MENINGKATKAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR PASSING MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PEMBELAJARAN SEPAK BOLA MELALUI PENGELOLAAN GAWANG KECIL KELAS IV SDN CORENDA KECAMATAN CISITU KABUPATEN SUMEDANG.

(1)

PEMBELAJARAN SEPAK BOLA MELALUI

PENGELOLAAN MEDIA GAWANG KECIL

(Penelitian Tindakan Kelas di Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang)

Oleh Alif Anggraini

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Alif Anggraini 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(2)

Halaman

PERNYATAAN ...i

KATA PENGANTAR ...ii

UCAPAN TERIMA KASIH ...iii

ABSTRAK ...iv

DAFTAR ISI ...v

DAFTAR TABEL...viii

DAFTAR GAMBAR ...x

DAFTAR DIAGRAM ...xi

DAFTAR LAMPIRAN ...xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangMasalah ...1

B. PerumusanMasalah dan PemecahanMasalah ...9

1. PerumusanMasalah ...9

2. PemecahanMasalah ...10

C. TujuanPenelitian ...11

D. ManfaatPenelitian ...12

E. BatasanIstilah ...13

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...15

A. KajianTeoritis ...15

1. Pengertian Pendidikan Jasmani ...15

2. Perkembangan Peserta Didik ...17

3. Pembelajaran Pendidikan Jasmani ...19

4. Media Pembelajaran ...20

5. Permainan Sepak Bola ...21


(3)

6. Passing Kaki Bagian Dalam……… 32

7. Pembelajaran menendang bola kaki bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil ...34

B. Temuan Hasil Penelitian yang Relevan ...35

C. Hipotesis Tindakan ...36

BAB III METODE PENELITIAN...37

A. Lokasi danWaktu Penelitian ...37

1. Lokasi Penelitian ...37

2. Waktu Penelitian ...39

B. Subjek Penelitian ...39

C. Metode dan Desain Penelitian ...40

1. Metode Penelitian...40

2. Desain Penelitian ...42

D. Prosedur Penelitian...43

1. Tahap Perencanaan Tindakan ...44

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan ...45

3. Tahap Observasi ...47

4. Analisis dan Refleksi...47

E. Instrumen Penelitian...47

1. Format Observasi Perencanaan Kinerja Guru ...47

2. Format Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru ...52

3. Format Observasi AktifitasSiswa ...57

4. Format Hasil Belajar Siswa ...58

5. Catatan Lapangan ...60

6. Pedoman Wawancara ...63

F. Teknik Pengolahan dan Analisis Data ...65


(4)

2. Teknik Analisis Data ...66

G. Validasi Data ...66

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ...68

A. Paparan Data Awal ...68

1. Data Awal Hasil Observasi Perencanaan Pembelajaran ...68

2. Data Awal Hasil Observasi Pelaksanaan Pembelajaran...70

3. Data Awal Hasil Observasi Aktifias Siswa ...73

4. Data Awal Hasil Observasi Hasil Belajar Siswa...75

5. Analisis dan Refleksi Data Awal ...77

B. Paparan Data Tindakan ...80

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ...80

a. Paparan Data Perencanaan Siklus I ...80

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus I ...83

c. Paparan Data Hasil ObservasiAktifitas Siswa Siklus I ...88

d. Paparan Data Hasil Observasi Belajar Siswa Siklus I ...90

e. Analisis dan Refleksi Siklus I ...92

2. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II ...100

a. Paparan Data Perencanaan Siklus II ...100

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus II ...102

c. Paparan Data Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II ....108

d. Paparan Data Hasil Observasi Belajar Siswa Siklus II ...110

e. Analisis dan Refleksi Siklus II ...111

3. Paparan Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III ...120

a. Paparan Data Perencanaan Siklus III ...120

b. Paparan Data Pelaksanaan Siklus III...122

c. Paparan Data Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus III ..128


(5)

1. Pembahasan Tahap Perencanaan ...140

2. Pembahasan Kinerja Guru Tahap Pelaksanaan ...141

3. Pembahasan Aktifitas Siswa ...142

4. Pembahasan Hasil Belajar Siswa ...143

5. Pembahasan Keseluruhan...145

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...146

A. Kesimpulan ...146

B. Saran ...149

DAFTAR PUSTAKA ...151

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...153


(6)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pendidikan, kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan suatu usaha yang amat strategis untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pergaulan yang bersifat mendidik itu terjadi melalui interaksi aktif antara siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik. Kegiatan belajar dilakukan oleh siswa, dan melalui kegiatan itu akan ada perubahan perilakunya, sementara kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar, kedua peranan itu tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam hubungan antara dua subjek, meskipun di sini guru lebih berperan sebagai pengelola atau director of learning.

Pendidikan adalah humanisasi, yaitu upaya memanusiakan manusia atau upaya membantu manusia agar mampu mewujudkan diri sesuai dengan martabat kemanusiaannya. Oleh karena pendidikan berarti upaya membantu manusia untuk menjadi apa, mereka dapat dan seharusnya menjadi maka pendidik dan calon pendidik perlu memahami hakikat manusia.

Menurut Ateng Abdulkadir (1975:8) :

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai individumaupunseorang anggota masyarakat yangmelakukan secara sadar dan

sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka

memperolehpeningkatan kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan pembentukan watak.

Tujuan pendidikan jasmani di Sekolah Dasar secara umum dapat dijabarkan sebagai pemicu untuk menerapkan dan menanamkan kebiasaan hidup sehat, baik itu sehat dinamis atau sehat statis. Badan yang sehat memacu pertumbuhan dan perkembangan jasmani, mental, emosional dan kehidupan bermasyarakat. Tubuh yang sehat mendukung seorang manusia untuk dapat melakukan berbagai macam kegiatan dalam kesehariannya. Anak yang sehat dapat melakukan berbagai macam


(7)

kegiatan pada saat pembelajaran dengan kadar dan ketahanan menurut tingkah derajat kesehatannya.

Pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah mempunyai peranan penting yaitu memberi kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar. Pendidikan jasmani merupakan alat untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial) dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Sehingga pendidikan jasmani sebagai wahana untuk mendidik anak. Karena pada dasarnya pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktifitas jasmani dan proses pendidikan untuk meningkatkan kemampuan jasmani, maka pendidikan jasmani dapat dilakukan di sekolah dan juga di luar sekolah. Untuk itu, yang perlu diperhatikan adalah keterlibatan aktifitas jasmaninya.

Di antara jenjang pendidikan, pendidikan di Sekolah Dasar merupakan jenjang yang mempunyai peranan sangat penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Pada jenjang pendidikan inilah kemampuan dan keterampilan dasar dikembangkan pada peserta didik, baik sebagai bekal untuk pendidikan lanjutan maupun untuk terjun ke masyarakat. Perkembangan anak SekolahDasar merupakan tahapan perkembangan yang sangat penting, baik bagi perkembangan pendidikan maupun perkembangan pribadi. Perkembanganketerampilangerakmerupakanintidari

program

pendidikanjasmani.Perkembanganketerampilangerakbagianak-anakSekolahDasar,

diartikansebagaiperkembangandanpenghalusananekaketerampilangerakdasardanketer

ampilangerak, yang

berkaitandenganolahraga.Keterampilangerakinidikembangkandandiperhalushinggatar aftertentu yang memungkinkananakmampuuntukmelaksanakannyadengantenaga yang hematdansesuaidengankeadaanlingkungan.Bilaanaksudahmatang,


(8)

kemampuangerakdasariniberkembang,

selanjutnyakemampuangerakdasaritudapatditerapkandalamolahragadanaktivitasjasma ni yang dilakukandalamkehidupansehari-hari.

Karakteristik anak Sekolah Dasar salah satunya adalah senang bermain. Bermain merupakan dunia anak, dengan bermain anak-anak dapat menggerakan anggota tubuhnya dan mengenali berbagai hal dari lingkungannya, dengan bermain anak dapat bergerak, merasa senang, dan dapat belajar. Salah satu pembelajaran yang dilaksanakan di Sekolah Dasar adalah pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani dapat didefinisikan sebagai suatu proses pendidikan yang ditujukan untuk mencapai tujuan pendidikan melalui gerakan fisik.Tujuanutamapengajaranpendidikanjasmani di SekolahDasaradalahmembantupesertadidik agar meningkatketerampilangerakmereka, disampingmerekamerasasenangdanmauberpartisipasidalamberbagaiaktivitas.

Pembelajaran pendidikan jasmani di Sekolah Dasar salah satunya adalah permainan sepak bola. Permainan sepak bola sudah dikenal dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang suka mempelajari sepak bola agar dapat bermain dengan baik. Permainan sepak bola sangat menarik bagi para pemain dan penontonnya sehingga digemari oleh sebagian besar bangsa Indonesia, mulai dari usia anak-anak sampai orang dewasa. Di Sekolah Dasar pada umumnya menggemari cabang olahraga sepak bola.

Adapun menurut Wahyudin (1998:8) :

Permainan sepak bola adalah suatu bentuk permainan yang dilakukan oleh dua regu yang saling berhadapan dimana anggotanya terdiri dari 11 orang pemain yang berusaha saling memasukkan bola ke gawang lawannya, bola bisa dimasukkan ke gawang dengan seluruh anggota badan kecuali dengan tangan. Regu yang paling banyak memasukkan bola ke gawang lawannya dalam limit waktu yang sudah ditentukan berarti dianggap regu yang menang.

Berdasarkanpemahaman di atasdikatakanbahwatujuan yang

terpentingdalamsepak bola adalahmemasukkan bola kegawanglawansebanyak-banyaknya.Banyak teknik yang harus dikuasai dalam permainan sepak bola salah


(9)

“teknikpassingdenganmenggunakan kaki bagiandalammerupakansalahsatuteknik yang harusdikuasaidalampermainansepak bola”.

