HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA Hubungan Antara Self-Esteem Dengan Kesejahteraan Siswa Di SMP Muhammadiyah 8 Surakarta.
HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA
DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh:
LUCKY ERVIANA MUSTIKAWATI
F 100 090 189
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA
DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh :
LUCKY ERVIANA MUSTIKAWATI
F 100 090 189
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEMDENGAN KESEJAHTERAAN SISWA
DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA
Lucky Erviana Mustikawati
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui apakah ada hubungan antara self-esteem
dengan kesejahteraan siswa, 2) mengetahui sumbangan efektif self-esteem dengan
kesejahteraan siswa, 3) mengetahuai tingkat kesejahteraan siswa, 4) mengetahui tingkat selfesteem. Subjek penelitian adalah siswa-siswi SMP Muhammadiyah 8 Surakarta kelas VII,
VIII, dan IX. Metode menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Product Moment dari Pearson.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien sebesar rxy = 0,384 dengan sig = 0,002; p
< 0,01, sehingga hipotesis yang diajukan diterima, Sehingga dapat dikatakan adalah ada
hubungan positif yang signifikan antara self-esteem terhadap kesejahteraan siswa.
Sumbangan efektif self-esteem mempengaruhi kesejahteraan siswa sebesar 14,8% dan 95,2%
sisanya dipengaruhi variabel lain. Tingkat self-esteem termasuk dalam kategori tinggi dengan
rerata empirik sebesar 29,08 dan rerata hipotetik skala self-esteem sebesar 25. Sedangkan
tingkat kesejahteraan siswa termasuk dalam kategori tinggi dengan rerata empirik sebesar
60,63 dan rerata hipotetik skala kesejahteraan siswa sebesar 47,5.
Kata kunci : self-esteem, kesejahteraan siswa
bertujuan untuk berkembangnya potensi
Pendahuluan
pendidikan di Indonesia berfungsi
peserta didik agar menjadi manusia yang
untuk mengembangkan kemampuan dan
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
membentuk watak serta peradaban bangsa
Maha
yang
rangka
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
bangsa,
menjadi warga negara yang demokratis
bermartabat
mencerdaskan
dalam
kehidupan
Esa,
berakhlak
mulia,
sehat,
serta
bertanggung
jawab.
siswanya, sehingga dapat membuat seluruh
Dengandemikiandapatdikatakanpendidikan
siswanya
bagisiwa
kesejahteraan siswa dapat mempengaruhi
di
Indonesia
merasa
sejahtera,
karena
bukanhanyamenekannkanpadapengemban
seluruh aspek yang berkaitan dengan
ganakademiksaja,
pengoptimalisasian fungsi siswa di sekolah
akantetapijugamenjadikanseorangsiswama
nusia yang sehatsecarafisik, sosial, rohani,
dan
juga
psikologis,
dikemukakan
oleh
seperti
World
yang
(Victorian
General
Report,
2010).
Kesejahteraanseorang siswa dapat dilihat
dari
Health
sejauhmanasiswamerasabaikdalamemosida
Organization (WHO) bahwa sehat mmiliki
nperasaanmereka
keluasan
makna
yaitu
ketikaberada
di
kesejahteraan,
lingkungansekolahnya (De Fraine, dkk ,
kebahagiaan, kepuasan hidup dan kualitas
2005).
hidup (Saptandari, 2012).
Dalam dunia pendidikan seolah-
Sekolah sendiri merupakan sarana
yang secara sengaja dirancang untuk upaya
peningkatan mutu masukan instrumental
dari sekolah, seperti kurikulum, tenaga
pendidikan yang profesional, sarana atau
prasarana yang berkualitas, tetapi juga
mampu membuat perkembangan diri yang
sehat dan produktif untuk membantu para
anak didik mencapai semua tujuan dalam
mengembangkan pendidikan di Indonesia.
