KONTRIBUSI MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP PENAMPILAN KERJA GURU UAN PRESTASI BELAJAR SISWA : Suatu perbandingan produktivitas antara SMA Negeri 2,5,10,11 dan 14 di Kotamadya Bandung Lintas Pendekatan Administrasi Pendidikan.
KONTRIBDSI MOTIVASI DAN DISIPLIN TERHADAP PENAMPILAN
KERJA GURU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
( Suatu perbandingan produktivitas antara SMA Negeri
2,5,10,11 dan 14 di Kotamadya Bandung
Lintas Pendekatan Administrasi Pendidikan )
T E S I S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
untuk Memenuhi Sebagian dari syarat
Program Pasca Sarjana Bidang Studi Administrasi
Pendidikan
Oleh :
Drs. EDDY SOEWARDI KARTAWIDJAJA
Nomor Pokok : 260/0/XIII-5
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 8 7
DISETUJUI
DAN DISA
Prof.
OLEH PENBIMBING
1. Enqkosuara H.Ed
Pembi robing; I
DR.Wbchammad Fakry Gaffar PL Ed
Pembimbingp
II
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT K€GURUAN DAN ILNLL PENDIDIKAN
b; a
n
d
u
1987
n
a
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
i
UCAPAN TERIMAKASIH!.
ii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GANBAR
BAB
I
X
PENDAHULUAN
A. Permasalahan
B.
1
l.Latarbelakang masalah
1
2.Rumusan masalah
6
Tujuan dan sifat penelitian
9
C. Kegunaan penelitian
BAB,
II
12
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Pendekatan studi efektivitas organi
sasi
14
Bi. Teori-teori Motivasi, Disiplin,
dan Penampilan kerja
20
C. Sistem dan perilaku organisasi seko
lah sebagai lembaga pendidikan
37
D. Produktivitas dan efektivitas pendi
dikan
45
E. Kajian hasil penelitian sebelumnya.
iv
53
BAB
BAB
BflB;
III
IV
V
PROSEDUR PENELITIAN
A.Populasi dan samp el
58
B.Pletode penelitian
59
C.Anggapan dasar dan hipotesis
59
D.Validitas dan reliabilitas instrumen.
61
HASIL
PENELITIAN
A.Pengolahan dan analisis data..-
64
B.Rangkuman hasil pengolahan data
91
KESIPIPULAN
DAN
DISKUSI
A.Diskusi
98
Bl.Kesimpulan
106
DAFTAR KEPUSTAKAAN
112
RINGKASAN
115
LAPIPIRAN
A.Instrumen-instrumen yang digunakan...
117
B.Perhitungan validitas dan reliabili
tas instrumen pengumpul data prasurvai
126
C.Pengolahan data survai
v
134
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
3.1.
laliditas dan Reliabilitas Instrumen
4.1.
Daftar perhitungan chi-kuadrat untuk
variabel-X
4.2.
66
Rata-rata skor jawaban responden dari
lima sekolah
4.3.
68
Korelasi parsial dan multipel antar
sub-variabel dari kelima sekolah.
4.4.
. .
76
Hubungan fungsional antara motivasi
dan penampilan kerja
4.6.
77
Hubungan fungsional antara disiplin
dan penampilan kerja
4.7.
78
Hubungan fungsional antara motivasi,
disiplin dengan penampilan kerja.
4.8.
. .
81
Signifikansi korelasi antara motivasi
dan penampilan kerja
4.10.
81
Signifikansi korelasi antara disiplin
dan penampilan kerja.
4.11.
82
Signifikansi korelasi antara motivasi
dan disiplin dengan penampilan kerja.
4.12.
79
Signifikansi korelasi antara motivasi
dan disiplin
4.9.
68
Hubungan fungsional antara motivasi
dan disiplin
4.5.
63
83
Signifikansi korelasi antara penampil
an kerja dengan prestasi belajar.
vi
. .
84
4.13
Determines! penampilan kerja guru terhadap prestasi belajar murid
4.14
Daftar output input dan produktivitas....
4.15
Data rata-rata prestasi belajar tiap seko
lah berikut simpangan bakunya
4.16
87
Rekapitulasi hasil perhitungan harga t.
berdasarkan pasangan antar sekolah
4.17
85
88
Rekapitulasi hasil pengujian hipotesis un
tuk pasangan antar sekolah
89
4.18
Daftar peringkat produktivitas hasil
90
4.19
Poligon frekuensi penampilan kerja
SPIA Negeri 2 Bandung
4.20
137
Poligon frekuensi disiplin kerja
SPIA Negeri 2 Bandung:
4.21
139
Poligon frekuensi motivasi kerja
SPIA Negeri 2 Bandung
4.22
141
Grafik persamaan regresi linier:
Y = 17,89 + 0,72X
4.23
149
Grafik persamaan regresi linier:
Y = 24,36 + 0,61X
4.24
158
Grafik persamaan regresi linier:
Y.' - 11,93 + 0,80X
4.25
167
Poligon frekuensi motivasi kerja
SPIA Negeri 5 Bandung;
4.26
184
Poligon frekuensi disiplin kerja
SPIA Negeri 5 Bandung
186
vii
4.27 Poligon frekuensi penampilan kerja
SPIA Negeri 5 Bandung;
188
4.28 Grafik persamaan regresi linier:
YY = 27,93 + 0,56X
196
4.29 Grafik persamaan regresi linier:
Y( = 44,48 + 0,29X
204
4.30 Grafik persamaan regresi linier:
Y. = 36,58 + 0,42X.
212
4.31 Poligon frekuensi motivasi kerja
SPIA Negeri 10 Bandung
228
4.32 Poligon frekuensi disiplin kerja:
SPIA Negeri 10 Bandungi
230
4.33 Poligon frekuensi penampilan kerja:
SPIA Negeri 10 Bandung,
232
4.34 Grafik persamaan regresi linier:
Y = 10,70 + 0,82X
240
4.35 Grafik persamaan regresi linier:
Y/ = 40,58 + 0,33X
248
4.36 Grafik persamaan regresi linier:
Y. = 42,14 + 0,30X
256
4.37 Poligon frekuensi motivasi kerja:
SPIA Negeri 11, Bandung
272
4.38 Poligon frekuensi disiplin kerja:
SPIA Negeri 11 Bandung
274
4.39 Poligon frekuensi penampilan kerja:
SPIA Negeri 11 Bandung
viii
276
4.40
Grafik persamaan regresi linier:
A
Y = 27,84 + 0,53X
284
Grafik persamaan regresi linier:
4.41
Y- = 27,16 + 0,55X
4.42
292
Grafik persamaan regresi linier:
Y = 37,05 + 0,37X
4.43
300
Poligon frekuensi motivasi kerja:
SPIA Negeri 14 Bandung;
4.44
Poligon frekuensi disiplin kerja:
SPIA Negeri 14 Bandung
4.45
317
Poligon frekuensi penampilan kerja:
SPIA Negeri 14 Bandung
4.46
315
319
Grafik persamaan regresi linier:
A
Y = 10,43 + 0,83X
4.47
327
Grafik persamaan regresi linier:
Y = 20,45 + 0,67X
4.48
336
Grafik persamaan regresi linier:
Y = 26,67 + 0,56X
345
ix
DAFTAR GAPIBAR
&AP1BAR
1.1
Halaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
pendidikan
H
2.1
The productivity process
52
2.2
Pola model hubungan antara variabel bebas dan variabel respon
74
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Permasalahan
1.
Latarbelakanq masalah
Plan u sia adalah mahluk berfikir, mahluk sosial
dan
mahluk budaya. Dari hasil berfikir manusia terciptalah pe
ngetahuan dan nilai-nilai hidup melalui akalnya. Nilai-ni
lai dan pengetahuan tentang perilaku kehidupan dan penghi
dupan manusia berabad-abad telah diturunkan dari nenek mo
yang ke generasi beikutnya secara sadar atau tidak.Proses
pengalihan pengetahuan dan nilai-nilai dari generasi demi
generasi itu dikatakan pula dengan transmisi kebudayaan,
yang dilakukan melalui pendidikan formal, informal, ataupun non-formal. Plitchel G.Duncan mengatakan, bahwa:
"Culture or civilisation is that complex whole
which includes knowledge,belief,art, morals, law,
custom, and any other capabilities and habits acquired
by man as a member of society".
(Nugroho Notosusanto ,1983/1984,6)
Pendidikan adalah kegiatan memperoleh dan menyampai
kan pengetahuan,
sehingga memungkinkan transmisi kebudaya
an berlanjut dari generasi yang satu kepada berikutnya.Pen
didikan dikatakan pula sebagai suatu proses pertumbuhan di
dalam mana individu diberi pertolongan untuk mengembangkan
kekuatan, bakat, kemampuan dan minatnya. Kedua pengertian
pendidikan di atas dapat dipadukan menjadi satu pengertian
yang bulat bahwa melalui akal manusia mampu menciptakan a-
lat pemuas kebutuhan hidup yang kongkrit maupun abstrak,
dan menyebarkannya melalui alih ilmu pengetahuan dalam
proses pendidikan.
l
Sekolah sebagai salah satu organisasi tempat dila-
kukannya alih ilmu pengetahuan itu sebagai lembaga pendi
dikan formal yang dikelola secara teratur dan sistematik
menjadi lebih umum dan efektif. Tujuan institusional seko
lah akan dicapai dengan efektif terutama bila didasarkan
kepada pengelolaan administrasi pendidikan di setiap orga
nisasi sekolah dilakukan atas kerjasama seluruh personil
sekolah yang terdiri dari Kepala Sekolah sebagai pimpinan
administratif edukatif, Guru-guru sebagai pengajar, Karya
wan Staf Tatausaha sebagai pelaksana administrasi sekolah
dan siswa-siswa sebagai penerima layanan. Dengan kata la
in bahwa, keberhasilan organisasi sekolah tidak saja kong
kritnya rumusan sasaran tujuan yang hendak dicapai tetapi
penting pula prosesnya, mekanisme dalam meraih sasaran
itu, berjalan secara optimal menurut ketentuan yang berla
ku. Aktivitas baku personil guru dan siswa adalah interak
si belajar-mengajar, sedangkan kegiatan personil staf ta
tausaha ialah melaksanakan pekerjaan lalulintas arus in-
formasi dan pelayanan administrasi kantor organisasi seko
lah sebagai penunjang lancarnya proses pendidikan. Di
atas itu semua, kedua fihak personil sekolah bekerja sa-
ling menunjang, di bidangnya masing-masing yang dikoordinasikan oleh Kepala Sekolah sebagai administrator, dan fa
silitator pendidikan. Sondang P.Siagian menyatakan,bahwa:
"... di satu fihak terdapat mereka yang tugas utamanya adalah melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat
penterjemahan tugas pokok kepada aktivitas, sedangkan
di fihak lain terdapat mereka yang tugasnya adalah me
lakukan kegiatan-kegiatan penunjang demi lancarnya ja-
lan roda dan mekanisme organisasi. Pembagian tugas dan
pekerjaan yang serasi berarti akan mempermudah terca-
painya tujuan organisasi".(1977,84).
Faktor manusia merupakan salah satu unsur penting
dalam mewujudkan keberhasilan organisasi mencapai tujuan-
nya. Penampilan guru khususnya, yang ditunjang oleh admi
nistrasi sistem organisasi sekolah secara terpadu akan me
wujudkan tingkat efektivitas organisasi sekolah dalam bentuk kuantitas dan kualitas lulusan tertentu. Faktor motiva
si, kemampuan, dan disiplin kerja seluruh personil sekolah
akan menentukan tingkat produktivitas hasil tertentu,
dengan di bawah koordinasi kepemimpinan kepala sekolahnya.
Sekolah sebagai suatu organisasi pendidikan formal
di dalamnya terdapat struktur organisasi yang menentukan
tata pembagian kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerja sama dalam mencapai tujuan terten
tu. Dalam pengertian organisasi sebagai sistem tersirat di
dalamnya pengertian orientasi-tujuan dan perspektif sistem.
Terciptanya harmonisasi kedua aspek itu mencerminkan efek
tivitas organisasi. Karakteristik tertentu organisasi,lingj
kungan, karyawan, dan kebijakan menejemen merupakan faktor
faktor penunjang kepada efektivitas organisasi, yang unsur
unsurnya meliputi: struktur organisasi, teknologi, iklim
intern dan ekstern, sifat keterikatan kepada organisasi,
prestasi kerja, dan sifat kepemimpinan guru.
Sekalipun
fasilitas sarana, prasarana, hak dan kewajiban sekolah Ne
geri itu umumnya sama, namun output dan hasil kerjanya bi
sa berbeda satu dengan yang lain. Faktor output akhir itu
ditentukan oleh proses organisasionalnya yang pasti berbe
da sehingga memberikan hasil yang tidak sama itu. Perbeda
an proses operasional dimungkinkan dalam hal:
a. Penjabaran peraturan petunjuk pelaksanaan kerja dengan
daya nalar dan penerapan yang cepat dan tepat.
b. Kualifikasi dasar pengetahuan yang ada, faktor semangat dan disiplin kerja tenaga edukatif dan non-edukatif akan memberikan hasil tertentu.
c. Tersedianya fasilitas sarana fisik dan prasarana pendi
dikara yang memadai, sehingga secara kuantitatif dan
kualitatif dapat lebih cepat dan lebih halus dihasilkan.
d. Kreativitas dan wibawa pemimpin sekolah-sekolah terse
but dalam mengkoordinasikan sistem organisasi sekolahnya ke arah pencapaian tujuan.
Beberapa hal dari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di
lapangan menjadi menarik untuk ditelusuri dan diteliti.
Di bawah kepemimpinan tertentu dari kepala sekolah
masing-masing, setiap organisasi sekolah menyelenggarakan
administrasi pengajaran dengan sebaik-baiknya. Baik peng-
alaraan, motivasi, disiplin, dan kemampuan kerja para guru
dan karyawan tatausaha yang berbeda kualifikasinya akan
menumbuhkan persaingan yangsehat. Segala fasilitas yang
sangat menunjang proses operasional administrasi pendidik
an, disertai keterampilan para personil akan memungkinkan
munculnya beberapa sekolah yang baik prestasinya.
Faktor
lokasi sekolah, kondisi bangunan gedung, banyaknya guruguru senior yang berpengalaman mengajar, kualitas lulusan
dasar sebagai input, sejarah pertumbuhan dan perkembangan,
dan, citra dan kepercayaan masyarakat terhadap output lulusannya, dan banyak lagi faktor lainnya akan membawa pe-
ngaruh kepada situasi dan proses belajar mengajar, dan
mengakibatkan perbedaan mutu lulusannya.