Passing adalah mengumpan atau mengoper bola kepada teman satu tim. Salah

satu teknik yang wajib dikuasai dalam permainan sepak bola adalah passing menggunakan kaki bagian dalam. Teknik passing dengan menggunakan kaki bagian dalam adalah salah satu teknik dasar didalam permainan sepak bola yang berfungsi untuk mengoper bola dengan menggunakan kaki bagian dalam. Passing kaki bagian dalam dengan teknik yang baik mempengaruhi jalannya pertandingan. Semakin baik umpan-umpan atau passing yang digunakan maka semakin baik pula jalannya permainan dari sebuah tim, begitu pula sebaliknya. Masalah yang banyak terjadi di lapangan adalah siswa sulit melakukan passing kaki bagian dalam ini sehingga permainan pun tidak berjalan dengan semestinya. Salah satu penyebabnya adalah teknik menendang yang digunakan salah atau tidak benar. Baik itu posisi kaki atau perkenaan bola dengan kaki pada saat menendang.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan oleh penulis dilapangan terhadap salah satu gerak dasar permainan sepak bola, yaitu gerak dasar passing melalui tes terhadap siswa Kelas IV SD Negeri Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang, dari 25 orang siswa yang mampu melakukan gerak dasar passing dengan kaki bagian dalam dengan status baik hanya 5 orang atau sekitar 20%, selebihnya yaitu 20 orang atau 80% tidak mampu melakukan teknik dasar passing dengan kaki bagian dalam dengan status baik. Dengan demikian keterampilan gerak dasar passing dengan kaki bagian dalam merupakan suatu masalah yang terjadi di SD Negeri

CorendaKecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang yang harus dicarikan


(10)

Tabel I.I

Data Siswa kelas IV SD Negeri Corenda

Data Hasil Keterampilan Passing Dengan Kaki Bagian Dalam

NO NAMA

ASPEK YANG DINILAI

SKOR NILAI KET Posisi tubuh Perkenaan Gerak Lanjut

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 T TT

1. Wili Nugraha √ √ √ 6 50 √

2. M. Bintang √ √ √ 5 42 √

3. Sella Defrilian √ √ √ 6 50 √

4. Soleh Ginanjar √ √ √ 5 42 √

5. Sofi Nurlatifah √ √ √ 7 58 √

6. Siti Silmi Nurazmi √ √ √ 6 50 √

7. Oktaviani K. √ √ √ 4 33 √

8. Novi Hera Ardila √ √ √ 7 58 √

9. Nita Ristiani √ √ √ 4 33 √

10. M. Syahdan √ √ √ 9 75 √

11. Karina √ √ √ 9 75 √

12. Intan Ratna Komala √ √ √ 5 42 √

13. Fitri Novianti √ √ √ 6 50 √

14. Faiz Abdul Azizi √ √ √ 6 50 √

15. Encep Iwan S. √ √ √ 9 75 √

16. Desri Sapitri √ √ √ 5 42 √

17. Dandi Pamungkas √ √ √ 9 75 √

18. Astrid Dinda Aulia √ √ √ 5 42 √

19. Adhi Ainul Yaqin √ √ √ 7 58 √

20. Zidan Rizki F. √ √ √ 6 50 √

21. Yusep Iskandar √ √ √ 7 58 √

22. Ricky Pratama √ √ √ 6 50 √

23. Elsa Amelia S. √ √ √ 5 42 √

24. Cecep Mukhtadin √ √ √ 9 75 √

25. Diana Fitri √ √ √ 5 42 √

JUMLAH 156 1301 5 20

PERSENTASE% 20% 80%

1. Aspekpenilaian :

a. PosisiTubuh

1) Kaki tumpu berada disamping bola

2) Badan sedikit condong kedepan

3) Tangan rileks sebagai penyeimbang tubuh

4) Pandangan melihat bola

b. Perkenaan

1) Kaki tendang diayunkan kebelakang dan kaki bagian dalam mengenai tengah-tengah bola


(11)

3) Tangan rileks sebagai penyeimbang tubuh

4) Pandangan melihat bola

c. GerakLanjut

1) Kaki tendang mengikuti arah bola 2) Badan kembali ke posisi semula

3) Tangan rileks sebagai penyeimbang tubuh

4) Pandangan melihat boladansasaran

1. Kriteria Pensekoran

a. Skor 1, jika satu indikator tampak b. Skor 2, jika dua indikator tampak c. Skor 3, jika tiga indikator tampak d. Skor 4, jika semua indikator tampak 2. Kriteria Penilaian

KKM = 70

Jika siswa mendapat skor ≥ 70 dikatakan tuntas Jika siswa mendapat skor <70 dikatakan tidak tuntas Keterangan:

T = Tuntas

TT = Tidak Tuntas

Skor ideal = 12

Nilai = x100%

ideal skor

didapat yang

skor

Dari hasil tes yang telah dilakukan, dari jumlah 25 siswa dengan KKM 70, siswa yang tuntas hanya 5 orang atau 20% dan siswa yang tidak tuntas 20 orang atau 80%.Melihatdaripadahasiltabel di ataskeadaanpembelajarantentangpermainansepak bola,

makadapatdikatakanbahwakemampuansiswadalammenguasaimateripembelajaransang atrendah.


(12)

Adapun upaya yang diajukan adalah guru menerapkan pembelajaran menggunakan pengelolaan media yaitu siswa belajar teknik dasar passing kaki bagian dalam dengan cara tidak langsung, tetapi dengan pengelolaan media gawang kecil yang diletakkan beberapa meter dari posisi siswa yang akan menendang, sesuai dengan jarak tempuh yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan agar siswa merasa bersemangat dan antusias melakukan passing dengan kaki bagian dalam dan bola yang ditendang dengan passing kaki bagian dalam diharapkan tepat memasukkan bola pada sasarannya yaitu gawang kecil. Kegiatan dilakukan secara bergantian oleh siswa dan bervariasi. Pengadaan bola pun termasuk ke dalam pengelolaan media, disesuaikan dengan jumlah gawang yang telah disediakan, bola yang digunakan adalah bola yang sebenarnya dalam permainan sepak bola.

Pengelolaan diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu. Pengelolaan media gawang kecil disini dimaksudkan agar permainan sepak bola terutama dalam peningkatan teknik dasar passing menggunakan kaki bagian dalam agar pembelajaran menjadi aktif, kreatif dan inovatif. Sehingga membuat siswa menjadi tertarik dalam mengikuti permainan sepak bola khususnya teknik dasar passing kaki bagian dalam. Penyajian pembelajaran melalui pengelolaan media gawang kecil akan menimbulkan semangat dan antusias siswa. Gawang yang digunakan untuk media pembelajaran adalah gawang yang memiliki ukuran tidak sama seperti gawang sepak bola yang sebenarnya, gawang yang akan digunakan memiliki ukuran lebih kecil dari gawang sepak bola yang sebenarnya, baik dari segi ukuran lebar dan panjangnya. Hal ini dimaksudkan agar

passing yang dilakukan oleh siswa berjalan dengan benar sehingga posisi bola tidak

melambung ke arah yang tidak diharapkan atau keluar dari jalur arah gawang kecil

dan bola dapat dengan tepat menuju sasarannya yaitu gawang


(13)

pembelajaranmerupakansuatustrategidalampembelajaran.Penggunaan media dalampembelajarantidakhanyaberperansebagaialatbantuakantetapijugamerupakanstat egipembelajaran.

Siswa diharapkan dapat melakukan teknik dasar passing yang benar,secara

umum teknik pelaksanaannya adalah berdiri dengan bahu menghadap

sasaran,letakkan kaki tumpu disamping bola, letakkan kaki ayun menyamping dengan jari-jari kaki mengarah keatas, kemudian tendang bola tepat ditengahnya dengan menggunakan kaki bagian sisi ayun, lanjutkan gerakan tendangan ke arah depan dengan tetap menjaga posisi kaki.

Berikut ini tahapan dalam melakukan passing dengan menggunakan kaki bagian dalam (inside-of-the-foot) menurut Luxbacher (1998 : 12) :

1. Persiapan

a. Berdirimenghadang target

b. Letakkan kaki yang menahankeseimbangan di samping bola

c. Arahkan kaki ke target

d. Bahudanpinggullurusdengan target e. Tekukkansedikitlutut

f.Ayunkan kaki yang akanmenendang

g. Tempatkan kaki dalamposisimenyamping

h. Tangandirentangkanuntukmenjagakeseimbangan

i.Kepalatidakbergerak

j.Fokuskanperhatianpada bola

2. Pelaksanaan

a. Tubuhberada di atas bola

b. Ayunkan kaki yang akanmenendangkedepan

c. Tendangbagiantengah bola denganbagiansampingdalam kaki

1. Follow through

a. Pindahkanberatbadankedepan

b. Lanjutkangerakansearahdengan bola

c. Gerakanakhirberlangsungdenganmulus

Ditinjaudari proses

danhasilkemampuanternyatapembelajaranpassingbawahmasihsangatrendah.

Makadiperlukansebuahpenerapanpembelajaranaktif, kreatif, efektif,


(14)

mampumengaitkanpembelajaransiswasertamelibatkanberbagaisumberbelajaruntukme njembatanimateridalampembelajaran.

Dalam penelitian ini, peneliti mencoba mengkaji lebih dalam permasalahan di atas dengan melakukan penelitian yang menekankan pada penggunaan pengelolaan media dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Teknik Dasar Passing

Menggunakan Kaki Bagian Dalam Pada Pembelajaran Sepak Bola Melalui Pengelolaan Media Gawang Kecil di Kelas IV SD Negeri Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang”.

B. Perumusan Pemecahan Masalah 1. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, masalah yang dihadapi dalam penelitian ini adalah tentang pembelajaran teknik dasar sepak bola. Oleh karena itu diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat memudahkan siswa agar dapat belajar secara aktif, kreatif, mampu mengembangkan sifat positif dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Adapun media yang di gunakan dalam pembelajaran passing bawah ini adalah dengan menggunakan pengelolaan media gawang kecil. Dari uraian di atas, tentang permasalahan yang muncul di kelas IV SDN Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

a. Bagaimanakah perencanaan pembelajaran teknik dasar passing dengan kaki bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil pada permainan sepak bola bagi siswa kelas IV SDN Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang? b. Bagaimanakah kinerja gurudalam pembelajaran teknik dasar passing dengan kaki bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil pada permainan sepak bola bagi siswa kelas IV SDN Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang ?

c. Bagaimanakah aktivitas siswa pada pembelajaran teknik dasar passing dengan kaki bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil pada permainan


(15)

sepak bola bagi siswa kelas IV SDN Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang ?

d. Bagaimanakah hasil pembelajaran teknik dasar passing dengan kaki bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil pada permainan sepak bola bagi siswa kelas IV SDN Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang ?

2. Pemecahan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang muncul yaitu siswa kurang antusias dalam melakukan pembelajaran dan siswa kurang terorganisir sehingga keadaan saat pembelajaran menjadi tidak kondusif hal ini berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah, maka dari itu penulis mengajukan pemecahan masalah dengan menggunakan proses Penelitian Tindakan Kelas (class action research). Penelitian tindakan kelas pada prinsipnya adalah penelitian yang dilakukan dalam kelas oleh guru sebagai pelaku pembelajaran. Karena penelitian yang dilakukan dalam kelas maka harus melibatkan seorang guru penjas sebagai pelaksana pembelajaran dan seorang peneliti sebagai observer sehingga pelaksanaan dan hasil penelitian ini menjadi tidak biasa.Sedangkan konsep penelitian tindakan kelas terdiri dari empat komponen yaitu :

a. Tahap Perencanaan

1) Membuat rencanapembelajaran (RPP).

