MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR SEPAKBOLA DALAM MELAKUKAN PASSING DENGAN KAKI BAGIAN LUAR MELALUI PERMAINAN KUCING BOLA DALAM LINGKARAN DI SDN JAYASARI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG.

(1)

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR SEPAKBOLA DALAM MELAKUKAN PASSING DENGAN KAKI BAGIAN LUAR MELALUI

PERMAINAN KUCING BOLA DALAM LINGKARAN DI SDN JAYASARI KECAMATAN TANJUNGSARI

KABUPATEN SUMEDANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh ENJANG TONI

0905159

PROGRAM STUDI S-1 PGSD PENDIDIKAN JASMANI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG 2011


(2)

Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Sepakbola Dalam Melakukan Passing Dengan Kaki Bagian Luar Melalui Permainan Kucing Bola Dalam Lingkaran

Di SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang

Oleh

ENJANG TONI 0905159

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH: Pembimbing I

Drs. H. HENDRA SOMANTRI, M.Pd NIP.19470920 196701 1 001

Pembimbing II

Drs. ENTAN SAPTANI, M.Pd NIP. 19620413 196703 1 002

Mengetahui:

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Pendidikan Jasmani

Dr. H. AYI SUHERMAN. M.Pd. NIP. 19600215 198411 1 001.


(3)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “.Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Sepakbola Dalam Melakukan Passing Dengan Kaki Bagian Luar Melalui Permainan Kucing Bola Dalam Lingkaran di SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari

Kabupaten Sumedang”Ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar hasil karya saya sendiri,

dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku di masyarakat keilmuan.

Atas pernyataan ini saya siap menanggung resiko atau sangsi yang dijatuhkan kepada saya apabila dikemudian hari ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak-pihak lain terhadap keaslian karya saya ini

Sumedang, Juni 2011

ENJANG TONI. NIM. 0905159


(4)

i DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah dan Pemecahan Masalah... 8

C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 9

D. Batasan Istilah ... 10

BAB II TINJAUAN TEORETIS ... 11

A. Pendidikan ... 11

1. Pengertian Pendidikan ... 11

a. Pengertian Pendidikan ... 13

b. Pembelajaran Sepak Bola ... 15

c. Pendidikan Jasmani ... 16

d. Pembelajaran Sepak Bola ... 18

e. Konsep Permainan ... 26

2. Bermain dalam Kehidupan Anak ... 26

3. Permainan Kucing Bola Dalam Lingkaran ... 28

4. Pendidikan Jasmani ... 16

a. Hakikat Pendidikan Jasmani ... 16

b. Tujuan Pendidikan Jasmani ... 16

c. Ruang Lingkup Penjas dalam KTSP ... 17

5. Pengertian Sepakbola ... 18

B. Hasil Penelitian Yang Relevan... 32

C. Hipotesis Tindakan... 33

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 34

A. Metode Penelitian... 34

B. Lokasi Penelitian dan Subjek Penelitian ... 36

1. Lokasi Penelitian ... 36


(5)

ii

C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 37

D. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan ... 37

1. Prosedur Penelitian ... 37

2. Rencana Tindakan ... 39

a. Tahap Perencanaan Tindakan ... 39

b. Pelaksanaan Tindakan ... 39

3. Observasi ... 40

4. Refleksi ... 41

E. Langkah-langkah Pelaksanaan Siklus I II dan III ... 42

F. Tehnik Pengumpulan Data dan Intrumen Penelitian ... 44

1. Tehnik Pengumpulan data ... 44

2. Intrumen Penelitian ... 45

G. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data ... 46

1. Prosedur Pengolahan Data ... 46

2. Analisis Data ... 46

a. Pengolahan dan Kategori Data ... 46

b. Validitas atau Teknik Keabsahan data ... 47

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Paparan Data Awal ... 49

B. Paparan Data Siklus I ... 51

1. Perencanaan Siklus I ... 51

2. Pelaksanaan Siklus I ... 52

3. Hasil Observasi Siklus I ... 54

a. Observasi Perencanaan Pembelajaran Pada Siklus I ... 54

b. Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 56

c. Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 58

d. Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 60

4. Refleksi Siklus I ... 61

a. Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus I... 62

b. Refleksi Kinerja Guru Siklus I ... 63

c. Refleksi Aktivitas Siswa Siklus I ... 64

d. Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus I ... 65

C. Paparan Data Siklus II ... 67

1. Perencanaan Siklus II ... 67

2. Pelaksanaan Siklus II ... 68

3. Observasi Siklus II ... 70

a. Observasi Perencanaan Pembelajaran Pada Siklus II ... 70

b. Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 71

c. Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 73

d. Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 75

4. Analisis dan Refleksi Siklus II ... 76

a. Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus II ... 77

b. Refleksi Kinerja Guru Siklus II ... 78


(6)

iii

d. Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus II ... 79

D. Paparan Data Siklus III ... 82

1. Perencanaan Siklus III ... 82

2. Pelaksanaan Siklus III ... 83

3. Observasi Siklus III ... 85

a. Observasi Perencanaan Pembelajaran Pada Siklus III ... 85

b. Observasi Kinerja Guru Siklus III ... 86

c. Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ... 89

d. Observasi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 89

4. Analisis dan Refleksi Siklus III ... 91

a. Refleksi Perencanaan Pembelajaran Siklus III ... 91

b. Refleksi Kinerja Guru Siklus III ... 93

c. Refleksi Aktivitas Siswa Siklus III ... 94

d. Refleksi Hasil Belajar Siswa Siklus III ... 95

E. Paparan Wawancara Siswa dan Guru ... 97

1. Deskripsi Wawancara Siswa ... 97

2. Deskripsi Pendapat Guru ... 98

F. Pembahasan... 99

1. Tahap Perencanaan ... 99

2. Kinerja Guru ... 101

3. Aktivitas Siswa ... 102

4. Hasil Belajar Siswa ... 103

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 106

A. Kesimpulan ... 106

1. Perencanaan ... 107

2. Pelaksanaan ... 107

3. Hasil Belajar ... 107

B. Saran ... 108

1. Bagi Guru ... 108

2. Bagi Siswa ... 109

3. Untuk Lembaga ... 109

4. Bagi Peneliti Lain ... 109

DAFTAR PUSTAKA ... 111

LAMPIRAN ... 113


(7)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 : Data Tes Awal Penguasaan Kemampuan Gerak Dasar Passing Sepakbola Kelas V SDN Jayasari Tahun Ajaran 2010-2011... 5 Tabel 4.1 : Data Tes Awal Penguasaan Kemampuan Gerak Dasar Passing

Sepakbola Kelas V SDN Jayasari Tahun Ajaran 2010-2011... 50 Tabel 4.2: Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I (Tahap Perencanaan) .. 55 Tabel 4.3: Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I (Tahap Pelaksanaan) .……… 57 Tabel 4.4: Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I.…...……… 59 Tabel 4.5: Data Hasil Belajar Siswa Siklus I Passing Kaki Bagian Dalam

Permainan Sepakbola …...………... 60 Tabel 4.6: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Siklus I …... 62 Tabel 4.7: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Kinerja

Guru Siklus I .………63

Tabel 4.8: Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ……..……… 64 Tabel 4.9: Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Passing

Siklus I ……...………. 65

Tabel 4.10: Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Passing Siklus I ………. 66 Tabel 4.11: Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II (Tahap Perencanaan) ..70 Tabel 4.12: Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ……… 72 Tabel 4.13: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ………... 74 Tabel 4.14: Hasil Belajar Siswa Siklus II ……….... 75


