PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUSANA PADA SISWA KELAS X TATA BUSANA (KASUS DI SMK AKP GALANG).

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUSANA

PADA SISWA KELAS X TATA BUSANA

(KASUS DI SMK AKP GALANG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Penelitian

OLEH:

NURHALIMAH

NIM : 508342024

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2012


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Nurhalimah, Nim. 508342024. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Busana Pada Siswa Kelas X Tata Busana (Kasus Di SMK AKP Galang).

Permasalahan dalam penelitian ini adalah “ Model Pembelajaran yang digunakan di sekolah pada mata pelajaran Menggambar Busana belum maksimal sehingga hasil belajar pada mata pelajaran Menggambar Busana pada materi pokok menggambar bagian-bagian busana masih rendah”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural dapat meningkatkan hasil belajar menggambar busana pada siswa kelas X Tata Busana di SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang.

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Tata Busana di SMK AKP Galang yang berjumlah 25 siswa. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dengan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pada tiap siklus dilaksanakan empat kali pertemuan. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes dan observasi. Tes yang digunakan adalah tes pengetahuan awal (Pre Test), tes hasil belajar menggambar busana selama proses pembelajaran berlangsung dan tes akhir pembelajaran (Post Test). Observasi aktifitas belajar siswa dilakukan secara langsung pada saat proses pembelajaran belajar berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural.

Dari hasil analisis diperoleh data pre test sebagai hasil belajar pengetahuan awal diperoleh 20% dengan siswa yang tuntas sebanyak 5 siswa. Data post test siklus I dengan 48 % dengan jumlah siswa yang tuntas 12 siswa, dengan ketuntasan belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu : ≥ 70 %. Sedangkan post test pada siklus II mencapai hasil belajar siswa yang tuntas yaitu : 21 siswa atau 84 %, sehingga siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) yaitu : ≥ 70 %.dengan kriteria penilaian sangat baik.

Dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural pada materi pokok Menggambar Bagian-Bagian Busana pada siswa Kelas X Tata Busana Di SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang dapat meningkatkan hasil belajar Menggambar Busana. Hal ini berarti bahwa model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural dapat membangun paradigma pembelajaran yang berpusat dari siswa serta memperbaiki model pembelajaran yang belum dicapai secara maksimal dalam Menggambar Busana.


(5)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUSANA

PADA SISWA KELAS X TATA BUSANA

(KASUS DI SMK AKP GALANG)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Penelitian

OLEH:

NURHALIMAH

NIM : 508342024

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2012


(6)

(7)

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan, dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Busana Pada Siswa Kelas X Tata Busana (Kasus Di SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang).

Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak menemukan rintangan dan hambatan, namun dengan usaha yang maksimal sesuai dengan kemampuan penulis dan bantuan dari berbagai pihak, penulis akhirnya dapat menyelesaikannya. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar - besarnya kepada :

1. Ibu Dra. Surniati Chalid, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

2. Ibu Dra. Armaini Rambe, M.Pd, sebagai Dosen Pembimbing Skripsi II yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu, memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis.

3. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan

4. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid K. M.Pd. selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan

5. Ibu Dra. Lelly Fridiarty, M.Pd, selaku Ketua Jurusan PKK FT-UNIMED

6. Ibu Dra. Dina Ampera, M.Si, selaku Dosen Penguji sekaligus sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan studi kepada penulis selama mengikuti pendidikan di UNIMED.

7. Ibu Dra. Nurmaya Napitu, M. Si, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan arahan bagi kesempurnaan skripsi ini.

8. Bapak / Ibu dosen di lingkungan UNIMED, khususnya di Prodi Pendidikan Tata Busana Fakultas Teknik, yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis selama perkuliahan.


(9)

9. Bapak Tatoludin, ST, M. Si, selaku Kepala Sekolah SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan izin penelitian di lingkungan SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang.

10. Ibu Iriani, S.Pd, ibu Catarina Sipayung, S.Pd dan ibu Supiani, S.Pd selaku Guru Bidang Studi Menggambar Busana kelas X Tata Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang yang telah membantu penulis selama melaksanakan penelitian di lingkungan SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang

11.Khususnya penulis ucapkan terima kasih kepada orang tua tercinta Ayahanda Alm. Asnawi dan Ibunda Zuraidah Lubis yang telah memberikan kasih sayang, dorongan, semangat dan pengorbanan yang begitu besar sehingga penulis dapat menyelesaikan studi ini.

12.Kepada tulang saya, Miswarruddin, S.Pd, Unden, dan Ocik saya mengucapkan banyak terima kasih karena yang telah memberikan dukungan baik itu moril maupun material kepada penulis.

13.Kepada kakak saya Nurhabibah dan Adik-Adik saya tercinta Nur’asiyah dan Maisyaroh yang telah memberikan dukungannya.

