PENGARUH SUPERVISI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVIOR TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN LENGKONG KOTA BANDUNG.
PENGARUH KEPALA SEKOLAH SEBAGAI
SUPERVISOR TERHADAP KEPUASAN KERJA
GURU DI SMK NEGERI SE-KECAMATAN
LENGKONG KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Administrasi Pendidikan
Oleh :
TATE YULIA ROHMAH
050262
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2012
(2)
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul “Pengaruh Supervisi Kepala Sekolah Sebagai Supervior Terhadap Kepuasan Kerja Guru Di SMK Negeri Se-Kecamatan Lengkong Kota Bandung”. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran kepala sekolah sebagai supervisor, untuk memperoleh gambaran Kepuasan kerja guru, dan untuk memperoleh gambaran seberapa besar pengaruh kepala sekolah sebagai supervisor terhadap kepuasan kerja guru.
Penelitian ini dilakuakan dengan menggunakan metode deskriptif yang menggunakan metode kuantitatif ditunjang studi keperpustakaan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket tertutup terhadap sampel penelitian, yaitu para guru di SMK Negeri Se-Kecamatan Lengkong Kota Bandung sebanyak 73 guru dari jumlah populasi sebanyak 270 guru. Teknik pengolahan data dilakuakan dengan langkah-langkah yang meliputi: seleksi data, klarifikasi data, mengukur kecenderungan umum skor responden dari masing-masing variabel dengan rumus WMS, menghitung skor mentah menjadi baku, menguji normalitas distribusi data, analisis korelasi, dan uji signifikasi koefisien korelasi, uji detriminasi, dan alanisis regresi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa :
1. Hasil perhitungan kecenderungan umum skor rata-rata variabel X dan Y termasuk ke dalam kategori sangat baik yang tunjukan oleh rata-rata kecenderungan umum jawaban responden variabel X sebesar 3,40 dan variabel Y sebesar 3,33.
2. Distribusi normal. Hal ini berdasar pada uji normalitas distribusi dengan menggunakan rumus chi kuadrat untuk variabel X diperoleh (10.91) dan = 11,070 dan variabel Y diperoleh (4,60) dan = 12,592.
3. Hasil analisis menunjukan kepala sekolah sebagai supervisor memliki korelasi yang cukup dan segnifikan dengan harga korelasi sebesar 0,43 Berada diantara 0,40 – 0,559. Dengan demikian hipotesis penelitian yang diajukan sebelummua yaitu : “Terdapat pengaruh yang signifikan antara pengaruh kepala sekolah sebagai supervisor terhadap kepuasan kerja guru di SMK Negeri Se-Kecamatan Lengkong Kota Bandung” terbukti. Besarnya pengaruh yang diterima oleh variabel X terhadap variabel Y adalah 18,49% dengankan sisanya sebesar 81,51% dipeengaruhi oleh faktor-faktor lain. 4. Hasil analisi regresi menunjukan kedua variabel penelitian memiliki
hubungan dengan pola linier berarah positif dan signifikasi pada tingkat kepercayaan 95 % dengan persamaan regresi = 43.97 + 0,12X.
(3)
DAFTAR ISI
PERNYATAAN ……….……… ABSTRAK ……….…………. KATA PENGANTAR ……….…………... DAFTAR ISI ……….………. DAFTAR TABEL ……….. DAFTAR GAMBAR ………. DAFTAR LAMPIRAN ………...
i ii iii ix xi xiii xiv
BAB I PENDAHULUAN ……….. 1
A. Latar Belakang Masalah ……….…...
B. Identifikasi Masalah ……….….…
C. Rumusan Masalah ……….………
D. Tujuan Penelitian ……….…….
E. Paradigma Penelitian ……….……...
F. Anggapan Dasar dan Hipotesis Penelitian ……….…..
G. Definisi Operasional ……….…
H. Metode Penelitian ……….…
I. Lokasi, Populasi dan Sampel ………
1 6 7 8 9 10 13 16 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….
20
A. Konsep Dasar Supervisi Pendidikan ……….
B. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor ………..…
C. Konsep Kepuasan Kerja ………
D. Kepuasan Kerja Guru ………
20 41 55 71
(4)
E. Implementasi Pengaruh Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Terhadap
Kepuasn Kerja Guru ……….. 80
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……….………... 90
A. Metodologi Penelitian ………..…….
B. Populasi dan Sampel ……….…….…...
C. Teknik Pengumpulan Data ……….…..
D. Tahap Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data ……….…...
E. Tahap Penyebaran Angket dan Pengumpulan Data Penelitian ……….…
F. Teknik Pengolahan Data Penelitian ……….….
G. Pengujian Hipotesis Penelitian ………..……
90 92 96 98 106 106 114
BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASA ……… 120
A. Penyajian Hasil Pengolahan Data ……….…………
B. Pembahasan Hasil Penelitian ……….……...
120 142
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ……… 146
A. Kesimpulan ……….………..
B. Rekomendasi ………..……...
156 158
DAFTAR PUSTAKA ………. 153
(5)
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Peningkatan kualitas sumber daya manusia pada saat ini terus-menerus diupayakan. Peningkatan tersebut bertujuan untuk membentuk sosok manusia Indonesia yang unggul, berdaya saing tinggi dan memiliki wawasan glogal, sebagaimana yang diamanatkan dalam tujuan pendidikan nasional. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan, maka sektor pendidikan masih dipercaya sebagai alat yang ampuh dalam menempa manusia-manusia Indonesia yang berkualitas. Untuk itulah wajar jika kiranya sektor pendidikan perlu mendapat perhatian yang serius dari semua pihak, baik internal sekolah (kepala sekolah dan guru), pemerintah maupun masyarakat.
Pada umumnya pendidikan bertujuan untuk menyediakan lingkungan yang memungkinkan peserta didik untuk mengembangkan potensi, bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga mereka mampu mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan pribadinya maupun kebutuhan masyarakat.
Secara khusus yang memiliki komitmen tinggi untuk mewujudkan tujuan pendidikan di sekolah adalah kepala sekolah. Keadaan ini disebabkan kedudukan peran, fungsi dan tugasnya yang sangat strategis dan sentral dalam kerangka penyelenggaraan pendidikan. Kepala sekolah dalam aktivitasnya
(6)
mengintegrasikan segenap peran dan fungsi yang dimilikinya, baik sebagai pemimpin, administrator maupun supervisor pendidikan.
Dalam mewujudkan visi dan misi kepala sekolah di tingkat satuan pendidikan yang mana kepala sekolah mampu menjalankan fungsi dan peranannya. Meskipun pengangkatan kepala sekolah dilakukan secara terencana dan sistematis, bahkan diangkat dari guru yang sudah berpengalaman atau mungkin sudah lama menjabat sebagai wakil kepala sekolah, namun tidak otomatis membuat kepala sekolah profesional dalam melakukan tugasnya.
Perspektif ke depan mengisyaratkan bahwa kepala sekolah juga harus mampu berperan sebagai figur dan mediator bagi perkembangan masyarakat dan lingkungan. Dengan demikian, pekerjaan kepala sekolah semakin hari semakin meningkat dan akan selalu meningkat sesuai dengan perkembangan pendidikan yang diharapkan. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memamahi bagaimana peran dan fungsi yang akan diterapkan dan menjadikan fungsi-fungsi tersebut dalam bentuk aksi nyata di sekolah. Pelaksanaan tugas dan fungsi kepala sekolah tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena saling terkait dan saling mempengaruhi serta menyatu dalam pribadi seorang kepala sekolah profesional. Kepala sekolah yang demikian akan mampu mendorong visi dan misi menjadi aksi dalam paradigma baru manajemen pendidikan.
Inti tugas pokok dan fungsi kepala sekolah adalah menilai dan membina.
Subjek yang dinilai adalah teknis pendidikan dan administrasi pendidikan. Penilaian menurut PP 19/2005, bab I, pasal 1, ayat (17) adalah seperti berikut ini,
(7)
”Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.” Sedangkan Kepmenpan No. 118/1996, bab I, pasal 1, ayat (8) menyatakan, ”Penilaian adalah penentuan derajat kualitas berdasarkan kriteria (tolok ukur) yang ditetapkan terhadap penyelenggaraan pendidikan di sekolah.”
Dalam kaitannya supervisi pendidikan bertujuan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan efektivitas program pendidikan. Perbaikan ditujukan terhadap kekurangan-kekurangan atau penyimpangan yang terjadi dalam program pembelajaran. Sedangkan keberhasilan, keefektifan dan keefesienan, program pengajaran yang telah dicapai perlu ditingkatkan. Sejalan dengan hal ini Sutisna (Dalam Buku Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan) (1993:33) mengemukakan bahwa :
Supervisi adalah suatu bentuk pelayanan, bantuan professional, atau bimbingan bagi guru-guru dan dengan melalui pertumbuhan kemampuan guru hendak meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran.
Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa supervisi merupakan suatu kegiatan yang ditunjukan pada upaya peningkatan mutu pendidikan dengan cara meningkatkan mutu atau kualitas pembelajaran di sekolah.
Pengaruh kepala sekolah adalah sebagai supervisor pendidikan dimana supervisi pengajaran merupakan peranan yang dapat menentukan kondisi/syarat-syarat essensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pengajaran. Oleh karena itu tugas kepala sekolah sebagai supervaisor pengajaran berarti bahwa kepala sekolah hendaknya pandai meneliti, mencari dan menentukan syarat-syarat
(8)
mana sajakah yang sangat diperukan bagi kemajuan sekolahnya, sehingga tujuan pengajaran semaksimal mungkin dapat tercapai. Kepala sekolah harus mampu meneliti dan menentukan syarat-syarat mana yang telah ada dan mecukupi, mana yang belum ada/kurang mencukupi yang perlu diusahakan dan dipenuhi.