2) Membuat lembar observasi: untuk melihat bagaimana suasana belajar mengajar di kelas ketika pembelajaranpengelolaan media gawang kecil dilaksanakan yaitu lembar observasi, format wawancara, dan lembar hasil belajar siswa.

3) Mendesain alat evaluasi untuk melihat apakah materi gerakdasarpassingdengan kaki bagiandalamtelah dikuasai oleh siswa

b. Tahap Pelaksanaan

1) Mengkondisikan siswa kearah pembelajaran yang kondusifdengan media

pembelajaran

2) Guru memotivasi siswa


(16)

4) Guru menginformasikan tujuan pembelajaran 5) Penjelasan teknik passing kaki bagian dalam

 Posisi Tubuh

 Perkenaan

 GerakLanjut

6) Pelaksanaan passing

c. Observasi

Pada tahap observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Proses observasi dilakukan kegiatan pengamatan langsung terhadap

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada setiap pelaksanaan

tindakan.Observasi dilakukan oleh observer dalam hal ini peneliti sendiri, guru dan kepala sekolah. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Selain itu peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan alat pengumpul data yang telah dirancang. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peneliti melakukan wawancara terhadap siswa dan praktisi. Hasil observasi dijadikan sebagai dasar refleksi dari tindakan yang telah dilakukan untuk merancang tindakan selanjutnya.

d. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan akhir dalam penelitian yang mengkaji dan mempertimbangkan hasil pelaksanaan tindakan untuk direvisi atau diperbaiki agar kesalahan-kesalahan yang sebelumnya dilakukan tidak diulangi pada tahapan berikutnya.

C. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan atau memperbaiki praktek pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan secara khusus bertujuan untuk : a. Untukmengetahui perencanaanpembelajaran teknik dasar passing dengan kaki

bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil pada pembelajaran sepak bola bagi siswa kelas IV SDN Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang.


(17)

b. Untuk mengetahui kinerja guru dalam teknik dasar passing dengan kaki bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil pada pembelajaran sepak bola bagi siswa kelas IV SDN Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang. c. Untuk mengetahui aktivitas siswa dalam teknik dasar passing dengan kaki

bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil pada pembelajaran sepak bola bagi siswa kelas IV SDN Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang d. Untuk mengetahui hasil belajarpembelajaran teknik dasar passing dengan kaki

bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil pada pembelajaran sepak bola bagi siswa kelas IV SDN Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan peneliti dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

1. Kepentingan Akademis

a. Bagi pengembangan kurikulum di Sekolah Dasar khususnya sebagai bahan masukan pada pembelajaran penjaskes pada materi sepak bola.

b. Bagi satuan Sekolah Dasar, meningkatkan prestasi sekolah.

2. Kepentingan Praktis a. Bagi siswa

1) Dapat memotifasi dan membangkitkan minat belajar siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan khususnya tentang teknik passing kaki bagian dalam pada permainan sepak bola.

2) Dapat meningkatkan tingkat keberhasilan dalam pembelajaran pendidikan

jasmani olahraga dan kesehatan khususnya tentang teknik passing kaki bagian dalam pada permainan sepak bola.

b. Bagi guru

1) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pendidikan jasmani kesehatan dan olahraga di sekolah dasar.


(18)

3) Dapat memperbaiki proses pembelajaran passing kaki bagian dalam melalui media gawang kecil.

4) Dapat mengembangkan profesionalisme guru dalam melaksanakan pembelajaran

pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan.

c. Bagi peneliti

1) Dapat menambah wawasan bagi penulis dalam mengembangkan pembelajaran

pendidikan jasmani melalui pengelolaan media

2) Dapat mengetahui tingkat keberhasilan pengembangan pengelolaan media

sebagai inovasi pembelajaran pendidikan jasmani

d. Bagi lembaga

Bagi UPI PGSD Kampus Sumedang, yaitu hasil Penelitian Tindakan Kelas ini sebagai masukan dan bahan acuan dalam rangka perbaikan proses pembelajaran untuk menghasilkan tenaga pendidik yang memiliki kompetensi tinggi, khusunya bagi UPI PGSD Kampus Sumedang.

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman terhadap pokok-pokok permasalahan yang diteliti, maka akan dijelaskan beberapa istilah yang perlu diketahui kejelasannya diantaranya yaitu :

Meningkatkan, kata “meningkatkan” memiliki kata dasar “tingkat” yang berarti lapisan dari suatu yang bersusun dengan imbuhan me-kan kata tingkat menjadi meningkatkan yang diartikan mengusahakan dapat dinaikan ketingkat yang lebih baik (Alya, 2009: 423). Maksudnya adalah kenaikan hasil belajar siswa dari yang tidak bisa menjadi bisa.

Keterampilan dasar adalah kecakapan dasar untuk menyelesaikan tugas (KBBI edisi

ketiga Depdiknas, 2005 : 1880)

Mediaadalah berbagai komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang

untuk pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai pengantar dalam kegiatan proses belajar mengajar (Sopandi, 1987 : 195)


(19)

Pengelolaan adalah suatu rangkai kegiatan yang berintikan perencanaan,

pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya (Wardoyo,1980:41)

Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri

sendiri (Mohammad Zaid dalam Milman Yusdi 2010 :10)

Passing adalah mengumpan atau mengoper bola kepada teman satu tim. Menurut Ina Hasanah (2009: 49) passing adalah teknik memindahkan momentum bola dari satu pemain ke pemain lainnya dalam pertandingan sepak bola.

Passing kaki bagian dalam menurut Sukintaka (1983: 76) adalah salah satu teknik dasar didalam permainan sepak bola yang berfungsi untuk mengoper bola dengan menggunakan kaki bagian dalam. Adapun tekniknya diawali dengan awalan lurus dengan lurus, kaki tumpu diletakkan disamping bola dengan jari kaki menghadap ke depan dan lutut sedikit ditekuk, badan condong ke depan sehingga hidung, lutut dan ujung kaki satu garis.

Sepak bola merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu yang

masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain, yang lazim disebut kesebelasan. Masing-masing regu atau kesebelasan berusaha memasukkan bola sebanyak-banyaknya ke dalam gawang lawan dan mempertahankan gawangnya sendiri agar tidak kemasukkan. Sepak bola adalah permainan beregu yang dimainkan masing regu terdiri dari sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang, masing-masing regu atau kesebelasan berusaha menguasai bola, memasukkan bola ke dalam gawang lawan sebanyak mungkin dan berusaha mematahkan serangan lawan untuk melindungi atau menjaga gawangnya agar tidak kemasukkan bola (Nurdin, 2005: 55).


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas, dilaksanakan di SDN Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang. Pemilihan lokasi penelitian didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut :

a. Terdapat sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh guru di sekolah tersebut dalam pelaksanaan program sekolah khususnya dalam pembelajaran penjaskes. Hal tersebut melatar belakangi minat peneliti dan guru mencari solusi terbaik untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan gerak dasar menendang menggunakan kaki bagian dalam pada pembelajaran sepak bola.

b. Untuk memperbaiki proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran

penjaskes karena pada saat pembelajaran masih banyak ditemui permasalahan yang dihadapi guru.

Gambar 3.1

Denah Lokasi SDN Corenda Lapangan Upacara

Gudang Perpus Ruang Kepsek Ruang

Guru

III II I

WC Guru WC

Siswa IV

V VI

Kolam ikan

Mushola


(21)

a) Keadaan Siswa

Keadaan siswa pada penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2012/2013 yang berjumlah 25 orang yang terdiri dari yang terdiri 12 siswa laki-laki dan 13 siswa perempuan namun jumlah keseluruhan SDN Corenda berjumlah 181 siswa yang terdiri dari 91 laki-laki dan 90 orang perempuan.

Tabel 3.1

Daftar Siswa SDN Corenda

No Kelas Banyak Siswa Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 I 18 15 33 2 II 17 19 36 3 III 14 15 29 4 IV 12 13 25 5 V 19 18 37 6 VI 11 10 21

Jumlah 91 90 181

b) Keadaan Guru

SDN Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang mempunyai tenaga pengajar sebanyak 12 orang, terdiri dari PNS sebanyak 10 orang dan Sukwan 2 orang. Selain itu terdapat 1 orang penjaga dan 1 orang tenaga administrasi.

Tabel 3.2

Daftar Tenaga Pengajar SDN Corenda

No Nama NIP Gol Jabatan

1 Wawan Ruswandi E.,S.Pd 196109011983051003 IV/A Kepala Sekolah 2 Dedeh Gusmalayati, S.Pd 196012081982012004 IV/A Guru Kelas I 3 Nanang Ruhiat 196109021983051002 IV/A Guru Kelas IV 4 Entin Suhartini 195607011984122001 IV/A Guru PAI I-VI 5 Tati Haryati,S.Pd 196311121988032006 IV/A Guru Kelas IIA 6 Udin Wahyudin, S.Pd 196701031988031006 IV/A Guru Penjas I-VI 7 Nunung Aat A.,S.Pd 196804211990032001 III/D Guru Kelas III 8 Ikoh Rohaeti,S.Pd 19700906200812005 III/A Guru Kelas VI 9 Enok Juaningsih,S.Pd 196904042008012013 III/A Guru Kelas V 10 Entin Sutini,S.Pd 196606172006042001 II/C Guru Kelas IIB 11 Momod 195705031985101001 II/C Penjaga 12 Novi Sri.,S.Pd Sukwan III-VI 13 Ade Listiyana,S.Pd Sukwan I-VI 14 Cece Ramdan S.,S.Kom Tenaga Administrasi


(22)

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian yaitu sebanyak lima bulan dari Januari sampai dengan bulan Mei 2013. Penelitian disesuaikan dengan waktu pelajaran penjas yaitu setiap hari rabu pukul 07.30 WIB sampai dengan selesai. Kegiatan dipusatkan di lapangan sekolah, mulai dari pelaksanaan sampai evaluasi persiklus.

