terhadap Hasil Belajar ... 48

BAB IV HASIL DANPEMBAHASAN 4.1Deskripsi Data ... 49

4.1.1. Analisis Instrumen Penelitian ... 50

4.1.1.1. Validitas InstrumenTes... 50

4.1.1.2. Validitas Isi... 51

4.1.1.3. Reliabilitas Instrumen tes ... 52

4.1.1.4. Tingkat Kesukaran Tes ... 52

4.1.1.5. Daya Pembeda InstrumenTes ... 53

4.1.1.6. Pengecoh ... 53

4.1.2. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 53

4.1.3. Gain Hasil Belajar ... 55

4.2Uji Prasyarat Penelitian ... 56

4.2.1 Uji Normalitas Data ... 56

4.2.2 Uji Homogenitas Data ... 57

4.2.3 Uji Hipotesis ... 58

4.2.3.1Hipotesis Pertama ... 58

4.2.3.2Hipotesis Kedua ... 60

4.2.3.3Hipotesis Ketiga ... 62

4.3Pembahasan ... 64

4.3.1 Model Pembelajaran Kooperatif berbasis Masalah terintegrasi Buku Ajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar 4.3.2 Model Pembelajaran Kooperatif berbasis Masalah terintegrasi Buku Ajar dalam Peningkatkan Hasil Belajar 4.3.3 Hubungan Karakter Siswa Terhadap Hasil Belajar yang diajar dengan Model Kooperatif Berbasis Masalah Terintegrasi Buku Ajar Kimia SMA/ MA yang Telah dikembangkan. 4.4Temuan Penelitian ... 70


(11)

vii BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 73 5.2 Saran ... 74


(12)

vii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 46

Tabel 3.2 Data interpretasi nilai r 48

Tabel 4.1 Data Hasil Belajar dan Karakter 53

Tabel 4.2 Nilai Rata- Rata Gain 56

Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Pretest 57

Tabel 4.4 Hasil Uji Homogenitas Data 58

Tabel 4.5 Hasil Uji Hipotesis Pertama 60

Tabel 4.6 Hasil Uji Hipotesis Kedua 62


(13)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(14)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 81

Lampiran 2. RPP CPBL 83

Lampiran 3. Sintak CPBL 95

Lampiran 4. Kisi- Kisi Instrumen Soal 96

Lampiran 5. Soal Instrumen 98

Lampiran 6. Lembar Observasi Karakter 108

Lampiran 7. Instrumen Tes 120

Lampiran 8. Data Nilai Skor Soal Instrumen 121

Lampiran 9. Validitas Instrumen 122

Lampiran 10. Tingkat Kesukaran Tes 123

Lampiran 11. Daya Pembeda Tes 124

Lampiran 12. Pengecoh 125

Lampiran 13. RekapAnalisisButir 126

Lampiran 14. Data Hasil Belajar dan Karakter 127

Lampiran 15. Uji Normalitas 138

Lampiran 16. Uji Homogenitas 150

Lampiran 17. Uji Hipotesis Pertama 151

Lampiran 18. Uji Hipotesis Kedua 153


(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan rangkaian kegiatan dalam kehidupan manusia untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya dan mengubah tingkah laku ke arah yang lebih baik. Di era globalisasi sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas dan kualitas sumber daya manusia ini hanya dapat diperoleh dari proses belajar yaitu melalui pendidikan.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dinyatakan bahwa : “Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-Undang No. 20, Tahun 2003).

Berdasarkan rumusan Tujuan Pendidikan Nasional di atas, maka pelaksanaan pendidikan tidak hanya menjadikan anak didik menjadi manusia yang berilmu saja, tetapi juga harus dapat menumbuh-kembangkan nilai-nilai karakter yang mulia.Selama ini, pelaksanaan pendidikan di Indonesia hanya berorientasi pada tujuan menjadikan anak didik menjadi manusia yang berilmu terutama pengetahuan kognitifnya yang diukur dengan test. Pemahaman bahwa hasil belajar hanya diukur sebagai penguasaan.

Kognitif kompetensi materi ajar, menjadikan pencapaian tujuan Pendidikan Nasional sangat lambat dalam merealisasikannya. Oleh karena itu,


(16)

2

pelaksanaan pembelajaran di sekolah dalam semua mata pelajaran harus memasukkan pendidikan karakter yang terintegrasi dalam proses pembelajaran.

Dalam upaya untuk mencapai tujuan pendidikan nasional, pendidikan di sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya menumbuh-kembangkan karakter siswa. Pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran di sekolah, harus ikut bertanggung jawab terhadap tumbuh dan berkembang nilai-nilai karakter siswa.

Selama ini pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, hanya terfokus

pada tuntutan penguasaan kompetensi siswa terhadap bahan ajar (matter

contents). Sedangkan nilai-nilai karakter anak didik kurang menjadi perhatian guru. Akibatnya, pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolah mengalami ketimpangan dalam usaha untuk mencapai Tujuan Pendidikan Nasional.

