Peranan e-SPT dalam Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Pelaporan Pajak (Studi Kasus PT Serasi Autoraya Bandung).

(1)

ABSTRACT

The intention of this research is to get the overall concept about e-SPT role in enhancing the efficiency and effectiveness of tax reporting at PT Serasi Autoraya

Bandung. Meanwhie the purpose is to have an understanding about how the tax

payers do the e-SPT and how far the e-SPT will increase the efficiency and effectiveness of tax reporting at PT Serasi Autoraya Bandung. The research method that is being used on this research is descriptive analysis. The instrument on this research is using the questionnaire to gather the research’s data. Based on the results is the hypothesis, the e-SPT at PT Serasi Atoraya Bandung have been applied correctly and the result is 99.05%, also the tax reporting activity have been inplemented correctly and the result is 97.674%. Tax reporting using the e-SPT at

PT Serasi Autoraya Bandung have a major effect in order to increase the efficiency

and effectivity tax reporting. With the result that being taken from the writer’s hypothesis “e-SPT role in increasing the efficiency and effectivity tax reporting” could be accepted.


(2)

viii

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh mengenai peranan e-SPT dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaporan pajak di PT Serasi Autoraya Bandung. Sedangkan tujuannya adalah untuk mengetahui bagaimana Wajib Pajak Badan melakukan e-PT dan seberapa jauh e-PT dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelaporan pajak di PT Serasi Autoraya Bandung. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Instrument dalam penelitian menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data penelitian. Pengolahan data dianalisis dengan menggunakan perhitungan statistika. Berdasarkan hasil hipotesis diketahui bahwa perananan e-SPT pada PT Serasi Autoraya Bandung sudah diterapkan dengan sangat baik dengan perolehan hasil sebesar 99.095% dan kegiatan pelaporan pajak di PT Serasi Autoraya Bandung sudah dilaksanakan dengan sangat baik dengan hasil perolehan sebesar 97.674%. sehingga pelaporan pajak dengan menggunakan e-SPT di PT Serasi Autoraya Bandung sangat berperan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaporan pajak. Dengan demikian hipotesis penulis “Peranan e-SPT Dalam Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Pelporan Pajak” dapat diterima.


(3)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL...i

HALAMAN PENGESAHAN...ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI...iii

KATA PENGANTAR...iv

ABSTRACT...vii

ABSTRAK...viii

DAFTAR ISI...ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian...1

1.2 Identifikasi Masalah...6

1.3 Maksud Tujuan Penelitian...6

1.4 Kegunaan Penelitian...7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Pengertian Pajak...8

2.1.1 Fungsi Pajak...9

2.1.2 Sistem Pemungutan Pajak...10

2.1.3 Pengertian Nomor Pokok Wajib Pajak...11

2.2 Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) ...12

2.2.1 Fungsi Surat Pemberitahuan (SPT) ...13


(4)

x

Universitas Kristen Maranatha

2.2.3 Kewajiban Mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) ...15

2.2.4 Hak Wajib Pajak...16

2.2.6 Tata Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) ...17

2.2.7 Pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan...17

2.2.7 Jenis Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan...17

2.2.8 Cara Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan...18

2.2.9 Batas Waktu Penyampaian Surat Pemberitahuan SPT Tahunan...20

2.2.10 Surat Pemberitahuan (SPT) dianggap tidak disampaikan...20

2.2.11 Sanksi Tidak Menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT)...22

2.3 Pengertian e-SPT...24

2.3.1 Penyampaian e-SPT...25

2.3.2 Tata Cara Penggunaan e-SPT...26

2.3.3 Sistem Requirement...27

2.3.4 Kelebihan e-SPT...27

2.4 Pengertian Efisiensi...29

2.5 Pengertian Efektivitas...29

2.6 Alat Ukur Efisiensi dan Efektivitas...29

2.7 Hipotesis...30

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian...31

3.1.1 Sejarah Singkat PT SERASI AUTORAYA Bandung...31

3.1.2 Struktur Organisasi PT SERASI AUTORAYA Bandung...33


(5)

