HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU SMK SWASTA KECAMATAN BINJAI KOTA.

(1)

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI

KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN

KEPUASAN KERJA GURU SMK SWASTA

KECAMATAN BINJAI KOTA

TESIS

Oleh :

SITI ROBBINGAH

NIM : 8106132020

Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar magister pendidikan program studi

Administrasi Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

2013


(2)

(3)

(4)

ABSTRAK

Siti Robbingah, Hubungan Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru SMK Swasta Kecamatan Binjai Kota. Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan 2013.

Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah (X1) dan iklim organisasi (X2) dengan kepuasan kerja guru (Y) baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama.

Penelitan ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Swasta di Kecamatan Binjai Kota. Populasi dalam penelitian ini yaitu guru dari empat buah SMK Swasta Kecamatan Binjai Kota berjumlah 174 orang dengan menggunakan teknik sampling acak proporsional dengan menggunakan Nomogram Harry King dengan tingkat kesalahan 5% dan dibantu dengan Tabel Issac dan Michael diperoleh jumlah sampel sebanyak 120 orang.

Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah angket (questionarire). Sebelum dilakukan pengambilan data, angket yang disusun terlebih dahulu diujicobakan. Hasil uji coba instrumen terdapat 17 butir yang tidak valid, dengan rincian: untuk variabel persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah (X1), dari 37 butir pertanyaan terdapat 5 butir yang tidak valid, variabel iklim organisasi (X2), dari 37 butir pertanyaan terdapat 6 butir yang tidak valid, sedangkan untuk variabel kepuasan kerja guru (Y), dari 37 butir pertanyaan yang diuji cobakan terdapat 6 butir yang tidak valid. Uji validitas dilakukan dengan analisis butir soal. Reliabilitas instrumen dianalisis dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Hasil uji reliabilitas untuk variabel X1 = 0,950, X2 = 0,948 dan Y = 0,949.

Hasil analisis data dengan teknik korelasi menunjukkan bahwa persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah berhubungan secara positif dan signifikan dengan kepuasan kerja guru, koefisien korelasi sebesar 0,498. Iklim organisasi berhubungan secara positif dan signifikan dengan kepuasan kerja guru, koefisien korelasi sebesar 0,502, selanjutnya persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah dan iklim organisasi secara bersama-sama berhubungan secara positif dan signifikan dengan kepuasan kerja guru SMK Swasta Kecamatan Binjai Kota, koefisien korelasi sebesar 0,629.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa variabel persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah (X1) dan iklim organisasi (X2) memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan kepuasan kerja guru SMK Swasta Kecamatan Binjai Kota (Y).


(5)

ABSTRACT

Siti Robbingah, The Relationship between the Theacher’s Perception about

Headmaster’s Supervision and Organization Climate with Work Satisfaction of Elementary Teachers in the Private Vocational High Schools (SMK) in Binjai Sub District. Thesis, Post Graduated Programmed Medan State University, 2013.

The research aimed to knowing the Teachers' Perceptions of Headmaster’s Supervision (X1) and Organization Climate (X2) with Work Satisfaction of Elementary Teachers (Y) by each or in groups.

This research was done in the Private Vocational High Schools (SMK) in Binjai Sub District. The population in the research ware all the teacher of four of Private Vocational High Schools (SMK) in Binjai Sub District that tottally 174 persons, by used random sampling proportional technique using a nomogram Harry King with an error rate of 5% and assisted with table Issac and Michael can be taken the samples 120 person.

The instrument is used to collect the data is Likert quizionaire model. The result of testing instruments there are 17 items that have been valid, for the trial of Teachers' Perceptions of Headmaster’s Supervision variables (X1), of 37 item questionarire containned 5 items that are not valid, Organization Climate variables (X2) of 37 item questionnaire contained six items that are not valid, while the Work Satisfaction of Elementary Teachers variables (Y) of the 37 items tested questions there are 6 items that are not valid. Validity test done about The result for variable X1 = 0,950, X2 = 0,948 and Y = 0,949.

The data analysis is continued with corelation technic and it showeed the result that teachers' perceptions of headmaster’s supervision has a positive and significant relation with work satisfaction the coefisien is 0,498. Organization climate has a positive and significant relation with work satisfaction, the coefisien is 0,502, and the last both of teachers' perceptions of headmaster’s supervision and organization climate along together have positive and signivicant relation with work satisfaction Private Vocational High Schools (SMK) in Binjai Sub District for the coefisien as 0,629.

In conclusion, it can be said that teachers' perceptions of headmaster’s supervision variable (X1) and organization climate (X2) have a positive and significant relation with work satisfaction Private Vocational High Schools (SMK) in Binjai Sub District (Y).


(6)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan rahmat-Nya, dapat menyelesaikan penyusunan tesis dengan judul

“Hubungan Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah dan Iklim

Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru SMK Swasta Kecamatan Binjai Kota”. Penulis menyadari bahwa selesainya proposal ini berkat adanya bantuan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S.Sos, M.Pd sebagai Pembimbing I sekaligus sebagai Ketua Prodi Administrasi Pendidikan Program Pasca Sarjana Unimed yang telah banyak memberikan pengarahan kepada penulis, dalam penulisan tesis ini.

2. Bapak Prof. Dr. Lahmuddin Lubis, M.Ed sebagai Pembimbing II yang telah banyak memberikan pengarahan kepada penulis dalam penulisan tesis ini. 3. Bapak Prof. Dr.H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd, selaku Direktur Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

4. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd dan Bapak Dr. Sukarman Purba, M.Pd sebagai narasumber dan penguji yang banyak memberikan masukan kepada penulis

5. Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd sebagai Sekretaris Prodi Administrasi Pendidikan Pascasarjan Unimed.


