SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN FILM KARTUN SPONGEBOB SQUAREPANTS SETELAH MEMBACA BERITA ONLINE (Studi Deskriptif tentang Sikap Ibu Rumah Tangga di Surabaya Terhadap Film Kartun Spongebob Squarepants Setelah Membaca Berita Online tentang Film Kar

SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN FILM KARTUN
SPONGEBOB SQUAREPANTS SETELAH MEMBACA BERITA ONLINE
(Studi Deskriptif tentang Sikap Ibu Rumah Tangga di Surabaya Terhadap Film
Kartun Spongebob Squarepants Setelah Membaca Berita Online tentang Film
Kartun Spongebob Squarepants Tidak Baik untuk Balita)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar
Sarjana Program Studi Ilmu Komunikasi Pada FISIP UPN “Veteran” J awa Timur

Oleh:
DIAJ ENG RETNO SAFITRI
NPM. 0843010084

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI
SURABAYA
2011


Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

ABSTRAK

DIAJ ENG RETNO SAFITRI. Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap Tayangan Film
Kartun Spongebob Terhadap Berita Online (Studi Deskriptif Tentang Sikap Ibu
Rumah Tangga di Surabaya Terhadap Tayangan Film Kartun Spongebob
Squarepants Setelah Membaca Berita Online Film Spongebob Tidak Baik Untuk
Balita).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sikap ibu rumah
tangga di Surabaya terhadap tayangan Film Kartun Spongebob Squarepants setelah
membaca berita online.
.Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Teknik sampling dalam
penelitian ini menggunakan teknik non probability sampling dengan tipe purposive
sampling.. Selanjutnya data akan diolah dengan menggunakan pengukuran 3 aspek yaitu
kognitif, afektif dan konatif
Hasil yang didapat menandakan bahwa ketiga komponen sikap ibu rumah tangga
di Surabaya terhadap berita online tentang film kartun Spongebob berada dalam kategori

netral. Sehingga dapat di peroleh kesimpulan jika sikap ibu rumah tangga terhadap
tayangan Spongebob masih dirasa aman disaksikan untuk balita.
Kata kunci: Kartun, Spongebob, Berita Online, Dampak, Balita.
ABSTRACT

DIAJ ENG RETNO SAFITRI. Attitude Housewife To Animated Cartoon
Spongebob After Reading Online News ( Descriptive Study About Attitude
Housewife in Surabaya About Bad Animated Cartoon Spongebob Squarepants
After Reading Online News about Spongebob not Good For the Childr en).
This research relied on how public sector housewife attitude in Surabaya hit after
reading news about bad Spongebob animated cartoon chidren.
This research utilize Quantitative descriptive method.. Sampling technique in this
research use technique non sampling probability with sampling purposive type..
Hereinafter data will be processed by using measurement 3 aspects that is is Kognitif,
Konatif and Afektif.
From analysed data conclude that result of from third housewife attitude
component in Surabaya to online news about Spongebob animated cartoon stay in neutral
category
Keywords: Cartoon, Spongebob, Online news, Effect, Children.


xii
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat,
rahmat dan HidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
SIKAP IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN FILM KARTUN
SPONGEBOB SQUAREPANTS SETELAH MEMBACA BERITA ONLINE
(Studi Deskriptif Tentang Sikap Ibu Rumah Tangga di Surabaya Terhadap
Tayangan Film Kartun Spongebob Squarepants Setelah Membaca Berita Online
Tentang Film Kartun Spongebob Tidak Baik Untuk Balita ini dapat terselesaikan
dengan baik. Penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Pak
Syaifuddin Zuhri, M.Si selaku dosen pembimbing yang selama ini telah banyak
memberikan kritik, saran dan masukan hingga terselesaikannya skripsi ini.
Pada kesempatan ini juga penulis ingin menyampaikan banyak terimakasih yang
setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, diantaranya :
1.


ALLAH dan Rasulullah Muhammad SAW untuk inspirasi serta tuntunan yang
senantiasa mengilhami penulis dalam rangka “perjuangan” memaknai hidup.

2.

Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor UPN “Veteran” Jatim.

3.

Dra. Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
(FISIP) UPN “Veteran” Jatim.

iv
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4.

Keluarga Tercinta, yang selalu menjadi tujuan utama penulis untuk selalu
melakukan yang terbaik.


5.

Juwito, S.Sos, M.Si, selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN
“Veteran” Jatim.

6.

Drs. Syaifuddin Zuhri, M.Si selaku Dosen Pembimbing dan Sekretaris Program
Studi Ilmu Komunikasi FISIP UPN “Veteran” Jatim.

7.

Sahabat-sahabat yang memotivasi dari sebelum berlangsungnya proses
pembuatan hingga selesainya skripsi ini: Risca Puspitarini, Indriana Saprita,
Resia Nori F. , Lulut Nilot Palasari, Rika Prirachmaning Ayu, dan Desy susanti.

8.

Keluarga besar AK. UPN Radio semua angkatan.


9.

Seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan atas keterbatasan halaman ini,
untuk segala bentuk bantuan yang diberikan, penulis ucapkan terima kasih.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan. Oleh

sebab itu, kritik maupun saran selalu penulis harapkan demi tercapainya hal terbaik
dari skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat
sekaligus menambah pengetahuan bagi berbagai pihak. Amin.
Surabaya, November 2011
Penulis

v
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................

i

HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI........................................................

ii

HALAMAN PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................................

iii

KATA PENGANTAR ............................................................................................

iv

DAFTAR ISI .........................................................................................................

vi


DAFTAR TABEL .........................................................................................................................

ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................

x

DAFTAR LAMPIRAN ..........................................................................................

xi

ABSTRAKSI .................................................................................................................................

xii

BAB I

PENDAHULUAN .................................................................................


1

1.1.

Latar Belakang .......................................................................................

1

1.2.

Perumusan Masalah ................................................................................

