EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

(1)

ABSTRAK

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL RECIPROCALTEACHING TERHADAP AKTIVITAS DAN

PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

(Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

NIKI PUJARWATI

Reciprocal Teaching adalah model pembelajaran yang menggunakan strategi pe-mahaman prediksi, merangkum, menanyakan dan klarifikasi. Penelitian quasi eks-perimen ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan model Reciprocal Teaching terhadap aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung T.P. 2011/2012. Pengambilan sampel penelitian menggunakan teknik purposive sampling. Berdasarkan analisis data diperoleh, rata-rata pe-mahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran Reciprocal Teaching lebih tinggi daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional dan siswa yang aktif pada kelas yang menggunakan model Reciprocal Teaching

lebih dari 50%. Jadi, penerapan model Reciprocal Teaching efektif untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa.


(2)

A. Latar Belakang Masalah

Di jaman modern, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat pesat menyentuh semua aspek kehidupan manusia tak terkecuali di bidang pendidikan dan pengajaran. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan dapat mengembangkan potensi diri dan keterampilan yang dimiliki sebagai bekal kehidupan bermasyarakat. Hal ini sesuai dengan yang tercantum dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab I Pasal 1 Ayat 1:

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepriba-dian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, ma-sya

Pendidikan nasional menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Bab I Pasal 1 Ayat 2 adalah en-didikan yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yang berakar pada nilai keagamaan, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan jaman.

Fungsi pendidikan nasional juga tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pen-didikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, dan dijelaskan bahwa :


(3)

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar men-jadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, ber-akhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab

Pembelajaran merupakan hal terpenting dalam pendidikan. Pembelajaran (Undang-Undang Sikdiknas No 20 Tahun 2003) adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam proses pembelajaran matematika, berbagai upaya telah dilakukan oleh guru untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar matematika siswa, misalnya dengan menyediakan buku matematika, memberikan jam tambahan, latihan soal dan membahasnya secara bersama-sama. Usaha tersebut belum mendapatkan hasil yang maksimal, hal ini dapat dilihat dari hasil ulangan matematika yang sebagian besar siswa yang belum mencapai batas ketuntasan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru matematika kelas VIII di SMP Negeri 26 Bandar Lampung, aktivitas dan hasil belajar siswa kelas VIII masih rendah. Menurut keterangan guru matematika jumlah siswa yang bertanya saat jam pelajaran rata-rata hanya 5 siswa atau kurang lebih hanya 15% siswa. Rendahnya aktivitas siswa dikarenakan guru masih berperan dominan saat pembelajaran dengan guru aktif menjelaskan materi, memberikan latihan soal dan membahasnya. Hal ini menyebabkan siswa pasif dan merasa jenuh dengan pelajaran matematika. Pada proses pembelajaran guru lebih aktif daripada siswa. Sementara itu, dilihat dari karakteristik siswa kelas VIII SMPN 26 Bandar Lampung, mereka bukanlah anak-anak yang pendiam. Saat di luar pelajaran siswa cenderung aktif. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan pemahaman konsep


(4)

matematika siswa yang masih kurang. Rendahnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai ulangan semester ganjil, dengan nilai rata-rata siswa hanya 42,3.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa diperoleh beberapa alasan siswa tidak paham dengan konsep matematika yaitu sebagian besar siswa menganggap matematika pelajaran yang rumit , terlalu banyak rumus dan konsep-konsep matermatika sulit untuk dipahami. Selain itu alasan siswa kurang suka dengan matematika yaitu siswa kurang suka dengan cara guru mengajar dan saat pembelajaran berlangsung mereka merasa tegang. Siswa menginginkan pem-belajaran yang santai, menyenangkan namun mereka paham dengan materi yang dipelajari.

Pada dasarnya belajar matematika merupakan belajar konsep, sedangkan konsep-konsep dasar matematika merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Ruseffendi (Rusmawati,2011:2) mengemukakan bahwa terdapat banyak anak setelah belajar matematika, pada bagian sederhana pun banyak yang tidak dipahami, banyak konsep yang dipahami secara keliru. Untuk itu dalam proses belajar mengajar yang terpenting adalah bagaimana guru dapat mengajarkan konsep matematika dan siswa dapat memahaminya secara benar dan tepat agar siswa tidak keliru me-mahami konsep matematika yang diajarkan. Oleh karena itu perlu diterapkan model pembelajaran yang membuat siswa dapat aktif saat proses pembelajaran dan memahami konsep matematika yang tersebut.

Untuk membuat siswa aktif salah satunya dengan diskusi dalam kelompok. Diskusi akan membuat siswa saling mengeluarkan pendapat, bertanya kepada siswa lain untuk materi yang belum dipahami, menjawab pertanyaan, dan akan terjadi interaksi antar siswa. Siswa yang sudah paham dan mengerti materi yang


(5)

sedang dipelajari akan membantu siswa lain yang belum paham. Pembelajaran tersebut akan melibatkan siswa aktif.

Untuk membuat siswa dapat belajar mandiri dapat dilakukan dengan memberikan bahan ajar dalam bentuk teks. Bahan ajar tersebut berupa materi yang akan di-pelajari untuk satu pertemuan. Siswa diminta memdi-pelajari bahan ajar tersebut dan menemukan konsep materi secara mandiri.

Untuk membuat siswa dapat berfikir kreatif dapat dilakukan dengan menugaskan siswa membuat pertanyaan berdasarkan teks bacaan. Pertanyaan yang diajukan berkaitan dengan materi yang belum dipahami atau pengembangan dari materi yang sedang dipelajari.

Salah satu cara yang dapat dilakukan agar siswa memahami konsep matematika yaitu menyajikan konsep matematika dalam bentuk bahan ajar yang disusun secara terstruktur agar siswa dapat memahaminya dan menugaskan siswa me-lengkapi bahan ajar tersebut. Setelah itu, siswa harus merangkum informasi dalam bahan ajar tersebut dan menjelaskan kepada orang lain. Dengan cara tersebut sis-wa akan lebih paham dengan konsep yang disajikan.

Salah satu model yang tepat digunakan sebagai solusi permasalahan di atas adalah

Reciprocal Teaching. Model Reciprocal Teaching (Faizt.2010) adalah model pembelajaran yang tujuan utama pembelajarannya tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan menjelaskan kembali hasil belajar tersebut kepada pihak lain. Sehingga dengan model pembelajaran ini siswa dapat lebih aktif dan kreatif dalam menyelesaikan masalah yang dapat meningkatkan prestasi belajar. Selain itu, model ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam belajar mandiri.


(6)

Reciprocal Teaching menggunakan empat strategi pemahaman yaitu prediksi, merangkum, menanyakan, dan klarifikasi. Penerapan strategi pemahaman tersebut akan membantu siswa memahami konsep matematika yang disajikan dalam bahan ajar yang berupa teks bacaan.

Keberhasilan kegiatan pembelajaran tidak hanya ditentukan oleh model atau metode yang digunakan tetapi juga ditentukan oleh aktivitas belajar siswa. Aktivitas belajar (Sardiman. 2005:93) merupakan prinsip atau azaz yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar. Semakin banyak aktivitas belajar yang dilakukan siswa, pembelajaran akan berlangsung baik karena siswa akan men-dapatkan pengalaman belajar yang banyak, Dengan demikian tujuan pembelajaran akan tercapai. Jadi, aktivitas belajar siswa merupakan unsur penting dalam pem-belajaran agar kegiatan pempem-belajaran dapat berjalan dengan baik dan memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut maka penulis tertarik untuk itas Pembelajaran Matematika dengan ModelReciprocal Teaching Terhadap Aktivitas dan Pemahaman Konsep

B. Rumusan Masalah

R Apakah model Reciprocal

Teaching efektif diterapkan pada pembelajaran matematika untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMPN 26 Bandar Lampung


(7)

Dari rumusan masalah di atas, dapat dijabarkan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah rata-rata nilai pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Reciprocal Teaching lebih tinggi daripada rata-rata nilai pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional?

2. Apakah lebih dari 50% siswa dalam kelas eksperimen aktif dalam pembelajaran?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui efektivitas pembelajaran matematika dengan modelReciprocal Teachinguntuk meningkatkan aktvitas dan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMPN 26 Bandar Lampung.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi sekolah, memberikan sumbangan pemikiran dalam upaya mengadakan perbaikan mutu pembelajaran matematika.

2. Bagi guru, sebagai bahan pertimbangan dalam memilih strategi, pendekatan, metode ataupun model pembelajaran matematika yang paling tepat agar kemampuan siswa dalam memahami konsep matematika lebih baik dan siswa lebih aktif dalam pembelajaran di kelas.

3. Bagi peneliti lain, sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan dalam tahap proses pembinaan diri sebagai calon pendidik


(8)

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Efektivitas

Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ketepatgunaan model

Reciprocal Teaching. Dikatakan efektif apabila :

a. Rata-rata nilai pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Reciprocal Teachinglebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata nilai pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

b. Lebih dari 50% siswa dalam kelas eksperimen aktif dalam pembelajaran? 2. Model Reciprocal Teaching

Model Reciprocal Teaching yaitu model pembelajaran yang merangsang siswa untuk belajar mandiri, kreatif, dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pem-belajaran. Model Reciprocal Teaching menggunakan empat strategi pemahaman yaitu prediksi, merangkum, menanyakan dan mengklarifikasi.

