PENERAPAN TEKNIK ACTIVE DEBATE (PERDEBATAN AKTIF) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA : Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas XI SMA PGRI I Bandung Tahun Ajaran 2010-2011.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta. Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. (2007). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Bumi
Aksara.
Carnegie, Dale. (1986). Cara Yang Paling Tepat untuk Berbicara dan Berpidato. Bandung. Pionir Jaya.
Depdiknas. (2003). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka. Greene & Petty. (1971). Developing Language Skills in the Elementary Schools.
Bandung. Angkasa.
Maidar. (1988). Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia. Jakarta. Erlangga.
Nurgiyantoro, Burhan. (1995). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta. BPFE.
Nurjamal, Daeng, Warta Sumirat, Riadi Darwis. (2011). Terampil Berbahasa. Bandung. Alfabeta.
Parera, Jos Daniel. (1988). Belajar Mengemukakan Pendapat Edisi ke-4. Jakarta. Erlangga.
Powers. (1951). Fundamentals of Speech. Bandung. Angkasa.
Pringgawidagda, suwarna. (2002). Strategi Penguasaan Berbahasa. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.
Ramlan, M. (1987). Morfologi Suatu Tinjauan Deskriptif. Yogyakarta. C.V. Karyono.
Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D). Bandung. Alfabeta.
Suhendar, M. E. Pien Supinah. (1997). Pengajaran dan Ujian Keterampilan Menyimak & Keterampilan Berbicara. Bandung. Pionir Jaya.
Sujanto. (1988). Keterampilan Berbahasa, Mambaca, Menulis, Berbicara, Menyimak. Jakarta. Depdikbud.
Sukardi. (2008). Evaluasi Pendidikan: Operasi dan Persoalannya. Jakarta. Bumi Aksara.
(2)
Sukasworo, Ign. R. Suwignyo, C. Sartini, Arif Budiyanto. (2008). Bahasa
Indonesia : Mutiara Gramatika Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta. PT
Piranti Darma Kalokatama.
Silberman, Mel. (2007). Active Learning : 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta. Insan Madani.
Syamsuddin A, R dan Vismaia S, Damayanti. (2007). Metode Penelitian
Pendidikan Bahasa. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Tarigan, Henry Guntur. (1983). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung. Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. (1994). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan
Berbahasa. Bandung. Angkasa.
Tarigan, Henry Guntur. (2008). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan
(3)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Manusia sebagai makhluk sosial tidak mungkin hidup sendiri dalam arti luas. Manusia memerlukan bantuan orang lain. Itulah sebabnya, manusia senantiasa hidup berkelompok, bekerja sama, dan berinteraksi di antara sesamanya. Interaksi merupakan perwujudan naluri tiap orang untuk memenuhi kebutuhannya. Salah satu cara memenuhi kebutuhan adalah bekerja sama dan bergaul tukar menukar informasi dan pengalaman. Untuk menyatakan isi gagasan atau batinnya manusia memerlukan alat pengungkap yang sempurna. Alat itu adalah bahasa (Pringgawidagda, 2002: 4).
Bahasa merupakan alat komunikasi yang dipakai oleh manusia. Tanpa bahasa manusia tidak bisa melakukan aktivitas kehidupan sosialnya dengan manusia lain. Hal tersebut sejalan dengan pernyataan Tarigan (1994:29) yang menyebutkan bahwa karena manusia adalah makhluk sosial, manusia cenderung hidup berkelompok dengan menggunakan bahasa tertentu sebagai alat komunikasinya.
(4)
Bahasa merupakan alat komunikasi dan melakukan aktivitas sehari-hari. empat keterampilan yang harus dikuasai dalam kegiatan berbahasa, yaitu.
1. menyimak
2. menulis
3. membaca
4. berbicara
Karena pentingnya belajar berbahasa, pemerintah memasukkan pelajaran bahasa sebagai mata pelajaran utama dalam kurikulum sekolah. Pada pelaksanaannya tentu saja tidak mudah. Tidak semua aspek keterampilan berbahasa bisa diajarkan dengan baik.
Berdasarkan keempat keterampilan berbahasa tersebut, keterampilan berbicara merupakan kegiatan yang dianggap sulit bagi sebagian orang khususnya di SMA PGRI I Bandung, sehingga menarik perhatian peneliti untuk dijadikan bahan penelitian. Selain itu, keterampilan berbicara merupakan satu-satunya keterampilan yang memberikan komunikasi dua arah antara penutur dan lawan tutur dengan alat berupa bahasa secara langsung. Dari kenyataan berbahasa, seseorang lebih banyak berkomunikasi secara lisan dibandingkan dengan cara lain. Lebih dari separuh waktu manusia dalam 24 jam digunakan untuk berbicara dan mendengarkan, dan selebihnya barulah untuk menulis dan membaca.
(5)
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis di SMA PGRI 1 Bandung dengan mewawancarai guru Bahasa Indonesia, terdapat adanya kesulitan siswa untuk keterampilan berbicara dalam mengungkapkan secara lisan informasi hasil membaca dan wawancara dalam pembelajaran.
Kesulitan yang dihadapi siswa adalah untuk memberikan komentar terhadap pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas. Siswa selalu merasa bingung dan sulit mendapatkan inspirasi untuk berbicara. Siswa kebanyakan diam saat guru mata pelajaran membuka sesi tanya jawab, sehingga tingkat berbicara siswa sangat rendah. Selain permasalahan tersebut, siswa kurang motivasi dalam memperhatikan pembelajaran sehingga minat untuk berpendapat tidak ada ide yang akan diungkapkan.
Berdasarkan latar belakang di atas, seharusnya guru memberikan model pembelajaran yang berbeda dan bersifat menarik bagi siswa. Dalam pembelajaran terdapat beberapa metode dan teknik pembelajaran. Salah satunya dengan menggunakan teknik active debate. Peneliti mengadakan penelitian dengan menggunakan teknik active debate untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa SMA PGRI 1 Bandung. Teknik tersebut diharapkan dapat memberikan solusi bagi siswa dalam pembelajaran.
Metode debat aktif ini pertama kali diperkenalkan oleh Melvin L. Silbermen yang merupakan seorang Guru Besar Kajian Psikologi Pendidikan di Temple University. Metode debat aktif ini merupakan salah satu metode yang diciptakan oleh Melvin L. Silberman dalam
(6)
pembelajaran aktif (active learning). Metode ini digunakan untuk menstimulasi diskusi kelas. Melalui metode ini setiap siswa didorong untuk mengemukakan pendapatnya melalui suatu perdebatan kelompok diskusi yang disatukan dalam sebuah diskusi kelas.
Penggunaan teknik active debate diharapkan siswa mampu mendapatkan pembelajaran yang aktif di kelas dan mampu menuangkan gagasan yang dimilikinya untuk dikemukakan kepada orang lain.
1.2 Identifikasi Masalah
Dalam kegiatan penelitian yang dilakukan di SMA PGRI I Bandung, peneliti memberikan identifikasi masalah dalam meningkatkan kegiatan berbicara siswa dengan menggunakan teknik active debate, yaitu sebagai berikut :
1) Berbicara merupakan kegiatan pembelajaran yang sulit bagi siswa, karena dianggap memberikan pendapat itu harus tepat. dengan memberikan teknik active debate diharapkan setiap siswa dapat memberikan komentar.
2) Siswa kurang termotivasi untuk kegiatan pembelajaran berbicara, karena metode atau teknik yang digunakan oleh guru dianggap kurang menarik bagi siswa. Dengan penggunaan teknik active debate diharapkan siswa termotivasi dalam kegiatan pembelajaran berbicara.
(7)
3) Siswa takut salah untuk memberi pendapat karena siswa menganggap bahwa memberikan pendapat itu harus benar. Sehubungan dengan masalah tersebut penerapan teknik active debate diharapkan siswa mampu memberikan pendapat.
