HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA Hubungan Antara Self-Esteem Dengan Kesejahteraan Siswa Di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta.

HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA
DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh:
LUCKY ERVIANA MUSTIKAWATI
F 100 090 189

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA
DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi

Diajukan oleh :
LUCKY ERVIANA MUSTIKAWATI
F 100 090 189

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013

HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEMDENGAN KESEJAHTERAAN SISWA
DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA

Lucky Erviana Mustikawati
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui apakah ada hubungan antara self-esteem
dengan kesejahteraan siswa, 2) mengetahui sumbangan efektif self-esteem dengan

kesejahteraan siswa, 3) mengetahuai tingkat kesejahteraan siswa, 4) mengetahui tingkat selfesteem. Subjek penelitian adalah siswa-siswi SMP Muhammadiyah 8 Surakarta kelas VII,

VIII, dan IX. Metode menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Product Moment dari Pearson.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien sebesar rxy = 0,384 dengan sig = 0,002; p
< 0,01, sehingga hipotesis yang diajukan diterima, Sehingga dapat dikatakan adalah ada
hubungan positif yang signifikan antara self-esteem terhadap kesejahteraan siswa.
Sumbangan efektif self-esteem mempengaruhi kesejahteraan siswa sebesar 14,8% dan 95,2%
sisanya dipengaruhi variabel lain. Tingkat self-esteem termasuk dalam kategori tinggi dengan
rerata empirik sebesar 29,08 dan rerata hipotetik skala self-esteem sebesar 25. Sedangkan
tingkat kesejahteraan siswa termasuk dalam kategori tinggi dengan rerata empirik sebesar
60,63 dan rerata hipotetik skala kesejahteraan siswa sebesar 47,5.
Kata kunci : self-esteem, kesejahteraan siswa

bertujuan untuk berkembangnya potensi

Pendahuluan
pendidikan di Indonesia berfungsi

peserta didik agar menjadi manusia yang


untuk mengembangkan kemampuan dan

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

membentuk watak serta peradaban bangsa

Maha

yang

rangka

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

bangsa,

menjadi warga negara yang demokratis

bermartabat


mencerdaskan

dalam

kehidupan

Esa,

berakhlak

mulia,

sehat,

serta

bertanggung

jawab.


siswanya, sehingga dapat membuat seluruh

Dengandemikiandapatdikatakanpendidikan

siswanya

bagisiwa

kesejahteraan siswa dapat mempengaruhi

di

Indonesia

merasa

sejahtera,

karena


bukanhanyamenekannkanpadapengemban

seluruh aspek yang berkaitan dengan

ganakademiksaja,

pengoptimalisasian fungsi siswa di sekolah

akantetapijugamenjadikanseorangsiswama
nusia yang sehatsecarafisik, sosial, rohani,
dan

juga

psikologis,

dikemukakan

oleh


seperti
World

yang

(Victorian

General

Report,

2010).

Kesejahteraanseorang siswa dapat dilihat
dari

Health

sejauhmanasiswamerasabaikdalamemosida

Organization (WHO) bahwa sehat mmiliki

nperasaanmereka
keluasan

makna

yaitu

ketikaberada

di

kesejahteraan,
lingkungansekolahnya (De Fraine, dkk ,

kebahagiaan, kepuasan hidup dan kualitas
2005).
hidup (Saptandari, 2012).
Dalam dunia pendidikan seolah-


Sekolah sendiri merupakan sarana
yang secara sengaja dirancang untuk upaya
peningkatan mutu masukan instrumental
dari sekolah, seperti kurikulum, tenaga
pendidikan yang profesional, sarana atau
prasarana yang berkualitas, tetapi juga
mampu membuat perkembangan diri yang
sehat dan produktif untuk membantu para
anak didik mencapai semua tujuan dalam
mengembangkan pendidikan di Indonesia.
Sekolah

setiap

harinya

selalu

berusaha untuk memberikan pengalamanpengalaman yang terbaik bagi siswa-


olah menggambarkan dua situasi yang
saling bertolak belakang. Di salah satu
situasi,

sekolah

mampu

menjadi

lingkungan yang baik dan penuh dukungan
positif bagi perkembangan siswa, sehingga
siswa

mampu

mengembangkan

diri


mereka secara optimal, namun situasi lain,
sekolah juga dapat menjadi lingkungan
yang banyak menimbulkan masalah baik
itu masalah yang berkaitan dengan emosi
ataupun dengan perilaku siswa (Kumara,
2012). Salah satu masalah dalam dunia

pendidikan

adalah

adanyabullying.

mudah menyalahkan daripada memuji,

Terkadang sekolah, guru, orangtua dan

memunculkan

sesama

berdaya

misalnya menghukum siswa secara fisik,

mencegahnya. Dari segi apa pun, tindakan

membiarkan siswa terperosok semakin

seperti ini sesungguhnya tidak diterima.

