PERANAN CHENG HO DALAM PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI INDONESIA TAHUN 1405-1433.
ISLAM DI NUSANTARA TAHUN 1405-1433
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Sejarah
Oleh:
FADIL SATRIO WICAKSONO NIM 0901389
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Tahun 1405-1433
Oleh
Fadil Satrio Wicaksono
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahun Sosial
© Fadil Satrio Wicaksono 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul “Peranan Cheng Ho dalam Perkembangan Agama Islam di Indonesia Tahun
1405-1433”. Permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini adalah mengenai latar belakang kehidupan Cheng Ho, peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam di Indonesia Tahun 1405-1433 dan dampak peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam di Indonesia Tahun 1405-1433. Metode penelitian yang digunakan adalah metode historis yaitu dimulai dengan mengumpulkan berbagai sumber tulisan maupun lisan, kritik sumber secara internal dan eksternal, interpretasi dan historiografi. Dalam melakukan penelitian penulis banyak menggunakan teknik studi litelatur yaitu mengumpulkan berbagai sumber tulisan yang relevan dengan kajian skripsi, dan teknik wawancara untuk melengkapi sumber tulisan.
Cheng Ho merupakan seorang laksamana yang berasal dari China, lahir pada tahun 1371 M dari sebuah keluarga Muslim Cheng Ho kecil belajar mengenai ajaran Islam dan juga dunia kelautan dari Ayahnya yang sudah melaksanakan ibadah haji ke Mekkah, bernama Ma Haji yang merupakan seorang pelaut dan hal tersebut menginspirasi Cheng Ho untuk melakukan pelayaran. Ketika masih anak-anak berusia belasan tahun Cheng Ho ditangkap tentara Ming dan bekerja di istana dengan mengabdi terhadap putra kaisar yang keempat, Zhu Di (Yong Le). Ketika naik tahta menjadi kaisar, Yong Le memperintahkan Cheng Ho untuk memimpin misi pelayaran akbar Dinasti Ming ke Samudera Barat dengan tujuan perdagangan dan persahabatan.
Pelayaran muhibah Dinasti Ming yang dipimpin oleh Cheng Ho dengan misi perdagangan dan persahabatan dilakukan dengan berkunjung ke berbagai negara termasuk Indonesia dilakukan selama 7 kali, dari tahun 1405-1433. Ketika berada di Indonesia, Cheng Ho dipercaya tidak hanya melaksanakan misi Dinasti Ming, tetapi juga mempunyai misi pribadi yaitu menyebarkan agama Islam. Peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam di Indonesia diantaranya adalah melakukan syiar Islam, memberikan fasilitas kepada komunitas Muslim China bermazhab hanafi, membangun masjid-masjid, membantu dalam proses Islamisasi yang kebanyakan masyarakat China perantauan dan mengamalkan perbuatan yang sesuai dengan ajaran agama Islam.
Peran Cheng dalam kegiatan agama Islam di berbagai negara, termasuk Indonesia tersebut hanya sedikit yang tercatat dalam catatan-catatan Dinasti Ming. Ada beberapa hal kenapa peran Cheng Ho dalam agama Islam tidak tercatat, seperti misi Cheng Ho dalam penyebaran agama Islam bukan merupakan misi Dinasti Ming dan Islam bukan agama mayoritas masyarakat China maupun Kaisar Dinasti Ming dan pejabat di kalangan istana. Kapan Cheng Ho wafat masih diperdebatkan oleh para sejarawan, antara tahun 1433, 1434 atau 1435. Dampak peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam di Nusantara, diantaranya muncul beberapa komunitas
Muslim China, pembangunan masjid-masjid, komunitas Muslim China mazhab Hanafi yang ada di Indonesia lebih terorganisir keberadaannya setelah dibimbing serta diarahkan oleh Cheng Ho, sedangkan kehidupan bersama secara rukun dan damai hidup berdampingan menjadi warisan terbesar Cheng Ho di Asia Tenggara.
(4)
ABSTRACK
The study is based on the author's concerns of theory the arrival of Islam to Indonesia contained in textbooks of history in schools. The entry of Islam into Indonesia mentioning mostly origin of Indian, Arabic and Persian, but the theory of China was never mentioned in textbooks. Therefor, the authors wanted to examine the role of one of China's Muslim leaders and never stepped foot on the archipelago, which Admiral Zheng He in the development of Islam in the archipelago in 1405-1433. The problems discussed are the background of the life of Zheng, Zheng role in the development of Islam in Indonesia in 1405-1433 and the impact of Cheng Ho's role in the development of Islam in Indonesia in 1405-1433. Zheng He was an admiral from China, was born in the year 1371 AD from a Muslim family and a sailor. Zheng He had served the emperor's fourth son, Zhu Di (Yong Le). When ascended the throne as emperor, Zheng Yong Le gave an order of mission to lead a grand voyage of the Ming Dynasty to the Western Ocean with the purpose of trade and friendship. The shipping is done by visiting various countries including Indonesia conducted over 7 times, from the years 1405 to 1433. When in Indonesia, Zheng He believed that a personal mission to spread Islam. Impact Zheng role in the development of Islam in the archipelago, of which emerged some Muslim communities of China, the construction of mosques, while living together in harmony and peaceful coexistence be the greatest legacy of Zheng He in Southeast Asia.
(5)
iv DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 8
1.3 Tujuan Penelitian ... 9
1.4 Manfaat Penelitian ... 9
1.5 Metode Penelitian ... 10
1.6 Struktur Organisasi Skripsi ... 11
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 13
2.1Hubungan Perniagaan China dan Asia Tenggara Abad Ke-13 Sampai Abad ke-15 ... 13
2.2 Hubungan Cheng Ho dan Asia Tenggara ... 16
2.3 Teori Masuknya Islam ke Indonesia (Teori China) ... 20
2.4Dakwah Seorang Muslim ... 24
2.5Kepemimpinan atau Leadership ... 29
2.6 Penelitian Terdahulu ... 33
BAB III METODE PENELITIAN ... 36
3.1 Metode Penelitian ... 36
(6)
v
3.2.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian ... 40
3.2.2 Penyusunan Proposal Penelitian ... 43
3.2.3 Proses Bimbingan ... 43
3.3 Pelaksanaan Penelitian ... 44
3.3.1 Heuristik dan Pengumpulan Sumber ... 44
3.3.2 Kritik Sumber ... 46
3.3.3 Interpretasi ... 48
3.3.4 Historiografi ... 49
3.4 Laporan Penelitian ... 49
BAB IV CHENG HO DAN PERANNYA DALAM PERKEMBANGAN AGAMA ISLAM DI NUSANTARA (1405-1433) ... 51
4.1Latar Belakang Kehidupan Cheng Ho ... 51
4.1.1 Asal-usul Cheng Ho ... 52
4.1.2Cheng Ho dan Etnis Hui ... 57
4.1.3 Bekerja di Istana Ming dan Menjadi Laksamana ... 59
4.2 Cheng Ho dan Proses Islamisasi di Nusantara (1405-1433) ... 61
4.2.1Pemimpin Pelayaran Dinasti Ming ke Samudera Barat ... 61
4.2.2 Kunjungan Cheng Ho ke Indonesia ... 69
4.2.3Peran Cheng Ho dalam Islamisasi di Nusantara (1405-1433) ... 75
4.3 Dampak Peran Cheng Ho dalam Perkembangan Agama Islam di Nusantara (1405-1433) ... 93
4.3.1 Peran Cheng Ho dalam Catatan-catatan Sejarah Dinasti di China.93 4.3.2 Cheng Ho Wafat dan Makamnya ... 95
4.3.3Peran Cheng Ho dan Dampaknya dalam Perkembangan Agama di Nusantara 1405-1433 ... 97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 102
(7)
vi
5.2 Saran ... 106 DAFTAR PUSTAKA ...108 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(8)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Ada beberapa teori yang dikemukakan oleh para sejarawan mengenai masuknya agama Islam ke Indonesia berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan. Pendapat pertama ada yang mengatakan kalau agama Islam sudah masuk ke Indonesia pada abad ke 7, pendapat lainnya mengatakan pada abad ke 13, tentu dengan argumen masing-masing para sejarawan berdasarkan fakta yang ada (Suryanegara, 2009: 99-102).
Setelah Islam masuk ke Indonesia ada saluran-saluran penyebaran agama Islam di Indonesia menurut Tjandrasasmita, seperti melalui perdagangan, perkawinan, politik, pendidikan, seni budaya dan tasawuf (Supriyadi, 2008: 192). Dari beberapa saluran tersebut agama Islam bisa berkembang, walaupun pengaruhnya ada yang tidak dominan namun tidak sedikit pula pengaruhnya sangat dominan dalam proses penyebaran agama Islam di Indonesia.
Saluran penyebaran agama Islam yang memegang peranan penting, salah satunya adalah perdagangan. Menurut de Graaf (dalam Huda, 2007: 51) kedatangan orang-orang Muslim dari India, Arab, Persia, dan bahkan China mengikuti jalan pelayaran dan perdagangan. Oleh karena itu, unsur-unsur perdagangan, secara kronologis dan geografis, merupakan pola penting dalam penyebaran agama Islam di Indonesia.
Agama Islam pun mudah diterima oleh masyarakat, selain karena ada beberapa faktor intern seperti ajarannya yang mudah dimengerti atau ekstern seperti kemunduran kerajaan Majapahit dan Sriwijaya yang mendukung dalam penyebaran agama Islam di Indonesia, hal tersebut juga berkat peran para ulama atau pemuka agama Islam (Helmiati, 2011: 54-55).
Penyebaran agama Islam di Indonesia secara umum, ada dua proses yang mungkin telah terjadi. Pertama, penduduk pribumi mengalami kontak dengan
(9)
agama Islam dan kemudian menganutnya. Proses kedua, orang-orang asing Asia (Arab, India, China, dll.) yang telah memeluk agama Islam tinggal secara tetap di suatu wilayah Indonesia, kawin dengan penduduk asli, dan mengikuti gaya hidup lokal sedemikian rupa sehingga mereka sudah menjadi orang Jawa, Melayu, atau suku lainnya (Ricklefs, 2010: 3). Dari dua proses tersebut, penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan dengan secara damai.
Tokoh-tokoh yang terkenal dan berperan besar dalam proses Islamisasi di Indonesia adalah Wali Songo, di sekolah-sekolah dasar sampai sekolah menengah atas diajarkan kepada siswa-siswi mengenai hal tersebut melalui media buku teks. Hal itu juga mempengaruhi pola pikir penulis bahwa memang
“hanya” Wali Songo yang berperan besar dalam proses Islamisasi di Indonesia, terlebih di Pulau Jawa, tidak ada lagi tokoh lain seperti apa yang diajarkan sewaktu duduk di bangku sekolah. (Helmiati, 2011: 56-60).
Dari beberapa teori mengenai kedatangan agama Islam ke Indonesia, teori China belum dieksplorasi secara sungguh-sungguh padahal orang-orang Muslim China mempunyai peranan penting dalam proses penyebaran agama Islam di Indonesia, termasuk diantaranya ada seorang penjelajah asal China beragama Islam yang bernama Cheng Ho atau Zheng He atau Sam Po Kong pernah berkunjung ke Indonesia dan memberi dampak yang besar ketika kedatangannya dengan misi perdamaian dari dinasti Ming ke negara-negara lain di dunia (Sen, 2010: 352-354).