14.Sebagai penyejuk hati yang selalu memberikan semangat dan dukungannya kepada penulis

15.Teman seperjuangan khususnya seluruh mahasiswa Tata Busana Stambuk 2008 yang telah banyak membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT dapat membalas semua kebaikan yang penulis dapatkan baik waktu mengalami kesulitan maupun rintangan berupa amal dan pahala di akhirat kelak. Amin.

Medan, September 2012 Penulis

Nurhalimah NIM. 508342024


(10)

i

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan Masalah ... 8

D. Rumusan Masalah ... 8

E. Tujuan Kegiatan ... 9

F. Manfaat Kegiatan ... 9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 11

A. Kerangka Teoritis ... 11

1. Model Pembelajaran ... 11

2. Model Pembelajaran Koperatif Dengan Pendekatan Struktural ... 12

3. Pengertian Hasil Belajar ... 24

4. Hasil Belajar Menggambar Busana ... 25

5. Tinjauan Mata Pelajaran Menggambar Busana ... 26

6. Pengertian Menggambar Bagian-Bagian Busana ... 27

B. Kerangka Berpikir ... 40

C. Pertanyaan Penelitian ... 41

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ... 42

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42

B. Subjek dan Objek Penelitian ... 42

C. Defenisi Operasiaonal ... 42


(11)

ii

E. Teknik Pengumpulan Data ... 51

1. Tes ... 51

2. Observasi ... 58

F. Teknik Analisis Data ... 60

1. Reduksi Data ... 60

2. Paparan Data ... 61

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 62

A. Hasil Penelitian ... .. 62

1. Hasil Tes Belajar ... 63

2. Hasil Observasi Aktifitas Siswa ... 65

B.

Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I... 67

C.

Implementasi Penyelesaian Permasalahan Siklus II .... .. 73

D.

Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II... 74

E.

Pembahasan Penelitian... 79

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN... 81

A. Kesimpulan ... 81

B. Saran ... 82

DAFTAR PUSTAKA ... 83


(12)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Hal

1. Tahap-Tahap Dalam Model Pembelajaran Kooperatif ... ..14 2. Instruksi Kerja Pada Model Pembelajaran Kooperatif dengan

Pendekatan Struktural... 45 3. Kriteria Penilaian Hasil Belajar Siswa Menggambar Bagian-Bagian

Busana... 52 4. Lembar Penilaian Hasil Belajar Siswa Dalam Menggambar Bagian-Bagian Busana... 58 5. Kriteria Penilain Aktifitas Siswa Dalam Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Dengan Pendekatan Struktural...59 6. Lembar Observasi Aktifitas Siswa Dalam Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Dengan Pendekatan Struktural... 60 7 Hasil Perolehan Nilai Tes Hasil Belajar Siswa... 64 8. Hasil Observasi Aktifitas Siswa... 66 9. Perolehan Tes Hasil Belajar Menggambar Bagian-Bagian Busana

Dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Siklus I... 70 10. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pada Siklus I... 71 11.Perolehan Tes Hasil Belajar Menggambar Bagian-Bagian Busana Dengan

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Pada Siklus II... 77 12. Hasil Observasi Aktifitas Siswa Pada Siklus II... 78


(13)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal

1. Skema tahapan dalam model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan

struktural... 23

2. Macam-macam bentuk dasar garis leher ... 30

3. Variasi garis leher bulat... 30

4. Variasi garis leher persegi... 31

5. Variasi garis leher V... 31

6. Macam-macam bentuk dasar kerah... 32

7. Variasi kerah rebah... 33

8. Variasi garis kerah rol... 33

9. Variasi garis kerah tegak... 34

10.Kerah berdasarkan desain model... 34

11.Macam-macam lengan yang dipasangkan... 37

12.Macam-macam panjang lengan... 38

13.Macam-macam lengan yang menjadi satu dengan badan... 38

14.Siklus PTK menurut Iskandar (2011) Dalam Poibe... 44

15.Diagram Hasil Belajar Siswa... 65


(14)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal

1. Silabus... 86

2. RPP... 88

3. Soal Pre Test dan Post Test... 95

4. Kunci Jawaban... 105

5. Soal Pre Test dan Post Test (Yang Telah Divalidkan) ... 105

6. Kunci Jawaban... 112

7. Data Hasil Belajar Siswa Menggambar Bagian-Bagian Busana Pada Siklus I... 113

8. Data Hasil Belajar Siswa Menggambar Bagian-Bagian Busana Pada Siklus II... 114

9. Keseluruhan Hasil Belajar Siswa Menggambar Bagian-Bagian Busana Pada Siklus I... 115

10. Keseluruhan Hasil Belajar Siswa Menggambar Bagian-Bagian Busana Pada Siklus II... 117

11.Perhitungan Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pada Siklus I... 119