Tabel 3.3

Waktu Pelaksanaan Penelitian

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian, dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang tahun ajaran 2012-2013, yang berjumlah 25 orang siswa yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

Adapun alasan pemilihan subjek penelitian di kelas IV SDN Corenda berdasarkan pada pertimbangan hasil data awal yang diperoleh bahwa tingkatan

No Kegiatan

Waktu Pelaksanaan

Januari Februari Maret April Mei 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penyusunan Proposal 2 Seminar Proposal 3 Pelaksanaan

Siklus I 4

Analisis Data 5 Perencanaan dan

Tindakan Siklus II 6

Analisis Data 7 Perencanaan dan

Pelaksanaan Siklus III 8

Analisis Data 9 Penyusunan dan

Revisi 10


(23)

pemahaman siswa dalam gerak dasar passing masih kurang, sehingga siswa kesulitan dalam melakukan gerak dasar menendang dengan kaki bagian dalam kurang mempunyai bekal kemampuan pemahamnnya untuk tingkat pendidikan berikutnya.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi adalah hampir sebagian besar siswa kelas IV SDN Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang mengalami kesulitan dalam melakukan gerak dasar passing dengan kaki bagian dalam. Dari permasalahan yang ditemukan dengan penerapan model pengelolaan gawang kecil dapat dijadikan sebagai media pembelajaran yang dapat membantu memecahkan masalah yang berkaitan dengan gerak dasar passing melihat dari hasil observasi yang belum optimal. Persoalannya adalah bagaimana penggunaan penerapan pengelolaan media gawang kecil digunakan dalam memecahkan gerak dasar passing yang belum di kuasai oleh siswa. Karena permasalahan diatas sangat mendesak untuk diselesaikan sehingga digunakanlah Metode Penelitian Tindakan Kelas. Digunakannya penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini diharapkan dapat mempunyai dampak langsung untuk perbaikan dan peningkatan profesionalisme guru dalam mengelola proses pembelajaran di kelas. Kemudian penelitian ini mengacu kepada penelitian tindakan kelas model Kemmis dan Taggart seperti dijelaskan dalam Kasbolah (1999:14) mengatakan :

Penelitian tindakan juga digambarkan sebagai suatu proses yang dinamis di mana ke empat aspek, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi harus dipahami bukan sebagai langkah-langkah yang statis, terselesaikan dengan sendirinya, tetapi lebih merupakan momen-momen dalam bentuk spiral yang menyangkut perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

Wardani, Igak (2008 : 14) menyimpulkan bahwa “Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan memperbaiki kinerja guru, sehingga hasil belajar siswa meningkat”.

Definisi yang dikemukakan oleh Ebbut (Kasbolah, 1998 : 13) adalah sebagai berikut ”Penelitian Tindakan merupakan studi yang sistematis yang dilakukan dalam


(24)

upaya memperbaiki praktik-praktik dalam pendidikan dengan melakukan tindakan praktis serta refleksi dari tindakan tersebut. Ebbut melihat proses dan penelitian tindakan ini sebagai suatu rangkaian siklus yang berkelanjutan.

Dengan mengacu kepada beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan praktek pembelajaran. Sehingga penelitian tindakan kelas berfokus pada permasalah praktis, yaitu permasalahan proses pembelajaran yang terjadi dikelas yaitu pada aspek-aspek pembelajaran seperti suasana kelas yang kurang kondusif, metode pembelajaran yang kurang tepat, media pembelajaran yang kurang mendukung, atau sistem penilaian yang kurang sesuai. Penelitian ini dilakukan untuk membantu guru dalam meningkatkan pemahaman siswa terhadap pembelajaran mengenai gerak dasar

passing. Selain itu, guru mempunyai peranan penting dalam setiap perencanaan,

tindakan, observasi, dan refleksi.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif. Menurut pendapat Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007: 3) mendefinisikan bahwa “metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. Sedangkan menurut Kirk dan Miller (Moleong, 2007 : 3) mendefinisikan bahwa “penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan dalam peristilahannya”.

Untuk penelitian kuantitatif digunakan istilah scientific paradigm (paradigma ilmiah, penulis). Pada dasarnya, baik teknik kuantitatif maupun teknik kualitatif dapat digunakan bersama-sama. Namun, penekanannya diletakkan pada teknik tertentu. Paradigma ilmiah member tekanan pada teknik kuantitas, sedangkan paradigma alamiah memberi tekanan pada penggunaan teknik kualitatif. Dalam menentukan penelitian yang baik, paradigm ilmiah sangat percaya pada kriteria rigor, yaitu


(25)

kesahihan eksternal dan internal, keandalan, dan objektivitas. Menurut Guba dan Lincoln (1981 : 66) penekanan pada kriteria tersebut terang membawa eksperimen pada penyusunan yang bagus, tetapi sering sempit cakupannya. Kenyataan bahwa kebanyakan eksperimen memasukkan situasi yang kurang dikenal.

Paradigma ilmiah mempunyai maksud dalam usahanya menemukan pengetahuan melalui vertifikasi hipotesis yang dispesifikasikan secara apriori. Pencaritahu alamiah di pihak lain, menitik beratkan upayanya pada usaha menemukan unsur-unsur atau pengetahuan yang belum ada dalam teori yang berlaku.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk memahami segala sesuatu yang dialami oleh subjek penelitian baik mengenai perilaku atau tindakan. Sedangkan penelitian kuantitatif biasanya tidak puas dengan hasil analisis statistik. Paradigma ilmiah memanfaatkan tes tertulis atau kuesioner atau menggunakan alat fisik lainnya. Dengan kata lain maka tepatlah jika digunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini yang diharapkan mampu memberikan kontribusi yang positif dalam pembelajaran sehingga mampu mengatasi ketidak pahaman siswa akan teknik dasar

passing. Dengan demikian bidang kajian penelitian ini yaitu praktek pembelajaran

yang memfokuskan kepada penerapan pendekatan penerapan pengelolaan media gawang kecil dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas dan pendekatannya menggunakan pendekatan kualitatif.

2. Desain Penelitian

Dengan berpatokan pada refleksi awal, maka dilaksanakanlah penelitian tindakan kelas ini dalam bentuk siklus, peneliti menggunakan Model Spiral Kemmis dan Mc. Taggart (Kasbolah, 1999:70), yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang, berkelanjutan artinya semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya. Model ini meliputi empat langkah yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan, dan refleksi.


(26)

Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis dan Taggart (Wiriaatmaja, 2005: 66)

Tahapan model Kemmis dan Mc Taggart:

a. Perencanaan (plan): Pada tahap ini, guru merencanakan pembelajaran

berdasarkan permasalahan. Misalnya, permasalahan siswa adalah kesulitan menjawab pertanyaan, pada tahap ini guru merancang strategi bertanya untuk mendorong siswa mampu menjawab pertanyaan.

b. Tindakan (action): Pada tahap ini, rancangan guru dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

c. Pengamatan (observe): Pada tahapan ini, diamati kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

d. Refleksi (reflect): Pada tahap ini, dianalisis kekurangan dan kelebihan dari rancangan yang telah dilaksanakan. Apabila terdapat kekurangan, maka kegiatan pembelajaran perlu diperbaiki.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian tindakan kelas. Adapun pelaksanaan seetiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut:


(27)

1. Tahap Perencanaan Tindakan

Berdasarkan hasil observasi awal, maka peneliti merencanakan perbaikan terhadap kondisi awal yang dianggap kurang baik dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran passing kaki bagian dalam melalui sebuah RPP yang merupakan perbaikan.

Tindakan dalam penelitian tindakan kelas disusun berdasarkan masalah yang hendak dipecahkan dan hipotesis yang diajukan. Rencana tindakan disusun untuk menguji secara empirik dari ketepatan hipotesis yang diajukan. Suatu tindakan yang dilakukan untuk memperbaiki praktik pembelajaran passing kaki bagian dalam melalui pengelolaan gawang kecil secara bertahap, antara lain sebagai berikut :

a. Siklus I

Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan siklus I adalah sebagai berikut :

1). Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) 2). Menyiapkan media pembelajaran

3). Menyiapkan instrumen pengumpulan data untuk digunakan dalam pelaksanaan tindakan berupa format observasi kinerja guru (IPKG 1 dan IPKG 2), format penilaian aktivitas siswa dan format hasil belajar siswa. Serta format wawancara dan catatan lapangan.

4). Memberikan informasi kepada guru dan kepala sekolah untuk bertindak sebagai mitra semua hal tentang tindakan.

b. Siklus II

Berikut langkah-langkah yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan siklus II adalah sebagai berikut :

1). Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) 2). Menyiapkan media pembelajaran.


(28)

3). Berkolaborasi dengan mitra untuk mempersiapkan skenario pembelajaran dengan menambahkan beberapa kegiatan atau pendukung dari hasil refleksi siklus I.

4). Mempersiapkan pelaksanaan refleksi siklus I dengan segala perubahan dan pengolahan lapangan dan peraturan permainan yang disederhanakan.

5). Menyusun skenario pembelajaran teknik dasar passing kaki bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil.

6). Mempersiapkan lembar observasi yang baru serta instrumen yang lain untuk penelitian tindakan siklus II.

c. Siklus III

Berikut langkah-langkan kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan tindakan siklus III adalah sebagai berikut :

1). Menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) 2). Menyiapkan media pembelajaran

3). Berkolaborasi dengan mitra mempersiapkan skenario pembelajaran dengan menambahkan beberapa kegiatan atau pendukung dari hasil refleksi siklus II. 4). Mempersiapkan pelaksanaan refleksi siklus II dengan segala perubahan dan

pengolahan lapangan dan peraturan yang disederhanakan.

5). Menyusun skenario pembelajaran teknik dasar passing kaki bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil.

6). Mempersiapkan lembar observasi yang baru serta instrumen yang lain untuk penelitian tindakan siklus III.

Membuat alat evaluasi yang sesuai untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pemahaman siswa dalam materi yang telah dipelajari yaitu tentang teknik dasar

passing kaki bagian dalam.

2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahap ini, langkah-langkah pembelajaran dan tindakan yang akan mengacu kepada perencanaan yang telah dibuat dan dilaksanakan sesuai dengan penelitian yang ada. Serta melakukan pengamatan terhadap proses yang sedang


(29)

berlangsung mulai dari awal perencanaan sampai seluruh tindakan dilaksanakan. Adapun langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya meningkatkan passing kaki bagian dalam pada siklus I yaitu sebagai berikut:

a. Kegiatan awal (10 menit)

1). Siswa dibariskan menjadi lima baris 2). berdo’a

3). Mengecek kehadiran siswa

4). Menegur siswa yang tidak berpakaian lengkap

5). Melakukan gerakan pemanasan yang berorientasi kepada materi inti b. Kegiatan Inti (50 menit)

1). Penjelasan cara melakukan latihan teknik dasar passing kaki bagian dalam yang dilakukan perorangan dan berkelompok dengan baik.

2). Melakukan latihan teknik dasar passing kaki bagian dalam yang dilakukan perorangan dan berkelompok dengan koordinasi yang baik.