Sekolah
setiap
harinya
selalu
berusaha untuk memberikan pengalamanpengalaman yang terbaik bagi siswa-
olah menggambarkan dua situasi yang
saling bertolak belakang. Di salah satu
situasi,
sekolah
mampu
menjadi
lingkungan yang baik dan penuh dukungan
positif bagi perkembangan siswa, sehingga
siswa
mampu
mengembangkan
diri
mereka secara optimal, namun situasi lain,
sekolah juga dapat menjadi lingkungan
yang banyak menimbulkan masalah baik
itu masalah yang berkaitan dengan emosi
ataupun dengan perilaku siswa (Kumara,
2012). Salah satu masalah dalam dunia
pendidikan
adalah
adanyabullying.
mudah menyalahkan daripada memuji,
Terkadang sekolah, guru, orangtua dan
memunculkan
sesama
berdaya
misalnya menghukum siswa secara fisik,
mencegahnya. Dari segi apa pun, tindakan
membiarkan siswa terperosok semakin
seperti ini sesungguhnya tidak diterima.
dalam,
Namun
tetap
proses, dan menilai kesuksesan siswa
berlanjut. Relasi antar siswa dan antar
hanya dari nilai matapelajaran tertentu saja
pihak-pihak
(Susetyo,
siswa
sering
dalam
pendidikan,
tidak
kenyataannya,
yang
terkait
khususnya
dalam
di
kekerasan
mementingkan
2012).
di
sekolah
hasil
daripada
Kejadian-kejadian
sekolah,
bullying dan hubungan guru dan siswa
seharusnya menjadi bagian penting untuk
tersebut pada umumnya diketahui oleh
memfasilitaskan
komunitas
perkembangan
siswa
sekolah
umum
tampaknya
mencapai titik optimal (Faturochman &
mereka
Tyas Tri dkk, 2012).
menganggap hal tersebut sebagai hal biasa.
tidak
Baker
Penelitian lain yang mendukung
berdaya
&
atau
Maupin
bukan
(2009)
tentang kurangnya fungsi efektif di dunia
berpendapat bahwa ada beberapa faktor
pendidikan
yang
yaitu
menunjukkan
adanya
yang
mempengaruhi
munculnya
terhadap
kesejahteraan siswa, yaitu faktor dari
kesejahteraan siswa yang terkait dengan
dalam diri dan faktor dari lingkungan.
hubungan guru dan siswa. Dikemukakan
Faktor dari dalam diri meliputi demografi
bahwa seorang guru seringkali melakukan
seperti jenis kelamin, ras dan status sosial
tindakan yang kurang menyenangkan bagi
ekonomi.
siswanya, diantaranya adalah pandangan
kemampuan akademik siswa yang dapat
negatif
siswanya,
mempengaruhi kesejahteraan siswa di
mengajarkan siswa menyerah sebelum
sekolah dan variabel kesejahteraan jiwa
melakukan tindakan atau usaha, lebih
siswa,
guru
ancaman
fakta
terhadap
Selain
yang
di
itu,
ada
dalamnya
variabel
mencakup
variabel
self-esteem,
self-efficacy,
kecenderungan untuk mengalami depresi
sikap,
perilaku
dan
kebiasaan
orang
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
dan stres. Sementara itu faktor dari
Sedangkan
seseorang
yang
lingkungan meliputi kontek sosial dan
memiliki
budaya, seperti pengaruh teman sebaya
mempunyai
dan keluarga. Berdasarkan pada penjelasan
mampu menjalani kegiatannya dengan
diatas maka, peneliti merasa penting
berhasil, sebaliknya jika harga diri kurang
memfokuskan penelitian ini pada faktor
atau rendah maka seseorang akan diliputi
dari dalam diri individu yaitu self-esteem.
rasa rendah diri, tidak berdaya dan putus
Self-esteem
merupakan
suatu
asa.
cukup
sifat
Seseorang
harga
diri
akan
percaya
diri,
lebih
yang
memiliki
self-
penilaian diri yang dibuat oleh individu
esteemtinggi
terhadap dirinya yang sifatnya relatif tetap,
dirinya ditekan orang lain, merasa yakin
diperoleh dari interaksi individu dengan
akan dirinya, sehingga ia akan lebih
lingkungan dan perlakuan orang lain
berhasil dalam banyak bidang kehidupan.
terhadap dirinya Coopersminth (dalam
Rasa percaya diri yang tinggi sangat
Buss, 1995). Self-esteem diperoleh dari
dibutuhkan oleh seseorang, karena dengan
penelitian
percaya diri akan merasa yakin atas
seseorang
terhadap
dirinya
tidak
akan
sendiri, sedangkan penilaian diri tersebut
kemampuannya
sebagian dipengaruhi oleh penilaian orang
mengungguli orang lain.
lain terhadap dirinya. Jadi secara tidak
langsung
merasa
bisa
Berdasarkan uraian di atas, maka
juga
yang menjadi rumusan masalah penelitian
dipengaruhi oleh penghargaan diri orang
adalah “Apakah ada hubungan antara self-
lain.
self-esteem
esteemterhadap Kesejahteraan Siswa? ”.
seseorang sangat dipengaruhi terhadap
penelitian ini memiliki tujuan untuk
self-esteem
Tinggi
seseorang
dan
membiarkan
rendahnya
mengetahui apakah ada hubungan antara
self-esteem terhadap kesejahteraan siswa.