3.2.1 Teknik Pengumpulan data...35

3.2.2 Penentuan Responden...36

3.2.3 Teknik Pengembangan Instrumen...36

3.2.4 Operasional Variabel...37

3.2.5 Variabel dan Skala Pengukuran...37

3.2.6 Analisis Data dan Pengujian Hipotesis...38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Penyampaian SPT Melalui Elektronik (e-SPT)...42

4.1.1 Pelaporan Pajak e-SPT di PT Serasi Autoraya Bandung...47

4.2 Efisiensi dan Efektivitas Pelaporan Pajak PT Serasi Autoraya...48

4.3 Pengujian Hipotesis...50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan...54

5.2 Saran...55

DAFTAR PUSTAKA...57 LAMPIRAN


(6)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pajak adalah iuran wajib yang diberikan oleh seseorang atau badan organisasi yang disetor atau diberikan kepada pemerintah tanpa memperoleh prestasi atau imbalan sehingga pajak dapat dikatakan sebagai suatu paksaan yang mau tidak mau harus ditanggung Wajib Pajak (Waluyo, B.Illyas, Perpajakan Indonesia, 2003;4)

Pembayaran pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapat timbal balik secara langsung yang dapat ditunjukkan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum.” Menurut Rochmat Soemitro di dalam buku Asas dan Dasar Perpajakan I (2004) menyebutkan pajak merupakan sumber utama penerimaan negara yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dengan cara meningkatkan pelayanan publik. Dari pengertian tersebut pajak memiliki beberapa ciri yaitu

- Dipungut berdasarkan perundang-undangan - Tidak mendapat jasa timbal balik langsung - Dapat dipaksakan

- Digunakan untuk pembangunan

Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang paling besar sekitar 78% dari total Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Indonesia. Tetapi hasil tersebut belum merupakan hasil yang maksimal karena hanya sebagian dari pengumpulan yang terkumpul. Realisasi penerimaan pajak tahun 2012 adalah sebesar


(7)

2

BAB I PENDAHULUAN

Rp 980,1 triliun atau 3,6 persen lebih rendah dari target sebesar Rp 1.016,2 triliun (Agus Martowardojo). Menurut Menteri Perekonomian Hatta Rajasa (2011) selama ini Direktorat Jenderal Pajak belum sekali pun berhasil mencapai target penerimaan pajak dalam APBN, masih banyak sekali area peraturan yang tidak transparan dan membingungkan sehingga kerap disebut sebagai area abu-abu di Direktorat Jenderal Pajak. Selain itu Menteri Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan peningkatan penerimaan pajak itu juga harus dilakukan dengan menekankan agar instrumen pajak yang digunakan tetap berkeadilan.

Aktivitas pemungutan pajak bukan pekerjaan yang mudah disamping peran aktif dari petugas perpajakan, juga dituntut kesadaran dari wajib pajak itu sendiri. Kemauan wajib pajak dalam membayar pajak merupakan hal yang penting. Penyebab kurangnya kemauan membayar pajak antara lain asas perpajakan yaitu bahwa hasil pemungutan pajak tersebut tidak secara langsung dapat dinikmati oleh para wajib pajak. Hal ini terjadi karena masyarakat tidak pernah tahu wujud konkret imbalan dari uang yang dikeluarkan untuk membayar pajak. Hal ini juga diperkuat oleh iklan Pemerintah yang memberitahukan secara besar-besaran bahwa pajak yang dibayarkan pemerintah akan dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk pembangunan di segala bidang baik mulai pendidikan sampai kesehatan masyarakat. Karena itulah masyarakat beranggapan bahwa mereka tidak akan menerima timbal balik dari pajak yang mereka bayarkan.

