UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI Upaya Peningkatan Pemahaman Konsep Dan Komunikasi Belajar Matematika Siswa Melalui Strategi Pembelajaran Concept Mapping (PTK Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP

1
UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI
BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI
PEMBELAJARAN CONCEPT MAPPING
(PTK Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 03 Colomadu
Tahun 2013/2014)

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Program Studi Matematika

YULI SURYANTO
A 410100104

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

2


5

1
UPAYA PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP DAN KOMUNIKASI
BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI STRATEGI
PEMBELAJARAN CONCEPT MAPPING
(PTK Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 03 Colomadu
Tahun 2013/2014)

Oleh
Yuli Suryanto1, Rita P. Khotimah2
1
Mahasiswa Pendidikan Matematika, yuli.suryanto@yahoo.co.id
2
Staf Pengajar Pendidikan Matematika, rpramujiyanti@ums.ac.id
Abstrak
Tujuan penelitian ini adalah mengkaji dan mendeskripsikan penggunaan
strategi pembelajaran Concept Mapping untuk meningkatkan kemampuan
komunikasi dan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII C SMP N 03
Colomadu. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain

Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian pada penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas VIII C SMP Negeri 03 Colomadu yang berjumlah 32 siswa.
Pelaksanaan tindakan kelas dilaksanakan selama dua kali putaran. Teknik
pengumpulan data melalui observasi, catatan lapangan, kajian dokumen dan tes.
Teknik analisis data yang digunakan adalah metode alur yang terdiri dari reduksi
data, penyajian data, dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa
penerapan strategi pembelajaran Concept Mapping dapat meningkatkan
kemampuan komunikasi dan pemahaman konsep matematika siswa. Hal ini dapat
dilihat dari indikator pemahaman konsep siswa meliputi 1) Kemampuan siswa
memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep ada 5 siswa (15,63%)
setelah tindakan putaran II ada 20 menjadi (62,5%). 2) Kemampuan siswa dalam
menuliskan model matematika dengan tepat ada 7 siswa (21,86%) setelah
tindakan putaran II ada 25 menjadi (78,13%). 3) Kemampuan siswa dalam
mengaplikasikan rumus dengan tepat ada 6 siswa (18,75%) setelah tindakan
putaran II ada 25 menjadi (78,13%). Sedangkan indikator komunikasi meliputi 1)
Kemampuan siswa dalam mengemukakan ide matematika dengan berbicara ada 5
siswa (15,63%) setelah tindakan putaran II ada 24 menjadi (75%). 2)
Kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan melalui symbol, tabel,
diagram atau gambar ada 6 siswa (18,75%) setelah tindakan putaran II ada 22
menjadi (68,75%). Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa penerapan strategi

pembelajaran Concept Mapping dalam pembelajaran matematika dapat
meningkatkan komunikasi dan pemahaman konsep siswa.
Kata Kunci: concept mapping; komunikasi; pemahaman konsep

1

2
PENDAHULUAN
Matematika adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan seharihari dan merupakan peranan penting dalam dunia pendidikan. Hal ini dapat
terlihat matematika diajarkan dari jenjang pendidikan TK sampai perguruan
tinggi. Pada pembelajaran matematika, aspek yang diperlukan untuk mengetahui
hasil belajar matematika adalah pemahaman konsep, penalaran dan komunikasi,
pemecahan masalah.
Keberhasilan pembelajaran matematika tidak terlepas dari kemampuan
pemahaman konsep. Dalam pembelajaran matematika sebagai prasyarat dalam
memahami konsep adalah memahami materi sebelumnya. Jika dari awal siswa
kurang memahami materi atau dari awal siswa tidak paham maka akan sulit untuk
siswa belajar dan akan berlanjut sampai siswa selesai menempuh pendidikan.
Komunikasi merupakan salah satu aspek yang harus dikembangkan dalam proses
belajar. Kemampuan komunikasi juga merupakan standar kompetensi lulusan bagi