Denganmengambiltiapkelompokkelasdala
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada
msuatupopulasi dari kelas VII, kelas VIII
hubungan positif self-esteem terhadap
dan kelas IX. Teknik analisis data dalam
kesejahteraan siswa.
penelitian ini menggunakan teknik korelasi
Product Moment dari Karl Pearson dengan
bantuan program SPSS 17 for Windows.
Metode Penelitian
penelitian ini delakukan dengan
menggunakan
dengan
pendekatan
menggunakan
kuantitatif
skala
Hasil Penelitian dan Pembahasan
sebagai
Hasilanalisis
data
pelengkap datanya. Skala yang digunakan
diperolehkoefisiensebesarrxy
ada dua, yaitu skala self-esteem dan skala
dengan
kesejahteraan siswa. Skala self-esteem
sehinggahipotesis yang diajukanditerima,
menggunakan
Sehinggadapatdikatakanadalahadahubunga
aspek-aspek
yaitu
:
sig
=
0,002;
=
p
0,384
<
penerimaan diri dan penghormatan diri.
npositif
Sedangkan
esteemterhadapkesejahteraansiswa.
skala
dikemukakan
oleh
kesejahteraan
Allardt
siswa
(Konu
&
yang
0,01,
signifikanantaraself-
Hasilpenelitianinimendukungpendapat
Rimpela, 2002) yaitu : Having (kondisi
yang
sekolah), Loving (hubungan sosial guru
(dalamPrihadi K & Chua M, 2012)
dan teman-teman), Being (pemenuhan diri)
menyatakanbahwa
dan Health (status kesehatan).
mempunyaiself-
Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa-siswi
SMP
Surakarta.
Teknik
digunakan
dalam
Muhammadiyah
8
sampling
yang
mengambil
subjek
penelitian adalah teknik cluster sampling.
dikemukakanolehCoopersminth
orang
yang
esteemtinggipercayabahwamerekaadalahpr
ibadi
yang
berhasil,
menerimadiri,
bahagia,
bisamemenuhiharapanlingkungan,
memandangdirinyasebagai
orang
yang
beruntungdandapatmenikmatihidup,
efficacy,
dapatmenerimakegagalandankeberhasilans
kecenderunganuntukmengalamidepresidan
ecarawajardanlebihrealitas,
stres
mempunyaimotivsi
yang
(Baker
&
Maupin,
2009).Hal
inimenandakanbahwakesejahteraansiswam
kuatuntukmenghadapikegagalan,
empunyaisifat
mencobamenghadapisituasikompetitif,
kompleks.Kesejahteraansiswaadalahsejauh
lebihpercayadiridanmampu,
manaseorangsiswamampuberfungsisecarae
cenderungcemerlangdanlebihberaspirasi.
fektifdalamkomunitassekolahnyamenurutF
Dapatdikatakansuasana yang diciptakan di
aillon (dalamAustralian Ctholic University
sekolahmaupun
and
di
Erebus
yang
International,
kelsakanmemberikanpengalamanbagiseora
2008).Kesejahteraansiswaitusendiridimaks
ngsiswa,
udsebagaikeadaanberkelanjutan
sehinggamampumemberikanpengalamanp
positifdansikap, suasanahati, kesehatan,
ositif,
resiliensidankepuasansiswaterhadapdirisen
yang
akanmembuatsiswamemilikiself-esteem
dirisertahubungandengan
yang
danpengalamandisekolah.
baik,
sedangkansiswa
memilikipengalaman
yang
yang
negatif,
makaakanmembuatsiswamemilikiselfesteem yang kurangbaik.
mood
orang
lain
Sehinggakesejahteraansiswasangatberkaita
ndenganlingkungansekolah.
Secaraumumduniapersekolahanme
Variabel self-esteem sebesar 14,8
nggambarkanduasisi
yang
% terhadap variabel kesejahteraan siswa.
salingkontradiktif.Disatusisisekolahmamp
Hal ini menandakan masih ada 85,2 %
umenjadilingkungan
variabel lain yang mempengaruhi variabel
suportifbagiperkembangananakdanremajau
kesejahteraan
ntukmengembangkandirisecara
siswa.