Penerimaan pajak memegang peranan yang krusial di hampir setiap negara. Sesuai dengan fungsinya sebagai budgeter, penerimaan perpajakan merupakan sumber pendapatan yang utama dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Seperti diketahui bersama bahwa sampai saat ini persepsi masyarakat


(8)

3

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

khususnya dunia usaha mengenai pajak masih negatif. Pajak masih menjadi momok bagi banyak orang. Hal ini dipicu oleh trauma masa lalu, yaitu pada zaman penjajahan di mana masyarakat umum beranggapan bahwa pembayar pajak hanya dijadikan sapi perahan oleh penguasa. Sebaliknya, mereka tidak menyadari bahwa kontribusi pembayaran pajak yang dihimpun oleh pemerintah adalah untuk kepentingan bersama melalui pelayanan umum seperti membiayai pendidikan, memperbaiki fasilitas kesehatan, fasilitas keamanan, dan banyak lagi hal lainnya yang ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat (Judisseno, Pajak dan Strategi Bisnis, 1997).

Adanya perubahan menimbulkan akses yang besar bagi wajib pajak. Salah satunya adalah menurunnya kepatuhan dan kesadaran wajib pajak akan kewajibannya karena dasarnya atau ada kecenderungan wajib pajak merasa keberatan kalau harta yang telah dikumpulkan atau diperoleh sebagian disetorkan kepada negara. Sehingga untuk mengantisipasi hal tersebut diperlukan suatu perangkat untuk menggugah kepatuhan wajib pajak. Perangkat tersebut dapat berupa sosialisasi yang diberikan kepada wajib pajak akan kesadaran wajib pajak dalam hal pembayaran pajak. Kesadaran untuk menjadi wajib pajak yang patuh merupakan salah satu kepatuhan terhadap hukum. Kepatuhan terhadap pembayaran pajak termasuk tertib terhadap hukum perpajakan dimana disebutkan hukum perpajakan tidak pandang bulu dan tidak luput dari perkecualian baik dimana saja serta siapa saja semua sama berdasarkan ketentuan hukum perpajakan yang berlaku untuk menghindari sanksi administrasi yang akan merugikan wajib pajak sendiri.

Penerimaan pajak tentu tak lepas dari kepatuhan masyarakat dalam memenuhi kewajiban perpajakannya melalui pelaporan dan pembayaran pajaknya.


(9)

4

BAB I PENDAHULUAN

“Fakta menunjukkan bahwa tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban pajaknya masih sangat rendah,” ujar Menteri Keuangan, Agus Martowardojo, dalam peluncuran Sensus Pajak Nasional di Jakarta Utara, Jumat (30/9/2011). Beliau juga menututurkan bahwa saat ini, orang pribadi yang menyerahkan Surat Pemberitahuan (SPT) hanya 8,5 juta Wajib Pajak. Padahal penduduk yang aktif bekerja ada 110 juta orang. Hal ini menunjukkan bahwa rasio Surat Pemberitahuan (SPT) terhadap kelompok pekerja aktif itu hanya 7,7 persen. Sementara untuk badan usaha hanya 466.000 badan yang menyerahkan Surat Pemberitahuan (SPT). Padahal badan usaha yang berdomisili tetap dan aktif ada lebih dari 12 juta badan. Artinya kepatuhan Wajib Pajak badan relatif rendah karena jumlahnya itu hanya 3,6 persen dari jumlah yang ada.

Pajak merupakan salah satu penopang pembangunan negara. Intuk itu dibutuhkan kesadaran dari para Wajib Pajak untuk turut berpartisipasi di dalamnya. Sistem perpajakan di Indonesia menganut self assessment system, sehingga diperlukan peran dan tanggung jawab Wajib Pajak untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang harus dibayar. Sebagai seorang Wajib Pajak maka kita wajib menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan ataupun Surat Pemberitahuan (SPT) Masa dengan benar, lengkap, dan jelas. Namun seringkali masalah yang selalu dihadapi Wajib Pajak dalam menyusun Surat Pemberitahuan (SPT) adalah bentuk formulir yang selalu berubah. Kerumitan menghitung dan mengisi serta melapor Surat Pemberitahuan (SPT) juga menjadi salah satu masalah mendasar yang membuat Wajib Pajak akhirnya menjadi tidak patuh dalam melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa maupun Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan.