Selain model pembelajaran yang harus mengalami inovasi yang mengintegrasikan nilai-nilai karakter mulia siswa, buku ajar yang merupakan media dalam proses pembelajaran yang digunakan terutama buku ajar kimia di SMA/MA belum ada yang memasukan nilai-nilai karakter masuk dalam rumusan Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar sesuai dengan Kurikulum 2013 yang berbasis pendidikan karakter. Akibatnya pendidikan yang dilaksanakan selama ini menghasilkan anak didik yang pandai dan berilmu, namun kurang memiliki karakter yang baik. Bila hal ini terus berlangsung maka terjadinya kemerosotan moral bangsa Indonesia akan terus berlanjut.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) nomor 41 tahun 2007 tentang Standar Proses, mengatur tentang perencanaan proses pembelajaran yang salah satu elemennya adalah bahan ajar. Dengan demikian, pengembangan


(17)

3

bahan ajar sebagai salah satu sumber belajar merupakan suatu hal yang sangat penting.

Oleh karena itu, bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini dilengkapi dengan nilai-nilai karakter terintegrasi dalam materi ajar yang menunjang tercapainya kompetensi inti dan kompetensi dasar.

Pengembangan bahan ajar dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter ke dalam mata pelajaran dimaksudkan agar pada diri siswa di samping menguasai isi materi ajar di bidang kognitifnya, diharapkan juga dapat berkembang nilai-nilai karakter mulia siswa sehingga tujuan Pendidikan Nasional dapat terwujud.

Salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan teori pembelajaran konstruktivisme. Teori pembelajaran ini menganjurkan peran aktif siswa dalam pembelajaran, sedangkan guru berperan membantu siswa dalam menemukan fakta, konsep, dan prinsip, bukan sebagai pengendali seluruh kegiatan kelas. Diperlukan suatu model pembelajaran yang mampu membuat siswa aktif, saling berinteraksi, saling berdiskusi memecahkan masalah, sehingga siswa mampu membangun pengetahuannya sendiri. Dengan demikian, akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

Selain hasil belajar, soft skill siswa juga perlu ditingkatkan terutama

kecakapan sosial (social skill). Sayangnya praktik pendidikan di Indonesia

cenderung lebih berorientasi pada pendidikan berbasis hard skill (keterampilan

teknis) yang lebih bersifat mengembangkan intelligence quotient (IQ), namun

kurang mengembangkan kemampuan soft skill yang tertuang dalam emotional


(18)

4

menekankan pada perolehan nilai hasil ulangan maupun nilai hasil ujian

(Wibowo, 2013). Pendidikan soft skill sangat penting dalam pembentukan

karakter generasi bangsa sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun, dan berinteraksi dengan masyarakat. Berdasarkan hasil penelitian di Harvard University Amerika Serikat bahwa keberhasilan seseorang tidak hanya

ditentukan oleh aspek kognitif (pengetahuan dan kemampuan teknis) atau hard

skill saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (afektif dan

psikomotorik atau soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, bahwa keberhasilan

hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill

(Wibowo, 2013).

Dalam upaya untuk menumbuh-kembangkan karakter siswa selama proses pembelajaran, dibutuhkan suatu model pembelajaran yang inovatif yang dapat memasukkan pendidikan karakter terintegrasi dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran tersebut harus dapat mengaktifkan siswa sehingga selama proses pembelajaran itu berlangsung, karakter siswa dapat tumbuh dan berkembang.

Salah satu model pembelajaran yang berlandaskan pada konstruktivisme serta mampu mengembangkan nilai-nilai karakter mulia pada siswa adalah model

pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Menurut Arends (2008) model

pembelajaran kooperatif dikembangkan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi akademis, toleransi dan penerimaan terhadap keanekaragaman, dan pengembangan keterampilan sosial siswa. Model pembelajaran kooperatif membantu peserta didik untuk memahami konsep-konsep untuk menumbuhkan kemampuan kerja sama, berpikir kritis, dan mengembangkan sikap sosial. Siswa


(19)

5

membangun persahabatan dan sikap positif terhadap orang lain yang memiliki prestasi, etnisitas, dan gender berbeda. Menurut Slavin (2005) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan kemampuan hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain, serta dapat meningkatkan harga diri. Pembelajaran kooperatif juga dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.

Model pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan tumbuhkembangnya karakter siswa adalah model pembelajaran kooperatif berbasis masalah (CPBL).

Menurut Suharta (2013), model pembelajaran CPBL terbukti secara signifikan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan dapat menumbuh-kembangkan karakter mulia siswa. Hamid dan Abbas (2012) dalam penelitiannya menyatakan bahwa model CPBL sangat efektif dalam meningkatkan nilai karakter positif siswa. Handayani (2009), menyatakan bahwa model CPBL dapat meningkatkan persentasi hasil belajar siswa baik dalam aktivitas, kognitif, afektif maupun psikomotor. Selain itu, Yusof, dkk (2010) menyatakan bahwa penerapan model CPBL dapat meningkatkan keikutsertaan dan motivasi siswa dalam pembelajaran.

