KONTRIBUSI KOMITMEN DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA GURU PADA SMA SWASTA DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT.

(1)

viii DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ………. KATA PENGANTAR ……….. UCAPAN TERIMAKASIH ………. DAFTAR ISI ………. DAFTAR TABEL ……… DAFTAR GAMBAR ………

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah………

B. Rumusan Masalah………

C. Tujuan Penelitian

1.Tujuan Umum ………..

2.Tujuan Khusus ……….

D. Manfaat Penelitian

1.Manfaat Teoritis ………... 2.Manfaat Praktis ………....

E. Asumsi Penelitian ………

F. Hipotesis Penelitian ……….. G. Kerangka Pikir Penelitian ……… H. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

1.Lokasi Penelitian ………... 2.Populasi Penelitian………

i ii iv viii xii xiv

1 1 1 10 10 11 11 12 13 15 16 16


(2)

ix

3.Sampel Penelitian ………

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Komitmen Guru

1.Pandangan Konsep Komitmen ……….... 2.Definisi Komitmen Guru ………. 3.Jenis-Jenis Komitmen ……….. 4.Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komitmen... 5.Menumbuhkan Komitmen .. ……… B. Motivasi Kerja

1.Definisi Motivasi Kerja ……… 2.Karakteristik Motivasi Kerja ……… 3.Teori Motivasi Kerja

a. Motivasi Internal ………..

b.Motivasi Eksternal………

4.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja ………. 5.Teknik Memotivasi Kerja……… C. Produktivitas Kerja Guru

1.Pengertian Produktivitas ……… 2.Aspek- Aspek Produktivitas Pendidikan ……… 3.Faktor yang mempengaruhi Produktivitas Kerja …………. 4.Produktivitas Kerja Guru ……… D. Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Definisi Operasional

1.Komitmen Guru.. ……….

2.Motivasi Kerja………...

17 19 19 19 21 25 29 31 34 34 39 40 41 49 54 57 60 60 63 69 76 78 83 83 83 84


(3)

x

3.Produktivitas Kerja Guru ………. B. Populasi dan Sampel Penelitian

1.Populasi Penelitian ………... 2.Sampel Penelitian……….. C. Metode Penelitian ……….... D. Teknik Pengumpulan Data

1.Megumpulkan Alat Pengumpul Data………... 2.Menyusun Alat Pengumpul Data……….. 3.Tahap Uji Coba angket ……….... 4.Tahap Penyebaran dan Pengumpulan Angket ………. E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

1.Persiapan ………..

2.Pegelolaan dan Analisis Data ………... a. Menghitung Kecenderungan Responden ………... b.Mengubah Skor Mentah menjadi Skor Baku……… 3. Uji Persyaratan Analisis ……….. a. Uji Normalitas Distribusi Data………. b. Uji Linieritas ……….... c. Menguji Hipotesis Penelitian ………... BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Seleksi Data B. Klasifikasi Data

C. Penyajian Hasil Pengolahan dan Analisis Data

D. Pengujian Persyaratan Statistik (Uji Persyaratan Analisis) 1. Uji Normalitas Distribusi Data ... 2. Uji Linieritas ...

86 89 89 90 91 92 93 94 96 105 106 106 107 107 108 110 110 112 114 123 123 124 127 133 133 137


(4)

xi E. Pengujian Hipotesis Penelitian

1. Uji Signifikansi dan Linieritas Regresi……… 2. Analisis Korelasi ………. F. Pembahasan

1. Interpretasi Hasil Penelitian……….. 2.Pembahasan Hasil Penelitian ……….. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan B. Implikasi C. Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

138 139 142 150 150 154 161 161 164 166 169 176


(5)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Populasi Distribusi Penelitian 17

2.1 Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow 45

3.1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 87

3.2 Skala Likert 95

3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X1 98

3.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X2 100

3.5 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y 101 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian 104 3.7 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS 108

4.1 Rekapitulasi Jumlah Angket 123

4.2 Data Mentah Variabel X1 124

4.3 Data Mentah Variabel X2 125

4.4 Data Mentah Variabel Y 125

4.5 Data Baku Variabel X1 126

4.6 Data Baku Variabel X2 126

4.7 Data Baku Variabel Y 127

4.8 Hasil Perhitungan WMS Variabel X1 127

4.9 Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS 129

4.10 Hasil Perhitungan WMS Variabel X2 129

4.11 Hasil Perhitungan WMS Variabel Y 131

4.12 Skor Rata-Rata Perhitungan Hasil Penelitian 133 4.13 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data 136 4.14 Uji Linieritas Komitmen Guru terhadap Produktivitas

Kerja Guru


(6)

xiii

4.15 Uji Linieritas Motivasi Kerja Guru terhadap Produktivitas Kerja Guru

141 4.16 Uji Linieritas Komitmen Guru terhadap Motivasi Kerja

Guru

142 4.17 Rangkuman Pengujian Korelasi Antar Variabel 143 4.18 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien

Korelasi


(7)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Hubungan antar variabel Penelitian 14

1.2 Kerangka Pikir Penelitian 15

2.1 Proses Motivasi : Pola Awal 37

2.2 Hierarki Kebutuhan Menurut Maslow 44

2.3 Faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja 74 4.1 Grafik Poligon Distribusi Variabel X1 134

4.2 Grafik Poligon Distribusi Variabel X2 135

4.3 Grafik Poligon Distribusi Variabel Y 136


(8)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang berkualitas, maju, mandiri, dan modern. Pendidikan sangat penting dan menduduki posisi sentral dalam pembangunan karena berorientasi pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan suatu bangsa, karena pendidikan yang berkualitas dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan produktif.

Ditinjau dari sudut hukum, tujuan pendidikan nasional berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 menyatakan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangannya potensi peserta didik agar manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Sekolah sebagai organisasi pendidikan menjadi tempat berlangsungnya proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembangunan nasional. Keberhasilan tujuan pendidikan di sekolah tergantung pada sumber daya manusia


(9)

2

yang ada di sekolah tersebut yaitu kepala sekolah, guru, siswa, pegawai tata usaha, dan tenaga kependidikan lainnya. Selain itu harus didukung pula oleh sarana dan prasarana yang memadai. Untuk membentuk manusia yang sesuai dengan tujuan pembangunan nasional, yang pada hakekatnya bertujuan meningkatkan kualitas manusia dan seluruh masyarakat Indonesia yang maju, modern berdasarkan Pancasila, maka dibutuhkan tenaga pendidik yang berkualitas.

Pada kenyataannya pendidikan belum sepenuhnya memberikan pencerahan pada masyarakat melalui manfaat dari pendidikan itu sendiri. Kenyataan ini dibuktikan dengan masih rendahnya kualitas lulusan yang dewasa ini mulai berbenah diri dalam upaya mereformasi pendidikan nasional untuk mengubah pengelolaan dan pelaksanaan pendidikan secara makro.

Melihat banyaknya komponen yang harus dikelola dalam pendidikan mengharuskan adanya sinergi antar berbagai komponen tersebut. Namun demikian, dari sejumlah komponen yang ada, apabila diambil salah satu komponen yang paling menentukan maka komponen utama untuk keberhasilan pendidikan adalah komponen sumber daya manusia pendidikan, yaitu guru. Guru merupakan orang yang memberikan pendidikan dan pengajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Guru berinteraksi secara langsung dengan peserta didik, sehingga dapat dikatakan gurulah yang paling mengetahui bagaimana cara mencapai tujuan pendidikan.


(10)

3

tidak akan mencapai prestasi seperti yang diharapkan. Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 pasal 39 ayat 2 dijelaskan pendidik sebagai berikut:

Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.

Batasan tersebut dengan jelas mengindikasikan bahwa tenaga pendidik haruslah orang yang profesional. Artinya untuk kepentingan pencapaian tujuan pendidikan, pendidik memiliki peran yang strategis, sehingga disyaratkan untuk dilakukan hanya oleh orang-orang yang mempunyai kualifikasi profesional.

Penyelenggaraan pendidikan menuntun kepada suatu sistem kerja yang tidak parsial, karena penyelenggaraan pendidikan terjadi karena adanya jaringan kerja sama dari berbagai komponen yang ada di dalam lembaga pendidikan (sekolah) ataupun lembaga lain. Salah satu komponen yang sangat menentukan berhasil atau tidaknya penyelenggaraan pendidikan adalah guru. Melalui guru penanaman nilai-nilai dan pembelajaran berbagai ilmu pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang relevan dengan keadaan saat ini dan masa depan dapat berlangsung.

Komitmen guru terhadap sekolah seringkali menjadi isu yang sangat penting. Begitu pentingnya hal tersebut, sampai-sampai beberapa sekolah berani memasukkan unsur komitmen sebagai salah satu syarat untuk memegang suatu


(11)

4

jabatan/posisi yang ditawarkan. Meskipun hal ini sudah sangat umum, namun tidak jarang para guru masih belum memahami arti komitmen secara sungguh-sungguh. Pemahaman tentang pentingnya kondisi kerja yang kondusif mengarahkan sekolah untuk dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam rangka memahami apa sebenarnya komitmen guru, apa dampaknya bila komitmen tersebut tidak diperoleh dan mengapa hal tersebut perlu dipahami, Richard M. Steers (1985:50) mendefinisikan komitmen sebagai berikut:

Komitmen merupakan rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi), keterlibatan (kesediaan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan organisasi) dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi anggota organisasi yang bersangkutan) yang dinyatakan oleh seorang pegawai terhadap organisasinya.