(10)

5

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

Adanya perkembangan teknologi informasi yang semakin canggih yang dalam hal ini ditandai dengan era digital menjadikan peluang sekaligus tantangan bagi Direktorat Jenderal Pajak untuk senantiasa menyesuaikan diri. Permasalahan yang terjadi selama ini adalah antrian penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) dari Wajib Pajak yang memasuki jatuh tempo pelaporan dan petugas perekaman data Surat Pemberitahuan (SPT) di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang jumlahnya terbatas sehingga proses perekaman menjadi lambat dan bahkan menjadi tunggakan perekaman. Selain itu kelemahan pengisian Surat Pemberitahuan (SPT) secara manual yaitu sering terjadi kesalahan penulisan, pengisian, dan perhitungan pajak dari Wajib Pajak sendiri. Untuk menjawab dan menyikapi meningkatnya kebutuhan Wajib Pajak akan pelayanan yang harus semakin baik, membengkaknya biaya pemrosesan laporan pajak, dan keinginan untuk mengurangi beban proses administrasi laporan pajak menggunakan kertas, maka Direktorat Jenderal Pajak telah mengeluarkan sebuah Surat Keputusan No.88 mengenai Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) secara Elektronik pada bulan Mei 2004.

Salah satu bentuk modernisasi administrasi perpajakan yaitu dengan diciptakannya system. E-System perpajakan dibagi menjadi payment, e-counseling, e-registration, e-filling, e-spt, dan e-mapping. E-system ini dibuat dengan harapan untuk mempermudah Wajib Pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Seperti e-SPT yang memudahkan wajib pajak untuk mengadministrasikan dan melaporkan data Surat Pemberitahuan (SPT) Masa atau Tahunan dengan mengisi Surat Pemberitahuan (SPT) dalam bentuk elektronik menggunakan aplikasi e-SPT yang disediakan Direktorat Jenderal Pajak (DJP)


(11)

6

BAB I PENDAHULUAN

karena salah satu kewajiban perpajakan yang harus dilakukan seluruh wajib pajak adalah melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa atau Tahunan.

Tujuan utama layanan pelaporan pajak ini adalah untuk menyediakan fasilitas pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik (via internet) kepada Wajib Pajak, sehingga Wajib Pajak orang pribadi dapat melakukan dari rumah atau tempat bekerja, sedangkan Wajib Pajak Badan dapat melakukan dari lokasi kantor.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul penelitian :

“Peranan e-SPT Dalam Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Pelaporan Pajak” (Studi Kasus PT SERASI AUTORAYA Bandung).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Wajib Pajak Badan melakukan e-SPT.

2. Seberapa jauh e-SPT dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaporan perpajakan.

1.3 Maksud Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk menghimpun data-data yang akan dijadikan bahan penulisan skripsi.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:


(12)

7

Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN

1. Untuk mengetahui bagaimanakah Wajib Pajak Badan melakukan e-SPT. 2. Untuk mengetahui seberapa jauh e-SPT dapat meningkatkan efisiensi dan

efektivitas pelaporan perpajakan.

1.4 Kegunaan Penelitian

Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat Akademik

Sebagai bahan referensi lebih lanjut dalam hal yang berkaitan dengan peranan

e-SPT. Selain itu juga menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hal

tersebut, serta diperolehnya manfaat dari pengalaman penelitian. b. Manfaat Praktisi

Sebagai kontribusi dalam usaha bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam melaksanakan usaha peningkatan Wajib Pajak melalui penerapan sistem e-SPT.


(13)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa e-SPT berperan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaporan pajak PT SERASI AUTORAYA. Sesuai dengan identifikasi masalah maka penulis uraikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Wajib Pajak Badan dalam melakukan e-SPT.