(8)

v

Tabel 4.15: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Siklus II …...77

Tabel 4.16: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus II ………. 78

Tabel 4.17: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ……….... 79

Tabel 4.18: Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Passing Siklus II ………...………... 80

Tabel 4.19: Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Passing Siklus II ………... 81

Tabel 4.20: Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III (Tahap Perencanaan) ... 85

Tabel 4.21: Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus III ……….. 87

Tabel 4.22: Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ……….. 89

Tabel 4.23: Hasil Belajar Siswa Siklus III ……….. 90

Tabel 4.24: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Perencanaan Siklus III … 92 Tabel 4.25: Rekapitulasi Hasil Perolehan Persentase Pelaksanaan Kinerja Guru Siklus III ………... 93

Tabel 4.26: Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III ……….. 94

Tabel 4.27: Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Passing Siklus III ………....………... 95

Tabel 4.28: Rekapitulasi Persentase Data Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Passing Siklus III ………... 96


(9)

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1:Tehnik Tendangan Kaki Bagian Luar ………... 25

Gambar 2.2 Lapangan Permainan Kucing Bola Dalam Lingkaran…….………. 30

Gambar 3.1 Denah SDN Jayasari ………...…….. 36

Gambar 3.2 Model Spiral Kemmis dan Taggart ……….. 38

Gambar 4.1 Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus I ………...….. 67

Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus II …………...………...….... 81

Gambar 4.3 Grafik Hasil Belajar Siswa Siklus III ………...……….... 97

Gambar 4.4:Garfik Kinerja Guru (aspek perencanaan) Siklus I, II, dan III ……100

Gambar 4.5 Grafik Kinerja Guru Siklus I, II, dan III ………….………... 101

Gambar 4.6 Grafik Aktifitas Siswa Siklus I, II, III ……….... 102


(10)

vii

DAFTAR LAMPIRAN

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ……… 124 Lembar Kriteria Penilaian ……….. 138


(11)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Segala sesuatu itu pada dasarnya mesti dipelajari, begitu juga permainan sepak bola, dalam sekian banyak seginya, merupakan permainan kolektif yang didasarkan atas tehnik, penanganan bola, dan naluri permainan masing-masing pemain. Ditambah lagi yang berbeda pembawaannya, diharapkan suatu permainan menimbulkan suatu kerjasama.

Olahraga dan bermain yang dirancang dalam suatu proses pembelajaran yang kondusif, diyakini dapat menghasilkan rasa senang bagi siswanya. Sesuai dengan pendapat Subroto (2001:2) “Pembelajaran yang kondusif dapat menghasilkan rasa senang bagi siswa, tempat meneduh, edukatif, menarik atau menangtang. Selain itu dapat membina kesehatan dan rasa percaya diri”.

Permainan anak-anak dapat membentuk pribadi seseorang secara utuh artinya kepribadian seseorang akan terbentuk melalui permainan, sesuai dengan pendapat Hadi dalam Sukintaka (1992:7) tentang permainan.”Memang kita Kaum Taman Siswa mempunyai keyakinan setebal-tebalnya, bahwa dengan permainan kanak-kanak sebagai alat pendidikan itu dapat membimbing anak-anak kearah kesempurnaan hidup kebangsaan semurni-murninya”.

Anak anak jaman dahulu berbeda dengan jaman sekarang, dimana permainan sekarang banyak yang menggunakan alat elektronik dalam pelaksanaannnya, bahkan sudah merambah kepelosok desa, sedangkan permainan


(12)

2

elektronik ini sangat jarang sekali yang memerlukan banyak gerak artinya cuma tangan saja dan pikiran yang berjalan. Sehingga aktivitas fisik jarang dilakukan.

Kurangnya aktivitas fisik sering menjadi persoalan yang dihadapi setiap individu dalam kehidupan, bahkan cenderung menjadi budaya. Pendidikan jasmani merupakan alat untuk mendorong perkembangan keterampilan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, penalaran, penghayatan nilai (sikap, mental, emosional, spiritual, sosial), dan pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan serta perkembangan yang seimbang. Sehingga pendidikan jasmani sebagai wahana untuk mendidik anak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Lutan (2001:17) yaitu sebagai berikut: “Bahwa pendidikan jasmani merupakan alat untuk membina anak muda agar kelak mampu membuat keputusan terbaik tentang aktivitas jasmani yang dilakukan dan menjalani pola hidup sehat disepanjang hayatnya”.

Dengan pendidikan jasmani siswa akan memperoleh berbagai keterampilan yang erat kaitannya dengan kesan pribadi yang menyenangkan serta berbagai keterampilan yang kreatif, inovatif, terampil, memiliki kebugaran jasmani, kebiasaan hidup sehat memiliki pengetahuan pemahaman terhadap gerak manusia. Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat Sopandi (1991:39) sebagai berikut: “gerak atau khususnya olahraga sangat berguna bagi kehidupan manusia”. Ruang lingkup KTSP mata pelajaran pendidikan jasmani, olah raga, dan Kesehatan (2008:195).meliputi aspek-aspek sebagai berikut:

(1) permainan dan olahraga meliputi: olahraga tradisional, permainan, eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non-lokomotor, dan manipulatif, atletik, kasti, rounders, kippres, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya; (2) aktivitas


(13)

3

pengembangan; (3) aktivitas senam; (4) aktivitas ritmik; (5) aktivitas air; (6) pendidikan di luar kelas; (7) kesehatan.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan pada hari senin tanggal 17 Januari 2011 terhadap siswa SDN Jayasari ditemukan beberapa masalah yaitu pembelajaran penjas di SD Jayasari kurang begitu baik dikarenakan situasi dan kondisi yang kurang memungkinkan dimana sarana dan prasarana tidak memadai, halaman yang kurang luas sehingga waktu istirahat atau berolahraga anak kurang bergerak, juga pembelajaran pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan sebagian besar menggunakan strategi pembelajaran yang kurang melibatkan siswa aktif berlatih dalam pembelajaran, hanya guru yang berperan dalam proses pembelajaran. Sehingga tujuan pembelajaran yang didapat kurang bermakna.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan siswa pada pembelajaran dalam melakukan passing dengan kaki bagian luar diperoleh data sebagai berikut:

1. Guru kurang mengembangkan metode atau teknik dalam pembelajaran passing kaki bagian luar.

2. Dalam pembelajaran guru bersifat monoton.

3. Guru kurang mengupayakan pembelajaran yang aktif dan kreatif dalam permainan teknik dasar passing kaki bagian luar dalam bermain sepakbola.

Serta aktivitas siswa juga tidak menunjukkan keseriusan dalam belajar sehingga didapat data sebagai berikut:


(14)

4

2. Siswa kurang aktif dalam melakukan gerak passing kaki bagian luar. 3. Timbul rasa bosan pada diri siswa dalam mengikuti pembelajaran Penjas, akibat kinerja guru yang kurang dalam pembelajaran passing kaki bagian luar.

Yang dijadikan subjek penelitian dalam hal ini murid kelas V SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang, berjumlah 24 orang siswa yang terdiri dari anak laki-laki.