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan komitmen guru menekankan proses individu dalam mengidentifikasi dirinya dengan nilai-nilai, aturan-aturan dan tujuan organisasi sekolah. Untuk mencapai tujuan organisasi sekolah sangat dipengaruhi oleh perilaku guru itu sendiri karena pada hakekatnya perilaku guru yang berorientasi pada keinginan untuk mencapai tujuan. Seperti yang dikemukakan oleh Miftah Thoha (2002: 222) bahwa “perilaku seseorang itu hakekatnya ditentukan oleh keinginan untuk mencapai beberapa tujuan”. Keinginan yang dimaksud itu adalah motivasi yang merupakan pendorong agar seseorang itu melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuannya. Hal ini dipertegas kembali oleh Miftah Thoha (2002: 177) bahwa: “motivasi merupakan salah satu unsur pokok dalam perilaku seseorang”. Hubungan antara komitmen


(12)

5

dengan motivasi kerja guru juga didasari atas teori yang dikemukakan oleh Getzels dan Guba (Sutisna 1993: 336) menyatakan bahwa:

Suatu lembaga sebagai sistem sosial memiliki dua dimensi yaitu dimensi nomotetis dan dimensi idiografis. Dimensi nomotetis menunjuk kepada lembaganya yang ditandai dengan peranan-peranan dan harapan-harapan tertentu sesuai dengan tujuan-tujuan sistem itu. Sedangkan dimensi idiografis mengacu kepada individu-individu yang menempati sistem, masing-masing dengan kepribadian dan disposisi kebutuhan-kebutuhan tertentu.

Jadi dalam upaya mencapai keberhasilan dan pencapaian tujuan sekolah, guru dituntut untuk memiliki tingkat komitmen yang tinggi dimana tempat ia bekerja, komitmen ini merupakan kondisi yang memungkinkan perilaku seseorang guru menjadi termotivasi atau tidak termotivasi untuk melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas secara efektif dan efisien. Hasibuan (1995:183) mengemukakan bahwa: “motivasi sebagai suatu keahlian dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja secara berhasil, sehingga tercapai keinginan para pegawai sekaligus tercapai tujuan organisasi. Motivasi merupakan aspek yang akan mempengaruhi kinerja seseorang karena kapasitas orang untuk bekerja dipengaruhi oleh sejauhmana dorongan yang ada untuk memaksa orang bekerja. Motivasi kerja sebagai motor penggerak untuk menghasilkan produktivitas kerja / kinerja seorang guru. Oleh karena itu salah satu prasyarat dalam mencapai motivasi kerja guru yang tinggi, maka komitmen harus selalu diperhatikan oleh pimpinan organisasi/sekolah sehingga tercipta keselarasan dan hubungan yang harmonis, dimana sekolah membutuhkan guru yang memiliki komitmen dan memiliki motivasi kerja yang tinggi yang akan memberikan


(13)

6

dampak yang terbaik terhadap organisasi sekolahnya.

Peningkatan produktivitas kerja guru merupakan pengalaman belajar yang terorganisasi dalam jangka waktu tertentu untuk meningkatkan kemungkinan memperbaiki pertumbuhan kinerja guru. Menurut Cascio (1992), pengembangan sumber daya manusia adalah fungsi manajemen yang berisi kegiatan-kegiatan memelihara dan meningkatkan kompetensi guru melalui peningkatan pengetahuan, keterampilan, kemampuan dan aspek-aspek lainnya. Unsur pengembangan staf dapat meliputi: peningkatan keterampilan, pengetahuan, dan kemampuan memecahkan masalah dan sikap sebagai seorang pekerja profesional. Sehubungan itu Akdon (2009:166), menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja suatu organisasi dalam rangka mewujudkan tujuan strategik, kepuasan pelanggan dan kontribusinya terhadap lingkungan strategik. Lebih lanjut Akdon menyebutkan bahwa Indikator kinerja adalah ukuran kuantitatif maupun kualitatif untuk dapat menggambarkan tingkat pencapaian sasaran dan tujuan organisasi, baik pada tahap perencanaan (ex-ante), tahap pelaksanaan (on-going) maupun tahap setelah kegiatan selesai (ex-post). Selain itu indikator kinerja juga digunakan untuk meyakinkan bahwa kinerja hari demi hari menunjukkan kemajuan dalam rangka menuju tercapainya sasaran maupun tujuan organisasi yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat tersebut, peningkatan produktivitas kerja guru adalah suatu kegiatan terencana manajemen untuk meningkatkan kinerja individual seorang guru yang dapat berupa peningkatan pengetahuan,


(14)

7

keterampilan, kemampuan, sikap serta aspek-aspek lainnya dan kinerja organisasi sekolah melalui program pelatihan, pendidikan dan pengembangan. Aktualisasi kemampuan guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya merupakan cerminan dan kinerja guru yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar siswa. Dengan demikian, penilaian kinerja guru merupakan hal yang penting dan dapat dikatakan sebagai salah satu upaya mengoptimalkan perwujudan kemampuan dan tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugasnya.

Bagi sekolah, guru yang profesional merupakan kunci keberhasilan proses belajar mengajar. Goodlad (1976) pernah melakukan penelitian yang hasilnya menunjukkan bahwa peran guru sangat signifikan bagi keberhasilan proses pembelajaran di kelas. Ketika proses pembelajaran berlangsung, guru yang profesional tampil sebagai sosok yang menarik sehingga mampu memotivasi siswa dalam belajar. Di dalam kelas, guru dapat tampil sebagai tokoh yang mampu membuat siswa berpikir dengan memberikan berbagai pertanyaan yang jawabannya tidak sekedar terkait dengan fakta. Guru dapat merumuskan pertanyaan yang memerlukan jawaban secara kreatif, imajinatif dan sintetik. Proses pendidikan tidak akan terjadi dengan sendirinya melainkan harus direncanakan, diprogram, dan difasilitasi dengan dukungan dan partisipasi guru sebagai pendidik.

SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat sama halnya dengan sekolah lain, yang pada dasarnya menuntut komitmen yang tinggi


(15)

8

dalam upaya pencapaian tujuan sekolah. Para guru di sekolah membuktikan bahwa hampir semua guru memiliki tingkat produktivitas cukup berarti dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang berdampak pula pada tingginya mutu pendidikan di sekolah, terlihat dari prestasi siswa dalam belajar. Para guru melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan ”job description” masing-masing guru, walaupun kadang guru tersebut disibukan dengan keadaan lingkungan yakni perkebunan di daerah lembang yang harus dikelola oleh guru yang bersangkutan, tetapi tidak mengurangi tingkat profesional sebagai seorang guru, sehingga berimplikasi pada adanya dugaan bahwa hal itu terjadi karena guru di masing-masing sekolah tersebut mempunyai komitmen dan motivasi kerja yang tinggi pula.

Fenomena tersebut menarik perhatian penulis untuk mengkaji lebih dalam melalui sebuah penelitian karena dari pemaparan di atas dapat kita ketahui bahwa ternyata faktor komitmen dan motivasi guru juga berkontribusi terhadap produktivitas kerja guru. Oleh karena itu, untuk mengetahui seberapa besar komitmen dan motivasi kerja guru berkontribusi pada produktivitas kerja guru pada SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, maka perlu dilakukan sebuah penelitian mengenai hal tersebut.


(16)

9

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan gambaran secara umum mengenai ruang lingkup penelitian dan penelaahan variabel penelitian. Rumusan masalah yang penulis tetapkan dalam penelitian ini adalah berhubungan dengan “Bagaimana kontribusi komitmen dan motivasi guru terhadap produktivitas kerja guru pada SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?”

Agar masalah yang akan diteliti tidak terlalu luas ruang lingkupnya, serta terarah kepada tujuan yang ingin dicapai, maka permasalahan tersebut dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut :

1. Berapa besar kontribusi komitmen guru terhadap produktivitas kerja guru pada SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?

2. Berapa besar kontribusi motivasi kerja guru terhadap produktivitas kerja guru pada SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?

3. Berapa besar kontribusi Komitmen guru terhadap motivasi kerja guru pada SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?

4. Berapa besar kontribusi komitmen dan motivasi kerja guru secara bersama- sama berkontribusi terhadap produktivitas kerja guru pada SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran yang ingin dicapai oleh peneliti dalam melakukan penelitiannya, agar penelitian ini mempunyai arah yang jelas


(17)

10

serta tolak ukur keberhasilan yang dapat dijadikan pedoman sesuai dengan variabel-variabel penelitian yang telah ditetapkan. Adapun tujuan penelitian ini mencakup:

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah mendapatkan gambaran mengenai seberapa besar kontribusi komitmen dan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja guru pada SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi komitmen guru terhadap produktivitas kerja guru pada SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

b. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi motivasi kerja guru terhadap produktivitas kerja guru pada SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

c. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi komitmen guru terhadap motivasi kerja guru pada SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

d. Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi komitmen dan motivasi kerja guru secara bersama-sama berkontribusi terhadap produktivitas kerja guru pada SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.


(18)

11

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan masalah-masalah yang telah dirumuskan, maka penulis beranggapan bahwa penelitian ini bermanfaat baik secara teoritis dan praktis, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Hasil Penelitian diharapkan dapat menjadi bahan kajian dan pengembangan keilmuan administrasi pendidikan, yang berkenaaan dengan komitmen dan motivasi kerja guru yang memberikan peningkatan produktivitas kerja guru, akhirnya mengarah pada tercapainya kualitas pendidikan.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan untuk peningkatan efektivitas, efisiensi dan produktivitas dari upaya peningkatan mutu guru secara khusus.

b. Sebagai masukan bagi instansi yang berwenang yang diharapkan dapat mengungkapkan masalah faktual dan aktual tentang komitmen dan motivasi kerja terhadap produktivitas kerja guru yang pada akhirnya akan lebih meningkatkan mutu sekolah.

E. Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian merupakan titik tolak pemikiran dalam suatu penelitian yang kebenarannya tidak dapat diragukan lagi oleh peneliti. Hal ini sejalan dengan pendapat Arikunto (2003:60) bahwa asumsi-asumsi penelitian atau anggapan dasar penelitian dianggap sebagai landasan teori atau titik tolak


(19)

12

pemikiran yang digunakan dalam suatu penelitian, yang mana kebenarannya diterima oleh peneliti. Dalam penelitian ini asumsi yang dijadikan landasan adalah sebagai berikut:

1. Komitmen adalah proses yang terjadi dalam diri individu yang mengidentifikasikan dirinya dengan nilai-nilai, aturan-aturan, dan tujuan organisasi (Porter dan Mowday:1982).

2. Komitmen meliputi unsur loyalitas terhadap organisasi, keterlibatan dalam pekerjaan, dan identifikasi terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi (Richard M. Steers:1985).

3. Motivasi kerja merupakan aspek psikologis guru yang dapat dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal serta dapat menunjukan tingkatan yang rendah maupun yang tinggi (Mahmudin :1999).

4. Produktivitas adalah ukuran mengenai apa yang diperoleh dari apa yang diberikan, seberapa jauh masukan (input) dapat menghasilkan keluaran (output) baik kuantitatif maupun kualitatif sesuai dengan standar (baku) yang telah ditetapkan. (Kisdarto Atmosoeprapto, 2000 : 15).

5. Produktivitas kerja adalah perbandingan terbalik antara hasil yang diperoleh dengan sumber daya yang digunakan”. Maksudnya adalah produktivitas kerja dikatakan tinggi jika hasil yang diperoleh lebih besar dari sumber kerja yang digunakan (Hadari Nawawi, 1998 : 38).


(20)

13

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya masih perlu dibuktikan sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Pernyataan tersebut senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009: 96) mengemukakan bahwa:

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian biasanya telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru berdasarkan pada teori yang relevan belum berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

Atas dasar pendapat tersebut, maka penulis mengemukakan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Komitmen guru memiliki kontribusi yang signifikan terhadap produktivitas kerja guru pada SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Motivasi kerja guru memiliki kontribusi yang signifikan terhadap produktivitas kerja guru pada SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

3. Komitmen guru memiliki kontribusi yang signifikan terhadap motivasi kerja guru pada SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.


(21)

14

4. Komitmen dan motivasi kerja guru memiliki kontribusi yang signifikan terhadap produktivitas kerja guru pada SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

Untuk lebih jelas gambaran antara ketiga variabel dapat digambarkan sebagai berikut:

rx1y

rX1Y

rX1 X2 RX1X2Y

rX2Y

Gambar 1. 1

Hubungan antar Variabel Penelitian

KOMITMEN GURU (X1)

Identifikasi

Loyalitas

Keterlibatan

PRODUKTIVITAS KERJA (Y)

Pendidikan dan Pengetahuan

Tanggung jawab

Menyesuaikan diri dengan

lingkungan yg berubah-ubah Kreatif, imajinatif, inovatif

Memiliki kekuatan untuk

mewujudkan potensinya

MOTIVASI KERJA (X2)

Disiplin

Semangat Kerja

Ambisi

Kompetensi

Kreativitas


(22)

15

G. Kerangka Pikir Penelitian

Kerangka pikir penelitian akan memberikan arah yang dapat dijadikan pedoman bagi para peneliti dalam melaksanakan penelitiannya. Menurut Uma Sekaran (1992) dalam (Sugiyono, 2006: 65). Kerangka penelitian adalah model konseptual tentang bagaimana teori hubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting. Adapun kerangka pikir dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kontribusi Komitmen dan Motivasi Kerja

Terhadap Produktivitas Kerja Guru pada SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat

Gambar 1.2

Kerangka Pikir Penelitian

Tujuan Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003 Bab 11 Pasal 3)

Produktivitas Kerja Guru

Pendidikan dan

Pengetahuan

Menyesuaikan diri

dengan lingkungan yg berubah-ubah Kreatif, imajinatif,

inovatif

Memiliki kekuatan

untuk mewujudkan potensinya Komitmen Guru

Identifikasi Loyalitas

Keterlibatan

Visi, Misi Sekolah Motivasi Kerja Guru

Disiplin

Semangat Kerja

Ambisi

Kompetensi

Kreativitas

Prestasi

Tantangan Pendidikan


(23)

16

H. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan pelaksanaan penelitian dilakukan. Adapun pengambilan lokasi yang dipilih oleh peneliti adalah di SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.

2. Populasi Penelitian

Populasi merupakan sumber data yang dianggap oleh peneliti dapat memberikan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Hal ini senada dengan pendapat Sugiyono (2005:90) mengemukakan bahwa: “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek /subyek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Berdasarkan pengertian yang telah diungkapkan diatas maka dalam hal ini peneliti menetapkan bahwa yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh guru di 5 SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Adapun jumlah guru secara keseluruhan dari 5 sekolah tersebut adalah 98 orang, dengan persebaran sebagai berikut:


(24)

17

Tabel 1.1 Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Alamat Jml Guru

1 SMA PGRI Jl. Raya Alun-Alun Lembang 19

2 SMA Nurul-Huda Jl. Cikole No. 49 20

3 SMA Al-Musyawarah Jl. Simpang-Prknmuncang 19

4 SMA Mekar Wangi Jl. Pang. Suriaatmaja No.12 18

5 SMA Panca Karsa Jl. Raya Kayu Ambon No.86 22

Jumlah 98

3. Sampel Penelitian

Sampel penelitian merupakan sebagian dari populasi yang dianggap mewakili menurut ketentuan tertentu untuk diambil datanya oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Bila populasi penelitian besar dan tidak memungkinkan semua populasi dijadikan sumber penelitian maka dapat disiasati dengan mengambil sebagian dari populasi atau dengan cara sampel.

Sampel penelitian merupakan sebagian dari populasi yang dianggap mewakili menurut ketentuan tertentu untuk diambil datanya oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:55) mengemukakkan bahwa:

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari seratus maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya dinamakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% lebih.


(25)

18

guru di 5 SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat yang berjumlah 98 orang, semuanya dijadikan sampel. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan jumlah sampel kurang dari 100 orang. Berdasar pada pendapat Suharsimi Arikunto apabila populasi kurang dari 100 orang maka seluruh populasi dijadikan sampel.


(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional

Supaya tidak terjadi salah persepsi antara pembaca dengan penulis dalam memahami kata-kata pada penelitian ini. Seperti yang dikemukakan oleh Komaruddin (1994:29) bahwa: “definisi operasional adalah pengertian yang lengkap tentang satu variabel yang mencakup semua unsur yang menjadi ciri utama variabel itu”. Adapun definisi-definisi operasional yang berkaitan dalam peneliti ini yaitu:

1. Komitmen Guru

Komitmen sebagai rasa identifikasi (kepercayaan terhadap nilai-nilai sekolah), keterlibatan (keinginan untuk berusaha sebaik mungkin demi kepentingan sekolah) dan loyalitas (keinginan untuk tetap menjadi guru disekolah).

Komitmen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sesuatu hal yang lebih dari sekedar kesetiaan yang pasif terhadap sekolah, dengan kata lain komitmen yang dimaksud menyiratkan hubungan guru dengan sekolah secara aktif dilihat dari identifikasi, loyalitas, dan keterlibatan.

Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur komitmen organisasi dalam penelitian ini terdiri dari:


(27)

a. Identifikasi yaitu yang mewujud dalam bentuk kepercayaan guru terhadap organisasi sekolah, dapat dilakukan dengan memodifikasi tujuan sekolah, sehingga mencakup beberapa tujuan pribadi para guru ataupun dengan kata lain sekolah memasukkan pula kebutuhan dan keinginan dalam tujuan organisasi sekolahnya.

b. Keterlibatan atau partisipasi guru dalam aktivitas-aktivitas kerja penting untuk diperhatikan karena adanya keterlibatan guru menyebabkan guru akan mau dan senang bekerja sama baik dengan kepala sekolah ataupun dengan sesama teman kerja.

c. Loyalitas guru terhadap sekolah memiliki makna kesediaan seseorang untuk melanggengkan hubungannya dengan organisasi, kalau perlu dengan mengorbankan kepentingan pribadinya tanpa mengharapkan imbalan apapun.

2. Motivasi Kerja

Motivasi merupakan dorongan atau rangsangan yang diperoleh seorang pegawai untuk melakukan aktivitas atau kegiatan di tempatnya bekerja untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Menurut Hasibuan (2001:184) menyatakan bahwa motivasi kerja adalah: Keinginan yang terdapat pada diri seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan, yang dicirikan dengan disiplin, semangat kerja, ambisi, kompetisi, dan kerja keras.