Sebelum dirubahnya sistem pelaporan pajak yang ada di PT SERASI AUTORAYA Bandung yaitu secara manual dalam melaporkan pajak, pelaporan pajak harus mendatangi KPP (Kantor Pelayanan Pajak) tempat Wajib Pajak terdaftar.

Setelah diberlakukannya keputusan Direktorat Jenderal Pajak No.KEP-383/PJ/2002 tentang Tata Cara Pembayaran Setoran Pajak Melalui Sistem Pembayaran On-line dan Penyampaian Surat Pemberitahuan Dalam Bentuk Digital, PT SERASI AUTORAYA menerapkan sistem pelaporan pajaknya dengan menggunakan aplikasi e-SPT. Setelah diterapkannya sistem yang baru, menurut hasil penelitian pelaporan pajak menjadi lebih efisien dan efektif karena menghemat waktu dalam pelaporan.

2. Peranan e-SPT meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaporan pajak.

Peranan e-SPT dalam melaporkan pajak di PT SERASI AUTORAYA Bandung telah efisien dan efektif. Pernyataan ini didukung dengan hasil


(14)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 55

Universitas Kristen Maranatha jawaban kuesioner yang berhubungan dengan peranan e-SPT yang sangat baik sebesar 99,095% dan pelaporan pajak menggunakan e-SPT yang sangat efisen dan efektif sebesar 97,674%. Pelaksanaan e-SPT di PT SERASI AUTORAYA Bandung lebih efisien dan efektif. Terbukti dengan diberlakukannya sistem penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik:

1. Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) dapat dilakukan secara cepat dan aman, karen lampiran dalam bentuk CD atau Flashdisk.

2. Data perpajakan terorganisasi dengan baik.

3. Penghitungan dilakukan secara tepat dan cepat karena menggunakan sistem komputer.

4. Berkurangnya waktu untuk mengitung pajak secara manual dan mengurangi kesalahan perhitungan pajak terutang.

5. Berkurangnya pekerjaan perekaman data Surat Pemberitahuan (SPT) yang memakan sumber daya yang cukup banyak.

5.2. Saran

Secara keseluruhan dalam melaporkan pajak Masa Tahunan Badan, PT SERASI AUTORAYA telah melaporkan SPT (Surat Pemberitahuan Tahunan) telah baik. Dalam pelaksanaan kedepan, pelaporan pajak Tahunan dapat ditingkatkan lagi ketepatan waktu dalam melaporkan SPT (Surat Pemberitahuan Tahunan) dan diharapkan dengan penggunaan aplikasi e-SPT dapat membantu karyawan yang terkait dalam peningkatan kualitas perhitungan dan pelaporan yang baik.


(15)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56

Setelah penulis melakukan penelitian, saran terhadap penerapan e-SPT dalam melaporkan pajak secara keseluruhan adalah:

1. Penerapan e-SPT dapat diperhatikan dari segi penyimpanan SPT. Penggunaan e-SPT bisa menjadi tidak efisien ketika tempat penyimpanan data perpajakan Wajib Pajak terkena virus atau terdapat masalah teknis yang menyebabkan data perpajakan menjadi hilang.

2. Saat ini penggunaan e-SPT dapat dianggap efisien dan efektif. Tetapi seiring perkembangan teknologi kedepan, Direktorat Jenderal Pajak harus memikirkan kembali cara untuk melaporkan pajak yang lebih baik. Apakah penggunaan e-SPT akan tetap dilanjutkan sehubungan dengan perkembangan teknologi.


(16)

57

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Agus Setiawan, Basri Musri. 2006. Perpajakan Umum. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Devano dan Siti Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori, dan Isu. Kencana, Jakarta.

Direktorat Jenderal Pajak. 2007. Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara

Perpajakan, Jakarta.