Prestasi lulusan yang baik sangat didambakan oleh
masyarakat, orangtua murid dan bangsa, yang dapat memben-
tuk manusia berkualitas yang berguna bagi pembangunan.
"Pendidikan yang baik akan membekali anak didik pe
nerus bangsa, pemilik hari esok yang diharapkan lebih ba
ik". (Engkoswara,1983,4). Demi mencapai hasil pendidikan
yang baik dituntut keterlibatan semua fihak, khususnya pa
ra personil guru,
dan raurid dalam interaksi belajar meng
ajar di kelas.
Di lain fihak, keadaan demikian secara tidak langsung akan menumbuhkan kesan dan citra lain bagi masyarakat
misalnya, disenangi, dibanggakan, dan anggapan tertentu
terhadap sekolah tersebut. Oleh karena itu maka sekolah-
sekolah semacam itu banyak diburu oleh pelajar-pelajar lu
lusan di bawahnya. Para pelajar mendambakan kualitas yang
baik untuk tempat belajar dan memperoleh ilmu yang berbobot. Plasyarakat sebagai konsumen berkepentingan dengan
pendidikan masa depan pemuda-pemudanya, sadar atau tidak
telah menganggap "lain" beberapa sekolah tertentu. Plereka
percaya dan berusaha keras untuk berkasempatan menyekolah
kan anak-anaknya di sekolah tersebut, karena mereka yakin
bahwa lulusannya kini banyak yang berhasil di masyarakat.
Citra masyarakat demikian itu mempunyai dampak positif
dan negatifnya, meskipun di fihak lain, sekolahnya sendi-
ri bekerja sebagaimana biasa menurut ketentuan yang berla
ku berdasarkan fasilitas sarana dan praaarana yang tersedia sama dari pemerintah.
2.
Rumusan
masalah
Plasalah yang diteliti terdiri dari beberapa aspek,
yaitu: i. Bagaimana suasana motivasi, kemampuan penampil
an, dan disiplin kerja para personil edukatif.
ii. Sejauh manakah penyelenggaraan pengajaran dan
pendidikan di SPIA Negeri 2, 5, 10, 11, dan 14
Bandung sangat mustari bagi tercapainya lulusan
yang memenuhi harapan masyarakat.
iii. Karakteristik dan faktor unik apa dalam kenyata
an perilaku organisasi sekolah menjadi cirinya
yang khas, baik lokasi, fisik dan non-fisik mau
pun gaya kepemimpinan Kepala Sekolahnya.
Aspek-aspek masalah di atas dijadikan indikator
terhadap mekanisme kerja organisasi sekolah dalam menca
pai keberhasilan pendidikan dan tujuan sekolah yang meme
nuhi harapan masyarakat, dalam hal: Nilai EBTA/EBTANAS
yang tinggi. Acuan harapan masyarakat di ataslah yang
menjadi dasar tumbuhnya gejala citra masyarakat terhadap
sekolah yang disenangi dan dibanggakan itu. Pada dasarnya terdapat dua kelompok sekolah yang melayani harapan
masyarakat yaitu kelompok sekolah yang disenangi, dan ke
lompok sekolah yang biasa-biasa saja. Prestasi hasil bel
ajar yang paling tinggi sesuai dengan acuan masyarakat
diperkirakan yang menjadi dasar tumbuhnya gejala citra
masyarakat terhadap sekolah yang disenangi, dibandingkan
dengan sekolah-sekolah lainnya. Pelaksanaan operasional
penyelenggaraan pengajaran dan pendidikan yang sebaik-ba
iknya adalah merupakan syarat mutlak untuk dilakukan
oleh setiap sekolah. Pengajaran dan pendidikan yang baik
merupakan prakondisi untuk prestasi sekolah yang baik.
Pokok masalah penelitian ini adalah efektivitas
pada
sistem pengajaran sekolah ditinjau dari aspek ope
rasional interaksi edukatif guru di kelas. Penelitian
ini lebih bersifat studi eksploratoris untuk mengetahui
sekolah manakah yang tampil sebagai sekolah paling1^ meme-
nuhi harapan masyarakat dengan kondisi
hasil
sistem
pengajarannya yang paling efektif. Dengan kata lain,meng
ukur efektivitas sistem menejemen lembaga pendidikan me
lalui studi tentang produktivitas sekolah.
^
Variabel-variabel masalah dalam penelitian ini ter
diri dari Variabel Bebas dan
Variabel Respon.
Variabel Bebasnya adalah:
1.Motivasi personil edukatif di sekolah.
2.Disiplin kerja seluruh personil edukatif di sekolah,ter
masuk kepemimpinan, koordinasi dan wibawa Kepala Seko
lah.
3.Penampilan kerja, sebagai perujudan kemampuan melaksana
kan tugas yang dibebankan kepada seluruh personil eduka
tif di
sekolah.
ad.1.Faktor-faktor yang menstimulasi motivasi kerja seti
ap individu personil edukatif terhadap pencapaian tu
juan sekolah. Indikatornya meliputi:
a. imbalan, lingkungan kerja, iklim kerja
b. keberhasilan, kegagalan, pujian, teguran
ad.2.Disiplin kerja personil edukatif sekolah, meliputi:
a.Semangat kerja dan hubungan kerjasama
b.Tanggungjawab hasil kerja
c.Perilaku individu dalam kelompok
ad.3.Penampilan kerja sebagai perujudan kemampuan melaksa
nakan tugas. Indikatornya meliputi:
a.Dasar pendidikan, keterampilan dan pengalaman
b.Jumlah personil, struktur organisasi, deskripsi ja
batan, tanggungjawab dan pengawasan
c.Tugas pelaksanaan, jadwal tugas pelayanan, aturan
kerja.
9
Variabel Responnya adalah:
Nilai EBTA/EBTANAS yang berisi daftar kumpulan hasil nilai
EBTA dan EBTANAS tahun ajaran 1985/1986 kelas tiga seluruh
jurusan pada setiap sekolah.
Variabel Bebas dinyatakan sebagai variabel-X yaitu
Administrasi Pendidikan, dan Variabel Respon sebagai varia
bel-Y, yaitu Harapan Plasyarakat akan Prestasi belajar siswa.
Variabel-X didukung oleh unsur-unsur:
Plotivasi personil edukatif (X, )
Disiplin kerja (X2)
Penampilan kerja (X,)
Variabel-Y adalah Prestasi EBTA/EBTANAS 1985/1986.
Terpenuhi tidaknya harapan masyarakat itu sangat ditentukan oleh efektif tidaknya hasil dari proses sistem adminis
trasi pendidikannya. Dengan kata lain, bahwa variabel-Y di-
tentukan oleh variabel-X, atau
Y = f(X3).
B* Tujuan dan Sifat Penelitian
a.
Umum
Tujuan umum penelitian adalah untuk mendapatkan
gambaran hingga di mana peranan administrasi
pendidikan c.q. interaksi edukatif guru, menunjang tercapainya mutu lulusan yang baik dan me-
menuhi harapan orangtua murid yang semakin ter
penuhi akan menumbuhkan citra dan kepercayaan
yang semakin kuat terhadap organisasi sekolah
tersebut.
10
b.
Khusus
1. Untuk mendapatkan gambaran deskriptif tentang
faktor-faktor unik apa yang ditemukan sebagai
indikator karakteristik yang mendasari perila
ku organisasional sekolah tersebut.
2. Plemperoleh gambaran tentang produktivitas ha
sil sekolah yang didasarkan kepada perilaku
mengajar guru sehari-hari, dan prestasi bel-»
ajar muridnya.
Penelitian ini bersifat menilai proses kegiatan
sistem organisasi sekolah dan hasilnya secara kuantitatif
dengan menghubungkannya pada sasaran tujuan yang harus di
capai oleh proses kegiatan itu.
1. Kematangan mental dan
kemampuan intelektual
2. Kematangan fisik dan
kemampuan psikomotor
3. Karakteristik afektif;
minat, motif, sikap,
nilai, ekspresi emosional
4.
Kesehatan
5. Konsep aku
6. Persepsi situasi
7.
8.
/III.
1. Intelektual meliputi
pengetahuan tentang
PERILAKU SISWA
DAN
GURU
bidang studi, perkem
bangan belajar,
Semua interaksi dalam
dsb.
proses belajar meng
ajar;
- kognitif verbal
- psikomotor
-
2. Kemampuan psikomotor
dan ciri-ciri fisik
3. Karakteristik afek
tif; minat, motif,
sikap, nilai, eks
presi emosional
afektif
4.
Usia
Jenis kelamin
Kesehatan
5. Konsep aku
6. Persepsi situasi
7.
Efisiensi dalam pencapaian
tujuan-tujuan jangka pendek
dan jangka panjang
IV.
1.
2.
3.
4.
5.
KARAKTERISTIK
V.
KELOPIPOK
KARAKTERISTIK FISIK
SITUASI
AJAR
Jumlah
Struktur
1.
2.
3.
Sikap
VI. KEKUATAN-KEKUATAN LUAR
Keakraban
Usia
8. Jenis kelamin
Kepemimpinan
BELAJAR PIENG-
Ruangan
Persediaan
Perlengkapan
•
B. KONDISI YANG, P1EPIPENGARUHI KESELURUHAN
SITUASI
A. KONDISI YANG, PIEPIBERI PENGARUH PERTAP1A
1.
1. Keluarga
2. Lingkungan tetangga
3. Pengaruh kebudayaan yang lebih luas
2.
3.
4.
BELAJAR PIENGAJAR
Petugas sekolah yang lain; guru;
psikolog, penyuluh, pengawas,
Organisasi administratif; harapan,
tunjangan
Tuntutan
kurikulum i-
Harapan dan bantuan masyarakat pada
sekolah
Gambar 1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pendidikan
(Dikutip dari Klausmeier, 1961, h.28)
12
C. Kegunaan Penelitian
Penelitian terhadap masalah ini mempunyai beberapa
segi manfaat, baik teoritis maupun praktis.
1. Kegunaan teoritis, penelitian ini merupakan pengujian
terhadap keberlakuan teori-teori tentang Administrasi
Pendidikan di Sekolah Plenengah, khususnya di wilayah Ko
tamadya Bandung,
2. Kegunaan praktis mencakup tiga aspek, yaitu:
a.Individual, yaitu bahwa menyadari dan menghayati tu
gas dan kewajiban personil edukatif tentang penam
pilan tugas, dan disiplin kerja hubungannya dengan
tujuan hasil yang harus dicapai akan memberikan pe
tunjuk kepada pimpinan sekolah dalam mengelola per
sonil pendidikan dan administrasi pendidikannya.
b.Kelembagaan, yaitu bahwa pengelolaan seluruh perso
nil dengan sebaik-baiknya oleh pimpinan sekolah
akan memenuhi harapan masyarakat melalui peningkat
an kuantitas dan kualitas lulusannya.
c.Kemasyarakatan, yaitu bahwa keefektifan kerja selu
ruh personil sekolah akan memberikan pelayanan pen
didikan yang sebaik-baiknya dan menghasilkan lulus
an yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Dasar pertimbangan untuk meneliti masalah ini ada
lah bahwa:
a. sangat menarik untuk diteliti
b. relevan dengan bidang studi yang sedang
13
dituntut
c. memungkinkan untuk diteliti
d. penelitian ini dapat ditunjang oleh sum-
ber-sumber yang tersedia.
/KIP
BAB
III
PROSEDUR PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian lapangan didahului oleh be
berapa persiapan administratif dan persiapan teknis seba
gai berikut.
(l).Meminta izin penelitian kepada Kepala Kanwil Depdikbud Jawa Barat, dengan syrat pengantar dari
FPS-IKIP Bandung tanggal 12 November 1985
Dekan
nomor
7864/PT.25.R.I/N/1985.
Izin penelitian diberikan olehi Pemerintah Propinsi
Daerah Tingkat I Jawa Barat Direktorat Sosial Poli-
tik tanggal 19 November 1985 nomor 070.1/3562.
Izin penelitian diberikan oleh Kepala Kanwil c.q.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum tanggal 28
November 1985 nomor 5935/102.l/N. 85.
(2).Memperbanyak instrumen penelitian berbentuk skala pe
nilaian yang penggunaannya diperuntukkan bagi para
guru sebanyak anggota sampel.
(3).Mengumpulkan data prestasi belajar murid hasil tes
EBiTA/EBTANAS tahun ajaran 1985/1986.
(4).Menyebarkan instrumen penelitian kepada para responden guru di lima SMA Negeri yaitu 2,5,10,11 dan 14
untuk diisi dan dikumpulkan berangsur-angsur.
Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Maret
1986 yaitu pada tahun ajaran semester ke II dan menjelang masa EBTA/EBTANAS pada bulan Juni 1986.
57
58
A. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMA
Negeri yang ada di Kotamadya Bandung yaitu sebanyak 19
buah. Dari populasi itu diambil sampel 25$, secara purposif sebanyak 5 buah yaitu SMA Negeri 2,5,10,11 dan 14.
Dari sampel sebanyak lima itu kemudian ditetapkan menja
di dua kelompok yaitu kelompok pertama terdiri dari dua
sekolah, dan kelompok kedua terdiri dari tiga sekolah.
Kelompok pertama diambil SMA Negeri 2 dan 5 sebagai se
kolah yang dianggap telah lama berdiri, memiliki fasili
tas yang lebih lengkap, pola kerja yang sudah mapan,dan
mempunyai reputasi yang baik jika dibandingkan dengan
sekolah-sekolah dalam kelompok kedua, yang dianggap masih muda sejarah pertumbuhan dan pengalamannya. Kelom
pok kedua terdiri dari tiga sekolah yaitu SMA Negeri 10,
11, dan 14, yang diambil secara acak dari 17 sekolah si
sanya.
Pengumpulan data angket dari guru-guru melalui
Kepala Sekolah c.q. Wakil Kepala Sekolah atau Guru yang
ditunjuk untuk melayani hal itu, sedangkan Daftar Kum-
pulan Nilai (DKN) Prestasi Tes EBTA/EBTANAS tahun ajar
an 1985/1986 diperoleh dari guru Bidang Kurikulum. Data
prestasi tes tersebut meliputi bidang studi IPA dan IPS
yang masing-masing mencakup 7 matapelajaran EBTANAS dan
4 matapelajaran EBTA, sehingga jumlahnya 11 matapelajar
an. Pengolahan data prestasi dari kedua bidang studi, di
gabungkan menjadi Prestasi belajar siswa, variabel-Y.