12. Perhitungan Hasil Observasi Kegiatan Siswa Pada Siklus II... 121

13. Hasil Penilaian Lembar Observasi Aktifitas Siswa Pada Siklus I (Pengamat I) ... 125

14. Hasil Penilaian Lembar Observasi Aktifitas Siswa Pada Siklus II (Pengamat I) ... 126

15.Hasil Penilaian Observasi Aktifitas Siswa Siklus I (Pengamat II) ... 127

16. Hasil Penilaian Lembar Observasi Aktifitas Siswa Pada Siklus II (Pengamat II) ... 128

17. Hasil Penilaian Observasi Aktifitas Siswa Siklus I (Pengamat III) ... 129

18. Hasil Penilaian Lembar Observasi Aktifitas Siswa Pada Siklus II (Pengamat III) ... 130


(15)

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di antara permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah masalah pendidikan yang berhubungan dengan kualitas mutu pendidikan pada setiap jenjang pendidikan. Kualitas mutu pendidikan berpengaruh pada setiap lapisan masyarakat maupun dunia kerja. Mutu pendidikan yang baik, akan berpengaruh pada sumber daya manusia yang baik pula, dan pembangunan bangsa pun akan meningkat karena kinerja sumber daya manusia dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu perlu diadakan perbaikan kualitas mutu pendidikan. Salah satu upaya perbaikan kualitas mutu pendidikan adalah dengan optimalisasi penyelenggaraan kurikulum, karena kurikulum merupakan salah satu komponen pendidikan yang menentukan kualitas pendidikan.

Kurikulum merupakan bahan masukan maupun hasil belajar yang diinginkan. Salah satu bentuk optimalisasi penyelenggaraan kurikulum adalah pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi siswa dalam berbagai jenjang pendidikan baik jenjang dasar, lanjutan, maupun menengah. Kurikulum yang digunakan di sekolah-seko lah merupakan Satuan Pendidikan yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk belajar membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan. Salah satunya dijumpai pada sekolah menengah.

Pendidikan menengah ada kelompok Sekolah Menengah Umum dan ada kelompok Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Sekolah Menengah Kejuruan memiliki tujuan pendidikan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan,


(17)

2

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai kejuruannya. Sekolah Menengah Kejuruan, kurikulum pembelajarannya adalah mempersiapkan peserta didik pada dunia kerja terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terbagi menjadi beberapa kelompok, salah satu diantaranya Sekolah Menengah Kejuruan Tata Busana. Salah satu SMK yang bernaungan di Tata Busana adalah SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang, yang menyiapkan lulusan yang siap terjun dan bersaing di dunia kerja, maupun ke jenjang yang lebih tinggi dalam bidangnya. Hal tersebut di dukung berdasarkan visi SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang adalah sebagai lembaga pendidikan yang mencetak tenaga kerja yang terampil tingkat menengah di bidang tata busana yang memiliki kepribadian yang luhur, ulet dan tanggap terhadap perubahan dan perkembangan zaman sehingga mampu menghadapi globalisasi.

SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang menerapkan kurikulum yang menuntut siswa memiliki kemampuan untuk menggambar yaitu kemampuan menggambar busana sebelum membuat karya-karya selanjutnya. Hal ini dibenarkan oleh pendapat Apriyatno, (2004) bahwa menggambar adalah induk dari segala ilmu dalam merancang suatu desain. Menggambar adalah keterampilan yang bisa dipelajari oleh setiap orang, terutama bagi yang punya minat untuk belajar.

Menurut Sugianto dikutip oleh Hidayah (2007) menggambar busana memiliki pengertian proses mewujudkan ide dan kreativitas berupa gambar busana dalam bentuk dua dimensi yang dapat dilihat oleh setiap orang.


(18)

3

Kemampuan menggambar busana adalah kemampuan dasar yang harus dikuasai Standar kompetensi berdasarkan Kurikulum dalam menggambar busana di SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang, adalah siswa dapat terampil: 1) Mendiskripsikan bentuk proporsi dan anatomi beberapa tipe tubuh manusia, 2) Memahami bentuk bagian-bagian busana, 3) Menerapkan teknik pembuatan desain busana dan 4) Penyelesaian pembuatan gambar.