Data emperik membuktikan dari data awal melatar belakangi bahwa masih banyak siswa yang belum dapat melakukan passing kaki bagian luar dengan benar, terlihat dari data di bawah ini anak yang tuntas melakukan passing kaki bagian luar cuma 7 orang atau 29 % sedangkan yang tidak tuntas melakukan passing kaki bagian luar sebanyak 17 orang atau 71 % dengan KKM yang di tentukan adalah 70. Dengan demikian keterampilan gerak dasar passing kaki bagian luar suatu masalah yang perlu dicarikan pemecahannya

Ini diperlukan suatu cara untuk meningkatkan pembelajaran gerak dasar sepak bola dalam melakukan passing dengan kaki bagian luar. Maka penulis mencoba meneliti kendala yang didapat dari hasil observasi dan wawancara dengan siswa, diharapkan dengan upaya melalui permainan kucing bola dalam lingkaran akan meningkatkan kemampuan passing kaki bagian luar di SDN Jayasari. Kalau melihat hasil tes awal diperoleh data yang kurang memuaskan, untuk lebih jelasnya maka tabel 1.1 akan menjelaskan betapa kurang mampu siswa-siswa SDN Jayasari dalam permainan sepakbola dalam melakukan passing kaki bagian luar adapun datanya sebagai berikut:


(15)

5

Tabel 1.1

Rekapitulasi Data Tes Awal Penguasaan Kemampuan Gerak Dasar Passing Sepakbola Kelas V SDN Jayasari

Tahun Ajaran 2010-2011

Keterangan : x100%

ideal Skor T ertentu i Berkatagor yang Siswa Jumlah

No Nama Siswa

Aspek Yang Diamati

J

um

la

h

Sko

r Keterangan

Sikap Badan dan Tumpuan kaki Sikap Togok Ayunan Kaki Tendangan Perkenaan

Dengan Bola Arah Bola

Gerak

Lanjutan T TT

3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1

1 Agus D √ √ √ √ √ √ 14 √

2 Ali S B √ √ √ √ √ √ 6 √

3 Arif R √ √ √ √ √ √ 6 √

4 Arif S √ √ √ √ √ √ 6 √

5 Deci Julian √ √ √ √ √ √ 6 √

6 Deden W. √ √ √ √ √ √ 6 √

7 Dindin S √ √ √ √ √ √ 14 √

8 Ega F √ √ √ √ √ √ 13 √

9 Fiki Bangi √ √ √ √ √ √ 6 √

10 Firmansyah √ √ √ √ √ √ 6 √

11 Gilang P √ √ √ √ √ √ 6 √

12 Helmi H √ √ √ √ √ √ 6 √

13 Heprianto √ √ √ √ √ √ 6 √

14 Inan Fauji √ √ √ √ √ √ 6 √

15 Irpan S √ √ √ √ √ √ 6 √

16 Jejen A √ √ √ √ √ √ 6 √

17 Lukman H √ √ √ √ √ √ 13 √

18 Nurcolis M √ √ √ √ √ √ 6 √

19 Rezha A √ √ √ √ √ √ 14 √

20 Rizal S √ √ √ √ √ √ 6 √

21 Toni I √ √ √ √ √ √ 6 √

22 Wahyu S √ √ √ √ √ √ 6 √

23 Yana H √ √ √ √ √ √ 13 √

24 Yandri G √ √ √ √ √ √ 13 √

JUMLAH 3 2 19 3 4 17 0 7 17 0 7 17 0 7 17 0 5 19 196 7 17

Persentase

(%) 13 % % 8 79 % 13 % 17 % 71% 0 29

% 71

% 0

29 %

71

% 0

29 %

71

% 0

21 %

79


(16)

6

Keterangan : Nilai 3 = Baik Nilai 2 = Cukup Nilai 1 = Kurang

Seorang siswa mendapat nilai 3 dimana deskriptor yang muncul ada tiga, sedangkan yang muncul 2 deskriptor maka siswa mendapat nilai 2 jika yang muncul 1 deskriptor maka siswa mendapat nilai 1. Untuk lebih jelasnya mengenai deskriptor ada dalam lampiran.

Adapun salah satu cabang olah raga yaitu permainan bola besar yaitu sepak bola sesuai dengan pendapat Sarifuddin dan Muhadi (1993:147). “Sepak bola adalah salah satu cabang olahraga permainan yang sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat seluruh dunia. Sepakbola dalam kurikulum KTSP termasuk Permainan dan Olahraga”.

Untuk dapat mempunyai keterampilan dasar sepak bola seorang atlit harus mempunyai kemampuan sebagai berikut sesuai dengan pendapat Sarifuddin dan Muhadi (1993:148).

“Bahwa cabang olah raga sepakbola memerlukan kekuatan, kecepatan, kelentukan, kelincahan, ketepatan, dayatahan, juga harus menguasai tehnik dasar. Adapun tehnik dasar sepakbola dapat dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu (1) Teknik dasar tanpa bola, dan (2) Tehnik dasar dengan bola”. Adapun penjelasan tehnik dasar sebagai berikut:

a. Tehnik dasar tanpa bola. a) Latihan tehnik lari. b) Latihan tehnik melompat. c) Latihan tehnik gerak tipu. b. Tehnik dasar dengan bola.


(17)

7

a) Latihan teknik menedang bola. b) Tendangan lurus.

c) Tendangan kaki bagian luar

d) Tendangan melingkar atau melambung. e) Tehnik dasar mengiring bola (dribbling). f) Latihan teknik menghentikan bola.

g) Latihan dasar menyundul bola. (heading). h) Taktik di dalam bermain sepak bola.

Guru Pendidikan Jasmani haruslah pandai memilih alat pembelajaran yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapinya, agar dapat meningkatkan kemampuan siswa atau atlet. guru harus mampu mengembangkan pembelajaran untuk mencapai keberhasilan, Sesuai dengan pendapat Lutan (2001:65) yaitu sebagai berikut:

“Media/alat, waktu dan ruang merupakan sumber daya penting untuk mendukung pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM). Ketiga sumber daya ini harus dikelola dan dimanfaatkan sebaik-baiknya karena bersifat langka”.

Dalam hal ini penulis tertarik untuk meneliti salah satu pengunaan permainan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada permainan sepak bola melalui penggunaan permainan kucing bola dalam lingkaran. Penulis menduga dengan penggunaan permainan kucing bola dalam lingkaran sebagai alat melatih

passing sehingga diharapkan akan meningkatkan hasil passing yang baik.

Maka diperlukan suatu cara menyelesaikan permasalahan, bertitik tolak dari uraian di atas penulis untuk mencoba meneliti tentang, Passing dengan judul.


(18)

8

Meningkatkan Pembelajaran Gerak Dasar Sepakbola Dalam Melakukan Passing Dengan Kaki Bagian Luar Melalui Permainan Kucing Bola Dalam Lingkaran Di SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

B. Rumusan Masalah Dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Bertitik tolak pada latar belakang masalah, penulis mencoba menerapkan pembelajaran Permainan sepak bola yaitu passing dengan permainan kucing bola dalam lingkaran. Penulis merumuskan masalah tersebut, sebagai berikut:

a. Bagaimana perencanaan pembelajaran passing kaki bagian luar dengan permainan kucing bola dalam lingkaran?

b. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran passing kaki bagian luar dengan permainan kucing bola dalam lingkaran?

c. Bagaimana peningkatan pembelajaran passing kaki bagian luar dengan permainan kucing bola dalam lingkaran?

2. Pemecahan Masalah

Untuk kelancaran dan mempermudah penelitian penulis mencoba membatasi serta memecahkan masalah sebagai berikut:

a. Penggunaan permainan kucing dalam lingkaran, dalam meningkatkan kemampuan dasar passing.

b. Sampel adalah murid kelas V SDN Jayasari. c. Lokasi penelitian di SDN Jayasari.


(19)

9

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah ingin:

a. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran passing kaki bagian luar dengan permainan kucing bola dalam lingkaran.

b. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran passing kaki bagian luar dengan permainan kucing bola dalam lingkaran.

c. Untuk mengetahui peningkatan pembelajaran passing kaki bagian luar dengan permainan kucing bola dalam lingkaran.