1.3 Batasan Masalah
Teknik merupakan wadah untuk memberikan dalam proses kegiatan yang memungkinkan bagi setiap orang. Pada kegiatan pembelajaran, teknik sering dikaitkan untuk meningktakan proses pembelajaran dan sebagai sarana pembelajaran.
Salah satu teknik yang digunakan dalam pembelajaran adalah teknik active debate. Teknik active debate ini digunakan untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam mengungkapkan sebuah pendapat dalam pembelajaran.
Pada penelitian yang akan dilaksanakan di SMA PGRI I Bandung, peneliti memberikan batasan masalah yaitu hanya diujikan pada satu kelas dengan dibagi menjadi beberapa kelompok kecil.
1.4 Rumusan Masalah
Berikut adalah masalah-masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini. 1) Bagaimanakah profil kemampuan berbicara siswa SMA PGRI 1
Bandung?
2) Bagaimana kendala dan kebutuhan siswa SMA PGRI 1 Bandung untuk meningkatkan keterampilan berbicara?
(8)
3) Bagaimana pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik active debate?
4) Perbaikan-perbaikan apa yang dilakukan dalam pembelajaran berbicara melalui active debate?
1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.5.1 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1) profil kemampuan keterampilan berbicara siswa di SMA PGRI 1
Bandung
2) kendala dan kebutuhan dalam kegiatan keterampilan berbicara siswa di SMA PGRI 1 Bandung
3) kegiatan pembelajaran berbicara siswa di SMA PGRI 1 Bandung dengan menggunakan teknik active debate
4) perbaikan dalam kegiatan pembelajaran berbicara siswa di SMA PGRI I Bandung
1.5.2 Manfaat Penelitian
Penggunaan teknik active debate dalam Penelitian Tindakan Kelas ini untuk memberikan kontribusi dalam memperbaiaki mutu pembelajaran. Manfaat-manfaat dengan menggunakan teknik active debate adalah sebagai berikut.
1) Teknik active debate dapat dijadikan bahan referensi bagi guru, untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dalam mengungkapakan hasil membaca dan wawancara.
(9)
2) Adanya motivasi bagi siswa dalam keterampilan berbicara. 3) Mendapatkan wawasan dalam pembelajaran berbicara.
4) Kemampuan siswa dalam berbicara untuk mengungkapakan hasil membaca dan wawancara.
1.6 Anggapan Dasar
Penulis memiliki anggapan dasar dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut :
1) Mengemukakan hasil membaca dan wawancara merupakan hal yang sulit bagi siswa.
2) Siswa merasa tidak percaya diri untuk berbicara didepan umum, karena takut ditertawakan teman-temannya.
3) Siswa selalu disulitkan untuk menentukan pokok bahasan yang akan diungkapkan.
4) Penerapan teknik active debate merupakan teknik yang tepat ldalam pembelajaran berbicara.
1.7 Definisi Operasional
Definisi operasional dalam kegiatan meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan active debate.
1) Teknik Active Debate
Teknik active debate (debat aktif) adalah cara atau alat untuk mencapai suatu tujuan (lebih bersifat implementatif) dalam pembelajaran berbicara dengan cara menyajikan suatu tema kontroversial yang menarik agar siswa saling mengungkapkan
(10)
argumen untuk menetapkan baik tidaknya suatu pendapat tertentu yang didukung oleh satu pihak. Teknik active debate merupakan salah satu variasi dari metode pembelajaran (active learning) dalam pembelajaran berbicara, teknik active debate dapat memfasilitasi siswa untuk berani mengomentari, menyanggah, mengkritik sesuai dengan kelompok dan peran yang dimainkan.
2) Keterampilan Berbicara
Berbicara adalah salah satu wadah transfer informasi dan komunikasi dua arah secara langsung baik dengan bertatap muka maupun tanpa bertatap muka. Berbicara langsung dengan bertatap muka antara lain debat, diskusi, seminar, bercakap-cakap, rapat, dan sebagainya. Berbicara secara langsung tidak bertatap muka antara lain pembacaan berita baik melalui televisi maupun radio, telepon-menelpon, dan sebagainya.
(11)
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action research), yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk mendeteksi dan memecahkan masalah-masalah yang terjadi di kelas melalui tindakan yang bermakna dan secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilan tindakan tersebut. Dalam pelaksanaannya, Penelitian Tindakan Kelas atau PTK membutuhkan peran pihak lain (observer) untuk mengamati pelaksanaannya. Oleh karena itu, PTK disebut penelitian yang pola kerjanya bersifat kolaboratif. Sesuai dengan judul penelitian, PTK ini digunakan karena keterampilan berbicara merupakan keterampilan produktif, sehingga butuh beberapa tahapan untuk memperoleh hasil yang baik. Tahapan-tahapan ini dilakukan dalam rangkaian kegiatan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari beberapa siklus. Pengertian penelitian tindakan kelas menurut Sukardi (2008:228) adalah bentuk penelitian yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipasif. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa observasi, wawancara, catatan lapangan.
Dalam rangkaian kegiatan ini ada empat tahap yang harus dilakukan untuk setiap siklusnya, yaitu
1) Perencanaan tindakan
Pada tahap ini penulis merencanakan kegiatan, waktu, cara penyajian dan mempersiapkan instrumen penelitian. Penyusunan RPP berdasarkan pada hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap guru dan kelas penelitian.
2) Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan tindakan sesuai pada tahap perencanaan. Pada tahap pelaksanaan diharapkan berjalan sesuai perencanaan
(12)
walaupun tidak menutup kemungkinan adanya perubahan, berdasarkan keadaan yang terjadi.
3) Pengamatan atas tidakan, dan
Mengamati tahap pelaksanaan yang dilakukan dan membuat catatan atau data rekam tentang kegiatan atau pelaksanaan yang dilakukan. Tahap pengamatan dapat dilaksanakan oleh pihak lain selain penulis.
4) Refleksi kegiatan yang telah dilaksanakan.
Pada tahap ini penulis meneliti hasil tindakan dan berbagai macam masalah yang terjadi di kelas penelitian. Hasil yang didapat pada tahap refleksi ini digunakan untuk tahap perencanaan pada siklus selanjutnya.
Rencana yang disusun pertama kali merupakan rencana yang bertujuan untuk mengatasi permasalahan yang telah ditemukan dalam studi pendahuluan, sedangkan rencana berikutnya merupakan hasil refleksi siklus-siklus sebelumnya. Pelaksanaan tindakan merupakan proses penuangan rencana yang telah disusun. Dalam pelaksanaan ini, dilakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakuakan. Pengamatan dilakukan oleh rekan peneliti yang disebut observer yang berjumlah 3 orang. Hasil pengamatan kemudian dianalisis dan hasil analisisnya merupakan bahan refleksi guna merenungkan segala kekurangan yang dihadapi. Hasil refleksi ini merupakan bahan untuk menetukan rencana tindakan pada siklus berikutnya.
(13)
Alur kegiatan tersebut digambarkan dalam bagan PTK sebagai berikut.
Gambar 1.
Dst.
Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Arikunto 2006
Bagan di atas menunjukkan bahwa penelitian merupakan suatu kegiatan terstruktur yang berulang-ulang untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Rangkaian kegiatan setiap siklus menghasilkan suatu data yang akan diolah dan hasil pengolahan data tersebut merupakan bahan untuk menentukan tindakan pada siklus berikutnya.
Perencanaan
SIKLUS I Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan Refleksi
Refleksi
Tindakan Pembelajaran dengan
active debate
Tindakan Pembelajaran dengan
active debate
Perencanaan
SIKLUS III Pengamatan Refleksi
Tindakan Pembelajaran dengan
(14)
3.2 Sumber Data
Penelitian ini dilaksanakan di SMA PGRI I Bandung, dengan subjek penelitiannya siswa kelas XI yang berjumlah 34 siswa. Kelas tersebut dipilihan berdasarkan saran dari guru bidang studi Bahasa Indonesia. Di kelas ini, guru bidang studi belum pernah menggunakan teknik debat dalam pembelajaran. Selama ini guru hanya melakukan pembelajaran dengan pembelajaran diskusi.
