PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR MATEMATIKA MELALUIPENDEKATAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING Peningkatan Kemampuan Bernalar Matematika Melalui Pendekatan Kooperatif Tipe Bamboo Dancing Dengan Bantuan LKS(PTK Bagi Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Tawangsari T

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR MATEMATIKA MELALUI
PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING
DENGAN BANTUAN LKS
(PTK Bagi Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Tawangsari Tahun 2013/2014)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh:
Fauzy Ahdhiat Dwi Cahya
A 410100162

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura Telp. (0271) 717417, 719483
Fax. 715448 Surakarta 57102

:
Surat Persetujuan Artikel Publikasi Ilmiah

Yang bertanda tangan di bawah ini pembimbing skripsi/tugas akhir :
Nama
: Dra.Nining Setyaningsih,M.Si.
NIK
: 403
Telah membaca dan mencermati naskah artikel publikasi ilmiah, yang merupakan
ringkasan skripsi/tugas akhir dari Mahasiswa :
Nama
: Fauzy Ahdhiat Dwi Cahya
NIM
: A410 100 162
Program Studi : Pendidikan Matematika
Judul Skripsi : PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR
MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN KOOPERATIF

TIPE BAMBOO DANCING
DENGAN BANTUAN LKS (PTK Bagi Siswa Kelas VIII B
SMP Negeri 2 Tawangsari Tahun 2013/2014)
Naskah artikel tersebut, layak dan dapat disetujui untuk di publikasikan.
Demikian persetujuan dibuat, semoga dapat dipergunakan seperlunya.

Surakarta, November 2014
Pembimbing,

NIK : 403

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERNALAR MATEMATIKA MELALUI
PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE BAMBOO DANCING
DENGAN BANTUAN LKS
(PTK Bagi Siswa Kelas VIII B SMP Negeri 2 Tawangsari Tahun 2013/2014)
Oleh
Fauzy Ahdhiat1 dan Dra. Nining Setyaningsih, M.Si2
1
Mahasiswa Pendidikan Matematika, fauzyadc@yahoo.co.id
2

Staf Pengajar Pendidikan Matematika, ningsetya@yahoo.com
Abstrak
Tujuan penelitian ini mengkaji dan mendeskripsikan peningkatan kemampuan
bernalar matematika melalui pendekatan kooperatif tipe bamboo dancing dengan
bantuan LKS. Jenis penelitian kualitatif desain PTK. Subjek penerima tindakan
siswa kelas VIII B SMP N 2 Tawangsari berjumlah 30 siswa, subjek pemberi
tindakan guru matematika kelas VIIIB SMP N 2 Tawangsari. Teknik
pengumpulan data melalui observasi, catatan lapangan, wawancara dan tes.
Teknik analisis data dengan deskriptif kualitatif. Validitas data dengan melalui
triangulasi sumber. Hasil penelitian ini menunjukan adanya peningkatan
kemampuan bernalar matematika siswa melalui pendekatan kooperatif tipe
bamboo dancing dengan bantuan LKS. Hal ini dapat dilihat dari 1) kemampuan
siswa untuk menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar dan
diagram sebelum tindakan sebesar 50,00% diakhir tindakan mencapai 72,22%, 2)
kemampuan siswa untuk mengajukan dugaan sebelum tindakan sebesar 43,33%
diakhir tindakan mencapai 73,33%, 3) kemampuan siswa untuk melakukan
manipulasi matematika sebelum tindakan sebesar 43,33% diakhir tindakan
mencapai 60,00%, 4) kemampuan siswa untuk memeriksa kesahihan suatu
argumen sebelum tindakan sebesar 47,77% diakhir tindakan mencapai 71,67%.
Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa penerapan pendekatan kooperatif tipe

bamboo dancing dengan bantuan LKS dapat meningkatkan kemampuan bernalar
matematika siswa.
Kata Kunci: kemampuan bernalar, lembar kerja siswa, bamboo dancing

PENDAHULUAN
Dalam pembelajaran matematika, kemampuan penalaran berperan baik
dalam pemahaman konsep maupun pemecahan masalah. Terlebih dalam
kehidupan sehari-hari, kemampuan bernalar berguna pada saat menyelesaikan
permasalahan-permasalahan yang terjadi baik dalam lingkup pribadi, masayarakat
dan institusi-institusi sosial lain yang lebih luas. Pengembangan kemampuan
bernalar matematis siswa berhubungan dengan pendekatan pembelajaran yang
diterapkan.