siswa sekolah dasar sampai menengah sebagaimana tertuang dalam Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan dua orang atau lebih dan di
dalamnya terjadi pertukaran informasi dalam rangka mencapai tujuan tertentu
(Beni, 2012: 116).
Berdasarkan observasi di kelas VIII C SMP N 03 Colomadu terdapat
permasalahan pemahaman konsep belajar matematika siswa meliputi : 1)
kemampuan siswa memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep
(15,63%), 2) kemampuan siswa dalam menuliskan model matematika (21,86%.),
3) kemampuan siswa dalam mengaplikasikan rumus (18,75%), Sedangkan
permasalahan komunikasi siswa meliputi : 1) kemampuan siswa dalam
mengemukakan ide matematika dengan berbicara (15,63%), 2) kemampuan siswa
dalam mengungkapkan gagasan melalui symbol, tabel, diagram atau gambar
(18,75%).
Akar penyebab masalah yang terjadi yaitu pembelajaran yang monoton,
dalam

proses

belajar


mengajar

guru

masih

menggunakan

pendekatan

konvensional atau tradisional dan kemampuan guru dalam memanfaatkan alat

3
peraga. Sedangkan sumber penyebab yang berasal dari siswa yaitu siswa masih
pasif dalam berkomunikasi, siswa cenderung malas menulis, menggambar dan
kemampuan dalam berdiskusi masih bertumpu pada teman yang lain dan siswa
masih kurang memahami masalah dari setiap pertanyaan yang diajukan. Sumber
penyebab sarana dan prasarana pembelajaran yaitu masih minimnya sarana atau
alat pembelajaran.

Berdasarkan akar penyebab yang diuraikan dapat dimaknai bahwa akar
penyebab yang paling dominan bersumber dari kemampuan siswa dalam
berkomunikasi dan kemampuan siswa dalam pemahaman konsep dalam belajar.
Alternatif tindakan yang dapat ditawarkan agar proses pembelajaran dapat
meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemahaman konsep, yaitu melalui
pembelajaran peta konsep (Concept Mapping).
Menurut Martin dalam Trianto (2007: 159) peta konsep (Concept
Mapping) adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah

konsep tunggal dihubungkan ke konsep-konsep lain pada kategori yang sama.
Keunggulan dari peta konsep diantaranya: peta konsep merupakan cara belajar
yang mengembangkan proses belajar bermakna sehingga dapat meningkatkan
pemahaman dan daya ingat belajar siswa, dapat meningkatkan keaktifan dan
kreatifitas berfikir siswa sehingga menimbulkan kemandirian belajar yang lebih,
mengembangkan

struktur kognitif terintegrasi

dengan baik


yang akan

memudahkan belajar, membantu siswa melihat makna materi pelajaran secara
komprehensif dalam setiap komponen konsep-konsep dan mengenali hubungan
yang terdapat antar konsep dengan konsep berikutnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka perlu diadakan
penelitian tentang penerapan Concept Mapping dalam pembelajaran matematika
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan pemahaman konsep

siswa.

Strategi pembelajaran Concept Mapping adalah penyampaian pembelajaran
matematika dengan menggunakan peta konsep dari setiap materi yang diberikan
sehingga konsep dapat lebih mudah dipahami.

4

METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan desain
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan upaya

untuk meningkatkan kinerja sistem pendidikan, dan mengembangkan manajemen
sekolah agar menjadi lebih produktif, efektif dan efisien (Mulyasa: 9). Penelitian
dilakukan melalui kolaborasi melalui proses kerja antar guru matematika, kepala
sekolah dan peneliti di lingkungan sekolah. Adapun langkah –langkah PTK
modifikasi Kemmis dan Mc Taggart dalam Tjipto Subadi (2010: 85) sebagai
berikut: 1) dialog awal; 2) perencanaan tindakan; 3) pelaksanaan tindakan,
observasi dan monitoring; serta 4) refleksi dan evaluasi.
Penelitian ini dilaksanakan selama 6 bulan, yaitu Oktober 2013 - Maret
2014 di SMP N 03 Colomadu. Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru SMP N
03 Colomadu. Subjek penerima tindakan adalah siswa kelas VIII C yang
berjumlah 32 orang, terdiri atas 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan.
Sementara subjek pemberi tindakan adalah guru matematika kelas VIII C yaitu C.
Triningsih, S.Pd.
Teknik pengumpulan data berupa observasi, catatan lapangan dan
dokumentasi. Sumber data primer adalah peneliti yang melakukan tindakan dan