Pemilihan SMA PGRI I Bandung ini didasarkan pada pertimbangan dari salah satu guru yang memberikan pernyataan bahwa siswa dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam kegiatan berbicara sangat kurang. Berdasarkan pernyataan berikut, peneliti melakukan observasi ke SMA PGRI I Bandung.
3.2.1 Tahap Perencanaan
Pada tahap ini penulis merencanakan kegiatan, waktu, cara penyajian dan mempersiapkan instrumen penelitian. Penyusunan RPP berdasarkan pada hasil studi pendahuluan yang dilakukan terhadap guru dan kelas penelitian.
3.2.2 Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan sesuai pada tahap perencanaan. Pada tahap pelaksanaan diharapkan berjalan sesuai perencanaan walaupun tidak menutup kemungkinan adanya perubahan, berdasarkan keadaan yang terjadi.
3.2.3 Tahap Pengamatan
Mengamati tahap pelaksanaan yang dilakukan dan membuat catatan atau data rekam tentang kegiatan atau pelaksanaan yang dilakukan. Tahap pengamatan dapat dilaksanakan oleh pihak lain selain penulis.
(15)
3.2.4 Tahap Refleksi
Pada tahap ini penulis meneliti hasil tindakan dan berbagai macam masalah yang terjadi di kelas penelitian. Hasil yang didapat pada tahap refleksi ini digunakan untuk tahap perencanaan pada siklus selanjutnya. 3.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMA PGRI I Bandung, yang terdiri dari 34 orang siswa.
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Observasi
Kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui masalah-masalah atau gejala-gejala yang terjadi pada subjek yang akan diteliti. Observasi dilakukan penulis sebagai bahan perencanaan pembelajaran agar perencanaan yang dibuat sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
3.4.2 Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan siswa kelas XI yang beliau ajar. Wawancara ini dilakukan pada tahap studi pendahuluan untuk memperoleh data mengenai kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran berbicara. Wawancara terhadap guru berkaitan dengan kegiatan pembelajaran berbicara yang telah dilakukan dan penggunaan media dalam pembelajaran tersebut.
Berikut adalah pedoman wawancara terhadap guru
Narasumber :
Hari, tanggal : Pertanyaan :
1) Bagaimana minat siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia?
2) Materi apakah yang paling diminati siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia?
(16)
3) Bagaimana minat siswa terhadap kegiatan pembelajaran berbicara? 4) Apa hal yang menyebabkan tinggi/rendahnya minat siswa tersebut? 5) Kendala-kendala apa yang dihadapi dalam pembelajaran berbicara? 6) Apakah dalam pembelajaran berbicara selalu menggunakan teknik? 7) teknik apa saja yang telah digunakan dalam pembelajaran berbicara? 8) Menurut ibu/bapak, apakah debat dapat dijadikan teknik dalam kegiatan
pembelajaran berbicara?
Pedoman wawancara terhadap siswa
Nama siswa :
Kelas :
Pertanyaan :
1) Apakah kamu menyukai pelajaran Bahasa Indonesia?
2) Bagaimana minat kamu dalam terhadap pembelajaran berbicara?
3) Menurutmu, apakah pembelajaran berbicara yang telah dilakukan selama ini menarik?
4) Apa yang membuat pembelajaran tersebut menarik/tidak menarik?
5) Apakah gurumu pernah menggunakan debat dalam pembelajaran berbicara? 6) Teknik apa yang telah digunakan oleh gurumu?
7) Seberapa sering gurumu menggunakan teknik dalam pembelajaran berbicara?
8) Apakah teknik yang digunakan gurumu efektif?
(17)
10)Apakah teknik active debate bisa menjadi salah satu teknik dalam pembelajaran berbicara?
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam kegiatan keterampilan berbicara dengan menggunakan teknik active debate adalah sebagai berikut :
3.5.1 Instrumen Tes
Instrumen tes penelitian yang berupa tes dalam penelitian ini adalah test kemampuan berbicara siswa dalam berargumentasi yang menggunakan teknik active debate.
Tabel 2
Pengamatan Pembelajaran Berbicara Siswa dengan Teknik Active Debat
Nama Aspek Bobot
Skala Tindakan
Jumlah
1 2 3 4 5
Usi Susilawah
1. Penguasaan topik 4 √ 16
2. Logika berpikir dan realistis dalam
berargumen 4
√
16
3. Ketepatan berargumen 4 √ 12
4. Kejelasan menyampaikan
argumentasi 4
√
16
5. Kerja sama tim 4 √ 16
(18)
Tabel 3
Pengamatan Pembelajaran Berbicara Siswa dengan Teknik Active Debate
Nama
Aspek Pengamatan
Jumlah Skor Penguasaan
Topik
Logika Berpikir dan Realistis Berargumen
Ketepatan Berargumen
Kejelasan Berargumen
Kerja Sama Tim
Adika P 8 4 8 8 8 36
Ana Rodotul 12 8 8 8 12 48
Anastasya K 12 8 8 12 12 52
Angga N 12 8 8 8 12 48
Ayi Kurnia 4 8 8 8 8 36
Ayu Susanti 12 8 8 8 12 48
Candra H 4 4 8 8 8 32
Derin R 12 8 8 8 8 44
Desi Lestari 12 8 8 8 12 48
Dwieke M 12 8 12 12 12 56
Fansha Dwi V 8 8 8 8 8 40
Fitri Mumuy 12 8 8 12 12 52
Ganjar P 12 8 8 8 8 44
Gesti D 12 8 8 8 12 48
Heru Guntari 8 4 4 8 8 32
Iis Supriatin 8 4 8 8 8 36
Indra 4 8 8 8 8 36
Muhamad
Abdul K 12 8 8 12 12 52
Meriyani S 12 8 8 8 12 48
Muhaamad S 8 4 8 8 8 36
(19)
Data di atas merupakan instrumen tes yang dilakukan terhadap siswa dalam kegiatan pembelajaran kegiatan berbicara siswa di SMA PGRI I Bandung.
Gambar 4
Diagram pengamatan berbicarasiswa dengan menggunakan teknik active debate
nilai; 55; 33%
nilai; 34; 21%
nilai; 76; 46%
nilai tertinggi nilai terendah nilai rata-rata
Nina Yuliani 12 8 8 8 12 48
Nurdin P 12 8 8 8 8 48
Rian Sofyan 12 8 8 12 12 52
Rima Fitrianti 12 8 8 12 12 52
Rina Nuryanti 12 8 8 8 12 48
Rina A 8 8 8 8 8 40
Rudiansyah S 12 8 8 8 8 44
Shela Fitri P 12 8 12 12 12 56
Siti K 12 8 8 8 8 44
Wahab A 8 4 8 8 8 36
Winangsih 12 8 8 8 8 44
(20)
Prosedur yang harus dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik active debate.
a) Materi atau tema yang akan dijadikan perdebatan diberitahukan terlebih dahulu kepada siswa pada sebelumnya, hal ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa untuk mencari sumber atau informasi tentang tema atau materi yang akan dijadikan bahan sebagai kegiatan debat, sebelum kegiatan debat dimulai, guru memberikan penjelasan tentang teori atau materi tentang berargumen, cara berdebat dan cara menyanggah.
b) Guru menyuruh siswa untuk mengatur posisi duduk yang saling berhadapan antara kelompok pro dan kelompok kontra, setelah itu guru menyuruh dari tiap kelompok untuk menjadi juru bicara dan moderator.
c) Pelaksanaan kegiatan debat, siswa yang berada dikelas dibagi menjadi dua kelompok besar dan dipilih secara acak tanpa membedakan siswa yang unggul dan yang biasa.
d) Sejak kegiatan debat berlangsung, kelompok pro dan kontra harus aktif mendukung juru bicara dalam memberikan argumen dan menyanggah argumen lawan.
e) Moderator bertugas untuk mengatur kegiatan debat yang sedang berlangsung, supaya kegiatan debat berjalan dengan baik.
f) Selama kegiatan debat berlangsung, guru membimbing dan memandu siswa supaya bertindak dan kreatif dalam berargumen.
g) Setelah kegiatan debat selesai, guru mengakhiri kegiatan dan mendeskrifsikan argumen siswa yang dipilih.
h) Guru setelah memberikan penjelasan tentang debat, guru memberikan penguatan terhadap pembelajaran debat yang sudah dilaksanakan.