Pengembangan

kemampuan

bernalar

matematis


memerlukan

pembelajaran yang mampu mengakomodasi proses berfikir, proses benalar, sikap
kritis siswa dan bertanya.
Dari observasi yang telah dilakukan di SMP Negeri 2 Tawangsari
diperoleh data kemampuan bernalar matematika siswa yang masih rendah.
Banyak faktor yang menyebabkan bervariasinya kemampuan bernalar matematik
di SMP N 2 Tawangsari, rendahnya kemampuan bernalar matematik diamati dari
indikator, 1) kemampuan siswa menyajikan pernyataan matematika secara lisan,
tertulis, gambar dan diagram (50,00%), 2) mengajukan dugaan (43,33%), 3)
melakukan manipulasi matematika (43,33%), 4) memeriksa kesahihan suatu
argumen (47,77%). Dari hal itu, mengindikasikan bahwa kemampuan bernalar
matematis siswa masih rendah.
Bervariasinya kemampuan bernalar matematik siswa disebabkan oleh
beberapa faktor. Akar penyebab bervariasinya kemampuan bernalar matematik
bisa bersumber bisa bersumber dari guru, siswa, proses pembelajaran, alat/media
belajar atau lingkungan..
Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan adalah metode
pembelajaran yang menarik, aktif, dan menyenangkan, yaitu melalui pendekatan

kooperatif tipe Bamboo Dancing.
Pendekatan Kooperatif tipe Bamboo Dancing adalah kegiatan belajar
matematika yang dikemas dengan pendekatan kontekstual yaitu dengan
mengedepankan masalah di kehidupan sehari-hari siswa dan dibantu dengan
strategi Bamboo Dancing. Menurut Anita Lie (2008:67) Bamboo Dancing
digunakan sebagai sarana untuk lebih meningkatkan keaktifan dan kemampuan

berbernalar siswa. Dalam stategi Bamboo Dancing, posisi tempat duduk dirubah
sedemikian rupa sehingga menyerupai dua potong bambu yang saling berjajar,
sehingga lebih memudahkan siswa untuk berbagi dan mengolah informasi dengan
pasangannya untuk memecahkan permasalahan yang diberikan.
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
bernalar matematika siswa. Secara khusus bertujuan untuk mendeskripsikan
peningkatan kemampuan bernalar matematika siswa kelas VIII semester genap
SMP N 2 Tawangsari melalui metode pendekatan kooperatif tipe bamboo
dancing.

METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut
Sutama (2012:134) PTK adalah penelitian yang bersifat reflektif, berangkat dari

permasalahan yang riil, kemudian ditindak lanjuti dengan tindakan – tindakan
nyata yang terencana dan terukur. Dilaksanakan secara kolaborasi antara guru
matematika dan peneliti.
Penelitian dilakukan pada semester genap tahun ajaran 2013/ 2014 dalam
waktu 6 bulan, mulai dari bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Juni 2014.
Dalam penelitian ini, peneliti adalah guru matematika yang bertindak sebagai
subjek yang memberikan tindakan.Siswa kelas VIII B di SMP N 2 Tawangsari
yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 17 siswa perempuan dan 13 siswa lakilaki sebagai subjek yang menerima tindakan. Teknik analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut Miles dan Huberman
dalam Andi Prastowo(2011:242) analisis data secara kualitatif ada tiga jalur yaitu
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Triangulasi sumber
dijadikan sebagai keabsahan data.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Melalui observasi dan catatan lapangan yang dilakukan oleh peneliti pada
tindakan kelas putaran I, indikator Kemampuan bernalar yang dipakai oleh
peneliti mengalami peningkatan kendati belum signifikan. Kemampuan bernalar

sudah mulai tampak dalam pembelajaran dan dalam kegiatan mengerjakan soal
evaluasi. Suasana kelas juga semakin hidup dengan adanya diskusi. Namun,

pembelajaran pada tindakan kelas putaran pertama masih terdapat kekurangan.
Pembelajaran masih belum nampak kondusif karena siswa dan guru dihadapkan
pada suatu pembelajaran yang baru. Kelas masih gaduh dan siswa juga masih
bingung

langkah-langkah

pembelajaran

Bamboo

Dancing,

akibatnya

pembelajaran kurang berjalan efektif dan efisien.
Evaluasi

yang


dilakukan

pada

tindakan

kelas

putaran

pertama

memeberikan hal yang positif terhadap tindakan kelas putaran kedua. Pada
Tindakan kelas putaran kedua didapat bahwa kegiatan yang dilakukan mengalami
peningkatan. Pembelajaran mulai berpusat pada siswa, guru bertinndak hanya
sebagai fasilitator siswa juga mulai bisa melakukan kegiatan sesuai langkah
langkah yang benar, sehingga pembelajaran lebih efektif dan efisien. Pada intinya
tindakan kelas pada putaran kedua, banyak terjadi perubahan yang baik jika
dibandingkan dengan tindakan kelas putaran pertama.
Pembelajaran yang dilakukan melalui pendekatan kooperatif tipe bamboo

dancing dengan bantuan LKS, baik digunakan untuk memperbaiki sistem
pendidikan yang masih konvensional. Pendekatan kooperatif tipe bamboo dancing
dengan bantuan LKS dapat meningkatkan kemampuan bernalar matematika. Data
peningkatan kemampuan bernalar matematika siswa secara keseluruhan disajikan
pada tabel 1.
Tabel 1.
Data Peningkatan Kemampuan Bernalar Matematik Siswa
Indikator Kemampuan