Apakah Cheng Ho hanya sekedar singgah di Indonesia atau ada pengaruh lain yang ditimbulkan, seperti dalam penyebaran agama Islam di Indonesia? Dirdjosisworo (2006: 15) mengungkapkan bahwa:
Masih di Surabaya, sebuah Masjid Mohammad Cheng Ho dibangun. Masjid itu mirip Masjid Nie Jie di Beijing. Bangunan didominasi cat warna merah, kuning, dan hijau. Selintas, orang melihat bangunan itu sebuah kelenteng. Tetapi, setelah masuk, terlihat sebuah beduk terpajang sebagai penanda waktu salat. Pendirian mesjid itu, sebagai bentuk penghormatan terhadap keteladanan Cheng Ho, seorang muslim yang cinta damai dan berwawasan luas.
(10)
Selain pernyataan di atas, Dirdjosisworo (2006: 39-40) kembali mengungkapkan bahwa:
Persinggahan tidak hanya untuk istirahat atau melihat-lihat kehidupan masyarakat Jawa di Jawa Tengah saja, melainkan ada kepedulian dalam syiar Islam. Beliau secara bijak dan berwawasan jauh, mencari dan menggali sarana yang efektif untuk syiar Islam dengan pendekatan damai. Dilihat dari kedua pernyataan di atas berarti ada sebuah upaya dari Cheng Ho dalam menyebarkan agama Islam di beberapa tempat yang dia singgahi, hal ini menurut penulis sangat unik karena ada etnis Tionghoa yang menyebarkan agama Islam, dari latar belakangnya Tionghoa tidak mempunyai tradisi Islam yang kuat, tidak seperti negara-negara yang berasal dari Timur Tengah seperti Arab Saudi.
Kontak antara China dengan dunia Arab Islam dapat ditelusuri semasa Dinasti Tang pada awal abad ke-7. Pendekatannya berbeda dibandingkan di dunia Arab dan Asia Tengah yang agresif dan pro-aktif, tidak ada upaya yang dilakukan para pendakwah dari Arab karena China dan Arab memiliki hubungan diplomatik dan perdagangan yang dibina oleh Dinasti Tang dan Dinasti Song jadi kedatangan Islam ke China merupakan produk sampingan. Pada perkembangan selanjutnya Muslim China meyakini bahwa ada empat utusan Nabi Muhammad datang berkunjung ke China untuk berdakwah dan menyebarkan agama Islam. Makam mereka masih sangat dihormati oleh Muslim China sebagai bentuk apresiasi. Namun tetap sulit menemukan titik awal masuknya Islam ke China karena kurangnya bukti-bukti (Sen, 2010: 109).
Cheng Ho atau dikenal juga dengan nama Zheng He dan Sam Po Kong lahir sekitar tahun 1371 M di provinsi Yunan sebelah barat daya China. Mempunyai nama kecil Ma Ho, Cheng Ho tumbuh dan dibesarkan di keluarga dan lingkungan Muslim. Nama Ma sendiri merujuk pada nama Muhammad yang digunakan keluarga Muslim di Tiongkok, ayahnya pun sudah pergi ke Mekkah tanah suci bagi umat Muslim untuk menunaikan ibadah Haji (Muslim
(11)
Daily, Laksamana Cheng Ho - Penjelajah Muslim dari Tiongkok, [Online], http://muslimdaily.net/artikel/studiislam/laksamana-cheng-ho---penjelajah-muslim-dari-tiongkok.html, 22/7/2013).
Menurut beberapa sarjana, antara lain Usman Effendy dari Indonesia dan Li Shihou dari China, Cheng Ho adalah keturunan ke-37 Nabi Muhammad SAW. pernyataan tersebut diambil setelah Li Shihou menemukan bukti bahwa Cheng Ho merupakan keturunan ke-11 dari utusan negeri Bokhari (Arab Saudi) yang bernama Sayidina Syafii. Syafii ini sendiri adalah keturunan ke-26 dari Nabi Muhammad SAW dan berarti Cheng Ho merupakan keturunan ke-37 dari Nabi Muhammad (Yuanzhi, 2007: 21).
Akan tetapi pendapat ini harus dilakukan lagi penelitian yang lebih mendalam dengan cermat dan perlu bukti-bukti yang sangat kuat untuk mendukung pendapat tersebut karena takut akan menimbulkan kontroversi dikalangan umat Islam, apalagi Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah sangat dijunjung tinggi oleh segenap umat Islam di dunia.
Cheng Ho berasal dari salah satu bangsa minoritas Tionghoa, yaitu bangsa Hui. Cheng Ho pada masa kecil sering mendengar cerita dari Ayah dan Kakeknya tentang pengalaman mereka melakukan perjalanan ke Mekkah untuk menunaikan ibadah Haji. Mendengar cerita tersebut Cheng Ho kecil sudah bercita-cita untuk meninjau negara-negara yang jauh (Yuanzhi, 2007: 29-30).
Pada usia anak-anak Cheng Ho ditangkap tentara dinasti Ming dan kemudian dijadikan pelayan bagi Zhu Di, anak pertama dari Zhu Yuanzhang kaisar pertama Dinasti Ming. Cheng Ho termasuk pelayan yang loyal terhadap Zhu Di dan memberikan kontribusi besar baik sebagai pemimpin pertempuran atau kepintarannya karena memiliki otak cerdas. Sejak Zhu Di naik tahta menjadi kaisar, nama Ma Ho diganti menjadi Cheng Ho merujuk pada nama marga Cheng yang sangat jarang diberikan para pelayan kecuali memberikan pengaruh yang besar dan loyal kepada kaisar. Selain itu, Cheng Ho pun dipilih menjadi laksamana dan diperintahkan untuk melakukan pelayaran dan
(12)
memimpin lebih dari 20.000 awak kapal. Seperti yang diungkapkan Yuanzhi (2007: 32):
Kemudian Cheng Ho diangkat sebagai kepala kasim intern, tugasnya membangun istana, menyediakan alat-alat istana, mengurus gudang es, dan lain-lain. Pada awal abad ke-15 Kaisar Yong Le (Zhu Di) memerintahkan supaya dilakukan pelayaran-pelayaran ke Samudera Barat demi memajukan persahabatan dan memelihara perdamaian antara Tiongkok dengan negara-negara asing. Akhirnya Cheng Ho-lah yang dipilih sebagai laksamana untuk memimpin pelayaran ke Samudera Barat. Cheng Ho yang merupakan seorang laksamana laut asal tiongkok pada abad ke-15, catatan perjalanan serta pelayaran yang dilakukannya mempunyai arti yang sangat penting bagi rakyat China. Namun pengaruh yang dihasilkan dari hasil pelayarannya tidak hanya dirasakan bagi rakyat China saja, namun juga memberikan pengaruh bagi Indonesia ataupun umat Islam nusantara. Dalam pelayarannya Cheng Ho sempat singgah di Nusantara, selain untuk mencapai tujuan yang diperintahkan oleh Kaisar Zhu Di untuk bersilaturahmi dan memelihara perdamaian dengan warga setempat yang dikunjungi, adapun tujuan dari Cheng Ho sendiri ingin memperkenalkan agama Islam bahwa Islam adalah agama yang cinta damai, serta menyebarkannya namun tidak memaksakan kehendak karena Cheng Ho sendiri orang yang memiliki rasa toleransi tinggi karena di China sendiri Cheng Ho sangat menghargai agama Budha, Kong Hu Chu dan agama lainnya (Wiriaatmaja: 2003: 210).
Ekspedisi Dinasti Ming ke Samudera Barat yang dipimpin oleh Cheng Ho pada tahun 1405 bisa dikatakan sebagai misi perdagangan dan ekspedisi
tersebut merupakan simbol “zaman perdagangan” Asia Tenggara. Kota-kota perdagangan di Asia Tenggara mulai memperoleh keuntungan dan kemakmuran karena dipakai sebagai pusat perdagangan yang dilakukan oleh orang China pada abad ke 15, kota-kota tersebut seperti Ayutthaya, Malaka, Pasai, Brunei, Gresik dan Demak. Dinasti Ming mengeluarkan kebijakan untuk meninggalkan
(13)
komunitas penting pedagang China yang mayoritas beragama Islam karena berkembanganya perdagangan di wilayah tersebut (Reid, 2011: 16).
Di pulau Jawa peran orang China semakin meningkat dalam bidang perniagaan dan berperan aktif yang berdampak terhadap hubungan dagang antara Jawa dan China semakin erat. Di pelabuhan-pelabuhan pesisir sebelah timur, banyak masyarakat China pendatang dan selanjutnya bermukim di Jawa, bahkan Gresik pada saat itu keadaannya sepi sebelum kedatangan orang China dan akhirnya menetap. Ketika Cheng Ho singgah banyak diantara mereka yang berdatangan untuk melakukan kegiatan perdagangan (Lombard, 2008: 41-42, 45). Keadaan perekonomian Jawa pun mengalami perkembangan yang pesat dan dapat mendorong mobilitas orang Jawa untuk bermigrasi ke seberang lautan.
Selain bertujuan dalam melaksanakan misi dalam bidang perdagangan, misi perdamaian dengan silaturahmi kepada negara-negara luar juga merupakan tujuan lain dalam pelayaran Dinasti Ming ini. Misi pelayaran Cheng Ho untuk silaturahmi dan memelihara perdamaian tersebut memiliki dampak, diantaranya yaitu hubungan persahabatan yang erat, salah satunya dengan Kerajaan Sriwijaya yang sedang melakukan upaya menangkap bajak laut agar Palembang tidak lagi menjadi sarang bajak laut seperti saat Laksamana Cheng-Ho telah menangkap tokoh bajak laut Chen Tsui-i, ia lalu membawanya kehadapan kaisar dan dihukum pancung di ibukota sebagaimana yang diungkapkan oleh Darmawan & Chaerudin (2011: 36).
Sebagai seorang Muslim yang taat, Cheng Ho beberapa kali mengadakan kegiatan agama Islam seperti melakukan dakwah di beberapa daerah yang dia singgahi selama pelayaran tersebut, tak terkecuali di Indonesia Cheng Ho singgah di beberapa daerah yang ada di Indonesia dalam tujuh kali pelayarannya dan kegiatan agama Islam tetap diselenggarakan. Di Semarang misalnya, Cheng Ho melakukan pendekatan damai dengan menggunakan media wayang yang dianggap efektif untuk menyebarkan agama Islam yang
(14)
disesuaikan dengan karakteristik masyarakat di wilayah tersebut (Dirdjosisworo, 2006: 40).