D. Manfaat Penelitian a. Bagi siswa:

Mempercepat penguasaan gerak dasar passing. b. Bagi Guru:

Sebagai umpan balik dari pembelajaran sebelumnya sehingga guru dapat mengkaji sendiri praktek pembelajaran, berbagai teknik pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan passing.

c. Bagi Lembaga:

Dapat dijadikan aset berharga seandainya siswa-siswinya dapat berprestasi

d. Bagi Peneliti yang lain:

Menambah pengetahuan, mempunyai kemampuan penggunaan media pebelajaran, dan dapat digunakan rujukan bagi peneliti yang lain.


(20)

10

E. Batasan Istilah

Meningkatkan: adalah suatu proses perubahan yang terjadi pada diri hasil belajar atau latihan (SISDIKNAS, 2003);

Pembelajaran: adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh individu untuk memperoleh perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari pengalaman individu itu dalam interaksi dengan lingkungannya (Muhamad Surya 2003:40)

Gerak Dasar: adalah kemampuan awal yang dimiliki seseorang (Kamus Besar : 359). Landasan dalam pengembangan keterampilan yang lebih Kompleks (UT, 2000:63).

Sepak bola. sepak bola adalah salah satu cabang olahraga permainan yang sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat seluruh dunia (Sariffudin dan Muhadi, 1993:147)

Passing Kaki Bagian Luar adalah cara mengoper bola dengan mempergunakan kaki bagian luar,

dengan tujuan agar bola yang ditendang atau akan dimasukkan ke gawang lawan akan lebih dekat. (Sariffudin dan Muhadi, 1993:149) Permainan Kucing dalam Lingkaran adalah sesuatu yang digunakan untuk bermain; dipermainkan, untuk menunjang pembelajaran tehnik dasar passing dalam permainan sepak bola.(Jozef Sneyers, 1993:39).


(21)

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Berpedoman pada latar belakang bahwa permasalahan dalam penelitian ini muncul dari adanya praktik pembelajaran sehari-hari yang dirasakan langsung oleh guru dan siswa di lapangan, dimana masalahnya banyak siswa kelas V yang kurang mampu melakukan passing dengan baik karena kekuatan otot kaki anak yang kurang mendapat latihan kekuatan, kelincahan, dan dayatahan.

Oleh karena itu diperlukan upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajaran tersebut. Salah satu cara untuk menyelesaikan permasalahan yang ada dalam penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Class Action Research. Arti dari Penelitian Tindakan Kelas yaitu suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif untuk memahami, meningkatkan kemahiran, memperbaiki proses pembelajaran. Sesuai dengan pendapat dari Rochiati (2008: 13).

Bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu.

Sementara yang dimaksud dengan metoda itu sendiri seperti yang dikemukakan oleh Surakhman (1989:131) adalah merupakan cara utama yang dikemukakan untuk mencapai tujuan. Sedangkan alasan peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas ini bertolak dari latar belakang masalah yang terjadi di lapangan. Dalam hal ini peneliti mencoba mengupayakan dalam


(22)

35

meningkatkan kemampuan gerak dasar passing melalui permainan kucing bola dalam lingkaran pada siswa kelas V di SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

Beberapa ahli mengemukakan tentang pengertian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) diantaranya adalah.

Menurut Me Taggart (dalam Dikdasmen, 1993 : 3), Penelitian Tindakan Kelas biasanya dilakukan oleh guru di kelas atau sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses pembelajaran

yang sudah dilakukannya.

Menurut Hopkins (yang diterjemahkan oleh Tim Pelatihan Proyek PGSM, 1996 : 6) mengemukakan bahwa.

Class Action Research adalah : Sebagai suatu bentuk kajian yang bersifat reflektif oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan rasional dari tidakan-tindakan mereka dalam dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu, serta memperbaiki kondisi dimana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan.

Menurut Dikdasmen (1999 : 8) arti dari PTK adalah.

Penelitian Tindakan Kelas merupakan upaya kolaboratif antara guru dan siswa-siswinya, yaitu suatu kesatuan kerja sama dengan perspektif berbeda. Misalnya, bagi guru demi mutu profesionalnya dan bagi siswa peningkatan prestasi belajarnya.

Dengan mengacu pada pendapat di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian tindakan yang dilakukan di kelas atau di lapangan dengan tujuan untuk memperbaiki serta meningkatkan kualitas praktek pembelajaran Penjas sehingga PTK berfokus pada


(23)

36

permasalahan praktik yaitu permasalahan yang muncul pada proses pembelajaran penjas yaitu pada anak yang kurang mampu menguasai gerak dasar passing.

Dengan demikian bidang kajian penelitian ini yaitu praktik pembelajaran Penjas dengan memfokuskan pada upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar

passing melalui penggunaan permainan kucing bola dalam lingkaran pada siswa

kelas V di SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

B. Lokasi Dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari. U

WC

Kelas

II

Kelas

V

Kantor Kelas Kelas Kelas WC Kelas Kepsek I III VI IV

2. Subjek Penelitian

Yang dijadikan subjek penelitian dalam hal ini murid kelas V SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang, berjumlah 24 orang siswa yang terdiri dari anak laki-laki. Alasan pemilihan subjek penelitian adalah bahwa berdasarkan hasil observasi awal pada pembelajaran sepak bola sebagian kurang

Gambar 3.1 Denah SDN Jayasari


(24)

37

mampu melakukan gerak dasar passing yang benar sehingga diperlukan upaya meningkatkan kemampuan gerak dasar passing melalui penggunaan permainan kucing dalam lingkaran untuk menambah keterampilan passing.

C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

No Uraian Kegiatan

WAKTU PELAKSANAAN

Januari Pebruari Maret April 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan

2 Perencanaan

3 Pelaksanaan Siklus I 4 Pelaksanaan Siklus II 5 Pelaksanaan Siklus III 6 Pengolahan Data

7 Penyusunan Laporan

D. Prosedur Penelitian dan Rencana Tindakan 1. Prosedur Penelitian

Ada empat komponen yang menjadi konsep PTK. Sesuai dengan pendapat Arikunto (2002:83), Keempat komponen tersebut menunjukkan

langkah-langkah atau tahapan yaitu sebagai berikut: a. Perencanaan atau Planning.

b. Tindakan atau Acting

c. Pengamatan atau Observing dan d. Refleksi atau Reflecting.


(25)

38

tindakan kelas yaitu sebagai berikut.

a. Pengembangan fokus masalah penelitian b. Perencanaan tindakan perbaikan

c. Pelaksanaan tindakan perbaikan, Observasi dan interpretasi d. Analisis dan refleksi

e. Perencanaan tindak lanjut

Berdasarkan langkah-langkah penelitian tindakan di atas maka untuk mempermudah alur penelitian dibuatlah skema prosedur penelitiannya sesuai dengan pendapat yang dikemukan Udin (2006:8) maka setiap satu siklus tindakan memuat langkah-langkah yaitu.

a. Membuat Rencana Tindakan. b. Pelaksanaan Tindakan. c. Observasi. dan

d. Refleksi.

Di bawah ini adalah gambar Spiral pelaksanaan tindakan PTK menurut dari Kemmis dan Taggart

Gambar 3.2

Model Spiral Kemmis dan Taggart

A C T R E F L E C T OBSERVE REVISED PLAN PLAN R E F L E C T OBSERVE A C T


(26)

39

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berbentuk siklus. Setiap siklus dilakukan 1 pertemuan setiap pertemuan menggunakan 2 jam pelajaran secara lebih rinci penelitian tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 2. Rencana Tindakan

a. Tahap perencanaan Tindakan.