Sebelum

Pencapaian

Bernalar matematik

Tindakan

Indikator

siklus I


siklus II

Menyajikan pernyataan

(50,00 %)

60%

(60,00 %)

(72,22 %)

(43,33 %)

60%

(63,33%)

(73,33%)

matematika

Setelah Tindakan

secara

lisan, tertulis, gambar
dan diagram
Mengajukan dugaan

Melakukan manipulasi

(43,33 %)

60%

(50,00%)

(60,00%)

(47,77 %)

60%

(55,55%)

(71,67%)

matematika
Memeriksa

kesahihan

suatu argumen

Adapun grafik yang menggambarkan peningkatan kemampuan bernalar
matematik siswa kelas VIII B SMP N 2 Tawangsari dari awal sebelum tindakan
kelas sampai dengan akhir tindakan kelas siklus II dapat dilihat pada gambar
berikut:

Gambar 1. Grafik Kemampuan Bernalar Matematik Siswa

Berdasarkan tabel.1 dan gambar. 1 penerapan pendekatan kooperatif tipe
bamboo dancing dapat meningkatkan kemapuan bernalar matematika siswa.
Peningkatan indikator kemampuan bernalar matematika siswa dalam penelitian

ini, diamati dari sebelum tindakan sampai akhir tindakan. Adapun dalam
penelitian ini, diperoleh bahwa:
a.

Dalam indikator pertama, kemampuan siswa dalam menyajikan pernyataan
matematika secara lisan, tertulis, gambar dan diagram diamati dari soal yang
diberikan pada tes tiap siklusnya. Soal dari indikator ini mengenai
bagaimana soal cerita diubah menjadi bentuk kalimat matematika ataupun
dalam gambar. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa yang
mampu menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar
dan diagram dari awal sebelum tindakan sampai siklus I meningkat sebesar
10,00 %, dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar 12,22%.

b.

Indikator kedua yang diamati peneliti adalah mengajukan dugaan. Indikator
kedua ini juga meningkat walaupun tidak signifikan. Pada dasarnya,
indikator kedua ini sudah baik hanya perlu sedikit perbaikan. Kemampuan
siswa dalam mengajukan dugaan juga diamati dari soal yang diberikan pada
tes tiap siklus. Data yang diperoleh menunjukan bahwa siswa yang mampu
mengajukan dugaan meningkat dari awal sebelum tindakan sampai siklus I
sebesar 20,00%, dari siklus I ke siklus II sebesar meningkat sebesar 10,00%.

c.

Melakukan manipulasi matematika merupakan indikator ketiga yang
mengalami peningkatan pada siklus I dan siklus II. Pengamatan indikator ini
juga sama dengan pengamatan indikator lainnya yaitu dengan soal pada tes
tiap siklus. Data yang diperoleh menunjukan bahwa siswa yang mampu
melakukan manipulasi matematika dari awal sebelum tindakan sampai
siklus I meningkat 6,67%,dari siklus I ke siklus II meningkat sebesar
10,00%.

d.

Indikator keempat adalah siswa mampu memeriksa kesahihan suatu
argumen. Indikator ini juga diamati dengan pemberian soal pada tes tiap
siklus. Dengan penguasaan kemampuan memeriksa kesahihan suatu
argumen bahwa siswa tersebut paham dengan materi, dan sekaligus mampu
melakukan pembuktian mengenai suatu pernyataan dalam matematika. Data
yang diperoleh menunjukkan bahwa siswa yang mampu memeriksa