Larutan elektrolit dan non elektrolit merupakan salah satu pokok bahasan ilmu kimia yang diberikan di kelas X SMA. Pokok bahasan ini memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut : 1. bersifat abstrak, seperti pada teori ion Svante Arrhenius serta terurainya larutan menjadi ion-ion yang dapat menghantarkan arus listrik. 2. Pemahaman konsep, yaitu konsep larutan elektrolit dan non elektrolit. 3.


(20)

6

Penerapan konsep, yaitu saat menguji larutan untuk membedakan sifat-sifat larutan elektrolit kuat, elektrolit lemah dan nonelektrolit. Karakteristik pokok bahasan larutan elektrolit dan nonelektrolit ini menjadi salah satu penyebab kesulitan belajar siswa.

Materi pelajaran akan tambah berarti jika siswa mempelajari materi pelajaran yang disajikan melalui konteks kehidupan mereka, dan menemukan arti di dalam proses pembelajarannya, sehingga pembelajaran akan menjadi berarti dan menyenangkan. Siswa akan bekerja keras untuk mencapai tujuan pembelajaran, pengalaman dan pengatahuan sebelumnya untuk membangun pengetahuan baru. Dan, selanjutnya siswa memanfaatkan kembali pemahaman pengetahuan dan kemampuannya itu dalam berbagai konteks di luar sekolah untuk menyelesaikan masalah dunia nyata yang kompleks, baik secara mandiri maupun dengan berbagai kombinasi dan struktur kelompok (Trianto, 2007).

Pokok bahasan ini sebenarnya sangat menarik dan akrab dengan kehidupan sehari-hari, sehingga proses pembelajaran dapat lebih realistis. Dalam upaya meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, perlu dilakukan inovasi pembelajaran yang memperhatikan kesesuaian antara metode dan media pendukung dengan karakteristik materi yang disampaikan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai seperti yang diharapkan. Maka peneliti mengusulkan untuk menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah Terintegrasi Buku Ajar Kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dalam mengajarkan materi larutan elektrolit dan nonelektrolit diharapkan secara efektif dapat meningkatkan hasil belajar dan menumbuh-kembangkan nilai-nilai karakter mulia siswa. Nilai-nilai karakter yang akan dikembangkan dalam penelitian ini


(21)

7

antara lain : 1. Komunikatif, 2. Kreativitas , 3.Rasa ingin tahu, 4.Tanggung jawab 5. Toleransi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : ”Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis Masalah Terintegrasi Buku Ajar dalam Meningkatkan Hasil Belajar dan Menumbuh-kembangkan Karakter Siswa pada Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit”

1.2 Identifikasi Masalah

1. Pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah, masih Terfokus pada tuntutan

penguasaan kompetensi siswa terhadap bahan ajar (matter contents).

Sedangkan nilai-nilai karakter anak didik kurang menjadi perhatian guru.

2. Buku ajar yang merupakan media dalam proses pembelajaran yang

digunakan terutama buku ajar kimia di SMA/MA belum ada yang memasukan nilai-nilai karakter masuk dalam rumusan Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar sesuai dengan Kurikulum 2013 yang berbasis pendidikan karakter.

3. Pembelajaran masih lebih dominan dalam mengembangkan ranah kognitif

(hard skill) dan kurang memperhatikan ranah afektif dan psikomotorik (soft skill).

4. Guru kurang kreatif dan inovatif dalam memilih model pembelajaran.

1.3 Rumusan Masalah :

Masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku

ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa ?


(22)

8

2. Apakah model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku

ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dapat menumbuh-kembangkan nilai-nilai karakter siswa ?

3. Apakah terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang

diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA sekolah?

4. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan hasil

belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dengan penigkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA sekolah?

5. Apakah terdapat hubungan yang signifikan karakter siswa dengan hasil

belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan? 1.4 Batasan Masalah :

Dalam penelitian ini sesuai dengan tujuannya, agar permasalahan tidak terlalu meluas dan penelitian ini lebih efektif maka penelitian ini dibatasi pada:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran

kooperatif berbasis masalah.

2. Buku ajar yang digunakan adalah buku ajar kimia SMA/MA yang telah


(23)

9

3. Materi pelajaran yang akan dibelajarkan dalam penelitian ini adalah

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit kelas X semester genap Tahun Pelajaran 2014/2015.

4. Hasil belajar siswa dibatasi pada ranah kognitif taksonomi Bloom C1 –C3.

5. Karakter yang akan ditumbuhkembangbangkan adalah : komunikatif

kreativitas, rasa ingin tahu, tanggung jawab, dan toleransi 1.5 Tujuan Penelitian :

Tujuan dari penelitian ini antara lain :

1. Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model

pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan.