(28)

Indikator-indikator yang digunakan untuk mengukur motivasi kerja dalam penelitian ini adalah

a. Disiplin

Merupakan ketaatan (kepatuhan) terhadap peraturan atau tata tertib sekolah. Perilaku seorang guru yang disiplin ditinjau dari aspek kepatuhan dan ketaatan terhadap ketentuan peraturan yang berlaku dalam sekolahnya, dimana guru yang termotivasi merupakan guru yang memiliki disiplin.

b. Semangat kerja

Merupakan kemauan dan gairah untuk bekerja dimana sekolah harus berupaya untuk mengkondisikan sistem sekolah yang ada, dibentuk dan diciptakan untuk mampu mengkondisikan para gurunya terangsang dan terdorong untuk melakukan pekerjaannya secara optimal.

c. Ambisi

Merupakan kondisi dimana seorang guru berkeinginan keras untuk mencapai dan memperoleh sesuatu, harapan atau cita-cita artinya ada target yang rasional dan positif sesuai dengan kemampuan guna mencapai tujuan sekolah tersebut.

d. Kompetisi

Merupakan persaingan diantara para guru untuk itu organisasi harus menciptakan suasana yang sehat dalam bekerja, kompetisi guru juga dilakukan untuk pemenuhan kebutuhannya. Seorang kepala sekolah


(29)

memegang andil yang cukup kuat untuk memotivasi gurunya dan ini merupakan suatu dasar dalam pencapaian tujuan sekolah.

e. Kreativitas

Merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Artinya guru dituntut untuk mempunyai kemampuan daya cipta dan kekreativan dalam bekerja.

f. Prestasi

Merupakan hasil yang telah dicapai para guru yang memiliki gairah kerja dan ketelitian dalam bekerja sehingga tujuan dari sekolah tersebut bisa tercapai dengan optimal. Dengan adanya prestasi diharapkan para pegawai memberikan keteladanan sehingga dari pihak sekolah pun akan memberikan penghargaan yang sesuai dengan apa yang dikerjakannya. 3. Produktivitas Kerja Guru

Produktivitas kerja guru adalah daya hasil kerja guru yang berupa kemampuan dan keterampilan di dalam menghasilkan kualitas pendidikan dan pengajaran sesuai dengan standar yang ditetapkan baik dalam skala sekolah maupun nasional. Adapun ciri-ciri umum guru yang produktif yang dikembangkan dan dimodifikasi dari pemikiran yang disampaikan Sanusi (1992:45) tentang individu yang produktif, yaitu:

a) Tindakannya konstruktif, b) percaya pada diri sendiri, c) bertanggung jawab, d) memiliki rasa cinta terhadap pekerjaan, e) mempunyai pandangan ke depan, f) mampu mengatasi persoalan dan


(30)

dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan yang berubah-ubah, g) mempunyai kontribusi yang positif terhadap lingkungannya (kreatif, imajinatif, inovatif), h) memiliki kekuatan untuk mewujudkan potensinya.

Setelah dipaparkan mengenai makna dari tiga variabel yang akan diteliti, berikut disajikan beberapa indiktor hasil penjabaran dari ketiga variabel tersebut, yang selanjutnya indikator tersebut akan menjadi indikator penelitian yang akan dijadikan sebagai bahan untuk membuat kisi-kisi dan landasan dalam menyusun pertanyaan instrumen, alur penyusunan sampai menjadi angket penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

NO VARIABEL INDIKATOR SUB INDIKATOR

1 Komitmen

(X1)

1. Identifikasi a. Penerimaan atas tujuan-tujuan dan nilai-nilai organisasi/sekolah b. Keinginan untuk tetap menjaga

keanggotaan

c. Kepercayaan guru terhadap sekolah

2. Loyalitas a. Mempunyai rasa memiliki (rasa

kepedulian yang tinggi)

b. Tanggung jawab terhadap

pekerjaan

c. Komitmen terhadap tugas.

3. Keterlibatan a. Kesempatan untuk berpartisipasi

secara aktif dalam pekerjaan b. Hubungan sosial pekerja

2 Motivasi

Kerja (X2)

1. Disiplin a. Kehadiran tepat waktu

b. Menjalankan tugas


(31)

d. Pemberian sanksi

2. Semangat Kerja a. Giat Bekerja

b. Menyelesaikan pekerjaan tepat waktu

c. Menyukai pekerjaan

d. Pengembangan potensi dan

kemampuan

3. Ambisi a. Sikap

b. Target individu

4. Kompetisi a. Promosi

b. Penghargaan/reward

5. Kreativitas 1. Para pegawai

2. Proses

3. Produk yang dihasilkan

6. Prestasi a. Hasil

b. Aktualisasi diri

3 Produktivitas

Kerja (Y)

1. Pendidikan/ Pengetahuan

a. Ada keinginan melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi

a. Ada keinginan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

b. Keinginaan melakukan penelitian

c. Aktif mengikuti seminar,

lokarya,diskusi atau pelatihan

2. Mampu

mengatasi persoalan, menyesuaikan

diri dengan

lingkungan yang berubah-ubah

a. Dapat memberi pengarahan dan menerima tantangan serta tugas baru

b. Dapat bergaul secara efektif dengan lingkungannya

c. Tidak emosional dalam

menyelesaikan masalah 3. Mempunyai

kontribusi yang positif terhadap

a. Berkontribusi terhadap sekolah b. Selalu mencari perbaikan guna


(32)

lingkungan (kreatif,

imajinatif, dan inovatif)

4. Memiliki

kekuatan untuk mewujudkan potensinya

a. Menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan

b. Mampu membuat rencana

pembelajaran

c. Melaksanakan kegiatan bimbingan terhadap siswa

d. Membuat / menggunakan alat

peraga dalam mengajar

e. Dapat mencapai target kurikulum yang ditetapkan

f. Menggunakan metode yang

bervariasi dalam mengajar g. Mencatat nilai/arsip/prestasi siswa

Dari indikator di atas, maka dikembangkan menjadi butir-butir pertanyaan yang dituangkan dalam angket penelitian. (angket terlampir)

B. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan sumber data yang dianggap oleh peneliti dapat memberikan data-data yang diperlukan dalam penelitian. Hal ini senada dengan pendapat Sugiono (2009:117) mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek /subjek yang memiliki kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan


(33)

kemudian ditarik kesimpulan.

Berlandaskan pengertian yang telah diungkapkan diatas maka dalam hal ini peneliti menetapkan bahwa yang menjadi populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh guru yang ada di SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat, yang berjumlah 98 orang.

2. Sampel Penelitian

Sampel penelitian merupakan sebagian dari populasi yang dianggap mewakili menurut ketentuan tertentu untuk diambil datanya oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Sampel penelitian merupakan sebagian dari populasi yang dianggap mewakili menurut ketentuan tertentu untuk diambil datanya oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Bila populasi penelitian besar dan tidak memungkinkan semua populasi dijadikan sumber penelitian maka dapat disiasati dengan mengambil sebagian dari populasi atau dengan cara sampel. Sampel penelitian merupakan sebagian dari populasi yang dianggap mewakili menurut ketentuan tertentu untuk diambil datanya oleh peneliti dalam melakukan penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:55) mengemukakkan bahwa:

Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari seratus maka lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya dinamakan penelitian populasi. Selanjutnya jika subyeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% lebih.

Sampel penelitian yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu seluruh guru di 5 SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat


(34)

yang berjumlah 98 orang, semuanya dijadikan sampel. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan jumlah sampel kurang dari 100 orang. Berdasar pada pendapat Suharsimi Arikunto apabila populasi kurang dari 100 orang maka seluruh populasi dijadikan sampel.

C. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti sebagai alat bantu untuk mengumpulkan data serta menganalisanya agar diperoleh suatu kesimpulan guna mencapai tujuan dalam mengadakan penelitian. Seperti yang di ungkapkan Winarno Surakhmad (1992:121) bahwa:

Metode merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Misalnya untuk menguji serangkaian hipotesa dengan mempergunakan terknik serta alat-alat tertentu. Cara utama ini dipergunakan setelah penyelidik memperhitungkan kewajaran dari tujuan penyelidikan serta dari situasi penyelidikan.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan menekankan pada pendekatan kuantitatif. Metode deskriptif merupakan metode yang digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Muhammad Ali (1992:121) yang menyatakan bahwa:

Metode penelitian deskriptif digunakan untuk berupaya memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Dilakukan dengan menempuh langkah-langkah pengumpulan, klasifikasi, dan analisis/pengolahan data, membuat kesimpulan dan laporan dengan tujuan utama untuk membuat penggambaran sesuatu keadaan secara obyektif dalam suatu deskriptif situasi.


(35)

dilakukan dengan cara mengukur indikator-indikator variabel sehingga dapat diperoleh gambaran umum dan kesimpulan mengenai masalah yang sedang diteliti. Studi kepustakaan untuk mendukung dalam pemecahan masalah yang diteliti, melalui pengkajian sumber-sumber tertulis berupa buku-buku, jurnal, majalah, dll yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Hal ini sejalan dengan pendapat Winarno Surakhmad (1992:63) yang mengemukakan bahwa:

Penyelidikan bibliografi tidak dapat diabaikan sebab disinilah penyelidik berusaha menemukan keterangan mengenai segala sesuatu yang relevan dalam masalahnya, yakni teori yang dipakainya, pendapat para ahli mengenai aspek-aspek itu, penyelidikan yang sedang berjalan atau masalah-masalah yang disarankan oleh para ahli.

Melalui studi kepustakaan, penelitian akan mendapatkan landasan teori yang lebih kokoh dalam penelitian, agar peneliti dapat mengembangkan, mengarahkan, serta memperkuat kerangka berfikir peneliti serta dapat mengambil kesimpulan dari permasalahan yang diteliti.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data erat kaitannya dengan cara atau langkah yang ditempuh dalam pengumpulan data sehingga data yang diharapkan benar-benar relevan guna menjawab permasalahan yang hendak dipecahkan. Langkah-langkah dalam pengumpulan data ini antara lain:

1. Mengumpulkan Alat Pengumpul Data


(36)

teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik komunikasi tidak langsung atau dalam hal ini peneliti menggunakan angket atau kuesioner sebagai instrumen penelitian.