(7)

6. Bapak/Ibu Kepala Sekolah SMK Swasta Kecamatan Binjai Kota yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

7. Seluruh responden penelitian yang telah memberikan waktu dan tenaga untuk mengisi instrumen penelitian.

8. Rekan-rekan mahasiswa Prodi Administrasi Pendidikan Kelas B Angkatan XVIII Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan dan semua pihak yang telah memberikan bantuan moril maupun materiil kepada penulis.

Dalam kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada Ibunda dan Saudara-saudara tersayang serta anak-anak tersayang Sukma Aditya Sitepu, S.Pt, M.Pt. dan Afrida Dinarinta Sitepu atas bantuan moril maupun materiil sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Akhirnya, penulis berdo’a kepada Allah SWT semoga kita semua mendapatkan karunia dan ridha-Nya. Amin.

Medan, Juli 2013 Penulis,

Siti Robbingah NIM : 8106132020


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ………... ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ……...………...………... 1

B. Identifikasi Masalah ………….………. ... 7

C. Pembatasan Masalah ………...…. ... 8

D. Perumusan Masalah ………….………... 8

E. Tujuan Penelitian …………...……….. ... 9

F. Manfaat Penelitian ………...………... 9

BAB II DISKRISI TEORETIS, PENELITIAN RELEVAN, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 11

A. Diskripsi Teoritis ... 11

1. Kepuasan Kerja Guru ... ... 11

2. Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah ... .. 17

a. Persepsi ... 17

b. Supervisi Kepala Sekolah ... 19

3. Iklim Organanisasi ... ... 26

B. Penelitian Yang Relevan ... ... 31

C. Kerangka Berfikir ... ... 32

D. Hipotesis Penelitian ... ... 36

BAB III. METODE PENELITIAN ... 38

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... ... 38

B. Jenis Penelitian ... ... 38

C. Populasi dan Sampel Penelitian... ... 38

D. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 40

E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 41

F. Uji Coba Instrumen Penelitian ... ... 43

G. Analisis Data ... 47

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Diskripsi Data Hasil Penelitian ... 52

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 61


(9)

2. Uji Linieritas dan Signifikansi Koefisien Regresi dan

Korelasi ... 63

3. Uji Homogenitas Varians ... 67

4. Uji Independensi antar Variabel Bebas ... 69

C. Pengujian Hipotesis ... 69

1. Perhitungan Koefisien Korelasi Sederhana ... 69

2. Perhitungan Koefisien Korelasi Parsial ... 71

3. Bobot sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif dari Masing-masing variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) ... 77

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 78

E. Keterbatasan Penelitian ... 82

BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 84

A. Simpulan ... 84

B. Implikasi ... 85

C. Saran ... 87

DAFTAR PUSTAKA ... 89


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Populasi Penelitian ... 39

3.2. Pendistribusian Jumlah sampel ... 40

3.3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... 42

3.4. Kriteria Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi ... 46

3.5. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 47

4.1. Rangkuman Hasil Analisis Deskriptif Data Variabel Penelitian ... 52

4.2. Distribusi Frekuensi Skor Kepuasan Kerja Guru (Y) 53 4.3. Distribusi Frekuensi Skor Persepsi Guru Tentang Supervisi kepala Sekolah (X1) ... 55

4.4. Distribusi Frekuensi Skor Iklim Orgsnisasi (X2) ... 57

4.5. Tingkat Kecenderungan Data Kepuasan Kerja Guru 59 4.6. Tingkat Kecenderungan Data Persepsi Guru Tentang Supervisi kepala Sekolah ... 59

4.7. Tingkat Kecenderungan Data Iklim Orgsnisasi ... 60

4.8. Rangkuman Hasil pengujian Normalitas Kolmogrov- Smirnov ... 62

4.9. Rangkuman ANAVA, Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi Xˆ2 = 81,64 + 0,25X1 ... 63

4.10. Rangkuman ANAVA, Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi Ŷ = 53,53 + 0,49X1 ... 65

4.11. Rangkuman ANAVA, Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi Ŷ = 50,85 + 0,52X2 ... 66

4.12. Rangkuman Uji Homogenitas Antar Pasangan Variabel Penelitian ... 68


(11)

4.13. Rangkuman Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi (r) Sederhana Antar Variabel Penelitian ... 70 4.14. Rangkuman Uji Signifikansi Koefisien Korelasi

Dengan Uji-t ... 70 4.15. Rangkuman Uji Signifikansi Koefisien Korelasi

Parsial dan Uji Signifikansi ... 71 4.16. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Sederhana X1

dengan Y dan Uji Keberartiannya ... 73 4.17. Rangkuman Hasil Analisis Korelasi Sederhana X2

dengan Y dan Uji Keberartiannya ... 75 4.18. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Ganda ... 76 4.19. Bobot Sumbangan Efektif dan Relatif ... 78


(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Model Paradigma Penelitian ... 36 4.1. Histogram Skor Kepuasan kerja Guru ... 54 4.2. Histogram Skor Persepsi Guru Tentang Supervisi

Kepala Sekolah (X1) ... 56 4.3. Histogram Skor Iklim Organisasi (X2) ... 58 4.4. Paradigma Variabel Penelitian Persepsi Guru

Tentang Supervisi Kepala Sekolah (X1) dan Iklim Organisasi (X2) dengan Kepuasan Kerja Guru (Y) .... 72


(13)

i

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrumen Penelitian ... 92

2. Laporan Ujicoba Instrumen Penelitian ... 102

3. Data Tiap Variabel Penelitian ... 116

1. Rangkuman Data Induk Penelitian ... 129

2. Perhitungan Analisis Diskriptif dari Variabel Penelitian ... 131

3. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Ubahan Penelitian ... 138

4. Pengujian Persyaratan Analisis Uji Normalitas Data ... 141

5. Uji Signifikansi Koefisien Regresi dan Linieritas . 145 6. Uji Homogenitas ... 151

7. Hasil Perhitungan Korelasi Sederhana, Korelasi Ganda, Korelasi Parsial dan Uji Keberartian ... 164

8. Rangkuman Perhitungan Analisis Regresi ... 169

9. Bobot Sumbangan Relatif (SR) dan Sumbangan Efektif (SE) ... 173


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu aspek pembangunan sekaligus merupakan syarat mutlak untuk mewujudkan pambangunan nasional. Oleh karena itu, pendidikan memiliki posisi strategis dalam segala segi pembangunan sumber daya manusia.