2). Penjelasan cara melakukan teknik dasar passing kaki bagian dalam dengan media gawang kecil dengan jarak 3m yang dilakukan perorangan dan berkelompok dengan baik.

4). Melakukan teknik dasar passing kaki bagian dalam dengan media gawang kecil dengan jarak 3m dengan posisi gawang berada di depan, belakang, samping kanan dan samping kiri. Posisi siswa berada di tengah -tengah gawang, yang dilakukan perorangan dengan baik.

c. Kegiatan Akhir (10 menit)

1). Siswa di kumpulkan mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang telah dilakukan/diajarkan.

2). Memperbaiki tentang kesalahan-kesalahan gerakan yang di lakukan. 3). Melakukan gerakan pendinginan


(30)

3. Tahap Observasi

Pada tahap observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Proses observasi dilakukan kegiatan pengamatan langsung terhadap pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan pada setiap pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan oleh observer dalam hal ini peneliti sendiri, guru dan kepala sekolah. Kegiatan observasi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kinerja guru dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran.

Selain itu peneliti melakukan pengamatan dengan menggunakan alat pengumpul data yang telah dirancang. Setelah kegiatan pembelajaran selesai, peneliti melakukan wawancara terhadap siswa dan praktisi. Hasil observasi dijadikan sebagai dasar refleksi dari tindakan yang telah dilakukan untuk merancang tindakan selanjutnya.

4. Analisis dan Refleksi

Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dianalisis. Kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang terjadi pada setiap siklus akan diperbaiki pada siklus berikutnya. Tahap ini adalah merupakan kegiatan terakhir penelitian. Pada tahap ini data yang diperoleh dari hasil observasi dikumpulkan, dianalisis, dan diinterprestasikan untuk dijadikan penyusunan rencana tindakan berikutnya sebagai perbaikan terhadap pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.

E. Instrumen Penelitian

1. Format Observasi Perencanaan Kinerja Guru

Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah IPKG 1 (Instrumen Penilaian Kinerja Guru) dilakukan untuk mengukur perencanaan tindakan dalam hal ini kinerja guru dalam merencanakan pembelajaran Passing dengan kaki bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil. Dalam hal ini kemampuan merencanakan pembelajaran seorang guru dapat dilihat pada saat sebelum melaksanakan pembelajaran, dimana dalam penelitian ini penulis bertindak sebagai guru.


(31)

Tabel 3.4

Format Observasi Perencanaan Pembelajaran Kinerja Guru No Komponen Rencana Pembelajaran

Aspek Yang

diamati Tafsiran 1 2 3 4 K C B BS A Perumusan Tujuan Pembelajaran

1. Rumusan tujuan pembelajaran 2. Kejelasan Rumusan

3. Kejelasan Cukupan Rumusan 4. Kesesuaian dengan kompetensi dasar

Jumlah Persentase %

B Mengembangkan dan Mengorganisasikan Materi Media Sumber Belajar dan Metode Pembelajaran

1. Mengembangkan dan mengorganisasikan materi pembelajaran

2. Menentukan dan mengembangkan alat bantu pambelajaran 3. Memilih sumber belajar

4. Memilih metode pembelajaran Jumlah Persentase %

C Merencanakan Skenario Kegiatan Pembelajaran 1. Menentukan jenis kegiatan penbelajaran

2. Menyusun langkah-langkah kegiatan penbelajaran 3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran 4. Kesesuaian media pembelajaran dengan tujuan

pembelajaran

5. Kesesuaian metode, materi, dan peserta didik Jumlah

Persentase %

D Merencanakan Prosedur, Jenis dan Menyiapkan Alat Penilaian

1. Menentukan proses dan jenis penilaian 2. Membuat alat penilaian

3. Menentukan kriteria penilaian Jumlah Persentase % E Tampilan Dokumen Rencana Pembelajaran

1. Kebersihan dan kerapian 2. Penggunaan bahasa tulis

Jumlah Persentase % Total Presentase

Keterangan : 76% - 100% = kategori Baik Sekali (BS)

51% - 75% = kategori Baik (B)

26% - 50% = kategori Cukup (C)


(32)

Deskriptor Perencanaan Pembelajaran A. Merumuskan tujuan pembelajaran.

1. Rumusan tujuan pembelajaran tidak jelas dan tidak lengkap.

2. Rumusan tujuan pembelajaran jelas tapi tidak lengkap atau tidak jelas tapi lengkap.

3. Rumusan tujuan pembalajaran jelas dan lengkap, atau jelas dan logis atau lengkap dan logis.

4. Rumusan tujuan pembelajaran lengkap dan disusun secara logis.

B. Mengembangkan dan mengorganisasikan meteri, media (alat bantu pembelajaran) metode pembelajaran dan sumber pembelajaran.

1. Mengembangkan dan mengorganisasikan meteri pembelajaran

a. Cakupan materi.

b. Sistematika meteri.

c. Kesesuaian dengan kemampuan dan kebutuhan siswa.

d. Kemutakhiran (kesesuaian dengan perkembangan terakhir dalam

bidangnya).

2. Menentukan dan mengembangkan alat pembelajaran

a. Direncanakan penggunaan satu macam media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Direncanakan penggunaan lebih dari satu media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

c. Direncanakan penggunaan setu media yang sesuai dengan tujuan.

d. Direncanakan penggunaan lebih dari satu macam media yang sesuai dengan media.

3. Memilih sumber belajar

a. Kesesuaian sumber belajar dengan tujuan.

b. Kesesuaian sumber belajar dengan perkembangan siswa.

c. Kesesuaian sumber belajar dengan materi yanga akan di ajarkan. d. Kesesuaian sumber belajar dengan lingkungan siswa.


(33)

4. Memilih metode pembelajaran

a. Direncanakan menggunakan satu macam media tetapi tidak esuai dengan tujuan.

b. Direncanakan menggunakan lebih dari satu media tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

c. Direncanakan penggunaan satu macam media yang sesuai dengan tujuan.

d. Direacanakan penggunaan media yang sesuai dengan tujuan.

C. Merencanakan Skenario Kegiatan Pembelajaran

1. Menentukan jenis kegiatan pembelajaran a. Sesuai dengan tujuan.

b. Sesuai dengan perkembangan anak.

c. Sesuai dengan bahan yang di ajarkan. d. Sesuai dengan waktu yang tersedia.

2. Menyusun langkah-langkah pembelajaran

a. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, penutup tetapi tidak rinci.

b. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci tatapi tidak sesuai dengan tujuan dan materi pembelajaran.

c. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci dan sesuai dengan tujuan atau sesuai dengan materi pembelajaran.

d. Dicantumkan langkah pembukaan, inti, dan penutup secara rinci serta sesuai dengan tujuan dan meteri pembelajaran.

3. Menentukan alokasi waktu pembelajaran

a. Alokasi waktu keseluruhan dicantumkan pada rencana pembelajaran. b. Alokasi waktu untuk setiap langkah (kegiatan pembukaan, inti, dan

penutup) dicantumkan.

c. Alokasi waktu kegiatan inti lebih besar daripada jumlah waktu kegiatan pembukaan dan penutup.

d. Alokasi waktu untuk setiap kegiatan dalam langkah-langkah pembelajaran dirinci secara proporsional.


(34)

4. Kesesuaian metode, materi dan tujuan

a. Dicantumkan strategi pembelajaran digunakan.

b. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan tujuan.

c. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan meteri dan tujuan. d. Dicantumkan strategi pembelajaran sesuai dengan materi dan tujuan secara

rinci.

5. Kesesuaian metode, mteri dan peserta didik

a. Dicantumkan metode, materi yang memudahkan peserta didik.

b. Dicantumkan metode, materi yang dapat di demonstrasikan peserta didik. c. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebapkan perubahan peserta

didik.

d. Dicantumkan metode, materi yang dapat menyebapkan perubahan watak, sikap dan keterampilan peserta didik.

D. Merencanakan prosedur, jenis, dan menyiapkan alat penilaian

1. Merencanakan prosedur dan jenis penilaian

a. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja tetapi tidak sesuai dengan tujuan.

b. Tercantum prosedur atau jenis penilaian saja yanag sesuaia dangan tujuan.. c. Tercantum prosedur atau jenis penilaian salah satu di antaranya sesuai

dengan tujuan.

d. Tercantum prosedur atau jenis penilaian keduanya sesuai dengan tujuan 2. Membuat alat penilaian sesuai dengan tujuan

a. Tidak tercantum alat penilaian yang sesuai dengan bentuk penilaian.

b. Alat penilai ada tapi tidak sesuai dengan bentuk perubahan dan tidak lengkap.

c. Alat penilaian ada sesuai dengan bentuk perubahan tetapi tidak lengkap. d. Alat penilai ada sesuai dengan bentuk perubahan dan lengkap.

3. Menentukan kriteria penilaian


(35)

b. Kriteria penilaian ditulis dengan bahasa yang jelas dan mudah dipahami. c. Tafsiran penilaian mewakili hasil hasil kegiatan.

d. Descriptor atau kunci jawaban jelas dan sesuai dengan alat penilaian.

E. Tampilan dokumen rencana pembelajaran

1. Kebersihan dan kerapihan

a. Tulisan dapat di baca dengan mudah. b. Tidak banyak coretan.

c. Bentuk dan tulisan baku. 2. Penggunaan bahasa tulis

a. Bahasa komuniktif, mudah dimengerti dan dilaksanakan. b. Pilihan kata tepat.

c. Struktur kalimat baku.

d. Struktur penulisan sesuai dengan EYD.

2. Format Observasi Pelaksanaan Kinerja Guru

IPKG 2 ( Instrumen Penilaian Kinerja Guru ) dilakukan untuk mengukur kemampuan melaksanakan pembelajaran passing dengan kaki bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil. Yang dalam hal ini kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran passing dengan kaki bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil. Dalam hal ini kemampuan melaksanakan pembelajaran seorang guru dapat dilihat pada saat melaksanakan pembelajaran, dimana dalam penelitian ini penulis bertindak sebagai guru dan observer bersama mitra (Guru Penjas).

Pedoman observasi kinerja guru merupakan sebuah format yang berisi indikator tentang keadaan yang menggambarkan kinerja guru kelas IV pada saat berlangsungnya pelaksanaan tindakan penerapan pendekatan pengelolaan media gawang kecil, yaitu pada proses pembelajaran passing dengan kaki bagian dalam.

Lembar observasi ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pelaksanaan tindakan kelas sesuai dengan rencana tindakan yang telah ditentukan atau sesuai dengan RPP yang telah dibuat.