Angket merupakan daftar pernyataan yang disusun secara tertulis untuk memperoleh informasi atau data dari responden yang diperlukan peneliti. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:199) angket atau kuesioner adalah: “pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya”. Angket yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa angket tertutup, yaitu angket yang telah memuat alternatif jawaban agar mempermudah responden dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan, yang dimaksud dengan instumen pengumpulan data menurut Arikunto dalam (Riduwan (2003: 51) alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya.

Sebagaimana yang telah di kemukakan oleh Sanafiah Faisal (1992:178) yang dimaksud dengan angket tertutup yaitu:

Angket yang menghendaki jawaban yang pendek atau jawaban yang diberikan dengan membubuhkan tanda tertentu. Angket demikian biasanya meminta jawaban dengan pola tertentu, jawaban singkat yang membubuhkan tanda checklis (√) pada item yang termuat pada alternatif jawaban. Angket tertutup mudah diisi, memerlukan waktu yang singkat, memusatkan responden pada pokok pernyataan, relatif objek dan sangat mudah ditabulasi dan dianalisa.


(37)

Angket tertutup ini merupakan jenis angket yang memiliki ciri responden diberi sejumlah pernyataan dengan menggambarkan hal-hal yang ingin diungkapkan dari kedua variabel disertai alternatif jawabannya dan responsen tidak diberi hak untuk menjawab diluar alternatif jawaban yang telah ditetapkan. Responden diminta untuk merespon setiap pernyataan sesuai dengan apa yang diketahui serta dirasakan oleh dirinya dengan cara membubuhkan tanda checlist (√) pada alternatif jawaban yang tersedia.

Adapun keuntungan lain yang diperoleh apabila pengumpul data dalam penelitian menggunakan angket, seperti yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (2003: 141) diantaranya:

a. Tidak memerlukan hadirnya peneliti

b. Dapat dibagikan secara serentak kepada banyak responden

c. Dapat dijawab oleh responden menurut kecepatan masing-masing dan menurut waktu senggang responden

d. Dapat dibuat anonim sehingga responden bebas, jujur dan tidak malu-malu untuk menjawab

e. Dapat dibuat standar sehingga semua responden dapat diberi pertanyaan yang benar-benar sama.

2. Menyusun Alat Pengumpul Data

Dalam kaitan dengan penelitian ini, maka daftar pertanyaan yang diajukan kepada para responden untuk menggali informasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian, yaitu mengenai kontribusi komitmen dan motivasi kerja guru terhadap produktivitas kerja guru pada SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat. Dalam merumuskan alat pengumpul data, peneliti melakukan langkah-langkah


(38)

sebagai berikut:

1. Menentukan indikator yang dianggap penting yaitu dari ketiga variabel yang akan diteliti yaitu komitmen guru, motivasi kerja dan produktivitas kerja guru.

2. Mengidentifikasi sub indikator dari masing-masing variabel yang telah ditetapkan berdasarkan teori yang telah ditentukan sebelumnya.

3. Menyusun kisi-kisi instrumen penelitian

4. Menyusun pernyataan-pernyataan dari masing-masing variabel disertai alternatif jawabannya.

5. Menetapkan kriteria penskoran untuk alternatif jawaban, baik untuk variabel X1, X2 maupun variabel Y yaitu dengan menggunakan Skala Likert

menurut Sugiyono (2009:134) dengan 4 (empat) option seperti pada tabel di bawah ini:

Tabel 3.2 Skala Likert

ALTERNATIF JAWABAN

SKOR

Komitmen Guru Motivasi Kerja Produktivitas Guru

Selalu (Sl) Selalu (Sl) Selalu (Sl) 4

Sering (Sr) Sering (Sr) Sering (Sr) 3

Kadang-kadang (Kd) Kadang-kadang (Kd) Kadang-kadang (Kd) 2

Tidak Pernah (Tp) Tidak Pernah (Tp) Tidak Pernah (Tp) 1

6. Melakukan uji coba instrumen dan mengolahnya dengan menggunakan bantuan program Microsoft Office Excel 2007 dan program SPSS 11.00 for


(39)

Windows untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen pengumpul data.

7. Istrumen yang valid dan reliabel langsung digunakan untuk pengumpulan data. Sedangkan item pernyataan yang tidak valid dan reliabel ada yang diperbaiki ada pula yang dibuang.

3. Tahap Uji Coba Angket

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat validitas dan reliabilitas instrumen, maka sebelum kegiatan pengumpulan data dilakukan, angket yang akan digunakan terlebih dahulu diujicobakan terhadap responden yang ditetapkan atau diluar responden yang telah ditetapkan dengan syarat memiliki karakteristik yang sama. Sejalan dengan pendapat Sanafiah Faisal (1982:38) yang menyatakan:

Setelah angket disusun lazimnya tidak langsung disebarluaskan untuk penggunaan sesungguhnya (tidak langsung dipakai dalam pngumpulan data yang sebenarnya). Sebelum pemakaian yang sesungguhnya sangatlah mutlak diperlukan uji coba terhadap isi maupun bahasa angket yang telah disusun.

Untuk mengetahui sejauh mana validitas dan reliabilitas instrumen, maka dalam penelitian ini dilakukan uji coba angket terhadap 10 orang responden yaitu guru di SMA Karya Pembangunan Padalarang. Dipilihnya responden ini dikarenakan memiliki karakteristik yang sama dengan responden sebenarnya.

Setelah data uji coba angket terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis dengan tujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas alat pengumpul data,


(40)

angket dianggap valid apabila terdapat kesamaan data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti. Sedangkan angket dianggap reliabel apabila terdapat kesamaan data dalam waktu yang berbeda. Maka hasil penelitian memiliki validitas dan reliabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan.

a. Uji Validitas Instrumen

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Dengan demikian validitas instrumen akan menunjukan apakah instrumen yang telah disusun valid atau layak untuk dijadikan sebagai pengumpul data. Uji validitas dilakukan dengan menganilisis setiap item, data yang dikumpulkan dari 10 responden interpretasi terhadap korelasi didasarkan pada yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005:142) bahwa:

Bila korelasi tiap faktor tersebut pasif dan besarnya 0,3 keatas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat. Jadi berdasarkan analisis faktor itu dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik.

Dalam pengujian validitas instrumen ini, peneliti menguji validitasnya per item dengan menggunakan rumus Koefisien korelasi Product Moment yang dikemukakan oleh Sugiyono (2005:212) yaitu:

(

)( )

(

)

{

}

{

( )

}

− = 2 2 2 2 i i i i i i i i xy Y Y n X X n Y X Y X n r


(41)

Keterangan:

r xy = Koefisien korelasi

n = Jumlah responden

XY = Jumlah perkalian X dan Y

X = Jumlah skor item

Y = Jumlah skor total (seluruh item)

X 2 = Jumlah skor-skor X yang dikuadratkan

2

Y = Jumlah skor-skor Y yang dikuadratkan

Berdasarkan hasil perhitungan (terlampir), validitas dari kedua variabel penelitian adalah sebagai berikut:

1. Validitas variabel X1 (Komitmen Guru)

Hasil perhitungan (terlampir) dengan menggunakan rumus tersebut diatas untuk setiap variabel X1 tentang komitmen guru

terdapat dua item yang tidak valid, untuk selanjutnya untuk item yang tidak valid tidak digunakan lagi. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel yang ada pada halaman berikutnya:

Tabel 3.3

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X1

(Komitmen Guru) No

Item r hitung r kritis Keterangan

1 0,79 0.30 Valid

2 0,42 0.30 Valid

3 0,40 0.30 Valid

4 0,82 0.30 Valid

5 0,35 0.30 Valid

6 0,46 0.30 Valid

7 0,31 0.30 Valid


(42)

9 0,69 0.30 Valid

10 0,68 0.30 Valid

11 0,85 0.30 Valid

12 0,31 0.30 Valid

13 0,69 0.30 Valid

14 0,72 0.30 Valid

15 0,52 0.30 Valid

16 0,62 0.30 Valid

17 -0,06 0.30 Tidak Valid

18 0,37 0.30 Valid

19 0,77 0.30 Valid

20 0,17 0.30 Tidak Valid

21 0,87 0.30 Valid

22 0,52 0.30 Valid

23 0,43 0.30 Valid

24 0,46 0.30 Valid

25 0,60 0.30 Valid

26 0,53 0.30 Valid

27 0,61 0.30 Valid

28 0,62 0.30 Valid

29 0,33 0.30 Valid

30 0,40 0.30 Valid

2. Validitas variabel X2 (Motivasi Kerja Guru)

Hasil perhitungan (terlampir) dengan menggunakan rumus tersebut diatas untuk setiap variabel X2 tentang motivasi kerja guru

dimana semua item dinyatakan valid. Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:


(43)

Tabel 3.4

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel X2

No

Item rhitung rkritis Keterangan

1 0,58 0.30 Valid

2 0,64 0.30 Valid

3 0,52 0.30 Valid

4 0,57 0.30 Valid

5 0,31 0.30 Valid

6 0,32 0.30 Valid

7 0,74 0.30 Valid

8 0,78 0.30 Valid

9 0,48 0.30 Valid

10 0,52 0.30 Valid

11 0,51 0.30 Valid

12 0,67 0.30 Valid

13 0,37 0.30 Valid

14 0,65 0.30 Valid

15 0,51 0.30 Valid

16 0,66 0.30 Valid

17 0,46 0.30 Valid

18 0,55 0.30 Valid

19 0,49 0.30 Valid

20 0,75 0.30 Valid

21 0,36 0.30 Valid

22 0,76 0.30 Valid

23 0,52 0.30 Valid

24 0,58 0.30 Valid

25 0,33 0.30 Valid

26 0,56 0.30 Valid

27 0,35 0.30 Valid

28 0,79 0.30 Valid

29 0,40 0.30 Valid


(44)