Adapun salah satu indikator ketercapaian berdasarkan Silabus SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang pada mata pelajaran Menggambar Busana adalah siswa diharapkan dapat memahami bagian-bagian busana. Pelaksanaan pembelajaran memahami bagian-bagian busana pada siswa kelas X Tata Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang kurang optimal, hal ini berdampak pada kurangnya keterampilan Siswa Kelas X Tata Busana dalam menggambar busana, padahal menggambar adalah induk dari suatu rancangan desain yang merupakan kemampuan dasar yang harus dikuasai sebelum membuat karya selanjutnya. Kurang optimalnya pembelajaran tampak dari pengamatan dan hasil wawancara (pada tanggal `1 April 2012) pada guru bidang studi menggambar busana. Ibu Supiani mengatakan selama proses pembelajaran menggambar busana siswa kelas X Tata Busana berlangsung pada awal semester satu yaitu penguasaan tentang bagian-bagian busana kurang dipahami, daya imajinasi kurang kreatif, proporsi kurang menarik, kurang mengaplikasikan desain yang dibuat ke dalam suatu rancangan busana karena kurangnya kemampuan dasar dalam memahami bagian-bagian busana dalam menggambar busana, sehingga terlihat kurangnya siswa mengikuti mata pelajaran tersebut serta kurangnya efektifitas waktu dalam pembelajaran.


(19)

4

Kurangnya efektifitas waktu tersebut terbukti berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu selama empat kali pertemuan guru membahas satu pokok bahasan yang sama yaitu menggambar proporsi. Hal ini membuat siswa merasa bosan karena hal-hal yang diajarkan sama, selain itu juga pemborosan waktu sehingga kompetensi dasar yang diharapkan kurang optimal hasilnya, sehingga hasil belajar yang diperoleh tidak mencapai standar kelulusan di bawah 70. Hal tersebut terlihat dari hasil belajar yang diperoleh mencapai nilai 70 ke bawah pada mata pelajaran menggambar bagian-bagian busana pada siswa kelas X semester ganjil 2011 pada saat mengadakan ulangan. Berdasarkan data tersebut dari 12 siswa yang mengikuti menggambar busana hanya 36% atau 4 siswa yang benar-benar berminat dan mempunyai motivasi tinggi untuk belajar serta mampu mengembangkan keterampilan, sisanya yaitu 64% atau 8 siswa kurang berminat terhadap mata pelajaran sehingga kurangnya keterampilan menggambar busana.

Penyebab kurangnya minat dan motivasi siswa adalah karena pembelajaran yang kurang menarik yaitu menggunakan model pembelajaran konvensional, pembelajaran yang berpusat pada guru saja, siswa kurang diberi kesempatan berpendapat dalam pembelajaran terutama mengenai materi menggambar bagian-bagian busana sehingga dalam pembelajaran gambar menggambar busana siswa kurang aktif dan kreatif, siswa kurang memahami materi dan tahapan proses menggambar busana. Hal ini mengakibatkan pembelajaran menggambar busana terasa memberatkan siswa, dan siswa kurang termotivasi, sehingga keterampilan kurang dan mengakibatkan kompetensi yang


(20)

5

diharapkan kurang tercapai dan hasil belajar yang diperoleh juga tidak mencapai standar kelulusan.

Pencapaian hasil belajar yang tidak tercapai pada mata pelajaran menggambar busana khususnya menggambar bagian-bagian busana menjadi permasalahan yang harus segera ditindak lanjuti melalui penelitian tindakan kelas. Jika kemampuan dasar menggambar bagian-bagian busana tidak terpenuhi, kompetensi yang diharapkan tidak tercapai, akibatnya kualitas/hasil belajar pembelajaran kurang baik dan berdampak pada kurangnya keterampilan siswa dalam menggambar busana maka akan berpengaruh pada karya-karya selanjutnya. Apabila kompetensi tidak terpenuhi, nilai rata- rata kelas tidak mencapai standar ketuntasan maka guru wajib melaksanakan perbaikan terutama dalam proses pembelajaran dalam rangka menuntaskan ketercapaian kompetensi dan kualitas pembelajaran yang meningkat. Untuk mengoptimalkan peningkatan keterampilan dalam pembelajaran menggambar bagian-bagian busana diperlukan pendekatan pengajaran yang lebih menekankan pada aktifitas belajar dan pada keterampilan menggambar busana siswa, serta pengembangan keaktifan siswa untuk berpikir kreatif, terampil dan cekatan.

Menurut pendapat Gino (2000) bahwa keterlibatan langsung (keaktifan) siswa dalam mendapatkan pengalaman-pengalaman belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dan perubahan tingkah lakunya. Pendapat ini juga dibenarkan dalam penelitian Wijayanti (2007) bahwa pembelajaran yang mengembangkan siswa daya imajinasi siswa untuk lebih berpikir aktif dan kreatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Adapun untuk meningkatkan keterampilan dan kualitas proses dan hasil dalam belajar mengajar seperti itu


(21)

6

adalah dengan menggunakan pendekatan yang menekankan pada aktivitas-aktivitas selama proses pembelajaran tersebut berlangsung, yaitu pendekatan Pembelajaran Inovatif yaitu dengan Model Kooperatif.