Mardiasmo. 2003. Perpajakan (edisi Revisi), Yogyakarta.

Rochmat Soemitro. 2004. Asas dan Dasar Perpajakan I. Refika Aditama, Bandung. Siti Resmi. 2008. Perpajakan: Teori dan Kasus. Buku Satu Edisi Empat, Salemba

Empat, Jakarta.

Siti Resmi. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus. Buku Satu Edisi Lima, Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.

Timbul Hamonangan, Imam Mukhlis. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan dalam

Pembangunan Ekonomi. Raih Asa Sukses, Jakarta.

Waluyo, B.Illyas. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat, Jakarta. http://id.wikipedia.org/wiki/SPT

http://www.pajak.go.id

http://pelayanan-pajak.blogspot.com/2009/04/surat-pemberitahuan-spt.html

http://pelayanan-pajak.blogspot.com/2013/01/bagaimana-cara-menyampaikan-spt-tahunan.html


(1)

6 BAB I PENDAHULUAN

karena salah satu kewajiban perpajakan yang harus dilakukan seluruh wajib pajak adalah melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Masa atau Tahunan.

Tujuan utama layanan pelaporan pajak ini adalah untuk menyediakan fasilitas pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik (via internet) kepada Wajib Pajak, sehingga Wajib Pajak orang pribadi dapat melakukan dari rumah atau tempat bekerja, sedangkan Wajib Pajak Badan dapat melakukan dari lokasi kantor.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian dengan judul penelitian :

“Peranan e-SPT Dalam Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Pelaporan Pajak” (Studi Kasus PT SERASI AUTORAYA Bandung).

1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka penulis dapat mengidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah Wajib Pajak Badan melakukan e-SPT.

2. Seberapa jauh e-SPT dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaporan perpajakan.

1.3Maksud Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk menghimpun data-data yang akan dijadikan bahan penulisan skripsi.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah:


(2)

7 BAB I PENDAHULUAN

1. Untuk mengetahui bagaimanakah Wajib Pajak Badan melakukan e-SPT. 2. Untuk mengetahui seberapa jauh e-SPT dapat meningkatkan efisiensi dan

efektivitas pelaporan perpajakan.

1.4Kegunaan Penelitian

Dengan dilakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat Akademik

Sebagai bahan referensi lebih lanjut dalam hal yang berkaitan dengan peranan e-SPT. Selain itu juga menambah wawasan dan pengetahuan mengenai hal tersebut, serta diperolehnya manfaat dari pengalaman penelitian.

b. Manfaat Praktisi

Sebagai kontribusi dalam usaha bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam melaksanakan usaha peningkatan Wajib Pajak melalui penerapan sistem e-SPT.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa e-SPT berperan dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaporan pajak PT SERASI AUTORAYA. Sesuai dengan identifikasi masalah maka penulis uraikan kesimpulan sebagai berikut:

1. Wajib Pajak Badan dalam melakukan e-SPT.

Sebelum dirubahnya sistem pelaporan pajak yang ada di PT SERASI AUTORAYA Bandung yaitu secara manual dalam melaporkan pajak, pelaporan pajak harus mendatangi KPP (Kantor Pelayanan Pajak) tempat Wajib Pajak terdaftar.

Setelah diberlakukannya keputusan Direktorat Jenderal Pajak

No.KEP-383/PJ/2002 tentang Tata Cara Pembayaran Setoran Pajak Melalui Sistem Pembayaran On-line dan Penyampaian Surat Pemberitahuan Dalam Bentuk Digital, PT SERASI AUTORAYA menerapkan sistem pelaporan pajaknya dengan menggunakan aplikasi e-SPT. Setelah diterapkannya sistem yang baru, menurut hasil penelitian pelaporan pajak menjadi lebih efisien dan efektif karena menghemat waktu dalam pelaporan.