Guru merupakan sumber daya manusia yang memegang posisi paling strategis karena gurulah yang melakukan interaksi dengan peserta didik, oleh karena itu perlu peningkatan mutu guru agar menjadi tenaga yang profesional dan menjadikan guru sebagai tenaga kerja yang perlu diperhatikan, dihargai dan diakui keprofesionalannya. Dengan demikian pekerjaan guru bukan semata-mata pekerjaan pengabdian, namun guru adalah pekerjaan profesional seperti pekerjaan yang lain. Untuk membuat guru menjadi tenaga profesional, maka perlu peningkatan kompetensinya baik melalui pelatihan maupun memberi kesempatan untuk belajar lagi. Selain itu juga harus diperhatikan segi lainnya misalnya pemberian bimbingan melalui supervisi, pemberian motivasi, peningkatan disiplin, pemberian insentif dan gaji yang layak dengan keprofesionalannya sehingga guru akan merasa puas dalam bekerja sebagai pendidik.

Kepuasan kerja (job satisfaction) menunjukkan sikap umum seorang individu terhadap pekerjaannya. Seorang dengan sikap kepuasan tinggi menunjukkan sikap positif kerja, seseorang yang tidak puas terhadap


(15)

pekerjaannya menunjukkan sikap yang negatif terhadap pekerjaannya tersebut (Robins, 2003:68). Kepuasan kerja yang tinggi menandakan bahwa sebuah organisasi sekolah telah dikelola dengan baik dengan manajemen yang efektif. Kepuasan kerja berhubungan dengan kesesuaian antara harapan seseorang dengan imbalan yang disediakan. Kepuasan kerja guru berdampak pada prestasi kerja, disiplin dan kualitas kerjanya. Guru yang merasa puas dengan pekerjaannya akan memacu untuk melakukan pekerjaan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya kemangkiran, hasil kerja yang buruk, mengajar kurang bergairah, prestasi yang rendah merupakan akibat dari ketidakpuasan guru atas perlakuan organisasi terhadap dirinya.

Kepuasan kerja guru merupakan sasaran penting dalam manajemen sumber daya manusia, karena secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi produktivitas kerja. Sesuatu gejala yang membuat rusaknya kondisi organisasi sekolah adalah rendahnya kepuasan kerja guru. Gejala tersebut yang timbul seperti adanya kemangkiran, kemalasan bekerja, rendahnya kualitas mengajar, rendahnya prestasi kerja, banyaknya keluhan guru, menurunnya tingkat disiplin guru dan gejala negatif lainnya. Kepuasan kerja yang tinggi menandakan bahwa sebuah organisasi sekolah telah dikelola dengan baik dengan manajemen yang efektif. Tingkat kepuasan kerja yang tinggi menunjukkan adanya kesesuaian antara harapan guru dengan imbalan yang disediakan oleh organisasi.

Dari uraian di atas menunjukkan bahwa memperhatikan kepuasan kerja guru adalah penting karena pada akhirnya akan berakibat pada kesungguhan dalam melaksanakan tugas, tidak merasa dipaksakan, ikut bertanggungjawab


(16)

dalam mencapai tujuan sekolah. Dengan demikian kepuasan kerja akan menghasilkan peningkatan produktifitas untuk mencapai sekolah yang efektif.

Namun kenyataannya dari hasil observasi dan pengalaman di empat sekolah SMK swasta yang berada di Kecamatan Binjai Kota, masih banyak guru yang kepuasan kerjanya rendah. Tingkat absensi yang tinggi menunjukkan indikasi rendahnya kepuasan kerja guru. Selain itu, ada guru yang sudah mengabdi sekitar lima belas tahun tidak pernah mendapat promosi jabatan dan hanya menjadi guru biasa. Hal ini menyebabkan guru yang bersangkutan kurang merasa puas dalam pekerjaannya. Ada juga guru yang kurang merasa puas karena sarana dan prasarana pembelajaran yang kurang lengkap. Rendahnya kepuasan kerja guru nampak dari kurangnya keinginan para guru untuk berprestasi, mereka bekerja hanya sebatas melaksanakan kewajibannya sebagai guru mengajar di kelas.

Dalam rangka meningkatkan kinerja guru maka faktor yang perlu diperhatikan adalah kepuasan kerja. Adanya perhatian terhadap kepuasan kerja guru, akan mendukung pelaksanaan tugas dengan penuh tanggungjawab. Untuk itu, kepala sekolah berkewajiban membimbing dan membina guru sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya. Pembinaan dan pembimbingan guru dapat dilakukan melalui supervisi kepala sekolah. Hal ini jelas tertuang dalam salah satu standar kompetensi kepala sekolah yaitu kompetensi supervisi. Dalam menjalankan tugas kepala sekolah sebagai supervisor harus bertindak atas dasar kaidah-kaidah ilmiah untuk meningkatkan mutu pendidikan. Supervisor membina peningkatan mutu akademik melalui penciptaan situasi belajar yang lebih baik


(17)

dalam lingkungan fisik maupun non fisik. Selain itu juga dalam kepemimpinannya, kepala sekolah harus dapat memahami, mengatasi dan memperbaki kekurangan-kekurangan yang terjadi di lingkungan sekolah.

Menurut Permendiknas No. 13 tahun 2007, tentang Standar Kepala Sekolah/ Madrasah yang harus dimiliki ada 5 kompetensi yaitu: (1) kompetensi kepribadian; (2) kompetensi manajerial; (3) kompetensi kewirausahaan; (4) kompetensi supervisi dan (5) kompetensi sosial.

