TAHLILAN DI DESA SINDANGBARANG KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM.

(1)

No. Daftar FPIPS : 1871/UN.40.2.6.1/PL/2013 TAHLILAN DI DESA SINDANGBARANG KECAMATAN PANUMBANGAN

KABUPATEN CIAMIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh Undang Nugraha

0901310

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG


(2)

TAHLILAN DI DESA SINDANGBARANG KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN

ISLAM

Oleh Undang Nugraha

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Undang Nugraha 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Desember 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

UNDANG NUGRAHA

TAHLILAN DI DESA SINDANG BARANG KECAMATAN PANUMBANGAN KABUPATEN CIAMIS DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDIDIKAN

ISLAM

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING :

Pembimbing I

Dr. H. Aceng Kosasih, M.Ag. NIP. 19650917 199001 1 001

Pembimbing II

Drs. H. Wahyu Wibisana, M.Pd. NIP. 19591017 198803 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Universitas Pendidikan Indonesia

Dr. H. Endis Firdaus, M. Ag. NIP : 19570303 198803 1 001


(4)

Skripsi ini telah diuji pada:

Hari/Tanggal : Kamis, 31 Oktober 2013

Tempat : Gedung FPIPS UPI

Panitia Ujian :

Ketua :

Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si. NIP. 1970 0814 199402 1 001

Sekretaris :

Dr. H. Endis Firdaus, M.Ag. NIP. 19570303 198803 1 001

Penguji :

Dr. H. Syahidin, M.Pd. NIP. 19570611 198703 1 001

Dr. Munawar Rahmat, M.Pd. NIP. 19601124 198803 1 001

Elan Sumarna, M.Ag. NIP. 196708282 00501 1 002


(5)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

Sekripsi ini berjudul “Tahlilan Di Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan

Kabupaten Ciamis.” Tahlilan adalah upacara ritual seremonial yang biasa dilakukan oleh khususnya sebagian masyarakat Indonesia setelah hari kematian. dan itu berlangsung selama tujuh hari dan akan dilaksanakan lagi setelah empat puluh harinya, seratus harinya, dan seterusnya.

Dalam hal ini peneliti hanya mencari dan mengumpulkan data informasi tradisi tahlilan di desa yang biasa melakukan tahlilan yaitu, Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh ingin mengetahuinya tradisi tahlilan perspektif masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis, yang meliputi, konsep tahlilan dalam perspektif masyrakat Desa Sindangbarang, Nilai-nilai yang terkandung dalam tahlilan, dan yang terakhir bagaimana implikasi tahlilan terhadap pendidikan Islam perspektif masyarakat Desa Sindangbarang.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif, Dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data, dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Dalam penelitian ini, peneliti sebagai instrumen utama.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditemukan, bahwa tahlilan perspektif masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis ada dua pendapat, yang pertama, sebagian besar masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis melaksanakan tahlilan dengan alasan bahwa tahlilan adalah syariat Islam, itu bisa dilihat dari kata tahlil yang diambil dari kata tahlilan, yaitu mengucapkan kalimat lā ilāha illā Allāh, dan juga

nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi tahlilan, di antaranya nilai aqidah, nilai ibadah, nilai syadaqah, nilai pendidikan, dan nilai silaturahmi, dan tidak hanya itu dalam tahlilan perspektif masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis ada implikasi tahlilan terhadap pendidikan Islam diantaranya, sebagai ikhtiar bertaubat kepada Allāh Swt (mendoakan orang yang sudah meninggal dunia), birul walidaini, mengingat kematian, sebagai solidaritas terhadap sesama muslim. Dan tahlilan juga mengajarkan untuk senantiasa membaca ayat suci

Al-Qur`ān, mempelajarinya, dan tahlilan mengajarkan untuk selalu berdzikir kepada

Allāh Swt.

Dan yang kedua, hasil dari penelitian tahlilan perspektif masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis adalah sebagian kecil masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis tidak melaksanakan tahlilan dengan alasan, bahwa tahlilan itu adalah masalah yang khilafiah (beda pendapat), dikarenakan tahlilan tidak ada dalam Al-Qur`ān dan tidak pernah di contohkan oleh Rasulullah Saw,


(6)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun dengan perbedaan ini tidak menjadikan masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis berselisih, justru dengan adanya perbedaan ini hubungan sosial masyrakat lebih erat.


(7)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK . . . I KATA PENGANTAR . . . Ii

UCAPAN TERIMA KASIH . . . iii

DAFTAR ISI . . . .. V DAFTAR GAMBAR . . . vii

DAFTAR TABEL . . . .. vii

DAFTAR BAGAN . . . PEDOMAN TRANSLITASI . . . vii viii BAB I . . . .. 1

PENDAHULUAN . . . .. 1

A. Latar Belakang Masalah . . . 1

B. Rumusan Masalah . . . .. 4

C. Tujuan Penelitian . . . 4

D. Manfaat Penelitian . . . 5

E. Sistematika Penulisan . . . 5

BAB II . . . 7

KONSEP TAHLILAN DAN PENDIDIKAN ISLAM. . . 7

A. TRADISI TAHLILAN . . . 7

1. Pengertian Tahlilan . . . 7

2. Sejarah Tahlilan . . . 8

3. Pandangan Ulama Tentang Tahlilan . . . 11


(8)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

B. PENDIDIKAN ISLAM. . . . . 29

1. Pengertian Pendidikan Islam . . . 29

2. Tujuan Pendidikan Islam . . . 32

3. Nilai Pendidikan Islam . . . 36

4. Sumber Pendidikan Islam . . . 5. Lingkungan Pendidikan Islam. . . 38 43 BAB III . . . 46

METODE PENELITIAN . . . 46

A. Pendekatan Dan Metode Penelitian. . . 46

B. Lokasi Dan Subjek Penelitian . . . 47

C. Desain Penelitian. . . 47

D. Instumen Penelitian . . . 48

E. Teknik Pengumpulan Data . . . 49

F. Analisis Data. . . 51

G. Tahapan Penelitian. . . 54

BAB IV . . . 57

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN . . . 57

A. Hasil Penelitian 57 1. Profil Desa Sindangbarang Kec. Panumbangan Kab. Ciamis . . . 57

2. Konsep Tahlian di Desa Sindangbarang Kec. Panumbangan Kab. Ciamis. . . 66

3. Nilai-nilai Pendidikan Islam Yang Terkandung Dalam Ritual Tahlilan di Desa Sindangbarang Kec. Panumbangan Kab. Ciamis . . . 80


(9)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Implikasi Tahlilan Terhadap Pendidikan Islam di Desa Sindangbarang

Kec. Panumbangan Kab. Ciamis. . . 84

B. Pembahasan Data . . . 88

1. Analisis Konsep Tahlilan di Desa Sindangbarang Kec. Panumbangan Kab. Ciamis. . . 88

2. Analisis Nilai-nilai Pendidikan Islam Yang Terkandung Dalam Ritual Tahlilan di Desa Sindangbarang Kec. Panumbangan Kab. Ciamis. . . . 94