1) Mengadakan penelitian awal untuk mengidentifikasi masalah yang perlu diatasi. Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran passing.

2) Membuat Rencana Pembelajaran (RPP) untuk setiap siklus.

3) Peneliti dan guru mengadakan diskusi mengenai cara melakukan tindakan mengenai langkah-langkah penerapan tiga kunci memotivasi anak untuk belajar.

4) Menyiapkan alat pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemampuan gerak dasar passing.

5) Mendesain alat evaluasi untuk melihat:

a) Apakah kemampuan gerak dasar passing dapat meningkat?

b) Apakah melalui permainan kucing dalam lingkaran pembelajaran

passing akan mampu menjadikan alat bantu yang dapat meningkatkan

tujuan?

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan yaitu proses pembelajaran menggunakan metode demontrasi dan penugasan yang meliputi langkah-langkah sebagai berikut:


(27)

40

a) Menyiapkan alat-alat pelajaran. b) Guru dan siswa berdoa bersama.

c) Siswa dan guru melaksanakan pemanasan sesuai dengan petunjuk guru. d) Menjelaskan kegiatan belajar yang akan dilaksanakan siswa. Pada

kegiatan ini peneliti menerapkan strategi memotivasi siswa belajar atau berlatih yang berorentasi pada keberhasilan.

2) Kegiatan Inti.

a) Peneliti yang berperan sebagai guru dan observer melakukan pengamatan terhadap perilaku siswa yang belajar sebagai informasi peneliti. Proses pengamatan harus didasari dengan sadar, kritis, sistematis, dan objektif. 3) Kegiatan Akhir.

a) Setelah pembelajaran berakhir, peneliti mencatat segala bentuk kegiatan, kejadian, kendala-kendala yang muncul selama pembelajaran berlangsung ke dalam lembar observasi yang disiapkan.

b) Murid duduk membuat formasi setengah lingkaran, guru menjelaskan kembali materi yang sudah disampaikan, kemudian menyampaikan tindak lanjut.

3. Observasi.

Pelaksanaan observasi dilaksanakan sesuai dengan rencana penelitian objek yang diamati adalah seluruh aktivitas siswa selama pembelajaran dilaksanakan, baik berupa perubahan yang bersifat individu maupun secara klasikal. Observasi yang dapat dilakukan adalah:


(28)

41

Observasi Peer adalah observasi terhadap pengajaran seseorang oleh orang lain. Dalam hal ini penulis sebagai observer, guru penjas yaitu ibu Sumaryani. S Pd. sebagai guru praktik.

b. Observasi Terstruktur.

Pelaksanaan observasi terstruktur dilakukan peneliti dengan cara bertanya kepada siswa. Peneliti sebagai guru mengajukan beberapa pertanyaan kepada siswa kemudian siswa menjawab.

4. Refleksi.

Tahap refleksi merupakan tahap kegiatan untuk menganalisa, interprestasi dan penjelasan terhadap semua informasi yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan. Informasi yang berhasil didokumentasikan, kemudian dianalisa dan dibandingkan dengan data awal. Hasil informasi atau data yang sudah dianalisis kemudian melalui proses refleksi akan ditarik kesimpulan.

Hasilnya dijadikan sumber bagi tindakan selanjutnya yaitu dalam rangka memperbaiki, menyempurnakan atau meningkatkan kebiasaan yang kurang yang baik menjadi baik dalam pelaksanaan tindakan. Adapun langkah refleksi adalah:

a. Analisis, sintensis, dan interprestasi terhadap semua informasi yang diperoleh dalam pelaksanaan tindakan.

b. Melakukan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan.

c. Apabila hasil refleksi menunjukkan belum ada peningkatan optimal maka dibuat perencanaan siklus 2-3 yang perlu dibuat langkah-langkahnya seperti siklus 1.


(29)

42

E. Langkah-Langkah Pelaksanaan Siklus I S/D Siklus III Siklus I

1. Perencanaan

Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan penekanan perilaku guru pada penerapan strategi memotivasi siswa berlatih yang berorientasi pada keberhasilan (kunci motivasi 1). Dalam pelaksanaannya guru lebih banyak memberikan pengalaman sukses melalui pemberian umpan balik dalam bentuk penghargaan secara verbal.

2. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana (skenario pembelajaran) yang telah ditetapkan di siklus I.

3. Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi perilaku siswa dan guru penjas sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan disiklus I. 4. Refleksi

Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus I untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus II. Siklus II

1. Perencanaan

Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP)


(30)

43

dengan penekanan perilaku guru ada penerapan strategi memotivasi siswa berlatih yang berorientasi pada memotivasi secara intrinsik (kunci motivasi 2). Dalam pelaksanaannya guru lebih banyak memberikan dorongan secara personal kepada setiap siswa bahwa siswa mampu melaksanakan setiap tugas gerak dan untuk itu siswa harus giat dan bekerja keras dalam berlatih melaksanakan tugas gerak sebagaimana intruksi guru. Guru harus membuat kesan bahwa hasil belajar yang baik diperoleh melalui latihan yang sungguh-sungguh.

2. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai dengan rencana (skenario pembelajaran) yang telah ditetapkan di siklus II.

3. Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan tugas gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus II. 4. Refleksi

Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus II untuk menentukan tindakan berikutnya di siklus III. Siklus III

1. Perencanaan

Materi pembelajaran disesuaikan dengan program pengajaran penjas yang telah ditetapkan dalam rancangan pelaksanaan pengajaran (RPP) dengan penekanan perilaku guru pada penerapan strategi memotivasi siswa berlatih yang berorientasi pada kesesuaian dengan tingkat


(31)

44

perkembangan siswa (kunci motivasi 3). Dalam pelasanaannya guru penjas menekankan pemahaman siswa, setiap orang memiliki kemampuan berbeda. Guru penjas memprioritaskan siswa mengalami kesulitan belajar, karena siswa lebih membutuhkan dorongan, pujian dan motivasi.

2. Pelaksanaan Tindakan

Melaksanakan kegiatan pembelajaran (KBM) sesuai rencana (skenario pembelajaran) yang telah ditetapkan di siklus III

3. Observasi

Mengamati proses pembelajaran sekaligus mengevaluasi penguasaan tugas gerak yang sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan di siklus III. 4. Refleksi

Mengevaluasi secara total berkenaan dengan proses dan hasil yang dicapai pada siklus III sebagai akhir dari pelaksanaan tindakan kelas yang kemudian memasuki tahapan pengolahan data.

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 1. Teknik Pengumpulan Data.

Proses pengumpulan data dilakukan melalui observasi pada setiap tindakan dalam proses pembelajaran Penjas yaitu passing kaki bagian luar, proses pengumpulan data dibantu guru Kelas dan Kepala Sekolah sebagai rekan peneliti.

Data atau informasi yang dijadikan sumber untuk kepentingan analisis guna memecahkan masalah penelitian berasal dari hasil observasi selama pelaksanaaan


(32)

45

tindakan, meliputi aktivitas yang ditunjukkan oleh seluruh siswa dan perilaku guru selama proses pembelajaran dalam pelaksanaan tindakan.

Berdasarkan itu maka data penelitian dapat diklasifikasikan menjadi dua sumber data yang berasal dari:

a. Siswa: melalui perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh aktivitasnya dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran Penjas.

b. Guru: catatan jurnal dan data peneliti dari setiap perubahan siklus pada setiap observasi dan refleksi dari setiap kegiatan.