Variabeltersebutmisalnyademografis, self-
yang
optimal,
namundisisilainsekolahjugadapatmenjadili
ngkungan
yang
2. Sumbanganefektifself-
justrumenimbulkanmasalahekonomidanper
esteemterhadapkesejahteraansiswasebe
ilakupadasiswa
sar
(Kumara,
2012).Inidapatdilihatdarihasilkategorisasis
kalakesejahteraansiswa
14,8
%
dan85,2
%
sisanyadipengaruhivariabellainnya.
yang
3. Secara umum sisw-siswi di SMP
%)
Muhammadiyah 8 Surakarta sudah
telahmerasasejahteraandanpuasketikaberad
merasa sejahtera dan puas ketika
a di sekolah, sedangkan 1 siswa (1,5 %)
berada di sekolah adalah tinggi 53,8 %.
diketahuibahwa35
siswa
(53,8
belummerasasejahteradanpuasketikaberada
di
sekolah.
Hal
ini
berartisecaraumumsiswasudahmerasasejah
teradanpuasketikaberada
di
sekolah.
Tingginyatingkatkesejahteraansiswainisala
hsatusebabnyakarenamerekamemilikiselfesteem yang tinggi (positif).
Berdasarkan hasil analisis data
penelitian, maka diambil kesimpulan
Buss,
sebagai berikut :
1. Ada hubungan positif yang signifikan
terhadap
self-esteem
kesejahteraan
siswa.
koefisienkorelasiadalahrxy
dengan sig = 0,002, p < 0,01.
Nilai
=
Australia Catholic University National &
Erebuss International (2008).
Scoping study into approaches to
student well-being : Final report,
Department
of
Education,
Employment
&
Workplace
Relations. Canberra.
Baker, J.A & Maupin, A.N (2009). School
Satisfaction & Children’s Positive
School Adjustment. In Gilman, R.,
Huebner, E. S., & Furlong, M.
(Eds), A hanbook of positive
psychology in the schools. New
York : Routledge.
Kesimpulan
antara
Daftar Pustaka
0,384
A.H.
(1995).
Personality
:Temperament, Social behavior &
the self. Boston : Allyn & Bacon.
De Fraine, B., Van Landeghem, G., & Van
Damme J. (2005). An analysis of
well-being in secondary school
with multilevel growth curve
models
and
multilevel
multivariate models. Quality &
Quantity, 39 , 297-316.
Faturochman, Tyas, T.H., Minza, W.M. &
Lufityanto, G. (2012). Psikologi
untuk Kesejahteraan Masyarakat,
Yogkakarta: Pustaka Pelajar &
Fakultas Psikologi UGM.
Konu, A.& Rimpela, M. (2002). Wellbeing in school: a conceptual
model.
Health
Promotion
International, Vo. 17 (1), 79 – 89.
Kumara, A. (2012). Kesehatan Mental di
Sekolah. Dalam Faturochman,
Tri Hayuning Tyas, Wenty
Marina Minza, & Galang
Lufityanto
(penyunting),
Psikologi untuk Kesejahteraan
Masyarakat, Yogkakarta: Pustaka
Pelajar & Fakultas Psikologi
UGM.
Prihadi K, &Chua M. (2012). Students’
Self-esteem at School: The Risk,
the Challenge, & the Cure.
Journal of Education & Learning.
Vol.6 (1) pp. 1-14.
Saptandari, E.W. (2012). Peran Sekolah
untuk Kesejahteraan Mental Anak
dan
Remaja
.
Dalam
Faturochman, Tri Hayuning Tyas,
Wenty Marina Minza, dan Galang
Lufityanto
(penyunting),
Psikologi untuk Kesejahteraan
Masyarakat, Yogkakarta: Pustaka
Pelajar & Fakultas Psikologi
UGM.
Susetyo, Y.F. (2011). Rahasia sukses
menjadi
motivator
siswa.
Panduan guru memotivasi siswa
dikelas. Yogyakarta : Penerbit
pinus.
Victorian General Report. (2010). The
Effectiveness
of
Student
Wellbeing Programs & Services.
Februari 2010.
DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh:
LUCKY ERVIANA MUSTIKAWATI
F 100 090 189
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEM DENGAN KESEJAHTERAAN SISWA
DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Mencapai
Derajat Sarjana (S-1) Psikologi
Diajukan oleh :
LUCKY ERVIANA MUSTIKAWATI
F 100 090 189
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2013
HUBUNGAN ANTARA SELF-ESTEEMDENGAN KESEJAHTERAAN SISWA
DI SMP MUHAMMADIYAH 8 SURAKARTA
Lucky Erviana Mustikawati
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui apakah ada hubungan antara self-esteem
dengan kesejahteraan siswa, 2) mengetahui sumbangan efektif self-esteem dengan
kesejahteraan siswa, 3) mengetahuai tingkat kesejahteraan siswa, 4) mengetahui tingkat selfesteem. Subjek penelitian adalah siswa-siswi SMP Muhammadiyah 8 Surakarta kelas VII,
VIII, dan IX. Metode menggunakan pendekatan kuantitatif dengan alat ukur skala. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Product Moment dari Pearson.
Berdasarkan hasil analisis data diperoleh koefisien sebesar rxy = 0,384 dengan sig = 0,002; p
< 0,01, sehingga hipotesis yang diajukan diterima, Sehingga dapat dikatakan adalah ada
hubungan positif yang signifikan antara self-esteem terhadap kesejahteraan siswa.
Sumbangan efektif self-esteem mempengaruhi kesejahteraan siswa sebesar 14,8% dan 95,2%
sisanya dipengaruhi variabel lain. Tingkat self-esteem termasuk dalam kategori tinggi dengan
rerata empirik sebesar 29,08 dan rerata hipotetik skala self-esteem sebesar 25. Sedangkan
tingkat kesejahteraan siswa termasuk dalam kategori tinggi dengan rerata empirik sebesar
60,63 dan rerata hipotetik skala kesejahteraan siswa sebesar 47,5.
Kata kunci : self-esteem, kesejahteraan siswa
bertujuan untuk berkembangnya potensi
Pendahuluan
pendidikan di Indonesia berfungsi
peserta didik agar menjadi manusia yang
untuk mengembangkan kemampuan dan
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
membentuk watak serta peradaban bangsa
Maha
yang
rangka
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan
bangsa,
menjadi warga negara yang demokratis
bermartabat
mencerdaskan
dalam
kehidupan
Esa,
berakhlak
mulia,
sehat,
serta
bertanggung
jawab.
siswanya, sehingga dapat membuat seluruh
Dengandemikiandapatdikatakanpendidikan
siswanya
bagisiwa
kesejahteraan siswa dapat mempengaruhi
di
Indonesia
merasa
sejahtera,
karena
bukanhanyamenekannkanpadapengemban
seluruh aspek yang berkaitan dengan
ganakademiksaja,
pengoptimalisasian fungsi siswa di sekolah
akantetapijugamenjadikanseorangsiswama
nusia yang sehatsecarafisik, sosial, rohani,
dan
juga
psikologis,
dikemukakan
oleh
seperti
World
yang
(Victorian
General
Report,
2010).
Kesejahteraanseorang siswa dapat dilihat
dari
Health
sejauhmanasiswamerasabaikdalamemosida
Organization (WHO) bahwa sehat mmiliki
nperasaanmereka
keluasan
makna
yaitu
ketikaberada
di
kesejahteraan,
lingkungansekolahnya (De Fraine, dkk ,
kebahagiaan, kepuasan hidup dan kualitas
2005).
hidup (Saptandari, 2012).
Dalam dunia pendidikan seolah-
Sekolah sendiri merupakan sarana
yang secara sengaja dirancang untuk upaya
peningkatan mutu masukan instrumental
dari sekolah, seperti kurikulum, tenaga
pendidikan yang profesional, sarana atau
prasarana yang berkualitas, tetapi juga
mampu membuat perkembangan diri yang
sehat dan produktif untuk membantu para
anak didik mencapai semua tujuan dalam
mengembangkan pendidikan di Indonesia.