3. Analisis Implikasi Tahlilan Terhadap Pelaksanaan Pendidikan Islam di Desa Sindangbarang Kec. Panumbangan Kab. Ciamis, Contoh Anak-anak di Madrasah Belajar Bacaan Tahlilan . . . 109

BAB V . . . 121

KESIMPULAN DAN SARAN . . . 121

A. Kesimpulan. . . 121

B. Saran . . . 123

DAFTAR PUSTAKA . . . 125

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. . . 124

DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1.Peta Kec. Panumbangan Kab. Ciamis. . . 58

Gambar 4.2 Desa Sindangbarang Kec. Panumbangan Kab. Ciamis. . . . . . . 59

DAFTAR TABEL Tabel 3. 1 Analisis Data. . . 54

Tabel 4.2 Penduduk Desa Sindangbarang Tahun 2010. . . 60

Tabel 4.3. Data Keadaan Penduduk Desa Sindangbarang Berdasarkan Mata Pencahariannya Tahun 2012. . . 62


(10)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Bagan 4.1 Tahlilan di Desa Sindangbarang Kec. Panumbangan Kab. Ciamis. . . 118

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I

1. Pedoman Wawancara dan pengambilan data. . . 2. Hasil wawancara . . . Lampiran II

1. Surat Permohonan Izin Mengadakan Pra Penelitian (PRODI IPAI) ……

2. Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian (PRODI IPAI) ………...

3. Surat Permohonan Izin Mengadakan Pra Penelitian (FPIPS) …………...

4. Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian (FPIPS) ……….

5. Surat Permohonan Izin Mengadakan Penelitian (AKADEMIK UPI) …..

Lampiran III


(11)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN A. Latarbelakang Masalah

Idahram s.a.w. (2011: 9). Islām merupakan agama peradaban yang membawa

ra mātbagi semesta alam, bukan agama teroris. Dengan misi inilah Allāh mengutus Rasūl-Nya, Muhamad s.a.w. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya, “Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan sebagai ra māt bagi semesta alam” (Q.S.

Al-Anbiyā`: 107).

Abdusshomad (2010: xiv). Salah satu budaya masyarakat Indonesia, apabila ada orang yang meninggal dunia, keluarga, handaitaulan, dan relasi berkumpul di Rumah duka atau Masjid dan Mushālla terdekat untuk berdoa bersama-sama, yang berisi bacaan Al-Qur`ān, żikir, tasbī , ta mīd, tahlīl, alāwāt, dan lain-lainnya. Memohon

kepada Allāh S.W.T. agar kerabat yang telah dipanggil kehadirat-Nya mendapatkan ampunan dan tempat yang layak di sisi-Nya serta bahagia di alam sanah.

Upacara ritual seremonial yang biasa dilakukan oleh umumnya masyarakat Indonesia setelah hari kematian. Secara bersama-sama, berkumpul sanak keluarga, handai taulan, beserta masyarakat sekitarnya, sebagaimana rangkaian bacaannya meliputi bacaan Al-Qur`ān, tasbī , ta mīd, tahlīl, alāwāt dan tidak lupa disertai doa-doa tertentu untuk memohon kepada Allāh S.W.T. dengan harapan kerabat yang telah meninggal dunia mendapatkan ampunan dosa.

Abdusshomad (2010: xiv). Berdoa untuk mereka yang sudah meninggal adalah sesuatu yang baik dan wajar, bukan sesuatu yang aneh, semua orang cenderung melakukannya, apabila yang meninggal itu orang tua, guru, tetangga, teman dan sebagainya.

Setelah pembacaan doa biasanya tuan rumah menghidangkan makanan dan minuman kepada para jamaah. yang biasanya berasal dari hasil adaqaħ para pelayat yang kemudian dihidangkan kembali dalam bentuk berkat (buah tangan berbentuk


(12)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

makanan matang). Pada perkembangannya di beberapa daerah ada yang mengganti berkat, bukan lagi dengan makanan matang, tetetapi dengan bahan-bahan makanan, seperti mie, beras, gula, teh, telur, dan lain-lain. Semua itu diberikan sebagai adaqaħ maka hal itu adalah wajar. Orang diundang, berkupmul kemudian disuguhi sangat wajar apalagi diundang untuk mendoakan orang tua kita atau kerabat kita.

Muhammad (2007: 37). Setiap orang bisa menjadikan pahala amalannya untuk orang lain, baik itu berupa shalat atau puasa atau ṣadaqaħ dan lain sebagainya

menurut pendapat Ahlu Sunnaħ Waljama’ah karena telah diriwayatkan dari Nabi

s.a.w. Setelah dipaparkan tentang sejarah dari tahlīlan kemudian timbullah sebuah pertanyaan apakah acara tahlīlan tersebut ada nilai-nilai pendidikan Islām yang bisa diimplikasikan terhadap masyarakat yang khususnya sering mengadakan acara

tahlīlan tersebut? Terlebih dahulu akan dijelaskan beberapa aspek yang penting dari dunia pendidikan terutama pendidikan Islām.

Dalam konsep Islām, iman merupakan potensi ruhani yang harus diaktualisasikan dalam bentuk amal ālih. Sehingga menghasilkan prestasi ruhani atau Iman yang

disebut dengan takwa, amal ālih itu menyangkut keserasian dan keselarasan hubungan Manusia dengan Allāh S.W.T. dan hubuungannya Manusia dengan dirinya yang membentuk keṣālih anpribadi, hubungan Manusia dengan sesamam Manusia yang membentuk keṣālih ansosial.

Jalal (Sudiyono, 2009: 59) tujuan umum pendidikan Islām adalah terwujudnya

manusia sebagai hambah Allāh, ia mengatakan bahwa tujuan ini akan mewujudkan

tujuan-tujuan khusus. Beliau juga menyatakan bahwa tujuan itu adalah untuk semua manusia. Jadi menurut Islām, pendidikan haruslah menjadikan seluruh manusia menjadi manusia yang menghambakan diri kepada Allāh atau dengan kata lain

beribadah kepada Allāh.

Dalam arti pendidikan merupakan persoalan hidup dan kehidupan, dan seluruh proses hidup dan kehidupan Manusia adalah proses pendidikan, maka pendidikan


(13)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Islām pada dasarnya hendak mengembangkan pandangan hidup Islām dan juga dalam konteks pendidikan Islām berarti pandangan hidup, sikap hidup dan keterampilan hidup tersebut harus bernapaskan atau dijiwai oleh ajaran Islām dan nilai- nilai Islām yang bersumber dari Al-Qur`ān dan As-Sunnaħ / Al- adī .

Fitri (2012: 22) mengatakan bahwa pendidikan karakter bertujuan membentuk dan membangun pola pikir, sikap dan perilaku peserta didik agar menjadi pribadi yang positif, berakhlak karimah, berjiwa luhur, dan bertanggung jawab. Secara substantif, tujuan pendidikan karakter adalah membimbing dan memfasilitasi anak agar memiliki karakter posotif (baik). Tujuan pendidikan karakter yang harus dipahami oleh guru meliputi tujuan berjenjang dan tujuan khusus pembelajaran, tujuan berjenjang mencakup tujuan pendidikan nasiona, tujuan institusional, tujuan kurikuler, dan tujuan umum pembelajaran.

Pandangan hidup ini bisa dipahami dari makna hidup itu sendiri. Karena itu, pandangan hidup yang dimanifestasikan dalam sikap hidup dan keterampilan hidup seseorang harus bisa mendatangkan berkah, yakni nilai tambah, kenikmtan, dan kebahagian dalam hidup. Pada umumnya para ulama berpendapat bahwa tujuan pendidikan Islām adalah untuk beribadah kepada Allāh S.W.T

Sedangkan menurut Natsir (Daradjat, 2004: 155) bahwa tujuan Pendidikan Identik dengan tujuan hidup, seperti dalam firman Allāh Al-Qur`ān surat Al- Żāriyāt : 56.















Artinya: Dan Aku tidak menciptakan jin dan Manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (Q.S. Al-Żāriyāt: 56).

Membicarakan tujuan pendidikan Islām sangat penting, dan tujuan itu harus dirinci menjadi tujuan yang khusus. yang diharapkan muncul pada setiap acara


(14)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mencetak Manusia yang mempunya akhlak yang baik seperti yang dianjurkan dalam

Al-Qur`ān dan Al- adī .

Tradisi tahlīlan diharapkan menjadi salah satu metode pendidikan Islām yang berobjekkan Masyarakat, oleh sebab itu saya selaku peneliti ingin mengajukan penelitian yang berjudul. Studi Tradisi Tahlīlan Dan Implikasinta Terhadap Pendidikan Islām di Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis.

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan latarbelakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dibahas sebagai kajian dalam sekripsi ini. Untuk membatasi ruang lingkup penelitian sehingga membahas materi tidak meluas dan penelitian yang dilakukan akan menjadi semakin terfokus, maka penulis membuat sebuah rumusan masalah dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana konsep tahlīlan dalam perspektif masyrakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis?

2. Nilai-nilai apa yang terkandung dalam tradisi tahlīlan Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis?

3. Bagaimana implikasi tahlīlan terhadap pendidikan Islām?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan hal utama yang menyebabkan seseorang melakukan tindakan. Begitupun dalam penulisan ini memiliki tujuan tertentu. Adapun yang menjadi tujuan dalam penulisan ini mencakup dua aspek yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.

Tujuan umum adalah untuk memperoleh informasi mengenai sejarah mulanya ada tradisi upacara tahlīlan. Sedang tujuan khususnya adalah mengetahui manfaat, nilai-nilai Pendidikan Islām yan terkandung dalam tahlīlan dan dalil-dalil yang


(15)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mendukung tahlīlan yang dilaksanakan oleh masyrakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis.

Beberapa tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui konsep tahlīlan di Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis.

2. Mengetahui nilai-nilai pendidikan Islām yang terkandung dalam tahlīlan di Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis.

3. Mengetahui implikasi tahlīlan terhadap pendidikan Islām.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang dihadapakan oleh penulis dalam penelitian ini yakni diharapkan dapat berguna bagi semua pihak, bagi yang menaruh perhatian terhadap tradisi tahlīlan semoga lebih memahami nilai-nilai dan manfaatnya sehingga diharapkan tahlīlan menjadi momentum ritual keagamaan yang bermanfaat khusunya bagi masyrakar Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupetan Ciamis. dan bagi yang tidak melaksanakan tahlīlan semoga lebih memahami dan lebih mementingkan hubungan sosial karena tahlīlan bukan merupakan perkara yang wajib, jangan sampai perbedaan ini menjadikan perpecahan diantara masyarkat. Bagi pemerintah, penelitian ini diharapkan dapat menjadikan pemerintah lebih bijak dalam memandang perbedaan-perbedaan pendapat dalam tahlīlan itu sendiri, khusunya diwilayah Panumbangan Kabupaten Ciamis. Bagi orang lain yang membacanya diharapkan bisa memberikan gambaran mengenai, tujuan dan sejarah tradisi upacara

tahlīlan sehingga penelitian ini dapat menambahkan wawasan mengenai tahlīlan.

E. Sistematika Penulisan

Bab I berisi mengenai uraian secara rinci mengenai latarbelakang penelitian yang menjadi alasan penulis sehingga tertarik untuk melakukan penelitian yang ditujukan sebagai bahan penulisan sekripsi dari rumusan masalah yang diuraikan dari beberapa


(16)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pertanyaan penelitian yang dilakukan, metode penelitian secara sistematika penulisan dalam menyususn sekripsi.

Pada bab II penulis memaparkan secara lebih terperinci mengenai literatur- literatur yang berhubungan dengan permaslahan- permaslahan dalam penelitian ini. Kajian- kajian yang bersifat teoritis tersebut dijadikan landasan pemikiran yang relevan dengan permaslahan dalam sekripsi mengenai “Studi Tradisi Tahlīlan di Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islām .

Dalam bab III membahas mengenai motede dan teknik penelitian yang digunakan dalam melaksanakan penelitaian ini. Lebih lanjut, dalam bab ini penulis menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh penulis dalam melakukan penelitian yang berisis langkah- langkah dari mulai persiapan sampai langkah terakhir dalam menyelasaikan penelitian ini langkah-langkah penulis meliputi heuristik, kritik, intrepretasi dan historigrafi.

Bab IV akan diuraikan mengenai hasil penelitian yang telah dilakukan. Dalam bab ini penulis memaparkan semua hasil penelitian dalam bentuk uraian Deskriptif yang ditujukan agar semua keterangan yang diperoleh dari bab pembahasan ini dapat dijelaskan secara rinci. Adapun pemaparan dalam bagian ini akan dijelaskan pembahasan lebih dalam tentang tahlīlan.

Pada bab V ini penulis menuangkan kesimpulan dari hasil pembahasan, yang berisi mengenai interpretasi penulis terhadap kajian yang menjadi bahan penelitian yang disertai dengan analisis penulis dalam membuat sebuah kesimpulan atas jawaban- jawaban dari rumusan masalah.


(17)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam


(18)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Subagyo (1991: 2) Metode penelitian adalah suatu cara atau jalan untuk memperoleh kembali pemecahan terhadap segala permasalahan. Sedangkan menurut Suryabrata (2010: 11) Penelitian adalah suatu proses, yaitu rangkaian langkah-langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu.

Sugiyono (2012: 8) metode kualitatif disebut metode penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting), disebut juga metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya, di sebut juga kualitatif, karena datanya bersifat kualitatif.