(36)

Tabel 3.5

Format Observasi Pelaksanaan Pembelajaran Kinerja Guru

No Aspek Yang diamati Penilaian Tafsiran

1 2 3 4 K C B BS A Pra Pembelajaran

1. Kesiapan ruang, alat, dan media pambelajaran 2. Memeriksa kesiapan siswa

Jumlah Persentase % B Membuka Pembelajaran

1. Melakukan kegiatan apersepsi dan pemanasan

2. Menyiapkan komponen (tujuan) yang akan dicapai dan rencana kegiatan

Jumlah Persentase % C Mengelola Inti Pembelajaran

1. Memberikan petunjuk dan contoh gerakan teknik menendang dengan menggunakan kaki bagian dalam pada permainan sepakbola

2. Mengenal respon dan pertanyaan siswa

3. Menendang dengan kaki bagian dalam melalui media gawang kecil

4. Memicu dan memelihara ketertiban siswa

5. Memantapkan teknik menendang dengan menggunakan kaki bagian dalam melalui media gawang kecil

Jumlah Persentase %

D Mendemonstrasikan Kemampuan Khusus Dalam Pembelajaran Penjas

1. Teknik menendang dengan menggunakan kaki bagian dalam 2. Memberikan kesempatan secara leluasa kepada siswa melakukan

teknik menendang dengan menggunakan kaki bagian dalam 3. Membimbing siswa melakukan gerakan teknik menendang

dengan menggunakan kaki bagian dalam melalui media gawang kecil

4. Memberikan pertolongan kepada siswa yang mengalami kesulitan 5. Penggunaan media sasaran

Jumlah Persentase %

E Melaksanakan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar

1. Melaksanakan penilaian selama proses dan akhir pembelajaran 2. Melaksanakan penilaian pada akhir pembelajaran

Jumlah Persentase % F Kesan Umum Kinerja Guru

1. Keefektifan proses pembelajaran 2. Penampilan guru dalam pembelajaran

Jumlah Persentase % Total Persentase


(37)

Keterangan : 76% - 100% = kategori Baik Sekali (BS)

51% - 75% = kategori Baik (B)

26% - 50% = kategori Cukup (C)

1% - 25% = kategori Kurang (K)

Deskriptor Kinerja Guru A. Pra Pembelajaran

Penjelasan :

1. Kesiapan ruang, alat dan media pembelajaran

Kesiapan ruang (misal keberadaan, kebersihan, peruntukkan/pengaturan perabot), alat pembelajaran (misal papan tulis, kapur/spidol), dan media (misal OHP, LCD, dan kelengkapannya)

2. Memeriksa kesiapan siswa

Mempersiapkan siswa, antara lain mencakup kehadiran, kerapihan, ketertiban, perlengkapan, pembelajaran, kesiapan belajar.

3. Rumusan tujuan pembelajaran jelas dan lengkap, atau jelas dan logis atau lengkap dan logis.

4. Rumusan tujuan pembelajaran lengkap dan disusun secara logis.

NILAI PENJELASAN

1 2 3 4

Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak

B. Membuka kegiatan pembelajaran

1. Menarik perhatian anak.

2. Memotivasi anak.

3. Mengaitkan materi dengan pengalaman anak


(38)

NILAI PENJELASAN 1

2 3 4

Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak

C. Mengelola inti pembelajaran

1. Isi kegiatan yang disampaikan benar, tidak ada yang menyimpang. 2. Penyampaian lancar, tidak tersendat-sendat.

3. Penyampaian sistematis.

4. Materinya benar dan mudah dimengerti anak.

NILAI PENJELASAN

1 2 3 4

Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak

D. Mendemontrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran penjas

1. Melakukan gerakan persiapan, pelaksanaan dan akhir. 2. Leluasa melakukan aktivitas siswa.

3. Mengarahkan dan mengoreksi gerakan.

4. Membantu atau menentukan solusi pada siswa.

NILAI PENJELASAN

1 2 3 4

Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak


(39)

E. Melaksanakan penilaian proses dann hasil belajar

1. Melaksanakan penilaian/pengamatan selama kegiatan berlangsung sesuai dengan

bentuk penilaian yang sudah ada.

2. Menilai kemajuan anak secara individual.

3. Mengajukan pertanyaan atau tugas selama kegiatan berlangsung. 4. Memberi balikan dan perbaikan dari hasi penilaian.

NILAI PENJELASAN

1 2 3 4

Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak

F. Kesan umum kinerja guru

1. Guru terlibat langsung dalam pembelajaran.

2. Guru memberi kesempatan untuk leluasa pada siswa. 3. Pakaian guru yang sesuai dengan kondisi di lapangan. 4. Lembar aktivitas siswa.

NILAI PENJELASAN

1 2 3 4

Satu deskriptor tampak Dua deskriptor tampak Tiga deskriptor tampak Empat deskriptor tampak


(40)

3. Format Observasi Aktivitas Siswa

Tabel 3.6

Format Observasi Aktivitas Siswa NO NAMA

ASPEK YANG DINILAI

JML SKOR

TAFSIRAN SEMANGAT KERJASAMA DISIPLIN

1 2 3 1 2 3 1 2 3 K C B

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. JUMLAH PERSENTASE(%) Keterangan : Skor ideal = 9

Nilai = Skor yang diperoleh x 100% Skor ideal

Tafsiran :

Baik 7-9

Cukup 4-6

Kurang 1- 3

Lembar aktivitas siswa untuk mengetahui aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini terkait dengan nilai semangat, kerjasama, dan kedisiplinan siswa pada saat pembelajaran. Format observasi aktivitas siswa digunakan untuk mendapatkan gambaran secara langsung kegiatan belajar siswa.


(41)

Data observasi diperoleh langsung dengan jalan melihat dan mengamati kegiatan siswa, dengan demikian data tersebut dapat bersifat objektif dalam melukiskan aspek-aspek kepribadian siswa menurut keadaan yang sebenarnya. Aspek pengamatan memuat semangat, kerjasama, disiplin.

Deskriptor Penilaian :

1. Semangat

Skor 3 : Selalu ingin memeprbaiki kesalahan. Skor 2 : Aktif melakukan semua kegiatan. Skor 1 : Berani berinisiatif.

2. Kerjasama

Skor 3 : Mau membantu teman selama kegiatan pembelajaran Skor 2 : Menghargai pendapat dan pekerjaan teman

Skor 1 : Tidak mengganggu teman 3. Disiplin

Skor 3 : Mematuhi petunjuk guru

Skor 2 : mengikuti kesepakatan bersama Skor 1 : Tidak mengganggu teman

4. Format Hasil Belajar Siswa

Format tes dalam penelitian ini diujikan diakhir pembelajaran yang berguna untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai materi teknik passing dengan kaki bagian dalam. Dalam penelitian ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa pada kegiatan akhir pembelajaran, tujuannya untuk mengetahui data hasil belajar siswa dalam setiap siklusnya. Dilakukan untuk melihat keberhasilan belajar siswa sebelum dan setelah pemberian tindakan dengan membandingkan nilai yang diperoleh.


(42)

Tabel 3.7

Format Hasil Belajar Siswa

NO NAMA

ASPEK YANG DINILAI

J M L S KO R N IL A I KET POSISI

TUBUH PERKENAAN

GERAK LANJUT

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 T TT

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. JUMLAH RATA-RATA 1) Aspek penilaian :

a. Posisi Tubuh

1) Kaki tumpu berada disamping bola

2) Badan sedikit condong kedepan

3) Tangan rileks sebagai penyeimbang tubuh

4) Pandangan melihat bola

b. Perkenaan

1) Kaki tendang diayunkan kebelakang dan kaki bagian dalam mengenai tengah-tengah bola


(43)

3) Tangan rileks sebagai penyeimbang tubuh

4) Pandangan melihat bola

c. Gerak Lanjut

1) Kaki tendang mengikuti arah bola 2) Badan kembali ke posisi semula

3) Tangan rileks sebagai penyeimbang tubuh

4) Pandangan melihat bola

1) Kriteria Pensekoran

a. Skor 1, jika satu indikator tampak b. Skor 2, jika dua indikator tampak c. Skor 3, jika tiga indikator tampak d. Skor 4, jika semua indikator tampak 2) Kriteria Penilaian

Nilai KKM = 70

a. Jika siswa mendapat skor ≥ 70 dikatakan tuntas

b. Jika siswa mendapat skor < 70dikatakan tidak tuntas Keterangan:

T = Tuntas

TT = Tidak Tuntas

Skor ideal = 12

Nilai = x100%

ideal skor

didapat yang

skor

5. Catatan Lapangan

Catatan lapangan memuat hal-hal yang terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Catatan lapangan sebagai salah satu wujud dari pengamatan yang digunakan untuk mencatat data kualitatif, kasus istimewa dan melukiskan suatu proses pelaksanaan tindakan yang berisi rekaman perkembangan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran digunakan untuk menjaring data yang dilihat, didengar dan diamati untuk menentukan hasil analisis. Adapun alat observasi catatan


(44)

lapangan yang digunakan adalah format penilaian dengan kriteria penilaian sebagai berikut.

a. Aspek yang diamati

b. Deskriptor proses belajar

c. Komentar

CATATAN LAPANGAN

Tindakan (Siklus) : Siklus 1

Hari/Tanggal :

Waktu :

Aspek Deskripsi Proses Belajar Komentar

1. Tahap

Perencanaan

Rancangan tindakan disusun dalam

bentuk skenario pembelajaran untuk 1x

pertemuan meliputi pembelajaran

dengan alokasi waktu 2x35menit.

Pembelajaran direncanakan dan

dilaksanakan dengan membentuk

kelompok sesuai dengan banyaknya siswa.

2. Tahap Pelaksanaan

Guru mendemontrasikan gerak dasar

passing kaki bagian dalam melalui media

gawang kecil dengan jarak 3m dengan benar kemudian mengarahkan siswa belajar passing bola dengan kaki bagian dalam. Dilanjutkan dengan bermain sepak bola dengan peraturan yang dimodifikasi.

3. Tahap Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan dengan tes praktek gerak dasar passing kaki bagian dalam

kepada tiap siswa dengan diberi


(45)

CATATAN LAPANGAN

Tindakan (Siklus) : Siklus II

Hari/Tanggal :

Waktu :

Aspek Deskripsi Proses Belajar Komentar 1. Tahap

Perencanaan

Rancangan tindakan disusun dalam bentuk scenario pembelajaran untuk 1x pertemuan meliputi pembelajaran dengan alokasi waktu 2x35menit. Pembelajaran direncanakan dilaksanakan dengan membentuk kelompok sesuai dengan banyaknya siswa.