9

1.3.

Tujuan Penelitian ....................................................................................

9


1.4.

Kegunaan Penelitian ...............................................................................

10

1. Secara Teoritis ....................................................................................

10

2. Secara Praktis .....................................................................................

10

BAB II

KAJ IAN PUSTAKA .............................................................................

11


2.1.

Landasan Teori .......................................................................................

11

2.1.1.

Komunikasi Massa ..................................................................

11

2.1.2.

Media Massa ...........................................................................

13

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vi

2.1.3

Fungsi Media Massa Sebagai Penyaji Informasi ......................

15

2.1.4

Definisi Berita ........................................................................

16

2.1.5

Media Online ..........................................................................

22

2.1.6

Pemberitaan Film Spongebob Tidak Baik Untuk Balita ...........

24

2.2.

Pengertian Sikap......................................................................................

25

2.3.

Film Kartun .............................................................................................

28

2.3.1.

Kartun Spongebob Squarepants ...............................................

29

2.3.2.

Pengaruh Film Pada Anak .......................................................

32

2.4.

Ibu Rumah Tangga Sebagai Objek Penelitian ..........................................

34

2.5.

Teori Stimulus Organism Response (SOR)...............................................

35

2.6.

Kerangka Berpikir ...................................................................................

37

BAB III METODE PENELITIAN .....................................................................

39

3.1.

Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .......................................

39

3.1.1.

Sikap dan Pengukurannya .......................................................

39

Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ....................................

44

3.2.1.

Populasi ..................................................................................

44

3.2.2

Sampel ....................................................................................

44

3.3.

Teknik Penarikan Sampel .......................................................................

46

3.4.

Teknik Pengumpulan Data ......................................................................

46

3.5.

Metode Analisis Data .............................................................................

47

3.6.

Teknik Analisis Data ..............................................................................

48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................

50

4.1.

Gambaran Umum Objek Penelitian .........................................................

50

4.1.1.

50

3.2.

Film Kartun Spongebob ..........................................................

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

vii

4.2

Kota Surabaya ........................................................................................

51

4.3.

Penyajian Data .......................................................................................

53

4.3.1.

Identitas Responden .................................................................

53

4.3.1.1 Usia Responden............................................................

53

4.3.1.2 Tingkat Pendidikan Responden....................................

54

4.3.2

Terpaan Pemberitaan Film Kartun
Spongebob Tidak Baik Untuk Balita ........................................

55

4.3.2.1 Frekuensi Melihat dan Membaca Pemberitaan
Tentang Film Spongebob .............................................

56

4.3.2.2 Durasi Melihat dan Membaca Pemberitaan

4.3.3

Tetang Film Spongebob ..............................................

59

Rekapitulasi Hasil Penyebaran Kuesioner ...............................

65

........ 4.3.3.1 Sikap Ibu Rumah Tangga Terhadap tayangan film
Spongebob setelah membaca berita online ...............................

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................

84

5.1.

Kesimpulan ............................................................................................

85

5.2.

Saran ......................................................................................................

85

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

viii

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kemajuan perkembangan ilmu komunikasi dan tekhnologi begitu
pesatnya pada beberapa dasawarsa belakangan ini. Hal ini memungkinkan kita
mengkaji dan mempraktikkan komunikasi dengan lebih efektif dibandingkan
dengan usaha kita diwaktu yang lampau. Juga menyebabkan kita lebih banyak
menaruh perhatian pada keleluasan jangkauan pesan yang dapat dikirimkan
kepada sebanyak mungkin khalayak. Selain itu, perhatian lebih besar diarahkan
pada aspek-aspek yang sifatnya teknologis, seperti realitas kecanggihan perangkat
komunikasi daripada dampak realitas sosial dalam kaitan hubungan antar
manusia.
Kehadiran media massa merupakan awal dari kehidupan modern saat ini.
Terbukti dengan meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap berbagai bentuk
media massa yang menawarkan banyaknya pilihan dan pada akhirnya
menimbulkan ketergantungan masyarakat pada media massa. Kebutuhan
masyarakat pada media massa dapat terpenuhi melalui surat kabar, majalah,
internet, radio, tv dan film.

1
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

2

Seperti yang telah kita ketahui kebutuhan kita terhadap media massa
sangatlah besar. Dan media sudah menjadi bagian dari diri kita yang sangat
berguna kebutuhannya. Medialah yang membuat kita berpikir maju dan lebih
dinamis dengan kehidupan kita. Di Indonesia sendiri banyak media massa yang
masih bertahan dan maju dengan keadaan zaman, baik media lama maupun media
baru seperti internet, WAP, TV Satelit dll. Kadang dengan munculnya mediamedia baru semakin menyingkirkan media-media yang lama. Walaupun demikian
media lama semakin lebih cerdik untuk berkembang agar tetap menjadi bagian
dari kebutuhan kita.
Media massa memiliki berbagai macam bentuk, antara lain media
elektronik seperti televisi dan radio. Media cetak yaitu surat kabar, majalah,
tabloid dan buku. Film (film bioskop dan bukan negatif film yang dihasilkan
kamera). Dan internet sebagai media online. (Nurudin, 2007:5)
Terdapat empat fungsi media massa menurut Alexis S Tan, yaitu
pertama memberi informasi, tujuan dari fungsi ini yaitu agar komunikan dapat
memperlajari ancaman dan peluang memahami lingkungan, menguji kenyataan,
serta meraih keputusan. Kedua, mendidik, tujuan dari fungsi ini adalah untuk
memperoleh pengetahuan dan ketrampilan yang berguna bagi komunikan untuk
memfungsikan dirinya secara efektif dalam masyarakat mempelajari nilai dan
tingkah laku yang cocok agar diterima dalam masyarakat. Ketiga, mempersuasi,
tujuan dari fungsi ini adalah memberi keputusan, mengadopsi nilai, tingkah laku,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