3. Validitas variabel Y (Produktivitas Kerja Guru)

Hasil perhitungan (terlampir) dengan menggunakan rumus tersebut diatas untuk setiap variabel Y tentang produktivitas kerja guru terdapat satu item yang tidak valid, untuk selanjutnya yang tidak valid tersebut tidak digunakan lagi . Secara lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5

Rekapitulasi Hasil Uji Validitas Variabel Y (Produktivitas Kerja Guru)

No

Item rhitung rkritis Keterangan

1 0,40 0.30 Valid

2 0,35 0.30 Valid

3 0,62 0.30 Valid

4 0,77 0.30 Valid

5 0,35 0.30 Valid

6 0,59 0.30 Valid

7 0,38 0.30 Valid

8 0,54 0.30 Valid

9 0,51 0.30 Valid

10 0,47 0.30 Valid

11 0,69 0.30 Valid

12 0,76 0.30 Valid

13 0,55 0.30 Valid

14 0,34 0.30 Valid

15 0,49 0.30 Valid

16 0,49 0.30 Valid

17 0,81 0.30 Valid

18 0,48 0.30 Valid

19 0,75 0.30 Valid

20 0,44 0.30 Valid

21 0,61 0.30 Valid

22 0,35 0.30 Valid


(45)

24 0,53 0.30 Valid

25 0,65 0.30 Valid

26 0,25 0.30 Tidak Valid

27 0,61 0.30 Valid

28 0,55 0.30 Valid

29 0,47 0.30 Valid

30 0,41 0.30 Valid

31 0,47 0,30 Valid

32 0,30 0.30 Valid

b. Uji Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keajegan atau ketetapan setiap item yang digunakan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Suharsimi Arikunto (2003:170) bahwa “reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”.

Untuk menguji reliabilitas instrument dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik belah dua (Split Half Methods) terhadap instrumen yang disusun, yaitu dengan cara belahan pertama merupakan item bernomor ganjil dan belahan kedua merupakan item bernomor genap. Kemudian keduanya dikorelasikan dengan menggunakan korelasi Rank Spearman dari Spearman Brown. Untuk lebih jelasnya mengenai langkah-langkah dalam uji reliabilitas yaitu sebagai berikut:


(46)

2) Menentukan rank atau peringkat dari masing-masing skor yang telah disusun

3) Menghitung beda (bi), yaitu selisih dari rank X1 , rank X2 dan rank Y,

lalu dikuadratkan

4) Membuat tabel harga koefisien rho (r1) dari kedua kelompok tersebut dengan menggunakan rumus korelasi Spearman yang dikemukakan oleh Sudjana (1996:75) adalah seperti pada halaman berikutnya:

Keterangan:

r1 = Koefisien korelasi pangkat

b = Selisih atau beda peringkat Xi dan peringkat Yi yang data

aslinya yang berpasangan n = Banyaknya data atau sampel 1 = Angka Konstanta

5) Pengujian Signifikansi koefisien r1 (rho) melalui uji independent antara kedua variabel dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (1996 : 455) yaitu:

Keterangan: t = Nilai thitung

r = Koefisien korelasi hasil rhitung

n = Jumlah responden

(

1

)

6

1 2

2 1 1

− −

=

n n

b r

2

1 2

r n r t

− − =


(47)

Kriteria pengujian yang dipergunakan adalah untuk tingkat signifikansi tertentu (95%), dimana ttabel yang digunakan mempunyai

dk = (n-2) maka hipotesis diterima.

Berdasarkan hasil perhitungan uji coba reliabilitas dengan menggunakan langkah-langkah diatas, diperoleh hasil perhitungan (terlampir) reliabilitas masing-masing variabel dapat dlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.6

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Distribusi Data Kesimpulan

thitung ttabel

Variabel X1

Komitmen guru 7,19 1,86 Reliabel

Variabel X2

Motivasi Kerja 5,77 1,86 Reliabel

Variabel Y

Produktivitas Kerja Guru 2,32 1,86 Reliabel Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan untuk variabel X1 diperoleh thitung = 7,19 sedangkan ttabel dengan dk = n-2 yaitu 8

dan tingkat kepercayaan 95% adalah 1,86. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel yang artinya terdapat perbedaan yang

signifikan antara skor item ganjil dan skor item genap. Oleh karena itu, angket variabel X1 tentang komitmen guru dapat dinyatakan reliabel. Begitu

pun untuk variabel X2 diperoleh thitung = 5,77 sedangkan ttabel dengan dk =


(48)

dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel yang artinya terdapat perbedaan yang

signifikan antara skor item ganjil dan skor item genap. Oleh karena itu, angket variabel X2 tentang motivasi kerja dapat dinyatakan reliabel.

Kemudian nilai thitung untuk variabel Y adalah 2,32 sedangkan ttabel

dengan dk = n – 2 yaitu 8 dan tingkat kepercayaan 95% adalah 1,86. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel yang artinya terdapat

perbedaan yang signifikan antara skor item ganjil dan skor item genap. Oleh karena itu, angket variabel Y tentang produktivitas kerja guru dapat dinyatakan reliabel.

4. Tahap Penyebaran dan Pengumpulan Angket

Setelah angket diujicobakan dan hasil uji coba angket menunjukan bahwa instrumen tersebut telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas, selanjutnya adalah melaksanakan penyebaran angket untuk memperoleh data yang diinginkan. Angket yang disebarkan sesuai dengan jumlah sampel yang telah ditentukan yaitu sebanyak 98 orang. Angket yang disebarkan terdiri dari 28 item yang dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang komitmen guru, 30 item tentang motivasi kerja guru dan 31 item lainnya digunakan untuk mengumpulkan data tentang produktivitas kerja guru di SMA Swasta di Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.


(49)

E. Teknik Pengelolaan dan Analisis Data

Teknik pengolahan data adalah suatu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian. Langkah ini dilakukan agar data yang telah terkumpul mempunyai arti dan dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai suatu jawaban dari permasalahan yang diteliti. Sebagaimana dikemukana oleh Muhammad Ali (1992:151) bahwa pengelolaan dan analisis data merupakan salah satu langkah yang sangat penting dalam kegiatan penelitian, terutama bila diinginkan generalisasi, pengujian hipotesis atau kesimpulan tentang berbagai masalah yang diteliti.

Langkah-langkah pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pesiapan

1. Seleksi angket

Data yang terkumpul kemudian dicek kelengkapan instrumen yang disebar, hal ini penting untuk menyakinkan bahwa data-data yang telah terkumpul memenuhi persyaratan untuk lebih lanjut.

2. Tabulasi data

Melakukan tabulasi data, yaitu merekap semua jawaban responden ke dalam sebuah tabel, kemudian dilakukan perhitungan sesuai dengan kebutuhan analisis selanjutnya.


(50)

Dalam tahapan ini dilakukan pengolahan data yang diperoleh dengan menggunakan rumus-rumus atau aturan-aturan yang ada, sesuai dengan pendekatan penelitian atau desain yang diambil. Pada tahapan ini langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Menghitung Kecenderungan Responden

Teknik ini digunakan untuk mencari gambaran kecenderungan antar variabel atau untuk menggambarkan keadaan kecenderungan komitmen, motivasi kerja dan produktivitas kerja guru, sekaligus untuk menentukan kedudukan setiap indikator dengan menggunakan rumus Waighted Means Scored (WMS) yaitu:

Keterangan:

X = Rata-rata skor responden

X = Jumlah skor dari setiap alternatif jawaban responden n = Jumlah responden

Kemudian mencocokan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing, untuk menentukan dimana letak kedudukan setiap variabel atau dengan kata lain menentukan arah dari masing-masing variabel tersebut. Adapun langkah-langkah dalam pengolahan WMS ini adalah sebagai berikut: 1. Menyeleksi data agar dapat diolah lebih lanjut, yaitu dengan memeriksa

jawaban responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. n

x X =


(51)

2. Menentukan bobot nilai untuk setiap kemungkinan pada setiap item variabel penelitian dengan menggunakan skala penilaian yang telah ditentukan, kemudian menentukan skornya.

3. Menghitung skor rata-rata dari setiap variabel untuk mengetahui kecenderungan umum dari setiap variabel penelitian

4. Menentukan kriteria pengelompokan WMS untuk skor rata-rata setiap kemungkinan jawaban.

5. Mencocokan hasil perhitungan setiap variabel dengan kriteria masing-masing untuk menentukan dimana letak kedudukan setiap variabel, atau dengan kata lain kemana arah kecenderungan dari masing-masing variabel tersebut.