59
B.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskrip
tif melalui teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Meneliti aspek yang berkenaan dengan anggota sampel
yang berkedudukan sebagai pimpinan, ditempuh dengan
teknik wawancara.
b. Meneliti anggota sampel guru digunakan teknik wawanca
ra dan angket mengenai aspek motivasi, disiplin kerja,
dan penampilan kerja.
c. Meneliti bahan notasi tentang prestasi belajar siswa
berupa prestasi tes EBTA/EBTANAS tahun ajaran 1985/1986.
Pengujian hipotesisnya digunakan statistik inferens yaitu:
1. Analisis regresi untuk mengetahui hubungan fungsional
antar-variabel penelitian.
2. Analisis korelasional untuk mengetahui tingkat keterikatan dan daya determinatif dari setiap variabel.
3. Analisis perbedaan dua rata-rata.
C.
Anggapan Dasar dan Hipotesis
Ada beberapa anggapan dasar yang merupakan pegang-
an dalam penelitian ini, ialah:
1. Mengajar merupakan suatu kegiatan atau perilaku guru
untuk membangkitkan kegiatan atau perilaku belajar pa
da siswa. Dalam mengajar pihak guru berhadapan dengan
pihak siswa. Mengajar merupakan suatu situasi interak-
60
tif baik langaung atau tidak laggsung.
2. Parilaku mengajar mancakup sagi kognitif, afektif dan
paikomotor. Perilaku mengajar malibatkan keseluruhan
pribadi pengajar (guru), baik aagi kognitif, afektif
maupun psikomotornya, dalam saat dan peristiwa yang
berbede keterlibatannya tidak selalu sama (konstan).
3. Hasil dari suatu perilaku mengajar adalah berupa perubahan perilaku pada orang yang diajar. Mengajar me
rupakan perilaku guru untuk membangkitkan perilaku
belajar pada murid. Dengan belajar tersebut akan ter-
jadi perubahan-perubahan perilaku pada diri murid.
Semakin tinggi mutu perilaku yang dimiliki murid seba
gai akibat belajar yang didorong oleh perilaku meng
ajar, makin berhasil perilaku mengajar.
'Ada beberapa hipotesis operasional yang diuji da
lam penelitian ini, yaitu:
I.Terdapat hubunoan yang positif dan signifikan. antara:
r"—'
(1). Motivasi dan Disiplin kerja.
(2). Motivasi dan Penampilan kerja.
(3). Disiplin kerja dan Penampilan kerja.
(4). Motivasi dan Disiplin kerja, dengan Penampil
an kerja.
(5). Penampilan kerja guru dengan hasil Prestasi
belajar siswa.
II.Tidak terdapat perbedaan yang berarti dalam tingkat
Produktivitas hasil Prestasi belajar siswa, di antara
SMA Negeri 2, 5, 10, 11, dan 14 Bandung.
61
D. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengumpul Data
1. Instrumen Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam studi
ini adalah teknik angket/kuesioner berskala, yang penggunaannya khusus untuk kepentingan studi ini. Bulir-bulir pernyataan disusun dalam bentuk kalimat-kalimat yang bersifat
problematis situasional dan dilengkapi dengan lima macam
kemungkinan jawaban pilihan. Setiap responden hanya diper-
kenankan memilih satu kemungkinan jawaban yang sesuai dengan
anggapannya.
Angket ini terdiri dari tiga bagian, yang terdiri
dari ; (1) masalah motivasi, (2) masqlah disiplin dan (3)
masalah penampilan kerja guru. Tiap-tiap bagian dikembangkan menjadi variabel-variabel pendukungnya sebanyak 15 buah.
Dengan demikian, jumlah bulir pernyataan yang dikembangkan
mencakup ketiga variabel penelitian adalah sebanyak 45 buah.
Pengembangan instrumen penelitian ini didasarkan
atas sifat motivasi dan disiplin menurut teori motivasi Dua
Faktor dari Frederick Herzberg, Teori Kebutuhan yang Dipel-
ajari (Learned Needs Theory) dari McClelland dan Teori Ke
butuhan dari Maslow. Penerapan teori-teori diatas ke dalam
bentuk bulir-bulir item instrumen disesuaikan dengan situ
asi dan kondisi kerja pada kehidupan organisasi di sekolah.
Pengukuran variabel penampilan kerja guru dilakukan
dengan menggunakan instrumen penelitian buatan sendiri yang
62
penyebaran item-itemnya didasarkan atas kriteria kompetensi
guru, syarat-syarat kemampuan profesional guru, fungsi guru
sebagai manajer kelas/instruksional dan sebagai individu da
lam suatu organisasi.
Pengumpulan data prestasi belajar siswa diperoleh dari
data hasil belajar siswa berdasarkan EBTA/EBTANAS yang telah
diselenggarakan. Jadi data prestasi belajar siswa ini diper
oleh peneliti dari Kanwil Depdikbud Jawa Barat melalui masingmasing sekolah, dalam bentuk nilai pencapaian belajar siswa.
Khusus untuk data prestasi belajar tidak dilakukan
uji validitas dan reliabilitas. Ini dikarenakan prestasi bel
ajar tidak diperoleh melalui instrumen yang disusun penelti.
Sedangkan untuk variabel motivasi, disiplin dan penampilan
kerja guru yang menggunakan instrumen, terlebih dahulu akan
diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya.
2. Uji-coba dalam rangka validitas dan reliabilitas
instrumen.
Prasurvai dalam rangka uji-coba instrumen penelitian
dilaksanakan pada tanggal 3 s/d 10 Desember 1985 pada SMA-
SMA Negeri yang menjadi tempat penelitian kepada 20 respon
ded Kemudian data hasil prasurvai itu dianalisis untuk men
dapatkan validitas dan reliabilitas dari instrumen yang di
gunakan.
Validitas dimaksudkan sebagai hal yang mempersoalkan
apakah instrumen yang didunakan untuk mengukur suatu atribut
betul-betul mengukur atribut yang dimaksud ?. Dengan demikian
validitas akan menunjukkan berguna atau tidak bergunanya
63
instrumen tersebut untuk keperluan penelitian yang dilaksanakan. Validitas instrumen penelitian mengenai motivasi,
disiplin dan penampilan kerja termasuk ke dalam jenis valid
itas konstruk dan isi (construct and content validity). Pengujiannya dilaksanakan dengan analisis perhitungan daya pembeda dengan menggunakan tes kesamaan dua rata-rata (t-test)
yang sebelumnya dilakukan perhitungan rata-rata kelompok dan
variansinya terhadap 27$ skor-skor jawaban kelompok tinggi
dan 27$ skor-skor jawaban kelompok rendah.
Perhitungan reliabilitas instruman dilaksanakan dengan
menggunakan metode belah-dua (split-half method) dari Spearman
Brown melalui uji korelasi skor item bernomor ganjil dengan
skor item bernomor genap. Oleh karena respondennya kurang
dari 30 (hanya 20) maka analisis korelasi menggunakan tehnik
korelasi rank (Sudjana, 1982, h.232). Selengkapnya, pengujian
validitas dan reliabilitas instrumen ini dapat dilihat pada
lampiran.^
U •
.'.
Tabel
3.1.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
No.
Val iditas
Instrumen
fco
t(0,95)
r
Reliabilitas
nilai k r i t i s
f*kUp=0.05)
. 1.
Motivasi
8,69
2,10
0,628
0,564
2.
Disiplin
6,11
2,10
0,934
0,564
3.
Penampilan
Kerja
3,90
2,10
0,876
0,564
BAB
V
KESIMPULAN DAN DISKUSI
A. OISKUSI HASIL PENELITIAN
Suatu hasil kerja akan memuaskan bergantung kepada
kemampuan.dan kecakapan pelaksana di samping adanya dorong
an,kemauan,dan kondisi lingkungan. Dorongan untuk bekerja
didasarkan kepada adanya sejumlah kebutuhan baik fisik
atau non-fisik. Kebutuhan yang, terpuaskan akan mendorong
orang untuk bekerja lebih giat, Jika orang bekerja dalam
kelompok maka motivasinya diselaraskan dengan tujuan kelom
pok melalui penyesuaian kepada norma dan kebiasaan kelom
pok. Motivasi kerja dalam suatu organisasi harus terpadu
dengan tujuan yang hendak dicapai kelompok dan organisasi
nya di mana ia menjadi anggptanya. Selain faktor motivasi
juga kepatuhan kerja dituntut daripadanya agar tujuan orga
nisasi dicapai secara efektif.
Guru adalah seorang yang dipersiapkan secara khusus
dalam suatu lembaga pendidikan untuk menjadi pendidik atau
pengajar. Sebagai seorang pengajar yang memberikan berba-
gai pengetahuan dan keterampilan kepada anak didik maka se
yogianya ia mempunyai dorongan untuk mengabdikan diri sesu
ai dengan kemampuan dan kecakapannya, demi kemajuan bangsa,
Melalui konsep-konsep teori ilmu dan pengetahuan serta ke
cakapannya yang dipersembahkan kepada masyarakat, ia juga
belajar dari pengalaman untuk membudayakan dirinya sendiri
dan mengembangkan organisasinya.
98
99
Sebagai seorang guru berarti pula ia sebagai seorang pe
mimpin,
seorang menejer, yang harus member! contoh peri-
laku baik,mengerti dan peka terhadap situasi organisasi
dan lingkungan, dan mampu memberi bimbingan dan tuntunan. Dengan adanya sikap positif, pengetahuan, dan kete
rampilan mengajar, ia mempunyai peluang untuk belajar
dan mengajar organisasinya, yang dalam hal ini keorganisasian di sekolah. Pada dasarnya motivasi kerja, tanggungajawab, disiplin kerja, hasil yang dicapai, kesemua
nya berlaku pada organisasi maupun perorangan.
Peningkatan produktiv/itas, hasil kerja,
mut-
lak harus diusahakan, tidak saja dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, keterampilan, teknologi, dan Iain-lain,
akan tetapi dipengaruhi pula oleh sikap dan disiplin.
Tanpa sikap yang positif terhadap suatu pekerjaan, dan
disiplin yang tinggi mustahil produktivitas akan terting
katkan. Demikian pula dalam pendidikan formal khususnya
di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas tempat penelitian ini
di lakukan, faktor sikap, motivasi kerja,
disiplin kerja
dan penampilan kerja guru merupakan beberapa aspek dari
sekian banyak aspek yang berperan, yang menentukan ting
kat hingga di mana produktivitasnya dapat dicapai. Bukan
saja anak didik tetapi termasuk pula pendidiknya, harus
sadar untuk mengubah budaya dirinya sendiri menjadi lebih
progresif dan profesional,
tersirat pula di dalamnya ke-
organisasiannya. Sinyalemen beberapa ahli terhadap geja-
100
la rendahnya tingkat produktivitas pendidikan banyak dilontarkan deuiasa ini.
Oiantaranya sebagaimana yang dikemu
kakan oleh salah seorang ahli pendidikan dalam suatu semi
nar yang diadakan belum lama ini, bahua:
"Akibat sistem pendidikan yang belum produktif itu
tambah dengan kemampuan profesional yang masih rendah serta motif berprestasi yang masih rendah pula,
maka produktivitas dalam arti administratif pendidik
an kita detuasa ini masih belum tinggi".
(Prof.DR.H. Achmad Sanusi SH,I»IPA,1986)
Kenyataan di atas ada kebenarannya pula pada bebe
rapa sekolah sampel yang dijadikan penelitian di u/ilayah
Kotamadya Bandung.
Rendahnya tingkat produktivitas hasil
prestasi belajar para siswa lulusan tahun ajaran 1985/1986
pada dasarnya bertumpu pada faktor motivasi, disiplin dan
penampilan kerja guru yang diukur secara statistik menunjukkan tingkat produktivitas yang masih rendah. Berapakah
angka koefisien kriteria produktivitas itu dikatakan ting
gi didasarkan kepada perbandingan antara keluaran dan ma-
sukan menghasilkan bilangan sama dengan satu, menurut rumus Produktivitas baik menurut Anto Dajan maupun Paul Mali.
Ada dua langkah pengukuran produktivitas yang dila
kukan, yaitu terhadap penampilan kerja guru (variabel-X-j),
dan terhadap prestasi belajar siswa (variabel-Y). Hasil
perhitungan kedua variabel itu kemudian dilihat dan diban
ding-bandingkan. Apakah terdapat suatu gambaran yang menunjukkan kesejalanan koefisien produktivitas dari kedua
hasil pengukuran itu,dari segi penampilan dan prestasi.
101
Menyelenggarakan pendidikan pada jenjang dan tingkat mana
pun mutlak memerlukan penelolaan organisasi pendidikan de
ngan sebaik-baiknya. Organisasional pendidikan sebagai su
atu sistem harus diadministrasikan untuk memcapai sasaran
tujuan pendidikan yang dikehendaki dan disepakati. Hubung
an dan kerjasama yang salinxy berkait antar bagian di dalamnya untuk mencapai tujuan, dalam pendidikan ditata melalui administrasi pendidikan. Berdasarkan definisi yang
berbunyi:
"The organizational system is a set of interrelated
input-output transformation processes, working inde
pendently and jointly in pursuit of common objectives
and value criteria for the total organization, its
members, and its environment". (William A.Shrode, Dan
Voich Jr.,1974,137).,
maka konsep Administrasi Pendidikan berada pada komponen
proses transformasi, yang dalam skema ditunjukkan:
Examples of Organizational Systems
The
Managerial
system
Inputs
Sources
University
Transformation
Outputs
Users
Faculty
Instruction
Graduates
Industry
Staff
Counseling
Money
Administration
Research
Credits
hours
GovernBent
Publication
Educat
ional
Materials
Supplies
institut
ions
Sumber: William A.Shrode, Dan Voich: Jr. Organization and
Management, Basic Systems Concepts, Florida State
University Tallahassee, Florida,1974,p-140).