dalam,

Namun

tetap

proses, dan menilai kesuksesan siswa

berlanjut. Relasi antar siswa dan antar

hanya dari nilai matapelajaran tertentu saja

pihak-pihak

(Susetyo,

siswa

sering

dalam

pendidikan,

tidak

kenyataannya,

yang

terkait

khususnya

dalam

di

kekerasan

mementingkan

2012).

di

sekolah

hasil

daripada

Kejadian-kejadian

sekolah,

bullying dan hubungan guru dan siswa

seharusnya menjadi bagian penting untuk

tersebut pada umumnya diketahui oleh

memfasilitaskan

komunitas

perkembangan

siswa

sekolah

umum

tampaknya

mencapai titik optimal (Faturochman &

mereka

Tyas Tri dkk, 2012).

menganggap hal tersebut sebagai hal biasa.

tidak

Baker

Penelitian lain yang mendukung

berdaya

&

atau

Maupin

bukan

(2009)

tentang kurangnya fungsi efektif di dunia

berpendapat bahwa ada beberapa faktor

pendidikan

yang

yaitu

menunjukkan

adanya

yang

mempengaruhi

munculnya

terhadap

kesejahteraan siswa, yaitu faktor dari

kesejahteraan siswa yang terkait dengan

dalam diri dan faktor dari lingkungan.

hubungan guru dan siswa. Dikemukakan

Faktor dari dalam diri meliputi demografi

bahwa seorang guru seringkali melakukan

seperti jenis kelamin, ras dan status sosial

tindakan yang kurang menyenangkan bagi

ekonomi.

siswanya, diantaranya adalah pandangan

kemampuan akademik siswa yang dapat

negatif

siswanya,

mempengaruhi kesejahteraan siswa di

mengajarkan siswa menyerah sebelum

sekolah dan variabel kesejahteraan jiwa

melakukan tindakan atau usaha, lebih

siswa,

guru

ancaman

fakta

terhadap

Selain

yang

di

itu,

ada

dalamnya

variabel

mencakup

variabel

self-esteem,

self-efficacy,

kecenderungan untuk mengalami depresi

sikap,

perilaku

dan

kebiasaan

orang

tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

dan stres. Sementara itu faktor dari

Sedangkan

seseorang

yang

lingkungan meliputi kontek sosial dan

memiliki

budaya, seperti pengaruh teman sebaya

mempunyai

dan keluarga. Berdasarkan pada penjelasan

mampu menjalani kegiatannya dengan

diatas maka, peneliti merasa penting

berhasil, sebaliknya jika harga diri kurang

memfokuskan penelitian ini pada faktor

atau rendah maka seseorang akan diliputi

dari dalam diri individu yaitu self-esteem.

rasa rendah diri, tidak berdaya dan putus

Self-esteem

merupakan

suatu

asa.

cukup
sifat

Seseorang

harga

diri

akan

percaya

diri,

lebih

yang

memiliki

self-

penilaian diri yang dibuat oleh individu

esteemtinggi

terhadap dirinya yang sifatnya relatif tetap,

dirinya ditekan orang lain, merasa yakin

diperoleh dari interaksi individu dengan

akan dirinya, sehingga ia akan lebih

lingkungan dan perlakuan orang lain

berhasil dalam banyak bidang kehidupan.

terhadap dirinya Coopersminth (dalam

Rasa percaya diri yang tinggi sangat

Buss, 1995). Self-esteem diperoleh dari

dibutuhkan oleh seseorang, karena dengan

penelitian

percaya diri akan merasa yakin atas

seseorang

terhadap

dirinya

tidak

akan

sendiri, sedangkan penilaian diri tersebut

kemampuannya

sebagian dipengaruhi oleh penilaian orang

mengungguli orang lain.

lain terhadap dirinya. Jadi secara tidak
langsung

merasa

bisa

Berdasarkan uraian di atas, maka

juga

yang menjadi rumusan masalah penelitian

dipengaruhi oleh penghargaan diri orang

adalah “Apakah ada hubungan antara self-

lain.

self-esteem

esteemterhadap Kesejahteraan Siswa? ”.

seseorang sangat dipengaruhi terhadap

penelitian ini memiliki tujuan untuk

self-esteem

Tinggi

seseorang

dan

membiarkan

rendahnya

mengetahui apakah ada hubungan antara

self-esteem terhadap kesejahteraan siswa.

Denganmengambiltiapkelompokkelasdala

Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada

msuatupopulasi dari kelas VII, kelas VIII

hubungan positif self-esteem terhadap

dan kelas IX. Teknik analisis data dalam

kesejahteraan siswa.

penelitian ini menggunakan teknik korelasi
Product Moment dari Karl Pearson dengan

bantuan program SPSS 17 for Windows.