2. Tahap Pelaksanaan

Guru mendemontrasikan gerak dasar passing dengan kaki bagian dalam melalui media gawang kecil dengan jarak 3,25m dengan benar kemudian mengarahkan siswa belajar passing bola dengan kaki bagian dalam. Dilanjutkan dengan bermain sepak bola dengan peraturan yang dimodifikasi. 3. Tahap

Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan dengan tes praktek gerak dasar passing bola dengan kaki bagian dalam kepada tiap siswa dengan diberi kesempatan dengan waktu 10 menit 3 set.

CATATAN LAPANGAN

Tindakan (Siklus) : Siklus III

Hari/Tanggal :

Waktu :

Aspek Deskripsi Proses Belajar Komentar 1. Tahap

Perencanaan

Rancangan tindakan disusun dalam bentuk skenario pembelajaran untuk 1x pertemuan meliputi pembelajaran dengan alokasi waktu 2x35menit. Pembelajaran direncanakan dilaksanakan dengan membentuk kelompok sesuai dengan banyaknya siswa.

2. Tahap Pelaksanaan

Guru mendemontrasikan gerak dasar passing dengan kaki bagian dalam melalui media gawang kecil dengan jarak 3,5m dengan benar kemudian mengarahkan siswa belajar passing bola dengan kaki bagian dalam. Dilanjutkan dengan bermain sepak bola dengan peraturan yang dimodifikasi. 3. Tahap

Evaluasi

Evaluasi dilaksanakan dengna tes praktek gerak dasar passing bola dengan kaki bagian dalam kepada tiap siswa dengan diberi kesempatan dengan waktu 10 menit 3 set.


(46)

6. Pedoman Wawancara

Pedoman wawancara dilakukan untuk memperoleh data bagaimana proses pembelajaran penjas yang khususnya dalam melakukan gerak dasar passing dengan kaki bagian dalam. Wawancara yang dilakukan meliputi wawancara untuk guru dan wawancara siswa tujuannya untuk mengetahui tanggapan guru dan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan media gawang kecil untuk meningkatkan gerak dasar passing dengan kaki bagian dalam. Waktu pelaksanaan wawancara dilaksanakan pada akhir tindakan.

FORMAT WAWANCARA UNTUK GURU PADA SAAT PENELITIAN DILAKSANAKAN

Nama Guru : Waktu wawancara :

No. Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana menurut bapak, apakah siswa/siswi

kelas IV menyenangi pembelajaran gerak dasar

passing dengan kaki bagian dalam melalui media

gawang kecil pada pembelajaran sepak bola.

2 Apakah siswa/siswi kelas IV mengalami

kesulitan dalam pembelajaran gerak dasar passing dengan kaki bagian dalam melalui media gawang kecil pada pembelajaran sepak bola., dimana letak kesulitannya?

3 Menurut bapak, apakah pembelajaran permainan

sepak bola bola melalui media gawang kecil dapat meningkatkan hasil terhadap siswa?

4 Kesan apa yang bapak dapatkan dari

pembelajaran gerak dasar passing dengan kaki bagian dalam melalui media gawang kecil pada pembelajaran sepak bola ?


(47)

FORMAT WAWANCARA UNTUK SISWA Pelaksanaan tindakan :

Hari / Tanggal :

Waktu :

1. Apakah anda senang mengikuti pembelajaran sepak bola ? Jawaban : ………

2. Apakah anda senang mengikuti pembelajaran passing dengan kaki bagian dalam? Jawaban : ………

3. Apakah anda bersemangat mengikuti pembelajaran passing dengan kaki bagian dalam melalui media gawang kecil ?

Jawaban :………

4. Menurut anda pembelajaran passing itu menyenangkan atau membosankan ?

Jawaban :………

5. Apakah pembelajaran passing lebih menyenangkan dari pada melempar, dan menyundul bola?

Jawaban :………

Komentar :

Cisitu, 2013 Observer


(48)

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

Sebelum dilakukan pengolahan data, dilakukan pengumpulan data terlebih dahulu. Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah hasil dari observasi, catatan lapangan, wawancara, dan soal tes belajar yang dilakukan terhadap siswa kelas IV SDN Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang. Data observasi, catatan lapangan dan wawancara diperoleh pada saat proses pembelajaran berlangsung dengan format observasi atau pengamatan terlampir. Teknik pengolahan data pada penelitian ini dibagi menjadi dua bagian yang meliputi teknik pengolahan data proses dan teknik pengolahan data hasil. Adapaun uraiannya sebagai berikut:

a. Teknik Pengolahan Data Proses

Teknik pengolahan data proses meliputi data proses, dilakukan melalui wawancara, catatan lapangan, observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa.

b. Teknik Pengolahan Data Hasil

Teknik pengolahan data hasil meliputi soal tes hasil belajar siswa dilakukan pada akhir pembelajaran kepada siswa untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai teknik passing dengan kaki bagian dalam di kelas IV SDN Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang. Untuk hasil tes belajar siswa digunakanlah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) belajar siswa yang digunakan di SDN Corenda yaitu sebesar 70%. Siswa dikatakan tuntas apabila telah mencapai KKM yang telah ditentukan yaitu 70%, dan kriteria klasikal yang dinyatakan tuntas harus mencapai >70% dari jumlah siswa.

Setelah data terkumpul, maka dilakukan pengolahan data. Teknik pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik pengolahan data secara kualitatif. Pengolahan data dimulai pada saat melakukan refleksi dari setiap tindakan yang dilaksanakan pada setiap siklus dalam penelitian. Seluruh data yang diperoleh melalui instrumen penelitian kemudian dibaca dan ditelaah secara mendalam sehingga dapat diketahui apa yang menjadi kekurangannya dan dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya.


(49)

2. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada dasarnya dilakukan sepanjang penelitian berlangsung secara terus-menerus. Teknik analisis data dilakukan kedalam dua tahap yaitu analisis proses dan analisis hasil, dimana dalam analisis proses dilakukan dengan observasi kinerja guru dan onservasi aktivitas siswa. Sedangkan untuk analisis hasil dilihat dari tes hasil belajar siswa.

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan selama dan sesudah pengumpulan data. Analisis data dilakukan dengan membandingkan hasil perolehan data dari guru dan siswa. Data yang terkumpul dimasukkan ke dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif. Hasil pengolahan data akan dijadikan sebagai gambaran untuk rencana tindakan selanjutnya. Maka analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan reduksi data, penyajian data, pemaknaan data, dan penyimpulan.

Pada tahap reduksi data peneliti menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan, kemudian menginformasikan secara utuh. Kegiatan penyajian data adalah pengorganisasikan data hasil reduksi. Hal ini dilakukan untuk menghasilkan sajian data yang utuh. Selanjutnya kegiatan pemaknaan data dilakukan dengan menelaah dan mempelajari seluruh data yang terkumpul dari berbagai instrumen yang telah dibuat. Setelah data dimaknai lalu diperiksa kebenarannya. Setelah diperiksa baruberanjak pada tahap selanjutnya yaitu tahap penarikan kesimpulan dan diuji kebenarannya dengan melakukan pemeriksaan validitas data.

G. Validasi Data

Validasi data yang dipilih untuk penelitian ini menunjuk pada Hopkins (Wiraatmadja, 2005 : 168-171). Teknik validasi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Member Check

Dilakukan untuk mengecek kebenaran dan kesahihan data. Dalam proses ini data atau informasi tentang seluruh pelaksanaan tindakan dikonfirmasikan kepada guru dan siswa melalui kegiatan reflektif pada setiap akhir kegiatan pembelajaran gerak dasar menendang menggunakan kaki bagian dalam pada pembelajaran sepakbola.


(50)

Kegiatan yang akan dilakukan adalah mengecek daftar hadir kelas IV SDN Corenda, nomor induk siswa, daftar 1 dan jadwal pelajaran.

b. Triangulasi

Dilakukan dengan mengecek keabsahan data dengan sumber lain. Bertujuan untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal. Kegiatan triangulasi dalam penelitian ini dilakukan melalui kegiatan reflektif. Selain itu juga dilakukan kegiatan mengumpulkan persepsi siswa terhadap proses pelaksanaan pembelajar gerak dasar menendang menggunakan kaki bagian dalam pada pembelajaran sepak bola. Maka peneliti melakukan kegiatan antara lain kegiatan yang divalidasi data, mengkaji kurikulum yang berlaku, menentukan materi yang sesuai dengan program pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan kelas IV, disesuaikan dengan kompetensi dasar dan waktu pelaksanaan.

c. Audit Trail

Audit trail yaitu mengecek kebenaran prosedur dan model pengumpulan data

dengan cara mendiskusikannya kepada guru, pembimbing, peneliti senior dan rekan-rekan peneliti. Kegiatan ini dilakukan untuk memperoleh validasi data yang tinggi mengenai gerak dasar menendang menggunakan kaki bagian dalam pada pembelajaran sepak bola. Kegiatan tersebut harus tetap mempertahankan sikap terbuka dan kejujuran, tentang data awal hasil observasi, data akhir hasil observasi nilai aktivitas siswa, nilai akhir, belajar siswa pada setiap siklus dalam pembelajaran dan membandingkan dan mendiskusikan serta menganalisis data tersebut

d. Expert Opinion

Expert Opinion yaitu pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan peneliti

kepada pakar profesional. Dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan kepada dosen Penjas untuk mengetahui langkah selanjutnya yang harus dilakukan, dengan dosen pembimbing I yaitu Drs. Respaty Mulyanto, M.Pd, Dosen pembimbing II yaitu Indra Safari, M.Pd. dan kepala sekolah SDN Corenda sehingga hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan validasi data hasil temuan penelitian.


(1)

teknik dasar passing menggunakan kaki bagian dalam. Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan observasi, wawancara dan aktivitas siswa yang meliputi aspek semangat, kerjasama, disiplin. Sedangkan tes akhir dilakukan dengan praktik gerak dasar yaitu posisi tubuh, perkenaan, gerak lanjut. Pada data awal kinerja guru hanya mencapai 65%, hal ini disebabkan saat pembelajaran dilaksanakan guru kurang mempersiapkan diri untuk mengajar dan penampilan guru yang kurang baik. Hasil yang dicapai setelah dilakukan perbaikan maka persentase siklus I mencapai 78,75%, sebagai hasil tindakan yang dilakukan oleh guru dengan memberikan penjelasan yang menarik mengenai pembelajaran gerak dasar passing kaki bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil dengan mempraktekkannya agar tercipta semangat yang lebih sehingga hasilnya pada siklus II mencapai 95% dan pada siklus III mencapai persentase 100% sehingga tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya karena sudah memenuhi target yang ditentukan.