Kompetensi supervisi menurut Permendiknas No. 13 Tahun 2007 adalah: (1) merencanakan program supervisi dalam rangka peningkatan profesionalisme guru; (2) melaksanakan supervisi terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat dan (3) menindaklanjuti hasil supervisi terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

Supervisi merupakan bantuan yang diberikan oleh kepala sekolah terhadap permasalahan guru khususnya dalam hal akademik atau pengajaran. Supervisi kepala sekolah merupakan salah satu tugas kepala sekolah dalam membina guru melalui fungsi pengawasan. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah pada intinya adalah melaksanankan pembinaan terhadap guru dengan memberikan bimbingan dan advis bukan mencari kesalahan guru. Bimbingan yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk memecahkan masalah pendidikan yang dihadapi oleh guru secara bersama-sama. Jika guru mempunyai persepsi yang baik terhadap supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah, guru akan menerima saran dan advis yang diberikan oleh kepala sekolah maka guru akan dapat memperbaiki kekurangannya sehingga guru akan dapat mengajar dengan baik. Sebaliknya jika


(18)

guru mempunyai persepsi yang tidak baik atas saran dan advis yang diberikan oleh kepala sekolah, guru akan mengabaikan saran atau advis yang diberikan oleh kepala sekolah maka mengakibatkan pengajaran guru kurang baik.

Selain supervisi kepala sekolah, hal yang dapat menimbulkan rasa puas dalam bekerja adalah iklim organisasi. Tipe kepala sekolah yang baik adalah kepala sekolah yang mempunyai sifat dan perilaku kepemimpinan yang baik sehingga mampu menciptakan iklim organisasi yang baik dan memberikan kepuasan kerja yang tinggi bagi para guru atau bawahannya. Kepala sekolah dalam perannya sebagai seorang pemimpin harus mampu mengarahkan orang lain untuk melakukan tugas-tugas yang diinginkannya dan menciptakan iklim organisasi yang menyenangkan bagi para guru dalam bekerja. Seorang pemimpin yang baik adalah pemimpin yang mampu memperhatikan kebutuhan dan tujuan orang-orang yang bekerja untuknya (bawahan) sehingga kepuasan kerja bawahan selalu terpenuhi.

Iklim organisasi yang baik akan membuat guru merasa senang, tenang dalam bekerja dan memberikan kepuasan kerja kepada guru. Sebaliknya jika iklim organisasi kurang baik, tidak menumbuhkan perasaan tenang dan senang bagi para guru bahkan akan menimbulkan stres kerja bagi guru dan tidak akan menimbulkan rasa puas pada diri guru. Terwujudnya iklim organisasi sekolah yang baik bagi guru memberikan kepuasan kerja dan pada gilirannya akan membantu peningkatan mutu pembelajaran, terlebih didukung dengan profesionalisme guru tersebut dan berbagai faktor lain yang mendukungnya.


(19)

Berdasarkan pengalaman di lapangan, umumnya para guru tidak terbuka dalam mengungkapkan kepuasan mereka atas kepemimpinan kepala sekolah maupun iklim organisasi yang mereka rasakan. Mereka lebih memilih diam dan menjalankan tugas rutinnya meskipun mereka kadang-kadang mengeluh di belakang.

Supervisi kepala sekolah, iklim organisasi dan kepuasan kerja guru merupakan masalah penting yang sifatnya berubah dari waktu ke waktu sehingga perlu mendapat perhatian yang serius demi pengembangan sekolah dan karir guru yang akhirnya juga berpengaruh terhadap peningkatan mutu pendidikan. Dari sinilah dapat dikatakan bahwa iklim organisasi dapat berpengaruh terhadap pekerjaan yang dilakukan, sehingga dapat berpengaruh terhadap kepuasan kerja bagi para guru. Jika situasi iklim organisasi kurang mendukung akan mengakibatkan kurang nyamannya para guru dalam bekerja yang berakibat menurunnya gairah kerja sehingga mengakibatkan turunnya produktifitas kerja. Setiap guru akan berbeda persepsinya terhadap supervisi akademik kepala sekolah dan persepsinya terhadap iklim organisasi begitu pula akan berbeda tingkat kepuasan kerjanya.

Dari pengamatan dan wawancara yang dilakukan kepada beberapa orang guru SMK Swasta Kecamatan Binjai Kota terdapat kecenderungan bahwa tingkat kepuasan kerja guru-guru masih kurang, tidak seperti yang mereka harapkan. Fenomena ini tercermin masih terdapat gejala-gejala guru yang mengajar tidak terencana, lambat masuk kelas, membolos, malas, sering mengeluh. Keluhan yang disampaikan bukan hanya masalah penghasilan yang belum bisa memenuhi


(20)

kebutuhan ekonomi yang semakin meningkat juga keluhan lain seperti kejenuhan dalam bekerja, iklim kerja yang kurang mendukung seperti hubungan dengan rekan kerja yang kurang saling mendukung, pimpinan yang kurang bijak dan tingkah laku siswa yang semakin hari semakin membuat kesal.

Masih kurang harmonisnya hubungan antara guru dengan kepala sekolah, hal ini tercermin dari kurang terbangunnya komunikasi yang baik antara guru dengan kepala sekolah, kurang senangnya guru dalam menjalankan tugasnya, adanya sikap kepala sekolah yang kurang mau bekerjasama dalam hal-hal tertentu misalnya dalam hal penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS). Dalam melakukan supervisi atau pengawasan belum dilakukan sesuai dengan tujuan supervisi yaitu membantu guru untuk mengatasi masalah baik dalam pembelajaran maupun hal-hal yang berhubungan dengan tugas guru, tetapi masih ada yang melakukan supervisi dengan mengadakan penilaian saja tidak ada tindak lanjutnya sehingga guru kurang menyadari kekurangannya. Hal ini mengakibatkan rendahnya motivasi mengajar para guru. Guru-guru kurang optimal dalam menjalankan tugasnya, hanya sekedar melaksanakan kewajiban sebagai guru saja dan guru akan mengulangi kesalahan-kesalahannya yang lalu.