Metode Penelitian
penelitian ini delakukan dengan
menggunakan
dengan

pendekatan

menggunakan

kuantitatif

skala

Hasil Penelitian dan Pembahasan

sebagai

Hasilanalisis

data

pelengkap datanya. Skala yang digunakan

diperolehkoefisiensebesarrxy

ada dua, yaitu skala self-esteem dan skala

dengan

kesejahteraan siswa. Skala self-esteem

sehinggahipotesis yang diajukanditerima,

menggunakan

Sehinggadapatdikatakanadalahadahubunga

aspek-aspek

yaitu

:

sig

=

0,002;

=
p

0,384
<

penerimaan diri dan penghormatan diri.

npositif

Sedangkan

esteemterhadapkesejahteraansiswa.

skala

dikemukakan

oleh

kesejahteraan
Allardt

siswa

(Konu

&

yang

0,01,

signifikanantaraself-

Hasilpenelitianinimendukungpendapat

Rimpela, 2002) yaitu : Having (kondisi

yang

sekolah), Loving (hubungan sosial guru

(dalamPrihadi K & Chua M, 2012)

dan teman-teman), Being (pemenuhan diri)

menyatakanbahwa

dan Health (status kesehatan).

mempunyaiself-

Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa-siswi

SMP

Surakarta.

Teknik

digunakan

dalam

Muhammadiyah

8

sampling

yang

mengambil

subjek

penelitian adalah teknik cluster sampling.

dikemukakanolehCoopersminth

orang

yang

esteemtinggipercayabahwamerekaadalahpr

ibadi

yang

berhasil,

menerimadiri,

bahagia,
bisamemenuhiharapanlingkungan,
memandangdirinyasebagai

orang

yang

beruntungdandapatmenikmatihidup,

efficacy,

dapatmenerimakegagalandankeberhasilans

kecenderunganuntukmengalamidepresidan

ecarawajardanlebihrealitas,

stres

mempunyaimotivsi

yang

(Baker

&

Maupin,

2009).Hal

inimenandakanbahwakesejahteraansiswam

kuatuntukmenghadapikegagalan,

empunyaisifat

mencobamenghadapisituasikompetitif,

kompleks.Kesejahteraansiswaadalahsejauh

lebihpercayadiridanmampu,

manaseorangsiswamampuberfungsisecarae

cenderungcemerlangdanlebihberaspirasi.

fektifdalamkomunitassekolahnyamenurutF

Dapatdikatakansuasana yang diciptakan di

aillon (dalamAustralian Ctholic University

sekolahmaupun

and

di

Erebus

yang

International,

kelsakanmemberikanpengalamanbagiseora

2008).Kesejahteraansiswaitusendiridimaks

ngsiswa,

udsebagaikeadaanberkelanjutan

sehinggamampumemberikanpengalamanp

positifdansikap, suasanahati, kesehatan,

ositif,

resiliensidankepuasansiswaterhadapdirisen

yang

akanmembuatsiswamemilikiself-esteem

dirisertahubungandengan

yang

danpengalamandisekolah.

baik,

sedangkansiswa

memilikipengalaman

yang

yang
negatif,

makaakanmembuatsiswamemilikiselfesteem yang kurangbaik.

mood

orang

lain

Sehinggakesejahteraansiswasangatberkaita
ndenganlingkungansekolah.
Secaraumumduniapersekolahanme

Variabel self-esteem sebesar 14,8

nggambarkanduasisi

yang

% terhadap variabel kesejahteraan siswa.

salingkontradiktif.Disatusisisekolahmamp

Hal ini menandakan masih ada 85,2 %

umenjadilingkungan

variabel lain yang mempengaruhi variabel

suportifbagiperkembangananakdanremajau

kesejahteraan

ntukmengembangkandirisecara

siswa.

Variabeltersebutmisalnyademografis, self-

yang

optimal,

namundisisilainsekolahjugadapatmenjadili

ngkungan

yang

2. Sumbanganefektifself-

justrumenimbulkanmasalahekonomidanper

esteemterhadapkesejahteraansiswasebe

ilakupadasiswa

sar

(Kumara,

2012).Inidapatdilihatdarihasilkategorisasis
kalakesejahteraansiswa

14,8

%

dan85,2

%

sisanyadipengaruhivariabellainnya.

yang

3. Secara umum sisw-siswi di SMP

%)

Muhammadiyah 8 Surakarta sudah

telahmerasasejahteraandanpuasketikaberad

merasa sejahtera dan puas ketika

a di sekolah, sedangkan 1 siswa (1,5 %)

berada di sekolah adalah tinggi 53,8 %.

diketahuibahwa35

siswa

(53,8

belummerasasejahteradanpuasketikaberada
di

sekolah.