2. Instrumen Penelitian.

Untuk mengetahui jumlah waktu aktif berlatih atau belajar siswa melalui penerapan strategi tiga kunci dengan memotivasi siswa berlatih, maka peneliti langsung melaksanakan observasi untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian untuk mengumpulkan data adalah dengan cara observasi langsung.

Melalui pedoman observasi dalam bentuk format yang telah dibuat untuk mengumpulkan data, berbagai informasi dalam upaya mengetahui perubahan peningkatan jumlah aktif berlatih atau belajar siswa. Salah satu instrumen yang dipergunakan adalah duration recording. Duration recording merupakan instrumen yang digunakan untuk mendokumentasikan berapa lama waktu yang diperlukan oleh siswa dalam melakukan sesuatu. Perilaku tersebut dapat diobservasi dengan menggunakan duration recording. Hal-hal yang dapat diamati dengan menggunakan rekaman duration recording salah satunya adalah ketika siswa mentaati peraturan, ketika melakukan passing dengan kaki bagian luar, dan waktu yang diperlukan untuk mengerjakan atau menyelesaikan gerakan.


(33)

46

G. Prosedur Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Prosedur Pengolahan Data.

Menurut Nasution mengenai pengolahan data (1996:114) sebagai berikut: proses pengolahan data seiring dengan proses pelaksanaan tindakan pembelajaran sebagai bentuk dari rancangan pengolahan data kualitatif dalam kerangka Penelitian Tindakan Kelas. Sedangkan analisis data biasanya dilakukan pada tahap akhir penelitian tindakan kelas untuk menjawab pertanyaan penelitian, namun demikian untuk kepentingan tertentu analisis data dapat dilaksanakan beriringan dengan pengolahan data disetiap selesainya satu tahap atau siklus tindakan pembelajaran.

Secara umum kegiatan pengolahan data dan analisis data dalam proses penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Mengumpulkan format hasil observasi dari setiap kegiatan pembelajaran pada setiap siklus penelitian yang sudah dilaksanakan.

b. Membandingkan jumlah siswa yang terlibat secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran Penjas pada setiap siklus penelitian yang dilaksanakan.

c. Menganalisa perubahan perilaku siswa dari seluruh format observasi dan catatan guru setelah tiga kali siklus pembelajaran dilaksanakan.

d. Menganalisa jumlah waktu aktif berlatih atau belajar siswa dari awal tindakan sampai akhir tindakan.

Secara lebih detail lagi sebelum data diolah dan dianalisis ada beberapa tahapan yang harus ditempuh oleh peneliti yaitu sebagai berikut

2. Analisis Data.


(34)

47

Data mentah yang terkumpul dari hasil observasi dan wawancara dikelompokkan menjadi unit-unit dengan memperhatikan karakteristik data mentah, berdasarkan atas unit-unit yang ada, lalu diterapkan kategorisasi. Dalam pengolahan data ini, perilaku siswa selama kegiatan pembelajaran Penjas sebagai aktivitas siswa apakah aktif, aktivitas manajemen, aktivitas memperhatikan intruksi, dan aktivitas lain.

b. Validitas atau Teknik Keabsahan Data.

Tahap validitasi melalui empat tahapan yang terdiri dari:

1) Triangulasi maksudnya adalah rumusan hipotesa tersebut divalidasi

berdasarkan tiga sudut pandang yang berbeda dimana masing-masing sudut pandang mengakses data yang relevan dengan situasi proses pembelajaran. (Nasution, 1996:115). Ketiga sudut pandang tersebut adalah.

a) Peneliti sebagai observer yang memperoleh informasi berkaitan dengan keseluruhan aspek yang diamati dari setiap pelaksanaan skenario tindakan pembelajaran penjas.

b) Siswa (mengakses reaksi terhadap apa saja dan bagaimana proses pembelajaran yang disajikan oleh guru penjas).

c) Guru penjas sebagai mitra peneliti yang memberikan masukan intropeksi diri terhadap pembelajaran yang sedang dan sudah dilaksanakan.

2) Member check yaitu mengecek kebenaran dan kesahihan data temuan

penelitian dengan melakukan diskusi antara peneliti dan mitra peneliti pada setiap akhir tindakan pembelajaran. Tahap ini juga merupakan refleksi untuk mengetahui sejauh mana kesesuaian tindakan dengan tujuan yang harus dicapai pada setiap siklus penelitian.


(35)

48

3) Audit trail yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian dengan

mengkomfirmasikan pada bukti-bukti temuan yang telah diperiksa dan mencek kesahihan pada sumber data hasil member check.

4) Expert opinion adalah pengecekan terakhir terhadap kesahihan temuan

penelitian dengan para pembimbing penelitian ini. Suatu kegiatan pertemuan antara peneliti dengan pembimbing yaitu Drs. H. Hendra Somatri, M.Pd dan Drs. Entan Saptani, M.Pd untuk mengadakan pengecekan terakhir dalam temuan penelitian agar didapat kesahihan.


(36)

106 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Dari hasil penelitian melalui proses pengolahan data, analisis data dan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai penggunaan permainan kucing bola dalam lingkaran dapat meningkatkan kemampuan passing dengan kaki bagian luar di kelas V SDN Jayasari, penulis menarik kesimpulan sebagai berikut;

1. Perencanaan

Pada bagian ini peneliti akan menyimpulkan tahap perencanaan pembelajaran. Pertama-tama peneliti mempersiapkan materi yang akan disampaikan dalam pembelajaran passing kaki bagian luar, menentukan tujuan pembelajaran, metode pembelajaran, dan penggunaan permainan kucing bola dalam lingkaran untuk meningkatkan sikap badan dan tumpuan kaki, sikap togok, ayunan kaki tendangan, perkenaan dengan bola, arah bola, dan gerak lanjutan pada pembelajaran passing. Kemudian menentukan langkah-langkah pembelajaran dalam RPP, menentukan instrument yang digunakan selama proses pembelajaran, menentukan teknik pengolahan data yang digunakan untuk mengetahui hasil, setelah pembelajaran menggunakan permainan kucing bola dalam lingkaran, mendapat hasil pada perencanaan siklus I mencapai 76,4% belum mencapai target, sehingga diperlukan perbaikan pada siklus II, di siklus II baru mencapai 79,2%, baru pada siklus III sudah tercapai target yaitu 100%.


(37)

107

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, guru menyampaikan tujuan penggunaan permainan kucing bola dalam lingkaran untuk meningkatkan kemampuan passing kaki bagian luar pada pembelajaran sepakbola.

Penilaian pada akhir pembelajaran dilakukan dengan melakukan tes akhir dan penilaian selama proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan observasi, wawancara, dan aktivitas anak yang meliputi aspek motivasi, disiplin, dan kerjasama. Sedangkan tes akhir dilakukan dengan tes praktik melakukan passing kaki bagian luar pada pembelajaran sepakbola.

Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase setiap siklusnya selama penggunaan permainan kucing bola dalam lingkaran pada pembelajaran sepakbola. Siklus I diperoleh persentase sebesar 76,3%, pada siklus II persentase sebesar 79% atau naik sekitar 2,7% dari siklus I. kemudian pada siklus III diperoleh persentase sebesar 100%, dan telah mencapai target yang ditetapkan.