(21)
penataan tempat duduk siswa saat melaksanakan debat
Tabel 4
Klasifikasi Kelompok Debat Siklus I
NO Kelompok Pro NO Kelompok Kontra
Nama Nama
1 Ayu Susanti 1 Winangsih
2 Gesti Dewiyanti 2 Rima Fitrianti H 3 Siti Komaraningsih 3 Anatasya Katherine
4 Desi Lestari 4 Ana Rodotul J
5 M. Sandi N 5 Meryani Swandi
6 M. Karim 6 Rini Anggraeni
7 Rina Nuryanti 7 Iis Supriatin
8 Nina Yuliani 8 Fitri Mumuy
9 Candra Herwanda 9 Shela Purnama
10 Adika Permana 10 Dwieke Maylita
11 Wahab Anugrah 11 Yanas Muhamad
12 Angga Nugraha 12 Indra
13 Derin Ramadhan 13 Nurdin Pratama
Kelompok pro
Kelompok kontra
Pro Pro Pro
kontra kontra kontra
moderator
Jubir kontra Jubir pro
(22)
14 Fansha Dwi V 14 Mulyana
15 Heru Guntari 15 Ayi Kurnia
16 Rudiansyah 16 Rian Sofyan
17 Ganjar Pribadi (i) 17 Usi Susilawah
Keterangan : izin : I
Sakit : S
Tanpa keterangan : A
Berikut ini adalah pengamatan kegiatan pembelajaran debat dengan menggunakan teknik active debate berdasarkan kelompok.
Tabel 4
Pengamatan Kegiatan Debat dalam Kelompok Pro Kelompok Pro
Aspek
Skala Tindakan
1 2 3 4
1. Keterampilan Bekerja Sama
a. Kemampuan menyampaikan, menerima, menanggapi, menyanggah ide/pendapat.
b. Kekompakan dalam kelompok
√
√
2. Fungsi dan Kerja Kelompok a. Memotivasi anggota lain b. Inisiatif kerja kelompok
c. Pengorganisasian kerja kelompok
√ √ √
3. Keterampilan Berbicara a. Kelancaran
b. Keberanian berbicara c. Penguasaan topik d. Kejelasan
e. kenyaringan ucapan
√ √ √ √ √ Keterangan:
(23)
1. Angka 1 untuk aspek kurang (K) 2. Angka 2 untuk aspek cukup (C) 3. Angka 3 untuk aspek baik (B)
4. Angka 4 untuk aspek sangat baik (A) Tabel 5
Pengamatan Kegiatan Debat dalam Kelompok Kontra Kelompok Kontra
Aspek
Skala Tindakan
1 2 3 4
1. Keterampilan Bekerja Sama
a. Kemampuan menyampaikan, menerima, menanggapi, menyanggah ide/pendapat.
b. Kekompakan dalam kelompok
√
√
2. Fungsi dan Kerja Kelompok a. Memotivasi anggota lain b. Inisiatif kerja kelompok
c. Pengorganisasian kerja kelompok
√ √ √
3. Keterampilan Berbicara a. Kelancaran
b. Keberanian berbicara c. Penguasaan topik d. Kejelasan
e. kenyaringan ucapan
√ √ √ √ √ Keterangan:
1. Angka 1 untuk aspek kurang (K) 2. Angka 2 untuk aspek cukup (C) 3. Angka 3 untuk aspek baik (B)
(24)
3.5.2 Pedoman Observer
Pada kegiatan debat, guru dibantu oleh observer yang bertugas untuk menilai kegiatan guru dan siswa, selain itu observer juga memberikan komentar terhadap guru ataupun siswa yang sudah melaksanakan kegiatan pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik active debate.
3.5.3 Istrumen Nontes
Selain instrumen test, peneliti menggunakan juga instrumen nontest yang bertujuan untuk mengetahui kendala dan kesulitan apa saja yang dialami guru dan siswa selama kegiatan debat.
3.5.3.1Lembar Aktivitas Siswa
Lembar aktivitas siswa ini digunakan untuk mengetahui dan memantau kegiatan berbicara yang dilakukan siswa dengan menggunakan teknik active debate. Observasi dilakukan pada saat siswa mengikuti KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Selama KBM berlangsung, observer yang berjumlah 3 orang, mengamati hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan KBM.
Lembar aktivitas siswa ini dapat digunakan sebagai refleksi terhadap guru mengenai respon atau reaksi siswa saat diberikan materi pembelajaran berbicara dengan menggunaan teknik active debate. Berikut adalah format hal-hal yang diamati dari aktivitas siswa.
Tabel 6
Lembar Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran
NO NAMA MINAT PERHATIAN PARTISIPASI
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1
1 Adika Permana √ √ √
2 Ana Rodotul Janah √ √ √
3 Anastasya Katherine √ √ √
(25)
5 Ayi Kurnia √ √ √
6 Ayu Susanti √ √ √
7 Candra Herwanda √ √ √
8 Derin Ramadhan √ √ √
9 Desi Lestari √ √ √
10 Dwieke Maylita √ √ √
11 Fansha Dwi V √ √ √
12 Fitri Mumuy M √ √ √
13 Ganjar Pribadi
14 Gesti Dewiyanti √ √ √
15 Heru Guntari √ √ √
16 Iis Supriatin √ √ √
17 Indra √ √ √
18 Muhamad Abdul K √ √ √
19 Meriyani Swandi √ √ √
20 Muhaamad Sandi N √ √ √
21 Mulyana √ √ √
22 Nina Yuliani √ √ √
23 Nurdin Pratama √ √ √
24 Rian Sofyan √ √ √
25 Rima Fitrianti H √ √ √
26 Rina Nuryanti √ √ √
27 Rina Anggraeni √ √ √
28 Rudiansyah S √ √ √
29 Shela Fitri Purnama √ √ √
30 Siti Komaraningsih √ √ √
31 Usi Susilawah √ √ √
32 Wahab Anugrah √ √ √
33 Winangsih √ √ √
(26)
Jumlah 1 6 20 6 1 4 21 7 1 3 19 10 Persentase 2,94% 17,64
% 58,82 % 17,64 % 2,94%11,76 % 61,76 % 20,58 %
2,94%8,82% 55,88 %
29,41 %
Jumlah Persentase 97,04 87,04 97,05
Keterangan :
Sangat Baik (SB) : 4
Baik (B) : 3
Cukup (C) : 2
Kurang (K) : 1
Data di atsa diambil dari kegiatan siswa yang sedang berlangsung dalam kegiatan pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik active debate.
Tabel 7
Jumlah Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Siklus I
Kategori Minat Perhatian Partisipasi Jumlah
4 1 1 1 3
3 6 4 3 13
2 20 21 19 60
1 6 7 10 23
Berdasarkan hasil jumlah yang di atas, terdapat jumlah dari keseluruhan kategori yang paling dominan adalah kategori cukup.