Berdasarkan kajian dan permasalahan di atas maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kepuasan kerja guru SMK Swasta Kecamatan Binjai Kota serta faktor-faktor yang diduga mempengaruhinya, yaitu Supervisi Kepala Sekolah san Iklim Organisasi.


(21)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yang akan diteliti adalah: 1)Apakah terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru? 2) Apakah terdapat hubungan antara persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru? 3) Apakah terdapat hubungan antara kemampuan manajerial kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru? 4) Apakah terdapat hubungan antara komunikasi dengan kepuasan kerja guru? 5) Apakah terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kepuasan kerja guru? 6) Apakah terdapat hubungan antara kompensasi dengan kepuasan kerja guru? 7) Apakah terdapat hubungan antara kompetensi kerja guru dengan kepuasan kerja guru? 8) Apakah terdapat hubungan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru? 9) Apakah terdapat hubungan antara disiplin kerja dengan kepuasan kerja guru? 10) Apakah terdapat hubungan antara disiplin guru dengan kepuasan kerja guru? 11) Apakah terdapat hubungan antara pemberian penghargaan dengan kepuasan kerja guru? 12) Apakah terdapat hubungan antara Stress kerja dengan kepuasan kerja guru?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas terdapat berbagai masalah yang berhubungan dengan kepuasan kerja guru, sehingga perlu dilakukan pembatasan. Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi untuk memperoleh ruang lingkup yang lebih jelas atau fokus dan menghindari terjadinya pengembangan analisis data. Adapun permasalahan dalam penelitian ini dibatasi berkenaan


(22)

dengan kepuasan kerja guru, supervisi kepala sekolah dan iklim organisasi. Penelitian ini dilakukan di SMK Swasta Kecamatan Binjai Kota.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka masalah pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah terdapat hubungan yang positif persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah dengan kepusan kerja guru?

2. Apakah terdapat hubungan iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru? 3. Apakah terdapat hubungan secara bersama-sama antara persepsi guru tentang

supervisi kepala sekolah dan iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui hubungan persepsi guru tentang supervisi kepala sekolah dengan kepusan kerja guru.

2. Untuk mengetahui hubungan iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru. 3. Untuk mengetahui hubungan antara persepsi guru tentang supervisi kepala

sekolah dan iklim organisasi secara bersama-sama dengan kepuasan kerja guru.


(23)

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang memerlukannya dan selanjutnya dapat dipergunakan sebagai informasi dalam membuat kebijakan dalam pengembangan peningkatan mutu pendidikan. Pemanfaatan hasil penelitian ini dapat ditinjau dari dua aspek yaitu secara teoritis dan secara praktis.

1. Secara teoretis bermanfaat:

a. Untuk memperkaya khasanah ilmu administrasi pendidikan (AP), khususnya dalam kepuasan kerja guru, supervisi kepala sekolah dan iklim organisasi.

b. Untuk Prodi Administrasi Pendidikan (AP) Program Pascasarjana UNIMED dalam pengembangan penerapan administrasi pendidikan. c. Untuk peneliti lain yang akan melakukan penelitian lanjutan tentang

kepuasan kerja guru.

2. Secara praktis bermanfaat antara lain:

a. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Binjai dalam pengambilan kebijakan yang menyangkut tugas guru.

b. Sebagai masukan bagi kepala sekolah dalam evaluasi diri dan peningkatan kepuasan kerja guru.


(24)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A.Simpulan

Berdasarkan hasil perhitungan statistik dan analisis data seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah dengan Kepuasan Kerja guru dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,498. Hasil uji keberartian koefisien korelasi menunjukkan bahwa thitung > ttabel atau 6,23 > 1,65. Besar sumbangan efektif Supervisi Kepala Sekolah terhadap Kepuasan Kerja sebesar 19,45%. Ini menunjukkan bahwa 19,45% variasi Kepuasan Kerja ditentukan oleh Supervisi Kepala Sekolah. 2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan Iklim Organisasi dengan

Kepuasan kerja guru dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,502. Hasil uji keberartian koefisien korelasi menunjukkan bahwa thitung > ttabel atau 6,30 > 1,65. Besar sumbangan efektif Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja sebesar 19,95%. Ini menunjukkan bahwa 19,45% variasi Kepuasan Kerja ditentukan oleh Iklim Organisasi.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara Persepsi Guru Tantang Supervisi Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi secara bersama-sama dengan Kepuasan Kerja Guru dengan nilai koefisien k ganda sebesar Ry12 = 0,629. Hasil uji signifikansi koefisien korelasi ganda menunjukkan bahwa Fhitung > Ftabel atau 38,26 > 3,08. Besarnya sumbangan Supervisi Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi secara bersama-sama terhadap Kepuasan Kerja sebesar


(25)

0,3950 atau 39,50%. Ini menunjukkan variasi Kepuasan kerja guru 39,50% ditentukan Supervisi Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi.

B.Implikasi

Implikasi penelitian menekankan pada upaya untuk meningkatkan pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah yang lebih baik dan Iklim Organisasi yang baik sehingga Kepuasan kerja guru dapat meningkat. Dengan terujinya ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menunjukkan Kepuasan Kerja Guru akan semakin baik, bila Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi sekolah semakin baik. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa implikasi hasil penelitian ini sebagai berikut.