Hal

ini

berartisecaraumumsiswasudahmerasasejah
teradanpuasketikaberada

di

sekolah.

Tingginyatingkatkesejahteraansiswainisala
hsatusebabnyakarenamerekamemilikiselfesteem yang tinggi (positif).

Berdasarkan hasil analisis data
penelitian, maka diambil kesimpulan

Buss,

sebagai berikut :
1. Ada hubungan positif yang signifikan
terhadap

self-esteem

kesejahteraan

siswa.

koefisienkorelasiadalahrxy
dengan sig = 0,002, p < 0,01.

Nilai
=

Australia Catholic University National &
Erebuss International (2008).
Scoping study into approaches to
student well-being : Final report,
Department
of
Education,
Employment
&
Workplace
Relations. Canberra.
Baker, J.A & Maupin, A.N (2009). School
Satisfaction & Children’s Positive
School Adjustment. In Gilman, R.,
Huebner, E. S., & Furlong, M.
(Eds), A hanbook of positive
psychology in the schools. New
York : Routledge.

Kesimpulan

antara

Daftar Pustaka

0,384

A.H.
(1995).
Personality
:Temperament, Social behavior &
the self. Boston : Allyn & Bacon.

De Fraine, B., Van Landeghem, G., & Van
Damme J. (2005). An analysis of
well-being in secondary school
with multilevel growth curve
models
and
multilevel
multivariate models. Quality &
Quantity, 39 , 297-316.
Faturochman, Tyas, T.H., Minza, W.M. &
Lufityanto, G. (2012). Psikologi

untuk Kesejahteraan Masyarakat,
Yogkakarta: Pustaka Pelajar &
Fakultas Psikologi UGM.

Konu, A.& Rimpela, M. (2002). Wellbeing in school: a conceptual
model.
Health
Promotion
International, Vo. 17 (1), 79 – 89.
Kumara, A. (2012). Kesehatan Mental di
Sekolah. Dalam Faturochman,
Tri Hayuning Tyas, Wenty
Marina Minza, & Galang
Lufityanto
(penyunting),
Psikologi untuk Kesejahteraan
Masyarakat, Yogkakarta: Pustaka
Pelajar & Fakultas Psikologi
UGM.
Prihadi K, &Chua M. (2012). Students’
Self-esteem at School: The Risk,
the Challenge, & the Cure.
Journal of Education & Learning.
Vol.6 (1) pp. 1-14.
Saptandari, E.W. (2012). Peran Sekolah
untuk Kesejahteraan Mental Anak
dan
Remaja
.
Dalam

Faturochman, Tri Hayuning Tyas,
Wenty Marina Minza, dan Galang
Lufityanto
(penyunting),
Psikologi untuk Kesejahteraan
Masyarakat, Yogkakarta: Pustaka
Pelajar & Fakultas Psikologi
UGM.
Susetyo, Y.F. (2011). Rahasia sukses
menjadi
motivator
siswa.
Panduan guru memotivasi siswa
dikelas. Yogyakarta : Penerbit
pinus.
Victorian General Report. (2010). The
Effectiveness
of
Student
Wellbeing Programs & Services.
Februari 2010.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA SELF ESTEEM DENGAN SUBJECTIVE WELL Hubungan antara self esteem dengan subjective well being pada siswa SMK.

1 2 20

HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN SELF ESTEEM Hubungan Antara Persahabatan Dengan Self Esteem.

0 4 17

HUBUNGAN ANTARA PERSAHABATAN DENGAN SELF ESTEEM Hubungan Antara Persahabatan Dengan Self Esteem.

0 4 17

HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM Hubungan Antara Self-Esteem Dengan Resiliensi Pada Remaja Di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta.

1 3 17

HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN RESILIENSI PADA REMAJA DI PANTI ASUHAN KELUARGA YATIM Hubungan Antara Self-Esteem Dengan Resiliensi Pada Remaja Di Panti Asuhan Keluarga Yatim Muhammadiyah Surakarta.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA KESEJAHTERAAN SISWA Hubungan Antara Kesejahteraan Siswa Dengan Prestasi Belajar Siswa SMP Negeri 25 Surakarta.

0 2 17

HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA Hubungan Antara Self-Esteem Dengan Kesejahteraan Siswa Di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta.

0 4 16

PENDAHULUAN Hubungan Antara Self-Esteem Dengan Kesejahteraan Siswa Di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta.

0 1 9

DAFTAR PUSTAKA Hubungan Antara Self-Esteem Dengan Kesejahteraan Siswa Di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta.

0 1 4

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP METODE MENGAJAR GURU DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP Hubungan Antara Persepsi Siswa terhadap Metode Mengajar Guru dengan Kesejahteraan Siswa di SMP Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 1 15