Cheng Ho giat dan terlibat aktif dalam penyebaran agama Islam baik di China maupun negara-negara lain yang dia kunjungi. Kegiatan-kegiatan dalam bidang agama Islam yang dilakukan Cheng Ho antara lain, berziarah di pekuburan para pendahulu Islam dan sholat di mesjid, dalam pelayaran kaum Muslim diikutsertakan, merenovasi masjid dan semasa kecil Cheng Ho sudah mendapatkan pendidikan mengenai agama Islam. Pengetahuannya tentang ajaran agama Islam sangat dalam karena dibesarkan dalam suasana keagamaan Islam serta Ayah dan Kakeknya adalah Muslim yang taat. Bahkan beberapa sarjana di Asia Tenggara memberikan pernyataan bahwa Cheng Ho telah melaksanakan rukun Islam ke-5, menunaikan ibadah Haji ke Mekkah (Yuanzhi, 2007: 36-39).
Memang masih banyak yang pro-kontra mengenai Cheng Ho sudah melaksanakan ibadah Haji atau belum, karena belum ditemukan catatan-catatan sejarah China mengenai hal tersebut. Apabila Cheng Ho belum melaksanakan ibadah Haji disebabkan kondisi Cheng Ho yang harus tetap bertanggung jawab dan disiplin untuk memimpin lebih dari 20.000 awak kapal yang mayoritas bukan beragama Islam dalam setiap pelayarannya tidak memungkinkan untuk pergi ke Mekkah. Akan tetapi bukan mustahil juga apabila Cheng Ho sudah melaksanakan ibadah Haji dan sengaja para penulis pada saat itu tidak mencatat kejadian tersebut karena kaisar Dinasti Ming tidak beragama Islam.
Cheng Ho juga banyak membantu dalam menyebarkan agama Islam di komunitas-komunitas China yang ada di Indonesia. Komunitas Muslim China semakin bertambah dan masjid-masjid dibangun sebagai sarana ibadah dan syiar agama Islam. Seperti yang diungkapkan Sen (2010: 276):
Di bawah pengarah Cheng Ho, kemajuan yang cukup berarti tampak dalam perkembangan komunitas-komunitas Muslim China di Kepulauan Melayu pada tahun 1920-an. Sejak perjumpaan pertama dengan satu-satunya kelompok Muslim China di Majapahit selama pelayaran
(15)
pertamanya pada 1405, semakin banyak komunitas Muslim China yang menetap di Jawa dan Sumatera. Di Jawa, masjid-masjid dibangun di Semarang, Sembung, Sarincil, Talang, Ancol, Lasem, Tuban, Gresik, dan Jiaotung.
Namun sejarah Indonesia memang hanya sedikit sekali membahas mengenai sosok Cheng Ho dan juga sejarah penyebaran agama Islam dari China (Tiongkok). Untuk tahun pertama kali kedatangan Cheng Ho ke Indonesia belum diketahui secara pasti karena sumber yang terbatas, tapi Ma Huan menuliskan sebuah data tahun pelayaran dan wilayah yang dikunjungi dari mulai pelayaran pertama sampai pelayaran ke tujuh atau pelayaran terakhir yang dilakukan Cheng Ho, dilihat dari beberapa wilayah yang dikunjungi pasti ada beberapa daerah atau setidaknya satu daerah yang merupakan bagian dari Indonesia dalam setiap pelayarannya (dalam Suryadinata ed, 2007: 29).
Bisa dikatakan dalam kurun waktu tahun 1405-1433 Cheng Ho berada di Indonesia dan menjalankan beberapa kegiatan agama Islam termasuk proses penyebaran agama Islam. Sebagaimana yang diungkapkan Sen (2010: 241):
Berkat kehadiran armada pelayaran Muslim yang kuat, di samping tujuan-tujuan yang diumumkan tujuh pelayaran besar Cheng Ho yang bersejarah, sangat mungkin bahwa terdapat pesan tersirat yang tidak dinyatakan, yaitu, untuk menyebarkan Islam di Kepulauan Asia Tenggara. Adalah tugas seorang Muslim taat untuk menyebarkan agama mereka kepada pihak lain.
Beberapa hal di atas yang disampaikan oleh penulis menjadi bahan untuk dikaji lebih dalam lagi mengenai peranan Cheng Ho dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia dan dituangkan serta dibahas dalam sebuah penulisan skripsi dengan judul “Peranan Cheng Ho dalam Perkembangan Agama Islam di Nusantara Tahun 1405-1433”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mempunyai beberapa kajian yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini dengan permasalahan pokoknya
(16)
yaitu “Peranan Cheng Ho dalam Perkembangan Agama Islam di Nusantara Tahun 1405-1433”.
Untuk membatasi kajian yang akan dibahas dalam skripsi ini, penulis merumuskan berbagai permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana latar belakang kehidupan Cheng Ho?
2. Bagaimana peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara tahun 1405-1433?
3. Bagaimana dampak peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam di Nusantara tahun 1405-1433?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab rumusan masalah yang digunakan penulis untuk membatasi permasalahan yang akan dikaji dalam skripsi. Tujuan penelitian:
1. Mendeskripsikan latar belakang kehidupan Cheng Ho .
2. Mendeskripsikan peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara tahun 1405-1433.
3. Mendeskripsikan peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam di Nusantara tahun 1405-1433.
1.4 Manfaat Penelitian
Sebagaimana kita ketahui bahwa setiap penulisan yang dilakukan harus mempunyai manfaat. Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan gambaran objektif serta sebagai masukan bagi berbagai pihak. Manfaat penulisan:
1. Mengetahui peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam di Nusantara.
2. Menambah pengetahuan mengenai sosok Cheng Ho dan perkembangan agama Islam di Nusantara.
(17)
3. Sebagai bahan perbandingan perkembangan agama Islam di Indonesia yang sudah ada agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
4. Sebagai perluasan materi mata pelajaran sejarah kelas XI yang ada pada standar kompetensi 1. Menganalisis Perjalanan Bangsa Indonesia pada Masa Negara-negara tradisional, dengan kompetensi dasar 1.3. Menganalisis Pengaruh Perkembangan Agama dan Kebudayaan Islam terhadap Masyarakat di Berbagai Daerah di Indonesia.
5. Menanamkan karakter religius, toleransi, kerja keras, menghargai prestasi, cinta damai dan peduli sosial.
1.5 Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan penulis dalam penelitian skripsi ini adalah metode historis. Metode tersebut lazim dipakai dalam sebuah penelitian sejarah. Metode historis adalah, suatu proses pengkajian, penjelasan, dan penganalisaan secara kritis terhadap rekaman serta peninggalan masa lampau (Sjamsuddin, 2007: 17-19).
Dalam melakukan penelitian sejarah ada langkah-langkah yang akan dilakukan penulis, sebagaimana dijelaskan oleh Ismaun (2005: 48-50) adalah: 1. Heuristik, yaitu pengumpulan sumber-sumber yang relevan dengan
masalah yang akan diangkat oleh penulis. Pada langkah yang pertama cara yang akan dilakukan adalah mencari dan mengumpulkan sumber yang berhubungan dengan masalah yang diangkat seperti dari buku-buku, jurnal-jurnal dan artikel-artikel yang berkaitan dengan permasalahan yang akan dikaji. Sumber penelitian sejarah terbagi menjadi tiga yaitu sumber benda, sumber tertulis, dan sumber lisan. Judul yang penulis pilih merupakan studi literatur sehingga sumber yang diambil merupakan sumber tertulis.
2. Kritik, yaitu memilah dan menyaring keotentikan sumber-sumber yang telah ditemukan. Pada langkah yang kedua penulis melakukan
(18)
penyaringan dan penyeleksian terhadap sumber-sumber yang didapat untuk mendapatkan sumber yang faktual dan kebenarannya terjamin. 3. Interpretasi, yaitu memaknai atau memberikan penafsiran terhadap
fakta-fakta yang diperoleh dengan cara menghubungkan satu sama lainnya. Pada langkah yang ketiga penulis mencoba menginterpretasi atau menafsirkan fakta-fakta yang didapat dari hasil penelitian.
4. Historiografi, yaitu tahap akhir dalam penulisan sejarah. Pada tahapan terakhir ini penulis menyajikan hasil temuan pada tiga tahapan sebelumnya dengan cara menyusun data tersebut dalam bentuk tulisan dengan gaya bahasa yang sederhana dan menggunakan tata bahasa penulisan yang baik dan benar. Tahap heuristik, kritik, interpretasi dielaborasi untuk menghasilkan sebuah historiografi.
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan teknik studi literatur. Studi literatur merupakan pengumpulan data yang bersumber dari buku, artikel maupun penelitian yang dilakukan orang lain sebelumnya tentang topik yang sama dengan masalah yang akan dikaji oleh penulis. Teknik studi literatur ini telah disesuaikan dengan permasalahan yang akan dikaji oleh penulis.
1.6 Struktur Organisasi Skripsi
Secara keseluruhan penulisan skripsi ini yang berjudul “ Peranan Cheng Ho Dalam Proses Penyebaran Agama Islam di Indonesia Tahun 1405-1433 ”, tersusun menjadi lima bab dengan sistematika sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan: Dalam bab I ini akan dikemukakan latar belakang masalah mengapa penulis memilih judul ini, selain itu juga memuat rumusan masalah yang akan dibahas, tujuan penelitian yang menjelaskan tentang hal-hal yang akan disampaikan untuk menjawab semua permasalahan yang telah ditentukan, manfaat penulisan yang dilakukan, metode penelitian dan akan dipaparkan tentang sistematika penulisan.
(19)
Bab II Kajian Pustaka: Dalam bab II ini akan dikemukan mengenai sumber-sumber buku dan sumber-sumber lainnya yang relevan beserta isinya untuk digunakan penulis sebagai bahan referensi. Selain itu ada juga kajian atau penelitian sebelumnya yang membahas mengenai Cheng Ho dan perannya dalam penyebaran agama Islam di Indonesia.
Bab III Metode Penelitian: Dalam bab ini akan dikemukakan mengenai metode dan teknik penelitian serta kegiatan dan langkah-langkah yang akan dilakukan selama proses penelitian dengan tujuan mendapatkan sumber yang relevan dengan permasalahan yang akan dikaji.
Bab IV Cheng Ho dan Perannya dalam Perkembangan Agama Islam di Nusantara (1405-1433): Dalam bab ini akan dikemukakan mengenai uraian penjelasan dan analisis dari penulisan mengenai aspek-aspek yang menjadi pertanyaan dalam perumusan masalah sebagai bahan kajian penulis. Pembahasan dimulai dari latar belakang kehidupan Cheng Ho dan dilanjutkan dengan keterlibatan Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam di Nusantara (1405-1433), upaya yang dilakukannya serta dampak yang dihasilkan dari proses tersebut.
Bab V Kesimpulan dan Saran: Dalam bab terakhir ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan yang merupakan analisis penulis terhadap hasil penjelasan peranan Cheng Ho dalam penyebaran agama Islam di Indonesia (1405-1433) secara keseluruhan tentunya setelah penulis menganalisis semua fakta yang didapat dengan didukung oleh berbagai sumber literatur yang telah penulis baca serta pengkajian pada bab sebelumnya.
(20)
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini mendeskripsikan mengenai metode dan teknik penelitian yang dilakukan oleh penulis. Menurut buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia, bab III berisi penjabaran yang rinci mengenai metode
penelitian, termasuk beberapa komponen lainnya.Metode yang
digunakanpenulisadalahmetodehistoris,
sedangkanuntukteknikpenelitianmenggunakanstudiliteratur.