Peningkatan terhadap kinerja guru ternyata mempengaruhi aktivitas siswa dalam pembelajaran, hal tersebut terlihat dari persentase aktivitas siswa pada setiap siklus yang terjadi peningkatan. Pada siklus I siswa yang memperoleh kriteria baik sebanyak 17 orang siswa atau 70,8%, dan kriteria cukup sebanyak 7 orang siswa atau 29,2%. Pada siklus II meningkat sekitar 20,9% menjadi 91,7% atau sebanyak 22 orang siswa yang memperoleh kriteria baik, sedangkan siswa yang menperoleh kriteria cukup adalah 2 orang siswa (8,3%). Pada siklus III juga mengalami peningkatan menjadi 23 orang siswa (96%) yang memperoleh kriteria


(38)

108

baik, atau meningkat 4,3% dari siklus I, sedangkan siswa yang memperoleh kriteria cukup sebanyak 1 orang saja atau 4%. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan perencanaan pembelajaran yang baik ternyata berpengaruh terhadap aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.

3. Peningkatan

Berdasarkan data hasil tes praktek passing kaki bagian luar yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan persentase hasil belajar siswa dari siklus I sampai dengan siklus III. Pada siklus I siswa yang telah tuntas berjumlah 11 orang (45,8%) atau bertambah 4 orang siswa dari data awal yang berjumlah 7 orang siswa (29%). Pada siklus II siswa yang telah tuntas berjumlah 16 orang siswa (66,7%) atau bertambah 5 orang siswa dari siklus I. Kemudian pada siklus III siswa yang telah tuntas berjumlah 23 orang siswa (96%) atau bertambah 7 orang siswa dari siklus II.

Dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan passing kaki bagian luar pada pembelajaran sepakbola, dapat disimpulkan bahwa penggunaan permainan kucing bola dalam lingkaran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan sikap badan dan tumpuan kaki, sikap togok, ayunan kaki tendangan, perkenaan dengan bola, arah bola, dan gerak lanjutan pada pembelajaran passing siswa kelas V SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

B.Saran


(39)

109

penulis mencoba untuk mengajukan saran-saran yang semoga dapat berguna bagi peneliti sendiri khususnya, umumnya bagi pembaca sekalian, saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan mengelola siswa di lapangan dan menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dengan menggunakan metode permainan pembelajaran tersebut. Pembelajaran ini baik digunakan untuk guru kelas V dalam melakukan passing kaki bagian luar.

b. Hal yang harus diperhatikan guru seharusnya pembelajaran menggunakan berbagai permainan yang bisa meningkatkan pembelajaran gerak dasar sepak bola, dan menyiapkan sarana prasarana yang akan dibutuhkan dalam penerapan permainan kucing bola dalam lingkaran. Serta menjelaskan aturan pembelajaran permainan kucing

bola dalam lingkaran yang jelas dan mudah dimengerti oleh anak.

c. Guru hendaknya termotivasi untuk selalu meningkatkan kemampuan dan profesionalisme, dalam upaya membantu anak mempermudah untuk memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu hendaknya guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat dalam setiap pembelajaran.

2. Untuk Lembaga

a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani. b. Dapat menerapkan berbagai macam pembelajaran permainan pada


(40)

110

pembelajaran sepakbola untuk meningkatkan sikap badan dan tumpuan kaki, sikap togok, ayunan kaki tendangan, perkenaan dengan bola, arah bola, dan gerak lanjutan pada pembelajaran gerak dasar sepak bola.

c. Menyediakan alat serta aturan berbagai macam permainan untuk diterapkan pada berbagai macam permainan.

4. Bagi Peneliti Lain

a. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian, disarankan agar mengadakan penelitian lebih lanjut dengan menyiapkan berbagai macam permainan dan berbagai metode pembelajaran.

b. Bagi peneliti lain disarankan mengembangkan permainan sebagai media pembelajaran disarankan untuk meningkatkan teknik dasar sepak bola yang bernilai edukatif.


(41)

111

DAFTAR PUSTAKA

Ali Lukman, (1996) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang

Disempurnakan. Jakarta, Depdikbud.

Arikunto, Suharsini. (2002), Penelitian Tindakan Kelas Bandung: Remaja Rosda Karya

Depdiknas (2008), Peraturan Mentri Pendidikan Nasional, Jakarta.

Depertemen Pendidikan Buku Nasional UPI (2006) Pedoman Penulisan Karya

Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia.

Guthrie dalam Supandi. (1986) Teori Belajar Gerak. Bandung, FPOK IKIP JS Badudu ST Mohamad Zain (1982) Kamus Umum Indonesia. PT

Intergrafika.

Lutan, R (2001) Mengajar Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak Di

Sekolah Dasar. Jakarta. DEPDIKNAS.

M. Surya (2003) Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosada Karya

Madjid, Farisal (2010) Manfaat Sepak Bola, Jakarta: Balai Pusaka Muhtar R (1992) Olahraga Pilihan sepak bolak Jakarta DepDikBud.

Nurhasanah dan Tumianto D (2007) Kamus Besar Bergambar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Bina Sarana.

Sneyers, Jozef (1993) Sepak Bola Remaja, Bandung: PT. Rosda Jayaputra.

Surakhmad (1980) Pengantar Interaksi Belajar Dasar dan Tehnik Metodologi

Pengajaran Bandung Tarsito.

Subroto T (2001) Pembelajaran Keterampilan Dan Konsep Olahraga Disekolah


(42)

112

Sukintaka (1992) Teori Bermain D2 PGSD Penjaskes. Dirjen. Pembinaan. Jakarta.

Syarifudin aip, Muhadi (1993) Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Depdikbud (2003) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta

Wiriaatmadja R (2008) Metode Penelitian Tindakan Kelas Bandung :UPI PT Remaja Rosda Karya.


(1)

2. Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, guru menyampaikan tujuan penggunaan permainan kucing bola dalam lingkaran untuk meningkatkan kemampuan passing kaki bagian luar pada pembelajaran sepakbola.

Penilaian pada akhir pembelajaran dilakukan dengan melakukan tes akhir dan penilaian selama proses pembelajaran. Penilaian proses pembelajaran dilakukan dengan observasi, wawancara, dan aktivitas anak yang meliputi aspek motivasi, disiplin, dan kerjasama. Sedangkan tes akhir dilakukan dengan tes praktik melakukan passing kaki bagian luar pada pembelajaran sepakbola.

Pelaksanaan kinerja guru mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari persentase setiap siklusnya selama penggunaan permainan kucing bola dalam lingkaran pada pembelajaran sepakbola. Siklus I diperoleh persentase sebesar 76,3%, pada siklus II persentase sebesar 79% atau naik sekitar 2,7% dari siklus I. kemudian pada siklus III diperoleh persentase sebesar 100%, dan telah mencapai target yang ditetapkan.

Peningkatan terhadap kinerja guru ternyata mempengaruhi aktivitas siswa dalam pembelajaran, hal tersebut terlihat dari persentase aktivitas siswa pada setiap siklus yang terjadi peningkatan. Pada siklus I siswa yang memperoleh kriteria baik sebanyak 17 orang siswa atau 70,8%, dan kriteria cukup sebanyak 7 orang siswa atau 29,2%. Pada siklus II meningkat sekitar 20,9% menjadi 91,7% atau sebanyak 22 orang siswa yang memperoleh kriteria baik, sedangkan siswa yang menperoleh kriteria cukup adalah 2 orang siswa (8,3%). Pada siklus III juga mengalami peningkatan menjadi 23 orang siswa (96%) yang memperoleh kriteria


(2)

108

baik, atau meningkat 4,3% dari siklus I, sedangkan siswa yang memperoleh kriteria cukup sebanyak 1 orang saja atau 4%. Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dengan perencanaan pembelajaran yang baik ternyata berpengaruh terhadap aktivitas pembelajaran yang dilakukan oleh siswa.