siswa yang menerima tindakan, sedangkan data sekunder berupa data
dokumentrasi, pengambilan data dapat dilakukan dengan metode pokok, dan
metode bantu. Metode pokok melalui observasi dan tes, observasi dalam
penelitian ini adalah mengamati secara langsung dengan teliti, cermat dan hatihati terhadap fenomena yang terjadi pada saat pembelajaran matematika; tes

diperlukan untuk memperoleh data tingkat pemahaman konsep. Metode bantu
berupa catatan lapangan dan dokumentasi, catatan lapangan yang dipakai oleh
peneliti adalah pengamatan yang berupa pertanyaan tentang semua peristiwa yang
dialami, dilihat, dan didengar; dokumentasi yang digunakan adalah berupa data
sekolah, data nama-nama siswa dan daftar nilai siswa, foto guru dan siswa saat
proses pembelajaran matematika berlangsung. Teknik Analisis data dalam
penelitian ini dilakukan terdiri atas:1) analisis data, 2) penyajian data, 3) verifikasi

5
data (penarikan kesimpulan). Keabsahan data dilakukan dengan observasi secara
terus menerus dan triangulasi sumber.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan pembelajaran yang dilaksanakan dari siklus I sampai
berakhirnya siklus II, telah diambil kesepakatan bersama antara peneliti dan guru
matematika kelas VIII C SMP N 03 Colomadu bahwa pembelajaran dengan
menerapkan strategi Concept Mapping dapat meningkatkan komunikasi dan
kemampuan pemahaman konsep belajar matematika. Indikator-indikator yang
tampak untuk kemampuan komunikasi matematika, kemampuan siswa dalam
mengemukakan ide matematika dengan berbicara, kemampuan siswa dalam
mengungkapkan gagasan melalui symbol, tabel, diagram atau gambar. Sedangkan

untuk pemahaman konsep belajar matematika kemampuan siswa memberikan
contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, kemampuan siswa dalam menuliskan
rumus dengan tepat, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan rumus dengan
tepat.
Berdasarkan data pelaksanaan tindakan diatas mengenai pemahaman
konsep belajar matematika siswa pada kelas VIII C SMP N 03 Colomadu
keseluruhan tindakan dapat disajikan dalam tabel 2 berikut.
Tabel 4.1 Peningkatan Pemahaman Konsep Belajar Siswa
No

1

Indikator Pemahaman Konsep Matematika
Kemampuan siswa memberikan contoh dan
bukan contoh dari suatu konsep

2

Kemampuan siswa dalam menuliskan
model matematika dengan tepat


3

Kemampuan siswa dalam mengaplikasikan
rumus dengan tepat

Sebelum

Putaran

Putaran

Tindakan

I

II

5 siswa

12 siswa

20 siswa

(15,63%)

(37,5%)

(59,38%)

7 siswa

16 siswa

25 siswa

(21,86%)

(50%)

(78,13%)

6 siswa

15 siswa

25 siswa

(18,75%)

(46,88%)

(78,13%)

Adapun grafik peningkatan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran
matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas siklus II dapat
digambarkan sebagai berikut:

6

Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa
90%

Presentase Siswa

80%
Kemampuan siswa
memberikan contoh dan
bukan contoh dari suatu
konsep

70%
60%
50%

Kemampuan siswa dalam
menuliskan model
matematika dengan tepat

40%
30%
20%
10%
0%
sebelum
tindakan

putaran I

putaran II

Kemampuan siswa dalam
mengaplikasikan rumus
dengan tepat

Tindakan

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa
Berdasarkan data pelaksanaan tindakan diatas mengenai komunikasi
matematika siswa pada kelas VIII C SMP N 03 Colomadu keseluruhan tindakan
dapat disajikan dalam tabel 1 berikut.
Tabel 1. Peningkatan Komunikasi Matematika Siswa

Kemampuan siswa dalam mengemukakan ide

Sebelum
Tindakan
5 siswa

Putaran
I
15 siswa

Putaran
II
24 siswa

matematika dengan berbicara

(15,63%)

(46,88%)

(75%)

6 siswa

12 siswa

22 siswa

(18,75%)

(37,5%)

(68,75%)