3.1 Metode Penelitian
Metodehistorisadalah, suatu proses pengkajian, penjelasan, danpenganalisaansecarakritisterhadaprekamansertapeninggalanmasalampau
(Sjamsuddin, 2007: 17-19). Metode historis atau metode sejarahsangat lazim digunakan dalam suatu penelitian sejarah.Metode sejarah merupakan suatu proses untuk mengkaji dan menguji kebenaran mengenai rekaman dan peninggalan-peninggalan masa lampau, menganalisis secara kritis meliputi usaha sintesa agar bisa menjadikan penyajian dan kisah sejarah yang dapat dipercaya (Hugiono, dkk, 1987: 40).
Permasalahan yang dikaji dalam skripsi “Peranan Cheng Ho dalam Perkembangan Agama Islam di Nusantara Tahun 1405-1433”termasuk dalam kajian sejarah. Penulisakan membahas lebih dalam mengenai peran Cheng Ho yang merupakan seorang Laksamana dari China dan pernah singgah di Indonesia dalam rangka melakukan hubungan diplomasi dan hubungan dagang serta perannya dalam perkembangan agama Islam di Indonesia dalam kurun waktu 1405-1433.Penelitian ini akan menganalisis mengenai latar belakang kehidupan Cheng Ho dan upaya-upaya serta dampak dari penyebaran agama Islam di Indonesia yang dilakukan oleh Cheng Ho pada tahun 1405-1433.
(21)
Dalammelakukanpenelitiansejarahadalangkah-langkah yang akandilakukan penulis, sebagaimanadijelaskanolehIsmaun (2005: 48-50) adalah:
1. Heuristik,
Heuristik yaitupengumpulansumber-sumber yang relevandenganmasalah yang akandiangkatolehpenulis. Pada langkah yang pertama cara yang akandilakukanadalahmencaridanmengumpulkansumber yang berhubungan dengan masalah yang diangkat seperti daribuku-buku, jurnal-jurnaldanartikel-artikel yang berkaitandenganpermasalahan yang akandikaji. Sumberpenelitiansejarahterbagimenjaditigayaitusumberbenda, sumbertertulis, dansumberlisan.
Judul yang penulispilih merupakanstudiliteratursehinggasumber yang akandiambildan digunakan merupakansumber-sumbertertulis.Dalam tahap ini yaitu melakukan kegiatan mencari dan mengumpulkan sumber-sumber yang relevan dengan kajian permasalahan dalam skripsi mengenai peranan Cheng Ho menyebarkan agama Islam di Indonesia, penulis mulai melakukan kegiatan pencarian sumber pada bulan September 2013. Penulis berkunjung ke beberapa tempat toko-toko penjual buku seperti di toko buku Palasari Bandung, toko buku Toga Mas Bandung, toko buku Gehena Kuningan, toko buku Gramedia Cirebon, toko buku Gramedia Bandung, toko buku Gunung Agung Bandung dll. Selain berkunjung ke beberapa toko buku, penulis juga melakukan pencarian sumber yang ada di perpustakaan seperti di perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia dan perpustakaan daerah Jawa Barat Bandung.
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan penulis juga beberapa kali melakukan browsing di internetuntuk mencari tambahan data dan informasi selain melakukan pencarian sumber ke beberapa tempat-tempat seperti toko buku dan perpustakaan.
Dalam proses pencarian dan mengumpulkan sumber yang dilakukan, penulis mendapatkan beberapa sumber buku yang sesuai dengan kajian
(22)
permasalahan yang akan diangkat dalam skripsi ini diantaranya adalah buku karya dari Tan Ta Sen yang berjudul Cheng Ho Penyebar Islam dari China ke Nusantara, buku karya dari Kong Yuanzhi yang berjudul Muslim Tionghoa Cheng Ho, buku karya dari Soedjono Dirdjosisworo yang berjudul Laksamana Armada Zheng He, buku karya Denys Lombard yang berjudul Nusa Jawa: Silang Budaya Kajian Sejarah Bagian Terpadu II, buku karya Robert P. Neuschel yang berjudul Pemimpin yang Melayani dan beberapa sumber buku lainnya yang relevan.
Kegiatan pencarian dan pengumpulan sumber yang dilakukan penulis selain secara mandiri dengan mengunjungi beberapa tempat-tempat toko buku maupun perpustakan dan melakukan browsing di internet, penulis juga merasa terbantu dengan adanya partisipasi dari pihak dosen pembimbing yang memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk serta denganperan rekan-rekanpenulis yang tidak segan untuk diajak melakukan diskusimengenai kajian permasalahan yang akan diangkat dalam skripsi ini, selain berdiskusi tidak sedikit juga rekan-rekan yang meminjamkan beberapa sumber buku.
Diskusi dan buku-buku tersebut terasa berharga karena menjadi tambahan sumber dan dapat membantu penulis dalam upaya mengumpulkan sumber-sumber yang relevan.Buku-buku tersebut diantaranya adalah buku karya Rochiati Wiriaatmaja yang berjudul Sejarah &Peradaban China, buku karya Ahmad Mansyur Suryanegara yang berjudul Api Sejarah, Anthony Reid yang berjudul Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680 dan buku-buku lainnya.
2. Kritik,
Kritik yaitumemilahdanmenyaringkeotentikansumber-sumber yang telahditemukan. Padalangkah yang keduapenulismelakukan penyaringan dan penyeleksianterhadapsumber-sumber yang didapatuntukmendapatkansumber yang faktual dan kebenarannya terjamin.
(23)
Dalam tahap kritik sumber ini penulis tidak menelan mentah-mentah data atau informasi yang didapatkan dari hasil selama proses pencarian sumber tersebut, akan tetapi penulis melakukan penyaringan terhadap sumber-sumber yang telah didapatkan tersebut.
Kritik sumber menurut Sjamsuddin (2007: 105) memiliki fungsi bagi sejarawan sangat berhubungan untuk mencari kebenaran. Dalam kritik sumber ini diharapkan agar penulis mendapatkan fakta-fakta yang relevan untuk penulisan isi skripsi. Langkah itu yang disebut dengan kritik sumber dan harus bersikap kritis terhadap sumber-sumber yang telah diperoleh.
Ada dua bagian dalam tahapan kritik sumber ini, pertama adalah kritik eksternal dan yang kedua adalah kritik internal. Kritik eksternal adalah suatu upaya melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah(Sjamsuddin, 2007: 132).
Sedangkan bagian kedua, kritik internal merupakan kebalikan dari kritik eksternal. Kritik internal merupakan penilaian terhadap aspek dalam, yaitu isi dari sumber sejarah setelah dilakukan kritik eksternal (Sjamsuddin, 2007: 143). 3. Interpretasi
Interpretasi yaitumemaknaiataumemberikanpenafsiranterhadapfakta-fakta yang diperolehdengancaramenghubungkansatusamalainnya. Padalangkah yang ketigapenulismencobamenginterpetasi atau menafsirkanfakta-fakta yang didapatdarihasilpenelitian.
Menurut Kuntowijoyo (2005: 100) interpretasi sejarah atau yang biasa disebut juga dengan analisis sejarah merupakan tahap di mana penulis melakukan sintesis atas sejumlah fakta yang diperoleh dari sumber-sumber sejarah dan bersama-sama dengan teori-teori disusunlah fakta itu dalam suatu interpretasi yang menyeluruh. Dalam hali ini ada dua metode yang digunakan yaitu analisis berarti menguraikan dan sintesis yang berarti menyatukan. Keduanya dipandang sebagai metode utama di dalam interpretasi.
(24)
Historiografi yaitutahapakhirdalampenulisansejarah. Padatahapanterakhirinipenulismenyajikanhasiltemuanpadatigatahapansebelumn yadengancaramenyusun data tersebutdalambentuktulisandengangayabahasa yang sederhanadanmenggunakantatabahasapenulisan yang baikdanbenar.
Tahapheuristik, kritik,
interpretasidielaborasiuntukmenghasilkansebuahhistoriografi.
Pada tahap historiografi ini penulis akan melaporkan hasil penelitian dalam bentuk tulisan setelah melewati beberapa tahap diatas yaitu pengumpulan sumber, kritik sumber dan interpretasi. Tulisan tersebut mengikuti sistematika yang telah ditentukan oleh buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia dalam bentuk skripsi.
Dalam melakukan penelitian ini, penulis akan menggunakan teknik studi kepustakaan dan juga wawancara. Studi kepustakaan ini dilakukan penulis dengan membaca sekaligus mengkaji buku-buku dan artikel-artikel yang relevan dengan kajian yang akan dibahas oleh penulis dalam penulisan skripsi. Studi kepustakan ini merupakan hal yang sangat penting karena sebagian besar sumber yang didapat merupakan dari buku-buku dan artikel-artikel.Sedangkan dalam teknik wawancara, penulis akan melakukan wawancara dengan pengurus salah satu masjid di bandung yang bangunannya bercorak China, yaitu masjid Lautze 2. Wawancara yang akan dilakukan penulis untuk pelengkap dari sumber tulisan seperti buku dan artikel.
3.2 Persiapan Penelitian
Dalam tahap persiapan penelitian ini harus dilakukan sebaik mungkin sebelum penulis masuk dalam tahap selanjutnya proses penelitian. Ada beberapa langkah yang harus penulis lakukan dalam tahap ini, adapun langkah-langkah tersebut adalah:
3.2.1 Penentuan dan Pengajuan Tema Penelitian
Skripsi yang berjudul “Peranan Cheng Ho dalam Perkembangan Agama Islam di Nusantara 1405-1433” ini merupakan salah satu kajian sejarah Islam di
(25)
Indonesia. Ketertarikan penulis untuk mengajukan tema dan judul skripsi ini dipengaruhi oleh rasa penasaran penulis yang ingin lebih mengkaji lebih dalam mengenai sosok Cheng Ho dan perannya dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia.
Penulis mulai mengetahui dan mengenal sosok Cheng Ho
ketikapenulismelanjutkanpendidikankejenjang yang
lebihtinggidaribangkusekolahmenengahataskebangkukuliahbanyakbeberapapen getahuan yang sebelumnyatidakdidapatketikabelajar di bangkusekolahbaikdari media online ataubukumengenai proses penyebaran agama Islam di Indonesia. Ketika berdiskusidenganrekan-rekan satu jurusanmengenai proses penyebaran agama Islam, ada pengetahuan baru yang didapat penulis diantaranyaadaseorangpenjelajahasal China beragama Islam yang bernama Cheng Ho atauZheng He atau Sam Po Kong pernahberkunjungke Indonesia dan bahkan mempunyai peran dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia.
Menurut pendapat penulis hal tersebut unik karena ada seseorang dari China yang tidak memiliki latar belakang agama Islam yang kuat, seperti Arab tetapi mempunyai peranan menyebarkan agama Islam di negeri lain, apalagi di buku teks tidak pernah diajarkan ada orang asing diluar Indonesia yang mempunyai peran menyebarkan agama Islam di Indonesia, selama ini yang diajarkan di buku teks “hanya” Wali Songo saja yang mempunyai peran besar dalam proses Islamisasi di Indonesia, khususnya Jawa dan tidak ada tokoh lainnya selain Wali Songo.