3. Peningkatan

Berdasarkan data hasil tes praktek passing kaki bagian luar yang telah dilaksanakan, dapat disimpulkan persentase hasil belajar siswa dari siklus I sampai dengan siklus III. Pada siklus I siswa yang telah tuntas berjumlah 11 orang (45,8%) atau bertambah 4 orang siswa dari data awal yang berjumlah 7 orang siswa (29%). Pada siklus II siswa yang telah tuntas berjumlah 16 orang siswa (66,7%) atau bertambah 5 orang siswa dari siklus I. Kemudian pada siklus III siswa yang telah tuntas berjumlah 23 orang siswa (96%) atau bertambah 7 orang siswa dari siklus II.

Dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa dalam melakukan passing kaki bagian luar pada pembelajaran sepakbola, dapat disimpulkan bahwa penggunaan permainan kucing bola dalam lingkaran dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam melakukan sikap badan dan tumpuan kaki, sikap togok, ayunan kaki tendangan, perkenaan dengan bola, arah bola, dan gerak lanjutan pada pembelajaran passing siswa kelas V SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

B.Saran


(3)

penulis mencoba untuk mengajukan saran-saran yang semoga dapat berguna bagi peneliti sendiri khususnya, umumnya bagi pembaca sekalian, saran tersebut adalah sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Guru harus memiliki kemampuan dan keterampilan mengelola siswa di lapangan dan menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan dengan menggunakan metode permainan pembelajaran tersebut. Pembelajaran ini baik digunakan untuk guru kelas V dalam melakukan passing kaki bagian luar.

b. Hal yang harus diperhatikan guru seharusnya pembelajaran menggunakan berbagai permainan yang bisa meningkatkan pembelajaran gerak dasar sepak bola, dan menyiapkan sarana prasarana yang akan dibutuhkan dalam penerapan permainan kucing bola dalam lingkaran. Serta menjelaskan aturan pembelajaran permainan kucing

bola dalam lingkaran yang jelas dan mudah dimengerti oleh anak.

c. Guru hendaknya termotivasi untuk selalu meningkatkan kemampuan dan profesionalisme, dalam upaya membantu anak mempermudah untuk memahami materi yang diajarkan. Oleh karena itu hendaknya guru dapat memilih model pembelajaran yang tepat dalam setiap pembelajaran.

2. Untuk Lembaga

a. Dapat membantu tercapainya tujuan pembelajaran pendidikan jasmani. b. Dapat menerapkan berbagai macam pembelajaran permainan pada


(4)

110

pembelajaran sepakbola untuk meningkatkan sikap badan dan tumpuan kaki, sikap togok, ayunan kaki tendangan, perkenaan dengan bola, arah bola, dan gerak lanjutan pada pembelajaran gerak dasar sepak bola.

c. Menyediakan alat serta aturan berbagai macam permainan untuk diterapkan pada berbagai macam permainan.

4. Bagi Peneliti Lain

a. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian, disarankan agar mengadakan penelitian lebih lanjut dengan menyiapkan berbagai macam permainan dan berbagai metode pembelajaran.

b. Bagi peneliti lain disarankan mengembangkan permainan sebagai media pembelajaran disarankan untuk meningkatkan teknik dasar sepak bola yang bernilai edukatif.


(5)

111

DAFTAR PUSTAKA

Ali Lukman, (1996) Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan. Jakarta, Depdikbud.

Arikunto, Suharsini. (2002), Penelitian Tindakan Kelas Bandung: Remaja Rosda Karya

Depdiknas (2008), Peraturan Mentri Pendidikan Nasional, Jakarta.

Depertemen Pendidikan Buku Nasional UPI (2006) Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Pendidikan Indonesia.

Guthrie dalam Supandi. (1986) Teori Belajar Gerak. Bandung, FPOK IKIP JS Badudu ST Mohamad Zain (1982) Kamus Umum Indonesia. PT

Intergrafika.

Lutan, R (2001) Mengajar Pendidikan Jasmani Pendekatan Pendidikan Gerak Di Sekolah Dasar. Jakarta. DEPDIKNAS.

M. Surya (2003) Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: PT. Remaja Rosada Karya

Madjid, Farisal (2010) Manfaat Sepak Bola, Jakarta: Balai Pusaka Muhtar R (1992) Olahraga Pilihan sepak bolak Jakarta DepDikBud.

Nurhasanah dan Tumianto D (2007) Kamus Besar Bergambar Bahasa Indonesia, Jakarta: PT Bina Sarana.

Sneyers, Jozef (1993) Sepak Bola Remaja, Bandung: PT. Rosda Jayaputra.

Surakhmad (1980) Pengantar Interaksi Belajar Dasar dan Tehnik Metodologi Pengajaran Bandung Tarsito.

Subroto T (2001) Pembelajaran Keterampilan Dan Konsep Olahraga Disekolah Dasar: Sebuah Pendekatan Permainan Taktis Dep DikNas.


(6)

112

Sukintaka (1992) Teori Bermain D2 PGSD Penjaskes. Dirjen. Pembinaan. Jakarta.

Syarifudin aip, Muhadi (1993) Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud.

Depdikbud (2003) Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta

Wiriaatmadja R (2008) Metode Penelitian Tindakan Kelas Bandung :UPI PT Remaja Rosda Karya.


Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR PASSING MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PEMBELAJARAN SEPAK BOLA MELALUI PENGELOLAAN GAWANG KECIL KELAS IV SDN CORENDA KECAMATAN CISITU KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 57

MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING DENGAN KAKI BAGIAN DALAM PADA PEMBELAJARAN SEPAK BOLA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM-GAME-TOURNAMENT (TGT) KELAS IV SDN GUDANG II KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 48

MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING KAKI BAGIAN DALAM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAME TOURNAMENT) DALAM PERMAINANSEPAK BOLA.

0 0 47

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR CHEST PASS MELALUI MEDIA SIMPAI DALAM PERMAINAN BOLA BAKET DI KELAS V SDN BABAKAN KECAMATAN SUMEDANG SELATAN KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 39

MENINGKATKAN GERAK DASAR BOUNCE PASS DALAM PERMAINAN BOLA BASKET MELALUI MEDIA SASARAN PADA SISWA KELAS V ( SDN Tegalkalong 1 Kecamatan Sumedang Utara Kabupaten Sumedang).

0 1 39

MENINGKATKAN GERAK DASAR CHEST PASS DALAM BOLA BASKET MELALUI PERMAINAN KUCING BOLA PADA SISWA KELAS V SDN 2 KEMLAKA GEDE KECAMATAN TENGAHTANI KABUPATEN CIREBON.

0 0 98

MENINGKATKAN GERAK DASAR LARI SPRINT MELALUI MODIFIKASI MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) (PTK Di Kelas V SDN Jayasari Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang).

0 0 46

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PERMAINAN BOLA RAJA DI KELAS V SDN MARGAJAYA KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG.

2 151 45

MENINGKATKAN PEMBELAJARAN GERAK DASAR DRIBBLING DENGAN KAKI BAGIAN DALAM DAN LUAR DALAM SEPAK BOLA MELALUI PERMAINAN ZIG-ZAG PADA SISWAKELAS V SDN JAYASARI KECAMATAN TANJUNGSARI KABUPATEN SUMEDANG.

0 1 50

this PDF file PENERAPAN PERMAINAN UCING BOLA UNTUK MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING KAKI BAGIAN DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA | Supiyana | SpoRTIVE 1 SM

0 1 10