3

dan aturan yang cocok agar diterima dalam masyarakat. Keempat, fungsi
menyenangkan dan memuaskan kebutuhan komunikan.
Pengaruh dari pemberitaan media terhadap khalayak umumnya dapat
menambah pengetahuan dan memberi informasi, diharapkan masyarakat atau
khalayak mendapatkan acuan atau pedoman dalam mengambil keputusan dan
dapat mempengaruhi sikap, pandangan persepsi dan perasaan. (Effendy,
1993:92)
Munculnya media massa baru yaitu internet sebagai media online dapat
membuat informasi berpindah dengan sangat cepat. Media online didefinisikan
sebagai jaringan luas komputer, yang dengan perizinan, dapat saling berkoneksi
antara satu dengan yang lainnya untuk menyebarluaskan dan membagikan digital
files, serta memperpendek jarak antar negara.
Salah satu syarat utama sebuah berita adalah aktualitas, dimana berita
harus mengandung unsur baru dan termassa. Karena khalayak akan lebih
menaruh perhatian dan ketertarikan pada berita yang masih hangat dibicarakan
oleh media massa. Bagi khalayak, kasus maupun berita yang sedang hangat
diberitakan itu menarik untuk diikuti. Khalayak dapat menentukan sikap sesuai
dengan ingatan mereka yang masih segar mengenai pemberitaan sebuah kasus
yag terjadi dan diberitakan oleh media massa.
Salah satu kasus yang cukup menghebohkan adalah pemberitaan di media
online mengenai sebuah penelitian yang dilakukan oleh University of Virginia

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4

menyatakan jika film kartun Spongebob Squarepants tidak baik disaksikan anak
usia dini.
Dalam perjalanannya serial kartun terkenal Spongebob Squarepants, ternyata
menuai kontroversi bagi anak-anak. Kontroversi ini muncul ketika ilmuwan dari
University of Virginia melaporkan mengenai dampak film kartun spons lucu yang
tinggal di bawah laut keluaran Nickelodeon tersebut dianggap membuat anak usia
prasekolah sulit memusatkan perhatian.
Beberapa film kartun di televisi berakibat buruk untuk otak anak menurut
sebuah studi baru tentang menonton kartun. Dampaknya adalah anak-anak tidak bisa
berkonsentrasi atau fokus dengan baik setelah menonton film kartun tertentu. Hal ini
terungkap, seperti dirilis oleh CNN Health (12/09/2011), dari hasil penelitian oleh
ahli dari University of Virginia mengenai dampak film kartun yang mereka sebut
dengan istilah “animated kitchen sponge” atau yang kita kenal dengan kartun
Spongebob terhadap kemampuan berpikir anak.
Peneliti dari University of Virginia tersebut melakukan pengujian terhadap 60
sampel anak usia 4 tahun dengan memberikan perlakuan yang berbeda. Mereka
dibagi ke dalam tiga kelompok: 20 anak kelompok pertama diberikan tontonan 9
menit film kartun animasi cepat Spongebob, 20 anak kelompok kedua diberikan
tontonan film animasi lambat Calliou, dan 20 anak kelompok ketiga disuruh
menggambar dengan krayon dan spidol.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

5

Peneliti kemudian melakukan tes kemampuan berpikir anak setelah
melakukan aktivitas tersebut. Hasilnya adalah kelompok anak yang diberikan
perlakuan untuk menonton film Spongebob paling buruk dibandingkan dua kelompok
anak lain. Para peneliti menduga bahwa otak mendapat overtaxed atau lelah dari
rangsangan-rangsangan cepat dari kartun animasi Spongebob.
Untuk jangka panjang, dampak tersebut masih merupakan pertanyaan terbuka
yang harus dibuktikan lebih lanjut. Beberapa penelitian lain telah menemukan
hubungan antara acara televisi dengan rentang perhatian anak-anak, terutama pada
anak muda, sementara yang lain tidak. Para peneliti khawatir acara-acara televisi
tersebut memberikan dampak panjang terhadap kemampuan berpikir anak di masa
depan.
Hal ini disebabkan anak-anak prasekolah menonton TV minimal 90 menit
sehari, dan menurut para peneliti lainnya memperkirakan anak-anak muda menonton
TV antara dua sampai lima jam sehari. Jika ini dikalkulasikan maka jika orang itu
hidup 70 tahun, maka 7 sampai 10 tahun masa hidupnya dihabiskan untuk menonton
televisi. Hal ini ditambah lagi dari hasil penelitian lain yang menunjukkan bahwa 32
persen anak dari usia 2 sampai 7 tahun dan 65 persen anak dari usia 8 sampai 18
tahun memiliki televisi di kamar tidurnya.
Sementara itu, Nickelodeon yang dimiliki oleh Viacom International,
produsen kartun SpongeBob SquarePants, merilis pernyataannya untuk CNN ketika

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

6

ditanya tentang studi ini. “Dari ke-60 anak yang diteliti, itu bukan target dari film
kartun Spongebob. Kartun itu dirancang untuk anak usia 6 - 11-tahun bukan untuk
usia anak 4 tahun, seperti sampel anak yang digunakan dalam penelitian.
(Sumber: CNN Health, “Study: Some cartoons are bad for children’s brains”,
http://thechart.blogs.cnn.com/2011/09/12/study-some-cartoons-are-bad-for-childrensbrains/ online tanggal 19 September 2011)
Khalayak yang dimaksud dalam obyek penelitian adalah ibu-ibu rumah tangga
baik yang bekerja maupun dan tidak bekerja dan berdomisili di wilayah Surabaya
yang memiliki anak balita yakni yang ber -usia 0-5 tahun. Alasan pemilihan ibu
rumah tangga dikarenakan ibu-ibu seharusnya bisa menemani dan memantau putraputrinya dalam memilih tayangan yang baik. Jangan hanya karena dengan alasan
sibuk memasak maupun bekerja si ibu tidak menemani buah hati menonton televisi.
Karena program tayangan ini membutuhkan pendampingan orang tua jika
menyaksikannya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap ibu

rumah tangga di Surabaya terhadap film kartun Spongebob Squarepants setelah
membaca berita online tentang film kartun Spongebob tidak baik disaksikan oleh
anak usia dini.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian untuk mengetahui bagaimana sikap ibu rumah tangga terhadap tayangan
film kartun Spongebob setelah membaca berita online Spongebob tidak baik