Setelah memperoleh pengetahuan tersebut, penulis melakukan browsing di internetuntuk mencari informasi lainnya mengenai sosok Cheng Ho dan termasuk perannya dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia karena ada ketertarikan tersendiri mengenai sosok Cheng Ho.
Ketika penulis ingin mengajukan judul proposal skripsi dan mengikuti Seminar Proposal Skripsi tertarikmencoba untuk mengkaji Cheng Ho dan penyebaran agama Islam. Setelah berkonsultasi dengan Bapak Drs. Ayi Budi
(26)
Santosa, M. Si selaku Ketua TPPS (Tim Pertimbangan Penulisan Skripsi)ternyata penelitian mengenai Cheng Ho belum pernah ada yang menulis dalam bentuk skripsi.
Penulis pun memutuskan untuk menulis sebuah proposal skripsi dengan mengkaji sosok Cheng Ho dan perananya dalam penyebaran agama Islam di Indonesia untuk mengikuti Seminar Proposal Skripsi dengan judul pertamanya yaitu“Peranan Cheng Ho dalam Penyebaran Agama Islam di Indonesia Tahun 1405-1433”. Adapun usulan penelitian yang diajukan sebagai berikut:
a. Judul Penelitian
b. Latar Belakang Penelitian c. Rumusan Masalah
d. Tujuan Penelitian e. Manfaat Penelitian f. Kajian Pustaka g. Metode Penelitian
h. Struktur Organisasi Skripsi
Selanjutnya penulis mengajukan judul proposal skripsi tersebut kepada Ketua TPPS dan diterima agar proposal skripsi bisa diseminarkan dengan syarat harus diperbaiki beberapa bagian dalam proposal tersebut masih ada kekurangan berdasarkan hasil koreksi dari Ketua TPPS.
Setelah mendengarkan masukan dari Ketua TPPS, penulis memperbaiki proposal skripsi tersebut dan pada hari selasa tanggal 12 November 2013 ketika diadakannya Seminar Proposal Skripsi, karena ada satu hal dan lainnya penulis harus menunda untuk mempresentasikan proposal skripsi sampai Seminar Proposal Skripsi selanjutnya. Pada hari kamis tanggal 5 Desember 2013 penulis mempresentasikan hasil proposal skripsi yang telah dibuat.
Dalam Seminar Proposal Skripsi tersebut penulis mendapatkanbanyak saran, kritik dan masukan yang membangun bagi penulis untuk melanjutkan penulisan skripsi dari para dosen yang hadir dalam acara seminar tersebut.
(27)
Masukan-masukan tersebut sangat bermanfaat dan berguna serta membuat penulis mempunyai gambaran yang lebih jelas untuk tahap selanjutnya dalam proses penulisan skripsi. Dalam penulisan skripsi tersebut, penulis akan dibimbing oleh Bapak Drs. Suwirta, M.Hum dan Bapak Dr. Encep Supriatna, M.Pd.
3.2.2 Penyusunan Proposal Penelitian
Proposal skripsi yang merupakan kerangka awal skripsiproses penyusunannya dimulai setelah penulis menyelesaikan program PPL UPI atau akhir semester 8. Setelah proposal skripsi sudah selesai dibuat dan diajukan kepada ketua TPPS untuk diseminarkan ternyata hasilnya positif bahwa tema dan judul yang ingin dikaji oleh penulis diberikan restu untuk penulisan skripsi.
Penulis akhirnya mempresentasikan proposal skripsi tersebut dalam Seminar Proposal Skripsi pada hari kamis tanggal 5 Desember 2013 dengan dihadiri beberapa dosen. Dalam seminar tersebut penulis banyak mendapat saran dan masukan-masukan yang positif baik dari calon dosen pembimbing dan dosen-dosen lainnya. Saran tersebut diantaranya adalah agar lebih memperhatikan lagi periodisasi waktu dalam proposal skripsi tersebut serta judul harus diubah. Penulis pun mengubah judul menjadi “Peranan Cheng Ho dalam Perkembangan Agama Islam di Nusantara Tahun 1405-1433”.
Setelah mendengarkan masukan-masukan dari para dosen, beberapa hari setelah seminar, penulis mulai merevisi proposal skripsi yang sudah dipresentasikan karena masih banyak kekurangan sesuai dengan masukan dari para dosen.
3.2.3 Proses Bimbingan
Proposal skripsi yang sudah direvisi setelah seminar dilakukan, penulis mulai melakukan proses bimbingan dengan dosen pembimbing.Bimbingan ini merupakan kegiatan konsultasi antara penulis dengan dosen pembimbing dan bimbingan ini sangat diperlukan serta penting bagi penulis karena dapat menentukan kegiatan penelitian selanjutnya dalam proses penelitian skripsi.
(28)
Hasil dari bimbingan tersebut penulis bisa mengetahui kekurangan dan kelemahan dalam penelitian skripsi ini.
Selama proses bimbingan juga penulis melakukan diskusi dengan dosen pembimbing mengenai kesulitan dan hambatan yang penulis rasakan dalam proses penelitian ini. Masukan serta arahan dari dosen pembimbing, baik aspek teknis penulisan maupun kajian dalam skripsi ini diantaranya adalah teknis penulisan karya ilmiah harus sesuai dengan petunjuk dari buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia dan dari segi kajian dalam skripsi yaitu rumusan masalahnya harus diperbaiki agar lebih fokus dalam kajian permasalahan yang akan diangkat dalam skripsi ini. Diperkirakan proses penyusunan skripsi ini akan selesai pada bulan Juni 2014.
3.3 Pelaksanaan Penelitian
Setelah penulis menyusun rancangan dan persiapan penelitian, selanjutnya masuk tahapan yang paling penting, yaitu pelaksanaan penelitian. Dalam proses pelaksanaan penelitian ini penulis mendapatkan data dan fakta yang relevan dengan kajian yang akan dibahas beberapa langkah yang penulis lakukan dalam tahap pelaksanaan penelitian ini adalah:
3.3.1 Heuristik atau Pengumpulan Sumber
Heuristik merupakan sebuah kegiatan awal mencari sumber-sumber untuk mendapatkan data-data atau materi sejarah atau evidensi sejarah (Sjamsuddin, 2007: 86).Penulis pada tahap ini berusaha untuk mencari sebanyak mungkin sumber-sumber yang relevan dengan kajian yang akan penulis bahas dalam penulisan skripsi dansumber tertulis merupakan sumber yang akan penulis gunakan.
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ada rasa ketertarikan penulis terhadap sosok Cheng Ho dan proses pencarian sumber-sumber ini penulis berkunjung ke beberapa tempat toko buku maupun perpustakan, diantaranya adalah toko buku Palasari Bandung. toko buku Gramedia Bandung, perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia, perpustakaan daerah Jawa
(29)
Barat Bandung dan beberapa tempat lainnya. Penulis juga melakukan Browsing di Internet untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai sosok Cheng Ho dan hubungannya dengan penyebaran agama Islam di Indonesia.
Dari hasil beberapa kunjungan penulis ke tempat-tempat toko buku maupun perpustakaan tersebut diperoleh berbagai sumber yang relevan dengan kajian yang akan dibahas dalam penulisan skripsi yaitu mengenai tokoh Cheng Ho dan hubungannya dengan Indonesia, serta tentang eksistensi etnis Tionghoa di Indonesia dan beberapa hal-hal lainnya. Penjelasan mengenai proses pencarian sumber-sumber yang dilakukan penulis akan dipaparkan, diantaranya sebagai berikut:
Bulan September 2013, penulis berkunjung ke beberapa tempat toko buku yang berada di Palasari Bandung. Dari hasil kunjungan tersebut penulis mendapatkan buku-buku yang relevan dengan kajian masalah yang akan penulis angkat dalam penulisan skripsi ini diantaranya adalah buku dengan judulCheng Ho Penyebar Islam dari China ke Nusantarakarya Tan Ta Sen. Selain buku tersebut, di sana penulis juga mendapatkan buku yangberjudul Laksamana Cheng Ho dan Asia Tenggara dengan Leo Suryadinata sebagai editornya dan beberapa buku lainnya yang berhubungan dengan kajian mengenai sosok Cheng Ho. Buku-buku tersebut sangat bermanfaat bagi penulis dan memberikan banyak pengetahuan maupun wawasan tentang sosok Cheng Ho dan hubungannya dengan Indonesia termasuk dalam penyebaran agama Islam.
Bulan Desember 2013, penulis berkunjung ke perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia. Buku-buku yang penulis dapatkan dari sana diantaranya adalah buku hasil karya dari Nor Huda yang berjudul Islam Nusantara: Sejarah Sosial Intelektual Islam di Indonesia. Buku tersebut sangat bermanfaat untuk melihat sejarah Islam di Nusantara dengan perspektif dari sejarah sosial.
Bulan Januari 2014, penulis berkunjung ke perpustakaan daerah Jawa Barat Bandung dan mendapatkan dua buah buku, yang pertama adalah buku
(30)
karya dari Denys Lombard yang berjudul Nusa Jawa: Silang Budaya Kajian Sejarah Terpadu Bagian II dan buku karya dari Anthony Reid yang berjudul Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680. Kedua buku tersebut sangat bermanfaat untuk mengetahui keadaan, situasi dan kondisi umum yang sedang terjadi di wilayah atau kawasan dimana ketika Cheng Ho berada dalam kurun waktu tersebut.
Bulan Juni 2014 penulis berkunjung ke masjid Lautze 2, masjid tersebut mempunyai bangunan yang bercorak China yang beralamat di Jl. Tamblong No. 27. Penulis bertujuan untuk melakukan wawancara terhadap salah satu pengurus DKM untuk mengetahui kehidupan Muslim Tionghoa yang ada di Indonesia pada umumnya dan di masjid tersebut penulis bertemu dengan bagian humas dari pengurus DKM dan melakukan wawancara mengenai hal yang berkaitan dengan kajian penulisan dalam skripsi.
Penulis melakukan wawancara terhadap bagian humas DKM masjid tersebut yang bernama Jesslyn R, beliau aktif dalam kegiatan agama Islam di lingkungan masjid. Narasumber statusnya kuliah sekaligus kerja dan berusia 26 tahun. Beliaumemberikan informasi mengenai latar belakang didirikan masjid Lautze 2 tersebut sampai dengan kebudayaan Muslim Tionghoa yang berada di Indonesia pada umumnya dan Bandung pada khususnya.
3.3.2 Kritik Sumber
Setelah penulis mendapatkan beberapa sumber yang relevan dengan kajian dalam penulisan skripsi selanjutnya masuk ke dalam tahap kritik. Dalam tahap kritik ini penulis tidak menelan mentah-mentah data atau informasi yang didapatkan dari hasil pencarian sumber tersebut, akan tetapi penulis melakukan verifikasi terhadap sumber-sumber yang telah didapatkan tersebut.
Kritik sumber menurut Sjamsuddin (2007: 105) memiliki fungsi bagi sejarawan sangat berhubungan untuk mencari kebenaran. Dalam kritik sumber ini diharapkan agar penulis mendapatkan fakta-fakta yang relevan untuk
(31)
penulisan isi skripsi. Langkah itu yang disebut dengan kritik sumber dan harus bersikap kritis terhadap sumber-sumber yang telah diperoleh.