102
Secara skematis, maka u/ilayah kerja administrasi pendidik
an yang menjadi tugas Kepala Sekolah, dan sekaligus pula
kedudukan penelitian ini dalam administrasi pendidikan daPat dilihat dalam matriks sebagai berikut:
M
S
Png
PI
Pr
F
M
S
M
F
S
F
Perencanaan
1
Pelaksanaan
Pengauiasan
Keterangan: Pr = Perencanaan
PI
=
M =
Manusia,murid,
guru atau orang-
Pelaksanaan
Png= Pengauiasan
tua
sisuia
S
Sumber belajar
F
Fasilitas
103
Dibalik bahasan dan uraian yang panjang itu, satu
hal yang patut dikemukakan dalam diskusi hasil peneliti
an ini ialah bahuia analisis dan interpretasi didasarkan
kepada data otentik yang diperoleh dari sumber utama res
ponden dan pihak-pihak yang bersangkutan. Pendapat orang
yang dijabarkan ke dalam daftar isian pendapat berupa
angket kuesioner itu, kiranya masih belum tentu menjadi
sifatnya. Ternyata bahuia melalui uji data saja, belum
tentu memberikan gambaran sesungguhnya demikian, maka
perlu dilengkapi alat lain yang lebih cermat, misalnya
dengan observasi dan tes,
yang terus menerus. Walaupun
demikian, dalam menganalisisnya telah ditempuh prosedur,
teknik, dan mekanisme penelitian menurut ketentuan yang
semestinya, miisalnya tentang cara pengambilan sampel dari
populasi, rumus statistik yang digunakan, cara penghitung
an statistikal, uji validitas dan reliabilitas instrumen
angket, dan sebagainya. Segala kekurangan dan kelemahan
penelitian ini diajukan dalam saran-saran
penutup untuk diteliti lebih
lanjut.
pada halaman
104
Pengaruh antar variabel
Di antara ketiga variabel tersebut yang paling be-
sar pengaruhnya adalah hubungan antara motivasi terhadap
disiplin kerja. Hal itu tampak pada koefisien korelasinya
yang signifikan dari keseluruhan sekolah. Gambaran ini me
nunjukkan bahuia guru sadar akan tanggung jawabnya sebagai
pendidik dalam melaksanakan tugasnya dengan penuh disi
plin dan rasa kasih sayang kepada anak didik. Baik disi
plin pribadi maupun disiplin tugas kedua-duanya telah man
tap untuk dijabarkan ke dalam aplikasi tugas sehari-hari.
Demikian pula halnya dengan pengaruh motivasi ter
hadap penampilan kerja, untuk sebagian besar sekolah
me-
nunjukkan hubungan yang tinggi dan signifikan, kecuali sa
tu sekolah yang kebetulan mencapai tingkat keterkaitan
yang rendah tetapi masih ada dalam batas signifikansi
yang uiajar yaitu 0,32.
Pengaruh disiplin terhadap penampilan kerja guru
secara relatif masih ditunjukkan oleh sebagian sekolah,de
ngan hubungan yang tinggi dan sedang, dan dalam keadaan
signifikan. Bidang studi yang diajarkan adalah keuienangan
nya berdasarkan kompetensi mengajar menurut jabatan dan
didukung oleh spesialisasi keahliannya. Kedua variabel mo
tivasi dan disiplin kerja secara serempak memperlihatkan
hubungan yang cukup tinggi dan signifikan terhadap penam
pilan kerja pada seluruh sekolah. Hal itu berarti bahuia
penampilan dari mengajar akan dicapai apabila motivasi
105
yang tumbuh mendofong disiplin kerja mereka,
secara serem
pak atau multipel.
Pengaruh penampilan kerja terhadap prestasi bel
ajar pada sebagian besar sekolah menunjukkan hubungan
yang rendah, dan kurang signifikan. Ketimpangan terjadi
antara penampilan kerja guru yang cukup tinggi di satu pi
hak, dan di lain pihak prestasi belajar siswa, hubungan
di antara kedua pihak itu rendah dan kurang signifikan.
Kemungkinannya banyak sekali faktor penyebabnya sehingga
tingkat produktivitas akan terpengaruh. Tingkat
efekti-
vitas hasil yang berupa kuantitas lulusan yang dilepas
oleh masing-masing sekolah menunjukkan kapasitas kemampu
an pelayanan sekolah tersebut dalam mendidik dan mencerdaskan bangsa. Secara kualitatif pada aspek penampilan
kerja gurunya pun belum menunjukkan tingkat yang menggembirakan. Memang secara relatif Indeks Produktivitas yang
dicapai masing-masing sekolah pada umumnya tinggi, bahua
penampilan kerja guru dapat memberikan hasil produktivi
tas yang memadai, namun bila dikaitkan dengan prestasi ma
sih belum mencapai tingkat produk berkemungkinan nilai
yang optimum ("optimum value-probability product"),sebagaimana dikemukakan oleh R.Oliver Gibson, bahuia:
"Since it is normally in the interest of the
school, as an organization, to realize as much
primary productivity as possible from the units
of resources allocated, the school administrator
can be expected to be interested in the optimum
value-probability product over time".(1965,257).
106
B.
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh, hasil pengolahan
dan analisis, serta pengujian hipotesis, maka dapatlah di
tarik kesimpulan-kesimpulan dari hasil penelitian ini se
bagai berikut.
Ada tiga variabel utama pada guru yang diteliti ke
cenderungan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa,
yaitu: motivasi, disiplin kerja, dan penampilan kerja gu
ru. Secara umum pada kelima sekolah sampel ternyata memilikl keterkaitan dan kontribusi yang meyakinkan.
Pada
umumnya guru mempunyai motivasi yang tinggi untuk meng
ajar dengan baik, ditunjukkan oleh skor motivasinya ma
sing-masing yang kebanyakan besarnya melebihi dari 50% da
ri skor idealnya, yaitu 75. Demikian pula dengan skor
yang diperoleh untuk aspek disiplin kerja dan penampilan
kerjanya yang melebihi dari setengah skor idealnya. Seca
ra keseluruhan dapat ditafsirkan bahuia keefektifan motiva
si kerja guru secara rata-rata pada kelima sekolah sampel
adalah tinggi (80%) berdasarkan kategori Tinggi,Sedang,
dan Rendah terhadap skor riil yang dicapai mereka. Disi
plin kerja juga secara rata-rata pada kelima sekolah sam
pel, adalah tinggi (76%), dan penampilan kerjanya juga
tinggi (81%). Semua dari skor idealnya masing-masing.
Secara teoritis hal itu memberikan gambaran bahuia
variabel motivasi sangat fundamental dalam melandasi ter
uiujudnya disiplin kerja maupun disiplin diri yang mantap.
107
Pada gilirannya pula, disiplin kerja merupakan dasar bagi
keberhasilan penampilan kerja. Jadi, secara sekuensial ter
jadi urutan sebab akibat antara motivasi sebagai karakter-
istik manusia, dengan disiplin(dalam arti luas), yang dija
barkan ke dalam penampilan kerja yang, dicapainya. Keberha
silan mewujudkan penampilan kerja akan menimbulkan rasa ke
puasan kerja, yang pada gilirannya PMla akan semakin menum
buhkan motivasi ekstrinsik, demikian seterusnya akan terja
di daur ulang yang spiral.
Penampilan kerja tinggi yang dicapai dari pekerjaan
itu sesuai dengan teori Dua Faktor dari Herzberg tentang;
motivasi, yaitu faktor kepuasan kerja dan faktor kesehatan
kerja. Hubungan yang terjadi di antara ketiga variabel di
atas sifatnya berkelanjutan, kalaupun terjadi bahuia motiva
si langsung berpengaruh kepada penampilan kerja hal itu ja
rang terjadi. Yang paling mungkin adalah faktor disiplin
kerja melandasi kepada penampilan kerja yang dicapai.
Guru sedagai pendidik mempunyai motivasi untuk berprestasi, berperilaku pemimpin dalam kelas, berusaha menca
pai hasil kerja sesuai dengan tujuan organisasi sekolah.
Di dalam membahas aspek motivasi,kepuasan kerja, tanggung-
jauiab, disiplin, dan prestasi kerja atau penampilan kerja,
banyak berkenaan dengan teori-teori motivasi dari Herzberg,
McClelland, dan Maslow.
Berdasarkan data hasil penelitian bahuia motivasi
(intrinsik) melandasi disiplin kerja dalam mencapai pres-
103
tasi kerja sebagai penampilan kerja,menyangkut tentang
teori Dua Faktor.
Dari penelitian ditemukan pula bahuia
faktor kondisi tempat kerja berpengaruh pula kepada kepa
da tingkat prestasi kerja. Ujud fisik bangunan gedung se
kolah yang megah bertingkat, kemudahan sarana dan prasara
na belajar mengajar, kebersihan ruang kelas, ruang guru,
kebersihan halaman dengan keasrian taman, hubungan inter
personal, mempunyai pengaruh kepada kenyamanan dan keleluasaan kerja, dan tidak kurang panting pula ialah pola
kepemimpinan dan perlakuan Kepala Sekolah. Faktor-faktor
ini sebagai faktor ekstrinsik bagi motivasi kerja, merupa
kan faktor dissatisfiers (Herzberg). Ternyata bahuia moti
vasi intrinsik sebagai motivator, dan motivasi ekstrinsik
sebagai dissatisfier kedua-duanya melandasi kepada kepuas
an kerja.sangat berpengaruh kepada penampilan kerja.
Dengan demikian maka variabel^ (motivasi) hendaknya ter
diri dari aspek intrinsik dan ekstrinsik; dan v.ariabel-X2
(disiplin) hendaknya diartikan sebagai disiplin diri dan
disiplin kerja, pengaruhnya terhadap penampilan kerjatX^).
Secara parsial kedua variabel X^an X2 dari masing
masing sekolah sampel, hubungannya dengan X3 secara relatif kurang, jika dibandingkan dengan secara serempak (mul
tipel) hubungannya dengan X,. Dengan demikian maka penam
pilan kerja yang kuat sangat ditentukan oleh variabel mo
tivasi dan disiplin kerja secara terpadu. Hal ini ditun-
jukkan pada Tabel-4.11 dengan Rx #x x yan9 signifikan.
109
Pengaruh penampilan kerja terhadap prestasi bel
ajar siswa menunjukkan tingkat keterhubungan yang tidak
signifikan untuk sebagian besar sekolah kecuali pada sa
tu sekolah saja, sebagaimana tercantum dalam Tabel-4.12.
Ini membuktikan bahwa tidak terdapat kaitan yang meyar-
kinkan. Dengan kata lain, bahuia penampilan kerja yang
tinggi ternyata tidak ada kaitannya dengan prestasi bel
ajar siswa, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa semata-mata,untuk sebagian besar, adalah hasil studi sis
wa sendiri di luar pengaruh penampilan kerja guru.
Tingginya produktivitas yang diraih setiap seko
lah, ditinjau dari dua aspek,yaitu dari aspek penampil
an kerja guru, dan dari aspek prestasi belajar yang di
capai siswa. Tinjauan dari aspek guru dan aspek murid.
Indeks produktivitas penampilan kerja guru yang paling
tinggi dicapai oleh SMA Negeri 2 Bandung dengan tingkat
produktivitas 78/«-( Tabel-4.13). Berarti bahwa sekolah
yang paling produktif adalah SMA Negeri 2 Bandung.
Tingkat produktivitas paling tinggi ditinjau da
ri aspek prestasi belajar, berdasarkan Tabel-4.16 dan
Tabel-4.17 jelas terlihat bahwa SMA Negeri 2 Bandung pu
la yang paling produktif. Hasil uji perbedaan dua rata-
rata prestasi belajar siswa dari masing-masing sekolah
saling diperbandingkan melalui pasangan-pasangan antar
sekolah. Hasil perbandingan melalui pasangan-pasangan
itu menunjukkan bahwa SMA Negeri 2 Bandung memperoleh
110
keunggulan yang paling tinggi di antara sekolah lainnya,
ini berarti bahwa dialah yang paling produktif. Dengan ka
ta lain,SMA Negeri 2 Bandung telah mampu memenuhi harapan
masyarakat untuk menampilkan lulusan yang terbanyak de
ngan kualitas terbaik, dan dengan penampilan kerja guru
yang terbaik pula.
Demikianlah bahasan penelitian ini kami sudahi de
ngan beberapa catatan yang perlu dikemukakan demi kelengkapan dan kesempurnaan Tesis ini, di antaranya ialah:
(i)
penelitian studi kasus yang bersifat temporer tahun
ajaran 1985/1986.
(ii). variabel lain di luar ketiga aspek penelitian masih
banyak, dan perlu dipertimbangkan dalam penelitian,
sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih akurat.
Saran-aaran yang patut dikemukakan adalah:
1.Ruang Kepala Sekolah agar berdekatan dengan ruang guru
agar komunikasi dan pengawasan lebih intensif dan efektif.
2.0toritas dan wibawa Kepala Sekolah harus dihormati guru
tanpa merasa lebih senior dalam pengalaman kerja dan usia.
3.Penyimpanan berkas dokumen mengenai data (prestasi)siswa
agar diarsipkan menurut klasifikasinya pada suatu tempat
dan terpelihara keutuhannya.
4.Sekali-sekali Kepala Sekolah berkeliling memeriksa ruangan kelas untuk memantau berlangsungnya proses belajar meng
ajar.
5.Menyederhanakan prosedur kerja agar terhindar dari hambatan birokratis untuk mencapai efektivitas dan efisiensi.
Ill
Sebagai saran terhadap pelaksanaan teknis untuk pe
nelitian lebih Lanjut secara lebih efektif adalah:
1. Alat pengumpul data ternyata tidak cukup melalui instru
men angket semata. Kiranya eksplorasi harus dengan observasi secara intensif, terus raenerus, khususnya ter
hadap semua personil edukatif di lapangan
yang menyang
kut pengkajian perilaku, sikap mental, dedikasi,kepemim
pinan menejerial, wawasan Nusantara, dan sebagainya.
2. Penggunaan konsep Status Sosial Ekonomi (SSE) baik ter
hadap personiL. edukatif maupun kepada siswa. Aspek ini
erat sekali kaitannya dengan karakteristik pendidikan,
terutama kepada sikap motif berprestasi yang berakibat
kepada prestasi dan hasili belajar.
Pokok-pokok saran di atas merupakan sebagian dari sekian
banyak faktor yang sangat berperan dalam Administrasi Pen
didikan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdul Kodir Munsyi,Dip.Ad.,Ed.,et al.,Pedoman Mengajar,
Blmbingan Praktis untuk Calon Guru, Al Ikhlas,
Surabaya, 1981.
Adam Ibrahim Indrawidjaja MPA.Drs. .Perilaku Organisasi^.
Sinar &aru, Bandung, 1983.
Buchari Zalnun.PR..Manajemen dan Motivasi
Balai Aksara, Jakarta, 1984.
Benge, Eugene J..Pokok-pokok Manajemen Modern,
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta,1983.
Bonnet, Neville, et al..Teaching; Styles and Pupil Progress.
Opem Books Publishing ILtd.,London, 1978.
Darmodihardjo, Prof.DR,Dardjl, Petunjuk Pelaksanaan ten
tang Penqembanqan Sekolah sebaqai~Pusat Kebudayaan
dan Peningkatan Ketahanan Sekolah,
Departemen Pendidikan dan K
KERJA GURU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
( Suatu perbandingan produktivitas antara SMA Negeri
2,5,10,11 dan 14 di Kotamadya Bandung
Lintas Pendekatan Administrasi Pendidikan )
T E S I S
Diajukan kepada Panitia Ujian Tesis
Institut Keguruan dan llmu Pendidikan Bandung
untuk Memenuhi Sebagian dari syarat
Program Pasca Sarjana Bidang Studi Administrasi
Pendidikan
Oleh :
Drs. EDDY SOEWARDI KARTAWIDJAJA
Nomor Pokok : 260/0/XIII-5
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
BANDUNG
19 8 7
DISETUJUI
DAN DISA
Prof.