3. Pemahaman Konsep Matematika

Pemahaman konsep siswa merupakan kemampuan siswa memperoleh makna materi pelajaran matematika yang dapat dilihat melalui hasil tes formatif. Adapun indikator pemahaman konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Menyatakan ulang suatu konsep.

b. Mengklasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu. c. Memberi contoh dan non-contoh dari konsep.


(9)

d. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representatif matematika. e. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep.

f. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu. g. Mengaplikasikan konsep.

4. Aktivitas

Aktivitas siswa yakni kegiatan siswa yang relevan dengan pembelajaran. Aktivitas siswa yang diamati meliputi memperhatikan penjelasan guru, bertanya, men-jawab pertanyaan, mengerjakan LKS/latihan, berdiskusi, dan mempresentasikan atau menanggapi hasil diskusi.


(10)

A. Kajian Teori

1. Belajar dan Pembelajaran Matematika

Banyak para ahli yang mendefinikan pengertian belajar. Diantaranya , Gagne (Slameto, 2003 : 13) menyatakan pengertian belajar sebagai berikut:

Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku;

2. Hasil belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang Sedangkan Skinner (Dimyati dan Mudjiono, 2002 : 9) menyatakan bahwa :

Secara sederhana, Anthony Robbins (Trianto,2009:15), mendefinisikan belajar sebagai proses menciptakan hubungan antar sesuatu (pengetahuan yang baru). Senada dengan yang diungkapkan Anthony Robbins, Jerome Bruner menge-mukakan bahwa belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun pengetahuan baru berdasarkan pengalaman/pengetahuan yang sudah dimiliki.

Sedangkan, Hamalik (2001 : 37) menyatakan belajar merupakan proses per-ubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan. Pengalam-an dPengalam-an latihPengalam-an terjadi melalui interaksi Pengalam-antar individu dPengalam-an lingkungPengalam-annya, baik lingkungan alamiah maupun lingkungan sosialnya. Perubahan tingkah laku ini


(11)

mencakup perubahan kebiasaan, kecakapan, ataupun dalam tiga aspek yaitu pengetahuan, sikap dan keterampilan.

Lebih lanjut, Slameto (2003) berpendapat bahwa belajar didefinisikan sebagai suatu usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Selain itu hasil belajar juga tergantung pada pengetahuan awal siswa (meliputi konsep, tujuan, dan motivasi) yang mempengaruhi interaksi dengan bahan yang dipelajari.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat diambil pengertian bahwa belajar adalah suatu aktivitas interaktif yang dilakukan oleh individu dengan melibatkan lingkungannya sehingga terjadi perubahan tingkah laku secara keseluruhan.

Suyitno (2004: 2) berpendapat bahwa

cip-takan iklim dalam pelayanan terhadap kemampuan potensi, minat, bakat, dan kebutuhan siswa yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan

Pembelajaran (Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003) adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sedangkan menurut Erman ( 2003 : 9) pembelajaran pada hakikatnya adalah konstruktivisme, karena pembelajaran adalah aktivitas siswa yang sifatnya proaktif dan reaktif dalam membangun pengetahuan.


(12)

sistematik.

2. Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi.

3. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan.

4. Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk.

5. Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logik. 6. Matematika adalah pengetahuan tentang

aturan-Berkaitan dengan belajar mengajar matematika harus memperhatikan karakteristik matematika. Matematika memiliki karakteristik tersendiri dibandingkan dengan disiplin ilmu yang lain. Soedjadi (2000:13) mengemukakan karakteristik matema-tika, yakni:

2. Bertumpu pada kesepakatan. 3. Berpola pikir deduktif.

4. Memiliki simbol yang kosong dari arti. 5. Memperhatikan semesta pembicaraan. 6. Konsisten dalam sistemnya.

Dilihat dari ciri khusus matematika yang dikemukakan di atas, seorang siswa dalam belajar matematika harus kontinu karena belajar matematika yang terputus-putus akan mengakibatkan siswa tidak memahami konsep matematika berikutnya. Selanjutnya guru hendaknya mengaitkan suatu konsep matematika sebelumnya dengan konsep matematika yang akan diajarkan. Oleh sebab itu, pengalaman belajar matematika yang lalu dari para siswa sangat menentukan untuk memahami konsep matematika yang baru.


(13)

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Depdiknas,2008), efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti ada efeknya (pengaruhnya, akibatnya), dapat membawa hasil, berhasil guna yang bisa diartikan sebagai kegiatan yang dapat memberikan hasil yang memuaskan. Efektivitas merujuk pada kemampuan untuk memiliki tujuan yang tepat atau mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas juga berhubungan dengan masalah bagaimana pencapaian tujuan atau hasil yang di-peroleh, kegunaan, atau manfaat dari hasil yang diperoleh. Seperti yang dikemukakan Sutikno (2005) bahwa efektivitas berarti kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran yang telah direncanakan yang memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah dan dapat mencapai tujuan serta hasil yang diharapkan.

Pembelajaran dikatakan efektif apabila siswa secara aktif dilibatkan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa tidak hanya pasif menerima pengetahuan yang diberikan guru. Pembelajaran ini tidak hanya meningkatkan pemahaman siswa saja, tetapi juga meningkatkan keterampilan berfikir siswa. Senada dengan ini, Hamalik (2001: 171) menyatakan bahwa pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada siswa untuk belajar. Penyediaan kesempatan belajar sendiri dan beraktivitas seluas-luasnya diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami konsep yang sedang dipelajari. Keefektifan pembelajaran juga diungkapkan Sardiman (Trianto,2009:20) yaitu hasil guna yang diperoleh setelah proses belajar mengajar.

Pembelajaran yang efektif menuntut guru merancang bahan yang bisa memotivasi siswa untuk belajar. Guru dituntut untuk menggunakan berbagai model pem-belajaran untuk menciptakan suasana kelas yang tertib dan teratur. Hal ini


(14)

ber-tujuan agar siswa memiliki pengetahuan dan pemahaman konsep yang baik. Sejalan dengan ini, Nasution (2003) mengemukakan bahwa hasil dari pembelajaran yang efektif merupakan pemahaman, pengetahuan, atau wawasan. Berkaitan dengan kriteria efektivitas pembelajaran Wicaksono (2011) mengemu-kakan model pembelajaran dikatakan efektif apabila setelah pembelajaran siswa memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan secara statistik hasil belajar siswa menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dalam penelitian ini pembelajaran dikatakan efektif apabila rata-rata pemahaman konsep matematika siswa pada kelas dengan pembelajaran modelReciprocal Teachinglebih tinggi daripada rata-rata pemahaman konsep matematika siswa pada kelas dengan pembelajaran konvensional dan lebih dari 50% siswa pada kelas eksperimen aktif.

3. Aktivitas Siswa

Sardiman (2005: 93) mengungkapkan bahwa :

jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengaja

Berdasarkan pendapat diatas, terlihat bahwa keaktifan diperlukan dalam pembelajaran. Seperti yang dikatakan oleh Slameto (2003: 36) bahwa dalam pembelajaran guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun ber-buat. Penerimaan pelajaran dengan aktivitas akan membuat siswa berpikir dan kemudian mengeluarkan kembali dalam bentuk berbeda. Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan


(15)

aktivitas belajar sendiri lebih mudah memahami pelajaran yang sedang di-pelajarinya.

Aktivitas belajar siswa banyak macamnya, bukan hanya sekedar mendengarkan dan mencatat. Para ahli mencoba mengadakan klasifikasi, antara lain Paul D. Dierich (Sardiman,2005:101) membagi kegiatan belajar menjadi 8 kelompok sebagai berikut.

a. Kegiatan-kegiatan visual: membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, mengamati orang lain bekerja, atau bermain.

b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral): mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, berwawancara, dan diskusi.

c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan: mendengarkan penyajian bahan, men-dengarkan percakapan atau diskusi kelompok.

d. Kegiatan-kegiatan menulis: membuat sketsa, rangkuman, mengerjakan tu-gas, dan mengisi angket.

e. Kegiatan-kegiatan menggambar: menggambar, membuat grafik, diagram, dan pola.

f. Kegiatan-kegiatan metrik: melakukan percobaan, membuat model, dan menyelenggarakan permainan (simulasi).

g. Kegiatan-kegiatan mental: merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalis faktor-faktor, menemukan hubungan-hubungan, dan membuat keputusan.


(16)

Aktivitas yang akan diamati dalam penelitian ini adalah memperhatikan penjelasan guru, bertanya, menjawab pertanyaan, mengerjakan LKS/latihan, ber-diskusi, dan mempresentasikan atau menanggapi hasil diskusi.