2. Mengetahui bahwa model pembelajaran kooperatif berbasis masalah

terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dapat menumbuh-kembangkan nilai-nilai karakter siswa.

3. Mengetahui perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang diajarkan

dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA sekolah?

4. Mengetahui perbedaan peningkatan belajar siswa yang diajar dengan

model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dengan penigkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA sekolah.


(24)

10

5. Mengetahui adanya hubungan yang signifikan karakter siswa dengan hasil

belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan. 1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain :

1. Model pembelajaran kooperatif berbasis masalah dapat menjadi acuan

dalam pengembangan dan implementasi model pembelajaran inovatif di Indonesia sehingga tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan dapat tercapai.

2. Buku ajar kimia yang telah dikembangkan terintegrasi dengan model

pembelajaran dapat dimanfaatkan untuk bahan acuan dalam pengembangan buku ajar di Indonsia dengan memasukkan nilai-nilai karakter terintegrasi kedalamnya.

3. Dapat menumbuh-kembangkan nilai-nilai karakter positif pada siswa

sehingga diharapkan akan membentuk lingkungan sekolah yang berbudaya sehat dan inovatif, sehingga pada akhirnya tujuan pendidikan nasional dapat terwujud.

4. Dapat meningkatkan kemampuan dan mutu pendidikan pascasarjana di

Universitas Negeri Medan, khususnya pada Program Studi Pendidikan Kimia.

5. Dapat meningkatkan mutu penelitian di Program Studi Pendidikan Kimia,


(25)

11

1.7 Defenisi operasional

Berikut ini adalah penjelasan operasional tentang istilah-istilah yang terdapat pada perumusan masalah untuk menghindari perbedaan penafsiran terhadap istilah tersebut

1. Implementasi yang dimaksud adalah proses penerapan model

pembelajaran kooperatif terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan

2. Pembelajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah: Suatu

pendekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Nurhadi, dkk dalam Handayani dan Sapir (2009)

3. Terintegrasi maksutnya adalah pembauran hingga menjadi kesatuan yang

utuh atau bulat

4. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan yang digunakan untuk membantu

guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar yang dapat berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis (Depdiknas, 2008)

5. Hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah laku yang mencakup

bidang kognitif, afektif dan psikomotoris yang diperoleh melalui suatu penilaian. (Hamalik, 2003:30)

6. Peningkatan hasil belajar dapat dihitung dengan menggunakan g faktor

(gain score ternormalisasi). (Meltzer, 2002)

7. Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter

kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik


(26)

12

terhadap Tuhan Yang Maha Esa (YME), diri sendiri, sesama, lingkungan, maupun kebangsaan sehingga menjadi manusia insan kamil. (Kusuma 2010)


(27)

74 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Adapun beberapa simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Hasil belajar kimia siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA sekolah.

2. Terdapat perbedaan signifikan antara hasil belajar siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA sekolah.

3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara peningkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dengan penigkatan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA sekolah 4. Nilai Karakter Komunikatif, Kreatifitas, Rasa Ingin Tahu, Tanggung Jawab

dan Toleransi siswa pada kelas yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah


(28)

75

dikembangkan lebih tinggi dibandingkan dengan karakter siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA sekolah.

5. Terdapat hubungan yang signifikan karakter siswa dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan.

5.2.Saran

Berdasarkan simpulan yang dikemukakan sebelunya, maka sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti menyarankan:

1. Melihat Implementasi model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, diharapkan guru kimia berusaha untuk mengajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan. 2. Penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi para peneliti lain dalam

mendesain penelitian lebih lanjut terkait dengan pengembangan model pembelajaran terintegrasi Buku ajar kimia SMA/ MA dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada umumnya, dan secara khusus pada pembelajaran kimia.

3. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi penulis dan penerbit untuk memperhatikan pengembangan pembelajaran yang sesuai dengan standar kelayakan KI dan KD pada kurikulum yang berlaku.


(29)

76

DAFTAR PUSTAKA

Akinoglu, O. & R. O. Tandogan, (2007), The Effects Of Problem-Based Active Learning In Science Education On Students’ Academic Achievement,

Attitude And Concept Learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science

& Technology Education 3(1): 71-81.

Ali, R., Akhter, A., Shahzad, S., Sultana, N., & Ramzan, M., (2010). The Impact Of Motivation On Students’ Academic Achievement In Mathematics In

Problem Based Learning Environment. International Journal of Academic

Research. 3 (1). 306-309.

Arends, I. Richard., (1998), Classroom Instructional and Management, New York :

Mc. Graw Hill.