Sekolah
setiap
harinya
selalu
berusaha untuk memberikan pengalamanpengalaman yang terbaik bagi siswa-
olah menggambarkan dua situasi yang
saling bertolak belakang. Di salah satu
situasi,
sekolah
mampu
menjadi
lingkungan yang baik dan penuh dukungan
positif bagi perkembangan siswa, sehingga
siswa
mampu
mengembangkan
diri
mereka secara optimal, namun situasi lain,
sekolah juga dapat menjadi lingkungan
yang banyak menimbulkan masalah baik
itu masalah yang berkaitan dengan emosi
ataupun dengan perilaku siswa (Kumara,
2012). Salah satu masalah dalam dunia
pendidikan
adalah
adanyabullying.
mudah menyalahkan daripada memuji,
Terkadang sekolah, guru, orangtua dan
memunculkan
sesama
berdaya
misalnya menghukum siswa secara fisik,
mencegahnya. Dari segi apa pun, tindakan
membiarkan siswa terperosok semakin
seperti ini sesungguhnya tidak diterima.
dalam,
Namun
tetap
proses, dan menilai kesuksesan siswa
berlanjut. Relasi antar siswa dan antar
hanya dari nilai matapelajaran tertentu saja
pihak-pihak
(Susetyo,
siswa
sering
dalam
pendidikan,
tidak
kenyataannya,
yang
terkait
khususnya
dalam
di
kekerasan
mementingkan
2012).
di
sekolah
hasil
daripada
Kejadian-kejadian
sekolah,
bullying dan hubungan guru dan siswa
seharusnya menjadi bagian penting untuk
tersebut pada umumnya diketahui oleh
memfasilitaskan
komunitas
perkembangan
siswa
sekolah
umum
tampaknya
mencapai titik optimal (Faturochman &
mereka
Tyas Tri dkk, 2012).
menganggap hal tersebut sebagai hal biasa.
tidak
Baker
Penelitian lain yang mendukung
berdaya
&
atau
Maupin
bukan
(2009)
tentang kurangnya fungsi efektif di dunia
berpendapat bahwa ada beberapa faktor
pendidikan
yang
yaitu
menunjukkan
adanya
yang
mempengaruhi
munculnya
terhadap
kesejahteraan siswa, yaitu faktor dari
kesejahteraan siswa yang terkait dengan
dalam diri dan faktor dari lingkungan.
hubungan guru dan siswa. Dikemukakan
Faktor dari dalam diri meliputi demografi
bahwa seorang guru seringkali melakukan
seperti jenis kelamin, ras dan status sosial
tindakan yang kurang menyenangkan bagi
ekonomi.
siswanya, diantaranya adalah pandangan
kemampuan akademik siswa yang dapat
negatif
siswanya,
mempengaruhi kesejahteraan siswa di
mengajarkan siswa menyerah sebelum
sekolah dan variabel kesejahteraan jiwa
melakukan tindakan atau usaha, lebih
siswa,
guru
ancaman
fakta
terhadap
Selain
yang
di
itu,
ada
dalamnya
variabel
mencakup
variabel
self-esteem,
self-efficacy,
kecenderungan untuk mengalami depresi
sikap,
perilaku
dan
kebiasaan
orang
tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
dan stres. Sementara itu faktor dari
Sedangkan
seseorang
yang
lingkungan meliputi kontek sosial dan
memiliki
budaya, seperti pengaruh teman sebaya
mempunyai
dan keluarga. Berdasarkan pada penjelasan
mampu menjalani kegiatannya dengan
diatas maka, peneliti merasa penting
berhasil, sebaliknya jika harga diri kurang
memfokuskan penelitian ini pada faktor
atau rendah maka seseorang akan diliputi
dari dalam diri individu yaitu self-esteem.
rasa rendah diri, tidak berdaya dan putus
Self-esteem
merupakan
suatu
asa.
cukup
sifat
Seseorang
harga
diri
akan
percaya
diri,
lebih
yang
memiliki
self-
penilaian diri yang dibuat oleh individu
esteemtinggi
terhadap dirinya yang sifatnya relatif tetap,
dirinya ditekan orang lain, merasa yakin
diperoleh dari interaksi individu dengan
akan dirinya, sehingga ia akan lebih
lingkungan dan perlakuan orang lain
berhasil dalam banyak bidang kehidupan.
terhadap dirinya Coopersminth (dalam
Rasa percaya diri yang tinggi sangat
Buss, 1995). Self-esteem diperoleh dari
dibutuhkan oleh seseorang, karena dengan
penelitian
percaya diri akan merasa yakin atas
seseorang
terhadap
dirinya
tidak
akan
sendiri, sedangkan penilaian diri tersebut
kemampuannya
sebagian dipengaruhi oleh penilaian orang
mengungguli orang lain.
lain terhadap dirinya. Jadi secara tidak
langsung
merasa
bisa
Berdasarkan uraian di atas, maka
juga
yang menjadi rumusan masalah penelitian
dipengaruhi oleh penghargaan diri orang
adalah “Apakah ada hubungan antara self-
lain.
self-esteem
esteemterhadap Kesejahteraan Siswa? ”.
seseorang sangat dipengaruhi terhadap
penelitian ini memiliki tujuan untuk
self-esteem
Tinggi
seseorang
dan
membiarkan
rendahnya
mengetahui apakah ada hubungan antara
self-esteem terhadap kesejahteraan siswa.