3.5.3.2Lembar Aktivitas Lain Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran Tabel 8
Aktivitas Lain yang dilakukan Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran
NO NAMA KEGIATAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Adika Permana √ √ √
(27)
3 Anastasya Katherine P √
4 Angga Nugraha √ √ √
5 Ayi Kurnia √ √
6 Ayu Susanti √
7 Candra Herwanda √ √ √ √
8 Derin Ramadhan √ √
9 Desi Lestari √
10 Dwieke Maylita √
11 Fansha Dwi Virgiawan √ √
12 Fitri Mumuy Maulana √ √
13 Ganjar Pribadi
14 Gesti Dewiyanti √ √
15 Heru Guntari √ √ √
16 Iis Supriatin √ √
17 Indra √ √
18 Muhamad Abdul Karim √ √
19 Meriyani Swandi √
20 Muhaamad Sandi Nugraha √
21 Mulyana √ √ √
22 Nina Yuliani √
23 Nurdin Pratama √ √
24 Rian Sofyan √ √
25 Rima Fitrianti Hermawan √
26 Rina Nuryanti √
27 Rina Anggraeni √
28 Rudiansyah Setiawara √ √
29 Shela Fitri Purnama √
30 Siti Komaraningsih √
31 Usi Susilawah √
(28)
Catatan :
33 Winangsih √ √
34 Yanas Muhamad Supriatna √ √ √
Jumlah 8 2 4 - 5 17 4 6 14 2
Keterangan:
1. Mengantuk
2. Mengerjakan tugas lain 3. Berisik
4. Keluar masuk kelas 5. Mengganggu siswa lain 6. Melamun
7. Usil
8. Corat-coret di kertas 9. “nyeletuk”
10.Pindah-pindah tempat duduk
Pada lembar aktivitas siswa diatas menunjukan bahwa siswa masih melakukan aktivitas lain saat pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik active debate. Pada lembar aktivitas tersebut terlihat bahwa siswa lebih banyak melamun, mungkin itu disebabkan karena kurang pahamnya siswa terhadap kegiatan pembelajaran debat tersebut. Selain itu, siswa banyak yang berbicara sembarangan dan tidak masuk kedalam kegiatan pembelajaran debat.
3.5.3.3Catatan Lapangan
Catatan lapangan dilakukan untuk mengetahui hasil-hasil atau masalah-masalah yang ada pada saat penelitian setiap harinya. Catatan lapangan yang ada pada penelitian ini ditulis oleh penulis dan observer. Hal tersebut dilakukan, agar penulis mendapat masukan tambahan yang bersifat objektif.
Format Catatan Lapangan Pertemuan ke- :
(29)
3.5.3.4Jurnal Siswa
Jurnal siswa ini berisi beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan pembelajaran berbicara. Pertanyaan-pertanyaan tersebut seputar kesulitan atau kendala yang dihadapi siswa dalam berbicara, tanggapan terhadap penggunaan teknik active debate dalam pembelajaran berbiara, dan kesan setelah belajar berbicara dengan menggunakan teknik active debate. Jurnal ini diberikan pada setiap siklus setelah pembelajaran selesai. Jurnal ini akan berguna bagi peneliti sebagai refleksi terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Selain itu, jurnal ini bisa dimanfaatkan sebagai acuan untuk mengetahui perkembangan guru dalam melaksanakanan tugasnya.
Tabel 9
Jurnal Jawaban Siswa
Pertanyaan Komentar siswa
1) Apa yang kamu dapatkan dari pembelajaran
berbicara hari ini?
a. Debate merupakan kegiatan yang aktif b. Wawasan mengenai debat
c. Mengetahui cara berdebat d. Dapat mengungkapkan pendapat 2) Bagaimana kesanmu
setelah belajar berbicara hari ini?
Positif
a. Menyenangkan b. Seru
c. Kita bisa mengontrol emosi. d. Belajarnya tidak membosankan negatif
a. Bahasa yang digunakan kurang dimengerti.
b. Banyak yang berisik. c. Tema kurang menarik.
(30)
3.6 Teknik Pengolahan Data
Lembar penilaian keterampilan diskusi masing-masing siswa ini menggunakan penilaian berdasarkan kriteria faktor penunjang keefektifan berbicara yang dikemukakan oleh Maidar (1988: 17-22) yang telah dimodifikasi oleh peneliti.
Tabel 10
Pedoman Penilaian Keterampilan Berdebat Siswa
No Aspek
Skala skor
Jml
1 2 3 4
1. Memberikan pendapat
2. Menerima pendapat orang lain 3. Menanggapi pendapat orang lain
4. Kemampuan mempertahankan pendapat 5. Kelancaran berbicara
6. Kenyaringan suara 7. Keberanian berbicara
8. Ketepatan struktur dan kosakata 9. Pandangan mata
(31)
Tabel 11
Pedoman Pengamatan Penampilan Mengajar
No Hal yang diamati
Penilaian
SB B C K
1. Kemampuan membuka pelajaran A. Mengarahkan perhatian siswa B. Menumbuhkan motivasi siswa C. Memberi acuan
D. Memberi gambaran kaitan materi sebelumnya dengan materi yang akan diberikan (apersepsi)
2. Sikap guru dalam proses pembelajaran A. Artikulasi suara
B. Gerakan badan tidak mengganggu perhatian siswa
C. Antusias penampilan menarik D. Mobilitas posisi tempat 3 Proses pembelajaran
A. Kesesuaian metode dengan pokok bahasan
B. Kejelasan dalam meberikan penjelasan dan memberikan contoh
(32)
C. Antusias dalam menanggapi dan menggunakan respons
D. Kecermatan dalam pemanfaatan waktu 4. Kemampuan menggunakan media
A. Memperhatikan prinsip-prinsip penggunaan jenis media
B. Ketepatan saat penggunaan
C. Keterampilan dalam penyampaian D. Membantu dalam kegiatan pembelajaran 5. Evaluasi
A. Menggunakan penilaiann proses dan hasil
B. Melakukan evaluasi sesuai alokasi waktu yang direncanakan
C. Melakukan evaluasi sesuai bentuk dan jenis yang dirancang
6. Kemampuan menutup pembelajaran A. Meninjau kembali
B. Mengevaluasi
C. Menugaskan kegiatan
D. Menginformasikan bahan selanjutnya Komentar mengenai aktivitas guru :
(33)
3.7 Kriteria Kemampuan Berbicara Siswa
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Keterampilan mengubah bentuk pikiran atau perasaan menjadi entuk bunyi bahasa yang bermakna. Keterampilan berbicara tidak lepas dari aspek-aspek yang menjadi tolak ukur seseorang yang bersangkutan dalam keterampilan berbicara.
Untuk menilai tes praktik siswa, peneliti menentukan kriteria penelitian yang digunakan sebagai acuan peneliti dalam menganalisis hasil pembelajaran dengan menggunakan teknik debat aktif, sehingga kemampuan siswa terlihat atau terukur kemampuannya.
Tabel 12
Kriteria Penilaian Teknik Active Debate Nama Siswa :
Bobot
Skala Penilaian
skor
Komponen yang Dinilai 1 2 3 4 5
1. Kejelasan Suara 4
2. Kelancaran Berbicara 4
3. Hubungan Isi dan Topik 4
4. Kemampuan Berargumentasi 4
5. Kualitas Isi 4
Jumlah Keterangan:
1) Skor diperoleh dari skala penilaian dikali bobot setiap aspek penilaian; Skor = Skala Penilaian X Bobot Aspek Penilaian
2) Jumlah diperoleh dari jumlah skor; 3) Kategori nilai;
(34)
76-100 = A = sangat baik 61-75 = B = baik
41-60 = C = cukup 0-40 = D = kurang
Berikut ini adalah deskripsi kriteria komponen yang dinilai dalam teknik debat aktif.
1) Kejelasan Suara
5= lafal setiap bunyi jelas, suara sangat lantang dan pengaturan volume dan intonasi sangat cocok dengan kondisi dan situasi pembicaraan.
4= tidak ada kesalahan atau penyimpangan yang berarti dalam lafal dan intonasi siswa, mendekati sempurna.
3= terdengar sedikit kesalahan lafal dan intonasi tetapi secara keseluruhan dapat diterima
2= kesalahan lafal dan intonasi agak sering dan terasa mengganggu. 1= terdapat banyak kesalahan lafal dan intonasi yang membuat tuturan
siswa seperti bukan bahasa Indonesia. 2) Kelancaran Berbicara
5= sangat lancar, baik dari penguasaan isi maupun bahasa.