Segala peranan yang dilaksanakan oleh kepala sekolah hendaknya dimaksudkan untuk membimbing pertumbuhan para guru, baik itu di dalam kepuasan kerja guru tersebut. Dalam kaitanya kerja guru disini merupakan peranan penting terhadap efektif tidaknya proses manajeman yang dilakukan di dalam kelas. Kerja Guru merupakan unsur tenaga kependidikan yang memiliki posisi kunci bagi keberhasilan peningkatan mutu dan pencapaian tujuan pendidikan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Usman (2001:21) bahwa :
Guru merupakan peranan yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu guru harus memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar siswanya dan memperbaiki kualitas mengajarnya.
Berdasarkan hal tersebut semakain jelas peranan guru sangat penting dalam menentukan mutu pendidikan yang tercermin dalam hasil belajar peserta didik. Dimana telah diketahui peranan guru disini sebagai penentu mutu pendidikan, maka dari itu kepala sekolah sebagai supervisor harus bisa memperhatikan proses kepuasan kerja guru, karena kepuasan dalam menjalankan tugas merupakan aspek penting bagi kinerja atau produktivitas seseorang, ini disebabkan sebagian besar waktu guru digunakan untuk bekerja.
(9)
Pada umumnya pekerjaan guru dibagi dua yakni pekerjaan berhubungan dengan tugas-tugas mengajar, mendidik dan tugas-tugas kemasyarakatan (sosial). Di lingkungan sekolah, guru mengemban tugas sebagai pengajar dan pendidik. Sebagai pengajar, guru memberikan pengetahuan (kognitif), sikap dan nilai (afektif), dan keterampilan (psikomotorik), Guru memiliki tugas dan tanggung jawab moral yang besar terhadap keberhasilan siswa, namun demikian guru bukanlah satu-satunya faktor penunjang keberhasilan siswa. Faktor lain yang tidak kalah penting adalah faktor perangkat kurikulum, faktor siswa sendiri, faktor dukungan masyarakat, dan faktor orang tua, sementara sebagai pendidik, guru harus mendidik para siswanya untuk menjadi manusia dewasa. Guru dituntut untuk untuk bekerja dengan memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pemakai sekolah seperti siswa, orang tua, dan masyarakat. Salah satu faktor yang menunjang guru untuk bekerja dengan sebaik-baiknya yaitu kepuasan kerja. Artinya jika guru puas terhadap perlakuan organisasi (sekolah) maka mereka akan bekerja penuh semangat dan bertanggung jawab.
Kepuasan kerja guru adalah perasaan guru terhadap pekerjaannya atau merupakan respon terhadap lingkungan kerja yang dialami sehari-hari. Dalam lingkungan kerja, setiap orang mengadakan penyesuaian diri, baik kepada pimpinan, rekan kerja, maupun terhadap imbalan sebagai pemenuhan kebutuhan hidupnya.
(10)
Bertitik tolak dari pemikiran di atas, maka penulis mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul : “PENGARUH KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU DI SMK NEGERI SE – KECAMATAN LENGKONG KOTA BANDUNG ”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Pentingnya peranan supervisi dalam segala aspek kehidupan berorganisasi umumnya dan lembaga pendidikan khususnya tidak dapat diragukan lagi. Pada dasarnya pengawasan merupakan sesuatu yang sangat esensial dalam kehidupan organisasi untuk menjaga agar kegiatan-kegiatan yang dijalankan tidak menyimpang dari rencana yang telah ditetapkan. Dengan supervisi akan diketahui keunggulan dan kelemahan dalam pelaksanaan menajemen, sejak dari awal, selama dalam proses, dan akhir pelaksanaan manajemen.
Dilihat dari permasalahan-pernasalahan yang ada hubungannya dengan supervisi bagi kepala sekolah pada umumnya masih memiliki persepsi bahwa supervisi bertujuan untuk mencari-cari kelemahan, kekurangan dan kesalahan yang dilakukan guru ketika melaksanakan tuganya. Keadaan ini jelas akan mengakibatkan hubungan kepala sekolah dan guru menjadi kurang hamonis dan komunikasi kurang lancar sehingga motivasi kerja atau kepuasan kerja guru akan menurun menjadi kurang efisien dan efektif.
Walau bagaimanapun posisi kepala sekolah disini sebagai motor penggerak dari semua sumber-sumber dan alat-alat (resources) yang tersedia bagi suatu organisasi. Resources ini digolongkan kepada dua golongan yang mana : 1.
(11)
human resources; dan non human resource. Tugas dasar kepala sekolah adalah membentuk dan memelihara lingkungan di seatu sekolah dimana guru dan staf-staf lainnya bekerjasaman dalam suatu kelompok yang teroganisir dengan baik, menyelesaikan tugas mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Titik fokus permasalahan yang akan diteliti adalah mengenai pengaruh kepala sekolah sebagai supervisor terhadap kepuasan kerja guru. Hal ini berdasarkan asumsi apabila pengaruh kepala sekolah sebagai supervisor akan bisa memberikan kontribusi terhadap kepuasan kerja guru di sekolah.
C. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah merupakan gambaran umum mengenai ruang lingkup penelitian dan penelaahan variabel penelitian.
Rumusan masalah ini dapat diajukan dalam bentuk pernyataan dan memerlukan jawaban dalam penelitian yang akan dating. Adapun rumusan masalah yang diajukan mengenai : “ PENGARUH KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR TERHADAP KEPUASAN KERJA GURU DI SMK NEGERI SE – KECAMATAN LENGKONG KOTA BANDUNG ”.
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, dapat ditulis rinci pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pengaruh kepala sekolah sebagai supervisor di SMK Negeri Se – Kecamatan Lengkong Kota Bandung ?
(12)
2. Bagaimanakah tingkat kepuasan kerja guru di SMK Negeri Se – Kecamatan Lengkong Kota Bandung ?
3. Seberapa besar pengaruh kepala sekolah sebagai supervisor tehadap kepuasan kerja guru di SMK Negeri Se – Kecamatan Lengkong Kota Bandung ?
D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini dikategorikan kedalam dua bagian yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang pengaruh kepala sekolah sebagai supervisor terhadap kepuasan kerja guru di SMK Negeri Se – Kecamatan Lengkong Kota Bandung.
b.Tujuan Khusus
Tujuan umum di atas selanjutnya dijabarkan ke dalam tujuan penelitian yang lebih khusus. Tujuan khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mengetahui dan memperolah gambaran tentang hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk memperoleh gambaran tentang kepala sekolah sebagai supervisor di SMK Negeri Se – Kecamatan Lengkong Kota Bandung. 2. Untuk memperoleh gambaran kepuasan kerja guru di SMK Negeri Se
(13)
3. Untuk memperoleh gambaran seberapa besar pengaruh kepala sekolah sebagai supervisor terhadap kepuasan kerja guru di SMK Negeri Se – Kecamatan Lengkong Kota Bandung.
E. PARADIGMA PENELITIAN
Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka penulis beranggapan bahwa masalah ini penting untuk diteliti, karena :
a. Bagi peneliti
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengetahuan peneliti khususnya dalam ilmu Administrasi Pendidikan mengenai kondisi faktual serta memberikan dan mengetahui gambaran umum dan jelas mengenai Pengaruh Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Terdahap Kepuasan Kerja Guru Di SMK Negeri Se – Kecamatan Lengkong Kota Bandung.
b. Bagi pihak lembaga
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan berarti bagi lembaga dalam meningkatkan kepala sekolah sebagai supervisor bagi kelangsungan kerja guru di SMK Negeri Se – Kecamatan Lengkong Kota Bandung.
c. Bagi dunia pendidikan umumnya
Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan sumber inspirasi untuk lebih memperdalam permasalahan yang berkaitan dengan
(14)
Pengaruh Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Terdahap Kepuasan Kerja Guru Di SMK Negeri Se – Kecamatan Lengkong Kota Bandung.
F. ANGGAPAN DASAR DAN HIPOTESIS PENELITIAN
1. Anggapan Dasar
Dalam setiap penelitian yang dilakukan, perlu di dukung oleh beberapa asumsi atau anggapan dasar. Anggapan dasar sendiri merupakan titik tolak pemikiran dalam suatu penelitian yang kebenarannya tidak diragukan oleh peneliti.
Pernyataan itu sesuai dengan pendapat Winarno Surakhmad yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto (2002 : 98) mengemukakan bahwa: “Anggapan dasar atau postulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh penyelidik”.
Suharsimi Arikunto (2002 : 98) mengemukakan bahwa: “Asumsi dasar, anggapan dasar atau postulat harus didasarkan atas kebenaran yang diyakini oleh peneliti”. Penelitian ini bermula dari keinginan peneliti untuk mengetahui serta memahami mengenai Pengaruh Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Terdahap Kepuasan Kerja Guru Di SMK Negeri Se – Kecamatan Lengkong Kota Bandung.
Manusia yang sukses adalah manusia yang mampu mengatur, mengendalikan diri yang menyangkut pengaturan cara hidup dan mengatur cara kerja. Maka erat hubungannya antara manusia sukses dengan pribadi disiplin. Mengingat eratnya hubungan disiplin dengan produktivitas maka
(15)
disiplin mempunyai peran sentral dalam membentuk pola kerja dan etos kerja produktif.
Adapun pelaksanaan penelitian ini didasarkan atas beberapa anggapan dasar, sebagai berikut :
a. Kepala sekolah memiliki kedudukan puncak dan strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan di sekolahnya melalui implementasi fungsi dan peran yang dimilikinya.
b.Pemahaman konsep supervisi pendidikan merupakan prasyarat awal bagi kepala sekolah untuk menunjang kelancaran pelaksanaan supervisinya. c. Hal-hal yang berkaitan tentang kepuasan kerja guru dilihat dari supervisi
kepala sekolah.
d.Pemahaman pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru untuk mengetahui sejauh mana kepuasan kerja yang dirasakan oleh guru.
2. Hipotesis Penelitian
Nana Sudjana (1982:217) mengemukakan bahwa : Hipotesis merupakan sebuah kesimpulan, tetapi kesimpulan itu belum final masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang perlu diuji kebenarannya.
1. Dalam penelitian ini, peneliti memiliki dugaan sementara mengenai masalah yang sedang dibahas, yaitu : Adanya pengaruh yang positif dan segnifikan dari pengaruh kepala sekolah sebagai supervisor terhadap
(16)
kepuasan kerja guru di SMK Negeri Se-Kecamatan Lengkong Kota Bandung.