4. Pemahaman Konsep Matematika

Matematika (Wardhani,2008:8) merupakan pelajaran utama dalam pendidikan, mata pelajaran matematika ada disetiap jenjang pendidikan, dari SD, SMP, SMA, sampai Perguruan Tinggi. Tujuan mata pelajaran matematika di sekolah adalah agar siswa memiliki kemampuan:

1. Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep, dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

2. Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

3. Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

4. Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

5. Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

Tujuan pertama mata pelajaran matematika (Wardhani,2008: 11) adalah siswa mampu memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat , efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah. Soedjadi (2000: 13) mengungkapkan bahwa konsep adalah ide abstrak yang digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek yang biasanya dinyatakan dengan suatu istilah atau rangkaian kata. Suatu konsep biasa dibatasi dalam suatu ungkapan yang disebut definisi.


(17)

Dalam proses pembelajaran, konsep memegang peranan penting. Hamalik (2002: 164) menyatakan bahwa dalam suatu pembelajaran konsep berperan sebagai berikut.

1. Konsep mengurangi kerumitan lingkungan.

2.Konsep membantu siswa untuk mengidentifikasi objek-objek yang ada di sekitar mereka.

3. Konsep dan prinsip untuk mempelajari sesuatu yang baru, lebih luas dan lebih maju. Siswa tidak harus belajar secara konstan, tetapi dapat menggunakan konsep-konsep yang telah dimilikinya untuk mempelajari sesuatu yang baru. 4. Konsep mengarahkan kegiatan instrumental.

5.

Pemahaman konsep merupakan salah satu aspek dalam ranah kognitif dari tujuan pembelajaran. Sesuai dengan yang dikemukakan (Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R.: 2001) yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, meng-evaluasi, dan mencipta. Sehingga pemahaman konsep akan memberikan suatu pe-mahaman dan kemampuan untuk mengaplikasikan konsep yang telah dikuasai. Menurut Herdian (2010), terdapat tiga pemahaman konsep matematik yaitu : pengubahan (translation), pemberian arti (interpretasi) dan pembuatan ekstrapo-lasi(ekstrapolation). Pemahaman translasi digunakan untuk menyampaikan infor-masi dengan bahasa dan bentuk yang lain dan menyangkut pemberian makna dari suatu informasi yang bervariasi. Interpolasi digunakan untuk menafsirkan maksud dari bacaan, tidak hanya dengan kata-kata dan frase, tetapi juga mencakup pemahaman suatu informasi dari sebuah ide. Sedangkan ekstrapolasi mencakup estimasi dan prediksi yang didasarkan pada sebuah pemikiran, gambaran kondisi dari suatu informasi, juga mencakup pembuatan kesimpulan dengan konsekuensi yang sesuai dengan informasi jenjang kognitif ketiga yaitu penerapan


(18)

(application) yang menggunakan atau menerapkan suatu bahan yang sudah di-pelajari ke dalam situasi baru, yaitu berupa ide, teori atau petunjuk teknis.

Menurut Skemp (dalam Muaddap, 2010) pemahaman pada pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua. Pemahaman yang pertama disebut pemahaman instruk-sional (instructional understanding). Pada tingkatan ini dapat dikatakan bahwa siswa baru berada di tahap tahu atau hafal tetapi dia belum atau tidak tahu menga-pa hal tersebut damenga-pat terjadi. Siswa menga-pada tahamenga-pan ini belum bisa menerapkan hal tersebut pada keadaan baru yang berkaitan. Pemahaman yang kedua adalah pemahaman relasional (relational understanding). Pada tahapan ini, siswa tidak hanya sekedar hafal tetapi juga tahu bagaimana dan mengapa hal tersebut dapat terjadi dan dapat menggunakannya untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan.

Dalam penelitian ini, hasil belajar diperoleh berdasarkan hasil tes pemahaman konsep. Dalam kaitan itu pada penjelasan teknis Peraturan Dirjen Dikdasmen Depdiknas Nomor 506/C/Kep/PP/2004 tanggal 11 November 2004 (Wardhani,2008:11) tentang rapor pernah diuraikan bahwa indikator siswa me-mahami konsep matematika adalah mampu:

1. Menyatakan ulang sebuah konsep.

2. Mengklasifikasi objek menurut sifat-sifat tertentu sesuai dengan konsepnya. 3. Memberi contoh dan bukan contoh dari suatu konsep.

4. Menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika 5. Mengembangkan syarat perlu atau syarat cukup dari suatu konsep.

6. Menggunakan dan memanfaatkan serta memilih prosedur atau operasi tertentu.

7. Mengaplikasikan konsep atau algoritma pada pemecahan masalah.


(19)

Terdapat banyak model pembelajaran matematika yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk dapat aktif belajar dan memiliki pemahaman konsep yang baik, salah satu model pembelajaran yang dapat dijadikan altenatif adalah

Reciprocal Teaching. Reciprocal Teaching dikembangkan oleh Annemarie Palinscar dari Universitas, Michigan dan Ann Brown dari Universitas Illinois, USA.

Model Reciprocal Teaching merupakan salah satu pembelajaran terbalik yang mengutamakan peran aktif siswa dalam pembelajaran untuk membangun proses berfikir siswa sehingga siswa dapat berfikir kreatif . Hal itu sejalan dengan prinsip dasar konstruktivisme. Menurut Suparno (Trianto. 2009:18) prinsip kons-truktivisme adalah sebagai berikut :

1. Pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa, baik secara personal maupun secara sosial.

2. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru ke siswa, kecuali hanya dengan keaktifan siswa menalar.

3. Siswa aktif mengkonstruksi terus-menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah.

4. Guru berperan sebagai fasilitator menyediakan sarana dan situasi agar proses konstruksi pengetahuan siswa berjalan mulus.

Pembelajaran terbalik (Trianto,2009: 173) dikembangkan untuk membantu guru menggunakan dialog-dialog belajar yang bersifat kerja sama untuk mengajarkan pemahaman bacaan secara mandiri di kelas. Pembelajaran terbalik (Faizt. 2010) , merupakan salah satu model pembelajaran yang memiliki manfaat agar tujuan peembelajaran tercapai melalui kegiatan belajar mandiri dan siswa mampu menjelaskan temuannya kepada pihak lain.

Reciprocal teaching (Padma,2008: 14) is an instructional procedure designed to enhace reading comprehension in young (elementary and middle school) student. It is characterized by


(20)

Dialogue between students and teacher, each taking a turn in the role of dialogue leader.

Reciprocal : interaction where one person acts in response to the other.

Structured dialogue using four strategies / step viz., predicting, summaring, questioning and clarifying.

Bila diterjemahkan berati bahwa karakteristikReciprocal Teachingadalah:

Dialog antara siswa dan guru yang masing-masing mendapat kesempatan memimpin diskusi.

Reciprocalartinya interaksi dimana seseorang akan merespon yang lain. Dialog terstruktur yang menggunakan empat strategi yaitu prediksi, merangkum, menanyakan, dan klarifikasi.

According to Palincsar (1986),

activity that takes place in the form of a dialogue between teacher and students regarding segments of text. The dialogue is structured by the use of four strategies: predicting, summarizing, question generating and clarifying. The teacher and the student take turn assuming the role of teacher in leading this dialogue. The purpose of reciprocal teaching is to facilitate a group effort between teacher and student as well as among students in the task of bringing meaning the text. ( Padma. 2008:14)

Menurut Palincsar (1986),"Reciprocal Teaching merujuk pada suatu kegiatan pembelajaran yang berlangsung dalam bentuk dialog antara guru dan siswa mengenai segmen teks. Dialog ini disusun dengan menggunakan empat strategi: memprediksi, meringkas, menyusun pertanyaan, dan mengklarifikasi. Guru dan siswa mengambil peran dalam memimpin dialog ini. Tujuan dari reciprocal teaching adalah untuk memfasilitasi upaya kelompok antara guru dan siswa serta antara siswa dalam tugas memahami makna teks.

Strategies of Reciprocal Teaching(Padma,2008:15-16) :

Predicting requires the readers to hypothesize about what the author might discuss next ini the next. This is an opportunity for the students to link the new knowledge they will encounter in the text with the knowledge they already process. It also enables the students to understand the structure of the text. To


(21)

predict, the reader must read with anticipation and expectancy, watching for text clues indicating where the author is going next. The inability to predict may also be an indicator that comprehension is inadequate.

Summarizing provides the students with opportunity to identify, paraphrase and integrate important information in the text. It requires the reader to recall and state that gist he/she has constructed. Therefore, a reader who can summarize has activated background knowledge to integrate information appearing in the text, allocated attention to the main points, and evaluated the gist for consistency. The inability of the reader to summarize text indicated that comprehension is incomplete.

Questioning helps the students identify the kind of information significant enough to form the basis for question. It also form of self-test. Generating question about text, likewise, depends on the gist and the function needed for summarizing, but with one additional demand that the reader monitors the gist to pick out the important points. To generate questions, the reader is required to re process the information read into question format. The inability to formula appropriate questions about text the another indicator that comprehension has not occurred.

Clarifying enables the student to identify the difficulties in comprehending the text and the reasons for the same. They also conclude whether to reread a segment of text, or to go ahead or to ask for help. When a reader clarifies the point, he/she must allocate attention to the difficult points and engange in critical evaluation of the gist. In short, clarifying direct the reader to look for parts of the passage that are confusing and unclear.