No

Indikator Komunikasi Matematika

1

2

Kemampuan siswa dalam mengungkapkan
gagasan

melalui

symbol,

tabel,

diagram,

gambar
Adapun grafik peningkatan komunikasi matematika siswa dalam
pembelajaran matematika dari sebelum tindakan sampai tindakan kelas siklus II
dapat digambarkan sebagai berikut:

7

Presentase siswa

Peningkatan Komunikasi Matematika
siswa
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%

Kemampuan siswa dalam
mengemukakan ide
matematika dengan
berbicara

Sebelum
Tindakan

Putaran I

Putaran II

Kemampuan siswa dalam
mengungkapkan gagasan
melalui symbol, tabel,
diagram atau gambar

Tindakan

Kedua grafik di atas menunjukan adanya peningkatan komunikasi
matematika dan pemahaman konsep belajar matematika siswa dengan strategi
pembelajaran Concept Mapping pada kegiatan belajar mengajar dari sebelum
adanya tindakan sampai putaran ke 2. Presentase tiap-tiap indicator

dari

komunikasi matematika dan pemahaman konsep belajar matematika mengalami
peningkatan. Untuk kemampuan siswa dalam mengemukakan ide matematika
dengan berbicara pada kondisi awal (15,63%) bertambah menjadi (46,88%) pada
putaran I, meningkat menjadi (75%) pada putaran II, kemampuan siswa dalam
mengungkapkan gagasan melalui symbol, tabel, diagram atau gambar

pada

kondisi awal (18,75%) meningkat menjadi (37,5%)pada putaran I, meningkat
menjadi (68,75%).pada putaran II.
Sedangkan untuk pemahaman konsep, kemampuan siswa memberikan
contoh dan bukan contoh dari suatu konsep pada kondisi awal (15,63%)
meningkat menjadi (37,5%) pada putaran I, meningkat menjadi (59,38%) pada
putaran II, kemampuan siswa dalam menuliskan rumus dengan tepat pada kondisi
awal (21,86%) meningkat menjadi (50%) pada putaran I, meningkat menjadi
(78,13%) pada putaran II, kemampuan siswa dalam mengaplikasikan rumus
dengan tepat pada kondisi awal (18,75%) meningkat menjadi (46,88%) pada
putaran I, meningkat menjadi (78,13%) pada putaran II.

8
Pemahaman konsep dan kemampuan komunikasi siswa

sebelum

dilaksanakan tindakan kelas masih rendah, hal ini terlihat dari belum tercapainya
indikator pemahaman konsep dan komunikasi belajar siswa pada mate pelajaran
matematika. Kondisi seperti ini mendorong untuk mengadakan evaluasi
pembelajaran, dialog yang dilakukan peneliti dan guru mate pelajaran matematika
kelas VIII C SMP N 03 colomadu menghasilkan kesepakatan untuk diadakannya
perbaikan kualiatas pembelajaran. Solusi yang disepakati adalah dengan
menerapkan strategi pembelajaran Concept Mapping.
Pada putaran I indikator Guru kurang memotivasi siswa untuk bertanya
ataupun memotivasi siswa untuk berkomunikasi, Siswa masih berbicara sendiri
dengan teman sebangku dan tidak memperhatikan penjelasan dari guru sehingga
kelas belum terlihat kondusif, siswa masih salah dalam pengerjaan soal latihan,
siswa masih takut untuk menyampaikan gagasan, sehingga pemahaman konsep
dan komunikasi matematika sudah mulai terlihat dibanding sebelum tindakan
tetapi belum signifikan. pada putaran I penerapan strategi pembelajaran Concept
Mapping belum berjalan dengan baik sehingga perlu dilakukan perbaikan untuk