Menurut Lie (2004) dalam Sugiyanto (2008) pembelajaran kooperatif menciptakan interaksi yang asah, asih, dan asuh sehingga tercipta masyarakat belajar (Learning Community). Siswa tidak hanya belajar dari guru, tetapi juga belajar bersama siswa. Pembelajaran Kooperatif adalah salah satu model pembelajaran yang bertujuan untuk mengembangkan aspek keterampilan sosial sekaligus aspek kognitif dan aspek sikap siswa, karena dalam pembelajaran ini adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Sedangkan menurut Suyatno (2009) dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih membiasakan untuk saling berbagi pengetahuan, pengalaman, tugas, dan tanggung jawab. Saling membantu dan berlatih berinteraksi, berkomunikasi, sosialisasi karena kooperatif adalah miniatur dari hidup bermasyarakat, dan belajar menyadari kekurangan dan kelebihan masing-masing. Model pembelajaran inovatif yang tepat untuk diterapkan pada siswa kelas X Tata Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang adalah Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktural yaitu pendekatan yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk memperbaharui pola-pola interaksi siswa.

Dari beberapa pendapat tentang model pembelajaran, model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural yang paling tepat untuk diterapkan pada kelas X Tata Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang untuk meningkatkan keterampilan menggambar busana. Pendekatan struktural


(22)

7

menekankan pada aktifitas belajar siswa sehingga mengajak siswa untuk lebih aktif dan kreatif. Karena menurut teori yang dikemukakan oleh Gino (2000) bahwa keterlibatan langsung (keaktifan) pebelajar (siswa) dalam mendapatkan pengalaman-pengalaman belajar sangat berpengaruh terhadap hasil belajar dan perubahan tingkah lakunya.

Berbagai masalah yang muncul tersebut diidentifikasi. Pemaparan berbagai masalah yang muncul adalah penting untuk memilih dan menetapkan masalah yang perlu dan cukup penting untuk diteliti agar penelitian lebih efektif. Oleh karena itu, peneliti mengangkat judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Pendekatan struktural Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Menggambar Bagian-bagian Busana Pada Siswa Kelas X Tata Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang Tahun Ajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Adapun diidentifikasi masalah yang berdasarkan latar belakang sebagai berikut:

1) Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi hasil belajar Menggambar Bagian-bagian Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang? 2) Apakah penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam mata pelajaran

Menggambar Bagian-bagian Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang ?

3) Apakah yang menyebabkan kurangnya aktifitas siswa dalam proses belajar khususnya pada mata pelajaran Menggambar Bagian-bagian Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang ?


(23)

8

4) Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Menggambar Busana Pada Siswa Kelas X Tata Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang ?

5) Sejauh manakah peningkatan hasil belajar siswa kelas X Tata Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang setelah penerapan model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural ?

C. Pembatasan Masalah

Adapun yang menjadi pembatasan masalah yang berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Jenis model pembelajaran kooperatif penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif dengan pendekatan struktural dengan menggunakan teknik mencari pasangan, berkirim salam dan soal, serta bercerita berpasangan.

2. Mata pelajaran menggambar busana dimaksudkan dalam hal ini menggambar bagian-bagian busana, yaitu : garis leher, kerah, dan lengan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah peneliti kemukakan maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

“Apakah diterapkannya Model Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktural dapat meningkatkan hasil belajar Menggambar Bagian-Bagian Busana pada Siswa Kelas X Tata Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang Tahun Ajaran 2012/2013?”


(24)

9

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar Menggambar Bagian-Bagian Busana dengan menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif pada Pendekatan Struktural pada Siswa Kelas X Tata Busana SMK Awal Karya Pembangunan (AKP) Galang Tahun Ajaran 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dapat menambah wawasan tentang pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif dan sebagai bahan referensi peneliti yang lain yang akan meneliti permasalahan yang berhubungan dengan Model Pembelajaran Kooperatif.

2. Manfaat Praktis

Untuk memperbaiki kualitas pendidikan dan pembelajaran penelitian ini tampak manfaaatnya bagi:

a) Bagi Siswa, Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif memungkinkan untuk meningkatkan keaktifan, pengetahuan dan keterampilan siswa dalam menggambar Bagian-bagian busana dengan melakukan aktivitas melatih pendengaran, ketelitian/ kecermatan, setiap siswa ikut berperan dalam pembelajaran, melatih mengungkapkan gagasan dan bekerjasama, serta berdiskusi dengan kelompoknya.

b) Bagi Guru, Penerapan Model Pembelajaran kooperatif merupakan hal yang belum umum dilakukan oleh guru di sekolah. Oleh sebab itu, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman langsung pada guru-guru yang terlibat


(25)

10

dalam rangka memperoleh pengalaman baru untuk model yang lebih inovatif dalam pembelajaran menggambar busana.

c) Bagi Sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan pengalaman pada guru-guru lain sehingga memperoleh pengalaman baru untuk menerapkan pendekatan inovasi dalam pembelajaran. Selain itu sebagai masukkan yang bersifat praktis di dalam menentukan kebijakan untuk meningkatkan pembelajaran.

d) Komponen pendidikan yang terkait, yaitu hasil penelitian ini bukan hanya sekedar bermanfaat untuk satu bidang studi Tata Busana bermanfaat juga bagi bidang studi yang lain yang merupakan komponen pendidikan yang terkait dan sebagai bahan referensi peneliti yang lain yang akan menelit permasalahan yang berhubungan dengan model pembelajaran kooperatif dalam berbagai bidang studi.