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

7

disaksikan anak usia dini, yaitu efek kognitif yang berkaitan dengan transmisi
pengetahuan, kepercayaan atau informasi, efek afektif yang berkaitan dengan
emosional atau perasaan seseorang yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak
senang, serta efek konatif yang berkaitan dengan kecenderungan seseorang bertindak
terhadap lingkungannya.
Sikap adalah suatu kecenderungan untuk bertindak, berpikir, berpresepsi dan
merasa dalam menghadapi objek, ide, situasi, ataupun nilai. Sikap disini bukan
perilaku, tapi lebih merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan cara tertentu
terhadap objek sikap. Dapat dipahami, bahwa manusia dilingkupi dengan masalah
yang mengharuskan untuk memiliki sikap.
Sikap dikatakan sebagai respon yang akan timbul bila indiviu dihadapkan
pada suatu stimulus yang menghendaki timbulnya reaksi individu. Respon yang
timbul terjadi sangat evaluatif berarti bentuk respon yang dinyatakan sebagai sikap itu
didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi kesimpulan nilai
terhadap stimulus dalam baik, buruk, positif atau negatif, menyenangkan atau tidak
menyenangkan, suka atau tidak suka yang kemudian mengkristal sebagai potensi
reaksi terhadap objek sikap. (Rakhmat, 2001:40)
Pemberitaan online mengenai Film Spongebob tidak cocok untuk balita
menunjukkan bahwa film kartun ini disukai oleh anak-anak khususnya balita. Pihak

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

8

Nickelodeon menyatakan bahwa Spongebob memang tidak ditujukan untuk usia
prasekolah.
Pada penelitian ini yang ingin dilihat adalah bagaimana sikap ibu rumah
tangga Surabaya terhadap informasi-informasi yang disampaikan dalam berita online
tentang Film Spongebob tidak baik untuk balita.
Dari penjelasan diatas pengetahuan disini mengacu pada apakah seseorang
cukup mengerti atau mengetahui informasi dari suatu isu tertentu, sehingga ia dapat
secara jelas mengambil sikap terhadap isu tersebut (Eriyanto,1992:238). Pada
penelitian ini,peneliti mengambil lokasi di wilayah Surabaya karena salah satu mall
terbesar di Surabaya pernah menyelenggarakan event bertema “SpongeBobs Treasure
Adventure” yamg digelar pada tanggal 23-25 September 2011. Hal inilah yang
mejadikan pertimbangan peneliti melakukan penelitian di Surabaya karena
merupakan kota yang berani mengelar event besar bertajuk SpongeBobs SquarePants.
Dari penjelasan diatas pengetahuan disini mengacu pada apakah seseorang
cukup mengerti atau mengetahui informasi dari suatu isu tertentu, sehingga ia dapat
secara jelas mengambil sikap terhadap isu tersebut (Eriyanto,1992:238). Pada
penelitian ini,peneliti mengambil lokasi di wilayah Surabaya karena salah satu mall
terbesar di Surabaya pernah menyelenggarakan event bertema “SpongeBobs Treasure
Adventure” yamg digelar pada tanggal 23-25 September 2011. Hal inilah yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

9

mejadikan pertimbangan peneliti melakukan penelitian di Surabaya karena
merupakan kota yang berani mengelar event besar bertajuk SpongeBobs SquarePants.

1.2.

Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka dapat disimpulkan
bahwa perumusan masalahnya adalah “Bagaimana sikap ibu rumah tangga di
Surabaya terhadap tayangan film kartun Spongebob Squarepants setelah
membaca berita online?”

1.3.

Tujuan Penelitian
Berdasarkan pada latar belakanag masalah dan perumusan masalah
pada penelitian ini, maka adapun tujuan penelitian yaitu “Untuk Mengetahui
sikap ibu rumah tangga di Surabaya terhadap terhadap tayangan film kartun
Spongebob Squarepants setelah membaca berita online?”

1.4.

Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan
pemikiran bagi pengembangan ilmu komunikasi dan dapat dijadikan
sebagai bahan masukan yang berguna bagi peneliian selanjutnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

10

2. Secara Praktis, diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan
bagi penelitian selanjutnya sehingga orang tua dapat lebih bijaksana
dalam mengarahkan serta mengontrol aktivitas anak-anak dalam
menonton acara dan program televisi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

BAB II
KAJ IAN PUSTAKA

2.1

Landasan Teori

2.1.1. Komunikasi Massa
Komunikasi sering diartikan sebagai perpindahan (transfer) informasi
(pesan) dari pengirim (komunikator) kepada penerima (komunikan) melalui
saluran (media) tertentu dengan tujuan mencapai saling pengertian (mutual
understanding).
Komunikasi massa dapat diartikan sebagai suatu proses dimana
komunikator secara profesional menggunakan media massa didalam
menyebarkan pesannya untuk mempengaruhi khalayak banyak.
Komunikasi massa pada dasarnya merupakan penggunaan saluran
(media) yang mempunyai proses melibatkan beberapa komponen. Dua
komponen yang berinteraksi (sumber dan penerima) terlibat, pesan yang
diberi kode oleh sumber (encode), disalurkan melalui sebuah saluran dan
diberi kode oleh penerima (decode), tanggapan yang diamati penerima
merupakan umpan balik yang memungkinkan interaksi berlanjut antara
sumber dan penerima (Winarso, 2005:18-20).
11

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

12

Selanjutnya, definisi komunikasi massa menurut Michael W Gamble
dan Teri Kwal Gambel (1986). Bahwa sesuatu dapat dikatakan sebagai
komunikasi massa jika mencakup hal-hal dibawah ini :
1.

Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan
modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat
kepada khalayak yang luas dan tersebar. Pesan tersebut disebarkan
melalui media modern pula antara lain surat kabar, majalah, televisi,
film atau gabungan diantara media tersebut.

2.

Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesanpesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang
yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain.

3.

Pesan adalah milik publik. Bahwa pesan ini bisa didapatkan dan
diterima oleh banyak orang.

4.

Komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan,
ikatan atau perkumpulan.

5.

Komunikasi masssa dikontrol oleh gatekeeper. Pesan-pesan yang
disebarkan atau dipancarkan telah dikontrol oleh sejumlah individu
dalam lembaga sebelum sebelum disiarkan lewat media massa.

6.

Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya (delayed) tertunda.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

13

Komunikasi massa dapat diartikan sebagai suatu proses yang dilakukan
komunikator dalam menyebarkan pesannya untuk mempengaruhi khalayak. Sehingga
dapat diketahui apakah nantinya akan memberikan pengaruh terhadap perubahan
sikap individu.

2.1.2 Media Massa
Media massa adalah channel, media/medium, saluran atau sarana, atau
alat yang dipergunakan dalam proses komunikasi massa, yakni komunikasi
yang diarahkan kepada orang banyak (channel of mass communication). Yang
termasuk media massa adalah, surat kabar, majalah, radio, televisi, dan film
sebagai The Big Mass Media (Lima Besar Media Massa), juga internet
(cybermedia, media online).
Jenis-jenis media massa dapat disebutkan sebagai berikut :
1.

Media massa cetak (Printed Media). Media massa yang dicetak dalam
lembaran kertas. Dari segi format dan ukuran kertas, media massa
cetak secara rinci meliputi (a) koran atau suratkabar (ukuran kertas
broadsheet atau 1/2 plano), (b) tabloid (1/2 broadsheet), (c) majalah
(1/2 tabloid atau kertas ukuran folio/kwarto), (d) buku (1/2 majalah),
(e) newsletter (folio/kwarto, jumlah halaman lazimnya 4-8), dan (f)
buletin (1/2 majalah, jumlah halaman lazimnya 4-8). Isi media massa

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

14

umumnya terbagi tiga bagian atau tiga jenis tulisan: berita, opini, dan
feature.
2.

Media Massa Elektronik (Electronic Media). Jenis media massa yang
isinya disebarluaskan melalui suara atau gambar dan suara dengan
menggunakan teknologi elektro, seperti radio, televisi, dan film.

3.

Media Online (Online Media, Cybermedia), yakni media massa yang
dapat ditemukan di internet (situs web).
Media massa merupakan sumber kekuatan sebagai alat kontrol

manajemen dan inovasi dalam masyarakat yang dapat didayagunakan sebagai
pengganti kekuatan atau sumber daya yang lain. Media merupakan lokasi atau
forum yang semakin berperan untuk menampilkan peristiwa-peristiwa
kehidupan masyarakat baik yang bertaraf nasional maupun yang bertaraf
internasional. Media seringkali berpeeran sebagai wahana pengembangan
kebudayaan bukan saja dalam pengertian pengembangan bentuk seni dan
simbol, tetapi juga dalam pengertian tata cara, mode, gaya hidup dan normanorma. Media telah menjadi sumber dominan bukan saja bagi individu untuk
memperoleh gambaran dan citra realitas sosial tetapi juga bagi masyarakat dan
kelompok secara kolektif. Media menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian
normatif yang dibaurkan dengan berita dan hiburan (Mc. Quail, 2005:3)
Secara garis besar media massa dapat dibedakan menjadi dua, yakni
media massa cetak dan media massa elektronik. Media massa cetak maupun

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

15

elektronik merupakan media massa yang banyak digunakan oleh masyarakat
di berbagai lapisan sosial, terutama dimasyarakat kota. Keberadaan media
massa seperti halnya pers, radio, televisi, dan lain-lain, tidak lepas kaitannya
dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Media massa
dapat menjadi jembatan yang

menghubungkan komunikator dengan

komunikan yang melintasi jarak, waktu, bahkan lapisan sosial dalam
masyarakat. (Sugiharti, 2000:3)
Menurut beberapa pengertian media massa diatas, maka media massa
adalah sebuah inovasi dalam masyarakat yang dapat digunakan sebagai
pengganti kekuatan atau sumber daya yang lain. Inovasi tersebut berupa
channel, media, saluran, atau alat yang dipergunakan dalam proses
komunikasi yang diarahkan kepada orang banyak.

2.1.3 Fungsi Media Massa Sebagai Penyaji Infor masi
Fungsi informasi merupakan fungsi yang paling penting yang terdapat
dalam komunikasi massa. Komponen paling penting untuk mengetahui fungsi
informasi ini adalah berita-berita yang disajikan. Fakta-fakta yang dicari
wartawan di lapangan kemudian dituangkannya dalam tulisan juga merupakan
informasi. Fakta yang dimaksud adanya kejadian yang benar-benar terjadi di
masyarakat. Dalam istilah jurnalistik, fakta –fakta tersebut biasa diringkas

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

16

dalam istilah 5W+1H (What, Where, Who, When, Why, +How) atau Apa,
Dimana, Siapa, Kapan, Mengapa, dan Bagaimana.
Definisi berita adalah laporan tentang fakta atau ide yang termasa
(baru), yang dipilih oleh staf redaksi suatu harian untuk disiarkan, yang dapat
menarik perhatian pembaca. Entah karena luar biasa, entah karena pentingnya
atau akibatnya, entah pula karena ia mencakup segi-segi (Assegaff,1983 : 24).
Selain itu juga terdapat beberapa definisi berita menurut para pakar
komunikasi, diantaranya :
1.