putaran selanjutnya.
Putaran II mengacu pada putaran I yang telah mengalami perbaikan.
Perbaikan yang dilakukan diantaranya guru perlu mengoptimalkan pemberian
motivasi kepada siswa, membimbing siswa yang kesulitan dalam pengerjaan,
memperbanyak latihan, kegiatan lebih dipusatkan kepada siswa. Pada putaran II
setelah dilakukan pembelajaran Concept Mapping dengan perbaikan persentase
indikator pemahaman konsep dan komunikasi siswa meningkat secara signifikan.
Penerapan strategi pembelajaran dengan Concept Mapping sesuai harapan,
Pemahaman konsep siswa mengalami peningkatan ditandai dengan siswa yang
dapat memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep, menuliskan dan
menerapkan rumus dengan tepat dengan signifikan. Kemampuan komunikasi
siswa dalam mengemukakan gagasan dengan berbicara dan mengungkapkan
gagasan melalui symbol, tabel, diagram atau gambar mengalami peningkatan
signifikan ditandai dengan siswa yang tidak malu-malu dan berani dalam
berkomunikasi dalam bertanya, menjawab, diskusi. Siswa lebih aktif

dan

9
mendominasi dalam pembelajaran setelah proses pembelajaran yang sebelumnya
masih berpusat pada guru dikurangi.
Indikator pemahaman dan komunikasi belajar siswa yang diamati sebelum
diterapkannya strategi pembelajaran Concept Mapping sampai diterapkannya
strategi pembelajaran ini hingga putaran II selalu mengalami peningkatan. Hal
tersebut selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
Nilmajeet Kaur (2012) dalam International Journal Of Research In Education
Methodology peta konsep dapat berpengaruh terhadap prestasi matematika siswa

di sekolah menengah dan berkaitan dengan tingkat kecerdasan mereka. Penelitian
Endang Dwi Astuti (2012) menyatakan penerapan strategi pembelajaran Poster
Session dapat meningkatkan pemahaman konsep dan komunikasi siswa dalam

pembelajaran matematika. Penelitian Reni Yuli Astuti (2011) menyatakan
pemahaman konsep siswa dalam belajar matematika meningkat setelah diterapkan
strategi pembelajaran Collaborative Concept Mapping with Co Teaching. Hasil
penelitian J Muller dkk (2004) menyatakan pemetaan konsep adalah contoh “alat
pikiran” yang dapat mendukung pembelajaran matematika.
Penelitian Mwakapendaa
Technology

Newsletter

dan Adlera (2013) dalam IEEE Learning

menyatakan

penggunaan

peta

konsep

mengeksplorasi pemahaman dan dengan peta konsep siswa

dapat

lebih mampu

membuat koneksi kontekstual ( yaitu, untuk mengingat konsep atau situasi di
mana konsep-konsep tertentu yang dipelajari di sekolah ) daripada untuk membuat
hubungan konseptual ( yaitu, untuk mengungkapkan dan merepresentasikan
pemahaman yang memadai tentang konsep dan cara-cara di mana konsep-konsep
matematika yang terkait). Hasil penelitian Uli Aqiatun Rohmah (2013)
menyatakan penerapan strategi pembelajaran peta konsep pada bilangan bulat
menunjukan terjadinya peningkatan hasil belajar matematika siswa.
Jadi dapat disimpulkan bahwa strategi Concept Mapping diterapkan pada
siswa kelas VIII C SMP N 03 Colomadu mampu meningkatkan pemahaman
konsep dan kemampuan komunikasi belajar matematika siswa.

10
KESIMPULAN
Hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif antara
peneliti dan guru matematika kelas VIII SMP N 03 Colomadu dengan
menggunakan strategi Concept Mapping diperoleh kesimpulan sebagai berikut;
1. Strategi pembelajaran Concept Mapping akan menambah variasi dalam
penyampaian materi pelajaran seningga dapat menarik perhatian siswa. Selain
itu pembelajaran dengan Concept Mapping membantu terciptanya proses
pembelajaran yang aktif dan berpusat pada siswa serta mengurangi dominasi
guru dalam proses belajar mengajar. Guru juga harus mampu memotivasi
siswa untuk aktif dalam pembelajaran serta melatih kemampuan komunikasi
siswa.
2. Adanya peningkatan Pemahaman konsep belajar matematika siswa setelah
diterapkannya strategi pembelajaran Concept Mapping. Kemampuan siswa
memberikan contoh dan bukan contoh dari suatu konsep ada 5 siswa (15,63%)
setelah tindakan putaran II ada 20 menjadi (62,5%). Kemampuan siswa dalam
menuliskan rumus dengan tepat ada 7 siswa (21,86%) setelah tindakan putaran
II ada 25 menjadi (78,13%). Kemampuan siswa dalam mengaplikasikan rumus
dengan tepat ada 6 siswa (18,75%) setelah tindakan putaran II ada 25 menjadi
(78,13%).
3. Adanya peningkatan komunikasi matematika siswa setelah diterapkannya
strategi

pembelajaran

Concept

Mapping.