Tabel 3.7

Tabel Konsultasi Hasil Perhitungan WMS Rentang

Nilai Kriteria

Penafsiran

Variabel X1 Variabel X2 Variabel Y

4,00 – 5,00 Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik

3,00 – 3,99 Baik Baik Baik Baik

2,00 – 2,99 Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik Cukup Baik

1,00 – 1,99 Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik Kurang Baik

b. Mengubah Skor Mentah menjadi Skor Baku

Untuk mengubah skor mentah menjadi skor baku digunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (1996:104) sebagai berikut:

(

)

s x X

T i

i

− +


(52)

Keterangan: Ti = Skor baku

X = Data skor untuk masing-masing responden X = Rata-rata skor responden

S = Simpangan baku (standar deviasi)

Sebelum menggunakan skor mentah menjadi skor baku, maka langkah-langkah yang harus ditempuh terlebih dahulu adalah sebagai berikut:

1)Menyajikan distribusi skor mentah dari variabel penelitian 2)Menentukan skor tertinggi dan skor terendah

3)Menentukan rentang (R), yaitu skor tertinggi (ST) dikurangi skor terendah (SR) dengan rumus:

4)Menentukan banyaknya kelas interval (bk) dengan menggunakan rumus:

5) Menentukan kelas interval atau panjang kelas interval (P), yaitu rentang dibagi banyak kelas dengan rumus:

6) Mencari rata-rata

( )

X dengan rumus :

R = ST - SR

Bk = 1+ (3,3) log n

P =

bk R

=

fi xi fi


(53)

7)Mencari simpangan baku (S) dengan rumus:

8)Mengubah skor mentah menjadi skor baku dengan rumus:

3. Uji Persyaratan Analisis

a. Uji Normalitas Distribusi Data

Uji normalitas distribusi data digunakan untuk mengetahui dan menentukan teknik statistik apa yang akan digunakan pada pengolahan data selanjutnya. Apabila penyebaran datanya normal maka akan digunakan statistik parametrik sedangkan apabila penyebarannya tidak normal maka akan digunakan teknik statistik non parametrik. Rumus yang digunakan untuk pengujian normalitas distribusi data digunakan Rumus Chi Kuadrat:

Keterangan: 2

X = Chi kuadrat yang harus dicari fo = Frekuensi hasil pengamatan fe = Frekuensi yang diharapkan

(

)

( )

1

2 2 2

=

n

n

fixi

fixi

n

S

Ti = 50+10

    − S X X

(

)

2

2

− = i e f f fo X


(54)

Angka yang ditempuh dalam menggunakan Rumus Chi Kuadrat tersebut adalah sebagai berikut :

1) Membuat tabel distribusi frekuensi untuk memberikan harga-harga yang digunakan dalam menentukan rentangan, kelas interval, panjang kelas dan mencari rata-rata/simpangan baku

2) Menentukan batas bawah dan batas atas interval

3) Mencari angka standar (Z) sebagai batas kelas dengan rumus :

Keterangan:

X = Rata-rata distribusi i

X

= Skor batas kelas distribusi S = Simpangan Baku

4) Mencari luas daerah antara O dengan Z (O-Z) dari tabel distribusi Chi Kuadrat.

5) Mencari luas tiap interval dengan cara mencari selisih luas O – Z kelas interval.

6) Mencari frekuensi yang diharapkan (Ei) dengan cara mengalihkan luas

tiap kelas interval dengan

2 f

atau n

7) Mencari frekuensi pengamatan

( )

fo

dengan cara mengisikan frekuensi

( )

fi tiap kelas interval sesuai bilangan pada tabel distribusi frekuensi.

S

X

X

Z

=

i


(55)

8) Mencari Chi Kuadrat

( )

2

X dengan memasukan harga-harga ke dalam rumus :

2

2 ( )

i

f fe fo

X =

9) Menentukan keberartian X2 dengan cara membandingkan X2hitung

dengan X2tabel dengan kriteria distribusi data dikatakan normal apabila

2

X hitung < 2

X tabel dan distribusi data dikatakan tidak normal apabila 2

X

hitung >

2

X tabel. b. Uji Linieritas

Salah satu asumsi dari analisis regresi adalah linieritas. Maksudnya apakah garis regresi antar variabel independent dan variabel dipendent membentuk garis linier atau tidak. Kalau tidak linier maka analisis regresi tidak dapat dilanjutkan (Sugiyono, 2008:265).

Adapun untuk menguji linieritas hubungan antar variabel dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Merumuskan Hipotesis, yaitu:

Ho : hubungan antar variabel berpola tidak linier Ha : hubungan antar variabel berpola linier

2) Mencari Jumlah Kuadrat Error (JKE), dengan rumus:



 

Σ Σ

=

k E

n Y Y JK

2 2 ( )


(56)

3) Mencari Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (JKTC), dengan rumus:

4) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Tuna Cocok (RJKTC), dengan

rumus:

5) Mencari Rata-rata Jumlah Kuadrat Error (RJKE), dengan rumus:

1) Mencari Nilai F(hitung), dengan rumus:

2) Mencari Nilai F (tabel), dengan rumus:

8) Menentukan keputusan pengujian linieritas, dengan ketentuan: Jika, Fhitung > Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti linier,

Jika, Fhitung < Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak, berarti tidak

linier (Riduwan, 2007:104). E s

TC

JK

JK

JK

=

Re

2

=

k

JK

RJK

TC

TC

k

n

JK

RJK

E E

=

E TC hitung

RJK

RJK

F

=

) ( , ) ( ) 1

(( dkTC dkE

tabel

F


(57)

c. Menguji Hipotesis Penelitian

1) Untuk menguji hipotesis ada pengaruh Komitmen Guru (X1)

Produktivitas Kerja Guru (Y).

Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak ada hubungan antara komitmen guru dengan produktivitas

kerja guru.

Ha : ada hubungan antara komitmen guru dengan produktivitas kerja

guru.

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:

Dan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus:

(Sugiyono, 2008:259

Kemudian nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel dengan derajat

kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan ketentuan: Ho: diterima, jika nilai thitung < nilai ttabel dan

Ha: diterima, jika nilai thitung > ttabel. )

( ) ( x2 y2

xy rxy

Σ Σ

Σ =

2

1

2

r

n

r

t

=


(58)

Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:261).

Adapun persamaan regresi yang dimaksud adalah:

Keterangan:

Y = Harga variabel Y yang diprediksikan A = Konstanta, apabila harga X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan terjadi pada X

X = Harga Variabel X

Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

a) Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:262) yaitu:

= a + bX

( )

(

)

( )(

)

(

2

)

( )

2

2

− − = x x n xy x x y a

( ) ( )( )

( )

2

( )

2

=

x

x

n

y

x

xy

n

b


(59)

b)Menyusun pasangan data untuk variabel X1 dan variabel Y

c) Mencari persamaan untuk koefisien regresi sederhana.

Kemudian menentukan koefisien determinasi dengan mencari nilai r 2, untuk menentukan prosentasi pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (Sugiyono, 2005:250).

2) Untuk menguji hipotesis ada pengaruh motivasi kerja (X2) terhadap

produktivitas kerja guru (Y).

Pertama kali yang harus dilakukan adalah menguji korelasi antar variabel, dengan merumuskan hipotesis sebagai berikut:

Ho : tidak ada hubungan antara motivasi kerja dengan produktivitas

kerja guru.

Ha : ada hubungan antara motivasi kerja dengan produktivitas kerja

guru.

Untuk menguji hipotesis tersebut digunakan rumus:

Dan dilanjutkan uji signifikansi dengan menggunakan rumus:

(Sugiyono, 2008:259

) ( ) ( x2 y2

xy rxy

Σ Σ

Σ =

2

1

2

r

n

r

t

=


(60)

Kemudian nilai thitung dibandingkan dengan nilai ttabel dengan derajat

kebebasan, dk = n-2 dan derajat kesalahan 5%, dengan ketentuan: Ho: diterima, jika nilai thitung < nilai ttabel dan

Ha: diterima, jika nilai thitung > ttabel.

Analisa selanjutnya adalah menghitung persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi atau dirubah-rubah (Sugiyono, 2008:261).

Adapun persamaan regresi yang dimaksud adalah:

Keterangan:

Y = Harga variabel Y yang diprediksikan A = Konstanta, apabila harga X = 0

b = Koefisien regresi, yaitu besarnya perubahan yang terjadi pada Y jika satu unit perubahan terjadi pada X

X = Harga Variabel X

Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:

a) Mencari harga-harga yang akan digunakan dalam menghitung koefisien a dan b dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sugiyono (2009:262) yaitu:

= a + bX

( )

(

)

( )(

)

(

2

)

( )

2

2

− − =

x x

n

xy x x

y a


(1)

170 Depdiknas. (2003). Undang-undang RI No. 20 Tahun. Sistem Pendidikan Nasional.

Jakarta: Cv. Medya Duta.

Diane M. Eade. (2006). Motivational ManagementDeveloping Leadership Skills. Dalam Advanced Leadership Group LLC, 6 halaman. Tersedia dalam

http://www.adv-leadership-grp.com/Motivational_Article.html

Drucker, Peter F. (1997). Managing in a Time of Great Change. Terjemahan. Jakarta. PT. Alex Media Komputindo.

Edirne .(2006).Teachers’ Organizational Commitment In Educational Organizations Cevat Celep Trakya University.Turkey. 15 halaman. Tersedia dalam www. Google.com

Engkoswara (2001), Paradigma Manajemen Pendidikan Menyongsong Otonomi Daerah. Bandung, Yayasan Amal Keluarga.

Fattah, Nanang (2008). Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung Remaja Rosdakarya.

Gibson, Ivancevich dan Donnelly. (1995). Organization. Texas: Richard D. Irwin, Inc.

Hadari, Nawawi. (2000). Manajemen Stratejik Ilustrasi di Bidang Pendidikan. Jogjakarta: Gadjah Mada Press.

Hammond, Linda Darling, & Gary Sykes. (1999). Teaching as the Learning Profession, Handbook of Policy and Practice. San Francisco : Jossey – Bass.

Handoko, T.H. (2003). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. BPFE.