Arends, I. Richard., (2008). Learning to Teaching. Terjemahan oleh Helly P.S. dan Sri

Mulyantini S. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Arikunto, S., (2008), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,

Jakarta

Arnyana, I.B.P. (2004). Pengembangan Perangkat Model Belajar Berdasarkan

Masalah Dipadu Strategi Kooperatif serta Pengaruh Implementasinya terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa SMA pada Pelajaran Ekosistem. Disertasi Tidak Diterbitkan. Malang: PPS Universitas Negeri Malang.

Bilgin, Ibrahim. (2009). The Effects of Problem-Based Learning Instruction on University Students' Performance of Conceptual and Quantitative Problems

in Gas Concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology

Education, 5 (2), 153-164.

BSNP. (2006). Model KTSP dan Model Silabus Mata Pelajaran SD/MI. BP. Cipta

Jaya. Jakarta.

Depdiknas. 2007. Konsep Pengembangan Model Integrasi Kurikulum Pendidikan

Kecakapan Hidup. (online). Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. DeRoche, E. and Williams, M. (2009). The What, Why, and How of Character

Education. http://www.csee.org/products/108

Fatokun, J. O., dan Fatokun, K. V. F., (2013), A Problem Based Learning (PBL) Application For The Teaching of Mathematics And Chemistry In Higher

Schools And Tertiary Education : An Integrative Approach, Axademic


(30)

77

Fogarty, R. (1997). Problem based learning and other curriculum models for the

multiple intelligences classroom. Arlington Heights, Illionis: Sky Light. Hamid,H. Dan Abbas.M., (2012), Problem based teaming with Cooperative Learning on

Performance in Solving Moral Dilemmas among Form Four Students That

Different Gender, Birth Order, and Family Size. International Journal of

Scientific ami Engeenerlng Research, 3s 1-5

Handayani S., dan Sapir. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, dan Respon Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2

Malang. JPE. Vol. II (1) : 38 – 51, (Online), diakses tanggal 9 Nopember

2010.

Heller, P., Heller K., Henderson C. & Vince H. K., (2004). ”Students Learning Problem Solving in Introductory Physics – Forming an Initial Hypothesis of

Instructors Beliefs”. Journal of research : University of Minnesota.

Joyce, B., & Weil, M. (1980). Model of teaching. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Joyce, B., Weil, M., and Calhoun, E., (2009), Models of Teaching, Pustaka Pelajar,

Jogjakarta.

Joyce, B., Marsha Weil., Emily Calhoun, 2011. Models of Teaching. Edisi Kedelapan.

Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Kazembe, T.,(2010), Combining Lectures with Cooperative Learning Strategies to Enhance Learning of Natural Products Chemistry, Chemistry, 19 (2).

Lickona, Thomas & Matthew Davidson. (2005). Smart & good high schools: Integrating excellence and ethics for success in school, work, and beyond.

Cortland, NY: The Character Education Partnership.

www.cortland.edu/character/highschool

Meltzer. (2002). The relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics : A Posible “Hidden Variable in Diagnostic

Pretest Scores”. American Journal Physics.

Nurhadi, (2004), Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, Malang,

Universitas Negeri Malang.

Oludipe, Daniel & Awokoy, Joanthan O. (2010). Effect of Cooperative Learning Teaching Strategy on the Reduction of Students’ Anxiety for Learning


(31)

78

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, No. 11, Tahun 2005, tentang Buku Teks Pelajaran.

Pingel. F., 2010, UNESCO Guidebook on Texbook Research and Texbook Revision, 2n*

revised and undated edition, Paris, United Nation Educational Scientific and Cuitare Organization.

Prayitno dan Belferik Manullang. (2011). Pendidikan Karakter dalam Pembangunan

Bangsa. Grasindo. Jakarta.

Rumansyah., (2002), Penerapan Metode Latihan Berstruktur dalam Meningkatkan

Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Reaksi Kimia, Jurnal

Pendidikan dan Kebudayaan, No.035, Tahun ke-8.

Rusman. (2012). Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Ramdani, Yani. (2012). Pengembangan Instrumen Dan Bahan Ajar Untuk Meningkatkankemampuan Komunikasi, Penalaran, Dan Koneksi Matematis

Dalam Konsep Integral. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 13 No. 1, April

2012. FPMIPA Unisba Bandung.

Santyasa, I W. (2005). Model pembelajaran inovatif dalam Implementasi kurikulum

berbasis Kompetensi Makalah. Disajikan Dalam Penataran Guru-Guru

SMP, SMA, dan SMK se Kabupaten Jembrana Juni – Juli 2005, di Jembrana. Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja, di Singaraja. Santyasa, I W. (2008). Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Kooperatif.

Makalah Disampaikan dalam Pelatihan Pembelajaran dan Asesmen Inovatif bagi Guru- guru Sekolah Menengah Kecamatan Nusa Penida, Bali, Tanggal 22 -24 Agustus 2008.