OLEH PENBIMBING
1. Enqkosuara H.Ed
Pembi robing; I
DR.Wbchammad Fakry Gaffar PL Ed
Pembimbingp
II
FAKULTAS PASCA SARJANA
INSTITUT K€GURUAN DAN ILNLL PENDIDIKAN
b; a
n
d
u
1987
n
a
DAFTAR
ISI
Halaman
KATA PENGANTAR
i
UCAPAN TERIMAKASIH!.
ii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GANBAR
BAB
I
X
PENDAHULUAN
A. Permasalahan
B.
1
l.Latarbelakang masalah
1
2.Rumusan masalah
6
Tujuan dan sifat penelitian
9
C. Kegunaan penelitian
BAB,
II
12
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Pendekatan studi efektivitas organi
sasi
14
Bi. Teori-teori Motivasi, Disiplin,
dan Penampilan kerja
20
C. Sistem dan perilaku organisasi seko
lah sebagai lembaga pendidikan
37
D. Produktivitas dan efektivitas pendi
dikan
45
E. Kajian hasil penelitian sebelumnya.
iv
53
BAB
BAB
BflB;
III
IV
V
PROSEDUR PENELITIAN
A.Populasi dan samp el
58
B.Pletode penelitian
59
C.Anggapan dasar dan hipotesis
59
D.Validitas dan reliabilitas instrumen.
61
HASIL
PENELITIAN
A.Pengolahan dan analisis data..-
64
B.Rangkuman hasil pengolahan data
91
KESIPIPULAN
DAN
DISKUSI
A.Diskusi
98
Bl.Kesimpulan
106
DAFTAR KEPUSTAKAAN
112
RINGKASAN
115
LAPIPIRAN
A.Instrumen-instrumen yang digunakan...
117
B.Perhitungan validitas dan reliabili
tas instrumen pengumpul data prasurvai
126
C.Pengolahan data survai
v
134
DAFTAR TABEL
TABEL
Halaman
3.1.
laliditas dan Reliabilitas Instrumen
4.1.
Daftar perhitungan chi-kuadrat untuk
variabel-X
4.2.
66
Rata-rata skor jawaban responden dari
lima sekolah
4.3.
68
Korelasi parsial dan multipel antar
sub-variabel dari kelima sekolah.
4.4.
. .
76
Hubungan fungsional antara motivasi
dan penampilan kerja
4.6.
77
Hubungan fungsional antara disiplin
dan penampilan kerja
4.7.
78
Hubungan fungsional antara motivasi,
disiplin dengan penampilan kerja.
4.8.
. .
81
Signifikansi korelasi antara motivasi
dan penampilan kerja
4.10.
81
Signifikansi korelasi antara disiplin
dan penampilan kerja.
4.11.
82
Signifikansi korelasi antara motivasi
dan disiplin dengan penampilan kerja.
4.12.
79
Signifikansi korelasi antara motivasi
dan disiplin
4.9.
68
Hubungan fungsional antara motivasi
dan disiplin
4.5.
63
83
Signifikansi korelasi antara penampil
an kerja dengan prestasi belajar.
vi
. .
84
4.13
Determines! penampilan kerja guru terhadap prestasi belajar murid
4.14
Daftar output input dan produktivitas....
4.15
Data rata-rata prestasi belajar tiap seko
lah berikut simpangan bakunya
4.16
87
Rekapitulasi hasil perhitungan harga t.
berdasarkan pasangan antar sekolah
4.17
85
88
Rekapitulasi hasil pengujian hipotesis un
tuk pasangan antar sekolah
89
4.18
Daftar peringkat produktivitas hasil
90
4.19
Poligon frekuensi penampilan kerja
SPIA Negeri 2 Bandung
4.20
137
Poligon frekuensi disiplin kerja
SPIA Negeri 2 Bandung:
4.21
139
Poligon frekuensi motivasi kerja
SPIA Negeri 2 Bandung
4.22
141
Grafik persamaan regresi linier:
Y = 17,89 + 0,72X
4.23
149
Grafik persamaan regresi linier:
Y = 24,36 + 0,61X
4.24
158
Grafik persamaan regresi linier:
Y.' - 11,93 + 0,80X
4.25
167
Poligon frekuensi motivasi kerja
SPIA Negeri 5 Bandung;
4.26
184
Poligon frekuensi disiplin kerja
SPIA Negeri 5 Bandung
186
vii
4.27 Poligon frekuensi penampilan kerja
SPIA Negeri 5 Bandung;
188
4.28 Grafik persamaan regresi linier:
YY = 27,93 + 0,56X
196
4.29 Grafik persamaan regresi linier:
Y( = 44,48 + 0,29X
204
4.30 Grafik persamaan regresi linier:
Y. = 36,58 + 0,42X.
212
4.31 Poligon frekuensi motivasi kerja
SPIA Negeri 10 Bandung
228
4.32 Poligon frekuensi disiplin kerja:
SPIA Negeri 10 Bandungi
230
4.33 Poligon frekuensi penampilan kerja:
SPIA Negeri 10 Bandung,
232
4.34 Grafik persamaan regresi linier:
Y = 10,70 + 0,82X
240
4.35 Grafik persamaan regresi linier:
Y/ = 40,58 + 0,33X
248
4.36 Grafik persamaan regresi linier:
Y. = 42,14 + 0,30X
256
4.37 Poligon frekuensi motivasi kerja:
SPIA Negeri 11, Bandung
272
4.38 Poligon frekuensi disiplin kerja:
SPIA Negeri 11 Bandung
274
4.39 Poligon frekuensi penampilan kerja:
SPIA Negeri 11 Bandung
viii
276
4.40
Grafik persamaan regresi linier:
A
Y = 27,84 + 0,53X
284
Grafik persamaan regresi linier:
4.41
Y- = 27,16 + 0,55X
4.42
292
Grafik persamaan regresi linier:
Y = 37,05 + 0,37X
4.43
300
Poligon frekuensi motivasi kerja:
SPIA Negeri 14 Bandung;
4.44
Poligon frekuensi disiplin kerja:
SPIA Negeri 14 Bandung
4.45
317
Poligon frekuensi penampilan kerja:
SPIA Negeri 14 Bandung
4.46
315
319
Grafik persamaan regresi linier:
A
Y = 10,43 + 0,83X
4.47
327
Grafik persamaan regresi linier:
Y = 20,45 + 0,67X
4.48
336
Grafik persamaan regresi linier:
Y = 26,67 + 0,56X
345
ix
DAFTAR GAPIBAR
&AP1BAR
1.1
Halaman
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
pendidikan
H
2.1
The productivity process
52
2.2
Pola model hubungan antara variabel bebas dan variabel respon
74
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Permasalahan
1.
Latarbelakanq masalah
Plan u sia adalah mahluk berfikir, mahluk sosial
dan
mahluk budaya. Dari hasil berfikir manusia terciptalah pe
ngetahuan dan nilai-nilai hidup melalui akalnya. Nilai-ni
lai dan pengetahuan tentang perilaku kehidupan dan penghi
dupan manusia berabad-abad telah diturunkan dari nenek mo
yang ke generasi beikutnya secara sadar atau tidak.Proses
pengalihan pengetahuan dan nilai-nilai dari generasi demi
generasi itu dikatakan pula dengan transmisi kebudayaan,
yang dilakukan melalui pendidikan formal, informal, ataupun non-formal. Plitchel G.Duncan mengatakan, bahwa:
"Culture or civilisation is that complex whole
which includes knowledge,belief,art, morals, law,
custom, and any other capabilities and habits acquired
by man as a member of society".
(Nugroho Notosusanto ,1983/1984,6)
Pendidikan adalah kegiatan memperoleh dan menyampai
kan pengetahuan,
sehingga memungkinkan transmisi kebudaya
an berlanjut dari generasi yang satu kepada berikutnya.Pen
didikan dikatakan pula sebagai suatu proses pertumbuhan di
dalam mana individu diberi pertolongan untuk mengembangkan
kekuatan, bakat, kemampuan dan minatnya. Kedua pengertian
pendidikan di atas dapat dipadukan menjadi satu pengertian
yang bulat bahwa melalui akal manusia mampu menciptakan a-
lat pemuas kebutuhan hidup yang kongkrit maupun abstrak,
dan menyebarkannya melalui alih ilmu pengetahuan dalam
proses pendidikan.
l
Sekolah sebagai salah satu organisasi tempat dila-
kukannya alih ilmu pengetahuan itu sebagai lembaga pendi
dikan formal yang dikelola secara teratur dan sistematik
menjadi lebih umum dan efektif. Tujuan institusional seko
lah akan dicapai dengan efektif terutama bila didasarkan
kepada pengelolaan administrasi pendidikan di setiap orga
nisasi sekolah dilakukan atas kerjasama seluruh personil
sekolah yang terdiri dari Kepala Sekolah sebagai pimpinan
administratif edukatif, Guru-guru sebagai pengajar, Karya
wan Staf Tatausaha sebagai pelaksana administrasi sekolah
dan siswa-siswa sebagai penerima layanan. Dengan kata la
in bahwa, keberhasilan organisasi sekolah tidak saja kong
kritnya rumusan sasaran tujuan yang hendak dicapai tetapi
penting pula prosesnya, mekanisme dalam meraih sasaran
itu, berjalan secara optimal menurut ketentuan yang berla
ku. Aktivitas baku personil guru dan siswa adalah interak
si belajar-mengajar, sedangkan kegiatan personil staf ta
tausaha ialah melaksanakan pekerjaan lalulintas arus in-
formasi dan pelayanan administrasi kantor organisasi seko
lah sebagai penunjang lancarnya proses pendidikan. Di
atas itu semua, kedua fihak personil sekolah bekerja sa-
ling menunjang, di bidangnya masing-masing yang dikoordinasikan oleh Kepala Sekolah sebagai administrator, dan fa
silitator pendidikan. Sondang P.Siagian menyatakan,bahwa:
"... di satu fihak terdapat mereka yang tugas utamanya adalah melakukan kegiatan-kegiatan yang bersifat
penterjemahan tugas pokok kepada aktivitas, sedangkan
di fihak lain terdapat mereka yang tugasnya adalah me
lakukan kegiatan-kegiatan penunjang demi lancarnya ja-
lan roda dan mekanisme organisasi. Pembagian tugas dan
pekerjaan yang serasi berarti akan mempermudah terca-
painya tujuan organisasi".(1977,84).
Faktor manusia merupakan salah satu unsur penting
dalam mewujudkan keberhasilan organisasi mencapai tujuan-
nya. Penampilan guru khususnya, yang ditunjang oleh admi
nistrasi sistem organisasi sekolah secara terpadu akan me
wujudkan tingkat efektivitas organisasi sekolah dalam bentuk kuantitas dan kualitas lulusan tertentu. Faktor motiva
si, kemampuan, dan disiplin kerja seluruh personil sekolah
akan menentukan tingkat produktivitas hasil tertentu,
dengan di bawah koordinasi kepemimpinan kepala sekolahnya.
Sekolah sebagai suatu organisasi pendidikan formal
di dalamnya terdapat struktur organisasi yang menentukan
tata pembagian kerja antara sekelompok orang-orang pemegang posisi yang bekerja sama dalam mencapai tujuan terten
tu. Dalam pengertian organisasi sebagai sistem tersirat di
dalamnya pengertian orientasi-tujuan dan perspektif sistem.
Terciptanya harmonisasi kedua aspek itu mencerminkan efek
tivitas organisasi. Karakteristik tertentu organisasi,lingj
kungan, karyawan, dan kebijakan menejemen merupakan faktor
faktor penunjang kepada efektivitas organisasi, yang unsur
unsurnya meliputi: struktur organisasi, teknologi, iklim
intern dan ekstern, sifat keterikatan kepada organisasi,
prestasi kerja, dan sifat kepemimpinan guru.
Sekalipun
fasilitas sarana, prasarana, hak dan kewajiban sekolah Ne
geri itu umumnya sama, namun output dan hasil kerjanya bi
sa berbeda satu dengan yang lain. Faktor output akhir itu
ditentukan oleh proses organisasionalnya yang pasti berbe
da sehingga memberikan hasil yang tidak sama itu. Perbeda
an proses operasional dimungkinkan dalam hal:
a. Penjabaran peraturan petunjuk pelaksanaan kerja dengan
daya nalar dan penerapan yang cepat dan tepat.
b. Kualifikasi dasar pengetahuan yang ada, faktor semangat dan disiplin kerja tenaga edukatif dan non-edukatif akan memberikan hasil tertentu.
c. Tersedianya fasilitas sarana fisik dan prasarana pendi
dikara yang memadai, sehingga secara kuantitatif dan
kualitatif dapat lebih cepat dan lebih halus dihasilkan.
d. Kreativitas dan wibawa pemimpin sekolah-sekolah terse
but dalam mengkoordinasikan sistem organisasi sekolahnya ke arah pencapaian tujuan.
Beberapa hal dari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi di
lapangan menjadi menarik untuk ditelusuri dan diteliti.
Di bawah kepemimpinan tertentu dari kepala sekolah
masing-masing, setiap organisasi sekolah menyelenggarakan
administrasi pengajaran dengan sebaik-baiknya. Baik peng-
alaraan, motivasi, disiplin, dan kemampuan kerja para guru
dan karyawan tatausaha yang berbeda kualifikasinya akan
menumbuhkan persaingan yangsehat. Segala fasilitas yang
sangat menunjang proses operasional administrasi pendidik
an, disertai keterampilan para personil akan memungkinkan
munculnya beberapa sekolah yang baik prestasinya.
Faktor
lokasi sekolah, kondisi bangunan gedung, banyaknya guruguru senior yang berpengalaman mengajar, kualitas lulusan
dasar sebagai input, sejarah pertumbuhan dan perkembangan,
dan, citra dan kepercayaan masyarakat terhadap output lulusannya, dan banyak lagi faktor lainnya akan membawa pe-
ngaruh kepada situasi dan proses belajar mengajar, dan
mengakibatkan perbedaan mutu lulusannya.
Prestasi lulusan yang baik sangat didambakan oleh
masyarakat, orangtua murid dan bangsa, yang dapat memben-
tuk manusia berkualitas yang berguna bagi pembangunan.