3. Aktivitas siswa dalam peningkatan gerak dasar passing dengan kaki bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil pada pembelajaran sepak bola mengalami peningkatan berdasarkan analisis selama proses pembelajaran. Hampir seluruh siswa menunjukkan peningkatan dalam aktivitas meningkatkan gerak dasar passing dengan kaki bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil pada pembelajaran sepak bola. Dalam observasi aktivitas siswa aspek yang diamati adalah mengenai aspek semangat, kerjasama dan disiplin. Data awal, aspek semangat 4 siswa baik (16%), 9 siswa cukup (36%), dan 12 siswa kurang (48%). Apek kerjasama, 5 siswa baik (20%), 3 siswa cukup (12%), dan 17 siswa kurang (68%). Aspek disiplin, 2 siswa baik (8%), 8 orang siswa cukup (32%), dan 15 siswa kurang (60%). Pada data awal aktivitas siswa mencapai 24% pada siklus I mencapai persentase 56% sehingga perlu perbaikan untuk meningkatkan aktivitas siswa, untuk siklus I aspek semangat 10 siswa baik (40%), 12 siswa cukup (48%), dan 3 siswa kriteria kurang (12%). Aspek kerjasama, 8 siswa baik (32%), 13 siswa cukup (52%), dan 4 siswa kurang (16%). Aspek disiplin, 9 siswa baik (36%), 13 siswa cukup (52%), dan 3 siswa kurang (12%). Untuk aktivitas siswa pada siklus II adalah


(2)

76%. Melihat pelaksanaan pembelajaran di siklus II ini, terlihat pembelajaran berjalan lebih baik. Hal ini ditandai dengan adanya interaksi yang baik antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dapat belajar dengan lebih menyenangkan lagi terlihat dari peningkatan semangat belajar yang lebih baik lagi serta siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya, untuk aspek semangat 19 siswa baik (76%), 6 siswa cukup (24%), dan tidak ada siswa yang kriteria kurang (0%). Aspek kerjasama, 17 siswa baik (68%), 8 siswa cukup (32%), dan tidak ada siswa mencapai kriteria kurang (0%). Aspek disiplin, 18 siswa baik (72%), 7 siswa cukup (28%), dan tidak ada siswa mencapai kriteria kurang (0%). Untuk aktivitas siswa pada siklus III memperoleh 96% dan mencapai target yang telah ditentukan oleh peneliti. Melihat pelaksanaan pembelajaran aktivitas siswa memperlihatkan peningkatan yang baik, untuk aspek semangat, 23 siswa baik (92%), dan 2 siswa cukup (8%). Aspek kerjasama, 20 siswa baik (80%), dan 5 siswa cukup (20%). Aspek disiplin, 20 siswa baik (80%), dan 5 siswa cukup (20%). Adapun aspek disiplin, kerjasama kejujuran meningkat dibandingkan dengan siklus sebelumnya dan mencapai target yang ditentukan oleh peneliti.

4. Hasil belajar peningkatan gerak dasar passing dengan kaki bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil pada pembelajaran sepak bola menunjukan kemajuan. Peningkatan kualitas pembelajaran yang meliputi kinerja guru dan aktivitas siswa, menunjukan hasil yang nyata, mampu melampaui KKM yang telah ditentukan sebesar 72. Peningkatan pembelajaran passing kaki bagian dalam terbukti dari peningkatan setiap siklus dimana pada data awal 7 siswa yang tuntas (28%). Siklus I jumlah siswa yang tuntas adalah 14 orang (56%), pada siklus II jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 20 orang (80%), pada siklus III jumlah siswa yang tuntas kembali meningkat 24 orang (96%), sedangkan 1 siswa dinyatakan belum tuntas karena nilai yang diperoleh belum mencapai KKM, tetapi hasil pembelajaran yang telah tercapai sudah melewati KKM 72 dan target yaitu 82%. Dengan demikian pembelajaran passing kaki bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil pada pembelajaran sepak bola hasilnya meningkat, khususnya pada siswa kelas IV


(3)

SDN Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang, maka hipotesis tindakannya terbukti dan diterima.

B. Saran

Dengan memperhatikan data yang diperoleh selama proses penelitian yang menunjukkan adanya peningkatan kinerja guru, aktivitas siswa dan hasil belajar yang diperoleh siswa pada peningkatkan gerak dasar passing dengan kaki bagian dalam melalui pengelolaan media gawang kecil pada pembelajaran sepak bola di kelas IV SDN Corenda Kecamatan Cisitu Kabupaten Sumedang, ada beberapa hal yang dapat disarankan sebagai implikasi dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

a. Para siswa perlu dibina untuk melakukan menendang bola dengan menggunakan kaki bagian dalam yang bermanfaat bagi dirinya, sehingga dengan pembelajaran menendang bola nantinya siswa dapat bermain sepak bola dengan baik.

b. Pentingnya menciptakan suatu proses pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menuntut siswa belajar lebih aktif.

c. Diperlukan penggalian potensi masing-masing siswa dalam pelajaran pendidikan jasmani. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan bakat yang dimiliki setiap anak.

2. Bagi Guru

a. Guru hendaknya perlu memahami secara mendalam mengenai menerapkan sebuah model dalam suatu pembelajaran khususnya pada pembelajaran sepak bola, sehingga dalam penerapannya tidak menjadi salah persepsi.

b. Hendaknya guru lebih dapat mengusai baik itu aspek gerak ataupun materi dalam pembelajaran pendidikan jasmani, agar dapat lebih mudah menerapkannya pada siswa.

c. Guru sebagai fasilitator harus mau dan mampu mengadakan perubahan pada cara mengajar yang tadinya lebih banyak terpusat pada guru, menjadi suatu pembelajaran yang lebih minitikberatkan pada keaktifan dan kreatifitas peserta didik sehingga pembelajaran itu akan lebih menarik.


(4)

3. Bagi Sekolah

a. Untuk menunjang pelaksanan pembelajaran, pihak sekolah diharapkan dapat menambah referensi tentang metode pembelajaran khususnya untuk mata pelajaran pendidikan jasmani.

b. Dalam menunjang pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, pihak sekolah juga diharapkan dapat berupaya untuk memberikan kontribusi yang maksimal agar pembelajaran ini berlangsung dengan tuntutan kurikulum. Hal ini juga dapat dilakukan dengan penyediaan sarana dan prasarana penunjang pembelajaran baik itu untuk siswa maupun gurunya sendiri.

c. Untuk meningkatkan aktivitas dan prestasi siswa, pihak sekolah diharapkan mengadakan pembinaan dan pelatihan yang dimaksudkan agar dapat meningkatkan kemampuan mengajar guru dalam meningkatkan inovasi pembelajaran pendidikan jasmani dan meningkatkan hasil keterampilan siswa.

4. Bagi UPI Kampus Sumedang

a. Hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembelajaran pendidikan jasmani

b. Hasil penelitian ini semoga bermanfaat untuk perbaikan dalam pembelajaran pendidikan jasmani

5. Bagi Peneliti Lain

Bagi peneliti berikutnya yang relevan dengan skripsi ini, diharapkan dalam penerapan pembelajaran passing kaki bagian dalam tidak hanya melalui pengelolaan gawang kecil saja tetapi mencari metode penerapan lain yang bisa meningkatkan kemampuan pembelajaran passing kaki bagian dalam.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ateng, Abdulkadir. (1992). Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinddi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Bucher (Sukintaka 1992; 10). Teori Bermain. Jakarta: Depdikbud. Fifa. (2009). Laws Of The Game. Jakarta: PSSI

Moleong. (1994). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Gabbart dan Lowy (Sukintaka 1992; 10). Teori Bermain. Jakarta: Depdikbud.

http://ayinosa31.wordpress.com/2009/11/06/sepak-bola/ [ 2 April 2012]

http://lukman88.wordpress.com/tag/dasar/

http://ryosoul.wordpress.com/2012/02/15/langkah-1-mengoper-dan-menerima-bola/

http://www.findtoyou.com/ebook/pendidikan+jasmani+sekolah+dasar.html, [2 april 2012]

Kasbolah, Kasihani. (1999). Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta : Depdikbud

Muchtar, Remmy. (1992). Olaharga Pilihan Sepak bola. Jakarta: dirjen Dikti, Depdikbud.

Wiriaatmadja. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Sarumpaet. (1992). Permainan Besar. Padang: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Supandi, (1992). Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Jakarta : Depdikbud.


(6)

Sukintaka. (1992). Teori Bermain Untuk D2 PGSD Penjaskes. Jakarta:Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Syarifudin dkk (1993). Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinddi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING DENGAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PEMBELAJARAN SEPAK BOLA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM-GAME-TOURNAMENT (TGT) KELAS IV SDN GUDANG II KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 48

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PASSING PENDEK DENGAN KAKI BAGIAN DALAM MELALUI MODEL KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW PADA PEMBELAJARAN SEPAK BOLA (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas V SD Negeri Cijeungjing 1 Kecamatan Jatigede Kabupaten Sumedang).

0 0 38

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR MENYUNDUL BOLA MELALUI BOLA YANG DIPANTULKAN KE TANAH (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa Kelas V SDN Sindang IV Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang).

0 3 47

Meningkatkan Gerak Dasar Passing Atas Dengan Menggunakan Teknik Lambung Pantul Bola Pada Dinding Dalam Permainan Bola Voli Di Kelas IV SDN 1 Sindangmekar Kecamatan Dukupuntang Kabupaten Cirebon.

1 1 35

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PERMAINAN BOLA RAJA DI KELAS V SDN MARGAJAYA KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG.

2 151 45

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR SEPAKBOLA DALAM MELAKUKAN PASSING DENGAN KAKI BAGIAN LUAR MELALUI PERMAINAN KUCING BOLA DALAM LINGKARAN DI SDN JAYASARI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 42

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR DRIBBLING DENGAN KAKI BAGIAN DALAM DAN LUAR DALAM SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN ZIG-ZAG PADA SISWAKELAS V SDN JAYASARI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 50

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING KAKI BAGIAN DALAM PADA PEMBELAJARAN SEPAK BOLA MELALUI MEDIA TALI DI KELAS V SD NEGERI 2 SURANENGGALA LOR KECAMATAN SURANENGGALA KABUPATEN CIREBON.

0 0 51

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN SEPAK BOLA PASSING KAKI BAGIAN DALAM MELALUI PERMAINAN PASS BOI PADA SISWA KELAS VSD NEGERI 3 WONOSARI PEGANDONKABUPATEN KENDAL TAHUN 2016 -

0 7 40

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PASSING MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MENGGUNAKAN METODE DRILL

0 0 10