1. Upaya peningkatan Kepuasan Kerja Guru melalui peningkatan Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah

Dengan diterimanya hipotesis pertama yaitu, Persepsi Guru Tentang Supervisi Kepala Sekolah berhubungan yang positif terhadap Kepuasan kerja, maka upaya untuk meningkatkan Kepuasan kerja guru adalah dengan meningkatkan indikator-indikator Supervisi Kepala Sekolah, yaitu a) program dan jadwal supervisi, (b) tujuan supervisi, (c) hubungan guru dengan supervisor, (d) bimbingan dalam supervisi, (e) prosedur pelaksanaan supervisi, (f) bantuan dalam pemecahan masalah, (g) Hasil dan tindak lanjut supervisi. Upaya ini dapat dilakukan Kepala Sekolah secara berkesinambungan sehingga menciptakan terwujudnya Supervisi Kepala Sekolah yang lebih baik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menciptakan komunikasi interpersonal yang


(26)

terbuka, baik antara kepala sekolah dengan guru, maupun sesama guru sehingga tercipta rasa kebersamaan, rasa memiliki untuk mewujudkan tujuan yang diharapkan. Komunikasi yang didasari rasa keterbukaan harus dilakukan kepala sekolah agar para guru dapat menyampaikan permasalahan yang dihadapi dalam proses pembelajaran di Sekolah. Selain itu, kepala sekolah perlu melakukan kegiatan diskusi yang terprogram, antar sesama guru maupun dengan kepala sekolah. Adanya kegiatan itu dapat menjaring keterbukaan dan empati di kalangan guru dan kepala sekolah. Kepala sekolah juga perlu melakukan pengawasan terhadap guru dalam melaksanakan pekerjaannya, memberikan arahan dan bimbingan kepada guru mengalami kendala dalam tugasnya, memberikan solusi secara langsung kepada guru tidak melalui pembantu kepala sekolah. Kepala sekolah juga perlu menunjukkan rasa berempati, sehingga guru merasa bahwa kepala sekolah merupakan pimpinan yang patut untuk dijadikan panutan sehingga apa yang diarahkan dapat tercapai dengan baik. Kepala sekolah perlu memberdayakan serta mamfasilitasi kegiatan Musyawarah Guru Mata pelajaran (MGMP) secara rutin dan terprogram dengan baik, sehingga guru termotivasi untuk mengikuti kegiatan MGMP yang merupakan wadah bagi guru untuk dapat bertukar pikiran secara terbuka dan berbagi informasi berkaitan dengan pembelajaran sehingga berpengaruh positif dalam peningkatan Kepuasan kerja.

2. Upaya Peningkatan Kepuasan Kerja Guru Melalui Peningkatan Iklim Organisasi.


(27)

Dengan diterimanya hipotesis kedua yaitu, Iklim Organisasi berhubungan yang positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja maka upaya meningkatkan Kepuasan Kerja guru adalah salah satunya dengan meningkatkan suasana kerja yang kondusif dalam organisasi sekolah. Adanya Iklim Organisasi yang kondusif akan dapat mendorong kerjasama yang menyenangkan sehingga menjadi pendorong timbulnya keterbukaan atas kekurangan atau kelemahan yang dihadapi guru. Untuk meningkatkan Iklim Organisasi, maka kepala sekolah perlu meningkatkan penerapan indikator dari Iklim Organisasi, yaitu (a) struktur organisasi, (b) standar kinerja yang dinamis, (c) gaya manajemen yang mendukung guru, (d) rasa tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas, dan (e) keterlibatan guru dalam organisasi. Untuk itu, Kepala Sekolah harus mendukung dan berupaya menumbuhkan suasana kerja yang kondusif, rasa peduli, dan kebersamaan terhadap guru dengan cara melibatkan atau memberi kesempatan kepada para guru dalam pengambilan keputusan bersama-sama untuk kemajuan sekolah. Kepala Sekolah perlu duduk bersama dengan guru melakukan dialog sebelum merencanakan dan membuat suatu keputusan serta menciptakan komunikasi yang baik dengan para guru sebagai bawahannya. Kepala sekolah perlu memperhatikan keterlambatan guru dalam pengusulan kepangkatan sehingga para guru berupaya meningkatkan kariernya tepat waktu dan pada akhirnya akan meningkatkan Kepuasan Kerja.

C.Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan implikasi seperti di uraikan di atas, maka untuk peningkatan Kepuasan Kerja Guru diberikan saran, yaitu:


(28)

a) Bagi Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Binjai sebagai bahan masukan untuk melakukan perencanaan strategik yang baik dalam pengembangan dan peningkatan kualitas tenaga pendidik dengan memberi perhatian terhadap peningkatan karier, kesejahteran guru melalui pemberian insentif yang tepat waktu dan memberikan penghargaan bagi guru yang berprestasi sehingga kepuasaan kerja guru semakin meningkat yang akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan dan pembelajaran yang bermutu.

b) Bagi Kepala Sekolah, hendaknya meningkatkan supervisi kepada para guru dengan cara memberdayakan seluruh potensi yang dimiliki para guru sehingga mereka dapat memberikan pelayanan yang optimal sebagai pendidik dengan melakukan:

1) Menciptakan suasana kerja atau iklim yang kondusif sehingga para guru bergairah dalam melaksanakan tugas sebagai pengajar dan pendidik. 2) Menajalin komunikasi yang baik, antara guru dengan Kepala Sekolah,

adanya kepedulian terhadap permasalahan yang dihadapi guru dalam proses pengajaran di kelas.

3) Memberikan fasilitas yang mendukung dalam mengikuti setiap kegiatan penataran, pelatihan, dan lokakarya, yang berkaitan dengan bidang studi guna peningkatan kemampuan dan kompetensi guru.

c) Bagi Guru, yaitu hendaknya selalu meningkatkan pengetahuan, kompetensi dan kualifikasinya agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik, sesuai dengan yang diharapkan.


(29)

d) Bagi Peneliti. Untuk penelitian Kepuasan kerja guru lebih lanjut, perlu dilakukan dengan melibatkan variabel lain di luar variabel yang diteliti, seperti pemberian insentif, kerja tim, disiplin kerja, perilaku inovatif, dan lain-lain yang berpengaruh terhadap Kepuasan kerja.