"Pendidikan yang baik akan membekali anak didik pe
nerus bangsa, pemilik hari esok yang diharapkan lebih ba
ik". (Engkoswara,1983,4). Demi mencapai hasil pendidikan
yang baik dituntut keterlibatan semua fihak, khususnya pa
ra personil guru,
dan raurid dalam interaksi belajar meng
ajar di kelas.
Di lain fihak, keadaan demikian secara tidak langsung akan menumbuhkan kesan dan citra lain bagi masyarakat
misalnya, disenangi, dibanggakan, dan anggapan tertentu
terhadap sekolah tersebut. Oleh karena itu maka sekolah-
sekolah semacam itu banyak diburu oleh pelajar-pelajar lu
lusan di bawahnya. Para pelajar mendambakan kualitas yang
baik untuk tempat belajar dan memperoleh ilmu yang berbobot. Plasyarakat sebagai konsumen berkepentingan dengan
pendidikan masa depan pemuda-pemudanya, sadar atau tidak
telah menganggap "lain" beberapa sekolah tertentu. Plereka
percaya dan berusaha keras untuk berkasempatan menyekolah
kan anak-anaknya di sekolah tersebut, karena mereka yakin
bahwa lulusannya kini banyak yang berhasil di masyarakat.
Citra masyarakat demikian itu mempunyai dampak positif
dan negatifnya, meskipun di fihak lain, sekolahnya sendi-
ri bekerja sebagaimana biasa menurut ketentuan yang berla
ku berdasarkan fasilitas sarana dan praaarana yang tersedia sama dari pemerintah.
2.
Rumusan
masalah
Plasalah yang diteliti terdiri dari beberapa aspek,
yaitu: i. Bagaimana suasana motivasi, kemampuan penampil
an, dan disiplin kerja para personil edukatif.
ii. Sejauh manakah penyelenggaraan pengajaran dan
pendidikan di SPIA Negeri 2, 5, 10, 11, dan 14
Bandung sangat mustari bagi tercapainya lulusan
yang memenuhi harapan masyarakat.
iii. Karakteristik dan faktor unik apa dalam kenyata
an perilaku organisasi sekolah menjadi cirinya
yang khas, baik lokasi, fisik dan non-fisik mau
pun gaya kepemimpinan Kepala Sekolahnya.
Aspek-aspek masalah di atas dijadikan indikator
terhadap mekanisme kerja organisasi sekolah dalam menca
pai keberhasilan pendidikan dan tujuan sekolah yang meme
nuhi harapan masyarakat, dalam hal: Nilai EBTA/EBTANAS
yang tinggi. Acuan harapan masyarakat di ataslah yang
menjadi dasar tumbuhnya gejala citra masyarakat terhadap
sekolah yang disenangi dan dibanggakan itu. Pada dasarnya terdapat dua kelompok sekolah yang melayani harapan
masyarakat yaitu kelompok sekolah yang disenangi, dan ke
lompok sekolah yang biasa-biasa saja. Prestasi hasil bel
ajar yang paling tinggi sesuai dengan acuan masyarakat
diperkirakan yang menjadi dasar tumbuhnya gejala citra
masyarakat terhadap sekolah yang disenangi, dibandingkan
dengan sekolah-sekolah lainnya. Pelaksanaan operasional
penyelenggaraan pengajaran dan pendidikan yang sebaik-ba
iknya adalah merupakan syarat mutlak untuk dilakukan
oleh setiap sekolah. Pengajaran dan pendidikan yang baik
merupakan prakondisi untuk prestasi sekolah yang baik.
Pokok masalah penelitian ini adalah efektivitas
pada
sistem pengajaran sekolah ditinjau dari aspek ope
rasional interaksi edukatif guru di kelas. Penelitian
ini lebih bersifat studi eksploratoris untuk mengetahui
sekolah manakah yang tampil sebagai sekolah paling1^ meme-
nuhi harapan masyarakat dengan kondisi
hasil
sistem
pengajarannya yang paling efektif. Dengan kata lain,meng
ukur efektivitas sistem menejemen lembaga pendidikan me
lalui studi tentang produktivitas sekolah.
^
Variabel-variabel masalah dalam penelitian ini ter
diri dari Variabel Bebas dan
Variabel Respon.
Variabel Bebasnya adalah:
1.Motivasi personil edukatif di sekolah.
2.Disiplin kerja seluruh personil edukatif di sekolah,ter
masuk kepemimpinan, koordinasi dan wibawa Kepala Seko
lah.
3.Penampilan kerja, sebagai perujudan kemampuan melaksana
kan tugas yang dibebankan kepada seluruh personil eduka
tif di
sekolah.
ad.1.Faktor-faktor yang menstimulasi motivasi kerja seti
ap individu personil edukatif terhadap pencapaian tu
juan sekolah. Indikatornya meliputi:
a. imbalan, lingkungan kerja, iklim kerja
b. keberhasilan, kegagalan, pujian, teguran
ad.2.Disiplin kerja personil edukatif sekolah, meliputi:
a.Semangat kerja dan hubungan kerjasama
b.Tanggungjawab hasil kerja
c.Perilaku individu dalam kelompok
ad.3.Penampilan kerja sebagai perujudan kemampuan melaksa
nakan tugas. Indikatornya meliputi:
a.Dasar pendidikan, keterampilan dan pengalaman
b.Jumlah personil, struktur organisasi, deskripsi ja
batan, tanggungjawab dan pengawasan
c.Tugas pelaksanaan, jadwal tugas pelayanan, aturan
kerja.
9
Variabel Responnya adalah:
Nilai EBTA/EBTANAS yang berisi daftar kumpulan hasil nilai
EBTA dan EBTANAS tahun ajaran 1985/1986 kelas tiga seluruh
jurusan pada setiap sekolah.
Variabel Bebas dinyatakan sebagai variabel-X yaitu
Administrasi Pendidikan, dan Variabel Respon sebagai varia
bel-Y, yaitu Harapan Plasyarakat akan Prestasi belajar siswa.
Variabel-X didukung oleh unsur-unsur:
Plotivasi personil edukatif (X, )
Disiplin kerja (X2)
Penampilan kerja (X,)
Variabel-Y adalah Prestasi EBTA/EBTANAS 1985/1986.
Terpenuhi tidaknya harapan masyarakat itu sangat ditentukan oleh efektif tidaknya hasil dari proses sistem adminis
trasi pendidikannya. Dengan kata lain, bahwa variabel-Y di-
tentukan oleh variabel-X, atau
Y = f(X3).
B* Tujuan dan Sifat Penelitian
a.
Umum
Tujuan umum penelitian adalah untuk mendapatkan
gambaran hingga di mana peranan administrasi
pendidikan c.q. interaksi edukatif guru, menunjang tercapainya mutu lulusan yang baik dan me-
menuhi harapan orangtua murid yang semakin ter
penuhi akan menumbuhkan citra dan kepercayaan
yang semakin kuat terhadap organisasi sekolah
tersebut.
10
b.
Khusus
1. Untuk mendapatkan gambaran deskriptif tentang
faktor-faktor unik apa yang ditemukan sebagai
indikator karakteristik yang mendasari perila
ku organisasional sekolah tersebut.
2. Plemperoleh gambaran tentang produktivitas ha
sil sekolah yang didasarkan kepada perilaku
mengajar guru sehari-hari, dan prestasi bel-»
ajar muridnya.
Penelitian ini bersifat menilai proses kegiatan
sistem organisasi sekolah dan hasilnya secara kuantitatif
dengan menghubungkannya pada sasaran tujuan yang harus di
capai oleh proses kegiatan itu.
1. Kematangan mental dan
kemampuan intelektual
2. Kematangan fisik dan
kemampuan psikomotor
3. Karakteristik afektif;
minat, motif, sikap,
nilai, ekspresi emosional
4.
Kesehatan
5. Konsep aku
6. Persepsi situasi
7.
8.
/III.
1. Intelektual meliputi
pengetahuan tentang
PERILAKU SISWA
DAN
GURU
bidang studi, perkem
bangan belajar,
Semua interaksi dalam
dsb.
proses belajar meng
ajar;
- kognitif verbal
- psikomotor
-
2. Kemampuan psikomotor
dan ciri-ciri fisik
3. Karakteristik afek
tif; minat, motif,
sikap, nilai, eks
presi emosional
afektif
4.
Usia
Jenis kelamin
Kesehatan
5. Konsep aku
6. Persepsi situasi
7.
Efisiensi dalam pencapaian
tujuan-tujuan jangka pendek
dan jangka panjang
IV.
1.
2.
3.
4.
5.
KARAKTERISTIK
V.
KELOPIPOK
KARAKTERISTIK FISIK
SITUASI
AJAR
Jumlah
Struktur
1.
2.
3.
Sikap
VI. KEKUATAN-KEKUATAN LUAR
Keakraban
Usia
8. Jenis kelamin
Kepemimpinan
BELAJAR PIENG-
Ruangan
Persediaan
Perlengkapan
•
B. KONDISI YANG, P1EPIPENGARUHI KESELURUHAN
SITUASI
A. KONDISI YANG, PIEPIBERI PENGARUH PERTAP1A
1.
1. Keluarga
2. Lingkungan tetangga
3. Pengaruh kebudayaan yang lebih luas
2.
3.
4.
BELAJAR PIENGAJAR
Petugas sekolah yang lain; guru;
psikolog, penyuluh, pengawas,
Organisasi administratif; harapan,
tunjangan
Tuntutan
kurikulum i-
Harapan dan bantuan masyarakat pada
sekolah
Gambar 1.1. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pendidikan
(Dikutip dari Klausmeier, 1961, h.28)
12
C. Kegunaan Penelitian
Penelitian terhadap masalah ini mempunyai beberapa
segi manfaat, baik teoritis maupun praktis.
1. Kegunaan teoritis, penelitian ini merupakan pengujian
terhadap keberlakuan teori-teori tentang Administrasi
Pendidikan di Sekolah Plenengah, khususnya di wilayah Ko
tamadya Bandung,
2. Kegunaan praktis mencakup tiga aspek, yaitu:
a.Individual, yaitu bahwa menyadari dan menghayati tu
gas dan kewajiban personil edukatif tentang penam
pilan tugas, dan disiplin kerja hubungannya dengan
tujuan hasil yang harus dicapai akan memberikan pe
tunjuk kepada pimpinan sekolah dalam mengelola per
sonil pendidikan dan administrasi pendidikannya.
b.Kelembagaan, yaitu bahwa pengelolaan seluruh perso
nil dengan sebaik-baiknya oleh pimpinan sekolah
akan memenuhi harapan masyarakat melalui peningkat
an kuantitas dan kualitas lulusannya.
c.Kemasyarakatan, yaitu bahwa keefektifan kerja selu
ruh personil sekolah akan memberikan pelayanan pen
didikan yang sebaik-baiknya dan menghasilkan lulus
an yang berguna bagi masyarakat, bangsa dan negara.
Dasar pertimbangan untuk meneliti masalah ini ada
lah bahwa:
a. sangat menarik untuk diteliti
b. relevan dengan bidang studi yang sedang
13
dituntut
c. memungkinkan untuk diteliti
d. penelitian ini dapat ditunjang oleh sum-
ber-sumber yang tersedia.
/KIP
BAB
III
PROSEDUR PENELITIAN
Pelaksanaan penelitian lapangan didahului oleh be
berapa persiapan administratif dan persiapan teknis seba
gai berikut.
(l).Meminta izin penelitian kepada Kepala Kanwil Depdikbud Jawa Barat, dengan syrat pengantar dari
FPS-IKIP Bandung tanggal 12 November 1985
Dekan
nomor
7864/PT.25.R.I/N/1985.
Izin penelitian diberikan olehi Pemerintah Propinsi
Daerah Tingkat I Jawa Barat Direktorat Sosial Poli-
tik tanggal 19 November 1985 nomor 070.1/3562.
Izin penelitian diberikan oleh Kepala Kanwil c.q.
Kepala Bidang Pendidikan Menengah Umum tanggal 28
November 1985 nomor 5935/102.l/N. 85.
(2).Memperbanyak instrumen penelitian berbentuk skala pe
nilaian yang penggunaannya diperuntukkan bagi para
guru sebanyak anggota sampel.
(3).Mengumpulkan data prestasi belajar murid hasil tes
EBiTA/EBTANAS tahun ajaran 1985/1986.
(4).Menyebarkan instrumen penelitian kepada para responden guru di lima SMA Negeri yaitu 2,5,10,11 dan 14
untuk diisi dan dikumpulkan berangsur-angsur.
Penelitian lapangan dilakukan pada bulan Maret
1986 yaitu pada tahun ajaran semester ke II dan menjelang masa EBTA/EBTANAS pada bulan Juni 1986.
57
58
A. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh SMA
Negeri yang ada di Kotamadya Bandung yaitu sebanyak 19
buah. Dari populasi itu diambil sampel 25$, secara purposif sebanyak 5 buah yaitu SMA Negeri 2,5,10,11 dan 14.
Dari sampel sebanyak lima itu kemudian ditetapkan menja
di dua kelompok yaitu kelompok pertama terdiri dari dua
sekolah, dan kelompok kedua terdiri dari tiga sekolah.
Kelompok pertama diambil SMA Negeri 2 dan 5 sebagai se
kolah yang dianggap telah lama berdiri, memiliki fasili
tas yang lebih lengkap, pola kerja yang sudah mapan,dan
mempunyai reputasi yang baik jika dibandingkan dengan
sekolah-sekolah dalam kelompok kedua, yang dianggap masih muda sejarah pertumbuhan dan pengalamannya. Kelom
pok kedua terdiri dari tiga sekolah yaitu SMA Negeri 10,
11, dan 14, yang diambil secara acak dari 17 sekolah si
sanya.
Pengumpulan data angket dari guru-guru melalui
Kepala Sekolah c.q. Wakil Kepala Sekolah atau Guru yang
ditunjuk untuk melayani hal itu, sedangkan Daftar Kum-
pulan Nilai (DKN) Prestasi Tes EBTA/EBTANAS tahun ajar
an 1985/1986 diperoleh dari guru Bidang Kurikulum. Data
prestasi tes tersebut meliputi bidang studi IPA dan IPS
yang masing-masing mencakup 7 matapelajaran EBTANAS dan
4 matapelajaran EBTA, sehingga jumlahnya 11 matapelajar
an. Pengolahan data prestasi dari kedua bidang studi, di
gabungkan menjadi Prestasi belajar siswa, variabel-Y.
59
B.