4= pembicaraan lancar, hanya ada beberapa gangguan yang tidak begitu berarti.
3= cukup lancar walaupun ada gangguan.
2= pembicaraan sedikit kurang lancar, sering terhenti.
1= pembicaraan sangat kurang lancar. Banyak diam dan gugup. 3) Hubungan Isi dan Topik
(35)
4= ada sedikit yang kurang cocok, tetapi bukan hal yang penting. 3= banyak hal yang kurang cocok antara isi dan topik, tetapi secara
umum masih cukup baik.
2= lebih banyak hal yang tidak cocok sehingga ada kesan tidak nyambung.
1= benar-benar dirasakan tidak ada hubungan dengan topik, banyak menyimpang dari topik yang dibahas.
4) Kemampuan Berargumentasi
5= argumentasi yang diungkapkan logis, penggunaan kosa kata yang tepat dan dapat menghargai pendapat yang lain.
4= argumentasi yang diungkapkan masih logis walaupun sedikit tidak sesuai dengan isi pembicaraan, pemilihan kata yang digunakan cukup baik dan cukup menghargai pendapat yang lain.
3= argumentasi kurang logis, menggunakan kosa kata yang kurang tepat dan kurang menghargai pendapat yang lain.
2= argumentasi tidak berhubungan dengan isi pembicaraan, pilihan kata tidak sesuai, tidak menghargai lawan bicara.
1= argumentasi sangat tidak logis dengan menggunakan kata yang buruk dan sikap penuh dengan emosi.
5) Kualitas Isi
5= isi pembicaraan sangat bermakna, sangat bermutu, hal-hal yang sangat penting untuk topik dibicarakan.
4= isi pembicaraan bermakna, tetapi belum pada tingkat istimewa. 3= kualitas isi memadai, dirasakan cukup dalam kegiatan
pembicaraan.
(36)
1= isi pembicaraan sangat jauh dari memadai, tidak sesuai dan tidak ada maknanya bagi topik pembicaraan.
Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang kompleks dan bila kita akan menilai kemampuan berbicara seseorang dengan kriteria-kriteria berbicara sebagai berikut :
1) Lafal
Yang dimaksud dengan lafal adalah cara seseorang atau sekelompok dalam suatu masyarakat dengan mengucapkan bunyi bahasa. Klasifikasi penilaian lafal yaitu:
a) Tekanan sudah mendekati standar, tidak nampak adanya pengaruh bahasa asing dan bahasa daerah,
b) Ucapan mudah dipahami,
c) Sesekali timbul kesukaran memahami, d) Sudah dipahami, dan
e) Sama sekali tidak dapat dipahami.
Beberapa kesalahan umum di dalam melafalkan kata-kata bahasa Indonesia di antaranya adalah sebagai berikut
Kesalahan melafalkan Mestinya dilafalkan
pitamin vitamin
aktip aktif
komplek kompleks
relatip relatif
(37)
2) Struktur
Struktur merupakan komponen tolak ukur keterampilan berbicara. Berikut adalah klasifikasi penilaian struktur bahasa:
a) Hampir tidak membuat kesalahan, b) Sedikit sekali membuat kesalahan, c) Sering membuat kesalahan,
d) Kesalahan tata bahasa dan susunan kata menyebabkan pembicaraan sulit untuk dipahami, dan
e) Kesalahan sedemikian banyaknya hingga tidak dapat dipahami sama sekali.
Beberapa kesalahan umum di dalam struktur bahasa Indonesia di antaranya adalah sebagai berikut
Akan dibicarakan oleh saya Akan saya bicarakan Saya adalah seorang guru Saya seorang guru Memang mahal dia punya harga Memang mahal harganya
Bagaimana cara pakai alat ini? Bagaimanakah cara memakai alat ini ?
Buku itu telah dibaca oleh saya Buku itu telah saya baca 3) Kosakata
Kosa kata merupakan tolak ukur keterampilan berbicara yang dapat dilihat dari ketepatan pemakaian istilah dalam tuturannya. Klasifikasi penilaian kosa kata bagi pembicara dibedakan atas
a) Penggunaan kata-kata dan ungkapan baik sekali,
b) Kadang-kadang digunakan kata dan istilah yang kurang tepat, c) Sering menggunakan kata-kata yang salah dan sangat terbatas,
(38)
d) Penggunaan kata yang salah menyebabkan sulit dipahami, dan e) Kosa kata sangat terbatas sehingga menghentikan pembicaraan. 4) Kefasihan
Kefasihan merupakan tolak ukur keterampilan berbicara seseorang dalam bertutur apakah yang bersangkutan lancar atau tidak dalam mengemukakan pokok-pokok pikirannya. Klasifikasi penilaian kefasihan seseorang dalam keterampilan berbicara adalah
a) Pembicaraannya lancar sekali,
b) Kelancaran sering mengalami gangguan,
c) Kecepatan dan kelancaran terganggu oleh kesulitan bahasa, d) Pembicaraan tersendat-sendat, dan
e) Pembicaraan sering berhenti. 5) Pemahaman
Pemahaman merupakan tolak ukur seseorang dalam memahami pembicaraan dari lawan bicara. Klasifikasi pemahaman seseorang atas keterampilan berbicara adalah sebagai berikut
a) Dapat memahami masalah tanpa kesulitan,
b) Dapat memahami percakapan dengan normal dan dapat bereaksi secara tepat,
c) Dapat memahami sebagian besar percakapan tetapi lambat bereaksi, d) Sulit mengikuti percakapan orang lain, dan
(39)
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan
Secara keseluruhan hasil penelitian yang sudah dilakukan di SMA PGRI I Bandung berjalan dengan baik dan peneliti mampu meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan teknik active debate. Kesimpulan tersebut diambil dari hasil penelitian dari kegiatan siklus I, siklus II dan siklus III. Dari setiap siklus, siswa mengalami peningkatan yang cukup baik meskipun ada sebagian siswa yang hanya mendapatkan kenaikan yang tidak terlalu besar.
Data hasil penelitian menunjukan adanya peningkatan kemampuan berbicara siswa setelah menggunakan teknik active debate. Pada siklus I nilai kemampuan siswa tertinggi adalah 80, pada siklus II nilai tertiggi adalah 84 dan pada siklus yang ke III nilai tertinggi adalah 92. Sedangkan nilai yang didapatkan pada kategori terendah siklus I adalah 40, siklus II 40 dan pada siklus yang ke III adalah 52. Sementara itu nilai rata-rata yang didapatkan siswa pada siklus I adalah 60, siklus II 62 dan siklus III adalah 72. Secara keseluruhan, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan teknik active debate sangat efektif untuk kegiatan pembelajaran berbicara siswa.
Selain itu, kesimpulan diambil berdasarkan rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1) Kemampuan berbicara siswa setelah penggunaan teknik active debate mengalami peningkatan yang signifikan, peningkatan tersebut dilihat dari berdasarkan nilai siswa dari setiap siklus meningkat. Data hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan kemampuan berbicara siswa setelah menggunakan teknik active debate. Pada siklus I nilai kemampuan siswa tertinggi adalah 80, pada siklus II nilai tertiggi adalah 84 dan pada siklus yang ke III nilai tertinggi adalah 92. Sedangkan nilai yang didapatkan pada
(40)
kategori terendah siklus I adalah 40, siklus II 40 dan pada siklus yang ke III adalah 52. Sementara itu nilai rata-rata yang didapatkan siswa pada siklus I adalah 60, siklus II 62 dan siklus III adalah 72. Secara keseluruhan, peneliti menyimpulkan bahwa penggunaan teknik active debate sangat efektif untuk kegiatan pembelajaran berbicara siswa. Selain itu, setelah siswa memahami arti perdebatan dan prosedur dalam berdebat siswa mampu mengemukakan pendapatnya yang akan diungkapkan tanpa ada rasa gugup dan malu.