Denganmengambiltiapkelompokkelasdala
Hipotesis dalam penelitian ini adalah ada
msuatupopulasi dari kelas VII, kelas VIII
hubungan positif self-esteem terhadap
dan kelas IX. Teknik analisis data dalam
kesejahteraan siswa.
penelitian ini menggunakan teknik korelasi
Product Moment dari Karl Pearson dengan
bantuan program SPSS 17 for Windows.
Metode Penelitian
penelitian ini delakukan dengan
menggunakan
dengan
pendekatan
menggunakan
kuantitatif
skala
Hasil Penelitian dan Pembahasan
sebagai
Hasilanalisis
data
pelengkap datanya. Skala yang digunakan
diperolehkoefisiensebesarrxy
ada dua, yaitu skala self-esteem dan skala
dengan
kesejahteraan siswa. Skala self-esteem
sehinggahipotesis yang diajukanditerima,
menggunakan
Sehinggadapatdikatakanadalahadahubunga
aspek-aspek
yaitu
:
sig
=
0,002;
=
p
0,384
<
penerimaan diri dan penghormatan diri.
npositif
Sedangkan
esteemterhadapkesejahteraansiswa.
skala
dikemukakan
oleh
kesejahteraan
Allardt
siswa
(Konu
&
yang
0,01,
signifikanantaraself-
Hasilpenelitianinimendukungpendapat
Rimpela, 2002) yaitu : Having (kondisi
yang
sekolah), Loving (hubungan sosial guru
(dalamPrihadi K & Chua M, 2012)
dan teman-teman), Being (pemenuhan diri)
menyatakanbahwa
dan Health (status kesehatan).
mempunyaiself-
Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa-siswi
SMP
Surakarta.
Teknik
digunakan
dalam
Muhammadiyah
8
sampling
yang
mengambil
subjek
penelitian adalah teknik cluster sampling.
dikemukakanolehCoopersminth
orang
yang
esteemtinggipercayabahwamerekaadalahpr
ibadi
yang
berhasil,
menerimadiri,
bahagia,
bisamemenuhiharapanlingkungan,
memandangdirinyasebagai
orang
yang
beruntungdandapatmenikmatihidup,
efficacy,
dapatmenerimakegagalandankeberhasilans
kecenderunganuntukmengalamidepresidan
ecarawajardanlebihrealitas,
stres
mempunyaimotivsi
yang
(Baker
&
Maupin,
2009).Hal
inimenandakanbahwakesejahteraansiswam
kuatuntukmenghadapikegagalan,
empunyaisifat
mencobamenghadapisituasikompetitif,
kompleks.Kesejahteraansiswaadalahsejauh
lebihpercayadiridanmampu,
manaseorangsiswamampuberfungsisecarae
cenderungcemerlangdanlebihberaspirasi.
fektifdalamkomunitassekolahnyamenurutF
Dapatdikatakansuasana yang diciptakan di
aillon (dalamAustralian Ctholic University
sekolahmaupun
and
di
Erebus
yang
International,
kelsakanmemberikanpengalamanbagiseora
2008).Kesejahteraansiswaitusendiridimaks
ngsiswa,
udsebagaikeadaanberkelanjutan
sehinggamampumemberikanpengalamanp
positifdansikap, suasanahati, kesehatan,
ositif,
resiliensidankepuasansiswaterhadapdirisen
yang
akanmembuatsiswamemilikiself-esteem
dirisertahubungandengan
yang
danpengalamandisekolah.
baik,
sedangkansiswa
memilikipengalaman
yang
yang
negatif,
makaakanmembuatsiswamemilikiselfesteem yang kurangbaik.
mood
orang
lain
Sehinggakesejahteraansiswasangatberkaita
ndenganlingkungansekolah.