Silaban, R, dkk., (2014), Analisis dan Pengembangan Buku Ajar Kimia Kelas x Semester 1 SMK Farmasi Sesuai KTSP. Jurnal Pendidikan Kimia, UNIMED.

Slavin, Robert. E. 2005. Cooperative Learning. Teori, Riset dan Praktik. Bandung:

Nusa Media.

Smith, A. Karl., (2000), Inquary- Based Cooperative Learning, Journal of Education.

Soegiranto,M.A.(2010). Acuan Penulisan Bahan Ajar Dalam Bentuk Modul. Pokja Kurikulum dan Supervisi Pusat Pengembangan Madrasah Kementrian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur

Sudiarta, I Gusti Putu. (2010). Pengembangan Model Pembelajaran Inovatif. Mengacu pada Permen Diknas No. 41/2007. Universitas Pendidikan Ganesha.


(32)

79

Makalah disajikan dalam Pendidikan dan Pelatihan MGMP Matematika SMK ,Kabupaten Karangasem Agustus 2010.

Sudjana, Nana., (2005), Penilaian hasil proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya,

Bandung.

Sudjana, Nana dan Ibrahim., (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru

Algensindo, Bandung.

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendekatan kuatitatif, Kualitatif dan R&D,

Alfabeta, Bandung.

Suharta, Dalimunthe, M., dan Aritonang, M. (2013). Pengembangan Model

Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Menumbuhkembangkan Karakter Mulia Siswa dalam Pelajaran Kimia di SMA, Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia Tahun 2013, 28 September 2013 di Universitas Negeri Semarang.

Suharta, (2013), Pendidikan Karakter yang Terintegrasi dalam Perkuliahan Kimia

Lingkungan di Universitas Negeri Medan, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 5

No. 1, April 2013.

Suharta dan Luthan, P.L.A., (2013), Pengembangan Model Pembelajaran dan

Penyusuan Bahan Ajar dengan pendekatan PAKEM PLUS untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Menumbuhkembangkan Karakter Mulia Siswa dalam Pelajaran Kimia di SMA, Universitas Negeri Medan, Medan. Supriadi Dedi, Dr. (2000). "Anatomi Buku sekolah di Indonesia'' ( Problematika

penilaian, penyebaran dan penggunaan Buku pelajaran, Buku bacaan dan Buku sumber). Adicita Karya Nusantara. Yogyakarta.

Tarigan, HG., (1990), Pengajaran Keterampilan Membaca,Angkasa. Bandung.

Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wachanga, Samuel W. & Mwangi, John Gowland. 2004. Effect of the Cooperative Class Experiment Teaching method on Secondary School Student’s

Chemistry Achievement in Kenya’s Nakuru District. International

Educational Journal, 5 (1): 26 -36.

Wibowo, A. 2013. Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi. Membangun Karakter

Ideal Mahasiswa di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yusof, K. M., Hasan, S.A., Jamaluddin, M. Z., dan Harun., N. F., (2010), Cooperative Problem – Based Learning (CPBL) A Practical PBL Model For Engineering Courses, Global Engineering Education Conference 5 : 366- 373.


(33)

80

Zakaria, E., Titi, S., Yussof, D., Zulkarnain, Z, A. 2013. Effect of Cooperative Learning

on Secondary School Students’ Mathematics Achievement. Journal of Scientific

Research: Creative Education. 4(2): 98-100.

Zuchdi, D., Kuntoro, S.A., Kunprasetya, Z., dan Marzuki, (2010), Pendidikan karakter

dengan pendekatan komprehensif terintegrasi dala perkuliahan dan pengembangan kultur Universitas, UNY Press, Yogyakarta.

Zuchdi, D., Zuhdan dan Muhsinatun, (2010), Pengembangan model pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran bidang studi di Sekolah Dasar. e-jurnal Cakrawala Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.


(1)

75

dikembangkan lebih tinggi dibandingkan dengan karakter siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA sekolah.

5. Terdapat hubungan yang signifikan karakter siswa dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan.

5.2.Saran

Berdasarkan simpulan yang dikemukakan sebelunya, maka sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh, peneliti menyarankan:

1. Melihat Implementasi model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa, diharapkan guru kimia berusaha untuk mengajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif berbasis masalah terintegrasi buku ajar kimia SMA/MA yang telah dikembangkan. 2. Penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi para peneliti lain dalam

mendesain penelitian lebih lanjut terkait dengan pengembangan model pembelajaran terintegrasi Buku ajar kimia SMA/ MA dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran pada umumnya, dan secara khusus pada pembelajaran kimia.

3. Penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi penulis dan penerbit untuk memperhatikan pengembangan pembelajaran yang sesuai dengan standar kelayakan KI dan KD pada kurikulum yang berlaku.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Akinoglu, O. & R. O. Tandogan, (2007), The Effects Of Problem-Based Active Learning In Science Education On Students’ Academic Achievement, Attitude And Concept Learning. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education 3(1): 71-81.