2) Pada awalnya siswa mengalami kendala saat akan mengungkapkan pendapat, alasannya siswa takut pendapat mereka salah dan takut ditertawakan siswa lain. Tetapi setelah penggunaan teknik active debate dilakukan, siswa tidak tanggug lagi untuk memberikan pendapat mereka dan siswa mampu saling melontarkan pendapat dari kelompok masing-masing.
3) Proses pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik active debate: 1. Siswa mampu mengemukakan argumentasinya didepan umum, 2. Guru mampu memotivasi siswa untu aktif berbicara pada kegiatan pembelajaran, 3. Siswa mampu mencari ide atau gagasan yang akan dikemukakan, 4. Siswa saling menghargai pendapat atau argumentasi yang diberikan oleh orang lain, 5. Proses pembelajaran berjalan dengan baik, kesimpulan ini diambil penulis dari hasil penelitian pembelajaran yang sudah dilaksanakan dari siklus I, siklus II dan Siklus III. Selain itu, kegiatan pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik active debate sangat
(41)
diminati oleh siswa karena siswa merasa kegiatan tersebut menarik dan mampu berinteraksi mengemukakan pendapat dengan siswa yang lain.
4) Perbaikan yang harus dilakukan dalam kegiatan pembelajaran berbicara dengan menggunakan teknik active debate yaitu guru harus mampu memberikan pengarahan dan penjelasan siswa tentang pentingnya kegiatan berbicara dengan menggunakan teknik active debate. Selain itu guru harus mempersiapkan diri agar dalam kegiatan pembelajaran berjalan dengan lancar.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis dapatkan dari beberapa temuan penelitian, penulis menggambarkan secara umum kegiatan pelaksanaan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas pada kegiatan berbicara untuk meningkatkan keterampilan berbicara siswa dengan menggunakan teknik active debate dihararapkan mampu untuk menjadi salah satu teknik yang mampu menjadi alternatif dalam kegiatan pembelajaran khususnya kegiatan brbicara. Pada penelitian tindakan kelas dalam setiap siklus dikembangkan menjadi suatu solusi atas masalah yang dihadapi oleh guru dan siswa.
Pada kegiatan siklus I, dalam kegiatan berbicara siswa dengan menggunakan teknik active debate, peneliti menemukan bahwa siswa kurang dalam kegiatan pembelajaran berbicara. Semua itu bisa dilihat dari hasil temuan yang telah diperoleh peneliti pada pelaksanaan kegiatan siklus I, siswa yang mengikuti kegiatan debat 33 siswa dari keseluruhan 34 siswa. Tingkat kemampuan yang didapatkan siswa masih minim, semua itu dilihat dari lembar aktivitas siswa yang dinilai oleh observer sebagai pembantu peneliti
(42)
Pada siklus I, yang mendapatkan nilai tertinnggi sebesar 80, pada siklus II siswa yang mendapatkan nilai tertinggi sebesar 84 dan pada siklus III nilai tertinggi adalah 92. pada kategori terendah siklus I, nilai yang didapatkan sebesar 40, pada siklus II 40 dan siklus III nilai terendah 60. Selain itu, nilai rata-rata yang didapatkan siswa pada siklus I adalah 60, pada siklus II 62 dan siklus III sebesar 72.
berdasarkan hasil tiap siklus tersebut disimpulkan bahwa, penelitian tindakan kelas dengan menggunakan teknik active debate telah berhasil meningkatkan keterampilan siswa dalam kegiatan pembelajaran berbicara.
5.2 Saran
Untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran terhadap siswa, alangkah baiknya guru memberikan materi pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran, pada umumnya siswa sangat menyukai pembelajaran yang melibatkan kelompok seperti debat, diskusi, drama dan lain sebagainya. Untuk itu, guru harus kreatif dalam pemberian materi ajar yang akan diberikan terhadap siswa
Setelah menganalisis hasil penelitian. Penulis memiliki beberapa saran yang berkaitan dengan hasil penelitian tersebut, yaitu :
1) Salah satu cara untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran berbicara adalah dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan berhubungan dengan hal-hal yang mereka sukai. Tema yang dipilih haruslah yang bersifat kontroversial, untuk itu guru guru memberikan kepada siswa untuk memilih tema yang dipilih.
2) Memotivasi siswa yang kurang dalam kegiatan pembelajaran berbicara untuk lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran berbicara. Guru harus pandai mengembangkan materi yang disajikan agar menarik saat disampaikan kepada siswa.
(43)
3) Penelitian Tindakan Kelas sangat efektif dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran berbicara. Selain itu PTK juga efektif untuk meningkatkan kinerja pengajar dalam mengatasi permasalahan yang ada dalam kelas.
4) Penggunaan teknik active debate untuk meningkatkan keterampilan berbicara sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran berbicara, selain sebagai teknik yang bervariasi teknik active debate juga mampu memotivasi siswa dalam pembelajaran.
(44)
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR ... i
LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
ABSTRAKSI ... vi
DAFTAR ISI ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang asalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Batasan Masalah ... 5
1.4 Rumusan Masalah ... 5
1.5 Tujuan dan Manfaat ... 6
1.5.1 Tujuan Penelitian ... 6
1.5.2 Manfaat Penelitian ... 6
1.7 Anggapan Dasar ... 7
1.8 Definisi Operasional... 7
BAB 2 IHWAL KETERAMPILAN BERBICARA DAN TEKNIK ACTIVE DEBATE (PERDEBATAN AKTIF) 2.2 Hakikat Berbicara ... 9
2.1.1 Pengertian Berbicara ... 9
2.1.2 Manfaat dan Tujuan Berbicara ... 11
2.1.3 Faktor Penghambat dan Penunjang ... 12
(45)
2.2 Debat Aktif ... 14
2.3 Prosedur Metode Active Debate ... 16
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 20
3.2 Sumber Data ... 23
3.1.1 Tahap Perencanaan ... 23
3.1.2 Tahap Pelaksanaan ... 23
3.1.3 Tahap Pengamatan ... 23
3.1.4 Refleksi ... 24
3.3 Subjek Penelitian ... 24
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 24
3.4.1 Observasi ... 24
3.4.2 Wawancara ... 24
3.5 Instrumen Penelitian... 26
3.5.1 Instrumen tes ... 26
3.5.2 Pedoman Observer ... 33
3.5.3 Instrumen Nontes ... 33
3.6 Teknik Pengolahan Data ... 39
3.7 Kriteria Kemampuan Berbicara Siswa ... 42
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penerapan Teknik Active Debate ... 48
4.1.1 Profil Kemampuan Berbicara ... 48
4.1.2 Analisis Kendala dan Kebutuhan Belajar Siswa ... 58
(46)
4.1.4 Tujuan Pembelajaran ... 59
4.2 Pelaksanaan Siklus I ... 60
4.2.1 Perencanaan Tindakan Siklus I ... 60
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 61
4.3 Observasi Pembelajaran Siklus I ... 62
4.3.1 Deskripsi Pembelajaran Siklus I ... 62
4.3.2 Analisis Pembelajaran Siklus I ... 65
4.3.2.1 Analisis Tujuan Pembelajaran Siklus I ... 65
4.3.2.2 Analisis Proses Pembelajaran Siklus I ... 66
4.4 Hasil Kemampuan Siswa dalam Kegiatan Berbicara Siklus I ... 71
4.5 Evaluasi Pembelajaran Siklus I ... 71
4.6 Refleksi Siklus I ... 81
4.7 Pelaksanaan Siklus II ... 83
4.7.1 Perencanaan Tindakan Siklus II ... 83
4.7.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 84
4.8 Observasi Pembelajaran Siklus II ... 84
4.8.1 Deskripsi Pembelajaran Siklus II ... 84
4.8.2 Analisis Pembelajaran Siklus II ... 88
4.8.2.1 Analisis Tujuan Pembelajaran Siklus II ... 88
4.8.2.2 Analisis Proses Pembelajaran Siklus II ... 88
4.9 Hasil Kemampuan Siswa dalam Kegiatan Berbicara Siklus II ... 97
4.10 Evaluasi Pembelajaran Siklus II ... 97
4.11 Refleksi Siklus II ... 97
(47)
4.13 Pelaksanaan Siklus III ... 109
4.13.1 Perencanaan Tindakan Siklus III ... 109
4.13.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 110
4.14 Observasi Pembelajaran Siklus III ... 111
4.14.1 Deskripsi Pembelajaran Siklus III ... 111
4.14.2 Analisis Pembelajaran Siklus III ... 114
4.14.3 Analisis Tujuan Pembelajaran Siklus III ... 114
4.15 Analisis Proses Pembelajaran Siklus III ... 115
4.16 Hasil Kemampuan Siswa dalam Kegiatan Berbicara Siklus III ... 124
4.17 Evaluasi Pembelajaran Siklus III ... 124
4.18 Refleksi Siklus III ... 134
4.19 Pembahasan Hasil Penelitian ... 136
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 144
5.2 Saran ... 147
DAFTAR PUSTAKA ... 149
RIWAYAT HIDUP ... 151
(1)
147
Hendrik Praja Mustika, 2012
Penerapan Teknik Active Debate (Perdebatan Aktif) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Siswa
Pada siklus I, yang mendapatkan nilai tertinnggi sebesar 80, pada siklus II siswa yang mendapatkan nilai tertinggi sebesar 84 dan pada siklus III nilai tertinggi adalah 92. pada kategori terendah siklus I, nilai yang didapatkan sebesar 40, pada siklus II 40 dan siklus III nilai terendah 60. Selain itu, nilai rata-rata yang didapatkan siswa pada siklus I adalah 60, pada siklus II 62 dan siklus III sebesar 72.