Harvey Taylor. (2005). Investigation Of A Teacher’s Continued Profesional Development In A Thai Context Graduate School of Education,Assumption University of Thailand,Bangkok, 10 halaman. Tersedia dalam www.google.com

Hasanah, Aas. (2008). Produktivitas Manajemen sekolah (Studi kontribusi Kepemimpinan Kepala Sekolah, Budaya Sekolah, dan Kinerja Guru terhadap Produktivitas Sekolah Menengah Pertama di kota Bandung). Sekolah Pascasarjana UPI: Disertasi tidak diterbitkan.


(2)

171 Hassan Danial Aslam. (2010). Motivational Issues for Teachers in Higher Education: A Critical Case of IUB. Dalam Journal of Management Research. ISSN 1941-899X 2010, Vol. 2, No. 2: E3, 23 halaman . Tersedia:

www.macrothink.org/jmr

Hoy, Wayne K. (2002). School Climate - Measuring School Climate, School Climate and Outcomes, Issues Trends and Controversies. [online], tersedia di

http://education.stateuniversity.com/pages/2392/School-Climate.html [15 maret 2009]

Hoy, Wayne K dan Miskel, Cecil G. (2001). Educational Administration. McGrow. New York: Random House.

House, Ernest R. (1974) The Politics of Educational Innovation. McCutchan Publishing Corporation.

Hunger and Whelen. (1996). Strategic Management. California: Addison Wesley. Isjoni (2007) Belajar demi Hidup. Menjadikan Pendidikan untuk Masa Depan yang

Lebih Baik. Yogyakarta Pustaka Pelajar

Kirom, Bahrul (2009). Mengukur Kinerja Pelayanan dan Kepuasan Konsumen. Bandung, Pustaka Reka Cipta.

Komariah, Aan. (2004). Kepemimpinan Visioner. Jakarta. Bumi Aksara.

La'Shonte Williams (2007). Leaders We Have a Problem! It is Teacher Retention...What Can We Do about It? .Dalam jurnal The Lamar University Electronic Journal of Student Research Summer 2007 . 10 halaman. Tersedia dalam http://www.nationalforum.com/

Lunenburg, Fred C., & Allan C. Ornstein. (2004) Educational Administration. Belmont: Thomson Wadworth.

L. Manjunath, S. Tyagarajan, J. Vasant Kumar and M. R. Ansari. (2008). Determinants of Teaching Productivity and Characteristics of Scientists University of Agricultural Sciences. Department of Extension Education University of Agricultural Sciences, Dharwad - 580 005, Karnataka, India. 3 halaman. Tersedia: lmanjunath2007@rediffmail.com

Mark Dawson. (2008). Paper presented at the ACEL International Conference: New Metaphors for Leadership in Schools. Melbourne University of Southern Queensland. Dalam dawsonm@usq.edu.au, 4 halaman.


(3)

172 Miller, L.M. (1987). Manajemen Era Baru: beberapa Pandangan Tentang Budaya

perusahaan Modern. Jakarta: Terjemahan Erlangga.

Muchdarsyah, S. (1992). Produktivitas Apa dan Bagaimana . Jakarta: Bumi Aksara. Mulyasa, E. (2009). Menjadi Guru Profesional.Menciptakan Pembelajaran Kreatif

dan Menyenangkan. Bandung. PT Remaja Rosdakarya.

Musadirdja (2002) Kinerja Kepala Sekolah SMU Negeri dalam Peningkatan Mutu Pendidikan (Upaya Membangun Manajemen Mutu Terpadu pada SMU Negeri di Kota Bandung). Tesis Pascasarjana SPS UPI Bandung.

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia.

Nwachukwu Prince Ololube. (2000).Teachers Job Satisfaction and Motivation for School Effectiveness: An Assessment.University of Helsinki Finland. 19 halaman. Tersedia dalam google.com

Pedzani Perci Monyatsi. (2006). Motivating the Motivators with Developmental Teacher Appraisal. Dalam jurnal Kamla-Raj 2006 J. Soc. Sci., 13(2): 101-107, 7 halaman. Tersedia dalam monyatsip@mopipi.ub.bw

P. Bennell. (2005). The Quality Imperative Primary school teachers taking the strain in Sierra Leone. Dalam jurnal 2005/ED/EFA/MRT/PI/8 Background paper prepared for the Education for All Global Monitoring Report 2005. 8 halaman. Tersedia dalam mailto:efareport@unesco.org.

Rampersad, Hubet K. (2003). Total Performance Scorecard, Redefining Management to Achieve Performance With Integrity, Wildwood Avenue: Woborn, MA, E;sivier Ltd.

Riduwan (2009). Metode & Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Bandung. Alfabeta.

Riduwan. (2006). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Cv. Alfabeta.

Robinson, Dana Gaines, & James C. Robinson. (1995). Performance Consulting, Moving Beyond Training. San Francisco: Berrett-Kohler Publisher.

Rohiat, (2008). Manajemen Sekolah. Teori Dasar dan Praktek. Bandung , Pt Refika Aditama.


(4)

173 Rumana, Ade (2008). Kualitas Kineja Guru Sekolah Dasar. Jurnal Adinistrasi Pendidikan Vol.VII No.1 Tahun 2008. Bandung. Jurusan Administrasi Penddikan FIP UPI.

Ruky, Ahmad S. (2001). Sistem Manajemen Kinerja, Jakarta: Gramedia.

Sagala, Syaiful. (2009). Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Sagala, Syaiful (2006). Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Bandung. Alfabeta

Sekaran, Uma. (1992). Research Methods for Business. 2nd Ed, Jhon Willey & Sons Inc.

Senge, Peter M. (1990). The Fifth Disciline, The Art and Practice of The Learning Organization. New York: Doubleday-Dell Publishing Group. Inc.

Schein, Edgar, H. (1985). Organization Culture and Leadership: A Dynamic View. Jossey-Bas Inc. Publisher San Francisco.

Schuler, randall S. Dan Jackson, Susan E. (1997). Manajemen Sumber daya Manusia; menghadapi Abad ke-21. Edisi ke-enam, Jakarta: Erlangga

Scheerens, Jaap (2000). Improving School Effectiveness. Alih Bahasa Abas Al-Jauhari at.all: Peningkatan Mutu Sekolah. Jakarta PT Logos Wacana Ilmu.

Schermerhorn, John D., James G Hunt, Richard N Osborn (2005). Organiizational Behaviour, John Willey and Son Inc.

_______ (2007). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung. Alfabeta.

Siagian, Sondang P. (2002). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta, Rineka Cipta.

Sinungan, Muchdarsyah (2009). Produktivitas. Apa dan Bagaimana. Jakarta. Bumi Aksara

Spanbauer, Stanley J. (1992) A Quality System for Education. USA, ASQC Quality Press 611 East Wisconsin Avenue Milwaukee, Wisconsin.


(5)

174 Sundas Warsi, Noor Fatima and Shamim A. Sahibzada. (2009). Study on Relationship Between Organizational Commitment and its Determinants among Private Sector Employees of Pakistan International Review of Business Research Papers. Dalam jurnal Vol. 5 No. 3 April 2009 Pp. 399- 410, 12 halaman. Tersedia dalam www.google.com

Sukadi, (2009). Guru Powerful. Guru Masa Depan. Kunci Sukses Menjadi Guru Efektif. Bandung. Kolbu.

Sukmadinata, N.S. (2006). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Surakhmad, Winarno. (1992). Pengantar Penelitian Ilmiah: Dasar, Metode, Teknik. Bandung: Tarsito

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sutermeister, Robert. A. (1976). People and Productivity. New York: McGraw-Hill. Surakhmad, W. (1985) Dasar dan Teknik Research. Bandung Tarsito

Surya M. (2003). Percikan Perjuangan Guru. Semarang: Aneka Ilmu.

Suryadi, Ace. (1995). Effisiensi Pendidikan. Jakarta: Pusat Informasi Pendidikan, Balitbang Depdikbud.

Sweeney, Paul D., McFarlin, Dean B. (2002). Organizational Behaviour. Soluution for Managemant, New York: McGraw Hill.

Syafaruddin, (2008). Efektivitas Kebijakan Pendidikan: Konsep, Strategi, dan Aplikasi Kebijakan Menuju Organisasi Sekolah Efektif. Jakarta. Rineka Cipta.

Thomas J Alan. (1971). The Productive School A System Analysis Approach to Educational Administration, Jhon Willey & Sons. JNC. Canada.

Thoha, Miftah. (2007). Perilaku Organisasi, Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Perkasa.

Tim Dosen Jurusan Adpden, 2008. Pengelolaan Pendidikan. Bandung. Urusan Administrasi Pendidikan FIP UPI.


(6)

175 Undang - Undang RI. No 14.. Tentang Guru dan Dosen. Bandung: Citra Umbara. Undang-Undang RI No. 23 (2004). tentang Otonomi Daerah. Jakarta.

Usman, Husaini (2008). Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan edisi kedua. Jakarta. Bumi Aksara.

Ustara, Uus. (2007). Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Pelatihan Guru Terhadap Kinerja Mengajar Guru. Tesis Magister Pendidikan Pada SPS UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Wibowo. (2007). Manajemen Kinerja, Jakarta: Rajawali Press.

Wiharjadi, O (2000) Hubungan Pembinaan Oleh Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru. Tesis Pascasarjana UPI Bandung.

Willborn, Walter and Cheng, T.C. Edwin (1994). Global Management of Quality assurance Systems. Singapore, McCRaw-Hill, International Edition. Whiddet & Hollyforde. (2003). A Practical Guide to Competences, How to

Enhance Individual and Organizational. London: Chartred Institute of Personal and Development CIPO House Camp Road.

Zhang Hongping. (2006). Motivating Teaching Staff in Times of Change in Chinese Universities. Dalam Vol.2 No.4 December 2006, 9 halaman. Tersedia dalam zhp955@126.com.