Kemampuan

siswa

dalam

mengemukakan ide matematika dengan berbicara ada 5 siswa (15,63%)
setelah tindakan putaran II ada 24 menjadi (75%). Kemampuan siswa dalam
mengungkapkan gagasan melalui symbol, tabel, diagram atau gambar ada 6
siswa (18,75%) setelah tindakan putaran II ada 22 menjadi (68,75%).
Berdasarkan hasil penelitian yang didapat peneliti memberikan saran
kepada guru menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi sehingga siswa
lebih tertarik pada pembelajaran matematika, perlu mengetahui kemampuan siswa
dalam menguasai materi pelajaran karena dapat dijadikan catatan untuk perbaikan
pembelajaran selanjutnya, hendaknya dapat memotivasi siswa agar aktif dalam
pembelajaran. Kepada siswa, hendaknya berani dalam melakukan aktifitas yang

11
mendukung pembelajaran seperti berani bertanya, menjawab, mengerjakan soal
tanpa takut salah dan aktif selama proses belajar mengajar. Kepada peneliti bidang
matematika selanjutnya hendaknya melaksanakan penelitian pada jenjang
pendidikan yang lain dengan memperluas indikator-indikator lain yang dapat
mempengaruhi pemahaman konsep dan komunikasi matematika siswa dalam
pembelajaran matematika.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarjaya, Beni S.2012. Psikologi Pendidikan dan Pengajaran. Yogyakarta:
CAPS
Astuti, Reni Yuli. 2011. Penerapan strategi pembelajaran collaborative Concept
Mapping With Co Teaching dalam pembelajaran matematika sebagai

upaya peningkatan pemahaman konsep. Surakarta:

Skripsi FKIP

UMS.(Tidak Diterbitkan)
Hastuti, Endang dwi. 2012. Penerapan Strategi Pembelajaran poster Session
Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Komunikasi Siswa Dalam
Pembelajaran Matematika.

Surakarta:

Skripsi FKIP UMS.(Tidak

Diterbitkan)
Kaur Nilmaljeet. 2012. “Effect Of Concept Mapping On Achievement In
Mathematics Of Secondary School Students In Relation To Their
Intelligence.”

International

Journal

Of

Research

In

Education

Methodology. Vol. 1, No.3. Pages 55-59.

Muller, J dkk. 2004. “Towards using concept mapping for math learning”. IEEE
Learning Technology Newsletter . Vol 6, Pages 13-15.

Mwakapendaa, Willy dan Jill Adlera. 2013. “Using Concept Mapping To Explore
Student Understanding And Experiences Of School Mathematics.”,
African Journal of Research in Mathematics, Science and Technology
Education. Vol 7, No 1. Pages 51-62.
Peraturan Menteri Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan.

Rohmah, Uli Aqiatun. 2013. “Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Melalui
Strategi Pembelajaran Peta Konsep Materi Bilangan Bulat Pada Siswa

12
Kelas Viib Smp Negeri 25 Purworejo Tahun 2012/2013.” Dalam Jurnal
Pendidikan Matematika, Vol 4, No 1. Hal. 14-18.

Subadi, Tjipto. 2010. Lesson Studi Berbasis PTK (Penelitian Tindakan Kelas):
Suatu Model Pembinaan menuju Guru Profesional. Surakarta: Badan

Penerbit FKIP UMS.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Surabaya: Prestasi Pustaka

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Kedondong Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 53

EFEKTIVITAS METODE MIND MAPPING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 58

EFEKTIVITAS METODE MIND MAPPING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 13 58

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 63

PENGARUH PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bandar Lampung)

3 22 35

PENGARUH PENERAPAN MODEL PERAIHAN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 13 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 43

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THREE-STEP INTERVIEW (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 31 59

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Ar-Raihan Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 7 51

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 20 BandarLampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

1 58 183

EFEKTIVITAS PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 8 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2014/2015)

0 4 60