2. Peranan e-SPT meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelaporan pajak.

Peranan e-SPT dalam melaporkan pajak di PT SERASI AUTORAYA Bandung telah efisien dan efektif. Pernyataan ini didukung dengan hasil


(4)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 55

jawaban kuesioner yang berhubungan dengan peranan e-SPT yang sangat baik sebesar 99,095% dan pelaporan pajak menggunakan e-SPT yang sangat efisen dan efektif sebesar 97,674%. Pelaksanaan e-SPT di PT SERASI AUTORAYA Bandung lebih efisien dan efektif. Terbukti dengan diberlakukannya sistem penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) secara elektronik:

1. Penyampaian Surat Pemberitahuan (SPT) dapat dilakukan secara cepat dan aman, karen lampiran dalam bentuk CD atau Flashdisk.

2. Data perpajakan terorganisasi dengan baik.

3. Penghitungan dilakukan secara tepat dan cepat karena menggunakan sistem komputer.

4. Berkurangnya waktu untuk mengitung pajak secara manual dan mengurangi kesalahan perhitungan pajak terutang.

5. Berkurangnya pekerjaan perekaman data Surat Pemberitahuan (SPT) yang memakan sumber daya yang cukup banyak.

5.2. Saran

Secara keseluruhan dalam melaporkan pajak Masa Tahunan Badan, PT SERASI AUTORAYA telah melaporkan SPT (Surat Pemberitahuan Tahunan) telah baik. Dalam pelaksanaan kedepan, pelaporan pajak Tahunan dapat ditingkatkan lagi ketepatan waktu dalam melaporkan SPT (Surat Pemberitahuan Tahunan) dan diharapkan dengan penggunaan aplikasi e-SPT dapat membantu karyawan yang terkait dalam peningkatan kualitas perhitungan dan pelaporan yang baik.


(5)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 56

Setelah penulis melakukan penelitian, saran terhadap penerapan e-SPT dalam melaporkan pajak secara keseluruhan adalah:

1. Penerapan e-SPT dapat diperhatikan dari segi penyimpanan SPT. Penggunaan e-SPT bisa menjadi tidak efisien ketika tempat penyimpanan data perpajakan Wajib Pajak terkena virus atau terdapat masalah teknis yang menyebabkan data perpajakan menjadi hilang.

2. Saat ini penggunaan e-SPT dapat dianggap efisien dan efektif. Tetapi seiring perkembangan teknologi kedepan, Direktorat Jenderal Pajak harus memikirkan kembali cara untuk melaporkan pajak yang lebih baik. Apakah penggunaan e-SPT akan tetap dilanjutkan sehubungan dengan perkembangan teknologi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Agus Setiawan, Basri Musri. 2006. Perpajakan Umum. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Devano dan Siti Rahayu. 2006. Perpajakan: Konsep, Teori, dan Isu. Kencana, Jakarta.

Direktorat Jenderal Pajak. 2007. Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Jakarta.

Mardiasmo. 2003. Perpajakan (edisi Revisi), Yogyakarta.

Rochmat Soemitro. 2004. Asas dan Dasar Perpajakan I. Refika Aditama, Bandung. Siti Resmi. 2008. Perpajakan: Teori dan Kasus. Buku Satu Edisi Empat, Salemba

Empat, Jakarta.

Siti Resmi. 2009. Perpajakan: Teori dan Kasus. Buku Satu Edisi Lima, Salemba Empat, Jakarta.

Sugiyono. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis. Alfabeta, Bandung.

Timbul Hamonangan, Imam Mukhlis. 2012. Dimensi Ekonomi Perpajakan dalam Pembangunan Ekonomi. Raih Asa Sukses, Jakarta.

Waluyo, B.Illyas. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat, Jakarta. http://id.wikipedia.org/wiki/SPT

http://www.pajak.go.id

http://pelayanan-pajak.blogspot.com/2009/04/surat-pemberitahuan-spt.html

http://pelayanan-pajak.blogspot.com/2013/01/bagaimana-cara-menyampaikan-spt-tahunan.html