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskrip
tif melalui teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Meneliti aspek yang berkenaan dengan anggota sampel
yang berkedudukan sebagai pimpinan, ditempuh dengan
teknik wawancara.
b. Meneliti anggota sampel guru digunakan teknik wawanca
ra dan angket mengenai aspek motivasi, disiplin kerja,
dan penampilan kerja.
c. Meneliti bahan notasi tentang prestasi belajar siswa
berupa prestasi tes EBTA/EBTANAS tahun ajaran 1985/1986.
Pengujian hipotesisnya digunakan statistik inferens yaitu:
1. Analisis regresi untuk mengetahui hubungan fungsional
antar-variabel penelitian.
2. Analisis korelasional untuk mengetahui tingkat keterikatan dan daya determinatif dari setiap variabel.
3. Analisis perbedaan dua rata-rata.
C.
Anggapan Dasar dan Hipotesis
Ada beberapa anggapan dasar yang merupakan pegang-
an dalam penelitian ini, ialah:
1. Mengajar merupakan suatu kegiatan atau perilaku guru
untuk membangkitkan kegiatan atau perilaku belajar pa
da siswa. Dalam mengajar pihak guru berhadapan dengan
pihak siswa. Mengajar merupakan suatu situasi interak-
60
tif baik langaung atau tidak laggsung.
2. Parilaku mengajar mancakup sagi kognitif, afektif dan
paikomotor. Perilaku mengajar malibatkan keseluruhan
pribadi pengajar (guru), baik aagi kognitif, afektif
maupun psikomotornya, dalam saat dan peristiwa yang
berbede keterlibatannya tidak selalu sama (konstan).
3. Hasil dari suatu perilaku mengajar adalah berupa perubahan perilaku pada orang yang diajar. Mengajar me
rupakan perilaku guru untuk membangkitkan perilaku
belajar pada murid. Dengan belajar tersebut akan ter-
jadi perubahan-perubahan perilaku pada diri murid.
Semakin tinggi mutu perilaku yang dimiliki murid seba
gai akibat belajar yang didorong oleh perilaku meng
ajar, makin berhasil perilaku mengajar.
'Ada beberapa hipotesis operasional yang diuji da
lam penelitian ini, yaitu:
I.Terdapat hubunoan yang positif dan signifikan. antara:
r"—'
(1). Motivasi dan Disiplin kerja.
(2). Motivasi dan Penampilan kerja.
(3). Disiplin kerja dan Penampilan kerja.
(4). Motivasi dan Disiplin kerja, dengan Penampil
an kerja.
(5). Penampilan kerja guru dengan hasil Prestasi
belajar siswa.
II.Tidak terdapat perbedaan yang berarti dalam tingkat
Produktivitas hasil Prestasi belajar siswa, di antara
SMA Negeri 2, 5, 10, 11, dan 14 Bandung.
61
D. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Pengumpul Data
1. Instrumen Pengumpul Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam studi
ini adalah teknik angket/kuesioner berskala, yang penggunaannya khusus untuk kepentingan studi ini. Bulir-bulir pernyataan disusun dalam bentuk kalimat-kalimat yang bersifat
problematis situasional dan dilengkapi dengan lima macam
kemungkinan jawaban pilihan. Setiap responden hanya diper-
kenankan memilih satu kemungkinan jawaban yang sesuai dengan
anggapannya.
Angket ini terdiri dari tiga bagian, yang terdiri
dari ; (1) masalah motivasi, (2) masqlah disiplin dan (3)
masalah penampilan kerja guru. Tiap-tiap bagian dikembangkan menjadi variabel-variabel pendukungnya sebanyak 15 buah.
Dengan demikian, jumlah bulir pernyataan yang dikembangkan
mencakup ketiga variabel penelitian adalah sebanyak 45 buah.
Pengembangan instrumen penelitian ini didasarkan
atas sifat motivasi dan disiplin menurut teori motivasi Dua
Faktor dari Frederick Herzberg, Teori Kebutuhan yang Dipel-
ajari (Learned Needs Theory) dari McClelland dan Teori Ke
butuhan dari Maslow. Penerapan teori-teori diatas ke dalam
bentuk bulir-bulir item instrumen disesuaikan dengan situ
asi dan kondisi kerja pada kehidupan organisasi di sekolah.
Pengukuran variabel penampilan kerja guru dilakukan
dengan menggunakan instrumen penelitian buatan sendiri yang
62
penyebaran item-itemnya didasarkan atas kriteria kompetensi
guru, syarat-syarat kemampuan profesional guru, fungsi guru
sebagai manajer kelas/instruksional dan sebagai individu da
lam suatu organisasi.
Pengumpulan data prestasi belajar siswa diperoleh dari
data hasil belajar siswa berdasarkan EBTA/EBTANAS yang telah
diselenggarakan. Jadi data prestasi belajar siswa ini diper
oleh peneliti dari Kanwil Depdikbud Jawa Barat melalui masingmasing sekolah, dalam bentuk nilai pencapaian belajar siswa.
Khusus untuk data prestasi belajar tidak dilakukan
uji validitas dan reliabilitas. Ini dikarenakan prestasi bel
ajar tidak diperoleh melalui instrumen yang disusun penelti.
Sedangkan untuk variabel motivasi, disiplin dan penampilan
kerja guru yang menggunakan instrumen, terlebih dahulu akan
diuji tingkat validitas dan reliabilitasnya.
2. Uji-coba dalam rangka validitas dan reliabilitas
instrumen.
Prasurvai dalam rangka uji-coba instrumen penelitian
dilaksanakan pada tanggal 3 s/d 10 Desember 1985 pada SMA-
SMA Negeri yang menjadi tempat penelitian kepada 20 respon
ded Kemudian data hasil prasurvai itu dianalisis untuk men
dapatkan validitas dan reliabilitas dari instrumen yang di
gunakan.
Validitas dimaksudkan sebagai hal yang mempersoalkan
apakah instrumen yang didunakan untuk mengukur suatu atribut
betul-betul mengukur atribut yang dimaksud ?. Dengan demikian
validitas akan menunjukkan berguna atau tidak bergunanya
63
instrumen tersebut untuk keperluan penelitian yang dilaksanakan. Validitas instrumen penelitian mengenai motivasi,
disiplin dan penampilan kerja termasuk ke dalam jenis valid
itas konstruk dan isi (construct and content validity). Pengujiannya dilaksanakan dengan analisis perhitungan daya pembeda dengan menggunakan tes kesamaan dua rata-rata (t-test)
yang sebelumnya dilakukan perhitungan rata-rata kelompok dan
variansinya terhadap 27$ skor-skor jawaban kelompok tinggi
dan 27$ skor-skor jawaban kelompok rendah.
Perhitungan reliabilitas instruman dilaksanakan dengan
menggunakan metode belah-dua (split-half method) dari Spearman
Brown melalui uji korelasi skor item bernomor ganjil dengan
skor item bernomor genap. Oleh karena respondennya kurang
dari 30 (hanya 20) maka analisis korelasi menggunakan tehnik
korelasi rank (Sudjana, 1982, h.232). Selengkapnya, pengujian
validitas dan reliabilitas instrumen ini dapat dilihat pada
lampiran.^
U •
.'.
Tabel
3.1.
Validitas dan Reliabilitas Instrumen
No.
Val iditas
Instrumen
fco
t(0,95)
r
Reliabilitas
nilai k r i t i s
f*kUp=0.05)
. 1.
Motivasi
8,69
2,10
0,628
0,564
2.
Disiplin
6,11
2,10
0,934
0,564
3.
Penampilan
Kerja
3,90
2,10
0,876
0,564
BAB
V
KESIMPULAN DAN DISKUSI
A. OISKUSI HASIL PENELITIAN
Suatu hasil kerja akan memuaskan bergantung kepada
kemampuan.dan kecakapan pelaksana di samping adanya dorong
an,kemauan,dan kondisi lingkungan. Dorongan untuk bekerja
didasarkan kepada adanya sejumlah kebutuhan baik fisik
atau non-fisik. Kebutuhan yang, terpuaskan akan mendorong
orang untuk bekerja lebih giat, Jika orang bekerja dalam
kelompok maka motivasinya diselaraskan dengan tujuan kelom
pok melalui penyesuaian kepada norma dan kebiasaan kelom
pok. Motivasi kerja dalam suatu organisasi harus terpadu
dengan tujuan yang hendak dicapai kelompok dan organisasi
nya di mana ia menjadi anggptanya. Selain faktor motivasi
juga kepatuhan kerja dituntut daripadanya agar tujuan orga
nisasi dicapai secara efektif.
Guru adalah seorang yang dipersiapkan secara khusus
dalam suatu lembaga pendidikan untuk menjadi pendidik atau
pengajar. Sebagai seorang pengajar yang memberikan berba-
gai pengetahuan dan keterampilan kepada anak didik maka se
yogianya ia mempunyai dorongan untuk mengabdikan diri sesu
ai dengan kemampuan dan kecakapannya, demi kemajuan bangsa,
Melalui konsep-konsep teori ilmu dan pengetahuan serta ke
cakapannya yang dipersembahkan kepada masyarakat, ia juga
belajar dari pengalaman untuk membudayakan dirinya sendiri
dan mengembangkan organisasinya.
98
99
Sebagai seorang guru berarti pula ia sebagai seorang pe
mimpin,
seorang menejer, yang harus member! contoh peri-
laku baik,mengerti dan peka terhadap situasi organisasi
dan lingkungan, dan mampu memberi bimbingan dan tuntunan. Dengan adanya sikap positif, pengetahuan, dan kete
rampilan mengajar, ia mempunyai peluang untuk belajar
dan mengajar organisasinya, yang dalam hal ini keorganisasian di sekolah. Pada dasarnya motivasi kerja, tanggungajawab, disiplin kerja, hasil yang dicapai, kesemua
nya berlaku pada organisasi maupun perorangan.
Peningkatan produktiv/itas, hasil kerja,
mut-
lak harus diusahakan, tidak saja dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, keterampilan, teknologi, dan Iain-lain,
akan tetapi dipengaruhi pula oleh sikap dan disiplin.
Tanpa sikap yang positif terhadap suatu pekerjaan, dan
disiplin yang tinggi mustahil produktivitas akan terting
katkan. Demikian pula dalam pendidikan formal khususnya
di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas tempat penelitian ini
di lakukan, faktor sikap, motivasi kerja,
disiplin kerja
dan penampilan kerja guru merupakan beberapa aspek dari
sekian banyak aspek yang berperan, yang menentukan ting
kat hingga di mana produktivitasnya dapat dicapai. Bukan
saja anak didik tetapi termasuk pula pendidiknya, harus
sadar untuk mengubah budaya dirinya sendiri menjadi lebih
progresif dan profesional,
tersirat pula di dalamnya ke-
organisasiannya. Sinyalemen beberapa ahli terhadap geja-
100
la rendahnya tingkat produktivitas pendidikan banyak dilontarkan deuiasa ini.
Oiantaranya sebagaimana yang dikemu
kakan oleh salah seorang ahli pendidikan dalam suatu semi
nar yang diadakan belum lama ini, bahua:
"Akibat sistem pendidikan yang belum produktif itu
tambah dengan kemampuan profesional yang masih rendah serta motif berprestasi yang masih rendah pula,
maka produktivitas dalam arti administratif pendidik
an kita detuasa ini masih belum tinggi".
(Prof.DR.H. Achmad Sanusi SH,I»IPA,1986)
Kenyataan di atas ada kebenarannya pula pada bebe
rapa sekolah sampel yang dijadikan penelitian di u/ilayah
Kotamadya Bandung.
Rendahnya tingkat produktivitas hasil
prestasi belajar para siswa lulusan tahun ajaran 1985/1986
pada dasarnya bertumpu pada faktor motivasi, disiplin dan
penampilan kerja guru yang diukur secara statistik menunjukkan tingkat produktivitas yang masih rendah. Berapakah
angka koefisien kriteria produktivitas itu dikatakan ting
gi didasarkan kepada perbandingan antara keluaran dan ma-
sukan menghasilkan bilangan sama dengan satu, menurut rumus Produktivitas baik menurut Anto Dajan maupun Paul Mali.
Ada dua langkah pengukuran produktivitas yang dila
kukan, yaitu terhadap penampilan kerja guru (variabel-X-j),
dan terhadap prestasi belajar siswa (variabel-Y). Hasil
perhitungan kedua variabel itu kemudian dilihat dan diban
ding-bandingkan. Apakah terdapat suatu gambaran yang menunjukkan kesejalanan koefisien produktivitas dari kedua
hasil pengukuran itu,dari segi penampilan dan prestasi.
101
Menyelenggarakan pendidikan pada jenjang dan tingkat mana
pun mutlak memerlukan penelolaan organisasi pendidikan de
ngan sebaik-baiknya. Organisasional pendidikan sebagai su
atu sistem harus diadministrasikan untuk memcapai sasaran
tujuan pendidikan yang dikehendaki dan disepakati. Hubung
an dan kerjasama yang salinxy berkait antar bagian di dalamnya untuk mencapai tujuan, dalam pendidikan ditata melalui administrasi pendidikan. Berdasarkan definisi yang
berbunyi:
"The organizational system is a set of interrelated
input-output transformation processes, working inde
pendently and jointly in pursuit of common objectives
and value criteria for the total organization, its
members, and its environment". (William A.Shrode, Dan
Voich Jr.,1974,137).,
maka konsep Administrasi Pendidikan berada pada komponen
proses transformasi, yang dalam skema ditunjukkan:
Examples of Organizational Systems
The
Managerial
system
Inputs
Sources
University
Transformation
Outputs
Users
Faculty
Instruction
Graduates
Industry
Staff
Counseling
Money
Administration
Research
Credits
hours
GovernBent
Publication
Educat
ional
Materials
Supplies
institut
ions
Sumber: William A.Shrode, Dan Voich: Jr. Organization and
Management, Basic Systems Concepts, Florida State
University Tallahassee, Florida,1974,p-140).