Ali, R., Akhter, A., Shahzad, S., Sultana, N., & Ramzan, M., (2010). The Impact Of Motivation On Students’ Academic Achievement In Mathematics In Problem Based Learning Environment. International Journal of Academic Research. 3 (1). 306-309.

Arends, I. Richard., (1998), Classroom Instructional and Management, New York : Mc. Graw Hill.

Arends, I. Richard., (2008). Learning to Teaching. Terjemahan oleh Helly P.S. dan Sri Mulyantini S. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Arikunto, S., (2008), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta, Jakarta

Arnyana, I.B.P. (2004). Pengembangan Perangkat Model Belajar Berdasarkan

Masalah Dipadu Strategi Kooperatif serta Pengaruh Implementasinya terhadap Kemampuan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa SMA pada Pelajaran Ekosistem. Disertasi Tidak Diterbitkan. Malang: PPS Universitas Negeri Malang.

Bilgin, Ibrahim. (2009). The Effects of Problem-Based Learning Instruction on University Students' Performance of Conceptual and Quantitative Problems in Gas Concepts. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 5 (2), 153-164.

BSNP. (2006). Model KTSP dan Model Silabus Mata Pelajaran SD/MI. BP. Cipta Jaya. Jakarta.

Depdiknas. 2007. Konsep Pengembangan Model Integrasi Kurikulum Pendidikan

Kecakapan Hidup. (online). Jakarta: Direktorat Pendidikan Menengah Umum. DeRoche, E. and Williams, M. (2009). The What, Why, and How of Character

Education. http://www.csee.org/products/108

Fatokun, J. O., dan Fatokun, K. V. F., (2013), A Problem Based Learning (PBL) Application For The Teaching of Mathematics And Chemistry In Higher Schools And Tertiary Education : An Integrative Approach, Axademic Journals 8: 663 –667.


(3)

77

Fogarty, R. (1997). Problem based learning and other curriculum models for the multiple intelligences classroom. Arlington Heights, Illionis: Sky Light. Hamid,H. Dan Abbas.M., (2012), Problem based teaming with Cooperative Learning on

Performance in Solving Moral Dilemmas among Form Four Students That

Different Gender, Birth Order, and Family Size. International Journal of Scientific ami Engeenerlng Research, 3s 1-5

Handayani S., dan Sapir. Efektivitas Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar, Hasil Belajar, dan Respon Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Negeri 2 Malang. JPE. Vol. II (1) : 38 – 51, (Online), diakses tanggal 9 Nopember 2010.

Heller, P., Heller K., Henderson C. & Vince H. K., (2004). ”Students Learning Problem Solving in Introductory Physics – Forming an Initial Hypothesis of Instructors Beliefs”. Journal of research : University of Minnesota.

Joyce, B., & Weil, M. (1980). Model of teaching. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Joyce, B., Weil, M., and Calhoun, E., (2009), Models of Teaching, Pustaka Pelajar, Jogjakarta.

Joyce, B., Marsha Weil., Emily Calhoun, 2011. Models of Teaching. Edisi Kedelapan. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Kazembe, T.,(2010), Combining Lectures with Cooperative Learning Strategies to Enhance Learning of Natural Products Chemistry, Chemistry, 19 (2).

Lickona, Thomas & Matthew Davidson. (2005). Smart & good high schools: Integrating excellence and ethics for success in school, work, and beyond.

Cortland, NY: The Character Education Partnership.

www.cortland.edu/character/highschool

Meltzer. (2002). The relationship Between Mathematics Preparation and Conceptual Learning Gain in Physics : A Posible “Hidden Variable in Diagnostic Pretest Scores”. American Journal Physics.

Nurhadi, (2004), Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK, Malang, Universitas Negeri Malang.

Oludipe, Daniel & Awokoy, Joanthan O. (2010). Effect of Cooperative Learning Teaching Strategy on the Reduction of Students’ Anxiety for Learning Chemistry. Journal of Turkish Science Education.7, 30-36.


(4)

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, No. 11, Tahun 2005, tentang Buku Teks Pelajaran.

Pingel. F., 2010, UNESCO Guidebook on Texbook Research and Texbook Revision, 2n* revised and undated edition, Paris, United Nation Educational Scientific and Cuitare Organization.

Prayitno dan Belferik Manullang. (2011). Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Grasindo. Jakarta.

Rumansyah., (2002), Penerapan Metode Latihan Berstruktur dalam Meningkatkan

Pemahaman Siswa Terhadap Konsep Persamaan Reaksi Kimia, Jurnal

Pendidikan dan Kebudayaan, No.035, Tahun ke-8.