Menurut Satori dan Komariah (2011: 22) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menekankan pada qualiti atau hal yang terpenting dari sifat sesuatu barang atau jasa. Adapun penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Afifudin dan Saebani (2009: 56) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya.

Dan menggunakan metode penelitian Deskriftip. Menurut Syaodih (2010: 72) Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar. Dan Suryabrata (2010: 18) penelitian Deskriftip adalah untuk membuat pencandraan secara sistematis factual, dan akurat, mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu.


(19)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Maka penelitian deskriptif yaitu penelitian yang memperoleh data empiris saat penelitian dilakukan. Dengan menggunakan metode ini penulis mengharapkan hasil penelitiannya bisa mengungkap rasa keingin tahuan yang penulis rasakan. Dan mudah-mudahan mudah dimengerti oleh pembaca karena bukan merupakan angka-angka melainkan berisi informasi deskriptif yang berupa kata-kata serta gambar-gambar yang membantu memperjelas, dan semoga bermanfaat bagi orang banyak.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi dalam penelitin ini berada di Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Dipilihnya lokasi ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan diantaranya, penulis ingin mengetahui konsep tahlīlan perspektif masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis, penulis ingin lebih memahami nilai-nilai yang terkandung pendidikan Islām yang terkandung dalam tahlīlan sehingga hasil dari penelitian ini bisa bermanfaat bagi Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis, dan yang terakhir penulis ingin meneliti implikasi tahlīlan terhadap pendidikan Islām.

Dan harapan penulis penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat bagi penulis, pembaca dan semoga bermanfaat bagi Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Subjek dalam penelitian ini adalah pihak-pihak yang mengetahui atau paham mengenai tahlīlan diantaranya, tokoh Agama, Kyai, dan Ustāż di Desa Sindangbarang.

C. Desain Penelitian

Setiap penelitian harus direncanakan dengan matang dan sebaik-baiknya, untuk itu diperlukan suatu desain penelitian. Nasution (2009: 23), desain penelitian adalah rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan


(20)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara ekonomis serta serasi dengan tujuan penelitian itu. Dan desain yang digunakan penulis adalah Case Study. Nasution (2009: 27), case study adalah bentuk peneletian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk Manusia di dalamnya.

Sukmadinata (2009: 76-81) penelitian deskriptif memiliki beberapa variasi, diantaanya :

1. Studi Perkembangan : Penelitian deskriptif, bisa mendeskripsikan sesuatu keadaan saja, tetapi bisa juga mendeskripsikan keadaan dalam tahapan-tahapan perkembangannya. Dalam studi perkembangan (developmental studies). Dalam penelitian ini yang dikaji adalah perubahan-perubahan atau kemajuan-kemajuan yang dicapai oleh seseorang, suatu lembaga, organisasi, ataupun kelompok masyarakat tertentu.

2. Studi Kasus : Studi kasus (case study) merupakan metode untuk menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan sesuatu kasus. Sesuatu dijadikan kasus biasanya karena ada masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan, tetapi bisa juga sesuatu dujadikan kasus meskipun tidak ada masalah, malahan dijadikan kasus karena keunggulan atau keberhasilannya.

3. Studi Kemasyarakatan : Studi kemasyarakatan (communit study) merupakan kajian intensif yang dilakukan terhadap suatu kelompok masyarakat yang tinggal bersama disuatu daerah yang memiliki ikatan dan karakteristik tertentu.

Dengan melihat penjelasan dan berbagai macam desain penelitian yang sudah dijelaskan, maka peneliti akan menggunakan desain penelitian case study interpretif yaitu desain yang berusaha memahami suatu penomena melalui orang-orang yang terlibat di dalamnya. Kiranya ini cocok untuk penelitian study tradisi tahlīlan dengan tujuan ingin lebih memahami phenomena kebiasaan tahlīlan di Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis.

D. Instumen Penelitian

Sugiyono (2012: 222) dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai Human


(21)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai

sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya.

Nasution (Sugiyono, 2012: 223) menyatakan, “Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain daripada menjadikan Manusia sebagai instrumen penelitian utama. Alasannya ialah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak jelas itu, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai alat satu-satunyayang dapat mencapainya”.

E. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sukmadinata (2009: 216) ada beberapa teknik pengumpulan data, yaitu wawancara, angket observasi, dan studi dokumentasi. Namun pada umumnya teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif hanya berlaku tiga teknik.Teknik pengumpulan data yang akan digunakan penulis adalah obserfasi, wawancara, studi dokumen, dan studi literatur.

a. Observasi

Hadi (Sugiyono 2012: 13) observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikhologis. Observasi lapangan adalah sebagai pengamatan akan Manusia pada “habitatnya”. Obsevasi dilakukan untuk memperoleh informasi lebih jelas dan lebih mengerti tentang penomena yang terjadi dan biasa dilakukan oleh masyrakat, yaitu tradis tahlīlan di Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis, dengan harapan


(22)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ketika dilakukan observasi dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas tentang tradisi

tahlīlan dan dengan harapan penulis dan pembaca akan lebih mengerti dan mengetahui tradisi tahlīlan.

b. Wawancara

Cara pengumpulan data yang kedua yang digunalan penulis adalah wawancara. Menurut Sugiyono (2010: 194) wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari respondennya dengan harapan ketika dilakukan wawancara dapat diperoleh inpormasi yang pᾹlid, karena wawancara dilakukan dengancara bertemu langsung dan bertatapan muka untuk langsung bertanya tentang masalah yang ingin diketahui.

Nasution (2009: 113) wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam pervakapan yang bertujuan memperoleh informasi.

Sugiyono (2012: 138) menjelaskan wawancara dalam dua bagian, wawancara terstruktur dan wawancara tidak terstruktur.

1. Wawancara terstruktur.digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila penelitian atau pengumpulan data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara. Pengumpulan data telah menyiapkan instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternative jawabannyapun telah disiapkan.

2. Wawancara tidak terstruktur.adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.

c. Studi dokumentasi

Menurut Sukmadinata (2009: 222) studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis maupun dokumen elektronik. Dalam pengumpulan data


(23)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menggunakan dokumentasi diartikan sebagai catatan dalam buku maupun dokumtasi berbentuk gambar atau poto yang langsung dilakukan ketika objek penelitian sedang dilakukan. Dengan tujuan dapat mempermudah dan akan lebih memperjelas pembaca karena ada bukti berupa dokumentasi yang berbentuk poto, video, flm, maupun bentuk tulisan. Devinisi Oprasional.

1. Pengertian Tahlīlan

Muslih (1989: 1) Tahlīl adalah kata lā ilāha illā Allāh (ه اا هلاا), atau dengan istilah adalah rangkaian bacaan yang meliputi bacaan tahlīl itu sendiri dan beberapa ayat Al-Qur`ān, tasbīḥ, hamdalah, Ṣalāwāt, dan bacaan lainnya, dan Muhyiddin Abdusshomad (2012: XII), tahlīl artinya mengucap kalimat lā ilāha illā Allāh ( اا هلاا ه), tahlīlan artinya bersama-sama melakukan doa bagi orang (keluarga teman dsb) yang sudah meninggal dunia, semoga diterima amalnya dan diampuni dosanya oleh Allāh S.W.T.

Ali (2007: 13), tahlīlan adalah melakukan tahlīl khusus untuk acara tertentu, dengan cara tertentu secara berjama’ah kemudian pahalanya dihadiahkan untuk orang tertentu. Dan yang terakhir pengertian tahlīlan diambil dari Kamus besar bahasa Indonesia Tahlīlan adalah pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur`ān untuk memohonkan raḥmaħ dan ampunan bagi arwah orang yg meninggal.

2. Pengertian Tradisi

Kebiasaan turun-temurunnya dari nenek moyang yang masih dijalankan di masyarakat, penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yg telah ada merupakan yg paling baik dan benar, perayaan hari besar agama itu janganlah hanya merupakan haruslah dihayati maknany sedangkan Budaya adalah pikiran, akal budi hasil adat


(24)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

istiadat suatu kebudayaan yang sudah berkembang atau sesuatu yang sudah menjadi kebiasaan yang sudah sukar diubah.

F. Analisis Data

Sugiyono (2012: 244), analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikandata kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan sehingga mudah difahami. Moleong (2010: 248) analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan cara bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesisikannya, mencari dan menemukan pola, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Penelitian ini menggunakan model analisis Miles dan Huberman.

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Dikarenakan data yang diperoleh dari lapangan cukup banyak, karena semakin lama penelitian kelapangan, maka jumlah data akan semakin banyak, kompleks dan rumit. Untuk itu diperlukan analisis data melalui reduksi data. Sugiyono (2012: 247) Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, mempokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah penelitian untuk mengumpulkan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

Untuk memudahkan dalam menyusun laporan penelitian, peneliti menggunakan koding data terhadap hasil penelitian. Koding adalah membagi-bagi data dan mengelompokannya dalam sebuah katagori. Menurut Moleong (2010: 27) koding


(25)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

adalah proses membuat kategorisasi data kualitatif dan juga menguraikan implikasi dan rincian dari kategori-kategorinya.

Sedangkan menurut Alwasilah (2012: 114) koding berguna untuk membantu menyusun kategorisasi. Koding digunakan tehadap data yang telah diperoleh seperti koding untuk sumber data seperti (Wawancara = W, Observasi = O, Dokumen = D). Koding untuk jenis responden (Kyai = K, Ustāż = U, Tokoh Masyarakat = TM). Kategorisasi dalam penelitian ini didasarkan pada istilah-istilah pengumpulan data. Adapun kategorisasi dalam penelitian ini berdasarkan istilah-istilah seperti. Pengertian Tahlīlan (PT), Sejarah Tahlīlan (ST), Dalil Tahlīlan (DT), Hukum

Tahlīllan (HT), Tujuan Tahlīllan (TT), Manfaat Tahlīllan (MT), Nilai dalam Tahlīlan (NT), Implikasi Pendidikan dalam Tahlīlan (IPT). Sugiyono (2010: 336-338) menjelaskan bahwa analisis data dilakukan sejak sebelum kelapangan, dalam penelitian kualitatif analisis data difokuskan selama proses di lapangan bersamaan dengan pengumpulan data. Jkloiu

2. Data Display (penyajian data)

Langkah utama kedua dari kegiatan analisis data adalah model data. Kita mendefinisikan model sebagai suatu kumpulan informasi yang tersusun yang membolehkan pendeskripsian kesimpulan dan pengambilan tindakan. Model (Displays) dalam kehidupan sehari-hari berbeda-beda dari pengukur bensin, surat kabar dan layar computer. Bentuk yang paling sering dari model data kualitatif selama ini adalah teks naratif.

3. Conclusion Drawing/verification

Miles dan Huberman (Sugiono 2012: 257) langkah yang keiga dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan


(26)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hanya bersipat sementara, dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya.

Dengan demikian kesimpulan data penelitian kualitatif mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, atau mungkin jadi tidak, jadi belum pasti, karena rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian dilapangan.

Analisis Data

Gambar 3. 1 Analisis Data Data

Collection

Data

Reduction Drawing/verifyingConclusion:


(27)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu G. Tahapan Penelitian

1. Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi tahap penelitian tahap penelitian pendahuluan dan tahap penyusunan proposal. Penelitian pendahulaun dilakukan untuk meliputi permasalahan yang ada atau yang terjadi dilapangan. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan dan kajian terhadap berbagai literatur, peneliti tertarik dengan permasalahan yang berkaitan dengan budaya tahlīlan, selanjutnya dikembangkan dan tidak lupa konsultasi dengan dosen pembimbing untuk mematangkan pemahaman dan memperoleh ijin penelitian. Pada tahap ini peneliti mempersiapan segala sesuatu yang diperlukan sebelum peneliti terjun ke lapangan. Tujuannya agar peneliti memperoleh gambaran yang lengkap dan jelas mengenai masalah atau peristiwa yang akan diteliti. Pada tahap ini, peneliti memusatkan masalah yang akan diteliti. Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan yaitu:

a. Survey Pendahuluan

Survey pendahuluan dilakukan untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada dan menarik untuk dijadikan sebagai fokus penelitian yang selanjutnya disusun ke dalam proposal penelitian.

b. Menyusun Proposal Penelitian

Setelah melalui survey pendahuluan di lapangan, proposal penelitian disusun dan kemudian diajukan kepada dewan skripsi dengan terlebih dahulu dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, yang telah ditunjuk oleh ketua jurusan sehingga proposal disetujui setelah mengalami perbaikan yang disarankan oleh pembimbing.


(28)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Menyiapkan Surat izin Penelitian

Sebelum kegiatan penelitian dilapangan dilaksanakan, peneliti menyiapkan dan melengkapi surat perizinan berupa:

1) SK pembimbing.

2) Surat pengantar dari fakultas/pra penelitian.

3) Surat permohonan izin penelitian dari Rektor UPI. d. Tahap pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti langsung terjun kelapangan untuk mengumpulkan data yang berhubungan dengan tradisi tahlīlan di Desan Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Dalam hal ini peneliti membutuhkan waktu beberapa kali untuk mengumpulkan data dari berbagai sumber dilokasi penelitian dengan cara wawancara, obserasi dan dokumentasi.

e. Tahap penyelesaian

Dalam tahap ini peneliti melakukan kegiatan sebagai berikut.

1) Triangulasi

Yani pengecekan, Satori dan Komariah (2011: 170), yaitu trianggulasi sumber, trianggulasi teknik dan trianggulasi waktu.dan pemeriksaan dari data yang telah diperoleh di lapangan untuk memperoleh keabsahan data. Pada tahap ini dilakukan membandingkan hasil wawancara dengan dokumentasi dan observasi.


(29)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Member-chek

Dilakukan untuk mengkonfirmasi seluruh data yang diperoleh. Menurut Creswell (2010: 287) member checking dapat dilakukan dengan membawa kembali laporan akhir atau deskripsi-deskripsi spesifik ke hadapan partisipan untuk mengecek apakah mereka merasa bahwa laporan dan deskripsi tersebut sudah akurat. Dalam member

chek mengharuskan peneliti untuk melakukan pengecekan kembali kepada para

partisipan dan memberikan kesempatan pada mereka untuk berkomentar tentang hasil penelitian. Dalam penelitian ini proses member check dilakukan dengan cara peneliti menyusun hasil wawancara dan observasi secara tertulis kemudian menyampaikannya kepada pihak yang bersangkutan untuk divalidasi. Setelah diperiksa oleh responden atau pihak yang berkompeten, kemudian ditandatangani oleh yang bersangkutan.


(30)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

Kesimpulan Dan Saran A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan penelitian dapat disimpulkan. Tahlīlan perspektif masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis ternyata ada dua pendapat mengenai tradisi tahlīlan, yang pertama, sebagian besar masyarakat Desa Sindangbarang melakukan tahlīlan dengan dasar:

1. Di perbolehkannya untuk melakukan tahlīlan karena bagi masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis, tahlīlan adalah syariat Islām , itu bisa dilihat dari kata tahlīl yang diambil dari kata tahlīlan, yaitu mengucapkan kalimat lā ilāha illāAllāh.

2. Tahlīlan adalah implikasi dari anak ṣālih yang mendoakan orang tuanya.

Rasūlullāh s.a.w. Bersabda.

Artinya: Jika anak adam meninggal terputuslah amalan kecuali dari tiga perkara

ṣadaqaħ jariah, ilmu yang bermanfaat atau anak ṣālih yang mendoakannya. (HR. Bukhari Muslim).

3. Nilai-nilai yang terkandung dalam tradisi tahlīlan, diantaranya nilai aqidah, nilai ibadah, nilai ṣadaqaħ, nilai pendidikan, dan nilai silaturahmi yang bisa dijadikan bimbingan mental spiritual bagi individu, keluarga, kerabat serta masyarakat sekitarnya.

4. Implikasi tahlīlan terhadap pendidikan Islām diantaranya, sebagai ikhtiar bertaubat kepada Allāh S.W.T. birul walidaini, mengingat kematian, sebagai solidaritas terhadap sesama muslim. Dan tidak hanya itu, tahlīlan juga mengajarkan untuk senantiasa membaca ayat suci Al-Qur`ān, mempelajarinya, dan mengajarkan untuk selalu berżikir kepada Allāh S.W.T.


(31)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Banyak hal yang dapat memotivasi masyarakat dalam menyelenggarakan atau menghadiri tahlīlan. Dari segala aspek aksternal maupun internal, sehingga diharapkan dapat memenuhi kebutuhan Manusia yang paling esensial dari nilai dan implikasi tahlīlan yakni berupa ketenangan, ketentraman dan kedamaian yang dapat mereka temui dari ajaran agama yang ada dalam tradisi tahlīlan itu sendiri. 6. Dari hasil pengamatan, wawancara, dan dokumentasi, dilakukan penganalisisan,

maka tahlīlan sebagai salah satu bentuk bimbingan keagamaan, yang memiliki implikasi positif terhadap pembinaan pendidikan keagamaan dan peningkatan pengamalan keagamaan. Dan pengaruh bimbingan ritual tahlīlan dengan peningkatan pendidikan keagamaan khususnya bagi masyarkat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis itu sangat signipikan dikarenakan nilai-nilai dan implikasi dari pelaksanakan tahlīlan itu sendiri.

7. Tahlīlan merupakan sebuah tradisi yang memiliki dimensi Ketuhanan yang mampu memberikan siraman rohani, ketenangan, kesejukan hati, dan peningkatan keimanan, sekaligus juga memiliki dimensi sosial (hablun minannâs) yang mampu menumbuhkan rasa persaudaraan, persatuan dan kebersamaan.

Dan hasil yang kedua dari penelitian tahlīlan perspektif masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis, adalah sebagian kecil masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis, tidak

melakukan tahlīlan dengan dasar:

1. Karena tahlīlan adalah masalah yang khilafiah (beda pendapat), itu dikarenakan

tahlīlan tidak ada dalam Al-Qur`ān dan tahlīlan tidak pernah dicontohkan oleh

Rasūlullāh s.a.w. dan hadīṡRasūlullāh s.a.w.

Artinya: Tidak ada suatu perkara yang dapat mendekatkan kepada Al Jannah (Surga) dan menjauhkan dari An Naar (Neraka) kecuali telah dijelaskan kepada kalian semuanya(H.R Ath Thabrani).


(32)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Dan juga Rasūlullāh s.a.w. bersabda.

Artinya: Sesungguhnya perkataan terbaik adalah kitabullah, sebaik perilaku adalah perilaku Muhamad. Perkara terjelek adalah perkara yang baru dan

tiap ajaran baru itu bid’ah dan setiap bid’ah itu sesat.

2. Tidak akan sampainya kiriman-kiriman pahala yang dilakukan dalam acara ritual

tahlīlan, dikarenakan. Dalam Al-Qur`ān surat Yāsīn: 54.

Artinya: Maka pada hari itu seseorang tidak akan dirugikan sedikitpun dan kamu tidak dibalasi, kecuali dengan apa yang telah kamu kerjakan.

(Q.S.Yāsīn: 54).

3. Dan penjamuan yang dilakukan oleh keluarga duka, justru itu bertentangan dengan hadīṡ Rasūlullāh s.a.w.

Artinya: Buatkanlah makanan untuk keluarga Ja’far, karena mereka sedang tertimpa masalah yang menyibukkan (HR. Abu Daud).

Jadi bukan keluarga mayit yang seharusnya menghidangkan makanan, tetetapi kitalah yang semestinya mengirim makanan kepada mereka, karena dengan demikian berarti kita telah menolong saudara kita yang sedang tertimpa musibah, bukan malah merepotkan dengan diadakannya tahlīlan.

4. Maka dengan alasan-alasan itulah sebagian kecil masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis tidak melaksanakan tahlīlan.

A. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, ada beberapa saran yang dapat dikemukakan dalam pelaksanaan ritual tahlīlan perspektif masyarakat Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis,


(33)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk yang melaksanakan Dan bagi yang tidak melaksanakan tahlīlan, semoga perbedaan ini tidak menghalangi untuk selalu bersilaturahmi, dan jangan menjadikan perselisihan apalagi perpecahan. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis akan mencoba memberikan beberapa saran yang mudah-mudahan bermanfaat bagi keduanya, sebagai berikut:

1. Perbedaan pendapat yang terjadi dalam ritual tahlīlan tidak menjadikan perpecahan apalagi perselisihan diantara masyarakar, khusunya di Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis, dan umumnya untuk seluruh masyarakat Indonesia, dikarenakan perbedaan adalah berkah, dan keduanya mempunyai dasar dan dalil yang bisa dipertanggung jawabkan.

2. Bagi yang melaksanakan ritual tahlīlan agar dijadikan sebagai momentum bimbingan mental spiritual bagi individu, keluarga, kerabat dan masyarakat yang ditinggal meninggal oleh orang tercintanya, sehingga dalam menghadapi kesulitan dan tantangan hidup lebih tegar, oftimis dan ikhlāṣ. Hal ini tentunya diserukan kepada tokoh agama dan seluruh masyarakat muslim yang melaksanakan tahlīlan. 3. Ketidak mampuan ekonomi jangan dijadikan alasan tidak melaksanakan tahlīlan. Karena penjamuan terhadapat masyarakat yang datang mengikuti tahlīlan, bukan sebuah keharusan mutlak untuk menghidangkan makanan.

4. Dilihat dari nilai-nilai dan implikasi pendidikan yang terkandung dalam tahlīllan perspektif masyarakat Desa Sindangbarang kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Tahlīlan merupakan bimbingan Islām yang telah menyatu dalam tradisi masyarakat yang harus dipertahankan.

5. Bagi masyarakat yang tidak melaksanakan tahlīllan, jangan mengganggu mereka yang melaksanakan tahlīllan begitu juga bagi mereka yang melaksanakan

tahlīllan terhadap yang tidak melaksanakan tahlīllan. Yakini kita benar pasti ada salahnya, dan mreka salah pasti ada benarnya, karena kedunya mempunya dasar


(34)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6. Dan semoga dengan adanya perbedaan dalam melaksanakan tahlīlan, khususnya di Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis lebih mempererat tari silaturahmi antara warga masyarakat, dan tidak menjadikan perselisihan, dikarenakan kedua pendapat tersebut juga mempunya dasar yang bisa dipertanggung jawabkan.


(35)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTSAKA

……… . (2011). Al-Qur`ān dan Terjemahanya. Terjemahan: Tim Penerjemah

Al-Qur`ān Departemen Agama RI Bandung: CV Dipenogoro.

Abdusshomad. M (2010). Tahlīllan Dalam Perspektif Al-Qur`ān dan As-Sunnah.

Jawa Timur: PP. Nurul Islām (Nuris)

Muslih. H. M (1989). Kesahihan Dalil Tahlīl Menurut Al-Qur`ān dan Hadīṡ Cet: Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang.

Hasan, A, S. (I/183). Al-Hidaya, Syarah Bidayatul Mubtadi. Hambal. A Al-Firqu Tsani Wasab’in Walmi’ah.

Muhammad. S (2007). Sampaikah Pahala Bacaan Yasin Dan Tahlīl Kepada Mayit? Surabaya: Penerbit, Cahaya.

Ali. M (2012). Mantan Kiai Nu Menggugat Tahlīanl, Istighosah Dan Ziarah Para Wali. Surabaya: Penerbit Laa Tasyuki.

Zakaria. A (1408 H). Alhidayah, Edisi Kompilasi. Bandung: Eta Tea Rumah Grafis.

Idrus, M. (2011). Benarkah Tahlīllan Kenduri Haram?. Surabaya: KHALISTA.

Idrus. M (2010). Membedah Bid’ah Dan Tradisi, dalam Perspektif Ahli hadīṡ dan Ulama Salaf. Surabaya: Khalista.

Moleong, L. J. (2010). Metologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. (2008). Paradigma Pendidikan Islām Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islām di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantittif Kualitatif Dan R&D. Bandung:


(36)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sudiyono, H. (2009). Ilmu Pendidikan Islām . Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nata, A. (2005). Filsafat Pendidikan Islām . Jakarta: Gaya Media Pratama.

Subagyo, J. (1991). Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Suryabrata, S. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Taufik, M. (2007). Studi Interdisipliner Pemikiran Pendidikan Islām . IAIN

Mataram: Lengger Printika.

Strauss, A. dan Corbin, J. (2009). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sutrisno dan Albarobis (2012). Pendidikan Islām . Jogjakarta: Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Basri, H. (2009). Filsafat Pendidikan Islām. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Ruswandi, U. Hermawan, H. Nurhamzah (2009). Landasan Pendidikan. Bandung: Cv. Insan Mandiri.

Sauri, S. (2006). Pendidikan Berbhasa Santun. Bandung: PT Genesindo. Tafsir, A. (2010). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islām . Bandung: Rosda.

Al-Attas, S. M. (1984), Konsep Pendidikan dalam Islām ,Terjemahan Haidar Bagir, Bandung: Mizan.


(37)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Quthb, M. (1988). Sistem Pendidikan Islām , Terjemahan Salman Harun, Bandung:

Al-Ma’arif

Aynayni, A. K. (1980). Falsafat al-Tarbiyyat al-Islām iyyat fi al-Qur`ān al-Karim,

Qahirah: Dar al-Fikr al-Arabi.

Afifuddin & Saebani. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Satori, D., & Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Ramayulis & Nizar, S. (2010). Filsafat Pendidikan Islām. Jakarta: Kalam Mulia. Tafsir, A. (2011). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islām . Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Jalal, A. F. (1988). Azas-azas Pendidikan Islām , Terjemahan Herry Noer Ali

Bandung: Diponegoro.

Alwasilah, A. Chaedar (2012). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Satori, D. & Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Creswell, J. (2012). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ramayulis. (2002). Metode Pendidikan Agama Islām. Jakarta: Kalam Mulia.

Abdullah, A. R. (2001). Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islām. Yogyakarta: UII Press.


(38)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daradjat, Z. (1991). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: PT Bulan Bintang

Sukmadinata, N. S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Assayuthi, B. M. (TT: 7). Bimbingan Ibadah. Shalat Lengkap. Mitra Utama.

Riyanto, Y. (2006). Pengembangan Kurikulum dan Seputar Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan. Surabaya: University Press.

Muchsin, B., Sulthon, M., & Wahid, A. (2010). Pendidikan Islām Humanistik

Alternatif Pendidikan Pembebasan Anak. Bandung: PT Refika Aditama.

Syaodih, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Salim, M. H, dan Kurniawan, S. (2012) Studi Ilmu Pendidikan Islām . Jogjakarta: Er -Ruzz Media


(1)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk yang melaksanakan Dan bagi yang tidak melaksanakan tahlīlan, semoga perbedaan ini tidak menghalangi untuk selalu bersilaturahmi, dan jangan menjadikan perselisihan apalagi perpecahan. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis akan mencoba memberikan beberapa saran yang mudah-mudahan bermanfaat bagi keduanya, sebagai berikut:

1. Perbedaan pendapat yang terjadi dalam ritual tahlīlan tidak menjadikan perpecahan apalagi perselisihan diantara masyarakar, khusunya di Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis, dan umumnya untuk seluruh masyarakat Indonesia, dikarenakan perbedaan adalah berkah, dan keduanya mempunyai dasar dan dalil yang bisa dipertanggung jawabkan.

2. Bagi yang melaksanakan ritual tahlīlan agar dijadikan sebagai momentum bimbingan mental spiritual bagi individu, keluarga, kerabat dan masyarakat yang ditinggal meninggal oleh orang tercintanya, sehingga dalam menghadapi kesulitan dan tantangan hidup lebih tegar, oftimis dan ikhlāṣ. Hal ini tentunya diserukan kepada tokoh agama dan seluruh masyarakat muslim yang melaksanakan tahlīlan. 3. Ketidak mampuan ekonomi jangan dijadikan alasan tidak melaksanakan tahlīlan. Karena penjamuan terhadapat masyarakat yang datang mengikuti tahlīlan, bukan sebuah keharusan mutlak untuk menghidangkan makanan.

4. Dilihat dari nilai-nilai dan implikasi pendidikan yang terkandung dalam tahlīllan perspektif masyarakat Desa Sindangbarang kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis. Tahlīlan merupakan bimbingan Islām yang telah menyatu dalam tradisi masyarakat yang harus dipertahankan.

5. Bagi masyarakat yang tidak melaksanakan tahlīllan, jangan mengganggu mereka yang melaksanakan tahlīllan begitu juga bagi mereka yang melaksanakan tahlīllan terhadap yang tidak melaksanakan tahlīllan. Yakini kita benar pasti ada salahnya, dan mreka salah pasti ada benarnya, karena kedunya mempunya dasar


(2)

6. Dan semoga dengan adanya perbedaan dalam melaksanakan tahlīlan, khususnya di Desa Sindangbarang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis lebih mempererat tari silaturahmi antara warga masyarakat, dan tidak menjadikan perselisihan, dikarenakan kedua pendapat tersebut juga mempunya dasar yang bisa dipertanggung jawabkan.


(3)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTSAKA

……… . (2011). Al-Qur`ān dan Terjemahanya. Terjemahan: Tim Penerjemah

Al-Qur`ān Departemen Agama RI Bandung: CV Dipenogoro.

Abdusshomad. M (2010). Tahlīllan Dalam Perspektif Al-Qur`ān dan As-Sunnah.

Jawa Timur: PP. Nurul Islām (Nuris)

Muslih. H. M (1989). Kesahihan Dalil Tahlīl Menurut Al-Qur`ān dan Hadīṡ Cet: Semarang: PT. Karya Toha Putra Semarang.

Hasan, A, S. (I/183). Al-Hidaya, Syarah Bidayatul Mubtadi. Hambal. A Al-Firqu Tsani Wasab’in Walmi’ah.

Muhammad. S (2007). Sampaikah Pahala Bacaan Yasin Dan Tahlīl Kepada Mayit? Surabaya: Penerbit, Cahaya.

Ali. M (2012). Mantan Kiai Nu Menggugat Tahlīanl, Istighosah Dan Ziarah Para Wali. Surabaya: Penerbit Laa Tasyuki.

Zakaria. A (1408 H). Alhidayah, Edisi Kompilasi. Bandung: Eta Tea Rumah Grafis.

Idrus, M. (2011). Benarkah Tahlīllan Kenduri Haram?. Surabaya: KHALISTA.

Idrus. M (2010). Membedah Bid’ah Dan Tradisi, dalam Perspektif Ahli hadīṡ dan Ulama Salaf. Surabaya: Khalista.

Moleong, L. J. (2010). Metologi Penelitian Kualitatif Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Muhaimin. (2008). Paradigma Pendidikan Islām Upaya Mengefektifkan Pendidikan

Agama Islām di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (2009). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantittif Kualitatif Dan R&D. Bandung:


(4)

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sudiyono, H. (2009). Ilmu Pendidikan Islām . Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nata, A. (2005). Filsafat Pendidikan Islām . Jakarta: Gaya Media Pratama.

Subagyo, J. (1991). Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Suryabrata, S. (2010). Metode Penelitian. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Taufik, M. (2007). Studi Interdisipliner Pemikiran Pendidikan Islām . IAIN

Mataram: Lengger Printika.

Strauss, A. dan Corbin, J. (2009). Dasar-dasar Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sutrisno dan Albarobis (2012). Pendidikan Islām . Jogjakarta: Perpustakaan Nasional Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Basri, H. (2009). Filsafat Pendidikan Islām. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Ruswandi, U. Hermawan, H. Nurhamzah (2009). Landasan Pendidikan. Bandung: Cv. Insan Mandiri.

Sauri, S. (2006). Pendidikan Berbhasa Santun. Bandung: PT Genesindo. Tafsir, A. (2010). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islām . Bandung: Rosda.

Al-Attas, S. M. (1984), Konsep Pendidikan dalam Islām ,Terjemahan Haidar Bagir, Bandung: Mizan.


(5)

Undang Nugraha, 2014

Tahlilan Di Desa Sindang Barang Kecamatan Panumbangan Kabupaten Ciamis Dan Implikasinya Terhadap Pendidikan Islam

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Quthb, M. (1988). Sistem Pendidikan Islām , Terjemahan Salman Harun, Bandung:

Al-Ma’arif

Aynayni, A. K. (1980). Falsafat al-Tarbiyyat al-Islām iyyat fi al-Qur`ān al-Karim,

Qahirah: Dar al-Fikr al-Arabi.

Afifuddin & Saebani. (2009). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Satori, D., & Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Ramayulis & Nizar, S. (2010). Filsafat Pendidikan Islām. Jakarta: Kalam Mulia. Tafsir, A. (2011). Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islām . Bandung : PT Remaja

Rosdakarya.

Jalal, A. F. (1988). Azas-azas Pendidikan Islām , Terjemahan Herry Noer Ali

Bandung: Diponegoro.

Alwasilah, A. Chaedar (2012). Pokoknya Kualitatif. Jakarta: Pustaka Jaya.

Satori, D. & Komariah, A. (2011). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Creswell, J. (2012). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ramayulis. (2002). Metode Pendidikan Agama Islām. Jakarta: Kalam Mulia.

Abdullah, A. R. (2001). Aktualisasi Konsep Dasar Pendidikan Islām. Yogyakarta: UII Press.


(6)

Daradjat, Z. (1991). Ilmu Jiwa Agama. Jakarta: PT Bulan Bintang

Sukmadinata, N. S. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Assayuthi, B. M. (TT: 7). Bimbingan Ibadah. Shalat Lengkap. Mitra Utama.

Riyanto, Y. (2006). Pengembangan Kurikulum dan Seputar Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan. Surabaya: University Press.

Muchsin, B., Sulthon, M., & Wahid, A. (2010). Pendidikan Islām Humanistik

Alternatif Pendidikan Pembebasan Anak. Bandung: PT Refika Aditama.

Syaodih, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Salim, M. H, dan Kurniawan, S. (2012) Studi Ilmu Pendidikan Islām . Jogjakarta: Er -Ruzz Media