Dean M Lyle Spencer : Berita adalah suatu kenyataan atau ide yang
benar dan dapat menarik perhatian sebagian besar dari pembaca.

2.

Williard C Bleyer : Berita adalah sesuatu yang termasa (baru) yang
dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat kabar.
Dari beberapa teori yang berbeda, dapat disimpulkan bahwa salah satu

fungsi media massa adalah sebagai penyaji informasi. Informasi disini dapat
diartikan sebagai berita, dimana sebuah kenyataan yang benar dan menarik
perhatian khalayak dimuat dalam sebuah media berkonsep informasi.

2.1.4 Definisi Berita
Menurut Doug Newsonm dan James A Wollert dalam Media Writing
News for the Mass Media (1985 : 11) berita adalah apa saja yang ingin dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

17

perlu diketahui orang atau lebih luas lagi oleh masyarakat. Dengan
melaporkan berita, media massa memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai apa yang mereka butuhkan.
Sedangkan menurut AS Haris Sumadiria, berita adalah laporan
teercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau
penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat
kabar, radio, televisi, atau media online internet.
Kriteria umum nilai berita (news value) merupakan acuan yang
digunakan oleh para jurnalis untuk memutuskan fakta yang pantas dijadikan
berita dan memilih mana yang lebih baik. Nilai berita menjadi sangat penting
dalam penulisan berita bagi wartawan.
Menurut Brian S. Brooks, George Kennedy, Darly R.Moen, Don
Ranly dalam News Reporting and Editing (1980:6-17) menunjuk kepada
Sembilan nilai berita. Serta penambahan dari beberapa pakar lain
menyebutkan adanya ketertarikan manusiawi (humanity) dan seks (sex).
Kemudian As Haris Sumadiria (2005:80-92) menggabungkan menjadi sebelas
nilai berita, sebagai berikut :
a. Keluarbiasaan (Unusualness)
Berita adalah suatu peristiwa luar biasa (news is unusual). Untuk
menunjukkan berita bukanlah suatu peristiwa biasa, Lord Northchliffe, pujangga

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

18

dan editor di Inggris abad 18, menyatakan dalam sebuah ungkapan, “if a dog bites
a man it is not news, but if a man bites dog, it is news” (Mot, 1958:63 dalam
Effendy, 2003:131). Prinsip seperti itu hingga kini masih berlaku dan dijadikan
acuan para reporter dan editor dimanapun.
b. Kebaruan (Newness)
Berita adalah apa saja yang disebut hasil karya terbaru. Apa saja
perubahan penting yang terjadi dan dianggap berarti. Dalam suatu hari tertentu
kapanpun dan dimanapun selalu muncul perubahan baru, peristiwa baru bahkan
kecenderungan baru. Hal inilah yang selalu diberitakan oleh jurnalis.
c. Akibat (Impact)
Berita adalah segala sesuatu yang berdamoak luas. Apa saja yang
menimbulkan akibat sangat berate bagi kehidupan masyarakat itulah berita.
Semakin besar dampak sosial, budaya, ekonomi atau politik yang ditimbulkannya,
maka semakin besar nilai berita yang dikandungnya. Dampak suatu pemberitaan
langsung mengena kepada khalayak atau tidak, dan segera tidaknya efek berita itu
menyentuh khalayak media online, radio, surat kabar atau televisi yang
melaporkannya.
d. Aktual (Timeliness)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

19

Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru terjadi. Dalam memperoleh
dan menyajikan berita-berita atau laporan peristiwa yang actual ini, media massa
mengerahkan semua sumber daya yang dimilikinya mulai dari wartawan sampai
kepada daya dukung peralatan palin modern dan canggih untuk menjangkau
narasumber dan melaporkannya pada masyarakat seluas dan secepat mungkin.
Aktualisasi mencakup kalender, waktu dan masalah.
e. Kedekatan (Proximity)
Berita adalah kedekatan. Kedekatan mengandung dua arti yakni kedekatan
geografis daan kedekatan psikologis. Kedekatan geografis menujukkan pada suatu
peristiwa atau berita yang terjadi di sekitar tempat tinggal kita. Semakin dekat
suatu peristiwa yang terjadi dengan domisili kita, maka semakin terusik dan
semakin tertarik kita untuk menyimak dan mengikutinya. Sedangkan kedekatan
psikologis lebih banyak ditentukan oleh tingkat ketertarikan pikiran, perasaan,
atau kejiwaan seseorang dengan suatu objek berita atau peristiwa.
f. Informasi (Information)
Berita adalah informasi. Menurut Wilbur Schramm informasi adalah segala
yang biasa menghilangkan ketidakpastian. Tetapi, tidak setiap informasi
mengandung dan memiliki nilai berita. Setiap informasi yang tidak memiliki nilai
berita tidak layak untuk dimuat, disiarkan, atau ditayangkan media massa. Hanya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

20

informasi yang memiliki nilai berita atau member banyak manfaat kepada public
yang patut mendapat perhatian media.
g. Konflik (Conflict)
Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsure atau
sarat dengan dimensi pertentangan. Konflik atau pertentangan, merupakan sumber
berita yang tak akan pernah habis. Selama orang menyukai dan menganggap
penting perbedaan pendapat dihalalkan, demokrasi dijadikan acuan, kebenaran
masih diperdebatkan. Konflik akan cenderung jalan terus meskipun apa pihak
yang setuju (pro) dan ada pihak yang tidak setuju (kontra) sebab konflik
senantiasa menyatu dengan dinamika kehidupan. Peristiwa-peristiwa perang,
demonstrasi, atau kriminal merupakan contoh elemen konflik di dalam
pemberitaan.
h. Orang penting (Prominence)
Ada istilah “Names Make News”, nama menciptakan berita. Ketokohan
atau keterkenalan seseorang kerap kali menjadi objek berita yang menarik untuk
diketahui. Orang-orang penting, orang-orang ternama, pesohor, selebriti
dimanapun selalu membuat berita.
i. Ketertarikan manusiawi (Human Interest)