.Dalam tahap kritik sumber sendiri dibagi menjadi dua bagian. Bagian pertama yaitu kritik eksternal dan yang kedua adalah kritik internal. Menurut Sjamsuddin (2007: 132) kritik eksternal adalah suatu upaya melakukan verifikasi atau pengujian terhadap aspek-aspek luar dari sumber sejarah.
Kritik eksternal yang dilakukan penulis yaitu melihat cover dari sumber buku-buku tersebut apakah asli atau hanya fotokopian serta melihat jenis dan kualitas kertas yang digunakan apakah bersih atau buram.
Selanjutnya setelah kritik eksternal, dilakukan kritik internal. Menurut Sjamsuddin (2007: 143) kritik internal merupakan penilaian terhadap aspek dalam, yaitu isi dari sumber sejarah setelah dilakukan kritik eksternal. Kritik internal merupakan kebalikannya dari kritik eksternal, apabila dalam kritik eksternal penulis menyaring keotentikan dari bagian “luar” sumber, sedangkan dalam kritik internal penulis menyaring keotentikan dari bagian “dalam” sumber tersebut.
Dalam kritik internal penulis melihat daftar pustaka dari beberapa buku sumber yang telah didapatkan, apakah penulis tersebut menulis buku itu dengan banyak referensi atau tidak, dan baik pengarangnya berasal dari Indonesia, China atau bangsa lainnya. Dengan melihat daftar pustaka yang terdapat dalam sumber buku-buku yang didapatkan akan terlihat apakah sesuai dengan kajian yang akan dibahas penulis dalam skripsi atau tidak. Sedangkan dalam hasil wawancara, penulis merasapenjelasan dari narasumber sebagian menyinggung kehidupan pribadi narasumber yang tidak berkaitan dengan kajian skripsi.
Setelah melakukan kritik internal penulis mendapatkan bahwa isi dan materi dari buku-buku sumber dan hasil wawancara tersebut dapat dipertanggungjawabkan dan sesuai dengan kajian yang akan dibahas dalam penulisan skripsi. Contohnya dapat dilihat dari daftar pustaka yang terdapat
(32)
dalam buku-buku sumber karena ada kesaksian secara langsung dari beberapa catatan yang ada dalam isi buku.
3.3.3 Interpretasi
Langkah selanjutnya setelah kritik yaitu interpretasi. Interpretasi merupakan usaha menafsirkan makna kepada fakta-fakta sejarah yang dikumpulkan sebelumnya dan telah dilakukan kritik sumber atau penyaringan. Dalam tahap ini, fakta-fakta yang telah dikumpulkan dan relevan dengan kajian yang akan dibahas penulis sehingga dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam Bab I.
Interpretasi dilakukan untuk memberikan penafsiran terhadap sumber-sumber yang penulis dapatkan setelah melakukan kritik sumber-sumber agar dapat digunakan dalam sebagai bahan penulisan skripsi.Langkah awal yang penulis lakukan dalam tahap interpretasi ini adalah mengolah, menyusun, dan berusaha menafsirkan fakta-fakta sejarah yang telah dikumpulkan dan dipilih sebelumnya.
Proses interpretasi dilakukan oleh penulis sesuai dengan kajian yang akan diangkat dalam penulisan skripsi ini yaitu mengenai peran Cheng Ho dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia. Penulis harus bisa menafsirkan makna yang terdapat dalam data-data maupun informasi berdasarkan fakta-fakta sejarah tersebut sehingga dapat memperoleh suatu gambaran mengenai pokok utama dalam kajian yang akan dibahas.
Berdasarkan kajian yang akan dibahas dalam skripsi ini, penulis melihat adanya satu keterkaitan antara sejarah, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Contohnya dalam konteks sejarah penulis melihat latar belakang kedatangan Cheng Ho ke Indonesia, sedangkan dalam konteks sosial penulis melihat karakteristik dan perubahan sosial yang terjadi pada masyarakat pesisir di Indonesia khususnya pulau Jawa.
(33)
3.3.4 Historiografi
Tahap terakhir dari sebuah penelitian sejarah ini akan menyajikan laporan secara keseluruhan dari hasil penelitian dalam bentuk tertulis yaitu karya ilmiah skripsi. Menurut Sjamsuddin (2007: 56) dalam tahap ini seluruh daya pikiran dikerahkan bukan saja keterampilan teknis penggunaan kutipan-kutipan dan catatan-catatan. Namun yang paling utama adalah penggunaan pikiran-pikiran kritis dan analitis sehingga dapat menghasilkan suatu sintesis dari seluruh hasil penelitian dan penemuan dalam suatu penelitian yang disebut dengan historiografi.
Penulis berusaha menganalisis fakta-fakta yang telah ditemukan yang berkaitan erat dengan kajian permasalahan mengenai peranan Cheng Ho dalam menyebarkan agama Islam di Indonesia Dalam tahap akhir ini semua hasil dari suatu penelitian tersebut kemudian akan dituangkan dalam sebuah karya tulis ilmiah yang disebut dengan skripsi. Penulis akan menulis skripsi tersebut dengan judul “Peranan Cheng Ho dalam Perkembangan Agama Islam di Nusantara Tahun 1405-1433”.
3.4 Laporan Penelitian
Laporan penelitian disusun secara sistematis menjadi suatu karya ilmiah yang berbentuk skripsidengan menggunakan sistematika yang sesuai dengan buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia.Laporan ini tersusun kedalam lima bab yang terdiri dari pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, pembahasan dan terakhir kesimpulan. Adapun beberapa bagian yang sudah lazim terdapat dalam sebuah penulisan karya ilmiah, diantaranya seperti kata pengantar, daftar isi, daftar pustaka dan lampiran.
Bab I Pendahuluan: Bab ini berisi mengenai latar belakang masalah yang menjadi dasar pemikiran penulis. Adapun dalam bab I juga dilengkapi dengan
(34)
menjelaskanmengenaihal-hal yang akandisampaikanuntukmenjawabsemuapermasalahan yang telahditentukan, manfaatpenulisan yang dilakukan, metode penelitian dan akan dipaparkantentangsistematikapenulisan.
Bab II Tinjauan Pustaka: Dalam bab ini akan dijelaskan tentang beberapa kajian dan materi yang bersifat umum berkaitan dengan permasalahan yang akan diangkat dalam penulisan skripsi.
Bab III Metode Penelitian: Bab ini merupakan pemaparan yang lebih rinci dan luas lagi setelah sebelumnya dibahas pada salah satu bagian dari Bab I mengenai metode penelitian. Bab III ini berisi penjelasan mengenai kegiatan-kegiatan dan cara yang akan penulis tempuh dalam melakukan proses penelitian, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi.
Bab IV Pembahasan: Bab ini berisi mengenai pembahasan atas jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam rumusan masalah mengenai peran Cheng Ho dalamperkembanganagama Islam di Indonesia (1405-1433).
Pembahasandimulaidarilatarbelakangkehidupan Cheng Ho
dandilanjutkandenganketerlibatan Cheng Ho dalamperkembangan agama Islam di Indonesia, upaya yang dilakukannyasertadampak yang dihasilkan (1405-1433).
Bab V Kesimpulan: Dalam bab ini merupakan bagian inti dari hasil temuan akhir oleh penulis dalam penelitian ini. Kesimpulan akan akan dikemukakan dalam bab ini atas jawaban dari beberapa pertanyaan dalam penelitian.
(35)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai “simbol” dari arus baru teori masuknya agama Islam ke Nusantara dari China.
Cheng Ho lahir pada tahun 1371 M di sebuah keluarga yang telah memeluk agama Islam dan termasuk dalam golongan etnis Hui, yang bisa dikatakan sebagai etnis Muslim di China. Pengetahuannya tentang ajaran-ajaran dalam Islam sangat tinggi, hal itu dia dapat dari lingkungan terdekat terutama Ayah dan Kakeknya, bahkan Ayah dan Kakeknya tersebut telah pergi ke Mekkah untuk menunaikan rukun Islam yang kelima, yaitu ibadah haji.
Cerita dari Ayah dan Kakeknya yang bepergian jauh ke Mekkah juga menginspirasi Cheng Ho untuk melakukan hal serupa, berlayar ke negara-negara luar China dan Ayah Cheng Ho yang bernama Ma Haji juga merupakan seorang pelaut, Cheng Ho sudah sering mendengar cerita dari Ayahnya tentang dunia kelautan.
Cheng Ho akhirnya bisa mewujudkan cita-citanya untuk berlayar setelah ditunjuk menjadi Laksamana dalam pelayaran akbar Dinasti Ming ke Samudera Barat. Cheng Ho sebelumnya bekerja menjadi pelayan di istana Ming dan mengabdi kepada Zhu Di (Yong Le), putra keempat Kaisar Ming pada saat itu setelah ditangkap oleh tentara Ming pada waktu kecil. Karena jasanya yang sangat besar, ketika Zhu Di menjadi kaisar Ming nama Ma Ho diubah menjadi Cheng Ho sebagai bentuk penghargaan, marga Cheng ini sangat jarang diberikan apalagi kepada seorang pelayan sampai akhirnya Cheng Ho ditunjuk menjadi Laksamana dan pemimpin pelayaran ke Samudera Barat oleh Kaisar Yong Le (Zhu Di) dalam misi persahabatan dan perdagangan.
Ekspedisi Dinasti Ming yang dipimpin oleh Cheng Ho ini dilakukan lebih awal dibandingkan dengan bahariwan-bahariwan Eropa, bahkan dari segi ukuran kapal,
(36)
jumlah kapal, kapasitas berat kapal dan jumlah awak kapal armada Cheng Ho jauh lebih unggul. Selama 28 tahun (1405-1433 M) Cheng Ho telah melakukan pelayaran muhibah dan pelayaran Cheng Ho tersebut tidak hanya memiliki arti penting bagi sejarah bangsa China tapi juga ke beberapa negara yang dia kunjungi, termasuk Indonesia dan umat muslim dunia.
Antara tahun 1405 sampai 1433 dari tujuh pelayaran muhibah yang dilakukan oleh Cheng Ho disetiap pelayarannya pasti terdapat salah satu daerah yang termasuk dalam wilayah Indonesia dan menurut beberapa bukti Cheng Ho pernah berperan dalam proses perkembangan agama Islam di Indonesia dan hal tersebut menjelaskan bahwa China juga membawa pengaruh dalam sejarah perkembangan agama Islam di Indonesia, disamping dari Gujarat maupun Arab.
Tujuan utama dari pelayaran Dinasti Ming yang dipimpin oleh Cheng Ho tersebut adalah misi perdagangan dan persahabatan. Namun beberapa peneliti meyakini bahwa Cheng Ho yang merupakan seorang muslim taat mempunyai misi pribadi yaitu agar Islam dapat berkembang di beberapa negara yang akan dia kunjungi, karena itu harus dibedakan posisi Cheng Ho sebagai pribadi dengan tugasnya sebagai seorang laksamana.