(30)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar dan Sagala, H.S. 2004. Profesi Jabatan Kependidikan dan Guru sebagai Upaya Menjamin Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

Arikunto, Suharsini. 1983. Metode Research. Jakarta: Rajawali Pers.

________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Davis, Keith., John W. Newstrom. 1985. Human Behavior at Work : Organizational Behavior, New York : McGraw-Hill.

________. 1997. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga. ________. 2000. Perilaku Organisasi, Jakarta: Erlangga

Gibson, James L, et al. 1995. Organiozations. Alih bahasa: Nunuk Adiarni, Jakarta: Bina Rupa Aksara

Hasibuan, Malayu SP. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara

Holbeche, Linda. 2005. The High Performance Organization : Creating dynamic stability and suistainble succsess, Oxford : Elsevier Butterworth-Heinemann

Hoy, Wayne K. Dan Cecil G. Miske. 1982. Educational Administration. New York: Rondo House

Kamars, D. 2005. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Edisi kedua, Padang: Universitas Putra Indonesia Press.

Komariah, A. & Triatna, C. 2008. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif. Jakarta: Bumi Aksara

Masmuh, Abdullah. 2010. Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori Dan Praktek, Malang: UMM Press

Mathis, Robert L and John H.Jackson 2001. Human Resouce Management, Penerjemah : Jimmy Sadeli, jakarta : Salemba Empat


(31)

Najur, M. 2012. “Hubungan Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja dengan Kepuasan Kerja Guru MTs Swasta di Kabupaten Aceh Singkil”. Tesis. Medan: Pascasarjana. Universitas Negeri Medan.

Newstrom. John W, Keith Davis 2002. Organization Behaviour:Human Behavior at Work-International Edition. Singapore: McGrawHill

Owens, Robert G. Organizatoinal Behavior in Education, Boston : Allyn and Bacon, 1995

Pidarta, M. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto, N. 2003. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rifa’i, M. 1992. Pengantar Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Baru

Rivai, V. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakrta: Raja Grafindo Persada

Robbins, Stephen P. 2003. Organizational Behavior. Prentice Hall, New Jersey. _________. 2006. Perilaku Organisasi.Jakarta: Indeks.

Robbins, Stephen. P. & Miquel Coulter. 2007. Manajemen,Edisi kedelapan, Alih Bahasa: harry Slamet dan Ernawati Lesatari. Indonesia: Macanan Jaya Cemerlang

Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multima

_________. 2007. Disain Organisasi Pendidikan Dalam Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah. Jakarta: Uhamka Press

_________. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

_________. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta

Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Suipervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan SDM. Jakarta: Renika Cipta


(32)

Steers, Richard, M. 1980. Evektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga Suryana, Adang. 2009. Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta: P4TK.

Usman, H. 2008. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Edisi kedua, Jakarta: Bumi Aksara

Wexley, Kenneth N, dan Gary A. Yukl. 1992. Organizational Behaviour and Personnel Psychology. Penerjemah Muh. Shobaruddin, Jakarta: Rineka Cipta


(1)

Dengan diterimanya hipotesis kedua yaitu, Iklim Organisasi berhubungan yang positif dan signifikan terhadap Kepuasan Kerja maka upaya meningkatkan Kepuasan Kerja guru adalah salah satunya dengan meningkatkan suasana kerja yang kondusif dalam organisasi sekolah. Adanya Iklim Organisasi yang kondusif akan dapat mendorong kerjasama yang menyenangkan sehingga menjadi pendorong timbulnya keterbukaan atas kekurangan atau kelemahan yang dihadapi guru. Untuk meningkatkan Iklim Organisasi, maka kepala sekolah perlu meningkatkan penerapan indikator dari Iklim Organisasi, yaitu (a) struktur organisasi, (b) standar kinerja yang dinamis, (c) gaya manajemen yang mendukung guru, (d) rasa tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas, dan (e) keterlibatan guru dalam organisasi. Untuk itu, Kepala Sekolah harus mendukung dan berupaya menumbuhkan suasana kerja yang kondusif, rasa peduli, dan kebersamaan terhadap guru dengan cara melibatkan atau memberi kesempatan kepada para guru dalam pengambilan keputusan bersama-sama untuk kemajuan sekolah. Kepala Sekolah perlu duduk bersama dengan guru melakukan dialog sebelum merencanakan dan membuat suatu keputusan serta menciptakan komunikasi yang baik dengan para guru sebagai bawahannya. Kepala sekolah perlu memperhatikan keterlambatan guru dalam pengusulan kepangkatan sehingga para guru berupaya meningkatkan kariernya tepat waktu dan pada akhirnya akan meningkatkan Kepuasan Kerja.

C.Saran

Berdasarkan hasil temuan penelitian dan implikasi seperti di uraikan di atas, maka untuk peningkatan Kepuasan Kerja Guru diberikan saran, yaitu:


(2)

a) Bagi Pemerintah Daerah dalam hal ini Dinas Pendidikan Kota Binjai sebagai bahan masukan untuk melakukan perencanaan strategik yang baik dalam pengembangan dan peningkatan kualitas tenaga pendidik dengan memberi perhatian terhadap peningkatan karier, kesejahteran guru melalui pemberian insentif yang tepat waktu dan memberikan penghargaan bagi guru yang berprestasi sehingga kepuasaan kerja guru semakin meningkat yang akan berdampak pada peningkatan kualitas pelayanan dan pembelajaran yang bermutu.

b) Bagi Kepala Sekolah, hendaknya meningkatkan supervisi kepada para guru dengan cara memberdayakan seluruh potensi yang dimiliki para guru sehingga mereka dapat memberikan pelayanan yang optimal sebagai pendidik dengan melakukan:

1) Menciptakan suasana kerja atau iklim yang kondusif sehingga para guru bergairah dalam melaksanakan tugas sebagai pengajar dan pendidik. 2) Menajalin komunikasi yang baik, antara guru dengan Kepala Sekolah,

adanya kepedulian terhadap permasalahan yang dihadapi guru dalam proses pengajaran di kelas.