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

21

Human interest merupakan berita yang mengundang minat insani,
menimbulkan ketertarikan manusiawi, mengembangkan hasrat dan naluri ingin
tahu. Kisah-kisah human interest tergolong ke dalam berita ringan, berita lunak
(soft news)
j. Kejutan (Surprising)
Kejutan adalah sesuatu yang datangnya secara tiba-tiba, diluar dugaan,
tidak direncanakan, di luar perhitungan, tidak diketahui sebelumnya. Kejutan bisa
menunjuk pada ucapan dan perbuatan manusia yang dapat mengundang dan
menciptakan informasi serta tindakan yang mengejutkan mengguncang dunia,
seakan langit akan runtuh, bukit akan terbelah, dan laut akan musnah.
Nilai berita kejutan, ditentukan oleh subjek pelaku, situasi, peristiwa
sebelumnya, bidang perhatian pengetahuan serta pengalaman orang-orang atau
masyarakat disekitarnya. Kejutan yang diterima setiap kelompok dari setiap
berita yang disampaikan akan berbeda-beda pengaruhnya.
k. Seks (Seks)
Berita adalah seks begitu pula sebaliknya seks adalah berita. Media massa
tanpa seksdalam segala dimensi dan manifestasinya, sama saja dengan bulan
tanpa bintang, pohon tanpa daun, kolam tanpa ikan, atau sungai tanpa air. Segala
macam berita tentang seks selalu banyak peminatnya, selalu dinanti bahkan
dicari

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

22

Teori tersebut menimbulkan dampak dengan menjamurnya penerbitan
pers yang secara khusus, mengangkat berbagai isu tentang seks, gender,
kehidupan kaum perempuan dengan segala naluri, kebutuhan, keinginan, dan
ambisinya terhadap lawan jenis,hal-hal psikologis, bisnis, atau bahkan politis.

2.1.5 Media Online
Media online atau internet adalah sebuah jaringan kabel dan telepon
juga satelit yang menghubungkan komputer. Dengan beberapa kali mengklik
tombol mouse maka kita akan masuk kedalam lautan informasi dan hiburan
yang ada di seluruh dunia. (Vivian, 2008:262)
Internet bersifat interakif. Internet mempunyai kapasitas untuk
memampukan orang berkomunikasi, bukan sekedar menerima pesan, namun
juga bisa melakukan secara real time (Vivian, 2008:262)
Terdapat lima hal yang menjadi kekuatan situs internet, antara lain yaitu :
1.

Isi, ini dari pesan media massa adalah nilai dari isi (content). Untuk
aspek ini, penggukuran tradisional atas keunggulan suatu bentuk
komunikasi bisa dipakai, seperti akurasi, kejelasan, dan koherensi.

2.

Daya Navigasi, situs punya link internal sehingga pengguna (user)
dapat dengan mudah berpindah dari satu halaman ke halaman lain dan

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

23

berpindah dari beberapa lokasi di sius itu. Di antara media massa lain,
navigabilitas ini adalah ciri khas dari internet.
3.

Link internal, situs berhubungan dengan situs terkait yang ada di
internet. Ciri paling unik dari internet sebagai medium massa adalah
interkonektivitas dengan situs lain di jaringan global. Situs yang baik
harus memanfaatkan keunggulan ini.

4.

Intuitif untuk dipakai, situs terbaik punya tambahan navigasi untuk
berkeliling di seputar situs secara efisien dan lancar. Aspek ini
mencakup peta situs, termasuk link-link.

5.

Waktu loading, situs yang didesain dengan baik memanfaatkan
keunggulan internet sebagai medium visual. Pada saat yang sama,
halaman web harus bisa cepat dibuka sehingga pengguna tidak perlu
menggu lama untuk menyaksikan halaman web terpampang di layar
komputer.
Sedangkan untuk kelemahan situs internet adalah Akurasi. Internet

sebagai medium massa demokratis karena banyak orang dapat menciptakan
isi internet sendiri-sendiri. Hampir semua orang bisa menempatkan situs di
internet. Kelemahan dari begitu banyaknya input dari banyak orang adalah
gatekeeper media tradisional menjadi tidak bisa dihadirkan untuk menjamin
akurasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

24

2.1.6 Pemberitaan Film Spongebob Tidak Baik Untuk Balita
Pemberitaan yang dimaksud adalah berita tentang film kartun
Spongebob tidak baik umtuk balita dan dipublikasikan melalui media massa,
baik media cetak, media elektronik, maupun internet. Terpaan pemberitaan
tersebut dilihat, dibaca dan juga didengar oleh ibu rumah tangga.
Pemberitaan ini berawal dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh
University of Virginia yang melaporkan mengenai dampak film kartun spons
lucu yang tinggal di bawah laut keluaran Nickelodeon tersebut dianggap
membuat anak usia prasekolah sulit memusatkan perhatian.
Setelah melakukan pengujian pada beberapa sampel, peneliti
menemukan bahwa anak usia dini yang menonton film kartun Spongebob bisa
mengalami overtaxed atau lelah dari rangsangan-rangsangan cepat dari kartun
animasi Spongebob. Hal inilah yang bisa menyeabkan anak usia dini menjadi
susah berkosentrasi. Para peneliti khawatir acara-acara televisi tersebut
memberikan dampak panjang terhadap kemampuan berpikir anak di masa
depan.
Sementara itu, Nickelodeon yang dimiliki oleh Viacom International,
produsen kartun SpongeBob SquarePants, merilis pernyataannya untuk CNN
ketika ditanya tentang studi ini. “Dari ke-60 anak yang diteliti, itu bukan
target dari film kartun Spongebob. Kartun itu dirancang untuk anak usia 6 -

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

25

11-tahun bukan untuk usia anak 4 tahun, seperti sampel anak yang digunakan
dalam penelitian.