2. Untuk memudahkan alur pemikiran dalam pembahasan penelitian, maka kedua variable tersebut dapat di gambarkan sebagai berikut :
INDIKATOR
gambar 1.1 Hipotesis Penelitian VARIABEL X
Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
VARIABEL Y
Kepuasan Kerja Guru
1. Merencanakan program supervisi
2. Monitoring 3. Evaluasi 4. Tindak lanjut
1. Faktor Interistik (Individual)
- Suasana lingkungan pekerjaan - Pekerjaan sesuai dengan
kemampuan
- Kebanggaan dalam bekerja - Sikap emosional
- Keadilan - Semangat kerja
2. Faktor Ekterinsik
- Kondisi lingkungan kerja - Hubungan sosial antar guru dan
kepala sekolah
- Sikap pemimpin dan
kepemimpinannya
- Balas jasa yang layak - Berat ringannya pekerjaan
(17)
Berdasarkan paradigama di atas, maka diperoleh gambaran bahwa variabel X = Pengaruh kepala sekolah sebagai supervisor merupakan variabel independen yang memberikan kontribusi terhadap variabel Y = Kepuasan kerja guru sebagai variabel dependen.
Merupakan garis penghubung antara variabel X dengan variabel Y.
G. DEFINISI OPERASIONAL
Agar tidak menimbulkan kesalahan persepsi mengenai masalah yang kan diteliti, serta dapat menjadi arah bagi penelitian, maka diperlukan penjelasan mengenai pengertian dan makna dari istilah yang digunakan dalam penelitian ini, yakni :
1. Pengaruh supervisi kepala sekolah
Supervisi (=bantuan/pembinaan) secara teratur dari Kepala Sekolah, dengan tujuan untuk meningkatkan profesionalitas guru sehingga mutu situasi belajar- mengajar dapat ditingkatkan.
Istilah supervisi pendidikan dapat dijelaskan baik menurut asal usul (etimologi), bentuk perkataannya (morfologi), maupun isi yang terkandung dalam perkataan itu (semantik). 1) EtimologiIstilah supervisi diambil dalam perkataan bahasa Inggris “ Supervision” artinya pengawasan di bidang pendidikan. Orang yang melakukan supervisi disebut supervisor. 2) Morfologis Supervisi dapat dijelaskan menurut
bentuk perkataannya. Supervisi terdiri dari dua kata
(18)
Seorang supervisor memang mempunyai posisi diatas atau mempunyai kedudukan yang lebih dari orang yang disupervisinya. 3) Semantik Pada hakekatnya isi yang terandung dalam definisi yang rumusanya tentang sesuatu tergantung dari orang yang mendefinisikan. Wiles secara singkat telah merumuskan bahwa supervisi sebagai bantuan pengembangan situasi mengajar belajar agar lebih baik.
Maka dapat disimpulkan inti dari pengertian peranan supervisi kepala sekolah menurut N.A. Ametembun (1993: 5-6) mengemukakan bahwa peranan pokok kepala sekolah sebagai supervisor adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan penelitian sederhana untuk perbaikan situasi dan kondisi proses belajar mengajar,
b. Mengadakan observasi kelas untuk meningkatkan efektivitas proses belajar mengajar,
c. Melaksanakan pertemuan individual secara professional dengan guru untuk meningkatkan profesi guru,
d. Menyediakan waktu dan pelayanaan bagi guru secara profesional dalam pemecahan masalah proses belajar mengajar, e. Menyediakan dukungan dan suasana kondusif bagi guru dalam
perbaikan dan peningkatan mutu proses belajar mengajar. 2. Kepuasan kerja guru
a. Kepuasan kerja
Moh. As’ad (2004:104) mengemukakan beberapa definisi kepuasan kerja menurut para ahli, sebagai berikut :
a. Wexley dan Yukl (1997), yang disebut dengan kepuasan kerja ialah is the way an employee feels about his her job. Hal ini berarti kepuasan kerja sebagai perasaan seseorang terhadap pekerjaan.
b. Athanasiou, memberi betas an kepuasan kerja sebagai positive emotional state.
(19)
c. Vroom, mengemukakan bahwa kepuasan kerja sebagai refleksi dari job attitude yang bernilai positif.
d. Hoppeck, menarik kesimpulan bahwa kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja, yaitu seberapa jauh pekerjaannya secara keseluruhan memuaskan kebutuhannya. e. Tiffn, berpendapat bahwa kepuasan kerja berhubungan erat
dengan sikap dari karyawan terhadap pekerjaannya sendiri, situasi kerja, kerjasaman antara pemimpin dengan semua karyawan.
f. Blum, mengemukakan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap factor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan hubungan social individual di luar kerja.
Dari batasan-batasan mengenai kepuasan kerja diatas, sebenarnya batasan yang sederhana dan oprasional menurut Moh. As’ad (2004: 104) adalah “perasaan seseorang terhadap pekerjaan”. Ini berarti bahwa konsepsi kepuasan kerja semacam itu melihat kepuasan kerja itu sebagai hasil interaksi manusia dengan lingkungan kerjanya. Jadi determinasi kepuasan kerja menurut batasan ini meliputi perbedaan individu maupun situasi lingkungan pekerjaan. Di samping itu, perasaan orang terhadap pekerjaan tentulah sekaligus merupakan refleksi dari sikapnya terhadap pekerjaan.
b. Kepuasan kerja guru
Kepuasan kerja guru berhubungan dengan beberapa karakteristik organisasi sekolah, seperti birokrasi dan sentralisasi. Kepemimpinan, pembinaan keputusan, membaiknya sikap pimpinan, dan proses komunikasi berpengaruh juga terhadap kepuasan kerja.
Menurut Ali Imron (1995: 209) menyatakan bahwa : “kepuasan kerja guru adalah bentuk lain atau spesifik dari sikap guru terhadap
(20)
pekerjaannya.” Sikap sendiri, diberikan pengertian yang berbeda-beda oleh para ahli. Rokeach dalam Ali Imron (1995: 209) mengartikan sijap sebagai suatu organisasi keyakinan yang relative tetap mengenai suatu objek atau situasi, yang melahirkan suatu respon dengan cara tertentu. Berarti, guru yang puas dengan pekerjaannya menjadi indikasi positifnya sikap dia terhadap pekerjaannya, sebaliknya jika kurang atau tidak puas, maka sikapnya tidak lebih positif terhadap pekerjaannya.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja guru adalah sikap positif yang dimiliki oleh guru dalam memberikan pelayanan pembelajaran kepada murid dalam implementasi kegiatan belajar mengajar (KBM), sehingga apabila kepuasan kerja terjadi maka tercermin pada perasaan seorang guru terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapai atau ditugaskan kepadanya. Apabila tidak terjadi kepuasan kerja maka seorang guru akan menunjukan sikap negatif terhadap pekerjaannya.
H. METODE PENELITIAN
Berdasarkan masalah yang diteliti, maka metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang menggunakan metode deskriptif yang menggunakan metode kuantitatif.
Metode penelitian ini akan lebih mudah apabila menggunakann metode deskriptif, karena penelitian yang digunakan oleh peneliti pengumpulan data atau teknik angket, ditunjang dengan studi kepustakaan atau bilbiografis.
(21)
Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha untuk dapat menggambarkan secara jelas tentang masalah-masalah atau kejadian-kejadian yangs sedang berlangsung pada saat sekarang, sebagaimana yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (1987:53) bahwa :
Metode penelitian desktiptif dengan pendeketan kuantitatif digunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelasakn peristiwa suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka-angka yang bermakna.
Adapun tujuan penelitian deskriptif ini bermaksud untuk mendeskripsikan masalah tentang pengaruh kepala sekolah sebagai supervisor terhadap kepuasan kerja guru di SMK Negeri Se-Kecamatan Lengkong Bandung.
I. LOKASI, POPULASI DAN SAMPEL
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang dijadikan objek dalam penelitian ini adalah di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri Se-Kecamatan Lengkong Kota Bandung. 2. Populasi Penelitian
Populasi sebagai salah satu unsur penting dalam penelitian, merupakan sekumpulan objek penelitian yang menjadi pusat perhatian peneliti untuk memperoleh berbagai data atau informasi yang dibutuhkan. Pengertian populasi dikemukakan oleh Riduwan (Desi Yuliastari, 2007:10) adalah “ populasi adalah wilayah generaliasasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditararik kesimpulan”.
(22)
Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SMK Negeri Se-Kecamatan Lengkong Kota Bandung. Oleh karena itu populasi adalah unit tempat diperolahnya data atau informasi, maka dalam penelitian ini guru adalah sumber data. Jumlah guru SMK Negeri Se-Kecamatan Lengkong Kota Bandung adalah sebanyak 270 orang yang dijadikan populasi dalam penelitian ini.
3. Sampel Penelitian
Sampel penelitian merupakan bagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data yang dianggap mewakili karakteristik/sifat yang dimiliki oleh populasi tersebut. Hal ini sebagaimana dikatakan oleh Sugiono (2007:118) bahwa “sampel penelitian adalah sebagai dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Karena tidak semua data dan informasi akan diproses dan tidak semua orang atau benda akan diteliti melainkan cukup dengan menggunakan sampel yang mewakilinya.
Untuk menentukan jumlah sampel minimal pada penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Taro Yamane yang dikutip oleh Akdon dan Sahlan (2005:107). Adapun rumus Yamane, yaitu sebagai berikut :
(23)
Dimana :
n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d² = Presisi yang Ditetapkan 1 = Angka Konstan
(24)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Proses penelitian yang dilakukan adalah suatu bentuk pengembangan dari metode ilmiah. sebagaimana layaknya penelitian ilmiah, pemecahan terhadap masalah-masalah peneliti ini akan menggunakan metode yang sudah umum digunakan oleh peneliti-peneliti lainnya. Metode penelitian merupakan suatu cara atau langkah-langkah yang dipergunakan sebagai alat bantu mengumpulkan data dan kemudian mengolah data sehingga menghasilkan data yang diteliti dapat memecahkan masalah. Winarno Surakhmad (1994: 131) mengemukakan bahwa :
Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan. Misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa dengan menggunakan teknik dan alat-alat tertentu. cara utama yang digunakan teknik dan alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah menyelidiki perhitungan kewajaran dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.
Sehubungan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti berupa kejadian-kejadian yang sedang berlangsung, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yang menggunakan metode kuantitatif.
Metode deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha untuk dapat menggambarkan secara jelas tentang masalah-masalah atau
(25)
kejadian-kejadian yang sedang berlangsung pada saat sekarang, sebagaimana yang dikemukakan oleh Nana Sudjana (1987:53) bahwa :
Metode penelitian desktiptif dengan pendeketan kuantitatifdigunakan apabila bertujuan untuk mendeskripsikan atau menjelasakn peristiwa suatu kejadian yang terjadi pada saat sekarang dalam bentuk angka-angka yang bermakna.
Lebih lanjut, Winarno Surakhmad (1994:139-140) mengemukakan beberapa ciri metode deskriptif, yaitu :
a. memusatkan diri pada pemecahan-pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang/ pada masalah-masalah yang actual.
b. data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelasakn dan kemudian dianalisa. Oleh karenanya, metode yang sering disebut metode analisa.
Untuk memperoleh ketjaman dan penafsiran data dan menganalisis masalah yang diteliti, maka perlu kiranya metode deskriptif ini ditunjang oleh suatu studi yang menggali kajian-kajian keilmuan yang relevan serta mendukung terhadap masalah yang diteliti. Studi ini dikenal dikenal dengan nama studi keperpustakaan atau bilbiografis Studi keperpustakaan merupakan salah satu cara untuk memperoleh informasi atau keterangan melalui proses penelusuruan terhadap berbagai sumber tertulis yang berupa buku-buku, jurnal, laporan-laporan penelitian, dan sejenisnya yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.
Pentingnya studi keperpustakaan dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1994:61) yang mengemukakan bahwa :
penyelidikan bibliografis tidak dapat diabaikan sebab disinilah penyelidik berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dalam masalahnya, yakni teori yang dipakainya, pendapat para ahli mengenai aspek-aspek itu, penyelidikan yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh para ahli.
(26)
Melalui studi keperpustakaan (bibliografis) peneliti dapat menambah pengetahuan yang menunjang terhadap pemecahan masalah yang diteliti, sehingga informasi-informasi atau pengetahuan yang berbentuk teori tersebut dapat dijadikan titik tolak atau dasar berpijak dalam mengkaji permasalahan yang terdapat dilapangan.
B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian
Populasi sebagai salah satu unsur penting dalam penelitian, merupakan sekumpulan objek penelitian yang menjadi pusat perhatian peneliti untuk memperoleh berbagai data atau informasi yang dibutuhkan. Pengertian populasi dikemukakan oleh Riduwan (Desi, 2010:68) adalah “ populasi adalah wilayah generaliasasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditararik kesimpulan”.
Populasi dalam penelitian ini adalah guru-guru SMK Negeri Se-Kecamatan Lengkong Kota Bandung. Oleh karena itu populasi adalah unit tempat diperolahnya data atau informasi, maka dalam penelitian ini guru adalah sumber data. Jumlah guru SMK Negeri Se-Kecatan Lengkong Kota Bandung adalah sebanyak 270 orang yang dijadikan populasi dalam penelitian ini.
(27)
2. Sampel Penelitian
Penelitian ini memerlukan sumber informasi yang representatif, tetapi tidak seluruh populasi yang dijadikan sumber informasi. Oleh karena itu, diperlukan sampel dari populasi yang dapat dijadikan sumber informasi penelitian.
Menurut Akdon dan Sahlan (2005:98) sampel adalah “ bagaian dari populasi (sebagian atau wakil yang diteliti)”. Sedangkan Sugiyono (dalam Riduawan, 2007:11) mengemukakan bahwa : “sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Dari beberapa daftar diatas, kiranya dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian populasi yang mempunyai ciri-ciri, sifat dan karakteristik yang sama dengan populasi.
Sesuai dengan penelitian ini, sampel yang diambil adalah dengan mengambil ampel peluang (probability sampling) dengan jenis sampel acak (simple random sampling). Berdasarkan pemaparan dari sugiyono bahwa yang dimaksud dengan probability sampling (Riduawan, 2007:57) merupakan teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota untuk dipilih menjadi anggota sampel,
sedangkan simple random sampling (Riduwan, 2007:58) adalah
“pengambilan sampel dari anggota populasi dengan menggunakan acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut”. Simple random sampling dilakukan jiga anggota populasi dianggap homogen.
(28)
Untuk menentukan jumlah sampel minimal pada penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Taro Yamane yang dikutip oleh Akdon dan Sahlan (2005:107). Adapun rumus Yamane, yaitu sebagai berikut :
Dimana :
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d² = Presisi yang Ditetapkan
1 = Angka Konstan
Berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel (n) untuk guru SMK Negeri Se-Kecamatan Lengkong Kota Bandung dengan presisi 10%, yaitu sebagai berikut :
di bulatkan menjadi 73
Dari hasil pehitungan tersebut, maka jumlah sampel yaitu 73 responden (guru). Kemudian kemudian untuk proporsi dilakukan secara
(29)
proposional random sampling menggunakan rumus yang dikutip oleh Akdon dan Sahlan (2005:108) sebagai berikut :
Dimana :
₁ = Jumlah sampel menurut stratum = Jumlah sampel seluruhnya
= Jumlah populasi menurut stratum = Jumlah populasi seluruhnya
Berdasarkan rumus di atas, maka dapat dihitung besarnya sampel dari masing-masing jenjang pendidikan seperti dilihat pada tabel dibawah ini :
tabel 3.1
Distribusi Sampel Penelitian
No Nama Sekolah Proporsi Proporsi Tiap
Sekolah
Sampel
1. SMK Negeri 4 Bandung 113/270 0.42 x 73 31
2. SMK Negeri 8 Bandung 107/270 0.39 x 73 28
3. SMK Negeri 15 Bandung 50/270 0.19 x 73 14
Jumlah Keseluruhan 73
(30)
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan teknik yang dapat digunakan dalam rangka pengumpulan data, informasi, dan keterangan yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti. Dalam suatu penelitian perlu memilih teknik dan alat pengumpulan data yang relevan untuk menjawab pokok permasalahan penelitian dan mencapai tujuan penelitian, sebagaimana dikemukakan Riduwan (2007:69) bahwa : “teknik pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data”.
Ada beberapa tahapan yang ditempuh dalam prosespengumpulan data dalam penelitian ini sebagai berikut :
1. Menentukan Alat Pengumpula Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik komunikasi secara tidak langsung, dalam hal ini peneliti menggunakan angket atau kuesioner sebagai instrumen penelitian. Angket atau kuesioner merupakan alat pengumpul data dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Hal ini sama dengan yang diungkapkan oleh Riduwan (2007:71) bahwa : “Angket adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna”.
Jenis angket yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup, yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedimikian rupa sehinggga
(31)
responden diminta untuk memilih satu jawaban sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang atau checklist.
Dalam pengisian angket ini responden hanya tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan pendapatnya dengan membubuhkan tanda checklist ( ) pada kolom yang tersedia sebagai alternatif jawaban yang sudah disediakan, jadi responden tidak perlu mencantumkan jawaban lein selain yang tersedia.
2. Penyusunan Alat Pengumpulan Data
Untuk mempermudah penyusunan angket sebagai alat pengumpul data, maka peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut :
a. Menentukan variabel yang akan diteliti, yaitu variabel X (Pengaruh Kepala sebagai supervisor sekolah) dan variabel Y (Kepuasan Kerja Guru).
b. Menetapkan indikator dan sub indikator dari masing-masing variabel penelitian dengan berlandaskan pada teori-teori yang telah dikemukakan di Bab II.
c. Menyusun kisi-kisi instrumen untuk setiap variabel.
d. Membuat daftar pertanyaan dari setiap variabel dengan disertai alternatif jawabanya dan petunjuk cara menjawabnya agar tidak terdapat kekeliruan dalam menjawab.
e. Menetapkan kriteria penilaian untuk masing-masing jawaban baik variabel X maupun Variabel Y menggunakan skala Likert dengan lima option Sumber : Akdon dan Sahlan (2005:118). Adapun kriteria penilaiannya dapat dilihat sebagai berikut :
(32)
tabel 3.2 Skala Likert
Alternatif Jawaban Bobot
selalu (SL) 5
Sering (SR) 4
Kadang-Kadang (KD) 3
Jarang (JK) 2
Tidak Pernah 1
D. Tahap Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data Penelitian
Sebelum kegiatan pengumpulan data yang sebenarnya dilakukan, angket yang digunakan terlebih dahulu diujicobakan. Pelaksanaan uji coba ini
dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan-kelemahandan
kekurangan-kekurangan yang mungkin terjadi pada item-item angket, baik dalam hal redaksi, alternatif jawaban yang tersedia, maupun dalam pernyataan dan jawaban tersebut.
Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Sanifiah Faisal (1982:38) bahwa :
Setelah angket disusun, lazimnya tidak langsung disebarkan untuk penggunaan sesungguhnya (tidak langsung dipakai dalam pengumpulan data yang sebenarnya). Sebelum pemakaian sesungguhnya sangatlah mutlak siperlukan uji coba terhadap ini maupun bahasa angket yang telah disusun.
Setelah angket diujicobakan, langkah selanjutnya adalah melakukan uji validitas dan reabilitas dari angket tersebut dengan menggunakan perhitungan statistic. Dengan dilakukan uji validitas dan relibilitas tersebut diharapkan hasil penelitian memiliki validitas dan relibilitas yang dapat dipertanggungjawabkan.
(33)
Adapun kegiatan uji coba angket ini dilakukan di SMK Negeri 11 Bandung dengan pada tanggal 7 juli 2012 dengan responden 10 orang guru.
1. Uji Validitas Instrumen
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan valid atau tidak, artinya dapat mengukur variabel yang bener-benar dikehendaki untuk diukur dari penelitian ini. Hal ini sejalan dengan pendapat Sugiyono (dalam Riduwan, 2007:97) mengemukakan bahwa: “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”.
Validitas adalah suatu ukuran untuk menunjukan tingkat kesalahan suatu instrumen. Uji validitas terhadap angket, dimaksudkan sebagai upaya untuk mengetahui apakah angket yang telah disusun tepat untuk dipergunakan sebagai alat pengumpul data atau tidak.
Uji validitas dilakukan dengan menganalisis setiap item, yaitu dengan mengkolerasikan skor item instrumen dengan rumus Pearson Product Moment. Rumus yang dipergunakan dalam pengujian validitas instrumen ini adalah sebagai berikut :
Dimana :
= Koefisien Korelasi
(34)
" = Jumlah Skor Item
# = Jumlah Skor Total (seluruh item) = Jumlah Responden
Langkah kedua adalah menghitung harga $ dengan rumus
sebagai berikut :
Dimana :
t = Nilai t hitung
r = Koefisien Korelasi hasil r hitung
n = Jumlah Responden
Langkah selanjutnya adalah $%&'(apabila diketahui signifikasi untuk ) = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2 = 10-2 =8), dengan uji satu pihak maka diperoleh $%&'( = 1.860. Kemudian membuat keputusan membandingkan
$ dengan $%&'( dimana kaidah keputusannya sebagai berikut. Jika $ > $%&'( berarti valid, sebaliknya
Jika $ < $%&'( berarti tidal valid.
$
* + , -,.-+
(35)
tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Variabel X No. Item Pertanyaan Koefisien Korelasi hitung Harga t hitung
Harga
t tabel Keputusan
1 0.389 1.191 1.860 Tidak Valid
2 0.718 2.918 1.860 Valid
3 0.186 0.535 1.860 Tidak Valid
4 0.947 8.338 1.860 Valid
5 0.399 1.231 1.860 Tidak Valid
6 0.849 4.544 1.860 Valid
7 0.720 2.934 1.860 Valid
8 0.793 2.659 1.860 Valid
9 0.718 2.918 1.860 Valid
10 0.891 5.550 1.860 Valid
11 0.755 3.257 1.860 Valid
12 0.917 6.502 1.860 Valid
13 0.877 5.162 1.860 Valid
14 0.881 5.267 1.860 Valid
15 0.347 1.046 1.860 Tidak Valid
16 0.955 9.107 1.860 Valid
17 0.231 0.671 1.860 Tidak Valid
18 0.917 6.502 1.860 Valid
19 0.952 8.797 1.860 Valid
20 0.474 1.523 1.860 Tidak Valid
21 0.389 1.102 1.860 Tidak Valid
22 0.947 8.338 1.860 Valid
23 0.966 10.568 1.860 Valid
24 0.849 4.544 1.860 Valid
25 0.891 5.551 1.860 Valid
26 0.761 3.318 1.860 Valid
27 0.231 0.671 1.860 Tidak Valid
Setelah dilakukan uji validitas diatas terhadap angket variabel X (Pengaruh Kepala Sekolah Sebagai Supervisor), dapat disimpulkan bahwa 27 item pertanyaan yang diujikan, 18 item pertanyaan dinyatakan valid, dan 8
(36)
item pertanyaan dinyatakan tidak valid yaitu item no 1, 3, 5, 15,17, 20, 21, 27. Dalam pelaksanaannya peneliti merevisi atau menghilangkan item pertanyaan yang tidak valid. Adapun item pertanyaan yang di revisi yaitu item no 1, 3, 5, 15,17, 20, 21, 27, dan tidak ada item pertanyaan yang dihilangkan.
tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Variabel Y No. Item Pertanyaan Koefisien Korelasi hitung Harga t hitung
Harga
t tabel Keputusan
1 0.391 1.201 1.860 Tidak Valid
2 0.391 1.201 1.860 Tidak Valid
3 0.976 12.676 1.860 Valid
4 0.955 9.107 1.860 Valid
5 0.976 12.676 1.860 Valid
6 0.873 5.063 1.860 Valid
7 0.955 9.107 1.860 Valid
8 0.492 1.598 1.860 Tidak Valid
9 0.885 4.663 1.860 Valid
10 0.867 4.921 1.860 Valid
11 0.976 12.701 1.860 Valid
12 0.905 6.017 1.860 Valid
13 0.871 5.012 1.860 Valid
14 0.887 5.433 1.860 Valid
15 0.873 5.062 1.860 Valid
16 0.943 8.015 1.860 Valid
17 0.851 4.583 1.860 Valid
18 0.235 0.684 1.860 Tidak Valid
19 0.958 9.449 1.860 Valid
20 0.821 4.067 1.860 Valid
Sedangkan hasil uji validitas diatas terhadap angket variabel Y (Kepuasan Kerja Guru), dari 20 item pertanyaan yang diujikan, 16 item pertanyaan dinyatakan valid, dan 4 item pertanyaan dinyatakan tidak valid
(37)
yaitu item no 1, 2, 8, 18. Dalam pelaksanaannya peneliti merevisi atau menghilangkan item pertanyaan yang tidak valid. Adapun item pertanyaan yang di revisi yaitu item no 1, 2, 8, 18, dan tidak ada item pertanyaan yang dihilangkan.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan teknik Metode belah dua (Split Half Method). Belahan pertama item bernomor ganjil dan belahan kedua item bernomor genap. Setelah itu keduanya dikorelasikan dengan menggunakan korelasi rank atau atau Spearman. Adapun langkah- langkah untuk menguji reliabilitas instrumen menurut Akdon dan Sahlan (2005;151).
1. Menghitung total skor.
2. Menghitung korelasi product moment dengan menggunakan rumus
pearson product moment.
3. Menghitung reliabilitas seluruh tes dengan rumus Spearman Brown:
4. Mencari rtabel dan diketahui signifikansi untuk = 0,05 dan dk = 10 – 2 =8,
maka diperoleh %&'( = 0,707.
5. Membuat keputusan dengan membandingkan r11 dengan rtabel.
Kaidah Keputusan:
Jika r11 > tTabel berarti Reliabel dan b
b
r
r
r
+
=
1
2
11(38)
Jika r11 < tTabel berarti Tidak Reliabel.
Dari hasil uji coba instrumen penelitian (Hasil perhitungan terlampir) diperoleh kesimpulan bahwa:
Selain harus memenuhi kriteria valid, instrument penelitian pun harus reliabel. Arikunto (2002:154) menyatakan: ”Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik”.
Pengujian reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan
metode belah dua (split-half mehod). Belahan pertama item bernomor ganjil dan belahan kedua item bernomor genap. Kemudian data yang terkumpul diolah dengan menggunakan Rumus Spearman Brown berikut (Sugiyono 2004:12)
Keterangan :
ri = Reliabilitas internal seluruh instrument
rb = Korelasi Product Moment antara belahan pertama dan belahan kedua (ganjil dan genap).
b b
r
r
r
+
=
1
.
2
11(39)
Untuk mencari ri tersebut dihitung terlebih dahulu rb dengan menggunakan rumus Product Moment (Sugiyono 2004:12), berikut ini :
Setelah melakukan penghitungan untuk mencari nilai reliabilitas dengan rumus diatas, maka selanjutnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1). Bandingkan rhitung dengan rtabel pada tingkat kepercayaan 95% dengan dk
= n – 2.
2). Jika rhitung > rtabel maka terdapat perbedaan yang signifikan antara skor
item ganjil dengan item genap sehingga dapat disimpulkan bahwa angket tersebut reliabel. Jika rhitung < rtabel maka tidak ada perbedaan yang
signifikan antara skor item ganjil dengan item genap sehingga dapat disimpulkan bahwa angket tersebut tidak reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas alat pengumpul data dari masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 3.5 sebagai berikut:
)]
(
[
)]
(
[
)
)(
(
2 2 2 2Y
Y
N
X
X
N
Y
X
-XY
N
r
b−
−
=
(40)
tabel 3.5
Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel /00
rtabel
(95%)(dk=n-2 = 8)
Kesimpulan
Variabel X (Kepala Sekolah Sebagai Supervisor)
1,009 0,707
Reliabel
/00 > /12345 Variabel Y
(Kepuasan Kerja Guru)
0,989 0,707
Reliabel
/00 > /12345
E. Tahap penyebaran angket dan pengumpulan data penelitian
Penyebaran instrumen dilaksanakan setelah hasil uji validitas dan relibilitas instrumen. Setelah angket diujicobakan dan hasil uji coba angket menunjukan bahwa instrumen tersebut telah memenuhi kriteria validitas dan reliabitita, maka langkah berikutnya adalah melaksanakan penyebaran angket untuk mendapatkan data yang diinginkan. Angket yang disebarkan sesuai dengan jumlah sampel yang telah ditentukan, dalam penelitian ini jumlah sampelnya adalah sebanyak 73 orang (Guru).
F. Teknik Pengolahan Data Penelitian
Pengolahan data adalah suatu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Langkah ini dilakukan agar data yang telah dikumpulkan mempunyai arti dan dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai suatu jawaban dari permasalahan
(41)
yang diteliti. Sebagaimana dikemukakan oleh Winarno Surakhmad (1994:109) sebagai berikut :
Mengolah data adalah usaha yang kongkrit yang membuat data itu “berbicara” sebab betapapun besarnya jumlah dan tinggi nilai data yang terkumpul (sebagai hasil fase pelaksanaan pengumpulan data), apabila tidak disusun dalam suatu organisasi dan diolah menurut sistematika yang baik, niscaya data tetap mempunyai bahan-bahan yang “membisi seribu bahasa”.
Dengan demikian pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan suatu langkah yang harus dilakukan oleh seorang peneliti untuk dapat mengartikansuatu data yang telah terkumpul menjadi uatu kesimpulan dari amsalah-masalah yang sedang diteliti. Dengan demikian, sebanyak sebanyak apapun data yang dimiliki tidak menajdi suatu kesimpulan tanpa memalui langkah pengolahan data.
Langkah pengolahan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Seleksi Angket
Setelah data terkumpul, maka dilakukan proses seleksi agar data dapat diolah lebih lanjut. Seleksi angket ini diperlukan agar dapat memberikan kepastian data yang terkumpul layak untuk diolah. Proses seleksi ini dilakukan dengan cara terlebih dahulu memeriksa angket yang terkumpul apakah jumlah angket yang kembali sama dengan angket yang disebar atau tidak, apakah angket yang terkumpul memenuhi persyaratan untuk diolah atau tidak, dan lain-lain. Hal ini dilakukan agar data yang terkumpul dapat menjawab permasalahan penelitian.
(42)
2. Klasifikasi Data
Setelah angket diseleksi, langkah selanjutnya adalah
mengklarifikasikan data berdasarkan variabel penelitian untuk variabel X dan Y sesuai dengan sampel penelitian. Kemudian dilakukan pemberian skor pada setiap alternatif jawaban sesuai kriteria yang telah ditentukan. Langkah pertama yang dilakukan adalah menganalisis data adalah skor terhadap setiap jawaban yang telah diberikan responden sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Kriteria yang digunakan dalam menentukan skor ini adalah dengan menggunakan skala Likert. Adapun cara pemberian skor ini adalah mengalian setiap jawaban responden dengan bobot nilai sebagai berikut, yaitu : SL untuk Selalu, SR untuk Sering, KD untuk Kadang-Kadang, dan JR untuk Jarang, dan TP untuk Tidak Pernah.jumlah skor yang diperoleh dari responden merupakan skor mentah dari setiap variabel yang berfungsi sebagai sumber pengolahan data selanjutnya.
3. Pengolahan Data
Dalam penelitian ini langkah-langkah yang digunakan peneliti dalam pengolahan data adalah sebagai berikut :
a. Pengolahan data dengan menggunakan uji kecenderungan rata-rata
Perhitungan ini dimaksudkan untuk menentukan kedudukan setiap item sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditentukan. Rumus yang digunakan :
(43)
Keterangan :
"6 = Nilai rata-rata yang dicari
X = Jumlah jawaban yang telah diberi bobot
n = Jumlah responden (sampel)
Langkah-langkah yang ditetapkan dalam pengolahan data dengan menggunakan rumus uji kecenderungan rata-rata adalah sebagai berikut :
1) Memberi bobot untuk setiap alternatif jawaban.
2) Menghitung frekuensi dari setiap alternatif jawaban yang dipilih. 3) Mencocokan jawaban reponden untuk setiap item dan langsung
dikalikan dengan butir alternatif.
4) Menghitung skir total item untuk mencara rata-rata skor dengan mencocokan pada rumus di atas.
5) Menentukan kriteria pngelompokan untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban.
6) Mecocokan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing untuk menentukan dimana letak kedudukan setiap variabel atau dengan kata lain kemana arah kecenderungan dari amsing-maing variabel tersebut.
"6
=
7 8(44)
Table 3.6
Table Konsultasi Hasil Perhitungan WMS
Rentang Nilai Kriteria
4,01 – 5,00 Sangat Baik
3,01 – 4,00 Baik
2,01 – 3,00 Cukup
1,01 – 2,00 Rendah
0,01 – 1,00 Sangat Rendah
b. Mengubah skor mentah menjadi skor baku
Untuk mengubah skor mentah menjadi kor baku, digunakan rumus sebagai berikut (Akdon dan Sahlan, 2005:177-178) :
Keterangan :
T = Skor rata-rata yang dicarai
X = Data skor dari masing-masing responden
"9 = Skor rata-rata
S = Simpangan baku
Untuk menggunakan rumus tersebut, maka akan ditempuh melalui langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mencari skor terbesar dan terkecil
(45)
2. Menentukan Rentangan R, dengan rumus : R = Skor terbesar – Skor terkecil
3. Menentukan Banyak Kelas (BK) interval dengan rumus :
4. Menentukan panjang kelas interval, yaitu rentang dibagi banyak kelas.
5. Menentukan table distribusi frekuensi dengan BK dan i yang sudah diketahui untuk mencari harga-harga yang diperlukan dalam menghitung mean dan simpangan.
6. Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus :
7. Mencari simpangan baku (standar deviasi) dengan rumus : BK = 1 + (3,3) log n
i = R / BK
i i i
f
f
Σ
Χ
Σ
=
Χ
)
(
SD =
=
>7!- >? !(46)
c. Uji normalitas distribusi data
Uji normalitas distribusi data ini digunakan untuk mengetahui dan menentukan apakah pengelohan data menggunakan analisis parametrik atau non parametrik. Oleh karena itu, untuk mengetahui penyebaran data, dilakukan uji normalitas distribusi pada data. Akdon dan Sahlan (2005:171) dengan menggunakan rumus chi kuadrat ( 2)
χ
sebagai berikut:
Dimana:
X² = Chi Kuadrat
@A = Frekuensi Hasil pengamatan @' = Frekuensi yang diharapkan
Adapun langkah- langkah yang ditempuh dalam menggunakan rumus diatas adalah sebagai berikut:
1. Membuat distribusi frekuensi yang diharapkan dengan cara:
a. Menentukan Batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5 dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.
"! B @A @ @'
' C
(47)
b. Mencari bilai Z-score untuk batas kelas kelas interval dengan rumus:
c. Mencari luas 0-Z dari tabel Kurve Normal dari 0-Z dengan menggunakan angka- angka untuk batas kelas.
d. Mencari luas tiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka- angka 0-Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda pada baris peling tengah ditambahkan degan angka pada baris berikutnya.
e. Mencari Frekuensi yang diharapkan
D
E dengan cara mengalikan luas tiap interval dengan n (jumlah responden).f. Mencari Frekuensi hasil penelitian
D
A diperoleh dari tabel distribusi frekuensi.2. Mencari chi kuadrat hitung F dengan cara menjumlahkan hasil perhitungan.
3. Membandingkan Chi kuadrat F dengan Chi kuadrat F %&'( dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Jika F GF %&'(, artinya distribusi data tidak normal. Jika F HF %&'(, artinya distribusi normal.
S
x
BatasKelas
(48)
G. Pengujian Hipotesis Penelitian
Setelah selesai pengolahan data kemudian dilanjutkan dengan menguji hipotesis guna menganalisis data yang sesuai dengan permasalahan penelitian. Adapun hal-hal yang dianalisis berdasarkan pengaruh antar variabel yaitu sebagai berikut :
1. Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi seberapa jauh nilai variabel dependen (variabel X) bila nilai variabel independen (variabel Y) diubah. Analisis regresi ini menggunakan pedomana dari Akdon dan Sahlan (2005:197) dengan rumus :
Keterangan :
#I = subjek variabel terikat yang diproyeksikan
J = nilai konstanta harga Y jika X = 0
K = nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukan nilai peningkatan (+) atau nilai penurunan (-) Y
" = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu unyuk diprediksikan
(49)
Dimana untuk harga a dan b dapat durumuskan sebagai berikut :
2. Analisis Varians (Anava)
Anava untuk menguji segnifikasi atau keberartian koefisien arah regresi Y dan X dan untuk menguji linearitas persamaan regresi.adapun langkah-langkahnya, sebagai berikut :
a. Mencari Jumlah Kuadrat Regresi (JK Reg [a]) dengan rumus :
b. Rata-rata Jumlah Kuadrat Regresi(RJReg [a]) dengan rumus :
c. Mencari Jumlah Kuadrat Regresi (JKReg [b |a]) dengan rumus : 2 2 2
)
(
)
)(
(
)
)(
(
X
X
n
XY
X
X
Y
a
Σ
−
Σ
Σ
Σ
−
Σ
Σ
=
2 2)
(
)
)(
(
)
(
X
X
n
Y
X
XY
n
b
Σ
−
Σ
−
=
RJK
Reg [a]= JK
RegLM
NOP QRS=
TU
V
(50)
Rata – rata Jumlah Kuadrat Regresi (RJKReg [b|a]) dengan rumus :
d. Mencari Jumlah Kuadrat Residu (JK Res) dengan rumus :
Rata – rata Jumlah Kuadrat Residu (RJK Res) dengan rumus :
e. Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE) dengan rumus :
Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE) dengan rumus :
f. Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC) dengan rumus:
Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC) dengan rumus :
RJK
Reg [b |a]= JK
Reg [b |a]JK
TC= JK
Res- JK
EJK Res = TU [\]^_ `a bcd [\]^_ `cd
RJK
Res=
[\]^e
V-U
JK
E=
W T
U TU
V
Z
fRJK
E=
[\g
V-f
RJK
TC=
[\hi
(51)
g. Mencari nilai F hitung., langkah pertama mencari signifikan
F
hitung danselanjutnyalineritas
F
hitung, yaitu dengan rumus :Mencari signifikan :
Mencari linearitas :
h. Mencari nilai F tabel, langkah pertama mencari signifikan F tabel dan
selanjutnya linearitas F tabel, yaitu dengan rumus :
Mencari signifikan :
Mencari linearitas :
3. Analisis kolerasi
Upaya untuk mengetahui hubungan kedua variabel bebas dengan variabel terikat, maka rumus yang digunakan dalam penelitian adalah rumus yang digunakan oleh Pearson Product Moment. Adapun rumus yang digunakan menurut Akdon dan sahlan (2005:188):
−
−
−
=
2 2 2 2)
(
)
(
}{
)
(
)
.(
{
)
)(
(
)
(
Y
Y
n
X
X
n
Y
X
XY
n
r
xrF
hitung=
jklmno `p bqd
jklmnr
F
hitung=
][\][\ ghiF
tabel= F
.- s tCu' `& v%d tC u'w(52)
Untuk menunjukkan besar dan eratnya hubungan antara kedua variabel dapat menggunakan pedoman dari Akdon dan Sahlan (2005:188), dapat dilihat dari:
tabel 3.7
Kategori keterkaitan Hubungan variabel
Nilai r KRITERIA
0,80 – 1,00 SANGAT TINGGI
0,60 – 0,79 KUAT
0,40 – 0,59 CUKUP KUAT
0,20 – 0,39 RENDAH
0,00 – 0,19 SANGAT RENDAH
Upaya untuk menguji hipotesis diatas diperlukan uji t student, seperti yang dikemukakan Sugiyono (2005:214) adalah dengan menggunakan rumus:
Aturan keputusan dengan menggunakan uji t student dengan signifikansi 95% adalah sebagai berikut:
a. Jika t hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima,
b. Jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. 2
1
2
r
n
r
t
−
−
=
(53)
4. Mencari besarnya derajat determinasi
koefisien determinasi yang digunakan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh yang diberikan varibel X terhadap variabel Y, digunakan rumus Akdon dan Sahlan (2005:188), yaitu :
Dimana :
KD = Nilai Koefisien determinasi yang dicari r² = nilai koefosien kolerasi
(54)
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data dari penelitian yang
berjudul “Pengaruh Kepala Sekolah Sebagai Supervisor Terhadap
Kepuasan Kerja Guru Di SMK Negeri Se-Kecamatan Lengkong Kota Bandung”, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa:
1. Pengaruh kepala sekolah sebagai supervisor di SMK Negeri Se-Kecamatan Lengkong Kota Bandung termasuk ke dalam kategori cukup. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan dengan menggunakan teknik Weighted Mean Scores (WMS). Hasil perhitungan tersebut Ini berarti bahwa pengaruh kepala sekolah sebagai supervisor sudah Sangat baik untuk dapat diidentifikasi melalui aspek merencanakan program supervisi, monitoring, evaluasi dan tindak lanjut.
2. Kepuasan kerja guru di SMK Negeri Se-Kecamatan Lengkong Kota Bandung temasuk ke dalam kategori sangat baik. Hal ini terlihat dari hasil perhitungan dengan menggunakan teknik Weighted Mean Scores (WMS). Hasil perhitungan tersebut berarti bahwa kepuasan kerja guru dalam keadaan yang sangat baik. Hal ini didukung dengan terwujud ke dalam aspek suasana lingkungan pekerjaan, pekerjaan sesuai kemampuan, kebanggaan dalam bekerja, sikap emosional, keadilan, semangat kerja,
(55)
kondisi lingkungan kerja, hubungan sosial antara guru dan kepala sekolah, sikap pemimpin dan kepemimpinan, balas jasa yang layak, dan berat ringannya pekerjaan.
3. Pengaruh kepala sekolah sebagai supervisor terhadap kepuasan kerja guru di SMK Negeri Se-Kecamatan Lengkong Kota Bandung
a. Koefisien korelasi antara variabel X (Kepala Sekolah Sebagai Supervisor) terhadap variabel Y (Kepuasan Kerja Guru) dihitung
dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Hasil
perhitungan ini tergolong pada korelasi cukup, karena berada diantara rentang yang sesesuai tabel konsultasi WMS.
b. Uji keberartian koefisien korelasi variabel X (Kepala Sekolah Sebagai Supervisor) terhadap variabel Y (Kepuasan Kerja Guru) adalah signifikan, karena dengan harga yang mana lebih besar dari pada tingkat kepercayaan 95%. Ini mengandung arti bahwa antara variabel X (Kepala Sekolah Sebagai Supervisor) dan variabel Y (Kepuasan Kerja Guru) terdapat korelasi yang positif dan signifikan. c. Pengaruh kepala sekolah sebagai supervisor terhadap kepuasan kerja
guru di SMK Negeri Se-Kecamatan Lengkong Kota Bandung yang digambarkan melalui persamaan regresi sederhana. Hasil persamaan tersebut menunjukkan bahwa kepuasan kerja guru dapat diprediksi akan meningkat, apabila kepala sekolah sebagai supervisor Di SMK Negeri Se-Kecamatan Lengkong Kota Bandung ditingkatkan pula.
(56)
Berdasarkan hasil penelitian dan uraian tersebut, maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa: “Terdapat pengaruh yang segnifikan antara kepala sekolah sebagai supervisor terhadap kepuasan kerja guru”, diterima.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil temuan-temuan penelitian yang diperoleh, maka pada kesempatan ini, ijinkanlah penulis mengemukakan beberapa rekomendasi kepada pihak- pihak yang terkait dalam penelitian ini dengan harapan dapat dijadikan informasi yang berguna. Adapaun saran- saran tersebut adalah:
1. Rekomendasi Bagi Kepala Sekolah SMK Negeri Se-Kecamatan
Lengkong Kota Bandung
Walapun pengaruh kepala sekolah sebagai supervisor memiliki nilai rata-rata yang cukup, sebaiknya kepala sekolah bisa lebih meningkatkan dalam melakukan supervisi dimana sesuai dengan tuntutan yang ada yaitu melalui peningkatan pengkajian masalah di lapangan dan pembentukan inovasi-inovasi dalam kegiatan supervisi. Adapun ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh kepala sekolah dalam kegiatan supervisi, yaitu :
a. Peningkatan kemampuan seacara berkelanjutan dalam merencakan program, hal ini dapat dilakukan melalui kegiatan penetapan program diawali dengan melakukan penelitian yang berkaitan dengan
(57)
kemampuan mengajar guru dengan ditandai dengan pengumpulan data yang cepat dan tepat, penganalisisan data, menyimpulkan dan memanfaatkan data hasil penelitian agar bermanfaat bagi peningkatan kemampuan guru.
b. Peningkatan kemampuan dalam memonitoring belajar mengajar. Kepala sekolah senantiasa memberikan peningkatan dalam mengkaji
situasi belajar mengajar sehingga mampu mengemukakan
permasalahan yang terjadi, baik itu di dalam kelas maupun dilingkungan guru. Hal itu dimaksudkan untuk menindaklanjuti agar guru-guru mendapatkan bantuan dalam mengatasi kesulitan saat proses belajar mengajar.
c. Peningkatan kemampuan dalam menindaklanjuti untuk mengevaluasi hasil pendidikan. Dimana kepala sekolah senantiasa memberikan penilaian tentang proses belajar belajar, pedoman pengajaran, penggunaan sarana dan media belajar ditandai dengan melakukan identifikasi dari semua aktivitas guru, dan kepala sekolah diharapkan mampu melihat kelebihan dan kekurangan guru sehingga aktivitas guru berjalan lebih baik.
d. Menindaklanjuti kegiatan supervisi yang dilakasanakan, dimana kepala sekolah mampu memecahkan masalah yang dihadapi sehingga timbul perbaikan dan memberikan gambaran tentang kegiatan supervisi yang akan datang.
(58)
2. Rekomendasi Bagi Guru Di SMK Negeri Se-Kecamatan Lengkong Kota Bandung
Pekerjaan seorang guru merupakan kumpulan dari berbagai tugas untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepuasan dalam menjalankan tugas merupakan aspek penting bagi kinerja atau produktivitas seseorang, ini disebabkan sebagian besar waktu guru digunakan untuk bekerja. Adapun beberapa hal yang harus dipenuhi dlam kepuasan kerja seorang guru, yaitu sebagai berikut :
a. Diharapkan guru dapat memciptakan suasana lingkungan pekerjaan yang kondusif, dimana kenyamanan dan tanggung jawab dalam bekerja akan timbul dengan sendirinya. Yang mana apabila hal ini dipenuhi dapat membuat kerja guru lebih optimal.
b. Diharapkan guru mampu bekerja sesuai dengan kemampuan baik diihat dari segi keahlian dan minat bakat guru tersebut. Hal ini dilakukan untuk menghindari bekerja dengan perasaan terpaksa yang berdampak kepada pengaruh kepuasan kerja guru.
c. Kebanggaan dalam bekerja bisa dilihat dari prestasi dan adanya pengakuan dari pihak sekolah, diharapkan guru bisa meningkatkan prestasi dan eksistensinya dalam aktivitas disekolah.
d. Sikap emosional seorang guru dalam melakukan pekerjaan akan berpengaruh terhadap kepuasan kerjanya, oleh karena itu perasaan senang dan kedisiplinan diri harus selalu ditumbuhkan untuk
(59)
meminimalisir sikap emosional negatif (persaan tidak senang dan tidak disiplin) yang dapat mempengaruhi kepuasan kerjanya.
e. Kewajiban seorang guru yaitu menjadi seorang tenaga pengajar yang bertanggung jawab, kewajiban yang telah dilakukan akan mendapatkan hak-hak yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Dimana rasa keadilan ditandai dengan adanya keseimbangan antara kewajiban seorang guru.
f. Meningkatkan kreativitas dan motivasi akan menumbuhkan semangat kerja seorang guru, dengan adanya semangat inilah kepuasan dalam bekerja akan dirasakan oleh masing-masing guru.
g. Dalam kondisi lingkungan pekerjaan diharapkan guru mampu
memanfaatkan secara maksimal fasilitas yang ada untuk menunjang proses belajar mengajar.
h. Guru dan kepala sekolah diharapkan mampu bekerja sama dan saling mendukung satu sama lain, agar terciptanya hubungan dua arah (dari guru ke kepala sekolah, dari kepala sekolah ke guru). Karena hubungan yang baik mampu meningkatkan kepuasan kerja guru. i. Penataan karir yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru
diharapkan mampu menjadikan pedoman untuk meningkatkan kualitas guru tersebut. Perlakuan dalam penataan karis guru tentunya disamaratakan kepada setiap guru sesuai masa kerjanya.
j. Guru berhak mendapatkan gaji dan imbalan yang sesuai dengan kualitas kerjanya dan ini merupakan balas jasa yang layak, yang
(60)
apabila semakin sering guru mendapatkan imbalan dari hasil kerjanya maka hal tersebut dapat meningkatkan kepuasan kerjanya.
k. Berat ringannya pekerjaan seorang guru itu bisa dilihat dari beban kerja dan jenis pekerjaannya, diharapkan guru bisa melakukan pekerjaan tanpa adanya perasaan beban, hal ini masih bisa dibicarakan, disinilah pentingnya hubungan komunikasi antara kepala sekolah dan guru.