3) Memberikan fasilitas yang mendukung dalam mengikuti setiap kegiatan penataran, pelatihan, dan lokakarya, yang berkaitan dengan bidang studi guna peningkatan kemampuan dan kompetensi guru.

c) Bagi Guru, yaitu hendaknya selalu meningkatkan pengetahuan, kompetensi dan kualifikasinya agar dapat melakukan pekerjaan dengan baik, sesuai dengan yang diharapkan.


(3)

d) Bagi Peneliti. Untuk penelitian Kepuasan kerja guru lebih lanjut, perlu dilakukan dengan melibatkan variabel lain di luar variabel yang diteliti, seperti pemberian insentif, kerja tim, disiplin kerja, perilaku inovatif, dan lain-lain yang berpengaruh terhadap Kepuasan kerja.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Anwar dan Sagala, H.S. 2004. Profesi Jabatan Kependidikan dan Guru sebagai Upaya Menjamin Kualitas Pembelajaran. Jakarta: Uhamka Press.

Arikunto, Suharsini. 1983. Metode Research. Jakarta: Rajawali Pers.

________. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta

Davis, Keith., John W. Newstrom. 1985. Human Behavior at Work : Organizational Behavior, New York : McGraw-Hill.

________. 1997. Perilaku Dalam Organisasi. Jakarta: Erlangga. ________. 2000. Perilaku Organisasi, Jakarta: Erlangga

Gibson, James L, et al. 1995. Organiozations. Alih bahasa: Nunuk Adiarni, Jakarta: Bina Rupa Aksara

Hasibuan, Malayu SP. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Bumi Aksara

Holbeche, Linda. 2005. The High Performance Organization : Creating dynamic stability and suistainble succsess, Oxford : Elsevier Butterworth-Heinemann

Hoy, Wayne K. Dan Cecil G. Miske. 1982. Educational Administration. New York: Rondo House

Kamars, D. 2005. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek. Edisi kedua, Padang: Universitas Putra Indonesia Press.

Komariah, A. & Triatna, C. 2008. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif.

Jakarta: Bumi Aksara

Masmuh, Abdullah. 2010. Komunikasi Organisasi Dalam Perspektif Teori Dan Praktek, Malang: UMM Press

Mathis, Robert L and John H.Jackson 2001. Human Resouce Management,


(5)

Najur, M. 2012. “Hubungan Iklim Organisasi dan Motivasi Kerja dengan Kepuasan Kerja Guru MTs Swasta di Kabupaten Aceh Singkil”. Tesis.

Medan: Pascasarjana. Universitas Negeri Medan.

Newstrom. John W, Keith Davis 2002. Organization Behaviour:Human Behavior at Work-International Edition. Singapore: McGrawHill

Owens, Robert G. Organizatoinal Behavior in Education, Boston : Allyn and Bacon, 1995

Pidarta, M. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Purwanto, N. 2003. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Rifa’i, M. 1992. Pengantar Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung:

Baru

Rivai, V. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakrta: Raja Grafindo Persada

Robbins, Stephen P. 2003. Organizational Behavior. Prentice Hall, New Jersey. _________. 2006. Perilaku Organisasi.Jakarta: Indeks.

Robbins, Stephen. P. & Miquel Coulter. 2007. Manajemen,Edisi kedelapan, Alih Bahasa: harry Slamet dan Ernawati Lesatari. Indonesia: Macanan Jaya Cemerlang

Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen Berbasis Sekolah dan Masyarakat, Strategi Memenangkan Persaingan Mutu. Jakarta: Nimas Multima

_________. 2007. Disain Organisasi Pendidikan Dalam Implementasi Kebijakan Otonomi Daerah. Jakarta: Uhamka Press

_________. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta

_________. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.

Bandung: Alfabeta

Sahertian, Piet A. 2000. Konsep Dasar dan Teknik Suipervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan SDM. Jakarta: Renika Cipta


(6)

Steers, Richard, M. 1980. Evektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga Suryana, Adang. 2009. Metode dan Teknik Supervisi. Jakarta: P4TK.

Usman, H. 2008. Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Edisi kedua, Jakarta: Bumi Aksara

Wexley, Kenneth N, dan Gary A. Yukl. 1992. Organizational Behaviour and Personnel Psychology. Penerjemah Muh. Shobaruddin, Jakarta: Rineka Cipta


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI AKADEMIK, IKLIM KERJA DAN MOTIVASI KERJA GURU DENGAN KEPUASAN KERJA GURU SMA KABUPATEN PAKPAK BHARAT.

0 2 9

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KERJA ORGANISASI DAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DENGAN KOMITMEN AFEKTIF GURU SMK KESEHATAN DI KOTA MEDAN.

0 5 22

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN SITUASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU DI SMA NEGERI KOTA BINJAI.

0 2 28

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG PERILAKU KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM KOMUNIKASI DENGAN KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN BINJAI TIMUR KOTA BINJAI.

0 3 34

PERSEPSI GURU TERHADAP HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA GURU SD GUGUS I KECAMATAN BINJAI BARAT KOTA BINJAI.

0 0 34

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU SMA SWASTA KECAMATAN MEDAN TEMBUNG.

0 3 46

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU.

0 0 13

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KINERJA GURU.

0 2 13

HUBUNGAN PERSEPSI GURU TENTANG KECERDASAN EMOSIONAL KEPALA SEKOLAH DAN IKLIM ORGANISASI DENGAN KEPUASAN KERJA GURU DI SMA NEGERI KECAMATAN GUNUNG SITOLI KABUPATEN NIAS.

0 0 26

PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, IKLIM KERJA, DAN PROFESIONALISME GURU PENGARUH PERSEPSI GURU TENTANG SUPERVISI KEPALA SEKOLAH, IKLIM KERJA, DAN PROFESIONALISME GURU TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMP NEGERI SUB RAYON 02 MUNTILA

0 0 14