2.2

Pengertian Sikap
Sikap adalah suatu kecenderungan untuk memberikan reaksi yang
menyenangkan, tidak menyenangkan atau netral terhadap suatu objek atau
sebuah kumpulan objek. Sikap relative menetap, berbagai studi menunjukkan
bahwa sikap kelompok cenderung dipertahankan dan jarang mengalami
perubahan (Rakhmat, 2001:39)
Sikap merupakan kecenderungan bertindak, berpersepsi, dan merasa
dalam menghadapi obyek, ide situasi, ataupun nilai. Sikap disini bukan
perilaku, tetapi lebih merupakan kecenderungan untuk berperilaku dengan
cara tertentu terhadap objek sikap. Objek sikap biasanya berupa orang, situasi
informasi, maupun kelompok (Sobur, 2003:361)
Pada hakikatnya, sikap adalah merupakan suatu interelasi dari
berbagai komponen, dimana komponen-komponen itu ada tiga, yaitu (Gito
Sudarmo, 2000:24-25) :
1. Komponen Kognitif

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

26

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi,
keyakinan dan pendapat yang dimiliki seseorang tentang obyek sikapnya.
Komponen ini berkaitan dengan proses berpikir yang menekankan pada
rasionalistis dan logika. Adanya keyakinan dan evaluatif yang dimiliki
seseorang diwujudkan dalam kesan baik atau tidak baik terhadap
lingkungannya.
2. Komponen Afektif
Komponen emosional atau perasaan seseorang yang berhubungan dengan
rasa senang atau tidak senang. Jadi sifatnnya evaluatif yang berhubungan
erat dengan nilai-nilai kebudayaan dan system nilai yang dimiliki.
3. Komponen Konatif
Komponen yang merupakan kecnderungan seseorang bertindak terhadap
lingkungannya dengan cara ramah, sopan, bermusuhan, menentang,
melaksanakan dengan baik dan sebagainya.
Apabila dikaitkan dengan tujuan komunikasi yang terpenting
bagaimana caranya agar suatu pesan (isi atau content) yang disampaikan oleh
komunikator tersebut mampu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada
komunikan. Adapun dampak yang ditimbulkan tersebut dapat diklasifikasikan
menurut kadarnya yaitu :

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

27

1.

Dampak Kognitif
Dampak Kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan
seseorang menjadi tahu. Disini pesan yang disampaikan komunikator
ditujukan kepada pikiran si komunikan. Dengan perkataan lain, tujuan
komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran dari
komunikan, apa yang diketahui, dipahami atau dipersepsi oleh komunikan
tersebut.

2.

Dampak Afektif
Dampak afektif disini lebih tinggi kadarnya dari pada dampak kognitif. Disini
tujuan komunikator bukan hanya sekedar supaya komunikan tahu, tetapi juga
tergerak hatinya, misalnya perasaan takut, marah dan lain sebagainya.

3.

Dampak Behavioral
Dampak behavioral merupakan dampak yang kadarnya paling tinggi, yaitu
dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan dan
kegiatan (Rahmat, 2005:219).
Namun pada kenyataannya apa yang telah diungkapkan hanyalah
sebatas teori. Karena pada kenyataannya terjadi kesenjangan yang tajam.
Serial Spongebob yang setiap hari tayang di televisi ternyata tidak baik bagi
anak usia dini yang sering menontonnya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

28

2.3

Film Kartun
Film adalah media komunikasi massa berisi gambar bergerak yang
terbuat dari celluloid transparan dalam jumlah yang banyak, yang apabila
digerakka melalui cahayanya yang kuat akan tampak seperti gambar yang
hidup.
Menikmati cerita dalam film berbeda dengan buku, cerita disajikan
melalui huruf-huruf secara mati dan hanya akan mempunyai arti dalam alam
sadar, sedangkan film mempertunjukkan dengan jelas tingkah laku pelaku dan
dapat mendengarkan suara, sehingga apa yang dilihat dalam film seolah-olah
kejadiannya yang nyata dan terjadi di depan mata.(Effendy, 2000 : 207)
Sehubungan dengan itu, terdapat idenifikasi psikologi yakni dengan
melihat dan menghayati sebuah film. Sering kali penonton mengidentifikasi
seluruh pribadinya dengan salah seorang pemegang peranan dalam film itu.
Bahkan karena penonton tenggelam dalam upayanya untuk memahami dan
merasakan apa yang dipikirkan atau dialami si tokoh, ia mengira bahwa ia
sendiri yang berada pada posisi si tokoh tersebut (Effendi, 2000 : 207-208).
Begitu juga dengan film kartun Spongebob yang kini digemari anakanak tentulah memiliki alur cerita yang menarik dan kelebihan baik segi audio
maupun visual dalam setiap episodenya.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

29

2.3.1 Kartun Spongebob Squarepants
SpongeBob SquarePants adalah sebuah serial film animasi yang paling
populer di Nickelodeon. Pada awalnya serial kartun ini ditayangkan pada
tahun 1999 di Amerika Serikat dan dicipta oleh Stephen Hillenburg, seorang
animator dan ahli biologi laut, dan diterbitkan oleh perusahaan beliau, United
Plankton Pictures Inc.
Di Indonesia serial ini kemudian hak tayang acara-acara yang
diproduksi oleh Nickelodeon dibeli oleh Global TV. Kartun ini diciptakan
oleh seorang ahli biologi laut dan animator Stephen Hillenburg dan lalu dirilis
melalui perusahaannya United Plankton Pictures Inc. Serial ini settingnya
berada di Samudra Pasifik di kota Bikini Bott