(26)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan hasil pada Bab IV, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan model pembelajaran pendekatan struktural berdasarkan penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu persentase hasil belajar siswa pada siklus I dengan rata-rata 48 % dengan jumlah 12 siswa dan untuk siklus II mencapai 84 % dengan siswa yang tuntas 21 siswa. Sehingga dalam hal ini, terlihat dari rata-rata persentase mengalami peningkatan sebanyak 9 siswa (36 %).

2. Penggunaan model pembelajaran dengan pendekatan struktural dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa pada materi menggambar bagian-bagian busana. Hal ini terlihat dari rata-rata persentase aktifitas siswa pada siklus I memperoleh kriteria baik 7 siswa (28 %) dan kriteria sangat baik diperoleh 1 siswa (4%) sedangkan untuk siklus II mencapai peningkatan menjadi 10 siswa dengan 40 % dengan kriteria baik dan kriteria sangat baik diperoleh 8 siswa (32 %).


(27)

63

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan berkaitan dengan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Penerapan Model Pembelajaran kooperatif pendekatan struktural hendaknya dapat diterapkan dengan melibatkan siswa secara individu untuk ikut menggambar bagian-bagian busana dengan alasan siswa menjadi lebih kritis dan kreatif.

b. Berkaitan dengan strategi dalam proses belajar mengajar, guru dapat menerapkan ataupun mengembangkan strategi baru yang sesuai dengan tuntunan dan pencapaian yang belum dapat dicapai dengan maksimal sebagai salah satu alternatif yang digunakan dalam menggambar bagian – bagian busana

c. Guru hendaknya membangun paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural.

d. Pembelajaran menggambar bagian - bagian busana hendaknya guru memberikan kelengkapan media, media yang dapat dimanfaatkan secara tepat dengan variasi yang baik.

2. Bagi Siswa

a. Siswa harus dapat bekerja sama selama kegiatan diskusi kelompok dan dapat memanfaatkan kelompoknya sebgaia mitra belajar.


(28)

64

b. Siswa harus mengasah keterampilan menggambar busana karena keterampilan menggambar busana sangat penting untuk mengembangkan keterampilan menggambar selanjutnya.

c. Perlu menggiatkan adanya kelompok belajar, sebab dengan giatnya kelompok belajar maka waktu-waktu untuk belajar dapat meningkat dan kualitas belajarnya pun akan meningkat pula karena antara anggota kelompok dapat saling tukar pikiran.

3. Bagi Sekolah

a. Kebijakan kepala sekolah hendaknya meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas

b. Menyediakan model/media pembelajaran yang dirancang guru yang sesuai dengan materi/kurikulum perkembangan zaman khususnya pada mata pelajaran Menggambar Busana

4. Bagi Peneliti

a. Model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain, terutama pada mata pelajaran praktek. b. Bagi peneliti yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif

pendekatan struktural dapat bekerja sama dan berkolaborasi dengan guru yang mengalami permasalahan dalam pembelajaran.


(29)

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan hasil pada Bab IV, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan model pembelajaran pendekatan struktural berdasarkan penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu persentase hasil belajar siswa pada siklus I dengan rata-rata 48 % dengan jumlah 12 siswa dan untuk siklus II mencapai 84 % dengan siswa yang tuntas 21 siswa. Sehingga dalam hal ini, terlihat dari rata-rata persentase mengalami peningkatan sebanyak 9 siswa (36 %).

2. Penggunaan model pembelajaran dengan pendekatan struktural dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa pada materi menggambar bagian-bagian busana. Hal ini terlihat dari rata-rata persentase aktifitas siswa pada siklus I memperoleh kriteria baik 7 siswa (28 %) dan kriteria sangat baik diperoleh 1 siswa (4%) sedangkan untuk siklus II mencapai peningkatan menjadi 10 siswa dengan 40 % dengan kriteria baik dan kriteria sangat baik diperoleh 8 siswa (32 %).


(30)

63

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan berkaitan dengan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Penerapan Model Pembelajaran kooperatif pendekatan struktural hendaknya dapat diterapkan dengan melibatkan siswa secara individu untuk ikut menggambar bagian-bagian busana dengan alasan siswa menjadi lebih kritis dan kreatif.

b. Berkaitan dengan strategi dalam proses belajar mengajar, guru dapat menerapkan ataupun mengembangkan strategi baru yang sesuai dengan tuntunan dan pencapaian yang belum dapat dicapai dengan maksimal sebagai salah satu alternatif yang digunakan dalam menggambar bagian – bagian busana

c. Guru hendaknya membangun paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural.

d. Pembelajaran menggambar bagian - bagian busana hendaknya guru memberikan kelengkapan media, media yang dapat dimanfaatkan secara tepat dengan variasi yang baik.

2. Bagi Siswa

a. Siswa harus dapat bekerja sama selama kegiatan diskusi kelompok dan dapat memanfaatkan kelompoknya sebgaia mitra belajar.


(31)

64

b. Siswa harus mengasah keterampilan menggambar busana karena keterampilan menggambar busana sangat penting untuk mengembangkan keterampilan menggambar selanjutnya.

c. Perlu menggiatkan adanya kelompok belajar, sebab dengan giatnya kelompok belajar maka waktu-waktu untuk belajar dapat meningkat dan kualitas belajarnya pun akan meningkat pula karena antara anggota kelompok dapat saling tukar pikiran.

3. Bagi Sekolah

a. Kebijakan kepala sekolah hendaknya meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas

b. Menyediakan model/media pembelajaran yang dirancang guru yang sesuai dengan materi/kurikulum perkembangan zaman khususnya pada mata pelajaran Menggambar Busana

4. Bagi Peneliti

a. Model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain, terutama pada mata pelajaran praktek. b. Bagi peneliti yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif

pendekatan struktural dapat bekerja sama dan berkolaborasi dengan guru yang mengalami permasalahan dalam pembelajaran.


(1)

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan hasil pada Bab IV, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan model pembelajaran pendekatan struktural berdasarkan penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu persentase hasil belajar siswa pada siklus I dengan rata-rata 48 % dengan jumlah 12 siswa dan untuk siklus II mencapai 84 % dengan siswa yang tuntas 21 siswa. Sehingga dalam hal ini, terlihat dari rata-rata persentase mengalami peningkatan sebanyak 9 siswa (36 %).

2. Penggunaan model pembelajaran dengan pendekatan struktural dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa pada materi menggambar bagian-bagian busana. Hal ini terlihat dari rata-rata persentase aktifitas siswa pada siklus I memperoleh kriteria baik 7 siswa (28 %) dan kriteria sangat baik diperoleh 1 siswa (4%) sedangkan untuk siklus II mencapai peningkatan menjadi 10 siswa dengan 40 % dengan kriteria baik dan kriteria sangat baik diperoleh 8 siswa (32 %).


(2)

63 B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan berkaitan dengan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Penerapan Model Pembelajaran kooperatif pendekatan struktural hendaknya dapat diterapkan dengan melibatkan siswa secara individu untuk ikut menggambar bagian-bagian busana dengan alasan siswa menjadi lebih kritis dan kreatif.

b. Berkaitan dengan strategi dalam proses belajar mengajar, guru dapat menerapkan ataupun mengembangkan strategi baru yang sesuai dengan tuntunan dan pencapaian yang belum dapat dicapai dengan maksimal sebagai salah satu alternatif yang digunakan dalam menggambar bagian – bagian busana

c. Guru hendaknya membangun paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural.

d. Pembelajaran menggambar bagian - bagian busana hendaknya guru memberikan kelengkapan media, media yang dapat dimanfaatkan secara tepat dengan variasi yang baik.

2. Bagi Siswa

a. Siswa harus dapat bekerja sama selama kegiatan diskusi kelompok dan dapat memanfaatkan kelompoknya sebgaia mitra belajar.


(3)

64

b. Siswa harus mengasah keterampilan menggambar busana karena keterampilan menggambar busana sangat penting untuk mengembangkan keterampilan menggambar selanjutnya.

c. Perlu menggiatkan adanya kelompok belajar, sebab dengan giatnya kelompok belajar maka waktu-waktu untuk belajar dapat meningkat dan kualitas belajarnya pun akan meningkat pula karena antara anggota kelompok dapat saling tukar pikiran.

3. Bagi Sekolah

a. Kebijakan kepala sekolah hendaknya meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas

b. Menyediakan model/media pembelajaran yang dirancang guru yang sesuai dengan materi/kurikulum perkembangan zaman khususnya pada mata pelajaran Menggambar Busana

4. Bagi Peneliti

a. Model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain, terutama pada mata pelajaran praktek. b. Bagi peneliti yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif

pendekatan struktural dapat bekerja sama dan berkolaborasi dengan guru yang mengalami permasalahan dalam pembelajaran.