Bila diterjemahkan strategi reciprocal teachingadalah:

Memprediksi, dibutuhkan pembaca untuk berhipotesis tentang apa yang penulis mungkin bahas berikutnya. Ini adalah kesempatan bagi siswa untuk menghubungkan pengetahuan baru yang akan mereka peroleh dalam teks dengan pengetahuan yang sudah diproses. Hal ini juga memungkinkan siswa untuk memahami struktur teks. Untuk memprediksi, pembaca harus membaca dengan antisipasi dan harapan, melihat petunjuk teks yang menjadi indikator penulis akan diskusikan berikutnya. Ketidakmampuan untuk memprediksi menjadi indikator bahwa pemahaman tidak memadai.

Meringkas menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mengidentifikasi, memparafrase dan mengintegrasikan informasi penting dalam teks. Hal ini di-butuhkan pembaca untuk mengingat dan menyatakan inti dari teks yang telah


(22)

dia bangun. Oleh karena itu, seorang pembaca yang bisa merangkum telah mengaktifkan latar belakang pengetahuan untuk mengintegrasikan informasi yang muncul dalam teks, perhatian ditujukan ke poin utama dalam teks. Ketidakmampuan pembaca untuk meringkas teks menunjukkan bahwa pemahaman tidak lengkap.

Menyusun pertanyaan membantu siswa mengidentifikasi informasi yang signifikan untuk membentuk dasar pertanyaan. Hal ini juga membentuk test diri sendiri. Untuk menghasilkan pertanyaan, pembaca harus memproses informasi yang dibaca ke dalam format pertanyaan. Ketidakmampuan untuk menyusun pertanyaan yang tepat tentang teks merupakan indikator bahwa pemahaman belum terjadi.

Memperjelas memungkinkan siswa untuk mengidentifikasi kesulitan dalam memahami teks dan alasan yang sama. Mereka juga menyimpulkan apakah akan membaca ulang segmen teks atau meminta bantuan. Ketika pembaca menjelaskan, dia harus mengalokasikan perhatian pada poin sulit dipahami. Menurut Ann Brown (Faizt,2010) pada pembelajaran ini, para siswa diajarkan empat strategi pemahaman mandiri yang spesifik yaitu :

Siswa dapat memprediksi kemungkinan materi yang dipelajari saat itu.

Siswa mempelajari materi yang diajarkan guru secara mandiri, selanjutnya merangkum/meringkas materi tersebut.

Siswa membuat pertanyaan ini diharapkan siswa mampu mengungkapkan penguasaan materi yang bersangkutan.


(23)

Masing-masing strategi tersebut dapat membantu siswa membangun pemahaman terhadap apa yang sedang mereka pelajari.

The process begins with the instructor modeling the step Reciprocal Teaching. The instructor reads the title and subtitle of the text segmen and raises questions as to what might be covered in the text. Then the passage is read and the points are summed up at every point of transition. Next the instructor asks the students a question to which the students respond orally. The student ask a question of the instructor about the text for the purpose of clarification. The process is repeated by the instructor until students are familiar with the sequence of activities and the skill involved.

Proses dimulai dengan instruktur memodelkan langkah-langkah reciprocal teaching. Instruktur membaca judul dan subjudul dari segmen teks dan menimbulkan pertanyaan apa yang mungkin dibahas dalam teks. Kemudian bagian itu dibaca dan poin diringkas di setiap titik transisi. Berikutnya instruktur bertanya kepada siswa dan siswa merespon secara lisan. Siswa mengajukan pertanyaan kepada instruktur tentang teks untuk tujuan klarifikasi. Proses ini diulang oleh instruktur sampai siswa akrab dengan urutan kegiatan dan keterampilan yang terlibat. Secara diagram model Reciprocal Teaching dapat digambar sebagai berikut :

Gambar 2.1 Diagram ModelReciprocal Teaching

B. Kerangka Pikir

Reciprocal Teaching Summarizing

Predicting Clarifying


(24)

Penelitian tentang efektivitas pembelajaran matematika dengan model Reciprocal Teachingterhadap aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa terdiri satu variabel bebas dan dua variabel terikat. Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran Reciprocal Teaching dan variabel terikatnya adalah aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa.

Dalam pembelajaran matematika, masih banyak menggunakan pembelajaran kon-vensional menjadikan guru mendominasi pembelajaran. Model pembelajaran ini membuat rendah aktivitas belajar siswa di kelas karena siswa hanya menjadi pen-dengar sedangkan semua kegiatan pembelajaran berpusat pada guru. Keadaan ini sering membuat siswa merasa jenuh untuk belajar dan menyebabkan siswa kurang memperhatikan materi pelajaran. Keadaan ini berlangsung kontinu dan berakibat pada rendahnya pemahaman konsep matematika siswa.

Untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa dapat dilakukan beberapa hal, salah satunya dengan memilih model pembelajaran yang efektif dan efisien. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran. Guru harus selektif dalam menentukan model pembelajaran. Karena pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat menghambat tercapainya tujuan pembelajaran. Model pembelajaran yang dipilih hendaklah yang dapat menciptakan suasana pembelajaran siswa aktif, kreatif, dan mudah memahami konsep matematika. Salah satu model yang dapat digunakan yaitu Reciprocal Teaching.


(25)

Model Reciprocal Teaching adalah prosedur pembelajaran yang dirancang untuk mengajarkan kepada siswa tentang strategi-strategi kognitif serta untuk membantu siswa memahami bacaan. Pembelajaran dengan Reciprocal Teaching didasarkan pada empat strategi pemahaman, yaitu memprediksi, merangkum bacaan, meng-ajukan pertanyaan dan mengklarifikasi.

Tahap prediksi siswa menghubungkan pengetahuan sebelumnya dan pengetahuan baru yang diperoleh dari bacaan untuk memprediksi cakupan materi yang akan dipelajari. Dengan adanya tahap ini maka siswa akan lebih siap dalam berdiskusi karena telah memiliki gambaran materi yang akan didiskusikan bersama teman se-kelompoknya. Pada tahap merangkum, siswa merangkum informasi atau poin-poin penting yang telah diperoleh setelah membaca teks. Dengan adanya tahap ini siswa sudah mengetahui konsep-konsep yang sedang dipelajari. Tahap me-nanyakan yaitu dengan siswa membuat pertanyaan dan menentukan jawaban dari setiap pertanyaan tersebut. Setiap pertanyaan tersebut ditanyakan dengan teman satu kelompoknya. Tahap menanyakan ini untuk melihat tingkat pemahaman sis-wa terhadap konsep yang telah dipelajari. Selanjutnya yaitu klarifikasi, pada tahap ini siswa mengungkapkan jawaban dari setiap pertanyaan dan siswa juga dituntut menjelaskan hasil yang diperoleh kepada orang lain. Pada tahap ini siswa dapat mengidentifikasi konsep yang belum paham dan bertanya kepada guru, sehingga tahap klarifikasi akan membantu siswa mempertajam pemahaman konsep yang telah diperoleh dari membaca. Dengan empat strategi yang ada pada model pembelajaran Reciprocal Teaching, pembelajaran akan menekankan pada pemahaman konsep.


(26)

Pembelajaran dengan Reciprocal Teaching tidak hanya menekankan pada pe-mahaman konsep saja, namun mengutamakan peran aktif siswa dalam pem-belajaran untuk membangun proses berfikir siswa sehingga siswa dapat lebih berfikir kreatif. Siswa akan dituntut melakukan aktivitas bertanya, memberikan pendapat dan berdiskusi, sedangkan dalam pembelajaran konvensional proses tersebut tidak terjadi. Dengan demikian, penerapan model ini akan menghasilkan pemahaman konsep matematika siswa yang lebih baik dibandingkan pembelajaran konvensional dan persentase siswa yang aktif saat proses pembelajaran dengan modelReciprocal Teaching lebih dari 50%.

Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian

C. Hipotesis

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Rata-rata nilai pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model Reciprocal Teaching lebih tinggi daripada rata-rata nilai pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

2. Lebih dari 50% siswa dalam kelas eksperimen aktif dalam pembelajaran. Model Pembelajaran

Reciprocal Teaching

Siswa yang aktif lebih dari 50%

Pemahaman konsep matematika siswa pada kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol


(27)

3. ModelReciprocal Teachingefektif diterapkan pada pembelajaran matematika untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa kelas VIII SMPN 26 Bandar Lampung.


(28)

A. Populasi dan Sampel

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 26 Bandar Lampung yang terletak di Jl. Imam Bonjol No.52 Kemiling Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung semester genap tahun pelajaran 2011-2012 yang terdistribusi dalam tujuh kelas (VIII A-VIIIG) dengan jumlah siswa sebanyak 235 siswa. Dengan distribusi kelas sebagai berikut:

Tabel 3.1 Distribusi Peserta Didik kelas VIII SMPN 26 Bandar Lampung

NO. Kelas Jumlah

Peserta didik

1 VIII A 35

2 VIII B 35

3 VIII C 32

4 VIII D 34

5 VIII E 33

6 VIII F 34

7 VIII G 32

Jumlah populasi 235

Sumber : SMP Negeri 26 Bandar Lampung tahun pelajaran 2011/2012

Tabel 3.2 Nilai Rata-Rata Ulangan Semester Ganjil Siswa Kelas VIII SMPN 26 Bandar Lampung.