kesahihan suatu argumen ari awal sebelum tindakan sampai siklus I
meningkat 7,78%, dari siklus I ke siklus II meningkat 16,12%.
Berdasarkan pembahasan penelitian tindakan yang telah dilakukan oleh
peneliti di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan Kooperatif tipe Bamboo
Dancing dapat meningkatkan kemampuan bernalar matematika siswa yang
meliputi; 1) kemampuan siswa menyajikan pernyataan matematika secara lisan,
tertulis, gambar dan diagram, 2) mengajukan dugaan, 3) melakukan manipulasi
matematika, 4) memeriksa kesahihan suatu argumen dalam bab kubus dan balok.
Meningkatnya kemampuan bernalar matematika siswa tidak lepas dari
penerapan pndekatan kooperatif tipe bamboo dancing dengan bantuan LKS.
Kegiatan belajar mengajar yang semula monoton sedikit demi sedikit mulai lebih
menarik perhatian dan mengurangi rasa bosan peserta didik. Laksmi Indrawati
(2000) menyatakan hasil penelitiannya yaitu bahwa terdapat hubungan positif
antara kemampuan penalaran dan kemampuan menyelesaikan soal matematika
siswa kelas IX SMP.
Kemudian penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Indah Ayu (2003)
menyimpulkan bahwa dengan penerapan metode bamboo dancing tersebut dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa. Hany(2011) menyimpulkan bahwa
dengan penerapan bamboo dancing dapat meningkatkan kemandirian belajar
siswa.

KESIMPULAN
Penerapan pendekatan kooperatif tipe bamboo dancing dengan bantuan
LKS dapat meningkatkan kemampuan bernalar matematika siswa kelas VIII B
SMP N 2 Tawangsari. Penelitian ini merupakan kolaborasi antara peneliti dan
guru matematika SMP N 2 Tawangsari yang terdiri dari dua siklus, dimana tipa
siklus terdiri dari dua pertemuan.
Peningkatan kemampuan bernalar matematika siswa dapat dilihat dari data
berikut; 1) Siswa yang mampu menyajikan pernyataan matematika secara lisan,
tertulis, gambar dan diagram sebelum tindakan sebanyak (50,00%), setelah
dilakukan tindakan pada putaran I sebanyak (60,00%), dan diakhir putaran II

sebanyak (72,22%). 2) Siswa yang mampu mengajukan dugaan sebanyak
(43,33%), setelah dilakukan tindakan pada putaran I sebanyak(63,33%), dan
diakhir putaran II sebanyak(73,33%). 3) Siswa yang mampu melakukan
manipulasi matematika sebelum tindakan sebanyak (43,33%), setelah dilakukan
tindakan pada putaran I sebanyak (50,00%), dan diakhir putaran II sebanyak
(60,00%). 4) Siswa yang mampu memeriksa kesahihan suatu argumen sebelum
tindakan sebanyak (47,77%), setelah dilakukan tindakan pada putaran I sebanyak
(55,55%), dan diakhir putaran II sebanyak (71,67%).

DAFTAR PUSTAKA

Ayu, Indah. 2003. “Penerapan Metode Bamboo Dancing untuk meningkatkan
Pemahaman Konsep Daur Air”. Jurnal PGSD. Vol. 1(No.3)

Indrawati,

Laksmi. 2000. “Hubungan Antara Kemampuan Penalaran,
Kemampuan Analogi dan Kemampuan Menyelesaikan Soal
Matematika Siswa kelas III SLTP”. Skripsi. Yogyakarta: F MIPA UNY

Lie, Anita. 2008. Cooperative learning. Jakarta: PT Grasindo.
Prastowo, Andi. 2011. Metode PenelitianKualitatif. Dalam perspektif rancangan
penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Sari, Hany Pradina. 2011. “Peningkatan Kemandirian Belajar Matematika Melalui
Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing Bagi Siswa Kelas VII
A SMP N 2 Tawangsari Tahun Pelajaran 2012/2013”. Skripsi.
Surakarta: FKIP Universitas BangunNusantara
Sutama. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R&D.
Surakarta: Fairuz Media

Dokumen yang terkait

Peningkatan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation

0 7 205

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA (Studi Pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 2 Pringsewu Tahun Pelajaran 2012/2013)

0 2 45

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa(Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 9 Metro TP 2013/2014)

0 7 51

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 21 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2013/2014)

0 17 52

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THREE-STEP INTERVIEW (Studi pada Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Gadingrejo Tahun Pelajaran 2013/2014)

2 31 59

Efektivitas Penerapan Metode Diskusi dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Ditinjau dari Tipe Kepribadian Siswa Kelas VIII SMP Negeri di Kabupaten Lampung Timur

0 0 10

Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis dan Keterampilan Sosial Siswa Melalui Pendekatan Pembelajaran Matematika Realistik

0 1 14

Peningkatan Kemampuan Menyunting Karangan dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas IX.6 di SMP Negeri 13 Pekanbaru

0 0 13

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC ( Cooperative Integrated Reading and Composition ) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Soal Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Bengkalis

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Bamboo Dancing dan Jigsaw Ditinjau dari Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas 4 SD Gugus Diponegoro Kota Salatiga

1 4 16