Rusman. (2012). Model- Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Ramdani, Yani. (2012). Pengembangan Instrumen Dan Bahan Ajar Untuk Meningkatkankemampuan Komunikasi, Penalaran, Dan Koneksi Matematis Dalam Konsep Integral. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 13 No. 1, April

2012. FPMIPA Unisba Bandung.

Santyasa, I W. (2005). Model pembelajaran inovatif dalam Implementasi kurikulum

berbasis Kompetensi Makalah. Disajikan Dalam Penataran Guru-Guru

SMP, SMA, dan SMK se Kabupaten Jembrana Juni – Juli 2005, di Jembrana. Jurusan Pendidikan Fisika IKIP Negeri Singaraja, di Singaraja. Santyasa, I W. (2008). Pembelajaran Berbasis Masalah dan Pembelajaran Kooperatif.

Makalah Disampaikan dalam Pelatihan Pembelajaran dan Asesmen Inovatif bagi Guru- guru Sekolah Menengah Kecamatan Nusa Penida, Bali, Tanggal 22 -24 Agustus 2008.

Silaban, R, dkk., (2014), Analisis dan Pengembangan Buku Ajar Kimia Kelas x Semester 1 SMK Farmasi Sesuai KTSP. Jurnal Pendidikan Kimia, UNIMED.

Slavin, Robert. E. 2005. Cooperative Learning. Teori, Riset dan Praktik. Bandung: Nusa Media.

Smith, A. Karl., (2000), Inquary- Based Cooperative Learning, Journal of Education. Soegiranto,M.A.(2010). Acuan Penulisan Bahan Ajar Dalam Bentuk Modul. Pokja

Kurikulum dan Supervisi Pusat Pengembangan Madrasah Kementrian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur

Sudiarta, I Gusti Putu. (2010). Pengembangan Model Pembelajaran Inovatif. Mengacu pada Permen Diknas No. 41/2007. Universitas Pendidikan Ganesha.


(5)

79

Makalah disajikan dalam Pendidikan dan Pelatihan MGMP Matematika SMK ,Kabupaten Karangasem Agustus 2010.

Sudjana, Nana., (2005), Penilaian hasil proses Belajar Mengajar, Remaja Rosdakarya, Bandung.

Sudjana, Nana dan Ibrahim., (2010). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Sinar Baru Algensindo, Bandung.

Sugiyono, (2010). Metode Penelitian Pendekatan kuatitatif, Kualitatif dan R&D, Alfabeta, Bandung.

Suharta, Dalimunthe, M., dan Aritonang, M. (2013). Pengembangan Model

Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan

Menumbuhkembangkan Karakter Mulia Siswa dalam Pelajaran Kimia di SMA, Prosiding Seminar Nasional Kimia dan Pendidikan Kimia Tahun 2013, 28 September 2013 di Universitas Negeri Semarang.

Suharta, (2013), Pendidikan Karakter yang Terintegrasi dalam Perkuliahan Kimia Lingkungan di Universitas Negeri Medan, Jurnal Pendidikan Kimia, Vol. 5 No. 1, April 2013.

Suharta dan Luthan, P.L.A., (2013), Pengembangan Model Pembelajaran dan

Penyusuan Bahan Ajar dengan pendekatan PAKEM PLUS untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Menumbuhkembangkan Karakter Mulia

Siswa dalam Pelajaran Kimia di SMA, Universitas Negeri Medan, Medan.

Supriadi Dedi, Dr. (2000). "Anatomi Buku sekolah di Indonesia'' ( Problematika penilaian, penyebaran dan penggunaan Buku pelajaran, Buku bacaan dan Buku sumber). Adicita Karya Nusantara. Yogyakarta.

Tarigan, HG., (1990), Pengajaran Keterampilan Membaca,Angkasa. Bandung.

Undang- Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wachanga, Samuel W. & Mwangi, John Gowland. 2004. Effect of the Cooperative Class Experiment Teaching method on Secondary School Student’s

Chemistry Achievement in Kenya’s Nakuru District. International

Educational Journal, 5 (1): 26 -36.

Wibowo, A. 2013. Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi. Membangun Karakter Ideal Mahasiswa di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yusof, K. M., Hasan, S.A., Jamaluddin, M. Z., dan Harun., N. F., (2010), Cooperative Problem – Based Learning (CPBL) A Practical PBL Model For Engineering Courses, Global Engineering Education Conference 5 : 366- 373.


(6)

Zakaria, E., Titi, S., Yussof, D., Zulkarnain, Z, A. 2013. Effect of Cooperative Learning on Secondary School Students’ Mathematics Achievement. Journal of Scientific Research: Creative Education. 4(2): 98-100.

Zuchdi, D., Kuntoro, S.A., Kunprasetya, Z., dan Marzuki, (2010), Pendidikan karakter dengan pendekatan komprehensif terintegrasi dala perkuliahan dan pengembangan kultur Universitas, UNY Press, Yogyakarta.

Zuchdi, D., Zuhdan dan Muhsinatun, (2010), Pengembangan model pendidikan karakter terintegrasi dalam pembelajaran bidang studi di Sekolah Dasar. e-jurnal Cakrawala Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta.