PENGARUH SUPERVISI PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN MEDAN AREA.
PENGARUH SUPERVISI PEMBELAJARAN KEPALA SEKOLAH, KEPUASAN KERJA DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP
SEMANGAT KERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN MEDAN AREA
T E S I S
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Pada Program Studi Administrasi Pendidikan Oleh :
E
ELLIISSAANINIRRMMAALLAA N
NIIMM..81811166113311000099
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVESITAS NEGERI MEDAN
M E D A N
2 0 1 3
(2)
TESIS
PENGARUH SLTPERVISI
PEMBELAJARAN KEI'ALA
'SEKOLAII. KEPUASAN
KERJA DAN MOTIVASI KE]R"JA
TERiIADAP SEMANGAT KERJA GURU SD NI)GEI{
SE-KECAMATAN
MEDA}I AREA
Disusu! drn diajukrr oleh:
ELISA NIRMALA NrNL 81161310C9
Telah Dipertahrrksn di Deprn Prnittu Ujirn lesis Pad{ Tlnggrl22 A$stus 2013 d&D Dwrt{kan Tel|ir M€D€nuhi Salah Srfi: Syant Unttrk Memperoleh Gehr }taglster Pedidikttr Progl.|a Studi Admilistt"Nsi Pendldilrn
Medr ,22 Agustu! 2013 Mcnyetoiui Tim Pembimbing
Pemlrimbins I
Prof. Dr. E. S)'{tlul S.gsh' S.Sos' MJd NrP. 1958t!509 19E511 1 001
Ketua Prcgam Studi Admiriishasi Pendidikan
Prof. Dr.lL Syrifrl Srgrls, s.sG, lvlPd MP. 1958050!t 198611 1 001
Dr. Zulkif,i Mctondug ltri.Si NrP. 19680713 19303 1 S{i3
sibu('', M.Pd
jr'F'g'l
. ' : : : .
(3)
Lemb.r peEetujusn Akhir Tesil Jualul T€sis
. PENGARUE SUPER\ASI PEMBELAJARAN KEPALA SDKOLAE
KEPUASAN KERJA DANI MOTWASI KERJA Tf,RHADA} SEMANG;i
KORJA GURU SD I\EGERI SE-KECAMATAN MEDAN AR.EA
No. Nrma
Prof, Dr, SvNifrl Srq{tr. S.Sos. M,pd NrP. l95E05tD 19t6tl I 00r
Penibiinbiig I
Dr. Zdlrlfli Mrtondanp. M.Si NtP. 196E17r3 199303 1 003 PembimblEg
Prot Dr. Srhrt Siasisp. M.Pd IfiP. i9610r04 198703 1 0r7 PetrguJt I
Prof. Dr. Muhrelr,rd Bsdiretr. M.pd NIP. 194410t0 19760J r 001
Penguji n
Prof. Dr. Sip!.tr Nuihrdi. M,pd NrP. 19550108 t98003 I 007 Petrguji m
(4)
i
ABSTRACT
Elisa Nirmala. NIM. 8116131009. The Influence of the Principal Learning Supervision, Job Satisfaction, and Work Motivation on Teacher Morale District Elementary School Medan Area. Thesis. Graduate Program, State University of Medan.June 2013.
Teachers who have high morale will be more successful than teachers who do not have the spirit of seriousness in his work or who can work hard and be responsible in the learning activities are good. Teacher morale is indicated by how the process of ongoing activities to achieve goals. Therefore, schools with a high performance, always pay attention to where the teachers.
This study aimed to determine: (1) the influence of the principal learning supervision on work motivation; (2) the influence of job satisfaction on work motivation; (3) the influence of the principal's supervision learning productive morale; (4) the influence of job satisfaction on morale productive; and (5) the influence on morale motivation to work productively.
Subjects were elementary school teacher’s district elementary school Medan Area with a total sample of 87 people. Sampling was conducted with a total sampling. Path analysis research method is aimed to test the theory and to obtain information about the study.
Based on hypothesis testing can be concluded: (1) there is a direct influence of supervised learning with work motivation principals expressed by tcountρ31> ttable α=5%(3.102> 1.670); (2) there is a direct influence of job satisfaction
and work motivation expressed by tcountρ32> ttable α=5%(3.661> 1.670); (3) there is
a direct influence of supervised learning with the principal productive morale expressed by tcount ρ41> ttable α=5%(1.954> 1.670); (4) there is a direct influence of
job satisfaction with productive morale expressed by tcount ρ42> ttable α=5% (1.815>
1.670); and (5) there is a direct influence on morale motivation to work productively expressed by tcountρ43> ttable α=5%(3.558> 1.670).
The results provide an overview of the principal instructional supervision, job satisfaction, and motivation affect the morale of the remaining 35.5%. The result is expected to be a consideration for Medan City Department of Education in policy decisions to increase morale of teachers in conducting classroom.
(5)
ABSTRAK
Elisa Nirmala. NIM. 8116131009. Pengaruh Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah, Kepuasan Kerja, dan Motivasi Kerja terhadap Semangat Kerja Guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.Juni 2013.
Guru yang memiliki semangat kerja yang tinggi akan lebih berhasil dibandingkan dengan guru yang tidak memiliki semangat kerja atau kesungguhan dalam tugasnya yang sanggup bekerja keras dan bertanggung jawab dalam kegiatan pembelajaran yang baik. Semangat kerja guru ditunjukkan oleh bagaimana proses berlangsungnya kegiatan untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu sekolah dengan kinerja yang tinggi, senantiasa memperhatikan keberadaan para guru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh supervisi pembelajaran kepala sekolah terhadap motivasi kerja; (2) pengaruh kepuasan kerja terhadap motivasi kerja; (3) pengaruh supervisi pembelajaran kepala sekolah terhadap semangat kerja produktif; (4) pengaruh kepuasan kerja terhadap semangat kerja produktif; dan (5) pengaruh motivasi kerja terhadap semangat kerja produktif.
Subjek penelitian adalah guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area dengan jumlah sampel sebanyak 87 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan total sampling. Metode penelitian bersifat analisis jalur yang bertujuan untuk menguji teori dan memperoleh informasi tentang penelitian.
Berdasarkan pengujian hipotesis dapat disimpulkan: (1) terdapat pengaruh langsung supervisi pembelajaran kepala sekolah dengan motivasi kerja dinyatakan dengan thitung ρ31 > ttabel α=5% (3,102 > 1,670); (2) terdapat pengaruh langsung
kepuasan kerja dengan motivasi kerja dinyatakan dengan thitung ρ32 > ttabel α=5%
(3,661 > 1,670); (3) terdapat pengaruh langsung supervisi pembelajaran kepala sekolah dengan semangat kerja produktif dinyatakan dengan thitungρ41 > ttabel α=5%
(1,954 > 1,670); (4) terdapat pengaruh langsung kepuasan kerja dengan semangat kerja produktif dinyatakan dengan thitung ρ42 > ttabel α=5% (1,815 > 1,670); dan
(5) terdapat pengaruh langsung motivasi kerja terhadap semangat kerja produktif dinyatakan dengan thitungρ43> ttabel α=5%(3,558 > 1,670).
Hasil penelitian memberikan gambaran supervisi pembelajaran kepala sekolah, kepuasan kerja, dan motivasi kerja mempengaruhi semangat kerja guru sebesar 35,5%. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan bagi Dinas Pendidikan Kota Medan dalam penentuan kebijakan untuk peningkatan semangat kerja guru dalam melakukan pembelajaran di kelas.
(6)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kekuatan, kebijaksanaan, kesabaran dan limpahan rahmat-Nya kepada penulis sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Dalam proses penulisan tesis ini, penulis tentu banyak menghadapai kendala dan keterbatasan. Namun berkat bimbingan, arahan dan motivasi dosen pembimbing serta nara sumber, istri dan anakku, keluarga besarku,serta rekan-rekan mahasiswa pascasarjana yang pada akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Syaful Sagala, S.Sos, M.Pd selaku pembimbing I yang dalam kesibukannya selalu meluangkan waktu kapan dan dimana saja untuk membimbing dan memberikan arahan serta memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan penulisan tesis ini, sehingga pada akhirnya tesis ini dapat penulis selesaikan lebih baik.
2. Bapak Dr. Zulkifli Matondang, M.Si selaku pembimbing II yang juga telah banyak memberikan bimbingan berupa saran, gagasan, masukan yang sangat berharga sehingga menjadi ide dan membuka cakrawala berfikir yang lebih luas bagi penulis untuk dapat menulis tesis ini menjadi lebih baik.
3. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti Pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan dan sebagai nara sumber yang sangat banyak memberikan masukan dan
(7)
sumbangan pemikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan bagi penulis dalam penyempurnaan tesis ini.
4. Bapak Prof. Dr. Abd Muin Sibuea, M.Pd selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengikuti pendidikan Program Pascasarjana di Universitas Negeri Medan dan mendukung penulis untuk menyelesaikan perkuliahan dengan baik dan telah banyak memberikan masukan serta saran ditengah kesibukan yang tentunya sangat berarti bagi penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
5. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S.Sos, M.Pd selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan dan sebagai nara sumber yang telah banyak memberikan masukan berupa saran, ide dan gagasan serta selalu memberikan motivasi untuk segera menyelesaikan perkuliahan sehingga hal ini menjadi semangat yang besar bagi penulis dalam penyelesaian tesis ini.
6. Bapak Prof. Dr. Muhammad Badiran, M.Pd selaku nara sumber yang juga telah banyak memberikan masukan berupa saran dan ide dan gagasan pemikiran, sehingga hal ini sangat banyak membantu dan mempermudah penulis dalam menyelesaikan tesis menjadi lebih baik.
7. Bapak Prof. Dr. Siman Nurhadi, M.Pd selaku nara sumber yang juga telah banyak memberikan masukan berupa saran dan ide dan gagasan pemikiran, sehingga hal ini sangat banyak membantu dan mempermudah penulis dalam menyelesaikan tesis menjadi lebih baik.
(8)
8. Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd selaku nara sumber yang juga telah banyak memberikan masukan berupa saran dan ide dan gagasan pemikiran, sehingga hal ini sangat banyak membantu dan mempermudah penulis dalam menyelesaikan tesis menjadi lebih baik
9. Orang tuaku tercinta Sutan Maulana, S (Alm) dan Hj. Ramlah Siregar (Almh) serta keluarga besar yang selalu mendukung dan mendorong terus untuk belajar serta selalu mendo’akan agar dapat mengikuti perkuliahan dengan sebaik-baiknya. Hal inilah yang menjadi semangat sehingga dapat menghasilkan karya terbaik penulis dengan bantuan Allah SWT yang penulis persembahkan buat orang tua tercinta.
10. Ibu Dra. Nurbaiti Selaku Kepala UPT TK dan SD Dinas Pendidikan Kecamatan Medan Area dan Kepala Sekolah SD Megeri Se-Kecamatan Medan Area yang banyak membantu secara administratif dan meluangkan waktu guna melengkapi data dan berkas selama penulis melakukan penelitian ini.
11. Rekan-rekanku seperjuangan mahasiswa Pascasarjana Program Studi Administrasi Pendidikan Angkatan Ke-XX Tahun 2011 yang selalu memberikan motivasi dan bantuan, serta kontribusi ide yang sangat berharga di saat perkuliahan terlebih dalam penyelesaian penulisan tesis ini.
12. Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd selaku Asisten Direktur I, seluruh Dosen pengajar dan seluruh staf Program Pascasarjana, khususnya kepada bapak Yasaratudu Wau selaku sekretaris Prodi Administarsi Pendidikan dan Munjir selaku staf di Prodi Administrasi Pendidikan yang banyak
(9)
membantu secara administratif dalam perkuliahan maupun dalam penyelesaian tesis ini.
Akhir kata penulis dengan sepenuh hati juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang namanya tidak dituliskan satu persatu yang telah banyak membantu dalam penyelesaian tesis ini. Mudah-mudahan bantuan dan kontribusi yang diberikan kepada penulis mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari tesis ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu penulis mohon saran dan kritikan yang membangun guna kesempurnaan penulisan selanjutnya. Semoga tulisan ini bermanfaat bagi kita semua , khususnya kemajuan pendidikan di Kota Madya Medan.
Medan, Januari 2013 Penulis.
(10)
iv
DAFTAR ISI
Hal.
ABSTRACT... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
BAB I. PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah... 10
C. Pembatasan Masalah ... 11
D. Rumusan Masalah... 11
E. Tujuan Penelitian ... 12
F. Manfaat Penelitian ... 12
BAB II. KAJIAN TEORETIS, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 14
A. Kajian Teoritis... 14
1. Semangat Kerja ... 14
2. Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah... 34
3. Kepuasan Kerja ... 67
4. Motivasi Kerja... 83
B. Penelitian yang Relevan ... 97
C. Kerangka Berpikir... 99
1. Pengaruh Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah terhadap Motivasi Kerja ... 99
2. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Motivasi Kerja... 101
3. Pengaruh Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah terhadap Semangat Kerja ... 103
4. Pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Semangat Kerja... 104
5. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Semangat Kerja ... 105
D. Paradigma Variabel Penelitian... 108
E. Hipotesis Penelitian... 109
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN... 111
A. Tempat dan Waktu Penelitian... 111
B. Metode Penelitian... 111
C. Sumber Data... 112
D. Variabel dan Definisi Operasional... 113
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian... 114
F. Uji Coba Instrumen... 117
(11)
H. Hipotesis Statistik ... 126
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN... 127
A. Deskripsi Data Penelitian... 127
B. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 132
C. Uji Persyaratan Analisis... 135
D. PengujianHipotesis ... 146
E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 152
F. Keterbatasan Penelitian ... 160
BAB V . KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 162
A. Kesimpulan... 162
B. Implikasi... 163
C. Saran... 173
DAFTAR PUSTAKA ... 176 LAMPIRAN
(12)
vi
DAFTAR TABEL
Tabel Uraian Hal.
2.1 Deskripsi Siklus Supervisi Klinik... 60
2.2 Pandangan Tentang Belajar ... 62
3.1 Data Jumlah Guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area... 112
3.2 Kisi-Kisi Instrumen Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah... 115
3.3 Kisi-Kisi Instrumen Kepuasan Kerja... 115
3.4 Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Kerja... 116
3.5 Kisi-Kisi Instrumen Semangat Kerja... 116
3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r11... 120
4.1 Ringkasan Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif... 127
4.2 Distribusi Frekuensi Skor Data Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah... 128
4.4 Distribusi Frekuensi Skor Data Kepuasan Kerja ... 129
4.6 Distribusi Frekuensi Skor Data Motivasi Kerja... 130
4.8 Distribusi Frekuensi Skor Data Semangat Kerja ... 131
4.3 Tingkat Kecenderungan Variabel Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah... 133
4.5 Tingkat Kecenderungan Data Kepuasan Kerja... 133
4.7 Tingkat Kecenderungan Data Motivasi Kerja ... 134
4.9 Tingkat Kecenderungan Data Semangat Kerja... 135
4.10 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X3atas X1... 136
4.11 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X3atas X2... 137
4.12 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4atas X1... 139
4.13 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4atas X2... 140
4.14 Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4atas X3... 142
4.15 Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Data Penelitian... 144
4.16 Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Data... 145
4.17 Korelasi Antar Variabel Penelitian ... 147
(13)
DAFTAR GAMBAR
Gambar Uraian Hal.
2.1 Faktor-Faktor Pendukung Pembelajaran... 45
2.2 Siklus Kegiatan Supervisi... 59
2.3 Dimensi Derajat Komitmen dan Tanggung Jawab Guru... 63
2.4 Hubungan Struktur Variabel Penelitian... 109
4.1 Histogram Skor Variabel Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah 129 4.2 Histogram Skor Variabel Kepuasan Kerja... 130
4.3 Histogram Skor Variabel Motivasi Kerja ... 131
4.4 Histogram Skor Variabel Semangat Kerja... 132
4.5 Grafik Linier Sederhana X3atas X1... 137
4.6 Grafik Linier Sederhana X3atas X2... 138
4.7 Grafik Linier Sederhana X4atas X1... 140
4.8 Grafik Linier Sederhana X4atas X2... 141
4.9 Grafik Linier Sederhana X4atas X3... 143
(14)
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Uraian Hal.
1. Instrumen Angket Penelitian... 181
2. Sebaran Data Uji Coba Penelitian... 192
3. Perhitungan Validitas Angket Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah... 196
4. Perhitungan Reliabilitas Angket Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah... 198
5. Perhitungan Validitas Angket Kepuasan Kerja... 201
6. Perhitungan Reliabilitas Angket Kepuasan Kerja... 203
7. Perhitungan Validitas Angket Motivasi Kerja ... 206
8. Perhitungan Reliabilitas Angket Motivasi Kerja ... 208
9. Perhitungan Validitas Angket Semangat Kerja... 211
10. Perhitungan Reliabilitas Angket Semangat Kerja... 213
11. Sebaran Data Penelitian ... 216
12. Data Pokok Penelitian... 228
13. Distribusi Frekuensi Variabel Penelitian ... 231
14. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 239
15. Uji Linieritas dan Keberartian Persamaan Regresi Sederhana... 241
16. Uji Normalitas Variabel Penelitian ... 266
17. Perhitungan Homogenitas Variabel Penelitian ... 279
18. Perhitungan Korelasi Antar Variabel ... 298
19. Perhitungan Analisis Jalur... 304
20. Pengujian Model Jalur... 311
(15)
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Pengembangan sumber daya manusia merupakan salah satu fungsi operasional manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kompetensi dan kinerja pegawai melalui pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan aspek lainnya. Pengembangan sumber daya manusia di bidang pendidikan misalnya sekolah juga merupakan hal yang sangat penting. Sumber daya manusia dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah di antaranya adalah guru, sebagai seorang yang mentransfer pengetahuan (transfer of knowledge) kepada peserta didik.
Guru memegang peranan penting dalam meningkatkan mutu pendidikan, maka perhatian terhadap peningkatan kinerja guru menjadi penting. Dengan berbagai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, seorang guru dituntut untuk mampu mengadaptasikan dirinya supaya ilmu dan ktrampilan yang diberikan kepada siswa tidak ketinggalan oleh perkembangan ilmu itu sendiri. Tugas guru sebagai perofesi meliputi mendidik, mengajar dan melatih. Mendidik berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup, mengajar berarti meneruskan dan mengembangkan keterampilan-keterampilan pada siswa. Dalam melaksanakan tugasnya seorang guru bekerja sama dengan orang tua dan masyarakat (Depdiknas,1985).
Guru sebagai pendidik profesional memiliki tugas utama untuk mendidik, mengajar, melatih, serta mengarahkan peserta didik agar memiliki kesiapan dalam
(16)
2
menghadapi persaingan global yang semakin ketat dengan bangsa lain. Oleh karena itu kedudukan guru sebagai tenaga profesional sangat penting dalam terwujudnya visi dan misi penyelenggaraan pembelajaran pada satuan pendidikan dimana ia melaksanakan tugasnya.
Untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawab di atas, maka guru dituntut memiliki kemampuan dan keterampilan tertentu. Kemampuan dan keterampilan tersebut sebagai bagian dari kompetensi profesionalisme guru. Untuk itu kompetensi merupakan suatu kemampuan yang mutlak dimiliki oleh guru agar tugasnya sebagai guru (pendidik) dapat terlaksana dengan baik. Untuk menjadikan guru sebagai tenaga professional maka perlu diadakan pembinaan secara terus menerus dan berkesinambungan melalui berbagai usaha di antaranya melalui kegiatan penataran, pelatihan maupun kesempatan belajar ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Namun perlu juga memperhatikan peningkatan profesionalitas guru dari aspek yang lain seperti peningkatan disiplin, pemberian motivasi, pemberian bimbingan melalui supervisi, pemberian insentif, gaji yang layak dengan keprofesionalnya sehingga memungkinkan kinerja guru diharapkan meningkat.
Banyak faktor yang dapat meningkatkan keberhasilan guru dalam mengajar, baik faktor dari dalam diri guru itu sendiri maupun dari luar dirinya seperti semangat kerja. Semangat kerja guru adalah keinginan dan kesungguhan seseorang mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai prestasi kerja yang maksimal. Guru yang memiliki semangat kerja yang tinggi akan lebih berhasil dibandingkan dengan guru yang tidak memiliki
(17)
3
semangat kerja atau kesungguhan dalam tugasnya yang sanggup bekerja keras dan bertanggung jawab dalam kegiatan pembelajaran yang baik. Implementasi kerja dilakukan oleh sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, kompetensi, motivasi, dan kepentingan. Bagaimana sekolah menghargai dan memperlakukan sumber daya manusianya akan mempengaruhi sikap dan perilakunya dalam menjalankan kinerja. Semangat kerja guru ditunjukkan oleh bagaimana proses berlangsungnya kegiatan untuk mencapai tujuan. Oleh sebab itu sekolah dengan kinerja yang tinggi, senantiasa memperhatikan keberadaan para guru. Guru perlu dilibatkan dalam penyusunan berbagai rencana, penetapan tujuan sehingga mereka juga akan turut terlibat dan bersama-sama bertanggung jawab untuk mencapai tujuan tersebut.
Hasil dari obeservasi pada bulan Pebruari 2013 indikasi semangat kerja guru yang rendah masih ditemukan bagi guru-guru yang tidak menguasai mata pelajaran tertentu misalnya matamatika dan sains. Kenyataan ini tampak dari persiapan guru dalam pembelajaran seperti program tahunan, program semester, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) belum tertata dengan baik/ efektif juga keinginan yang rendah dari guru untuk melaksanakan pembelajaran yang variatif demikian juga dalam hal pemanfaatan media dan sumber belajar.
Disamping itu siswa SD Negeri se-Kecamatan Medan Area terlihat adanya guru yang kurang semangat kerjanya, dengan gejala masih ada guru yang kurang disiplin dalam menjalankan tugas, guru bersikap acuh tak acuh terhadap tugas yang diberikan, kurang bergairah dalam menjalankan tugas, guru sering meninggalkan sekolah pada saat jam kerja, guru kurang menunjukan perhatiannya
(18)
4
terhadap pelaksanaan tugas disamping itu juga kelihatan bahwa komunikasi di sekolah yang kurang efektif akibatnya kesan yang diterima guru kurang jelas, komunikasi lebih banyak bersifat formal kurangnya komunikasi informal, informasi yang diterima guru sering terlambat sehingga mempersulit dalam melaksanakan pembaharuan, komunikasi di sekolah bersifat tertutup guru tidak berani mengungkapkan saran yang berhubungan dengan bidang tugasnya. Hal ini merupakan fenomena kurang lancarnya komunikasi di sekolah.
Guru sebagai Pegawai Negeri Sipil memiliki kewajiban yang harus ditaati, sebagaimana bunyi Pasal 5 Undang-Undang No 8 Tahun 1974: Setiap Pegawai Negeri wajib mentaati segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab.
Semangat kerja dapat mempengaruhi kerja seseorang, sebab apabila guru bersemangat dengan pekerjaannya akan menunjukkan kemampuan kerja yang lebih baik. Purwanto (1995:60) menyatakan bahwa semangat merupakan “Reaksi emosional dan mental dari seseorang terhadap pekerjaannya yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas pekerjaannya”.
Semangat kerja penting dalam mendukung pelaksanaan tugas seseorang. Semangat kerja adalah suatu kegiatan yang dikerjakan dengan penuh kesadaran tanpa paksaan, sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat dikerjakan dengan cepat dan tepat, Purwanto (1995:60) menyatakan bahwa dilihat dari sudut administrasi pendidikan semangat kerja adalah suatu disposisi pada orang-orang di dalam suatu usaha bersama untuk bertindak, bertingkah laku dan berbuat
(19)
5
dengan cara-cara yang produktif bagi maksud-maksud dan tujuan-tujuan dari pada organisasi atau usaha pendidikan.
Dari pendapat di atas jelaslah bahwa semangat kerja guru mempengaruhi mutu lulusan suatu lembaga pendidikan. Dengan demikian semangat kerja dalam menjalankan tugas baik sebagai guru maupun sebagai kepala sekolah perlu ditingkatkan, sehingga semua kamponen yang ada mempunyai semangat kerja yang tinggi dalam pelaksanaan tugas dan setiap pekerjaan yang dilakukan akan menjadi lebih baik dan mutu pendidikan pun akan meningkat.
Semangat kerja yang dirasakan guru menurut Purwanto (1995:61) dipengaruhi oleh : 1). Adanya tingkat kehidupan yang layak, 2). Adanya kondisi-kondisi kerja yang menyenangkan, 3). Suasana dan rasa kekeluargaan, 4). Perlakuan yang adil dari atasan, 5). Pengakuan dan penghargaan terhadap sumbangan-sumbangan dan jasa-jasa yang diperbuatnya, 6). Terdapatnya perasaan berhasil dan kesadaran untuk ingin berkembang, 7). Kesempatan berpartisifasi, berkomunikasi dalam organisasi dan diikut sertakan dalam menentukan kebijakan (Policy), 8). Kesempatan untuk tetap memiliki perasaan harga diri.
Disisi lain menurut Nawawi (1987:131) Adapun faktor yang mempengaruhi semangat kerja pegawai dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1.) minat/ perhatian terhadap pekerjaan, 2) upah / gaji, 3) nilai pekerjaan itu sendiri, 4) suasana kerja, komunikasi dan hubungan kemanusiaan, 5) penempatan pegawai, dan 6) status sosial.
Sementara menurut Lateiner (1980:57) faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja antara lain: 1) Kebanggaan pekerja atas pekerjaannya, dan kepuasannya dalam menjalankan pekerjaannya dengan baik, 2) Sikap para pekerja terhadap pimpinannya, 3) Hasrat pekerja untuk maju, 4) Perasaan pekerja bahwa dirinya telah diperlakukan secara baik, secara moril maupun materiil, 5)
(20)
6
Kemampuan pekerja untuk bergaul dengan kawan sekerjanya, 6) Kesadaran pekerja akan tanggungjawabnya terhadap pekerjaan.
Menurut Harris (1984:241), semangat kerja yang rendah ditunjukkan dengan perilaku: 1) Kurangnya kerjasama, 2) Ketidakpatuhan terhadap peraturan dan tata tertib perusahaan, 3) Ketidakperdulian pada tujuan dan sasaran perusahaan, 4) Kurangnya perhatian kepada sesama pekerja, 5) Meningkatnya keluhan mengenai pekerjaan karyawan, 6) Meningkatnya turnover, absensi, dan keterlambatan.
Selanjutnya Garton (1976:114) yang mengutip hasil temuan Nefier mengatakan bahwa ada 12 faktor yang terkait dengan semangat kerja yaitu: 1) pengertian dan penghargaan guru sebagai satu individu, 2) kepercayaan guru terhadap kompetensi profesional administrasi, 3) dukungan yang diterima guru dalam menanggulangi masalah-masalah disiplin, 4). persepsi guru dalam merumuskan kebijaksanaan yang akan mempengaruhi mereka, 5) perlengkapan dan fasilitas, 6) tugas-tugas mengajar yang setaraf dengan tingkat pendidikan, 7) Distribusi tugas-tugas ekstra kurikuler yang adil dan pantas, 8) latihan profesional yang diselenggarakan melelui suatu program latihan dan jabatan, 9) jaminan kerja, 10) Distribusi bukan mengajar yang adil dan merata, 11) Kebijakan yang layak tentang cuti, 12) bagi yang sebanding dengan latar belakang propesi yang dibutuhkan.
Hasil penelitian Ursa Marjorsy (2007) menunjukkan bahwa komitmen organisasional dapat dijelaskan oleh variabel kepuasan kerja dan semangat kerja. Kedua variabel tersebut memiliki pengaruh secara bersama-sama sebesar 52.8% terhadap komitmen organisasional. Sedangkan secara terpisah diketahui bahwake puasan kerja memiliki pengaruh sebesar 13.5% terhadap komitmen organisasional dan semangat kerja memiliki pengaruh sebesar 51.3% terhadap Komitmen organisasional. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa ketiga komponen dalam komitmen organisasional, yaitu komitmen afektif, komitmen kontinuan dan komitmen normatif memiliki pengaruh yang sedang pada staf pengajar.
(21)
7
Sementara hasil penelitian Fatmah (2006) menunjukkan bahwa dapat disimpulkan bahwa penelitian ini membuktikan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara suasana komunikasi semangat kerja guru sebagai buktinya R2 (R Square) = 0,501 dapat dikatakan bahwa 50,1% perubahan variabel semangat kerja (Y) disebabkan oleh perubahan variabel suasana komunikasi (X). Sisanya yang 49,9 % disebabkan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model dalam penelitian ini.
Hasil penelitian Suryadi (2008) menunjukkan bahwa, 1) Peran kepala sekolah “mendukung” semangat kerja guru dalam melaksanakan sertifikasi. 2) Semangat Kerja Guru “mendukung” pelaksanaan Program Sertifikasi. Dan 3) Pada taraf signifikan 0.05 (dua arah) terdapat hubungan positif dengan kategori besar (0,719) antara Peran Kepala Sekolah (X) dengan Semangat Kerja Guru (Y) Sedangkan besarnya Kontribusi peran kepala sekolah terhadap semangat kerja Guru adalah 51,7%. Sisanya, 48,3% adalah kontribusi faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian ini.
Kepuasan kerja bagi guru sebagai pendidik diperlukan untuk meningkatkan kinerjanya. Kepuasan kerja berkenaan dengan kesesuaian antara harapan seseorang dengan imbalan yang disediakan. Kepuasan kerja guru berdampak pada prestasi kerja, disiplin, kualitas kerjanya.
Pada guru yang puas terhadap pekerjaannya kemungkinan akan membuat berdampak positif terhadap peningkatan mutu pendidikan. Guru yang membolos, mengaar tidak terencana, malas, mogok kerja, sering mengeluh merupakan tanda
(22)
8
adanya kepuasan guru rendah. Guru membalas dendam atas ketidaknyamanan yang diberikan sekolah/kantor dengan keinginan/harapannya.
Kasus demonstrasi guru di sejumlah daerah berbuntut kepala sekolah terpaksa dimutasikan. Aksi ini contoh ketidakpuasan guru terhadap kinerja kepala sekolah dan contoh bagaimana kebutuhan guru tidak terpenuhi sesuai harapannya oleh kepala sekolah sebagai pimpinan organisasi. Hal ini juga contoh tentang kepala sekolah yang tidak efektif dalam melaksanakan fungsi supervise dan tidak mampu membuat guru termotivasi untuk bekerja, sehingga yang terjadi adalah ketidakpuasan.
Ada beberapa hal yang menyebabkan kepuasan kerja guru, namun penulis mencoba mengkaji masalah supervisi yang diberikan oleh kepala sekolah dan motivasi kerja guru. Supervisi dalam hal ini adalah mengenai tanggapan guru terhadap pelaksanaan pembinaan atau bimbingan yang diberikan oleh kepala sekolah, apakah guru telah puas atas supervisi tersebut atau tidak puas sehingga berdampak kepada kinerja guru yaitu kualitas pengajaran.
Supervisi kepala sekolah merupakan salah satu tugas kepala sekolah dalam membina guru melalui fungsi pengawasan. Pengawasan yang dilakukan dalam membina guru melalui fungsi pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah pada intinya yaitu melakukan pembinaan, bimbingan untuk memecahkan masalah pendidikan termasuk masala yang dihadapi guru secara bersama dan bukan mencari kesalahan guru.
Guru yang mempunyai persepsi yang baik terhadap supervisi pengajaran maka guru akan mengajar dengan baik, karena supervise itu berarti pembinaan
(23)
9
kepada guru kea rah perbaikan dalam mengajar. Begitu sebaliknya jika saran dan advis dari supervisor (pengawas) diabaian oleh guru maka bisa berdampak pada kegiatan mengajarnya yang kurang baik.
Hal ini berkaitan dengan kepuasan guru, yakni harapan guru terhadap kepala sekolah dengan kenyataan yang diberikan olehnya. Jika harapan guru sesuai dengan imbalan yang diberikan oleh kepala sekolah kemungkinan bisa membuat puas guru. Imbalan disini bukan hanya segi materiil seperti kenaikan gaji, tunjangan atau jonor tapi juga spiritual seperti perhatian kepala sekolah, komunikasi yang baik antara guru dengan kepala sekolah, dorongan/motivasi oleh kepala sekolah.
Motivasi merupakan daya dorong seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu. Guru menjadi seorang pendidik karena adanya motivasi untuk mendidik. Bila tidak punya motivasi maka ia tidak akan berhasil untuk mendidik/mengajar atau jika dia mengajar karena terpaksa saja. Keberhasilan guru dalam mengajar karena dorongan/ motivasi ini sebagia pertanda apa yang telah dilakukan oleh guru itu telah menyentuh kebutuhannya. Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru yang diminatinya karena sesuai dengan kebutuhannya, jika orang lain tidak minat menjadi guru, hal itu disebabkan karena kebutuhan tidak sesuai dengan kepentingannya sendiri. Guru yang termotivasi dalam bekerja maka akan menimbulkan kepuasan kerja, karena kebutuhan-kebutuhan guru yang terpenuhi mendorong guru meningkatkan kinerjanya.
Kegiatan Supervisi Kepala Sekolah dan motivasi kerja guru akan berpengaruh secara psikologis terhadap kepuasan kerja guru, guru yang merasa
(24)
10
puas dengan pemberian supervise kepala sekolah dan motivasi kerja maka ia akan bekerja dengan sukarela yang akhirnya dapat membuat produktivias kerja guru menjadi meningkat. Tetapi jika guru kurang puas terhadap pelaksanaan supervise dan motivisi kepala sekolah maka guru akan berkerja karena terpaksa dan kurang bergairah yang ditunjukan oleh sikap-sikap yang negativ karena mereka tidak puas, hal ini mengakibatkan produktivitas kerja guru menjadi turun.
Permasalahan yang kelihatan tersebut tidak dapat dibiarkan terus menerus karena akan berdampak pada hasil pendidikan di sekolah. Oleh karena itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui supervisi pembelajaran kepala sekolah, kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap semangat kerja guru di SD Se-Kecamatan Medan Area.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang akan di teliti yaitu : (1) Apakah ada pengaruh supervisi pembelajaran kepala sekolah terhadap semangat kerja guru? (2) Apakah ada pengaruh kepuasan kerja terhadap semangat kerja guru? (3) Apakah ada pengaruh motivasi terhadap semangat kerja guru? (4) Apakah ada pengaruh kekuatan budaya organisasi terhadap semangat kerja? (5) Apakah ada pengaruh disiplin kerja terhadap semangat kerja guru? (6) Apkah ada pengaruh iklim organisasi terhadap semangat kerja guru? (7) Apakah ada pengaruh kemampuan professional guru terhadap semangat kerja guru?
(25)
11
C. Pembatasan Masalah
Banyak faktor yang mempengaruhi semangat kerja guru. Faktor-faktor itu antara lain: iklim organisasi sekolah, kepuasan kerja, motivasi kerja, disiplin, tingkat pendidikan, fasilitas sarana dan prasarana, motivasi kerja dan kreativitas. Agar lebih memfokuskan arah penulisan penelitian ini kepada penulisan, maka pembatasan masalah sangat diperlukan. Dalam lingkup penelitian ini yang diteliti dibatasi variabelnya yaitu variabel yang berpengaruh terhadap semangat kerja guru yakni : supervisi pembelajaran kepala sekolah (X1), kepuasan kerja (X2), motivasi kerja (X3). Pembatasan masalah ini tidak berarti mengabaikan faktor lain akan tetapi lebih mempertimbangkan fenomena awal dan kemampuan peneliti yang belum memungkinkan untuk meneliti keseluruhan variabel.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah Supervisi Pembelajaran Kepala Sekolah berpengaruh langsung terhadap Semangat Kerja Guru di SD Negeri Se-Kecamatan Medan Area? 2. Apakah Kepuasan Kerja berpengaruh langsung terhadap Semangat Kerja Guru
di SD Negeri Se-Kecamatan Medan Area?
3. Apakah Motivasi Kerja berpengaruh langsung terhadap Semangat Kerja Guru di SD Negeri Se-Kecamatan Medan Area?
(26)
12
5. Apakah Kepuasan Kerja berpengaruh langsung terhadap Motivasi Kerja Guru di SD Negeri Se-Kecamatan Medan Area?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh langsung supervisi Pembelajaran kepala sekolah terhadap semangat kerja guru di SD Negeri Se-Kecamatan Medan Area. 2. Untuk mengetahui pengaruh langsung kepuasan kerja terhadap semangat
kerja guru guru di SD Negeri Se-Kecamatan Medan Area.
3. Untuk mengetahui pengaruh langsung motivasi kerja terhadap semangat kerja guru di SD Negeri Se-Kecamatan Medan Area.
4. Untuk mengetahui pengaruh langsung supervisi pembelajaran kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru di SD Negeri Se-Kecamatan Medan Area.
5. Untuk mengetahui pengaruh langsung kepuasan kerja terhadap motivasi kerja guru di SD Negeri Se-Kecamatan Medan Area.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat secara teoritis dan praktis.
a. Manfaat Teoritis
1. Hasil temuan dalam penelitian ini dapat memperkaya teori manajemen pendidikan yang berhubungan dengan manajemen organisasi dan sumber daya manusia (SDM).
(27)
13
2. Temuan penelitian ini dapat memberikan informasi tentang semangat kerja guru di SD Negeri Se-Kecamatan Medan Area dalam kaitannya dengan supervisi pembelajaran kepala sekolah, kepuasan kerja dan motivasi kerja. 3. Dapat menambah bahan kajian khususnya masalah-masalah yang
berhubungan dengan faktor yang menentukan peningkatan semangat kerja guru.
b. Manfaat Praktis
1. Bagi peneliti lain dapat menjadi masukan dan pembanding dari segi teknis maupun hasil temuan sehingga saling sumbang saran untuk pengembangan hasil penelitian dan wawasan keilmuan.
2. Bagi guru bermanfaat untuk mengembangkan disiplin kerja dan inovasi dalam proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan .
3. Bagi kepala sekolah bermanfaat untuk pembinaan guru, penerapan disiplin kerja dan pendukung peningkatan kualitas pembelajaran.
4. Bagi dinas pendidikan, penelitian ini diharapkan menjadi pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam hubungannya dengan hal-hal yang menyangkut semangat kerja guru.
(28)
162
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:
1. Supervisi pembelajaran kepala sekolah berpengaruh langsung positif terhadap motivasi kerja guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area, artinya semakin baik supervisi pembelajaran kepala sekolah maka semakin baik juga motivasi kerja guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area.
2. Kepuasan kerja berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area, artinya semakin baik kepuasan kerja maka semakin baik juga motivasi kerja guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area.
3. Supervisi pembelajaran kepala sekolah berpengaruh langsung terhadap semangat kerja guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area, artinya semakin baik supervisi pembelajaran kepala sekolah maka semakin baik juga semangat kerja guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area.
4. Kepuasan kerja berpengaruh langsung terhadap semangat kerja guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area, artinya semakin baik kepuasan kerja maka semakin baik juga semangat kerja guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area.
(29)
163
5. Motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap semangat kerja guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area, artinya semakin baik motivasi kerja maka semakin baik juga semangat kerja guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area.
B. Implikasi
Berdasarkan temuan penelitian sebagaimana yang telah diuraikan memberi dapat diberikan implikasi sebagai berikut:
1. Dengan diterimanya hipotesis penelitian pertama yakni terdapat pengaruh langsung antara supervisi pembelajaran kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area, maka perlu ditingkatkan supervisi pembelajaran kepala sekolah untuk mengoptimalkan motivasi kerja Guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area. Supervisi pembelajaran kepala sekolah merupakan supervisi yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru dengan keyakinan bahwa guru tidak dapat diperlakukan sebagai alat semata dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar. Sedangkan motivasi kerja merupakan suatu perangsang keinginan dan daya gerak yang menyebabkan seorang guru bersemangat dalam mengajar karena terpenuhi kebutuhanannya.
Peningkatan supervisi pembelajaran kepala sekolah dalam meningkatkan motivasi kerja dapat dilakukan melalui peran Dinas Pendidikan Kepuasan kerja dalam menentukan kepala SD Negeri khususnya di Kecamatan Medan Area. Beberapa upaya yang dapat dilakukan Dinas Pendidikan Kepuasan
(30)
164
kerja di antaranya: mengangkat guru berprestasi (terbaik) menjadi kepala sekolah, memberikan pelatihan penguatan kepala sekolah, dan sebagainya. Peningkatan peran supervisi pembelajaran dalam meningkatkan motivasi kerja dapat dilakukan kepala sekolah melalui perencanaan supervisi yang tepat. Beberapa upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah di antaranya: merencanakan jadwal tindakan supervisi setiap guru setiap awal tahun ajaran baru disertai dengan pemberitahuan secara tertulis, meminta guru mempersiapkan bahan yang akan disupervisi secara personal, dan sebagainya. Dengan adanya tindakan dari kepala sekolah, maka perencanaan supervisi pembelajaran dalam terjadwal dengan lebih baik. Selain itu upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam perbaikan supervisi pembelajaran adalah dengan memberikan evaluasi (umpan balik) terhadap hasil supervisi yang sudah dilakukan, sehingga hasil supervisi dapat memotivasi guru untuk bekerja dengan lebih baik lagi. Beberapa upaya yang dapat dilakukan di antaranya: membicarakan secara personal dengan guru hasil supervisi pembelajaran di kelas, memberikan bantuan perbaikan pembelajaran kepada guru tanpa merendahkan/ menyinggung perasaan guru, dan sebagainya. Tindakan lain yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam supervisi pembelajaran untuk meningkatkan motivasi kerja guru adalah dengan mempererat hubungan personal antara dirinya dengan guru. Beberapa upaya yang dapat dilakukan di antaranya: terbuka kepada setiap permasalahan guru di sekolah, mencari tahu tentang kondisi para
(31)
165
guru di sekolah, mengajak setiap guru berbicara tentang kendala dalam pembelajaran di kelas, dan sebagainya.
Peningkatan supervisi pembelajaran oleh kepala sekolah untuk memotivasi guru bekerja lebih baik lagi dapat dilakukan melalui peran guru di sekolah. Dalam hal ini guru sebagai objek supervisi harus bersedia menerima masukan yang diberikan kepala sekolah terkait kelemahan dalam pembelajaran di kelas. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya: menyadari kekurangan pembelajaran di kelas sesuai hasil evaluasi kepala sekolah, memperbaiki kesalahan dalam pembelajaran di kelas, dan sebagainya.
2. Dengan diterimanya hipotesis penelitian kedua yakni terdapat pengaruh langsung antara kepuasan kerja terhadap motivasi kerja guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area, maka perlu ditingkatkan kepuasan kerja untuk mengoptimalkan motivasi kerja guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area.
Kepuasan kerja merupakan perasaan dan penilaian seseorang atas pekerjaannya dalam hubungan apakah pekerjaannya memenuhi harapan dan keinginannya. Sedangkan motivasi kerja merupakan suatu perangsang keinginan dan daya gerak yang menyebabkan seorang guru bersemangat dalam mengajar karena terpenuhi kebutuhanannya.
Tidak optimalnya kepuasan kerja yang dirasakan guru dapat disebabkan oleh tidak jelasnya promosi jabatan bagi guru yang berprestasi. Selain itu
(32)
166
adanya kendala dalam pembayaran gaji/ insentif dari dinas pendidikan juga mempengaruhi kepuasan kerja guru di sekolah.
Peningkatan kepuasan kerja dalam meningkatkan motivasi kerja dapat dilakukan melalui peran Dinas Pendidikan Kepuasan kerja dalam memberikan apresiasi terhadap guru berprestasi khususnya pada guru SD Negeri di Kecamatan Medan Area. Beberapa upaya yang dapat dilakukan Dinas Pendidikan Kepuasan kerja di antaranya: memberikan penghargaan kepada guru berprestasi, mengikutsertakan guru berprestasi tingkat kecamatan untuk berlomba di tingkat provinsi, memberikan insentif berupa bantuan pendidikan bagi guru-guru berprestasi, dan sebagainya.
Peningkatan kepuasan kerja dalam meningkatkan motivasi kerja dapat dilakukan kepala sekolah melalui peningkatan kepuasan kerja guru di sekolah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah di antaranya: memperhatikan dan memberikan jabatan kepada guru terbaik di sekolah, memberikan ijin belajar kepada guru berprestasi, memberikan insentif tambahan kepada guru berprestasi, dan sebagainya.
Peningkatan kepuasan kerja untuk memotivasi guru bekerja lebih baik lagi dapat dilakukan melalui peran guru di sekolah. Dalam hal ini guru harus berusaha mendapatkan prestasi kerja di sekolahnya. Dengan memperoleh prestasi kerja guru akan mendapat promosi jabatan dari sekolah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya: melakukan setiap pekerjaan dengan sebaik-baiknya, membuat karya tulis ilmiah yang dapat membantu dirinya memperbaiki proses pembelajaran, dan sebagainya. Selain itu hal
(33)
167
lain yang dapat meningkatkan kepuasan kerja guru dalam memotivasi dirinya bekerja adalah menyikapi dengan baik setiap kebijakan pemerintah terkait gaji/ insentif guru. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya: memanfaatkan gaji bulanan dengan sebaik-baiknya, menabung uang sertifikasi untuk keperluan mendadak atau untuk investasi hari tua, dan sebagainya.
3. Dengan diterimanya hipotesis penelitian ketiga yakni terdapat pengaruh langsung antara supervisi pembelajaran kepala sekolah terhadap semangat kerja guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area, maka perlu ditingkatkan supervisi pembelajaran kepala sekolah maka semakin baik juga semangat kerja guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area.
Supervisi pembelajaran kepala sekolah merupakan supervisi yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru dengan keyakinan bahwa guru tidak dapat diperlakukan sebagai alat semata dalam meningkatkan kualitas belajar mengajar. Sedangkan semangat kerja merupakan suatu sikap kejiwaan dan perasaan senang dari individu seorang atau kelompok terhadap pekerjaan dan lingkungan kerjanya.
Tidak optimalnya supervisi pembelajaran kepala sekolah terlihat dari minimnya perencanaan supervisi yang dilakukan kepala sekolah terhadap guru. Selain itu kepala sekolah tidak melakukan evaluasi (umpan balik) terhadap hasil supervisinya. Minimnya pengaruh supervisi pembelajaran yang dilakukan kepala sekolah juga terlihat dari kecilnya hubungan antara kepala sekolah dan guru dalam pelaksanaan supervisi di kelas.
(34)
168
Peningkatan supervisi pembelajaran kepala sekolah dalam meningkatkan semangat kerja dapat dilakukan melalui peran Dinas Pendidikan Kepuasan kerja dalam menentukan kepala SD Negeri khususnya di Kecamatan Medan Area. Beberapa upaya yang dapat dilakukan Dinas Pendidikan Kepuasan kerja di antaranya: mengangkat guru berprestasi (terbaik) menjadi kepala sekolah, memberikan pelatihan penguatan kepala sekolah, dan sebagainya. Peningkatan peran supervisi pembelajaran dalam meningkatkan semangat kerja dapat dilakukan kepala sekolah melalui perencanaan supervisi yang tepat. Beberapa upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah di antaranya: merencanakan jadwal tindakan supervisi setiap guru setiap awal tahun ajaran baru disertai dengan pemberitahuan secara tertulis, meminta guru mempersiapkan bahan yang akan disupervisi secara personal, dan sebagainya. Dengan adanya tindakan dari kepala sekolah, maka perencanaan supervisi pembelajaran dalam terjadwal dengan lebih baik dan guru bersemangat mengikuti programnya. Selain itu upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam perbaikan supervisi pembelajaran adalah dengan memberikan evaluasi (umpan balik) terhadap hasil supervisi yang sudah dilakukan, sehingga hasil supervisi dapat memberi guru semangat kerja yang lebih baik lagi. Beberapa upaya yang dapat dilakukan di antaranya: membicarakan secara personal dengan guru hasil supervisi pembelajaran di kelas, memberikan bantuan perbaikan pembelajaran kepada guru tanpa merendahkan/ menyinggung perasaan guru, dan sebagainya. Tindakan lain yang dapat dilakukan kepala sekolah dalam supervisi
(35)
169
pembelajaran untuk meningkatkan semangat kerja guru adalah dengan mempererat hubungan personal antara dirinya dengan guru. Beberapa upaya yang dapat dilakukan di antaranya: terbuka kepada setiap permasalahan guru di sekolah, mencari tahu tentang kondisi para guru di sekolah, mengajak setiap guru berbicara tentang kendala dalam pembelajaran di kelas, dan sebagainya.
Peningkatan supervisi pembelajaran oleh kepala sekolah untuk menyemangati guru bekerja dapat dilakukan melalui peran guru di sekolah. Dalam hal ini guru sebagai objek supervisi harus bersedia menerima masukan yang diberikan kepala sekolah terkait kelemahan dalam pembelajaran di kelas. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya: menyadari kekurangan pembelajaran di kelas sesuai hasil evaluasi kepala sekolah, memperbaiki kesalahan dalam pembelajaran di kelas, dan sebagainya.
4. Dengan diterimanya hipotesis penelitian keempat yakni terdapat pengaruh langsung antara kepuasan kerja terhadap semangat kerja guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area, maka perlu ditingkatkan kepuasan kerja untuk mengoptimalkan semangat kerja Guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area.
Kepuasan kerja merupakan perasaan dan penilaian seseorang atas pekerjaannya dalam hubungan apakah pekerjaannya memenuhi harapan dan keinginannya. Sedangkan semangat kerja merupakan suatu sikap kejiwaan
(36)
170
dan perasaan senang dari individu seorang atau kelompok terhadap pekerjaan dan lingkungan kerjanya.
Tidak optimalnya kepuasan kerja yang dirasakan guru dapat disebabkan oleh tidak jelasnya promosi jabatan bagi guru yang berprestasi. Selain itu adanya kendala dalam pembayaran gaji/ insentif dari dinas pendidikan juga mempengaruhi kepuasan kerja guru di sekolah.
Peningkatan kepuasan kerja dalam meningkatkan semangat kerja dapat dilakukan melalui peran Dinas Pendidikan Kepuasan kerja dalam memberikan apresiasi terhadap guru berprestasi khususnya pada guru SD Negeri di Kecamatan Medan Area. Beberapa upaya yang dapat dilakukan Dinas Pendidikan Kepuasan kerja di antaranya: memberikan penghargaan terhadap guru berprestasi, mengikutsertakan guru berprestasi tingkat kecamatan untuk berlomba di tingkat provinsi, memberikan insentif berupa bantuan pendidikan bagi guru-guru berprestasi, dan sebagainya.
Peningkatan kepuasan kerja dalam meningkatkan semangat kerja dapat dilakukan kepala sekolah melalui peningkatan kepuasan kerja guru di sekolah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah di antaranya: menempatkan guru berprestasi dalam jajaran struktur sekolah, memberikan ijin belajar kepada guru berprestasi, memberikan insentif tambahan kepada guru berprestasi, dan sebagainya.
Peningkatan kepuasan kerja untuk menyemangati guru bekerja lebih baik lagi dapat dilakukan melalui peran guru di sekolah. Dalam hal ini guru harus termotivasi mendapatkan prestasi kerja di sekolahnya. Dengan
(37)
171
memperoleh prestasi kerja guru akan mendapat promosi jabatan dari sekolah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya: melakukan setiap pekerjaan dengan sebaik-baiknya, membuat karya tulis ilmiah yang dapat membantu dirinya memperbaiki proses pembelajaran, dan sebagainya. Selain itu hal lain yang dapat meningkatkan kepuasan kerja guru dalam menyemangati dirinya bekerja adalah menyikapi dengan baik setiap kebijakan pemerintah terkait gaji/ insentif guru. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya: memanfaatkan gaji bulanan dengan sebaik-baiknya, menabung uang sertifikasi untuk keperluan mendadak atau untuk investasi hari tua, dan sebagainya.
5. Dengan diterimanya hipotesis penelitian kelima yakni terdapat pengaruh langsung antara motivasi kerja terhadap semangat kerja guru SD Negeri se-kecamatan Medan Area, maka perlu ditingkatkan motivasi kerja untuk mengoptimalkan semangat kerja guru SD Negeri se-kecamatan Medan Area.
Motivasi kerja merupakan suatu perangsang keinginan dan daya gerak yang menyebabkan seorang guru bersemangat dalam mengajar karena terpenuhi kebutuhanannya. Sedangkan semangat kerja merupakan suatu sikap kejiwaan dan perasaan senang dari individu seorang atau kelompok terhadap pekerjaan dan lingkungan kerjanya.
Tidak optimalnya motivasi kerja yang dirasakan guru dapat disebabkan oleh tidak jelasnya kondisi kerja di sekolah. Selain itu adanya kendala dalam pembayaran kompensasi (dana) sertifikasi bagi guru di sekolah.
(38)
172
Peningkatan motivasi kerja dalam meningkatkan semangat kerja dapat dilakukan melalui peran Dinas Pendidikan Kepuasan kerja dalam memperbaiki kondisi kerja di sekolah-sekolah, khususnya SD Negeri di Kecamatan Medan Area. Beberapa upaya yang dapat dilakukan Dinas Pendidikan Kepuasan kerja di antaranya: membuat surat edaran tentang kondisi kerja yang harus ada di sekolah, memperbaiki sarana prasarana sekolah, membayarkan dana sertifikasi guru tepat waktu, dan sebagainya. Peningkatan motivasi kerja dalam meningkatkan semangat kerja dapat dilakukan kepala sekolah melalui perbaikan kondisi kerja di sekolah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan kepala sekolah di antaranya: memperbaiki kondisi kelas tempat guru mengajar, menyiapkan kondisi kerja yang mendukung setiap kegiatan guru, menyiapkan administrasi pencairan dana sertifikasi guru dari sekolah, dan sebagainya.
Peningkatan motivasi kerja untuk menyemangati guru bekerja lebih baik lagi dapat dilakukan melalui peran guru di sekolah. Dalam hal ini guru harus berusaha memperhatikan dan berusaha memperbaiki kondisi kerja dalam mendukung tugas-tugasnya. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya: menjaga sikapnya dengan sesama penghuni sekolah, memanfaatkan sarana pembelajaran dengan tepat guna, dan sebagainya. Selain itu hal lain yang dapat meningkatkan motivasi kerja guru dalam menyemangati dirinya bekerja adalah menyikapi dengan baik setiap pembayaran dana sertifikasi dari pemerintah. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru di antaranya: memanfaatkan sebagian uang sertifikasi untuk
(39)
173
peningkatan kemampuannya mengajar, menginvestasikan uang sertifikasi untuk tabungan hari tua, dan sebagainya.
C. Saran
Berdasarkan hasil temuan penelitian dan kajian implikasi disarankan kepada beberapa pihak yang terkait dengan penelitian, sebagai berikut:
1. Kepada Dinas Pendidikan Kepuasan kerja
Untuk meningkatkan kemampuan supervisi pembelajaran kepala sekolah, kepada Dinas Pendidikan Kepuasan kerja disarankan untuk mengangkat guru berprestasi menjadi kepala sekolah. Selain itu disarankan untuk secara berkelanjutan melatih para kepala sekolah melalui seminar-seminar maupun pelatihan-pelatihan penguatan kepala sekolah.
Untuk meningkatkan kepuasan kerja guru, kepada Dinas Pendidikan Kepuasan kerja disarankan untuk memberikan apresiasi bagi guru berprestasi dan pembayaran gaji/ insentif tepat waktu. Pemberian apresiasi bagi guru berprestasi akan menyemangati guru untuk terus bekerja dengan baik di sekolah. Selain itu adalah adanya pembayaran gaji tepat waktu akan memberikan guru terus bekerja dengan baik.
Untuk meningkatkan motivasi kerja guru, kepada Dinas Pendidikan Kepuasan kerja disarankan untuk memperbaiki kondisi kerja di sekolah dan pembayaran dana sertifikasi guru. Perbaikan kondisi sekolah untuk mempermudah guru melakukan pembelajaran mutlak dilakukan Dinas Pendidikan Kepuasan kerja, dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan.
(40)
174
Selain itu Dinas Pendidikan Kepuasan kerja perlu memberikan kepastian waktu pembayaran dana sertifikasi untuk guru-guru yang berhak menerimanya.
2. Kepada Kepala SD di Kecamatan Medan Area
Untuk meningkatkan kemampuannya dalam mensupervisi guru dalam pembelajaran di kelas, kepala sekolah disarankan untuk berlatih terus-menerus dalam melakukan supervisi pembelajaran, mencari informasi terbaik tentang bentuk supervisi yang dapat membantu guru, mengikuti pelatihan-pelatihan penguatan yang dilakukan Dinas Pendidikan Kepuasan kerja.
Untuk meningkatkan kepuasan kerja guru, kepada kepala sekolah disarankan untuk memberikan apresiasi bagi guru berprestasi dan membayarkan gaji/ insentif tepat waktu setiap bulannya. Pemberian apresiasi bagi guru berprestasi akan memotivasi guru untuk terus bekerja dengan baik di sekolah. Selain itu adalah adanya pembayaran gaji tepat waktu akan memberikan guru terus bekerja dengan baik.
Untuk meningkatkan motivasi kerja guru, kepada kepala sekolah disarankan untuk berusaha memperbaiki kondisi kerja di sekolah dan pembayaran dana sertifikasi guru. Perbaikan kondisi sekolah dapat mempermudah tugas-tugas guru. Selain itu kepala sekolah dapat menghimbau guru untuk menyiapkan berkas sertifikasi sebelum proses pencairan.
(41)
175
Untuk memperbaiki pembelajaran di kelas, kepada guru disarankan untuk mengevaluasi cara mengajar di kelas berdasarkan hasil supervisi kepala sekolah. Selain itu disarankan kepada guru untuk berkeinginan melatih kemampuan mengajarnya, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di kelas. Untuk meningkatkan kepuasan kerjanya, kepada guru disarankan untuk menerima segala bentuk apresiasi prestasi kerjanya yang diberikan sekolah maupun Dinas Pendidikan Kepuasan kerja.
Untuk meningkatkan motivasi kerjanya, kepada guru disarankan untuk bersedia terlibat dalam memperbaiki kondisi kerja di sekolah. Selain itu, kepada guru juga disarankan untuk bersedia memanfaatkan sebaik-baiknya sarana mengajar yang ada di sekolah.
4. Kepada Peneliti
Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam untuk melihat pengaruh supervisi pembelajaran kepala sekolah, kepuasan kerja, motivasi kerja terhadap semangat kerja guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area, mengingat semangat kerja guru sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik bagi siswa. Selain itu perlu dikembangkan hal-hal lain yang mempunyai keterkaitan dengan semangat kerja di luar dari variabel yang telah dikaji dalam penelitian ini.
(42)
176
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 1998.Manajemen Penelitian.Cet. 4. Jakarta: Rineka Cipta. _________________ 2004. Dasar-Dasar Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta
Alex S. Nitisemito. 1990.Manajemen Personalia, Penerbit Ghalia Indonesia Jakarta.
Alexander Mackie College of Advance Education. 1981, Supervision Of Practice Teaching. Primary Program, Sydney, Australia.
Alfonso, R.J.,Firth, G.R., & Neville, R.F. 1990. Instructional supervision: behavioral system,Boston: Allyn and Bacon, Inc
Anoraga, P. 2006Psikologi kerjaRineka Cipta Jakarta.
Anwar Prabu Mangkunegara. 2005.Evaluasi Kinerja. Bandung : Refika Aditama Ashari Ahmad. 2004, Supervisi Rencana Program Pembelajaran,Jakarta.
As’ad. Moh. 2004. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.
Davis K, Newstrom , J W.1996, Perilaku Dalam Organisasi, Edisi Ketujuh, Jakarta .Erlangga.
_____________________. 1985.Human behavior at work. Tokyo. McGraw- Hill Book Company.
Davis, Keith. 1989. Human relation at work. Tokyo: McGraw-Hill Book Company.
Depdikbud. 1998/1999.Supervisi, Pellatihan Manajemen Pendidikan bagi Kepala sekolah Menengah Umum Se- Indonesia di Surabay. Jakarta Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menegah Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Depdikbud. 1999/2000. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No. 020 Tahun 1998 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kriditnta.Jakarta. Depdikbud.
(43)
177
Bafadal, Ibrahim. 1990. Kefektifan Pengawas Dalam Pembinaan Kemampuan Profesional Guru Agama SD Negeri Di Kabupaten Sumenep. Tesis. Malang. IKIP
______________.1992.Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasi dalam Membina Profesional Guru.Jakarta. Bumi Aksara
Furtwengler, D. 2003.Penuntun Sepuluh Menit Penilaian Kinerja.(Alih Bahasa : Fandy Tjiptono). Penerbit Andi. Yogyakarta.
Glickman, Carl. D. 1980. Development Supervision (Alternative Practice For Helping Teacher Improve Instruction),Virginia. ASCD
Gorton, R.A,1976. School Administration. The American. W.M.C. Brown Company Publisher.
Hadari Nawawi. 1987.Administrasi PendidikanJakarta: Haji Masagung.
____________. 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisa yang Kompetitif,Yogyakarat: Galah Mada University Press
Halawa, Filizaro. 2002.Kepuasan Kerja Guru SMA di JakartaTimur. Universitas Negeri Jakarta
Harris, O Jeff, Jr. 1984.Managing people at work. Canada: John Willey & Sons. Hasibuan, Malayu SP.2004.Organisasi dan Motivasi,Jakarta : Bumi Aksara __________________. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara
_________________. 2010.Organisasi Dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara John.W. Newstrom, Keith Davis. 1997.Organizational behavior. New York: Mc
Graw
Lateiner, R. Alfred. 1980. Tehnik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Terjemahan Imam Soejono. Jakarta: Aksara Baru.
Kusnendi. 2008. Model-model Persamaan Struktural. Satu dan Multigroup Sampel dengan Lisrel.Bandung: Alfabeta
Manullang, M. 2008. Manajemen Personalia.Cet. 4. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
(44)
178
___________. 2006. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Mangkunegara, A.A. Anwar P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Martharia. 1999.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja.Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Marks, SJ. R. E. Stoop, dan J.K Stoops, 1985. Handbook of Educational Supervision.Third Edition. Boston. Allyn and Bacon. Inc
Moekijat. 1989.Manajemen kepegawaian. Mandar Maju. Bandung
Mulyasa, E. 2005.Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung. Remaja Rosdakarya.
M, Amin Thaib BR dan Ahmad Robie. 2005, Standar Supervisi Pendidikan Pada MTs. Jakarta: Depag RI.
Nitisemito, A. 2002.Manajemen personalia.Cetakan ke 8. Edis Revisi. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Piet Sahertian. 2000.Konsep dasar dan tehnik supervisi pendidikan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia.Jakarta: Rineka Cipta.
Purwanto Ngalim. 2005. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung. Remaka Rosdakarya.
Riduwan, Kuncoro, A.E. 2008.Cara Menggunakan dan Meamakai Analisis jalur.
Bandung: Alfabeta.
Rivai, Veitzal. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan dari Teori ke Praktek. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
____________ 2008. Performance Apprasial Sistem yang btepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Menigkatkan Daya Saing Perusahaan. Edsis Ke-2.Jakarta : Raja Grafindo Persada
Robbbins dan Judge. 2007.Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta : Salemba Empat
Sadili Samsudin. 2005.Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung Pustaka Setia
(45)
179
Sahartian, A. Piet dan Ida Alieda. 2009.Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program Inservice Education. Jakrata. Rineka Cipta
_______________. 2000.Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program Inservice Education. Jakrata. Rineka Cipta
Sagala Syaiful. 2010, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Alfabeta. Bandung.
Shulhan, Muwahid. 2004.Administrasi Pendidikan. Jakarta: Bina Ilmu.
Siagian, Sondang P. 2006.Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sergiovanni, T.J. 1982. Editor. Supervision of Teaching. Alexander. Association for Supervision and Curriculum Development.
_____________. 1987. The Principalship, A Reflective Practice. Boston. Allyn and Bacon.
Sergiovanni, T.J. dan R.J Start. 1979. Supervision, Human Perspective. New York. McGraw-Hill Book.
Spector. 1997.Job satisfaction application assessment, caise and consequences, SagePublication, California.
Sudjana, 1989.Metode Statistik.Bandung: Tarsito.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan kuantitatif, kualitattif, dan R & D.Cet 7. Bandung: Alfabeta
Suhandana Anggan. 2008. Pengembangan Model Pendekatan Supervisi
Pengajaran Direktif Kollaboratif Dan Nondirektif Para Kepala Sekolah Untuk Pembinaan Kompetensi Guru Dalam Pengembangan Model Model Manajemen Pembelajaran Inovatif Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Sukirman Hartati, dkk. 1999.Administrasi dan Supervisi Pendidikan.Yogyakarat FIP IKIP.
Suryadi . 2008.Kontribusi Peran Kerja Sekolah Tehadap Semangat Kerja Guru
SD Di Kota Bandung Dalam Melaksanakan Sertifikasi.
Stoner, J.A.F dan R.E. Freeman. 1994.Manajemen.Jilid 1. Edisi Kelima. Intermedia. Jakarta.
(46)
180
Ursa majorsy. 2007. Kepuasan kerja, semangat kerja dan komitmen organisasional pada staf pengajar universitas gunadarma. Jawa barat Udik Budi Wibowo. 1994.Profesionalisme Kepala Sekolah.FIP IKIP Yogyakarta UU No. 20 Tahun . 2003.Tentang Sistem Pendidikan Nasioanal.Bandung : Citra
Umbara.
Wiles Kimball.1956.Supervision for Better Schools. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Wiles, J. Dan J. Bondi. 1986. Supervision: A Guida to Practice. Second Edition Columbus. Charles E. Merril Publishing Company.
Winardi, J. 2001.Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
________. 2009.Manajemen Perilaku organisasi.Jakarta: Prenada Media Group Wojowasito, S. dan W.J.S. Poerwadarminta.1972. Kamus Lengkap
Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, Jakarta: Hasta
(1)
175
Untuk memperbaiki pembelajaran di kelas, kepada guru disarankan untuk mengevaluasi cara mengajar di kelas berdasarkan hasil supervisi kepala sekolah. Selain itu disarankan kepada guru untuk berkeinginan melatih kemampuan mengajarnya, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik di kelas. Untuk meningkatkan kepuasan kerjanya, kepada guru disarankan untuk menerima segala bentuk apresiasi prestasi kerjanya yang diberikan sekolah maupun Dinas Pendidikan Kepuasan kerja.
Untuk meningkatkan motivasi kerjanya, kepada guru disarankan untuk bersedia terlibat dalam memperbaiki kondisi kerja di sekolah. Selain itu, kepada guru juga disarankan untuk bersedia memanfaatkan sebaik-baiknya sarana mengajar yang ada di sekolah.
4. Kepada Peneliti
Perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam untuk melihat pengaruh supervisi pembelajaran kepala sekolah, kepuasan kerja, motivasi kerja terhadap semangat kerja guru SD Negeri se-Kecamatan Medan Area, mengingat semangat kerja guru sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih baik bagi siswa. Selain itu perlu dikembangkan hal-hal lain yang mempunyai keterkaitan dengan semangat kerja di luar dari variabel yang telah dikaji dalam penelitian ini.
(2)
176
_________________ 2004. Dasar-Dasar Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Alex S. Nitisemito. 1990.Manajemen Personalia, Penerbit Ghalia Indonesia Jakarta.
Alexander Mackie College of Advance Education. 1981, Supervision Of Practice Teaching. Primary Program, Sydney, Australia.
Alfonso, R.J.,Firth, G.R., & Neville, R.F. 1990. Instructional supervision: behavioral system,Boston: Allyn and Bacon, Inc
Anoraga, P. 2006Psikologi kerjaRineka Cipta Jakarta.
Anwar Prabu Mangkunegara. 2005.Evaluasi Kinerja. Bandung : Refika Aditama Ashari Ahmad. 2004, Supervisi Rencana Program Pembelajaran,Jakarta.
As’ad. Moh. 2004. Seri Ilmu Sumber Daya Manusia Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.
Davis K, Newstrom , J W.1996, Perilaku Dalam Organisasi, Edisi Ketujuh, Jakarta .Erlangga.
_____________________. 1985.Human behavior at work. Tokyo. McGraw- Hill Book Company.
Davis, Keith. 1989. Human relation at work. Tokyo: McGraw-Hill Book Company.
Depdikbud. 1998/1999.Supervisi, Pellatihan Manajemen Pendidikan bagi Kepala sekolah Menengah Umum Se- Indonesia di Surabay. Jakarta Depdikbud Dirjen Pendidikan Dasar dan Menegah Direktorat Pendidikan Menengah Umum.
Depdikbud. 1999/2000. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No. 020 Tahun 1998 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kriditnta.Jakarta. Depdikbud.
(3)
177
Bafadal, Ibrahim. 1990. Kefektifan Pengawas Dalam Pembinaan Kemampuan Profesional Guru Agama SD Negeri Di Kabupaten Sumenep. Tesis. Malang. IKIP
______________.1992.Supervisi Pengajaran Teori dan Aplikasi dalam Membina Profesional Guru.Jakarta. Bumi Aksara
Furtwengler, D. 2003.Penuntun Sepuluh Menit Penilaian Kinerja.(Alih Bahasa : Fandy Tjiptono). Penerbit Andi. Yogyakarta.
Glickman, Carl. D. 1980. Development Supervision (Alternative Practice For Helping Teacher Improve Instruction),Virginia. ASCD
Gorton, R.A,1976. School Administration. The American. W.M.C. Brown Company Publisher.
Hadari Nawawi. 1987.Administrasi PendidikanJakarta: Haji Masagung.
____________. 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Bisa yang Kompetitif,Yogyakarat: Galah Mada University Press
Halawa, Filizaro. 2002.Kepuasan Kerja Guru SMA di JakartaTimur. Universitas Negeri Jakarta
Harris, O Jeff, Jr. 1984.Managing people at work. Canada: John Willey & Sons. Hasibuan, Malayu SP.2004.Organisasi dan Motivasi,Jakarta : Bumi Aksara __________________. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara
_________________. 2010.Organisasi Dan Motivasi. Jakarta: Bumi Aksara John.W. Newstrom, Keith Davis. 1997.Organizational behavior. New York: Mc
Graw
Lateiner, R. Alfred. 1980. Tehnik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Terjemahan Imam Soejono. Jakarta: Aksara Baru.
Kusnendi. 2008. Model-model Persamaan Struktural. Satu dan Multigroup Sampel dengan Lisrel.Bandung: Alfabeta
Manullang, M. 2008. Manajemen Personalia.Cet. 4. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
(4)
___________. 2006. Dasar-Dasar Manajemen. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Mangkunegara, A.A. Anwar P. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Martharia. 1999.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja.Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Marks, SJ. R. E. Stoop, dan J.K Stoops, 1985. Handbook of Educational Supervision.Third Edition. Boston. Allyn and Bacon. Inc
Moekijat. 1989.Manajemen kepegawaian. Mandar Maju. Bandung
Mulyasa, E. 2005.Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung. Remaja Rosdakarya.
M, Amin Thaib BR dan Ahmad Robie. 2005, Standar Supervisi Pendidikan Pada MTs. Jakarta: Depag RI.
Nitisemito, A. 2002.Manajemen personalia.Cetakan ke 8. Edis Revisi. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Piet Sahertian. 2000.Konsep dasar dan tehnik supervisi pendidikan dalam rangka pengembangan sumber daya manusia.Jakarta: Rineka Cipta.
Purwanto Ngalim. 2005. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung. Remaka Rosdakarya.
Riduwan, Kuncoro, A.E. 2008.Cara Menggunakan dan Meamakai Analisis jalur. Bandung: Alfabeta.
Rivai, Veitzal. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan dari Teori ke Praktek. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
____________ 2008. Performance Apprasial Sistem yang btepat untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Menigkatkan Daya Saing Perusahaan. Edsis Ke-2.Jakarta : Raja Grafindo Persada
Robbbins dan Judge. 2007.Perilaku Organisasi, Buku 1 dan 2. Jakarta : Salemba Empat
Sadili Samsudin. 2005.Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung Pustaka Setia
(5)
179
Sahartian, A. Piet dan Ida Alieda. 2009.Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program Inservice Education. Jakrata. Rineka Cipta
_______________. 2000.Supervisi Pendidikan dalam Rangka Program Inservice Education. Jakrata. Rineka Cipta
Sagala Syaiful. 2010, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Alfabeta. Bandung.
Shulhan, Muwahid. 2004.Administrasi Pendidikan. Jakarta: Bina Ilmu.
Siagian, Sondang P. 2006.Manajemen Sumber Daya Manusia.Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Sergiovanni, T.J. 1982. Editor. Supervision of Teaching. Alexander. Association for Supervision and Curriculum Development.
_____________. 1987. The Principalship, A Reflective Practice. Boston. Allyn and Bacon.
Sergiovanni, T.J. dan R.J Start. 1979. Supervision, Human Perspective. New York. McGraw-Hill Book.
Spector. 1997.Job satisfaction application assessment, caise and consequences, SagePublication, California.
Sudjana, 1989.Metode Statistik.Bandung: Tarsito.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan kuantitatif, kualitattif, dan R & D.Cet 7. Bandung: Alfabeta
Suhandana Anggan. 2008. Pengembangan Model Pendekatan Supervisi Pengajaran Direktif Kollaboratif Dan Nondirektif Para Kepala Sekolah Untuk Pembinaan Kompetensi Guru Dalam Pengembangan Model Model Manajemen Pembelajaran Inovatif Dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Sukirman Hartati, dkk. 1999.Administrasi dan Supervisi Pendidikan.Yogyakarat FIP IKIP.
Suryadi . 2008.Kontribusi Peran Kerja Sekolah Tehadap Semangat Kerja Guru SD Di Kota Bandung Dalam Melaksanakan Sertifikasi.
Stoner, J.A.F dan R.E. Freeman. 1994.Manajemen.Jilid 1. Edisi Kelima. Intermedia. Jakarta.
(6)
Ursa majorsy. 2007. Kepuasan kerja, semangat kerja dan komitmen organisasional pada staf pengajar universitas gunadarma. Jawa barat Udik Budi Wibowo. 1994.Profesionalisme Kepala Sekolah.FIP IKIP Yogyakarta UU No. 20 Tahun . 2003.Tentang Sistem Pendidikan Nasioanal.Bandung : Citra
Umbara.
Wiles Kimball.1956.Supervision for Better Schools. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Wiles, J. Dan J. Bondi. 1986. Supervision: A Guida to Practice. Second Edition Columbus. Charles E. Merril Publishing Company.
Winardi, J. 2001.Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
________. 2009.Manajemen Perilaku organisasi.Jakarta: Prenada Media Group Wojowasito, S. dan W.J.S. Poerwadarminta.1972. Kamus Lengkap
Inggris-Indonesia, Indonesia-Inggris, Jakarta: Hasta