102
Secara skematis, maka u/ilayah kerja administrasi pendidik
an yang menjadi tugas Kepala Sekolah, dan sekaligus pula
kedudukan penelitian ini dalam administrasi pendidikan daPat dilihat dalam matriks sebagai berikut:
M
S
Png
PI
Pr
F
M
S
M
F
S
F
Perencanaan
1
Pelaksanaan
Pengauiasan
Keterangan: Pr = Perencanaan
PI
=
M =
Manusia,murid,
guru atau orang-
Pelaksanaan
Png= Pengauiasan
tua
sisuia
S
Sumber belajar
F
Fasilitas
103
Dibalik bahasan dan uraian yang panjang itu, satu
hal yang patut dikemukakan dalam diskusi hasil peneliti
an ini ialah bahuia analisis dan interpretasi didasarkan
kepada data otentik yang diperoleh dari sumber utama res
ponden dan pihak-pihak yang bersangkutan. Pendapat orang
yang dijabarkan ke dalam daftar isian pendapat berupa
angket kuesioner itu, kiranya masih belum tentu menjadi
sifatnya. Ternyata bahuia melalui uji data saja, belum
tentu memberikan gambaran sesungguhnya demikian, maka
perlu dilengkapi alat lain yang lebih cermat, misalnya
dengan observasi dan tes,
yang terus menerus. Walaupun
demikian, dalam menganalisisnya telah ditempuh prosedur,
teknik, dan mekanisme penelitian menurut ketentuan yang
semestinya, miisalnya tentang cara pengambilan sampel dari
populasi, rumus statistik yang digunakan, cara penghitung
an statistikal, uji validitas dan reliabilitas instrumen
angket, dan sebagainya. Segala kekurangan dan kelemahan
penelitian ini diajukan dalam saran-saran
penutup untuk diteliti lebih
lanjut.
pada halaman
104
Pengaruh antar variabel
Di antara ketiga variabel tersebut yang paling be-
sar pengaruhnya adalah hubungan antara motivasi terhadap
disiplin kerja. Hal itu tampak pada koefisien korelasinya
yang signifikan dari keseluruhan sekolah. Gambaran ini me
nunjukkan bahuia guru sadar akan tanggung jawabnya sebagai
pendidik dalam melaksanakan tugasnya dengan penuh disi
plin dan rasa kasih sayang kepada anak didik. Baik disi
plin pribadi maupun disiplin tugas kedua-duanya telah man
tap untuk dijabarkan ke dalam aplikasi tugas sehari-hari.
Demikian pula halnya dengan pengaruh motivasi ter
hadap penampilan kerja, untuk sebagian besar sekolah
me-
nunjukkan hubungan yang tinggi dan signifikan, kecuali sa
tu sekolah yang kebetulan mencapai tingkat keterkaitan
yang rendah tetapi masih ada dalam batas signifikansi
yang uiajar yaitu 0,32.
Pengaruh disiplin terhadap penampilan kerja guru
secara relatif masih ditunjukkan oleh sebagian sekolah,de
ngan hubungan yang tinggi dan sedang, dan dalam keadaan
signifikan. Bidang studi yang diajarkan adalah keuienangan
nya berdasarkan kompetensi mengajar menurut jabatan dan
didukung oleh spesialisasi keahliannya. Kedua variabel mo
tivasi dan disiplin kerja secara serempak memperlihatkan
hubungan yang cukup tinggi dan signifikan terhadap penam
pilan kerja pada seluruh sekolah. Hal itu berarti bahuia
penampilan dari mengajar akan dicapai apabila motivasi
105
yang tumbuh mendofong disiplin kerja mereka,
secara serem
pak atau multipel.
Pengaruh penampilan kerja terhadap prestasi bel
ajar pada sebagian besar sekolah menunjukkan hubungan
yang rendah, dan kurang signifikan. Ketimpangan terjadi
antara penampilan kerja guru yang cukup tinggi di satu pi
hak, dan di lain pihak prestasi belajar siswa, hubungan
di antara kedua pihak itu rendah dan kurang signifikan.
Kemungkinannya banyak sekali faktor penyebabnya sehingga
tingkat produktivitas akan terpengaruh. Tingkat
efekti-
vitas hasil yang berupa kuantitas lulusan yang dilepas
oleh masing-masing sekolah menunjukkan kapasitas kemampu
an pelayanan sekolah tersebut dalam mendidik dan mencerdaskan bangsa. Secara kualitatif pada aspek penampilan
kerja gurunya pun belum menunjukkan tingkat yang menggembirakan. Memang secara relatif Indeks Produktivitas yang
dicapai masing-masing sekolah pada umumnya tinggi, bahua
penampilan kerja guru dapat memberikan hasil produktivi
tas yang memadai, namun bila dikaitkan dengan prestasi ma
sih belum mencapai tingkat produk berkemungkinan nilai
yang optimum ("optimum value-probability product"),sebagaimana dikemukakan oleh R.Oliver Gibson, bahuia:
"Since it is normally in the interest of the
school, as an organization, to realize as much
primary productivity as possible from the units
of resources allocated, the school administrator
can be expected to be interested in the optimum
value-probability product over time".(1965,257).
106
B.
KESIMPULAN
Berdasarkan data yang diperoleh, hasil pengolahan
dan analisis, serta pengujian hipotesis, maka dapatlah di
tarik kesimpulan-kesimpulan dari hasil penelitian ini se
bagai berikut.
Ada tiga variabel utama pada guru yang diteliti ke
cenderungan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa,
yaitu: motivasi, disiplin kerja, dan penampilan kerja gu
ru. Secara umum pada kelima sekolah sampel ternyata memilikl keterkaitan dan kontribusi yang meyakinkan.
Pada
umumnya guru mempunyai motivasi yang tinggi untuk meng
ajar dengan baik, ditunjukkan oleh skor motivasinya ma
sing-masing yang kebanyakan besarnya melebihi dari 50% da
ri skor idealnya, yaitu 75. Demikian pula dengan skor
yang diperoleh untuk aspek disiplin kerja dan penampilan
kerjanya yang melebihi dari setengah skor idealnya. Seca
ra keseluruhan dapat ditafsirkan bahuia keefektifan motiva
si kerja guru secara rata-rata pada kelima sekolah sampel
adalah tinggi (80%) berdasarkan kategori Tinggi,Sedang,
dan Rendah terhadap skor riil yang dicapai mereka. Disi
plin kerja juga secara rata-rata pada kelima sekolah sam
pel, adalah tinggi (76%), dan penampilan kerjanya juga
tinggi (81%). Semua dari skor idealnya masing-masing.
Secara teoritis hal itu memberikan gambaran bahuia
variabel motivasi sangat fundamental dalam melandasi ter
uiujudnya disiplin kerja maupun disiplin diri yang mantap.
107
Pada gilirannya pula, disiplin kerja merupakan dasar bagi
keberhasilan penampilan kerja. Jadi, secara sekuensial ter
jadi urutan sebab akibat antara motivasi sebagai karakter-
istik manusia, dengan disiplin(dalam arti luas), yang dija
barkan ke dalam penampilan kerja yang, dicapainya. Keberha
silan mewujudkan penampilan kerja akan menimbulkan rasa ke
puasan kerja, yang pada gilirannya PMla akan semakin menum
buhkan motivasi ekstrinsik, demikian seterusnya akan terja
di daur ulang yang spiral.
Penampilan kerja tinggi yang dicapai dari pekerjaan
itu sesuai dengan teori Dua Faktor dari Herzberg tentang;
motivasi, yaitu faktor kepuasan kerja dan faktor kesehatan
kerja. Hubungan yang terjadi di antara ketiga variabel di
atas sifatnya berkelanjutan, kalaupun terjadi bahuia motiva
si langsung berpengaruh kepada penampilan kerja hal itu ja
rang terjadi. Yang paling mungkin adalah faktor disiplin
kerja melandasi kepada penampilan kerja yang dicapai.
Guru sedagai pendidik mempunyai motivasi untuk berprestasi, berperilaku pemimpin dalam kelas, berusaha menca
pai hasil kerja sesuai dengan tujuan organisasi sekolah.
Di dalam membahas aspek motivasi,kepuasan kerja, tanggung-
jauiab, disiplin, dan prestasi kerja atau penampilan kerja,
banyak berkenaan dengan teori-teori motivasi dari Herzberg,
McClelland, dan Maslow.
Berdasarkan data hasil penelitian bahuia motivasi
(intrinsik) melandasi disiplin kerja dalam mencapai pres-
103
tasi kerja sebagai penampilan kerja,menyangkut tentang
teori Dua Faktor.
Dari penelitian ditemukan pula bahuia
faktor kondisi tempat kerja berpengaruh pula kepada kepa
da tingkat prestasi kerja. Ujud fisik bangunan gedung se
kolah yang megah bertingkat, kemudahan sarana dan prasara
na belajar mengajar, kebersihan ruang kelas, ruang guru,
kebersihan halaman dengan keasrian taman, hubungan inter
personal, mempunyai pengaruh kepada kenyamanan dan keleluasaan kerja, dan tidak kurang panting pula ialah pola
kepemimpinan dan perlakuan Kepala Sekolah. Faktor-faktor
ini sebagai faktor ekstrinsik bagi motivasi kerja, merupa
kan faktor dissatisfiers (Herzberg). Ternyata bahuia moti
vasi intrinsik sebagai motivator, dan motivasi ekstrinsik
sebagai dissatisfier kedua-duanya melandasi kepada kepuas
an kerja.sangat berpengaruh kepada penampilan kerja.
Dengan demikian maka variabel^ (motivasi) hendaknya ter
diri dari aspek intrinsik dan ekstrinsik; dan v.ariabel-X2
(disiplin) hendaknya diartikan sebagai disiplin diri dan
disiplin kerja, pengaruhnya terhadap penampilan kerjatX^).
Secara parsial kedua variabel X^an X2 dari masing
masing sekolah sampel, hubungannya dengan X3 secara relatif kurang, jika dibandingkan dengan secara serempak (mul
tipel) hubungannya dengan X,. Dengan demikian maka penam
pilan kerja yang kuat sangat ditentukan oleh variabel mo
tivasi dan disiplin kerja secara terpadu. Hal ini ditun-
jukkan pada Tabel-4.11 dengan Rx #x x yan9 signifikan.
109
Pengaruh penampilan kerja terhadap prestasi bel
ajar siswa menunjukkan tingkat keterhubungan yang tidak
signifikan untuk sebagian besar sekolah kecuali pada sa
tu sekolah saja, sebagaimana tercantum dalam Tabel-4.12.
Ini membuktikan bahwa tidak terdapat kaitan yang meyar-
kinkan. Dengan kata lain, bahuia penampilan kerja yang
tinggi ternyata tidak ada kaitannya dengan prestasi bel
ajar siswa, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa semata-mata,untuk sebagian besar, adalah hasil studi sis
wa sendiri di luar pengaruh penampilan kerja guru.
Tingginya produktivitas yang diraih setiap seko
lah, ditinjau dari dua aspek,yaitu dari aspek penampil
an kerja guru, dan dari aspek prestasi belajar yang di
capai siswa. Tinjauan dari aspek guru dan aspek murid.
Indeks produktivitas penampilan kerja guru yang paling
tinggi dicapai oleh SMA Negeri 2 Bandung dengan tingkat
produktivitas 78/«-( Tabel-4.13). Berarti bahwa sekolah
yang paling produktif adalah SMA Negeri 2 Bandung.
Tingkat produktivitas paling tinggi ditinjau da
ri aspek prestasi belajar, berdasarkan Tabel-4.16 dan
Tabel-4.17 jelas terlihat bahwa SMA Negeri 2 Bandung pu
la yang paling produktif. Hasil uji perbedaan dua rata-
rata prestasi belajar siswa dari masing-masing sekolah
saling diperbandingkan melalui pasangan-pasangan antar
sekolah. Hasil perbandingan melalui pasangan-pasangan
itu menunjukkan bahwa SMA Negeri 2 Bandung memperoleh
110
keunggulan yang paling tinggi di antara sekolah lainnya,
ini berarti bahwa dialah yang paling produktif. Dengan ka
ta lain,SMA Negeri 2 Bandung telah mampu memenuhi harapan
masyarakat untuk menampilkan lulusan yang terbanyak de
ngan kualitas terbaik, dan dengan penampilan kerja guru
yang terbaik pula.
Demikianlah bahasan penelitian ini kami sudahi de
ngan beberapa catatan yang perlu dikemukakan demi kelengkapan dan kesempurnaan Tesis ini, di antaranya ialah:
(i)
penelitian studi kasus yang bersifat temporer tahun
ajaran 1985/1986.
(ii). variabel lain di luar ketiga aspek penelitian masih
banyak, dan perlu dipertimbangkan dalam penelitian,
sehingga dapat memberikan gambaran yang lebih akurat.
Saran-aaran yang patut dikemukakan adalah:
1.Ruang Kepala Sekolah agar berdekatan dengan ruang guru
agar komunikasi dan pengawasan lebih intensif dan efektif.
2.0toritas dan wibawa Kepala Sekolah harus dihormati guru
tanpa merasa lebih senior dalam pengalaman kerja dan usia.
3.Penyimpanan berkas dokumen mengenai data (prestasi)siswa
agar diarsipkan menurut klasifikasinya pada suatu tempat
dan terpelihara keutuhannya.
4.Sekali-sekali Kepala Sekolah berkeliling memeriksa ruangan kelas untuk memantau berlangsungnya proses belajar meng
ajar.
5.Menyederhanakan prosedur kerja agar terhindar dari hambatan birokratis untuk mencapai efektivitas dan efisiensi.
Ill
Sebagai saran terhadap pelaksanaan teknis untuk pe
nelitian lebih Lanjut secara lebih efektif adalah:
1. Alat pengumpul data ternyata tidak cukup melalui instru
men angket semata. Kiranya eksplorasi harus dengan observasi secara intensif, terus raenerus, khususnya ter
hadap semua personil edukatif di lapangan
yang menyang
kut pengkajian perilaku, sikap mental, dedikasi,kepemim
pinan menejerial, wawasan Nusantara, dan sebagainya.
2. Penggunaan konsep Status Sosial Ekonomi (SSE) baik ter
hadap personiL. edukatif maupun kepada siswa. Aspek ini
erat sekali kaitannya dengan karakteristik pendidikan,
terutama kepada sikap motif berprestasi yang berakibat
kepada prestasi dan hasili belajar.
Pokok-pokok saran di atas merupakan sebagian dari sekian
banyak faktor yang sangat berperan dalam Administrasi Pen
didikan.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Abdul Kodir Munsyi,Dip.Ad.,Ed.,et al.,Pedoman Mengajar,
Blmbingan Praktis untuk Calon Guru, Al Ikhlas,
Surabaya, 1981.
Adam Ibrahim Indrawidjaja MPA.Drs. .Perilaku Organisasi^.
Sinar &aru, Bandung, 1983.
Buchari Zalnun.PR..Manajemen dan Motivasi
Balai Aksara, Jakarta, 1984.
Benge, Eugene J..Pokok-pokok Manajemen Modern,
Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta,1983.
Bonnet, Neville, et al..Teaching; Styles and Pupil Progress.
Opem Books Publishing ILtd.,London, 1978.
Darmodihardjo, Prof.DR,Dardjl, Petunjuk Pelaksanaan ten
tang Penqembanqan Sekolah sebaqai~Pusat Kebudayaan
dan Peningkatan Ketahanan Sekolah,
Departemen Pendidikan dan K