3. Rekomendari Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti merasa masih banyak kekurangan dari haril penelitian yang dilakuakan ini. Karena itu untuk peneliti selanjutnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut :
a. Peneliti hendaknya mengkaji bahasan tentang pengaruh kepala sekolah sebagai supervisor terhadap kepuasan kerja guru yang lebih dalam dan dari sumber yang lebih luas, agar kelak penelitian yang selanjutkanya bisa lebih baik.
b. Diharapkan bagi penulis selanjutnya mampu menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih bervariasi disertai dengan ruang lingkup yang lebih luas.
c. Mampu menganalisis bahasan lebih mendalam tentang judul ini sehingga kepala sekolah sebagai supervisor memiliki pengaruh bagi kepuasan kerja guru dilihat dari aspek-aspek yang lebih luas.
(61)
DAFTAR PUSTAKA
Akdon dan Sahlan. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruci.
As’ad, Mohammad. (2004). Psikologi Industri SeriIlmu Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Liberty.
Hariyanti, Dwi Eli. (2006). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan Kerja Guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Bandung. Fakultas Ilmu Pendidikan Upi Bandung: Tidak diterbitkan.
Hidayatullah, Danang. (2004). Supervisi Pendidikan. 〔Online〕. Tersedia di
http://www.supervisipendidikan.go. id/go.php?a=1&to=f622. 〔Diakses tanggal 27 Agustus 2009〕.
Hudan, Syahid. (2009). Kontribusi Penataan Dalam Kerja Terhadap Keuasana Kerja Pegawai (Studi Deskriftif Terhadap Pegawai Administratif di Direktorat Poltekkes Bandung). Skripsi pada Fakultas Ilmu Pendidikan Upi Bandung: Tidak diterbitkan.
Imron, Ali. (1995). Pembinaan Guru Di Indonesia. Malang: Pustaka Jaya.
Indrafachrudi, Soekarno. H. R. (2006). Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Efektif. Ciawi-Bogor: Ghalia Indonesia.
Joko, Galih. (2009). Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai Supervisor : 〔Online〕. Tersedia di http://www.supervisipendidikan.go.
(1)
2. Rekomendasi Bagi Guru Di SMK Negeri Se-Kecamatan Lengkong Kota Bandung
Pekerjaan seorang guru merupakan kumpulan dari berbagai tugas untuk mencapai tujuan pendidikan. Kepuasan dalam menjalankan tugas merupakan aspek penting bagi kinerja atau produktivitas seseorang, ini disebabkan sebagian besar waktu guru digunakan untuk bekerja. Adapun beberapa hal yang harus dipenuhi dlam kepuasan kerja seorang guru, yaitu sebagai berikut :
a. Diharapkan guru dapat memciptakan suasana lingkungan pekerjaan yang kondusif, dimana kenyamanan dan tanggung jawab dalam bekerja akan timbul dengan sendirinya. Yang mana apabila hal ini dipenuhi dapat membuat kerja guru lebih optimal.
b. Diharapkan guru mampu bekerja sesuai dengan kemampuan baik diihat dari segi keahlian dan minat bakat guru tersebut. Hal ini dilakukan untuk menghindari bekerja dengan perasaan terpaksa yang berdampak kepada pengaruh kepuasan kerja guru.
c. Kebanggaan dalam bekerja bisa dilihat dari prestasi dan adanya pengakuan dari pihak sekolah, diharapkan guru bisa meningkatkan prestasi dan eksistensinya dalam aktivitas disekolah.
d. Sikap emosional seorang guru dalam melakukan pekerjaan akan berpengaruh terhadap kepuasan kerjanya, oleh karena itu perasaan senang dan kedisiplinan diri harus selalu ditumbuhkan untuk
(2)
meminimalisir sikap emosional negatif (persaan tidak senang dan tidak disiplin) yang dapat mempengaruhi kepuasan kerjanya.
e. Kewajiban seorang guru yaitu menjadi seorang tenaga pengajar yang bertanggung jawab, kewajiban yang telah dilakukan akan mendapatkan hak-hak yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Dimana rasa keadilan ditandai dengan adanya keseimbangan antara kewajiban seorang guru.
f. Meningkatkan kreativitas dan motivasi akan menumbuhkan semangat kerja seorang guru, dengan adanya semangat inilah kepuasan dalam bekerja akan dirasakan oleh masing-masing guru.
g. Dalam kondisi lingkungan pekerjaan diharapkan guru mampu memanfaatkan secara maksimal fasilitas yang ada untuk menunjang proses belajar mengajar.
h. Guru dan kepala sekolah diharapkan mampu bekerja sama dan saling mendukung satu sama lain, agar terciptanya hubungan dua arah (dari guru ke kepala sekolah, dari kepala sekolah ke guru). Karena hubungan yang baik mampu meningkatkan kepuasan kerja guru. i. Penataan karir yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru
diharapkan mampu menjadikan pedoman untuk meningkatkan kualitas guru tersebut. Perlakuan dalam penataan karis guru tentunya disamaratakan kepada setiap guru sesuai masa kerjanya.
j. Guru berhak mendapatkan gaji dan imbalan yang sesuai dengan kualitas kerjanya dan ini merupakan balas jasa yang layak, yang
(3)
apabila semakin sering guru mendapatkan imbalan dari hasil kerjanya maka hal tersebut dapat meningkatkan kepuasan kerjanya.
k. Berat ringannya pekerjaan seorang guru itu bisa dilihat dari beban kerja dan jenis pekerjaannya, diharapkan guru bisa melakukan pekerjaan tanpa adanya perasaan beban, hal ini masih bisa dibicarakan, disinilah pentingnya hubungan komunikasi antara kepala sekolah dan guru.
3. Rekomendari Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti merasa masih banyak kekurangan dari haril penelitian yang dilakuakan ini. Karena itu untuk peneliti selanjutnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain sebagai berikut :
a. Peneliti hendaknya mengkaji bahasan tentang pengaruh kepala sekolah sebagai supervisor terhadap kepuasan kerja guru yang lebih dalam dan dari sumber yang lebih luas, agar kelak penelitian yang selanjutkanya bisa lebih baik.
b. Diharapkan bagi penulis selanjutnya mampu menggunakan teknik pengumpulan data yang lebih bervariasi disertai dengan ruang lingkup yang lebih luas.
c. Mampu menganalisis bahasan lebih mendalam tentang judul ini sehingga kepala sekolah sebagai supervisor memiliki pengaruh bagi kepuasan kerja guru dilihat dari aspek-aspek yang lebih luas.
(4)
DAFTAR PUSTAKA
Akdon dan Sahlan. (2005). Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Manajemen. Bandung: Dewa Ruci.
As’ad, Mohammad. (2004). Psikologi Industri SeriIlmu Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Liberty.
Hariyanti, Dwi Eli. (2006). Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan Kerja Guru di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 7 Bandung. Fakultas Ilmu Pendidikan Upi Bandung: Tidak diterbitkan.
Hidayatullah, Danang. (2004). Supervisi Pendidikan. 〔Online〕. Tersedia di http://www.supervisipendidikan.go. id/go.php?a=1&to=f622. 〔Diakses tanggal 27 Agustus 2009〕.
Hudan, Syahid. (2009). Kontribusi Penataan Dalam Kerja Terhadap Keuasana
Kerja Pegawai (Studi Deskriftif Terhadap Pegawai Administratif di
Direktorat Poltekkes Bandung). Skripsi pada Fakultas Ilmu Pendidikan Upi Bandung: Tidak diterbitkan.
Imron, Ali. (1995). Pembinaan Guru Di Indonesia. Malang: Pustaka Jaya.
Indrafachrudi, Soekarno. H. R. (2006). Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Efektif. Ciawi-Bogor: Ghalia Indonesia.
Joko, Galih. (2009). Tugas dan Tanggung Jawab Kepala Sekolah Sebagai
Supervisor : 〔Online〕. Tersedia di http://www.supervisipendidikan.go.
(5)
Lucas, martin. Wilson, Kim. (1992). Memelihara Gairah Kerja. Jakarta: ARCAN.
Malayu Hasibuan, SP. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Mangkunegara, Anwar Prabu. Dr. A.A. (2008). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Moh. Usman, Uzer (2001). Menjadi Guru Profesional (Edisi kesatu). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa, E. Dr. (2007). Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
Murphy, C. Emmett. (1998). IQ Kepemimpinan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Sagala, Syaiful. (2000). Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung : CV ALFABETA
Sahertian, Piet A. Prof. (2008). Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Pengembangan Sumber daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.
Sayuti, (2010). Peranan Kepala Sekolah Sebagai Supervisor. 〔Online〕. Tersedia di http://miftah19.wordpress.com/2010/06/02/peranan-kepala-sekolah-sebagai-supervisor-bab-ii/.(Diakses pada tanggal 30 Juli 2012).
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktof yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. (1995). Dasar-dasar Proses Belajar-Mengajar. Bandung: Sinar baru. Algensino.
(6)
Surakhmad, Winarno. (1990). Pengantar Penelitian Ilmu Alamiah Dasar Metode dan Teknik. Bandung: Tarsito.
Sukmadinata, Syaodih. N. Dr. Prof. (2007). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suryosubroto, (2002). Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
Tim Dosen Jurusan Administrasi pendidikan (2005). Pengelolaan pendidikan. Jakarta : Jurusan Administrasi pendidikan
Tim Penyusun Kamus Balai Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. (1989) Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka
Tim Penyusun Pedoman UPI (2006). Pedoman Karya Ilmiah. Bandung: Universitas pendidikan Indonesia.
Tim Penyusun Pedoman UPI (2009). Pedoman Karya Ilmiah. Bandung: Universitas pendidikan Indonesia.
Usman, M Uzer. (1992). Menjadi Guru Frofesional. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Valmband. (2008). Kepuasan Kerja. [Online] tersedia
http://valmband.multyply.com/journal/item/1. [10 Januari 2010].
Wikipedia Indonesia. (2008). Wiki/Kepuasan Kerja. [Online] tersedia di http://www.google.com/intl/id/help/features.html#cached/wikipedia.org/wik i/Kepuasan Kerja. [12 Desember 2009]
Wikipedia Indonesia (2009). wiki/Kepuasan Kerja. [Online] tersedia di http://ilmiah-pendidikan.blogspot.com/2009/11/pengaruh-faktor-kepuasan-kerja-terhadap.html. [03 Februari 2010]