Kegiatan Cheng Ho yang berhubungan dengan agama Islam ini sendiri tidak terdapat dalam catatan-catatan sejarah Dinasti Ming, hal tersebut dimungkinkan karena beberapa hal:
a. Kaisar Yong Le bukan seorang Muslim
b. Tujuan utama adalah misi perdagangan dan persahabatan c. Islam bukan agama mayoritas
Islam di Asia Tenggara berkaitan dengan jalur perdagangan karena letaknya yang sangat strategis, banyak para pedagang dari luar seperti Arab, India dan China yang pernah menginjakan kakinya di Indonesia. Sehingga setelah terjadinya interaksi dengan penduduk pribumi akan terdapat pengaruh baik dari agama maupun seni budaya bagi masyarakat setempat.
(37)
Peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam di Indonesia pada awal abad ke-15 ini menjadi simbol peran orang Tionghoa di Indonesia, sebelumnya pedagang-pedagang dari China sekitar abad ke-7 mulai berdatangan ke wilayah Nusantara, yang diantaranya ada yang beragama Islam. Kapan kontak pertama kali antara dunia Islam dengan China sendiri belum bisa dipastikan, namun pada awal abad ke-7 sudah terjadi kontak antara dunia Arab Islam dengan China pada masa Dinasti Tang.
Di Indonesia peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam pada tahun 1405-1433 diantaranya adalah:
a. Dakwah
Cheng Ho membawa ulama-ulama dari China untuk melakukan syiar Islam di Jawa, hal tersebut menandakan bahwa Cheng Ho mempunyai kepedulian yang besar dalam kegiatan agama Islam. Selain itu Cheng Ho juga pernah menjadi khotib pada sholat Jumat di mesjid Surabaya, seperti yang digambarkan dalam lukisan milik Prof. H.M. Hembing Wijayakusumah. Menjadi seorang khotib tentu harus memiliki pengetahuan yang luas tentang ajaran Islam dan seseorang yang dihormati oleh masyarakat, baik dihormati karena usianya, pengetahuan tentang ilmu agamanya, maupun karena mempunyai sifat, sikap, perilaku yang bisa menjadi contoh sehingga bisa menjadi suri tauladan bagi masyarakat.
b. Seni Budaya
Perannya dalam perkembangan agama Islam di Indonesia juga, Cheng Ho memanfaatkan seni budaya sebagai sarana komunikasi ketika sedang berada di Semarang. Cheng Ho berpendapat bahwa dengan seni budaya merupakan sarana yang efektif dalam “memperkenalkan” agama Islam kepada penduduk setempat secara damai. Salah satu keberhasilannya adalah ketika ada seorang yang bernama Jawahir menghampiri bahwa dia tertarik untuk mempelajari agama Islam setelah melihat Cheng Ho bermain wayang. Akan tetapi Cheng Ho tidak pernah memaksakan kehendak orang untuk memeluk agama Islam, karena
(38)
sesuai dengan arti Islam sendiri yaitu “damai”, orang-orang yang menerima Islam ini harus secara sadar bukan karena paksaan.
c. Mengamalkan Perbuatan
Mengajarkan dan memberi nasehat kepada para pedagang Muslim asal China ketika menemui mereka untuk menjalin hubungan baik dengan penduduk setempat serta memberikan dukungan untuk syiar Islam di pantai utara Jawa karena banyak yang bermukim disana. Di beberapa kota pesisir juga banyak ditemui komunitas Muslim dan orang-orang China yang berada disana sudah banyak yang beragama Islam. Cheng Ho juga melakukan ibadah puasa ketika bulan Ramadhan datang dan pernah suatu saat ketika berada di kapal dia tidak makan pada siang hari, baru pada malam hari Cheng Ho makan. Hal tersebut secara tidak langsung akan membuat para awak kapal atau anak buahnya yang beragama Islam untuk melakukan puasa juga bagaimana kondisinya.
d. Membangun Masjid
Cheng Ho yang mempunyai pengetahuan tentang arsitektur China kuno memanfaatkan pengetahuannya tersebut untuk bentuk bangunan masjid-masjid yang akan dia perbarui dan dibangun. Cheng Ho membangun beberapa masjid sebagai sarana ibadah sekaligus pusat tempat penyebaran agama Islam di beberapa daerah seperti Cirebon, Tuban, Ancol, Gresik dan sebagainya dengan arsitektur yang identik dengan bercorak China kuno.
e. Proses Islamisasi di Komunitas China
Cheng Ho banyak membantu dalam proses Islamisasi terhadap beberapa komunitas China yang berada di Kepulauan Melayu. Atas usaha yang dilakukan oleh Cheng Ho komunitas-komunitas Muslim China semakin banyak dan berkembang apalagi dibandingkan dengan pertama kali Cheng Ho bertemu dengan beberapa komunitas tersebut. Cheng Ho menjadi pembimbing bagi komunitas-komunitas yang merupakan Islam mazhab Hanafi, mereka dilindungi dan dibesarkan oleh Cheng Ho.
(39)
f. Memberikan Fasilitas
Komunitas-komunitas Muslim China mazhab Hanafi sangat terbantu dengan kedatangan Cheng Ho ke Indonesia, karena Cheng Ho sangat peduli terhadap kepentingan-kepentingan komunitas tersebut. Cheng Ho menyediakan beberapa fasilitas terhadap komunitas Muslim China itu agar tetap eksis, seperti membentuk biro pemerintahan, badan keuangan dan pembangunan masjid-masjid. Cheng Ho merasa mempunyai kewajiban dalam menyediakan kebutuhan spiritual komunitas-komunitas Muslim China mazhab Hanafi.
Terdapat beberapa bukti mengenai keterlibatan peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam di Indonesia. Peran Cheng Ho tersebut terlihat lebih dominan terhadap masyarakat China perantauan atau China Muslim yang sudah ada di wilayah Nusantara dibandingkan dengan penduduk pribumi. Muslim China mazhab Hanafi ini berasal dari pedalaman provinsi Yunnan dan kebanyakan Muslim China menganut mazhab Hanafi. Walau begitu, tetap saja Cheng Ho memberikan “warna” lain dalam proses perkembangan agama Islam di Indonesia. Salah satu dampaknya adalah banyak orang keturunan China di Indonesia yang masuk agama Islam sebagai upaya mengikuti jejak Cheng Ho karena Cheng Ho selain berjasa untuk China dalam aspek politik, juga merupakan seorang pribadi yang menjadi suri tauladan bagi umat Islam China. Semoga suatu saat nanti ditemukan bukti yang lebih kuat lagi mengenai peran Cheng Ho dalam agama Islam di Indonesia, sehingga memang peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam tidak diragukan lagi.
5.2 Saran
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pembelajaran sejarah di lembaga persekolahan khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) karena sesuai Standar Kompetensi 1. Menganalisis Perjalanan Bangsa Indonesia pada Masa Negara-negara tradisional, dengan Kompetensi Dasar 1.3. Menganalisis Pengaruh Perkembangan Agama dan Kebudayaan Islam terhadap Masyarakat di Berbagai Daerah di Indonesia. Peran Cheng Ho dalam perkembangan
(40)
agama Islam di Nusantara ini menjadi “simbol” dalam teori China mengenai teori penyebaran agama Islam di Indonesia. Teori China tidak disebutkan dalam buku teks, padahal China juga memegang peranan dalam perkembangan agama Islam di Indonesia, didalam buku teks sendiri teori Gujarat dan teori Persia “dominan” disebutkan dalam pembahasan teori penyebaran agama Islam di Indonesia. Pelajaran yang bisa didapat dari peran Cheng Ho tersebut bahwa penyebaran Islam harus dilakukan secara damai, bukan paksaan.
Penelitian ini tentu terdapat kekurangan dan ketidak sempurnaan yang masih perlu dijawab dalam penelitian yang lebih lanjut mengenai Peran Cheng Ho dalam Perkembangan Agama Islam di Nusantara Tahun 1405-1433. Semoga dalam penelitian selanjutnya bagi peneliti yang tertarik mengkaji pembahasan ini untuk melengkapi kekurangan dan ketidak sempurnaan yang ada dalam skripsi ini, khususnya yang berkaitan dengan peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam terhadap penduduk pribumi.
(41)
DAFTAR PUSTAKA
A. SumberBuku
Achmad, A (ed). (1983). Dakwah Islam danPerubahanSosial. Yogyakarta: Prima Duta Yogyakarta.
Darmawan, J.danChaerudin (2011).The Power of Sejarah. Jakarta: IBP (Indonesia Book Project).
Dirdjosisworo, S. (2006).Laksamana Armada Zheng He. Bandung: CV. Utomo.
Graaf, H. J. de. (2008). Cina Muslim di Jawa Abad XV dan XVI Antara Historisitas dan Mitos. Yogyakarata: Tiara Wacana.
Helmiati (2011).Sejarah Islam Asia Tenggara.Pekanbaru: ZanafaPublishing. Huda, N. (2007). Islam Nusantara. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hugiono, dkk. (1987). Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: PT. Bina Aksara. Ismaun (2005).SejarahSebagaiIlmu. Bandung: HistoriaUtama Press. Kuntowijoyo (2005).MetodologiSejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana. Kusnawan, A. (2004). IlmuDakwah (KajianBerbagaiAspek). Bandung:
PustakaBaniQuraisy.
Lombard, D. (2008). Nusa Jawa: Silang Budaya Kajian Sejarah Terpadu Bagian II:Jaringan Asia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Munnawir, I. (nd). Asas-asas Kepemimpinan dalam Islam. Surabaya: Usaha Nasional.
Neuschel, R. P. (2008). Pemimpin yang Melayani. Jakarta: Akademia. Prasetyo, W. (2011). Cheng Ho Laksamana Muslim dari Negeri Seberang.
Yogyakarta: Diva Press.
Reid, A. (2011). Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680. Jakarta: YayasanPustaka Obor Indonesia
(42)
Ricklefs, M. C. (2010). Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: PT. Serambi IlmuSemesta.
Sashkin, M. dan Sashkin, M. G. (2011). Prinsip-prinsip Kepemimpinan. Jakarta: Erlangga.
Sen, T. T. (2010).Cheng Ho Penyebar Islam dari China ke Nusantara. Jakarta: Kompas.
Sjamsuddin, H. (2007). MetodologiSejarah. Yogyakarta: Ombak. Sunanto, M. (2007). Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Suparta, M. danHefni, H. (2009).MetodeDakwah. Jakarta: Rakyat Semesta. Supriyadi, D. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia. Suryanegara, A. M. (2009). ApiSejarah. Bandung: SalamadaniPustaka
Semesta.
Suryadinata, L (ed). (2007). Laksamana Cheng Ho dan Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES.
Suyanto, M. (2005). Smart in Leadership Belajar dari Kesuksesan Pemimpin Top Dunia. Yogyakarta: Andi.
Taniputera, I. (2009). History of China. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Vlekke, B. H. M. (2008). Nusantara Sejarah Indonesia. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).
Wiriaatmaja, R. (2003). Sejarah&Peradaban China. Bandung: Humaniora Yatim, B. (2011). SejarahPeradaban Islam. Jakarta: Raja GrafindoPersada. Yaqub, H. (1981). Publisistik Islam Teknik Da’wah dan Leadership.