Secaraumumduniapersekolahanme
Variabel self-esteem sebesar 14,8
nggambarkanduasisi
yang
% terhadap variabel kesejahteraan siswa.
salingkontradiktif.Disatusisisekolahmamp
Hal ini menandakan masih ada 85,2 %
umenjadilingkungan
variabel lain yang mempengaruhi variabel
suportifbagiperkembangananakdanremajau
kesejahteraan
ntukmengembangkandirisecara
siswa.
Variabeltersebutmisalnyademografis, self-
yang
optimal,
namundisisilainsekolahjugadapatmenjadili
ngkungan
yang
2. Sumbanganefektifself-
justrumenimbulkanmasalahekonomidanper
esteemterhadapkesejahteraansiswasebe
ilakupadasiswa
sar
(Kumara,
2012).Inidapatdilihatdarihasilkategorisasis
kalakesejahteraansiswa
14,8
%
dan85,2
%
sisanyadipengaruhivariabellainnya.
yang
3. Secara umum sisw-siswi di SMP
%)
Muhammadiyah 8 Surakarta sudah
telahmerasasejahteraandanpuasketikaberad
merasa sejahtera dan puas ketika
a di sekolah, sedangkan 1 siswa (1,5 %)
berada di sekolah adalah tinggi 53,8 %.
diketahuibahwa35
siswa
(53,8
belummerasasejahteradanpuasketikaberada
di
sekolah.
Hal
ini
berartisecaraumumsiswasudahmerasasejah
teradanpuasketikaberada
di
sekolah.
Tingginyatingkatkesejahteraansiswainisala
hsatusebabnyakarenamerekamemilikiselfesteem yang tinggi (positif).
Berdasarkan hasil analisis data
penelitian, maka diambil kesimpulan
Buss,
sebagai berikut :
1. Ada hubungan positif yang signifikan
terhadap
self-esteem
kesejahteraan
siswa.
koefisienkorelasiadalahrxy
dengan sig = 0,002, p < 0,01.
Nilai
=
Australia Catholic University National &
Erebuss International (2008).
Scoping study into approaches to
student well-being : Final report,
Department
of
Education,
Employment
&
Workplace
Relations. Canberra.
Baker, J.A & Maupin, A.N (2009). School
Satisfaction & Children’s Positive
School Adjustment. In Gilman, R.,
Huebner, E. S., & Furlong, M.
(Eds), A hanbook of positive
psychology in the schools. New
York : Routledge.
Kesimpulan
antara
Daftar Pustaka
0,384
A.H.
(1995).
Personality
:Temperament, Social behavior &
the self. Boston : Allyn & Bacon.
De Fraine, B., Van Landeghem, G., & Van
Damme J. (2005). An analysis of
well-being in secondary school
with multilevel growth curve
models
and
multilevel
multivariate models. Quality &
Quantity, 39 , 297-316.
Faturochman, Tyas, T.H., Minza, W.M. &
Lufityanto, G. (2012). Psikologi
untuk Kesejahteraan Masyarakat,
Yogkakarta: Pustaka Pelajar &
Fakultas Psikologi UGM.
Konu, A.& Rimpela, M. (2002). Wellbeing in school: a conceptual
model.
Health
Promotion
International, Vo. 17 (1), 79 – 89.
Kumara, A. (2012). Kesehatan Mental di
Sekolah. Dalam Faturochman,
Tri Hayuning Tyas, Wenty
Marina Minza, & Galang
Lufityanto
(penyunting),
Psikologi untuk Kesejahteraan
Masyarakat, Yogkakarta: Pustaka
Pelajar & Fakultas Psikologi
UGM.
Prihadi K, &Chua M. (2012). Students’
Self-esteem at School: The Risk,
the Challenge, & the Cure.
Journal of Education & Learning.
Vol.6 (1) pp. 1-14.
Saptandari, E.W. (2012). Peran Sekolah
untuk Kesejahteraan Mental Anak
dan
Remaja
.
Dalam
Faturochman, Tri Hayuning Tyas,
Wenty Marina Minza, dan Galang
Lufityanto
(penyunting),
Psikologi untuk Kesejahteraan
Masyarakat, Yogkakarta: Pustaka
Pelajar & Fakultas Psikologi
UGM.
Susetyo, Y.F. (2011). Rahasia sukses
menjadi
motivator
siswa.
Panduan guru memotivasi siswa
dikelas. Yogyakarta : Penerbit
pinus.
Victorian General Report. (2010). The
Effectiveness
of
Student
Wellbeing Programs & Services.
Februari 2010.