berdasarkan hasil tiap siklus tersebut disimpulkan bahwa, penelitian tindakan kelas dengan menggunakan teknik active debate telah berhasil meningkatkan keterampilan siswa dalam kegiatan pembelajaran berbicara.
5.2 Saran
Untuk meningkatkan kegiatan pembelajaran terhadap siswa, alangkah baiknya guru memberikan materi pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran, pada umumnya siswa sangat menyukai pembelajaran yang melibatkan kelompok seperti debat, diskusi, drama dan lain sebagainya. Untuk itu, guru harus kreatif dalam pemberian materi ajar yang akan diberikan terhadap siswa
Setelah menganalisis hasil penelitian. Penulis memiliki beberapa saran yang berkaitan dengan hasil penelitian tersebut, yaitu :
1) Salah satu cara untuk memotivasi siswa dalam pembelajaran berbicara adalah dengan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan berhubungan dengan hal-hal yang mereka sukai. Tema yang dipilih haruslah yang bersifat kontroversial, untuk itu guru guru memberikan kepada siswa untuk memilih tema yang dipilih.
2) Memotivasi siswa yang kurang dalam kegiatan pembelajaran berbicara untuk lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran berbicara. Guru harus pandai mengembangkan materi yang disajikan agar menarik saat disampaikan kepada siswa.
(2)
148
3) Penelitian Tindakan Kelas sangat efektif dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran berbicara. Selain itu PTK juga efektif untuk meningkatkan kinerja pengajar dalam mengatasi permasalahan yang ada dalam kelas.
4) Penggunaan teknik active debate untuk meningkatkan keterampilan berbicara sangat diperlukan dalam kegiatan pembelajaran berbicara, selain sebagai teknik yang bervariasi teknik active debate juga mampu memotivasi siswa dalam pembelajaran.
(3)
Hendrik Praja Mustika, 2012
Penerapan Teknik Active Debate (Perdebatan Aktif) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR ... i
LEMBAR PERSEMBAHAN ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ... iv
ABSTRAKSI ... vi
DAFTAR ISI ... vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang asalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 4
1.3 Batasan Masalah ... 5
1.4 Rumusan Masalah ... 5
1.5 Tujuan dan Manfaat ... 6
1.5.1 Tujuan Penelitian ... 6
1.5.2 Manfaat Penelitian ... 6
1.7 Anggapan Dasar ... 7
1.8 Definisi Operasional... 7
BAB 2 IHWAL KETERAMPILAN BERBICARA DAN TEKNIK ACTIVE DEBATE (PERDEBATAN AKTIF) 2.2 Hakikat Berbicara ... 9
2.1.1 Pengertian Berbicara ... 9
2.1.2 Manfaat dan Tujuan Berbicara ... 11
2.1.3 Faktor Penghambat dan Penunjang ... 12
(4)
2.2 Debat Aktif ... 14
2.3 Prosedur Metode Active Debate ... 16
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 20
3.2 Sumber Data ... 23
3.1.1 Tahap Perencanaan ... 23
3.1.2 Tahap Pelaksanaan ... 23
3.1.3 Tahap Pengamatan ... 23
3.1.4 Refleksi ... 24
3.3 Subjek Penelitian ... 24
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 24
3.4.1 Observasi ... 24
3.4.2 Wawancara ... 24
3.5 Instrumen Penelitian... 26
3.5.1 Instrumen tes ... 26
3.5.2 Pedoman Observer ... 33
3.5.3 Instrumen Nontes ... 33
3.6 Teknik Pengolahan Data ... 39
3.7 Kriteria Kemampuan Berbicara Siswa ... 42
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Penerapan Teknik Active Debate ... 48
4.1.1 Profil Kemampuan Berbicara ... 48
4.1.2 Analisis Kendala dan Kebutuhan Belajar Siswa ... 58
(5)
Hendrik Praja Mustika, 2012
Penerapan Teknik Active Debate (Perdebatan Aktif) Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara
Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
4.1.4 Tujuan Pembelajaran ... 59
4.2 Pelaksanaan Siklus I ... 60
4.2.1 Perencanaan Tindakan Siklus I ... 60
4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 61
4.3 Observasi Pembelajaran Siklus I ... 62
4.3.1 Deskripsi Pembelajaran Siklus I ... 62
4.3.2 Analisis Pembelajaran Siklus I ... 65
4.3.2.1 Analisis Tujuan Pembelajaran Siklus I ... 65
4.3.2.2 Analisis Proses Pembelajaran Siklus I ... 66
4.4 Hasil Kemampuan Siswa dalam Kegiatan Berbicara Siklus I ... 71
4.5 Evaluasi Pembelajaran Siklus I ... 71
4.6 Refleksi Siklus I ... 81
4.7 Pelaksanaan Siklus II ... 83
4.7.1 Perencanaan Tindakan Siklus II ... 83
4.7.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 84
4.8 Observasi Pembelajaran Siklus II ... 84
4.8.1 Deskripsi Pembelajaran Siklus II ... 84
4.8.2 Analisis Pembelajaran Siklus II ... 88
4.8.2.1 Analisis Tujuan Pembelajaran Siklus II ... 88
4.8.2.2 Analisis Proses Pembelajaran Siklus II ... 88
4.9 Hasil Kemampuan Siswa dalam Kegiatan Berbicara Siklus II ... 97
4.10 Evaluasi Pembelajaran Siklus II ... 97
4.11 Refleksi Siklus II ... 97
(6)
4.13 Pelaksanaan Siklus III ... 109
4.13.1 Perencanaan Tindakan Siklus III ... 109
4.13.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus III ... 110
4.14 Observasi Pembelajaran Siklus III ... 111
4.14.1 Deskripsi Pembelajaran Siklus III ... 111
4.14.2 Analisis Pembelajaran Siklus III ... 114
4.14.3 Analisis Tujuan Pembelajaran Siklus III ... 114
4.15 Analisis Proses Pembelajaran Siklus III ... 115
4.16 Hasil Kemampuan Siswa dalam Kegiatan Berbicara Siklus III ... 124
4.17 Evaluasi Pembelajaran Siklus III ... 124
4.18 Refleksi Siklus III ... 134
4.19 Pembahasan Hasil Penelitian ... 136
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 144
5.2 Saran ... 147
DAFTAR PUSTAKA ... 149
RIWAYAT HIDUP ... 151