(43)
Yuanzhi, K. (2007). Muslim Tionghoa Cheng Ho. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
B. Sumber Internet
Biografi Tokoh Dunia (BTD), (nd), Biografi Laksamana Cheng Ho, [Online], tersedia di: http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/09/biografi-laksamana-cheng-ho.html [Diakses di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 4 April 2014]
Sudarmo C., 2010, Perspektif Kepemimpinan dalam Islam, [Online], tersedia di: http://www.akhirzaman.info/islam/146-khilafah/1427-perspektif-kepemimpinan-dalam-islam.html, [Diakses di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 30 April 2014]
Mahkota Cahaya, 2011, Ketut Abdurahman Masagung, [Online], tersedia di: http://jalutsugra.blogspot.in/2011/05/ketut-abdurrahman-masagung.html?m=1 [Diakses di Bandung, 8 Juni 2014]
Muslim Daily, (nd), Laksamana Cheng Ho - Penjelajah Muslim dari Tiongkok, [Online], tersedia di: http://muslimdaily.net/artikel/studiislam/laksamana-cheng-ho---penjelajah-muslim-dari-tiongkok.html [Diakses di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 22 Juli 2013]
(1)
sesuai dengan arti Islam sendiri yaitu “damai”, orang-orang yang menerima Islam ini harus secara sadar bukan karena paksaan.
c. Mengamalkan Perbuatan
Mengajarkan dan memberi nasehat kepada para pedagang Muslim asal China ketika menemui mereka untuk menjalin hubungan baik dengan penduduk setempat serta memberikan dukungan untuk syiar Islam di pantai utara Jawa karena banyak yang bermukim disana. Di beberapa kota pesisir juga banyak ditemui komunitas Muslim dan orang-orang China yang berada disana sudah banyak yang beragama Islam. Cheng Ho juga melakukan ibadah puasa ketika bulan Ramadhan datang dan pernah suatu saat ketika berada di kapal dia tidak makan pada siang hari, baru pada malam hari Cheng Ho makan. Hal tersebut secara tidak langsung akan membuat para awak kapal atau anak buahnya yang beragama Islam untuk melakukan puasa juga bagaimana kondisinya.
d. Membangun Masjid
Cheng Ho yang mempunyai pengetahuan tentang arsitektur China kuno memanfaatkan pengetahuannya tersebut untuk bentuk bangunan masjid-masjid yang akan dia perbarui dan dibangun. Cheng Ho membangun beberapa masjid sebagai sarana ibadah sekaligus pusat tempat penyebaran agama Islam di beberapa daerah seperti Cirebon, Tuban, Ancol, Gresik dan sebagainya dengan arsitektur yang identik dengan bercorak China kuno.
e. Proses Islamisasi di Komunitas China
Cheng Ho banyak membantu dalam proses Islamisasi terhadap beberapa komunitas China yang berada di Kepulauan Melayu. Atas usaha yang dilakukan oleh Cheng Ho komunitas-komunitas Muslim China semakin banyak dan berkembang apalagi dibandingkan dengan pertama kali Cheng Ho bertemu dengan beberapa komunitas tersebut. Cheng Ho menjadi pembimbing bagi komunitas-komunitas yang merupakan Islam mazhab Hanafi, mereka dilindungi dan dibesarkan oleh Cheng Ho.
(2)
f. Memberikan Fasilitas
Komunitas-komunitas Muslim China mazhab Hanafi sangat terbantu dengan kedatangan Cheng Ho ke Indonesia, karena Cheng Ho sangat peduli terhadap kepentingan-kepentingan komunitas tersebut. Cheng Ho menyediakan beberapa fasilitas terhadap komunitas Muslim China itu agar tetap eksis, seperti membentuk biro pemerintahan, badan keuangan dan pembangunan masjid-masjid. Cheng Ho merasa mempunyai kewajiban dalam menyediakan kebutuhan spiritual komunitas-komunitas Muslim China mazhab Hanafi.
Terdapat beberapa bukti mengenai keterlibatan peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam di Indonesia. Peran Cheng Ho tersebut terlihat lebih dominan terhadap masyarakat China perantauan atau China Muslim yang sudah ada di wilayah Nusantara dibandingkan dengan penduduk pribumi. Muslim China mazhab Hanafi ini berasal dari pedalaman provinsi Yunnan dan kebanyakan Muslim China menganut mazhab Hanafi. Walau begitu, tetap saja Cheng Ho memberikan “warna” lain dalam proses perkembangan agama Islam di Indonesia. Salah satu dampaknya adalah banyak orang keturunan China di Indonesia yang masuk agama Islam sebagai upaya mengikuti jejak Cheng Ho karena Cheng Ho selain berjasa untuk China dalam aspek politik, juga merupakan seorang pribadi yang menjadi suri tauladan bagi umat Islam China. Semoga suatu saat nanti ditemukan bukti yang lebih kuat lagi mengenai peran Cheng Ho dalam agama Islam di Indonesia, sehingga memang peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam tidak diragukan lagi.
5.2 Saran
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pembelajaran sejarah di lembaga persekolahan khususnya pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) karena sesuai Standar Kompetensi 1. Menganalisis Perjalanan Bangsa Indonesia pada Masa Negara-negara tradisional, dengan Kompetensi Dasar 1.3. Menganalisis Pengaruh Perkembangan Agama dan Kebudayaan Islam terhadap Masyarakat di Berbagai Daerah di Indonesia. Peran Cheng Ho dalam perkembangan
(3)
agama Islam di Nusantara ini menjadi “simbol” dalam teori China mengenai teori penyebaran agama Islam di Indonesia. Teori China tidak disebutkan dalam buku teks, padahal China juga memegang peranan dalam perkembangan agama Islam di Indonesia, didalam buku teks sendiri teori Gujarat dan teori Persia “dominan” disebutkan dalam pembahasan teori penyebaran agama Islam di Indonesia. Pelajaran yang bisa didapat dari peran Cheng Ho tersebut bahwa penyebaran Islam harus dilakukan secara damai, bukan paksaan.
Penelitian ini tentu terdapat kekurangan dan ketidak sempurnaan yang masih perlu dijawab dalam penelitian yang lebih lanjut mengenai Peran Cheng Ho dalam
Perkembangan Agama Islam di Nusantara Tahun 1405-1433. Semoga dalam
penelitian selanjutnya bagi peneliti yang tertarik mengkaji pembahasan ini untuk melengkapi kekurangan dan ketidak sempurnaan yang ada dalam skripsi ini, khususnya yang berkaitan dengan peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam terhadap penduduk pribumi.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
A. SumberBuku
Achmad, A (ed). (1983). Dakwah Islam danPerubahanSosial. Yogyakarta: Prima Duta Yogyakarta.
Darmawan, J.danChaerudin (2011).The Power of Sejarah. Jakarta: IBP (Indonesia Book Project).
Dirdjosisworo, S. (2006).Laksamana Armada Zheng He. Bandung: CV. Utomo.
Graaf, H. J. de. (2008). Cina Muslim di Jawa Abad XV dan XVI Antara
Historisitas dan Mitos. Yogyakarata: Tiara Wacana.
Helmiati (2011).Sejarah Islam Asia Tenggara.Pekanbaru: ZanafaPublishing. Huda, N. (2007). Islam Nusantara. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hugiono, dkk. (1987). Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: PT. Bina Aksara. Ismaun (2005).SejarahSebagaiIlmu. Bandung: HistoriaUtama Press. Kuntowijoyo (2005).MetodologiSejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana. Kusnawan, A. (2004). IlmuDakwah (KajianBerbagaiAspek). Bandung:
PustakaBaniQuraisy.
Lombard, D. (2008). Nusa Jawa: Silang Budaya Kajian Sejarah Terpadu
Bagian II:Jaringan Asia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Munnawir, I. (nd). Asas-asas Kepemimpinan dalam Islam. Surabaya: Usaha Nasional.
Neuschel, R. P. (2008). Pemimpin yang Melayani. Jakarta: Akademia. Prasetyo, W. (2011). Cheng Ho Laksamana Muslim dari Negeri Seberang.
Yogyakarta: Diva Press.
Reid, A. (2011). Asia Tenggara Dalam Kurun Niaga 1450-1680. Jakarta: YayasanPustaka Obor Indonesia
(5)
Ricklefs, M. C. (2010). Sejarah Indonesia Modern 1200-2008. Jakarta: PT. Serambi IlmuSemesta.
Sashkin, M. dan Sashkin, M. G. (2011). Prinsip-prinsip Kepemimpinan. Jakarta: Erlangga.
Sen, T. T. (2010).Cheng Ho Penyebar Islam dari China ke Nusantara. Jakarta: Kompas.
Sjamsuddin, H. (2007). MetodologiSejarah. Yogyakarta: Ombak. Sunanto, M. (2007). Sejarah Peradaban Islam Indonesia. Jakarta: Raja
Grafindo Persada
Suparta, M. danHefni, H. (2009).MetodeDakwah. Jakarta: Rakyat Semesta. Supriyadi, D. (2008). Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia. Suryanegara, A. M. (2009). ApiSejarah. Bandung: SalamadaniPustaka
Semesta.
Suryadinata, L (ed). (2007). Laksamana Cheng Ho dan Asia Tenggara. Jakarta: LP3ES.
Suyanto, M. (2005). Smart in Leadership Belajar dari Kesuksesan Pemimpin
Top Dunia. Yogyakarta: Andi.
Taniputera, I. (2009). History of China. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Universitas Pendidikan Indonesia. (2013). Pedoman Penulisan Karya
Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Vlekke, B. H. M. (2008). Nusantara Sejarah Indonesia. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).
Wiriaatmaja, R. (2003). Sejarah&Peradaban China. Bandung: Humaniora Yatim, B. (2011). SejarahPeradaban Islam. Jakarta: Raja GrafindoPersada. Yaqub, H. (1981). Publisistik Islam Teknik Da’wah dan Leadership.
(6)
Yuanzhi, K. (2007). Muslim Tionghoa Cheng Ho. Jakarta: Pustaka Populer Obor.
B. Sumber Internet
Biografi Tokoh Dunia (BTD), (nd), Biografi Laksamana Cheng Ho, [Online], tersedia di: http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/09/biografi-laksamana-cheng-ho.html [Diakses di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 4 April 2014]
Sudarmo C., 2010, Perspektif Kepemimpinan dalam Islam, [Online], tersedia di: http://www.akhirzaman.info/islam/146-khilafah/1427-perspektif-kepemimpinan-dalam-islam.html, [Diakses di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 30 April 2014]
Mahkota Cahaya, 2011, Ketut Abdurahman Masagung, [Online], tersedia di: http://jalutsugra.blogspot.in/2011/05/ketut-abdurrahman-masagung.html?m=1 [Diakses di Bandung, 8 Juni 2014]
Muslim Daily, (nd), Laksamana Cheng Ho - Penjelajah Muslim dari Tiongkok, [Online], tersedia di: http://muslimdaily.net/artikel/studiislam/laksamana-cheng-ho---penjelajah-muslim-dari-tiongkok.html [Diakses di Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung 22 Juli 2013]