Kelas VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F VIII G Rata-rata nilai 41,5 47,7 41,8 46,7 44,5 40,4 37,2


(29)

Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling, yaitu dengan mengambil dua kelas dengan kemampuan yang sama atau hampir sama. Tahap-tahap pengambilan sampel ini adalah sebagai berikut.

1. Mencari data awal (nilai ulangan semester ganjil) dari guru kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung

2. Menghitung rata-rata nilai ulangan semester ganjil untuk setiap kelas

3. Menentukan 2 kelas dengan nilai rata-rata kelas yang sama atau hampir sama. Kemudian 2 kelas tersebut akan dikategorikan sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol.

4. Diasumsikan kelas dengan nilai rata-rata sama atau hampir sama memiliki kemampuan awal yang sama

Sampel dalam penelitian ini yaitu kelas VIIIA sebagai kelas eksperimen dan kelas VIIIC sebagai kelas kontrol.

B. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen, karena tidak memberikan pengendalian secara penuh (Furchan. 1982:368). Penelitian ini dilakukan di dalam kelas dan peneliti tidak dapat mengelompokkan subyeknya secara acak, karena pengelompokkan subyek penelitian dilakukan oleh pihak sekolah. Desain yang digunakan adalahposttest control design. Pada penelitian ini, diberikan perlakuan kepada kelompok eksperimen dan kemudian membandingkan hasilnya dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakuan.Posttest control designmenurut Furchan (1982: 368) adalah sebagai berikut.


(30)

Kelompok Perlakuan Posttest

A X Y2

B - Y2

Keterangan :

A : kelompok eksperimen B : kelompok kontrol

X : model pembelajaranreciprocal teaching

Y2: pemahaman konsep matematika siswa

Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Observasi sekolah, melihat kondisi lapangan seperti jumlah kelas yang ada, jumlah siswa, karakteristik siwa, serta cara mengajar guru matematika.

2. Merencanakan penelitian

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model

Reciprocal Teaching untuk kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol, dengan materi garis singgung lingkaran dan kubus.

b. Menyusun bahan bacaan teks materi dan Lembar kerja/LKS yang akan diberikan kepada siswa pada saat diskusi kelompok.

c. Menyiapkan instrumen penelitian dengan terlebih dahulu membuat kisi-kisi tes pemahaman konsep matematika, kemudian membuat soal esai beserta penyelesaian dan aturan penskorannya.

d. Menyiapkan lembar observasi aktivitas siswa 3. Melakukan validasi instrumen tes

4. Melakukan ujicoba instrumen tes

5. Menghitung reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda instrumen tes 6. Melakukan perbaikan instrumen tes

7. Melaksanakan perlakuan pada kelas eksperimen


(31)

9. Menganalisis data 10. Membuat kesimpulan

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan observasi.

1. Tes

Tes diberikan sesudah pembelajaran (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tes yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pemahaman konsep ma-tematika siswa. Tes dilakukan sebanyak dua kali, yaitu tes materi garis singgung lingkaran dan kubus.

2. Observasi

Observasi dilakukan oleh observer untuk melihat aktivitas siswa pada saat pembelajaran berlangsung yang diamati dengan menggunakan lembar observasi.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan berupa tes pemahaman konsep matematika dan lembar observasi.

1. Tes Pemahaman Konsep Matematika

Tes pemahaman konsep disusun berdasarkan indikator pemahaman konsep matematika antara lain adalah menyatakan ulang suatu konsep, meng-klasifikasikan objek-objek menurut sifat-sifat tertentu, memberi contoh dan non contoh dari konsep, menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematika, mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep, menggunakan, memanfaatkan, dan memilih prosedur atau operasi tertentu, serta


(32)

mengaplikasikan konsep. Adapun pedoman penskoran tes pemahaman konsep disajikan pada tabel berikut:

Tabel 3.4 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep

No Indikator Keterangan Skor

1. Menyatakan ulang suatu konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Menyatakan ulang suatu konsep tetapi salah 1 c. Menyatakan ulang suatu konsep dengan benar 2 2. Mengklasifikasi

objek menurut sifat tertentu sesuai dengan konsepnya

a. Tidak menjawab 0

b. Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu tetapi tidak sesuai dengan konsepnya

1 c. Mengklasifikasi objek menurut sifat tertentu

sesuai dengan konsepnya

2 3. Memberi contoh

dan non contoh

a. Tidak menjawab 0

b. Memberi contoh dan non contoh tetapi salah 1 c. Memberi contoh dan non contoh dengan benar 2 4. Menyatakan konsep

dalam berbagai bentuk representasi matematika

a. Tidak menjawab 0

b. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi matematika tetapi salah

1 c. Menyajikan konsep dalam bentuk representasi

matematika dengan benar

2 5. Mengembangkan

syarat perlu dan syarat cukup suatu konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Mengembangkan syarat perlu atau cukup dari suatu konsep tetapi salah

1 c. Mengembangkan syarat perlu dan syarat cukup

dari suatu konsep dengan benar

2 6. Menggunakan,

memanfaatkan dan memilih prosedur atau operasi tertentu

a. Tidak menjawab 0

b. Menggunakan, memanfatkan, dan memilih prosedur tetapi salah

1 c. Menggunakan, memanfaatkan, dan memilih

prosedur dengan benar

2 7. Mengaplikasikan

konsep

a. Tidak menjawab 0

b. Mengaplikasikan konsep tetapi tidak tepat 1 c. Mengaplikasikan konsep dengan tepat 2

Sumber: Sartika, 2011: 22 Setelah perangkat tes tersusun, diujicobakan pada kelas di luar sampel penelitian.Uji coba dilakukan untuk menguji apakah masing-masing soal posttes

memenuhi kriteria soal yang layak digunakan, yaitu soal valid dan reliabel.

Dalam penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas isi dan validitas butir soal. Validitas isi dari tes pemahaman konsep matematika ini dapat diketahui dengan cara membandingkan isi yang terkandung dalam tes pemahaman konsep matematika dengan indikator pembelajaran yang telah ditentukan.


(33)

Soal tes dikonsultasikan dengan dosen pembimbing terlebih dahulu kemudian dikonsultasikan kepada guru mata pelajaran matematika kelas VIII SMPN 26 Bandar Lampung. Tes yang dikategorikan valid adalah yang telah dinyatakan se-suai dengan kompetensi dasar dan indikator yang diukur berdasarkan penilaian guru mitra. Penilaian terhadap kesesuaian isi tes dengan isi kisi-kisi tes yang diukur dan kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes dengan kemampuan bahasa siswa dilakukan dengan menggunakan daftar cek lis oleh guru.

Setelah dikonsultasikan dengan guru mitra soal tes dinyatakan valid, maka soal tes diujicobakan. Uji coba dilakukan diluar sampel penelitian tetapi masih dalam populasi yang sama yaitu pada siswa kelas VIII G. Setelah diadakan uji coba, selanjutnya adalah melakukan validitas butir soal menggunakan SPSS. Dari hasil perhitungan validitas butir soal dengan SPSS (lampiran B.4), soal nomor 2a dinyatakan tidak valid. Langkah selanjutnya adalah melakukan analisis hasil uji coba untuk mengetahui niali reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya beda soal.

a. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana instrumen dapat diperca-ya atau diandalkan dalam penelitian.Dalam penelitian ini, pengujian reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus Alpha sebagai berikut.

2 2

11 1

1 t

b k

k r

Keterangan :

11

r

: koefisien reliabilitas instrumen (tes)

k

: banyaknya item

2


(34)

2

t : varians total

(Arikunto. 2006:195)

Tabel 3.5 Interpretasi Reliabilitas

Besarnya r11 Interpretasi

0.800 1.000 Sangat tinggi

0.600 0.800 Tinggi

0.400 0.600 Cukup

0.200 0.400 Rendah

0.000 0.200 Sangat rendah

Setelah dianalisis hasil uji coba, diperoleh nilai r11=0,75 untuk postes 1,

sedangkan untuk soal postes 2 diperoleh nilai r11=0,79 dan menurut interpretasi

reliabilitas, kedua soal tes tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi.

b. Tingkat kesukaran (TK)

Tingkat kesukaran soal adalah pernyataan tentang seberapa mudah atau seberapa sukar sebuah butir soal itu bagi siswa terkait. Masmud (2009) untuk menghitung tingkat kesukaran soal digunakan rumus :

=

Keterangan:

TK = Tingkat Kesukaran

B = Jumlah skor semua siswa untuk masing-masing soal N = Jumlah siswa

Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria in-deks kesukaran seperti tabel berikut.

Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran.

Besarnya TK Interpretasi

Kurang dari 0,2 Sangat Sukar

0,20-0,39 Sukar

0,4 0,8 Sedang

Lebih dari 0,81 Mudah


(35)

Setelah dianalisis hasil uji coba soal postes 1 diperoleh tingkat kesukaran soal nomor 1, 2b, 2c, 3, 4 dan 5 memiliki tingkat kesukaran sedang, sedangkan soal nomor 2a memiliki tingkat kesukaran sulit dan untuk soal postes 2 diperoleh ting-kat kesukaran masing-masing soal adalah sedang, hasil perhitungan tingting-kat kesukaran postes 1 dan postes 2 dapat dilihat pada tabel 3.8.

c. Daya Pembeda (DP)

Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai teren-dah.Kemudian diambil 20% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut ke-lompok atas) dan 20% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut keke-lompok bawah).Untuk menghitung daya beda digunakan rumus:

DP =

Keterangan :

U = jumlah skor kelompok atas L = jumlah skor kelompok bawah N = jumlah siswa kelompok atas/bawah.

Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam tabel berikut.

Tabel 3.7 Interpretasi Nilai Daya Pembeda.

Nilai Interpretasi

0,00 0,19 Buruk

0,20-0,39 Cukup

0,40-0,69 Baik

0,70-1,00 Sangat Baik

Bertanda negatif Buruk sekali

Dari perhitungan tes uji coba postes 1 terhadap 7 butir soal didapatkan daya beda sebagai berikut: untuk soal nomor 2a memiliki daya beda buruk, sehingga harus


(36)

dibuang sedangkan soal nomor 1,2b, 2c, 3, 4, dan 5 memiliki daya beda baik. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 3.8.

Dari perhitungan tes uji coba postes 2 terhadap 6 butir soal didapatkan masing-masing soal memiliki daya beda yang baik. Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 3.8.

Adapun rekapitulasi hasil uji coba soal postes 1 dan postes 2 diperoleh data validitas, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran yang disajikan pada tabel 3.8.

Tabel 3.8 Rekapitulasi Hasil Tes Uji CobaPossttest.

No Soal Validitas Reliabilitas Tingkat

Kesukaran Daya Pembeda

Possttest 1

1 Valid

0,75 (Tinggi)

0,67 (Sedang) 0,42 (Baik)

2a Tidak Valid 0,23 (Sukar) 0,04 (Buruk)

2b Valid 0,77 (Sedang) 0,50 (Baik)

2c Valid 0,47 (Sedang) 0,42 (Baik)

3 Valid 0,77 (Sedang) 0,53 (Baik)

4 Valid 0,42 (Sedang) 0,44 (Baik)

5 Valid 0,62 (Sedang) 0,6 (Baik)

Possttest 2

1 Valid

0,79 (Tinggi)

0,78 (Sedang) 0,50 (Baik)

2 Valid 0,75 (Sedang) 0,42 (Baik)

3 Valid 0,57 (Sedang) 0,40 (Baik)

4a Valid 0,68(Sedang) 0,69 (Baik)

4b Valid 0,68(Sedang) 0,64 (Baik)

5 Valid 0,67 (Sedang) 0,42 (Baik)

Berdasarkan rekapitulasi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda soal nomor 2a untuk postes 1 harus dibuang karena tidak valid dan memiliki daya beda yang buruk. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap 6 butir soal pada postes 1 setelah revisi diperoleh nilai reliabilitas yaitu 0,76.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi berupa daftar isian yang harus diisi observer yang digunakan untuk mengamati secara langsung aktivitas pembelajaran yang dilakukan siswa.Adapun aktivitas yang diamati dalam proses pembelajaran sebagai berikut:


(37)

a. Memperhatikan penjelasan guru b. Bertanya

c. Menjawab pertanyaan d. Mengerjakan LKS/latihan e. Berdiskusi

f. Mempresentasikan atau menanggapi hasil diskusi.

Tabel 3.9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa.

No Nama

Aspek yang diamati

a b c d e f

0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1

2 3

Berilah tanda Check list ( ) pada setiap item yang disesuaikan. Keterangan ;

= persentase aktivitas siswa

= jumlah skor aktivitas yang siswai

E. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data pemahaman konsep matematika siswa diperoleh dari nilai hasil tes pemahaman konsep matematika siswa dan data aktivitas siswa.

F. Teknik Analisis Data

1. Data Pemahaman Konsep Matematika siswa

Sebelum melakukan pengujian hipotesis maka perlu dilakukan uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji kesamaan dua variansi.


(38)

a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Kuadrat dan SPSS 16.0

for windows. Uji Chi Kuadrat menurut Sudjana (2005: 273) adalah sebagai berikut.

a. Hipotesis

Ho: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b. Taraf signifikan : =0,05 c. Statistika uji :

= ( )

Keterangan:

: frekuensi pengamatan : frekuensi yang diharapkan :banyaknya pengamatan d. Keputusan uji

Terima H0jika

Kriteria uji normalitas dengan SPSS 16 For windows yaitu data berdistribusi normal jika nilai sig pada kolom Kolmogrov-Smirnov > 0,05.

b. Uji Kesamaan Dua Varians (Homogenitas)

Untuk menguji homogenitas dilakukan langkah-langkah sebagai berikut. a. Hipotesis

Ho: = (variansi populasi homogen)


(39)

b.

c. Statistik uji

=

d. Kriteria uji :tolakHojika ( , )dengan ( , )didapat dari daftar

distribusi F dengan peluang1 2 dan derajat kebebasan v1dan v2.

(Sudjana,2005: 250)

c. Uji Hipotesis

Setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas, dilakukan uji hipotesis, yaitu uji kesamaan rata-rata nilai pemahaman konsep matematika siswa.

 Uji hipotesis dengan uji-t

a. Hipotesis Uji

H0: = (rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti

pembelajaranReciprocal Teachingsama dengan rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional)

H1: (rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti

pembelajaran Reciprocal Teaching tidak sama dengan rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional)

b. Statistik uji


(40)

Dengan:

=

( )

Keterangan :

i

x : nilai rata-rata dari kelas eksperimen

2

x : nilai rata-rata dari kelas kontrol n1 : banyaknya subyek kelas eksperimen

n2 : banyaknya subyek kelas kontrol

: rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran

Reciprocal Teaching

: rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional

c. Kriteria uji adalah terima Ho jika t <thitung<t , untuk harga t lainnya

tolak Ho atau terima H1dengan dk = (n1+ n2 2 ) dan taraf kepercayaan 5%.  Uji hipotesis dengan

a. Statistika uji

=

+

= =

= ( ).( ) = ( ).( )

dk-nya masing-masing( 1)dan( 1) b. Keputusan uji

Terima hipotesis Hojika

( )

< < (Sudjana. 2005:241)

Jika dari uji di atas H1diterima pengujian dilanjutkan dengan hipotesis :

Ha : (rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran Reciprocal Teaching kurang dari atau sama dengan rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional)


(41)

Hb : > (rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran Reciprocal Teaching lebih tinggi dari rata-rata skor pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional)

Dengan kriteria uji, tolak Ha jika >

 Uji non-parametrik

Hipotesis

= (rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran Reciprocal Teaching sama dengan rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional)

(rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaranReciprocal Teachingtidak sama dengan rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional) Keterangan :

: rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaranReciprocal Teaching

: rata-rata skor pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional

Gabungkan kedua sampel independen dan beri jenjang pada tiap anggotanya mulai dari nilai pengamatan tekecil sampai nilai pengamatan terbesar.

Hitunglah jumlah jenjang masing-masing bagi sampel pertama dan kedua dan notasikan dengan R1dan R2.

Statistik uji :

1. U= + ( )


(42)

Bila n1atau n2keduanya sama atau lebih dari 20, digunakan pendekatan kurva

normal, dengan mean : E(U) =

Standar deviasi : = ( ) dan Z = ( ) Kriteria pengambilan keputusan : terima H0 apabila

(Djarwanto. 1985:40-43)

Jika terima H1dilakukan uji, dengan hipotesis :

Ha : (rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaranReciprocal Teaching kurang dari atau sama dengan rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional)

Hb : > (rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran Reciprocal Teaching lebig tinggi dari rata-rata pemahaman konsep matematika siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional) Dengan kriteria uji, tolak Ha jika >

2. Data Aktivitas Belajar Siswa

= 100%

Keterangan :

= persentase aktivitas siswa

= jumlah skor aktivitas yang siswai

= skor maksimal maksimum

Siswa dikatakan aktif apabila skor aktivitas yang diperoleh tidak kurang dari 65%.


(43)

Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Kuadrat dan SPSS 16.0

for windows. Uji Chi Kuadrat menurut Sudjana (2005: 273) adalah sebagai berikut.

a. Hipotesis

Ho: sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal

H1: sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

b. Taraf signifikan : =0,05 c. Statistika uji :

= ( )

Keterangan:

: frekuensi pengamatan : frekuensi yang diharapkan : banyaknya pengamatan d. Keputusan uji

Terima H0jika

Kriteria uji normalitas dengan SPSS 16 For windows yaitu data berdistribusi normal jika nilai sig kolom Kolmogrov-Smirnov > 0,05.

b. Uji Hipotesis

a. Hipotesis :

H0 50% (siswa yang aktif sama dengan 50%)

H1 50% (siswa yang aktif tidak sama dengan 50%)

b. taraf signifikan : = 0,05 c. Statistik uji:

= 0,5

0,5(1 0,5)/


(44)

x : banyaknya siswa dengan persentase skor aktivitas tidak kurang dari 65%

n : jumlah sampel

: proporsi siswa yang aktif

0,5 : proporsi siswa aktif yang diharapkan

d. Kriteria uji : terima Ho jika ( ) < < ( ).Harga ( ) diperoleh dari daftar normal baku dengan peluang (1 ).

e. Jika terima H1, dilanjutkan uji dengan hipotesis :

Ha : 50% (siswa yang aktif kurang dari atau sama dengan 50%) > 50% (siswa yang aktif lebih dari 50%)


(45)

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Rata-rata pemahaman konsep matematika pada kelas yang menggunakan

model Reciprocal Teaching lebih tinggi daripada rata-rata pemahaman konsep pada kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional.

2. Lebih dari 50% siswa pada kelas eksperimen aktif.

3. Rata-rata pencapaian indikator pemahaman konsep skor posttest siswa yang mengikuti pembelajaranReciprocal Teaching lebih tinggi daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Dengan demikian model pembelajaran Reciprocal Teaching efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil dalam penelitian ini, saran yang dapat dikemukakan yaitu 1. Guru dapat menggunakan modelReciprocal Teachingsebagai salah satu

alter-natif untuk memperbaiki pemahaman konsep matematika dan aktivitas belajar siswa.


(46)

2. Guru tidak hanya menggunakan buku paket sebagai sumber belajar, tetapi guru dapat membuat bahan ajar yang dapat digunakan untuk setiap pertemuan agar siswa tidak perlu mencatat materi.

3. Pembaca dan peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian lanjutan mengenai penerapan model pembelajaran Reciprocal Teaching terhadap aktivitas dan pemahaman konsep matematika siswa hendaknya dalam pelaksanaan pembelajaran memperhatikan pembagian waktu sebaik mungkin agar proses pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.


(47)

RECIPROCAL TEACHING TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

(Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

(Skripsi)

Oleh

NIKI PUJARWATI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(48)

RECIPROCAL TEACHING TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

(Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Oleh

NIKI PUJARWATI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Matematika

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(49)

MATEMATIKA DENGAN MODEL

RECIPROCAL TEACHING TERHADAP

AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA

(Studi terhadap siswa kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

Nama Mahasiswa : NIKI PUJARWATI Nomor Pokok Mahasiswa : 0813021041

Program Studi : Pendidikan Matematika

Jurusan : Pendidikan MIPA

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Dr. Tina Yunarti, M. Si. Dra. Nurhanurawati, M. Pd. NIP 19660610 199111 2 001 NIP 19670808 199103 2 001

2. Ketua Jurusan Pendidikan MIPA

Dr. Caswita, M. Si


(50)

Gambar Halaman 2.1 Diagram ModelReciprocal Teaching... 23 2.2 Kerangka Pikir Penelitian ... 26


(51)

Halaman

DAFTAR TABEL ...viii

DAFTAR GAMBAR ...ix

DAFTAR LAMPIRAN...x

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...1

B. Rumusan Masalah ...6

C. Tujuan Penelitian ...6

D. Manfaat Penelitian ...6

E. Ruang Lingkup Penelitian ...7

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Matematika ...9

2. Efektivitas Pembelajaran ...12

3. Aktivitas Siswa ...13

4. Pemahaman Konsep Matematika ...15

5. Model PembelajaranReciprocal Teaching...18

B. Kerangka Pikir ...23

C. Hipotesis ...26

III. METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel ...27


(52)

vii

D. Instrumen Penelitian ...30 E. Data Penelitian ...37 F. Teknik Analisis Data ...37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Data Pemahaman Konsep Matematika ...44 2. Data Aktivitas Siswa ... 49 B. Pembahasan ...50

V. SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan ...54 B. Saran ...54

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(53)

Anderson, L.W. & Krathwohl, D.R. 2001.Revisi Taksonomi Bloom Ranah Kognitif.[Online], http://kamriantiramli.wordpress.com/2011/04/21/revisi-taksonomi-bloom-ranah-kognitif/ diakses 10 Februari 2012

Arikunto, Suharsimi.2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta.

Dimyati dan Mudjiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran.Rineka Cipta. Jakarta. Djarwanto. 1985.Statistika Nonparametrik. BPFE. Yogyakarta.

Erman, Suherman, dkk. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer (Common Textbook).JICA Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung. Faizt. 2010. Reciprocal Teaching. [Online], tersedia

http://faiztmatematika.blogspot.com/2010/01/resiprocal-teaching.html/ diakses 10 Januari 2012

Furchan, Arief. 1982. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Usaha Nasional. Surabaya.

Hamalik, Oemar. 2001.Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta. Herdian. 2010. Kemampuan pemahaman konsep matematika. [Online], tersedia

http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-pemahaman-matematis/ diakses 10 Januari 2012

Indonesia Legal Center Publishing.2008.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Guru dan Dosen. CV Karya Gemilang. Jakarta. Masmud. 2009. Tingkat Kesukaran dan Daya Beda. [Online], tersedia

http://masmud09.blogspot.com/2009/06/tingkat-kesukaran-dan-daya-beda.html, diakses tanggal 4 Januari 2012.

Muaddab, Hafis. 2010. Pemahaman Siswa. [Online] , tersedia

http:// hafismuaddap.wordpress.com/2010 pemahaman siswa/, diakses tanggal 20 November 2011.

Nasution. 2003.Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar.Bumi Akasara. Jakarta.


(54)

Padma, B. 2008.Reciprocal Teaching Techniques. Aph Publishing Corporation. New Delhi.

Rusmawati, Cucu Aisyah. 2011.Pembelajaran Matematika Dengan Model Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Penalaran Logis Siswa SMA. Skripsi UPI Bandung. Tidak diterbitkan

http://repository.upi.edu/skripsiview.php.htm (10 November 2011)

Sardiman. 2005.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sartika, Dewi. 2011. Efektivitas Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis

Siswa.(Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Ganjil SMP Negeri 29 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2010/2011).(Skripsi). Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Slameto. 2003.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Bumi Aksara. Jakarta.

Soedjadi, R. 2000.Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Depdiknas. Jakarta. Sudjana. 2005.Metoda Statistika. Tarsito. Bandung.

Sutikno, M. Sobry. 2005.Pembelajaran Efektif.NTP. Pres.Tim. Mataram. Suyitno. 2004.Menjelajahi Pembelajaran Inovatif. Mass Media Buana Pustaka.

Sidoarjo.

Tim Depdiknas. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta. Trianto. 2007.Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Prestasi Pustaka. Jakarta.

Trianto. 2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Prenada Media Group. Surabaya.

Wardhani, Sri. 2008.Analisis SI dan SKL Mata Pelajaran Matematika SMP/MTS untuk Optimalisasi Tujuan Mata Pelajaran Matematika. Depdiknas.

Yogyakarta.

Wicaksono. 2011. Efektivitas Pembelajaran. [on line]. Tersedia:

http://agung.smkn1pml.sch.id/wordpress/?tag=efektifitas-pembelajaran. (29 Mei 2012)


(55)

Tabel Halaman

3.1 Distribusi Peserta Didik Kelas VIII SMPN 26 Bandarlampung ... 27

3.2 Nilai Rata-rata Ulangan Semester Ganjil VIII SMPN 26 Bandarlampung... 27

3.3 Desain Penelitian... 29

3.4 Pedoman Penskoran Tes Pemahaman Konsep... 31

3.5 Interpretasi Reliabilitas ... 33

3.6 Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran ... 34

3.7 Interpretasi Nilai Daya Pembeda ... 35

3.8 Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba Postes... 35

3.9 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 36

4.1 Skor Tertinggi, Skor Terendah, Rata-Rata Skor, dan Simpangan Baku ... 44

4.2 Hasil Uji Normalitas Data Pemahaman Konsep Matematika ... 45

4.3 Hasil Uji Normalitas Dengan SPSS ... 45

4.4 Hasil Uji Hipotesis Data Pemahaman Konsep Matematika... 46

4.5 Data Pencapaian Indikator Pemahaman Konsep Matematika dengan PembelajaranReciprocal Teaching... 47

4.6 Data Pencapaian Indikator Pemahaman Konsep Matematika dengan Pembelajaran Konvensional... 48

4.7 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen ... 49

4.8 Hasil Uji Normalitas Rata-rata skor aktivitas siswa ... 49


(56)

Dengan ilmu hidup jadi mudah, dengan seni hidup jadi indah dan dengan agama hidup jadi lebih terarah.


(57)

1. Tim Penguji

Ketua : Dr. Tina Yunarti, M. Si _____________

Sekretaris : Dra. Nurhanurawati, M. Pd _____________ Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Gimin Suyadi, M. Si. _____________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(58)

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Niki Pujarwati

NPM : 0813021041

Program studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepengeta-huan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diter-bitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandarlampung, Juni 2012 Yang Menyatakan

Niki Pujarwati NPM. 0813021041


(59)

Alhamdulillahirobbil Alamin

Segala Puji hanya milik Allah SWT, atas Rahmat dan Nikmat yang tak

terhitung. Shalawat dan Salam kepada Rasululloh Muhammad SAW

Kupersembahkan skipsiku ini untuk

Bapak dan Ibu tercinta, aku bangga menjadi putrimu, berharap suatu hari, aku

dapat membuat kalian bangga,

Adikku, Ayas Subarkah, terima kasih untuk kenangan manis dan kenakalan

kecil yang sering kita buat. Aku percaya suatu hari kau akan membuatku

bangga.

Tri Wira Eka Paksi

Terima kasih tak pernah lelah membantu dan memberi semangat.

Para Guru dan Dosen yang kuhormati

Terima kasih untuk ilmu dan pengalaman.

Sahabat yang telah memberi warna dihidup ini.


(60)

Penulis dilahirkan di Desa Sungailangka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, pada tanggal 17 Juni 1990. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara buah hati pasangan Bapak Jaroni dan Ibu Parjiyem.

Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis adalah di SD Negeri 4 Sungailangka, yang selesai pada tahun 2002, SMP Negeri 26 Bandar Lampung yang selesai pada tahun 2005, dan SMA Negeri 3 Bandar Lampung yang selesai pada tahun 2008.

Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Lesung Bhakti Jaya Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat dan pada tahun yang sama penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Lambu Kibang, Tulang Bawang Barat.


(61)

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyu-sunan skripsi ini sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Penulis menya-dari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas menya-dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan beserta jajaran dekanat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pen-didikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu PenPen-didikan Universitas Lampung;

4. Ibu Dra. Nurhanurawati, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik sekaligus pembimbing II atas kesediannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik baik selama perkuliahan maupun selama penyusunan skripsi;


(62)

iv

memberikan motivasi, inspirasi, bimbingan, saran, dan kritik selama penyusunan skripsi;

6. Bapak Drs. Gimin Suyadi, M.Si., selaku pembahas yang telah memberikan saran kepada penulis.

7. Seluruh dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyele-saikan studi;

8. Bapak Hi. Zamhasri, S.Pd, M.M.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 26 Bandarlampung yang telah memberikan izin penelitian;

9. Bapak Wisman Sianturi, S. Pd., Ibu Tugiyati S. Pd, selaku guru mitra atas kesediaannya menjadi mitra dalam penelitian di SMP Negeri 26 Bandar Lampung serta murid-muridku kelas VIII A dan VIII C yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini.

10. Bapak dan Ibu ku tercinta, adikku, Paksi, Tangguh, Sidik serta semua keluarga besarku yang selalu menyayangi, mendoakan dan selalu menjadi penyemangat dalam hidupku;

11. Sahabat-sahabatku (Eka Puspita Sari, Fenty Eka Cahyani, Farida, Nenik Dyah Kurniawati, dan Novita Rochmadeni) yang senantiasa memberikan perhatian dan motivasi.

12. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Matematika 2008 Reguler: Aan, Adi, Arifan, Angga, April, Ayu, Astri, Bill, Desi, Doddy, Elvina, Fenny, Herlangga, Herlin, Indah, Laras, Lukman, Nerry, Umi, Nicky, Erika, Ika, Hefna, Yunita Destari, Priska, Putty, Ratna, Rizky, Rovi, Shintia, Sudirman, Sutrisno, Tomi, Wawan, Yayan, dan Yunita M, serta teman-teman 2008 Mandiri.


(63)

v

Linda, Agesty, Nurul, mb Ijum, kk Udin, Ratih, Fatin, Indarti, Riki, Robidin. 14. Kakak tingkat 2005 sampai 2007 dan adik tingkat 2009 sampai 2011;

15. Murid-muridku yang selalu memberikan motivasi untuk menjadi lebih baik. 16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis,


(1)

PERNYATAAN SKRIPSI MAHASISWA

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Niki Pujarwati

NPM : 0813021041

Program studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Pendidikan MIPA

Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang telah diajukan memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepengeta-huan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diter-bitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Bandarlampung, Juni 2012 Yang Menyatakan

Niki Pujarwati NPM. 0813021041


(2)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirobbil Alamin

Segala Puji hanya milik Allah SWT, atas Rahmat dan Nikmat yang tak

terhitung. Shalawat dan Salam kepada Rasululloh Muhammad SAW

Kupersembahkan skipsiku ini untuk

Bapak dan Ibu tercinta, aku bangga menjadi putrimu, berharap suatu hari, aku

dapat membuat kalian bangga,

Adikku, Ayas Subarkah, terima kasih untuk kenangan manis dan kenakalan

kecil yang sering kita buat. Aku percaya suatu hari kau akan membuatku

bangga.

Tri Wira Eka Paksi

Terima kasih tak pernah lelah membantu dan memberi semangat.

Para Guru dan Dosen yang kuhormati

Terima kasih untuk ilmu dan pengalaman.

Sahabat yang telah memberi warna dihidup ini.


(3)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Desa Sungailangka Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran, pada tanggal 17 Juni 1990. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara buah hati pasangan Bapak Jaroni dan Ibu Parjiyem.

Pendidikan yang pernah ditempuh oleh penulis adalah di SD Negeri 4 Sungailangka, yang selesai pada tahun 2002, SMP Negeri 26 Bandar Lampung yang selesai pada tahun 2005, dan SMA Negeri 3 Bandar Lampung yang selesai pada tahun 2008.

Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan MIPA, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kampung Lesung Bhakti Jaya Kecamatan Lambu Kibang Kabupaten Tulang Bawang Barat dan pada tahun yang sama penulis melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 1 Lambu Kibang, Tulang Bawang Barat.


(4)

SANWACANA

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyu-sunan skripsi ini sebagai syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Penulis menya-dari sepenuhnya bahwa terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas menya-dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang tulus ikhlas kepada:

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan beserta jajaran dekanat Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Caswita, M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung;

3. Bapak Drs. Pentatito Gunowibowo, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pen-didikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu PenPen-didikan Universitas Lampung;

4. Ibu Dra. Nurhanurawati, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik sekaligus pembimbing II atas kesediannya memberikan bimbingan, saran, dan kritik


(5)

iv

5. Ibu Dr. Tina Yunarti, M.Si., selaku pembimbing I atas kesediannya untuk memberikan motivasi, inspirasi, bimbingan, saran, dan kritik selama penyusunan skripsi;

6. Bapak Drs. Gimin Suyadi, M.Si., selaku pembahas yang telah memberikan saran kepada penulis.

7. Seluruh dosen yang telah mendidik dan membimbing penulis selama menyele-saikan studi;

8. Bapak Hi. Zamhasri, S.Pd, M.M.Pd., selaku Kepala SMP Negeri 26 Bandarlampung yang telah memberikan izin penelitian;

9. Bapak Wisman Sianturi, S. Pd., Ibu Tugiyati S. Pd, selaku guru mitra atas kesediaannya menjadi mitra dalam penelitian di SMP Negeri 26 Bandar Lampung serta murid-muridku kelas VIII A dan VIII C yang telah memberikan bantuan dalam penelitian ini.

10. Bapak dan Ibu ku tercinta, adikku, Paksi, Tangguh, Sidik serta semua keluarga besarku yang selalu menyayangi, mendoakan dan selalu menjadi penyemangat dalam hidupku;

11. Sahabat-sahabatku (Eka Puspita Sari, Fenty Eka Cahyani, Farida, Nenik Dyah Kurniawati, dan Novita Rochmadeni) yang senantiasa memberikan perhatian dan motivasi.

12. Teman-teman seperjuangan di Pendidikan Matematika 2008 Reguler: Aan, Adi, Arifan, Angga, April, Ayu, Astri, Bill, Desi, Doddy, Elvina, Fenny, Herlangga, Herlin, Indah, Laras, Lukman, Nerry, Umi, Nicky, Erika, Ika, Hefna, Yunita Destari, Priska, Putty, Ratna, Rizky, Rovi, Shintia, Sudirman, Sutrisno, Tomi, Wawan, Yayan, dan Yunita M, serta teman-teman 2008 Mandiri.


(6)

13. Teman-teman seperjuangan KKN dan PPL di SMP Negeri 1 Lambu Kibang: Linda, Agesty, Nurul, mb Ijum, kk Udin, Ratih, Fatin, Indarti, Riki, Robidin. 14. Kakak tingkat 2005 sampai 2007 dan adik tingkat 2009 sampai 2011;

15. Murid-muridku yang selalu memberikan motivasi untuk menjadi lebih baik. 16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis berharap semoga Allah SWT senantiasa membalas semua kebaikan yang telah diberikan dan semoga skripsi ini bermanfaat.

Bandar Lampung, Mei 2012 Penulis,


Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII MTs Negeri Kedondong Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 53

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS (Studi pada Siswa Kelas V SD Al-Azhar 1 Wayhalim Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 5 68

EFEKTIVITAS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 12 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 7 68

EFEKTIVITAS MODEL GROUP INVESTIGATION DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 14 56

EFEKTIVITAS METODE MIND MAPPING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 58

EFEKTIVITAS METODE MIND MAPPING DITINJAU DARI PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VII SMP Xaverius 4 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 13 58

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 10 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 8 31

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 66

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL RECIPROCAL TEACHING TERHADAP AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 26 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 10 63

PENGARUH PENERAPAN MODEL PERAIHAN KONSEP TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA SISWA (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 13 Bandarlampung Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 7 43