(4)

62 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan hasil pada Bab IV, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan model pembelajaran pendekatan struktural berdasarkan penelitian ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu persentase hasil belajar siswa pada siklus I dengan rata-rata 48 % dengan jumlah 12 siswa dan untuk siklus II mencapai 84 % dengan siswa yang tuntas 21 siswa. Sehingga dalam hal ini, terlihat dari rata-rata persentase mengalami peningkatan sebanyak 9 siswa (36 %).

2. Penggunaan model pembelajaran dengan pendekatan struktural dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa pada materi menggambar bagian-bagian busana. Hal ini terlihat dari rata-rata persentase aktifitas siswa pada siklus I memperoleh kriteria baik 7 siswa (28 %) dan kriteria sangat baik diperoleh 1 siswa (4%) sedangkan untuk siklus II mencapai peningkatan menjadi 10 siswa dengan 40 % dengan kriteria baik dan kriteria sangat baik diperoleh 8 siswa (32 %).


(5)

63 B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan berkaitan dengan kesimpulan di atas, maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Penerapan Model Pembelajaran kooperatif pendekatan struktural hendaknya dapat diterapkan dengan melibatkan siswa secara individu untuk ikut menggambar bagian-bagian busana dengan alasan siswa menjadi lebih kritis dan kreatif.

b. Berkaitan dengan strategi dalam proses belajar mengajar, guru dapat menerapkan ataupun mengembangkan strategi baru yang sesuai dengan tuntunan dan pencapaian yang belum dapat dicapai dengan maksimal sebagai salah satu alternatif yang digunakan dalam menggambar bagian – bagian busana

c. Guru hendaknya membangun paradigma pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural.

d. Pembelajaran menggambar bagian - bagian busana hendaknya guru memberikan kelengkapan media, media yang dapat dimanfaatkan secara tepat dengan variasi yang baik.

2. Bagi Siswa

a. Siswa harus dapat bekerja sama selama kegiatan diskusi kelompok dan dapat memanfaatkan kelompoknya sebgaia mitra belajar.


(6)

64

b. Siswa harus mengasah keterampilan menggambar busana karena keterampilan menggambar busana sangat penting untuk mengembangkan keterampilan menggambar selanjutnya.

c. Perlu menggiatkan adanya kelompok belajar, sebab dengan giatnya kelompok belajar maka waktu-waktu untuk belajar dapat meningkat dan kualitas belajarnya pun akan meningkat pula karena antara anggota kelompok dapat saling tukar pikiran.

3. Bagi Sekolah

a. Kebijakan kepala sekolah hendaknya meningkatkan kualitas proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas

b. Menyediakan model/media pembelajaran yang dirancang guru yang sesuai dengan materi/kurikulum perkembangan zaman khususnya pada mata pelajaran Menggambar Busana

4. Bagi Peneliti

a. Model pembelajaran kooperatif pendekatan struktural dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain, terutama pada mata pelajaran praktek. b. Bagi peneliti yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif

pendekatan struktural dapat bekerja sama dan berkolaborasi dengan guru yang mengalami permasalahan dalam pembelajaran.


Dokumen yang terkait

KONTRIBUSI PEER GROUP TERHADAP MOTIVASI BELAJAR MEMBUAT BUSANA WANITA SISWA TATA BUSANA SMK AWAL KARYA PEMBANGUNAN (AKP) GALANG.

0 2 27

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MATA DIKLAT ALAT UKUR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN SMK AWAL KARYA PEMBANGUNAN (AKP) GALANG.

0 2 28

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA PEMBUATAN POLA BUSANA RUMAH ANAK UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMK AKP GALANG.

0 3 24

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXPLICIT INSTRUCTION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENJAHIT LUBANG KANCING PASPOILLE PADA SISWA KELAS XI TATA BUSANA SMK NEGERI LAGUBOTI.

1 14 12

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MEMBUAT POLA BUSANA WANITA PADA SISWA SMK AKP 9WAL KARYA PEMBANGUNAN) GALANG.

0 0 21

HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGGAMBAR BUSANA DENGAN KEMAMPUAN MENDESAIN BUSANA PESTA PADA SISWA KELAS X JURUSAN TATA BUSANA SMK NEGERI 10 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

0 1 27

HUBUNGAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PRAKTEK TATA BUSANA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA DIKLAT TEKNOLOGI BUSANA KELAS X SMK SUDIRMAN 2 WONOGIRI.

1 6 158

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGAMBAR BUSANA DI SMK MA’ARIF 2 SLEMAN.

1 10 262

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA DENGAN MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH UNTUK SISWA KELAS X SMK.

0 0 222

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MENGGAMBAR BUSANA MENGGUNAKAN ADOBE FLASH CS4 UNTUK SISWA KELAS X BUSANA SMK NEGERI 3 KLATEN.

0 0 136